BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber Data Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini didapatkan melalui buku, artikel maupun data online dari website yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas serta wawancara dengan berbagai narasumber.
2.1.1.1 Artikel •
http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2013/01/12/seb uah-opini-generalisasi-istilah-jamu-untuk-obat-bahan-alamindonesia-524746.html
•
http://opini.id/pertanyaan/3832/apakah-generasi-mudasudah-tidak-mau-meminum-jamu-tradisional-lagi-apaalasannya
•
http://www.javanessia.com/aboutjamu.html
•
http://www.al-ghuroba.co.id/index.php/proo/sekilastentang-jamu
•
http://www.litbang.depkes.go.id/riset-jamu#
•
http://www.sekarmataram.co.id
2.1.1.2 Data Literatur •
http://www.javanessia.com/aboutjamu.html
•
http://www.litbang.depkes.go.id/riset-jamu#
2.1.1.3 Data Visual • Logo Lounge Master Library (Rockport) • 50 Secrets of Great Design Packgaging (Leaders In The Design Field) • Color Design Workbook (Rockport) • Packaging and Wrapping Graphics (Pie Books) • Design Secrets : Packaging (Cathrine Fishel) • Desain Kemasan oleh Marianne Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec • Logo Design Wiedemann, ED. Julius Taschen
2.1.1.4 Narasumber 1. Ibu Vita selaku Produksi Prakasita SekarMataram
2.1.2 Literatur 2.1.2.1 Tentang Rempah-rempah Berdasarkan definisi dari International Standard Organization (ISO), rempah – rempah diartikan sebagai produk sayuran atau campuran produk sayuran yang bebas dari benda asing, yang digunakan untuk memberikan flavor, membumbui, dan memberikan aroma yang spesifik dalam makanan. Kamus Webster menyebutkan bahwa rempah – rempah merupakan berbagai produk sayuran yang memiliki aroma khusus yang digunakan dalam memasak dengan tujuan untuk membumbui dan memberikan flavor juga diartikan sebagai bumbu penyedap dari sayuran dalam bentuk bubuk atau pun cair (condiment). Ada pula yang menyatakan rempah-rempah adalah bagian kering dari tanaman yang mempunyai aroma spesifik, kecuali bagian daunnya. Sedangkan herbal diartikan sebagai daun
kering dari tanaman beraroma yang digunakan untuk memberikan flavor dan aroma pada makanan, dan terkadang juga memberikan warna. Menurut penulis klasik, rempahrempah diklasifikasi mejadi 4 kategori yaitu : 1. Species aromata, rempah-rempah yang digunakan sebagai parfum seperti kapulaga, kayu manis, dan sweet marjoram. 2. Species thumiamata, rempah-rempah yang digunakan untuk dupa/kemenyan seperti thyme, kayu manis, dan rosemary. 3. Species condiementa, rempah-rempah
yang digunakan
untuk pengawetan seperti kayu manis, jinten, adas, cengkeh, dan sweet marjoram. 4. Species theriaca, rempah-rempah yang digunakan untuk menetralkan racun seperti adas, ketumbar, bawang putih, dan oregano.
Karakteristik lain dari herbal dan rempah-rempah yang diketahui
adalah
sifatnya
sebagai
antioksidan
dan
antimikroba. Sebagai antioksidan, berarti bahan-bahan tersebut dapat mencegah atau memperlambat terjadinya reaksi oksidasi. Sedangkan fungsi sebagai antimikroba, berarti bahan-bahan tersebut mampu membunuh atau menghambat
tumbuhnya
mikroorganisme.
Aplikasi
rempah-rempah sebagai antioksidan dan antimikroba banyak
dilakukan
produk
pangan,
terutama
untuk
menghambat kerusakan produk dan memperpanjang umur simpan.
