BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Pencarian data dan informasi yang diperlukan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain:
a.
Data internet : http://www.voaindonesia.com/content/walikota-surabaya-tegaskan-komitmenjadikan-kbs-lebih-baik/1827309.html http://hoteldekatbandarasurabaya.blogspot.com/2013/06/kebun-binatangsurabaya.html http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/02/140201_kbs_komodo.s html http://news.liputan6.com/read/825337/selamatkan-kbs-pemkot-surabayakucurkan-rp-54-miliar
b. Wawancara : Ratna Achjuningrum, Direktur utama Kebun Binatang Surabaya
c. Survey melalui penyebaran kuisioner kepada masyarakat ruang lingkup Surabaya dan sekitarnya ( melalui jejaring sosial )
Untuk mendapatkan data yang otentik dan analisa dalam mendukung penulisan laporan, penulis sadar akan pentingnya melakukan survey berupa penyebaran kuesioner kepada khalayak luas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon dan pandangan masyarakat luas terhadap Kebun Binatang Surabaya.
Jumlah koresponden
: 150 koresponden
3
4 Jenis kelamin
: Pria dan Wanita
Usia
: 15 – 50 tahun
Menurut data kuesioner yang dibuat, kesimpulannya sebagai berikut: • 92% masyarakat mengetahui adanya Kebun Binatang Surabaya dan 8% tidak mengetahui adanya Kebun Binatang Surabaya. • 30% masyarakat tahu tentang Kebun Binatang Surabaya melalui televisi, 20% dari social media, 16% dari media cetak, 17% dari keluarga, 12% dari teman, 5% lainnya. • 45% masyarakat pernah mengunjungi Kebun Binatang Surabaya dan 55% lainnya tidak pernah mengunjungi Kebun Binatang Surabaya sebelumnya. • 5% masyarakat sering mengunjungi 57% masyarakat jarang mengunjungi Kebun Binatang Surabaya, 21% hanya pernah sekali, 57% masyarakat jarang mengunjungi Kebun Binatang Surabaya • 64% yang belum pernah mengunjungi Kebun Binatang Surabaya ingin berkunjung kesana, sedangkan 36% tidak ingin mengunjungi Kebun Binatang Surabaya. • Fasilitas wisata yang diminati pengunjung : 28% pengunjung memilih memberi makan pada satwa. 23% memilih pentas dan aksi satwa, 20% menunggangi gajah-unta-kuda, 17% memilih naik perahu mengelilingi pulau buatan, dan 13% memilih fasilitas lainnya. • 64% pengunjung belum pernah melihat logo Kebun Binatang Surabaya • 89% masyarakat mengetahui apa itu branding • 89% pengunjung merasa tampilan logo Kebun Binatang Surabaya kurang sesuai dengan karakternya dan perlu mendapatkan perancangan ulang
2.1.1 Pengertian Kebun Binatang Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau taman margasatwa adalah tempat hewan dipelihara dalam lingkungan buatan, dan dipertunjukkan kepada publik. Selain sebagai tempat rekreasi, kebun binatang berfungsi sebagai tempat pendidikan, riset, dan tempat konservasi untuk satwa
5 terancam punah. Binatang yang dipelihara di kebun binatang sebagian besar adalah hewan yang hidup di darat, sedangkan satwa air dipelihara di akuarium.
Kebun binatang yang memungkinkan pengunjung masuk dengan mobil atau bus disebut taman safari. Binatang dilepas di kawasan luas dan terbuka, serta tidak dikurung di kandang-kandang sempit, melainkan dibatasi dengan pagar atau parit. Kebun binatang sering dilengkapi dengan kebun binatang anak untuk mempertontonkan hewan ternak atau spesies satwa liar yang belum dewasa dan jinak untuk dipegang-pegang atau diberi makan, termasuk oleh anak-anak.
2.1.2 Sejarah Kebun Binatang Surabaya Berdirinya Kebun Binatang Surabaya ini memiliki sejarah yang amat panjang yang berawal dari inisiatif seorang wartawan Belanda H.F.K. Khommer yang memiliki hobi mengumpulkan binatang dihalaman rumahnya di Kaliondo. H.F.K. Khommer dikenal sebagai wartawan ternama di Surabaya yang memiliki hobi mengoleksi binatang. Berdasarkan inisiatif dari H.F.K. Khommer dan kawan-kawannya tersebut maka seratus tahun lalu, pada tanggal 31 Desember 1916 Gubernur Genderal Belanda mengeluarkan surat keputusan no. 40 yang mengesahkan berdirinya “ Vereeniging Soerabaiasche Planten-en Dierentuin” (Perkumpulan Kebon Botani dan Binatang Surabaya).
