HASlL DAN I'EMBAlMSAh Penentuan dosis optimum pada pengul-aian PCP
Dosis optimum pada penguraian PCP adalah dosis terendah yarig dapat digunakan untuk menguraikan PCP. Pada awal penelitian diketahui bahwa penguraian PCP tidak memerlukan dosis yang tinggi, namun berapa dosis yang tepat perlu dikaji lebih lanjut. Tahap pertama dilakukan radiasi dengan rentang dosis 0-10 kGy, namun karena penurunan intensitas serapan hanya terlihat sarnpai dosis 2 kGy, niaka radiasi dilanjutkan dengan memperkecil rentang dosis. Tahap kedua dilakukan radiasi dengan dosis 0-5 kGy, penurunan intensitas serapan terlihat sampai dosis 2 kGy, liemudian intensitas naik. Tahap ketiga dilakukan radiasi dengan rentang dosis 0-2 kGy, pada tahap ini penurunan intensitas serapari terlihat dengan nyata. PCP mernpunyai serapan pada daerah ultraviolet dengan panjang gelombang 220, 250, dan 320 nm seperti terlihat pada Gainbar 5. Serapan pada panjang gelombang 220 nm nienunjukkan adanya senyawa aromatik tersubstitusi, sedangkan panjang gelombang 250 dan 320 nm menunjukkan adanya ikatan rangkap dan elektron bebas pada atom oksiyen atau klor. Mula-mula radiasi dilakukan dengan dosis 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 kGy dengan laju dosis 1 kGy/jam dan pH awal 7. Perubahan spektrum setelah iradiasi disajikan pada Garnbar 5. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa intensitas serapan pada panjang ~elonibang220 nrn mengalarni penurunari pada dosis 2 kGy, kemudian intensitas serapan mengalami kenaikan pada dosis di atas 2 kGy. Pergeseran serapan juga dapat diamati pada parijang gelombang ini. lntensitas serapan pada panjang gelombang 250 dan 320 nm mengalami penurunan dengan naiknya dosis radiasi. Perubahan serapan PCP yang diiradiasi dengan dosis 0, 2, 4, 6, 8 dan 10 kGy dapat dilihat pada Tabel 1.
:7
fi
250
:iX) .XD ----. ..---
.1X' --
--
- - --
-to -
Panjang gelombang (nni)
Canibar 5. Spektrum PCP setelah diiradiasi dengan dosis 0-10 kGy, p H awal 7 dan Iaju dosis I kCy/jam '1'abt.l 1. Perubahan serapan PCP setelah diiradiasi dengari dosis 0-10 kGy -
-
Ilosis radiasi (kGy)
G a p a n (nm)
Ilari Tabel 1 terlihat bahwa dosis optinial vary dikehendaki tidak terlihat den2an jclas Oleh karena itu radiasi dilanjutkan denyan rentang dosis 0-5 kGy dengan Londisi sania dengan di atas. Perubahan spektrum I'CP setelah diiradiasi dengan dosis 0. 1. 2. 3. 4. dan 5 kGy dapat dilihat pada Ganibar 6. Sedangkan perubahan serapan
dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Perubahan serapan PCP setelah diiradiasi derlgan dosis 0-5 k e y -
Serapan (nm)
Dosis radiasi (kGy) 220
250
320
0
1,678
0,388
0,198
1
1,412
0,328
0,160
2
1.233
-
0,105
3
7 -
1418
-
-
4
1,392
-
-
5
1,420
-
(kGy
Dari data tersebut terliliat bahwa perubahan spektrum PCP setelah diiradiasi dengan dosis 0-10 k<;y dan 0-5 kGy niemiliki pola spektrum yang hampir sama, diniana pada dosis 2 kGy intensitas serapan mengalami penurunan. Naniun dengan naiknya dosis di alas 2 kGy intensitas serapan pada panjang gelombang 220 nm mengalami kenaikan dan adanya pergeseran panjang gelombang Pada panjang gelombang 250 dan 320 nm intensitas serapan mengalami penurunan dengan nai knya dosis. Oleh karena itu radiasi dilanjutkan dengan rentang dosis 0-2 kGy den2an kondisi sama derigan di atas
1
200
250
3x1
350
I
400
1
450
Panjang gelombar~g(nm)
Gariibar 6. Spektrum I'CP setelall diiradiasi dengan dosis 0-5 kGy, p H awal 7 dari laju dosis 1 kCy/jam
I'erubahan spektrum PCP yang diiradiasi dengan dosis 0-2 kGy dapat dilihat pada Gambar 7, sedangkan perubahan nilai serapan dapat dilihat pada Tabel 3. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa intensitas serapan pada tiga panjang gelombang 220. 250, dan 320 nm mengalami penurunan dengan naiknya dosis radiasi. Penurunan
pada panjang gelomban_g 220 nm masih belum optimum, oleh karena itu perlu dilakukan variasi parameter lainnya sehingga akan diperoleh penurunan serapan yang oi)filnurn.
