BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1. Tinjauan Umum
2.1.1. Data dan Literatur Data dan literature yang dipakai untuk mendukung proyek ini di dapat dari buku dan artikel artikel dari berbagai website yang mencakup pengetahun tentang sejarah cokelat dan biji kakao serta perkembangan bisnis cokelat dan biji kakao di Indonesia. Hasil wawancara dengan nara sumber dan kuesioner terhadap konsumen DBC juga dimasukkan sebagai data pendukung.
2.1.2. Tentang Cokelat Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, cokelat merupakan bahan olahan yang terbuat dari kakao (Theobroma Cacao). Pohon kakao diperkirakan tumbuh di daerah Amazon Utara sampai Amerika Tengah. Diperkirakan kakao sudah dibudidayakan oleh bangsa Olmec sejak 1500 SM. Suku Maya dan Aztec menjadikan kokoa sebagai alat pembayaran yang tinggi, karena mereka menganggap bahwa kokoa adalah buah pemberian Tuhan. Seorang petualang Meksiko, Hernan Cortez membawa cokelat ke Spanyol dan kemudian menyebar keseluruh daratan Eropa. Sekarang, tanaman cokelat di produksi oleh beberapa Negara di Afrika dan Indonesia.
Di Indonesia, kakao diperkenalkan Spanyol pada tahun 1560 di Sulawesi Utara bersamaan dengan diperkenalkannya kakao di Afrika dan Asia. Jenis yang ditanam pertama kali adalah Criollo oleh Spanyol. Tahun 1806, area tanam kakao diperluas di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Beberapa peneliti dari Belanda kemudian melakukan seleksi terhadap biji kakao untuk mendapatkan bibit tanam yang unggul. Mereka menganggap bahwa jenis Criolo mempunyai banyak kelemahan, yaitu rentan terhadap penyakit karat
daun (Hemileia Vastatrix). Dari penelitian tersebut ditemukan bibit kokoa yang rentan dari hama dan penyakit. Seiring dengan penelitian tersebut, sampai tahun 1939 telah tercatat 29 perkebunan cokelat di Indonesia, yaitu 13 perkebunan di Jawa Barat, 7 di Jawa Tengah dan 9 di Jawa Timur. Tanaman cokelat pertama kali ditanam di perkebunan negara pada tahun 1973 – 1974 kemudian diikuti oleh perkebunan swasta dan mulai ditanam oleh petani Indonesia pada tahun 1980-an.
Tanaman kakao hanya bisa ditumbuh di hutan beriklim tropis dan merupakan Shade Loving Plant, yaitu tanaman tidak terlalu membutuhkan banyak matahari untuk tumbuh. Oleh karena itu, tanaman kakao selalu ditanam di bawah pohon lain yang lebih tinggi. Kakao dapat tumbuh sampai di ketinggian maksimum 1200 m dpl dengan ketinggian optimum 1 – 600 m dpl. Kakao sangat sensitif bila kekurangan air sehingga lahan harus dapat menyerap air dengan baik. Musuh utama dari tanaman kakao adalah hama Helopeltis, yang menyerang buah dan tunas muda dan penyakit yang menyerang buah dan akar pohon. Butuh 2 tahun agar tanaman kakao berbuah dan 6 bulan setelah berbunga buah kakao bisa dipanen. Dari buah tersebut akan diambil bijinya dan dari biji tersebut dihasilkan berbagai bahan olahan cokelat.