Kebun Binatang Surabaya (KBS) terletak di Jalan Setail No. 1 Surabaya. Kebun binatang ini terkenal dan menjadi salah satu tujuan rekreasi yang sangat membanggakan karena menjadi kebun binatang terbesar di Asia Tenggara. Lokasi Kebun Binatang Surabaya yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916, kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah di jalan Groedo. Dan pada tahun 1920 pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun binatang yang baru atas jasa oost-java stoomtram maatschappij atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan lokasi seluas 30.500 m2. Lokasi kebun binatang ini cukup terkenal karena terletak di depan patung "Suroboyo", yang merupakan ikon dari Hiu dan Buaya yang melambangkan kota Surabaya. Selain itu, Kebun Binatang
6 Surabaya juga mudah dijangkau karena dekat dengan terminal Joyoboyo.
Sejarah Kebun Binatang Surabaya yang sangat panjang tidaklah berjalan dengan sempurna. Dalam perkembangannya banyak kendala yang dialami oleh pengurus dari Perkumpulan Kebun Binatang Surabaya yang bahkan juga terancam bubar. Kesulitan yang mengancam Kebun Binatang Surabaya tersebut menarik perhatian dari Kotapraja (Gemeente) Surabaya untuk turun tangan atas masalah yang dialami Kebun Binatang Surabaya. Dalam rapat Dewan Perwakilan Kota (Gemeenteraad) pada tanggal 21 Juli 1920 memutuskan agar Kotapraja memberikan Subsidi sebesar f 1.500 setiap bulannya kepada Perkumpulan Kebun Binatang Surabaya (Vereeniging Planten En Dierentuin). Tahun 1921, ketika Perusahaan Trem Uap Jawa Timur (Oost-Java Stroomtram Maatschappij) membangun rute jalan Setail Wonokromo (kini di jalan Joyoboyo), Kebun Binatang Surabaya diberi areal seluas 30.500 m2 yang terletak diujung Jalan Raya Darmo. Pada waktu yang bersamaan dengan pembangunan kawasan pemukiman elite Darmo dibangun. Kawasan ini merupakan hasil dari rancangan arsitek ternama Henri Mc. Laine Pont. Berkat Jasa dari Walikota Surabaya Djikerman yang memberikan bantuan areal tanah seluas 30.500 m di daerah Wonokromo, akhirnya Kebun Binatang dipindah ke areal Wonokromo. Sebagai pengawas Kebun Binatang Surabaya ditunjuk Hompes, dengan diberi tempat tinggal didalam Kebun Binatang Surabaya.
Kendala-kendala yang dirasakan oleh pengurus Kebun Binatang Surabaya sangat berat. Biaya yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana fasilitas Kebun Binatang Surabaya sangatlah jauh di atas rata-rata kemampuan anggaran pengurus Kebun Binatang Surabaya. Karena sudah tidak tahan untuk mengurus satwa-satwa yang ada di Kebun Binatang Surabaya, akhirnya para pengurus Kebun Binatang Surabaya mengadakan rapat pada tanggal 21 Juli 1922 dan sepakat untuk membubarkan diri.14 Walaupun banyak anggota yang tidak setuju, akan tetapi Kebun Binatang Surabaya antara 21 Juli 1922 hingga 11 Mei 1923 memang tidak berfungsi.
7
Akibat dari pembiayaan yang sangat tinggi, juga disebabkan oleh harga tanah diareal Darmo menjadi mahal dikarenakan oleh pembangunan perumahan elite di kawasan tersebut. Kondisi Kebun Binatang Surabaya terlihat begitu mengenaskan, sehingga mengakibatkan penduduk Surabaya tidak tertarik untuk mengunjungi dan memilih untuk bertempat tinggal di sekitar Kebun Binatang Surabaya. Selain itu, banyak keluhan warga sekitar, agar pengurus Kebun Binatang Surabaya segera memiliki pagar yang kuat dan juga segera dibangun jalan setapak, sistem pembuangan air serta dibangun taman-taman supaya keadaan Kebun Binatang Surabaya lebih menarik untuk dikunjungi masyarakat.
2.1.3 Managemen Awal Kepengurusan Keberadaan Kebun Binatang Surabaya dalam perkembangannya juga membutuhkan managemen untuk mengurus dan mengatur agar lebih mudah dalam pengelolaannya.
Kepengurusan pertama tahun 1916 Kebun Binatang Surabaya terdiri atas : Ketua
: Mr. J. P. Mooyman
Sekretaris
: A. H. De Wildt
Bendahara
: P. Egas
Anggota
: F. C Frumau, A. Lenshoek, H. C. Liem, J. Th. Lohman,
Edw.
H. Soesman, M. C. Valk
2.1.4 Visi dan Misi Visi Integrated Conservation, Education & Recreation Park
Misi 1.
Mewujudkan Kebun Binatang Surabaya sebagai hutan kota dengan kekayaan asset taman satwa dan kemampuan konservasi yang tersertifikasi.
2.
Memperbaiki kualitas pengelolaan flora dan fauna mulai dari performance,
8 genetic
potential,
environment
conditions,
nutrient
supply,
dan
management sehingga memenuhi syarat “ Kesejahteraan” 3.
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sehingga memenuhi syarat Kesejahteraan satwa dan meningkatkan kualitas Ruang Terbuka Hijau Hujan Kota.
