BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Dalam upaya pengumpulan data untuk mendukung pembahasan masalah dalam Tugas Akhir ini, maka didapatkan beberapa sumber data untuk menunjang proyek Tugas Akhir yang diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
2.1.1 Data & Literatur Pencarian data literatur melalui buku, artikel dan website: • Buku “Ayo Lawan Kemacetan” by Eka Sari Lorena • Buku “Semiotika Dalam Riset Komunikasi” by Nawiroh Vera, M.Si. • Buku “Protes Publik Transportasi Indonesia” by Agus Pambagio • Buku “Design For Social Impact” by Ideo • Buku “Semiotika Komunikasi” by Drs. Alex Sobur, M.Si. • Buku “Behavior Modification” by Raymond G. Miltenberger • Buku “Color Basic Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan Industri Grafika” by Anne Dameria • Buku “Tipografi dalam Desain Grafis” by Danton Sihombing M.F.A. • Buku “Writing and Illustrating the Graphic Novel” by Daniel Cooney 2.1.2 Hasil Survey Lapangan a. Wawancara dengan narasumber dan pihak terkait: • Bpk. Marbun selaku juragan angkot R19 Tangerang • Bpk. Saragih selaku Ketua Sekretariat Paguyuban R19 Tangerang • Bayu Rendra S.Kom. selaku Kesiswaan SMA Islamic Village Tangerang • Yuniyanti Chuzaifah selaku Ketua Komnas Perempuan • Supir-supir angkot di tempat peristirahatan R19 Tangerang b. Melakukan questionnaire terhadap 116 koresponden dengan kesimpulan: • Dari 116 koresponden, 101 koresponden tidak mengenali wajah supir angkot yang biasa mereka gunakan, 12 koresponden tidak terlalu kenal, 3 koresponden kenal.
5
6 • Dari 116 koresponden, 33 koresponden merasa nyaman di dalam angkot dan 83 koresponden merasa tidak nyaman di dalam angkot. • Dari 116 koresponden, 74 koresponden merasa kebersihan angkot sangat penting, 40 koresponden merasa penting dan 2 koresponden merasa kebersihan di angkot biasa saja. • Dari 116 koresponden, 83 koresponden merasa terganggu oleh fasilitas sound system di dalam angkot, 25 koresponden merasa biasa saja, 4 koresponden merasa tidak merasa terganggu dan 4 koresponden berfikiran lain. • Dari 116 koresponden, 71 koresponden merasa angkot sebagai penyebab kemacetan, 21 menganggap angkot justru mengurangi kemacetan dan 24 koresponden berfikir lain.
c. Hal-hal yang membuat was-was ketika menggunakan jasa angkutan perkotaan: • Pencopetan. • Pelecehan Seksual. • Saat keadaan dimana angkot dipenuhi penumpang laki-laki (khusus perempuan). • Supir genit dan suka berbicara kasar. • Takut terjadi kecelakaan akibat angkot yang ngebut/ menyalip sembarangan/ ugal-ugalan. • Pengamen/anak punk yang suka meminta uang secara paksa. • Tindakan krimnal ketika sendirian di dalam angkot yang sepi. • Penumpang lain yang merokok. • Berita-berita negatif tentang kejahatan di angkot. • Jika supirnya remaja/anak kecil (sehingga timbul pandangan negatif “Supir belum mempunyai Surat Ijin Mengemudi”).
