BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Data Dalam perancangan film serial animasi ini, penulis menggunakan literatur
buku untuk mendapatkan referensi yang mendukung konsep, gaya visual serta teknik yang di inginkan. Jenis literatur buku yang di gunakan penulis diantaranya adalah buku cetak, e-book, dan novel. Beberapa buku yang di gunakan penulis adalah Animators Survival kit Richard William., 5 centimeters per second, Bulan di atas Belo, Quotable Sherlock Holmes, The Least Harus Anda Ketahui Tentang Hidup.
2.1.1 Animasi "Short film" Film pendek pada hakikatnya bukanlah sebuah reduksi dari film cerita panjang, ataupun sekedar wahana pelatihan belaka. Film pendek memiliki karakteristiknya sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang, bukan lebih sempit dalam pemaknaan, atau bukan lebih mudah. Sebagai analogi, dalam dunia sastra, seorang penulis cerpen yang baik belum tentu dapat menulis cerpen dengan baik; begitu juga sebaliknya, seorang penulis novel, belum tentu dapat memahami cara penuturan simpleks dari sebuah cerpen. Sebagai sebuah media ekspresi, film pendek selalu termarjinalisasi dari sudut pandang pemirsa karena tidak mendapatkan media distribusi dan eksibisi yang pantas seperti yang didapatkan cerpen di dunia sastra. Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Meskipun banyak batasan lain yang muncul dari berbagai pihak lain di dunia, akan tetapi batasan teknis ini lebih banyak dipegang secara konvensi. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk
film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.
2.1.2 Sejarah Festival Film Pendek Animasi Indonesia Perkembangan animasi sebenarnya telah meluas di Indonesia, Pada tahun 1980-an, ada film animasi produk Indonesia yang menjadi serial Televisi yaitu “Si Huma” yang menjadi favorit anak-anak pada masa itu. Tahun 2004, merupakan sejarah bagi per-Animasian Indonesia dengan dibuatnya film cerita panjang animasi 3D pertama oleh Studio KasatMata Jogja bekerja sama dengan Kelompok Visi Anak Bangsa Pimp. Bahkan ada beberapa studio yang telah membuat animasi lisensi luar dikerjakan oleh tenaga ahli lokal atau dengan kalimat lain, Indonesia sudah lama terkenal hanya sebagai tempat produksi industri film animasi Jepang dan Amerika Serikat. Sangat di sayang kan apabila sumber daya animasi yang hebat ini tidak di manfaatkan oleh pemerintah Indonesia. Beberapa contoh festival film pendek animasi di Indonesia adalah: XXI Short Film Festival XXI Short Film Festival merupakan ajang festival film pendek terbesar tingkat nasional yang digelar oleh CINEMA 21. Sebagai jaringan bioskop terbesar di Indonesia, CINEMA 21 menggelar acara XXI Short Film Festival untuk mencari bakat-bakat muda dalam film Indonesia yang akan menjadi kekuatan dunia perfilman di masa mendatang. Selain itu, festival ini juga digelar sebagai bentuk kepedulian CINEMA 21 terhadap perkembangan film Indonesia yang berbasis komunitas di seluruh Indonesia. Acara XXI Short Film Festival pertama kali diselenggarakan pada 21-24 Maret 2013 di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta. Tahun 2014, XXI Short Film Festival digelar untuk kedua kalinya pada tanggal 13-16 Maret 2014 di tempat yang sama. Untuk tahun 2015 nanti, XXI Short Film Festival akan digelar pada tanggal 19-22 Maret 2015. Program unggulan dalam XXI Short Film Festival adalah program kompetisi
film pendek tingkat nasional, yang terdiri dari tiga kategori, yaitu: 1. Kompetisi Film Pendek Fiksi Naratif 2. Kompetisi Film Pendek Animasi 3. Kompetisi Film Pendek Dokumenter Seluruh finalis ini akan berkompetisi untuk mendapatkan penghargaan yang terdiri dari: a. Film Pendek Fiksi Naratif Terbaik b. Film Pendek Animasi Terbaik c. Film Pendek Dokumenter Terbaik d. Film Pendek Fiksi Naratif Pilihan Media (Media Choice Award) e. Film Pendek Animasi Pilihan Media (Media Choice Award) f. Film Pendek Dokumenter Pilihan Media (Media Choice Award) g. Film Pendek Pilihan Versi IMPAS (Indonesian Motion Picture Association h. Film Pendek Favorit Pilihan Penonton Selain itu, seluruh film pemenang akan diputar dalam program khusus kompilasi pemenang 21 Short di layar bioskop CINEMA 21 seusai festival. Di tahun kedua, XXI Short Film Festival untuk pertama kalinya mengadakan Short Film Pitching Forum, yang merupakan kesempatan bagi pembuat film amatir untuk mempresentasikan ide film pendek mereka kepada produser dan CINEMA 21 yang nantinya akan mendanai pembuatan film pendek mereka. Beberapa contoh animasi pendek XXI Short Film Festival 2013
Gambar 2.1 Short Animation XXI Short Film Festival 2013 Nominees (Sumber : 21shortfilm.com)
HelloFest Apa itu HelloFest ? Berawal dari inisiatif dari HelloMotion Academy untuk membuat acara graduation show bagi siswa – siswinya yang diselenggarakan secara sederhana, kini event tersebut telah membesar dan menjadi ajang kreativitas tingkat nasional di bidang animasi, film pendek hingga pop culture. HelloFest telah berubah menjadi divisi yang mandiri dengan menciptakan berbagai macam kegiatan dengan core menciptakan wadah bagi berbagai komunitas kreatif dan meningkatkan industri kreatif Indonesia.