4.
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM dalam pengelolaan konservasi. Menyelenggarakan program pelatihan dan pendidikan sesuai kebutuhan kompetensinya dan standarisasi yang ada.
2.1.5 Letak Kebun Binatang Surabaya Alamat
: Jalan Setail No. 1 , Surabaya
Telp
: 031-5678703/ 5677868
Fax
031-567868
Kelurahan
: Darmo
Kecamatan : Wonokromo Kota
: Surabaya
2.1.6 Iklim, Topografis, Geografis Jarak dari pusat kota
: 5 km
Jarak dari laut
: 12 km
Curah hujan rata-rata
: 127 mm
Ketinggian dari permukaan laut
: 3-6 m dpl
Suhu udara rata-rata per tahun
: 27,6 O C - 32 O C
Kelembapan udara rata-rata per tahun
: 74% - 98%
Struktur tanah
: Lapisan Aluvial
Jenis musim
: Musim khusus
2.1.7 Sarana dan Prasarana
9 2.1.7.1 Pelayanan : Kantor Sekretariat KBS Kantor Koleksi Satwa Kantor Litbang Kantor Nutrisi Kantor Klinik dan Karantina Kantor Koperasi Karyawan Auditorium Perpustakaan Aula Taxidermi
2.1.7.2 Fasilitas Wisata : Aquarium Nocturama Diorama Animal Show Kios Souvenir Mainan Anak-anak Nursery Jembatan Pantau Parkir Naik Perahu Cafetaria
2.1.7.3 Fasilitas Umum : Mushollah Toilet Panggung terbuka Shelter ( Tempat Istirahat )
10 2.1.8 Perkembangan Lahan Berkat turun tangannya Walikota Djikerman dan pemegang hak ijinnya, pada tahun 1927 A. Van Gennep menghidupkan dan mengembangkan kembali Kebun Binatang Surabaya dengan bantuan dari Pemerintah Kota (Gemennte) Surabaya. Kedua orang itu mendesak Dewan Perwakilan Kota (Gemeenteraad) untuk mengesahkan hak hukumnya, yang akhirnya dikeluarkan keputusan 2 Gemeenteraad untuk areal seluas 32.000 m .
2.1.9 Perkembangan Sarana dan Prasarana Untuk melengkapi fasilitas Kebun Binatang Surabaya dilakukan tidak hanya dengan perluasan lahan atau area saja, tetapi perkembangan sarana dan prasarana juga penting untuk menarik pengunjung. Perkembangan sarana dan prasarana Kebun Binatang Surabaya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota. Pada tahun 1926 pembangunan sarang burung telah selesai dan dibangun gedung Aquarium besar yang membujur ke arah timur dan barat yang terletak di bagian selatan Soerabaische Planten en Dierentuin. Pada tanggal 16 maret 1937 telah diresmikan cekungan Singa Laut oleh Walikota Surabaya.
Pada tahun 1939, Pemerintah Kota Surabaya memutuskan meluaskan kawasan Kebun Binatang Surabaya menjadi 15 hektar. Realisasi pembangunannya sebagai Taman Satwa pada tahun 1940 seluas 85.000 m2. Dengan wajah baru itu, perbandingan pengunjung sejak tahun 1918 (Grundo) dalam setahunnya mencapai 12.799, pada tahun 1932 di Wonokromo menjadi 83.741 dan tahun 1940 menjadi 173.230 orang. Gedung Aquarium dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk ikan tawar dan ikan laut dibangun dan diresmikan pada tanggal 1 Juli 1939 oleh Walikota Fuchter. Kebun Binatang Surabaya juga mengadakan kerjasama dengan Dinas Perlindungan Satwa (Dierenbescheming) untuk membangun klinik hewan di daerah Pegirian pada tahun 1939 dan kemudian pada bulan April 1940, dibukalah klinik hewan yang bermanfaat bagi para pecinta binatang piaraan. Begitu pula dengan pertamanan yang diperbaiki
11 sesuai dengan namanya “Kebun Botani dan Binatang”
2.1.10 Perkembangan Koleksi Binatang Perkembangan Kebun Binatang Surabaya tidak luput dari bertambahnya koleksi binatang yang mendiami tempat hiburan tersebut. Kebun Binatang Surabaya memiliki jumlah koleksi binatang yang terlengkap dan terbesar se Asia Tenggara pada masa itu. Kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah kota telah membawa dampak yang baik bagi perubahan bagi Kebun Binatang Surabaya.
Selain hadiah-hadiah satwa yang diterima, Kebun Binatang
Surabaya juga melakukan pertukaran satwa dengan Kebun Binatang luar negeri.
