BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Animasi Edukasi Film secara sederhana dapat didefinisikan sebagai cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak. Menurut Azhar Arsyad (2009 : 19), film atau gambar hidup merupakan gambargambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Secara konseptual ilmu komunikasi, film edukasi merupakan suatu tayangan yang bertujuan untuk merubah perilaku seseorang baik itu kognitif, afektif, maupun psikomotor, dan tidak bersifat profit oriented. Film edukasi merupakan suatu kemasan cerita yang memiliki tujuan yang jelas untuk memberikan suatu tontonan berdasarkan realitas kehidupan masyarakat dan lebih mementingkan rasa daripada harga yang salah satunya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Berbeda dengan jenis film lainnya, film edukasi memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh jenis film lainnya. Karakteristik tersebut sebagai berikut: 1. Mampu menyajikan pesan-pesan yang jelas kepada pemirsa tentang
hal-hal yang pantas. 2. Tidak bertentangan dengan adat istiadat, norma, sopan santun. 3. Mampu membentuk karakter masyarakat. 4. Mempunyai tujuan yang jelas. 5. Mengutamakan pengetahuan. 6. Sasarannya tepat sesuai dengan kemasan pesan. 7. Durasinya terbatas. 8. Konfliknya relatif datar.
3
4 9. Mengembangkan sikap mental. 10. Memiliki kedisiplinan.
Penggunaan animasi sebagai sarana untuk membantu pelajar mengerti serta mengingat informasi dalam proses belajar telah maju dengan pesat sejak perkembangan komputer grafis yang memiliki kekuatan dan semakin berpusat pada visualnya. Teknologi ini membuat animasi dapat diproduksi dengan lebih mudah dan lebih murah daripada sebelumnya.
Elemen grafik animasi sangat bagus dipergunakan untuk edukasi. Dalam efeknya, animasi menyenangkan untuk dilihat atau ditonton dan yang terpenting animasi dapat menyampaikan pesan yang biasanya dengan penjelasan lisan atau suara dan bahkan sebuah video tertentu tidak bisa menyampaikannya. Penggunaan animasi dalam sebuah edukasi juga membuat pelajaran tersebut lebih dapat dimengerti oleh berbagai kalangan umur, karena anak-anak yang biasanya lebih susah mengerti penyampaian sebuah informasi lewat lisan atau tulisan saja dapat lebih cepat mengerti dengan penggunaan animasi di dalamnya.
2.1.2 Motion Grafik Motion graphics merupakan salah satu media atau salah satu sub dari ilmu desain grafis yang banyak digunakan dalam periklanan, film berupa tittle sequence, opening atau promo program TV, dan ada juga digunakan untuk video clip music, atau profil perusahaan. Penjurusan ilmu motion graphics ditemukan dalam disiplin ilmu desain grafis. Motion graphics telah diakui sebagai keahlian khusus, biasanya dilakukan oleh desainer yang berkonsentrasi dalam merancang untuk siaran televisi atau film. Dalam 10 tahun mendatang, tidak hanya akan mayoritas desainer grafis bekerja sama dengan media yang berbasis waktu, tetapi masyarakat umum akan mengasosiasikan desain grafis lebih banyak dengan citra yang dinamis di layar televisi atau monitor komputer. Motion graphics pada umumnya merupakan suatu gabungan dan potongan-potongan desain/animasi yang berbasis media visual yang menggabungkan bahasa film dan desain grafis. Hal ini dapat dicapai dengan
5 memasukkan sejumlah elemen berbeda seperti 2D/3D animasi, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi dan musik.
2.1.3 Tipografi Tipografi dalam hal ini huruf yang tersusun dalam sebuah alphabet merupakan media penting komunikasi visual. Media yang membawa manusia mengalami perkembangan dalam cara berkomunikasi. Komunikasi yang berakar dari simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek (pictograph), berkembang menjadi simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain (ideograph). Kemudian berkembang menjadi bahasa tulis yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (phonograph setiap tanda atau huruf menandakan bunyi). Bentuk/rupa huruf tidak hanya mengidentifikasi sebuah bunyi dari suatu objek. Bentuk/rupa huruf tanpa disadari menangkap realitas dalam bunyi. Lebih dari sekedar lambang bunyi, bentuk/rupa huruf dalam suatu kumpulan huruf dapat memberi kesan tersendiri yang dapat mempermudah khalayak menerima pesan atau gagasan yang terdapat pada sebuah kata atau kalimat. Bisa dibayangkan bila huruf tidak pernah ada, dalam penyampaian sebuah pesan atau gagasan pasti akan membutuhkan waktu yang lama, dan bisa dibayangkan bila bentuk/rupa huruf seragam/sama. Jangankan dapat memberi sebuah kesan dan menyampaikan sebuah pesan, terbaca pun tidak. Huruf menjadi sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat (bentuk/rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu yang dapat dibaca (kata/kalimat). Selain itu huruf memiliki makna yang tersurat (pesan/gagasan) dan makna yang tersirat (kesan). Selain itu pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas.
2.1.4 Aurat Manusia dengan berpakaian dapat melindungi diri dari hawa panasdan dingin, menutup aurat (unsur etika) dan mempercantik tubuh (unsur estetika). Menurut Kefgen dan Touchie-Specht (1986) mengatakan bahwa busana mempunyai tiga fungsi, yaitu: diferensiasi, perilaku dan emosi.
