BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
Dalam bab ini, disajikan data yang dapat dikumpulkan dari hasil eksplorasi, pengumpulan data. Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain :
2.1 Tinjauan data 2.1.1. Data Penyelenggara
Gambar 2.1 Logo UNICEF
Program UNICEF di Indonesia dirancang berdasarkan perjanjian dengan Pemerintah Indonesia.UNICEF mendukung bantuan teknis, penguatan kapasitas, advokasi, formulasi kebijakan dan promosi isu-isu anak di Indonesia untuk membantu jutaan anak di Indonesia. Kelangsungan hidup anak dan perkembangan dini yang mencakup kesehatan ibu dan anak, gizi, air, sanitasi dan perilaku hidup bersih sehat, pendidikan dan perkembangan remaja termasuk HIV dan AIDS; kebijakan sosial, perlindungan anak dan dukungan respons darurat adalah isu-isu yang diemban UNICEF.
3
4
Sejarah UNICEF Indonesia UNICEF membantu Indonesia pertama kali pada 1948.Saat itu terjadi situasi darurat yang memerlukan penanganan cepat akibat kekeringan hebat diLombok.Kerjasama resmi antara UNICEF dan pemerintah Indonesia dijalin pertama kali pada 1950. Sejak
awal
masa
kemerdekaan,
UNICEF
tetap
dianggap mitra Indonesia yang berkomitmen untuk memperbaiki hidup anak-anak dan wanita di seluruh nusantara.Prioritas awal UNICEF adalah memberikan pelayanan dan persediaan yang sangat diperlukan untuk memperbaiki kesehatan anak Indonesia dan keluarganya. Pada awal 1960an, UNICEF berkembang menjadi organisasi pembangunan yang lebih terkonsentrasi pada kesejahteraan anak daripada sekedar bantuan kemanusiaan.Pada 1962, UNICEF melaksanakan program gizi di 100 desa dari delapan propinsi. Pada November 1966, Menteri Luar Negeri Adam Malik menandatangani perjanjian kerjasama UNICEF dan pemerintah Indonesia sesudah
Indonesia
bergabung
dengan
Perserikatan
Bangsa-
Bangsa.Awalnya fokus kerjasama menitikbertakan kelangsungan hidup anak-anak.Baru kemudian fokus berkembang pada masalah-masalah lain yang menguntungkan kedua belah pihak. Selama 50 tahun, UNICEF memainkan peranan penting dalam membantu pemerintah memajukan hidup anak-anak dan wanita. Sekarang UNICEF berkarya di 12 kantor wilayah untuk membantu melaksanakan program di 15 propinsi yang mencakup lebih dari 20juta orang Indonesia. Bersama dengan mitra-mitranya UNICEF berhasil membantu mengembangkan dan melobi adopsi Undang-undang Perlindungan Anak 2002. Undang-undang ini akan menjadi landasan perlindungan hak anak.
hukum bagi
5
Indonesia dan UNICEF menandatangani perjanjian kerjasama baru untuk Rencana Pembangunan Lima Tahun 2006-2010 yang terfokus pada enam program: Pendidikan, Kesehatan, Air dan Sanitasi, Memerangi HIV dan AIDs, Perlindungan Anak dan Keadaan Darurat. Kerjasama untuk tahun 2010 ditandatangi pada tanggal 12 Januari 2010.
2.1.2. Data isu Berikut ini adalah rangkuman Fakta, dan berdasarkan topik yang dibahas yang bersumber dari internet:
1. Fakta Indonesia
merupakan
Negara
nomor
ke-2
tertinggi
yang
mengalami masalah sanitasi. Di Indonesia sendiri, terdapat 55 juta penduduk Indonesia yang buang air besar sembarangan (BABS) disamping sungai, kali atau pantai. 55% air tanah di Jakarta terkontaminasi oleh bakteri e-coli. hal tersebut membuat anak-anak kecil maupun remaja yang tinggal di bantaran kali terkena diare. Bagian-bagian utama dari kegiatan dan program UNICEF di Indonesia mencakup penanganan kualitas air yang tidak memadai, cakupan sanitasi yang rendah dan kebersihan yang kurang. Bidang itu menjadi tantangan-tantangan karena memiliki dampak pada kesehatan, gizi, pencapaian pendidikan anak dan keluarga. Kami mendukung prakarsa yang memungkinkan masyarakat untuk memainkan peran penting dalam mengembangkan dan mengelola ‘sanitasi total berbasis masyarakat’ yakni ketika lima pilar utama sanitasi ditangani dan dicermati secara memadai: penghentian buang air besar secara sembarangan, promosi cuci tangan pakai sabun, peningkatan pengolahan air rumah tangga, pengelolaan sampah padat dan pengelolaan limbah cair dan saluran pembuangan secara tepat.