. 200
,
,
1
250
T
7 7 - - -
-
....
300 _
1
350
.
1 1 -
400
7
-
-
7 7 '
450
7-7-7-
-
-'
-y7
.
Gambar 7. Spektrurn PCP setelah diiradiasi dengan dosis 0-2 kGy, pH awal 7 dan Iaju dosis 1 kGy/jam Tabel 3. Perubahan serapan PCP setelah diiradiasi dengan dosis 0-2 kGy Dosis radiasi (kGy)
Serapan (nm)
-
Panjang gelombang (nm)
Peagaruh pH pada penguraiarl PCP Penyaruh pH pada penguraian PCP dilakukan dengan variasi pH 5 , 6, 7, dan 8 . Radiasi dilakukan pada dosis 0-2 kGy dengan laju dosis 1 kGyIjam. Spektruni PCP yang diiradiasi pada pH 5, 6, 7, dan 8 dapat dilihat pada Gambar 8, 9, 7, dan 10. Dari spektrum pada Gambar 8, 9, dan 10 dapat dilihat bahwa panjang gelombang 220 nm mengalami pergeseran ke arah pergeseran biru (efek hipsokromik), sedangkan panjang gelombany 250 dan 320 nm mengalami penurunan intensitas serapan. Berkurangnya intensitas pada 250 dan 320 nm menunjukkan ikatan rangkap maupun elektron bebas pada atom oksigen maupun klor semakin nienurun.
I
200
7
2%
T
7
-
7 T
300
-
-7-
-
-
350
--
,
7
-7
Panjang gelombang (nm)
Gambar 8. Spektri~nlPCP setelall diiradiasi dengan dosis 0-2 kGy, pH awal 5 darl Iaju dosis I kGy/jam
--
-
XX)
m
303
350
P a i ~ j a i ~gelombirng g (om)
,
Gainbar 9. Spektrum P C P setelah diiradiasi dengan dosis 0-2 kGy, p l i awal 6 dan Iaju dosis I kGy/janl
Ganlbar 10. Spektrum P C P setelah diiradiasi dengan dosis 0-2 k C y , p H awal 8 dan Iaju dosis 1 kGy/jam
Seperti diketahui panjang gelombang 250 menunjukkan ikatan rangkap tereksitasi n
+ x*, sedangkan panjang gelombang 320 nm menun-jukkan pasangan elektron bebas dari atom oksigen atau klor yang tereksitasi n + n*. Panjany gelombang 220 nnl mengalami perubahan intensitas serapan dan pergeseran ke arah pergesel-an biru I'ergeseran
biru ini dapat disebabkan karena adanya perubahan medium
dan
pengaruh pemindahan konjugasi. Kemungkinan yang dapat terjadi ialah karena adanya perubahan medium. Seperti diketahui larutan hasil radiasi biasanya mengalami penurunan pH, artinya suasana larutan berubah
nicnjadi asam.