Berikut ini merupakan macam dari varietas kokoa yang pernah di budidayakan di Indonesia : i. Criolo / Kakao mulia Jenis ini merupakan bibit asli yang berasal dari Amerika dan sama seperti yg ditanam oleh bangsa Olmec, dan suku Maya. Sampai saat ini hanya ada beberapa pohon kakao varietas Criollo yang masih ada. Hal ini menyebabkan harganya mahal karena termasuk varietas yang langka. Biji kakao yang dihasilkan dari varietas ini lebih aromatik namun kurang pahit dibanding varietas lainnya.
ii. Forastero Varietas ini merupakan varietas yang paling banyak diolah dan ditanam di Indonesia. Hal ini dikarenakan pohon varietas forastero lebih kuat dari pada criollo sehingga biji kakao yang dihasilkan lebih murah. 80% dari coklat dibuat menggunakan biji kakao vaietas forastero.
iii. Trinitario / Hibrida Varietas ini merupakan hasil campuran dari Criollo dan Forastero. Hanya 10% dari cokelat yang menggunakan varietas ini.
Setelah dipanen, biji cokelat diambil dengan menggunakan pisau kulkaso atau pisau panen dan difermentasikan dalam peti yang ditutup karung goni. Tahap fermentasi dilakukan untuk membuang sisa sisa buah yang menempel pada biji kakao. Proses ini dihentikan ketika biji sudah berwarna cokelat akibat hasil oksidasi dan wangi kakao sudah muncul. Setelah itu biji cokelat dibersihkan dan dikeringkan. Pengeringan biasanya dilakukan selama berhari hari dibawah sinar matahari pada perkebunan tradisional. Namun pada perkebunan yang modern, pengeringan dilakukan selama 2 hari dalam mesin dan dilanjutkan dengan alat pengering. Hasil akhirnya adalah biji cokelat yang berwarna cokelat kemerah merahan.
Diperlukan proses lagi untuk mengolah biji cokelat menjadi olahan yang bisa dikonsumsi. Biji cokelat yang sudah kering akan digoreng setengah matang kemudian dikelupas kulitnya dan digoreng kembali. Setelah itu digiling menjadi cairan cokelat yang halus. Kemudian cokelat halus diproses kembali. Ada 2 cara memproses cairan cokelat, yaitu proses massa biasa dan massa obat. Pada proses massa obat aan dihasilkan minyak cokelat yang biasa digunakan untuk pembuatan lipstick dan ampasnya dijadikan sebagai bahan baku cokelat bubuk. Sedangkan dalam proses massa biasa, minyak tidak diambil namun ditambah dengan bahan lain seperti susu, gula, essens,
mentega, vitamin, dan lain lain. Proses ini menghasilkan permen cokelat dan cokelat batang yang beredar di pasaran.
Kandungan dalam cokelat mengandung zat stimulan, yaitu kafein dan teobromina. Namun kafein yang ada dalam cokelat tergolong rendah sehingga bisa dikonsumsi siapa saja termasuk anak anak. Efek teobromina terhadap jantung tidak sekuat cafein sehingga orang yang sakit jantung masih bisa mengkonsumsi cokelat, namun dalam porsi yang tidak berlebih. Dalam cokelat juga terkandung stimulan feniletilamin yang memilik efek antidepresan. Inilah sebabnya cokelat dapat memperbaiki suasana hati seseorang. Cokelat juga mengandung antioksidan lebih tinggi dari teh hijau sehingga baik untuk dikonsumsi tubuh.
2.2.3. Sejarah Halloween Halloween merupakan suatu tradisi paganisme yang dirayakan pada malam tanggal 31 Oktober sebagai peringatan hari kematian yang diperingati oleh kebudayaan Barat. Menurut History.com , perayaan ini berasal dari pesta Romawi untuk menghormati Dewi Pomona, yaitu dewi dari kebun buah. Halloween kemudian juga dihubungkan dengan festival Samhain dari bangsa Kelt.
Samhain diselenggarakan pada saat malam tanggal 31 Oktober sampai malam tanggal 1 November. Bangsa Kelt percaya bahwa pada malam tanggal 31 Oktober, pembatas antara dunia manusia dan kematian akan terbuka dan orang yang telah mati akan membahayakan manusia dengan membawa penyakit dan merusak hasil panen. Oleh karena itu, selama festival diselenggarakan, bangsa Kelt mengenakan kostum dan topeng seperti arwah jahat atau kepala binatang, membakar tulang tulang hewan dan membawa obor untuk mengelabui dan berdamai dengan mereka. Mereka juga percaya bahwa orang yang lahir pada tanggal 31 Oktober akan memiliki kekuatan supranatural.
