BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain: •
Literatur: artikel, media elektronik: internet
•
Wawancara Narasumber
•
Kuisioner
2.1.1 Sejarah Komunitas Jendela
Gambar 2.1 Logo Komunitas Jendela
Komunitas Jendela tercetus dari sekumpulan anak muda Yogyakarta yang ingin melakukan sesuatu untuk masyarakat sekitarnya, khususnya untuk anak-anak. Oleh karena itu, mereka pun memutuskan untuk fokus pada pendidikan alternatif anak melalui perpustakaan. Pilot project-nya di Shelter Gondang 1 Cangkringan Merapi.
Komunitas ini terbentuk sejak tanggal 12 Maret 2011. Seperti halnya fungsi utama sebuah buku sebagai Jendela dunia, komunitas Jendela ada untuk membuka cakrawala anak-anak Indonesia. Komunitas Jendela hadir di dalam kehidupan anak-anak untuk membentuk kemandirian belajar mereka, dan Jendela ada untuk muda-mudi Indonesia sebagai wadah untuk membentuk kemampuan leadership mereka melalui berbagi pengetahuan dan kasih sayang untuk teman-teman kecilnya.
Komunitas yang terbentuk dan berpusat di Yogyakarta. Komunitas Jendela dikelola dan digerakkan oleh para volunteer yang berasal dari berbagai daerah.
3
Mereka berasal dari berbagai latarbelakang dan bekerja secara sukarela. Fokus kegiatannya pada segi pengembangan pendidikan anak terutama pada minat baca anak.
Program pertamanya yaitu membangun perpustakaan untuk anak di Shelter Merapi Gondang 1 Cangkringan dengan melakukan program pendidikan berkelanjutan mendidik anak-anak pengungsi merapi di Shelter Gondang 1 dalam pengelolaan perpustakaan yang telah didirikan.
Saat ini, komunitas jendela telah ada dibeberapa kota. Kegiatan yang dilakukan tetap pada koridor pendidikan anak-anak melalui baca dengan berbagai selingan bermain dan workshop. Selain di Yogyakarta (@JendelaJogja), Jakarta (@JendelaJakarta),kami
saat
ini
juga
mulai
berkembang
di
Bandung
(@JendelaBandung) Malang (@JendelaMalang), serta dalam proses selanjutnya adalah pembentukan Jendela Semarang.
2.1.2 Visi dan Misi •
Visi Menjadi komunitas berjiwa muda yang fokus berkarya & berkontribusi pada pendidikan anak
•
Misi o Membentuk kemandirian belajar anak melalui kebiasaan membaca buku o Memusatkan kegiatan pembelajaran pendidikan alternatif di perpustakaan o Memberikan pengetahuan gratis kepada anak-anak Indonesia melalui kegiatan non formal yang mengasah kreatifitas dan kemampuan motorik anak
2.1.3 Komunitas Jendela Jakarta Komunitas Jendela Jakarta merupakan cabang dari Komunitas Jendela di Yogyakarta. Komunitas Jendela jakarta dikelola dan digerakkan oleh para volunteer yang berasal dari berbagai latarbelakang serta bekerja secara sukarela.
4
Fokus kegiatan pada segi pengembangan pendidikan dan mental anak terutama pada anak-anak yang kurang beruntung di Manggarai.
Berawal dari Perpustakaan yang sederhana, mereka berusaha menghidupkan minat baca anak-anak Manggarai agar senantiasa menghargai pentingnya buku untuk menggapai cita-cita mereka. Beberapa program pembelajaran juga berikan seperti; Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Musik, Seni Menggambar dll. Segala sesuatu yang bermanfaat bisa diajarkan kepada adik-adik Manggarai.
Donasi-donasi yang telah diberikan masyarakat yang peduli sangat bermanfaat bagi anak-anak Manggarai dan perpustakaan, beberapa donasi buku juga ada yang dikirim ke cabang Komunitas Jendela di kota lain agar lebih bermanfaat mendukung kemajuan pendidikan di daerah tersebut. Namun masih sangat sedikit masyarakat yang mengetahui manfaat dari adanya Komunitas Jendela sehingga donasi yang didapat juga masih terbatas.