6
2. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) PHBS, dari singkatannya saja kita sudah mengerti akan arah dari program yang sudah sering kita dengar. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, merupakan karakter yang harus dibiasakan sejak dini sehingga terbentuk paradigma sehat dalam diri kita yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina sosial (sosial
support),
dan
pemberdayaan
masyarakat
(empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002) Namun kenyataannya, PHBS ini belum diterapkan dengan baik dan benar di lingkungan keluarga, masyarakat bahkan dilingkungan sekolah sebagai wadah awal keberhasilan program ini. Sangat susah memang untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan yang baik dan sehat.
-
Mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun Perilaku ini adalah perilaku dasar yang harus diterapkan sejak dini kepada anak-anak. Perilaku sehat mencuci tangan sangat banyak
manfaatnya,
adalah “Menghindarkan
yang anak
paling dari
pasti
manfaatnya
kemungkinan
terkena
penyakit DIARE”. Penyakit ini adalah penyakit pembunuh nomor dua setelah ISPA bagi anak-anak Indonesia dan menurut data RISKEDAS 2013 menyebutkan masih 47% masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan yang baik mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh makanan.
7
3. Biasakan cuci tangan pakai sabun pada 5 waktu kritis Biasakan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 waktu kritis, yaitu sebelum makan; sehabis buang air besar; sebelum menyusui; sebelum menyiapkan makan; setelah menceboki bayi; dan setelah kontak dengan hewan. Demikian pesan Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, pada puncak peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) di Jakarta, Sabtu (15/10) pagi. Turut hadir dalam peringatan tersebut, Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto; Ketua 3 Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) II, Silvia Agung Laksono; dan Ibu Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Sri Hartati Fauzi Bowo. “Membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai sabun berarti mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Cuci tangan pakai sabun dapat dengan mudah dilakukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak”, ujar Menkes. Mengutip hasil studi WHO, perilaku CTPS yang merupakan pilar ke-2 Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM), mampu mengurangi angka diare sebanyak 45% dan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. Saat ini angka morbiditas Diare turun dari 423 per seribu penduduk (2006) menjadi 411 per seribu penduduk (2010). Sementara itu, berdasarkan laporan kajian Morbiditas Diare (2010) Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dit. P2ML) Kemenkes RI, menyatakan berbagai kampanye, sosialisasi dan advokasi melalui HCTPS selama beberapa tahun terakhir, mampu meningkatkan kebiasaan cara mencuci tangan dengan benar (dengan air mengalir dan sabun) pada lima waktu kritis, yaitu sebelum makan sebesar 35,6%; sebelum menyusui 52,12%; sebelum menyiapkan makan 52,88%; setelah buang air besar 65,15%; dan setelah menceboki bayi 62,26%. “Walaupun sudah menunjukan peningkatan, namun kebiasaan CTPS masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan lagi”, tambah Menkes.
8
HCTPS yang diperingati oleh banyak negara di dunia, merupakan upaya untuk meningkatkan budaya CTPS secara global, sehingga penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dan perilaku manusia seperti penyakit diare dan pneumonia, yang dapat berakibat fatal, dapat dikurangi. Menkes menjelaskan, untuk mewujudkan Indonesia bersih, sehat dan berkualitas, perlu dimulai dengan hal-hal yang sederhana dan konkrit dilingkungan dan rumah tangga, seperti edukasi kepada anak-anak dan keluarga akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan, baik kebersihan diri pribadi serta peduli akan kondisi lingkungan sekitar.