Pada tahun 42 M, Kekaisaran Romawi berhasil menaklukan wilayah bangsa Kelt. Selama empat ratus tahun mereka menguasai daerah Celtic, dua festival yang berasal dari tradisi Romawi digabungkan dengan perayaan tradisi Celtic, Samhain. Yang pertama adalah Feralia, yaitu festival pada akhir Oktober dimana orang Roma memperingati orang yang telah meninggal dan yang kedua adalah hari untuk menghormati Dewi Pomona. Lambang dari Dewi Pomona sendiri adalah apel, yang diperkirakan menjadi awal mula permainan apple bobbing (permainan mengambil apel dengan gigi dalam air).
Pada tanggal 13 Mei tahun 609 M, Paus Bonifasius IV mendedikasikan Pantheon di Roma sebagai tanda penghormatan kepada pada martir dan hari raya All Saints’ Day ditetapkan dalam gereja. Paus Gregorius II kemudian memperluas festival dengan mencakup semua orang kudus dan para martir untuk dihormati, kemudian memindahkan hari peringatannya menjadi tanggal 1 November. Pada tahun 1000 M, gereja membuat hari All Souls’ Day yang diperingati pada tanggal 2 November sebagai penghormatan kepada orang yang terlah mati. Banyak yang percaya bahwa gereja berusaha menggantikan festival Celtic dengan menambahkan unsur Kristiani. Peringatan All Souls’ Day serupa dengan festival Samhain dengan membakar tulang tulang hewan, parade dan berkostum seperti santa, malaikat atau iblis. All Saints’ Day mempunyai nama lain All-Hallow / All Hallowmas dan festival pada malam hari sebelumnya disebut dengan All Hallow Eve / All Hallow Evening yang kemudian disingkat menjadi Halloween. Tradisi Halloween kemudian dibawa para imigran Irlandia dan beralkulturasi dengan kebudayaan asal.
Halloween sekarang sudah menjadi tradisi yang dilakukan kaum urban baik di Amerika, Eropa bahkan Indonesia. Malam Halloween di Amerika biasanya diperingati dengan pesta kostum, kembang api dan street festival. Anak anak kecil akan mengetuk rumah rumah dengan berseru, “Trick or Threat!”. Trick or Threat sendiri berarti ancaman untuk memberikan mereka permen atau
cokelat, jika tidak mereka yang tidak memberikan cokelat akan dijahili. Halloween identik dengan penyihir, burung gagak, rumah hantu, manusia serigala dan makhluk menyeramkan lainnya yang berasal dari budaya barat.
Selain itu dikenal juga Jack-O-Lantern, yaitu buah labu yang diukir dalam wajah seram dan biasanya diletakkan di depan rumah dengan lilin di dalamnya dan digunakan untuk menerangi jalan. Jack-O-Lantern merupakan tradisi yang dibawa dari Eropa ke Amerika dan berasal dari legenda Irlandia yang menceritakan seseorang bernama Stingy Jack (Jack yang pelit). Ia mengundang iblis untuk minum, namun Jack terlalu pelit untuk membayar minumannya, sehingga ia mengelabui sang iblis untuk berubah menjadi koin sehingga ia bisa membayarnya. Setelah berubah, Jack menaruh koin tersebut ke dalam sakunya beserta salib perak yang menyebabkan sang iblis tidak dapat berubah. Jack akhirnya melepaskan sang iblis, dengan syarat sang iblis tidak boleh menggangu Jack selama satu tahun dan bila Jack mati, sang iblis tidak akan menuntut jiwanya. Tahun berikutnya, Jack kembali mengelabui sang iblis dengan menyuruhnya naik ke atas pohon. Namun di bawah pohon, Jack mengukir tanda salib sehingga sang iblis tidak bisa turun. Jack pun kembali melepaskan sang iblis dengan syarat ia tidak boleh mengganggunya dalam waktu sepuluh tahun. Suatu saat Jack meninggal, namun jiwanya tidak diterima oleh Tuhan karena perbuatannya dan sang iblis pun tidak bisa membawa jiwanya ke neraka. Sang iblis kemudian mengirim Jack kembali dalam malam yang gelap hanya dengan batu bara untuk menerangi jalannya. Jack menaruh batu bara dalam buah lobak yang telah diukir dan orang Irlandia percaya bahwa Jack masih berkeliaran sampai sekarang. Dalam tradisi Amerika, lentera yang dibawa Jack berubah menjadi buah labu karena Amerika menghasilkan buah labu lebih banyak.