Sekarang ada lebih dari 351 spesies dan lebih dari 2.793 hewan hidup di kebun binatang ini. Salah satu diantaranya adalah termasuk spesies asli Indonesia dan yang terancam punah di dunia, baik Mamalia, Aves, Reptilia, dan Pisces. Setiap kandang hewan dikelompokkan ke dalam kategori. Misalnya, unggas atau burung (Aves), di mana ada pelikan Australia, burung merak, jalak Bali, dan burung unta. Juga ada, harimau sumatera, macan tutul, harimau putih, singa, dan beruang. Di sisi belakang kebun binatang, merupakan kandang untuk primata termasuk orangutan, simpanse, babon dan bekantan. Setelah itu, dapat melihat kandang jerapah, kuda, rusa, unta, kuda nil, dan elderly bison Amerika.
2.1.11 Perkembangan Pengunjung Kebun Binatang Surabaya sebagai sarana hiburan bagi masyarakat khususnya kota Surabaya banyak menarik perhatian jumlah pengunjung dengan harga tarif yang ditawarkan oleh Kebun Binatang Surabaya yang relatif terjangkau bagi masyarakat. Penurunan jumlah pengunjung disebabkan karena kurang terawatnya sarana dan prasarana Kebun Binatang Surabaya serta banyaknya rumor tentang kematian hewan.
2.1.12 Cara Memperoleh Koleksi Satwa
12 •
Koleksi dari alam ( habitat aslinya ) Untuk memperoleh koleksi dari alam maka taman satwa wajib menaati peraturan perundangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah maupun konvensi internasional.
•
Pinjaman atau tukar menukar Biasanya cara meminjam satwa liar dilakukan oleh satu taman marga satwa terhadap taman satwa yang lain untuk tujuan penangkaran. Pertukaran
jenis
mempertahankan
satwa
liar
dilakukan
atau
meningkatkan
dengan populasi,
tujuan
untuk
memperkaya
keanekaragaman jenis, penelitian dan ilmu pengetehauan dan atau penyelamatan jenis yang bersangkutan. •
Sumbangan Beberapa pihak yang kemungkinan memberikan sumbangan satwa antara lain : masyarakat pemelihara satwa, masyarakat yang menemukan / menangkap satwa liar, lembaga / institusi.
•
Hasil penangkaran atau pengembangbiakkan Pengembangbiakkan satwa melalui perkawinan atau penangkaran harus direncanakan dengan baik, karena prosesnya meliputi pemilihan pasangan. Pasangan yang sehat dengan mutu genetic yang baik dan pemberian pakan yang bergizi akan memberikan kemungkinan keturunan yang dilahirkan berumur panjang dan sehat.
•
Hasil sitaan atau titipan Merupakan hasil sitaan dari Departemen Kehutanan dan perkebunan dan atau satwa bermasalah titipan dari pihak Polri.
2.1.13 Mekanisme Pengelolaan Satwa
13
Gambar 2.1. Gambar mekanisme pengelolaan satwa
2.1.14 Jam Operasional Setiap hari : 08.00 - 17.00
2.1.15 Tiket Masuk Tiket masuk kebun binatang (usia 3 tahun keatas ) : Rp 15.000,-
2.1.16 Logo
14 Logo lama Kebun Binatang Surabaya
Gambar 2.2. Logo lama Kebun Binatang Surabaya
Logo diatas merupakan logo yang dulunya menjadi identitas Kebun Binatang Surabaya. Logo berbentuk bulat dengan komodo berada di tengah lingkaran, dimana komodo merupakan salah satu satwa endemis di Kebun Binatang Surabaya. Gambar komodo digunakan sebagai lambang kebanggaan dari Kebun Binatang Surabaya yang sukses melakukan pem-breedingan pada hewan komodo satu-satunya di dunia. Pinggiran hijau di bagian luar merupakan arti dari hutan, karena selain menjadi kebun binatang, Kebun Binatang Surabaya juga merupakan tempat tumbuh-tumbuhan yang menjadi paru-paru di tengah Surabaya. Warna kuning pada background merupakan gambaran dari matahari yang berperan penting pada seluruh kehidupan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Logo baru Kebun Binatang Surabaya
15 Gambar 2.3. Logo terbaru Kebun Binatang Surabaya
Semenjak Kebun Binatang Surabaya diambil alih oleh Pemerintah Kota Surabaya, maka logo Kebun Binatang Surabaya diganti menjadi logo diatas. Logo ini merupakan logo terbaru dari Kebun Binatang Surabaya dan digunakan sejak pertengahan tahun 2013. Logo tersebut menggunakan ilustrasi yang menggambarkan sura dan baya yaitu ikon dari kota Surabaya.
2.1.17 Observasi Penulis juga melakukan pengamatan / observasi langsung ke Kebun Binatang Surabaya untuk mengetahui secara langsung suasana dan kondisi Kebun Binatang Surabaya. Berikut adalah dokumentasi yang didapat dari hasil pengamatan penulis
Gambar 2.4. Loket Kebun Binatang Surabaya
16
Gambar 2.5. Peta di dalam Kebun Binatang Surabaya
Gambar 2.6. Wisata hiburan KBS
Gambar 2.7. Suasana KBS
17 2.1.18 Kompetitor 2.1.18.1 Batu Secret Zoo
Gambar 2.8. Logo Batu Secret Zoo
Batu Secret Zoo merupakan tempat wisata dan kebun binatang modern yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Kebun Binatang Batu mulai dibangun pada akhir tahun 2008 bersamaan dengan Jawa Timur Park 2 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010.
