BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Sumber Data dan Literatur
Sumber data yang didapatkan dan digunakan untuk mendukung penyusunan laporantugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: 1. Artikel eletronik, website, forum •
www.beritasatu.com
•
myzone.okezone.com
• http://alfirizyadhi.blogspot.com/2014/11/alih-fungsi-trotoarkeberadaan-kota.html
• http://pikiran-rakyat.com/node/203639 2. Hasil Survey •
Wawancara Wawancara dilakukan dengan Satpol PP yang sedang beroperasi di daerah Kota Tua. Dalam wawancara ini penulis menanyakan mengenai keadaan trotoar di Jakarta serta penyalahgunaan yang sering ditemui, dan apa saja upaya PEMDA dalam menangani penyalahgunaan fungsi trotoar tersebut.
•
Survey Lapangan Penulis melakukan survey lapangan dengan mengamati keadaan trotoar-trotoar di daerah kota Jakarta Barat seperti Slipi, Tomang, Kemanggisan dan Kembangan. Dari pelaksanaan survey lapangan ini, penulis dapat mengalami dan merasakan peristiwa penyalahgunaan trotoar secara langsung.
3
4 2.1.1 Trotoar Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan.Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan
pembangunan
trotoar.Perlu
tidaknya
trotoar
dapat
diidentifikasikan oleh volume para pejalan kaki yang berjalan dijalan, tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan/permintaan masyarakat. Menurut Ir. Wobowo Gunawan dalam buku Standard Perancangan Geometrik Jalan Perkotaan menjelaskan bahwa trotoar memiliki pengertian sebagai bagian jalan yang disediakan untuk pejalan kaki.Umumnya ditempatkan sejajar dengan jalur lalu lintas, dan harus terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik.Pengertian tersebut mengatakan bahwa antara trotoar merupakan tempat berjalan kaki yang berada bersebalahan dengan jalan raya, keadaan trotoar dan jalan raya harus memiliki batas yang memisahkan keduanya.Pemisah yang dibuat tersebut digunakan untuk keamanan pejalan kaki agar pemakai jalan raya tidak memasuki wilayah trotoar dan dapat membahayakan pejalan kaki.
2.1.2 Kriteria Trotoar Menurut E.Y. Tisnaningtyas dalam tesis berjudul Fungsi Jalur Pedestrian di Kawasan Simpang Lima Semarang pada Malam Hari Ditinjau dari Aspek Kenyamanan dan Visibilitas Penggunanya, 2002, kriteria yang harus dimiliki oleh suatu trotoar, antara lain:
5 1. Kenyamanan. Tingkat kenyamanan pejalan kaki dipengaruhi olehkapasitas trotoar
yang
meliputi
jumlah
pejalan
kaki
per
satuan
waktu,penghentian, lebar jalur, ruang pejalan kaki, volume, tingkat pelayanan,harapan pemakai, dan jarak berjalan.
2. Visibilitas. Jarak penglihatan dimana objek yang diamati dapat terlihat jelas. Dan persepsi visual dimana seseorang merasa tidak adanya halangan untuk mencapaiobjek yang dituju.
3. Waktu. Berjalan kaki pada waktu-waktutertentu akan mempengaruhi jarak berjalan yang mampu ditempuh.
4. Ketersediaan transportasi publik. Tranportasi publik sebagai moda penghantar sebelum dan sesudah berjalankaki sangat mempengaruhi jarak tempuh berjalan kaki.
5. Pola tata guna lahan. Perjalanan di daerah denganpenggunaan lahan mixed use seperti di pusat kota akan lebih cepat dilakukandengan berjalan kaki dibandingkan dengan kendaraan bermotor.
2.1.3 Persyaratan Teknik Trotoar Berdasarkan buku Persyaratan Aksebilitas pada Jalan Umum no.22/T/BM/1999 yang diterbitkan oleh Department Pekerjaan Umum, persyaratan teknik yang harus diperhatikan dalam perencanaan jalur pejalan kaki adalah :
6 1. Tingkat kenyamanan pejalan kaki yang optimal, seperti factor kelandaian dan jarak tempuh serta rambu-rambu petunjuk pejalan kaki.
2. Jalu pejalan kaki sebaiknya ditempatkan jauh dari lalu lintas kendaraan sehingga kenyamanan pejalan kaki lebih terjamin, serta tersedianya prasana pemberhentian bus dan dekat dengan prasarana umum lainnya.