Day of the Dead atau dalam bahasa spanyol, Dia de Muertos, juga merupakan festival serupa dengan Halloween yang juga diperingati pada tanggal 31 Oktober – 2 November. Festival ini berasal dari kebudayaan suku Aztec dan
adaptasi dari hari All Souls’ Day dari Gereja Katolik Roma. Day of the Dead diperingati oleh masyarakat Meksiko sebagai hari berkumpulnya keluarga untuk berdoa dan mengenang sanak saudara yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa pada satu hari dalam satu tahun, para arwah yang telah meninggal yang belum naik ke surga akan kembali ke bumi dan berkumpul bersama keluarganya. Mereka biasanya membuat ofrendas, yaitu altar yang digunakan untuk menghormati mereka yang telah meninggal dengan memberikan sesajian berupa permen berbentuk tulang, bunga marigold, foto mereka yang telah meninggal dan makanan atau minuman sebagai hadiah kepada para arwah. Mereka juga menghiasi altar dengan patung patung tengkorak / Calaveras , dan kertas hias / Paper Picado.
2.2.4. Tentang DBC Bogor
gambar 1. Logo asli DBC sumber : foto Julia
gambar.2. suasana restoran sumber : foto Julia
DBC Bogor adalah sebuah restaurant yang terletak di Jl. Ceremai No. 22, Taman Kencana Bogor. DBC memulai usahanya pada 14 Agustus 2006 dan masih mempunyai kerabat dengan Pia Apple Pie, Macaroni Panggang dan Rumah Cupcake yang juga berada di dalam lingkungan Taman Kencana Bogor. DBC awalnya bernama Death By Chocolate Bogor namun kemudian
mendapatkan surat teguran dari Death By Chocolate yang berada di PIM Jakarta bahwan nama tersebut sudah dipatenkan oleh mereka. Oleh karena itu Death By Chocolate Bogor mengganti nama menjadi DBC Coklat & Spagetti Bogor.
gambar 3. suasana dalam restoran sumber : foto Julia
Konsep yang ditawarkan oleh DBC adalah gothic, untuk menggambarkan menu andalan dari DBC yaitu death by chocolate. Makanan dan minuman yang ditawarkan di DBC tidak melulu berbahan dasar coklat tapi juga tersedia berbagai macam makanan barat dan khas Indonesia, yaitu spaghetti, soup, soto saung, ayam bacem, pepes tahu, dan lain lain. Harganya juga cukup terjangkau yaitu berkisar antara Rp 18.000 – Rp 40.000.
gambar 4. dan gambar 5. : menu dari DBC sumber : foto Julia
Target market dari DBC adalah semua kalangan usia, namun mayoritas yang datang adalah kalangan muda dan turis turis dari luar kota. Konsep rumah hantu yang disuguhkan DBC banyak menarik turis walaupun promosi yang dilakukan hanya dari mulut ke mulut. Pada akhir minggu, DBC akan mengelapkan sebagian dari lampu restaurant dan menyebarkan hantu hantu yang akan menjahili para pengunjung. Acara ini disebut dengan Malam Hoptuna. Di malam hoptuna, ada juga stand fortune teller dimana pengunjung dapat meramal dirinya dengan membayar Rp 10.000 per kupon untuk 1 pertanyaan. Pada hari haloween, DBC juga mempunyai menu menu khusus seperti Sup Nenek Sihir, Omelete Hati Tukang Sihir, Jari Jari Mayat dan menu menu lainnya yang bernama menarik.