Rempah-rempah juga mempunyai sifat farmaceutika, yaitu memiliki fungsi sebagai obat-obatan. Di banyak negara di Asia termasuk di Indonesia penggunaan rempah-rempah sebagai obat tradisional sudah dilakukan sejak dulu dan
secara turun-temurun. Jamu adalah salah satu produk yang banyak memakai herbal dan rempah-rempah, yang sampai dengan sekarang banyak dijumpai baik dalam bentuk minuman herbal, minuman instan siap minum, sampai dengan sirup, kaplet, pil atau pun kapsul. Produk jamu ada yang diproduksi skala masal oleh industri besar, maupun diproduksi dalam skala kecil menengah seperti jamu gendong. Beberapa contoh rempah-rempah yang banyak dipakai dalam proses pembuatan jamu diantaranya adalah jahe, temulawak, temuireng, bengle, kunyit, laos, kencur, brotowali, secang, adas, kayu manis, dan lain-lain. Komsumsi jamu banyak dikaitkan dengan manfaatnya untuk menyembuhkan penyakit, atau pun menjaga stamina tubuh.
2.1.2.2 Klasifikasi Obat Tradisional Pada dasarnya jamu merupakan bagian dari obat tradisional yang sudah banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kalau kita berbicara obat tradisional, maka ada beberapa acuan yang bisa kita ambil, salah satunya dari UU No 23 tahun 1992, yang menerangkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO), suatu produk dapat disebut sebagai obat tradisional jika obat tersebut telah dikonsumsi secara turun-temurun selama tiga generasi dan telah terbukti aman dan bermanfaat berdasarkan pengalaman.
Badan POM sendiri telah menentukan kategori obat tradisional menjadi tiga kategori, yaitu : 1. Jamu. Kategori obat tradisional ini merupakan kategori yang paling rendah. Hal ini dikarenakan jamu merupakan produk dari tanaman obat namun belum memiliki bukti ilmiah mengenai manfaat yang dihasilkan dan belum dilaksanakan uji pra klinis dan klinis.
2. Obat herbal terstandar. Kategori ini merupakan tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan jamu karena sudah dilakukan uji pra klinis, yaitu uji simplisia nya yang terbukti secara ilmiah mengandung zat tertentu yang bisa mempengaruhi kesehatan. Maksud simplisia disini adalah bagian tertentu dari tanaman obat yang bisa diambil manfaatnya, misal temulawak yang sudah dibuktikan secara ilmiah bahwa rimpangnya bermanfaat untuk menyembuhkan radang hati. 3. Fitofarmaka. Kategori ini merupakan kategori yang paling tinggi, atau yang paling atas dari tingkatan karena selain sudah mengalami uji pra klinis (simplisianya dibuktikan secara ilmiah bermanfaat) juga sudah terbukti secara klinis. Artinya produk obat yang dihasilkan sudah pernah dilakukan uji coba ke manusia dan memberikan khasiat manjur yang telah dibuktikan secara ilmiah
2.1.3 Hasil Survei
Penulis melakukan survei dengan membagikan kuesioner acak kepada 100 orang responden untuk mengetahui minat masyarakat terhadap obat tradisional dan produk Prakasita SekarMataram. 1. 57% responden adalah wanita dan 43% responden pria. 20% responden dengan usia 15-20 tahun, 64% responden dengan usia 21-25 tahun, 10% responden dengan usia 2630, 6% responden dengan usia diatas 30 tahun.
2. 74% responden tinggal di pulau Jawa, 16% responden tinggal di pulau Sumatra, 5% responden tinggal di pulau Sulawesi dan 5% responden tinggal di pulau Kalimantan. 3. 20% responden adalah pelajar, 64% responden adalah mahasiswa dan 16% adalah pegawai/karyawan. 4. 13% responden suka mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional karena manfaatnya yang baik, 69% responden biasa saja, dan 18% tidak suka mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional karena rasanya yang pahit. 5. 46% responden mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional setahun sekali atau lebih, 34% responden mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional sebulan sekali atau lebih, 15% responden mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional seminggu sekali atau lebih, dan 5% responden tidak pernah mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional.
