VI. HASlL DAN PEMBAHASAN
6.1.
Letak Dusun Masyarakat Komunal/Lokal Tongo-Sejorong Terperangkap Dalam Wilayah Kontrak Karya Proyek Batu Hijau PT. NNT Setelah Proyek Beroperasi
Wilayah kontrak karya proyek batu hijau PT.NNT yang terletak di daerah Sumbawa baratdaya mencakup areal seluas 5 4 0 km2 meliputi wilayah darat dan laut. Wilayah kontrak karya yang begitu luas itu, didalamnya termasuk daerah kecamatan, desa dan dusun yang dihuni oleh masyarakat komunalllokal, juga beberapa fasilitas proyek merupakan tempat tinggal masyarakat misalnya daerah pelabuhan, tempat pembuangan tailing dsbnya. Wilayah kontrak karya juga mencakup areal persawahan dan perladangan produktif bagi masyarakat. Dusun yang terjebak di dalam wilayah kontrak karya yang keadaannya sangat menghawatirkan bagi kehidupan dan masa depan masyarakat adalah desa Tongo-Sejorong, yang pada tahun 2000 berpenduduk sebanyak 1275 jiwa. Disebelah utara yang merupakan hutan adat tertutup bagi masyarakat, disebelah selatan adalah teluk Senunu merupakan tempat pembuangan limbah tailing proyek batu hijau, sebelah barat merupakan jalur pipa tailing dan jalan raya
(acses road) bagi perusahaan serta sungai yang terletak di tepi barat dusun tidak bisa digunakan. 6.2.
Dampak Pembukaan Wilayah Kontrak Karya Proyek Batu Hijau Terhadap Hilangnya Aksesibilitas Masyarakat Komunal/lokal Dusun Tongo-Sejorong Terhadap Sumberdaya
Posisi dusun Tongo-Sejorong terjebak akibat pembukaan wilayah kontrak karya proyek batu hijau yang seperti telah diuraikan diatas menimbulkan persoalan yang sangat serius bagi kehidupan dan masa depan masyarakat komunalllokal diantaranya
6.2.1.
Hilangnya Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Sumberdaya Hutan Adat.
Aksesibilitas masyarakat ke hutan adat yang terletak disebelah ctara dusun tertutup bagi aktifitas
apapun,
bahkan perusahaan memberikan
penjagaan khusus pada pintu masuk acses road dan daerah hutan sekitanya oleh satpam-satpam perusahaan. Sebagai akibat dari situasi ini masyarakat komunalladat tidak bisa lagi mengambil hasil-hasil hutan yang biasa mereka peroleh. Kompensasi atas tanah adat itupun tidak mereka dapatkan sepeserpun padahal dalam kontrak karya pasal 18 ayat 3 antara lain berbunyi
...
"perusahaan akan membayar ganti rugi yang wajar untuk setiap rumah tinggal, tanah-tanah hak milik (termasuk tanah-tanah hak milik berdasarkan adat atau hukum adat Indonesia, yang berlaku umum atau setempat) dan perbaikanperbaikan permanen lainnya yang ada pada tiap bagian tersebut yang diambil atau dirusak oleh perusahaan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatankegiatannya
berdasarkan
persetujuan
ini.
kesembronoan dan kekurang hati-hatian
Kasus
ini
memperlihatkan
managemen PT. NNT dalam
menyelesiakan konflik tanah adat di wilayah kontrak karya. Padahal sebelum dimulainya proyek hasil hutan adat yang bisa dinikmati oleh masyarakat sangat melimpah dari hasil gula aren, madu, sagu, kemiri, rotan, kayu bangunan, kayu bakar, pandan bahan tikar, bambu, obatobatan dan berbagai jenis hasil hutan lainnya. Data tahun 1996 total pendapatan yang diperoleh masyarakat dari hasil hutan adat sebesar Rp. 209.830.000 (dua ratus sembilan juta delapan ratus tiga puluh ribu rupiah), atau rata
- rata total
seluruh komoditi sebesar Rp. 8.393.200 (delapan juta tiga ratus setnbilan puluh tiga ribu duaratus rupiah). Sedangkan sejak tahun 1998 hingga usia kontrak
karya 2 14 tahun yang akan datang masyarakat tidak lagi dapat mengambil hasil dari hutan tersebut. 6.2.2.
Hilangnya Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Sumberdaya Laut.
Aksesibilitas masyarakat ke laut yang terletak disebelah selatan dusun menjadi terganggu karena laut (teluk Senunu), mencari hasil laut
-
-
tempat masyarakat biasa
saat ini merupakan tempat pembuangan limbah tailing
proyek batu hijau PT.NNT. Aktifitas pembuangan limbah tailing ke teluk Senunu sudah dimulai sejak beroperasinya proyek akhir tahun 1999 yang mengakibatkan ikan dan hasil laut lainnya yang berada di teluk tersebut bermigrasi ke tempat lain, bahkan biota laut, terumbu karang mengalami mati massal akibat tertimbun tailing. Konsekuensi dari keadaan ini, masyarakat tidak dapat lagi mengambil hasil-hasil laut. Berdasarkan data tahun 1996, total pendapatan masyarakat dari hasil taut diantaranya ; lobster, tuna (tongkol), kakap, mengali, udang, nener (anak bandeng), benaro (mata tujuh), tripang, telur penyu, kepiting laut, bob0 (kerang) sebesar Rp. 247.340.000 (dua ratus empat puluh tujuh juta tiga ratus empat puluh ribu rupiah), atau rata-rata total seluruh komoditi sebesar Rp. 5.047.755 (lima juta empat puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh lima rupiah). Sedangkan sejak tailing dibuang ke taut akhir tahun 1999, seluruh hasil laut tersebut tidak bisa lagi dinikmati oleh masyarakat. 6.2.3.
Hilangnya Lahan Produktif dan Penggembalaan Ternak Masyarakat
Menyempitnya
Areal
Hilangnya lahan produktif masyarakat karena areal persawahan dan perladangan mereka yang berada ditepi barat dan utara desa merupakan jalur pipa tailing dan fasilitas jalan bagi perusahaan. Halmana proses ganti rugi oleh perusahaan atas sawah dan ladang masyarakat
sangat tidak memuaskan
bahkan perusahaan terkesan kurang berhati-hati. Pemilik lahan ada yang mendapat ganti rugi dan ada yang tidak mendapat ganti rugi, bahkan ada masyarakat yang tidak memiliki lahan jtietru mendapat ganti rugi. Wilayah kontrak karya juga mempersempit areal penggembalaan ternak bagi masyarakat, areal yang biasa digunakan untuk penggembalaan ternak terhalang oleh pipa tailing disebelah barat, utara dan timur desa. Tempat yang biasa dipergunakan untuk penggembalan ternak terdapat banyak perangkap berupa lubang-lubang yang ditutup dengan dedaunan sehingga banyak hewan yang mati terperangkap dikawasan tersebut. 6.2.4.
Hilangnya Fungsi Sungai Bagi Masyarakat Hilangnya aksesibilitas masyarakat terhadap air sungai Tongo-Sejorong
yang terletak disebelah barat yang biasa mereka gunakan untuk minum, masak, mandi, cuci, minum ternak. Menurut keterangan masyarakat sungai tersebut tidak pernah kering meskipun pada musim kemarau dan airnya selalu jernih. Tetapi saat ini keadaannya telah berubah, air sungai telah tercemar dengan limbah yang berasal dari aktifitas konsentrator, aktifitas limbah rumah tangga dan pembukaan hutan didaerah hulu sungai. Kebutuhan air perusahan juga dilakukan dengan membuat sumur-sumur bor sehingga ikut mengurangi persediaan air tanah. 6.3.
Dampak Beroperasinya Proyek Batu Hijau PT.NNT Terhadap Perubahan Tatanan Sosial Budaya Masyarakat KomunalILokal Dusun Tongo-Sejorong dan Masyarakat Lingkar Tambang Keputusan melakukan investasi bidang pertambangan di kabupaten
Sumbawa, Management puncak Newmont Gold Company tentu telah melalui perhitungan yang cermat dan matang. Karena proyek batu hijau adalah salah satu tarnbang mineral (emas dan tembaga) terbesar di dunia, memerlukan
modal besar, teknologi canggih, organisasi modern serta beresiko tinggi. Sehingga proyek dapat dikatakan layak secara finansial bag; investor. Aspek yang nampaknya kurang mendapatkan perhatian serius adalah implikasi sosial budaya bagi masyarakat karena terjadinya "benturan budaya" antara budaya asing dengan masyarakat komunal/setempat. Pembahasan pada bagian ini akan dianalisis akar budaya asing yang melahirkan kapitalisme modern dan kandungan budaya lokal yang terdapat dalam masyarakat komunal/lokal. Dalam pandangan Weber, dunia bisnis (kapitalis borjuis) yang melahirkan semangat rasionalisasi perilaku dan organisasi ekonomi, pada gilirannya berdampak pada pembentukan organisasi bisnis kapitalisme modern, disertai semangat baru untuk secara kontinyu memupuk dan mengembangkan kapital. bersumber atau berakar pada suatu paham yang disebut : etika protestan. Etika protestan inilah yang membangkitkan semangat kapitalisme modern di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Semangat kapitalisme tersebut kata Weber . . , ,
"
it was ini the ethic of ascetic protestanism that it first found the
development of capitalism is obsious" (1 958:1 70). Semangat kapitalisme modern yang dimaksud dalam tesis Weber dan itu bersumber dari pengaruh etika protestan yang mempribadi dikalangan penganutnya, khususnya kaum puritan Calvinist. Karenanya, Weber berkeyakinan bahwa kapitalisme moden itu bermula dari semangat kapitalisme yang disinari oleh etika protestan. Apa itu etika protestan? Etika protestan berangkat dari tesis Weber mempersoalkan masalah manusia yang dibentuk oleh nilai-nilai budaya di sekitarnya, khususnya nilai-nilai agama. Studi Weber ini merupakan salah satu studi pertama yang meneliti hubungan agama dan pertumbuhan ekonomi.
Didalam etika protestan menyatakan bahwa seseorang itu sudah ditakdirkan sebelumnya untuk masuk surga atau neraka. Tetapi, orang yang bersangkutan tentu saja tidak rnengetahuinya. Karena itu, mereka menjadi tidak tenang, menjadi cemas, karena ketidakjelasan nasibnya tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui apakah mereka akan masuk surga atau neraka adalah keberhasilan kerjanya di dunia sekarang ini. Kalau seseorang berhasil dalam kerjanya di dunia, hampir dapat dipastikan bahwa dia ditakdirkan untuk masuk surga setelah mati nanti. Kalau kerjanya selau gaga1 di dunia ini, hampir dapat dipastikan bahwa dia akan masuk neraka (Arief Budiman, 2000:21). Dalam kasus kaum kapitalis borjuis modern, sebagai akibat dari etika protestan yang melahirkan semangat kapitalisme -sesuai tesis Weber- membuat mereka beretos kerja tinggi. Meraka tampil sebagai pekerja keras yang bergairah. tekun, berdisiplin tinggi, serta penuh perhitungan, cermat dan hemat. Itu diwarnai oleh etika protestan yang menganggap kerja sebagai suatu panggilan Tuhan, dan memandang asketisme duniawi sebagai suatu kebajikan. Etika protestan merupakan hasil perpaduan dari faham yang memandang kerja sebagai suatu panggilan, dan paham asketik dalam menyikapi kerja beserta hasilnya. Secara konseptual, faham panggilan lebih kental kaitannya dengan perilaku produksi, seperti rajin, cinta kerja, dan tekun. Sedangkan faham asketik, lebih kental kaitannya dengan perilaku konsumsi, seperti hemat, serta penuh perhitungan (rasional) dalam pengeluaran dan mengembangkan usaha. Sebagaimana telah diuraikan pada Bab V Sub Bab 5.3. bahwa didalam masyarakat lokal Sumbawa terdapat Kandungan "mutiara" keagungan (nobility) yang disebut etika Krik Slamat merupakan "hadiah masa lampau" yang secara furun temurun diwariskan di kalangan masyarakat Sumbawa. la terbenam
sebagai teks yang tersembunyi dalam pita kesadaran dan memori kolektif etnis Sumbawa, masyarakat sukubangsa Sumbawa, atau lazim disebut tau samawa (orang Sumbawa). Pzda memori kolektif yang bernama etika Krik Slamat terbenam suatu kesadaran tentang mana yang dianggap benar, mana yang dianggap salah, mana yang dianggap baik, mana yang dianggap buruk, mana yang dianggap lebih berharga, mana yang dianggap kurang berharga, mana yang dianggap terpuji dan mana yang dianggap tercela. Itu bersangkutpaut dengan dunia makna, dunia ideasional, atau dunia simboiik. Karenanya, budaya pada dasarnya merupakan sistem atau organisasi makna yang berakar dan terbenarn dalam sanubari kelompok rnasyarakat, yang mengilhami skema penafsiran para pelaku budaya dalam bertindak dan berhubunga sosial seharihari. Dengan demikian, budaya juga menjadi semacam patokan umum (generalizable procedure) yang bekerjanya melintas ruang-waktu bagi suatu kelompok masyarakat. Tanpa menukik hingga ke lapisan inti, tak akan bisa memahami bagaimana sesungguhnya budaya orang Sumbawa. Sebab, di situlah letak etos, jiwa, atau watak khas budaya orang Sumbawa. Pada lapisan inti itulah terbenam kesadaran kolektif paling sentral yang menjelma menjadi pegangan hidup (parenti telas) bagi merka yang mengidentifikasi dirinya sebagai pemilik budaya bersangkutan; ia tersimpan dalam meseum batin dan merupakan kekayaan kolektif bersifat laten bagi suatu kelompok masyarakat; ia memiliki kekuatan gravitasi sehingga terpancar atau terekspresi secara luas dalam berbagai segi kehidupan sehari-hari. Teks yang sesungguhnya tersimpan sebagai pita kesadaran dalam sanubari orang Sumbawa ialah merasa dirinya "besar" dan bermartabat tinggi. Hal tersebut merupakan ekspresi dari pandangan yang sangat optimis dalam memandang "kehebatan" manusia
sebagai puncak kesempurnaan ciptaan Allah SWT, bahwa asal usul kejadian manusia yang dianggap unggul, hebat, bermartabat terhormat dan mulia. Proklamasi diri semac2m itu menjadi akar dari munculnya jiwa egaliter yang sangat kuat pada diri orang Sumbawa. Mereka memandang hakekat manusia itu sederajat, setara, dan tunggal (sama-sama mulia) asal usulnya sehingga tak layak ya rik repa ling tau ("diinjak-injak oleh orang lain"), termasuk oleh raja atau sultan sekalipun apalagi orang luar. Karena sangat kuat orientasi untuk bisa setara dengan arang lain (bau marua dengan) dan bisa berkecimpung bersama orang lain (bau batempu ke dengan). Juga, sangat kuat orientasi untuk bisa setara dengan orang lain (bau marua dengan) dan bisa berkecimpung bersama orang lain (bau batempu ke dengan). Juga, sangat kuet orientasi untuk menjadi orang yang baik dan berguna (balong dan bakalako), baik dalam tindak tanduk, perkataan, maupun hati nurani (boat iivit, boa eta, ate tleko). Selain itu, juga kuat orientasi untuk menjalani hidup bersama orang lain secara suka ria dan saling memberikan kenyamanan hati (kameri kamore & saling sanyaman ate). Etos budaya Sumbawa dinafasi oleh ajaran Islam yang oleh dua antropolog Barat, Hildred Geertz (1984) maupun Peter R. Goethals (1976), mensinyalir bahwa orang Sumbawa berbudaya pesisir, egaliter. berorientasi centivugal, periang, bersahabat dan amat mempedulikan status sosial. Jelaslah bahwa etika protestan dan etika Krik Slamat bersumber pada dua agama besar yang berbeda yakni kristen protestan dan Islam. Keduanya etika itu rnenjadikan agarna sebagai sumber nilai, inspirasi dan motivasi. Karena berasal dari surn6er yang berbeda rnaka ekspresi budaya dari penganutnya terlihat pada prilaku, gaya hidup yang berbeda pula. Merebaknya berbagai '
budaya baru yang dibawa oleh orang asing rnaupun pendatang dari luar daerah
Sumbawa di lokasi proyek batu hijau cukup mengganggu budaya rnasyarakat karnunalAokal. Misalnya, (1) adanya keinginan dari salah satu sub kontraktor PT.NNT untuk rnendirikan bar khusus untuk rninum-minuman keras, rencana
tersebut telah rnenirnbulkan reaksi yang keras dari masyarakat sehingga krhasil digagalkan. (2) budaya gatong royong yang rnelekat pada masyarakai semakin
mernudar semenjak mereka mengenat sistern sewa dan gaji ketika perusahaan rnembufuhkan tenaga kerja yang besar pada tahap konstruksi. Situasi ini mernbenarkan sinyalemen yang mengatakan bahwa bila ekonomi pasar dan cara produksi kapitalistik dibiarkan leluasa masuk desa maka tatanan harmonis daiam masyarakat petani akan rusak, memunculkan brbagai rupa perlawanan
daFi petani miskin yang pada gilirannya akan membuat kaum tani akan semakin sengsara. (3) desa Maiuk dijadikan basis oleh PT. NNT sebagai pusat perkantoran perusahaan, pelabuhan iaut untuk pengapalan konsentrat, PLTD bagi proyek, tempat kansentrasi alat-alat berat perusahaan, ternpat penginapan
bagi karyawan, bahkan desa ini secara afamiah rnenjadi pusat kegiatan ekonomi yang dirnanfaatkan oieh masyarakat penciatang maupun lakal untuk berbisnis.
Sejauh pengarnatan penulis, di desa Maluk terjadi pergeseran narrna dart nilai yang sangat rnencolak dalarn rnasyarakaf, tingginya biaya hidup, selera, gaya
hidup kearah sikap yang hedonistik, rnernentingkan diri sendiri (selfish),
perjudian dan rnerajalelanya praktek asusila (pelacuran dan kumpul kebo). Bahkan desa Matuk rnendapat nama baru oleh masyarakat dengan sebutan
'Texas"
- nya Sumbawa, (4) rnuncuhya ketegangan sosial dalam masyarakat
yang berasal diri dua kubu yang berbeda. Pertama, kubu masyarakat yang
kontra atas kebradaan pruyek batu hijau yang rnerasa kehilangan aksesibilitas atas hutan adat, faut dan lahan produktif mereka yang tidak rnendapat ganti rugi
dari perusaham. Kedua, kubu masyarakat yang pro atas keberadaan proyek yan'g sengaja diciptakan oleh penrsa haan.