d. Kesan tentang Angkutan Perkotaan: Pandangan Negatif: • Panas • Bau • Lama (karena ngetem)
7 • Sempit (karena penumpang yang dipaksakan melebihi batas kuantitas angkot) • Ugal-ugalan • Rawan Kriminal (Rampok/Copet) • Ngetem • Berhenti seenaknya/mendadak • Kotor • Tidak tertib lalu lintas • Asap rokok • Pengamen yang menyeramkan • Kondisi angkot memprihatinkan (belum diremajakan) Pandangan Positif: • Mudah ditemukan • Kendaraan untuk umum • Membantu mencapai tujuan dibanding berjalan kaki • Relatif Murah • Ekonomis • Angkutan umum yang dibutuhkan • Bisa naik dan berhenti dimana saja (bukan di halte yang telah ditentukan) • Mengurangi kemacetan • Bisa bertemu dengan orang lain (bersosialisasi) • Bertemu dengan cem2an/ wanita cantik • Tidak terkena hujan • Transportasi umum yang merakyat • Rute yang dituju jelas • Mengangkut banyak penumpang sehingga berpotensi mengurangi kemacetan • Fasilitas angkot yang diharapkan: • Lampu saat malam • Pengharum mobil (parfum) • Kipas Angin / AC • Musik yang bisa membuat hati rileks • Radio berkualitas
8 • Bel berhenti • Tulisan (berapa tempat duduk yang tersisa) • Kaca bening (bisa terlihat dari luar dan tidak gelap) • Kursi nyaman (optional: empuk) • Papan rute e. Kriteria supir angkot yang menjadi panutan di masyarakat dan pengguna angkutan perkotaan: • Supir yang memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) dan bukan Remaja/Anak Kecil yang belum memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi). • Supir yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan penumpang, terutama: wanita, lansia, dan anak-anak. • Supir yang memiliki sopan santun dan etika dalam melayani penumpang. • Supir yang berkualitas dan bertanggung jawab terhadap penumpang. • Supir yang menaati Tata Tertib Lalu Lintas yang berlaku. • Supir yang menghargai pengendara kendaraan lain. • Supir yang mengerti batas waktu ngetem, sehingga tidak terlalu lama dan merugikan penumpang angkot. • Supir yang memelihara kebersihan angkot. • Supir yang tidak merokok di dalam angkot sambil berkendara. • Supir yang berani melarang penumpang agar tidak merokok di dalam angkot guna kenyamanan penumpang lain. • Supir yang berpakaian rapih dan meyakinkan. • Supir yang cerdas, yakni mampu menangani hal-hal yang tidak diinginkan di dalam angkot terkait. • Supir yang menggunakan kartu identitas, yang berguna jika terjadi hal yang tidak diinginkan mudah untuk melapor ke pihak yang bersangkutan.
9
f. Dokumentasi Visual:
Gambar 2.1 Interview Supir Angkot R19 Tangerang 1
Gambar 2.2 Interview Supir Angkot R19 Tangerang 2
10
Gambar 2.3 Interview Ketua Sekretariat Paguyuban R19 Tangerang
Gambar 2.4 Interview Dengan Pihak KOMNAS Perempuan
11 2.1.3 Data Penyelenggara
a. Dinas Perhubungan Kota Tangerang
Gambar 2.5 Logo Dinas Perhubungan Kota Tangerang
- Alamat : Jalan Sintanala No.1 Indonesia 15121 - Telepon : (021) 55794856 - Website : dishub.tangerangkota.go.id - VISI
: “Mewujudkan transportasi yang handal”
- MISI
: 1. Mengembangkan sistem transportasi yang efektif; 2. Mewujudkan pelayanan angkutan yang optimal; 3. Menciptakan ketertiban dan keteraturan lalu lintas; 4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Adapun makna dari 4 (empat) misi yang dirumuskan oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan sistem transportasi yang efektif adalah upaya mengembangkan pola transportasi kota yang terencana, terstruktur, terintegrasi dan komprehensif; 2. Mewujudkan pelayanan angkutan yang optimal adalah Melakukan langkahlangkah peningkatan kualitas layanan melalui pembinaan, pengendalian dan pengaturan dalam penyelenggaraan layanan angkutan umum. 3. Menciptakan ketertiban dan keteraturan lalu lintas adalah Melakukan
12 tindakan-tindakan yang bersifat pencegahan maupun penindakan dalam rangka menjaga ketertiban dan keteraturan berlalu lintas; 4. Mengembangkan Kapasitas Sumber Daya Manusia adalah upaya dalam meningkatkan kualitas aparatur agar lebih profesional dalam menjalankan tugas yang didukung dengan fasilitas kerja yang memadai. b. KOMNAS Perempuan
Gambar 2.6 Logo KOMNAS Perempuan
- Alamat : Jl. Latuharhari 4B. Jakarta. Indonesia. 10310 - Telepon : +62-21-3903963 - Fax
: +62-21-3903922
- Visi, Misi & Nilai Dasar : Komnas Perempuan memandang bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah perwujudan ketimpangan historis dalam hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan dan merupakan hambatan yang bersifat struktural bagi tercapainya keadilan sosial, perdamaian dan pengembangan diri yang berkelanjutan. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sudah ada sejak lama, walaupun tiap zaman memunculkan kekhasannya sendirisendiri mengikuti kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang berlaku. Fokus kerja Komnas Perempuan didasari pada penilaian bahwa persoalan mutakhir tentang kekerasan terhadap perempuan dipengaruhi oleh beberapa kecenderungan besar pada tahun-tahun yang akan datang, yaitu: semakin meningkatnya
feminisasi
kemiskinan,
berkembangnya
semangat
fundamentalisme dan primordialisme yang didukung oleh militerisme, serta masih langgengnya impunitas para pelaku pelanggaran HAM berat, termasuk yang mengakibatkan korban perempuan.
