BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan umum 2.1.1
Sumber Data Sumber data diperoleh dan dikumpulkan dari berbagai media untuk dapat memenuhi materi yang digunakan untuk pengerjaan Tugas Akhir ini.
2.1.1.1 Literatur • Referensi Buku “The Naked Traveler” karya Trinity • Referensi Buku “Backpacking 101” karya Harajeng Gustiayu • Referensi Buku “15 Destinasi Wisata terbaik Indonesia” karya Berry Kusuma • Referensi Buku “Living Treasures of Indonesia” karya Riza Marlon • Referensi Buku “The Green Travelers” karya Wiwik Mahyadani • Referensi Buku “Wisata Pesisir Ciamis Selatan” karya Edi Dimyati
2.1.1.2 Observasi •
Mengunjungi tempat-tempat wisata yang di maksud
•
Mendokumentasikan
lokasi
wisata
2.1.1.3 Website •
http://www.indonesia.travel
•
http://www.wanderingearl.com
•
http://www.backpackerindonesia.com
•
http://www.ciamiskab.go.id
•
http://www.disparbud.jabarprov.go.id
•
http://www.mypangandaran.com
4
yang
dikunjungi
5 2.1.1.4 Wawancara •
Bapak Aditiya Yuswan, S.Kom., selaku pengisi konten wisata di Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
2.1.2
•
Bapak Toto Sumarwoto., pimpinan My Pangandaran
•
Pemandu Wisata Setempat
Pengertian Pariwisata Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : 1. Kegiatan perjalanan; 2. Dilakukan secara sukarela; 3. Bersifat sementara; 4. Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti (1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.
Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
6 Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh H.Kodhyat (1983:4) adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut pendapat dari James J.Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
2.1.3
Pengertian Objek Wisata Sedangkan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undangundang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi : a. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatangbinatang langka. b. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan. c. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Kemudian pada angka 4 di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa Pariwisata adalah
segala sesuatu
yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi : a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata);
7 b. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya; c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.
Menurut Chafid Fandeli (2000: 58), obyek wisata adalah perwujudan daripada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan. Sedangkan obyek wisata alam adalah obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya.
2.1.4
Jenis Objek Wisata Penggolongan jenis obyek wisata akan terlihat dari ciri-ciri khas yang ditonjolkan oleh tiap-tiap obyek wisata. Dalam UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa obyek dan daya tarik wisata terdiri dari : a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, serta flora dan fauna. b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan sejarah, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, obyek wisata dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu wisata buatan manusia dan wisata alam. Pada dasarnya obyek wisata pantai Pangandaran ini mempunyai dua bagian tersebut karena selain memiliki laut dengan daya tariknya dan keindahan alam, juga didukung oleh berbagai hasil karya manusia yang dapat menarik wisatawan. Selain itu juga didukung oleh kondisi masyarakat setempat yang masih kental dengan upacara adat seperti hajat laut yakni, upacara yang dilakukan nelayan di Pangandaran sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan YME dengan cara melarung sesajen kelaut lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada tiaptiap bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur
8 Pangandaran. Event pariwisata bertaraf internasional yang selalu dilaksanakan di sini adalah Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran International Kite festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya yang bisa kita saksikan pada tiap bulan Juni atau Juli yang ternyata cukup menarik minat wisatawan.
Basis pengembangan pariwisata adalah potensi sumber daya keragaman budaya, seni, dan alam (pesona alam). Pengembangan sumber daya tersebut dikelola melalui pendekatan peningkatan nilai tambah sumber daya secara terpadu antara pengembangan produk pariwisata dan pengembangan pemasaran pariwisata melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat lokal dalam rangka pengembangan pariwisata. Tujuan program ini adalah mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk
dan
kualitas
pariwisata
nasional
yang
berbasis
pada
pemberdayaan masyarakat, kesenian, dan kebudayaan, dan sumber daya alam (pesona alam) local dengan tetap memperhatikan kelestarian seni dan budaya tradisional serta kelestarian lingkungan hidup setempat, mengembangkan dan memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negeri. Berdasarkan hal diatas maka pembangunan kepariwisataan memiliki 3 fungsi atau tri-fungsi, yaitu : a. Menggalakkan kegiatan ekonomi b. Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan c. Memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa, serta menanamkan jiwa semangat, dan nilai-nilai luhur bangsa dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional.
Di samping itu untuk tercapainya tri-fungsi tersebut diatas maka harus ditempuh 3 macam upaya atau tri-fungsinya, yaitu : a. Pengembangan obyek dan daya tarik wisata b. Meningkatkan dan mengembangkan promosi dan pemasaran, dan c. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan kepariwisataan.(Sunardi, 2001 : 46)
9
Indonesia memiliki peluang yang besar dalam pengembangan pariwisata. Hal ini dapat dirinci sebagai berikut : a. Meskipun pernah terjadi krisis minyak dan resesi ekonomi yang berkepanjangan ternyata wisatawan terus meningkat jumlahnya tidak banyak berpengaruh, b. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, anggaran untuk berlibur cenderung meningkat, c. Tersedianya waktu berlibur yang cukup panjang di negara-negara sumber wisatawan, d. Kemajuan
teknologi
dibidang transportasi
dan
komunikasi
mendorong orang untuk bepergian jauh, e. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Asia Pasifik memberikan peluang bagi Indonesia untuk dikunjungi, f. Diversifikasi produk wisata akan memperluas lingkup pilihan untuk berlibur ke Indonesia, g. Tingkat sadar wisata masyarakat semakin meningkat. Hal ini akan dapat memberikan dukungan yang lebih nyata bagi pengembangan pariwisata, h. Aksesibilitas
ke
Indonesia
semakin
bertambah
luas
akan
mendorong arus kunjungan wisatawan mancanegara, i. Semakin mantapnya pengaturan dan kelembagaan di bidang pariwisata akan mendukung pelaksanaan hal-hal yang berkaitan kerjasama lintas sektoral baik disektor pemerintah maupun swasta. (Wagito,2001 :8)
Menurut Salah Wahab (2003 : 110) ada dua hal yang dapat ditawarkan kepada wisatawan sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, dimana kedua hal tersebut dapat berupa alamiah atau buatan manusia, yaitu : i.
Sumber-sumber alam • Iklim: udara lembut, bersinar matahari, kering dan bersih. • Tata letak tanah dan pemandangan alam: dataran, pegunungan yang berpanorama indah, danau, sungai, pantai, bentuk-bentuk
10 yang unik, pemandangan yang indah, air terjun, daerah gunung berapi, gua dan lain-lain. • Unsur rimba: hutan-hutan lebat, pohon-pohon langka, dan sebagainya. • Flora dan fauna: tumbuhan aneh, barang-barang beragam jenis dan warna, kemungkinan memancing, berburu dan bersafari foto binatang buas, taman nasional dan taman suaka binatang buas dan sebagainya. • Pusat-pusat kesehatan: sumber air mineral alam, kolam lumpur berkhasiat untuk mandi, sumber air panas alam untuk penyembuhan penyakit dan sebagainya. ii.
Hasil
karya
buatan
manusia
yang
ditawarkan
Ada 5 (lima) kategori utama yang ditawarkan, yaitu : 1. Yang berciri sejarah, budaya dan agama : •
Monumen-monumen
dan
peninggalan-peninggalan
bersejarah dari peradaban masa lalu •
Tempat-tempat budaya seperti museum, gedung kesenian, tugu peringatan, perpustakaan, pentas-pentas budaya rakyat, industri seni kerajinan tangan dan lain-lain.
