V. HASlL PENDUGAAN MODEL EKONOMI PERIKANAN INDONESIA
Dalarn bab ini disajikan dan dibahas nilai-nilai hasil pendugaan persamaan model ekonometrika ekonomi perikanan Indonesia. interpretasi hasil pendugaan model secara
Penyajiannya diawali dengan
keseluruhan,
yaitu
keragaan
umurn
persamaan perilakunya berdasarkan besaran koefisien (R*), F dan t statistik, dan uji korelasi serial. Kernudian dilanjutkan dengan pembahasan implikasi ekonomi mengenai tanda dan basaran parameter dugaan, serta nilai-nilai elastisitas yang relevan. Model ekonometrika yang dirumuskan diduga dengan metode pangkat dua terkecil dua tahap (two-stage least squares method) menggunakan data sekunder seri waktu tahun 1975 - 1995. Jenis. satuan dan sumber data seperti pada tabel lampiran.
A.
Hasil Pendugaan Model Ekonometrika
Keragaan hasil empiris pendugaan model ekonomi perikanan Indonesia dalam penelitian ini cukup baik. Oari 206 persamaan nilai koefisien determinasi (R') masingrnasing persamaan perilaku dalam model berkisar antara 0.50
- 0.99.
kecuali : produksi
tuna Selat Malaka ( Q T 3 ) , produksi udang Selatan Jawa (QUT2). produksi udang Selat Malaka ( Q U T 3 ) ,
produksi udang Barat Selatan Kalimantan ( Q U T 7 ) ,
produksi udang
Utara Sulawesi ( Q U T I O ) . harga udang segar dunia (PXUSW) dan harga udang beku dunia (PXUBW). Oengan demikian secara umum peubah-peubah penjelas yang dimasukkan dalam persamaan peritaku dalam penelitian ini mampu rnenjelaskan dengan baik keragaman setiap peubah endogennya. Setain itu, semua peubah penjelas tersebut mempunyai parameter dugaan yang tandanya sesuai dengan harapan, cukup logis dan sesuai teori ekonomi. Karena nilai-nilai statistik F pada umumnya tinggi, maka dapat diinterpretasikan bahwa variasi peubah-peubah dalarn setiap persamaan perilaku secara bersarna-sama dapat menjelaskan dengan baik variasi peubah endogennya. Hasil statistik t menunjukkan Sd,nlrrvsiWok1orIdis~h~3
bahwa terdapat beberapa peubah penjelas yang secara individual tidak berpengaruh nyata terhadap peubah endogen apabita menggunakan taraf nyata atau a sebesar 0.05. Namun dengan taraf nyata yang lebih besar, yaitu rnenggunakan a yang lebih besar hingga 0.15, dapat dilihat bahwa sebagian besar peubah penjelas dalam setiap persamaan perilaku berpengaruh nyata terhadap masing-masing peubah endogen. Karena masalah korelasi serial
hanya
mengurangi efisiensi pendugaan
parameter dan tidak menimbulkan bias parameter regresi (Pindyck dan Rubinfeld. 1991) serta tanda dan besaran parameter penduga yang sesuai dengan harapan secara teoritis dan logis, maka model hasil pendugaan dalam penelitian ini dapat dinyatakan cukup representatif menggambarkan fenomena ekonomi perikanan
Indonesia.
Hal
ini
dimungkinkan karena modelnya telah disusun dengan mempertimbangkan teori dan logika ekonomi, serta hasil evaluasi model dan temuan studi para peneliti terdahulu.
B. Kapal Gabungan Hasil pendugaan seluruh persamaan respon kapal gabungan untuk sebelas wilayah disajikan seperti pada tabel 13 dan disarikan pada tabel 14. Nilai R' berkisar antara 0.66
-
0.97 pada penduga respon kapal gabungan mencerminkan tingginya
kernampuan peubah-peubah penjelasnya menerangkan perilaku masing-masing respon tersebut. Setelah dilakukan beberapa kafi respesifikasi persamaan untuk mendapatkan tanda dan besaran parameter dugaan yang sesuai harapan, maka ada beberapa perbedaan pola pengaruh peubah penjelas terhadap masing-masing respon tersebut.
Anasaran Pembangunan dan Tinakat Bunaa Untuk anggaran pembangunan pemerintah (GUT) dan tingkat bunga (I) tanda parameter adalah sesuai dengan harapan, terkecuali untuk Selatan Sulawesi yang tandanya bertentangan dengan harapan, tetapi pada derajat t hitung yang tidak nyata. Di Selatan Sulawesi secara umum ukuran kapal lebih kecil daripada daerah lainnya dan .Wl,,ln, ,,ld*,,"
ifir h 5
kapal tersebut dibuat oleh pengrajin seternpat dan sebagian besar pendanaan berasal dari para juragan yang tidak terikat sistern perbankan. Respon terhadap tingkat bunga dan anggaran pembangunan bersifat inelastis tetapi nilai elasitasnya untuk tingkat bunga lebih tinggi, daIam jangka panjang untuk Timur Kalimantan tingkat bunga bersifat elastis.