6 Busana dapat membedakan dirinya, kelompoknya atau golongannya dari orang lain serta membedakan dirinya dari makhluk lain, semisal hewan dan tumbuh-tumbuhan yang tidak berpakaian. Disamping itu guna pemenuhan unsur estetika manusia dalam berpakaian mengawali perkembangan dari imajinasi dan kreatifitas demi kesempurnaan mode busana yang dikenakan. Hal ini merupakan salah satu manifestasi dari fungsi pertama berbusana, yaitu fungsi diferensiasi. Dalam ajaran islam, setiap muslim diwajibkan untuk mengenakan busana yang menutupi auratnya. Islam menitik beratkan kewajiban mengenakan pakaian secara sopan, mengajarkan bahwa pakaian adalah penutup aurat, bukan sekedar perhiasan. Islam mewajibkan setiap wanita dan pria untuk menutupi anggota tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya. Bertelanjang adalah suatu perbuatan yang tidak beradab dan menurunkan martabat manusia karena busana merupakan salah satu parameter tingginya peradaban manusia. Langkah pertama yang diambil Islam dalam usaha mengokohkan bangunan masyarakatnya, adalah melarang bertelanjang dan menentukan aurat laki-laki serta perempuan. Inilah mengapa fiqh mengartikan bahwa aurat adalah bagian tubuh seseorang yang wajib ditutup atau dilindungi dari pandangan. Aurat berasal dari bahasa arab yang merupakan istilah islam serta melambangkan suatu bagian dari anggota badan lelaki atau pun perempuan yang tidak boleh diperlihatkan atau dipamerkan selain kepada mahramnya. (Felix Siaw, 2013) Menurut syariat Islam menutup aurat hukumnya wajib bagi setiap orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan terutama yang telah dewasa dan dilarang memperhatikannya kepada orang lain dengan sengaja tanpa ada alasan yang dibenarkan syariat, demikian juga syariat Islam pada dasarnya memerintahkan kepada setiap mukmin, khususnya yang sudah memiliki nafsu birahi untuk tidak melihat dan tidak memperlihatkan auratnya kepada orang lain terutama yang berlainan jenis.
7 Dalam Al-Qur'an terjemahan yang ditafsirkan oleh Arif Fakhrudin dan Siti Irhamah (2010) perintah menutup aurat telah difirmankan oleh Allah S.W.T dalam surat Al-A’raf: “Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat.” (Q.S: Al-A’raf : 26) Dalam ayat ke 27 surat Al-A'raf, Allah memberi peringatan dan pembelajaran kepada anak Adam (manusia) atas peristiwa diusirnya Adam dan Hawa dari surga akibat melanggar larangan Allah. Mereka memakan buah dari pohon yang diharamkan Allah akibat terkena bujuk rayu iblis dan setelah keduanya memakan buah dari pohon tersebut, maka nampaklah aurat keduanya. Akibat rasa malu Adam dan Hawa, maka keduanya menutup aurat mereka dengan dedaunan surga. Kisah ini difirmankan Allah dalam surat Al-A'raf ayat 19-22. Melalui peristiwa itu, maka Allah menurunkan pakaian sebagaimana firman Allah dalam ayat 26 surat Al-A'raf, untuk menutupi aurat sehingga terjaga dari syahwat yang menuju kemaksiatan. Selain itu, pakaian juga berfungsi untuk perhiasan yang memperindah fitrah manusia. Selain itu, ayat ini juga sebagai seruan kepada masyarakat Arab di masa lampau, selain kabilah Quraisy, yang kerap melakukan thawaf di Baitullah dengan tanpa menggunakan pakaian. Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya bahwa masyarakat Arab, selain kabilah Quraisy, dianggap sebagai orang musyrik, sehingga mereka tidak diperbolehkan melakukan thawaf dengan pakaian yang mereka gunakan sebelumnya karena pakaian tersebut telah digunakan untuk bermaksiat kepada Allah. Hanya kaum Quraisy, biasa disebut Kaum Hamas atau Humus (Sayyid Quthb, 1982) saja yang boleh melakukan thawaf dengan pakaian mereka. Barang siapa di antara orang Arab itu dipinjami pakaian oleh orang Hamas, maka dia boleh berthawaf dengan pakaian itu. Dan barang siapa yang memiliki pakaian baru, maka dia juga diperbolehkan bertawaf dengannya tetapi setelah itu ia
8 harus membuangnya dan tidak boleh ada seorang pun yang memilikinya. Barang siapa yang tidak mempunyai baju baru dan tidak dipinjami oleh orang Hamas, maka dia berthawaf tanpa berpakaian. Barangkali wanita pun juga berthawaf tanpa berpakaian dan menutup kemaluannya secara ala kadarnya. Pada umumnya wanita berthawaf pada malam hari. Sebenarnya, perbuatan ini merupakan rekayasa berdasarkan dorongan nafsu mereka saja dan hanya mengikuti perbuatan nenek moyangnya. Para ulama mempunyai berbagai pendapat mengenai aurat laki-laki, karena dalil Al-Qur’an yang menyentuh tentang aurat lelaki secara khusus tidak ada. Jadi ada yang berpendapat bahwa aurat laki-laki adalah dari pusar hingga lutut dan ada yang berpendapat bahwa aurat laki-laki hanya sekitar kemaluan serta bokongnya. Ada pula yang membaginya menjadi aurat berat yaitu seputar kemaluan serta bokong dan aurat ringan yaitu pusar serta paha. Pendapat yang berbeda tersebut berdasarkan dari kedua hadist yang memaparkan hal yang berbeda mengenai aurat lelaki. Namun tetap secara etika busana semestinya dikenakan dengan sopan, sehingga lebih banyak yang mengikuti aturan aurat dari pusar hingga lutut. Berbeda dengan aurat perempuan, dalam Al-Qur’an terlihat jelas dalil mengenai aurat perempuan secara khusus seperti pada pengenaan jilbab dan khimar (kerudung). Khusus bagi perempuan, auratnya adalah semua bagian tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangannya. A’isyah r.a. meriwayatkan suatu waktu Asma’ binti Abu Bakar datang menemui Rasulullah Saw. dengan pakaian tipis. Ketika melihatnya, Rasulullah Saw memalingkan wajahnya dari Asma’, lalu bersabda : “Wahai Asma’! Sesungguhnya wanita apabila sudah balig, tidak boleh dilihat darinya kecuali ini dan ini.” Beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. (HR Abu Dawud). Batasan aurat perempuan dengan lelaki bukan mahram adalah seluruhnya kecuali wajah serta telapak tangan. Batasan aurat perempuan dengan lelaki mahram (terkecuali suami) yang boleh diperlihatkan adalah
9 seluruh kepala, leher, dari sikut hingga telapak tangan, lutut hingga telapak kaki. Begitu pula batasannya untuk sesama perempuan muslim dan nonmuslim. Ibn Qudamah dalam kitab Al-mughni menyatakan bahwa mahram boleh melihat sesuatu yang biasa tampak dari aurat seorang wanita seperti anggota wudhunya. 2.1.5 Mahram Dipembahasan mengenai aurat, sering disebutkan kata mahram. Dalam hukum syariah, setiap muslim harus mengetahui siapa mahramnya. Kata Mahram berasal dari Bahasa arab yang memiliki arti sesuatu yang dilarang. Dalam fiqh istilah mahram ini adalah seseorang yang tidak boleh dinikahi karena hubungan darah yang dekat, ibu susu, dan ikatan pernikahan. Dalam Al-Qur'an terjemahan yang ditafsirkan oleh Arif Fakhrudin dan Siti Irhamah (2010) hukum mahram terdapat pada surat An-Nissa ayat 23: “Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusuimu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anakanak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S: An-Nissa : 23). Dari ayat tersebut, terlihat jelas bahwa pembahasannya mengenai perempuan yang tidak boleh dinikahi oleh seorang laki-laki. Namun ayat tersebut juga dapat menjadi patokan untuk laki-laki yang tidak boleh dinikahi perempuan. Ayat lain yang dapat menjadi patokan adalah surat An-Nuur ayat 31 yang berkenaan tentang kerudung serta aurat.