•
Perayaan-perayaan tradisional, pameran-pameran, eksibisi, karnaval,
upacaraupacara
adat,
ziarah-ziarah
dan
sebagainya. •
Bangunan-bangunan raksasa dan biara-biara keagamaan.
2. Prasarana-prasarana Prasarana umum yang meliputi : a) Sistem penyediaan air bersih, kelistrikan, jalur-jalur lalu lintas,
system
pembangunan
limbah,
sistem
telekomunikasi dan lain-lain. b) Kebutuhan pokok pola hidup modern misalnya Rumah sakit, apotik, bank, pusat-pusat pembelanjaan, rumahrumah piñata rambut, toko-toko bahan makanan, kantorkantor
pemerintahan
(polisi,
penguasa
setempat,
pengadilan dan sebagainya), toko-toko rokok, kedai-kedai
11 obat, toko-toko kacamata, warung-warung surat kabar, toko-toko buku, bengkel-bengkel kendaraan bermotor, pompa-pompa bensin dan lain-lain. c) Prasarana wisata yang meliputi : i. Tempat-tempat penginapan wisatawan : hotel, motel, pension,
rumah
susun,
kamar
keluarga
yang
disewakan, bangunan-bangunan wisata sosial (desa wisata, tempat-tempat kemah, tempat-tempat karavan, pondok remaja dan sebagainya), rumah-rumah katering (restoran, kedai-kedai minuman, rumahrumah makan sederhana, warung-warung sate dan sebagainya) ii. Tempat- tempat menemui wisatawan •
Untuk
pengurusan
perjalanan
Agen-agen
perjalanan, badan usaha perjalanan, usaha sewamenyewa
kendaraan
serta
agen-agen
yang
mengatur ekskursi dan jalan-jalan keliling kota •
Untuk menyampaikan informasi dan propaganda Kantor-kantor penerangan wisata di pintu-pintu masuk suatu negara, kota atau daerah tertentu
•
Organisasi- organisasi lokal atau sekitarnya yang mengurus pariwisata
•
Komite-komite upacara perayaan-perayaan khusus
iii. Tempat-tempat rekreasi dan sport : fasilitas sport untuk musim dingin dan panas, fasilitas perlengkapan sport darat dan air dan lain-lain d) Sarana pencapaian dan alat transportasi penunjang meliputi : pelabuhan udara, laut bagi negara-negara yang berbatasan dengan laut, sungai,atau danau multinasional, kereta api dan alat transportasi darat lainnya, kapal-kapal, system angkutan udara, angkutan di pegunungan dan lainlain. e) Sarana pelengkap : seperti halnya prasarana, ,maka sarana pelengkap ini berbeda menurut keadaan perkembangan
12 suatu negara. Pada umumnya sarana ini meliputi gedunggedung yang menjadi sumber produksi jasa-jasa yang cukup penting tetapi tidak mutlak diperlukan oleh wisatawan. Umumnya sarana pelengkap ini bersifat rekreasi dan hiburan seperti misalnya : gedung-gedung sandiwara, bioskop, kasino, nightclub, kedai-kedai minum, warung-warung kopi, klub-klub dan lain-lain f) Pola hidup masyarakat yang sudah menjadi salah satu khasanah wisata yang sangat penting. Cara hidup bangsa, sikap, makanan dan sikap pandangan hidup, kebiasaannya, tradisinya, adat istiadatnya, semua itu menjadi kekayaan budaya yang menarik wisatawan ke negara mereka. Hal ini berlaku khususnya bagi negara-negara sedang berkembang yang masyarakat tradisionalnya berbeda dari masyarakat tempat wisatawan itu berasal. Modal dasar yang penting lainnya yakni sikap bangsa dari negara tersebut terhadap wisatawan; keramah tamahan, keakraban, rasa suka menolong dan tidak bertindak mengeksploitasi dan lainlain.
2.1.5
Tentang Kabupaten Pangandaran
Gambar 1 : Logo Kabupaten Pangandaran
13 Kabupaten Pangandaran, adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Parigi. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar di utara, Kabupaten Cilacap di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Tasikmalaya di barat.
2.1.5.1 Sejarah Pada awalnya desa Pananjung Pangandaran ini dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Penyebab pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil yang membuat mudah untuk mencari ikan. Karena di Pantai Pangandaran inilah terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai. Di sinilah para nelayan menjadikan tempat tersebut untuk menyimpan perahu yang dalam Bahasa Sunda nya disebut andar setelah beberapa lama banyak berdatangan ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata “Pangan” dan “Daran” yang artinya pangan adalah “Makanan” dan daran adalah “Pendatang”. Jadi Pangandaran artinya “Sumber Makanan Para Pendatang”. Lalu para sesepuh terdahulu memberi nama desa Pananjung, karena menurut para sesepuh terdahulu di samping daerah itu terdapat tanjung di daerah ini pun banyak sekali terdapat keramat-keramat di beberapa tempat. Pananjung artinya dalam bahasa sunda pangnanjung-nanjungna (paling subur atau paling makmur).
Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad XIV M. setelah munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan, Bogor. Nama rajanya adalah Prabu Anggalarang yang salah satu versi mengatakan bahwa beliau
14 masih keturunan Prabu Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pagauban, namun sayangnya kerajaan Pananjung ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil bumi kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang dalam keadaan paceklik (gagal panen).
Pada tahun 1922, penjajahan Belanda oleh Y. Everen (Presiden Priangan)
Pananjung
dijadikan
taman
baru,
pada
saat
melepaskan seekor banteng jantan, tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis – jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha. Pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga Raflesia padma status berubah menjadi
cagar
alam.
Dengan
meningkatnya
hubungan
masyarakat akan tempat rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai cagar alam laut (470,0 Ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha. Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/KPTS-II/1993 pengusahaan wisata Taman Wisata Akam Pananjung, Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian Kemangkuan Hutan Pangandaran.
2.1.5.2 Geografi dan Iklim Berdasarkan letak geogerafisnya Kabupaten Pangandaran berada pada posisi strategis yang dilalui jalan Nasional lintas Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah dan jalan Provinsi
15 lintas Ciamis – Cirebon – Jawa Tengah. Letak astronomisnya berada pada koordinat -7.710439,108.48346.
Suhu udara rata-rata di Pangandaran tahun 2009 berkisar antara 20,0°C sampai dengan 30,0°C Tempat–tempat yang letaknya berdekatan dengan pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi. Kabupaten Pangandaran terletak pada lahan dengan
keadaan
morfologi
datar-bergelombang
sampai
pegunungan, dengan kemiringan lereng berkisar antara 0 – 40 % dengan sebaran 0 – 2 % terdapat di bagian tengah - timur laut ke selatan dan 2-40 % tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Jenis tanah didominasi oleh Latosol, podsolik, alluvial dan grumusol.