13 - Visi : Terciptanya tatanan, relasi sosial dan pola perilaku yang kondusif untuk mewujudkan kehidupan yang menghargai keberagaman dan bebas dari rasa takut, tindakan atau ancaman dan diskriminasi sehingga kaum perempuan dapat menikmati hak asasinya sebagai manusia.
- Misi : • Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan mendorong pemenuhan hak korban atas kebenaran, keadilan dan pemulihan dalam berbagai dimensi, termasuk hak ekonomi, sosial, politik, budaya yang berpijak pada prinsip hak atas integritas diri; • Meningkatkan kesadaran publik bahwa hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia dan kekerasan terhadap perempuan adalah pelanggaran hak asasi manusia; • Mendorong penyempurnaan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang kondusif serta membangun sinergi dengan lembaga pemerintah dan lembaga publik lain yang mempunyai wilayah kerja atau juridiksi yang sejenis untuk pemenuhan tanggungjawab negara dalam penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan; • Mengembangkan sistem pemantauan, pendokumentasian dan evaluasi atas fakta kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak asasi perempuan atas kinerja lembaga-lembaga negara serta masyarakat dalam upaya pemenuhan hak perempuan, khususnya korban kekerasan; • Memelopori dan mendorong kajian-kajian yang mendukung terpenuhinya mandat Komnas Perempuan; • Memperkuat jaringan dan solidaritas antar komunitas korban, pejuang hak-hak asasi manusia, khususnya di tingkat lokal, nasional dan internasional; • Menguatkan kelembagaan Komnas Perempuan sebagai komisi nasional yang independen, demokratis, efektif, efisien, akuntabel dan responsif terhadap penegakan hak asasi perempuan.
14 - Nilai Dasar : Dalam menjalankan organisasi dan kegiatannya, Komnas Perempuan berpegang pada tujuh (7) nilai dasar: • kemanusiaan – bahwa setiap orang wajib dihargai sebagai manusia utuh yang memiliki harkat dan martabat yang sama tanpa kecuali; • kesetaraan dan keadilan jender – bahwa relasi antara laki-laki dan perempuan pada hakekatnya adalah setara dan segala tatanan sosial, termasuk sistem dan budaya organisasi, yang sedang diupayakan terbangun seharusnyalah menjamin tidak terjadi diskriminasi dan penindasan berdasarkan asumsi-asumsi tentang ketimpangan peran antara laki-laki dan perempuan; • keberagaman – bahwa perbedaan atas dasar suku, ras, agama, kepercayaan dan budaya merupakan suatu hal yang perlu dihormati, bahkan dibanggakan, dan bahwa keberagaman yang sebesar-besarnya merupakan kekuatan dari suatu komunitas atau organisasi jika dikelola dengan baik; • solidaritas – bahwa kebersamaan antara pihak-pihak yang mempunyai visi dan misi yang sama, termasuk antara aktivis dan korban, antara tingkat lokal, nasional dan internasional, serta antara organisasi dari latar belakang yang berbeda-beda, merupakan sesuatu yang perlu senantiasa diciptakan, dipelihara dan dikembangkan karena tak ada satu pun pihak dapat berhasil mencapai tujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur secara sendiri-sendiri; • kemandirian – bahwa posisi yang mandiri tercapai jika ada kebebasan dan kondisi yang kondusif lainnya bagi lembaga untuk bertindak sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan penegakan hak-hak asasi manusia bagi kaum perempuan tanpa tekanan dan kewajiban-kewajiban yang dapat menjauhkan lembaga dari visi dan misinya; • akuntabilitas – bahwa transparansi dan pertanggungjawaban kepada konstituensi dan masyarakat luas merupakan kewajiban dari setiap institusi publik yang perlu dijalankan melalui mekanisme-mekanisme yang jelas; • anti kekerasan dan anti diskriminasi – bahwa, dalam proses berorganisasi, bernegosiasi dan bekerja, tidak akan terjadi tindakan-tindakan yang
15 mengandung unsur kekerasan ataupun diskriminasi terhadap pihak manapun. c. ORGANDA
Gambar 2.7 Logo Organda
- Alamat : Panglima Polim No. 105D, Jakarta Selatan - Telepon : (021) 7221467 - FAX
: (021) 7265064
- Tentang ORGANDA : ORGANDA adalah satu – satunya wadah organisasi pengusaha angkutan bermotor di jalan yang mempunyai peran penting dalam menunjang kelancaran roda perekonomian bangsa. Sebagai organisasi yang Professional dan Independen mampu mewujudkan transformasi bidang usaha angkutan transportasi darat guna meningkatkan usaha para anggota serta mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Diharapkan dengan diterbitkannya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ORGANDA dapat dijadikan petunjuk dan pedoman untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi serta benar – benar dipahami, dihayati dan selanjutnya disosialisasikan kepada para pengurus dan jajaran ORGANDA seluruh Indonesia. Hal tersebut sangat penting dan berguna untuk mengembalikan fungsi ORGANDA sebagai