6. 61% responden tidak tertarik untuk membeli jamu atau obat tradisional dan 39% responden tertarik untuk membeli jamu atau obat tradisional. 7. 15% responden mengetahui tentang merek atau obat tradisional Prakasita SekarMataram dan 85% responden tidak mengetahui merek atau obat tradisional Prakasita SekarMataram. 8. 82% responden merasa desain kemasan berpengaruh terhadap pembelian sebuah produk dan 18% responden merasa tidak adanya pengaruh terhadap pembelian sebuah produk. Rangkuman
dari
survei
diatas
adalah
banyaknya
masyarakat yang kebanyakan dewasa muda yang jarang sekali mengkonsumsi atau menggunakan obat tradisional bahkan, banyak yang tidak menyukai dan tidak tertarik akan obat tradisional. Masyarakat tidak mengetahui produk tersebut karena produk ini tidak tersebar secara merata seperti di supermarket umum. Dan responden merasa desain kemasan sangat berpengaruh terhadap pembelian sebuah produk.
2.1.4 Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan Ibu Vita merupakan pembahasan tentang Produk
SekarMataram
sendiri
dari
berdiri,
perkembangan
SekarMataram dari tahun 1993 hingga sekarang berkembang dengan berbagai macam produk mulai dari produk kecantikan, suplemen hingga jamu tradisional. Pembahasan juga mengenai
alasan penggunakan kemasan yang sesuai dengan kebutuhan dan targetnya.
2.2 Tinjauan Pustaka 2.2.1 Data Perusahaan Prakasita SekarMataram merupakan salah satu perusahaan jamu tradisional di Yogyakarta. Produk ini sudah dikenal di Yogyakarta dan sekitarnya yang dapat di temukan di tempat oleh-oleh khas Yogyakarta.
2.2.1.1 Sejarah Singkat Prakasita SekarMataram Prakasita SekarMataram sebagai salah satu Perusahaan jamu tradisional yang lahir di kota gudeg Yogyakarta, dari awal berdirinya
pada
tahun
1993
sudah
berupaya
untuk
mengantisipasi hal tersebut dengan membudidayakan dan memproduksi jamu-jamu baik untuk kecantikan maupun kesehatan dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah yang tertulis dalam Kitab Serat Primbon Jampi Jawi Karya Agung Sri Sultan Hamengkubuwono II (Sultan Sepuh), yang dibudidayakan dan diproduksi oleh BSW. Adjikoesoemo.Pada awal usahanya perusahaan jamu Prakasita SekarMataram, mengalami kerugian yang diakibatkan oleh pengelolaan sumber daya yang kurang optimal, baik itu manusia, dana maupun teknologi, sehingga keuntungan yang diharapkan belum dapat mencapai maksimal. Belajar dari pengalaman masa lalu diharapkan Prakasita
SekarMataram
dalam
memenuhi
permintaan konsumen di era globalisasi akan lebih mampu untuk tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan jamu yang mampu bersaing dengan perusahaan jamu dan obat-obatan
yang ada, sebagai upaya untuk mengangkat warisan tradisi Keraton Mataram Yogyakartadan upaya membantu pemerintah dalam penyediaan kebutuhan akan produk-produk kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, sehingga citacita ikut menyehatkan bangsa dan mengangkat warisan leluhur dapat
segera
tercapai.Kelahiran
jamu Prakasita
SekarMataram di era reformasi ini membawa warna, dan misi yang lebih baik dengan satu motto yaitu “SEHAT DAN CANTIK MENJAMIN MUTU”.