10
Mahram dapat dibagi menjadi 3 kategori. 1. Mahram karena hubungan darah (permanen), contohnya : - Orang tua, Kakek-Nenek, sesepuh. - Saudara. - Anak, cucu, dan keturunan seterusnya. - Saudara dari orang tua, kakek-nenek, dan sesepuh. - Anak dari saudara atau keturunan seterusnya. 2. Mahram karena ikatan pernikahan, contohnya : - Ayah mertua, Ibu mertua. - Menantu laki-laki, menantu perempuan. - Ayah angkat, Ibu angkat, Anak angkat, Anak tiri. 3. Mahram karena susuan, contohnya : - Saudara sepersusuan (meminum asi dari seorang perempuan yang sama/ibu susu yang sama) - Ibu susu (seorang perempuan yang memberikan asinya sehingga hukum mahram karena darah berlaku di sini dan dia dapat dikatakan sebagai Ibu.) 2.1.6 Hijab, Jilbab dan Kerudung Hijab, jilbab dan kerudung merupakan pakaian yang biasa dikenakan oleh perempuan muslim, namun penggunaan kata kerudung, jilbab dan hijab sering kali tumpang tindih dalam penggunaannya di kehidupan seharihari. Kita tentu sering mendengar ketiga istilah tersebut dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan istilah-istilah itu terkadang saling tumpang tindih dan dianggap sama maknanya padahal tidak sepenuhnya sama.
11 Hijab berasal dari kata hajaban (bahasa arab) yang artinya menutupi. Dengan kata lain, al-hijab adalah benda yang menutupi sesuatu. Sehingga memang terkadang kata hijab dimaksudkan untuk makna jilbab. Dalam hal ini, Syeikh Al-Bani mengatakan bahwa setiap jilbab adalah hijab tetapi tidak semua hijab itu jilbab (Felix Siaw, 2013). Pengertian lain yang dimaksud dari hijab atau tabir di sini adalah tirai penutup atau sesuatu yang memisahkan atau membatasi, baik berupa tembok, bilik, gorden, kain dan lain-lain. Hal ini terdapat dalam Al-Qur’an terjemahan yang ditafsirkan oleh Arif Fakhrudin dan Siti Irhamah (2010) dalam surat Al-Ahzab ayat 53 ketika Allah menyinggung hijab (tabir) saat sahabat nabi memiliki keperluan terhadap istri nabi, meminta melalui tabir. “Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu memasuki rumahrumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah.” (Q.S: Al-Ahzab : 53). Kerudung adalah semacam selendang yang menutupi sebagian besar atau seluruh bagian atas kepala dan rambut perempuan. (Felix Siaw, 2013) Kerudung dalam Bahasa arab disebut Khimaar atau bentuk jamaknya Khumur. Khimaar atau kerudung adalah sebuah kain yang menutupi kepala, leher dan dada tanpa menutupi wajah. Dalam kamus-kamus arab seperti ‘I-‘Arab, Majma’u ‘I-Bahrayn atau AlMunjid, secara umum Khumur atau Khimar adalah kerudung yang menutupi kepala. Al-Munjid, yang merupakan kamus paling popular di Arab, mengartikan Al-Khimar sebagai sesuatu yang membungkus kepala
12 wanita. Fakhru ’d-Din al-Turayhi in Majma‘u ’l-Bahrayn (digunakan sebagai kamus dari Al-Qur’an dan hadis) mengartikan al-khimar sebagai selendang yang disebut sebagai itu karena kepala ditutupi olehnya (Sayyid M. Rizky, 2008). Dari penjelasan diatas, kata Khimar dapat diartikan sebagai sebuah kain yang menutupi kepala. Namun seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an terjemahan yang ditafsirkan oleh Arif Fakhrudin dan Siti Irhamah (2010) pada surat An Nuur ayat 31, kerudung atau Khimar bukan hanya menutupi kepala namun juga sampai menutupi dadanya. “Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka,atau para perempuan (sesame islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan
kakinya
agar
diketahui
perhiasan
yang
mereka
sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orangorang yang beriman, agar kamu beruntung.” (Q.S: An-Nuur : 31). Jilbab menurut adalah busana muslim terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim (Felix Siaw, 2013). Secara etimologis jilbab berasal dari bahasa arab jalaba yang berarti menghimpun atau membawa. Istilah jilbab digunakan pada negeri-negeri berpenduduk muslim lain sebagai jenis pakaian dengan penamaan berbedabeda. Di Iran disebut chador, di India dan Pakistan disebut pardeh, di Libya milayat, di Irak abaya, di Turki charshaf, dan tudung di Malaysia, sementara di negara Arab-Afrika disebut hijab.