Uuah untuk Sektor Pertanian (WPERI Respon terhadap WPER bersifat elastis dalarn jangka pendek ataupun jangka panjang untuk Selatan Jawa (W2), Tirnur Sumatera (W4) dan Barat Selatan Kalimantan (W). Fenomena ini
diperikanan bahwa
sebagai
konsekwensinya dalam
sistem pengupahan
pertanian
dan
khususnya
adalah bagi hasil, jadi semakin rneningkat
pendapatan kapal atau keuntungan, maka bagian untuk nelayan akan lebih meningkat; dan sernakin usaha menguntungkan maka jumlah kapal gabungan akan rneningkat.
t PDUB. PDIL) Harna O u t ~ u(PDTB, Ada empat wilayah yaitu Selat Malaka (W3). BaratlSelatan Kalimantan (W7). Selatan Sulawesi (W9), dan Maluku dan lrian Jaya ( W l l ) kenaikan harga tuna beku (PDTB), kenaikan harga udang beku (PDUB) dan kenaikan harga ikan lainnya (PDIL) secara tunggal sudah dapat dipergunakan sebagai keputusan untuk rnenambah jumlah armada, sedangkan untuk daerah Selatan Jawa (W2), Timur Sumatera (W4) dan Utara Jawa ( W 5 ) untuk penentuan penambahan kapal gabungan yang dipergunakan sebagai pertimbangan ialah ratio harga tuna terhadap udang. Elastisitas kapal gabungan terhadap harga ikan dan udang adalah inelastis dan tandanya sesuai dengan harapan, walaupun inelastis tetapi nilai elastisitasnya untuk semua wilayah adalah jauh lebih besar bila dibandingkan dengan nilai elastisitas interest
rate dan GUT. Beberapa daerah yaitu Timur Kalimantan. Selatan Sulawesi, Barat Sumatera dan Utara Sulawesi respon tambahan kapal terhadap harga adalah terlambat, sehingga .%!rr.v.~~Wk#rrWi. b 5
untuk daerah ini perlu mendapatkan perhatian yang khusus misalnya dalam kecepatan informasi dan perlakuan yang khusus untuk mengoptimalkan peluangnya. Suatu wilayah yang karakteristiknya lain yaitu
Selatan Sulawesi (W9), tanda
parameter dugaan untuk harga udang Domestik (PDUB), tingkat bunga (I), dan anggaran pembangunan (GUT) tidak sesuai dengan harapan akan tetapi tidak nyata. Secara keseluruhan besaran dari parameter dugaan untuk perubahan harga output (ikan dan udang) adalah jauh lebih besar dari pada peubah I dan GUT. Hal ini berimplikasi bahwa harga
ikan dan udang
dapat
digunakan sebagai intervensi
meningkatkan jumlah kapal, dan dapat ditempuh dengan perbaikan kualitas, produk, kelancaran distribusi dan perbaikan sistem pernasaran. Semua daerah responnya terhadap harga tuna adalah positif, tetapi beberapa daerah responnya terhadap harga udang adalah negatif yaitu Selatan Jawa (WZ), Timur Sumatera (W4), Utara Jawa ( W 5 ) dan Selatan Sulawesi (W9). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa sewaktu PDUB meningkat. respon kapatlalat sangat agresif sehingga CPUE menurun dengan drastis, dan produksi udang menurun dan teknologi tangkapannya tidak efektif sehingga perlu adanya inovasi dalam teknik penangkapan.
Tabel 13. Hasil Pendugaan Persamaan Respon Kapal Gabungan No. 1.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTIS ITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
Kapal Gabungan Wilayah Barat Sumatera (VGI) INTERCEP -1876.69064 -2.139 P DTB 0.290094 2.016 0.20984 1.36325 PDUB-L 21.593854 1. I 2 0.1 2763 0.82917 PDUB 0.12053 PDlL -0.1 2053 WPER 0.562721 1.663 0.80677 5.24121 I -10.626014 -0.483 -0.07176 -0.46620 GUT 0.00000217 0.137 0.01054 0.06845 8.242 VGlL 0.846072 (R-Square = 0.9674; F-hitung = 59.405; - DW = 2.925)
-
-
-
2.
3.
Kapal Gabungan Witayah Selatan Jawa (VG2) INTERCEP -1279.5944 -1.403 PDTB-U 772.134608 0.474 0.13018 PDTB 0.73039 -0.13039 PDUB 0.200235 0.945 0.00192 PDIL-C PDlL 0.151 42 WPER 0.487673 1.634 1.SO153 1-c -10.481913 -0.393 -0.00041 I -0.15202 GUTL 0.00000524 0.299 0.05477 VG2L 0.623346 2.712 (R-Square = 0.7619; F-hitung = 6.400; DW = 2.443)
0.34562 0.34617 -0.34617 0.0051 1 0.40201 3.98648 -0.00108 -0.40360 0.34542
Kapal Gabungan Wilayah Selat Malaka (VG3) INTERCEP -4989.89622 -1.132 PDTB 0.612155 0.85 0.08029 PDUB 0.012835 0.052 0.00983 PDlL 1.131633 0.958 0.07133 WPER 2.012019 1.086 0.52304 I -72.195954 -0.811 -0.08840 GUTL 0.000047982 0.808 0.04231 VG3L 0.83085 6.409 (R-Square = 0.9714; F-hitung = 53.453; DW = 3.122)
0.47467 0.0581 3 0.42171 3.09216 -0.52264 0.25016
-
-
Tabel 13. Lanjutan No.
4.