Batu Secret Zoo yang berada di tanah seluas 14 hektar tersebut merupakan bagian dari Jatim Park 2, selain Pohon Inn dan Museum Satwa. Harga tiket masuk Batu Secret Zoo sebesar Rp 50.000. Beberapa koleksi hewan dari berbagai habitat yang sebagian besar berasal dari Asia dan Afrika dapat ditemukan di kebun binatang ini, antara lain singa putih, kijang afrika, burung macau, dan bermacam-macam reptil.
2.1.18.2 Taman Safari Indonesia
Gambar 2.9. Logo Taman Safari Indonesia
Taman Safari Indonesia adalah tempat wisata keluarga berwawasan
18 lingkungan yang berorientasi pada habitat satwa di alam bebas. Taman Safari Indonesia terletak di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan kawasan Puncak. Keunikan tempat wisata ini dari kebun binatang lainnya di Indonesia adalah pengunjungnya bisa berkeliling ke berbagai tempat untuk bisa melihat dari dekat semua jenis binatang dengan memakai mobil pribadi ataupun naik bus yang sudah disediakan pihak pengelola Taman Safari. Pengunjung juga bisa berinteraksi langsung dengan memberi makan hewan-hewan tersebut. Harga tiket masuk anak-anak Rp 50.000 , sedangkan harga tiket masuk orang dewasa Rp 60.000.
2.1.18.3 Bali Zoo
Gambar 2.10. Logo Bali Zoo
Kebun Binatang Bali mengangkat suasana "Zoological" dengan Wildlife in Paradise. Di Bali Zoo , bukan hanya ada binatang eksotis di habitat ramah lingkungan,dan memungkinkan tamu untuk memberi makan langsung, naik gajah, membelai rusa, bermain dengan kelinci, dan memegang ular, bayi buaya, dan juga bukan hanya melihat burung , tetapi juga singa, harimau dan beruang dekat, itu semua hal ini dan banyak lagi.
19 2.1.19 Target Audience 2.1.19.1 Target Primer a.Demografi : Pria dan Wanita Bekeluarga, Ayah Ibu dan anak Umur orang tua : 30 – 45 tahun Umur anak : 5 – 15 tahun Bekeluarga, Ayah Ibu dan anak Pekerjaan Wirausahawan, Pegawai Negeri, Pegawai Swasta Status ekonomi menengah ( B )
b. Psikografi : Pekerja keras Pecinta binatang Mementingkan quality time, waktu kumpul dan bersantai Sering bersama keluarga dan teman - teman
c. Geografi : Tinggal di daerah kota Surabaya Pendatang dari luar kota Pendatang dari mancanegara
2.1.19.2 Target Sekunder a. Demografi : Umur 15 – 25 tahun Pelajar, mahasiswa, pegawai negeri dan pegawai swasta Status ekonomi menengah ( B )
b. Psikografi : Bersosialisasi Suka melakukan hal-hal baru
20 Selalu menyediakan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan teman. Pecinta binatang Senang bekerja kelompok Senang menghabiskan waktu berada di luar rumah Open minded
c. Geografi : Tinggal di daerah kota Surabaya Pendatang dari luar kota Pendatang dari mancanegara
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Landasan Teori 2.2.1.1 Teori Brand Menurut Alina Wheeler, Branding adalah sebuah proses untuk membangun awareness dan memperluas loyalitas dari konsumen. Branding
adalah
tentang
menyita
segala
kesempatan
untuk
menyatakan mengapa konsumen sebaiknya memilih satu brand dibanding brand lainnya. Tujuan branding adalah membangun & menginformasikan keberadaan produk agar menarik & mengikat kesetiaan konsumen untuk mendongkrak penjualan.
Menurut David Haigh, CEO Brand Finance, brand mempunyai 3 fungsi utama; Pertama, brand membantu konsumen memilih dari berbagai macam pilihan yang membingungkan. Kedua, brand menyampaikan kualitas yang terkandung dalam sebuah produk atau jasa, dan memastikan agar konsumen memilih produk atau jasa yang tepat. Ketiga, brand menggunakan image tersendiri, bahasa, dan perkumpulan untuk mendorong konsumen mengenali brand itu sendiri.