13 Di Indonesia, penggunaan kata jilbab digunakan secara luas sebagai busana yang menutupi sebagaian kepala perempuan (rambut dan leher) yang dirangkai dengan baju yang menutupi tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Kata ini masuk dalam kata baku Kamus Besar Bahasa Indonesia pada tahun 1990 bersamaan dengan mulai populernya penggunaan jilbab di kalangan muslimah perkotaan. Dalam kosakata bahasa Indonesia menurut KBBI (1990), jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada. Secara umum mereka yang menutupi bagian itu disebut orang yang berjilbab. Hal ini berdasarkan firman Allah pada Al-Qur'an terjemahan yang ditafsirkan oleh Arif Fakhrudin dan Siti Irhamah (2010) surat Al-Ahzab ayat 59: “Wahai
Nabi!
perempuanmu,
dan
Katakanlah istri-istri
kepada orang
istri-istrimu,
mukmin,
anak-anak
Hendaklah
mereka
menutupkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S: Al-Ahzab : 59). Ada juga dalam hadis yang disepakati Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari Ummu Athiyah berbunyi : “Rasulullah Saw memerintahkan kami untuk keluar pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik gadis-gadis, wanita yang sedang haid, maupun wanita yang sudah menikah. Mereka yang sedang haid tidak mengikuti shalat, dan hanya mendengarkan kebaikan serta nasihat-nasihat kepada kaum muslimin.” Maka aku (Ummu Athiyah) berkata, “Ya Rasulullah, ada seseorang dari kami yang tidak memiliki jilbab. Maka Rasulullah Saw bersabda, “Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbab kepadanya.” (HR Al-Bukhari Muslim). Hadis ini memberikan penjelasan kepada kita bahwa jilbab adalah pakaian luar, pakaian rangkap yang dipakai seorang muslimah saat keluar rumah. Walau tidak berbeda pendapat tentang kewajiban muslimah menutupi tubuhnya dengan jilbab, ulama-ulama berbeda pendapat dalam mengartikan jilbab. Ada yang mengartikan jilbab itu sama dengan khimar (kerudung),
14 ada pula yang berpendapat bahwa jilbab adalah miqna’ah (kain yang menutup kepala dan wajah), ada juga pendapat bahwa jilbab itu milhafah (mantel), atau izaar (baju layaknya selimut yang menyelubungi badan), atau mulaa’ah (baju kurung yang memiliki lengan). Al-Biqa’I dalam tafsirnya menjelaskan bahwa tiada ulama yang salah dalam mengartikan jilbab. Karena jilbab adalah segala jenis pakaian longgar yang dapat menutupi seluruh tubuh. (Al-Qamish). Dari semua pembahasan ulama tentang pengertian jilbab, digabungkan dengan pembahasan makna jilbab oleh ahli Bahasa dalam kamus-kamus, jilbab adalah baju kurung (milhafah, mula’ah, izaar atau gamis). Penekanan fungsi jilbab adalah, pertama untuk menutup aurat bagi perempuan untuk melindungi diri dari fitnah, baik ketika sedang bergaul dengan laki-laki yang secara hukum bukan termasuk mahramnya. Kedua untuk menjaga dan melindungi kesucian, kehormatan, dan kemuliaannya sebagai seorang perempuan. Ketiga, menjaga identitas sebagai perempuan muslimah yang membedakan dengan perempuan lain. Sejarah Keharusan dan kewajiban menutup aurat bagi kaum perempuan di hadapan kaum pria asing (non-mahram) merupakan salah satu masalah penting dalam Islam. Dalam
Al-Qur'an
disebutkan bahwa hijab
dimaksudkan untuk kesempurnaan, kemajuan perempuan dan juga untuk menciptakan suasana yang sehat dalam lingkungan keluarga dan masyarakat karena itu hijab wajib bagi kaum perempuan. Mengenai sejarah hijab, menurut Ayatullah Murtadha Muthahhari dalam bukunya “Hijab - The Islamic Modest Dress” (2008) mengatakan bahwa hijab telah ada sebelum Islam ada di dunia dan pada agama-agama lainnya digunakan dalam ragam bentuk. Dan hal ini bukan merupakan hukum ta'sisi; artinya Islam tidak menciptakan hijab ini, melainkan menerimanya. Sebagaimana hal tersebut dapat disimpulkan pada masa Rasulullah Saw, Islam memperluas batasannya dan mengokohkannya. Sesungguhnya hijab yang diperintahkan Islam kepada kaum wanita bukanlah tetap tinggal di rumah dan tidak pernah keluar darinya, tetapi
15 hijab yang dimaksudkan adalah agar wanita menutup badannya ketika berbaur dengan laki-laki dan tidak mempertontonkan aurat. Di Iran, masa sebelum kedatangan Islam, juga di kalangan kaum Yahudi, di India, terdapat penerapan hijab secara ketat. Pada masa Iran kuno, bahkan ayah-ayah dan saudara-saudara (sendiri) aalah non-mahram bagi wanita yang bersuami. Karena itu, menurut catatan sejarah disebutkan bahwa para wanita pada masa Rasulullah Saw mengenakan jilbab, akan tetapi bukan hijab sempurna. Para wanita Arab biasanya memakai busana-busana sehingga bagian depan baju (kerah), lingkaran leher, dada terlihat. Kerudung yang dikenakan adalah untuk menutup kepala, bagian-bagian bawahnya diturunkan hingga menujulur ke bagian belakang punggung, wajar kalau kedua telinga, bagian depan dada, dan leher terlihat oleh orangorang. Kesimpulannya jilbab kaum perempuan pada masa Rasulullah Saw bentuknya seluruh badan mereka tertutup, demikian juga kerudung yang mereka gunakan untuk menutup kepala, akan tetapi sebagian dari bagian dada, lehernya, dan tempat-tempat yang menawarkan keindahan dan mempesona syahwat kaum pria terbuka. Di sinilah surat An Nuur ayat 31 tentang khimar turun. Kerudung telah menjadi simbol kebaikan dan ketaatan terhadap sebuah keyakinan. Hampir semua agama menggunakan dan menghormatinya sebagai simbol pakaian yang agung, meski tidak semua menetapkannya sebagai kewajiban. Kerudung merupakan identitas tentang sebuah kebaikan, kesopanan dan ketaatan. Tetapi tentu saja jika dikaitkan dengan moralitas secara personal, tetap bergantung pada ahlak pemakainya. Fashion/mode Memakai hijab memang menjadi kewajiban setiap muslimah, tetapi sayangnya di Indonesia sejak dulu masih banyak perempuan-perempuan yang masih enggan menggunakannya. Alasannya sangat beragam, dari hijab dianggap menghambat aktivitas, kurang gaya (stylish) dan sebagainya. Namun sesuai berkembangnya jaman, mulai terbentuk komunitas-komunitas khusus untuk wanita muslimah seperti Hijabers Community yang terbentuk pada November 2010. Hal ini memberikan hasil
16 yang cukup positif karena secara perlahan komunitas seperti ini mulai memberikan pengajaran serta kegiatan yang menarik perhatian masyarakat sekitar. Dengan pengajarannya dalam pemakaian hijab yang cukup menarik serta trendi, wanita muslimah yang ragu dalam mengenakan kerudung atau pun yang enggan dapat termotivasi untuk mengenakannya. Apalagi dengan kemunculan rancangan busana muslimah oleh Dian Pelangi yang sekarang telah menjadi perancang busana kelas atas di Indonesia. Dian Pelangi merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam trend fashion bergaya di Indonesia. Pada tahun 2012, Dian Pelangi menerbitkan buku sendiri dengan judul Hijab Street Style yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Buku tersebut berisi mengenai 600 lebih foto muslimah dari berbagai Indonesia dan juga luar negeri seperti Kuala Lumpur, Singapura, Bangkok dan lain-lain. Kini hijab tidak hanya dipandang sebagai pakaian serba tertutup yang menggambarkan
kesan
tradisional,
monoton,
dan
konvensional.