5.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
Kapal Gabungan Witayah Timur Sumatra (VG4) INTERCEP -11980 4.638 PDTB-U 8798.2751 04 1.703 0.39067 PDT6 0.39129 PDUB -0.39129 PDIL-C 0.521146 0.683 0.00132 PDlL 0.10379 WPER 4.481866 5.824 3.63436 1-C -30.852182 -0.342 -0.00032 I -0.1 1784 GUT 0.000031 394 0.512 0.08610 (R-Square = 0.7631; F-Hitung = 8.375; DW = 1.247)
-
Kapal Gabungan Wilayah Utara Jawa (VG5) INTERCEP -528.38253 -0.5 PDTB-U 871.628232 0.391 0.04623 PDTB 0.04630 PDUB -0.04630 PDi L 0.062623 0.162 0.01490 WPER 0.325321 0.767 0.31510 1-c -16.985245 -0.482 -0.00208 I -0.07749 GUTL 0.000007933 0.35 0.02607 VG5L 0.794791 3.328 (R-Square = 0.7997; F-hitung = 7.986 DW = 2.558)
-
6.
Kapal Gabungan Wilayah Bali, NTT (VG6) INTERCEP -149.546866 PDTB 0.013133 PDUB-L 6.75535 PDUB PDlL WPER 0.013348 I -5.251388 GUT 0.000008274 VG6L 1.090745
0.39067 0.39129 -0.39129 0.00132 0.10379 3.63436 -0.00032 -0.1 1784 0.08610
0.22528 0.22564 -0.22564 0.07260 1.53553 -0.01014 -0.3776 0.12703
Tabel 13. Lanjutan
No.
7.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
Kapal Gabungan Wilayah Selatan Barat Kalimantan (VG7) INTERCEP -1 106.93249 -1.176 PDTB 0.042321 0.216 PDUB 0.009524 0.126 PDlL 0.13533 1 0.378 WPER 0.713371 1.542 1 -24.175712 -0.835 GUTZL 0.000013608 0.59 VG7L 0.3975T4 1.073
8.
Kapal Gabungan Wilayah Tirnur Kalimantan (VG8) 223.307457 INTERCEP 0.179169 PDTBL PDUB-L 14.856991 PDUB PDIL WPER I GUTL VG8L
9.
Kapal Gabungan Wilayah Selatan Sulawesi (VG9) PDTBL 0.87555 PDUB -0.083076 PDIL 0.441621 L9 0.010492 I 14.906264 GUT -0.00004276
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
0.03548 0.04664 0.05523 1.18540 -0.18923 0.02683
-
0.05889 0.07741 0.09167 1.96751 -0.31408 0.04454
2.823 0.59009 0.59009 -0.801 -0.32751 -0.32751 0.711 0.14509 0.14509 1.864 0.70599 0.70599 0.339 0.09393 0.09393 -1.094 -0.19349 -0.19349
Tabel 13. Lanjutan
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
10 Kapal Gabungan Wilayah Utara Sulawesi (VGIO) INTERCEP -19104 -1.193 PDTB 0.925648 0.568 0.05841 PDUB-L 346.187619 1.35 0.17849 PDUB 0.16642 PDlL -0.16642 WPER 6.809681 1.081 0.85166 GUT2L 0.00008393 0.392 0.03526 3.217 VGlOL 0.691342 (R-Square = 0.9233;F-hitung = 31.289; DW = 1.905) 11. Kapal Gabungan Wilayah Maluku - lrian Jaya (VGl I ) INTERCEP -7011.009041 -1.157 PDTBL 3.123225 3.024 PDUB-C 0.272719 0.417 PDUB PDlL 2.166672 1.234 WPER 1.42$606 0.563 I -52.156946 -0.355 GUTL 0.000042568 0.411 VGllL 0.879331 8.596
.
Tabel 14 Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Kapal Gabungan
,
NO WllAYAH
Jangka
PDUB PDUB
PDlL PDlL
Pendck Panjang
0.20984 1.36325
0.12053 0.18304
4.12053 4.18304
PDTB
PDUB
PD'TB_U
Pendek Panjang
0.13039 0.34611
4.13039 -0.34617
0.13018 0.34562
Pendek Panjang
0.08029 0.41467
0.00983 0.05813
PDTB
PDUB
PDTKU
Pendek Panjang
0.39129 0.39129
4.39129 4.39129
0.39067 0.39067
PDTB
PDUB
Pendek Panjang
0.04630 0.22564
4.04630 4.22564
PDUB
PDlL
Pendek Panjang
0.01592 4.17542
0.06238 4.68742
-0.06238 0.68142
Pendek Panjang
0.03548 0.05889
0.04664 0.07741
0.05523 0.09167
2 VG2
PDTBL
PDTB U PDUB-L PDUB-L
-------
ELASTISITAS PDlL C
-------- I PDUB-C 1 VG1 PDTB
WPER
L9
0.12163 0.82917
0.80617 5.24121 0.00192 0.0051 I
a
I
GUT
I-C
4.01176 -0.46620
0.01054 0.06845 4.00041 4.00108
1.50153 3.98648
GUT1
0.05477 0.14542
3 VG3
4 VG4
5 VG5
0.07133 0.42171
0.52304 3.09216 0.00132 0.00132
4.08840 4.52264
0.0423 1 0.25016
3.63436 ' 3.63436
4.00032 4.00032
0.31510
4.00208
0.08610 0.08610
PDTB-U 0.01490 0.07260
0.04623
0.02607
1.53553 0.22528 4.01014 ----- -----
6 VG6
0.12703 -
PDUB-L 0.06690 4.73128
0.03207 -0.35337
-0.05943 0.65486
1.18540
' 1.96751
-0.18923 4.31408
0.02683 0.04454
0.004J7 -0.02953
4.24087 1.55750
0.OWW 4.00002
0.06123 0.74085
7 VG7
8 VG8 w
PDUB
PDlL
Pendek Panjang
0.04976 4.32174
4.04976 0.32174
0.07865 4.50856
Pendek Panjang
4.32751 4.32751
0.14509 0.14509
0.59009 0.59009
PDUB_L 0.05336 4.34507
9 VG9
10 VG10
P~dek Panjang
0.05841 0.18924
PDUB
PDlL
0.16642 0.53918
4.16642 4.53918
0.70599 0.70599
0.09393 0.09393
4.19349 4.19349
PDUB-L 0.17849 0.57829
0.85166 2.75924
0.03526 0.11425
11 VGl1
Pendek Panjang
0.08698 0.72085