Meningkatnya keasaman mengindikasikan H radikal (He) semakin ban>.ak. sehingsa diasumsikan di dalam larutan radikal [I akan menggantikan iori kloi- diilam scnyawa PCP.
Karena ion klor mempunyai keelektronegatifan tinggi dan adanva elektron bebas maka ia dapat menggeser panjang gelombang spektrum I'CI'
ke arah perseseran
merah atau panjang gelombans yang lebih besar. Sebaliknya, ion ti tidak rnenipunyai pasangan elektron bebas sehingga adanya atom H dalam senyawa PCi' nlenyebabkan terjadinya efek hipsokromik (Silverstein 198 1 ). Serapan pada panjang selombang 220 nm mengalarni penurunan sarnpai dosis 0,75 kGy, kemudian meningkat kembali sampai dosis 2 kGy. Peninskatan ini
dipengaruhi banyak ha1 antara lain koefisien molar ekstingsi
dan tebal kuvet. Pengaruh yang mungkin terjadi ialah dari nilai larutan dan tebal kuvet sarna. Nilai
E
konsentrasi senyawa
(E).
E,
karena konsentrasi
ini dipengaruhi probabilitas transisi elektron dan
sistim penyerapan. Salah satu faktor yang berperan dalam nilai
E
ini ialah timpan3
tindihnya orbital x pada eksitasi elektronik dari senyawa benzena dari molekul I'CP. Eksitasi elektronik senyawa PCP dalam bentuk molekul lebih besar dibandingkan senyawa PCP dalam berituk ion. Dalarn air serlyawa PCP dalarii bentilk rnolekul d a r ~ ion mengalami kesetimbangan s e b a ~ a berikut: i
Molekul PCP
Pentaklorof'enolat (ion PCP)
Adanya kelebihan elektron pada oksigen akan terdislokasi ke atom karbon dalani cincin benzena ha1 ini mengakibatkan pentaklorofenolat rnempunyai probabilitas transisi yang kecil. Hal ini akan mengakibatkan senyawa pentaklorofenolat sulit tereksitasi pada saat diiradiasi .
C I bersifat asam, senyawa CI CI DalalnC I suasana larutan yang pentaklorofenolat akan menibentuk molekul PCP, makin tinggi dosis niolekul PCP yang terbentuk niakin bertambah. Pentaklorofenol memiliki probabilitas transisi yang besar karena PCP niemilki orbital x yang tumpangsuh. Ikatan rangkap pada benzena yang berjumlah tiga menghasilkan enam orbital x yang terdiri dari tiga orbital x bonding dan ti9a orbital x anti bonding. Eksitasi x 3 x * berlanssung dari orbital
7t
tingkat energi
bonding tertinggi ke orbital anti bonding terendah. Transisi x +x* ini melibatkan orbital yang sangat overlap dan menghasilkan eksitasi niaksi mum 1 ,O. Molekul PCP mempunyai probabilitas eksitasi yang tinggi. maka nilai dengari hukurn Beer-Lambert,
E
spektrum yang niakin meningkat.
= A/cl
E
akan tinggi. Bila dikaitkan
maka akari dihasilkan nilai absorbansi
Kenlungkinan lair1 !.ang dapat meningkatkan nilai serapan pada panjany gelonibang 220 nnl ialall heberadaan 02.Molekul O2 memiliki dua elektron bebas yang tidak berpasangan Jika O 2 dialirkan ke dalam larutan PCP yang diiradisi dengan sinar gamma, maka molckul tersebut dapat bereaksi dengan elektron tersolvasi menibentuk 002.
denyan rnckanisnie sebagai berikut:
02.-
+e-;,,, +O:.
