3 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Data
2.1.1 Data Kuantitatif
Data riset ini dari berbagai sumber, diantaranya: • Data dari buku “Pengembangan Wilayah NTT dari Perspektif Sosial” • Data dari Dinas Pariwisata Daerah Ngada, Flores, NTT • Dara dari Dinas Pariwisata Daerah Ngada, Flores, NTT
2.1.1.1 Flores, NTT
Menurut buku “Pengembangan Wilayah NTT dari Perspektif Sosial” secara geografis, Provinsi NTT terletak antara 8-12 Lintang Selatan (L.S) dan 118-125 Bujur Timur (B.T). Dengan posisi geografisnya tersebut menjadikan Provinsi NTT ini sangat strategis karena berada di wilayah perbatasan antar Negara. Provinsi NTT merupakan kawasan terdepan Indonesia yang berbatasan langsung (darat dan laut) dengan dua Negara, yaitu Timor Leste dan Australia. Pulau-pulau besar yang ada di Provinsi NTT diantaranya adalah Flores, Sumba, dan Timor. Di lihat dari aspek sarana dan prasarana dapat dikatakan bahwa NTT merupakan Provinsi yang secara umum memiliki keterbatasan dalam hal tersebut. Padahal sarana dan prasaran sangat penting peranannya, terutama untuk memudahkan masyarakatnya mendapatkan berbagai macam akses dan pelayanan yang merupakan haknya untuk memenuhi segala kebuthan hidupnya. Majunya suatu wilayah atau masyarakat dapat diukur dengan tersedianya sarana dan prasarana dan pemanfaatan sarana yang ada. Selama ini perhatian pemerintah terhadap pembangunan jalan darat sudah cukup besar. Representasi hal tersebut hal tersebut antara lain dapat dilihat dari telah dibangunnya jalan Negara dan Provinsi yang panjangnya masing-masing mencapai 1.406,681 km dan 1.737,37 km.
4 Dalam membahas masalah ekonomi wilayah ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut, 1. Ada sumber daya. Sumber daya yang dimaksud meliputi sumber daya alam dan sumber daya manusia. Sumber daya alam ini antara lain dapat berupa lahan yang luas, jumlah dan mutunya terbatas, dan tersebar tidak merata di berbagai wilayah.. Semantara itu, dalam analisis sumber daya manusia lebih ditekankan pada potensi kemampuan kreatifitas dan inovasi individu dalam mengelola sumber daya alam yang ada. Kemampuan sumber daya manusia ditentukan olaeh faktor tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. 2. Kedua adalah lokasi. Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh wilayah bukan saja ditentukan oleh jumlah dan mutunya, melainkan juga lokasi di mana suatu sistem tata ruang berada. Tingkat efiiensi suatu kegiatan pada suatu lokasi tertentu sangat dipengaruhi oleh posisi relatif lokasi lainnya. 3. Ketiga adalah kelembagaan. Peranan kelembagaan pada perkembangan ekonmi wilayah menyangkut bukan hanya organinsasi, melainkan tata nilai dan norma-norma perilaku di dalam pembangunan 4. Keempat adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi wilayah sangat ditentukan oleh keragaman dan besarnya inovasi, pengenalan, penciptaan, pemanfaatan keunggulan kompetitif, tingkat perkembangan struktur perekonomian wilayah, dan kemampuan meramal mekanisme pasar Melihat dari perspektif budaya, menetapkan suatu ruang sebagai kesatuan pengembangan, mempunyai banyak kriteria yang memberikan gambaran yang relatif menunjang. Perjumpaan dengan modernitas dan pembangunan sebagai prasyarat bagi pengembangan wilayah tidak dapat dibatalkan. Dalam konteks daerah, baik modernisasi maupun pembangunan tidak berpotensi dapat mengubah seluruh rona kebudayaan masyarakat. Hal itu disebsbkan karena kebudayaan adalah unsur universal dalam kehidupan masyarakat yang tidak mudah berubah.