21 Brand identity yang ideal adalah sebagai berikut : • Meaning Brand yang terbaik adalah brand yang berdiri untuk sesuatu : big idea, posisi strategis, dan nilai-nilai. Simbol adalah bagian penting untuk sebuah meaning . Simbol adalah bentuk komunikasi tercepat yang dikenal oleh manusia. • Authenticity Dalam psikologi, authenticity atau keaslian mengacu pada selfknowledge dan membuat keputusan yang kongruen dengan selfknowledge itu sendiri. Authenticity tidak akan ada jika perusahaan tidak memiliki kejelasan tentang market, positioning, dan value proposition. • Differentiation Brand selalu berkompetisi dengan brand lainnya dalam hal kategori bisnis, dan dalam level tertentu berkompetisi dengan semua brand yang ingin merebut perhatian, loyalitas, dan uang para konsumen. • Durability Durability atau daya tahan, adalah kemampuan untuk memiliki umur panjang di dalam dunia dengan perputaran yang konstan, ditandai dengan perubahan susunan di masa depan yang tidak dapat di prediksi. • Flexibility Identitas brand yang efektif memposisikan sebuah perusahaan untuk perubahan dan perkembangan di masa depan. • Value Menciptakan value adalah goal yang tidak dapat dibantahkan oleh hampir semua perusahaan. Membangun awareness, meningkatkan pengakuan dari konsumen serta meningkatkan kualitas.
2.2.1.2 Teori Logo Menurut Kusrianto (2009) menjelaskan bahwa logo merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu
22 lembaga atau perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial.
Secara visualisasi logo adalah suatu gambar. Gambar itu bisa berupa berbagai unsur bentuk dan warna. Oleh karena itu sifat dari apa yang diwakili oleh logo berbeda satu sama lain, maka logo iu memiliki bentuk yang berbeda pula.
Terdapat beberapa aturan dalam membuat logo, menurut buku Logo Workbook: A Hands-On Guide to Creating Logos, yaitu : • Answer who, what, why? Sebelum memulai membuat logo, dipastikan agar sudah mengetahui siapa kliennya, siapa audiencenya, dan apa yang dibutuhkan dalam pembuatan logo tersebut. • Identify, don’t explain Sebuah logo seharusnya tidak secara harafiah mendeskripsikan tentang bisnis perusahaan, namun sebuah logo merupakan identifier. Logo dapat dikatakan seperti papan penunjuk jalan yang mengidentifikasi perusahaan dan merefleksikan perilaku dan nilai dari perusahaan tersebut. Logo adalah sebuah shortcut, bahasa visual yang mudah dikenal dan dikenang. • Understand limitation Logo tidak dapat membuat produk yang gagal menjadi sukses atau menyelamatkan perusahaan dengan manajemen yang kurang baik. Tetapi, sebuah logo yang didesain dengan baik, akan selalu membantu produk bagus meningkatkan potensi-potensi
yang ada.
Logo
memberikan arahan dan sikap, produk menginformasikan makna. • Design for longevity Sebuah logo harus bisa menyampaikan sebuah pesan dalam jangka
23 waktu yang panjang dan dapat beradaptasi pada perubahan kultural. • Make the logo the foundation of a system Sama halnya seperti pondasi bangunan, begitu pula yang diterapkan pada logo. Logo adalah dasar dari semua pesan yang ingin disampaikan. • Design for a variety of media Sebuah logo harus bisa terbaca dengan jelas di dalam sebuah koran berwarna, website, 3D signage, dan televisi. • Be strong Being strong is understanding your role, the client’s role, and maintaining a clear vision. Final logo harus menujukan tentang tujuan dan pesan dari perusahaan serta mempertahankan visi yang jelas.
Menurut buku The Little Know It All , Logo merupakan graphical atau typographical sign yang merepresetasikan sebuah perusahaan atau instansi dan digunakan untuk membedakan kebaikan dan pelayanan dari manufaktur atau provider. Logo adalah bagian dari sebuah visual perusahaan yang juga diketahui sebagai corporate design. Sebuah logo dapat berasal dari beberapa huruf dan menjadi word mark. Bisa juga dari sebuah gambar atau kombinasi dari beberapa gambar dan tulisan. Namun sebuah logo seharusnya tidak boleh salah, jelas, dan terkenang.
Adrian Frutiger berkata bahwa “ Rahasia dari keindahan form, terdapat pada kesederhanaan dari form tersebut. Logo terbaik adalah logo yang dapat ditiru oleh anak kecil hanya dengan menuliskannya di atas pasir dengan satu jari.”
Sebuah logo semestinya memenuhi beberapa kriteria, yaitu : attitude, presence, universality, succinctness, recognisability, consistency, and economic viability.
24 Saat mendesign logo, form, warna, proporsi dan lettering dapat digunakan sebagai elemen kreatif. Faktor kunci nya adalah memilih typeface yang benar karena akan memberikan karakter pada sebuah logo dan bisa menjadi logo itu sendiri.