Menurut Fang
rl
h
l.c>s10"'
ctl. ( IOOX)
02.-
hereaksi lambat dengan PCP dan dapat mereduksi
beberapa radi kal perit ak lorofenoksil umtuk meregenerasi
PCP, ha1 ini yang
nienyebabkan pan-jany !elombang 220 nm meningkat kembali. Spektrum PCP yang diiradiasi pada pH a u a l 7 dapat dilihat pada Gambar 4, diniana serapari pada panjans gelombang 220, 250. dan 320 nm
mengalami penurunan dengan naiknva dosis
radiasi. Pergeserari panjang gelonibang 220 nm dan penurunan intensitas serapan tidak terlalu besar. Menurut He ri a/. (2001) penguraian PCP sangat tergantung pada dosis yans diberikan, bila dosis yang diberikan lebih tinggi. maka senyawa intermediet akan bersaing dengan PCP dalam menangkap spesi pengoksidasi .OH atau e-,,.
Keberadaan spesi pengoksidasi seperti O H radikal (*OH) dari molekul
Hz02 harus dijaga agar junilahnya cukup untuk mengoksidasi senyawa PCP. Usaha yang dilakukan oleh He adalah dengan menggunakan dosis radiasi yang lebih rendah dengan laju dosis yang disesuaikan agar penurunan pH dapat ditekan sehingga keberadaan radikal O H dapat dijaga. Per~garuhlaju dosis pada penguraian PCP
Pengaruh laju dosis dilakukan dengan
menggunakan variasi laju dosis 0.5
kGyIjam dan I kGyljam hlenunlt He keberadaan spesi pengoksidasi scperti radikal O H dan molekul Hz02 perlu dijaga agar jumlahnya cukup untuk niengoksidasi PCP. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan dosis rendah dan laju dosis van? disesuaikan. Gambar I I menunjukkan pengaruh laju dosis pada penguraian PCP. radiasi dilakukan dengan dosis 0.0.5, 0.75.1. 1,5, dan 2 kGy. konsentrasi 10 ppm dan pH awal 7. Radiasi dengan laju dosis 0,5 kGyIjam meningkatkan persentase penguraian PCP sebanvak 3 I,S% pada dosis 2 k e y . Pada laju dosis 1 kG!r/jam persentase penguraian pada dosis 2 kGy 24,9%, sedikit lebih rendah dibandin~kan
dengan laju dosis 0,s kGy/jam. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada laju dosis rendah waktu yang diperlukan lebih lama sehingga interaksi antara molekul PCP dengan spesi pengoksidasi lebih lama. Selain itu jumlah oksigen terlarut lebih banyak sehingga proses oksidasi berjalan sempurna dan meningkatkan penguraian molekul P<'lD Pada laju dosis tinggi (1 kGyIjam), waktu interaksi antara molekul PCP dengan
spesi pensoksidasi
lebih cepat,
jumlah oksigen terlarut berkurang sehingga
peningkatan penguraian lebih sedikit .
0
0.5
1
1.5
2
Dosis radiasi (kGy)
Gambar 11. Pengaruh laju dosis pada penguraian PCP dengan konsentrasi 10 ppm dan pH 7 Pengaruh konsentrasi pada penguraian PCP Konsentrasi PCP pada limbah mempunyai konsentrasi yang bervariasi, oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan variasi konsentrasi untuk meli hat pengaruh sinar gamma dalam menguraikan PCP dalam berbagai konsentrasi. Pengamatan yang dilakukan ialah melihat penurunan serapan setelah diiradiasi pada panjang gelombang 220, 250 dan 320 nm. Pada Gambar 12 dapat dilihat pengaruh konsentrasi terhadap persentase penguraian pada panjang gelombang 220 nm, 250 nm dan 320 nm. Persentase penguraian dapat dihitung dari persamaan Penguraian % = Ag - A, x 100 Ao
dengan & merupakan serapan larutan sebelum diiradiasi dan Ai merupakan serapan larutan yang ke i setelah diiradiasi.
