BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Untuk mendukung sumber data dari perancangan rambu petunjuk dalam dunia konstruksi ini, penulis telah mengumpulkan data-data yang berasal dari beberapa sumber terpercaya, diantaranya :
2.1.1.1 Wawancara Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi, solusi serta pemahaman kondisi dan situasi yang terjadi mengenai dunia konstruksi. Berikut nama-nama pihak yang bersangkutan dalam wawancara: • Ir. Andi Santoso • Ir. Daniel Sangeroki • Enrico Pranoto , ST.,MT 2.1.1.2 Literatur A. Peraturan Mentri Tenaga Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) seperti yang didefenisikan dalam Peraturan Mentri Tenaga Kerja 09/PER/M/2008 adalah bagian dari Sistem Manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi perkembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif.
B. Media Elektronik / Internet Sebagai panduan dalam metode penciptaan rambu-rambu petunjuk dalam dunia konstruksi berdasarkan peraturan dan arahan dari sistem manjemen kesehatan dan keselamatan kerja, meliputi:
1
2
•
www.pu.go.id Website informasi tentang Kementrian Pekerjaan Umum.
•
www.hsa.ie Website tentang rambu-rambu petunjuk.
• www.hse.gov.uk Website tentang keselamatan kerja serta aplikasi pendukungnya • www.jurnalk3.com Website tentang liputan aktifitas dan informasi tentang K3. • www.a2k4-ina.net Website asosiasi kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi. • www.multisertifikasi.co.id Website jasa sertifikasi dan auditor SMK3.
C. Pustaka Buku Sumber data yang berhubungan dengan desain grafis dan rambu-rambu petunjuk.
• Buku Desain Grafis - Desain Komunikasi Visual Terpadu — Yongky Safanayong, 2006. - Making and Breaking the Grid — Timothy Samara, 2005. - Layout : Dasar & Penerapannya — Surianto Rustan, 2009. - Pictograms, Icons, and Signs — Rayan Abdullah, Roger Hubner, 2006. - Color Graphic — Karen Triedman, 2002. - 1,000 Icons, Symbols + Pictograms — Black Coffee, 2006.
• Buku Konten - Health and safety in construction — HSE, 2006. - Wayshowing: A Guide to Environmental Signage Principles & Practices — Per Mollerup, 2006. - Wayshowing: Wayfinding: Basic & Interactive Per Mollerup, 2006. -
Ayn Rand, “Art and Cognition ” The Romantic Manifesto.
3 2.1.2 Data Survei dan Observasi 2.1.2.1 Survei Survey dilakukan untuk mendapatkan tanggapan serta masukan dan juga sebagai salah satu informasi tambahan dalam perancangan komunikasi visal rambu-rambu petunjuk dalam dunia konstruksi.
Data survey dari 100 pekerja konstruksi : • 75 orang dengan Profesi Kuli Banguan • 15 orang dengan Profesi Tukang Bangunan • 5 orang dengan Profesi Mandor • 2 orang dengan Profesi Arsitektur • 3 orang dengan profesi Project Manager Pertanyaan yang diberikan kepada para pekerja konstruksi untuk melengkapi survei beserta jawabannya adalah sebagai berikut : 1. Menurut anda, pentingkah rambu-rambu dalam proses konstruksi? 87 orang menyatakan penting (Biru), 13 orang menyatakan tidak penting (Merah).
2. Sudah terlaksana secara maksimalkah sistem K3 dalam proyek yang sedang berjalan ini? 100 orang menyatakan belum (Biru).
3. Apakah penyampaian rambu-rambu petunjuk dalam proses pekerjaan konstruksi sudah menyampaikan pesan dengan baik? 67 orang menyatakan belum (Biru), 33 orang menyatakan sudah.
4. Apakah rambu-rambu yang tersedia pada proses konstruksi akan dapat membantu dalam mencegah kecelakaan? 83 orang menyatakan ya (Biru) , 17 orang menyatakan tidak (Merah).
4 5. Lebih mudah mengingat rambu-rambu dalam bentuk tulisan atau dalam bentuk visual? 100 orang menyatakan lebih mudah mengingat dalam bentuk visual (Biru).