3. Keamanan terhadap kemungkinan terjadinya benturan antara pengguna jalur pejalan kaki, terutama bagi penyandang cacat berkursi roda
4. Penerangan yang cukup di malam hari sehingga memungkinkan jarak pandang yang cukup
5. Hindari terjadinya hambatan-hambatan dan ketidaknyamanan berjalan kaki yang disebabkan oleh adanya pedagang kaki lima pada jalur pejalan kaki.
6. Jalur pejalan kaki harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu hujan permukaannya tidak licin dan tiak terjadi genangan air serta disarankan untuk dilengkapi dengan pohon-pohon peneduh pada jalur tepinya.
7. Drainase sebaiknya dibuat tegak lurus dengan arah jalan dengan lubang yang dijauhkan dari tepi jalur penghubung sehingga tidak mendatangkan bahaya.
8. Tepi jalur penghubung, dan batas pegangan bagi tongkat tuna netra.
7 2.1.4 Permasalahan Trotoar di Jakarta Sumber dari beritasatu.comdengan tajuk 80 persen trotoar di Jakarta tidak layak. Koalisi Pejalan Kaki Jakarta menyatakan dari seluruh pedestrian yang ada di Kota Jakarta, hanya 20 persen yang dalam kondisi layak digunakan pejalan kaki. Sisanya, 80 persen pedestrian dinilai cukup membahayakan keselamatan pejalan kaki. Karena ruang pejalan kaki di pedestrian sudah diokupasi parkir liar, pedagang kaki lima (PKL) dan kebutuhan lainnya. Ketua Koalisi Pejalan Kaki Jakarta Ahmad Safrudin mengatakan pihaknya merasa miris sekali dengan kondisi pedestrian di Jakarta yang sangat tidak ramah terhadap pejalan kaki.Pedestrian yang dinilai bagus adalah sepanjang Jalan Sudirman hingga Thamrin, kondisinya lebar dan terbebas dari PKL.Sehingga pejalan kaki pun merasa nyaman dan aman menempuh perjalanannya dengan berjalan kaki. “Selebihnya, 80 persen lainnya, kalau tidak ada PKL, ya para pengendara bermotor seringkali melalui pedestrian sehingga ruang bagi pejalan kaki semakin dipinggirkan. Selain itu, sopir angkutan umum juga harusnya diberikan pelajaran etika agar tidak berhenti sembarangan,” kata Ahmad dalam acara Jakarta Pedestrian Festival 2012, Jalan Sabang sisi utara, Jakarta. Para pejalan kaki, lanjutnya, mengharapkan Pemprov DKI segera melakukan penertiban trotoar pedestrian, agar dapat dilalui pejalan kaki. Kemudian juga mengharapkan Pemprov dapat membangun pedestrian yang layak tidak hanya di wilayah jalan protokol Jakarta, tetapi juga dibangun di kawasan perindustrian, perkantoran hingga pusat perbelanjaan.“Pedestrian yang layak dan bagus tidak hanya dimiliki di Jalan Sudirman dan Thamrin saja.Tetapi harus dibangun di kawasan-kawasan yang lebih membutuhkan. Jakarta itu sama dengan Bangkok. Tapi soal trotoar kita kalah jauh dari kota itu,” ujarnya.
8 2.2
Tinjauan Umum
2.2.1
Target Audience Target Audience dari tugas akhir ini adalah : a) Demografis
•
Usia
: 17-27 Tahun
•
Jenis Kelamin : Perempuan, Laki-laki
•
Pekerjaan
: Pelajar, Mahasiswa dan Karyawan
•
SES
: B, A
b) Psikografis
•
Gaya Hidup
: Fun, Dinamis, Urban living.
•
Kebiasaan
: Suka nongkrong, suka bertukar pikiran atau mengobrol, suka membaca, suka travelling.
c) Geografis
2.2.2
•
Wilayah
:DKI Jakarta, kota besar sekitarnya.
•
Iklim
: Tropis
Data Penerbit Penerbit POP adalah lini produk KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) yang menerbitkan buku-buku populer dan mengikuti perkembangan zaman.Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) adalah salah satu penerbit di bawah payung Kelompok Kompas Gramedia yang memiliki tradisi memadukan bisnis dan kegiatan sosial. Leluri ini bersumber pada keyakinan bahwa profit dalam bisnis seyogianya diperoleh
dari
mengembangkan
potensi
sekeliling.