Secara umum persentase penguraian semakin kecil dengan bertambahnya konsentrasi PCP. Pada panjang gelombang 220 nm, konsentrasi 2 ppm dan dosis 0,5 kGy, persentase penguraian lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 4, 8 dan 10 ppm. Hal yang sama juga terjadi pada panjang gelombang 250 dan 320 nm. Pada dosis 2 kGy persentase penguraian PCP dengan konsentrasi 2, 4 dan 8 lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 10 ppm baik pada panjang gelombang 220, 250 maupun 320 nm. Hal ini disebabkan pada dosis yang sama akan dihasilkan spesi reaktif yang bersifat oksidator maupun reduktor, di satu sisi jumlah molekul PCP yang akan diuraikan makin banyak dengan meningkatnya konsentrasi, sehingga mengakibatkan penurunan persentase penguraian.
0
05
0
2
1.5
1 Dosis radiasi (ffiy)
0
05
1
05
1
1.5
2
Dosis radiasi (kGy)
15
2
Dosis radiasi (kGy)
Gambar 12. Pengaruh konsentrasi terhadap penurunan intensitas serapan pada 220 nm, 250 nm, dan 320 nm
Perubahan pH setelah radiasi Seperti diketahui PCP dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana pada awal radiasi, karena sinar gamma dapat memutuskan ikatan senyawa secara non selektif, dan energi yang dihasilkan sangat tinggi, sehingga untuk memutuskan ikatan pada senyawa PCP tidak membutuhkan dosis radiasi yang tinggi. Pengaruh yang terjadi ialah semakin turunnya nilai pH seperti terlihat pada Gambar 13. Fang mengungkapkan bahwa pada awal radiasi sejumlah senyawa PCP dalam larutan akan terurai menjadi senyawa-senyawa seperti o dan p-kloranil yang dapat terhidrolisis menjadi triklorohidroksil-p-bemokuinondan asam kloranilat yang dapat menurunkan pH. Pada Garnbar 13 dapat dilihat bahwa pH mengalami penurunan dari pH awal 7, penurunan terjadi sampai dosis 1,5 kGy, kemudian pH mengalami kenaikan pada dosis 2 kGy. Hal ini terjadi karena senyawa tersebut tewrai lebih lanjut menjadi COz atau ion hidrogen hasil radiasi awal larutan PCP bereaksi dengan radikal OH membentuk molekul HzO.
4
1 0
I
I
0.5
1
I
1
1
I
1.5
i
1
2
Dosis radiasi (kGy)
Gambar 13. Perubahan pH PCP setelah diiradiasi
Menurut He (2001)mekanisme reaksi yang terjadi sebagai berikut
N;
- N; 53%
;*lc
*-
CI
+ H+L
- ti+
(PK~*,S)
Ci ran eleMr0n'OH 47% penarnbahan radilel
-OH7+
v
CI
c+clC I
CI
Pada tahap awal, PCP bereaksi dengan radikal OH melalui dua tahap reaksi yang saling bersaing, yaitu pertukaran elektron dan penambahan radikal (He rr cr/. 2001). He menemukan bahwa sekitar 53% radikal OH berada pada perlukaran elektron dan sisanya terjadi penambahan radikal. Kedua mekanisme tersebut hanva memerlukan sebagian PCP yang diuraikan dan lebih dari satu ion klor yanp terlepas, jadi dapat dijelaskan bila dosis yang digunakan tidak tepat, maka dalam larutan akan terbentuk senyawa-senyawa seperti kloranil yang toksisitasnya perlu diketahui Oleh karena itu perlu dikaji untuk mendapatkan dosis yang tepat dalam penguraian PCP ini supaya hasil akhir tidak meracuni lingkungan. Adanya OH pada cincin benzena akan terjadi reaksi substitusi nukleofilik pada posisi orto dan para. Reaksi selanjutnya akan melepas satu persatu atom klor, sehingga reaksi lebih lanjut dihasilkan asam oksalat yang akan terurai lebih lanjut menjadi C02, ion klor dan H20. Pengukuran