5 2.1.1.2 Riung
Riung adalah Kecamatan yang berada di Kabupaten Ngada, Flores NTT. Riung memiliki luas wilayah 327,94 Km2 dengan jumlah penduduk 15.744 jiwa. Riung memiliki beberapa daerah wisata alam, diantaranya Tanjung 15, 17 Pulau, Suaka Alam Terong Padang, dan Teluk Labuan Kelambu. Sebagian besar wilayah Riung terdiri dari padang rumput. Pada bulan Juli hingga November padang rumput tersebut berubah menjadi kering dan gersang, tetapi itu justru menjadi pemandangan yang sangat unik dan indah. Tetapi ketika bulan Januari, padang rumput tersebut berubah menjadi hijau dan sangat indah. Pekerjaan masyarakat Riung pada umumnya adalah petani sawah tadah hujam, nelayan, pemilik penginapan, dan juga beberapa menyewakan kapal dan peralatan snorkeling. Yang lainnya ada yang membuka warung, rumah makan, atau bekerja sebagai pegawai pemerintahan. Mayoritas penduduk Riung beragama Muslim. Tetapi walaupun begitu, masyarakat daerah Riung hidup dalam harmonisasi. Riung memiliki 4 penginapan. 3 diantaranya adalah hostel. Dan 1 adalah cottage milik warga dari Kota Bajawa, Flores. Ketiga tempat penginapan tersebut cukup untuk menampung kurang lebih 1000 wisatawan setiap tahunnya. Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas Pariwisata Daerah Flores, 80% wisatawan yang datang berasal dari Eropa, dan sekitar 10% berasal dari Australia. Jumlah tersebut masih dianggap kurang untuk memenuhi keperluan pemasukan daerah, khususnya para warga yang bekerja dalam bidang pariwisata tersebut. Para wisatawan asing biasanya berkunjung ke daerah tersebut sekitar 3-5 hari. Semua wisatawan yang datang umumnya memilih untuk mengunjungi wisata taman laut 17 pulau untuk diving dan snorkeling. Tidak heran, karena 9 dari 17 pulau dapat kita singgahi untuk beristirahat, snorkeling ataupun diving setelah berkeliling dengan perahu. Satu perahu yang disewakan dihargai dengan sangat murah, sekitar Rp. 500.000 untuk satu perahu yang berisi maksimal 8 orang. Biasanya disarankan untuk mulai berlayar ketika matahari terbit, sehingga kita dapat melihat matahari terbit dari atas perahu dan juga melihat terumbu karang dan ikan-ikan dari atas perahu. Kedalaman laut di Riung untuk kegiatan snorkeling hanyalah 1 meter. Sehingga aman bagi mereka yang masih belajar snorkeling. Dan juga laut yang tenang menjadikan kita betah untuk melihat keindahan alam lautnya. Yang paling
6 terkenal di Riung adalah terumbu karang berbentuk bunga mawar yang sedang mekar dengan besar diameter mencapai 1 meter. Dan tidak hanya ada 1, tetapi ada 3 terumbu karang seperti ini.
2.1.2 Data Kualitatif
Data riset ini dari berbagai sumber, diantaranya: •
Wawancara para wisatawan asing di wilayah Riung, Flores
•
Wawancara kepada para warga di wilayah Riung Flores
1. “ Di tempat saya juga banyak pantai, tetapi tidak ada yang seindah ini” – Wisatawan Italia, 38thn 2. “Di sini alamnya masih asli, jauh dari keramaian. Sangat tenang” – Wisatawan Belanda, 63thn 3. “Kami sering bepergian. Mencari tempat wisata alam. Dan ini ke 2 kalinya kami ke Riung” – Wisatawan Perancis, 36thn 4. “Kami sekeluarga menyukai atsmofer yang ada di tempat ini. Pada malam hari kami semua berada dalam satu restoran, berkenalan dengan wisatawan lainnya, mengobrol hingga malam, kami merasa tempat sangat kekeluargaan” – Wisatawan Belanda, 58thn 5. “Sampai saat ini, yang banyak berkunjung adalah wisatawan asing. Mereka kebanyakan mencari tempat yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk” – Penyewa Kapal, 30thn 6. “Wisatawan asing yang ke sini sangat ramah, baik, dan sangat menghargai penduduk lokal. Kami di sini tidak menyediakan makanan barat yang mewah. Hanya seadanya. Tetapi mereka tidak keberatan makan makanan daerah sini” – Pemilik Rumah Makan, 45thn
7 2.1.3 Analisa SWOT
Strenght • Eksotis, Natural, dan Ekosistem yang terjaga.