2.2.1.2 Logo Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Lama Prakasita SekarMataram
2.2.1.3 Data Produk
Gambar 2.2 Produk Prakasita SekarMataram
Gambar 2.3 Produk Prakasita SekarMataram
Berikut merupakan beberapa produk Prakasita SekarMataram
a. Birr Djawi merupakan salah satu minuman khas Kraton Yogyakarta yang menjadi kesukaan Sri Sultan HB VIII, diramu dari rempah-rempah alami dan diekstrak tanpa bahan kimia serta bahan pengawet, bermanfaat untuk menyamankan lambung dan menghangatkan tubuh, meningkatkan sistem pencernaan yang lambat, memperlancar buang air besar, mencegah mengerasnya pembuluh nadi yang merupakan salah satu penyebab stroke serta menjaga stamina tubuh. Kegunaan •
Menyamankanlambung
•
Menghangatkantubuh
•
Meningkatkansystempencernaan yang lambat
•
Memperlancarbuang air besar
•
Mencegahmengerasnyapembuluhnadipenyebab stroke
b. Jare Guwo Merupakan salah satu minuman khas Kraton Yogyakarta yang menjadi kesukaan GBPH Poedjokoesoemo.Minuman ini diramu dari rempah-rempah alami dan diekstrak tanpa bahan kimia serta bahan pengawet.Berkhasiat untuk menghilangkan rasa dingin pada kaki dan tangan yang biasa dialami oleh orang lanjut usia serta mencegah mengerasnya pembuluh nadi yang merupakan salah satu penyebab stroke.
Kegunaan •
Menghilangkan rasa dinginpada kaki dantangan yang biasadialamioleh orang lanjutusia
•
Mencegahmengerasnyapembuluhnadipenyebab stroke.
c. Adu Lima merupakan salah satu minuman khas Kraton Yogyakarta, diramu dari rempah-rempah alami yang telah diakui manfaatnya dan diekstrak tanpa bahan kimia serta bahan pengawet.Rempah-rempah tersebut dipercaya memiliki khasiat : •
gula pasir sebagai pemanis dan pengawet alami; curcumae domesticate rhizome untuk membunuh bakteri, mengurangi rasa nyeri, mengobati gatalgatal, peluruh dahak dan juga sebagai pewarna alami. kaempfera galangal rhizome membantu mengurangi rasa pegal linu dan memperlancar peredaran darah; tamarindus indicus mencegah demam;
zingiberis
rhizome
membantu
memperlancar peredaran darah. Kegunaan •
Menjaga stamina tubuh
•
Menghangatkantubuh
•
Meningkatkansystempencernaan yang lambat
•
Memperlancarbuang air besar
•
Mencegahtimbulnyakanker
d. Prakasita Mataram (Bedak Hitam) Bedak Hitam Prakasita Mataram adalah bedak perawatan cantik yang bermanfaat untuk membantu menghaluskan kulit wajah bekas jerawat atau cacar seperti sedia kala, sehingga akan menambah rasa percaya diri. Bedak hitam prakasita mataram diramu dari akar melati, akar aren, kayu cendana serta rempah-rempah berkhasiat lainnya. Khasiat dan kegunaan : •
Menghaluskan kulit wajah bekas jerawat atau cacar.
e. Lulur Putih (Sekar Arum) Sekar Arum pada jaman dahulu digunakan sebagai perawatan kecantikan sehari-hari para putri kraton. Sekar Arum diramu dari rempah-rempah pilihan, seperti kayu cendana, daun kemuning, biji klaber dan rempah-rempah lainnya yang berkhasiat untuk membantu mengurangi bau badan, membersihkan kotoran kulit, membantu mengangkat sel-sel kulit ari yang mati serta memberikan kesegaran pada kulit. Khasiat dan kegunaan : •
Merawat kecantikan
•
Mengurangi bau badan
•
Membersihkan kotoran kulit
•
Membantu mengangkat sel-sel kulit ari yang mati
•
Memberikan kesegaran pada kulit
f. Puspita Kencono (Lulur Kuning) Lulur Manten Puspita Kencono terbuat dari rempah-rempah pilihan seperti bengle, temulawak dan rempah lainnya yang pada jaman dahulu sering digunakan untuk acara-acara tertentu, antara lain tarapan (haid pertama putri kraton), tetesan (sunat untuk putri kraton), sunatan putra serta untuk perawatan kulit tubuh menjelang dan pada saat pernikahan putri-putri kraton. Lulur ini juga bermanfaat untuk perawatan kulit tubuh, menghaluskan dan mengharumkan kulit. Khasiat dan kegunaan : •
Tarapan (haid pertama putri kraton)
•
Tetesan (sunat untuk putri kraton)
•
Sunatan putra serta untuk perawatan kulit tubuh menjelang dan pada saat pernikahan putri-putri kraton.
