BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Pengertian E-Learning
Menurut Som Naidu dalam buku “E-learning: A guidebook to principles, procedures and practices” (2006:11), E-Learning sering diartikan sebagai penggunaan jaringan informasi dan komunikasi teknologi dalam pembelajaran. Huruf “E” pada istilah ini merupakan singkatan dari Electronic, E-Learning dapat menggabungkan segala aktivitas edukasi oleh individu maupun kelompok baik yang bekerja online maupun offline, serta menggunakan computer maupun media elektronik lain.
Beberapa ahli
mencoba menguraikan pengertian e-learning menurut versinya
masing-masing, diantaranya : •
Jaya Kumar C. Koran (2002)
Menurut Jaya Kumar, E-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk men yampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
•
Rosenberg (2001)
Menurut Rosenberg,
Menekankan bahwa E-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
•
Darin E. Hartley (Hartley, 2001)
Menurut Darin E. Hartley, E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. 5
6 2.1.2 Fungsi Animasi Edukasi
Manfaat E-learning dengan menurut Pranoto dalam buku “Sains dan Teknologi”, dkk (2009:309) antara lain sebagai berikut:
•
Meningkatkan suatu partisipasi aktif dari mahasiswa.
•
Meningkatkan suatu kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
•
Meningkatkan suatu kualitas materi pendidik serta juga pelatihan.
•
Meningkatkan suatu
kemampuan untuk dapat menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, yang mana dengan perangkat biasa akan sulit dilakukan.
Gambar 1.0 Ilustrasi Animasi Edukasi Sumber : www. article.wn.com
7 2.1.3 Motion Graphics Motion Graphic adalah teknik untuk menggerakan still image sehingga tidak terlihat membosankan jika dilihat, namun terlihat dinamis dan juga menarik. Terdapat 2 metode dalam membuat motion graphic, yaitu menggerakan gambar atau menggabungkan sequence dari gambar-gambar yang memiliki kontinuitas sehingga terlihat bergerak. Dalam karya yang nanti akan penulis buat, motion graphic adalah elemen yang sangat penting untuk membuat penonton tidak merasa bosan. Menurut Michael Louka dalam “Animation tricks” ada beberapa trik yang harus diperhatikan, yaitu berdasarkan metode animasi (Michael Louka, 2011) : 1.
Timing
2.
Pergerakan
3.
Atraksi
Sumber : http://www.academia.edu/8601077/Motion_Graphic 2.1.4 Sumber Data Data dan literature Tugas Akhir ini didapat dari berbagai macam sumber, baik buku, internet, dan film animasi edukasi lain. Semua sumber merupakan bahan-bahan yang membantu memperkuat data teori cerita maupun data visual referensi mengenai pembuatan animasi edukasi ini. 2.1.5 Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan meliputi, yaitu : Studi Kepustakaan. Data yang diperoleh melalui Studi kepustakaan yaitu didapat dari: Perpustakaan Bina Nusantara, serta data-data yang diakses melalui internet, video dan buku yang terkait dengan pokok permasalahan yang dibahas di dalam penelitian guna memperkuat Tugas Akhir ini. 2.1.6 Analisis Data Penulis dalam menganalisis data menggunakan analisis kualitatif. Hal ini dikarenakan data yang digunakan merupakan data sekunder yang telah dikumpulkan dan diolah, analisis data juga dkumpulkan dari data observasi (non participant Observation). Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
8 2.1.7 Kerangka Pemikiran Menurut Sugiyono dalam buku “Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D”, Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono, 2010:60) Dalam Tugas Akhir ini penulis menggunakan data dari penelitian sebelumnya dan juga sumber data lain untuk mengemas konsep mulai dari Budaya pop yang menjadi jalur gelombang Korea (K-Wave), membuka jalan untuk menuju perkembangan Korean Style (K-Style) dalam hal cara berbusana dan juga cara berdandan yang membuat penulis tertarik untuk mengambil topik (Makeup dan Fashion) ini untuk pembuatan Animasi Edukasi tentang K-Style : Makeup and Fashion.