Keberadaan hijab telah diterima secara luas di berbagai lingkungan dan status sosial. Dulu beberapa lingkungan kerja menolak seorang perempuan memakai kerudung. Alasannya karena kerudung dianggap kuno, tertutup, dan menghambat aktivitas terutama bagi wanita karir. Kerudung dipandang tidak mencerminkan sikap energik, mobile (aktif) dan fashionable (modern). Tapi kini tidak sedikit perempuan muslim yang memakai kerudung di lingkungan kerja, di kampus atau sekolah, di mall, bahkan untuk kegiatan olahraga pun tidak menghalangi perempuan untuk memakai kerudung. Namun dengan adanya komunitas hijabers tentu menuai banyak pro dan kontra. Mereka yang pro akan komunitas ini sebagai gerakan pembaharuan islam, pembaharuan persepsi mengenai wanita berjilbab dalam islam yang terkesan sangat tertutup. Di sisi lain, pertanyaan-pertanyaan mengenai kesyar'ian jilbab akan terus dilancarkan mereka yang kontra dengan adanya fenomena sosialita berhijab karena komunitas tersebut dianggap tidak menggunakan hijab secara benar sesuai dengan perintah pengenaannya pada Al-Qur’an dan Hadis.
17
2.1.7 Sinopsis Cerita Pakaian merupakan hal yang penting dan termasuk ke dalam kebutuhan primer manusia. Berbagai model pakaian terus berkembang sesuai
perubahan
jaman.
Dalam
perkembangannya
pun,
pakaian
terpengaruh dari berbagai macam aspek baik dari budaya, peradaban, lingkungan, serta agama. Dalam ajaran agama islam, etika dalam berpakaian sangat penting untuk menutupi aurat. Namun pada jaman sekarang ini yang mode pakaian telah terpengaruh dari berbagai aspek, banyak pakaian yang tidak memenuhi kriteria untuk menutupi aurat seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan walau pun jumlah penduduk Indonesia yang beragama islam paling banyak, hanya sebagian yang menggunakan pakaian yang sesuai dalam menutupi aurat. Pakaian yang menutupi aurat ini biasa dikenal dengan kata hijab. Namun penggunaan kata hijab ini sendiri masih tumpang tindih dengan kata jilbab dan kerudung. Masih ada masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa ketiga kata tersebut memiliki makna yang sama, untuk itulah penulis akan menjabarkan mengenai hijab, jilbab, serta kerudung.
2.1.8 Perbandingan dan Referensi
Gambar 2.1 Alfred & Shadow - A short story about emotions (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=SJOjpprbfeE)
18
Gambar 2.2 The History and Future of Everything -- Time (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=2XkV6IpV2Y0)
Gambar 2.3 What is Human Development? (sumber : https://www.youtube.com/watch?v=HwgZQ1DqG3w)
Gambar 2.4 Bioplastics (sumber : http://www.motionserved.com/gallery/BIOPLASTICS-a-casestudy/15575697)
19
Penulis menggunakan beberapa film animasi edukasi dalam rentang tahun yang tidak jauh berbeda (2013-2015) dengan menggunakan motion graphics sebagai data pembanding untuk pergerakan tiap elemen grafis dan tipografi serta flow cerita dan design yang setelah penulis amati hampir berpola sama. Kesimpulan yang penulis dapatkan yaitu : 1. Dari video-video tersebut, menggunakan narasi voice cover dibantu dengan text sehingga informasi tersampaikan dengan jelas. 2. Video-video tersebut memiliki tone warna yang berbeda sesuai dengan tema atau pun target penonton. 3. Durasi video berkisar antara 2 menit sampai 5 menit sehingga penonton tidak sulit untuk menerima informasi yang diberikan.
Dari data pembanding di atas, penulis mendapatkan visual style yang sesuai dengan target penonton dan tema film animasi edukasi "A Beautiful Clothes." Dengan pengamatan serta perbandingan yang telah dilakukan, penulis memilih beberapa gambar referensi.
Gambar 2.5 Paper doll (sumber : http://www.vemale.com/fashion/pernik/19616-perbandinganmainan-anak-zaman-dulu-dan-zaman-sekarang.html)
20
Gambar 2.6 Yuk, Berhijab! (sumber : http://bukurevitha.blogspot.com/2014/03/yuk-berhijab.html)
Gambar 2.7 Woman Silhouette (sumber : http://www.pinstopin.com/)
2.1.9 Faktor Pendukung dan Penghambat Film animasi edukasi ini dikemas secara sederhana, didukung dengan konten visual seperti animasi 2D, motion graphics, backsound music, penjelasan lisan, dan tipografi sehingga lebih memudahkan penonton dalam menangkap informasi yang diberikan. Elemen grafis serta gambar animasi sangat bagus dipergunakan untuk edukasi. Dalam efeknya, animasi menyenangkan untuk dilihat atau ditonton dan yang terpenting animasi
21 dapat menyampaikan pesan yang biasanya dengan perkataan (penjelasan lisan) atau suara dan bahkan sebuah vidio tertentu tidak bisa menyampaikannya karena tidak sefleksibel animasi. Penggunaan animasi dalam sebuah edukasi juga membuat pelajaran tersebut lebih menarik dan dapat dimengerti oleh berbagai kalangan umur, karena anak-anak yang biasanya lebih susah mengerti penyampaian sebuah informasi lewat lisan atau tulisan saja dapat lebih cepat mengerti dengan penggunaan animasi di dalamnya. Namun ada penghambat dalam hal ini yaitu daya tangkap penonton. Agar penonton dapat menangkap dan menerima informasi yang disampaikan, film animasi untuk edukasi ini sebaiknya dalam penyajian informasi yang diberikan tidak terlalu banyak. Karena banyak penonton yang sulit menangkap isi dari informasi tersebut jika terlalu cepat diberikan dan terlalu banyak pada saat yang bersamaan.