HelloFest memiliki 4 bidang kegiatan utama yaitu : 1
HelloFest Anima Expo >Big Bang / Puncak Acara Event HelloFest
2
HelloFest Movies >Kumpulan karya film pendek partisipan HelloFest
3
HelloFest Roadshow >Rangkaian tour di berbagai kota
4
HelloFest Global >Program perkenalan Indonesia ke Dunia dan Dunia ke Indonesia
Acara di HelloFest Anima Expo ada apa aja sih ? Kami bagi menjadi 3 Acara Utama di HelloFest, yaitu : HelloFest Movie Competition Kompetisi film pendek. Ditayangkan di big screen dengan kapasitas penonton 1.000 orang. KostuMasa Istilah untuk pengunjung yang menggunakan kostum. KostuMasa Show Off adalah ajang kompetisi yang diadakan di panggung utama. Pasar HelloFest Eksibisi yang berhubungan dengan industri kreatif Seberapa besar sih acara HelloFest Anima Expo itu ? HelloFest 8 Anima Expo tahun 2012 dapat mendatangkan lebih dari 20.000 orang dalam satu hari. Jumlah partisipan untuk kompetisi film pendek 7 animasi lebih dari 300 karya. Jumlah pengunjung yang menggunakan kostum (KostuMasa) mencapai lebih dari 1.000 orang. Banyak komunitas menganggap bahwa HelloFest adalah salah satu event terbesar di Indonesia untuk ajang cosplay. Apa saja yang bisa masuk di HelloFest ? Ada 8 kategori yang dapat masuk sebagai partisipan di dalam acara HelloFest, yaitu :
Gambar 2.2 Kategori Hellofest (Sumber : hellofest.com)
2.1.3 Hukum Aksi - Reaksi (Newton) Hukum keseimbangan seperti yang sudah dijelaskan pada bab 1 , pada awalnya merupakan suatu hukum dalam bidang sains salah satunya hukum yang ditemukan dan diterapkan oleh Newton, I. (1687) seorang fisikawan dalam karyanya Philosophiae Naturalis Principia Mathematica. Hukum ketiga Newton yang berbunyi " Gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik dan segaris." Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F kepada benda B , maka benda B akan memberi gaya sebesar -F kepada benda A. F dan -F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda.
Melalui hukum ketiga Newton ini dijelaskan bahwa, semua gaya merupakan interaksi antara benda-benda yang berbeda, sehingga tidak ada gaya yang bekerja pada satu benda saja. Hal ini berkaitan erat dengan hukum kesetaraan atau equivalent trade dalam bidang alkimia maupun alam sendiri. Di mana sebuah aksi akan menghasilkan reaksi , yakni sebuah tindakan akan berdampak pada hal lainnya, begitu juga dengan ketika kita mendapatkan sesuatu kita juga akan kehilangan sesuatu yang lain sesuai dengan "harga" dari benda tersebut.