2.1.8 Data Tema 2.1.8.1 PERKEMBANGAN K-POP SEBAGAI ACUAN K-WAVE Menurut Doobo Shim, Ariel Heryanto dan Ubonrat Siriyuvasak, K-Pop merupakan bagian penting dari semua gelombang budaya ini. Di milenium baru, peningkatan popularitas yang pesat muik, drama televisi, dan video-games dari Korea di seluruh wilayah (Shim 2006; Shim, Heryanto dan Siriyuvasak 2010; Siriyuvaak dan Shin 2007), hanya merupakan satu dari sejumlah perkembangan terbaru tentang arus budaya lintas-wilayah Korea dalam menarik minat mayarakat dunia. Kilat sukses industri hiburan Korea Selatan, khususnya di negara-negara tetangganya Asia Timur, sekalipun gejolak penggemar mereka paling banyak di kawasan Asia Tenggara. ‘Menjadi modern’ dalam konteks selalu menyiratkan pengertian memiliki baik peluang khusus maupun keterampilan baru menikmati kesenangan sehari-hari
9 dengan mengkonsumsi komoditas modern, menggunakan teknologi terbaru, dan menjalani gaya hidup yang sedang menjadi trend (Gerke 2000; Heryanto 1999b; van Leeuwen 2011). Istilah ‘budaya pop’ untuk pertama dan ‘budaya populer’ untuk yang kedua Chua (2010: 202-6). Para penggemar K-Pop membentuk grup imitasi ikon pop Korean idola mereka, dengan meniru fashion (gaya), mengimitasi cara makeup (cara berdandan), mengimitasi gerakan dance mereka dan juga mengadopsi gaya bicara serta perilaku idola mereka. Dalam hal ini, ikon K-pop telah menjadi trendsetter dalam trend fashion dan trend makeup remaja di Indonesia. Barnard mengungkapkan bahwa fashion bukan hanya apa yang kita kenakan, tetapi fashion juga adalah apa yang kita lakukan (Malcolm Barnard 1996 : 11). 2.1.8.2 K-STYLE Berdasarkan riset tentang penggemar K-Pop di Indonesia pada tahun 2010, jung melaporkan bahwa “Para penggemar ini bekerja sama menciptakan-ulang teks dan gambar, lalu menyebarkan isi yang mereka isi mereka ubah itu... Meniru tarian merupakan salah satu bentuk kerja sama penggemar yang paling umum ditemui di dunia. Istilah ‘cover dance’ biasanya berarti satu versi dari lagu yang dinyanyikan oleh seorang artis yang berbeda dari penyanyi aslinya. (Jung 2011 : 4.2). K-Style kerap digunakan dalam fenomena The Korean Wave. Hal in memunculkan pertanyaan, patokan seseorang atau sebuah perkembangan tentang bergaya ala Korea (K-Style) dimata dunia? Khususnya Indonesia. Hal apa yang mendasari seseorang untuk mengkuti trend berdandan (makeup) dan berbusana (fashion) ala Korea? Penelitian ini diawali dengan hipotesa bahwa adanya fenomena Idola K-Pop yang menjadi awal cikal bakal seseorang ingin mengikuti trend berdandan (makeup) dan berbusana (fashion) ala Korea. Sumber : http://www.kompasiana.com/evadayat/fashion-baju-korea-di-indonesia_ Berdasarkan data K-Style ini penulis menargetkan wanita sebagai model untuk animasi ini sesuai dengan konteks Makeup dan Fashion Korea.
10 2.1.8.3 MAKEUP Menurut Morris dalam “Man Watching : Field Guide to Human Behavior” (1997) : Setiap bentuk dan jenis pakaian apapun yang mereka kenakan baik secara gamblang maupun samar-samar (social signal) tetang si pemakainya. Bukan hanya dalam berpakaian saja, namun meliputi, cara berpenampilan, bersikap dan juga berdandan.
Makeup adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli dengan menggunakan bantuan alat kosmetik. Makeup lebih sering ditujukan untuk mengubah bentuk wajah. Make up bertujuan untuk mengubah penampilan fisik yang dinilai kurang sempurna. Dibawah ini adalah berbagai macam jenis makeup: 1. Styling make up adalah kegiatan mengubah penampilan murni untuk tujan seni, seperti : Body Painting merupakan salah satu contoh kegiatan Styling makeup. 2. Character makeup, sering digunakan untuk kepentingan dunia akting dan hiburan. Setiap warna mempunyai tujuan untuk membentuk karakter/watak tertentu, misalnya dalam penggunaan eyes shadow dan juga bentuk shading blush on pada wajah. 3. Natural makeup, sering digunakan untuk mempermanis penampilan seharihari. Sumber : http://umiazzurasantika.blogspot.com/2013/06/rias-wajah-sehari-hari.html 2.1.9 Jenis-jenis alat makeup 1. Bedak Dasar (Foundation) Foundation berbentuk cair, lotion, dan padat. Bedak dasar yang berbentuk cair cenderung lebih ringan karena tidak begitu tebal diwajah saat digunakan. Foundation dapat dugunakan sebagai riasan pemula atau natural agar tidak terkesan menggunakan bedak tebal, tapi bedak masih tetap bisa menempel pada kulit. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
11