•
untuk perawatan kulit tubuh, menghaluskan dan mengharumkan kulit.
g. Puspita Kedhaton (Mandi Rempah) Pada jaman dahulu Mandi Rempah digunakan untuk perawatan tubuh secara keseluruhan, yang memiliki manfaat untuk perawatan kulit, membantu memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa pegal-pegal, memberi kesegaran dan keharuman tubuh. Mandi rempah ini diramu dari rempah-rempah pilihan, seperti daun kemuning, daun sirih, biji klabet serta rempah-rempah lainnya. Khasiat dan kegunaan :
•
Untuk merawat tubuh secara keseluruhan
•
Membantu memperlancar peredaran darah
•
Mengurangi rasa pegal-pegal
•
Memberi kesegaran dan mengharumkan tubuh
h. Sekar Kencono Sekar Kencono diramu dari rempah-rempah alami yang sudah diyakini khasiatnya secara turun temurun seperti daun randu, kulit pulosari, buah adas dan rempah-rempah lain yang bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan kulit dan menghaluskan kulit. Khasiat dan kegunaan : •
Membantu menjaga kesehatan kulit dan menghaluskan kulit
2.2.1.4 Karakteristik Badan Usaha
: PT Prakasita SekarMataram
Lokasi
: nDalem Pujokusuman no 341 Yogyakarta
Jam Oprasional
: Senin – Sabtu (08:00 – 16:00 WIB)
2.2.1.5 Visi dan Misi
Visi •
Membangun kualitas kehidupan yang lebih baik, melalui penigkatan kesehatan dan kecantikan yang selaras dengan alam.
Misi •
Mendukung Program pemerintah dalam menyediakan produk cara pengobatan dan perawatan kecantikan dengan menghasilkan jamu tradisional Indonesia yang bermutu tinggi sehingga mampu sejajar dengan pengobatan modern.
•
Melestarikan
warisan
budaya
tradisional
Jawa,
khususnya dari Keraton Mataram Yogyakarta.
•
Membudidayakan kekayaan alam Indonesia terutama tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah sebagai salah satu alternatif pengobatan perawatan kecantikan.
2.2.1.6 Data Target Target pasar untuk obat tradisional Prakasita SekarMataram dimulai dari dalam negeri.
a. Psikografi •
Pecinta Jamu
•
HidupSehat
•
Menyukai tradisi
•
Suka bersantai
•
Cinta produk lokal
•
Rileksasi
•
Merawat tubuh
b. Demografis •
Gender
: Wanita (primary) Pria
(secondary)
•
Usia
: 17– 30 tahun
•
Pendidikan
: SMA, D3, S1, S2
•
Kelas sosial
: A,B
•
Pekerjaan
: karyawan, karyawati, ibu rumah tangga, wirausaha
c. Geografis Jawa Tengah dan sekitarnya yang terdapat di toko oleholeh khas Yogyakarta.
2.2.1.7 Data Pembanding a. Nyonya Meneer
Gambar 2.3 Logo Nyonya Meneer
Lokasi : CIMB Niaga Plaza Jl Jend Sudirman Kav 25 CIMB Niaga Plaza Lt 8/801 Karet, Setia Budi Jakarta Selatan 12920 DKI Jakarta
Produk
Gambar 2.4 Produk Nyonya Meneer
b. SidoMuncul
Gambar 2.5 Logo SidoMuncul
Lokasi : Gedung Menara Suara Merdeka Jl. Pandanaran No. 30 Semarang 50134, Indonesia
Produk
Gambar 2.5 Produk SidoMuncul
2.3 Tinjauan Khusus 2.3.1 Landasan Teori 2.3.1.1 Teori Desain Grafis Desain grafis dapat diartikan sebagai proses pemikiran yang diwujudkan dalam gambar (Hendi Henratman S.T. 2006:3). Jessica Helfand menjelaskan Desain Grafis adalah Kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, fotofoto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-eleman ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau subversif atau sesuatu yang mudah diingat. Keindahan desain mengundang unsur-unsur estetika yang terdiri dari garis, bentuk, warna, cahaya, ruang, tekstur, keseimbangan, keserasian, proporsi, skala dan irama disamping fungsi teknik dan pesan yang terkandung.