0.25721 2.13152
0.00108 0.00896
0.23237 1.92571
4.04016 4.33280
0.02360 0.19562
C. Penyerapan Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam kapal yang biasa disebut anak buah kapal (ABK) pada dasarnya adalah sudah tertentu tergantung ukuran kapal dan alat tangkap yang digunakan, sehingga jumlah ABK
adalah tergantung dari kapal gabungan
yang
digunakan. Semua persamaan menggunakan lag tenaga kerja dan ha1 ini rnerupakan suatu indikasi bahwa pengadaan tenaga kerja laut tidak mudah tetapi rnenuntut persyaratan khusus
yaitu
kompetensi
dengan
kondisi
phisik
yang
spesifik
dan
keberadaannya tidak tersedia dalam pasaran tenaga kerja sebagaimana halnya bidang usaha yang lainnya (hasil pendugaan seperti pada tabel 15). Tabel 15. Hasil Pendugaan Penyerapan Tenaga Kerja Kapal (ABK)
No.
PersamaanIPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
12. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Barat Sumatra ( L I ) 16167 2.108 INTERCEP 10.886252 2.133 VG 1 0.579771 2.932 L IL (R-Square = 0.9432; F-hitung = 132.884; 13. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Selatan Jawa (L2) 7010.06472 INTERCEP 31.806418 VG2 0.531474 L2L
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
DW = 1.130)
0.532 1.618 2.188
14. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Selat Malaka (L3) 45063 3.79 INTERCEP 8.786277 5.207 VG3 0.097224 0.544 L3L (R-Square = 0.9502; F-hitung = 152.741; DW = 1.380) 15. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Timur Sumatra (L4) 8917.82957 1.I 37 INTERCEP 3.369899 1.664 VG4 0.690178 3.237 L4L (R-Square = 0.8288; F-hitung = 38.731; DW = 2.215)
Tabel 15. Lanjutan
No.
PersamaanIPeubah
Parameter dugaan
16. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Utara Jawa (L5) INTERCEP 3339.38732
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
-
0.167
17. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Bali, NTT (L6) 14544 1.298 INTERCEP 11.821595 1.207 VG6 L6L 0.740914 3.537 (R-Square = 0.8996; F-hitung = 71 -674: DW = 1.478) 18. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Selatan Barat Kalimantan (L7) INTERCEP 1.309 4949.21375 6.526445 2.365 VG7 0.6T7702 4.746 L7L
19. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Timur Kalimantan (L8) 15792 2.205 INTERCEP 3.036953 1.483 VG8 0.701295 4.027 L8L
-
-
-
-
20. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Selatan Sulawesi (L9) 63715 2.422 INTERCEP 17.674131 2.701 VG9 0.338506 1.423 L9L
21. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Utara Sulawesi (L10) 12629 1.36 INTERCEP 1.6769 3.622 VGlO 0.561674 3.925 L l OL
-
Tabel 15. Lanjutan No.
PersarnaanIPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
22. Tenaga Kerja Kapal Wilayah Maluku - lrian Jaya (L11) INTERCEP 30493 3.4
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
-
VGl 1 LllL
23. Total Tenaga Kerja Kapal (LTL) LTL = Ll+L2+L3+L4+L5+L6+L7+18+LQ+LIO+Ll -l
D. Produksi Tuna
Hasil pendugaan seluruh persamaan produksi tuna untuk kesebelas wilayah disajikan dalarn tabel 17 dengan elastisitasnya seperti pada tabel 16. Setelah diadakan beberapa kali respesifikasi untuk rnemperoleh tanda dan besaran yang diharapkan ternyata terdapat beberapa pola pengaruhnya. Daerah yang relatif jauh dan terpencil misalnya Barat Surnatera (Wl), Utara Sulawesi (W10) dan Maluku dan lrian Jaya ( W 1 1 ) respon produksi terhadap perubahan alat tangkap adalah terlambat dan ha1 ini ditujukan peubah lag.
Hal ini karena untuk
proses pengadaan dan penguasaan ketrarnpilan dan berfungsinya alat tangkap dengan baik berlangsung lebih lambat. Oleh karena itu implikasinya pernerintah perlu
lebih
mernberikan perhatian dalarn kelancaran arus barang dan inforrnasi serta penyuluhan dan pelatihan. Beberapa daerah responnya terhadap alat tangkap utama adalah negatif yaitu alat tangkap purse seiner (PS) di Maluku dan lrian Jaya (W11) serta pancing (PC) di Selatan Bali (W6). Hal ini berarti bahwa dengan penarnbahan alat tangkap produksinya menurun, oleh karena itu perlu pengurangan alat tangkapnya, atau rnenggunakan teknologi penangkapan lainnya dan perlu inovasi daIarn proses penangkapan.