2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Teori Animasi Animasi merupakan proses membuat objek yang asalnya suatu benda mati, kemudian secara berurutan disusun dalam posisi yang berbeda seolah menjadi hidup. Animasi secara umum bisa didefinisikan sebagai suatu sequence gambar yang ditampilkan pada tenggang waktu (timeline) tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi gambar bergerak. Pengertian animasi pada dasarnya adalah menggerakkan objek agar tampak lebih dinamis.
Ada 4 jenis animasi menurut Hofstetter (2001 : 26) : 1. Frame Animation : Suatu animasi yang dibuat dengan mengubah objek pada setiap frame. Objek-objek tersebut nantinya akan tampak pada lokasi-lokasi yang berbeda pada layar. 2. Vector Animation : Suatu animasi yang dibuat dengan mengubah bentuk suatu objek.
22 3. Computational Animation : Suatu animasi yang dibuat dengan memindahkan objek berdasarkan koordinat x dan y. Koordinat x untuk posisi horizontal dan posisi y untuk posisi vertical. 4. Morphing : Peralihan satu bentuk objek ke bentuk objek lainnya dengan memanipulasi lebih dari satu frame sehingga nantinya akan dihasilkan keseluruhan
gerakan
yang
sangat
lembut
untuk
menampilan
perubahan satu sampai perubahan bentuk lainnya. 12 prinsip dasar animasi pertama kali diperkenalkan oleh animator kawakan dari Walt Disney Studios, yaitu Frank Thomas dan Ollie Johnston (1995 : 47), yang ditulis dalam bukunya berjudul “ The Illussion of Life ”. Fungsi dari prinsip animasi adalah agar setiap animasi yang dibuat kelihatan menarik, dramatis, dengan gerakan yang alami. 12 Prinsip Animasi : 1. Squash and stretch Squash and Stretch berguna untuk menunjukkan volume, berat obyek, efek gravitasi serta gerakan pada sebuah obyek. Sehingga gerakan obyek tersebut akan lebih kelihatan nyata. Ketika obyek sedang dalam gerakan mengkerut dan melonggar volumenya akan tetap, sebaliknya ukuranya kelihatan berubah. 2. Anticipation Anticipation adalah persiapan, awalan atau ancang-ancang dari sebuah gerakan.
3. Staging Latar dibuat untuk mendukung mood yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene, biasanya berkaitan dengan posisi kamera pengambilan gambar.
23 4.Straight Ahead Action and Pose to Pose Straight Ahead Action yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu per satu, frame by frame, dari awal sampai selesai seorang diri. Pose to Pose yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator dengan cara menggambar hanya pada keyframe-keyframe tertentu saja, selanjutnya in-between atau interval antar keyframe digambar/ dilanjutkan oleh asisten/ animator lain. 5. Follow Through and Overlapping Action (Gerakan lanjutan dan Penumpukan) Pada saat tubuh dari karakter berhenti dari suatu arah gerakan tertentu secara tiba-tiba misalnya, maka semua bagian/elemen padah tubuh karakter tersebut tidak serta-merta berhenti, tapi akan melanjutkan arah gerak semula. Misalnya bagian tangan, rambut yang panjang, belalai gajah, pakaian, atau ekor yang panjang. Hal inilah yang dinamakan follow through.
Overlapping action adalah gerakan karakter yang berubah arah pada saat bagian/elemen karakter akan melanjutkan gerakan awal karakter, sehingga terjadi tabrakan gerakan. 6. Slow In and Slow Out (Gerakan Percepatan dan Perlambatan) Keduanya
menegaskan
bahwa
setiap
gerakan
memiliki
percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relative cepat kemudian melambat. Pengaturan jarak/spasi antar gambar dalam inbetween, prinsip ini sangat berkaitan dengan prinsip timing.
24 7. Arcs (Kelengkungan) Dalam animasi, realis pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistic, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh realis pergerakan mekanik/ realist yang cenderung patah-patah. 8. Secondary Action (Gerakan Sekunder/tambahan) Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistic. 9. Timing and Spacing (Waktu dan Jarak) Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan
harus
dilakukan,
sementara
spacing
adalah
tentang
menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. 10. Exaggeration (Aksi Berlebihan) Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedik. 11. Solid Drawing (Gambar Solid/Memiliki Dimensi) Menekankan garis dan bentuk yang jelas untuk membuat karakter animasi menjadi lebih hidup. Penggambaran yang tepat, membantu menyampaikan bobot, kedalaman dan keseimbangan dari sebuah karakter.
25 12. Appeal (Daya Tarik) Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi, juga berkenaan tentang penokohan, berkorelasi dengan karisma tokoh dan visualisasi mewakili sifat yang dimiliki.
2.2.2 Teori Tipografi Setiap bentuk dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf ‘m’ dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt (Sihombing, 2001:12). Salah satu hukum persepsi dalam dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau ‘membaca’ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground. Berikut beberapa penerapan prinsip persepsi visual dari teori Gestalt sebagai acuan serta beberapa contoh rancangan yang dapat memperjelas gambaran-gambaran terhadap penerapan dari teori tersebut. 1. Similarity Objek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok. Hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna, arah dan ukuran. 2. Continuation Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti kesebuah arah tertentu. 3. Proximity Sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya korelasi antara elemen-elemen yang saling berdekatan. 4. Closure Bentuk yang tertutup atau menyambung terlihat lebih stabil.
26
Menurut Danton Sihombing (2007 : 28) tipografi adalah "bidang ilmu yang mempelajari seluk-beluk mengenai huruf, yang mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai dungsi estetis dan fungsi komunikasi, sebagai fungsi estetis, tipografi digunakan untuk menunjang penampilan sebuah pesan agar terlihat menarik, sedangkan sebagai fungsi komunikasi, tipografi digunakan untuk menyampaikan pesan (informasi) berupa teks dengan jelas dan tepat." Jenis-jenis huruf menurut James Craig (1990 : 22) dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu : a. Roman. Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf ini memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah mengekspresikan organisasi dan intelektualitas, klasik, anggun, lemah gemulai. b. Egyptian. Jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. c. San Serif. Jenis huruf ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf adalah modern, kontemporer dan efisien. d. Script. Huruf script menyerupai goresan yangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbukannya adalah sifat pribadi dan akrab. e. Miscellaneous. Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentukbentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Huruf jenis ini juga dikenal dengan nama display/decorative berdasarkan pernyataan Alexander Lawson (1990 : 8).