2.3.1.2 Teori Kemasan Pengemasan (packaging) menurut Basu Swastha (1984:139) adalah "kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain dan pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang". Fandy Tjiptono menyatakan bahwa: “pengemasan, berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk” (1999:106).
Fandy Tjiptono menyatakan bahwa pemberian kemasan pada produk memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya dan sebagainya. 2. Memberikan kemudahan dalam penggunaan (operation), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang dan sebagainya. 3. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali atau untuk wadah lain. 4. Memberi daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk maupun desainnya. 5. Identitas produk (image), misalnya berkesan kokoh, awet, lembut, dan mewah. 6. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, dihitung dan ditangani. 7. Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas. 8. Cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan daur ulang (1999:106).
Menurut Alan Swann dalam bukunya “How to Understand and Use Design and Layout” ada banyak hal yang harus dilakukan dalam proses desain kemasan yaitu :
1. Mempelajari produk, dengan mengetahui bentuk, ukuran dan proporsinya. 2. Observasi pasar, untuk mengetahui posisi produk. Selain itu informasi yang jelas juga harus diperoleh berkenaan dengan harga, kualitas, image produk dan pesaingnya. Maka kualitasnya harus dua kali lebih baik. 3. Menemukan bentuk yang sesuai bagi produk yang menjadi pertimbangan adalah bentuk dan ukuran produk itu sendiri, juga ruang yang tersedia di rak-rak outlet untuk memajangnya. 4. Membuat konstruksi dummy 5. Memilih bahan yang tepat, dengan pertimbangan kekuatan bahan, warna yang dihasilkan, sifat produk dan lain-lain.
2.3.1.3 Teori Komunikasi Teori komunikasi merupakan hubungan
di
antara
konsep
teoretikal yang membantu memberi, secara keseluruhan ataupun sebagiannya,
keterangan,
penjelasan, penerangan,
penilaian ataupun ramalan tindakan manusia berdasarkan komunikator (orang) berkomunikasi (bercakap, menulis, membaca, mendengar, menonton, dan sebagainya) untuk jangka masa tertentu melalui media. Cragan& Shields (1998).
Bentuk-bentuk Komunikasi :
1. Komunikasi intrapesonal Komunikasi intrapersonal merupakan komunikasi dengan diri sendiri dengan tujuan untuk berfikir, melakukan penalaran, menganalisis dan merenung. (Devito 1997:57)
Demikian menurut Effendy (1993:57) tentang pengertian komunikasi intrapersonal atau komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung
dalam diri
seseorang.orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan . 2. Komunikasi Antarpersonal Komunikasi antarpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.(joseph A.Devito,1989:4) Dikutip oleh prof.Onong Uchjana Effendi (1993:59-60) 3. Komunikasi kelompok a. Komunikasi dalam kelompok besar Komunikasi
dalam
kelompok
besar
(large
group,massa atau macro group) Tidaklah slalu sama dengan komunikasi dalam kelompok kecil meskipun setiap kelompok besar pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil.hal ini antara lain dikarenakan beberapa hal sebagai berikut :
•
Komunikasi dalam kelompok besar jumlahnya yang besar (ratusan atau ribuan orang) di mana dalam suatu situasi komunikasi yang sedang berlangsung hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal dan personal karna sedikit sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk bertannya jawab.