16 organisasi profesi yang independen dan mengedepankan kepentingan para anggota melalui pengelolaan organisasi yang professional dan inovatif.
- VISI : Mampu Menjadi Organisasi Yang Profesional dan Independen serta mampu mewujudkan transformasi bidang usaha transportasi darat guna meningkatkan usaha para anggota serta mendukung peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
MISI : • Mengembalikan fungsi ORGANDA sebagai organisasi profesi yang independen serta mengedepankan kepentingan para anggota melalui pengelolaan organisasi secara Profesional oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang transportasi pada umumnya dan transportasi darat pada khususnya. • Memberikan pelayanan dan bantuan secara optimal kepada seluruh anggota ORGANDA berkaitan dengan aspek ekonomi, hukum, keamanan dan kepastian berusaha melalui peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan Pemerintah, penegak hukum, perguruan tinggi, para mitra kerja dan pihakpihak lainnya yang terkait dengan sektor transportasi darat. • Aktif memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah mengenai kondisi terkini serta hal-hal yang mempengaruhi dunia usaha transportasi darat berdasarkan kepada analisa, penelitian dan pengkajian yang komprehensif agar dapat menjadi pertimbangan dalam setiap kebijakan disektor transportasi. • Mewujudkan ORGANDA sebagai organisasi profesi yang terus melakukan inovasi dalam rangka mengatasi tantangan dan hambatan disektor usaha transportasi darat dan berupaya menciptakan peluang usaha melalui kerjasama baik dalam maupun diluar negeri. • Revitalisasi transportasi darat sebagai tulang punggung masyarakat dalam melakukan kegiatan sosial dan ekonominya, melalui peningkatan pelayanan, efisiensi biaya produksi dan biaya operasional dengan melibatkan Pemerintah dalam meringankan beban usaha para anggota.
17
2.1.4 Target a. Demografi 1. Usia
: 14 – 17 tahun
2. Jenis Kelamin
: Pria dan Wanita
3. SES
:C
4. Kewarganegaraan : Indonesia 5. Pendidikan
: SMP – SMA
6. Pekerjaan
: Pelajar
b. Geografi • Wilayah
: Perkotaan
• Iklim
: Tropis
• Kepadatan
: Sangat pada penduduk
c. Psikografi Senang mengikuti sebuah trend dan mainstream yang ada di kalangannya, mereka biasanya akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terupdate di lingkungannya. Tidak mau kalah dengan kalangan SES atas, senang bila diundang pada suatu event yang membuat mereka berkumpul dan bergaul. Masih senang untuk mengekslpor hal-hal baru di sekitarnya, keingintahuan yang tinggi dan tertarik dengan banyak hal. Untuk urusan fashion/stylish mereka senang terlihat menyerupai kalangan SES atas. 2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Konsep Dasar Transportasi Pengertian transportasi yang dikemukakan oleh Nasution (1996) diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu dengan adanya pemindahan barang dan manusia tersebut, maka
18 transportasi merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi. Pengertian lainnya dikemukakan oleh Soesilo (1999) yang mengemukakan bahwa transportasi merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang. Selain itu, Tamin (1997:5) mengungkapkan bahwa, prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering digunakan oleh perencana pengembang wilayah untuk dapat mengembangkan wilayahnya sesuai dengan rencana. Misalnya saja akan dikembangkan suatu wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila wilayah tersebut tidak disediakan sistem prasarana transportasi. Sehingga pada kondisi tersebut, parsarana transportasi akan menjadi penting untuk aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang. Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tamin (1997:4) bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi, karena akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan kebutuhan pergerakannya pun menjadi meningkat melebih kapasitas prasarana transportasi yang tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut.