Gambar 1.1 Foundation Sumber : www.glamcheck.com 2. Bedak Tabur (Powder) Bedak jenis ini bagus digunakan untuk jeni kulit wajah yang mempunyai pori-pori besar karena dapat menutupi pori-pori dengan sempurna, namun pori-pori tetap bisa bernapas. Disarankan untuk memilih bedak tabur yang halus dan ringan agar dapat menyatu dengan kulit ketika sudah dipadukan dengan bedak dasar. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
Gambar 1.2 Powder Sumber :id.ozcosmetics.com
12 3. Perona Pipi (Blush On) Bentuknya hampir berbentu bedak, tapi memiliki fungsi yang lain, yauitu sebagai perona pipi. Jika menggunakan blush on ini pada wajah, maka akan dapat memberikan kesan yang berbeda pada makeup koreksi (shading dan highlight). Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
Gambar 1.3 Blush On Sumber : www. kicantik.com 4. Perona Mata (Eyes Shadow) Bentuk mata akan terlihat lebih cerah jika menggunakan eyeshadow pada bagian kelopak mata. Selain membuat mata terlihat lebih cerah, eyeshadow juga berfungsi untuk membentuk mata sehingga bentuk mata asli dapat tersamarkan. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
Gambar 1.4 Eyeshadow Sumber : www.5dollarexperts.com
13 5. Pensil Alis (Eye Brow Pencil) Bentuk pensil alis sama dengan pensil yang digunakan untuk menulis, tapi pensil alis ini mempunyai fungsi berbeda, yaitu mempertajam warna alis seseorang ketika dirias. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
Gambar 1.5 Eye Brow Pencil Sumber :www.muastore.co.uk 6. Pensil Garis Mata (Eye Liner) Benda mungil ini lebih banyak tersedia warna hitam karena fungsinya hanya mempertajam mata dan memberi kesan mata lebih besar serta hidup. Pensil garis mata tersedia dalam 3 varian, yaitu : cair, pen, dan pesil. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
Gambar 1.6 Eye Liner Sumber : www.eyeslipsface.com
14 7. Cat Bulu Mata (Mascara) Mascara berguna untuk membuat bulu mata lentik dan tebal. Namun, yang perlu lihat ketika akan membeli mascara adalah pilihlah mascara yang tahan air. Hal ini bertujuan agar mascara yang dipakai tidak luntur ketika secara tidak segaja mata terkena air. Akan berakibat fatal jika mascara luntur. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
Gambar 1.7 Mascara Sumber : www.chanel.com 8. Pewarna Bibir (Lipstick) Lipstick merupakan salah satu perlengkapan makeup yang harus dimiliki. Gunanya untuk memberikan warna pada bibirmu. Pintarlah dalam memilih lipstik, sesuaikanlah dengan usia, warna kulit danserta kebutuhan saat penggunaan. Ingat, kesalahan dalam menggunakan lipstik akan membuat dandananmu terkesan menor. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
15
Gambar 1.8 Lipstick Sumber : www.allure.com
9. Concealer Concealer berguna untuk menutupi kantung hitam dan juga wajah berjerawat.
Concealer
membantu
mencerahkan
kulit
dan
meratakannya. Sumber : http://aylacream.com/jenis-jenis-make-up-yang-perlu-diketahui.html
Gambar 1.9 Concealer Sumber : www. chrisavy.livejournal.com
juga
16 2.1.10 FASHION Menurut Malcolm Barnard dalam bukunya “Fashion as communication”, Barnard mengungkapkan bahwa fashion bukan hanya apa yang kita kenakan, tetapi fashion juga adalah apa yang kita lakukan (Malcolm Barnard 1996 : 11). Korea saat ini menjadi alah satu kiblat fashion di Asia selain Jepang. Gaya berbusana dengan model baju Korea yang penuh warna dan eye catching menjadi daya tarik penggemar fashion untuk meniru fashion Korea. Fashion Korea identik dengan bermain warna dan motif. Karakteristik pakaian Korea adalah keberanian untuk mencoba warna hit untuk kembali keluar dari mode lama. Untuk pemilihan warna, mode pakaian Korea cenderung memakai warna cokelat, hitam, biru, emas, pink, dan abu-abu. Warna-warna ini lalu dikombinasikan antara satu sama lain. Untuk motif yang digunakan, biasanya berupa motif zebra dan stripe atau garis-garis. Selain itu juga ada motif bunda dan motif polkadot yang jadi favorit. Fashion Korea biasanya memadukan banyak pakaian dalam sekali pakai, atau “gaya tumpuk”. Gaya tumpuk ini bisa memakai beberapa lapis baju dengan panduan motif dan tambahan sedikit aksesoris yang menjadi hiasan pemanis bergaya. Secara keseluruhan gaya berpakaian wanita Korea selalu berkesan, lucu, polos dan bergaya. Sesekali mereka tampil lebih berani dan berkarakter namun tetap terkesan manis. Sumber : http://fashion-terbaru.com/fashion-baju-korea-terbaru-2014
17
Gambar 2.0 Fashion Baju Berlapis Sumber : www.alexpress.com
Gambar 2.1 Fashion Motif Bunga Sumber : www.morofashion.com
18
Gambar 2.2 Fashion Blouse Motif Polkadot Sumber : www.morofashion.com
Gambar 2.3 Fashion casual (dengan cardigan rajutan) Sumber : www.pinterest.com
19 2.1.11 PEMBANDING REFERENSI 1.