9 Didirikan pada 1 Juni 1996 atas prakarsa Parakitri T. Simbolon. Buku-buku yang telah diterbitkan oleh POP antara lain Generasi 90an, #88 Love Life, Virus Akal Bulus Kang Maman, Notulen Cakep Kang Maman, DO – Handoko Heryono, The Fashion Bible for Men, Re:.
Gambar 2.2.2 : Logo POP
2.2.3
Buku Pembanding
Gambar 2.2.3 :Cover Indonesia Banget Sumber : Indonesia Banget - Mice Cartoon
Potret-potret kecil dalam buku ini Mice buat bukan dalam rangka ikut-ikutan menghujat.Justru ini bentuk kecintaan saya yang dalam pada negeri ini. Meminjam istilah orang bijak: 'Right or Wrong it's My Country!' Tapi, Mice lebih suka yang ini: 'Dangdut, it's a Music of My Country'. Cobalah bisa menerima dengan lapang dada walau sedikit miris dengan segala bentuk budaya dan pola tingkah anak negeri.
10
Gambar 2.2.3.2 :Comic Strip Indonesia Banget - Mice Cartoon Sumber : Indonesia Banget - Mice Cartoon
Gambar 2.2.3.3 :Visual Indonesia Banget-Mice Cartoon Sumber : Indonesia Banget - Mice Cartoon
2.2.4
Topik Sejenis Pembahasan mengenai penyalahgunaan fungsi trotoar dibahas dalam bentuk jurnal dan artikel menggunakan bahasa yang formal dan kaku. Dalam jurnal ini dijelaskan mengenai alih fungsi trotoar menjadi lahan pedagang kaki lima secara mendetail dari luas trotoar yang menjadi tempat PKL, penyebab terjadinya penyalahgunaan penyalahguna fungsi trotoar serta jenis PKL yang berada di trotoar.
11
Gambar 2.2.4 :Jurnal Alih Fungsi Trotoar Yang Digunakan PKL Sumber : Jurnal ALIH FUNGSI TROTOAR MENJADI TEMPAT PEDAGANG KAKI LIMA Istaslama Bakri , Buchori Asyik , Rahma Kurnia Sri Utami
2.2.5
Daftar Isi Buku •
•
Opening •
Cholofon
•
Epilog
Isi •
Aktivitas Menggambarkan aktivitas penyalahgunaan fungsi trotoar yang ada di atas trotoar.
•
Kejadian Menggambarkan kejadian penyalahgunaan fungsi trotoar yang
sering
dialami
saat
melewati
di
trotoar.
12 •
Tokoh Menggambarkan
tokoh
yang
turut
melakukan
penyalahgunaan fungsi trotoar. •
2.2.6
Penutup •
Penutup
•
Biografi Penulis
Analisa SWOT a) Strength •
Pendekatan
ilustrasi humor
sehingga
menarik
untuk
masyarakat. •
Peristiwa kehidupan sehari-hari sehingga pembaca dapat mengaitkan langsung dengan pengalaman mereka.
b) Weaknesses •
Konten yang didapat dari penelitian dalam ruang lingkup skala kecil.
c) Opportunities •
Belum terlalu banyak buku ilustrasi yang membahas tentang keadaan trotoar di Jakarta.
•
Menghibur serta menggelitik masyarakat.
d) Threat • 2.3
Adanya kompetitor yang memiliki gaya serupa.
Tinjauan Khusus
2.3.1
Teori Desain Buku Berdasarkan “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buku memiliki arti sebagai lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau
13 kosong. Menurut buku “New Book Design” oleh Roger Fawcett Tang (Fawcett-Tang, 2004), desain sangat penting untuk menarik minat para konsumen, karena pengamatan awal konsumen akan jatuh pada cover dan kemasan yang menarik dari suatu buku, kemudian barulah masuk kepada apa yang mereka tuju yaitu isi dan informasi yang diberikan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah :
•
Navigation Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasiinformasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang baik.
•
Structure Isi suatu buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu tipografi, grid dan gambar.