Rata-rata curah hujan di Kabupaten Pangandaran selama tahun 2009 adalah sebesar 3 606,50 mm sedangkan curah hujan 177.40 hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 10 991 (mm) dan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 67 (mm) dan Hari hujan tertinggi terjadi pada bulan April sebesar 214 dan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 16. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut SchmidtFerguson, Kabupaten Pamgandaran pada umumnya mempunyai tipe iklim C. Kabupaten Pangandaran dialiri oleh sungai utama yaitu sungai Citanduy yang mengalir mulai dari Gunung Cakrabuana (hulu) di Kabupaten Tasikmalaya dan bermuara di Sagara Anakan Provinsi Jawa Tengah dengan anak-anak sungainya terdiri dari sungai Cimuntur, sungai Cijolang dan sungai Ciseel. Dibagian selatan mengalir sungai Cimedang dengan anak sungainya terdiri dari sungai Cikondang, sungai Cibegal, sungai Cipaledang, sungai Cibungur, sungai Citatah I, sungai Citatah II, sungai Cigugur, sungai Ciharuman, sungai Cigembor, sungai Cikuya, sungai Cijengkol, sungai Cimagung dan sungai Cicondong. Sebagian besar wilayah Kabupaten Ciamis termasuk ke dalam Daerah Aliran Sungai (DAS)
16 Citanduy, sedangkan sisanya termasuk ke dalam DAS Cimedang.
Sebagian besar desa di Pangandaran merupakan desa bukan pesisir yang jumlahnya mencapai 328 desa dengan topografi wilayah sebagian besar berada di dataran yaitu sebanyak 153 desa dan yang berada di lereng sebanyak 162 desa, sedangkan desa yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) sebanyak 13 desa.
2.1.5.3 Pariwisata Objek wisata yang ditawarkan di Kabupaten Pangandaran adalah : • Ngarai Hijau / Green Canyon / Cukang Taneuh
Gambar 2 : Foto Green Canyon
Lokasi
: Desa Karang Paci, Kecamatan . Cijulang
Kabupaten Pangandaran Koordinat
: 7 43' 47.96" S, 108 26 53.12 E
Arah
: dari ibu kota Kab. Ciamis menempuh jarak
sekitar 90 km menuju arah Barat melewati Pangandaran, Parigi dan Cijulang. Kemudian perjalanan dapat dilanjutkan menggunakan perahu bermesin menuju Palatar.
17 Sebuah tempat wisata yang terbentuk dari alam yang unik, fitur utamanya adalah sungai Cijulang dengan ngarai yang terbentuk dari tanah pada kedua sisinya. Untuk pengunjung yang
gemar
trekking,
camping,
canoing,
dan
lain
sebagainya, objek wisata yang satu ini dapat dijadikan pilihan utama. Kebersihan sungai yang terjaga dengan pemandangan yang indah dan memukau pada kedua sisinya membuat kawasan ekowisata ini menjadi salah satu tempat favorit dari wisatawan yang datang berkunjung ke Kabupaten Pangandaran. • Pantai Pangandaran
Gambar 3 : Foto Pantai Pangandaran Lokasi
: Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran
Koordinat
: 7°42,047'S 108°39,511'E
Arah
: 5 km dari Kota Pangandaran
Pantai Pangandaran terletak disebelah selatan pulau Jawa Barat Kabupaten Pangandaran, Objek wisata ini terletak di Desa Pananjung. Kata pananjung diambil dari istilah bentuk pantai pangandaran yang merupakan semenanjung atau lebih sederhananya sebuah daratan yang menjorok ke lautan. Dengan bentuk daratan yang menjorok ke lautan ini, maka di pantai pangandaran ini wisatawan bisa menikmati dua
18 pemandangan yang menjadi primadona sebuah keindahan pantai yaitu sunrise dan sunset, karena mempunyai dua sisi pantai yaitu pantai sebelah barat dan pantai sebelah timur dengan jarak tempuh yang begitu dekat.
Pantai Pangandaran landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut yang lama, sehingga memungkinkan kita untuk bisa berenang dengan aman. Pasir pantai yang terdapat di pangandaran berwarna hitam, akan tetapi beberapa bagian pantainya terdapat pasir putih, sehingga memungkinkan kita untuk bermain pasir lebih asik disana. Terdapat Taman Wisata Alam dengan beragam satwa yang menjadi penghuni didalamnya akan menambah pengalaman menarik selama mengunjungi pantai pangandaran. • Pantai Pananjung
Gambar 4 : Foto Pantai Pananjung Lokasi
: Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran
Koordinat
: 7°42,43'S 108°39,112'E
Pantai Pananjung mempunyai area yang cukup luas dengan kondisi pantai yang landai, berpasir putih dan halus, serta gelombang ombak yang ramah tidak membahayakan. karena itu kawasan ini menjanjikan memberikan rekreasi air yang menyenangkan, seperti : Snorkling, Surving, Penyewaan
19 Perahu, Berenang, Menikmati Keindahan Taman Laut , Hiasan Karang di Pasir Putih, Berjemur, Berkemah dan bagi pengunjung
yang
suka
tatto
maka
bisa
menikmati
pemandangan sambil di tatto temporary. Pantai Pananjung masuk dari Cagar Alam dan Taman Margasatwa Pananjung Pangandaran. Di Cagar Alam dan Taman Margasatwa Pananjung, pengunjung dapat melihat berbagai jenis tumbuhan/flora dan satwa lindung; Banteng, Rusa dan Kera. • Pantai Batu Hiu
Gambar 5 : Foto Pantai Batu Hiu Lokasi
: Desa Ciliang, Kecamatan Parigi
Koordinat
: 7° 41' 32" S, 108° 32' 9" E
Arah
: 14km dari Kawasan Pangandaran ke arah
selatan Batu Hiu terkenal akan karang besarnya yang menyerupai ikan hiu. Di sini, pengunung dapat menyaksikan panorama Samudera Indonesia yang membentang luas dengan deburan ombaknya yang menggulung putih. Selain itu, nikmati pula panorama pantainya yang sangat indah, berbatasan dengan perbukitan hijau yang banyak pohon pandan wangi. Yang menambah daya tarik Batu Hiu juga adalah tempat penangkaran penyu. Di tempat ini, pengunjung dapat melihat dan mempelajari dari dekat cara pengembangbiakan dan pelestarian penyu di habitat aslinya.
20
• Pantai Karang Nini
Gambar 6 : Foto Pantai Karang Nini
Koordinat
: 7 41' 1" S, 108 44' 11" E
Arah
: 45 Km dari Kota Banjar menuju
Pangandaran, 200 km atau 80 km dari kota Ciamis, 10 km dari Pantai Pangandaran ke arah timur
Wana wisata Karang Nini terletak di areal hutan produksi yang pengelolaanya oleh Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Ciamis tepatnya di desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran dengan luas areal ± 75 Ha dan wana wisata pantai Karang Nini ini diresmikan oleh Direktur Utama Perhutani (Ir. Hartono Widjodarmodjo, MA) pada hari Rabu tanggal 25 September 1985.