asam-asam organik yang terbentuk Pengukuran asam-asam organik hasil penguraian PCP dilakukan karena pada pengukuran pH setelah diiradiasi, pH mengalami penunman, hat ini merupakan indikasi bahwa telah terbentuk senyawa-senyawa yang bersifat asam. Oleh karena itu senyawa hasil penguraian dianalisis dengan menggunakan HPLC. Beberapa peneliti mengemukakan bahwa PCP yang diiradiasi dengan dosis 1 kGy dengan penambahan ozon mungkin terurai menjadi asam karboksilat (Fang et al. 1998). Pada penguraian PCP dengan proses fotokatalisis dihasilkan senyawa-senyawa yang bersifat asam seperti asam format dan asam asetat (Mills and Hoffman, 1993) Penswraian PCP dengan konsentrasi 20 dan 60 uM dengan cara sonifikasi pada fiekuensi 2, 20, dan 500 kHz dan penambahan ozon menghasilkan asam oksalat sebanyak 0,7% (Weavers et al. 2000). Dari hasil pengukuran PCP yang diiradiasi dengan dosis 0,5-2 kGy
temyata hanya diperoleh satu senyawa asam yaitu asam oksalat. Gambar 14a. menunjukkan spektrum standar asam oksalat yang mempunyai waktu retensi 5.342 menit, sedangkan PCP yang diiradiasi dengan dosis 0,5 kGy mempunyai waktu retensi 5,375 menit (Gambar 14b). Waktu retensi PCP yang diiradiasi dibandingkan dengan waktu retensi standar asam oksalat ternyata waktu retensi tersebut mendekati
satu sama lain. Jadi diasumsikan bahwa hasil penguraian PCP berupa senyawa bersifat asam yaitu asam oksalat. Pada dosis 0,5 kGy asam oksalat meningkat dengan tajam, kemudian menurun pada dosis 2 kGy disajikan pada Gambar 15. Penurunan ini diduga karena asam oksalat yang terbentuk terurai menjadi COz dan H20. Mekanisme reaksi pada proses fotolisis menurut Wong dan Crosby dalam Anonim 1987 digambarkan sebagai berikut:
CI
HO
OH
C1
0
sederhana
CJ
0
PCP
0H
CI
0
0
Pada proses fotolisis tersebut yang terjadi ialah putusnya atom klor yang digantikan oleh gugus hidroksil. Ada tiga tipe penguraian PCP, yaitu a. PCP terurai menjadi fenol terklorinasi rendah biasanya 2,3.4.6-
dan 2,3,5,6-
tetraklorofenol bercampur dengan triklorofenol. b.
PCP
terurai
menjadi
dihidroksi benzena
tetraklororesorsinol dan tetraklorokatekol.
yang
terklorinasi
biasanya
c. PCP terurai menjadi senyawa non-aromatik misalnya asam dikloromaleat yang
akan terurai menjadi COz dan ion klor.
Gambar 14 a. Spektrum standar asam oksalat b. Spektrum PCP yang diiradiasi dengan dosis 0,5 kGy
0
Cl5
1
15
2
Dosis radiasi (kGy)
Gambar 15. Pengukuran asam oksalat yrng terbentuk setelah diiradirsi Pengukuran daya hantar listrik (DH L)
Salah satu indikasi untuk mengetahui bahwa PCP telah terurai, dilakukan pengukuran daya hantar listrik (DHL). Daya hantar listrik ialah kemampuan larutan untuk menghantar listrik, apabila dalam larutan terdapat ion-ion maka nilai DHL ini
akan naik. Hasil pengukuran daya hantar listrik dapat dilihat pada Gambar 16, pada awal radiasi (0 kGy) terlihat bahwa nilai DHL sebesar 15 pS/cm. Setelah diiradiasi nilai DHL meningkat dengan tajam pada dosis 0,75 kGy sebesar 29 pS/cm, kemudian menurun dan naik kembali pada dosis 2 kGy menjadi 21 pS/cm. Peningkatan nilai DHL pada dosis 0,75 dan 1 kGy membuktikan adanya spesi selain asam oksalat yang mampu menghantar Iistrik. Data ini menunjukkan bahwa molekul PCP telah terurai.