Fashion dan Makeup Hollywood Style
Kebanyakan dari artis Hollywood memiliki wajah yang tegas dan cantik, namun tidak jarang pula masyarakat Indonesia yang memakai fashion style dan makeup style hollywood. Fashion Mode mereka sudah tidak bisa diragukan lagi, karena setiap pakaian yang mereka pakai akan terlihat cantik dan anggun sesuai dengan postur tubuh mereka yang ideal. Fashion Mode Hollywood masih menjadi trend maker di seluruh international, namun kesan yang fenomenal tersebut belum tentu cocok untuk dipakai oleh orang lain, karena terlalu terbuka, mengingat Indonesia memakai kode etik ketimuran. Sumber : http://gladisco.lintas.me/article/fashion-and-beauty/ikuti-tren-fashionatau-kata-hati
Gambar 2.4 Fashion Hollywood Style Sumber : wwwsparklyshellcosmetics-blog.blogspot.com Makeup yang sering dipakai memiliki kontur makeup yang sangat tegas dan juga tebal, membuat mereka tampil cantik, elegan dan juga mempesona dalam waktu yang besamaan. Makeup tersebut juga sering digunakan perempuan di Indonesia ketika ada acara ataupun pesta. Sumber : https://www.pinterest.com/explore/hollywood-glamour-makeup/
20
Gambar 2.5 Hollywood Makeup Style Sumber : www.prettydesigns.com
2.
Fashion dan Makeup Korean Style
Fashion yang digunakan artis Korea beragam, mulai dari tampilan unik, manis, cantik, elegan, dan seksi. Fashion mode mereka lebih ke bentuk aksen pakaian mereka yang menarik perhatian dan juga perpaduan busana yang membuat mereka tampil berbeda dengan perpaduan motif dan tampilan warna yang berani. Sumber : http://fashion-terbaru.com/fashion-baju-korea-terbaru-2014
Gambar 2.6 Korean Fashion Style Sumber : www.hdimagewallpaper.com
21 Kebanyakaan perempuan Korea memiliki warna wajah putih dan sedikit pucat. Makeup yang dipakai adalah natural dan soft, cocok untuk perempuan yang ingin tampil cantik namun sederhana dan manis. Makeup ini sering cocok untuk para remaja dan juga dewasa yang menyukai penampilan sederhana dan manis. Sumber : http://dewisrikandi.com/make-up-ala-korea-fresh-dan-simple.html
Gambar 2.7 Makeup Korean Style Sumber : www.korcan50years.com
2.1.12 Pemasalahan Makeup Makeup telah menjadi salah satu “senjata” andalan kaum hawa agar senantiasa tampil cantik dan menarik. Ada perempuan yang senang tampil mewah (glamour) dengan riasan yang gemerlap atau menor. Namun, tidak sedikit yang lebih menggemari natural makeup. Remaja Indonesia, khususnya remaja putri adalah salah satu kalangan yang menggemari riasan natural. Remaja putri masa kini mulai menyadari pentingnya merias wajah untuk tampil cantik natural tanpa minyak dan bebas kusam. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri.
22 “Bagi remaja putri, makeup itu penting tapi mereka kan biasanya penginnya tidak terlalu mencolok, natural, cerah, fresh dan pasti agar kulit terlindungi,” kata Ryan Ogilvy, Official Makeup Artist Maybelline New York – Indonesia di temui dikawasan Sudirman, Jakarta Selatan. Berikut ini ada beberapa bahaya yang dapat merugikan remaja dalam berdandan menor atau tebal : 1. Membuat wajah terlihat lebih tua dari umurnya. 2. Membuat pori-pori wajah susah bernapas. 3. Tidak enak dipandang. Sumber : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150325171837-277-41862/ rekomendasi-riasan-sederhana-untuk-para-remaja-putri/
2.1.13 Permasalahan Fashion Tidak sedikit masyarakat Indonesia, khususnya remaja Indonesia yang tertarik dengan fashion Korea, namun kebanyakan dari orang Indonesia risih dengan penampilan “tabrakan” karena terlihat norak. Sedangkan untuk motif, mode korea cenderung ramai dan “tabrakan”, ditunjukkan diseriap hampir semua fashion dan akseoris yang dipakai umumnya berani bermain dengan warna. Sumber : http://fashion-terbaru.com/fashion-baju-korea-terbaru-2014 2.1.14 Sinopsis/Inspirasi cerita/Naskah Animasi edukasi ini akan mengajarkan tentang tutorial cara Makeup dan Fashion Korea menurut musim, Beberapa hal yang menjadi konten/isi yang ada di animasi edukasi, yaitu: •
Perkembangan K-Wave yang menjadi trend global dan menjadi pelopor KStyle (Korean Style).