2.1.4 Hukum Keseimbangan Alam Menurut Badru. (2012). Hukum Keseimbangan Alam. The Least Harus Anda Ketahui Tentang Hidup, diakses 18 Maret 2015 dari badru2.wordpress.com , ketika kita turun ke alam semesta materi, kita diberi porsi tertentu dari cahaya dan kehendak bebas untuk melakukan dengan itu apa pun yang kita inginkan. Jika kita menggunakan cahaya dengan cara yang penuh kasih, kita akan meningkatkan getaran dan intensitas, sehingga menjadi selaras dengan tujuan penciptaan. Jika kita menggunakan cahaya dengan cara yang egois atau bahkan merusak diri sendiri, kita akan menurunkan getaran cahaya dan menciptakan ketidakseimbangan dalam alam semesta. Kita memiliki kehendak bebas untuk melakukan apapun yang kita inginkan, tetapi hukum kehendak bebas tidak bekerja sendirian. Hal ini terkait erat dengan hukum konsekuensi. Inilah yang disebut ilmu hukum aksi dan reaksi dan apa ajaran spiritual banyak orang menyebutnya hukum karma. Dengan kata lain, kita memiliki kebebasan penuh untuk melakukan apapun yang kita inginkan, tetapi setiap tindakan memiliki konsekuensi dan kita tidak dapat melarikan diri mengalami konsekuensi. kita tidak memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang kita inginkan tanpa mengalami konsekuensi.
2.1.5 Kategori Drama Tragedi Tragedi merupakan salah satu bentuk dari genre drama yang berdasarkan penderitaan manusia yang mendorong penonton untuk merasakan empati atau
kesenangan dalam menyaksikannya. Ketika banyak budaya yang menganggap drama tragedi ini merupakan hal yang negatif, tradisi drama tragedi sendiri cukup memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah kebudayaan asalnya yakni Yunani kuno dan biasanya dipentaskan dalam festival keagamaan. Salah satu penulis drama tragedi yang terkenal adalah William Shakespeare.
2.1.6 Karakteristik Drama Tragedi Dalam bukunya Aristoteles (1897), "The Poetics" menjelaskan bahwa plot yang ada dalam drama tragedi lebih daripada ceritanya itu sendiri; itu merupakan susunan dari insiden-insiden, atau reaksi berantai dari aksi-reaksi yang terjadi di dalam suatu cerita. Plot cerita harus memiliki awal, tengah, dan akhir menurutnya. Tapi, ia menegaskan bahwa plot juga harus memiliki kesatuan dalam penyampaian ceritanya, dimana dari semua kejadian harus memiliki kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Tokoh utama drama tragedi merupakan fokus utama dan memiliki karakterisitik yang spesial dalam dirinya. Menurut Aristoteles, pemeran utama tokoh drama tragedi biasanya memiliki karakteristik : 1. Dia datang dari tempat yang penting; dan biasanya bangsawan atau raja. 2. Ketika dia dianggap orang yang hebat, namun ia tidak sempurna. Sebuah kesalahan fatal yang dilakukan olehnya dapat mengubah takdirnya. 3. Walaupun pada akhirnya dia mengalami penderitaan, namun dia belajar sesuatu tentang dirinya dan tempatnya di bumi ini. Sayangnya, biasanya ia mati setelah menyadari semuanya, dan pertunjukkan berakhir, meninggalkan penonton untuk merefleksikan kehidupannya masing-masing.
2.1.7 Sinopsis Menceritakan mengenai drama tragedi dimana sesosok misterius yang terlihat sedih karena takdirnya dan dunianya yang mengenaskan namun ia ingin kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya. Saat akhir hidupnya ia bertemu dengan penjaga
waktu dan meminta untuk kembali ke masa lalu dengan bayaran yang setimpal sebagai konsekuensi dari hukum keseimbangan yang berlaku. Kemudian ia kembali ke masa lalu sebelum takdirnya dan dunianya terjadi. Tampak seorang anak laki-laki terlihat bingung dan kosong karena kehilangan ingatan. Namun perlahan ia mulai mengingat kembali ingatannya yang telah hilang, dan pada saat yang sama ia juga melihat sosok hitam dalam ingatannya. Perlahan ia mulai mengulik isi ingatannya dan secara tidak sadar menuju ke suatu tempat yang dirasakan sangat penting baginya. Ketika ia tiba di tempat tersebut segalanya akan terungkap dan keputusannya menjadi momen yang menentukan bagi dirinya, dunianya, dan masa depannya.
