BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Data Data-data untuk mendukung proyek animasi edukasi ini berasal dari berbagai macam media, seperti buku, internet, dan video.
2.1.1 Animasi Animasi adalah gambar bergerak terbentuk dari sekumpulan objek (gambar) yang disusun secara beraturan mengikuti alur pergerakan yang telah ditentukan pada setiap pertambahan hitungan waktu yang terjadi. Gambar atau objek dapat berupa gambar manusia, hewan, atau tulisan.
2.1.2 Animasi Edukasi Berdasarkan pencarian menggunakan media internet, animasi edukasi di Indonesia masih kurang diperhatikan. Melihat kurangnya pembahasan tentang animasi edukasi, sehingga dapat dikatakan animasi edukasi di Indonesia masih sedikit.
2.1.3 Motion Graphic Merujuk pada artikel di http://visual.ly/what-is-a-motion-graphic , motion graphic mirip dengan infographic,tapi menggunakan rekaman video atau animasi untuk menciptakan ilusi gerak. Motion graphic biasanya dikombinasikan dengan audio, yang membuatnya menjadi lebih seperti film dibandingkan infographic. Sejarah motion graphic diawali pada tahun 1800-an, menggunakan flipbooks atau zoetropes. John Whitney, salah satu bapak animasi, dapat dikatakan sebagai orang pertama yang menggunakan istilah motion graphic, ketika ia membentuk sebuah perusahaan bernama Motion Graphics Inc. untuk membuat film dan urutan judul TV. Tujuan dari motion graphic adalah untuk menambah elemen ruang dan waktu ke dalam dunia infographic, dan meninggalkan kesan statisnya.
3
4
2.1.4 Data Tema Berdasarkan penelusuran penulis tentang cara merawat buku, penulis menemukan
artikel
(http://www.goodreads.com/topic/show/936429-
bagaimana-cara-merawat-buku) di
Goodreads, merupakan sebuah situs
jejaring sosial pecinta buku yang didirikan oleh Otis Chandler, pemilik penerbitan di AS dan Elizabeth Khuri. Buku adalah bagian lembar kertas tertulis yang dijilid menjadi satu unit. Ada berbagai sumber tentang sejarah buku. Buku bisa merujuk pada karya-karya sastra, atau satu bagian utama dari karya itu. Dalam ilmu kepustakaan, buku disebut Monograf untuk membedakannya dari terbitan lain seperti majalah, jurnal atau koran. Penggemar buku biasanya disebut kutu buku.
Cara Merawat Buku : 1. Disampul Dengan menyampul buku, buku jadi terlihat bersih walaupun sudah lama. Usahakan menggunakan plastik bening agar cover bukunya terlihat. Yang perlu diperhatikan adalah pada saat menyampul buku jangan terlalu ketat, karena dapat membuat bagian cover buku terlipat jika sering dibuka. 2. Jangan Dilipat Melipat buku bisa merusak kertas. Gunakan pembatas buku jika ingin menandai buku. Pembatas buku tidak harus dengan sesuatu yang mahal dan cantik. Kita bisa gunakan selembar daun, uang atau kartu nama untuk membatasi buku kita. Yang paling fatal jika kita menandai buku dengan benda tebal seperti pulpen atau lainnya karena bisa merusak jilid. 3. Disusun berdiri, bukan ditumpuk Simpan buku dengan cara disusun berdiri, jangan pernah dengan cara menumpuk karena bisa merusak jilid buku dan covernya, Pengecualian untuk booklet boleh disimpan dengan cara ditumpuk. 4. Diberi Kapur Barus (kamper) Bahan baku kertas berasal dari kayu, karena itu bisa mengundang rayap menggerogoti buku-buku kita. Umumnya buku-buku baru
5
tidak dirayapi karena beberapa sudah diberi zat-zat kimia untuk bahan baku daur ulang kertas. Juga material plastik dalam pembuatan kertas licin. Namun untuk buku-buku yang masih menggunakan kertas asli umumnya masih bisa dirusak rayap. Maka dari itu rak buku boleh ditaburi kapus barus yang dihancurkan atau bubuk cengkeh agar buku kita terjaga dari rayap. 5. Dibersihkan Membersihkan buku cukup mudah, bisa dengan kemoceng atau lap.
2.1.5 Sinopsis Dalam animasi edukasi akan dibahas tentang cara sederhana dalam merawat buku. Yang akan dikemas dalam bentuk cerita. Diawali dengan seorang anak perempuan yang duduk di sebuah sofa sambil membaca buku di dalam rumahnya, di ruangan yang penuh dengan buku yang berantakan dan tergeletak dimana-mana. Setelah dia selesai membaca buku dia mencoba mencari buku yang lain di rak buku. Saat dia berada didepan rak buku dan menyentuh salah satu buku, tiba-tiba buku tersebut terbang dan berbicara, memberi penjelasan tentang cara benar memperlakukan buku, cara merawat buku secara sederhana. Yang dimulai dari cara merawat buku yang salah, lalu dilanjutkan dengan tutorial menyampul, penggunaan pembatas buku, cara menaruh buku yang benar, dan perawatan berkala saat disimpan. Dilanjutkan dengan penutup.