•
Cara Makeup Narutal Korea.
•
Cara Fashion Korea sesuai Musim.
23 2.1.15 Faktor Pendukung dan Penghambat Animasi Edukasi ini dikemas secara sederhana, didukung dengan konten visual grafis 2D motion graphic, voice over, dan instrument music, sehingga membuat penonton tertarik dan mudah memahami animasi edukasi ini. Hal tersebut yang menurut penulis menjadi faktor pendukung bagi animasi edukasi ini. Faktor penghambat Animasi Edukasi ini adalah keterbatasan daya tangkap audience. Agar audience dapat mengingat dan menerima informasi yang disampaikan, maka audience harus menyimak dengan baik. Sehingga informasi dapat diterima secara maksimal.
2.1.16 Survey Survey dilakukan dengan cara menyebarkan 100 kuisioner kertas. Berdasarkan dari 100 kuisioner kertas yang telah disebarkan kepada responden yang rata-rata 16-25 tahun, jenis kelamin wanita dan pria, dari berbagai pekerjaan strata sosial A dan B menunjukan 90% dari mereka menganggap Natural Makeup lebih disukai ketimbang Glamaour. 10% dari mereka menganggap Glamour Makeup juga digemari untuk diacara tertentu. Selain itu, 75% mengatakan penggemar Makeup dan Fashion dan 25% mengatakan tidak.
Gambar 2.8 Presentase Natural Makeup dan Glamour Makeup Sumber : Data Pribadi
24 Berikut ini penulis sertakan contoh kuisioner yang penulis buat data dan analisa yang berkaitan dengan project Tugas Akhir ini : Pertanyaan : 1. Berapakah usia anda?
Gambar 2.9 Presentase Umur Sumber : Data Pribadi Berdasarkan Presentase umur, dari 100 orang yang mengisi kuisioner. Presentase terdiri dari 30% berusia 18 tahun, 30% berusia 21 tahun dan 40% berusia 20 tahun. Jenis Kelamin
Natural
Glamour
Pria
30 %
-
Wanita
50 %
20%
Jumlah
80 %
20%
Tabel 1.1 Tabel Presentase Makeup dan Glamour Makeup Sumber : Data Priibadi
25 2. Jenis kelamin anda?
Gambar 3.0 Presentase Jenis Kelamin Sumber : Data Pribadi Berdasarkan Presentase Jenis Kelamin, dari 100 orang yang mengisi kuisioner. Presentase terdiri dari 75% wanita dan 25% pria.
26 3. Apakah anda pernah menonton Animasi Edukasi?
Gambar 3.1 Presentase pernah menonton Animasi Edukasi Sumber : Data Pribadi Presentase pernah menonton Animasi Edukasi 80% mengatakan pernah, 10% mengatakan jarang dan 10% mengatakan tidak pernah.
27 4. Menurut anda, Animasi Edukasi itu seperti apa?
Gambar 3.2 Presentase Pengertian Audience tentang Animasi Edukasi Sumber : Data Pribadi
Presentase tentang pengertian animasi 80% mengatakan menambah wawasan dan informasi, 10% mengatakan informasi dan 10% mengatakan hanya pembelajaran.
28 5. Apakah anda salah satu penggemar Makeup dan Fashion?
Gambar 3.3 Presentase Penggemar Makeup dan Fashion Sumber : Data Pribadi Presentase penggemar Makeup dan Fashion 75% mengatakan penggemar, sedangkan 25% mengatakan bukan penggemar.
29 6. (Jika wanita) menurut anda, menyukai memakai makeup yang seperti apa? (Jika pria) menurut anda, lebih menyukai wanita yang memakai makeup yang seperti apa?
Gambar 3.4 Presentase Natural Makeup dan Glamour Makeup Sumber : Data Pribadi
Presentase Natural Makeup dan Glamour Makeup 90% mengatakan bahwa makeup natural lebih disukai, sedangkan 10% mengatakan glamour makeup lebih disukai.
30 7. Apakah anda selalu memakai makeup?
Gambar 3.5 Presentase Pemakaian Makeup Sumber : Data Pribadi
Presentase Pemakaian Makeup mengatakan 50% sering memakai makeup, 25% mengatakan tidak memakai makeup, dan 25% mengatakan jarang menggunakan makeup.
31 8. Apakah anda tertarik jika menonton animasi tentang Makeup dan Fashion?