: I , , , , 0 0
a5
1
1.5
2
Dosis radiasi (kGy)
Gambar 16. Pengukuran daya hantar listrik PCP setelah diiradiasi
Pengukuran klor yang terbentuk
Pengukuran klor setelah radiasi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang 460 nm. Larutan PCP hasil radiasi direaksikan . klor dilakukan dengan cara tidak langsung dengan Hg(SCN)z dan ~ e j ' Pengukuran karena yang diukur bukan serapan klor melainkan serapan Fe(SCN), Adapun reaksi yang tejadi adalah Hg(SCN)z + 2 CI- ---+ HgClz + 2 S C N 3SCN
+ ~ e " ---+ FFe(CN)l
Dari data yang diperoleh terlihat bahwa kadar klor mengalami kenaikan dengan meningkatnya dosis radiasi (Gambar 17). Peningkatan kadar klor ini menunjukkan bahwa ada ion klor yang terlepas dari molekul PCP. Pada dosis 2 kGy kadar klor sebesar 1,2 ppm artinya ada 1 atom klor yang terlepas. Bila data ini dihubungkan dengan penurunan pH maka lepasnya klor ini menyebabkan penurunan pH.
Gambar 17. Pengukuran klor yang terbentuk setelah diiradiasi
Proses deklorinasi PCP menunjukkan putusnya satu atau dua atom klor yang digambarkan oleh Wu* ( 1 999) sebagai berikut :
$ 'OH cQ; CI
'
-
-H+ P
H J$CcI
'
I
&I@ + H+
CI
cI
CI
c@
ct
CI
C
CI
CI
CI
CI
/
CI
CI
0 .
c@l
*Wu J, Yongke He, Xingwang F. 1999.Komunikasi pribadi. Remediation of drinking water in Dagu district polluted with hexachlorobenzene and PCP by ozonationionizing radiation
Pengukuran PCP setelah radiasi PCP sebelum dan sesudah diiradiasi dianalisis dengan menggunakan HPLC, hasil pengukuran dapat dilihat pada Gambar 18. Konsentrasi PCP dalam larutan makin menurun dengan meningkatnya dosis radiasi. Proses penguraian PCP 'dapat terjadi karena putusnya atom klor, ha1 ini terjadi karena adanya pertukaran klor dengan gums hidroksil. Bila penurunan konsentrasi PCP dalam larutan dihubungkan dengan intensitas serapan seperti terlihat dalam Gambar 19 maka turunnya serapan pada panjang gelombang 220, 250, dan 320 nm menunjukkan konsentrasi PCP makin
tunm. Penurunan intensitas pada panjang gelombang 220, 250, dan 320 nm menunjukkan bahwa molekul PCP telah terurai. Konsentrasi PCP dalam larutan setelah diiradiasi pada dosis 2 kGy sebesar 1,7 ppm dari PCP awal 10 ppm artinya sebanyak 83% PCP telah terurai.
I
am t-
:l&'
'
'2;o'
'
A'. ' 4
'
.+' %!!iie-'-i.'' '
Panjang gelombang (nm)
Gambar 18. Pengukuran konsentrasi PCP setelah diiradiasi
Gambar 19. Spektrum PCP setelah diiradiasi dengan dosis 0-2 kGy, pH awal7 dan laju dosis 0,s kGy/jam
'
'
'