2.1.6 Data Hasil Survey Dalam pengumpulan data untuk keperluan animasi edukasi ini, penulis melakukan wawancara secara online dengan narasumber. Narasumber merupakan seorang Co-Founder & Head of Business readingwalk.com, Yasmin Indriasti. Berikut hasil wawancara.
1. Apakah yang dilakukan untuk menjaga buku-buku yang ada ? Ketika buku pertama datang, pasti langsung disampul plastik. Kemudian setiap kali buku akan disewa, cover buku akan dilap menggunakan tisu basah untuk menghilangkan debu yang menempel.
6
Kami juga selalu menebarkan kamper di rak buku untuk mencegah bau apek dan lapuk.
2. Apakah perawatan yang dilakukan untuk menjaga buku dilakukan secara berkala ? seperti mengganti sampul atau yang lain ? dalam kurun waktu berapa lama ? Tidak ada perawatan berkala secara khusus. Buku-buku hanya dibersihkan ketika pertama datang, setiap kali akan keluar, dan ketika akan masuk kembali ke dalam rak buku.
3. Member-member yang meminjam buku, rata-rata apakah mereka ikut menjaga atau bersikap cuek ? Para member cenderung ikut menjaga. Setiap member baru yang bergabung akan memperoleh satu buah pembatas buku (terlampir) yang disertai ajakan untuk merawat kebersihan dan kerapihan buku.
4. Adakah member yang sampai merusak buku tersebut ? dalam hal ini mungkin ada halaman yang terlipat, ada yang robek atau sampul yang terlepas ? Pernah ada member yang menumpahkan kopi atau melakukan kerusakan lain terhadap buku yang disewa, meskipun jumlahnya sangat kecil. Kalau sampul robek/terlepas, hingga saat ini belum ada.
5. Sebelumnya apakah pernah membaca atau mengetahui tentang cara sederhana merawat buku ? Saya pernah membaca beberapa tips perawatan buku di Internet. Berdasarkan tips yang pernah saya baca itulah saya tahu bahwa sebaiknya buku tidak disimpan di tempat yang gelap dan lembap, pemakaian kamper dapat mengurangi resiko kelapukan, sert a penyimpanan buku yang tidak boleh terlalu rapat satu sama lain.
7
6. Apakah disini ada aturan dalam penyewaan buku dan sanksi ? Iya, kami memberlakukan denda untuk kerusakan buku ketika di tangan
member.
Lengkapnya
bisa
dilihat
disini
:
http://readingwalk.com/aturan-peminjaman-keanggotaan
2.1.7 Data Karakter Dalam animasi edukasi ini menampilkan 2 karakter yaitu anak perempuan dan sebuah buku.
a. Anak Perempuan Suka
membaca,
ceroboh.
referensinya, yaitu :
Gambar 2.1 Lilo and Stitch
Gambar 2.2Aisle Movie : The Secret of Kells
Berikut
ini
adalah
8
Gambar 2.3 Coraline
b. Buku Sebagai karakter yang akan membawakan tips tentang cara merawat buku.
2.1.8 Referensi Visual Penulis juga mengumpulkan beberapa referensi animasi untuk pengayaan kepada penulis dalam mengerjakan animasi edukasi ini. Penulis menemukan animasi dengan gaya yang berbeda, sebagai pengayaan. Tetapi tidak menemukan animasi edukasi tentang buku. Berikut animasi yang dijadikan referensi visual oleh penulis,
Gambar 2.4 Print Screen Dari "A Dash Of That" https://vimeo.com/36298655
9
Gambar 2.5 Print Screen Dari "Hitch" https://vimeo.com/26156757
Gambar 2.6 Print Screen Dari "CADTH Common Drug Review" https://vimeo.com/81604542
Untuk pengayaan bentuk penulis juga mengumpulkan beberapa referensi bentuk.