Aksesibilitas wana wisata Karang Nini ini terletak dijalur jalan wisata pantai Pangandaran yang mana letaknya kearah jalan desa sejauh ± 2,5 km dimana infrastruktur menuju lokasi kurang baik, arah menuju lokasi dari pantai Pangandaran ± 9 km, alat transportasi menuju lokasi dicapai melalui alat transportasi umum, baik itu bis, mini bis maupun elf dan dapat ditempuh melalui : 1. Garut – Tasikmalaya – Banjar – Ciamis – Kalipucang – lokasi objek sejauh ±170 km
21 2. Bandung – Tasikmalaya – Banjar – Ciamis – Kalipucang – lokasi objek sejauh ± 210 km 3. Cirebon – Kuningan – Ciamis – Banjar – Kalipucang – lokasi objek sejauh ± 170 km Potensi objek wisata ini adalah pantai yang membentang luas dengan batu karang sebagai tempat view ke arah pantai yang mana wana wisata Karang Nini ini merupakan objek wisata
yang
mampu
menarik
wisatawan
sebanyak-
banyaknya. Wana wisata pantai Karang Nini memiliki fasilitas kantor informasi tentang wana wisata pantai Karang Nini, pondok wisata,
mushola,
warung/kedai,
camping
ground,
playground dan areal parkir seluas ± 300 meter, disamping itu pula di kawasan wana wisata pantai Karang Nini terdapat situs tempat ziarah makam Syech Wali Kutub Cikabuyutan dan Anggasinga Wencana Bagaspati serta adanya hutan mangrove dan hutan tanaman jati sehingga wisatawan bisa mengamati atau mengobservasi jenis tumbuhan jati dan mahoni bahkan wisatawan bisa mengamati proses kegiatan pengelolaan hutan tanaman jati atau teak planttation forest management mulai dari kegiatan persemaian, pemeliharaan hutan sampai dengan kegiatan produksi. Disekitar hutan wana wisata pantai Karang Nini juga terdapat juga fauna yang sering dijumpai seperti kera dan lutung sedangkan satwa lain dikawasan wisata Karang Nini terdapat diantaranya landak, trenggiling, kancil dan ayam hutan. Disamping itu pula di kawasan wisata pantai Karang Nini terdapat terowongan kereta api tua yang sudah tidak berfungsi lagi sejak tanggal 3 Pebruari 1981 oleh karena biaya operasionalnya yang tinggi. Terowongan kereta api tua ini bernama terowongan Wilhelmina yang mana terowongan
kereta
api
ini
merupakan
terowongan
terpanjang di Indonesia sejauh 1116 meter yang dibangun
22 dalam rangka mendukung jalur kereta api rute Banjar – Cijulang sejauh ± 82 km, lokasi terowongan tua ini terletak diperbatasan antara desa Bagolo dan desa Emplak, Kabupaten Ciamis. Terowongan kereta api tua ini dibangun pada tahun 1914 oleh perusahaan kereta api Staats Spoorwegen yang digunakan pada tanggal 1 Januari 1921. Legenda dari pantai Karang Nini, yang konon menurut cerita masyarakat bahwa di kampung yang bernama Emplak atau Karang Tanjung tinggallah sepasang aki dan nini yang sakti bernama ambu kolot dan arga plara, kegemaran dari si aki adalah memancing ikan di laut, seperti biasanya pada suatu hari si aki pergi memancing sementara si nini menunggu di rumahnya, hari sudah petang si aki belum pulang pulang juga sehingga hati si nini menjadi gelisah dan dan khawatir terjadi sesuatu terhadap diri si aki, maka si nini menelusurinya sepanjang pantai sambil memanggi si aki diantara deburan ombak pantai namun malang sampai berganti malam si aki tetap tidak ditemukan dan penduduk setempat ikut membantu mencari si aki sampai penduduk sudah putus asa tidak menemukan si aki sehingga ditinggallah si nini di tepi pantai. Dengan kesaktian si nini, maka memohon kepada sang ratu laut
kidul
agar
bisa
dipertemukan
dengan
si
aki
bagaimanapun keadaan si aki,tidak berapa lama kemudian menjelmalah dihadapan si nini sebuah batu karang dalam keadaan mengambang sebagai perwujudan jasad si aki yang saat ini batu karang tersebut bernama “Bale Kambang” yang konon jika berdiri di atas batu karang tersebut akan terasa seolah - olah bergoyang. Didorong oleh keinginan untuk membuktikan rasa cinta si nini kepada si aki sekaligus sebagai bentuk kesetiaannya, maka si nini bersemedi kembali memohon kepada nyi loro kidul agar dirinya selalu dekat dengan si aki, maka menjelmalah batu karang
yang
menghadap
ke
laut
arah
Bale
23 Kambang. Kisah kasih sini dan si aki tersebut sampai saat ini masih kokoh terabadikan melalui 2 (dua) batu karang, yaitu Batu Karang Nini dan Bale Kambang.
Objek Wisata Karang Nini memiliki kendala kurang baiknya infrastruktur menuju lokasi dan belum tertata dengan baik sesuai dengan standar pariwisata sehingga perlu dibenahi dan dikaji serta perlu adanya sinergitas kebijakan yang harmonis dan tersinkronisasi secara konstruktif yang membangun antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam rangka membangun objek wisata Karang Nini sebagai bagian dari kawasan wisata unggulan Pangandaran yang diharapkan akan menjadikan salah satu kawasan wisata berkelas internasional. Salah satu upaya menuju pariwisata berkelas dunia, peranan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata perlu disiapkan selain pembangunan infrastruktur menuju lokasi objek juga pemahaman sadar wisata bagi masyarakat sekitarnya perlu ditingkatkan akan pentingnya keberadaan objek wisata di sekitar kawasan wisata Pangandaran sekaligus pemahaman Sapta Pesona, yaitu aman, nyaman, bersih, sejuk, indah, tertib dan kenangan yang menyenangkan bagi pengunjung atau wisatawan perlu diperhatikan baik itu berupa cinderamata maupun suasana lingkungan disekitar objek wisata, hal tersebut kedepan sekitar kawasan wisata Pangandaran pariwisata
dapat Jawa
dijadikan
Barat
sebagai
primadona bagian
unggulan mendorong
pertumbuhan ekonomi masyarakat disekitar kawasan wisata Pangandaran.
24 • Pantai Madasari
Gambar 7 : Foto Pantai Madasari Lokasi
: Desa Masawah, Kecamatan Cimerak
Koordinat
: 7 46' 35" S, 108 30' 2" E
Arah
: 39 km dari Pangandaran kearah barat
Pantai Madasari menyajikan panorama alam yang sangat indah dengan dihiasi pulau-pulau kecil berpadu dengan hijaunya dataran Desa Masawah. Selain itu, pengunjung juga akan terpukau oleh keindahan antara perpaduan laut dan bukit karang dengan deburan ombak yang besar seakanakan mengajak pengunjung untuk melepas lelah dan melupakan segala rutinitas yang biasa dilakukan sehari-hari. Di sini juga dapat berjalan–jalan menjelajahi kawasan yang banyak ditumbuhi pepohonan dengan jalan setapak yang menghubungkan antara pantai ini dengan objek wisata Batu Karas.
25 • Pantai Lembah Putri
Gambar 8 : Foto Pantai Lembah Putri Lokasi
: Desa Ciputrapinggan, Kecamatan Kalipucang
Koordinat
: 7 40' 36" S, 108 41' 22" E
Arah
: 85km dari kota Ciamis ke arah selatan
Pantai Lembah Putri menawarkan untuk pengunjung panorama alam yang sangat indah. Dari ketinggian bukit yang ada, pengunjung dapat melihat pesona hamparan lautan yang sangat luas dengan gelora ombak Samudra Indonesia yang datang tanpa henti.
Hal menarik lainnya mencakup tembok mirip miniatur tembok cina yang dibangun di atas perbukitan Lembah Putri, beberapa goa alam yang menarik, panorama perbukitan yang hijau, dan patahan batu-batuan dari bukit sekitar pantai yang semakin menambah keindahan pemandangan alam di daerah pantai ini secara keseluruhan. Di sini pengunjung dapat melakukan berbagai kegiatan olah raga seperti gantole, memancing, dan berkemah.
26 • Pantai Karapyak
Gambar 9 : Foto Pantai Karapyak Lokasi
: Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang
Koordinat
: 07°41′31.6″S 108°45′11.9″E
Arah
: 87 km dari Kota Ciamis ke arah selatan
Salah satu objek wisata di kawasan wisata Pangandaran adalah objek wisata pantai Karapyak terletak di desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran. Objek wisata ini, memiliki panorama pantai yang indah yang apabila dikembangkan akan menjadi objek wisata potensial.