Gambar 3.6 Presentase tertariknya dengan Animasi Edukasi K-Style : Makeup and Fashion Sumber : Data Pribadi
Presentase tertariknya dengan Animasi Edukasi K-Style 95% mengatakan tertarik, sedangkan 5% mengatakan tidak, biasa saja.
32 2.2 Tinjauan Teori Ada beberapa teori yang digunakan untuk mendukung karya animasi edukasi ini:
•
Teori Fenomenologi
Menurut
Engkus
Kuswarno,
Fenomenologi
berusaha
mencari
pemahaman
bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas (pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain). (Kuswarno,2009:2)
Kuswarno dalam bukunya lebih jauh menjelaskan mengenai komponen-komponen dalam fenomenologi Husserl, sebagai berikut: 1. Kesengajaan (intentionality), yaitu proses internal dalam diri manusia terkait dengan kesadaran yang berhubungan dengan objek tertentu. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhinya adalah kesenangan(minat), penilaian awal, dan harapan terhadap objek. 2. Noema dan Noesis. Menurutnya, noesis adalah deskripsi subjektif seseorang terhadap objek yang masuk dalam kesadaran. Sedangkan noema adalah deskripsi objektif dari sesuatu yang diterima oleh panca indera manusia, disertai dengan bukti-bukti yang akurat. Menurutnya, tidak akan ada noesis jika tidak ada noema sebelumnya. Dengan kata lain, pengetahuan sudah ada sebelum kita berpikir mengenainya (a priori). 3. Intuisi, yaitu proses yang menghubungkan antara noema dan noesis. Dengan kata lain, intuisilah yang mengubah noema menjadi noesis. 4. Intersubjektivitas, yaitu faktor yang berperan besar dalam pembentukan makna. Menurutnya, makna terhadap objek tertentu mendapat pengaruh dari rasa empati kita terhadap orang lain. Dengan kata lain, orang lain menentukan pula pandangan kita terhadap suatu objek. Menurutnya, hubungan antara “aku” dan orang lain memiliki kedudukan yang sama, yang mana persepsi kita terhadap objek mendapat pengaruh dari orang lain (Kuswarno 2009:40).
33 •
Teori Konstruksionisme
Menurut Von Glasersfeld (dalam Anggriamurti, 2009) bahwa konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan itu dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut Widodo (2004) dalam Kasihani (2008:8) mengidentifikasi lima hal penting dari kontruktivisme yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu :
1. Pembelajaran telah memiliki pengetahuan awal, tidak ada pembelajaran yang otaknya benar-benar kosong. Pengetahuan awal memiliki peran penting pada saat siswa belajar tentang sesuatu hal yang ada kaitanya dengan apa yang telah diketahui.
2. Belajar merupakan proses rekontruksi suatu pengetahuan berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki, Pengetahuan tidak dapat ditransfer dari suatu sumber ke penerima, namun pembelajar sendiri yang mengkontruk pengetahuan;
3. Belajar adalah perubahan konsepsi pembelajar, karena pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. Hal ini belajar merupakan proses mengubah pengetahuan awal siswa agar pengetahuan awal bisa berkembang menjadi suatu konstruk pengetahuan yang lebih besar.
4. Proses pengkontruksian pengetahuan berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu, Proses pengkontruksian pengetahuan berlangsung pada individu, namun sosial memainkan peran penting dalam proses tersebut sebab individu tidak terpisah dari individu lainnya.
5. Pembelajar bertanggungjawab terhadap proses belajarnya, dalam hal ini guru berperan menyiapkan kondisi yang memungkinkan siswa belajar. Jadi guru atau siapapun tidak dapat memaksa siswa untuk belajar.
34 •
Teori Komunikasi
Menurut D. Lawrence Kincaid & Wilbur Schramm, ciri-ciri adanya proses komunikasi yaitu harus ada 2 pihak atau lebih, ada proses berbagi komunikasi, menciptakan informasi, menyampaikan informasi, menafsirkan dan memahami informasi, dan timbulnya pengertian sesama (Kincaid D. Lawrence & Schram, Wilbur, 1977: 50).
2.2.1 Prinsip-Prinsip Dasar Desain
Menurut Nasbahry Couto, Prinsip-prinsip dasar desain adalah :
1. Kesatuan (Unity) Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar desain yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan membuat karya tercerai berai atau kacau-balau, yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang mata. 2. Keseimbangan (Balance) Karya desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua daya yang bekerja saling meniadakan. 3. Proporsi (Proportion) Proporsi termasuk prinsip dasar desain untuk memperoleh keserasian. 4. Irama (Rythm) Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. 5. Dominasi (Domination) Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya desain. (Couto, Nasbahry, 2009).