Gambar 2.7 Referensi Rak Buku http://jeparaproductions.indonetwork.co.id
10
Gambar 2.8 Referensi Rak Buku http://indofurniture.net
Gambar 2.9 Referensi Rak Buku http://wheelercentre.com/dailies/post/84b4af0a45f9/
Gambar 2.10 Referensi Buku http://www.howdesign.com/
11
Gambar 2.11 Referensi Buku http://www.writersleague.org/
Gambar 2.12 Referensi Pembatas Buku roempi.wordpress.com
Gambar 2.13 Referensi Pembatas Buku Binatang roempi.wordpress.com
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Perkembangan Anak Penulis menemukan beberapa teori tentang perkembangan anak sesuai dengan usia, kemudian penulis merangkumnya berdasarkan artikel dari link
12
berikut
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/perkembangan-
anak-menurut-jean-piaget-dan-vigotsky/ dan http://ramlimpd.blogspot.com /2010/11/developmentally-appropriate-practice.html . National for the Educational of Young Children (NAEYC) mendefinisikan pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang melayani anak usia lahir hingga 8 tahun untuk kegiatan setengah hari maupun penuh baik di rumah ataupun institusi luar. Asosiasi para pendidik yang berpusat di Amerika tersebut mendefinisikan rentang usia berdasarkan perkembangan hasil
penelitian
di
bidang
psikologi
perkembangan
anak
yang
mengindikasikan bahwa terdapat pola umum yang dapat diprediksi menyangkut perkembangan yang terjadi selama 8 tahun pertama kehidupan anak. Pembagian
rentang
usia
berdasarkan
keunikan
dalam
tingkat
pertumbuhan dan perkembangannya di Indonesia, tercantum dalam buku kurikulum dan hasil belajar anak usia dini yang terbagi ke dalam rentang tahapan berikut: (1) Masa bayi berusia lahir – 12 bulan; (2) Masa “toddler” atau balita usia 1-3 tahun; (3) Masa prasekolah usia 3-6 tahun; (4) Masa kelas B TK usia 4-5/6 tahun
Dasar teori perkembangan anak yang dikembangkan NAEYC sesuai dengan
konsep
Developmentally
Appropriate
Practice (DAP),
yang
diterapkan oleh sekolah-sekolah di Amerika sejak tahun 1980an.
1.
Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget)
Piaget (1896 – 1980) sangat terkenal dengan teorinya tentang bagaimana seorang anak belajar melalui tindakan yang dilakukannya. Menurutnya, pemahaman anak dibangun (constructed) melalui action, sehingga teori ini sering disebut juga dengan teori ”constructivism”. Seorang anak dapat memahami suatu konsep melalui pengalaman konkrit. Hal yang tepenting dari teori Piaget adalah bahwa setiap individu termasuk mengalami 4 tahapan perkembangan kognitif. Tahapan perkembangan tersebut adalah :
13
-
Tahap sensorimotor (usia 0 – 18 bulan)
-
Tahap preoperasional (usia 18 bulan – 6 atau 7 tahun)
-
Tahap operasional konkrit (usia 8 – 12 tahun)
-
Tahap formal operasional (usia 12 tahun – usia dewasa)
2.
Teori Perkembangan Emosi (Erik Erikson)
Erik Erikson (1902 – 1994) berpendapat bahwa perkembangan emosi positif sangat penting dalam perkembangan jiwa anak, dan ini sangat tergantung pada peran orang tua dan guru. Setiap anak akan dihadapkan pada dua keadaan yang saling bertolak belakang ( emosi positif dan emosi negatif). Pada setiap tahapan perkembangan, seseorang akan mengalami konflik tarik menarik antara kedua emosi tersebut, keberhasilan dalam mengelola konflik ini terwujud apabila anak dapat mencapai emosi positif. Ada empat tahapan perkembangan emosi anak yang relevan dengan konteks DAP yaitu : -
Tahap percaya vs tidak percaya (0 - 18 tahun)
-
Tahap kemandirian vs malu/ragu (18 bulan – 3,5 tahun)
-
Tahap inisiatif vs merasa bersalah (3,5 tahun – 6 tahun)
-
Tahap berkarya/etos kerja vs minder (6 tahun – 10 tahun)
3.
Teori Sosio Kultural (Vigotsky)
Vigotsky (1896 – 1934) berpendapat sama dengan Piaget bahwa cara belajar yang efektif melalui praktek nyata (action). Anak-anak akan lebih mudah memahami konsep baru ketika mereka mencoba memecahkan suatu masalah dengan objek konkrit. Menurut Vigotsky, perkembangan intelektual anak mencakup bagaimana mengaitkan bahasa dengan pikiran. Pada awal perkembangan anak, antara bahasa dan pikiran tidak ada keterkaitan. Selanjutnya, secara bertahap, anak mulai mengaitkan bahasa dengan pikiran. Pada usia sekolah dasar anak akan memakai bahasa dalam proses belajar. Piaget dan Vigotsky bersama-sama disebut sebagai tokoh aliran konstruktivism. Bedanya, konstruktivisme Piaget adalah bersifat individu sementara Vigotsy adalah konstruktivisme sosial.
14
4.
Teori Perkembangan Moral (Kohlberg dan Thomas Lickona)
Kohlberg adalah seorang pionir dalam menyusun tahapan perkembangan moral anak dengan memodifikasi teori Piaget. Sedangkan Thomas Lickona mengembangan teori ini sampai pada bagaimana metode pendidikan karakter dapat dijalankan secara konkrit bagi orang tua dan guru.