6. Jika nantinya rambu-rambu visual yang tersedia pada proses konstruksi harus seperti apa? 53 orang menjawab jelas dan mudah dimengerti (Biru) 31 orang menjawab menarik dan mudah di ingat (Merah) 16 orang menjawab jelas, menarik, dan mudah dimengerti dan di ingat (Hijau).
Gambar 2.1 Layout Dalam Buku
5 2.1.2.2 Observasi Dari observasi penulis yang mendatangi lokasi pekerjaan konstruksi, dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya rambu-rambu petunjuk dalam proses konstruksi.
Gambar 2.2 Foto Observasi
2.1.3 Hasil Wawancara Tentang permasalahan dalam menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam dunia konstruksi, menurut Ir. Andi Santoso, beliau mengatakan “Dalam proses penerapan K3 konstruksi, tersedianya rambu visual akan lebih mempermudah untuk di ingat dan lebih menarik perhatian dibandingan hanya
6 dengan teguran dan tulisan saja”. Menurut Ir. Daniel Sangeroki, beliau mengatakan “Karena menurut saya orang lebih mudah melihat dengan gambar”. Dan menurut Enrico Pranoto , ST.,MT, “Perlu, karena visual sangat membatu dalam menyampaikan pesan dari rambu-rambu tersebut”.
2.1.4 Target Sasaran Rambu-rambu petunjuk ini di tujukan terutama kepada para pekerja konstruksi dan seluruh pihak yang bertanggung jawab dan terkait dalam proses konstruksi..
2.1.4.1 Target Audience A. Demografis Umur
: 15 – 45 tahun.
Jenis Kelamin
: Pria pada umumnya.
Tingkat Ekonomi
: C dan D.
Status Pendidikan
: Maksimal SMA/SMU/STM.
Jenis Pekerjaan
: Tukang / Kuli Bangunan.
B. Psikografi Karakteristik
: Keras kepala.
Kebiasaan
: Tidak peka dan kurang rasa tanggung jawab.
Kepribadian
: Sederhana, mudah tersinggung, emosional.
C. Geografi Geografi
: Nasional.
2.1.4.2 Rekan K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bertujuan untuk memelihara kesehatan dan keselamatan kerja serta melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Literatur DKV (Desain Komunikasi Visual)
7 Bertujuan dalam penciptaan komunikasi visual dalam bentuk rambu-rambu petunjuk sesuai dengan dasar-dasar teori yang sudah di akui. 2.2.2 Landasan Teori •
Stilasi Adalah tampilan visual yang disederhanakan tanpa meninggalkan karakter bentuk aslinya. “Seorang seniman tidak memalsukan realitas, tetapi menstilasinya. Ia memilih aspek-aspek eksistensi yang di anggap sebagai metafisik yang signifikan dan dengan mengisolasi serta menekankan bahwa dengan menghilangkan secara disengaja, ia tetap menampilkan keberadaan karakter aslinya. Kosepnya tidak menentang fakta realitas, konsepnya adalah mengintegritaskan fakta dan evaluasi tentang metafisik fakta-fakta yang ada.” Ayn Rand, “Art and Cognition,” The Romantic Manifesto.
•
Semiotik Semiotik secara etimologi berasal dari kata “Semeion” dalam bahasa Yunani yang berarti “tanda”. Secara terminology, semiotic dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika moderen mempunyain dua pelopor, yaitu Charles Sanders Peirce ( 1839-1914 ) dan Ferdinand de Saussure. Barthes adalah salah satu ahli teori semiotika yang terkenal, yang mempelajari tentang tanda-tanda. Dalam konteks ini, tanda merujuk pada sesuatu yang menyampaikan arti, misalnya, kata-kata tertulis atau lisan, simbol ataupun mitos. Alasan Barthes dalam penerapan semitotika adalah pentingnya menghindari kebingungan antara, budaya, alam, atau naturalisasi fenomena social.