27 2.2.3 Teori Warna Psikologi warna Psikologis warna menurut para ahli fisiologi dan psikologi, seperti arti sifat dan pengaruh yang ada dalam suatu warna bagi yang menggunakan. Serta lingkungan sekitar dan symbol yang menyukai warna terkait. (Irma Yulinda Maslich, 2014). a. Merah. Secara umum, melambangkan hasrat intensitas dan keinginan besar untuk selalu maju. Sebagai kehangatan, cinta, power dan energi. Secara psikologis warna merah menstimulasi, merangsang dan memberi energi pada tubuh, termasuk saraf dan sirkulasi darah, meningkatkan tekanan darah dan detak jantung. b. Biru. Secara umum, melambangkan kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan, kooperatif, cerdas, teguh, serta keteraturan. Secara psikologis warna biru merupakan warna yang dingin membawa ketenangan, tidak mudah tersinggung, ramai kawan, berpendirian, serta memberi pengaruh mampu mengatasi insomnia, kecemasan, tekanan darah tinggi dan migraine. c. Kuning. Secara umum, melambangkan optimis, semangat dan ceria, harapan serta filosofi yang mendalam, pengecut, penghianat, dermawan, investigatif, dan terbuka. Secara psikologis warna kuning menstimulasi sisi logis (aktifitas pikiran dan mental) dari otak dan kejernihan mental, mendorong kebijaksanaan dan kemampuan akademik, mengilhami pemikiran original dan ide-ide kreatif.
28 d. Hijau. Secara umum, melambangkan kekuasaan, kesuburan, ketabahan, keinginan, kekerasan hati, membumi. Secara psikologis warna hijau menstimulasi, meningkatkan rasa bangga dan santai, perasaan yang lebih superior dari orang lain, mampu membantu menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam komunikasi. Identik senang dipuji dan menasehati orang lain. e. Coklat. Secara
umum,
melambangkan
istilah
warna
bumi
(tanah),
kesederhanaan, keselamatan, keamanan, daya tahan tugas dan praktis. Secara psikologis warna coklat memberikan kesan hangat nyaman dan aman penikmat, menunjukan sifat yang suka merebut, tidak suka memberi hati, kurang toleransi, pesimis terhadap kesejahteraan. Terkait dengan alam yang praktis dan down-to-earth serta keutuhan keluarga, kebahagiaan masa depan. f. Putih. Secara
umum,
melambangkan
kesucian,
kebersihan,
ketepatan,
ketidakbersalahan, keadilan, netralitas, steril, independensi, ketertiban, organisasi dan kematian. Secara psikologis warna putih menenangkan karena menciptakan kesederhanaan, memberi kesan kebebasan dan keterbukaan, menambah kejernihan mental, membersihkan pikiran dan tindakan. Membantu dalam penyembuhan dan menciptakan suasana kepedulian dalma merawat pasien. g. Hitam. Secara umum, melambangkan kehidupan yang bergenti, memberi kesan kehampaan, kematian, kegelapan, kebinasaan, kerusakan, kesedihan, kepunahan dan keanggunan.
29 Secara psikologis warna hitam memberi kesan suram, gelap dan menakutkan namun juga elegan. Kekuatannya mengontrol dapat menanamkan
kepercayaan,
menciptakan
suasana
misteri
dan
kerahasiaan. h. Pink. Secara umum, melambangkan kewanitaan, romantis, menyenangkan, menggoda, atau centil, kelembutan dan kecantikan. Secara psikologis warna pink mengandung warna yang kurang bersemangat, membuat energi melemah, namun sifatnya memberikan perasaan kepedulian, kebersamaan, dan kelembutan, membawa pada nuansa keindahan yang dapat menetralkan gangguan dan kekerasan.
2.2.4 Teori Desain Menurut John Lovett (1999) unsur-unsur dan prinsip-prinsip desain adalah blok bangunan yang digunakan untuk membuat sebuah karya seni. Unsur-unsur desain dapat dianggap sebagai hal yang membuat sebuah lukisan, gambar, desain, dll. Bagus atau tidak, semua lukisan pasti memiliki sebagaian besar atau bahkan semua dari ke 7 elemen desain. Bagaimana seseorang menerapkan prinsip-prinsip desain menentukan seberapa sukses dia dalam menciptakan sebuah karya seni. Yang termasuk elemen design adalah : 1. Garis (Line) Garis dapat diciptakan dari hasil goresan alat tulis ataupun sebagai sisi kontras sebuaa objek dengan objek lainnya. Sebagai contoh, sebuah kursi berwarna hitam yang berada di depan meja yang berwarna putih. Maka perbedaan warna kontras antara kursi hitam dan meja putih akan menimbulkan kesan garis pada kursi (karena kontras dengan objek di belakangnya).
30 Menurut Sadjiman Ebdi Sanyoto (2009), karakter garis merupakan bahasa rupa dari unsur garis. Adapun karakter tersebut adalah : a. Garis lurus horisontal memberi kesan : sugesti ketenagan atau hal yang tak bergerak. b. Garis lurus vertikal memberi kesan : stabilitas, kekuatan, kemegahan. c. Garis miring diagonal memberi kesan : tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika. d. Garis melengkung memberi kesan : keanggunan, halus. 2. Bentuk (Shape) Dapat dikatakan sebagai suatu area yang tercipta dari suatu wujud geometrik dan organik. 3. Arah (Direction) Semua garis memiliki arah, yang terdiri atas arah horizontal, vertikal dan diagonal. Arah horizontal memiliki kesan ketenangan dan kestabilan, arah vertikal memiliki kesan keseimbangan, formalitas dan kewaspadaan, sedangkan arah diagonal atau miring memiliki kesan bergerak atau tindakan (dinamis). 4. Ukuran (Size) Merupakan hubungan antara area yang ditempati oleh sebuah bentuk terhadap bentuk lain. 5. Tekstur (texture) Merupakan suatu kualitas dari permukaan sebuah bentuk. Tekstur dapat berupa permukaan yang kasar, halus, licin, mengkilap dan lainlain. Jenis tekstur juga dapat dibedakan menjadi dua, antara lain Physical Texture (fisik) dan Visual Texture (penglihatan). Physical Texture berarti
31 tekstur yang benar-benar dapat diraba oleh tangan kita, sedangkan Visual Texture ilusi dari tekstur fisik, tidak terasa perbedaannya apabila diraba. 6. Warna (Color) Warna merupakan elemen yang sangat penting untuk menjelaskan sebuah desain. 7. Kontras (Contrast) Dapat diciptakan dari beberapa warna, ukuran, dan bentuk yang berbeda. Prinsip-prinsip desain 1. Balance Keseimbangan dalam desain mirip dengan keseimbangan dalam sains.