Weakness • Hanya dapat dikunjungi pada bulan tertentu.
Opportunity • Menjadi tujuan wisata alam laut di Indonesia
Threat • Akan ada pihak swasta yang ingin memasuki wilayah Riung
2.1.4 Target Market Board
A. Geografis •
Kewarganegaraan
•
Wilayah
•
Kepadatan
: WNA : Eropa : Sub-Urban
B. Demografi •
Usia
: 40 - 50 tahun
•
Kelamin
: Pria, Wanita
•
Pekerjaan
: Pengusaha, Ibu Rumah Tangga, Pensiunan
•
Hobi
: Diving, Snorkling, Fotografi, Traveling, Menulis
•
Agama
: Semua
•
SES
:A-B
8
C. Psikologi Telah memiliki status ekonomi yang cukup, dan mencari sebuah liburan yang nyaman, dan tenang. Menyukai wisata alam yang masih asli. Dan senang bersosialisasi dengan orang asing. 2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Landasan Teori Desain
• TEORI LAYOUT Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
Menurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik diperlukan adanya:
1. Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat 2. Variasi, agar tidak monoton / membosankan 3. Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan, serasi dan selaras 4. Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout dan warna 5. Harmoni adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur yang memberikan kesan kenyaman dan 14 keindahan 6. Proporsi, yang merupakan suatu perbandingan 7. Kontras, yang merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang.
9 • GRID SYSTEM Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penat dan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
• TEORI TIPOGRAFI
Masih dalam buku yang sama yakni The Fundamentals of Creative Design juga ada disebutkan bahwa tipografi adalah sarana penyaluran ide secara tertulis yang diberikan dalam bentuk visual yang dapat secara dramatis mempengaruhi pembacaan tertulis dari ide dan perasaan pembaca ke arah itu karena ratusan bahkan ribuan ketikan yang ada. Tipografi dapat menghasilkan efek yang netral atau membangkitkan gairah, melambangkan artistik, pergerakan yg politis ato filosofis atau mengekspresikan kepribadian seseorang atau suatu organisasi. Sedangkan pada website www.tipsdesain,com , disana ada disebutkan bahwa Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media terapan visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual lain seperti lukisan. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, sertainteraksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya. Secara umum, jenis – jenis huruf dapat dibagi menjadi 5, antara lain:
10 1. Roman Ciri dari huruf ini adalah memiliki kait/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garisgaris hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. 2. Egyptian Adalah jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. 3. Sans Serif Pengertian San Serif adalah tanpa kait/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki kait pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien. 4. Script Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab. 5. Miscellaneous Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk- bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
• TEORI WARNA Menurut Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto dalam bukunya Dasar – Dasar Tata Rupa dan Desain, Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang diapancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panajang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
11
2.2.2 Landasan Teori Audio Visual
• Media audio visual yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non-verbal yang terdengar layaknya media visual juga pesan verbal yang terdengar layaknya media audio diatas. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain.