Produksi tuna terhadap perubahan alat tangkap adalah inelastis terkecuali untuk pancing (PC) di Utara Sulawesi (W10). Maluku dan lrian Jaya ( W l l ) . serta purse seiner
(PS) untuk Maluku dan lrian Jaya (W11).
Pada daerah yang elastisitasnya terhadap
perubahan purse seiner adalah elastis dan tanda parameternya negatif perlu segera mendapatkan perhatian yaitu pengurangan jumlah purse seiner. Didaerah tersebut sekarang ini banyak dioperasikan purse seiner type Philipina dengan sistem licensing yang kemudian menjadi kapal carter dan kapal lainnya yang tidak memiliki ijin. Purse seine type Philipina ukuran kapalnya kecil dilengkapi dengan mata jaring yang berukuran kecil dan dioperasikan dengan bantuan rumpon dan lampu. Kapal tersebut sangat effektif dan daerah operasinya pada perairan dekat dengan pulau yang dapat merusak sumber tuna. Oleh karena itu perlu pengurangan jenis purse seiner tersebut dan, segera mengoperasikan purse seiner single operation yang ukurannya lebih besar dengan jarak operasinya lebih jauh sehingga dapat beroperasi di ZEEl bagian luar dan perairan laut bebas. Respon produksi tuna terhadap penambahan kapal gabungan adalah inelastis dan sebagian besar dengan nilainya lebih tinggi dari 0.5, dan bahkan untuk Selat Malaka
(W3) bersifat elastis dengan nilainya 1.29. Dalam jangka panjang responnya untuk 7 wilayah bersifat elastis dan hanya 4 daerah yang bersifat inelastis yaitu Barat Sumatera
(Wl). Timur Kalimantan (WS), Selatan Sulawesi (W9)dan Utara Sulawesi (W10). Respon yang elastis untuk jangka panjang rnemberikan indikasi penambahan kapal atau inovasi teknologi sangat efektif dalam meningkatkan produksi, sedangkan untuk wilayah yang responnya negatif perlu pengurangan atat tangkapnya atau perlu adanya inovasi teknologi dalam proses penangkapannya. Untuk wilayah Utara Sulawesi (WlO), respon terhadap purse seiner (PS) adalah inelastis dengan nilainya sangat kecil hanya 0.00015 dan lebih kecil dari pada pancing untuk setiap unitnya. Hal ini sangat berbeda dengan tetangganya wilayah Maluku dan lrian Jaya (W11) yang sangat etastis dan nilainya sangat besar yaitu sebesar 1.31552. M,,,n".dk&*U,ru."...5
Fenomena seperti ini terjadi karena diwilayah Utara Sulawesi banyak dioperasikan kapal licensing dan kemudian rnenjadi kapal carter yang produksinya
tidak
didaratkan di
pelabuhan lndonesia tetapi langsung diekspor dengan demikian tidak dicatat sebagai produksi kapal yang bersangkutan. Untuk daerah yang berpotensi sebagai penghasil tuna yaitu daerah yang perairannya bersifat oceanes misalnya Barat Surnatera ( W l ) , Selatan Sulawesi (W9) tetapi responnya inetastis dengan nilai yang kecil maka untuk pengembangan perlu segera diproduksikan alat tangkap yang lebih effektif atau perlu adanya inovasi dalarn penangkapan sehingga potensi dapat dimanfaatkan, sedangkan untuk perairan Utara Sulawesi (W10) perlu pengurangan purse seiner dan alat tangkapnya serta lebih akurat dalarn pencatatan produksi. Tabel 16. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Produksi Tuna NO WlLAYAH 1
2
3 4
5
6
7 8
Jangka
ELASTISITAS
PS (PS I-LZL)
PC
VG
VVG
Pendek Panjang
0.65805 0.9 1758
-0.10017 -0.13967
0.08225 0.1 1459
0.0183 1 0.02553
Pendek Panjang
0.53067 1.33759
-0.38062 -0.95937
0.19270 0.48572
0.28160 0.70980
Pendek Panjang
1.29957 1.30467
-0.14645 -0.14702
0.0442 1 0.04438
0.06005 0.06029
Pendek Panjang
0.96391 2.43218
-0.28279 -0.71354
Pendek Panjang
0.88854 2.24201
Pendek Panjang
0.6 1446 1.75145
0.20852 0.59438
-0.46311 -1.32005
Pendek Panjang
0.65997 2.66463
0.21613 0.87264
Pendek Panjang
0.40599 0.76444
0.269 0.506
0.85203 3.44007 (PC8-C) 0.01 839 0.03463
QT1
JI
(PC I-L)
QT2
QT3
QT4 0.36444 0.91957
QT5 0.97155 2.45145
QT6
QT7
QT8
0.0831 1 0.20971
122
Tabel 16. Lanjutan '
NO WILAYAH
Jangka VG
9
10
11
VVG
ELASTISITAS PS
QT9
Pendek Panjang
0.09692 0.37849
Pendek Panjang
0.26660 0.69543
Pendek Panjang
0.59'678 1.20228
QTlO
QTll
-0.58232 -1.5 1899
PC
JI
(pc9-c) 0.04713 0.20452 0.79873 0.18406 (PS 10-C) (PC 10-L) 0.00015 1.49144 0.00040 3.89042 (PSI 1-L) (PC I I-L) -1.31552 0.91960 -2.65026 1.85265
?