Gambar 2.8 Balance (sumber : http://www.johnlovett.com/test.htm)
Bentuk yang besar dekat garis tengah bisa di seimbangkan oleh bentuk kecil yang dekat dengan pinggiran kertas. Potongan putih besar akan diseimbangkan oleh potongan hitam kecil. 2. Gradation Ukuran dan arah gradasi menghasilkan linear perspective. Gradasi warna dari warna hangat ke warna dingin dan pola dari gelap ke terang menghasilkan aerial perspective. Gradasi bisa menambah interest dan gerakan ke sebuah bentuk. Gradasi dari gelap ke terang akan membuat mata bergerak sesuai dengan bentuk.
32
Gambar 2.9 Gradation (sumber : http://www.johnlovett.com/test.htm)
3. Repetition Pengulangan dengan variasi itu menarik, tanpa variasi, pengulangan bisa menjadi terlalu monoton.
5 kotak diatas semuanya sama. Mereka bisa dipahami dengan sekejap.
Gambar 2.10 Repetition (sumber : http://www.johnlovett.com/test.htm)
Ketika diberikan variasi, ke 5 kotak tersebut walaupun mirip, semuanya lebih menarik untuk dilihat. Mereka tidak lagi dapat dipahami hanya dengan lirikan sesaat. Karakter setiap kotak butuh untuk di perhatikan lebih seksama. 4. Contrast Kontras adalah lawan dari suatu elemen. Contohnya lawan warna di dalam colour wheel –merah/hijau, biru/oren, dll. Kontras dalam tone atau value –terang/gelap. Kontras dalam arah –horizontal/vertical.
33 5. Harmony Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan tatanan diantara bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi dan menimbang. 6. Dominance Dominan
membuat
lukisan
menjadi
menarik,
meniadakan
kebingungan dan monoton. Dominasi dapat diterapkan pada satu atau lebih dari unsur-unsur untuk memberikan penekanan.
Gambar 2.11 Dominance (sumber : http://www.johnlovett.com/test.htm)
7. Unity Berkaitan dengan elemen desain ke ide yang dinyatakan dalam lukisan memperkuat prinsip kesatuan. Contohnya lukisan dengan subjek agresif aktif akan bekerja lebih baik dengan arah dominan miring, tentu saja tekstur kasar, garis kaku, dll. Sedangkan subjek pasif yang tenang akan mendapat keuntungan dari garis horizontal yang lembut dan kontras yang lebih sedikit.
34 2.2.5 Teori Komunikasi Inti dari kata komunikasi adalah suatu proses dalam seseorang atau beberapa orang kelompok, organisasi, dan masyarakat yang menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya,
komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal. Komunikasi menurut Agus Maulana mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Adapun elemen komunikasi menurut Rudolph F.Verdeber (2007) antara lain: 1. People : Manusia dalam komunikasi memainkan peranan sebagai pengir im dan penerima. 2. Context
: Konteks adalah pengaturan fisik dan sosial di mana
komunikasi mengambil tempat, termasuk di dalamnya lokasi dan waktu. 3. Messages : Komunikasi mengambil tempat sepanjang pengiriman dan penerimaan pesan. 4. Channels : Channel adalah rute di mana pesan beredar. 5. Noise : Noise adalah ganguang apapun yang mengganggu proses. 6. Rules : Aturan yang kita buat untuk mendukung proses. 7. Feedback : Umpan balik atau reaksi dari penerima kepada pengirim.
35 2.2.6 Teori Semiotika Semiotik adalah kajian keilmuan yang meneliti mengenai simbol atau tanda dan konstruksi makna yang terkandung dalam tanda tersebut. Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan. Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. (Littlejohn, 2009 : 53). Charles Sanders Pierce merupakan salah satu tokoh semiotik yang terkenal. Analisis semiotik Pierce terdiri dari tiga aspek penting sehingga sering disbut dengan segitiga makna atau triagle of meaning. Tiga aspek tersebut adalah : 1. Tanda Dalam kajian semiotik, tanda merupakan konsep utama yang dijadikan sebagai bahan analitis di mana dalam tanda terdapat makna sebagai bentuk interpretasi pesan yang dimaksud. Secara sederhana, tanda cenderung berbentuk visual atau fisik yang ditangkap oleh manusia. 2. Acuan tanda atau objek Objek merupakan konteks sosial yang dalam implementasinya dijadikan sebagai aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut. 3. Pengguna tanda (interpretant) Konsep
pemikiran
dari
orang
yang
menggunakan
tanda
dan
menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. (Kriyantono, 2007 : 263).
36 2.3 Analisa Penulis melakukan analisa SWOT sebagai berikut : Strength (kekuatan) - Masih sedikit yang menggunakan animasi motion graphics untuk menjelaskan tentang hijab. - Kepopuleran hijab dalam mode pada saat ini. - Banyak hal menarik yang penulis temui selama pengumpulan data. - Terdapat beberapa informasi konkrit yang terpakai dari dalam kitab suci Al-Qur’an. Weakness (kelemahan) - Adanya masyarakat muslim yang tidak perduli walau pun telah mengetahui hijab itu sendiri. Opportunity (peluang) - Banyak masyarakat yang ingin tahu lebih dalam tentang hijab semenjak kepopulerannya sejak kini dari yang muslim sampai yang tidak. Threat (ancaman) - Referensi yang di dapat terkadang memaparkan hal yang berbeda, banyak para pakar yang saling berbeda pendapat.