• Video atau gambar bergerak adalah data digital yang terdiri dari beberapa gambar. Istilah video biasanya mengacu pada beberapa format penyimpanan gambar bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu video analog, contohnya VHS dan Betamax, dan video digital, contohnya DVD, Quicktime, dan MPEG-4. Video dapat direkam dan ditransmisikan dalam berbagai media fisik, pada pita maknetik ketika direkam sebagai Pal atau NTSC signal elektrik dengan video camera, atau MPEG-4 ketika direkam menggunakan kamera digital. Gambar tersebut dapat ditemui di kehidupan sehari-hari, seperti saat melihat benda-benda yang bergerak. Melalui sebuah teknologi (kamera), gambar-gambar bergerak dapat disimpan pada sebuah data digital (video). Untuk dapat menampilkan data digital (video) ini maka diperlukan sebuah alat untuk mengubah data digital menjadi analog misalnya televisi dan monitor.
A. Karakteristik Video Digital Video digital pada dasarnya tersusun atas serangkaian frame. Rangkaian frame tersebut ditampilkan pada layar dengan kecepatan tertentu, bergantung pada laju frame yang diberikan (dalam frame/detik). Jika laju frame cukup tinggi, mata manusia tidak dapat menangkap gambar per frame, melainkan menangkapnya sebagai rangkaian yang kontinue. Masing-masing frame merupakan gambar/ citra 7 (image) digital. Suatu image digital direpresentasikan sebuah matriks yang masingmasing elemennya merepresentasikan nilai intensitas. Jika I adalah matriks dua dimensi, I (x,y) adalah nilai intensitas yang sesuai pada posisi baris x dan kolom y pada matriks tersebut. Titik-titik di tempat image di-sampling disebut picture elements, atau sering dikenal sebagai piksel.
12 Karakteristik suatu video digital ditentukan oleh resolusi (resolution) atau dimensi frame (frame dimention), kedalaman piksel (pixwl depth), dan laju frame (frame rate). Karakteristik-karakteristik ini menentukan perbandingan antara kualitas video dan jumlah bit yang dibutuhkan untuk menyimpan dan mentransmisikannya.
B. Resolusi Resolusi (resolution) atau dimensi frame (frame dimention) adalah ukuran sebuah frame, yang dinyatakan dalam piksel x piksel. Semakin tinggi resolusinya, semakin baik kualitas video tersebut, dalam pengertian bahwa dalam ukuran fisik yang sama, video dengan resolusi tinggi akan lebih detil. Tetapi, resolusi yang tinggi akan mengakibatkan jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan atau mentransmisikannya meningkat. • DOKUMENTER
Salah satu teori yang berkembang sebagai ide dasar film dokumenter yang betul-betul berlandaskan realita, ialah cinema varite’ini. Biasa juga disebut sebagai Spontaneous Cinema, atau oleh Inggris dan Amerika disebut direct Cinema.
Macam-macam Dokumenter 1. Potret (Biografi) 2. Sejarah 3. Perbandingan 4. Kontradiksi 5. Laporan Perjalanan (Travel 6. Ilmu Pengetahuan (edukasi & Instruksional) 7. Nostalgia 8. Reskontruksi 9. Investigasi 10. Assosiation Picture Story 11. Doku Drama (Dokumenter Drama) 12. Diary (Buku Harian) 13. Reportase
13 Proses Pembuatan 1. Direncanakan 2. Tidak Direncanakan 3. Tidak Sengaja Direncanakan
2.2.3 Landasan Teori Campaign
• Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial adalah semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi Kampanye sosial, merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang di laksanakan oleh pembuat kampanye. Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terancana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.
Dan agar masyarakat lebih menanggapi keberadaan suatu pesan yang disampaikan melalui kampanye, maka dalam pembuatan kampanye harus memiliki beberapa fungsi, antara lain : • Mengubah pola pikir masyarakat • Mencapai tujuan dengan menggugah kesadaran dan pendapat masyarakat pada isu tertentu. • Pengembangan usaha dengan membujuk khayalak membeli produk yang dipasarkan, • Membangun citra positif.