4. Telephone genggam menjijikan Berapa kali dalam sehari Anda menggunakan atau menyentuh ponsel Anda? Lupakan itu, berapa kali kita menggunakan ponsel pada hari biasa? Apakah anda pernah membayangkannya, bagaimana ponsel kita bisa sangat kotor? Berikut adalah beberapa fakta ponsel menjijikkan: • Kontaminasi pada ponsel lebih cepat daripada kontaminasi dibawah sepatu, toilet atau gagang pintu • Ponsel memiliki 18 kali lebih banyak bakteri daripada pegangan toilet flush di toilet • Kuman seperti Staphylococcus, Micrococcus dan Bacillus dapat ditemukan pada ponsel • Bakteri dapat hidup pada ponsel Anda sampai seminggu • 30% dari virus dapat menjalar ke ujung jari Anda hanya dengan menyentuh layar telepon. Virus ini kemudian dapat menyebar dengan menggosok mata Anda, menggigit kuku atau menempatkan tangan Anda ke wajah Anda • Ponsel mengandung puluhan ribu kuman pada setiap inci persegi telepon
9
• Kuman dapat berkembang biak di tempat-tempat yang hangat dalam bagian ponsel, yang sewaktu-waktu dapat menyebar ke tangan dan wajah • Beberapa ponsel memiliki 500 kali jumlah kuman dari pada dudukan toilet
4. Air dan Kesehatan Air memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan.Air yang baik dapat menjamin kita lebih terjaga dari penyakit, ketimbang air yang kurang baik. Menurut Ir. C. Totok Sutrisno, dkk, dalam bukunya Teknologi Penyediaan Air Bersih (2006) dijelaskan seberapa penting air bagi manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Dia menjelaskan air dapat menjadi tempat berkembangbiak penyakit yang disebut Non Phatogenic Organisme, diantaranya : 1) Actinomycetes Mereka hidup di air yang kotor yang dimana juga system distribusi airnya kurang baik. Muncul rasa dan bau yang tidak sedap.Sporanya dapat menembus jaringan air. 2) Algae Mereka hidup di air yang kotor yang dimana berdekatan dengan genangan air kotor. Muncul rasa dan bau yang tidak sedap.Algae ini sendiri dipengaruhi oleh musim.Jika jumlahnya melebihi batas wajar, dapat menghambat filter dalam penyaringan air. 3)
Coliform
Bacteria
Mereka hidup di air genangan dan air yang sudah tercemar tinja dan pembuangan. Muncul rasa dan bau yang tidak sedap.Biasanya sering digunakan petunjuk apakah air tersebut tercemar atau tidak.
10
4) Fecal Streptococci Mereka hidup di air genangan dan air yang sudah tercemar tinja dan pembuangan. 5) Iron Bacteria Mereka hidup di air tanah dan air permukaan. Karena mereka mengandung besi, mereka dapat mengandung bakteri, dan textur yang dihasilkan berlendir serta terdapat clogging pada pipa saringan. 6) Free Living Worms Mereka hidup di air-air, baik air yang belum maupun air yang sudah diolah. Air yang tercemar ini berbau dan memiliki pandangan yang menjijikan.
2.1.3 Kampanye yang sedang berlangsung TINJU TINJA
Gambar 2.2 Tinju Tinja Logo UNICEF meluncurkan kampanye multi media “Tinju Tinja” untuk memerangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS), faktor dengan kontribusi terbesar terhadap angka kematian anak di Indonesia. Berdasarkan hasil survey Levels & Trends in Child Mortality tahun 2014, lebih dari 370 anak berusia balita meninggal di Indonesia setiap harinya, yang sebagian besar disebabkan oleh diare dan pneumonia. Penyakit yang sebetulnya dapat dihindari sebagai akibat dari perilaku BABS, sanitasi dan kebersihan yang buruk. Berdasarkan Joint Monitoring Program tahun 2014, sebuah riset gabungan antara UNICEF dan WHO, 55 juta orang di
11
Indonesia melakukan BABS, membuat Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di dunia dalam hal BABS. Perilaku BABS seperti di ladang, pantai, di bantaran sungai dan di area lainnya berarti kotoran terekspos dan dapat mencemari air, lalat, bahkan membahayakan manusia secara langsung. “BABS adalah isu yang sangat serius dan ini mempengaruhi bukan saja mereka yang tidak memiliki toilet, namun juga mereka yang mempunyainya. Orang-orang bisa terjangkit penyakit dari kotoran yang terekspos udara,” ungkap Dr.Aidan Cronin, Ketua Program Water, Sanitation and Hygiene (WASH), UNICEF Indonesia saat acara peluncuran Kampanye Tinju Tinja yang bertepatan dengan hari Toilet Sedunia, Rabu 19 November 2014. Secara global, sebanyak 1,9 miliar orang telah memliki akses terhadap sanitasi yang baik sejak 1990. Namun demikian, perkembangannya tidak sejalan dengan pertumbuhan populasi, dan dengan demikian target sanitasi Millenium Development Goals (MDG) sulit tercapai pada tahun 2015. Sebanyak 82 persen dari 1 miliar orang yang melakukan BABS ada di sepuluh negara: India, Indonesia, Pakistan, Nigeria, Ethiopia, Sudan, Nigeria, Nepal, China, danMozambik. Angka orang yang melakukan BABS terusnaik di 26 negara di sub-Sahara Afrika, walau angka tersebut menurun di Asia, Amerika Latin dan Karibia. Mengutip data WHO, Aidan mengemukakan bahwa sebanyak 88 persen angka kematian anak akibat diare disebabkan oleh kesulitan mengakses air bersih dan keterbatasan sistem sanitasi. Tidak hanya itu, sanitasi yang buruk dan BABS memperbesar resiko terganggunya pertumbuhan fisik anak sehingga tidak optimal pada usianya. Masalah kekerdilan
pada
anak
mempunyai
efek
jangka
panjang
yang
mempengaruhi mereka baik secara fisik, ekonomi dan sosial. Aidan
menyampaikan,“Kami
sangat mengapresiasi program
pemerintah seperti Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Namun komitmen dan dukungan penuh diperlukan untuk memastikan bahwa semua anak akan lahir di lingkungan yang tidak akan membuat pertumbuhan fisik mereka terganggu; tidak lagi mengalami diare yang terus-menerus, dan kaum perempuan bebas dari pelecehan dan rasa malu jika mereka tidak mempunyai toilet.