Untuk itu, pertimbangan kultur/idwlugi yang cukup kuat dalam rnasyarakat karnunalllokal akan menjadi pegangan bagi mereka dalam merespons berbagai rupa intemensi baik asing maupun pernerinfatr tertradap berbagai program pernbangunan, dan itulah yang rnernbuat rnereka sangat kritis
serta penuh kehati-hatian. Oalam kasus proyek batu hijau PT.MNT masyarakat komunalfiokal tidak pernah merasa diberitahu apalagi diikutsertakan dalam "dialog" baik oleh pernerintah pusat maupun investor asing, akan adanya kegiatan pertambangan didaerah rnereka. Berapa besar cadangan mineral yang ada di daerah rnereka,
maupun jenis kegiatan pertambangan yang akan dilakukan rnasyarakat sama sekali tidak mendapatkan informasi sebeiumnya. Sebagaimana dituturkan oleh
Bapak Hasan, salah searang penduduk Tongo-Sejorong, hliau rnengatakan
..."ketika masyarakat sedang asyik rnembuat gula aren didalam hutan adat, rnengumpulkan ratan dan rnencarai kayu, tiba-tiba disentakkan oleh datangnya
orang-orang asing melakukan pemetaan, pengukuran tanah, penyelidikan gealogi dan berbagai kegiatan lainnya. Sejak itu kami mJai terusik dengan
barbagai kegiatan proyek yang sangat rnenggangu airtifitas yang selama ini kami lakukan, sekarang ini hasil-hasil hutan adatpun tidak bisa kami nikrnati seperti
sediakala. Masyarakat rnengatakan bahwa hidup kita lebih enak ketika M u m ada Newmant, adapufa yang brpandangan apakah bisa hasil tambang itu dibagi
dua yaitu separuh buat hvestor dan separuh buat rnasyarakat. Suata pernikiran yang yang cukup logis dan masuk aka],
6.4.
Dampak Proyek Batu Hijau PT. NNT Terhadap Pernbangunan Wilayah Propinsl NTB
6.4.1.
Kontribusi Proyek Batu-Hijsu Terhadap Pernbentukan Nilai Output Wifayah dan Nilai tarnbah W!ayah Berdasarkan hasil analisis I
- 0,yang
dirnaksud dengan output disini
adalah nilai produksi (baik barang maupun jasa) yang dihasilkan oieh sektorsektor ekonomi di Propinsi NTB. Oleh karena itu, dengan rnenelaah besarnya
output yang dihaslkan masing-masing sektar tersebut, maka akan diketahui pula
sektar-sektor apa saja yang rnarnpu rnemberikan kontribusi terbesar terhadap pernbentukan output secara keseluruhan di daerah tersebut.
Tabei 18
rnenggarnbarkan sektor-sektor ekonomi yang rnempunyai peran cukup signifikan dalam pembentukan nilai output wiiayah MTB tahun 2000.
Tabel 18. Struktur Output dan Nilai f arnbah Sektoral NTB, 2000 Sektor
No t 2
3 4
5
6 7 8 9 tO 11
12 13 14
15 16 77
18 19
20 21 22 23 24
25
Padi Jagung Umbi-Urnbin Bawang Wreh Bawang Putih Cak Sayltran Lainnya Soah-Buahan KaangTanaft Kedelai Tanm Bahan Makan tajnnya
Kelapa iernbakau Jarnbu Mante Tanaman Perkebunan Lainnya Sapi Ternak Lainnya HasilTemakLain Unggas dan hasilnya Kayu Hasil Hutan teinnya Kerang Mutiara Perikanan Laut Perikanon Darat Pertambangan
26 Batu b u n g 27
28
29 30 31
32 33 34 55 36 37 38 39 40 43
42
43 44 45 46 47
48 49 59
51 52 53 54 55
Galian C Lainnya lndustri Pengolahan lndustrj Kopra Industri Minyak bdustri Penggilingran b r a s Industfi Mokanan dan Minurn lndustri Ternbakau 8 Rokok lndustri Tekstil, Pakaian Mdustri Kayu. Bambu dan Rtn tndustri Kerns dan Karton lndusfri Kimia Industri Penggilangan Minyak lnduetri Gerabah lndustri Non Logam lndustri Logam lndustri Alat Angkutan Irtdustri Barang hinnya Lbtrik dan Gas Air Bersih Bangunan Perdagangan Restoran perhotelan Angkutan Darat Angkutzm Laut Angkvtan Penyeberangan Angkutan tldara
Jasa %nunjaw Angkutan Kotnunikasi % f3anlr dan Lembaga Keuangan 57 Llsaha Bangun. Dan Jasa Prs 58 Pemerin. Wars dan Pertah. 58 .taw Swam Stwial& Kemsy.
-
S u m r : T a k l l 0 NTB, didah, 2000
I
Nilai Output
Nilai {Rp) 36,582,g31 38138,190 29,626,743 113,612,382 172,338,835 22,436,571
1 Pesentase I 0,25 0.26 0,20
0,78 1,$8 0,15 O,J4 f ,03
50,324,809 150,851,776 t 25.496.337 146,473,Qf1 79,086,421
0,86 f $0 0,M
34,041,383 35,352,592
0,23 0,24 0,06 0,29
9,203,588 43,?21,746 21 1,776,796 70,685,947
1,44
Q,48 0.25
36,590,282
f,f2
16J3W,382 6,564,688
6,968,802 I6.40f,606 188.384,98f 68,826,770 3,529,131,862 278,471 7,696,454 44#755,663 8S.771 89,337,691 f ,682,862,334 f 73,851,521 264,004,546 17f,lW,417 26,721,592 t7,34i,Q34 t 70,467.28f
75,649,305 f 2,582.33
0,011 0,05 0,11 f ,29 0,47 24,M 0,002
0,05 0,31
0,Ol 0,47 11,48
l.f9
1,m 1,17 0,18 0,12 1,3 6
0,52 (to8
5,245,938
26tP450,Si50 551,221,668 13,OO 1,442 3833 8,939
5.388,67 1,834,305,869
732,892,903 282,456,995 70,4f 7.147 5fiS.226,f 56 7,856,953 43,202,065
,78
3a7= O+Q9
o,x 0,04 l27Sf
5+00 793
Milai Tambah Pementase Nilai (Rp) 9,52 f ,Zf 1,623,584 0.24 35,959,654 0,24 36,403,672 Q,64 95,244,499 0,95 141,463,813 0,14 20,377,551
54,575,299 142,347,0111 t3f,401.f40 174,389,587 77,810,858 65,115,851
163,980,703 24,952,556 .45,§9(33,733
0,88 1,17
0,52
0,44 1,fO
0,17 0,Jl f ,46
215,685,752 70,664,139 39,776,896 150,34?,342 f Of ,649,833 21,155862
0,14
13,464,733
0,m
248,948,645 51,027,141 3,077,329,742 257,530 224,638,342 29,712,085
3,822,369 47,656,968 f f 6,430,089 152,352,217
88,912,839 194,507,460 67,945,573 fM,lt)0,992 404,585.*68
403,881,624 9,176,626 358,539,867 532,533,598 173,262,282 40,399,931 25,095,190 5,315,824 7Sf ,85A,492 1,352,505,565 125,,469,284
87,707,963 171,433,888 25,238,592
3,85 OSQ5
0.37 0,96
64,399,0156 '+I6 74,173.086 0709 21,499,058 03 120,493,006 98,218,193 0*22 69,447,024 5,233,631,996 ," <7?.791,043
0,48
0,27 2 $02 058
4,66
0,34 20,71
0.002 1,58 0,15
0.03 0,JZ
0,78 0.75 O m 1,3t 0'46
0,70 2,72
2,70 O m 2,4t 3,58
3,s 0,27
Q,t7
o,&
5,26 9,50
034 0,59 432 0,17 0,43 0,fiO
0,14 0,81 0,s 0,47
f
I
I
Tabel 19. Sepuluh Sektar Menurut Nilai Output "Trbesar di Propinsi NT8 No
Sekbr
Nihi Output Nilai (8p) I Persentase 3.529.131.862 1 24.08 t .834.31)5.869 12.5t 1.822.742.030 12.43 t ,632.862.334 11.# 732.892.903 5.00 565.226.156 3.85 3.76 551.221.668 1.93 282.226.156 264.0eQ.M 1.80 261.450.950 1.76 4.388.880.000 24.3 2
1 1 25. Pertarnbansan 2 46.Pangunan 3 58.Pemerinbhan dan Pertahanan 4 31. lndustri Penggilingan Beres 5 47. Perdagangan 6 50. Angkutan Oarat 7 42. Indusbi Atat Angkut 8 48. Restoran 9 33. Industri Ternbakau dan Rokwk $0 41. Industri Logam
Lainnya
1
-
;umber : Tabel I 0 NTB, riiolah, 2W3
1
14,657,707,371
1
100.00
Berdasar)
bahwa seputuh sektar yang rnerniliki peringkat terbesar berturut-turut adalah sebagai berikut : (1) pertarnbangan derrgan nilai output terbesar yaitu
3,529,t 31,862 atau memtaeri andil seperlirna dafi seluruh autput yang diciptakn di propinsi NTB, sebesar 24.08 %, selanjutnya (2) bangunan 12,51 %, (3)
pemerintah negara dan pertahanan 12,43 %, (4) industri penggilingan beras 11,48 %, (5) Perdagangan 5,OQ %, (6) angkutan darat 3,38 %, (7) industri aht
angkutan 3,7646, (8) restaran 1.93 % (9) industri tembrpitau dan rokok 1.80 %
(i 0 ) industri logam 1,7636, Dengan dernikian unttan ke
-
sektor pertarnbangan menempati
1 karma telah broperasinya proyek batu hijau PT. NNT di
Kabupaten Surnbawa. Berdasarkan tabel tersebut teriihat bahwa total nilai output dalam prekonomian propinsi NTB tahun 20QO adalah sebsar Rp. 14.657.707.374 ttriliun.
Sedangkan untuk nilai tarnbah bruto adafah mewpakan batas jasa
terhadap fairtor praduksi yang ditercipta karena adanya kegiatan produksi. Di dalam t a k I input-output, nilai tarnbah ini dirinci menurut surplus usaha ( s w a , bunga, dan keuntungan, upah dan gaji, penysutan dan pajak tidak fangsung
brsih. Besamya nilai tambah wtiap ~ M o rditentukan oleh besarnya output yang dihasilkan serta jumlah Waya yang dikeluarkan dafarn proses produksi.
Bngan dernikian, suatu sektor yang rnemiliki output m a r k l u m tentu rnerniliki nifai tarnbah k s a r pula, karena sangat tergantung dari biaya prduksi
yang dikeluarkan. Sektor yang membirikan nilai tarnbah urutan ke-1 adalah sub sektar pertambangan karena telatr kroperasinya proyek batu hijau PT, NNT tambang emas clan tembaga di Kabupaten Sumbawa dengan nifai sebesar Rp 3,077,329,742. Sektor padi meskipun rnerniliki nifai output yang kecil namun
mernberikan nilai tarnbah yang cukug besar dengan niiai sebesar Rp. 1,211,623,584 triliun. Tabel 20 rnemperfihatkan sepuluh sektor menurut nilai
tambah tebesar di Prapinsi NTB. T a b f 20,Sepuluh Sektor Menurut Nitai Tambah "I*rbesar di Propinsi MTB No
t
SeMor
1 1 25. Pertambangan 2 47. ~erdagangsn 3 58. Pemerintahan Negara dan Pertatranan
14.Padi
4
5 46. Bangunan 6 50. Angkubn Damt 7 42. Industri Alat Angkutan 8 43. fndustfiLogam 9 37. lndustri Kimia 30 38. lndustri penglangan Minyak Lainnya
I
;umber : Tahi I - 0 N78. diolah, 2000
1
Nitai Tarnbah Nilai (Rp)
1
Persentase
3.077.329.742 1 1.352.505.565 1.239.831.936 1.211-623.58t 781.854.492 671.433.868 573.262.262 532.533.595 4011.585.168 40t.881.4524
20.71 9.10
2.963.872.000
23.04
14,860,988,510 1
100,OO
8.34 8.15 5.26 4.52 3.86
3.58 2.72 2.70
Menurut tabel 21 terlitrat sepuluh sektar yang rnernberi sumbangan nilai tambah bruto terbesar berturut-turut adalatr sektar (1) Pertarnbangan 20,74 %
(2) perdagangan 9,10 % (3) pemerintahan negara dan pertahanan 8,M % (4) padi 8,15 % (5) bangunan 5,26 % (6) angfiutan darat 4,52 % (7) industri alat
angicutan 3,86 %(8) industri Iogam 3,58 % (9) industri kirnia 2,7294 (10) industri pngiiangan minyak 2,70%, Berdasarkan takf tersebut teriihat bahwa total nilai tambah dalam perekonamian propinsi NTB tahun 2000 adalah sebgsar Rg.
14,860,988,510 rnilyar,
a
6.4.2.
Kantribusi Sektor Pertambangan Proyek Batu Hijau PT, NffT Terhadap Ekspar dan Impart Mlilayah Kegiatan ekspor clan irnpor dari berbagai sektor ekononi di Propinsi
NTB seperti yang ditunjukkan pada tabel 21. Transaksi ekspor dan irnpor adalah
transaksi ekspar impor barang dan jasa antara Propinsi NTB dengan daerah di
tuar witayah Propinsi IVTB. Tabel 21 memperfihatkan kontribusi sektar pertarnbangan terhadap ekspurf dan import wilayah. Tabel 21. Korttribusi Sektor Pertarnbangan Tarhadap Eksport dan import Wilayah Prupinsi NTB, 2000. No 1
2
3 4 5
I
Sektor Nilei (Rp Jutean) padi Jagung tlmbi-Vmbiian t321wang Wrah Bawang Putih
6 7
Cabe
8 9 50
Buah-Buahan Kacang Tenah
ff
32
53 f4 $5 S6 f7
8 49 20 23 22
23 24 25
26 27 28
29
30 31
32 33 34 35 36 37
38 39
40 41 42
43 44 45
SayuranLainnya
Kelai h n r n Bahan Makan Lainnye Kelapa Tembakau Jambu Mente Tanaman Pe&etwnan Lainnya Sapi Temak Lainnya Hasil Temak Lain Vnggas dan hasilnya Kayu Hesil Hutan Lainnya
Kerang Mutiara Perikanan Laut Periltanan Dam1 Pertarnbangan Batu Apung Galin C tainnya lndustri Pengalahan lndustri Kopra
industd Minyak Industri Penggilingan Bems lndustri Maitanan dan Minum lndustri Ternbabu & Rokok Industri Tekstfl, Pakain lndustri Kayu, Bambu Clan Rotan lndustrl Kerbs dan )(arton Indusfn'Kimia IndusM Penggihngan Minyak Industri Gerabah Industti Hon Logm lndustri Logam IrpdusMAtat Aqkutan lndusbi B a r n lainnya ListrikdanOss
AirBersih
I
I
Nilai Ekspart 1 Nilai Import Mi* (Rp Jutaan) I Wsentase j Niitii IRp Jutaan) 1 Pmentase 0,00 0,00000 0,00 0,t 3,308,494 0.00 0 , m &a 0.00 0 , m 0.00000 58,697.411 0,OOQDO O+m 12% 73,996,017 1,59 0,00 O.oWN 758,783 0.03 O,Q6 2,750,965 O,Of O,f9 5,185,368 424,868 O,f 5 Q,03 4,348,000 f ,175,583 122 56,883,306 Q,W 0 , m : 1.28 59,4M,f08 0,Oo O h m 0,2t 9,719,f41 0.M 0,OQQOO 0,003 0,16 7,275,450 #,WO 27,826,555 O m om 0 , m 0,17 7,990,143 0.0 , ~ 2.t 13,264 0,m 0,05 0,00000 0,0[] 12,281,049 0.26 0,oQQOo 0,13 0.m 5,834,754 0 , m 0,70 18,803,494 t ,672,036 om 0,22 0,00000 10,t23,757 0,08) t ,326,308 0,05 0.05 2,238,380 Q,02 858,661 0,m 0,0,31 Q , O W 14,307,236 O,@ 0,26 12,299,865 0.00 0,00fs00 0,00 ~.oo o,aQ(Boo 7594 0,OO 0,J,529,13f,882
'
om
wNm
278,471 0,OOw
0,0000[) 62,600 0,1)0000 397,068,008 f ,293,367 69,634,425
56,366 2,109.910
1),00000 0,DOW)O
0,-
8, f 79,340 %5,49Q 87,098 0 , m 222,439 0 , m
0 , m
Q,01
Ohm o,#
0,Wl 0.00 834 0,03 t.50 0,001 0,a 0,Oo 0,Oo 0,oO
0,ia 0,Dl 0,002
O,0004#r
&Off
39,000
0,001
18,342,418
038 0,OO 1,15 0,19 1,50 0.57 6,Ol
0,00000
30,786.344 5,223,W 40,286,792 3 5,388.3 92 46$,521,486 I t ,042,6=
96,629,868 387,337,074 401,88t,624 O,M#;rS#r
0,Oo 0,005
322,102,7?9 520,llf ,000 2324,813,843 30,404,047
om
0,aoOoQ
fkmfM
-
3.59 14,78
1495 0,OQ
l1,W 1935 19,52 1,13 0,Oo
0,oo
46 47 48 49 50 51 52 53
54 55 56 57 58 59
Bangunan Perdagengan Rwtoran
0
Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Laut ,\ngicutan Penyeberawan
Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Kmunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Usaha Bangun. dan Jase Prs Pemerin. Nagara dan Pertah. Jasa Swasta Sosiat8 ~emsy.
.