Donatur yang didapat oleh Komunitas Jendela berasal dari donatur tetap yang memberikan dana untuk kelangsungan perpustakaan, mulai dari sewa tempat sampai buku-buku. Sedangkan untuk donatur lepas, donatur-donatur tersebut didapatkan dari memberikan proposal. Tetapi kebanyakan donatur tersebut didapat dari orang-orang terdekat dari para relawan dan sharing dari mulut ke mulut.
Komunitas Jendela tidak akan bisa berjalan tanpa adanya para relawan. Kebanyakan dari relawan tersebut adalah seorang mahasiswa dan pegawai, mereka dengan sukarela meluangkan waku serta pikirannya untuk membantu anak-anak Manggarai dengan ilmu-ilmu yang mereka miliki. Setiap relawan mempunyai tujuan yang sama yaitu memberikan pendidikan alternatif kepada anak-anak Manggarai, dan motivasi mereka sendiri adalah untuk mengisi waktu luang yang bermanfaat.
5
Gambar 2.2. Tempat Komunitas Jendela Jakarta
2.1.4 Struktur Organisasi Komunitas Jendela Jakarta
Organisasi Gambar 2.3 Struktur
6
2.1.5 Target Khalayak Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan Komunitas Jendela ini adalah lakilaki dan perempuan yang berusia 17-25 tahun sebagai sukarelawan. Pada usia tersebut mereka sudah cukup tumbuh dewasa dengan mengetahui apa yang dapat bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya. Selain itu mereka sedang aktif dalam berbagai kegiatan dan lebih menyukai kegiatan berkelompok, dan mereka juga senang melakukan hal-hal baru yang berhubungan dengan minatnya. Namun jumlah relawan di Komunitas Jakarta ini masih sangat terbatas sehingga kurang beragamnya pelajaran yang dapat diberikan kepada anak didiknya.
2.1.6 Hasil Survey Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan. Survei untuk penelitian sosial kemasyarakatan biasanya menggunakan teknik wawancara, kuesioner, atau angket. Tujuan dari survei adalah memaparkan data dari objek yang diteliti, dan menganalisis secara sistematis. Survei yang dilakukan adalah dengan menyebar kuesioner.
Data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner online dengan jumlah responden sebanyak 133 orang, mendapatkan data bahwa pada umur 17-25 tahun merupakan kalangan yang sedang sangat aktif, karena kebanyakan dari mereka suka mengisi waktu luang dengan cara berorganisasi.
Gambar 2.4 Hasil survei
7
2.1.8 Pembanding •
Sahabat Anak
Gambar 2.5 Komunitas Sahabat Anak
Berawal dari Jambore Anak Jalanan (JAJ) yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 1997, sejumlah voluntir yang terdiri dari mahasiswa, alumni, dan profesional – yang tergabung dalam kepanitiaan melihat adanya satu kebutuhan esensial pada generasi anak kaum urban, khususnya anak-anak jalanan di Jakarta - yakni pendidikan sebagai pendongkrak status, ekonomi, dan karakter menuju fase yang lebih baik.
Bermodalkan komitmen purba (tanpa dukungan finansial, legalitas, dan fasilitas mapan lainnya; namun murni semangat idealisme) Sahabat Anak ini lahir setelah melalui periode panjang dengan pembelajaran istimewa akan kerjasama, dinamika filantropi, tantangan realita jalanan, pemahaman karakter anak jalanan yang unik, pengumpulan dana plus pertanggungjawabannya, serta pencarian program kurikulum informal terbaik sesuai kebutuhan anak marginal tersebut. Hingga saat ini, Sahabat Anak membidani kegiatan rutin Bimbingan Belajar (Bimbel) bagi anak-anak jalanan di tujuh area di Jakarta, yakni: Prumpung, Grogol, Cijantung, Gambir, Manggarai, Tanah Abang, dan Kota Tua.