Secara
singkat
tahapan
perkembangan
moral
untuk
pengembangan DAP yaitu: - Tahap berpikir egosentris (1 tahun - 4 atau 5 tahun) - Tahap patuh tanpa syarat (4,5 tahun -6 tahun) - Tahap balas - membalas (6,5 tahun - 8 tahun) - Tahap memenuhi harapan lingkungan (8 tahun sampai 13/14 tahun)
Penulis menggunakan teori ini untuk membantu menentukan target primer, yaitu 7-11 tahun. Dalam Teori Perkembangan Kognitif (Jean Piaget), dikatakan bahwa usia 8-12 tahun adalah tahap operasional konkrit, sehingga saat diberikan sesuatu pembelajaran anak akan menangkap dan melakukan secara langsung. Dalam Teori Perkembangan Emosi (Erik Erikson), dikatakan bahwa Tahap berkarya/etos kerja vs minder (6 tahun – 10 tahun). Tahap berkarya inilah yang akan dimanfaatkan, misalnya dalam menyampul. Dalam Teori Sosio Kultural (Vigotsky), mengatakan bahwa belajar yang efektif adalah melalui praktek nyata yang dapat dilakukan setelah atau saat menyaksikan animasi ini. Untuk teori yang terakhir, Teori Perkembangan Moral (Kohlberg dan Thomas Lickona) tertulis bahwa tahap memenuhi harapan lingkungan terjadi di umur 8-13/14 tahun. Dapat dikatakan melalui teori ini, orang tua 'berharap' agar anaknya mempunyai nilai untuk menjaga dan menghargai suatu barang, disiplin, dan terorganisir yang bisa diawali dalam menjaga hal yang kecil, seperti buku.
2.2.2 Teori Pembelajaran/Edukasi Teori pembelajaran dikumpulkan penulis dari buku Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik Di Sekolah , penerbit Diva Press, penulis Richard Decaprio,
dan
artikel
dengan
link
sebagai
http://abazariant.blogspot.com/2012/10/definisi-kognitif-afektif-dan-
berikut
15
psikomotor.html
dan
http://kehidupanbesar.blogspot.com/2010/11/
pembelajaran-kognitif-afektif-dan_09.html Kurikulum KTSP di Indonesia mengambil pendapat Bloom. Menurut Bloom (1976) ada 3 teori, yaitu a. Teori Kognitif Teori Kognitif mencakup kegiatan mental (otak). Teori Kognitif mempunyai 6 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesism dan evaluasi. Aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental dan yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkat evaluasi. Teori ini dikembangkan oleh seorang psikolog asal Swiss, Jean Piaget. Teori ini sering digunakan dalam lingkup psikologi, dimana memberikan batasan tentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya. Ada 4 tahap perkembangan cara berpikir dari 0 tahun sampai dewasa, 1. Sensorimotor Tahap perkembangan pertama, berawal dari kelahiran sampai usia 2 tahun. Bayi menyusun pemahaman duniawi dengan mengkoordinasi pengalaman sensoris (contohnya melihat atau mendengar) dengan aksi motorik. Piaget membaginya kedalam 6 tahapan, yaitu refleks sederhana, kebiasaan-kebiasaan, reaksi sirkuler sekunder (koordinasi penglihatan dan pemaknaan), koordinasi reaksi sirkular sekunder, reaksi sirkuler tersier ( eksplorasi), dan internalisasi (tahap awal kreatifitas) 2. Praoperasional Tahap kedua di usia 2-7 tahun, anak mulai menggambar dunia melalui gambar, kata, dan coretan. Dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu fungsi simbolik dan pemikiran intuitif.
16
3. Operasional Konkret Tahap ketiga terjadi pada sekitar usia 7-11 tahun, anak mampu melakukan tindakan operatif, dan nalar logis menggantikan nalar intuitif. 4. Operasional Formal Tahap terakhir terjadi diumur 11-15 tahun, individu bergerak melewati pengalaman konkret dan berpikir lebih abstrak dan logis. b. Teori Afektif Teori Afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan sikap seseorang dapat diramalkan perubahnanya bila seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Teori afektif dibagi lebih rinci kedalam 5 tahap, yaitu menerima /memperhatikan, menanggapi, menilai/menghargai, mengatur, dan mengkarakterisasikan dengan suatu nilai. c. Teori Motorik Teori
Motorik
berkaitan
dengan
keterampilan
atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman atau pelajaran tertentu. Ini merupakan langkah lanjutan dari teori pembelajaran kognitif dan afektif. Hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui pengamatan langsung terhadap perserta didik selama praktik berlangsung, atau memberikan tes.
Dengan menggunakan teori pembelajaran kognitif, afektif dan motorik ini, penulis dapat mencapai suatu kesimpulan dalam pembuatan animasi edukasi ini. Teori
Kognitif
terbagi
menjadi
6
aspek,
yaitu
pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesism dan evaluasi. Melalui animasi edukasi ini, penulis mencapai aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.Yaitu pengetahuan tentang cara merawat buku, memahami alasan untuk merawat buku, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
17
Teori Afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Teori ini menyentuh ranah perasaan, disini penulis ingin menyampaikan lewat animasi edukasi ini untuk mempunyai rasa sayang terhadap barang yang kemudian mempunyai nilai menghargai dan disiplin. Teori Motorik berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman atau pelajaran tertentu. Dalam animasi edukasi ini, membutuhkan juga keterampilan dan praktek nyata. Seperti dalam menyampul atau kreatifitas yang dapat digunakan dalam membuat pembatas buku.