Tabel 17. Hasil Pendugaan Persamaan Produksi Tuna No.
PersarnaanlPeubah
Parameter dugaan T-hitung
24. Produksi tuna Wilayah Barat Sumatra (QT1) INTERCEP 973.304876 VG 1 3.771844 WG1 -0.000209 PSI-L2L 4.017968 PCI-L 0.0121 1 QTl L 0.282842
25.
Produksi tuna Wilayah Selatan Jawa (QT2) INTERCEP -844.58835 VG2 2.448152 WG2 -0.001422 PS2 4.009634 PC2 0.233603 QT2L 0.603263
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
0.277 1.498 0.6580 -0.308 -0.10017 0.718 0.08225 0.157 0.01831 0.992
0.91758 -0.13967 0.11469 0.02553
-
-0.231 0.505 0.53067 1.33759 -0.584 -0.38062 -0.95937 3.657 0.19270 0.48572 0.398 0.28160 0.70980 3.256
Tabel 17. Lanjutan
No.
PersarnaanjPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
26. Produksi tuna Wilayah Sefat Mafaka (QT3) INTERCEP -341.62885 -0. t 65 VG3 0.309767 0.861 1.29957 1.30467 WG3 -0.00001095 -0.777 -0.14645 -0.14702 PS3 0.665266 0.52 0.04421 0.04438 PC3 0.06439 0.333 0.06005 0.06029 QT3L 0.003916 0.012 (R-Square = 0.3864 ;F-hitung = 1.637; DW = 1.844) 27. Produksi tuna Wilayah Tirnur Sumatra (QT4) INTERCEP -696.797337 -0.747 VG4 0.287333 0.95 0.96391 2.43218 WG4 -0.00001797 -0.442 -0.28279 -0.71 354 PC4 0.063316 0.523 0.36444 0.91 957 QT4L 0.603684 3.064 (R-Square = 0.7445; F-hitung = 10.200; DW = 2.020) 28. Produksi tuna Wtlayah Utara Jawa (QT5) INTERCEP -6347.820641 -1.431 VG5 I. 155663 0.9 0.88854 2.24201 PC5 0.322763 2.478 0.971 55 2.45145 J15 0.009063 0.1 0.08311 0.20971 QTSL 0.703913 3.696 (R-Square = 0.9071 ; F-hitung = 34.190; DW = 2.433) 29. Produksi tuna Wilayah Bali, NTT (QT6) INTERCEP 607.650683 VG6 5.769542 PS6 9.62798 PC6 -0.247956 QT6L 0.649172
0.409 2.24 0.61446 1.75145 2.533 0.20852 0.59438 -1.228 -0.4631 1 -1.3200 2.951
30. Produksi tuna Wilayah Selatan Barat Kalirnantan (QT7) INTERCEP -65.08413 -0.867 VG7 0.016787 0.743 0.65997 2.66463 PS7 0.814231 1.538 0.21613 0.87264 PC7 0.030533 0.581 0.85203 3.44007 QT7L 0.752322 3.445 (R-Square = 0.8217. F-hitung = 16.134; DW = 2.042
-
Tabel 17. Lanjutan
No.
PersamaanfPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
31. Produksi tuna Wilayah Timur Kalirnantan tQT8) INTERCEP -33:995135
-0.348
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
-
32. Produksi tuna Wilayah Selatan Sulawesi (QT9) VG9 0.869307 0.296 0.09692 PS9 5.935738 0.745 0.20452 PC9-C 2.649948 1.884 0.04713 PC9 2.47030 QT9L 0.743939 5.348 (R-Square = 0.9489; F-hitung = 69.697; OW = 2.048)
0.37849 0.79873 0.18406 9.6473
33. Produksi tuna Wilayah Utara Sulawesi (QT10) INTERCEP -12362 -1.242 VGlO 0.129639 0.1 5 0.26660 -3.7249 WGlO -0.000009723 -0.42 -0.58232 8.1 361 0.166733 0.005 0.00015 -0.0021 PS10-C PSI0 0.00651 -0.0910 0.616639 1.432 1.49144 -20.8382 PC10-L Q T I OL 1.073572 7.953 (R-Square = 0.9325; F-hitung = 35.930; DW = 1.994)
-
34. Produksi tuna Wilayah Maluku lrian Jaya (QT11) INTERCEP 13086 0.354 VGll 1.158716 0.616 0.59678 1.20228 P S I 1-L -96.522144 -1.153 -1.31552 -2.65026 1.025723 0.737 0.91960 1.85265 PC11-L QTllL 0.503627 1.618 (R-Square = 0.8840;. F-hitung = 26.669; DW = 1.078) 35. Total Produksi tuna (QTT) QTT = (QTI +QT2+QT3+QT4+QT5+QT6+QT7+QT8+QTg+QTlO+QTl ? ) / I000
E. lndustri Tuna Beku, lndustri Tuna Kaleng dan Harga Tuna Domestik
Dan persamaan (36) sfd (39) yang disajikan pada tabel 38, secara umum hasilnya sesuai dengan harapan. dengan nilai R' yang cukup baik yaitu 0.6230 untuk harga tuna dan 0.9632 untuk konsumsi tuna beku, tetapi ada dua hat yang menarik dalam persamaan di atas. Pertama : Es sebagai input faktor tetapi tandanya adalah positif dengan demikian Es merupakan barang vital untuk kualitas ikan, hanya saja disini bersifat inelastis dengan nilai yang kecil artinya penggunaan Es relatif masih sedikit dengan demikian penggunaan Es perlu dipacu.