12
Menggunakan toilet bersih adalah hal yang berkaitan dengan kesehatan dan martabat. Kami berharap adanya norma baru yang tercipta dari kampanye ini, yaitu tidak ada lagi masyarakat yang berpola pikir untuk buang air besar di tempat terbuka. Adalah tugas kita untuk menyuarakan hal ini, mengajak bangsa ini untuk bangkit dan bersamasama mengampanyekan Indonesia yang bebas tinja.”Kampanye ini didukung oleh Melanie Subono, Duta Kampanye Tinju Tinja. Menurut Melanie, untuk dapat memerangi isu ini diperlukan kerjasama semua pihak dari berbagai kalangan, termasuk keterlibatan dan komitmen aktif kaum muda perkotaan dalam mengampanyekan Tinju Tinja ini. “Pertarungan untuk memerangi BABS, sekaligus kampanye hidup sehat ini membutuhkan partisipasi aktif semua lapisan masyarakat, terutama kaum muda sebagai pencipta trend dan dapat memberikan pengaruh kepada para pengambil keputusan.”“Melalui kampanye Tinju Tinja, kami berharap agar kaum muda perkotaan yang telah teredukasi dalam menggunakan toilet bersih turut mengedukasi orang-orang di sekitarnya akan
bahayanya
pola
hidup
BABS.Diharapkan
mereka
mampu
mempengaruhi lingkungan dan komunitasnya dan menjadi bagian dari agen perubahan sosial,” ujar Melanie. Isu kesehatan dan sosial yang dapat berdampak kepada anak-anak dan mempengaruhi masa depan bangsa telah menjadi keprihatinan tersendiri baginya. Inilah yang menjadi alasan Melanie untuk bergabung dengan UNICEF dan menyuarakan kampanye Tinju Tinja ini.Kampanye Tinju Tinja sebelumnya telah diawali oleh fase teaser sejak awal bulan November.Memanfaatkan media online seperti Twitter, YouTube dan Kaskus, pada fase ini dimunculkan sosok “Ninja Tinja‟ yang kehadirannya merupakan teror yang mengancam kesehatan anak dan harus dikalahkan dengan tinju. www.tinjutinja.com
13
2.1.4 Kampanye yang sejenis Lifebuoy Berbagi Sehat
Gambar 2.3 Logo kampanye Lifebuoy
PT Unilever Indonesia, Tbk., melalui brand sabun kesehatan Lifebuoy,terlibat aktif dalam Public-Private Partnership for Hand Washing with Soap (PPPHW)dalam perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) 2012 di bawah koordinator Kementerian Kesehatan RI yang menggelar perayaan HCTPS secara nasional di Jakart adan di kota besar di Indonesia, Surabaya, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Tujuan Lifebuoy adalah memberikan solusi kebersihan dan kesehatan yang terjangkau dan mudah diperoleh sehingga orang dapat menjalani hidup tanpa rasa khawatir dengan kebersihan dan akibatnya terhadap kesehatan. Meningkatkan kesehatan dan kebersihan selama lebih dari 100 tahun, Lifebuoy adalah salah satu merek tertua, suatu merek yang benar-benar mendunia sebelum istilah merek global diciptakan. Sabun Disinfektan Royal Lifebuoy diluncurkan pada tahun 1894 sebagai suatu produk baru yang terjangkau di Inggris, untuk mendukung orang mendapatkan kebersihan diri yang lebih baik. Segera setelah diluncurkan, sabun Lifebuoy berkelana ke seluruh dunia, menjangkau negara-negara seperti India, suatu negara tempat sabun ini masih merupakan merek terkemuka di pasar.