2.1.8 Data Observasi Lapangan Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan tersebut. Melalui survey sederhana yang saya adakan, saya mendapat inspirasi untuk membuat animasi pendek dengan konsep dan tema ini. Berikut adalah contoh survey sederhana yang saya lakukan :
History, 5% Horror, 11%
Genre Animasi yang Disukai
Comedy, 39% Comedy Action Drama Horror History Drama, 27%
Action, 18%
Gambar 2.3 Grafik Survey Genre Animasi (Sumber : data pribadi)
Jenis Ending yang Disukai Happy Ending, 32%
Sad Ending Happy Ending
Sad Ending, 68%
Gambar 2.4 Grafik Survey Ending Animasi (Sumber : data pribadi)
Berdasarkan hasil survey sederhana tersebut, masyarakat pada umumnya memiliki kecenderungan terhadap animasi ber-genre komedi dan drama. Sedangkan untuk ending yang dipilih ialah sad ending. Penulis mendapatkan inspirasi untuk membuat genre drama yang merupakan hasil survey tertinggi kedua karena melihat
adanya potensi yang dapat mengungguli genre komedi ke depannya, dan mencampurkannya dengan akhir sedih yang disebut dengan drama tragedi.
2.1.9 Data Karakter Karakter utama : Karakter yang dirancang adalah humanoid yang merupakan wujud menyerupai manusia asli. Seorang anak laki-laki yang tertutup dan pendiam karena hilang ingatan. Karakter utama 2 : Karakter yang merupakan karakter utama yang sudah mendapatkan kembali ingatannya dan berusaha untuk kembali ke masa lalu untuk mengubah takdirnya dan dunianya. Karakter pendukung : Karakter yang berwujud semi-humanoid yang merupakan seorang penjaga ruang dan waktu dalam cerita ini.
2.1.10 Study Existing 2.1.10.1 Studi Warna Warna merupakan elemen terpenting dalam sebuah animasi. Dari warna kita mengetahui mood dan adegan dari animasi itu. Penggunaan warna yang sesuai dan tepat sangat penting untuk sebuah animasi untuk menyampaikan komunikasi kepada penonton melalui visual atau warna tersebut. Warna dapat menggambarkan karakteristik sebuah tokoh. pemilihan warna juga harus hati-hati agar tidak terjadi kesalahan komunikasi visual. Dalam perancangan film pendek animasi "Equivalent" ini penulis akan mereferensikannya pada warna-warna seperti di film pendek "5 Centimeters per Second" karena warna yang digunakan adalah warna-warna bernuansa biru dan hijau dengan tambahan unsur merah-orange yang mencerminkan warna keadaan postapocalypse dan masuk dalam nuansa drama tragedi.Begitu juga dengan animasianimasi lain karya Makoto Shinkai yang warna nya sangat khas dan dirasakan sesuai dengan tema drama tragedi ini.
Gambar 2.5 5 Centimeters per Second (Sumber : www.cfi-icf.ca)
Gambar 2.6 5 Centimeters per Second (Sumber : www.cfi-icf.ca)
Gambar 2.7 5 Centimeters per Second Wallpaper (Sumber : www.zerochan.net)
Gambar 2.8 5 Centimeters per Second Wallpaper (Sumber : stanleyching.wordpress.com)
2.1.10.2 Studi Bentuk Penulis akan menganalisa bentuk-bentuk serta elemen-elemen apa saja yang digunakan dalam karakter-karakter
Gambar 2.9 Flynn Rider (Sumber : sirenaholmes.tumblr.com)
Gambar 2.10 Paperman George (Sumber : https://www.flickr.com/photos/esquaredfashion/8434004103)
Gambar 2.11 Hiro Hamada (Sumber : http://disney.wikia.com/wiki/Hiro_Hamada)
Gambar 2.12 Tadashi Hamada (Sumber : http://disney.wikia.com/wiki/Tadashi_Hamada)
Gambar diatas adalah gambar desain karakter dari animasi "Tangled" Flynn Rider, "Paperman" George, dan "Big Hero 6" Hiro dan Tadashi Hamada.Kalau dilihat bentuk dasar mukanya berbentuk lingkaran. Bentuk melengkung atau melingkar dianggap ramah karena tidak ada sisi tajam atau berbahaya. Karena animasi pendek ini ditujukan pada anak usia muda dan remaja.