2.2.3 Teori Media Pembelajaran Merujuk dari artikel http://www.asikbelajar.com/2013/09/ pengertianmanfaat-jenis-dan-pemilihan.html , penulis merangkumnya menjadi; Dua aspek yang saling berkaitan adalah metode pembelajaran dan medianya. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis pada siswa. Secara khusus, Kemp dan Dayton (1985) mengidentifikasikan manfaat media dalam pembelajran : 1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. 2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. 4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga. 5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. 6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. 7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar. 8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
18
Jenis-jenis media pembelajaran sangat beragam, mulai dari yang sederhana sampai canggih. Meski beragam, pada kenyataanya tidak banyak jenis media yang dapat dipakai dalam aktivitas pembelajaran. Anderson (1976) mengelompokannya menjadi 10 kelompok : 1. Audio : kaset, siaran radio, CD, telepon. 2. Cetak : buku, modulm brosur, gambar. 3. Audio-cetak : kaset audio/CD yang dilengkapi media tertulis. 4. Proyeksi visual diam : OHT, slideshow. 5. Proyeksi audio visual diam : slideshow bersuara. 6. Visual gerak : film bisu. 7. Audio visual gerak : film bersuara, video/DVD. 8. Obyek fisik : model, benda nyata. 9. Manusia dan lingkungan : guru, profesor. 10. Komputer ; pembelajaran berbasi komputer atau berbantuan komputer.
Dalam memilih media pembelajaran perlu mendapat pertimbangan, seperti motivasi, target, tujuan,persiapan sebelum belajar,latihan dan penerapannya. Sehingga terpilihlah animasi edukasi dalam bentuk motion graphic, yang diawali dengan 3D animasi untuk menjadi pembeda antara prolog dan isi animasi edukasi itu sendiri.
2.2.4 Teori Tipografi Sesuai denga teori yang penulis dapatkan tentang typografi di http://therelaxface.blogspot.com/2009/11/teori-tipografi.html, Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini
19
merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa. Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan
Etruska
yang
merupakan
penduduk
asli
Italia
serta
menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi. Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya. Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi: a.
Roman, dengan ciri memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.
b.
Egyptian, dengan ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
c.
Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
d.
Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.
e.
Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh: a. Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
20
b. Penggunaan warna c. Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari d. Keterbacaan adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh: e. Jenis huruf f. Ukuran g. Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya h. Kontras warna terhadap latar belakang
Penerapan teori tipografi dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak, dalam hal ini teori tipografi akan diterapkan pada poster, judul, dan credit title. Teori ini digunakan teori dalam penentuan font untuk judul. Dengan menggunakan kesan modern dan santai.
2.2.5 Teori Warna Berdasarkan
teori
yang
didapatkan
penulis
di
http://therelaxface.blogspot.com/2009/11/teori-tipografi.html , Psikologi Warna Warna adalah alat komunikasi yang kuat dan dapat mempengaruhi suasana hati, juga dapat menyebabkan reaksi fisiologis. Meskipun kurangnya penelitian di bidang ini, konsep psikologis warna telah menjadi topik hangat dalam pemasaran, seni, desain, dan area lain. Peneliti dan para ahlitelah membuat sedikit penemuan dan pengamatan tentang psikologis warna dan efeknya terhadap suasana hati, perasaan dan perilaku. Perasaan tentang warna sering kali sangat pribadi, berakar pada pengalaman atau budaya. Contohnya, warna putih di negara Barat mewakili kemurnian dan kepolosan, sedangkan di negara Timur sebagai simbol berkabung.
Apa itu warna ? Tahun 1666, Ilmuwan Inggris, Sir Isaac Newton menemukan bahwa cahaya putih yang melewati prisma akan terpisah menjadi beberapa warna
21
yang terlihat. Newton juga menemukan bahwa setiap warna terdiri dari satu panjang gelombang. Dan cahaya tersebut dapat dicampur dan menghasilkan warna lain.
Efek Psikologi Terhadap Warna Beberapa efek warna bersifat universal. Seperti area merah dari spektrum warna dikenal sebagai warna hangat, termasuk oranye dan kuning. Warna hangat membangkitkan emosi mulai dari perasaan hangat sampai marah dan permusuhan. Warna di sisi biru, dikenal sebagai warna dingin. Termasuk ungu dan hijau. Sering digambarkan sebagai simbol ketenangan, tetapi juga menggambarkan kesedihan.
Mood Warna
Merah Merah adalah warna gairah. Hal ini dapat memicu kekerasan atau patriotisme, rasa lapar atau nafsu. Merah adalah warna yang sangat kuat, yang digunakan untuk emosi yang kuat. Merupakan warna maskulin, dan warna yang digunakan untuk menggambarkan energi.
Oranye Oranye adalah warna yang ceria. Seperti merah, itu juga menggambarkan energi, tetapi jauh lebih tenang. Oranye adalah kekuatan emosional, optimisme, komunikasi, kelaparan, kemudaan, dan inspirasi.
22
Kuning Kuning adalah untuk optimis, pengetahuan, kreativitas, tetapi juga berpikir kritis dan pengecut. Kuning kehijauan bisa menandakan penyakit sementara warna kuning lembut menandakan hal sebaliknya. Kuning adalah warna yang paling terlihat dan merangsang otak kiri.