Menurut Yongky Safanayong (Safanayong, 2006), anatomi dalam pembuatan buku secara umum dapat dibagi menjadi seperti berikut:
•
Cover Hardcover dan softcover (paperback)
•
Jaket buku (untuk hardcover)
•
Cover depan / muka
•
•
•
•
Judul, subjudul, pengarang / penulis / editor
•
Logo penerbit, judul seri
Punggung (tulisan dibaca dari atas ke bawah) •
Judul, penulis
•
Logo penerbit
Cover belakang •
Biografi penulis dan blurb
•
Barcode dan ISBN / ISSN
Flap jaket •
Uraian singkat atau teasercopy (pada flap depan)
14 •
Biografi penulis dan potret (pada flap belakang)
•
ISBN
•
Endpaper dan inside cover depan dan belakang
•
Halaman-halaman pendahuluan (preliminary)
•
Preliminaryblank
•
Halftitle
•
•
•
•
Judul (biasanya ditempatkan setelah endpaper)
•
Review, uraian singkat penulis atau teasercopy
Frontispiece (contoh : left of title page) •
Sebuah gambar dengan keterangan (caption)
•
Setelah halftitle
Judul halaman (title page) •
Judul, subjudul, judul seri dan penulis
•
Penerbit, tempat publikasi
Hal imprint(verso of title page) •
© copyright nama pemilik, tahun publikasi
•
Informasi reprint : nomor reprint, tanggal
•
ISBN
•
Detail produksi, seperti nama-nama: editor, desainer, manajer produksi, percetakan
•
Colophon : detil typografis dan reproduksi, seperti jenis huruf dan kertas yang digunakan, proses pencetakan yang dipilih, edisi, fotografi, desain. (colophon bisa pada halaman bagian depan atau belakang)
•
Dedikasi atau kuotasi
•
Foreword (oleh penulis tamu)
•
Daftar isi, daftar ilustrasi, daftar tabel (diawali dengan angka romawi pada halaman isi)
•
Kata pengantar (disampaikan oleh penulis atau penulis tamu mengapa buku ini eksis)
•
Penghargaan (penulis atau penerbit berterimakasih pada kontributor atau penasehat)
•
Bagaimana
menggunakan
buku
ini
(tidak
selalu
ada)
15 •
Introduksi (biasanya oleh penulis)
•
Glosari (apabila singkat, umumnya di bagian belakang setelah teks selesai)
•
Daftar singkatan yang digunakan dalam teks
•
Teks Halaman 1 (angka arabik mulai di sini), bagian-bagian dibagi dalam bab (chapter). Halaman 1 selalu di sebelah kanan (recto), bisa juga bagian dari judul, jadi apabila bab mulai dari halaman recto, halaman 3 menjadi judul bab pertama dan halaman pertama dari teks sebenarnya. Apabila bab mulai pada halaman verso (kiri) atau recto (kanan), halaman 2 akan menjadi bab judul pertama dan halaman pertama teks. Halaman sub judul selalu mulai pada halaman recto (kanan).
2.3.2
•
The endmatter
•
Informasi tambahan (supplement)
•
Appendix
•
Referensi (atau pada akhir tiap bab)
•
Glosari (optional dan letak lebih tradisional)
•
Bibliografi
•
Indeks
•
Colophon (menerangkan detil produksi-peletakan optional)
Teori Layout Layout
adalah
penyusunan
dari
elemen-elemen
desain
yangberhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan yang artistik.Layout juga dapat disebut sebagai pengolahan bentuk dan ruang.Tujuan utamanya adalah menampilkan elemen visual dan teks yang dikomunikasikan dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca untuk menerima informasi yang disajikan tanpa mengalami kesulitan. (Gavin Ambrose dan Paul Harris, Basic Design Layout 2nd, 2011) Ketika berpikir mengenai desain layout, kita sering diarahkan
pada
media
grid,
stuktur,
hirarki
dan
16 pengukuran tertentu yang digunakan dalam desain. Hal ini menyatakan bahwa layout digunakan untuk mengatur dan menyusun informasi, selain itu juga untuk membimbing, dan menarik perhatian para pembaca. (Ambrose, 2011) Menurut Surianto Rustan (2009:0), pada dasarnya layout dapat dijabarkan sebagai tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawakan. Salah satu elemen desain yang penting adalah Grid.Grid adalah alat bantu yang sangat bermanfaat dalam me-layout. Grid mempermudah kita menentukan dimana harus meletakkan elemen layout dan mempertahankan konsistensi dan kesatuan layout terlebih untuk karya desain yang mempunyai beberapa halaman.