Satu sekolah nonformal bagi remaja jalanan putus sekolah PKA (Pusat Kegiatan Anak) di belakang kantor Sekretariat, satu TK/PAUD di area Grogol (Jakarta Barat), serta satu rumah singgah bagi anak jalanan di Cijantung (Jakarta Timur). 8
•
Kandank Jurank Doank
Gambar 2.6 Komunitas Kandank Jurank Doank
Pada mulanya Kandank Jurank Doank (KJD) yang dirintis sejak tahun 1993 oleh artis dan seniman Dik Doank merupakan sekolah alam bagi anakanak kampung sekitar. Cita-cita Dik Doank saat itu adalah ia ingin agar anak-anak miskin bisa belajar di sekolah yang sebenarnya , yaitu: ALAM. Karena lewat alam anak-anak mampu mengenal diri dan potensinya, untuk kemudian dikembangkan. Mereka bergaul dengan alam sekitar; pohon melambai, angin mendesau, lumpur sawah. Sekaligus memberikan pemahaman bahwa keindahan alam semata ciptaan Tuhan yang harus terus dijaga dan dilestarikan.
Sejalan dengan waktu, saat ini Kandank Jurank Doank berkembang menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi anak-anak dari kalangan manapun. Miskin, kaya, tua, muda, warga sekitar maupun anak-anak yang melakukan kunjungan, semuanya diterima dengan sangat menyenangkan di tempat ini.
Suasana nyaman di Kandank Jurank Doak didukung dengan udara yang sejuk, belum ada polusi, nyaman, sangat “hijau” dan dikelilingi sawah-sawah yang menghampar. Di Kandank Jurank Doank, Dik Doank, sang pendiri mengajarkan kepada anak-anak bagaimana nikmatnya belajar
9
di luar ruangan bersimbah hangatnya cahaya matahari dan bersatu dengan alam.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) buku mempunyai pengertian yaitu lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Kamus Oxford, buku berpengertian sebagai hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi ataupun juga merupakan suatu hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan.
Buku dapat dikatakan sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mengedarkan gagasan. Lewat buku seseorang dapat mendalami maksud seorang penulis secara hampir tuntas. Lewat buku pula seorang penulis dapat menunjukan dirinya secara hampir utuh dan terstruktur. Juga melalui buku ilmu dikembangkan dan temuan- temuan baru dibidang apa saja dapat terus diperbaiki dan diperbarui secara signifikan.
Saat ini banyak terdapat buku yang ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar untuk menarik perhatian dan kesukaan membaca pada setiap orang terutama anakanak, karena setiap orang pada umumnya lebih tertarik pada bahasa penyampaian secara visual daripada bahasa verbal dan hal ini dinyatakan oleh Drs. Ngalim M. Purwanto (M. Purwanto, Ngalim, Drs. Psikologi Pendidikan. 1992)
Maka itu penulis pun merancang visual buku karena mendukung salah satu fungsi buku sebagai sarana efektif untuk memaparkan gagasan apalagi didukung dengan unsur-unsur visual sehingga memudahkan pembaca dalam memandu dirinya untuk memahami buku.
2.2.2 Definisi Publikasi Publikasi adalah industri yang mendukung desain suatu buku. Dan arti kata publishing sendiri adalah untuk menyatakan ide-ide atau gagasan-gagasan didepan umum, (Jennings, Simon. The Complete Guide to Advanced Illustration and 10
Design). Karena alasan inilah penulis mempermudah tampilan- tampilan gagasan tersebut dengan setiap visual yang mendukung sehingga semakin mudah untuk diketahui dan diingat oleh umum.
2.2.3 Landasan Teori 1) Teori Desain Prof. Yusuf Affendi mengungkapkan bahwa desain pada umumnya yaitu merancang, menciptakan bentuk, susunan grafis, bentuk (bidang), warna (nada) dan tekstur, termasuk pula memilih unsur-unsur tersebut yang kemudian menggarap, mengolah dan membentuknya mewujudkan suatu bentuk ciptaan yang mengandung kaidah, nilai estetik dari wujud yang dimaksud.