2.2.1.3 Teori Warna Apakah warna itu ? Color is a visual sensation that involves three elements : a light source, an object, a viewer. Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer ( dapat berupa mata kita ataupun alat ukur ). Didalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak bisa mengenali warna. Demikian juga jika kita menutup mata, maka kita tidak dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada suatu objek yang kita lihat maka kitapun tidak bisa mengenali warna. (Sumber : http://teorydesain.blogspot.com/2010/02/dunia-warna.html )
Dalam pembagian warna, kita menggunakan lingkaran warna (color wheel). Warna warna dalam lingkaran warna terdiri atas tiga bagian, yaitu : 1. Warna Primer terdiri atas warna merah, kuning, dan biru. Warna primer merupakan warna dasar dalam lingkaran warna. 2. Warna Sekunder terdiri atas orange, hijau dan ungu. Warna sekunder merupakan percampuran warna merah dan kuning, warna hijau merupakan pencampuran warna biru dan kuning, sedangkan warna ungu adalah pencampuran antara warna merah dan biru. 3. Warna Tersier merupakan pencampuran antara warna primer dan sekunder disebelahnya dengan perbandingan yang sama. Warna Tersier terlihat unik dan cantik, seperti warna hijau limau dihasilkan dari campuran warna hijau dan kuning. Ada warna hijau tosca dihasilkan dari campuran hijau dan biru.
Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna yang ada di
25 alam menjadi 4 kelompok warna. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu: warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Teori ini pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad.
Warna Komplementer Warna komplementer adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna.
Warna Split Komplementer Warna split komplementer adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan
Warna Triad Komplementer Warna triad komplementer adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°.
Warna Tetrad Komplementer Warna tetrad komplementer disebut juga dengan double komplementer, adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°).
Warna untuk Anak Dalam buku Birren, Faber. Light, Color, and Environment dikatakan bahwa anak-anak lebih merespon terhadap warna-warna yang hangat, sedangkan orang dewasa lebih merespon terhadap warna yang cool. Warna hangat seperti merah atau orange membuat anak-anak merasa nyaman, namun sebaliknya bagi orang dewasa.
26
Bagi Marilyn Read, seorang associate professor of design and human environment di Oregon State University, Ketika anak-anak masih sangat muda , mereka menggunakan warna dan bentuk untuk mengidentifikasi hal-hal. Dan warna-warna cerah sangatlah menarik perhatian anak-anak. Kesukaan anak-anak terhadap warna tertentu bisa juga karena boneka atau tokoh idola mereka menggunakan jubah atau gaun dengan warna tersebut.
Menurut penelitian The National Center for Biotechnology, sebanyak 60 anak telah diminta untuk memilih warna kesukaan mereka dari 9 warna yang ada. Anak-anak perempuan lebih memilih warna-warna terang seperti merah, biru, dan merah. Sedangkan anak laki-laki cenderung memilih warna gelap seperti hitam atau abu-abu.
2.2.1.4 Teori Layout Menurut buku Making a Good Layout yang disusun oleh Lori Siebert, layout adalah sebuah rancangan dari type dan art ( foto atau ilustrasi ). Berikut tiga ciri layout yang baik : • A good layout works Dalam pembuatan layout, sangat penting untuk sudah mengetahui apa tujuan, kepada siapa layout ini ditujukan, dan dimana layout ini akan dilihat atau di distribusikan. • A good layout organizes Sebuah layout harus dirancang sedemikian mungkin untuk mempermudah pembaca membaca informasi yang ada. Mulai dari headline, subheadline, ilustrasi, teks, logo dan sebagainya sehingga menghasilkan kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat. • A good layout attracts Layout yang baik adalah layout yang dapat menarik perhatian dari pembaca dan berbeda dari layout lainnya.
27 Menurut Surianto Rustan, ( Layout Dasar dan Penerapannya, PT Gramedia 2009), pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemenelemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep yang dibawanya.
Berikut adalah beberapa prinsip desain, yang juga sebagai prinsip dasar desain grafis, antara lain : • Sequence ( urutan ) Dapat disebut dengan istilah hirarki atau aliran. Tugas seborang desainer untuk membuat prioritas dengan mengurutkan dari yang harus dibaca pertama hingga
yang
terakhir.
Dengan
adanya
sequence
akan
memudahkan pembaca dalam mengurutkan pandangan matanya sesuai dengan yang diinginkan. • Emphasis ( penekanan ) Emphasis dapat dicapai dengan berbagai cara misalnya dengan memberikan ukuran yang jauh lebih besar dari elemen layout lainnya pada sebuah halaman, menggunakan warna yang kontras dengan latar belakang, menggunakan bentuk atau style yang berbeda. • Balance ( keseimbangan ) Balance adalah pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout untuk menghasilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemenelemen yang dibutuhkan dan meletakannya pada tempat yang tepat. Tidak hanya pengaturan letak, tetapi juga ukuran, arah dan elemen-elemen lainnya. • Unity ( kesatuan ) Sebuah layout harus memiliki unity agar sebuah layout memiliki kesan yang kuat bagi pembacanya. Teks, gambar, warna, ukuran, posisi, style dan semua elemen lainnya harus disusun secara tepat.
2.2.1.5 Teori Tipografi Kata tipografi berasal dari bahasa latin yaitu terdiri dari kata typos dan
28 graphia. Typos artinya cetakan bentuk dan sejenisnya, sedangkan graphia artinya hal tentang seni tulisan. Secara umum tipografi diartikan seni mencetak dengan menggunakan huruf, seni menyusun huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya- gaya huruf. Tipografi sama dengan menata huruf yang merupakan unsur penting dalam sebuah karya desain komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya Tipografi lebih dari sepuluh ribu berlaku secara internasional dan sudah dibakukan.