•
Piktogram Piktogram yang baik, meliputi 2 aspek. Yang pertama adalah harus segera dipahami oleh pengguna yang melihatnya pertama kali, yang kedua adalah mudah diingat agar pengguna dengan mudah mengenali dan memahami segera setelah melihat tanda atau signage yang di tampilkan. Efektivitas piktogram bergantung pada warna ( Christ & Corso, 1982 ),
8 shape ( Arend, Muthig, & Wandmacher, 1987 ), dan kompleksitas visual ( Byrne, 1993 ). Namun kesulitan utama dalam mengolah ikon informasi yang diwakili dalam piktogram adalah makna dari tampilan itu sendiri. Dalam penggunaannya, piktogram harus mencapai tingkat efektivitasnya, terutama dalam penyampaian pesan yang berkaitan dengan keselamatan dan keprihatinan atau lebih jelas dengan kata “perhatian”, sebagai rujukan maupun arahan. Tujuan ISO 9186-1 : 2007 adalah untuk memastika bahwa tanda-tanda yang menggunakan simbol-simbol grafis, mudah untuk dipahami, dengan tujuan untuk mengembakan simbol grafis yang berguna sebagai tanda-tanda pentunjuk, arahan, atau perintah, apabila tidak adanya tambahan teks dalam tanda tersebut, sehingga tanda tersebut perlu ditampilkan bersamaan dengan teks atau tulisan sebagai sarana pembantu dalam penyampaian pesan.
•
Gestalt Figure and Ground Persepsi dari Figure and Ground adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem visual yang menyederhanakan objek utama visual dengan latar belakang visual serta variable lainnya. Teori Gestalt sendri memiliki ide utama dari “pengelompokan” atau aspek visual dan lainnya, yang menyebabkan subjek mengartikan sebuah masalah atau kejadian dengan
cara
tertentu.
(Max
Wertheimer).
Faktor-faktor
yang
bersangkutan : •
Kedekatan (Proximity)
Elemen yang berada bersamaan yang dianggap sebagai satu objek atau beberapa objek.
•
Kesamaan (Similiarity)
Benda yang memiliki beberapa karakteristik yang sama cenderung dikelompokan.
•
Penutup (Closure)
Elemen yang timbul untuk melengkapi beberapa bentuk atau objek tertentu untuk cenderung dikelompokan.
•
Kesederhanaan (Simplicity)
9
•
Kecenderungan mengatur sebuah objek untuk disederhanakan.
Warna Warna berperan sebagian besar dari jenis signage visual yang ada. “Fakta dalam desain grafis adalah tentang variasi warna yang lebih mudah dilihat daripada elemen grafis lainnya” Per Mollerup. Akan tetapi warna tersebut tidak dapat bekerja sendiri, tanpa
combinasi elemen grafis
lainnya. Fungsi utama dari warna itu sendiri terdiri dari tiga, yaitu menarik perhatian dari pengguna itu sendiri, membedakan dari signage atau tanda-tanda lainnya, dan menyoroti isi dari signage atau tanda-tanda tersebut dengan warna yang kontras. “Manusia tidak memiliki kemampuan untuk mendaftarkan warna”, sehingga kontras warna yang signifikan dalam menyoroti informasi dapat membedakan antara pesan yang akan disampaikan pada tanda-tanda atau signage dengan latar belakang itu sendiri. Warna memiliki bahasa mereka sendiri, terkandang universal atau menyeluruh, tetapi
terkadang berbeda dalam lingkup
budaya. Berikut adalah penjelasan warna yang sering digunakan dalam rambu petunjuk atau signage : • Merah : Menujukan tanda bahaya atau larangan. • Oranye : Menunjukan tanda peringatan • Kuning : Menunjukan tanda wajib untuk diperhatikan
•
• Hijau
: Menunjukan tanda pertolongan pertama dan keselamatan
• Biru
: Menunjukan informasi tentang keamanan dan keselamatan
Bentuk atau Shape Berdasarkan IAPA ( Industrial Accident Prevention Association ) penjelasan pengkategorian bentuk atau shape rambu petunjuk atau signage dalam lingkup pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut : • Lingkaran
: Menunjukan kewajiban atau keharusan yang mutlak.
• Segitiga
: Menunjukan sikap untuk berhati-hati dan menjukan
tanda bahaya.
10 • Kotak
: Menunjukan informasi gawat darurat dan informasi
umum tentang keselamatan.
11