35 2.2.2 Teori Prinsip Dasar Animasi Menurut Animator Disney Ollie Johnston dan Frank Thomas dikenal dalam bukunya The Illusion of Life: Disney Animation, memperkenalkan 12 prinsip animasi dalam menciptakan ilusi gerak (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995, 48-69) :
1. Squash and Stretch atau Kelenturan dan Elastisitas, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk memberikan kesan pada gambar bahwa gambar tersebut memiliki berat dan fleksibilitas. Contohnya pada bola karet yang memantul, yang digambar menjadi pipih ketika mengadu dengan lantai dan terlihat memanjang ketika jatuh dan memantul (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:48).
2. Anticipation atau Antisipasi, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk mempersiapkan sebuah gerakan, sehigga gerakan itu terlihat menjadi lebih realistis. Contohnya pada seseorang yang akan melompat, dia harus mebengkokkan lututnya terlebih dahulu (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:52).
3. Staging atau Pementasan, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk mengarahkan perhatian penonton, memperjelas apa yang penting dan apa yang akan terjadi, yang sedang diperlihatkan dalam sebuah adegan. Contohnya pada peletakkan karakter di layar, atau posisi kamera pada karakter tersebut (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:54).
4. Straight Ahead Action and Pose to Pose atau Satu Persatu dan Pose ke Pose, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk membuat animasi, Straight Ahead Action berarti membuat animasi dengan menggambarnya satu persatu atau frame by frame, sedangkan Pose to pose berarti membuat animasi dengan menggambar pose ke pose atau hanya membuat key frame. Biasanya kombinasi keduanya sering digunakan (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:57).
36 5. Follow Through and Overlapping Action atau Gerakan Mengikuti dan Mendahului, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk memberikan kesan pada gambar bahwa gambar tersebut mengikuti hokum fisika sehingga menjadi terlihat lebih realistis. Contoh Follow Through seperti ekor pada sapi yang tetap bergerak setelah berhenti berlari (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:60).
6. Overlapping Action misalnya gerakan tangan yang bergerak otomatis ketika seseorang berjalan (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:62).
7. Slow In and Slow Out atau Percepatan dan Perlambatan, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk memperlihatkan akselerasi dan 8 deselerasi pada gambar. Contohnya pada bola karet yang memantul yang digambar lebih banyak ketika jatuh karena mengalami Slow In, dan digambar lebih sedikit ketika mengadu dengan lantai karena mengalami Slow Out. (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:63).
8. Arcs atau Pola, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk memperlihatkan gerakan natural 9 pada gambar, yang seharusnya mengikuti pola atau lintasan yang terlihat melengkung agar terlihat realistis. Contohnya pada tangan yang sedang menunjuk sesuatu, digambar pola garis tipis dari pose ke pose (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:63).
9. Secondary Action atau Gerakan Tambahan, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk membantu gerakan sebelumnya atau gerakan yang lebih penting, sehingga membuat adegan tersebut lebih hidup. Contohnya pada seseorang yang sedang beremosi, wajahnya mengekspresikannya (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:64).
10. Timing atau Waktu, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk menentukan durasi gerakan, jumlah gambar atau frame yang digunakan pada sebuah gerakan. Durasi yang tepat dapat membuat sebuah gerakan menjadi terlihat lebih hidup (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:65).
37 11. Exaggeration atau Melebih-lebihkan, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu yang ekstrim pada sebuah gerakan, yang biasanya tidak terjadi di kehidupan nyata. Prinsip ini tidak selalu digunakan dalam setiap animasi, jadi tergantung dari gaya yang telah ditentukan oleh pembuatnya. Contohnya pada film kartun, seseorang yang sedang kaget, bola matanya dapat keluar masuk dari wajahnya (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:66).
12. Solid Drawing atau Gambar yang Solid, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk memberikan kesan pada gambar sehingga terlihat bervolume 3 dimensi meskipun digambar 2 dimensi, memiliki anatomi, keseimbangan, dan berat, serta peletakkan cahaya dan bayangan yang tepat pada gambar tersebut (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:67).
13. Appeal atau Daya Tarik, adalah salah satu prinsip animasi yang digunakan untuk menarik perhatian penonton lewat karakter yang digunakan berakting, sehingga penonton merasakan karakter tersebut benar-benar hidup dan berkepribadian atau berpenampilan menarik (Ollie Jhonston & Frank Thomas, 1995:69).
Dari dua belas prinsip animasi yang ada, animasi edukasi ini menggunakan prinsip Timing dan Spacing dimana timing adalah yang berhubungan dengan penentuan waktu kapan sebuah gerakan dilakukan, spacing merupakan percepatan dan perlambatan dari berbagai macam jenis gerakan. Appeal yang berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Staging yang melibatkan penempatan bidang gambar pada frame, seperti pada dasarnya setiap film pasti dibatasi oleh bingkai yang bersifat dua dimensional.