14 Charles U. Larson (1992) sendiri membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yakni: • Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipatgandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. • Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya yang dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat juga disebut sebagai political campaigns (kampanye politik). Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat- kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum. • Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Dan jenis kampanye yang nantinya akan diangkat dalam proyek Tugas Akhir ini adalah jenis kampanye yang ke-3, yaitu Social Change Campaign. Lebih tepatnya lagi mengenai perancangan suatu visual yang nantinya ditujukan untuk mengajak masyarakat kota untuk ikut peduli terhadap pelestarian orangutan dan habitatnya dengan cara memberi donasi demi kelangsungan hidup orangutan di Indonesia.
2.2.4 Landasan Teori Destination Branding
Destinasi brand memiliki persaingan yang sangat kompetitif dalam hal positioning. Destinasi brand dapat diartikan sebagai kombinasi yang unik dari karakteristik produk dan menambahkan nilai, yang kelihatan maupun tidak kelihatan.
15 Destinasi brand tidak hanya berupa logo atau icon, tetapi juga memberikan pengalaman dan kesan yang mewakili nilai dari positioning nya. •
Brand credibility. Destinasi Brand menjanjikan konsumer nilai-nilai dan pengalaman yang secara otomatis, janji tersebut menciptakan ekspektasi dari konsumer. Pengalaman yang mereka dapat seharusnya sesuai dengan ekspektasi mereka sehingga destinasi tersebut mendapatkan gambaran yang baik.
•
Deliverable. Salah satu aturan terpenting dari branding adalah jangan pernah menjanjikan sesuatu yang berlebihan dan sampai salah menyampaikan brand image tersebut. Desain brand harus dites untuk memastikan ke-efektifitasan, dan sesuai dengan yang ingin disampaikan oleh janji dari brand tersebut.
•
Differentiating. Destinasi tersebut harus menjauh dari kesamaan dengan destinasi lain. Brand Destinasi harus menunjukan perbedaan positioning dan jangan pernah mencoba untuk mengulang atau menerapkan design atau strategi brand destinasi lain yang telah sukses.
•
Conveying powerful ideas. Bagaimanpun branding adalah tentang hati dan pikiran konsumer dan brand destinasi akan sangat sukses apabila mereka menyampaikan konsep, nilai, dan destination personality dengan penuh kekuatan ke dalam pikiran market mereka.
•
Enthusing for trade partners. Pihak swasta tidak akan dapat menjalankan brand destinasi sendirian untuk mengkomunikasikan brand image dan brand positioning tersebut. Beberapa brand destinasi yang sukses bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun daerah tersebut. Dan juga dibantu oleh orang lokal daerah tersebut.
•
Resonating with the consumer. Brand destinasi yang kreatif belum lah cukup. Tetapi juga harus efektif dan berulang agar menimbulkan keinginan konsumer untuk mengunjungi tempat tersebut. Dan mengubah dari “pencari” menjadi “pemesan” (WTO, 2007b).
16 2.2.5 Landasan Teori Destanation Market Segmentation Setiap tahun nya, destinasi baru muncul. Untuk menjadi standing out di pasar yang sangat ramai tersebut, destinasi harus fokus kepada target market yang spesifik agar bisa menarik mereka yang betul-betul menginginkan destinasi tersebut, agar penyampaian informasi lebih efektif. Berikut adalah beberapa alasan untuk mensegmentasikan market : •
Hanya beberapa persentase orang yang melakukan kegiatan berlibur ke luar negeri setiap tahunnya.
•
Permintaan tempat pariwisata dan servis yang bagus tidak sesuai dengan banyaknya tempat wisata.
•
Sangat penting untuk memperbaiki produk sesuai dengan keinginan konsumer.
•
Segmentasi membantu untuk menentukan media apa yang paling efektif dalam menyampaikan pesan. The key to effective target marketing is to:
•
Identifikasi kelompok, atau orang-orang yang sering mengadakan perjalanan wisata ke luar negeri.
•
Memastikan daerah tersebut memiliki fasilitas yang memadai sesuai dengan target market.