Karena begitu pentingnya peranan Es tersebut
maka implikasinya untuk Es perlu mendapatkan perhatian dalam jumlah, ketersediaannya serta harganya dan ha1 ini dapat dipergunakan sebagai instrumen.
Kedua : bahwa
semua persamaan responnya positif terhadap lag, artinya kinerja tahun sebelumnya berperan dalam penentuan konsumsi tuna segar clan ha1 ini dapat dimengerti karena industri perikanan yang tidak bersifat fleksible.
F. Ekspor Tuna Segar, Beku dan Kaleng Indonesia
Hasil pendugaan seluruh persamaan ekspor tuna segar, tuna beku dan tuna kaleng disajikan seperti dalam tabel 21 yang disarikan seperti pada tabel 19 dan tabel 20. Setelah dilakukan beberapa kali respifikasi persamaan untuk mendapatkan tanda dan besaran parameter sesuai dengan yang diharapkan dan beberapa ha1 yang perlu dikemukakan.
Pertama : Besarnya ekspor tuna ditentukan oleh harga produk yang ditawarkan, akan tetapi tuna segar untuk pasar Singapura dan tuna beku untuk pasar USA besarnya ekspor ditentukan oleh ratio dengan produk subtitusinya atau pasar alternatifnya.
Kedua :
Elastisitas volume ekspor terhadap harga pada umumnya bersifat inelastis
terkecuali ekspor produk olahan tuna kaleng bersifat elastis, ha1 ini dapat diinterpretasikan bahwa dengan pengolahan untuk tuna dapat merubah elastisitas.
Ketiga : sebagian besar negara tujuan ekspor selalu terdapat pasar alternatif, disamping itu terdapat negara pemasok lainnya yang tidak merupakan kompetitor. Keempat : hampir semua negara tujuan terdapat kompetitor kecuali untuk tuna beku ke Jepang dan tuna kaleng ke USA.
Kelima
:
apabila rnemperhatikan elastisitasnya maka skala urutan prioritas ekspor
Indonesia untuk tuna segar ialah Jepang, Eropa, USA dan Singapura, sedangkan untuk tuna beku ialah Jepang, Singapura. USA dan Eropa, untuk tuna kaleng ialah USA, Jepang dan Eropa.
Keenam : dengan memperhatikan nilai elastisitasnya maka pesaing utama untuk tuna segar ialah Taiwan kemudian Korea, untuk tuna beku pesaing utama Korea, diikuti Taiwan dan kemudian Spanyol.
Sedangkan untuk tuna kaleng pesaing utama ialah
Philipina dan diikuti Thailand. Tabel 18. Hasil Pendugaan Persarnaan lndustri Tuna lndustri Tuna Kaleng
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
Beku dan
ELASTISITAS T-hitung Jangka Jangka Pendek Panjang
36. Konsumsi tuna untuk industri tuna beku (CTSB) INTERCEP -7.124866 0.322 PDTB 0.00028 0.08700 0.01024 0.60868 ES-C 0.084966 0.504 0.00840 0.49969 COLD -0.513566 -0.156 -0.07681 4.56631 CTSBL 0.981387 11.526 (R-Square = 0.9632; F-hitung = 91.653; DW = 1.908)
-
37. Konsumsi tuna untuk industri tuna kaleng (CTBK) INTERCEP 2.902123 0.192 PXTKW 2.797302 1.578 0.82150 0.91687 PDTB-C -0.002641 -1.1 15 0.00035 0.00039 ES 0.12626 0.693 0.28581 0.31899 COLD 4.07949 -1.601 -1.54575 -1.72520 TREN 1.664998 2.7 1.175?8 1.31162 CTBKL 0.104024 0.409 (R-Square = 0.9344; F-hitung = 28.483; DW = 2.382)
-
Tabel 18.
Lanjutan
No.
Parameter dugaan
PersarnaanlPeubah
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
38. Permintaan tuna seaar Domestik (DOTS) 39. Harga tuna landing domestik (PDTB)
-0.124 0.346457 0.895 0.37590 0.94732 PXTBW 37.135172 0.184 0.08411 0.21063 -8.598921 -1.11 5 0.022720.05690 DQTB PDTBL 0.600666 2.829 (R-Square = 0.6230; F-hitung = 5.784; DW = 1.941) INTERCEP
-1 29.995022
E
-
Tabel 19. Pesaing dan Elastisitas Ekspor Tuna Indonesia
VXTS
VXTSJ VXTSUS
VXTBUS
VXTK
VXTKJ
PXTST PXTST
PXTKTT-C PXTBSL
PXTKTT
-0.03955
-0.03955
-0.00922
-0.01277
-0.00169 -0.18072
-0.00238 -0.25372
-1.38839
-1.38839
-0.06994
-0.06994
Tabel 20. Elastisitas Ekspor Tuna Berdasarkan Negara Tujuan
Tabel 21.