Fasilitas objek wisata pantai Karapyak untuk sementara ini memiliki areal parkir, warung/kedai, pondok wisata yang dikelola penduduk setempat, tempat pelelangan ikan, mushola, toilet, dan sebagian garis pantai dipergunakan masyarakat setempat untuk pemberdayaan rumput laut. Jarak dari objek wisata pantai Pangandaran ke jalan raya menuju lokasi ± 10 km sedangkan arah menuju ke lokasi objek wisata melalui jalan desa ± 3 km dengan infrastruktur jalan yang kurang baik.
Objek wisata ini dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran
melalui
Dinas
Pariwisata
Kabupaten
27 Pangandaran, harga tiket masuk dihitung per kendaraan untuk roda 4 (empat) sebesar Rp. 27.500,- dan roda 2 (dua) sebesar Rp. 10.000,- sudah termasuk iuran kebersihan dan keamanan. Lokasi objek wisata ini, cukup jauh dari jalan raya Pangandaran – Banjar dan jalan menuju objek wisata cukup parah
sehingga
membuat
wisatawan
enggan
untuk
mengunjunginya padahal objek wisata ini sangat bagus untuk dikunjunginya.
Keunggulan objek wisata ini adalah panorama pantai yang indah dengan ombak yang tidak terlalu besar dengan hembusan angin yang segar sehingga memberikan udara sekitar pantai yang tidak terlalu panas. • Pantai Batu Karas
Gambar 10 : Foto Pantai Batu Karas Lokasi
: Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang
Koordinat
: 7 45' 0.23" S, 108 30' 8.29" E
Arah
: ± 34 km dari Pangandaran
Objek wisata ini merupakan perpaduan antara objek wisata Pangandaran dan Batu Hiu, menawarkan suasana alam yang tenang serta gelombang laut yang bersahabat dengan pantainya yang landai membuat pengunjung kerasan tinggal
28 di kawasan ini. Pengunjung juga bisa menikmati suasana tenang dengan semilir angin sambil menikmat hidangan di rumah makan sekitar. Pandangan lepas ke ujung cakrawala memberi ketenangan dan kenangan berlibur yang menyenangkan. Berperahulah, berkemah, atau berselancar di sini.
Fasilitas lainnya yang tersedia antara lain: hotel, camping ground, kios cinderamata, sewaan papan selancar dan ban renang. • Citumang
Gambar 11 : Foto Citumang Lokasi
: RPH Cisaladah, BKPH Pangandaran, KPH
Ciamis (Desa Bojong Kecamatan Parigi) Koordinat
: 7°38,933'S 108°32,279'E
Bagi penggemar petualangan seru dan penuh tantangan, objek wisata Citumang mungkin bisa menjadi pilihan. Keunikan dari Citumang adalah adanya aliran hulu sungai yang keluar dari sebuah goa yang jatuh membentuk curug (air terjun). Namun di balik curug tersebut terdapat sebuah goa lain yang cukup panjang dan berada persis di bawah permukaan sungai yang berada di atasnya. Sedangkan
29 sumber airnya sama, yaitu berasal dari goa yang berada di hulu. Sehingga numpang (berada di atasnya), yang berasal dari kata cai (air) dan tumpang (di atasnya). Akan tetapi masyarakat lebih suka menggunakan kata Citumang daripada Citumpang.
Rute perjalanan menyusuri aliran Air Citumang akan mengawali petualangan dengan kondisi alam yang masih alami
dengan
airnya
yang
sangat
jernih,
membuat
petualangan di sini berbeda dengan objek wisata yang lainnya. Para pengunjung juga akan diajak untuk menerobos goa-goa karang dan akar pohon besar serta bebatuan yang unik sampai ke air terjun yang di dalamnya terdapat goa. Aktifitas yang dapat dilakukan antara lain berenang dan panjat tebing. • Cagar Alam Pananjung
Gambar 12 : Foto Cagar Alam Pananjung
Keadaan Fisik Luas dan Letak Sebelum di tetapkan sebagai Cagar Alam (CA) kawasan hutan pangandaran terlebih dahulu ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa, hal ini berdasarkan Gb Tanggal 7-12-1934 Nomor 19 Stbl. 669, dengan luas 497 Ha, (luas yang sebenarnya 530 Ha) dan taman laut luasnya
30 470 Ha. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya setelah diketemukan
bunga
Raflesia
Padma,
status
Suaka
Margasatwa dirubah menjadi Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 34/KMP/1961. Seiring dengan kebutuhan masyarakat akan rekreasi, maka sebagian kawasan seluas 37,70 Ha dijadikan Hutan Wisata dalam bentuk Taman Wisata Alam (TWA) berdasarkan Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
:
170/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10-3-1978. TWA dan CA Pangandaran terletak di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis. Secara astronomis kawasan ini terletak antara 108,400 BT dan 7,430 LS.
Topografi Topografi kawasan ini mulai dari landai sampai berbukit kecil dengan ketinggian tempat rata-rata 100 meter di atas permukaan laut.
Iklim Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, CA dan TWA Pangandaran termasuk tipe iklim B dengan curah hujan ratarata per tahun 3.196 mm, suhu udara antara 80-90%.
Potensi Biotik Kawasan Flora Flora yang terdapat sekitar 80% merupakan vegetasi hutan sekunder tua dan sisanya adalah hutan primer. Pohon-pohon yang dominant antara lain Laban (Vitex pubescens), Kisegel (Dilenia excelsea), dan Marong (Cratoxylon formosum). Selain itu banyak juga terdapat jenis-jenis pohon seperti : Reungas
(Buchanania
arborencens),
Kondang
(Ficus
variegata), teureup (Artocarpus elsatica) dan lain-lain. Dari formasi Baringtonia terdiri dari Nyamplung (Callophylum inophylum), Waru laut (Hibiscus tiliaceus), Ketapang
31 (Terminalia cattapa), dan Butun (Baringtonia aistica). Di dataran rendahnya terdapat hutan tanaman yang merupakan tanaman exotica, yaitu yang terdiri dari tanaman jati (Tectona grandis), Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Komis (Acacia auriculirformis).
Fauna Satwa liar yang terdapat diantaranya adalah : Banteng (Bos sondaicus),
Kijang
(Muntiacus
muntjak),
Tando
(Cynocephalus variegatus), Kalong (Pteroptus vampyrus), Kera abu-abu (Macaca fascicularis), Lutung (Trcyphithecus auratus), Kangkareng (Anthracoceros convexus), Rangkong (Buceros rhinoceros), dan Ayam hutan (Gallus gallus).
Potensi Biotik Wisata Daya tarik wisata CA dan TWA Pananjung Pangandaran mempu memberikan beberapa fungsi kepada masyarakat umum, baik untuk kepentingan umum, ilmu pengetahuan, penelitian
dan
pendidikan.
Kawasan
ini
merupakan
laboratorium alam, dimana proses kehidupan alamnya tidak begitu terganggu. Satwa liar, biota laut dan vegetasinya sangat menarik serta memungkinkan dilakukan aktifitas wisata alam yang menarik. Untuk fungsi rekreasi, para pengunjung akan tersentuk langsung oleh suasana alam di dalam kawasan. Satwa liar, goa-goa alam, pantai pasir putih dan taman laut serta pemandangan yang indah merupakan obyek wisata yang dapat dinikmati dan diresapi sebagai suatu lingkungan alam yang serasi dan sebagai karunia Tuhan kepada manusia yang harus dilestarikan.
Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan
32 Di taman laut kita bisa berenang/snorkeling, disini bisa dinikmati dan mengamati bagaimana kehidupan dalam lingkungan terumbu karang. Selain itu wisatawan juga bisa mengamati kehidupan satwa liar daratnya.
Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang tersedia, antara lain : pintu gerbang, loket karcis, tempat parkir, pesanggarahan, pusat informasi, kantin, mushola, jalan setapak, kopel dan shelter.
Aksesibilitas Untuk mencapai kawasan sangat mudah karena jalur penghubung ke kawasan ini kondisinya cukup baik. Rute perjalanannya adalah : Bandung - Tasikmalaya - Ciamis Banjar - Pangandaran, sejauh 223 Km • Gua Lanang di Pananjung
Gambar 13 : Foto Gua Lanang di Pananjung Gua Lanang terletak pananjung Pangandaran
didalam kawasan cagar alam dengan
koordinat
7°42,442'S
108°39,508'E, dimana menurut legenda dulunya Gua Lanang merupakan keraton Kerajaan Pananjung dengan Rajanya bernama Prabu Anggalarang dan Permaesurinya Dewi Siti Samboja yang dikenal dengan nama Dewi
33 Rengganis dengan dibantu oleh Patih Aria KIdang Pananjung.
Raden Anggalarang adalah putra Prabu Haur Kuning seorang raja kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggang kemudian mendirikan kerajaan Pananjung atas
kemauannya
sendiri,
walaupun
ayahnya
telah
memperingatkan dengan alasan tidak akan berjaya karena rawan gangguan dari para Bajo ( bajak laut ), Raden Anggalarang tetap pada pendiriannya karena daerah Pananjung merupakan tempat yang cocok bagi dirinya untuk mendirikan pusat pemerintahan.
Prabu Anggalarang adalah seorang laki - laki yang gagah dan sakti sehingga dijuluki " Sang Lanang " dan gua ini merupakan tempat tinggalnya maka disebut " Gua Lanang ". • Gua Jepang di Pananjung
Gambar 14 : Foto Gua Jepang di Pananjung Gua Jepang terletak di kawasan cagar alam pananjung Pangandaran dengan koordinat 7°42,336'S 108°39,379'E, Perang Pasifik atau Perang Asia Timur raya terjadi pada tanggal 8 Desember 1941, diawali serangan mendadak Angkatan Udara Dai Nippon ( Jepang ) ke pelabuhan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbour ( Hawai ).
34
Pada tanggal 18 Maret 1941 balatentara Dai Nippon menduduki seluruh pulau Jawa dan Madura dan pemerintah Hindia Belanda ( sekutu ) menyerah tanpa syarat kepada balatentara
Dai
Nippon. Penyerahan
daerah
jajahan
dilakukan di kalijati - Subang oleh Letnan Jenderal H. Ter poorten atas nama seluruh angkatan perang sekutu di Indonesia kepada Letnan Jenderal Imamora Hitoshi atas nama Kemaharajaan Jepang.
Gua Jepang di kawasan ini dibuat selama periode perang Dunia Kedua ( 1941 - 1945 ) dengan menggunakan kerja paksa selama kurang lebih 1 tahun. Gua Jepang ini terbuat dari tembok beton yang tertimbun tanah sebagai benteng pertahanan dengan lubang - lubang pengintai ke arah laut untuk mengawasi pendaratan oleh pihak sekutu. • Museum Nyamuk Museum Nyamuk berada di komplek perkantoran Loka Penelitian
dan
Pengembangan
Pengendalian
Penyakit
Bersumber Binatang (Litbang P2B2)-Ciamis. Museum ini milik Departemen Kesehatan dan merupakan museum nyamuk satu-satunya di Indonesia yang memilliki berbagai fasilitas agar masyarakat waspada akan bahaya nyamuk. Penggagas pertama kali pendirian Museum Nyamuk adalah Sugiono, saat menjabat sebagai Kepala Loka Balitbang P2B2 Ciamis.
Berlatar belakang pemikiran bahwa penyakit menular dengan vektor nyamuk hingga kini masih menjadi beban berat bagi sebagian besar negara tropis termasuk Indonesia. Penyakit-penyakit menular melalui gigitan nyamuk seperti demam berdarah dengue, malaria, filariasis dan chikungunya masih endemis di banyak daerah di Indonesia dan merenggut
35 ribuan jiwa setiap tahun. Karena itu, masyarakat Indonesia harus disadarkan akan keberadaan dan bahaya nyamuk.
Museum Nyamuk dibangun di atas tanah seluas 2.000 m2 dan dilengkapi fasilitas lainnya seperti Gedung Sinema (teater Nyamuk), ruang multimedia, dan ruang Cinderamata, yang pembangunannya selama 3 tahun dari tahun 20062008. Museum ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan
pada tanggal 19 Agustus 2009.
Diresmikannya Museum dan Theater Nyamuk diharapkan dapat menjadi ikon wisata ilmiah Litbangkes dan dapat mempermudah akses hasil Litbangkes agar penelitian yang dilakukan selama ini berhasil dan berdaya guna.
Keberadaan
Museum
Nyamuk
ini
membantu
masyarakat
yang
ingin
mempelajari
tentang
nyamuk
setidaknya mengetahui
secara
dapat dan
menyeluruh.
Pengunjung dapat mengenal berbagai fase perkembangan nyamuk. Juga contoh-contoh specimen genus mulai dari Aedes aegepty, nyamuk penyebar demam berdarah, hingga nyamuk Culex quin-ques-fast-ciatus, penyebar penyakit kaki gajah. Museum Nyamuk juga menyediakan film dokumenter tentang siklus kehidupan nyamuk.
Museum dan teater nyamuk ini selain sebagai wisata pendidikan untuk anak-anak juga bersifat promotif untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Museum wisata ilmiah ini juga dilengkapi dengan sarana penunjang insektarium, laboratorium entomologi, parasitologi, farmakologi dan virology, laboratorium uji Insektisida, perpustakaan dan tanaman obat anti malaria dan pengusir nyamuk (Tompen). Mosquito Theatre atau Teater Nyamuk merupakan ikon Wisata Ilmiah Litbangkes yang keberadaannya tidak lepas dari kegiatan workshop yang diselenggarakan atas kerjasama
36 Badan Litbangkes dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis.
Museum ini memiliki sekitar 80 koleksi nyamuk vector penyebar penyakit asal dari Indonesia. Koleksi museum dibagi dalam 6 genera, yaitu: Aedes, Culex, Anopheles, Mansonia, Armigeres dan Toxor. Masing-masing genus terdiri dari spesimen, stadium telur, larva, pupa dan nyamuk selain itu juga dilengkapi koleksi tanaman pengusir nyamuk dan tanaman obat untuk gejala penyakit yang dibawa nyamuk
2.1.6
Produk Buku panduan wisata (travel guide) Kabupaten Pangandaran berjudul Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ini merupakan jenis buku panduan wisata (travel guide) yang pantas untuk dikoleksi. Buku ini memuat tentang tempat-tempat wisata terbaik di Pangandaran yang dapat dikunjungi selama perjalanan. Selain bertujuan mempopulerkan wisata Pangandaran di masyarakat, buku ini juga merupakan media agar khalayak umum sadar dan ingat bahwa pariwisata Indonesia itu luas adanya, dan tidak hanya sekedar beberapa tempat seperti Jogjakarta, Bali, dan Bandung saja.
Buku panduan ini juga memuat segala detail keterangan / info yang bersangkutan dengan tempat-tempat tersebut. Isi buku ini selain tentang tempat-tempat wisata yang umum maupun yang unik (tidak diketahui banyak orang), juga menjelaskan tentang Ciamis secara singkat, menginformasikan tempat-tempat untuk mendapatkan oleh-oleh / cinderamata, hotel, rumah makan, rumah sakit, dan tempat- tempat lain yang penting diketahui selama perjalanan.