Kata grafis berasal dari bahasa Yunani graphien yang berarti menulis. Terminologi desain grafi tercetus pertama kali pada awal abad ke-20 dan pengertiannya mengacu pada citra-citra yang tertulis, tercetak atau terukir.
Beberapa permasalahan yang harus dipecahkan oleh desainer grafis : o Cermat menangkap perhatian masyarakat. o Mengidentifikasikan kelompok sasaran. o Mengetahui titik perhatian dan motivasi. o Mengkarakteristik maksud dan manfaat dari ide jasa yang akan disampaikan / dikomunikasikan.
Dalam diktat Dasar-Dasar Desain, unsur-unsur desain meliputi garis, ruang warna, dan tekstur.
•
Garis Garis yang bersifat geometris yaitu lengkung, garis lurus, dan lain- lain. Garis yang bersifat sebagai pengikat ruang, massa, warna, dan bentuk. Garis ini pada hakikatnya tidak ada dan tidak jelas, secara tergambar tidak terlihat dan lebih merupakan ilustrasi atau sugesti.
11
•
Ruang o Bentuk dua atau tiga dimensi yang telah disusun atau diubah. o Pengikat, penghubung, penerus yang membentuk suatu kesan batas.
•
Irama Yaitu sesuatu yang terjadi karena : o Pengulangan bidang/bentuk atau garis yang beraturan, dengan jarak dan bentuk yang sama o Perbedaan ukuran/bentuk yang teratur atau berkelanjutan o Perbedaan jarak ruang yang menerus antara bentuk/bidang yang selaras dalam gerak.
•
Warna Sensasi-sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai akibat dari sentuhan gelombang-gelombang cahaya pada retina mata. Menurut Munsell, terdapat beberapa istilah warna : o Hue : nama warna itu sendiri. Misalnya merah, biru. o Value : nilai gelap terang, atau perbedaan pancaran warna dalam perbandingan antara hitam atau putih. o Chroma : gejala kekuatan pancaran. Kadar intensitas warna yang diungkapkan untuk menyatakan saturasi/intensitas dari warna.
Warna dapat dibedakan menjadi : o Additive colors : Warna yang dihasilkan oleh cahaya, yaitu Red, Green, Blue o Substactive colors : Warna pigmen, yaitu Yellow, Magenta, Cyan
Warna dibagi dalam 3 kategori, yaitu terang (muda), sedang, gelap (tua), dan sebagai pertimbangan keterlihatan audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut :
12
o Warna terang (disukai muda-mudi, membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata). o Warna keras/hangat (termasuk di dalamnya adalah warna merah, oranye, kuning, warna-warna ini memiliki daya tarik dan dampak yang sangat besar, terutama warna merah dan oranye, sehingga sangat tepat diaplikasikan pada media yang menuntut perhatian lebih). o Warna lembut/dingin (termasuk didalamnya adalah warna hijau dan biru, warna ini kurang dinamis bila dibandingkan dengan warna keras, namun cocok digunakan untuk produk- produk tertentu). o Warna muda/pucat (tampak ringan dan kurang berdaya bagi mudamudi). o Warna medium (sifatnya umum dan sangat serasi bila dikomposisikan dengan warna yang memiliki nilai pantul lebih tinggi). o Warna tua (memiliki nilai pantul paling rendah, dan harus dikomposisikan dengan warna yang nilai pantulnya tinggi, serta bila dipajang pada rak penjualan buku harus dengan latar belakang yang kontras dan penerangan yang cukup agar mudah terlihat). o Alami/natural, biasanya warna yang dipakai adalah coklat tua yang merupakan contoh terbaik untuk menampilkan kesan alami. •
Tekstur Adalah yang berhubungan dengan permukaan suatu benda. Bentuk-bentuk tekstur beragam, ada yang halus, kasar, dan lain sebagainya. Tekstur disamping sebagai sifat dasar suatu benda juga berguna sebagai pendukung keindahan suatu hasil karya seni. Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip-prinsip desain adalah : o Kesatuan (unity) Yaitu kualitas yang dapat menampilkan suatu benda secara definitif dan organis sebagai suatu benda tunggal. o Keseimbangan (balance) Yaitu masalah penyatuan antara elemen-elemen desain dalam gaya berat dan tekanan gaya yang seimbang komposisinya.