14
Hari cuci tangan pakai sabun
Gambar 2.4 Logo kampanye hari cuci tangan
HARI CUCI TANGAN PAKAI SABUN 2012 “Anak Sehat Dimulai Dari Tangan Sehat” Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah aksi terpadu untuk menurunkan angka kejadian penyakit menular berbasis lingkungan, salah satunya yang paling1 umum adalah diare, dan untuk lebih meningkatkan perilaku higienitas serta kualitas kehidupan masyarakat Indonesia. STBM merupakan aksi terpadu yang dapat mendukung tercapainya Millennium Development Goals ke-4 pada tahun 2015. Berdasarkan hasil riset terkini, Strategi Nasional STBM menunjukkan signifikansi penurunan angka kejadian diare (hingga 94%) dan angka cacingan (sampai 71,6%) yang dapat dicapai dengan adanya modifikasi lingkungan untuk merubah perilaku negatif. Contohnya
seperti:
pengurangnya
buang
air
sembarangan,
peningkatan kebiasaaan untuk mencuci tangan dengan memakai sabun, pengelolaan air minum rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, dan pengolahan limbah cair.PENDAHULUAN Sampai saat ini, pada kenyataannya penerapan dari perilaku – perilaku yang diharapkan tersebut masih berjalan sendiri – sendiri, sehingga pengaruhnya masih kurang kuat. Pada tahun 2008 telah disepakati untuk melakukan pendekatan atau aksi yang terintegrasi melalui berbagai program, bersama – sama dengan para mitra terkait. Pemerintah Indonesia mencanangkan kegiatan STBM di 20.000 desa sampai dengan tahun 2014. Oleh
15
karena itu sebagai bentuk implementasi dari Strategi Nasional STBM, Kementerian Kesehatan berkerja sama dengan para stakeholder terkait membangun sebuah kemitraan Pemerintah Swasta untuk melakukan program terpadu sehingga STBM dapat menjadi budaya di masyarakat yang dapat menjadikan masyarakat Indonesia lebih bermartabat. Dengan kesadaran tersebut dapat menciptakan masyarakat yang mandiri dalam memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya, sehingga angka kematian dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dan perilaku manusia dapat berkurang.
2.1.5 Target komunikasi UNICEF 1. Target Primer -
Usia : 30-45
-
Jenis kelamin : Pria-Wanita
-
Status : Karyawan, Wiraswasta
-
Pendidikan : >Mahasiswa
-
Tingkat sosial : C-A
Geografis : -
Perkotaan
-
DKI jakarta
-
Daerah tropis
Psikografis : -
Open minded
-
Peduli
-
Suka mencari informasi
-
Dermawan
16
2. Target Sekunder -
Usia : 21-29
-
Jenis kelamin : Pria-Wanita
-
Status : Mahasiswa, pekerja muda
-
Pendidikan : >SMA
-
Tingkat sosial : C-A
Geografis : -
Perkotaan
-
DKI jakarta
-
Daerah tropis
Psikografis : -
Open minded
-
Peduli
-
Suka mencari informasi
2.1.6 Hasil Survey Pertanyaan : 1. Berapa usia Anda Usia Responden berada direntan usia 13-18 tahun.
Gambar 2.5 Diagram usia responden survei
17
2. Jenis kelamin Responden lebih dominan perempuan.
Gambar 2.6 Diagram jenis kelamin responden survey
3. Apakah anda pernah mendengar kampanye tentang PHBS? Dalam survey ini, responden mayoritas tidak tahu kampanye
yang
berkaitan
dengan
perilaku
hidup
sehat.Sisanya belum atau tidak memperhatikan, dan lupa.
Gambar 2.7 Diagram respon kampanye PHBS
bersih
18
4. Apakah sudah melakukan perilaku hidup bersih sehat? Sebagian besar responden, percaya mereka sudah melakukan perilaku hidup bersih sehat.
Gambar 2.8 Diagram respon PHBS
5. Apakah sudah melakukan perilaku hidup bersih sehat dalam skala? Responden merasa kalau mereka diposisikan berada diantara belum dan sudah.
Gambar 2.9 Diagram skala PHBS
19
6. Apa yang sudah anda lakukan untuk mewujudkan perilaku hidup bersih sehat? Responden diberikan pertanyaan tersebut, dan sebagian besar dari jawaban, mereka ada membuang sampah pada tempatnya.Kemudian disusul dengan mandi 2 kali sehari, mengosok
gigi,
memilih
makanan
yang
sehat
dan
berolahraga.Tetapi hanya satu orang yang ada menjawab mencuci tangan.