19 Pentingnya peran sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas angkut yang terpadu atau terinterigasi dengan antar moda transportasi, tertib, teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisiensi dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi.
2.2.2 Teori Behaviorisme Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu yang hanya dipandang dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional, behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Lalu teori ini berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan teori pembelajaran, ini dikenal sebagai aliran behavioristik. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah:
20 1. Mementingkan faktor lingkungan 2. Menekankan pada faktor bagian 3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif. 4. Bersifat mekanis 5. Mementingkan masa lalu 6. Mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil 7. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon 8. Menekankan pentingnya latihan 9. Mementingkan mekanisme hasil belajar 10. Mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
2.2.3 Teori Kampanye Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berati suatu gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial adalah semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi Kampanye sosial, merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat kampanye.
Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terancana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Dan agar masyarakat lebih menanggapi keberadaan suatu pesan yang disampaikan melalui kampanye, maka dalam pembuatan kampanye harus memiliki beberapa fungsi, antara lain: • Mengubah pola pikir masyarakat • Mencapai tujuan dengan menggugah kesadaran dan pendapat masyarakat pada isu tertentu, • Pengembangan usaha dengan membujuk khalayak membeli produk yang dipasarkan, • Membangun citra positif.
21
Charles U.Larson (1992) sendiri membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori yakni: • Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi di lingkungan bisnis. Istilah lain yang sering dipertukarkan dengan kampanye jenis ini adalah commercial campaigns atau corporate campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial. Cara yang ditempuhnya adalah memperkenalkan produk dan melipatgandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. • Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya yang dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis kampanye ini dapat juga disebut sebagai political campaigns (kampanye politik). Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap kandidat- kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum. • Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang
berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.
2.2.4 Teori Tipografi Menurut Danton Sihombing M.F.A. Dalam bukunya yang berjudul “Tipografi dalam Desain Grafis,” menjelaskan bahwa tipografi merupakan properti visual yang pokok dan efektif lewat penerapan yang fungsional dan memiliki nilai estetika, tipografi mampu menghadirkan energi yang berpotensi menerjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi visual verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Typefont untuk setiap kalimat informasi menggunakan Yanone Kaffeesatz, serta untuk Penekanan yang dilakukan dalam pola rancangan visual agar dapat menstimulasi penglihatan, sehingga timbul hirarki penekanan teks yang
22 dilakukan (Focal Point) menggunakan Typefont Bangers. Sintaktis tipografi: Penataan elemen visual dalam kesatuan bentuk yang kohesif. Sintaktis tipografi meliputi pengaturan elemen komposisi yang terkecil, meliputi huruf, kata, garis, kolom, serta margin. 2.2.5 Psikologi Warna Merah, Kuning dan Hitam a. Merah • Hidup • Cerah • Pemimpin • Gairah • Kuat Bendera Indonesia adalah merah dan putih, Merah berarti berani dan putih berarti suci. Demikianlah para pemimpin bangsa kita dahulu mengasosiasikan warna merah pada bendera kita sebagai lambang keberanian. Merah memang identik dengan rona buah apel, kelopak mawar, warna darah, dan panasnya nyala api, sehingga berasosiasi pada sesuatu yang membangkitkan selera kegairahan, emosi, menggelegak dan semangat yang membara. Merah banyak digunakan sebagai lambang keberanian, kekuatan, sensualitas dan bahaya. Merah sangat ekspresif dan dinamis dalam mempresentasikan cinta dan kehidupan. Dalam lingkaran warna, merah adalah warna paling panas dan memiliki gelombang warna paling panjang sehingga warna inilah yang paling cepat tertangkap mata. Itu sebabnya merah biasanya merupakan warna pertama yang dikenali anak-anak sekaligus menjadi warna yang paling menarik bagi mereka.