Hijau Hijau adalah warna untuk alam, perdamaian, keseimbangan, pertumbuhan, dan relaksasi. Hijau juga menandakan uang, kecemburuan, dan hal militer. Persepsi hijau tergantung pada kegelapan atau keterangan warna yang digunakan.
Aqua Aqua menandakan kejernihan mental dan perdamaian. Ini adalah kombinasi dari relaksasi hijau dan biru.
Biru Biru adalah kepercayaan, perdamaian, dan loyalitas. Sangat sering digunakan untuk perusahaandansitus-situs web.
Nila Nila adalah warna intuisi, pelayanan, kebijaksanaan, keadilan, dan merangsang otak kanan.
23
Ungu Ungu adalah warna kreativitas, inspirasi, metafisik, dan royalti. Ini mendorong keharmonisan mental, tetapi digunakan terlalu banyak dapat menyebabkan depresi.
Merah Muda / Pink Pink adalah warna feminin, romantis, dan memelihara, tetapi juga dapat dilihat sebagai egois, rendah diri dan kurangnya ketergantungan pada diri sendiri.
Hitam Hitam adalah warna yang misterius, rahasia, gelap, dan elegan. Warna kekuasaan, kemandirian, kecanggihan, martabat, dan berkabung.
Abu-Abu Abu-abu adalah warna kompromi, stabilitas dan ketegasan.
Putih Putih adalah warna kemurnian, kepolosan, awal yang baru, ketenangan, dan dorongan lembut.
24
Coklat Coklat itu warna yang serius, rendah hati, alami, dan melambangkan kenyamanan. Terlalu banyak coklat dapat menyebabkan kebosanan.
Skema Warna Menurut penelitian semakin muda warna,efek yang ditimbulkan tidak berlebihan. Seperti warna soft, dull atau warna-warna permen.
Gambar 2.14 Warna Pastel http://khurrotulaini1.wordpress.com/
2.3 Analisa 2.3.1 Pertimbangan Pengambilan Cerita Dunia Animasi di Indonesia memang masih berkembang, tapi animasi edukasi masih terhitung jarang di Indonesia. Sehingga penulis tertarik untuk mencoba membuat animasi edukasi. Untuk animasi edukasi ini, penulis mengambil tema tentang buku. Karena orang suka membaca, dengan kata lain mereka menyukai buku. Saat
25
seseorang suka membaca, mereka akan cenderung mengkoleksi buku. Pengkoleksi buku tidak selalu berarti mereka mengerti cara merawat buku yang benar. Dari sini penulis tertarik untuk membagi ilmu tentang merawat buku secara sederhana, melalui pendekatan animasi edukasi sehingga lebih menarik, ringan dan lebih gampang dimengerti.
2.3.2 Faktor Pendukung dan Penghambat a. Faktor Pendukung 1. Memberi pengetahuan tentang merawat buku secara sederhana. 2. Masih kurangnya animasi edukasi di Indonesia. 3. Belum banyak yang tahu tentang cara merawat buku. 4. Edukasi ini tidak hanya sekedar penjelasan tapi juga disertai animasi dan gambar. b. Faktor Penghambat 1. Waktu pembuatan yang relatif singkat, mengingat deadline Tugas Akhir. 2. Data yang sulit didapat, membutuhkan waktu.
2.3.3 Analisa Citra Visual Dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu yang ditulis oleh Yongky Safanayong, ada 8 aspek atau perspektif untuk menganalisis citra visual, yaitu : 1. Etis Dari bahasa Yunani ethicos, yang mencakup ide "karakter" dan disposisi (kecondongan). - Etika Normatif : sistem-sistem yang dimaksud untuk memberi petunjuk dalam mengambil keputusan baik dan buruk, benar dan salah. - Metaetika : menganalisis logika perbuatan dalam kaitan "baik" dan "buruk", "benar" dan "salah". Sebagai tanggung jawab moral, prinsip-prinsip analisisnya. Imperatif (harus dilakukan). Imperatif Kategories Kant dapat dirumuskan "anda harus", sedangkan untuk Imperatif Hipotesis Kant adalah sistem moral yang didasarkan pada perintah
26
semacam ini tergantung pada keinginan untuk mempunyai nilai atau kebaikan. Sebuah perintah untuk menyuruh orang bertindak berdasarkan kebijaksanaan atau kepentingan pribadai bukan berdasarkan kewajiban terhadap prinsip moral. - Utilitarianis (berfaedah). Teori kebahagian terbesar, sebagai teori etis sistematis. Secara umum, harkat atau nilai moral tindakan dinilai menurut kebaikan dan keburukan akibatnya. Pembedaanya, utilitarianis tindakan : bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan tersebut menghasilkan kebaikan atau kebahagiaan untuk sebanyak mungkin orang, sedangkan utilitarianis perbuatan adalah bertindak sesuai peraturan sehingga tindakan tersebut menghasilkan kebaikan atau kebahagiaan untuk sebanyak mungkin orang. - Hedonis : mencari kesenangan semata-mata, sering diartikan kesenangan intelektual "live for today","enjoy aja". Konsep moral yang menyamakan kebaikan dengan kesenangan. Terdiri dari : Hedonis Etis Egoistis dan Hedonis Etis Universal. Berkaitan dengan : Nihilisme dan Narsissisme. Kebanyakan filosof hedonisme tidak menganjurkan agar kita mengikuti segala dorongan nafsu begitu saja, melainkan agar kita dalam memenuhi keinginan kita yang menghasilkan nikmat bersikap bijaksana dan seimbang. - Golden Rule : kepedulian, tenggang rasa, mencintai orang lain seperti diri sendiri. - Golden Mean : pencarian jalan tengah dengan cara kompromi guna menjembatani 2 kepentingan yang bersaing. - Veil of Ignorance : menutupi ketidaktahuan/kebodohan, semua orang sederajat, tidak berprasangka dan diskriminatif.