2.1.10.3 Studi environment design Dalam environment design disini penulis akan menggunakan environment sebuah bukit dengan pohon yang bernuansa malam hari sehingga akan terlihat adanya bulan dan bintang di langit. Berikut adalah contoh-contoh gambar environment design yang kemungkinan akan penulis gunakan dalam film pendek animasi ini
Gambar 2.13 Night Wallpaper (Sumber : http://kr.forwallpaper.com/wallpaper/night-300555.html)
Gambar 2.14 Bus Stop Wallpaper (Sumber : http://digital-art-gallery.com/picture/gallery/bus_stop)
2.2
Tinjauan Teori
2.2.1 Semiotika Teori Semiotika menurut Roland Barthes dalam desain komunikasi visual adalah sebuah panduan berkomunikasi secara visual melalui semiologi. Semilogi atau semiotik selain dipakai sebagai alat komunikasi secara visual yang dipahami oleh masyarakat. Dalam artikel ini kita akan mempelajari bagaimana cara Menemukan makna teks Desain Komunikasi Visual. Semiotik secara etimologi berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ”tanda”. Secara terminologi semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang tkitatkita. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu merupakan bentuk dari tanda-tanda. Semiotik juga mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut memiliki arti.
2.2.2 Teori Prinsip Dasar Animasi
Johnston,O. dan Thomas, F. (1981 : 47-71) didalam bukunya yang berjudul The Illusion of Life: Disney Animation adalah animator disney yang pertama kali memperkenalkan 12 prinsip animasi. Berikut adalah ke 12 prinsip animasi tersebut Squash and Stretch, Anticipation, Staging, Straight Ahead and Pose to Pose, Follow Through and Overlapping Action, Slow In and Slow Out, Arcs, Secondary Action, Timing, Exaggeration, Solid Drawing, Appeal.
2.2.3 Teori Gestalt Gestalt merupakan sebuah teori psikologi yang menyatakan bahwa seseorang akan cenderung mengelompokkan apa dia lihat disekitarnya menjadi suatu kesatuan utuh berdasarkan pola, hubungan, dan kemiripan. Teori ini dibangun oleh 3 ilmuwan asal Jerman yaitu: Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Gestalt menjelaskan bagaimana secara psikologi seseorang mencerna apa yang dilihatnya. Dengan memahami prinsip kerja kecenderungan persepsi visual manusia melalui Gestalt, desainer dapat memahami bagaimana fungsi sampainya suatu pesan terhadap audiens. •
Proximity (kedekatan posisi)
Objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. •
Similarity (kesamaan bentuk)
Objek-objek yang bentuk dan elemennya mirip akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. •
Closure (penutupan bentuk)
Suatu objek akan dianggap utuh walaupun bentuknya tidak tertutup sepenuhnya.
•
Continuity (kesinambungan pola) Objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya kesinambungan pola.
•
Figure Ground
Sebuah objek bisa dilihat sebagai dua objek dengan permainan foreground dan background. Masing-masing bisa diidentifikasi sebagai objek tanpa harus membentuknya menjadi solid.
2.2.4 Teori Pembangunan Cerita Menurut Sullivan, Karen. (2008,130) dalam bukunya "Ideas for Animated Short: Finding and Building Stories", terdapat beberapa bagian dalam pembangunan cerita yang harus diperhatikan, yakni :
A. Premise Premise adalah satu (atau dua) kalimat yang menggambarkan keseluruhan cerita. Premise memiliki fungsi membantu penulis dalam penulisan agar tetap fokus terhadap konsep awalnya. Pastikan premise dapat berkomunikasi dengan baik dan premise yang benar adalah premise yang memiliki gambaran karakter, lokasi, dan konflik. Dalam animasi pendek, penceritaan dinajurkan untuk menggunakan satu atau dua karakter saja, tempat atau lokasi yang terbatas, dan hanya ada satu konflik yang sangat kuat. Contoh premise : Seorang anak laki-laki 10 tahun, di kota pertambangan ingin menjadi seorang penari balet. Analisa: Karakter : Seorang anak laki-laki 10 tahun Lokasi : Kota Pertambangan Konflik : Seorang anak laki-laki dari pertambangan ingin menjadi seorang penari balet.
Premise yang benar akan membuat pendengar ataupun pembaca premise tersebut menjadi ingin tahu lebih lanjut dan sudah membayangkan konflik apa yang akan terjadi pada cerita tersebut.
B. Pembangunan Cerita Animasi Pendek Bagi seorang pengembang cerita individual, film animasi pendek tersebut diharapkan hanya memiliki satu tema atau konsep yang mengkomunikasikan keselurahan film dan satu konflik yang sangat kuat dan intensif. Memiliki hanya satu atau dua karakter, dan lokasi atau tempat yang terbatas. Dalam penceritaan, seorang karakter akan mendapatkan sebuah "arc", yakni karakter tersebut akan mengalami suatu perubahan di akhir cerita.Perubahan tersebut tidak selalu dikarenakan karakter tersebut belajar sesuatu, tetapi juga dapat terjadi dikarenakan pengambilan keputusan ataupun kesuksesan seperti karakter tersebut telah mencapai tujuannya atau bahkan hanya sekedar mendapatkan suatu barang yang diinginkan. (Sullivan, 2008:8)
C. Membangun Konten yang Menarik Dalam penerapannya, film animasi adalah sebuah film yang telah dibangun dengan sangat baik dan penceritaaan yang kuat lewat gerakan dan waktu. Penceritaan tersebut akan digambarkan dengan hiperbola dan duniannya digambarkan memiliki kemampuan untuk membuat sesuatu yang tidak terlihat menjadi terlihat dan sesuatu yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin terjadi.