2.1.5. Target Market •
Demografi Jenis kelamin : pria dan wanita
•
Usia
: semua usia
Kelas Sosial
: menengah ke atas
Geografi Bogor dan daerah sekitarnya (Jabodetabek).
•
Psikografi Penggemar cokelat, suka tantangan dan suasana yang baru, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
2.2.6. Analisa SWOT •
•
Strength / Kekuatan -
Temanya unik.
-
Satu satunya restaurant tematik yang ada di Bogor.
Weakness / Kelemahan -
Logo yang dipakai tidak mencerminkan tema dari DBC
-
Warna yang dipakai tidak menunjukkan bahwa DBC merupakan restoran yang menjual cokelat.
-
Tidak mempunyai icon sehingga tidak identtitasnya bisa dikenali masyarakat.
•
Opportunity / Kesempatan -
•
Kebudayaan Halloween sudah dikenal di Indonesia.
Threat / Ancaman -
Adanya restauran bernama sama sehingga sering disamakan.
-
Banyaknya kompetitor disekitar DBC.
2.2.7. Hasil Kuesioner dan Wawancara Dari hasil kuesioner yang dilakukan terhadap 50 orang pengunjung DBC, diketahui sebagian besar pengunjung yang datang ke DBC Bogor berkisar antara umur 21 – 30 tahun dan berprofesi sebagai mahasiswa. Pengunjung yang datang merupakan penyuka cokelat dan datang atas rekomendasi dari mulut ke mulut. Kesan terhadap DBC terhadap pelanggan yang banyak disinggung adalah kesan seram dan horror, suasananya yang nyaman dan pelayanannya yang ramah. Hampir 90% dari responden berpendapat bahwa logo atau identitas visual dapat mempengaruhi nilai jual suatu produk karena menambah daya tarik pembeli.
2.2.8. Kompetitor
2.2.8.1. Death By Chocolate Jakarta
gambar 6 . Death By Chocolate Jakarta sumber : http://www.flickr.com/photos/nico_h/3236326454/
Death By Chocolate yang berada di Sky Walk Pondok Indah Mall sepertinya bisa jadi pilihan ketika anda ingin santai sejenak menikmati sajian coklat yang bervariasi. Cokelat-cokelat dan cake yang disediakan bisa menghilangkan rasa lelah anda. Atau bisa juga dijadikan teman santai bersama teman atau rekan kerja.
Menu andalan yang bisa dipesan yaitu Death By Chocolate, sesuai dengan nama tempatnya. White Chocolate yang dibentuk seperti waffle ini tegak berdiri diatas piring menjadi pembatas antara cake cokelat dengan ice cream coklat.
Death By Chocolate merupakan produk franchise yang berasal dari New Zealand dan berdiri pada tahun 1991. Pada tahun 1995, Death By Chocolate diambil alih oleh perusahaan perbankan yang mempunyai misi untuk membuka Death By Chocolate di seluruh dunia dan menyebarkan cerita suksesnya. Lisensi dibeli oleh Canada pertama kali dan berhasil mengembangkan 10 outlet, dan juga Mexico yang membuka outlet pertamanya pada tahun 2005.