38 2.2.3 Teori Warna Menurut David Hornung, kebanyakan orang sadar bahwa warna mempunyai lebih dari satu kualitas yang terlihat. Dalam sehari-hari, nama warna, seperti warna mera, sering digabungkan dengan kata sifat. Ekspresi seperti merah membara, merah cherry, atau merah darah menunjukkan kesadaran bahwa masing-masing contoh warna mempunyai karakteristik tertentu (Hornung,2005, 21-28). Warna memiliki 3 elemen penting yang menunjukkan penampilan mereka, yaitu : 1. Hue Ketika kita menunjuk nama berdasarkan namanya, kita menunjuk pada elemen luar. 2. Value Value menentukan tingkat keterangan pada warna. 3. Saturation Saturation menunjukkan pada tingkat kejernihan suatu warna.
Gambar 3.7 Hue, Saturation, Value Sumber : http://30daysweater.com/color-theory-for-knitters-color-wheel/
2.2.4 Teori “Fashion” menurut Malcomn Barnard
Menurut Malcolm Barnard dalam bukunya “Fashion as communication”, Barnard mengungkapkan bahwa fashion bukan hanya apa yang kita kenakan, tetapi fashion juga adalah apa yang kita lakukan (Malcolm Barnard 1996 : 11).
39 2.2.5 Teori Tipografi Dalam buku “Tipografi Dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing mengemukakan bahwa Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif (Sihombing, 2001: 58) Menurut Roy Brewer (1971) dalam buku “Pengantar Tipografi” mengemukakan bahwa: “Tipografi dapat memiliki pengertian luas, yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak atau dalam pengertian yang lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur lain bukan huruf pada halaman cetak”. ( Sudiana, 2001: 2).
2.2.6 Teori Sinematografi Menurut Blain Brown dalam bukunya “Cinematography: Theory and Practice: Image Making for Cinematographers and Directors” (2002: 2), beliau menuliskan “Dalam pembuatan film atau video, bahkan animasi sekalipun, gambar tidak hanya sekedar gambar, tetapi gambar adalah sebuah informasi”. Salah satu tugas sinematografer adalah menjadikan gambar menjadi bahasa visual kepada audience menjadi sebuah pesan yang berarti. 2.2.7 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Widagdo dalam bukunya “Desain, Teori, dan Praktek” (1993: 31) Desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Jagat desain komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Hal itu karena peradaban dan ilmu pengetahuan modern memungkinkan lahirnya industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga berhadapan pada konsekuensi sebagai produk massal dan konsumsi massa.
2.2.8 Teori Style “Gaya” menurut Desmont Morris Menurut Morris dalam “Man Watching : Field Guide to Human Behavior” (1997) : Setiap bentuk dan jenis pakaian apapun yang mereka kenakan baik secara gamblang
40 maupun samar-samar (social signal) tetang si pemakainya. Orang yang berpakaian asal-asalan karena tidak menyukai perhatian orang lain tertuju pada pakaiannya sekalipun tanpa mereka sadari telah menunjukkan peran sosial dan k ode-kode sosial yang dianutnya terhadap budaya dimana mereka berada. Bukan hanya dalam berpakaian saja, namun meliputi, cara berpenampilan, bersikap dan juga berdandan.
2.3 Analisa Penulis menggunakan beberapa aspek untuk menganalisa citra visual dalam pembuatan film animasi edukasi ini, diantaranya :
1.
Aspek Personal Reaksi terhadap karya yang didasari oleh opini subyektif. Perspektif personal adalah penting karena mengungkapkan banyak tentang komentar orang lain. Target audience animasi edukasi ini adalah 16-25 tahun dimana penulis menggunakan motion graphic dengan visual yang simple, dan unik namun modern.
2. Aspek Pragmatis Berkenaan dengan teknis dan praktis : bagaimana diproduksinya; teknik yang dipilih; kemudahan; kejelasan; material yang dipilih. Penulis
membuat
sebuah animasi edukasi berupa 2D yang menjelaskan mengenai K-Style : Fashion and Makeup ala Korea dengan menggunakan voice over narasi, typography dan teknik motion graphic diharapkan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audience.
3. Aspek Nilai Tambah Pendekatan desain yang ada muatan tambahan di luar fungsi praktis atau fungsi estetis, dipresentasikan melalui : gambaran di masa depan sehingga membuat target audience tertarik mengetahui lebih Fashion dan Makeup Korean Style terbaru. Pendekatan dan pesan yang ingin penulis sampaikan dari animasi edukasi ini adalah supaya masyarakat tahu bahwa proses dari globalisasi
membuat
orang
ingin
mengetahui
suatu
negara
kebudayaannya, termasuk cara berpakaian dan style bertata rias mereka.
dan