•
Situasi dialogis hampir tidak ada
•
Sebaiknya pembicara senantiasa perlu lebih fokus dalam arah pembicaraannya sehingga pendengar akan dapat mudah mencern apesan pembicara. (joseph A.Devito (1997:305)
b. Komunikasi kelompok kecil. Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relative kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Dikutip oleh Uchjana Effendi, Onong, Ilmu Komunikasi. (LiitleJhon, 1999:284)
4. Komunikasi massa Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara institusional dan teknologis dari sebagian besar aliran pesan yang dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat-masyarakat Winarso,2005:20)
industrial
(Heru
puji
Desain kemasan sebagai alat identifikasi dalam pemasaran didefinisikan sebagai perencanaan dan eksekusi konsep dan pengembangan, penentuan harga, penempatan, promosi, dan distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Yang paling penting dalam teori komunikasi adalah bagaimana kita bisa membangun komunikasi tersebut dengan baik dan jelas walaupun dalam bentuk visual. (Marianne Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec, 2007:35)
2.3.1.3.1 Proses Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :
1. Sumber Adalah pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber biasa disebut juga komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau decoder.
2. Pesan Adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.
3. Media Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.
4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima biasa disebut komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.
5. Efek Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa tergantung dari pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. (De Fleur, 1982)
6. Umpan Balik Adalah suatu bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.
2.3.1.4 Teori Logo David E. Carter (seperti dikutip Kurniawan, 2008) juga menjelaskan “logo adalah identitas suatu perusahaan dalam bentuk visual yang diaplikasikan dalam berbagai sarana fasilitas dan kegiatan perusahaan sebagai bentuk komunikasi visual. Logo dapat juga disebut dengan simbol, tanda gambar, merek dagang (trademark) yang berfungsi sebagai lambang
identitas diri dari suatu badan usaha dan tanda pengenal yang merupakan ciri khas perusahaan”.
Menurut David E. Carter (seperti dikutip Adi Kusrianto, 2007) pertimbangan tentang logo yang baik itu harus mencakup beberapa hal sebagai berikut:
1. Original & Desctinctive atau memiliki nilai kekhasan, keunikan, dan daya pembeda yang jelas 2. Legible atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.
3. Simple atau sederhana dengan pengertian mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
4. Memorable atau cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang lama. 5. Easily associated with the company dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi. 6. Easily adaptable for all graphic media disini, faktor kemudahan mengaplikasikan (memasang) logo baik yang menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada proses pencanangan. Hal itu untuk menghindari kesulitankesulitan dalam penerapannya.
2.3.1.5 Teori Positioning Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”. Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Cravens (1991:255), fgkeputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan
menjadi
dasar
dalam
menentukan
tujuan
dan
pengembangan strategi positioning. Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.
2.3.1.6 Teori Tipografi Tipografi (typography) menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian yang luas meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak atau dalam pengertian lebih sempitnya hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk illustrasi dan unsur-unsur lain bujan susun huruf pada halaman cetak.
Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi, dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk. (Marianne Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec, 2007:87)
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Keterbacaan Memilih jenis huruf yang mudah dibaca oleh orang-orang. 2. Keselarasan Memilih jenis huruf yang tepat untuk mewakili karakter dan obyek. 3. Keharmonisan Memilih beberapa jenis huruf yang serasi dalam suatu karya desain.
4. Penekanan Menggabungkan sebagai suatu hal utama yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Sans Serif Ciri khas dari kelompok huruf ini adalah tidak memiliki kait, bertangkai (cukup) tebal, sederhana, ujungnya berbentuk tumpul dan mudah dibaca. Sifat huruf ini kurang formal, lebih mengesankan karakter hangat dan bersahabat. Kelompok huruf ini biasanya terasa nyaman saat terbaca, terutama di layar monitor dan kemasan yang memang berisikan tentang informasi.
2.3.1.7 Teori Warna Teori Brewster pertama kali dinyatakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran
warna
brewster.
Lingkaran
warna
brewster
menjelaskan teori komplementer, split komplementer, triad, dan tetrad.