~
~ am
f
0,07
0,m 0,32
8,609,244
0,08 O,f 8 0.06
0,74 2,OI
19,927,782 54,067.910 0,467.602 St 1,529 0 . m 0 , m
0,07 0,14
1,889,684 0 , m 0 . m 7,451,518
0.00
1,955,: 15 Z ,f 28,424 0 , m
0,39 0,w
6,333,008
om
0,0,oaOw
2,18
193,267,202 17,979,779 41,869,053 62,44t ,420 3,542,529 8,547,111 $01 6,777 3,4#,34f
0,W 0,Oa 0,Oo
Q,16
0,m 0,02 0,02
0.M)
om
0.000c0
0,061
3
Jumfah Sumbei : tabel l
100
4,647,279,044
- O NTB, diolah, 2000
Menurut t a k i 21 total ekspar Prupinsi
NTB
adaiah 4,647,279,044 dan
total impart 2,688,459,745. Secara sektaral rnemperlihatkan bahwa sektor
pertambangan menempati urutan prtama dad nilai ekspart di Propinsi NTB yaitu seksar Rp. 3,529,131,862 triliun atau 75% 5% dari total nitai ekspur. Hal ini terjadi karma telah brproduksi secafa penuh pruyek tambang emas dan ternbaga
(proyek batu hijau PT. NNT di Kabupaten Sumbawa). Tabel 22
memperlihatkan sepuiuh sektar menurut nilai eksport terbesar. Tabel 22. Sepuluh Sektor Menurut Nilai Eksport Terbsar Propinsi NTB, 2000.
No
Sektar
25. Pertambangan 2 31. lndustri Penggiiingan Bems 3 47. Perdagangan 4 W.Bawang Putih 5 33. lndustri Ternbakau dan Rokok 6 50.Angkutan Darat 7 fO. Keclelai 8 W .B m n g Merah 9 09. Kacang Tanah 1
t
Nilai Ekspart Milai (Rp) Persentase 3.529.431.862 75.94
I
397.088.008 Z 01.257.202 73.396.017 69.534.425 62.441.420 59.454. f 08 58.699.411 56.683.306
'
8.54 2.18 1.59
1 .W f .34 1.28 1.23
1.22
Tabel 23.Seputuh Sektor Menurut Nilai Import Terbesrar Prapinsi NTB,ZUUU. No
I/
Sektor
Nilai Import Nilai (Rp) Pewntase 524.813.843 1 19.52
I
42. lndustri Angkutan Laut 4 1. lndustri Lagam 38. lndustri Pengitangan Minyak
37. lndustri Kirnia 40. lndustri Nan Logam 34. Industfi Tekstil, Pratraian 36. lndustri Kertas dan Karton 53.Angkutan Udara 32.tndustri Mskanan dan Minuman 10 ( 30.Industri Minyak
1
1
Sumkr : Tabat I - Q NTB, didah, 2000
30.786.364 2,688,459,745
1 1
3.15 100.00
Dari sisi import tabel 23 menunjukkan bahwa sektor pengirnport
terbesar adalah industn' alat angkutan dengan nilai sebsar Rp. 524,813,843 atau .19,52 K, selanjutnya urutan ke-2 industri logam dengan nilai sebesar Rp. 520,l t 7,000atau 19,35 %, unrtan )re
- 3 industri pengilangan minyak dengan
nilai sebasar Rp. 403,881,624 atau 14,95 %, urutan ke - 4 sektor industri kirnia
dengan nilai sebesar Rp. 397,337,074atau 14,78 016, unrtan ke -5 sektor industri non logam dengan nilai sebesar Rp. 322,102,779 atau 11,98 %. Seranjutnya
diiukuti oleh sektor-sektar lainnya. 6.4.3.
Kontribusi Sektor Pertambangan Proyek Batu Hijau PT, NNT Terhadap Serapan Tenaga Kerja
Dalarn suatu proses produksi, tenaga kerja msrupakan satah satu faktor
produksi yang memiliki peranan cukup penting. Pengeluaran untuk tenaga kerja oleh produsen menrpakan salah satu input primer, yang antara lain b w p a upah dan gaji, funjangatr clan bonus serta termasuk hasif usaha seperti sewa, bunga,
keuntungan baik k r u p a uang maupun barang. Jumlah tenaga kerja yang diserap suatu sektar ekonorni menunjukkan
kemampuan sektor tersebut daiam menciptakan kesernpatan kerja bagi rnasyarakat di witayah yang bangkutan. Jumlafr tenaga kerja yang ciiserap
deh semua sektar ekonomi di Propinsi NTB adalah sebanyek 1,796,292 orang . Rata-rata setiap sektor menyerap t~nagakerja sebanyak 30,445orang.
Sesuai dengan asumsi dasar modal I
-
0,tenaga kerja rnerniliki
hubungan iinier dengan output. Hal ini krarti bahwa naik turunnya output di suatu sektor akan berpengaruh terhadap naik turunnya jumlah fenaga kerja di
sektor tersebut. Penyebaran tenaga kerja masing-masing sektor dapat dilihat
Tabe124. Kontribusi Sektor Pertarnbangan Terhadap Serapan Tenaga Kerja Propinsi, NTB, 2000 No
2
3 4
5
1 Sektor 1 Jagung Urnbi-Umbian Bawang Merah Bawang Putih
6 Cabe 7
Sayuran Lainnya
Buah-Buahan 9 Kacang Tanah 8
10 11 12
Kdehai Tanm Bahan Maken Lainnya
Kelapa
30
Tembakau Jernbu Mente Tanaman Pekebunan Lainnya Sapi T m a k Lainnya H a i l Temak Lain Unggas $an hasilnya Kayu Hasir Hutan Lainnya Kerang Mutiara Perikanan Laut Perikanan Darat Pertambangan Batu Apung Galisn C Lainnys industri Pengatahan lndustri Kopra Industri Minyak
31
ldustri PenggitinganBeras
32
lndustri Makanan dan Minurn Indudri Tembakeu & Rakok lFBdustri TekstIJ, Pakajan lndustri Kayu, Bambu dan Rtn industri K a s dan Karton
13 14
15 16 f7 18 19
20 21 22 23 24
25 26 27 28 29
33 34
35 36 37
IndusM Kim&
4Q
fndari Pewiiangan Miny& Industn' Gerabsh 40fndulriNon warn
41 42
trrdWd Atat A~gkutan
38 39
Industdtogarn
1 Penyerapan Tenaga Kerja I Jumlah (Orang) 1 % 1
Lndustri Barzrng Lainnys
43 44 45 46 47 48 49 50 5f 52
Air brsh Bangunan
54 55 56 51 58 59
88,089 173,938 52,746
perdagangan Restoran P~h~t%tar~ Angkuten Darat Angkutan b u t Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan
53
0,47 0,W 0,05 4,W
8,390 ,093 984
tistrik dan Gas
4,441 31,615
775 248 272 5,080 1,265
Komunikasi Bank dan Lernbaga Keuangan Usaha Bangun. dan Jam Prs PemEtrin. Negara dart Pertah. Jaw Swasta Sosiai & Kemsy.
0.83
f 4,979 9.121 172,460 65.66t
I
Jurnlah
9,63 0,75 0,25 t ,76 0.04 0,Ol 0,02 Q.28 0,07
-
$umber : Tabel 1 Q MTB diolah, 2000
1796292
0,51
9-64 3,66
]
2013
1
Tabel 25. Sepuluh Sektur Menurut Serapan Tenaga Kerja Terbesar Prupinsi, NTB, 2000. Ranking
Sekfar 47. Perdagangan 58, Pemerintahan Negara dart Pertahanan
1 2
3 O1.Padi 07. Sayuran Lainnya 5 46. Bangunan 6 'I1. Tanaman Balran Makanan tainnya 7 08. Buah-Buahan 8 02.Jagung 9 59. Jasa Swasta Sosial dan Kernasyarakatan 10 04.Bawang Merail 4
Lainnya
f
1
-
Penyerapan Tenaga Kerja Jurnlah {orang) f Persentase 173.039 9.53 172.460 9.80 7.24 t 30.000 5.01 90.050 88.089 4.90 75.600 4.18 75.000 4.13
65.661
3.90 3.66
63.200
3.52
70.000 793.243 1.796.282 1
400.tBO J
Surnhr : Tabsl t 0 NTB, diolah, 2000
Dari tabel 25 terlibat sepufuh sektor yang menyerap tenaga kerja
terbesar di Propinsi NTB adalah (1) sektor perdagangan sebanyak 173,039 orang atau 9,63 %, (2) sektor prnerintah negara dan pertahanan 172,460 orang atau 9,6U %, (3) sektar padi sebanyak #30,000orang atau 7,24 %, (4) sektor
sayuran lainrrya sebanyak 90,000arang atau 5,Of % (5) sektar bangunan 88.089 orang atau 4,90 %, (6) sektar tanaman k h a n makanan lainnya 75,600 arang atau 4,18 %, (7) wktar buah-buahan 75,000 atau 4,f 3 %, (8) ssktor jagung
70,000orang atau 3,90 % (9) sektor jasa swasta dan kemasyarakatan 65,661 orang atau 3,86 % dan (4 0 ) sektar bawang merah 63,200 orang atau 3,52 %.
1
JurnfaR
batu hijau PT.
naga kerja yang diserap aleh sektor pertarnbangan proyek T adalah sebanyak 3,977 orang atau 0,22 %. Penyerapan
tenaga kerja pad proyek batu hijau sangat kecil karena proyeic tersebut brsifat padat modal d m berteknolagi tinggi, rnernerlukan skill yang tinggi untuk
managemen atas dan menengah sehingga banyak dlisi oleh tenaga kerja asing sedangkan tenaga kerja dalam negeri lebih banyak rnenduduki managemen tingkat bawah juga banyak sebagai staff. Kumpasisi tenaga kerja proyek batu
hijau ditunjukkan oleh tabel 26. Tabel 26. Kornposisi Tenaga Kerja Proyek Batu Hijau PT. NNT Asai Tenaga Kerja king Tenaga Kej a Indonesia :
Lwr NTB Swntrawa Lombok Timur Lomtwk Tengah L m b o k Barat Kota mataram Dom~u
6.4.4.
I
Jumleh
i
Per#ntam
131
3,29
1,539 2,515 105 82 148
38,67 38'09 2,H 2,06
328
8.25 0.78
3,72
31
AnaXisis Keterkaitan Antara Srsktor Pertambangan Proyek Batu Hijau PT. NNT Dsngan Sektor Lainnya
Keterkaitan antar sektor rnenunjukkan adanya ketetgantungan antar berbagai sektor ekonorni yang ada, baik itu keterkaitan langsung rnaupun tidak
langsung. Dalarn penelitian ini yang dianalisis adalah keterkaitan sektor
pertarnbangan dengan sektor lainnya di Propinsi NTB. Keterkaitarr tersebut berupa katerkaitan fangsung ka belakang (direct trackward linkage) yaitu antara sektar pertarnbangan dengan sektor-sektor yang menyedialran input untuk kegiatan sektor ini, dan keterkaitan langsung ke depan (direct
toward linkage]
yaitu sektor-sektctor yang mernanfaatkan output dari sektor pertambangan.
tidak langsung kehlakang, keterkaitan langsung ke depan dan keferkaitan tidak langsung ke &pan antar sektor perekonomian propinsi PITB. Tabel 27. KeterkaitanAntar Sektor Perekonomian Propinsi NTB, 2000. Keteriraitan Ke Betakang No 1 KLB 1 KLTB I f
t Padi
2
JWUW
3
Umbi-Umbian
4
Bawang Merah Bawang PlrtiR Cabe Sayuran Laiainnya
5 fr
7 8
Buah-Buahan
9 10
Kamng Tanah Kadefai Tanm Bahan Maitan lainnya
15 12 33 14 f5
I6 17 t8 19
20 21 22
23 24 25
Kelapa iernbakau Jarnbu Mente Tanaman Perkebunan Lainnya
Sapi Ternak tslinnya Hasil Ternak Lain Unggas dan hasikya Kayu Hasl Hutan hinnya Kerang Mutiara
Perikanan Fauf Perikanan Oarat Pertarnbangan
26
Batu Apung
27
Ealian C Lainnya lndustri Pengdahan
28 29
30
fndustri Kopn
Industri Minyak Industti PenggiHngafi bras lrndustri hAakanan dan Minum 33 lnduslri Ternbakau & Rokoic 34 Indmtri Tekstil. Pakaian 35 lndustri Kayu, Bambu dan Rtn 36 lndustri Kertas dan Karton 37 Irrdvstrl Kmia 38 Industri Penggilangan Minyak 39 lndustri Gerabatr 40 Industri Non Logam 41 IndustriL[rgm 42 lndustri Aiat Angkutan 43 lndustri Barang Lainnya 44 ljstrik den Gas 45 Air Bersih 46 Banguntin 47 Perdagaqan Restmn 49 Perhotelan 50 Angkutan Drarat 51 A~kutanLsut 52 . Aqkufan Penyeberangan 53 Angkutan Udara 54 ' I s a Penunjang Angkutan 55 Kamuniltesi 56 ~ a n dan k Lembqa Keuangsln 57 Usaha Bangun. Dan Jaw Prs 58 Pemen'n. m a n dan Pertah. 59 Jaw Swash So*[& Kernsy. 31 32
0.14346
1
t .f 7036
krdasarkan tabel 27 tersebut terlihat bahwa sektor pertambangan rnerniliki koefisien keterkaitan langsung ke blakang sebesetr Q,i2802 artinya bahwa sektor pertarnbangan menggunakan input secara langsung sebesar 0,12802 unit untuk proses produksi, sebagai akibat dari kenaikan prmintaan
akhir sektor yang bersangkutan sebesar satu unit. Taba128. Sepuluh Sektor Yang Merniliki Keterkaitan ke mpan Terbasar Prapinsi NTB, 2000. Ranking
1 1
Sektor
1
Keterkaitan Ktl &pan
KLD
1
47. Perdqangrtn 1,64774 2 38. IndustFi Peqiiangan Mnyak 2,03238 3 50. Angkutan Darat 0,96365 4 37,tndustri Kimia 0,91754 5 8. Padi 0,83389 6 12. Keiapa 0,8202Q 7 23.Perikanan taut 0,7142t 8 13. Tembakau 0,58728 9 32. Industri Aaakanan dan Minurn 0,46785 10 1 41. lndustri Logam 1 0,44585 1 Srrrnkr : I - O NTB,2008, diiah. Keterangan : KLD = Katerkaitan Langsung Ke Depan KLTD = Kewrkaitan Lawsung dan Tidak hngsung ke &pan I
t
KLTI) 3.03598 2,38483
2,23203 2,12692 t ,99193 2,01362 1,77514 1,61t56 t, m 2 4 1,52713 ]
Koefisien keterkaitan langsung kedepan seMor pertambangan adalah
sebesar 0,UUUUO ini krarti bahwa (1) rendahnya tingkat ketergantungan output
sektor pertambangan terhadap sektor lainnya (2) output sektor pertarnbangan tidak dimanfaatkan oleh ssktor-sektor lainnya sebagai input ini disebabkan
karena seluruh hasil produksi pruyek batu hijau PT. NNNT di ekspar. Uoefisien keterkaitan Iangsung ke depan menurut tabel 28 dari sektorsektor ekanorni yang menduduki lima besar di Propinsi NT8 adalah (1) sektar prdagangan ssbesar 1,64774, (2) sekor industri pengilangan minyak sebesar 1,03238, (3) sektor industri kirnia sebesar 0,91754, (4) sektor padi sebsar 0,83399, (5) sektor kelapa sebesar 0,82020.
Kemudian untuk keterkaitan fangsung dan tidak langsung ke depan
seirtor pertambangan (tofa! forward linkage) adalah sebsar f ,00000 serta
keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakang (total backward linkage) adalah sebesar 1,15702. lndeks 1,00000 mengandung . arti bahwa setiap kenaikan permintaan akhir sebesar satu unit akan memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap sektor-sektor yang menggunakan output sektor pertambangan sebagai input antara sebesar 1,00000 satuan. Sedangkan indeks 1,15702 berarti sektor pertambangan membutuhkan input sektor-sektor lainnya termasuk sektor pertambangan sebesar 1,15702 satuan jika terjadi kenaikan permintaan akhir sektor pertambangan sebesar satu satuan. Sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan menurut tabel 28 yang termasuk dalam lima besar adalah (1) sektor perdagangan sebesar 3,03598, (2) sektor industri pengilangan minyak sebesar 2,38483, (3) sektor angkutan darat sebesar 2,23203, (4) sektor industri kimia sebesar 2,12692, (5) sektor kelapa sebesar 2,07362. Sementara itu sektorsektor yang mempunyai keterkaitan langsung dan tidak langsung kebelakang menurut tabel 30 yang termasuk dalam lima besar adalah (1) sektor industri penggilingan beras sebesar 2,08782, (2) sektor industri pengolahan sebesar 1,93733, (3) sektor industri kopra sebesar 1,92842, (4) sektor restoran sebesar 1,92108, (5) sektor listrik dan gas 1,87859. Tabel 29. Sepuluh Sektor Yang Memiliki Keterkaitan ke Belakang Propinsi NTB, 2000. Ranking
Sektor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
31. lndustri Penggilingan Beras 29. lndustri Kopra 28. lndustri Pengolahan 44. Listrik dan Gas 33. lndustri Tembakau dan Rokok 48. Restoran 32. lndustri Makanan dan Minum 48. Bangunan 35. lndustri Kayu, Bambu dan Rotan 30. lndustri Minyak
Keterkaitan Ke Belakang KLB KLTB 2,08782 0,93215 1,92842 0.84839 1,93733 0,78251 1,87859 0,73763 1,77110 0,67460 1,92108 0.64979 1,81744 0,60100 ' 1,68945 0,59347 0,53405 1,60489 0,45000 1,73280
Sumber : I - 0 NTB, 2000, diolah. Keterangan :KLB = KeterkaitanLangsung ke Belakang KLTB = Keterkaitan Langsung dan Tiiak Langsung ke Belakang
Koefisien keterkaitan langsung kebelakang sektor pertambangan 0,12802 dan keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang 1,15702 adalah relatif kecil bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Sedangkan lima sektor yang menempati peringkat tertinggi menurut tabel 29 berturut-turut adalah (1) sektor industri penggilingan beras sebesar 0,93215, (2) sektor industri kopra sebesar 0,84839 (3) sektor industri pengolahan 0,78251, (4) sektor listrik dan gas sebesar 0,73763 dan (5) industri tembakau dan rokok sebesar 0,67460. 6.4.5.
Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan
Salah satu keunggulan analisa dengan menggunakan model i
- 0
adalah dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat hubungan atau keterkaitan antar sektor produksi. Ada tingkat keterkaitan teknis antar unsur aktif (dalam ha1 ini unsur yang menunjang kegiatan industrilekonomi, seperti perusahaan industri, prasarana dan pernusatan industri) merupakan generator untuk memulai suatu proses polarisasi teknis. Hubungan ini dapat berupa hubungan kedepan (forward linkage), ialah hubungan dengan penjualan barang jadi yaitu tingkat keterkaitan kedepan atau disebut juga daya penyebaran. Dan hubungan ke belakang (bacward linkage) yang hampir selalu merupakan hubungan dengan bahan mentahlbahan baku yaitu tingkat keterkaitan kebelakang atau disebut juga derajat kepekaan. Kedua indeks tersebut dapat digunakan untuk menganalisa dan menentukan sektor-sektor kunci (key sector) yang akan dikembangkan dalam pembangunan ekonomi di suatu wilayah. Sektor yang mempunyai daya penyebaran (power disperation) tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut mempunyai keterkaitan kedepan atau daya dorong yang kuat dibandingkan terhadap sektor yang lainnya. Sebaliknya sektor yang mempunyai derajat kepekaan (degree of sensitivity)
tinggi berarti sektor tersebut mempunyai ketergantungan (kepekaan) yang tinggi terhadap sektor lain. Dari daya penyebaran dan derajat kepekaan ini'diturunkan pula daya penyebaran dan indeks derajat kepekaan. Adapun indeks daya penyebaran memberikaan indikasi bahwa sektorsektor yang mempunyai indeks daya penyebaran lebih besar dari satu, berarti daya penyebaran sektor tersebut diatas rata-rata daya penyebaran secara keseluruhan. Pengertian yang sama juga berlaku untuk indeks derajat kepekaan. Sektor yang mempunyai indeks derajat kepekaan lebih dari satu, berarti derajat kepekaan sektor tersebut diatas derajat kepekaan rata-rata secara keseluruhan. Tabel 30 memperlihatkan koefisien daya penyebaran dan derajat kepekaan sektor-sektor ekonomi propinsi, NTB tahun 2000. Tabel 30. Koefisien Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Sektor-Sektor Ekonomi ~ropinsiNTB tahun 2000 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Sektor Padi Jagung Umbi-Umbian Bawang Merah Bawang Putih Cabe Sayuran Lainnya Buah-Buahan Kacang Tanah Kedelai Tanm Bahan Makan Lainnya Kelapa Tembakau Jambu Mente Tanaman Perkebunan Lainnya Sapi Ternak Lainnya Hasil Ternak Lain Unggas dan hasilnya Kayu Hasil Hutan Lainnya Kerang Mutiara Perikanan Laut Perikanan Darat Pertambangan Batu Apung Galian C Lainnya lndustri Peng. dan Peng. Makan lndustri Kopra Industri Minyak lndustri Penggilingan Beras Industri Makanan dan Minum lndustri Tembakau & Rokok lndustri Tekstil, Pakaian
Koefisien Penyebaran 1,0972 1,0881 1.0490 1.5186 1.4397 1,0744 1.1022 1,0787 1.1977 1,1195 1,0694 1,0514 1.0687 1,1144 1,1071 1,2334 1.1893 1,1270 1,4569 1,0295 1.0961 1,1041 1,1692 1,4815 1.0830 1,0779 1,0509 2,1115 1,9009 2,0976 2,1115 1,8543 1,7489
Koefisien Kepekaan 2,0058 1,0292 1,0696 1.3921 1,3392 1,0204 1,0542 1.0327 1,2379 1,3185 1,0532 2,3412 1,6743 1,1611 1,0797 1,3177 1,1500 1,0855 1,3175 1,4568 1,2190 1,0425 1,9197 1,2122 1,0000 1,0000 1,3775 1,0386 1,481 0 1,1032 1,1764 1,5784 1,0997
lndustri Kayu, Bambu dan Rtn lndustri Kertas dan Karton lndustri Kimia lndustri Penggilangan Minyak lndustri Gerabah lndustri Non Logam Industri Logam lndustri Alat Angkutan lndustri Barang Lainnya Listrik dan Gas Air Bersih Bangunan Perdagangan Restoran Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Usaha Bangun. dan Jasa Prs Pemerin. Negara dan Pertah. Jasa Swasta Sosial & Kemsy. I
I
I
I
Sumber : Tabel I - 0 NTB, diolah. 2000
Selanjutnya tabel 31 rnenunjukkan sepuluh sektor utarna rnenurut daya penyebaran terbesar propinsi NTB tahun 2000. Tabel 31. Sepuluh Sektor Utarna Menurut Daya Penyebaran Terbesar Propinsi, NTB, 2000 Ranking Sektor (1) (2) 1 47. Perdagangan 50. Angkutan Darat 2 12. Kelapa 3 01. Padi 4 23. Perikanan Laut 5 13. Tembakau 6 7 55. Komunikasi 32. lndustri Makanan dan Minuman 8 9 29. lndustri Kopra 20. Kayu 10 Sumber : Tabel I - 0 NTB, diolah, 2000
Daya Kepekaan (3) 3.6623 2.5639 2.3412 2.0058 1.9197 1.6743 1.61.88 1.5764 1.4810 1.4568
Dari tabel 31 diatas dapat diketahui bahwa sektor yang rnernpuyai daya penyebaran tertinggi di Propinsi NTB adalah sektor pengolahan dan pengawetan rnakanan yaitu sektor 28 sebesar 2,1115 dan sektor penggilingan beras (sektor 31). Hal ini rnenunjukkan bahwa kenaikan 1 unit output sektor industri pengolahan dan pengawetan makanan akan rnenyebabkan naiknya output sektor-sektor lain (termasuk sektornya sendiri) secara keseluruhan sebesar
2,1115 unit. Peringkat kedua adalah sektor industri minyak (sektor 30) dengan daya penyebaran sebesar 2,0976. Artinya bahwa untuk menaikkan output sektor -sektor lain secara keseluruhan sebesar 2,0976, maka sektor industri minyak harus dinaikkan outputnya sebesar 1 unit. Sektor terbesar lainnya menurut penyebarannya berturut-turut adalah sektor industri penggilingan beras sebesar 2,0156, industri kopra sebesar 1,9009, industri makanan lain dan minuman sebesar 1,8543, restoran sebesar 1,8408, industri tembakau dan rokok sebesar 1,7489, industri kayu sebesar 2,5416, bambu dan rotan sebesar 1,5309, industri kimia dan bawang merah sebesar 1,5186. Selanjutnya tabel 32 menunjukkan sepuluh sektor utama dengan derajat kepekaan terbesar Tabel 32. Sepuluh Sektor Utama Menurut Derajat Kepekaan Terbesar Propinsi, NTB, 2000. Ranking (1) 1 2 3 4 5 6
Sektor (2) 47. Perdagangan 50. Angkutan Darat 12. ~ e k ~ a 01. Padi 23. Perikanan Laut 13. Tembakau 55. Komunikasi 32. lndustri Makanan dan Minuman 29. lndustri Kopra 20. Kayu
Daya Penyebaran (3) 3.6623 2.5639
7 8 9 10 Sumber : Tabel I - 0 NTB, diolah. 2000
Pada tabel 32 diatas juga ditunjukkan sektor yang mempunyai derajat kepekaan tertinggi di Propinsi NTB adalah sektor perdagangan (sektor 47) sebesar 3,6623 yang berarti bahwa akibat kenaikan 1 unit permintaan akhir seluruh sektor menyebabkan output sektor perdagangan meningkat sebanyak 3,6623 unit. Sedangkan sektor terbesar kedua adalah sektor angkutan darat (sektor 50) yaitu sebesar 2,5639, artinya jika ingin meningkatkan sektor angkutan darat sebesar 2,5639 unit, maka harus dinaikkan permintaan akhir
seluruh sektor sebesar I unit. Atau dengan kata lain sektor yang mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sektor-sektor lainnya di Propinsi NTB dimiliki oleh sektor perdagangan dan sektor angkutan darat. Sektor pertambangan proyek batu hijau PT. NNT mempunyai daya penyebaran 1,0830 artinya bahwa untuk menaikkan output sektor-sektor lain secara keseluruhan sebesar 1,0830, maka sektor pertambangan harus dinaikkan outputnya sebesar 1 unit. Sedangkan derajat kepekaan sektor pertambangan adalah sebesar 1,0000 ini berarti bahwa akibat kenaikan 1 unit permintaan akhir seluruh sektor menyebabkan output sektor pertambangan meningkat sebanyak 1,0000 unit. 6.4.6.
Analisis Pengganda Sektor Pertambangan Proyek Batu Hijau PT. NNT Analisis pengganda (multiplier analysis) adalah merupakan dampak dari
stimulus ekonomi terhadap berbagai perubahan kegiatan ekonomi yang terjadi. Analisis ini secara spesifik bertujuan untuk melihat dampak perubahan (peningkatanlpenurunan) permintaan akhir suatu sektor ekonomi terhadap sektor lain pada tiap satu satuan perubahan jenis pengganda. Stimulus ekonomi yang dimaksud disini adalah berupa output, pendapatan, maupun tenaga kerja. Koefisien pengganda dibagi dua yaitu pengganda type I dan pengganda type II. Pengganda type I diperoleh dari pengolahan lebih lanjut dari matrik kebalikan Leontief model terbuka, sedangkan pengganda type II diperoleh dari matrik kebalikan Leontif model tertutup dengan memperlakukan rumah tangga sebagai endegenius model. 6.4.6.1. Pengganda Output
Pengganda output dibagi dua yaitu ; pengganda type I dan II. Keduanya diukur dampak satu satuan output. Pengganda type I bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan permintaan akhir suatu sektor didalam perekonomian suatu wilayah terhadap output sektor yang lain baik langsung maupun tidak langsung. Pengganda type I1 bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan permintaan akhir suatu sektor ekonomi dalam wilayah terhadap output sektor lain baik langsung maupun tidak langsung dan induksi. Tabel 33 memperlihatkan koefisien pengganda output sektor ekonomi propinsi NTB. Tabel 33. Koefisien Pengganda Output No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Sektor Padi Jagung Umbi-Umbian Bawang Merah Bawang Putih Cabe Sayuran Lainnya Buah-Buahan Kacang Tanah Kedelai Tanm Bahan Makan Lainnya Kelapa Tembakau Jambu Mente Tanaman Perkebunan Lainnya Sapi Ternak Lainnya Hasil Ternak Lain Unggas dan hasilnya Kayu Hasil Hutan Lainnya Kerang Mutiara Perikanan Laut Perikanan Darat Pertambangan Batu Apung Galian C Lainnya lndustri Pengolahan lndustri Kopra lndustri Minyak lndustri Penggilingan Beras lndustri Makanan dan Mingm lndustri Tembakau & Rokok lndustri Tekstil, Pakaian lndustri Kayu, Bambu d a n - ~ t n lndustri Kertas dan Karton' lndustri Kimia lndustri Penggilangan Minyak lndustri Gerabah lndustri Non Logam lndustri Logam lndustri Alat Angkutan lndustri Barang Lainnya
Pengganda Output Type I 1,08092 1,06244 1,03568 1,54875 1,49127 1,06611 1.07294 1,04847 1,17968 1.11247 1,06209 1,03592 1.06315 1,10244 1.07472 1,23653 1,18312 1,13164 1,40760 1,02235 1,06077 1.09339 1,16926 1,52013 1,08229 1,03825 1,03558 16,52351 9,10219 3,66597 17,01863 3,78565 3,27521 1,47999 3,10211 1,65716 1,62029 0,00000 1,27817 1,32626 1,52369 1,73991 1,16071
Pengganda Output Type II 1,32369 1.21307 1,18731 1,87820 1,94602 1,23923 1,23923 1,13519 1,34839 1,27928 1,21850 1.18165 1,21967 1,37598 1,27951 1.64383 1,44512 1,38686 1,59075 1,16940 1,28402 1,21287 1,86515 1,88033 1,50088 1,37844 1,29644 23,67090 10,72798 4,42240 20,44646 4,69788 3,68446 1,86334 4,24676 2,08346 1,84617 0,00000 1,40833 1,57498 2,11340 1,98805 1,37370
Maaf, Halaman Ini Pada Sumber Aslinya Memang Tidak Ada Sorry, This Page Is Not Available In The Original Source
Tabel 35. Sepuluh Sektor Utarna Menurut Pengganda Output Type II Terbesar 'Ranking (1) 1
2 3 4
5 6 7
8 9 10
Sektor (2) 28. Industri Pengolahan 31. lndustri Penggilingan Beras 29. lndustri Kopra 32. lndustri Makanan dan Minurnan 30. lndustri Minyak 35. lndustri Kayu, Bambu dan Rotan 46. Bangunan 33. lndustri Ternbakau dan Rokok 48. Restoran 45. Air Bersih
Pengganda Output Type I (3) 23.67090 20.44646 10.72798 4.69788 4.42240 4.24676 3.85940 3.68446 3.53555 2.71000
I
1
Sumber : Tabel I - 0 NTB, diolah. 2000
6.4.6.2. Pengganda Pendapatan
Yang dimaksud dengan pengganda pendapatan adalah besarnya peningkatan pendapatan pada suatu sektor akibat dari rneningkatnya perrnintaan akhir output sektor tersebut sebesar satu unit (Rp). Maksudnya jika perrnintaan akhir terhadap output sektor tertentu rneningkat sebesar satu satuan, rnaka akan rneningkatkan pendapatan rnasyarakat yang bekerja pada sektor tersebut sebesar nilai pengganda pendapatan sektor yang bersangkutan. Menurut tabel 36 terlihat bahwa koefisien pengganda pendapatan type II lebih besar dari pengganda pendapatan type I. Hal ini disebabkan oleh masuknya sektor rurnah tangga ke dalarn aktifitas produksi (penarnbahan tenaga kerja), dengan sendirinya akan terjadi penambahan tingkat pendapatan. Tabel 36. Koefisien Pengganda Pendapatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sektor Padi Jagung Umbi-Umbian Bawang Merah, Bawang Putih Cabe Sayuran Lainnya Buah-Buahan Kacang Tanah Kedelai Tanm Bahan Makan Lainnya Kelapa
Pengganda Pendapatan Type I
Pengganda Pendapatan Type II
1,07028 1,08490 1,03840 1,48339 1,38733 1,04938 1,08498 1,11030 1,19175 1,10851 1,05955 1,04972
1,28948 1,30888 1,25158 1,78636 1,67455 1,26418 1,30791 1,33876 1,43606 1,33705 1,27740 1,26510
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Tembakau Jarnbu Mente Tanarnan Perkebunan Lainnya Sap1 Ternak Lainnya Hasil Ternak Lain Unggas dan hasilnya Kayu Hasil Hutan Lainnya Kerang Mutiara Perikanan Laut Perikanan Darat Pertarnbangan Batu Apung Galian C Lainnya lndustri Pengolahan Industri Kopra lndustri Minyak lndustri Penggilingan Beras lndustri Makanan dan Minum lndustri Ternbakau & Rokok lndustri Tekstil, Pakaian lndustri Kayu, Barnbu dan Rtn lndustri Kertas dan Karton lndustri Kimia lndustri Penggilangan Minyak lndustri Gerabah lndustri Non Logam lndustri Logam lndustri Alat Angkutan lndustri Barang Lainnya Listrik dan Gas Air Bersih Bangunan Perdagangan Restoran Perhotelan Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan Penyeberangan Angkutan Udara Jasa Penunjang Angkutan Komunikasi Bank dan Lembaga Keuangan Usaha Bangun. dan Jasa Prs Pernerin. Negara dan Pertah. Jasa Swasta Sosial & Kemsy.
I
Sumber : Tabel I - 0 NTB, diolah. 2000
Tabel 37. Sepuluh Sektor Menurut Pengganda Pendapatan Type I Terbesar Ranking (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sektor (2) 28. lndustri Pengolahan 31. lndustri Pengolahan Beras 33. fndustri Tembaka?r dan Rokok 29. lndustri Kopra 42. lndustri Alat Angkutan 48. Restoran 44. lndustri Listrik dan Gas 37. lndustri Kimia 30. lndustri Minvak 32. lndustri ~ a i a n a n dan Minuman ;umber : Tabel I - 0 NTB, diolah, 2000
1
I
Pengganda Output Type I (3) 52.25412 12.42981 3.94222 3.05516 2.67303 2.29084 2.23615 2.22762 2.19886 2.05397
Tabel 37 diatas memperlihatkan sepuluh sektor menurut pengganda pendapatan type I terbesar. Tabel 38. Sepuluh Sektor Menurut Pengganda pendapatan Type II Terbesar Ranking (1)
Sektor
Pengganda Output Type I
(2)
(3)
28.lndustri Pengolahan 31.lndustri Pengolahan Beras 33.lndustri Tembakau dan Rokok 29. lndustri Kopra 42.lndustri Alat Angkutan 48.Restoran 44.lndustri Listrik dan Gas 37.lndustri Kimia 30.lndustri Minyak 9 1Surnber10: Tabel l -( 032. lndustri ~ a k a n a ndan Minuman NTB,diolah, 2000 1 2 3 4 5 6 7 8
63.01811 14.98593 4.75625 3.67996 3.21573 2.75697 2.69396 2.68512 2.64723 2.47630 1
I
Koefisien pengganda pendapatan type I dan II sektor pertambangan adalah masing-masing sebesar 1,04107 dan 1,25431. Artinya peningkatan permintaan akhir sektor pertambangan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga disemua sektor ekonomi sebesar 1,04107 dan 1,25431 satuan baik langsung maupun tidak langsung dengan rumah tangga sebagai eksogeneus dari model. Apabila dibandingkan dengan pengganda pendapatan sektor lainnya sektor pertambangan proyek batu hijau PT. NNT tergolong kecil. Sementara itu sektor
-
sektor yang mempunyai
koefisien pengganda pendapatan yang termasuk dalam kelompok lima besar adalah : (1) industri pengolahan dan pengawetan makanan type I sebesar 52,25412 dan tipe II sebesar 63,01811 (sektor 28) (2) industri penggilingan beras type I sebesar 12.42981 dan type II sebesar 14,98593 (sektor 31) (3) industri tembakau dan rokok type I sebesar 3,94222 dan type II sebesar 4,75625 (sektor 33) (4) industri kopra type I sebesar 3,05518 dan type I1 sebesar 3,67996 (sektor 29) (5) industri alat angkutan type I sebesar 2,67303 dan type II sebesar 3,21573 (sektor 42).