2. Historis Berdasarkan sumber sejarah dan fakta sejarah, belajar agar mengenal
proses
awal/asal
usul.
Pentingan
nya
karya
berdasarkan garis waktu. Berkaitan erat dengan etis. Sejarah bila
27
digabungkan dengan ilmu lain seperti sosiologi akan sangat berguna.
3. Kultural Manusia dewasa ini terbawa arus berlangsung
lokal,
nasional,
hidup berbudaya. Ini maupun
internasional.
Konsekuensinya secara intelektual dan kearifan budi siap menjadikan dirinya insan budaya. Kultural sangat dekat kaitannya dengan pendekatan semiotik. Merupakan segala nilai material dan spiritual yang diciptakan atau sedang diciptakan oleh masyarakat selama sejarah. Pembedaan : - Kebudayaan personal : bahasa, kehidupan komunitas, ilmu, moralitas, agama. - Kebudayaan material : teknologi, seni, desain. Sebagian besar aktifitas budaya mencakup kedua bidang tersebut. Kebudayaan semata-mata merupakan hasil kerjasama individu-individu
dalama
masyarakat
atau
komunitas
manusiawi. Analisis simbol-simbol yang dipakai dalam karya yang menyampaikan arti dalam masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu. Agar kebudayaan mampu tetap eksis dan dinamis, kemampuan imajinasi harus ditumbuhkan.
4. Personal Reaksi terhadap karya yang didasari oleh opini subyektid, berkenaan dengan "baik","buruk","saya suka" atau "saya tidak suka".
Perspektif
personal
adalah
penting
karena
mengungkapkan banyak tentang komentar orang lain. Perspektif personal berkembang dalam suatu cara atau teori komunikasi visual yang disebut omniphasisme, adalah teori komunikasi visual yang dikembangkan Rick Williams yang mengupayakan untuk mengkombinasikan aspek rasional dan intuitif dalam suatu totalitas yang seimbang.
28
- Rasional bersifat kuantitatif (sains, ekonomi, pendidikan, sistem budaya) -
Intuitif bersifat kualitatif (pemahaman, naluri, perspektif,
wawasan, dan estetis) Ciri
yang
dimiliki
personal
(pribadi)
dan
personalitas
(kepribadian) memungkinkan alam semesta dan segala isinya dapat dipahami, merupakan tingkat-tingkat tertinggi yang dapat dicapai dalam alam semesta.
5. Kritikal Upaya untuk melebihan suatu image atau visualisasi yang biasa atau umum, mendefinisikan kembali perspektif personal dalam hubungan universal tentang alam manusia. Sebuah sikap terhadap komunikasi visual yang berdasarkan teori dan pembuatannya. Aspek penting dari praktek reflektif (penilaian efek-efek dan akibat dari aktifitas desain, mencakup tentang arti, fungsi dan nilai hasil, hubungan dengan maksud desainer beserta khalayaknya. Sikap kritis identik dengan keingintahuan untuk mencari suatu yang bernilai lain dari nilai yang sudah umum, mempertanyakan ini dan itu, lalu melakukan terobosan untuk menciptakan standar-standar terbaru.
6. Estetis Intuitif; sensibilitas; penuh citarasa. Belajar dari alam, seni budaya dan karya-karya pendahulu. Apabila intelegensi spiritual bergabung dengan intelegensi ragawi, maka keindahan / estetis dapat dilahirkan. Estetis bukan hanya dicapai oleh konsep, tetapi juga melalui keterampilan ragawi desainer, suatu intelek spiritual dapat dibawa serta "bermain" untuk mengasilkan bentuk yang mengkristal sebagai estetis sekaligus berguna. Sikap estetis dapat dibedakan menjadi : - Sikap praktis (suka bertanya).