Sekarang, Death By Chocolate sudah dimiliki oleh Death by Chocolate International, Ltd. , bagian dari perusahaan brand franchise. Berikut merupakan karakter penting dari konsep Death by Chocolate : - Nama brand yang menarik - Logo yang memikat atau menarik - Restorant dengan spesialisasi dessert - Sajian menu yang menarik dan mistik - Suasana yang nyaman, bersahabat dan mengasikkan
2.2.8.2. Chocolava
gambar 7. Chocolava Bogor sumber : http://www.alaniachocolate.com/
Alania Chocolava didirikan pada tanggal 21 Juli 2009 di kota Bogor untuk mengembangkan berbagai produk olahan kakao Indonesia, seperti minuman cokelat, cokelat bar (milk chocolate & dark chocolate), cokelat blok, cokelat chip, permen cokelat, wafer, biskuit dan produk cokelat lainnya. Pengembangan produk-produk ini selanjutnya akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan penyerapan produk oleh pasar.
Produk pertama yang diluncurkan oleh ECF adalah minuman instant 3 in 1 dengan brand AlaNia chocolate instant 3 in 1. Bahan baku cokelat yang digunakan untuk memproduksi AlaNia
Chocolate Instant 3 in 1 menggunakan teknologi terbaru dan higienis berasal dari Eropa. Formulasi AlaNia Chocolate Instant 3 in 1 ini dikembangkan oleh ahli teknologi proses agroindustri dari Institut Pertanian Bogor. Produk ini telah melalui serangkaian analisis laboratorium dan panel tes yang dilaksanakan oleh para ahli dari Institut Pertanian Bogor.
2.2. Tinjauan Khusus 2.2.1. Teori Branding Menurut DM-ID Holland (2013,18), a brand is a totalisation process that develops a character, through a soul, personality and visual. Kita harus memahami pengaruh dari brand strategy dalam menjamin bisnis yang sukses, salah satu alasan dimana proses mengembangkan diferensiasi yang relevan dan menciptakan keterikatan emosi dengan target market.
Masih banyak orang yang mengira bahwa brand hanya dilihar dari visual atau logo. Ketika membicarkan tentang brand, kita membicarakan tentang diferensiasi emosi daripada fungsi fungsional. Identitas visual atau logo hanyalah bagian dari proses, digunakan sebagai sinyal perubahan atau perubahan internal. Brand merupakan hasil dari menggabungkan semua elemen, karakteristik dan pengalaman emosional, dimana kita mendapatkan sebuah penawaran yang unik dengan tujuan untuk mendapatkan reputasi, pengalaman konsumen, janji yang implicit (tersembunyi), harga, perilaku dan lain lain. Jika proses branding dilakukan dengan tepat, baik dari komuikasi internal dan eksternal akan mendapatkan pengaruh yang besar. Ada banyak kasus dalam branding yang menuju pada pentingnya sebuah brand dan kekuatan akan brand.
Dalam segi branding, DBC sudah mampu memunculkan pengalaman emosi konsumennya, namun identitas visualnya tidak mendukung DBC
sebagai restauran cokelat yang tematik, sehingga tidak menarik konsumen yang baru pertama kali datang ke DBC.
2.2.2. Teori Warna Menurut Sutton dan Whelan (2008, 7), colors have such strong associations that even black and white rendering of a brand’s logo instaneously calls specific hues to mind.
Penggunaan warna warna yang inovatif dapat membuka kesempatan untuk melakukan perkembangan / perluasan produk dan market. Dalam banyak kasus, warna adalah cara yang digunakan untuk membedakan produk. Kesalahan pemilihan warna dalam pembentukan identitas visual dapat membuat turunnya penjualan.
Warna terbagi dalam warna primer, sekunder dan tertier. Warna primer adalah merah, kuning dan biru. Warna sekunder merupakan warna turunan dari warna primer, yaitu oranye, violet dan hijau. Warna tertier terbagi menjadi 6, yaitu merah-oranye, kuning-oranye, kuning-hijau, biru-hijau, biru-violet, dan merah-violet. Warna tertier merupakan kombinasi dari warna primer dan sekunder.