6.4.6.3. Pengganda Tenaga Kerja
Perigganda tenaga kerja type I dan II menggambarkan dampak kesempatan kerja yang ditimbulkan oleh suztu sektor yang disebabkan oleh peningkatan permintaan akhir sektor tersebut satu unit. Semakin besar koefisien pengganda tenaga kerja sernakin besar kesernpatan kerja yang ada pada sektor yang bersangkutan. Dari tabel 39 dibawah ini terlihat bahwa koefisien pengganda tenaga kerja type I dari sektor pertambangan adalah sebesar 7,09941. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa sektor pertambangan menciptakan pengaruh ganda sebesar 7,09941 terhadap kesempatan kerja disemua sektor ekonomi, jika output sektor tersebut meningkat sebesar satu unit. Jika rumah tangga dimasukkan dalam transaksi antara rnaka pengganda tenaga kerja type II menjadi 63,55315 yang artinya bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sektor pertarnbangan sebesar satu unit, maka akan meningkat penyerapan tenaga kerja disemua sektor ekonomi sebesar 63,55315 tenaga kerja.
Tabel 39. Pengganda Tenaga Kerja No
Sektor
1 Padi 2 Jagung 3 Umbi-Urnbian 4 Bawang Merah 5 Bawang Putih 6 Cabe 7 Sayuran Lainnya 8 Buah-Buahan 9 Kacang Tanah 10 Kedelai 11 Tanrn Bahan Makan Lainnya 12 Kelapa 13 Tembakau 14 Jarnbu Mente 15 Tanarnan Perkebunan Lainnya 16 Sapi 17 Ternak Lainnya 18 Hasil Ternak Lain 19 Unggas dan hasilnya 20 Kayu 21 Hasil Hutan Lainnya 22 Kerang Mutiara 23 Perikanan Laut 24 Perikanan Darat 25 Pertambangan 26 Batu Apung 27 Galian C Lainnya 28 lndustri Pengolahan 29 lndustri Kopra 30 lndustri Minyak 31 lndustri PenggilinganBeras 32 lndustri Makanan dan Minurn 33 lndustri Ternbakau & Rokok 34 lndustri Tekstil. Pakaian 35 lndustri Kayu, Barnbu dan Rtn 36 lndustri Kertas dan Karton 37 lndustri Kimia 38 lndustri Penggilangan Minyak 39 lndustri Gerabah 40 lndustri Non Logarn 41 lndustri Logam 42 lndustri Alat Angkutan 43 lndustri Barang Lainnya 44 Listrik dan Gas 45 Air Bersih 46 Bangunan 47 Perdagangan 48 Restoran 49 Perhotelan 50 Angkutan Darat 51 Angkutan Laut 52 Angkutan Penyeberangan 53 Angkutan Udara 54 Jasa Penunjang Angkutan 55 Komunikasi 56 Bank dan Lernbaga Keuangan 57 Usaha Bangun. dan Jasa Pn 58 Pemerin. Negara dan Pertah. 59 Jasa Swasta Sosial & Kemsy.
I
I
Surnber : Tabel I -0 NTB, diolah, 2000
I
Pengganda Tenaga Kerja Type I
Pengganda Tenaga Kerja Type II
1,10177 1,02881 1.01585 1,41314 1,47027 1,01860 1,03003 1,06292 1,14763 1.10925 1,05679 1,03324 1,07430 1,04143 1,02945 2,01870 1,32515 1,09611 2,94791 1,01080 1,00850 1,08043 1,36225 1,43076 7,09941 1,00018 1.29437 14,83784 12,95872 23,24245 105,42913 7,98105 14,59677 1,30395 1,93861 2,24478 1,27552 1,00000 1,27390 2,82077 1.40954 35.27882 1,06052 3,03153 1,16827 2,34441 1,04419 5,60353 1,92993 1.48360 1,40164 8,92870 10,36832 1,07558 2,10503 1,05618 1,19494 1,25420 1,02642
1,63575 1,04940 1,03850 1,53412 1,67945 1.03267 1,05414 1,10807 1,24328 1.24740 1,09990 1,09660 1,41135 1,08755 1.08447 5.03056 1,98954 1,29301 3,92977 1.11217 1,02923 1,24641 2.71280 1,73323 63,55315 1,00349 1,94761 25,501 30 14.15439 26,8051 3 154,25872 9,0741 1 19,86073 1,69373 2,28177 4,35778 1,33558 1,00000 1,34053 4,07300 1.65596 44,99585 1,12431 4,66722 1,71926 3,63967 1,13877 6,94686 3,28876 2,52934 2,36307 21,91291 10,36832 1,52975 10,80163 1,22193 1,93697 2,93697 1,11690
I
I
Tabel 40. Sepuluh Sektor Menurut Pengganda Tenaga Kerja Type I Terbesar
(
1
Ranking
I
I
Sektor
(2) 31. lndustri Penggilingan Beras 42. lndustri Alat Angkut 30. lndustri Minyak 28. lndustri Pengolahan 33. lndustri Tembakau dan Rokok 29. lndustri Kopra 53. Angkutan Udara 52. Angkutan Penyeberangan 32. lndustri Makanan dan Minuman 25. Pertambangan Surnber : Tabel I - 0 NTB, diolah. 2000 (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1
Pengganda Tenaga Kerja Type l (3) 105.42913 35.27882 23.24245 14.83784 14.59677 12.95872 10.36832 8.92870 7.98105 7.09941
Terlihat pada tabel 40 sepuluh sektor terbesar yang mempunyai koefisien pengganda tenaga kerja type I masing-masing adalah : (1) industri penggilingan beras (sektor 31) 105,42913 (2) industri alat angkutan (sektor 42) 35,27882 (3) industri minyak (sektor 30) 23,24245 (4) industri pengolahan dan pengawetan makanan (sektor 28) 14,83784 (5) industri tembakau dan rokok (sektor 33) 1459677 (6) industri kopra 12,95872 sektor 29 (7) angkutan udara (sektor 53) 10,36832 (8) angkutan peyeberangan (sektor 52) 8,92870 (9) industri makanan dan minuman (sektor 32) 7,98105 (10) pertambangan (sektor 25)
Tabel 41. Sepuluh Sektor Menurut Pengganda Tenaga Kerja Type II Terbesar Ranking
Sektor
(1) 1 2 3 4 5 6
(2) 31. lndustri Penggilingan Beras 25. Pertarnbangan 42. lndustri Alat Angkutan 30. lndustri Minyak 28. lndustri Pengoloahan 52. Angkutan Penyeberangan 7 53. lndustri Ternbakau dan Rokok 8 29. lndustri Kopra 32. Komunikasi 9 10 25. Angkutan Udara Surnber : Tabel I - 0 NTB, diolah, 2000
1
1
1
PenggandaTenagaKerja Type I (3) 154.25872 63.55315 44.99585 26.8051 3 25.50130 21.91291 19.86073 14.15439 10.80163 10.36832
1
Terlihat pada tabel 41 sepuluh sektor terbesar menurut, pengganda tenaga kerja type II masing-masing adalah (1) industri penggilingan beras
(sektor 31) 154.25872 (2) pertarnbangan (sekot 25) 63.55315 (3) ifidushi afat angkutan (sektor 42) 44.99585 (4) industri minyak (seirtor 30) 26.8051 3 (5)
industri pengofahan (sektor 28) 25.50130 (6)angkutan penyeberangan (seirtor 52)
21.91291 (7) industri tembakau dan roicok (seMor 53) 19.8807352 (8)
industri kapra (seHor 29) 44.15439 (9) komunikasi (sektor 32) 10,80163 (4 0)
angkutan udam (sektor 25) 10,36832. Kebocorarr Wlaya h (Regional L e ~ f k e g ~ ~ )
6,s.
Analisis kehcoran wilayah menggarnf>atitari besamya pendapatan wilayah yang dikeluarkan untuk pernbelian input ( barang dan jasa ) dari Iuar wilayah (import) prupinsi NT8 tahun 2000.Besamya pmbelian bamng dan jasa
yang digunakan unfuk aktifitas ekanarni merupakan kebocaran wilayah propinsi
tersebut. Proyek batu trijua adalah industri perkambangan yang mernerlukan modal besar dari teknologi tinggi. Totaf fnvestasi yang diperlukan aleh PT-NNT untuit mengebploitasi deposit mineral di kabupaten Surnbawa adaiah Rp,18,30Q,a00,OQO,UQO dengan total nifai komaditas emas dan tembaga ditaksir
Rp.158,938,658,170,0aa. Milai investasi yang begitu besar dan bknotogi tinggi pertambangan didatangkan dari luar NTB, kamna memang tidak tersedie di propinsi itu. Sebagai konsekuensi dari situasi ini, maka proyek batitu hijau rnenyebabkan kebocaran wilayah (regional kakeges) atau pendapsrtan nan lokal yang tidak terserap pada prupinsi NTB dengan jurnlah yang wkup b s a r yakni sebesar Rp. 6,766,371,958,400 (77,99%), hal ini b r a & proyek tersebut
sangat kecit menggunakan input dornestik baik sumkrdaya alam lakal maupun penggunakan tenaga kerja seternpat, sedangkan pendapatan !okal propinsi tersebut hanya sebesar Rp. f,909,195,148,900 (22,01%). Darnpak lain yang
teriihat adalah &ndahnya dampak pengganda (rnuIfip!ief efect) tehadap pngganda
output
(1,08228),
pengganda pendapatan (1,WfO7) dan
pengganda tenaga kerja (7,09941) bagi masyara-akat bkaf dan pembangunan
wilayah propinsi NTB. Kompanen-komponen yang menyebabkan kebacoran wilayah dapat digitrat pada t a k i 42 dibawah ini.
m'owW
- e o o e 4 ~ ~ ~ u 4 3 P ! a : = l ~
W rsr
(0-31
& f=w
~ ~ 4 L ~ b ' L ~ L ~ L 8 ' 8 - 0 M ) ' O L 1 ' a 8884as 99~w$ *~~-JNN'U-I
I oaa'oao*~'Wa
1
008'~L~~'m'~ oOt'8881LLsMI'.
mwm4#9
*ph ~ayol+mww~. 'EL
1 (91
I% OOC) r n ' ~ o c ' ~ a ~ " P M a I%M"ZZ) (% ss'u 1
1
ooo'ooo*oorlu
I
&WFsP"L
(4)
000'000'089'EG
Bu rn'ooo'~'E&C
:awm 9
WBlo~cc:fiuw P
! Wm'r~e'por*g 1
m4w9 bg4ms4 L Ic s ' ~ = ~ c r ;
-tl *OC
tsr*alrryyw ttro~~z:w Y
-sESc
ow'ooo'~%~
21
-1.
m-1
el)
'6
laloi.1
~~~ '! = f W w = i ~-I
m'zr'r;cz
EILOac4m1 OOS'~'#Q'L OSP'ZSIE'WLC
'
P
W F d m M W Y BWf* W ?
wmwa
OW'mZBBS
3
W I
W w w V w B d - ~
889'EL$'sE m1980'sss'&1 aaa'sLs'~'~'t
a'sSC'
4wMq ~ l u h t t l M ) ~ J . ~ l ~
Cop'=
W
aaa'Prx%aoZL
m-
OOa'rn'LaL'P Mx)~9St:'W~'~*i:
MllrSri
--
aaa'ai~'r;~~'bac'r
auww
ooo'ws'99~'6~ c
I ooozooo4~iro I ooolaaa'osL' L a m'ooo'a la'r
I
1
(*I W
W
trnW
d
I (01
~
u
-*a
m w
p
.
L
'3
-
mmImm% p
~
l
~
'L
I .Q
P
waaw-
'
'q
w'Is w
:-fw!wj 3 1 ooo*otc4sssks4tr 1 (3) m-I - mwm PW) 'P I Oaaawo'W11400E'sC I (Sj !W-~-~BPI 1F I ooo'oli~'er5'asC I (vl mJ. I *Z m'm'ooo'ooe'mc ww!a't :1 'q w m : w -e ooo'oLc'sss'acE'!x I
mdWLilamd
w
Jrrleci .r WI
ooo'ooo'OfrZ'lC
I
'4
~ s E ' E z ' s L ' ~-a~ ) ~ #w 'P W3&1 '3 m t z l l d d 'g
m?PPBaL B ' SaQ O O o ' L B g ' ~LO&' ' L
aoa'm'aoe'sc
*#I#
w *r &191$&11"1w.L WBd 'It
O a S m ' s 'E s b 'Q
-*fQ
z
mw=avt
ww uoN
ooowow'r
W
-
3mimrrmw1sngq;rtir
M S P ' m ' O g t r w
i
IdEl)pq=u$q ~poulo)iw!~
ua!wn
ON
j s w a d ~esayy uny e l Q 1 eurefas ANN 'id ne!!~nleg y a A w yeled u a uep ~ yated ueewyauad quay !eBeww uap @a)( e6euak ueeun06usd 'uefiueqtuwacj- swl!se-~ '!se$seAuf lquk 'eB#qtual. ut?p sew3 y s a d q ueouepea !el!M 'zp1aqe~
K e W r a n wiiayah yang tinggi pada prayek batu hijau disebabkan oleh ha1 - ha1 ben'inrt : 1.
Fasilitas pertambangan untuk rnengeskpbitasi emas dan ternbaga pada
pruyek, batu hijau seluruhrtya didatan~kandari luar pmpinsi NT8 atau tidak
mnggunakan bahan baku fakal. 2.
Ka~enaperangkat prundang-undangan prpajakan yang mengharuskan hrbagai jenis pungutan pajait dan nun pajak pada prayek bahr hijau
sebagian besar hams krbagi antara pemrintah pusat dan daerah. 3.
Dari39'17tenagakejaprayakktuhijau131 arangadalahtenagakeja
luat negexi, 1539 orang dari luar propinsi NT8 dan 2307 orang dari propinsi NT8. Gaji dari tenaga kerja asing dan luar NTB 'lari keluaf atau tidak ditwlanjakan pada pmpinsi NT8. 4.
Selunth kehtuhan k h a n
maitanan pruyek batu hijau sefarna masa
aperasi didatngkan dari luar NTE
Tabel 43 rnempedihatkan nilai dan ututan sektor
- ssZrtor ekonami
pengirnport dl propinsi NTB. Hal mana sektor pertambangan menempati unrtan
ke - 3 dad 59 sektor di propinsi NTB.
T a h l 43, Ranking. Nilai dan Tingkat Kebocomn Wilayah krt>agai Seictar Ekonorni di Propinsi, NT8, Tahun 2QOO ( 000 Rp )
6.6.
Aqalisis KonfMk Proysk Batu HBau Antara Mlasyara'mtkat; KomunaWokol Dusurr Toongo-Sajorong cii Kabupabn SumbawaBarat, NTB Versus PT.NNT
Prayeir babr hijau sebagi sumhr konflik sebagairnana telah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa akar persoatan dalam pngelolaan sumberdaya mineraf di fndonesia terfetak pada interpretasi sepihak pemerintah atas UUD' 45
pasal 33 yang krbunyi ; bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oieh negara, dan digergunakan untuk wbesar-besar kernahnuran rakyat Pmrintatr rnempersonifikasikan dirinya sebagai wakif rakyat dan krtindak atas nama rakyat dalam rnernbuat kesepakatan dengan
investor. Ssmua instrumen perundang-undangan yang mengatur pengelolaan dan pamanfaatan surnbefdaya alam menginduk pada UUD '45 pasal 33
tersebut, temasuk UU No.11/1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pukak Pertambangan dan UU Na.llf $67 kntang Penanaman Modal Asing,
UU No.
1111987 hanya rnembrikan kepada negara hair atas pnguasaan (&ht to use), bukan hak kepemilikan kapada negara fawned By sfate]. Sengketa antara
genrsahaan tambang antara lain disebabkan ketidakjelasan mengenai siapa pmegang hair atas tambang (mr'nera! MhtJ UU
No.?111967 tidak rnengakui
hak-hak ulayat (feriton'a!use right- dan pnghargaan terhadap kepentingan
penduduk lokal. UU Na.4111967 initah yang rnenjadi iandasan pmbuatan Kuntrak
Karya pertambangan (Cantmcf of Work) bagi investor di Indonesia. Kunbak Karya pertambangan ibarat seperti sum sakti atau pjntu pandora bagi investor
untuk metakukan aktifrtas pertarnbangan. Pemerintah lndonesia juga memknlcan perfakuan tchusus (tex spisia&] pada kontrak karya pertambangan dengan lain prkataan peibuatan hukum pewsahaan tidak krnduk pada
ketentuan yang ada, atau pmtumn yang latrir kernudian jika tidak disebutkan dalam isi pejanjian yang disepakati. KK pertambangan jwa mmkrikan apa
yang disebut conjtlnctive titEe kepada kanfrairtar, yaitu hak yang barkelanjutan untuk melaksanakan kegiatan sejak dari tahap sunrey, eirsplarasi sampai dengan tahap ekspfoitasi, pengalahan dan penjualan hasil usaha tambangnya.
Eksploitasi yang tiada akhir di dunia pertambangan di kenal dengan istifah a
cradle to grave csnfmc (kontrak karya yang ,brsifat abadi). Karcbtla begitu kuatnya posisi kontrak karya secara hukum serta
barbagai perfaban khusus pemerintah yang rnenya&inya, maka investor dapat
mernperlakukan witayah kontrak karya 'sesuka hati* sesuai dengan kepriuan
dan kepentingan bagi ke1anca-n jalannya operasi penambangan. lndustri pertambangan membutuhkan investasi besar, padat modal, teknolugi tinggi
serta beresiko tinggi, ohh karena itu kuatnya posisi hukum kontrak karya mnjadi jaminan amannya investasi. Kontrak Karya pmyek batu hijau yang dindatangani obh PT. NNT dengan psmerintah Indonesia pada tanggat 2 Bsember 3986, dengan usia irontrait %fama 3Q tahun, atau sejak tahun 1988
sampai dengan 2016, menwkup areal seluas 240 ~ r n di ' Sumbstwa Baratdaya
meliputi wilayah &rat dan taut. Bakr hijau memiliki cadangan deposit emas 450 ton dan tembaga 4,8 juta tan. Peririraan hama deposit emas dan ternbaga proyek bakr hijau pada kondisi awal diperlihatkan pada tabel 43 dibawah ini. Tabel 44. Jumlah dan Perkiraan Harga pepasit (ems dan tembaga) Proyek Bafu Hijau di Surnbawa, M7"B.