•
Mempelajari motivasi apa yang membawa mereka menuju ke tempat tersebut serta mempelajari kebiasaan dan hobi mereka.
•
Meyakinkan mereka untuk mengunjungi tempat tersebut menggunakan media yang tepat.
•
Evaluasi dan mereview strategi marketing terhadap segmentasi tersebut. (Weaver, Lawton, 2006).
Market Segmentation Berdasarkan National Tourist Organisation, market juga dapat di segmentasikan berdasarkan destinasi tersebut. Misalnya destinasi yang dapat menunjang kegiatan
17 dan hobi yang mereka sukai. Berikut beberapa kegiatan yang paling sering dan telah di klasifikasikan oleh NTO : •
activities undertaken (cycling, hiking, golf, etc),
•
booking mechanism (internet, travel agent),
•
cohort (with whom they travel),
•
demographic data (age, occupation, income, education, family, etc)
•
group/party size,
•
length of stay,
•
motivations (recreation, culture, adventure, sun-seeking, etc),
•
origin country/place of residence,
•
other countries considered for a visit (i.e. information about competitors),
•
purpose of visit (business, VFR, leisure, education, special events, etc),
•
repeat or first time visitor
•
sources of information when planning to visit a country,
•
length of stay,
•
motivations (recreation, culture, adventure, sun-seeking, etc),
•
origin country/place of residence,
•
other countries considered for a visit (i.e. information about competitors),
•
purpose of visit (business, VFR, leisure, education, special events, etc),
•
repeat or first time visitor
•
sources of information when planning to visit a country,
•
spending (by category: accomodation, travel, etc),
•
transport into country (air, road, sea, rail),
•
transport used while in country
•
travel dates (by month to assess seasonal variations),
•
trip type (independant or package),
•
type of accomodation used. (WTO, 2007a).
Terkadang segmentasi juga tidak memiliki dasar data statistik kualitatif . Untuk memulai proses segmentasi, cara mengidentifikasi kelompok orang dari
18 berbagai karakteristik yang saat ini dan keinginan target market. Terdapat berbagai segmen berdasarkan apa yang dapat menjadi pertimbangkan saat memutuskan tempat tujuan wisata mereka. Untuk segmentasi ini, NTO memakai berbagai faktor. Beberapa unsur yang paling umum digunakan sebagai dasar untuk membandingkan segmen : • access to the product, • accomodation capacity, • awareness and image of the destination, • carrier capacity, • income and education levels, • market share, • media usage and availability of promotional opportunities, • regional spread, • seasonal spread, • value/spend (current and forecast), • visits (current and forecast). Saat telah menentukan target yang berada di segmentasi tersebut, maka dibuatlah strategi komunikasi bisa berupa media konvensional ataupun campaign. (WTO, 2007a).
Segmentation Methodologies Beberapa metodelogi segmentasi yang sering digunakan: •
Socio-demographic Segmentation: berupa penggolongan berdasarkan umur, jenis kelamin, tempat tinggal, pemasukan, pendidikan, kewarganegaraan, dll.
•
Purpose of trip Segmetation: berdasarkan alasan mereka pergi berlibur. Misalnya liburan, keperluan bisnis, edukasi, atau pulang ke kampung halaman.
•
Visiting friends and relatives Segmentation (VFR): biasanya dilakukan paling banyak setahun 2 kali. Tetapi memiliki angka yang cukup tinggi.
19 •
“First time” versus “Repeat visitors'” Segmentation: Pengunjung yang baru pertama mencoba datang ke tempat tersebut atau yang sudah sering menjadikan tempat tersebut sebagai destinasinya
•
Benefit segmentation : pengunjung yang biasanya memiliki keperluan bisnis yang ingin mengembangkan bisnisnya di wilayah tersebut..
•
Activity Segmentation : aktifitas yang sesuai dengan hobi konsumer
•
Motivation Segmentation: motivasi dapat datang dari 2, yaitu datang dari diri sendiri, yaitu push factor, atau datang dari tempat tersebut, yaitu pull factor.