13
•
Irama (harmony) Yaitu gabungan antara elemen-elemen desain yang menimbulkan adanya pengulangan yang teratur dari satu atau beberapa unsur.
•
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan dan proses kreatif dalam desain grafis adalah : o Layout dari komposisi gambar, huruf, warna, dan jenis media merupakan kesatuan rupa yang baik. o Kombinasi dari unsur gambar, seperti foto, ilustrasi atau gabungan keduanya. o Copy text yang terarah dan menggunakan bahasa yang baik. o Ukuran dan jenis huruf yang dipakai agar mudah terbaca. o Warna yang mengidentifikasikan kelompok sasaran.
2) Teori Ilustrasi Menurut Drs. Soemarsono. D yang menyatakan bahwa ilustrasi dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yaitu ilustrasi utama dan ilustrasi pendamping. Menurut Lori Siebert dan Mary Croper dalam bukunya, Working With Words And Pictures, ilustrasi utama digunakan untuk menyajikan ide besar atau utama. Ilustrasi utama digunakan untuk memperjelas ide utama. Ilustrasi sering dianggap harus berpegang pada kenyataan dan lebih imajinatif daripada fotografi. Ilustrasi menawarkan sebuah strategi, hasil yang lebih kompetitif, namun ilustrasi tersebut harus benar-benar unik, berani tampil beda dan pada hakikatnya merupakan ide kreatif Jadi menurut mereka, ilustrasi adalah bagian dari seni dalam membuat gambar, dan bagian membuat gambar adalah ilustrasi.
To draw (menggambar) adalah membuat bentuk dengan cara menorehkan sesuatu ke sebuah permukaan. Dengan potlot di atas kertas misalnya. Hasilnya adalah goresan.Yang bisa berbentuk (figurative) atau bisa saja yang tidak berbentuk (unfigurative, abstrak). Menggambarkan (to describe) mempunyai arti lebih luas lagi, karena tidak hanya berkutat pada bentuk yang tergambar dalam bingkai, namun lebih dari itu, mempunyai makna yang ingin
14
disampaikan. (Dwi Koendoro Brotoadmojo, Belajar menggambarkan, Kapita selekta, 2002).
Sedangkan menurut Jim Aitchison (Cutting Edge Advertising, 1999), ilustrasi yang baik harus dapat menguraikan masalah dan mampu bercerita serta mendeskripsikan ide yang mewakilinya sehingga pembaca dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
3) Teori Fofografi Fotografi berasal dari bahaya Yunani : Photography yang artinya “photos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis atau menulis, kesimpulannya fotografi adalah proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Foto yang bagus adalah foto yang berisi pesan. namun pesan membutuhkan sebuah subjek. Tentang apa yang ingin disampaikan. Dalam buku “Human Interest Photography” oleh Wilsen Way, disebutkan bahwa fotografi human interest adalah jenis fotografi yang menampilkan sisi kemanusiaan
dari
pengalaman
personal
fotografer.
Fotografi
ini
menyampaikan pesan emosi yang ada. Jenis fotografi ini berkaitan dengan interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya, bisa benda, alam, binatang ataupun manusia. Fotografi hitam putih menyeimbangkan emosi yang tertuang dalam sebuah foto, dimana kebanyakan pengalaman larut dalam frame foto. Dengan menunjukkan perbedaan kontras dan komposisi pencahayaan yang tepat, sebuah foto dapat menjadi lebih bermakna dalam balutan hitam dan putih.