7. Apakah anda mengetahui dampak jika tidak berperilaku hidup bersih dan sehat?
Gambar 2.10 Diagram dampak PHBS
2.1.7 Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan dr. Grace Hananta, selaku pemilik di klinik di Jakarta : 1. Menurut anda, apa itu Perilaku Hidup Bersih Sehat(PHBS)? Perilaku sehari-hari yang dilakukan dengan memperhatikan segi kebersihan dalam setiap aspek hidup yang membawa dampak terpeliharanya kesehatan pribadi maupun keluarga.
20
Tujuan PHBS yang dilakukan pemerintah dan organisasi lainnya adalah untuk mengurangi angka kematian anak-anak dari penyakit.Dalam kondisi ini jugalah dokter medis ikut serta membantu mengurangi angka kematian itu.
Cuci Tangan salah satu aspek yang paling inti dalam PHBS.Tetapi ini juga dipengaruhi dari aspek-aspek lainnya seperti air yang memadai, serta sanitasi yang baik.
2. Cuci tangan? (bagaimana cara mencuci tangan yang baik) Cuci tangan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari! Karena mandi dan hal-hal yang lain tidak cukup. Setiap hari kita akan berhadapan dengan fasilitas umum. Sepertinya yang kita tahu, fasilitas umum atau barang-barang yang kita pengang sehari-hari tidak terlepas dari kuman, virus atau bakteri.
Cuci tangan sendiri ada 2 jenis, cuci tangan kering dan cuci tangan basah. Cuci tangan kering dapat menggunakan cairan antiseptic atau tisu basah. Sedangkan cuci tangan basah menggunakan air dan sabun (Baik sabun biasa maupun antiseptic). Berikut adalah 7 langkah penting mencuci tangan : 1) Telapak dengan telapak.
Gambar 2.11 Gambar cuci tangan 1
21
2) Telapak kanan diatas punggung tangan kiri, telapak kiri diatas punggung tangan kanan.
Gambar 2.12 Gambar cuci tangan 2
3) Telapak dengan telapak dan jari saling terkait.
Gambar 2.13 Gambar cuci tangan 3
4) Punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci.
Gambar 2.14 Gambar cuci tangan 4
22
5) Jari-jari kanan digosok memutar oleh telapak kiri, dan sebaliknya.
Gambar 2.15 Gambar cuci tangan 5
6) Jari kiri menguncup, gosok memutar, ke kanan dan ke kiri pada telapak kanan, dan sebaliknya.
Gambar 2.16 Gambar cuci tangan 6
7) Pengang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, gerakan memutar.
Gambar 2.17 Gambar cuci tangan 7
8) Setelah itu keringkan dengan tisu dan tutup kran air dengan tisu atau dengan siku tangan.
23
3. Kuman yang timbul dari tangan yang kotor? - Kuman : E-Coli, Staphylococcus, Streptococcus - Virus
: H. Influenza
- Cacing
4. Dampak dari tidak mencuci tangan? Jangka pendek : Tertular penyakit seperti diare, ISPA, cacingan. Jangka panjang : Karena sering mengobati penyakit-penyakit diatas dengan antibiotic, maka dapat terjadi resistensi pada kuman-kuman tersebut.
5. Dampak dari mencuci tangan? Jangka pendek : Terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh kuman, virus, dan cacing. Jangka panjang : Terpeliharanya hidup bersih dan sehat.
6. Pesan? “Sadarilah bahwa menjaga kesehatan mulai dari mencuci tangan.”
2.2 Tinjauan teori 2.2.1 Landasan teori Teori Desain Komunikasi Visual Desain Kata “desain” berasal dari bahasa Itali “designo” dan dari bahasa Latin “designare” yang kurang lebih bermakna membuat, merancang, merencanakan, atau membentuk sesuatu. Tujuan utama dari desain adalah untuk memecahkan masalah. Prinsip perkembangan desain yaitu: irama, gerakan, dan kedalaman. Pada sebuah proses desain dapat disimpulkan bahwa elemen = bahan, dan prinsip = resep.
24
Komunikasi Kata “komunikasi” berasal dari bahasa Inggris “communication” dan dari bahasa Latin “communicatus” yang artinya “berbagi.” Menurut Kamus 4 Besar Bahasa Indonesia, komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung atau tidak langsung melalui media (Effendy, 2007). Visual Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, visual berarti sesuatu yang dapat dilihat dengan indra penglihatan atau berdasarkan penglihatan. Memvisualkan berarti menjadikan suatu konsep dapat dilihat dengan indra penglihatan. Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual berarti perancangan informasi kepada pihak lain dengan menggunakan media penggambaran yang hanya dapat dilihat dengan indra penglihatan. Namun, biasanya media komunikasi seperti video, mengkombinasikan visual dengan audio atau suara yang disebut juga dengan 5 audio visual, sehingga dapat dilihat dengan indra penglihatan dan pendengaran. Menurut Yongky Safanayong (2006), Desain berasal dari kebutuhan pokok manusia dan hasrat, sejak dahulu dalam sejarah manusia. Empat fungsi Desain Komunikasi Visual : 1. Untuk memberi tahu atau memberikan informasi (to inform), mencakup : menjelaskan, menerangkan, dan mengenalkan. 2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), mencakup : membuka pikiran dan menguraikan.