2.1.7
Target Audience Pangandaran •
Demografi
37 Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Usia Khalayak : 5 - 60 Tahun SES •
:B–C
Psikografi Aktif, Penuh keingin tahuan, senang mencari alternatif hiburan selain mall, hobi travelling, keluarga yang senang atau ingin liburan, backpacker, dan anak muda yang ingin mencari kegiatan baru ataupun yang baru mencoba liburan hemat dan tanpa mengikuti jasa tour. Menyukai wisata alam dan wisata budaya.
•
Target Geografi Masyarakat urban, turis lokal yang berasal dari kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta dan sekitarnya seperti Bekasi, Bogor, Tasikmalaya, Garut, dll yang ingin mencari informasi tentang wisata di Ciamis
2.1.8
Buku Pembanding
Gambar 15 : Cover Buku Journey Deep into Kapuas Hulu, One of the World’s Last Frontier “Heart Of Borneo” The Authentic Experience
Judul
: Journey Deep into Kapuas Hulu, One of the World’s Last Frontier “Heart Of Borneo” The Authentic Experience
Penerbit
: Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kapuas Hulu
38 Jumlah Halaman : 80 Halaman Jilid
: Hard Cover
Bahan
: Art Paper
Buku ini mengupas tentang pedalaman Kalimantan, dalam hal ini adalah Sungai Kapuas hulu. Sungai yang terbentang luas di Kalimantan ini mempunyai banyak cerita dan lokasi wisata yang dapat dijelajahi. Buku ini menceritakan Kapuas Hulu secara fotografi juga. Cerita tentang penduduk di Kapuas Hulu, Flora, Fauna, serta lokasi – lokasi menarik di sepanjang Kapuas Hulu digambarkan dan didekripsikan secara singkat dan jelas untuk memandu para wisatawan untuk menjelajahi Kapuas Hulu.
2.1.9
Data Penerbit Penerbit dari buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ini adalah Kompas Gramedia. Kompas Gramedia adalah salah satu penerbit di Indonesia yang cukup terkenal untuk mengupas tentang buku – buku yang berisi tentang perjalanan wisata namun dikemas dengan tampilan yang tidak biasa. Karena buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” tidak hanya mengupas tentang wisata, namun juga dari sisi fotografi yang dapat mengungkap gambaran jelas tentang wisata di Pangandaran itu sendiri.
2.1.10 Analisa SWOT Strength 1. Terdapat wisata Alam, Budaya, kuliner dalam satu tempat 2. Pantai Pangandaran dan Green Canyon yang sudah dikenal oleh masyarakat lokal maupun luar 3. Salah satu objek wisata menarik di daerah Jawa Barat 4. Pilihan lokasi wisata yang banyak.
Weakness 1. Perjalanan ke Pangandaran yang jauh 2. Infrastuktur Wisata yang sederhana dan kurang baik
39 3. Potensi alam yang belum digarap secara maksimal 4. Infomasi mengenai visual lokasi wisata di Pangandaran yang kurang meluas
Opportunity 1. Dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap kemajuan pariwisata 2. Meningkatnya salah satu wisata di Pangandaran seperti Pangandaran dan Green Canyon sebagai gerbang media informasi wisata lain 3. Pangandaran sebagai Balinese of Java.
Treat 1. Kekuatan informasi melalui website yang cepat dan aktual 2. Wisatawan yang lebih menyukai berwisata di daerah atau tempat terkenal seperti Jogjakarta, Bali, Lombok bahkan hingga ke luar negeri.
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1
Landasan Teori 2.2.1.1 Teori Desain Buku Dalam buku New Book Design yang ditulis oleh Roger Fawcett Tang, faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah buku adalah : 1. Packaging Tampilan luar suatu buku merupakan salah satu faktor yang penting. Suatu kemasan buku yang baik mampu menarik rasa keingintahuan orang untuk melihat buku tersebut diantara buku-buku yang lain. Berikut hal-hal yang dapat dipertimbangkan dalam membuat kemasan buku , yaitu : a. Fungsi utama kemasan buku sebagai pelindung yang bisa diolah menjadi sangat menarik. b. Menggunakan perhatian.
image
yang
mampu
menarik
40 c. Struktur bentuk sampul buku yang berbeda ukuran dan material.
2. Navigation Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang baik sehingga tidak membingungkan dan menyesatkan pembaca.
3. Structure Isi suatu buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu tipografi, grid, dan image. Struktur dalam buku Eksotisme Indonesia ”Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ini akan dibentuk oleh tipografi yang jelas, grid dan image yang baik serta elemen pendukungnya.
2.2.1.2 Teori Publikasi Dalam buku Page Layout, Roger Walton selaku general editor mengatakan bahwa yang menentukan keberhasilan sebuah desain bukan banyaknya materi yang dikeluarkan atau bagaimana proses produksinya, melainkan bagaimana desainer memberikan sebuah imajinasi kepada pembacanya dengan sesuai yang digambarkan oleh bahasa verbal.
2.2.1.3 Teori Promosi dan Komunikasi Desain komunikasi visual dalam terapannya sebagai ilmu komunikasi yang memiliki fungsi dalam sebuah publikasi untuk : 1. To identify 2. To inform 3. To persuade
Sebuah karya desain komunikasi visual memiliki struktur yang sama dengan karya seni murni. Satu hal yang menjadi perbedaan mendasar adalah karena desain komunikasi visual memiliki
41 tujuan dan fungsi yaitu komunikasi, maka nilai yang juga penting adalah komunikatif.
Suatu desain yang memiliki struktur dan kualitas estetika yang baik namun tidak terlihat komunikatif, maka disebut gagal. Dalam buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran””, akan menggunakan bahasa yang bersifat deskriptif, dan persuasif agar pembaca mampu mengenal dengan jelas tempat-tempat wisata Pangandaran yang ada di dalamnya, dan
mampu
menggugah
keinginan
pembaca
untuk
mengunjunginya. Begitu pula dengan image yang digunakan turut mampu menggambarkan keindahan suasana tempat wisata.
2.2.1.4 Teori Tipografi Rudy Vanderlaans dan Suzanne Licko Émigré mengatakan bahwa, “Pencarian tipografi bukan hanya untuk mudah dibaca karena pencarian bentuk dan visual akan terhenti sampai font yang sudah ada di komputer anda. Namun karakter akan lebih berarti
dalam
pencaharian
bentuk
dan
visual
dalam
mengkomunikasikan suatu informasi. Pertanyaannya bukan hanya mengapa namun bagaimana menarik audience agar mau membaca dan mendapatkan suatu informasi.”
Dalam penggunaan tipografi ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan, yaitu: 1.
Readibility (keterbatasan) Merupakan tingkat atau level dimana sebuah tulisan dipahami
atau
dibaca
dengan
mudah
berdasarkan
kompleksitas penggunaan kata dan kalimat.
2.
Clearity (kejelasan) Clearity adalah hal yang paling penting dalam memilih suatu jenis huruf. Menurut David Ogilvy, tipografi
42 ‘menolong’ orang untuk membaca, sedangkan tipografi yang buruk ‘mencegah’ orang untuk membaca. 3.
Visiblity (dapat terlihat) Pemakaian tipe huruf disesuaikan dengan komposisi yang baik. Peletakan huruf yang terhalang oleh gambar atau warna yang hampir sama dengan latar belakang akan mempersulit pembaca.
4.