4) Teori Komunikasi Dalam buku Teori Komunikasi oleh Werner J. Severin dan James W. Tankard, disebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan atau tidak langsung melalui media. Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat 15
terdapat kesaamaan mengenai hal yang dikomunikasikan. Dari pengertian di atas, maka unsur-unsur atau komponen yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi, adalah: o Komunikator, seseorang yang akan menyampaikan pesan; o Pesan, merupakan pernyataan yang didukung oleh lambang; o Media, adalah sarana untuk menyampaikan pesan; o Komunikan, orang yang akan menerima pesan.
Ruang lingkup komunikasi : o Komunikasi sosial merupakan komunikasi yang lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial. o Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak dikenal, selain itu sifat lain dari komunikasi massa adalah bahwa komunikasi heterogen yaitu heterogen dalam latar belakang sosial, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya dan latar belakang pendidikan. Komunikasi massa dapat mempergunakan media massa dan dapat pula terjadi tanpa media. Beberapa kriteria komunikasi massa adalah :
Khalayak luas (banyak jumlahnya).
Khalayak heterogen.
Khalayak anonim (tidak dikenal).
5) Teori Warna Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu cahaya, objek dan observer ( dapat berupa mata ataupun alat ukur ). Dalam buku Color Design Workbook, 2006, Adam Morioka memaparkan bahwa, teori warna merupakan suatu panduan yang dapat dipergunakan untuk menciptakan keharmonisan dalam membuat kombinas warna. Ide-ide dapat direpresentasikan pada diagram warna, segitiga warna, dan beberapa chart yang dapat membantu seorang desainer untuk dapat mengerti tentang interaksi warna, pemilihan dan kombinasi, serta efektifitas warna tersebut.
16
Menurut Martha Gill makna warna pada target audiens bisa berbeda-beda dipengaruhi oleh : •
Basic personality : bagaimana kepribadian target audiens itu sendiri ( memiliki pola pikir yang terbuka, berani menerima sesuatu yang baru)
•
Culture : sebagai contoh di negara Belanda warna oranye sering diasosiasikan dengan warna ningrat ( warna hitam-putih adalah warna paling netral dan dapat diterima semua budaya ).
•
Trend : banyak dipengaruhi oleh lingkungan, etnik dan juga media.
•
Age : usia juga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap warna.
Dalam buku Color Basic, 2007, Anne Dameria, warna dalam lingkaran warna terdiri atas tiga bagian yaitu : •
Warna primer : warna dasar dalam lingkaran warna
•
Warna sekunder : warna pencampuran dua warna primer dengan perbandingan yang sama
•
Warna tersier : warna pencampuran antara warna primer dan sekunder dengan perbandingan yang sama.
Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Warna yang digunakan di dalam design publikasi ini adalah menggunakan warna warni yang terang dan sesuai dengan mood yang ingin dibangun. Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut: o Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian. o Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna o Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut.
Menurut Affendi, 1978, intesitas warna dapat dinaikan atau diturunkan dengan cara: 17
o Meletakkan di atas latar yang kontras-intesitas naik. o Meletakkan di atas latar yang analog-intesitas turun. o Mencampur dengan abu-abu-intesitas turun.
Untuk itu pada publikasi buku mengenai Komunitas Jendela ini menggunakan warna-warna yang yang cerah, agar menarik perhatian target market.
6) Teori Tipografi Tipografi merupakan representasi visual dari huruf untuk membantu proses komunikasi sehingga orang yang melihat bisa merasakan suasana dan makna yang terkandung di dalamnya. kenyamanan keterbacaannya serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya juga turut diperhatikan. Jenis huruf yang dapat
dipakai adalah font font yang
mencerminkan media komunikasi dengan target market. Menurut kutipan dari buku “Tipografi dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis.
Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan atau ketidak pekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima. Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat, beberapa kriteria yang harus, terpenuhi antara lain : o Clearity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu yaitu harus dapat dilihat secara jelas. o Readability adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut. o Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya atau tidak. o Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut. 7) Teori Layout
18
Dalam buku Layout Dasar & Penerapannya, 2009, Surianto Rustan, memaparkan bahwa layout memiliki banyak sekali elemen yang mempunyai peran yang berbeda-beda dalam membangun keseluruhan layout. Untuk membuat layout yang optimal, perlu mengetahui peran masing-masing elemen tersebut. Elemen Teks : • Judulu (Head/Heading/Headline) • Deck (Blurb/Standfirst) : gambaran singkat tentang topik yang dibicarakan di bodytexs • Byline (Credit line/writer’s credit) • Body Text (Bodycopy/Copytext) • Subjudul (Subhead/Crosshead) • Pull Quotes (Liftouts) • Caption • Callouts : pada dasarnya sama dengan caption, tetapi kebanyakan callouts menyertai elemen visual yang memiliki lebih dari satu keterangan. • Kickers (Eyebrows) : satu atau beberapa kata pendek yang terletak pada judul. • Initial Caps • Indent • Lead Line • Spasi • Header & footer • Running head • Catatan kai • Halaman • Jumps • Signature • Nameplate • Masthead Yang termasuk dalam kelompok elemen visual adalah semua elemen bukan teks yang kelihatan dalam suatu layout. • Foto 19
• Artworks • Infographics • Garis • Kotak • Inzet • Poin Elemen-elemen yang tergolong sebagai invisible elements ini merupakan fondasi atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen layout lainnya. • Margin : menentukan jarak antara pinggir kertas dengan ruang yang akan ditempati oleh elemen-elemen layout. Margin mencegah agar elemen-elemen layout tidak terlalu jauh kepinggir halaman. Karena hal tersebut secara estetika kurang menguntungkan atau elemen layout terpotong saat pencetakan. • Grid : grid dapat mempermudah untuk menentukan dimana harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikasi dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
8) Teori Grid Grid digunakan sebagai alat bantu dalam menyusun elemen-elemen tipografi dan piktorial dalam sebuah halaman sehingga tercapai kesan integral, berkesinambungan dan menyatu dalam keseluruhan halaman desain.
Grid dapat berbeda-beda baik bentuk, konfigurasi maupun kompleksitasnya, tergantung dari isi informasi yang akan ditampung dan seperti apa elemenelemen desain yang akan ditampilkan
20
2.2.4 Content •
Membangun akar kemanusiaan
•
Pendidikan bagi jiwa manusia
•
Pendidikan alternatif
•
Komunitas Jendela
•
Jendela Jakarta
•
Visi dan Misi
•
100% perpustakaan Indonesia
2.2.5 Analisa SWOT A. Strenght (kekuatan) o Sukarelawan
yang
mempunyai
komitmen
penuh
terhadap
pendidikan anak-anak di Komunitas Jendela o Mempunyai lokasi di tengah kota, di area perkampungan o Kegiatan yang menarik dan beragam o Komunitas Jakarta mempunyai struktur organisasi yang rapi dan pengelolaan yang baik
B. Weekness (kelemahan) o Kurangnya minat baca pada masyarakat o Sedikit apresiasi masyarakat tentang potensi anak-anak dari kelas ekonomi lemah o Masih banyak masyarakat muda yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya o Fasilitas yang kurang memadai
C. Oportunity (peluang) o Buku ini dapat menjadi pembelajaran dalam membina masyarakat disuatu lingkungan o Media buku dapat di akses semua kalangan o Dengan adanya pendidikan alternatif dapat menjembatani jarak antara masyarakat tidak mampu, melalui pendidikan dan wawasan yang luas 21
o Sudah banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya sekolah alternatif dan mendukung aktifitas ini
D. Treat (ancaman) o Masyarakat banyak yang memilih untuk membaca buku fiksi o Target pembaca yang lebih memilih meluangkan waktu dengan pergi ke pusat perbelanjaan
22