25
3. Untuk membujuk (to persuade), mencakup : menganjurkan (umumnya dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk kepercayaaan, logika dan daya Tarik. 4. Untuk melindungi (to protect), fungsi khusu untuk desain kemasan dan kantong belanja. Teori Kampanye Sosial Kampanye adalah suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Kampanye diartikan sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan maksud tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu (Rogers & Storey, 1987) Menurut Kennedy dan Soemanagara (dalam Satriojati, 2007) Strategi komunikasi yang dirancang secara tepat akan menghasilkan tindakan yang diinginkan. Berikut adalah tujuan utama dari kegiatan kampanye sosial : 1. Menyadarkan audience serta memberi informasi mengenai sebuah barang, jasa, atau ide 2. Menumbuhkan dalam diri audience suatu perasaan suka akan barang, jasa atau ide yang disajikan dengan memberinya presepsi 3. Menyakinkan audience akan kebenaran tentang apa yang dianjurkan dalam iklan dan karenanya menggerakannya untuk berusaha memiliki atau menggunakan barang atau jasa yang dianjurkan. Teori Promosi Promosi adalah proses awal dalam memperkenalkan ide, produk, dan hal lainnya. Serta memasarkan dan memperkuat brand itu sendiri. Dengan ide, solusi dan eksekusi yang beragam. (Landa, 2006, 198).
26
Berikut ini adalah tujuan dari promosi : 1. Memperkenalkan produk seluas mungkin. 2. Menyusun produk agar tampil semenarik mungkin. 3. Menyampaikan isi pesan semenarik mungkin, tanpa harus berbohong. Isi pesan tersebut harus membangkitkan kesadaran dan hasrat yang kuat sebagai saingan terhadap pesan-pesan promosi lainnya. Jenis promosi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Above the line Promosi dengan media (televisi, radio, koran, internet) dimana para advertiser membayar agensi periklanan untuk penempatan iklan tersebut. 2. Below the line Promosi dengan bentuk yang berbeda. Biasanya konsumen tidak sadar dengan adanya promosi jenis ini. Adapun yang termasuk jenis promosi below the line adalah sponsorship, penempatan produk, sales promotion, merchandise, direct email, personal selling, dan public relation. Teori Warna Warna
adalah
sebuah
elemen
desain
yang
langsung
dapat
berkomunikasi secara instan melebihi elemen lain seperti tipografi dan gambar(Orangeseed Design, 2004).Pemilihan dan penggunaan warna juga dapat menghadirkan realisme, menarik perhatian, menciptakan mood dan membangun identitas dari brand itu sendiri (Advertising, 514). Menurut pandangan dari Sean Adams, Noreen Morioka dan Terry Stone dalam bukunya, (Stone, Adams, & Morioka, 2006), menjelaskan ada beberapa aturan warna yang harus diperhatikan, di antaranya: -Convey Information Dikatakan bahwa pemilihan warna yang tepat dapat mengirimkan pesan yang tepat (the Right Color sends the Right Message), karena warna pada dasarnya dapat membangkitkan emosi dan mood tertentu pada orang yang melihatnya.