b. Kuning • Segar • Cepat • Jujur • Adil • Tajam • Cerdas
23 Kuning merupakan sebuah warna yang cocok dipakai untuk penjualan atau dalam pameran karena lebih menarik mata dibandingkan dengan warna lain. Kuning adalah warna matahari, sumber energi dan sumber cahaya alam di bumi. Cerahnya bias sinar matahari pagi dengan latar langit yang biru adalah suasana yang terekam dalam ingatan kita ketika mengasosiasikan warna ini. Begitu pula dengan segarnya warna jeruk lemon. Sebagai salah satu warna primer, kuning adalah warna dengan efek yang kuat, sehingga secara psikologis warna ini sangat efektif diterapkan pada hal-hal yang membutuhkan motivasi dan menaikan mood. Dalam psikologi warna, kuning dikaitkan dengan kecerdasan, ide baru serta kepercayaan terhadap potensi diri. Warna ini adalah warna yang sangat positif sehingga dapat dipakai untuk menghilangkan keragu-raguan, melambangkan kejujuran, mengeliminasi pemikiran negatif, dan memberi semangat. Kuning juga sangat membantu orang dalam menghadapi rasa takut dan depresi. Karena itu, warna ini banyak digunakan pada ruang-ruang pemulihan rumah sakit atau pusat rehabilitasi. c. Hitam • Kuat • Kreativitas • Magis • Idealis • Fokus Hitam dapat menggambarkan keheningan, kematangan berpikir dan kedalaman akal yang menghasilkan karya. Terutama karya-karya yang bernilai seni. Tak heran jika para seniman, seperti pelukis, penyair dan pelakon teater juga menggemari warna ini. Demikian juga mereka berkecimpung di dunia desain seperti para arsitek, desainer dan fotografer. Bagi para penggemar mode, warna hitam adalah warna yang abadi, selalu terlihat modern dan gaya. Hitam juga sangat digemari sekaligus menampilkan kesan elegan dan mewah. Jika kita memakai rok/celana panjang berwarna hitam, maka untuk kemeja/T-shirt yang akan kita gunakan dapat kita pilih hampir semua warna. Apakah itu warna putih, merah, kuning dan lainnya.
24 2.2.6 Teori Semiotika Charles Sanders Peirce Charles Sanders Peirce dikenal dengan model triadic dan konsep trikonominya yang terdiri atas berikut ini. • Representamen; bentuk yang diterima oleh tanda atau berfungsi sebagai tanda (Saussure menamakannya signifier). Representamen kadang diistilahkan juga menjadi sign. • Interpretant; bukan penafsir tanda, tetapi lebih merujuk pada makna dari tanda. • Object; sesuatu yang merujuk pada tanda. Sesuatu yang diwakili oleh representamen yang berkaitan dengan acuan. Object dapat berupa representasi mental (ada dalam pikiran), dapat juga berupa sesuatu yang nyata di luar tanda. (Peirce, 1931 & Silverman, 1983, dalam Chandler).
Model triadik dari Peirce sering juga disebut sebagai “triangle meaning semiotics” atau dikenal dengan teori segitiga makna, yang dijelaskan secara sederhana: “tanda adalah sesuatu yang dikaitkan pada seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas. Tanda menunjuk pada seseorang, yakni, menciptakan di benak orang tersebut suatu tanda yang setara, atau suatu tanda yang lebih berkembang, tanda yang diciptakannya dinamakan interpretant dari tanda pertama. Tanda itu menunjukan sesuatu, yakni objeknya” (Fiske, 2007: 63).