Selama
bertahun-tahun
warna
desain
kemasan
mulai
mendefinisikan kategori produk konsumsi. Dalam kategori perawatan tubuh, kesehatan, dan kecantikan, pemakaian warnawarna muda seperti pink, ungu, biru sejuk, hijau, dan shade hitam yang netral, abu-abu, sawo matang, dan krem sudah
menjadi hal yang umum. (Marianne Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec, 2007:112)
Dalam desain, warna warm colour meliputi merah, oranye, kuning, dan variasi dari ketiga warna tersebut. Warm colour adalah warna api, daun di musim gugur, matahari terbit dan terbenam, dan umumnya mencerminkankan energi, gairah, dan positif.Warna Merah melambangkan kekuatan, kemauan, eksentrik, aktif, agresif, bersaing, warna ini memberikan pengaruh berkemauan keras dan penuh semangat.Merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah dikombinakan dengan Hijau, maka akan menjadi symbol Natal. Merah jika dikombinasikan dengan Putih, akan mempunyai arti ‘bahagia’ di budaya Oriental. Warna Oranye adalah warna yang sangat bersemangat dan energik. dikaitkan dengan bumi, musim gugur, kesehatan dan vitalitas. Dalam desain warna orange dianggap lebih ramah dan mengundang, Efek ini menstimulasi untuk beraktifitas, menggugah selera makan, dan memicu untuk bersosialisasi. Warna emas menggambarkan pencahayaan, kebijaksanaan, kekayaan dan kualitas tinggi. Kuning adalah warna sinar matahari. Ini terkait dengan sukacita, kebahagiaan, kecerdasan, dan energi. Dalam arti lain kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu. Banyak orang yang kurang pede memakai warna ini karena takut terlihat mencolok. Padahal warna kuning hadir dalam berbagai variasi, mulai dari pastel hingga kuning cerah. Warna kuning akan meningkatkan konsentrasi, itu sebabnya warna kuning ini dipakai untuk kertas legal atau post it. Kuning juga merpakan warna persahabatan.
2.3.1.8 Teori Ilustrasi Gambar ilustrasi adalah gambar atau bentuk visual lain yang menyertai suatu teks, tujuan utama dari ilustrasi adalah memperjelas
naskah
atau
tulisan
dimana
ilustrasi
itu
dikumpulkan (Ensiclopedia Americana,1990,No;14:787). Dengan demikian, gambar ilustrasi adalah gambar yang bercerita yang memiliki tema sesuai dengan tema isi cerita tersebut.
Bila digunakan secara efektif dalam desain kemasan, citra-baik berupa ilustrasi maupun foto dapat memberikan impresi visual yang kuat. Konsumen melihat gambar sebelum membaca teks. (Marianne Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec, 2007:119)
Sebagaimana terdapat ratusan gaya-gaya ilustrasi, mulai dari gambar garis yang sederhana hingga lukisan yang rumit, masing-masing gaya dapat digunakan untuk memberi kesan kepribadian merek yang berbeda. (Marianne Rosner Klimchuk and Sandra A. Krasovec, 2007:128)
2.3.2 Analisa SWOT Strenght : •
Full herbal tanpa bahan pengawet
•
Membantu membudidayakan tanaman dan rempah-rempah Indonesia
•
Mempunyai banyak varian
•
Membantu melestarikan budaya
Weakness : •
Pemasaran produk yang kurang luas
•
Kurangnya mempublikasikan produk kepada masyarakat Indonesia
•
Kemasan desain yang tidak sintaktik satu sama lain
•
Logo didalam produk yang tidak konsisten
•
Kemasa yang tidak mendukung perkembangan zaman
•
Kurang kuatnya karakteristik produk
•
Daya tahan kemasan yang kurang kuat karena terbuat dari kertas yang mudah robek
Opportunities : •
Masyarakat ingin kembali ke alam (back to nature) atau kembali kepada tumbuh-tumbuhan non kimia baik dari cara membudidayakan sampai proses produksinya.
Threat : •
Banyaknya kompetitor lainnya yang sudah lebih dikenal di masyarakat
•
Kurang berkembang dan menurunya penjualan