•
Lifestyle Segmentation: bagi mereka yang menginginkan tempat yang sangat mencerminkan diri mereka.
•
Niche Market Segmentation: market kecil yang terdiri dari orang-orang yang memiliki keinginan khusus pada destinasi wisata, khususnya tempat wisata yang unik dan menarik.
•
Geo-demographic Segmentation salah satu bagian dari lifestyle segmentation yang cendrung menyukai petualangan.
•
Price Segmentation: turis yang menentukan tempat berdasarkan budget mereka. Biasanya turis backpacker.
•
Media Audience Segmentation berdasarkan media yang sering mereka pakai sehingga mereka dapat memiliki keinginan karena seringnya melihat mengenai destinasi itu di media tersebut.
•
Internet Segmentation: para pengguna internet yang lebih sering mencari tahu tempat-tempat baru dan lebih berani berkunjung ke tempat-tempat baru, bertemu orang baru.
•
Business-to-Business Segmentation: biasanya keperluan bisnis. Misalnya memiliki klien di daerah tersebut.
•
No Segmentation: ada beberapa orang yang bahkan tidak mengerti mereka ingin mengunjungi tempat tersebut. NTO menggolongkannya sebagai no segmentation.
20 2.2.6 Landasan Teori Destination Market Strategi
Red oceans mewakili semua industri yang ada pada saat ini – pada market yang ada. Red Oceans memiliki persaingan yang sangat kompetitif dari semua jenis produk. Setiap produk mencoba tampil semenarik mungkin untuk mengalahkan saingannya dan menjadi produk nomer satu dalam penjualan. Setiap harinya market menjadi semakin ramai, dan prospek untuk menarik keuntunagn dan berkembang menjadi semakin sulit. Produk semakin memfokuskan target market dan persaingan berubah menjadi tidak sehat sehingga merubah Red Oceans menjadi Bloody Oceans. Blue oceans, sangat kontras dengan industry yang belum ada saat ini – market yang belum diketahui, jauh dari persaingan. Di Blue Oceans, kebutuhan konsumer diciptakan lebih dari permintaan yang ada. Produk pada Blue Oceans menawarkan market baru. Blue Oceans adalah analogi dari market yang lebih luas, dan lebih dalam yang belum di eksplor.
2.2.7 Landasan Teori Ecotoursim
Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Ekowisata dimulai ketika dirasakan adanya dampak negatif pada kegiatan pariwisata konvensional. Dampak negatif ini bukan hanya dikemukakan dan dibuktikan oleh para ahli lingkungan tapi juga para budayawan, tokoh masyarakat dan pelaku bisnis pariwisata itu sendiri. Dampak berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan, budaya dan ekonomi masyarakat setempat.
Ecotourism di Indonesia Di Indonesia kegiatan ekowisata mulai dirasakan pada pertengahan 1980-an, dimulai dan dilaksanakan oleh orang atau biro wisata asing, salah satu yang terkenal adalah Mountain Travel Sobek – sebuah biro wisata petualangan tertua dan terbesar.
21 Beberapa objek wisata terkenal yang dijual oleh Sobek antara lain adalah pendakian gunung api aktif tertinggi di garis khatulistiwa - Gunung Kerinci (3884 m), pendakian danau vulkanik tertinggi kedua di dunia - Danau Gunung Tujuh dan kunjungan ke danau vulkanik terbesar didunia - Danau Toba. Beberapa biro wisata lain maupun perorangan yang dijalankan oleh orang asing juga melaksanakan kegiatan kunjungan dan hidup bersama suku-suku terasing di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua. Salah satu dari proyek ekowisata yang terkenal yang dikelola pemerintah bersama dengan lembaga asing adalah ekowisata orang hutan di Tanjung Puting, Kalimantan. Kegiatan ekowisata di Indonesia diatur Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2009. Secara umum objek kegiatan ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan wisata alam biasa, namun memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang tinggi terhadap objek wisatanya.