Pada dasarnya huruf memiliki faktor yang dapat mengaktifkan gerak mata. Faktor-faktor penting tersebut adalah: Clearity : huruf memperlihatkan kejelasan Readability : huruf yang dipilih mudah dibaca Legibility : huruf yang dipilih jelas bentuknya Visibility : huruf yang dipilih mudah terlihat (Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing, Jakarta 2001)
Huruf dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
Huruf Tak Berkait (Sans Serif) Bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca dan sifat huruf ini kurang formal. Contoh bentuk huruf ini yang paling populer yaitu tipe Arial dan Helvetica. (Sumber: Tipografi Komputer Untuk desainer Grafis, Adi Kusrianto,2004)
Huruf Berkait (Serif) Bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis ini merupakan huruf formal, sangat anggun dan konservatif. Contoh yang paling umum yaitu huruf tipe Times New Roman.
Huruf Tulis atau Latin (Srcipt)
29 Jenis ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit saling berhubungan dan mengalir. Dapat memberikan kesan keanggunan dan sentuhan pribadi.
Decoratif (Graphic) Bentuk huruf yang sangat rumit desainnya. Bentuk ini hanya cocok dipakai untuk headline tidak cocok digunakan sebagai body copy jadi sifatnya sangat terbatas dalam penggunaannya.
Monospace Setiap huruf yang berjenis monospace mempunyai jarak atau lebar yang sama setiap hurufnya. Contoh huruf monospace yaitu huruf tipe courier dan huruf yang ada pada mesin ketik. (Sumber: Tipografi Komputer Untuk desainer Grafis, Adi Kusrianto,2004)
2.2.1.6 Teori Ilustrasi Menurut buku The Fundamental of illustration, pemikiran ide-ide dan konsep dari apa yang suatu gambar hendak komunikasikan adalah esensi dari ilustrasi itu sendiri. Tugas ilustrasi adalah untuk melahirkan jiwa dan sebuah bentuk visual yang menciptakan citra yang bermakna.
Menurut Sigit Santoso, ilustrasi berasal dari kata latin illustre yang artinya menerangkan. Ilustrasi juga dapat berupa gambar, simbol, relief, atau music yang bertujuan untuk mengkomunikasikan sesuatu. Ilustrasi dapat menjadi bahasa universal yang dimengerti oleh semua orang terlepas dari perbedaan bahasa kata-kata dan merupakan unsur yang penting. Berikut fungsi ilustrasi : • Untuk menarik perhatian, bisa dari warna, bentuk dan ukuran • Untuk menjelaskan suatu pernyataan • Untuk menciptakan suatu suasana
30 Ilustrasi untuk Anak Menurut Catharine Fishel (Designing For Children, 2001, Rockport Publishers), desain yang efektif untuk anak-anak adalah: •
Desain tersebut haruslah menarik perhatian dan membuat mereka berinteraksi.
•
Desain yang memberi informasi, memberi tahu kepada anak-anak tentang dunia luar tanpa harus menggurui
•
Desain tersebut dapat memuaskan anak-anak, mulai dari isi, nilai estetis, serta valuenya.
Menurut Bishop Comenius, gambar atau ilustrasi merupakan cara paling mudah agar sebuah pelajaran terlihat menarik bagi anak-anak.
2.2.2 Analisa SWOT 2.2.2.1 Strength ( Keunggulan ) - Pernah dinobatkan menjadi Kebun Binatang terlengkap dan terbesar se-Asia Tenggara - Merupakan salah satu ikon kota Surabaya - Merupakan salah satu Kebun Binatang tertua - Lokasi strategis di tengah kota - Sebagai tempat wisata hiburan, tempat pendidikan, serta penelitian
2.2.2.2 Weakness ( Kekurangan ) - Identitas visual dari Kebun Binatang Surabaya yang masih kaku dan tidak modern - Kebun Binatang Surabaya mendapat image yang buruk di mancanegara - Tampilan dan penataan di dalam Kebun Binatang Surabaya kurang kreatif, terlihat tua dan usang - Manajemen internal yang kurang dalam pengelolaan
31 Kebun Binatang Surabaya
2.2.2.3 Opportunity ( Kesempatan ) -
Kembalinya Kebun Binatang Surabaya sebagai tempat rekreasi popular di kota Surabaya
- Adanya dukungan penuh dari pemerintah kota Surabaya dan juga dukungan dari masyarakat luas - Masih banyak kebun binatang yang belum memiliki identitas visual yang baik
2.2.2.4 Threat ( Ancaman) - Banyak kebun binatang yang menyediakan berbagai macam suasana dan hiburan yang menarik bagi masyarakat - Adanya upaya dari pihak luar untuk menghancurkan Kebun Binatang Surabaya - Penutupan Kebun Binatang Surabaya akibat kematian binatang yang tak kunjung berhenti