2.3.3
Teori Ilustrasi Menurut The National Museum of Illustration di Rhode Island, USA, Ilustrator menggabungkan ekspresi pribadi dengan pencintraan gambar dengan tujuan untuk menyampaikan suatu ide-ide, merupakan gambaran yang sangat berarti. Gambaran ilustrasilah yang menangkap dan melekat pada imajinasi orang-orang dan dengan erat mengikat sejarah pribadi seseorang. Ilustrasi memiliki peran penjelas penting akan suatu kejadian dan waktu. Dalam lingkupan yang besar, dapat dikatakan
ilustrasi
sudah
mencatat
keberhasilan
orang-orang,
menyampaikannya dalam cara yang tidak mungkin sebelum kelahiran teknik fotografi. Esensi dari suatu ilustrasi ada di dalam tahap pemikiran. Ide dan konsep yang membentuk sebagai fondasi akan suatu gambaran yang ingin disampaikan.
Memasukan unsur kehidupan dan bentuk visual
dalam sebuah teks atau pesan adalah peran dari seorang ilustator, hal ini adalah sebuah kegiatan yang menggabungkan kepintaran pola pikir analitis
dengan
kemampuan
yang
terasah
untuk
17 menciptakan sebuah gambaran yang memiliki makna, cara dan maksud yang ingin disampaikan. (Zeegan, 2005; 12)
2.3.4
Teori Tipografi Menurut Surianto Rustan dalam Huruf,Font & Tipografi, dalam komunikasi visual, aspek fisik dan non fisik yang terkandung di dalam typeface sebetulnya hanya alat untuk menyampaikan ide/ konsep/ pemikiran : Pesan. Agar pesan dapat tersampaikan dan dimengerti secara efektif, antara typeface dan pesannya harus sesuai. Jenis huruf menggunakan dekoratif, tulisan tangan, dimana stroke berupa goresan-goresan manual, organic.Hal ini memberikan kesan dinamis, spontan, blak-blakan dan agresif. (Rustan, 2011:109) Dalam pembuatan buku ini penulis menggunakan tulisan dekoratif, tulisan tangan yang bertujuan untuk menunjukkan kejenakaan dan nuansa fun, dan juga dengan tulisan yang tidak kaku sehingga terkesan akrab dan enteng bagi pembaca.
2.3.5
Teori Warna Mata dan otak manusia melihat warna secara fisik, mental dan emosional.Sebagai hasilnya, warna memiliki makna yang berbedabeda.Lambang dari suatu warna biasanya mengandung unsur budaya, dan opini dari berbagai macam lingkungan (Morioka, 2008: 14). Warna merupakan media untuk mengekspresikan mood.Mood fun, playful dapat diintrepretasikan dengan warna-warna vivid seperti merah, kuning, jingga.Warna vivid merupakan warna-warna terang dengan intensitas cahaya yang tinggi.Warna vivid memberikan esensi tampilan yang lebih jelas, riang, ceria dan aktif. (Morioka, 2008: 26, 98)
18 Warna kuning merupakan warna yang paling terlihat dari semua warna, maka dari itu warna kuning digunakan untuk tempat penyeberangan pejalan kaki.Oleh karena itu warna kuning penulis gunakan sebagai warna dari salah satu di objek di judul agar buku ini mencolok dan memberikan kesan pejalan kaki.
2.3.6
Teori Komunikasi Visual Menurut dalam buku “Desain Komunikasi Visual Terpadu” yang dibuat oleh Prof. Drs. Yongky Safanayong, Desain komunikasi visual atau desain grafis sudah menjadi tuntutan dan keharusan pada abad ke-21 ini, dilatarbelakangi oleh perubahan tata sosial, budaya, perkembangan teknologi, munculnya media-media baru dan komunikasi baru dalam kehidupan kita. Jika saat ini Desain Komunikasi Visual hanya terbatas sebagai ilmu yang mempelajari segala upaya untuk menciptakan sutau rancangan alias desain yang bersifat kasat mata (visual) untuk mengomunikasikan maksud, maka itu sebetulnya hanya terbatas pada sepotong saja dari sebuah tujuan tatanan estetika yang lebih luas.
Desain adalah suatu disiplin atau mata pelajaran yang tidak hanya mencakup eksplorasi visual, tetapi terkait dan mencakup pula dengan aspekaspek seperti kultural – social, filosofis, teknis dan bisnis. Komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara dua pihak. Sementara kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata.Desain Komunikasi Visual adalah suatu disiplin
ilmu
yang
bertujuan
mempelajari
konsep-konsep
komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar tatanan huruf serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). (Safanayong, 2006:89)