2.2.5 Teori Warna Penelitian mengenai teori warna telah dikembangkan dan dirumuskan sejak bertahun-tahun lalu oleh filsuf dan ilmuwan. Mulanya, pemaparan Newton mengenai spektrum warna, kemudian diikuti oleh Teori Warna oposit oleh Chevreul, tiga aspek dimensi warna oleh Cezanne yaitu value, hue, dan saturation. Warna-warna yang digunakan dalam film animasi “Equivalent” adalah warna biru dan hijau serta sentuhan orange yang akan memberikan kesan drama tragedi.
2.2.6 Element of Story Sebuah cerita memiliki lima dasar penting dalam penceritaan. Kelima komponen ini ialah: karakter, setting, plot, konflik, dan solusi. Elemen-elemen ini membuat cerita berjalan mulus dan memperbolehkan cerita untuk berkembang secara logis sehingga dapat diikuti pemirsa.
Karakter Karakter merupakan individual dari apa yang ada di dalam cerita. Pembuat cerita seharusnya memperkenalkan karakter di dalam cerita dengan informasi
yang
cukup
sehingga
pembaca
dapat
memvisualisasikan
karakternya. Ini dapat dicapai dengan menyediakan deskripsi lengkap dari penampilan fisik karakter dan personalitas masing-masing. Setiap cerita seharusnya memiliki karakter utama. Karakter utama menentukan bagaimana plot dapat berkembang dan biasanya menjadi orang yang menyelesaikan masalah di dalam cerita. Namun, karakter lain juga sangat penting karena mereka menyediakan detail-detail dan aksi lainnya.
Setting Setting adalah lokasi dari aksi yang terjadi. Seorang pembuat cerita seharusnya mendeskripsikan lingkungan atau alam sekitar di ceritanya secara detail sehingga pemirsa dapat memvisualisasikannya. Setting yang tidak biasa (seperti dunia fantasi) dapat menjadi menarik, tetapi setting sehari-hari dapat membantu pemirsa untuk memvisualisasikan cerita dan terasa terhubung dengan plot.
Plot Plot adalah alur cerita dari sebuah penceritaan utuh. Sebuah plot harus memiliki bagian pembuka, tengah, dan penutup yang jelas, dengan deskripsi yang dibutuhkan, yang disebut dengan eksposisi. Sehingga pemirsa dapat menikamti cerita dari awal hingga akhir.
Konflik Setiap cerita memiliki konflik yang harus diselesaikan. Plot
menceritakan konflik ini dan cara dari karakter menyelesaikannya. Ketika suatu cerita menjadi sangat menarik, tepat sebelum solusi, itu disebut klimaks.
Solusi Penyelesaian masalah merupakan solusi dari suatu masalah dalam cerita diselesaikan. Penting bagi solusi untuk menepatkan cerita pada tempatnya dan menyelesaikan semua bagian dari konflik.
2.3
Analisa SWOT Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportuinity, Threat) merupakan suatu
alat
yang digunakan untuk menganalisa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan
ancaman yang melingkupi suatu objek, dalam hal ini film pendek animasi, sehinga dapat ditentukan langkah strategis dan tepat untuk mengoptimalkan hasilnya. Berikut adalah analisis SWOT dari short movie ini : •
Strength / Kekuatan Kekuatan dari film pendek animasi ini adalah dari segi orisinalitas cerita, karena penceritaan film animasi ini di buat sendiri tanpa menyadur dari cerita lain serta memiliki makna yang dalam.
•
Weakness / Kelemahan Hanya berkisar pada satu environment, disitu-situ saja.
•
Opportunity / Kesempatan Perkembangan animasi di Indonesia semakin lama
semakin
meningkat, sehingga animo masyarakat akan produk-produk animasi bisa jauh lebih baik dan berkembang pesat. •
Threat / Ancaman
Kurang banyak masyarakat Indonesia yang menggemari film-film animasi buatan anak bangsa.