Legibilty Merupakan kejelasan visual dari penulisan teks, biasanya berdasarkan ukuran jenis huruf, kontras, text block, dan spasi antar huruf yang digunakan.
Dalam buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ini akan digunakan kombinasi tulisan sans serif dan serif. Jenis tulisan Proxima Nova akan digunakan dalam pengunaan di headline dan jenis tulisan Robble digunakan dalam bodytext karena merupakan font yang mudah dibaca dan menarik untuk dikombinasikan. Penggunaan font ini merupakan jenis kombinasi sans serif dan serif agar bersifat bebas dan tidak kaku, sesuai dengan perjalanan yang penuh dengan petualangan dan spontanitas, tetapi tidak melupakan perencanaan yang matang.
2.2.1.5 Teori Layout Dalam buku layout yang ditulis oleh Surianto Rustan, S.Sn, layout dapat dijabarkan sebagai tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep / pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses / tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain
merupakan
arsiteknya,
sedangkan
layout
adalah
pekerjanya
Dan dalam buku layout yang ditulis oleh Gavin Ambrose dan Paul Harris (2005, p11), layout adalah pengaturan elemen-
43 elemen desain dalam kaitannya dengan ruang atau bidang dimana elemen-elemen tersebut berada, dan dalam keserasian dengan tampilan secara keseluruhan dari segi estetis. Sasaran utama dari layout adalah untuk menampilkan elemen-elemen visual maupun tekstual tersebut yang dikomunikasikan dalam cara yang teratur sehingga memungkinkan pembaca untuk menangkapnya dengan mudah. Tidak ada aturan “emas” dalam mengatur layout, karena ada berbagai penanganan yang berbeda bagi tiap media yang berbeda.
Dalam buku Eksotisme Indonesia “Pesisir Pantai Selatan Pangandaran” ini ditampilkan layout yang minimalis namun informatif dan menarik dalam tata letak elemen-elemen desainnya dibandingkan dengan buku-buku wisata lainnya. Dan dalam buku ini pula, penulis akan mengaplikasikan Grid System dalam aplikasi layoutnya.
2.2.1.6 Teori Grid Hans Neuberg berpendapat bahwa, ”Grid system tercipta karena adanya pembagian-pembagian di mata kita, sehingga akan menciptakan sistem, hal ini juga membuat akan terciptanya sistem di dalam sistem. Grid adalah aturan main para desainer yang digunakan
untuk
mempermudah
desainer
untuk
menaruh
penempatan tipografi, komposisi, dan layout, namun yang lebih penting adalah bagaimana kita membuat aturannya.”
Andre Jute dalam bukunya GRIDS : ‘The Structure of Graphic Design’ menyebutkan bahwa tujuan utama penggunaan grid adalah untuk menciptakan keteraturan dan menghindari adanya kekacauan. Grid membantu pembaca menemukan materi di tempat yang diharapkan setiap saat, baik ketika sedang santai membuka halaman demi halaman pada majalah, ataupun ketika secara cepat membaca jurnal profesional untuk mendapatkan informasi yang relevan. Tujuan utama dari grid ini telah
44 mendorong desainer untuk berpikir secara konstruktif dan dengan cara yang terstrukturisasi.
2.2.1.7 Teori Warna Menurut Johann Wolfgang Van Gothe, warna berkaitan dengan perasaan dan emosi. Warna berkaitan langsung dengan mata dalam keadaan wajar, karena itu warna dapat dipandang dari segi visual dan kejiwaan.
Menurut buku Color Harmony 2, warna adalah gabungan dari kedua unsur yang sederhana dan kompleks. Warna adalah mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia.
Dengan kaitannya dalam pencitraan buku Eksotisme Indonesia “Pesisir
Pantai
Selatan
Pangandaran”,
warna
dapat
merefleksikan karakter identitas yang ingin disampaikan melalui elemen grafis di dalam buku. Dalam pemanfatan warna sebagai penggugah emosi, warna akan diimplementasikan sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu. Dan akan menggunakan warna yang bersifat alam bebas, seperti hijaunya rerumputan, birunya langit, birunya laut, putihnya pantai, dan cokelatnya daratan
2.2.1.8 Teori Fotografi Menurut Raymond Gehman dalam buku The Ultimate Field Guide to Landscape Photography, hal-hal yang penting dalam mengambil foto landscape adalah : •
Mengenal rasa dari sebuah tempat Kita harus tahu apa yang ingin kita foto. Kita harus memperhatikan cahaya di sekitar, dan jam berapakah yang paling baik untuk mengambil foto tersebut karena cahaya sangat penting dalam menghasilkan foto yang penuh detail.
•
Pikirkan sifat yang ingin dihasilkan.
45 Cahaya sangat penting dalam menghasilkan nuansa dari sebuah foto sehingga sesuai dengan suasana yang ingin kita dapatkan, entah itu hangat, romantis, dingin, dan lain lain. •
Mengambil foto di tempat baru. Selidikilah dulu jika ingin memfoto di tempat yang belum dikenal. Cari tahu apa yang istimewa dari tempat itu dan kapankah itu. Lalu putuskan akan mengambil foto itu kapan, dengan cara bagaimana, dan menggunakan lensa jenis apa.
•
Lihat dan pikirkan. Saat sampai di tempat, lihatlah ke sekitar, dan pikirkanlah foto yang bagaimanakah dan angle seperti apakah yang ingin dihasilkan.
•
Membangun kemampuan dan melatih mata. Berlatih terus menerus membuat kita jadi fotografer yang lebih baik.
•
Objek pemandangan. Pikirkan teknik yang terbaik dalam mengambil foto dengan objek yang berbeda, seperti aliran air, hutan, gurun, laut, petir, dll.
Teori fotografi landscape penting untuk buku Eksotisme Indonesia
“Pesisir
Pantai
Selatan
Pangandaran”,karena
sebagian besar tempat wisata Pangandaran adalah wisata alam terbuka. Menggambarkan keindahan suasana pemandangan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembuatan buku
Eksotisme
Pangandaran”.
2.2.2
Analisa SWOT Perancangan Strength
Indonesia
“Pesisir
Pantai
Selatan
46 1. Keberhasilan buku ini mampu menaikkan pamor Indonesia sebagai salah satu negara wisata alam 2. Penduduk Indonesia menjadi tahu betapa indah dan kaya nya Indonesia yang tidak kalah dengan luar negeri 3. Alam, Budaya, kuliner, dan tempat wisata menjadi salah satu kekuatan Indonesia 4. Buku foto wisata tentang Pangandaran pertama di Indonesia 5. Daerah wisata di Pangandaran yang sangat potensial untuk ditelusuri
Weakness 1. Daerah wisata di Pangandaran selain Green Canyon yang kurang populer di kalangan masyarakat 2. Perjalanan ke Pangandaran yang jauh 3. Infrastuktur Wisata yang sederhana dan kurang baik 4. Potensi alam yang belum digarap secara maksimal 5. Infomasi mengenai visual lokasi wisata di Pangandaran yang kurang meluas
Opportunity 1. Dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap kemajuan pariwisata 2. Informasi berasal dari banyak sumber 3. Banyak orang yang memanfaatkan liburan untuk berjalan – jalan 4. Meningkatnya salah satu wisata di Pangandaran seperti Pangandaran dan Green Canyon sebagai gerbang media informasi wisata lain
Treat 1. Kekuatan informasi melalui website yang cepat dan aktual 2. Wisatawan yang lebih menyukai berwisata di daerah atau tempat terkenal seperti Jogjakarta, Bali, Lombok bahkan hingga ke luar negeri.