27
-Create Color Harmony Pemilihan warna tidak hanya harus tepat, namun juga harus harmonis.Selalu ingat tujuan komunikasi ketika kita mulai memilih warna. -Hold and Attract Attention Pemakaian warna yang tepat dan kuat dapat menarik perhatian orang yang melihatnya.Warna dapat secara langsung berhubungan dengan emosi manusia, karena pada dasarnya tubuh kita bereaksi merespon cahaya, dan warna adalah pantulan gelombang cahaya. -Context is Everything Warna-warna yang kita pilih adalah relatif. Ketika sebuah warna berjajar dengan warna yang lain, maka warna dapat saling mempengaruhi penglihatan kita. Satu warna, ketika dijajarkan dengan 2 warna yang berbeda, dapat terlihat berbeda. -Assist in Mnemonic Value Kata mnemonic berasal dari Bahasa Yunani yang berarti pikiran (mind).Warna dapat digunakan untuk mempengaruhi pikiran manusia. Pemilihan warna yang tepat dapat membuat sesuatu menjadi mudah diingat oleh manusia -Think About Composition Komposisi
warna
dalam
sebuah
karya
visual
tidak
hanya
dapat
mempengaruhi emosi dan pikiran, tetapi juga mempengaruhi komposisi karya itu sendiri, karena komposisi warna dapat mempengaruhi keseimbangan sebuah komposisi layout. Teori Pemilihan Media Menurut Kemp and Dayton (dalam Azhar, 1997) secara umum media mempunyai kegunaan : 1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
28
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra. 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara target dengan sumber belajar. 4. Memungkinkan target belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman untuk menimbulkan presepsi yang saman. Teori Ilustrasi Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya.Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.Illustrasi juga mengeliminasi detail yang dapat memudahkan memahami makna, sebab yang tersisa
adalah
‘Highlight’
dari
gambar
atau
illustrasi,
serta
dari
menyederhanakan pesan visual, dapat mengintensifkan makna dan mood dari gambar atau illustrasi tersebut (Advertising, 515). Fungsi khusus ilustrasi antara lain : - Memberikan bayangan setiap karakter didalam cerita - Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan didalam tulisan ilmiah - Memberikan bayangan langkah kerja - Mengkomunikasikan cerita - Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia - Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan - Dapat menerangkan konsep
Illustrasi sendiri dapat diwujudkan dalam bentuk sketsa pensil, vector desain, digital drawing atau mungkin mix media yang menggabungkan dari ketiga elemen tersebut(Zeegen, 2005: 77).Teknik digital membuat elemen
29
elemen didalam illustrasi menjadi konstan baik dalam re-coloring, retouching, dan re-positioning. Teori Tipografi Ada beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tipografi (Carter, Meggs, & Day, 2007) : - Legibility
: mudah dibaca dan jelas.
- Readibility : menarik dibaca. - Visibility
: berkaitan dengan apakah huruf dapat terlihat atau tidak.
- Clarity
: kejelasan huruf.
Daton Sihombing didalam bukunya “Tipografi dalam Desain Grafis” menerangkan bahwa tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif.Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atau memperkuat atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Teori Psikologi Dasar psikologi didaktis yang digunakan dalam pembagian masamasa perkembangan dari pribadi manusia dari sudut tinjauan teknis umum penyelenggaraan
pendidikan.Menurut
John
Amos
Comenius(dalam
Baharuddin, 2009: 108), usia12-18 tahun atau periode sekolah latin (scola latina). Yaitu tahap perkembangan fungsi intelektual. Anak mulai diajarkan bahasa latin sebagai bahasa kebudayaan yang ada pada saat itu dianggap paling tinggi dan paling kaya kedudukannya. Bahasa tersebut diajarkan pada anak agar mereka mencapai taraf beradab dan berbudaya. Diusia18-24 tahun atau periode masuk akademik/ perguruan tinggi (academia). Yaitu tahap perkembangan
fungsi
kemampuan
berdikari, self
direction, dan self
30
control. Anak mulai mengalami proses pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah, disamping mempelajari macam-macam ilmu pengetahuan. Diatas 24 adalah tahap ketika intelek memimpin perkembangan semua aspek kepribadian menuju kematangan pribadi dimana manusia kemampuan mengasihi Allah SWT dan sesama manusia. Selain itu menurut Jean Jackues Rousseav (dalam Baharuddin, 2009: 109) tahapan perkembangan mengalami bermacam-macam sifat yang berbeda-beda dari satu fase ke fase lainnya.Diantaranya : a. 2-12 tahun adalah tahap pendidikan b. 12-15 tahun adalah tahap pendidikan akal c. 15-20 tahun adalah tahap pembentukan watak dan pendidikan agama
2.2.2 Analisa SWOT Ada beberapa pemikiran analisa SWOT yang dilalui dalam pencapaian data yang dibutuhkan kemudianhari, diantaranya adalah :
Strength (Kekuatan) -
Merupakan salah satu organisasi PBB yang memiliki jaringan yang cukup luas, dan salah satu jaringannya ada di Indonesia.
-
Mendapat dukungan dari pemerintah pusat maupun daerah dan dari organisasi yang terkait.
Weakness (Kelemahan) -
Kurangnya kesadaran masyarakat khususnya menengah kebawah akan dampak dari kesehatan dan pola perilaku hidup sehat
Opportunity (Kesempatan) -
Adanya orang lain berjuang demi air dan kesehatan lingkungan.
Threat (Ancaman) -
Kesadaran yang kurang akan air dan kesehatan lingkungan.