- 1 kilogram(kg) = 2,2pound(lb) - Harga emas US $371Aroy ounce - Harga tembaga US $1,00Eib
Dengan &mildan sejak kantrak karya itu ditandatangani sarnpai krakhirnya usia kontrak tahun 2016, kuntrak karya; terseht tidair akan tefpengaruh afeh perubahan perundang-undangan pemerintah R1 rnaupun bebrapa peraturan daerah selama masa itu, atau kontrak hrya harnpir
rnustahil unkrk dinrbah atau direvisi. Namun didalam UU No,f111967 terbuka peluang bagi kuasa pertambangan untuk dibatafkan yaitu pasal20, ayat b yang brbunyi : Kuasa Pertarnbangan berakhir karena dibatafkan, d a n g k a n pasaf
22 berbunyi : Kuasa Pertambangan dapat diktalkatr dengan Keputusan
Menteri untuir kepentingan negara, Wifayah kontrak karya proyek batu hijau yang demikian luas di
Sumbawa Baratdaya, safing turnpang tindih dengan wllayah kecamatan Sekungkang dan Jerewetr serta kberapa desa dan dusun yang berada
didafamnya. Dusun yang kaadaannya sangat menderita karma 'Yerperangkap" diwilayah icantrak karya adalah dusun Tungo-Sejurang. Halmana sejak proyek
hmpemsi masyarakat ketrilangan aksessibilitas dan mata pncaharian tradisianal mreka atas surnbrdaya hutan adat dan hut. Hutan adatltanah ulayat masyarakat komunatEfokal dusun Tango-Sejarang seluas 5 15013 ha
berada didalarn wilayah kantrak icarya yang saat ini tetutup bagi mere&. Situasi ini mengakibatkan tunrnnya pndapatan masyarakat secara dmstis bahkan
hilang sama sekati sejak tahun 1998 atau sejak tahap stwal operasi. Studi ANDAL pmyek bakr hijau Wak rnernp&mbangican dengan cermat kaberadaan
rnasyarakat komunatltokaf TongolSejomng yang kehilangan aksessibliias bmadap sumberdaya hutan adat d m taut, didalam studi ANDAX, tim PT.MNT
tidak mengidentifikasi 'tuktp matau atas kekradaan hutan adat rnasyarakat
komunaMokaf duwn Tonga-Sajororrg. Keadaan ini menernpatkan PT.NNT telah melalcuiran pfanggaranberat HAM yang hams dauntaskan secara hukurn. Dalarn pasai 18 ayat 3 kantrak karya terdapat kausul yang rnengatakan
....*perusahaan akan mmbayar
ganti mgi yang wajar untuk setlap rumah
tinggal, tanah-tanah hak milik (termasuk tanah-tanah halt mQik herdasarkan
hukum adat Indonesia yang bertaku umum atau yang brlaku seternpat.
Selanjutnya ayat 4 krbunyi
... ."perusahaan atas biaya sendiri sesudah
mendapat prsetujuan pernetintah, dapat mengarnbil dan mnggunairan dari
wilsnya Kontrak Karya, kayu funtuk keperiuan konstruksi), tanah, batu, pasir, kerikil, garnping, air dan hasil serta bahan-bahan lainnya yang dibutuhkan untuk
atau yang akan digunakan okh patusahaan. Sejauh ini masyarairat tidak rnerasa menenma kornpensasi sepesepun
atas hutan adat mereka seluas
1500 ha di wilayah kontrak karya. Jsdi
masyamkat kornunailtohl dusun Tonga-Sejurang mngaftarnidua kali kerugian
atas hutan adat, prtama, tidak adanya ganti wgi atas hutan adatitanah ulayat dad PT.
NNT, kedua, masyamkat kehilangan aksessibiMas tert.ladar> wilayah
hutan adat dan faut yang mengafribatkan hilangnya ma& pncaharian
mdisional mereka. I.
Pilihan Strategi rnasyarakat kornunaVlokal dusun Tonga-Sejumng atas
pmyek batu hijau 1.
Pilihan sttategi atas proyeit batu hiau 'Ditutup* dengan alasan : I
a.
Tejadinya pembahan dan kenrsahn terhadap bentang alam (iandscape] sehingga terjadi kewsakan yang %tius tertradap hutan, tanah, air serh
menrsak pernandangan ahm.
a.
Terjaditlya parubahan dan kerusakan terhadsap kntang ahm (iandscape)
sehingga tejadi karusakan yang serius terbadap hutan, tanah, air setta rnerusak psmandangan alarn.
b.
Tetcemarnya laut oleh limbah tailing ke tefuk Sanunu Sumbawa Baratdaya sejumlah 1.045.UUU.OM1rnilyar tun sehma usia tambang,
9.
Hilangnya mata pencaharian tradisiunal masyarakat kamunaVlokal dusurr Tongo-Sejorong tehadap sumktdaya hubn dan laut,
10. T ' a k adanya kompensasi dad PT.NNT terhadap hilangnya hair atas hutan
adatftanah uiayat masyarakat komunalbbf seiuas 2 2000 ha. PT.NNT dengan jelas tefah mengingirari pawl t 8 ayat 3 Kontrak Karya. f3.
Dari hasil analisis I 4 NTB, 2UU0 mnunjukiran bahwa pruyek batu hijau tidak mampu membangkitkan dan mendotong sector lain untuk maju di
propinsi NTB. 12.
Rendahnya penyerapan tenaga keja bkai sejurniah 2307 orang dan lebih
batryak menempati posisi staff. Tenaga irerja lakal diposisi setingkat
manager hanya dua orang. 13,
Masuknya para pendatang yang rnerniliki pendidikan dan kraterarnpifan
kej a yang lebifr baik sehingga rnemarginaikan penduduk asli. f 4.
Munculnya berbagai petsoalan sosial daiam rnasyamkat lingkar tambang
rnisalnya perubahan gaya hidup, meniqkatnya biaya Widup. Dari krjuh paint diatas, s e a m ringkas dapat dikatakan bahwa proyek batu hijau Mnya layak seam finansial bagi FT.NNT dan iidak byak secara ekanorni, saclaf dan Ingkungan,
2.
Pilihan Strategi Wraiorium" (pewhentian sementara) atas proyek batu
hijau untuk terciptanya kerjasama dengan absan :
a. Adanya kessmpatan bagi kamponen masyamkat kbupaten penghasil untuk mernkrikan masukan terhadap perubahan managemen PT.NNT kerarah yang lebih efisien sehingga akan tercipta equilibrium kelembagaan baru dsn
saling kesepabman diantara kedua k l a h pihak.
b. Masyarakat dapat kemtrali rnernperoleh income dari sumbrdaya hutan adat dan laut, c. Adanya kesempatan bagi kompanen masyarakat kabupaten pnghasit untuk
rnelakukan perbailcan temadap pendidikan dan keterarnpilan
bagi
masyarakat komunaMokat agar lebih banyak terserap pada proyek batu hijau PT,NNT. d. Terbukanya irasernpatan bagi kabupaten penghasil untuir rnernpersiapkan
sektor-sektor yang rnamiiiki petuang keterkaitan (Ungkages) dengan PT-NNT baik untuk membangkitkan maupun mendorong sektor bin didaerah
tersebut untuk maju. e. Revisi kantrak icarya sahingga kampanan masyamkat Kabupaten penghasil
dapat rnemperoleh kepemilikan satram pada pmyek batu hijau sebesar t O peFsen. 3.
Plihan strategi bekejasarna" dengan atasan :
a, Masyarakat menuntut I15 keuntungan pnrsahaan (NPV),
c. Hasil hutan adat ddapat diakses kembali
11.
Pilihan Strategi PT.Nt97"Terfradap Pmyek Batu Hijau
x
4.
PT-NNT mempeftahatlkan agar pmyek bakr hijau Tetap" beropersssi sarnpai twrakfrimya usia kantrak karya tahun 2018 dengan afasan :
a, Proyek batu hijau fayak secara finansiai bagi PT.NNT sehingga dapnt memberikan keuntungan maksirnal. b. Memprtahankan visi perusahaan sebagai penrsahaan sumberdaya mineral yang ie&aik di dunia.
c, krnprtahankan mputttsi PT.MNT dalam mamberiican kunfribusi kepada para pernegang Irepentingan dafam perusehaan. 2.
PT-NNT memkngun "kejasama" dengan masyarakat kurnunaYlocaf
dangan alasan : a. Agar dapat terbangun kerjasarna dan kesepahaman dengatl masyarakat
selama usia kontrak karya sehingga proyek batu hijau rnendapat dukungan social dari rnasyarakat. 4. Adanya komitmn dari PT.NNT untuk rnemberdayakan ekonomi wkyat
seternpat. c. Meningkat pendidikan dan ketemmpilan masyamkat local sehingge banyak
yang terserap setragrti tenaga kerja. d. Membangun
karjasama
dengan
pernerintah
kabupaten
untuk
mengintegrasikan program pnrsahaan dengan pernbangunan rqianaf kabupaten penghasil. e. Perlunya dikernbangkan dialog periodic secara intensif antara masyarakaf
komunat dusun TungMejarong dengan PT. NNT yang diprakarsai aleh
mediator independen. Keuntungan dan kenrgian pilihan strategi antara rnasyarakat karnunalnokal
dusun Tongo-Sejamng versus PT.NW Atas Proyek Batu Hijau dapat difihat pada tabel 45 dan 48 dibawah ini.
-
b,
c.
tmbaga yang masitr memkikan tersisPl bib m e k M u petuhijau djfutup 101,559 peru--yang trilyun. U h ehsiel w n g g t a W p t a equiiitxtum haru. M I trm adat yrxryl Wssf diperol&kemW b. W a s i l m w dapat selama 7 Mun (W mpemlek trasil hutan &n tscrt -mya usia tambang) 3 , 4 6 9 rnilyar. c. m m l r i W l hut tidak dapat SDM dan skill may. d i m karena 1 m t m a r fimbh tailing MOW& yaw {datat i £ d i a l mpunyai ketmaim dmgm P W mu hijau. d. wsi twhdq3 kontrak
-
det.lgan kwwniifikan 10
at.
b.
wulan
m
T q ma Ma! akan kehilatqm m w l
wrtukswrwmawkkI W a r infwmd disdcitw Bokasi proyek akan ~ ~ ~
Catatan :NPV menurut Judhi Adxibar, ,2000
a
a
n
Tabel 46. Pililran Stratggi PT.NNT Atas Proyek Batu Hijau
Bifa opsi proyek batu hijau ditutup tatrun ZOO2 maka akan tejadi psrubahan cadangan deposit emas dan ternbaga yang ditunjukkan oleh tabel 47 dibawah ini
'I"abel47. Asumsi Cadangan (emas dan ternbaga) Proyek Batu Hijau Bila Ditutup Tahun 2002 (setelah proyek berjnlan tiga tatrun)
Sumber : Pubiikasi Pruyek Batu Hijau, 1999, diofah. 6.6.1.
Pilifian Strabgl Bagi Pihak Masyankat KornunaULokal Ousun Tongo-Sajorong Versus PT.NNT Atsls Proyek Batu H#au
Proyek batu hijau sebagai sumber konflik kedua bIah pihak yang rnasing-masing ingin rnemaicsirnumkan keuntungan atas sumbsrdaya mineral,
hutan adat dan iaut di wilayah kontrak karya proyek batu hijau dengan pifihan opsi yang b e M a antam masyarakat ckngan PT.NNT. Oari sudut pandang
rnasyarakat proyak batu hijau lebih mengungkan dila *oitutupMoraloiiud dan
bekejasarna agar masyarakat kembali dapat menikmati hasil dari mata pencaharian tradional mereka atas hutan adat clan taut, dengan demikian
PT.NNT tidak brbuat wmena-mena atas surnberdaya aIam. Dari sudut
pandang PT. NNT lebih menguntungkan jib proyek k t u hijau "tetap" atau
"t>ekejasamasdengan masyarakatlkabupaten penghasil saiama usia kantrak karya proyek krakhir. Pilitran dan iterugian atas pilihan strategi seha tctriicrnenarik kepentingan antara kedua k l a h pihak seafa kuantitatif dipertihatkan pada tabel 48 dibawah ini.
Tabet 40. Matrik pay-off (pahala) Kanfiiic Proyek Batu Hijau Antam Masyamkat KomunaY~ukafVersus PT. NNT
PT. Newmant Nusa Tenggara
Proyek Batu Hijau Tetap 1 Bekerjasama Masyarakat Proyak KomunaVlokal 8akr Oitutupl Dusun Tongo- Hijau Moratorium
sejarang Beirerjasama
W1M. 172.997.200.MX1
truvun
W10?.f 72997.200.m
m
w.t56.i6.835.tm.m
P- G.QBB.S55.lsO.MX]
M=f.738.~.84B.MXI
M=I.T38.855..89B.M10 trityun
P=6.159.938.180.MX)
P= G.aBB.SG.5lsQ.MX)
Hasif pehitungan analisis game theory dengan ABQM terlihat pada tabel 49 dibawah ini
Tabel 49. Matrig paydff (pahala) Yang Diperuleh Oleh Masyarakat dan PT. NNT P7", bkwmmt N
Pmyek T&p
Masyamkat Pruyek Komuna!/iukal Batu Dusun Tongo- Hijau Sejorong
w Tmggara
w Hijm 1 W~asama
Ditutup 1
-95016062 trilyun -95086042 trilyun
Ma~atoriurn
I 4350099 trifyun
Nash EquIXi~um
Perefo Optrmal
Dafam bnsep P13son~fsD17ierna Game dimana jika interaksi antam
kedua b l a h pihak dPakuhn sakr kali saja (one shot only game) yang dicirikan aleh situasi yang terisolasi (tidak saiing htkar infomasi), dimana kedua b l a h pihak
masingmasing
rnempunyai
kesempatan
untuk
mernperaleh
rnanfaaUkeuntungan (banefit) dari kerjasama yang jujur antara rnereka, yang
sebnamya aka# saiing menguntungkan. Tetapi jika salah satu atai kedua
b l a h pihak yang Wr2ranffik masing-masing secara sandiri-sendiri rnencaba untuk berfaku curang (rnementingkan did sendiri atau tidaic bekefjasama dengan
pihait lainnya), maka yang terjadi bahkan akan rnenrgikan salah satu pihak, Kondisi demikian dalam game theory dikenat dertgan nama keseirnbangan darl
Nash (#ash Equt7/ibn'umIf pay-off yang dihasitkan sebesar ( 0 , 0 ). Pada keadaan ini tidak ada intensif (tidak mrnberikan manfaatlbenefit) bagi kedua k l a h pihair untuk merubah strateginya. Hal ternbut dilcarenakan rnereka saling
tidak permya (rnfstmstingeach ather), sehingga aka# menirnbulkan konffikyang
lebih b s a r yang mengarah pada anarkisme rnassa yang merninta biaya sosial
yang sangat tinggi. Apabiia
masyarakaf
komunaMakal
dusun
Tango-Sejarang
memperbanyak musyawarah dan slatumhrni dengan FIT. NNT baik tanpa atau dengafi mediator, maka akan tejadi pngulangan permainan ('repetitivegames) yang marnpu rnernberibn soiusi yang memuaskan k g i kedua belah pihak yang
dikenal dengan Pareto Optimal. Dalam mencapai paihan sttategi 'moratorium" bagi
masyamkat komunallIokal dusun
Tanga-Sejarong atai
startegi
'bekerjasama" bag! PT,NM; kedua belah pihak yang krlranflik tetap berusaha mengadopsi strategi krjagajaga
fct~tingerr strafego, artinya strategi
'bekerjasamaU t a p dihbkan semi kedua blah pihak sama-sama malistik.
"bekejasama" bagi PT.NN'I: kedua belati pihak yang hrkanflik tetap krusaha mengadopsi strategi betjaga-jaga (contingen sfmtegi), aartiya shtegi 'bekerjasama" tetap dilakukan selagi kedua belab pifiak sarna-sama reabstik.
Sebaliknya jika salah saki pihak &tap krtahan dengan strategl masing-masing #tau tidalr mau bekerjasama, maka situasi Pareto Optimal aka# sulii tercapai.
Untuk itu diaolog intensif yang dilakuakn seam periodik sangat bermanfaat
agar kedua befah pihak yang terlibat kanRik akan =ling percayammpercayai (persona! trust).
Dengan
demikian,
repetitive
gam
akan
mengarah
pada
keseimbangan baru (New Equ#ibn'um) yang febih baik dan rnenguntungkan sernua stakeholder, dimana pihak yang terfibat konfiiic mengalami suatu proses
"belajar"(/earning by doing) untuk saling percaya-memprcayai satu sama lain. Jika masing-masing dapat mernprcayai pihak yang lainnya maka memira dapat
membuat keputusan yang lebih baik Untuk mencapai keadaan ini dipertukan acianya suatu kepmimpinan (leademhip) yang piawai dan berwibawa sehingga
tindakan-tindakan pifihannya akan menirnbutkan harapan manfaat kepada semua pihak-pihak yang terfibat di datamnya. Keputusan yang lebih baik ini
akan memuaskan semua pihak yang mengarah pada tertrantuknya keseimbangan kelernbagaan baru yang lebih efisien dan kckehnjutan. Dengan
dernikian, jib permainan dilakukan secara berulang-ulang (mpeated pt&ww"son di!emma
Game) atau mengalami evolusi jangka panjang dari keseimbangan
stochastic yang mengarah pada keadaan kestabifafl. Jika penyaksaian konflik antam rnasyarakat kamunaylakal dusun Tonga-Sejomg dengan PT. NNT mnggunakan sistem merfiasi, maka tim
mdiasi tersebut hams knar-bnar independen dan merupakan refresentasi
dari selunrh stakeholder yakni : akademlsi, LSM, toiroh masyarakat setempat,
legeslatif, eksekutif, kornnas HAM, press dig. Selanjutnya ji ka g&oalan tidak
Intarnasional. Skema penyeksaian konffik dengan mediasi ciapat dilihat pada gambar 14 berikut.