Gambar 2.8 Triangle Meaning Charles Sanders Peirce
Dalam model Peirce, makna dihasilkan melalui rantai dari tanda-tanda (menjadi interpretants), yang berhubungan dengan model dialogisme Mikhail Bakhtin,
25 dimana setiap ekspresi budaya selalu sudah merupakan respons atau jawaban terhadap ekspresi sebelumnya, dan yang menghasilkan respons lebih lanjut dengan menjadi addressible kepada orang lain (Martin Irvine, 1998-2010). • Representament/sign (tanda). • Object (sesuatu yang dirujuk). • Interpretant (“hasil” hubungan representament dengan objek). 2.2.7 Teori Illustrasi Mc Cloud Mc Cloud (2001:28) ilustrasi kartun merujuk pda bentuk abstrak dan sederhana sehingga semakin jauh dari citra foto yang asli. Masih menurut McCloud, gambar realis merupakan ikon yang paling mirip dengan manusia atau objek aslinya. Sehingga seniman yang hendak melukiskan keindahan dan kerumitan dunia fisik akan menggunakan aliran realis. Intinya ilustrasi merupakan penggambaran secara visual cerita dari sebuah komik. Ada banyak ragam gaya yang dimiliki para illustrator. Bahkan setiap wilayah atau Negara memiliki karakter ilustrasi tersendiri yang justru menjadi ciri khas dari wilayah atau Negara tersebut. Kolaborasi ilustrasi dengan kata kata menurut McCloud mengacu pada enam pola: 1. Gabungan khusus kata kata artinya ilustrasi hanya sebagai pendukung dan tidak menambah banyak makna karena teks yang ada sudah komplit 2. Gabungan khusus gambar,maksudnya adalah kata kata hanya ada sebagai efek suara dari ilustrasi yang ada. 3. Gabungan khusus duo,kata kata dan ilustrasi menempati kedudukan yang sama karena keduanya menyampaikan pesan yang sama penting 4. Gabungan aditif atau gabungan yang saling menguatkan,artinya kata kata memperkuat atau memperdalam makna ilustrasi demikian pula sebaliknya 5. Gabungan pararel ,kata kata dan ilustrasi mengikuti alur yang berbeda tanpa saling bersimpangan 6. Gabungan montase, disini kata kata diperlakukan sebagai unsur yang paling penting dalam gambar.
26 7. Gabungan interdependen, gabungan ini paling banyak digunakan karena antara kata kata dan gambar sama sama berpern dalm menyampaikan gagasan yang tak dapat dilakukan oleh hanya salah satu dari keduanya. Ilustrasi pada dasarnya merupakan terjemahan dari teks. Ilustrasi mampu membantu
mengkomunikasikan
pesan
dengan
cepat,tepat
dan
tegas.
Kemampuan yang lain adalah kekuatannya yang mampu membentuk suasana penuh emosi dan membuat gagasan menjadi seakan akan nyata. Sehingga dengan ilustrasi ini maka pesan dalam teks akan menjadi lebih berkesan karena pembaca lebih mudah mengingat gambar daripada teks. Menurut cara membuatnya,ilustrasi dibuat dengan dua cara yaitu manual drawing dan dengan bantuan computer graphic. Manual drawing secara umum diartikan sebagai membuat goresan atau coretan disuatu permukaan dengan menekankan alat pada permukaan tersebut,alat yang dipakai adalah pensil, kuas, krayon dan lain lain. Berbeda dengan ilustrasi dengan bantuan computer graphic, ilustrasi yang dibuat memanfaatkan tools yang terdapat dalam beberapa software yang khusus digunakan sebagai program ilustrasi baik yang berbasis vector ataupun bitmap. Adapun software yang biasa digunakan dalam pembuatan ilustrasi jenis ini adalah Corel draw,Adobe photoshop,Freehand maupun Adobe Illustrator.
2.3 Analisa SWOT a. Strength: • Sebuah gerakan kampanye sosial satu-satunya di Indonesia yang memiliki tujuan untuk memperbaiki citra supir angkutan perkotaan. • Melibatkan masyarakat sebagai observator sehingga nilai yang ditujukan lebih mudah tersampaikan. • Gerakan kampanye sosial yang berjalan pada arah terfokus namun dapat menjadi solusi penyelesaian beberapa masalah sekaligus, karena pihak yang dilibatkan dalam ruang lingkup masalah yang sama.
b. Weakness: • Harus menghadapi dan berurusan dengan preman dari trayek-trayek tertentu. • Sistem angkutan perkotaan yang belum kondusif.
27 c. Opportunities: • Menjadi suatu nilai baru di masyarakat sehingga berkesempatan membuat masyarakat lebih peduli dan terlibat. • Memberikan nilai baru terhadap angkutan perkotaan menjadi lebih kreatif dan unik. • Keunikan dari nilai yang diberikan menarik minat media dan pihak pemerintahan untuk turut serta dalam mengembangkan gerakan ini.
d. Threat: • Kurangnya kepedulian dan keberanian masyarakat untuk melakukan perubahan dan keluar dari zona nyaman.
28