29
- Sikap ingin tahu (apresiasi karya seni lukis atau arsitektur atau karya seni lain). - Usaha untuk memakai demi suatu tujuan lanjut. - Penerapan untuk kepentingan pribadi. Karena
titik
pangkal pengamalan
estetis terletak
pada
pengamatan inderawi, maka usaha untuk menggolongkan pengalaman-pengalaman itu terjadi berdasarkan perbedaan yangterdapat dalam panca indera manusia. Sebagai perbedaan sering digunakan istilah : - Higher Senses, berkaitan dengan penglihatan dan pendengaran. - Lower Senses, indera lain. Berdasarkan perbedaan tadi, dalam bidang kesenian ada sensory arts (dibedakan menjadi visual arts dan auditory arts), sedangkan disamping smell, taste, dan touch biasanya tidak dianggap menimbulkan pengalaman estetis,
harum bunga,
rasamasakan atau minuman mirip dengan pengalaman estetis berdasarkan seni rupa. Disamping visual arts dan auditory arts, masih ada bidang kesenian dan pengalaman estetis, yakni sastra, dapat disebut ideo-sensory arts; tari, teater, pantomim dan sebagainya yang dimanifestasikan dengan gerak disebut performing arts. Estetik meliputi semua penelaahan mengenai seni dan macammacam pengalaman yang berkenaan dengan itu dari suatu pandangan filsafat, sains, dan teori lainnya, termasuk dari psikologi, sosiologi, sejarh kebudayaan, antropologi, dan pendidikan. Estetik juga mencakup gestalt, persepsi, eidetic, dan biososial.
7. Pragmatis Dari bahasa Yunani pragma ( fakta, benda, materi, sesuatu yang dibuat, kegiatan, menyangkut akibat). Berkenaan dengan teknis dan praktis : bagaimana di produksinya, teknik yang dipilih, kemudahan, kejelasan, materi yang dipilih. Pragmatis erat kaitannya dengan manual desain.
30
8. Nilai Tambah Pendekatan desain yang ada muatan tambahan diluar fungsi praktis atau fungsi estetis, direpresentasikan melalui : pesanpesan yang mengajak khalayak sasaran atau pelihat tumbuh kepedulian (seperti masalah sosial / kemanusian, budaya, lingkungan, konservasi alam, hemat energi, efisien); informasi ekstra; desain sustainable. Upaya nilai tambah dapat menghasilkan nilai beda dan nilai baru dalam desain komunikasi visual : - Lintas budaya (cross cultural), citra lokal dikombinasikan dengan citra internasional atau penekanannya pada lokal konten yang visusalisasinya diselaraskan denngan pendekatan kekinian atau baru. - Selain pertimbangan fungsi praktis, juga fungsi lain seperti fungsi estetis atau fungsi simbolik. - Tidak hanya statis, tetapi juga dinamis dengan gerak seperti motion graphic. - Tidak hanya 2 dimensi , tetapi terwujud dalam 3 dimensi seperti pop-up. - Tidak melulu sebagai karya desain grafis / desain komunikasi visual, tetapi juga melalui pendekatan disiplin desain lainnya. - Multi disiplin dan mengkaitkan berbagai aspek rupa karya seni dan kebudayaan. - Melibatkan lebih dari satu indera, tidak hanya visual, tetapi juga raba atau cium atau dengar, seperti karya audio visual, studi interaktif dengan alam. - Melibatkan pertimbangan dan aspek lain, selain memenuhi fungsi sosial dna humanis, juga kepedulian ekologis atau environmentalis. - Berani melakukan eksperimen melalui pendekatan terobosan (yang tidak umum) secara kreatif. - Mencoba pendekatan-pendekatan spiritualitas : secara fisik, biologis, psikologis, sosiologis, sosiologis, ekologis, kosmologis dan teologis.
31
Berdasarkan teori-teori diatas penulis menganalisa citra visual dari animasi edukasi ini,dari 8 teori tersebut penulis hanya memakai 4 yaitu etis, kultural, pragmatis, dan nilai tambah. Dalam analis pertama yaitu secara etis, animasi edukasi ini masuk kedalam
Metaetika dan Golden Rule. Dimana animasi ini akan
menyampaikan tentang cara merawat buku yang baik dan benar, dan juga mengajarkan target untuk menyayangi dan menghargai barang. Secara kultural, manusia sebenarnya pernah ada dalam masa dimana buku mempunyai suatu kedudukan dalam budaya yang kemudian tergeser oleh media elektronik. Walaupun demikian buku lantas tidak langsung menghilang, masih ada orang-orang yang setia dengan buku. Keadaan budaya seperti ini malah membuat sebagian kecil dari orang-orang tersebut menghargai buku, sayangnya tidak semua mempunyai pikiran yang sama. Dengan alasan ini secara kultural, buku pernah masuk kedalam arus budaya yang terus berkembang. Pragmatis berkenaan dengan teknis dan praktis, dalam merawat buku ada step by step yang harus dilakukan dan dijabarkan dalam animasi ini agar target dapat mengerti dan mengikutinya dengan mudah. Nilai tambah dari animasi edukasi ini adalah mengajak
menumbuhkan atau
target untuk peduli dan mulai merawat buku. Dan dalam
presentasinya walaupun tidak dibuat dalam bahasa yang universal, target masih dapat melihat dari visualnya.
32