1 Mediator
Earnbar 14. Penyelesaian Konflik Proyek Batu Hijau B n g a n Mediator 6.7.
Penguattln Eiconomi Komunltas Ssbagai Kekmbagaan Dari Intewensi lnvestasik i n g
Albrnatif
Model
PemFintah Indonesia telah membetikan 908 kin usaha pertambangan D
dewan luas areal keselunrhan W.f52.875,92 hektar, anehnya B p t a m h n merasa bangga bisa menggalang banyak investor. Namun ini mefupaican kesalahan fatal, karena pembrian izin dilakukan tanpa mempertirnbangkan fungsi-fungsi ekofogi pulaupulau di Indonesia (suara pernbahanran, 1999).
Disamping itu, kin pertambangan disuatu daemh dapat ireraidbat fatal bagi kehidupan masyarakat komunal, karena tidak sediki wilayah kantraic karya
mfupakan ternpat tinggal masyarakat komunal. Konfllk tafjadi karena investor asing mrnandang usebelahma&" atau tidak mnghargai keberadaan mereka,
sebagai kornunitas yang telah tinggal berputuh-puluh tahun &ternpat ternbut. tnvestor asing tidak mengakui tanah adat, tempat-tempat yang dlkramatkan, juga kearifan tmdkional masyarakat yang tetah terpelihara krtahun-tahun
r
Anafisis selanjutnya diarahkan pada tertaeniuknya resistensi ekonomi
komunitas dalam pengelolaan sumkrdaya alam secara berkelabjutan seda bagaimana menaikkan bargaining rnasyarakat kornunal dari gemparran invesfasi asing daiam pengelulaan sumkrdaya alarn.
Besaran sistern ekanorni ketiga disamping WeIPam state* atau "carpamtive state" adalah sisitem ekanomi komunitas (carnm~fndyeconomy]. Suatu komunitas (community) dapat didefinisiiran sebagai suatu kelarnpok orang-orang komunaf ditingkat tokaf yang dicirikan oleh terdapabtya interaksi sasiaf
(swam hotf2:anfaI) yang intensif diantara mereka para anggota-
anggotanya.
Luas cakupan icomunitas sebenarnya bisa maiiputi mulai dari
satuan (unit) kefuarga sarnpai kpada kornunitas RT dan RW psekutoan adat
kornunal atau "komunitas.nasional" sarnpai pada "komunitas internasionaf*. Dinegam-negara berkernbang kornunitas-kurnunitas rnereka itu &pat diamati
sebagai suku-suku (tribes), warga desa yang dicirikan dasar keailggofaan
seam
noro-subrela
(nun-vdunfary] krdasarkan
hubungan-truhngan
kekerabatan firinship) atau dalarn satuan teritorial tertentu. lnteraksi antar
anggota-anggata wafga setempat yang dilakukan secara berulatrg-ulang dalarn komunitas, dad pengalaman rnenunjukkan batrwa ternyaia kornunitas itu
rnampu m r a endogen menciptakan pengatwan-pengaturn (brupa namanoma sasial dan tata nilai rnasyamkat) untuk rnampu mengkoardinasikan -
aktifdas dari para anggotanya, cian karenanya mngarih pada seIfenfMcing
mechanism, tanpa adanya campur tangan dari pihak ketiga
- dan afeh b w n a
akan menjadi kbih efisbn. Dengan tcata lain nama-noma karnunitas mewpalcan n i-
informal (infonnai institution) yaw d a p l mrnkrikan
panduan kepada anggota-anggota kamunitas kearah pencapaian ha~l-hasil
dari kejasarnn secara sukarela (voIunhryaopemtian) ahu aftematlfnya gaga1 untuk miakukannya, dalam mensupply barang-barang publik iokal { h a ! public goods) dalam pengertian luas (Anwar 2002).
Paranan kmunitas ini sekarang menjadi dianggap semakin penting
tenrtarna dalarn tahun-tahun temkhir ini, khususnya bagi negara kidunasia yang rnewariskan parnerintahan sentralistiir, sehingga banyak nama-nwma adat
yaw dulunya efeirtif daiam mngatur dan msngkaordinasikan perilaku snggotaanggota rnasyarakat kornunal sudah banyak menjadi wsak, Noma-noma adat dalarn datam mengatur perilaku masyarakat kornunal itu dalarn kaitannya
dengan usattalusaha ironsenrasi dan penggunaan sumberdaya krssxrna (common pmpedy resaums) tau dalam pengertian yang lebih sempit, untuk menyediakan local pub&
goads sangat efektif sangat efaktif, =perti dalam
pengelolaan hutan, padang pnggambalaan, wilayafr penangkapan &an dan
sistem irigasi, yang disebut set>agai %cai common" atau k w p a media penyarnpaian infamsi, karma dalsm 1-
common ini dicidkan obh adanya
kesulitan unkrk rnernktfaitukan user msf-pnke charge, yang disebabkan aleh
karena sifatnya secara tehnis Wak terpisahkan (technorogica!non-exdtldabilrfy) dari surnberdaya tersebut, Setringga h a n g publik tidak dapat diharapkan
dipmduksikan sebagai usaha yaw mencukupi bagi kegiatztn konservasi sumberdaya dan lainnya, yang krlainan keadaannya dengan system intensif
seperti yang ditunjubn obh rnativasi keuntungan (pmH motive) dari para
agents didaiam kegiatan ekonami pasar yang dilakukan =cam terbuka. Meskipun negam pada dasamya d a p t mencaba untuk mernaksakan orangorang unkrir mernpertahankan atau rrtehkukan konservasi kepada h
l
common, melalui kehasasn koo4?rsifnya, tetapi kits sarnwama mngetrtfrui
batrwa menagemen yang dilakukan okh para qejaht birokrat untuk memberikan pelayanannya bagi kebutuhan masyankat lokal, disamping
melibatican Wajra-biaya transaksi yang tinggi unhk dapat memahami tentang kebutuhan masyarakat Loknl dan dafam memonitor apakah pengaturmn kegiatan
kunservasi itu supaya dapat betut-ktul diarnati pada tingkat akar rumput (grass-
mot lev&). Oaiam hubungan ini, terdapat suatu patensi tinggi bagi rnasyarakat perdasaan untuk mengkuu&inasikan tindakan-tindakan koiektlf (col/8ctive
acfions) bagi penyediaan barang-barang kornunal (common goods) dan interabi barang-barang pribadi bedasarkan kerjasarna antara para wwarga
penggunak yang diicenakan sanksi atau tekanan-teicanan para warga penggunanya yang diirenakan sanksi atau tekanan-tekanan norma sosiat
terhadap kernungianafi munculnya freeMers.
Menurut Anwar 2002, perkembangan mutakhir yang rnenyangkut akonomi kefembagaan (insfitutiona/ ecummics) yang menggunakan landasan
teati permainan (game theon'es), biaya-biaya transaksi (transaction casts) dan kontrak-kontmk (mtrrrcfua/ amngement) hubungan antam bapak-bua h dan
anak-buah (principal-agent mIations) menyatakan tentang kernungkinan bahwa hubungan-truhngan
kumunitas
dapat
mrupakan
suab
basis
bagi
pengembangan eiranarni pasar, tenrtarna dalam &hap-tahap pmutaan perlrembangannya. Hambatan utama dalam pengembangan pasat dinegara-
negara krkernbang, adalah disebabbn tiadanya mekanisme yang efeirtif untuk
melndungi pmptly mht dan memaksakan untuk memenuhi persyarafan
kontrak-kunimk (contmt2~1aI enfmmntl, Pade keadaan dimana sumberdaya hukurn dan karnpetensi para pejabat birokmt blum Iskernbang secara =hat,
maka numa-norma
kornunitas yang didasarkan pada interaksi susial yang intensif dapat menjadi
suatu substitusi yang diperkirakan biaya transaksinya bbih rendah unkrit mefakana kan pemaksaan mkanisrne legal j:egai anfomement mechanism).
Kejadian pelanggaran kantrak pefuarrgnya akan bertarnbah kecil pada intetaksi antar orang-orang yang rnempunyai hubungan personal yaw intensif karena masing-masing ciapat mengidentifikasikan dan mr-amalkan secara akurat tentang perilaku dati orang fainnnya. Juga saling percaya mampemyai dan
narma-noma kamunitas, akan terpelihara melalui hubungan-hubungan personal
yang dekat dalarn suatu institusi komunitas yang mengandung sanksi-sanksi sosial terpem ya (credible socia! samtkn) yang dapat bekefja sebagai predam
yang efektif (8fwtiVe bmke) tarhadap kemungkinan tejadinya moral hazards. Qbh karena itu w r a historis tidaic rnengheranlran bahwa perdagangan yang
cemat dan pambiayaan aMiMas diantam kelornpak-ketompok efnis tertentu seperti yaw terdapat pada kaum Ysttrudi Magrib4 di zaman pertengatran disekitar laut tengab dan atnis Cina di Asia Tenggara menunjukkan kinerja yang
lebih efeirtif. Kepemyaan icultural mangarah pada janji
(confcfian) bahwa
kernacetan tehadap pedanjian irontrak dengan setiap anggota kornunitas hams dapat secara kalektif dapat dihindari dengan cam mngucilkan yang
bersangkutan dari hubungan-hubungan perdagangan lebih latljut dan dapat mefighindad tejadinya mami hazards yang berasaf dari kejadian trrsnsaitsl
antara kelarnpuk anggotanya dan juga anbra anggata dengan agents yang lain.
bersama (ha! wmmn] pada dasamya sarna saprti pernanannya daiarn perkernbangan pasar. Dalam kedua kasus tersebut dia memaksairan
pengatumn-pengaturan dengan biaiaya yang sedang sepanjang komunitas
ukurannya kecil dan secara relative bemifat terhttup. Seprti hafnya dengan
mekanisme dalarn memaksakan pngaturan adalaft lebih efisien dalarn mengontrol perdagangan pada suatu pasar nasional yang kbih luas, demikian pula a h n lebih efiskn dalam mtakukan kanservasi hutan didalam suatu desa dibanding dengan tarnan nasianal (nasianal park) yang has. Qkh karena itu
teari kanvensianal mnunjukkan bahwa opemi dari pasar yang besar sebagairnana halnya dengan kunsenrasi surnberdaya h m m a yang besar haws didukung oleh kekuasaan pemaksaan (cuemve) dad negara dalam
rnerancang dan memaksakan huirum-hukum yang formal. Namun demikian teori tidak bisa rnengatakan s e a m tepat tentang ukuran pasar dan surnberdaya
bersama yang seberapa b e a r yang memedukan pengendatiannya dilakukan
aleh rnasyarakat kornunai, dan sebempa besar yang hams dibngani oleh negera. Pertanyaan ini rnenyangkut persaalan empirik yang jawabannya bisa
berbeda satu dengan yang lain tergarrtung kepada perkernbangan tahap-tahap wmbangunan serta tradisi kultural yang terdapat dalarn suatu rnasyarakat bangsa. Misainya suatu hutan nasional yang h s a r dapat dikunservasikan
secara lebih efisien jika bbrjasamsx dengan bebempa desa yang terdapat: didalam hutan dan diorganisasikan melalui insentif yang mernadai, jika
dibandingkan dengan kasus mangemn yang dilakukan oleh para petugas
kehutanan saja. Sehingga sama-sama
mernkrikan advohsi
icepada
Mrkembangkanya peranan perbailan pasar dan peranan pemerinhh dalam
permbangunan pasar, maka aMifas gemerintah haws diarahkan untuk
mrnperkuat kapasitas kamunitas untuk mengarganisasikan tindakan kokktif
guna mngelala dan memanfaatkan common gaud yang diinginkan.
Kebijakan pemerintah *lama
ini hams berubah berdasarkan pertimbangan
kepentingan kehidupan rnasyaralcat adat kamunal Iukal. Biia pengertian
komunitas dipriuas maka psngetoaan ekusistem juga diu'rikan sebagal model pengelolaan ekosistem para pihak (muki-agents) yang a k n rnenghasifkan
norma-noma sosial dan tatanilai yang dihampkan rnelembaga dan bersifat selfenforcing keafah pengefolaan sumbrdaya atam yang hrkelanjutan. Sebagi tindak lanjutnya pemerintah diharapkan mengukuhkan hak-hak (pmpetfyright),
sehingga rnasyarakat komunai lokal mernpunyai harapan (qectatiun] untulr rnernperoleh aliran-afimn manfaat dikemudian hari, yang akan mendomng pemeliharaan kelestarian SDA dari intewensi asing yang akan rnenprnbang
kepada pembangunan witayah secara krirelanjutan.
a.
Pembatrwsan Menyeluruh Industri pertarnbangan adalah kegiatan yang rnemeriukan modal besar,
teitnatogi tinggi dan proses yang beresiira tinggi. Afas alasan iht pernetifitah Rl memberlkan perfakuan khusus (lex spisialis) pada industri pertambangan artinya
isi kantrak karya pertambangan tidak bisa diubah dan tidak ferpenganlh okh instrumen prundang-undangan yang akan lahir kemudian, sehingga akan
menjamin kearnanan invastasi. AMfitas eksplorasi atas dugaan cebakan emas dan ternbaga di putau Sumbawa dirnulai tahun 1986 dan pada tahun itu pula sebuah dokumen kontrak karya ditandatangani di Jakarta pada tanggal 2
D e s e r n k r 4906, antam pihak Indonesia yang diwakiii oteh menteri pertarnbangan dan energi dengan PT. Newmont Nu-
Tenggara (suakr
perusahaan yang didirikan di Negara Bagian Delaware, AS) setelah pmsahaan tersebut betbadan hukurn Indonesia, =lama 30 tahun.
Penandatanganan kontrak karya yang brlangsung elitis dan tertutup itu, barn setelah beberapa tahun iremudin, M a r pertengahan 9I)lan
masyarairat barn menyadarl skan dihkanys sebuah tarnbang emas cfidaerah
Sumbawa. Maka menjadi sangat jelas bahwa, dokumen kantrak karya tambut,
jauh dad senaerngaf partisipasi, keterbukaan dan dialog dewan rnasyarakat seternpat. Sebuah perilakir yang Wait terlakr asing dad abirokmt paayi
pemedntah Indonesia" atas sernua proyek pembangunan di era ORW Setelah mslalui survey geologi yang mendalam di Sumbawa Barat
Oaya, selringga dapat dipatstikan rjidaerah krsebut terdapat mbakan emas dan tembaga yang w kup potensial dan memenuhi syarat ekorrornis untuk ditambang (kandungan minemi seluruhnya d'iksir 4,8 juta tembaga dan 390
ton amas). Pmyek tersebut bemama tmb hijau sesuai &%an warna batuan daminan yang berwarna hijau di Ioitasi tambang &ma.
Pmyek batu hijau
mnc~licupamal seluas 2 400 km atau dengan luas kontmk brya saat ini 118.900 hektat brtokasi di Surnbawa Barat Daya malipu4i wilayah
laut dan
darat.
Saat ini terlihat #as
ketidaksiapan pmerintah daerah (apafagi
masyankat komunaihkai) yang tanpa kmsep dan perenCanaan datam
mengintegrasiiran
pemncanaan pernbangunan wlayah
dengan
Map
perencanan trioregional perusahaan di lakasi kontrak karya. Perusahaan
sealah-aiah b i brbuat apa saja atas hutan, la& dan sungai serta surnberdaya ahm bin diwilayah tersebut, tanpa minta bin terlebih dahulu
kepada pemerintah dan masyarairat setempat. Maskipun darnikian ekspesktasi masyarakat sangat tinggi atas bberadtlafi proyek W Kiau PT. NNT unhlk perbikan ketriiupan kearah yang
lebih baik. Sikap optimistik masyarakat berangkat dari logika yang sangat sederhana yakni kgkayaan sumberdaya mineral didaerah mereka mestinya berbanding lurus dengan perbaikan kehidupan dan kesejahteraannya. Melihat argumen diatas, seolah-olah masyarakat membuat teori sendiri atas perbaikan nasib mereka. Setelah proyek batu hijau berjalan sejak akhir 1999 hingga saat ini harapan masyarakat jauh dari kenyataan khususnya bagi masyarakat komunal/lokal didaerah lingkar tambang maupun pembangunan wilayah propinsi NTB. Melihat kenyataan ini. Fokus penelitian tesis ini diarahkan pada dua prespekti utama yakni dampak ekonomi proyek batu hijau bagi masyarakat komunaMokal khususnya dusun Tongo-Sejorong dan pembangunan wilayah propinsi NTB serta dampak sosial bagi masyarakat lingkar tambang. Sintesa dan hasil analisis pada pembahasan-pembahasan sebelumnya dapat disajikan sebagai berikut : 6.8.1.
Dampak Ekonomi Proyek Batu Hijau PT. NNT Bagi Masyarakat KomunaUlokal Dusun TongoSejorong
Temuan terpenting dari penelitian ini adalah bahwa masyarakat komunaVlokal dusun Tongo-Sejorong terjebk adalam wilayah kontrak karya proyek batu hijau PT. NNT yang karenanya masyarakat kehilangan aksesibilitas terhadap sumberdaya hutan adat disebelah utara dusun yang tertutup bagi masyarakat dan dijaga secara khusus oleh satpam perusahaan. Sumberdaya laut disebelah selatan dusun adalah tempat pembuangan limbah tailing bagi proyek batu hijau sehingga hasil-hasil laut tidak bisa dinikmati oleh masyarakat. Dan kasus ini dapat disimpulkan bahwa studi ANDAL yang dibentuk oleh tim perusahaan hanya formalitas belaka dan "tutup matas terhadap "musibah" yang
6.8.2.