Warna dapat dideskripsikan dalam terang gelapnya suatu warna atau banyaknya kandungan hitam atau putih dalam suatu warna. Warna putih yang ditambahkan pada warna warna disebut dengan tints. Contohnya, warna pink merupakan tints dari warna primer merah. Sedangkan shades merupakan sebutan untuk warna yang ditambahkan warna hitam. Contohnya, shade dari warna merah adalah burgundy atau maroon.
Warna dapat bersifat simpel dan juga kompleks. Warna dapat memiliki arti yang berbeda pada masyarakat yang berbeda di kultur yang berbeda. Tidak ada orang yang melihat sebuah warna dalam arti yang sama. Warna adalah
sesuatu yang personal dan universal, menyampaikan sebuah pesan dari variasi yang tidak terbatas.
Pemilihan warna pada logo DBC sebenarnya sudah sesuai dengan karakter seram yang ingin ditampilkan. Namun pemilihan dua warna yang tidak kontras menyebabkan warna yang dipakai tidak stand out dan terkesan datar. DBC juga tidak memiliki warna khusus yang mencirikan DBC sehingga tidak mudah untuk dikenali jika dibandingkan dengan kompetitor.
2.2.3. Teori Layout Menurut Davis (2004,10), desain style sebuah layout dipengaruhi oleh audience dan desain yang tidak sesuai dapat berdampak pada hasil publikasi yang tidak sesuai dengan harapan. Style yang baik dibentuk dengan mengkombinasikan typeface, typesize, leadin, column, width, color & tints dengan sesuai. Pemilihan photographer dan illustrator juga dapat mempengaruhi style dari sebuah layout.
Sangat berbahaya untuk membuat peraturan peraturan yang tetap dalam sebuah layout, tetapi beberapa peraturan dapat digunakan – misalnya : -
upmarket
: huruf lebih kecil
-
downmarket
: huruf lebih besar
-
bising / ramai
: huruf san serif
-
tenang
: huruf serif
-
sibuk
: kolom lebih sempit
-
lengang
: kolom lebar
-
cepat
: huruf san serif italic
Kenyataannya semua aspek memiliki konotasi – warna terang melambangkan jiwa muda, warna lembut melambangkan kedewasaan. Kombinasi warna seperti cokelat dan krem memberi kesan adat / tradisi,
tetapi kombinasi merah dan cokelat dapat berkesan anarkis. Penampilan dan kesan dari sebuah layout akan menunjukkan respon dari audience. Jika desain berjalan dengan baik, audience akan menerima pesan dari desain dengan tepat.
Layout media yang ada pada DBC, seperti menu, kartu nama terlalu datar dan tidak menggunakan elemen elemen pada layout dengan baik. Namun tingkat keterbacaannya tinggi sehingga konsumen dapat meilihat menu dengan mudah.
2.4.4. Teori Tipografi Menurut Maharsi (2013, 2) secara definisi, yang dimaksud tipografi adalan seni dalam memilih, menyusun dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan percetakan maupun reproduksi. Dikatakan pula tipografi adalah seni dari memilih jenis huruf yang berbeda serta menggabungkan sejumlah kata dalam ruang yang tersedia.
Berbicara masalah tipografi berarti berbicara masalah dunia huruf yang sangat luas. Mulai dari proses kreatif dalam mencipta huruf atau mendesain huruf dalam konteks satuan terkecil, memilih dan memilah segala jenis huruf yang telah ada, menata huruf huruf dalam kepaduan harmonis yang sesuai dengan konsep yang diusungnya.
Tipografi merupakan kunci elemen dari brand identity, karena tipografi membentuk citra verbal dalam bentuk visual. Karakter tipografi dalam brand identity membentuk image yang spesifik yang menggambarkan konsep utama dari brand identity, yaitu logo. Tipografi dalam identitas brand digunakan dalam dua tipe; yang pertama, tipografi digunakan sebagai brandmark and digunakan untuk mensupport komunikasi dalam brand.
Tipografi yang digunakan DBC baik dalam logo maupun dalam medianya dinilai kurang mencerminkan DBC merupakan restauran cokelat.