Dampak Ekonomi Proyek Batu Hijau PT. Pembangunan Wilayah Propinsi NTB
NNT Terhadap
Proyek batu hijau PT. NNT adalah satu-satunya sektor pertambangan non migas di propinsi NTB, sehingga kontribusi sektor pertambangan terhadap pembangunan wilayah termasuk didalarnnya (include) kontribusi proyek batu hijau. Tabel 50 memperlihatkan ringkasan hasil analisis Input - Output propinsi NTB. Tabel 50. Ringkasan hasil analisis data I - 0 propinsi NTB, 2000, diolah (atas dasar harga berlaku) No
Bentuk KonMbusi
Nibi (Rp) juta
Persentase
Nilai Output Wilayah Nilai Tarnbah Wilayah Eksport Wilayah Import Wlayah Serapan Tenaga Kerja Keterkaiian Langsung Ke Depan (KLD) Keterkaitan Langsung dan Tidak LangsungkeDepan(K1TD) Keterkaitan Langsung Kebelakang (KLB) Keterkaitan Langsung dan lidak Langsung ke Bdakang (KLTB) Daya Penyebaran Derajat Kepekaan Pengganda Output I Pengganda Output If Pengganda Pendapatan I Pengganda Pendapatan I1 Pengganda Tenaga Kerja I Pengganda Tenaga Kerja II I
Rangking Dari 59 Sektor 1 1 1
29 43 57 56
I
Sumber : I - 0 NlB,2000,didah
lnterpretasi dan tabel 50 diatas adalah sebagai berikut : 1.
Sektor pertambangan memiliki peran yang cukup signifikan bagi pembentukan nilai output Propinsi NTB tahun 20Q0 dengan nilai output terbesar (urutan ke-1) yaitu sebesar Rp. 3. 529.131.862 milyar atau memberikan andil seperlima (24,08 persen) dari seluruh output yang diciptakan di propinsi dengan nilai total Rp. 14.657.707.371 milyar.
2.
Sektor pertambangan memberikan nilai tambah terbesar (urutan ke-1) dalam
perekonomian
NTB
tahun
2000
dengan
nilai
sebesar
Rp.3.077.329.742 milyar atau memberikan andil seperlima (20,71 psrsen) dari seluruh nilai tambah yang diciptakan di propinsi tersebut dengan jumlah total Rp. 3.077.329.742 milyar.
3.
Kontribusi proyek batu hijau terhadap pembentukan nilai eksport wilayah propinsi NTB terbesar yaitu sebesar Rp. 3.529.131.862 milyar atau memberikan andil tiga perempat (75,94 persen) dari keseluruhan nilai eksport di propinsi ini yang jumlah keseluruhannya Rp. 4.647.279.044 milyar.
4.
Kontribusi proyek batu hijua terhadap pembentukan nilai import wilayah 0.
5.
Kontribusi proyek batu hijau terhadap serapan tenaga kerja di propinsi NTB sampai dengan Februari 2002 tergolong kecil yakni sebesar 3.977 orang atau 0,22 persen dari 59 persen sektor menurut tabel 1-0 propinsi NTB, 2000. Hal ini disebabkan karena proyek tersebut bersifat padat modal dan berteknologi tinggi. Tenaga kerja lokal tidak terserap dalam jumlah besar pada proyek tersebut karena rendah skill dan pendidikan.
6.
Keterkaitan langsung ke depan (KLD) sektor pertambangan memiliki koefisien sebesar 0,0000, ini berarti bahwa, (a) rendahnya tingkat ketergantungan output sektor pertambangan terhadap sektor lainnya (b) output sektor pertambangan tidak dimanfaatkan oleh sektor-sektor lainnya sebagai input ini disebabkan karena seluruh hasil produksi proyek batu hijau PT. NNT di ekspor.
7.
Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan (KLTD) proyek batu hijau dengan koefisien 1,0000 artinya bahwa setiap kenaikan permintaan
276
akhir sebesar satu unit akan memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung tehadzp sektor-sektor yang menggunakan output proyek batu hijau sebagai input antara sebesar satu satuan. 8.
Keterkaitan langsung ke belakang (KLB) sektor pertambangan dalam perekonomian propinsi NTB memiliki koefisien sebesar 0,12802 artinya bahwa sektor pertambangan menggunakan input secara langsung sebesar 0,12802 unit untuk proses produksi, sebagai akibat dari permintaan akhir sektor tersebut sebesar satu unit. Bila dibandingkan dengan 59 sektor di propinsi tersebut koefisien ini termasuk kecil.
9.
Keterkaitan langsung dan tidak langsung (KLTB) adalah sebesar 0,12802 artinya proyek batu hijau membutuhkan input sektor-sektor lainnya termasuk sektor yang bersangkutan jika tejadi kenaikan permintaan akhir proyek batu hijau sebesar satu satuan.
10. Sektor pertambangan proyek batu hijau PT. NNT
mempunyai daya
penyebaran (forward linkage) yaitu tingkat keterkaitan kedepan ialah hubungan dengan penjualan barang jadi sebesar 1,0830 artinya bahwa untuk menaikkan output sektor-sektor lain secara keseluruhan sebesar 1,0830, maka sektor pertambangan harus dinaikkan outputnya sebesar 1 unit. Sedangkan derajat kepekaan (backward linkage) yaitu keterkaitan kebelakang yang hampir selalu merupakan hubungan dengan bahan mentahhahan baku sebesar 1,0000 ini berarti bahwa akibat kenaikan 1 unit permintaan akhir seluruh sektor menyebabkan output sektor pertambangan meningkat sebanyak 1,0000 unit. 11. Sektor pertambangan proyek batu hijau PT.NNT mempunyai derajat
kepekaan sebesar 1,0000, ini berarti bahwa akibat kenaikan satu unit
perrnintaan
akhir
seluruh
sektor
menyebabkan
output
sektor
pertambangan meningkat sebanyak 1,0000 unit. 12. Sektor pertambangan proyek batu hijau PT. NNT mempunyai koefisien
pengganda output type I sebesar 1,08229 dan type II sebesar 1,50088. Angka ini mengandung arti bahwa peningkatan permintaan akhir sektor pertambangan satu satuan, maka akan meningkatkan output pada sernua sektor sebesar 1,08229 dan 1,50088 satuan. Apabila dibandingkan dengan sektor pengganda output lainnya sektor pertambangan tergolong kecil. Sektor pertambangan proyek batu hijau tidak termasuk dalam sepuluh sektor terbesar menurut pengganda output type I dan II di propinsi NTB. 13. Koefisien pengganda pendapatan type I dan II sektor pertambangan
adalah masing-masing sebesar 1,04107 dan 1,25431. Artinya peningkatan permintaan akhir sektor pertambangan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan pendapatan rumah tangga disemua sektor ekonomi sebesar 1,04107 dan 1,25431 satuan baik langsung maupun tidak langsung dengan rumah tangga sebagai eksogeneus dari model. Apabila dibandingkan dengan pengganda pendapatan sektor lainnya sektor pertambangan
proyek batu hijau. Apabila
dibandingkan dengan
pengganda pendapatan sektor lainnya sektor pertambangan proyek batu hijau PT. NNT tergolong kecil. 14. Koefisien pengganda tenaga kej a type Idari sektor pertambangan adalah
sebesar 7,09941. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa sektor pertambangan menciptakan pengaruh ganda sebesar 7,09941 terhadap kesempatan kerja disemua sektor ekonomi, jika output sektor tersebut
meningkat sebesar satu unit. Jika rumah tangga dimasukkan dalam transaksi antara maka pengganda tenaga kerja type I1 menjadi 63,55315 yang artinya bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sektor pertambangan sebesar satu unit, maka akan meningkat penyerapan tenaga kerja disemua sektor ekonomi sebesar 63,55315 tenaga kerja.
6.8.3.
Dampak Sosial Budaya Proyek Batu Hijau PT. NNT Terhadap Masyarakat KomunaULokal Dusun Tongo Sejorong dan Masyarakat Lingkar Tambang
Dampak sosial budaya atas keberadaan proyek batu hijau adalah sebagai berikut ; (1) adanya keinginan dari salah satu sub kontraktor PT.NNT untuk mendirikan bar khusus untuk minum-minuman keras, rencana tersebut telah menimbulkan reaksi yang keras dari masyarakat sehingga berhasil digagalkan. (2) budaya gotong royong yang melekat pada masyarakat semakin memudar semenjak mereka mengenal sistem sewa dan gaji ketika perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang besar pada tahap konstruksi. Situasi ini membenarkan sinyalemen yang mengatakan bahwa bila ekonomi pasar dan cara produksi kapitalistik dibiarkan leluasa masuk desa maka tatanan harmonis dalam masyarakat petani akan rusak, memunculkan berbagai rupa perlawanan dari petani miskin yang pada gilirannya akan membuat kaum tani akan semakin sengsara. (3) desa Maluk dijadikan basis oleh PT. NNT sebagai pusat perkantoran perusahaan, pelabuhan taut untuk pengapalan konsentrat, PLTD bagi proyek, tempat konsentrasi alat-alat berat perusahaan, tempat penginapan bagi karyawan, bahkan desa ini secara alamiah menjadi pusat kegiatan ekonomi yang dimanfaatkan oleh masyarakat pendatang maupun lokal untuk berbisnis. Sejauh pengamatan penulis, di desa Maluk terjadi pergeseran norma
279
dan nilai yang sangat mencolok dalam masyarakat, tingginya biaya hidup, selera, gaya hidup kearah sikap yang hedonistik, mementingkan din sendiri (selfish), perjudian dan merajalelanya praktek asusila (pelacuran dan kumpul kebo). Bahkan desa Maluk mendapat nama baru oleh masyarakat dengan sebutan "Texasn - nya Sumbawa. (4) munculnya ketegangan sosial dalam masyarakat yang berasal dari dua kubu yang berbeda. Pertama, kubu masyarakat yang kontra atas keberadaan proyek batu hijau yang merasa kehilangan aksesibilitas atas hutan adat, laut dan lahan produktif mereka yang tidak mendapat ganti rugi dari perusahaan. Kedua, kubu masyarakat yang pro atas keberadaan proyek yang sengaja diciptakan oleh perusahaan. 6.8.4.
Kerugian Ekonomi dan Sosial Akibat Beroperasinya Proyek Batu Hijua PT. Newmont Nusa Tenggara di Sumbawa Baratdaya
1.
Perubahan Bentang Alam Secara Permanen. Proyek batu hijau adalah jenis tambang terbuka (open pit) yang berarti
bahwa bijih mineral diperoleh dengan menggali permukaan tanah yang mengandung mineral. Melihat besamya tubuh cebakan yang mengandung bijih, yang berbentuk kerucut terbalik dengan diameter 2 km sampai kedalaman 1 km hingga bagian dasar denga garis tengah 1 km. Penggalian tubuh cebakan itulah yang mengakibatkan perubahan bentang alam secara permanen di daerah batu hijau, juga akibat pembuangan tanah penutup (over burden) dan batuan limbah sejumlah 1,58 milyar ton, batuan limbah tersebut mengandung sulfida yang akan dibuang pada dua tempat yang daerah Tongoloka dan Sejorong. Pada akhir usia tambang daerah yang bekas penggalian akan membentuk lubang raksasa dengan diameter 2 km dan kedalaman 1 km.
-
Perubahan bentang alam secara permanenen ini akan merusak lanscape dan pemandangan alarn didaerah batu hijau yang tidak temilai harganya. 2.
Hilangnya Lahan Yang Berhutan. Lahan yang berhutan seluas 1526 ha hilang karena aktifitas
pertambangan dan fasilitas pendukungnya selama masa konstruksi dan operasi, merupakan luas yang cukup penting bila diukur dalam skala setempat. Rincian lahan berhutan yang dipergunakan untuk kepentingan proyek batu hijau dapat dilihat pada tabel 51 dibawah ini. Tabel 51. Lahan Behutan Yang Dibuka Untuk Keperluan Proyek Batu Hijau PT. Newrnont Nusa Tenggara
17 18
1.
Pabik W w Benete TOM : Studi ANDAL Royek batu hijau PT. NNT. 1995
10 1906
0
0 1526
Hilangnya Berbagai Species Binatang dan Tumbuhan. Hilangnya daerah bemutan ini berakibat, ikut dikorbankannya kayu
yang bemilai kornersial serta 360 species hewan yang mewakili lebih dari 86 famili, termasuk tumbuh - tumbuhan yang berkhasiat untuk obat tradisional.
Satwa liar yang berkurang atau hilang antara lain : species ular, species kadal, species kura-kura air tawar, species bauaya muara, species katak (katak besar), species burung, species kelelawar, species mamalia (kecuali hewan piaraan), species ikan (ikan air tawar), species ikan laut, penyu dan sebagainya. 4.
Tercemarnya Teluk Senunu Oleh Limbah Tailing dan Hilangnya Sumberdaya Laut Bagi Masyarakat Komunal Pembuangan tailing ke teluk Senunu dengan system STD merupakan
cara yang paling aman dan murah bagi PT. Newmont untuk menghindari sorotan publik, bila tailing dibuang secara terbuka didaerah daratan seperti bermasalahnya tailing yang dibuang ke sungai aikwa oleh PT. Freport Inc di lrian Jaya. Tailing yang akan dibuang ke teluk Senunu sampai berakhimya usia tambang sejumlah 1,045 milyar ton. Tailing ini berakibat rusaknya ekosistem laut, yang berakibat hilangnya sumberdaya perikanan diteluk tersebut bagi masyarakat komunal dusun Tongo
- Sejorong. Menurut data tahun
1996, total
pendapatan masyarakat yang bisa diperoleh pada tahun tersebut sebelum beroperasinya proyek batu hijau dari hasil sumberdaya laut diantaranya ; lobster, tuna (tongkol), kakap, mengali, udang, nener (anak bandeng), benaro (mata tujuh), tripang, telur penyu, kepiting laut, bob0 (kerang) adalah sebesar Rp. 247.340.000 (dua ratus empat puluh tujuh juta empat puluh ribu rupiah). 5.
Hilangnya Sumberdaya Hutan dan Tidak Adanya Kompensasi Atas Hutan Adat Sebagaimana telah dijelaskan pada sub bab 6.1 bahwa akibat
dibukanya proyek batu hijau masyarakat komunal dusun Tongo-Sejorong 'terperangkap" dalam wilayah kontrak karya akibatnya masyarakat kehilangan aksessibilitas terhadap sumberdaya hutan adat yang telah mereka usahakan
puluhan tahun dan tidak adanya ganti rugi atas hutan adat tersebut. Dengan kata lain PT. Newmont rutup mata" atau tidak mengakui keberadaan hutan adat tersebut. Padahal dalam kontrak karya pasal 18 ayat 3 adanya kewajiban bagi perusahaan untuk memberikan ganti rugi. Hutan adat masyarakat komunal dusun Tongo-Sejorong dapat dilihat pada halaman 188. Akibat lain adalah masyarakat kehilangan aksessibilitas terhadap terhadap sumberdaya laut, karena laut telah tercemar oleh limbah tailing proyek tersebut. 6.
Menyempinya Lahan Produktif Bagi Masyarakat. Disebabkan karena wilayah kontrak karya proyek batu hijau, saling
tumpang tindih dengan wilayah kecamatan dan desa di Sumbawa Baratdaya, maka penggunaan tanah masyarakat setempat untuk aktifitas pertambangan tidak dapat dihindari. Misalnya di desa Sekongkang Atas, telah terjadi penyusutan luas desa, pada tahun 1996 luasnya sekitar 15.244 ha, pada tahun 1998 menyusut menjadi 12.195 ha, berarti lahan yang diambil alih penggunaannya oleh perusahaan sebesar 3.049 ha, ini baru di desa Sekongkang Atas, belum lagi di desadesa lain (ada tiga desa yang lain) (Yani Sagaroa, 2002). Sampai akhir 1999 ada sekitar 206 orang yang kehilangan haknya atas tanah. Di desa Tongo-Sejorong tejadi kesemrautan pembebasan lahan produktif masyarakat akibat berbagai fasilitas proyek, ganti rugi atas lahan sangat tidak wajar, masyarakat yang seharusnya mendapat ganti rugi justru tidak mendapatkan kompensasi apapun.
7.
Rendahnya Penyerapan Tenaga Kerja Lokal. Kesepakatan PT. Newmont tentang tenaga k e j a bahwa akan merekrut
60% knaga kerja lokal NTB dan 40% tenaga keja luar NTB. Kenyataan menunjukkan bahwa kesepakatan tersebut tidak diindahkan oleh perusahaan.
Bahkan tejadi diskriminasi antara tenaga kerja asing dan tenaga k e j a nasional meskipun pada posisi yang sama. Diskriminasi terhadap tenaga kerja local, dari 13.000 orang pelamar, hanya 600 orang yang diterima dan ini tidak jelas antara yang local dengan pendatang. Sementara PT. NNT punya komitmen akan mempekerjakan 60 % tenaga keja local. Diskriminasi terjadi baik pada masa perekrutan, perlakuan sebagai pekerja, gaji, fasilitas yang didapat dari perusahaan. Hal inilah yang sering kali rnembuat kecemburuan sosial, sehingga menyebabkan aksi demonstarsi seringkali terjadi ( Yani Sagaroa, 2002 ). 8.
Kebutuhan Bahan Makanan Pokok Tenaga Kerja Tidak Dipasok Dari daerah Setempat Kebutuhan bahan makanan pokok bagi tenaga kerja selama masa
operasi proyek batu hijau tidak dipasok dari daerah setempat. Padahal realitas menunjukkan bahwa mata pencaharian masyarakat setempat adalah pertanian dan tersedia cukup lahan bila pihak perusahaan memiliki niat baik untuk memberdayakan ekonomi masyarakat lokal. Seluruh kebutuhan bahan makanan perusahaan didatangkan dari luar daerah setempat. Besarnya kebutuhan masyarakat akan bahan makanan pokok bagi tenaga kerja selama masa operasi ditunjukkan oleh tabel 52 dibawah ini.
Tabel 52. Jumlah Bahan Makanan Pokok UntuE( Tenana Keoa Selama 10 Tahun Masa Operasi Proyek Batu Hijau PT. NNT. (000Rp) Kebutuhan Selama I X a i a Bahan Makanan 10 tahun Masa Komoditas Operasi (ton) (Rp) milyar 15.960.000 1 Daging Sapi 420 10.800.000 36 2 Daging Domba 1.680.000 120 3 Ayam 12.000.000 4800 4 Beras 9.600.000 12000 5 Telur 2.520.000 360 6 Kacang-Kacangan 17.280.000 432 7 Kentang 360.000 120 8 Tomat 240.000 960 9 Pisang I n Knl 1.920.000 960
I
9.
/
I
I
Munculnya Masalah Sosial.
Degradasi moral sebagai akibat perkembangan gaya hidup baru (minum alcohol, judi, narkoba, hiburan), berkembangnya pelacuran dan tindakan kriminal, serta berkembangnya kawin kontrak antara gadis local dengan bulebule.