Hasil Pendugaan Persamaan Ekspor Tuna Segar, Beku, dan Kaleng Berdasarkan Negara Tujuan
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
40. Ekspor tuna segar ke Jepang (VXTSJ) INTERCEP -2438.303412 -0.272 RIPXTSJ 1489.975267 1.591 0.64474 0.64474 RIPXTSUS -1 52.777398 -0.1 96 -0.06444 -0.06444 GDPJK 0.10405 0.039 PXTST -59.325554 -0.156 -0.03955-0.03955 QTT 42.867347 2.942 (R-Square = 0.9464; F-hitung = 45.901; DW = 2.359)
-
-
41. Ekspor tuna segar ke AS (VXTSUS)
INTERCEP -159.99138 -0.211 RIPXTSUS 30.860885 0.597 0.38996 0.38996 RIPXTSS -14.473519 -0.423-0.10934 -0.10934 GDPUSK 6.098261 0.145 PXTST -5.936544 -0.355-0.11861 -0.11861 1.781799 3.076 QTT (R-Square = 0.8808;F-hitung = 19.210; DW = 2.701) 42. Ekspor tuna segar ke Singapur (VXTSS) RIPXTSSJ 11.707895 0.28 0.04884 0.06760 RIPXTSS 0.01188 0.01644 RIPXTSJ -0.01188 -0.01644 PXTST 15.362306 0.333 0.09876 0.13668 PXTSKR -0.910023 -0.017-0.00922-0.01277 GDPSK -34.872209 -1.629 -
-
-
8.046393 4.576 0.142772 0.871 VXTSSL 0.277457 1.576 (R-Square = 0.9715;F-hitung = 58.444; OW = 2.873)
QTT E
43. Ekspor tuna segar ke Eropa (VXTSE)
-
-
-
INTERCEP -258.706756 -1.424 37.943145 0.897 0.67320 0.67320 RIPXTSE -34.890092 -1.318-1.59314 -1.59314 RIPXTSJ 33.33179 1.242 GDPUKK -2.058722 -0.221 -0.14485 -0.14485 PXTST 11.951785 1.53 0.88031 0.88031 PXTSLl QTT 0.534303 1.022 (R-Square = 0.7665; F-hitung = 6.564; OW = 2.133) 44. Total Ekspor tuna segar Indonesia (XTSRI) XTSRI = IVXTSJ + VXTSUS + VXTSS + VXTSE)11000 + VXTSO
-
-
Tabel 21. tanjutan
No.
Persamaan/Peubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
54. Ekspor tuna beku ke Jepang (VXTBJ) INTERCEP -22508 RIPXTBJ 4923.2993 RIPXTBE -1734.16172 GDPJK 3.149131 PXTBT 926.059174 PXTBKR 1715.338053 QTTB 288.488849 VXTBJL 0.295437
55. Ekspor tuna beku ke AS (VXTBUS) IPXTBUSR RIPXTBUS RIPXTKUS PXTKTT-C PXTKTT D6 QTTB PXTSSL PXTKPP VXTBUSL
77.645263
56. Ekspor tuna beku ke Singapura (VXTBS) 7708.097778 INTERCEP 643.962294 RIPXTBS -90.327057 RIPXTBJ -762.465493 PXTBT-L -1 122.14134 PXTBKR-L -4238.45066 D5 5.492494 QTTB
2.977 1.277 -0.062 -1.317 -1.575 -3.925 0.148
0.50220 -0.04756 -1.03351 -1.38839
-
0.50220 -0.04756 -1.03351 -1.38839
-
Tabel 21. Lanjutan
No.
PersamaanIPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISlTAS Jangka Jangka Pendek Panjang
57. Ekspor tuna beku ke Eropa (VXTBE) INTERCEP 458.13531 5 RIPXTBE 154.721827 Rl PXTBJ 91.338848 RIPXTBS -13.137529 GDPUKK -33.960341 PXTBKR 27.905645 PXTBSL -166.838666 QTTB 10.695136 VXTBEL 0.166475
58. Total Ekspor tuna beku Indonesia (XTBRI) XTBRI = (VXTBJ + VXTBUS + VXTBS + VXTBE)/lOOO+VXTBO 68. Ekspor tuna kaleng ke Jepang (VXTKJ) INTERCEP 5166.0951 1 1 RIPXTKJ 7213.331937 GDPJK -1.529759 PXTKTT -1 8.602929 QTTK 80.5091 4 -6 937541 QTKJ VXTKE -0.287661
69. Ekspor tuna kaleng ke AS (VXTKUS) INTERCEP -5951.280551 RlPXTKUS 6804.419359 RIPXTKE -5727.123081 GDPUSK -32.247262 PXTKTT 293.190427 PXTKSL 695.817244 QTTK 298.1 14742 VXTKUSL 0.115405
1.666 3.138 -1.706 -0.135 1.79 -1 372 -2.51 4
2.17917
2.17917
-0.06994
-0.06994
-
-
-
Tabel 21. Lanjutan
No.
PersamaanIPeubah
Parameter dugaan
70. Ekspor tuna kaleng ke Eropa (VXTKE) INTERCEP -9999.1 13745 RIPXTKE GDPUKK PXTK" PXTKPP PXTKSL QTTK VXTKEL
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
-3.131
-
71. Total Ekspor tuna kaleng Indonesia (XTKRI) XTKRI = (VTTKJ + VXTKUS + VXTKE)11000 + VXTKO G. Eksportir Utarna Dunia Tuna Segar, Tuna Beku dan Tuna Kaleng Hasil pendugaan persamaan eksportir utama dunia untuk tuna segar, tuna beku dan tuna kaleng disajikan seperti pada tabel 23, tabel 24 dan tabel 25 yang disarikan elastisitasnya seperti pada tabel 22. Setelah dilakukan beberapa respisifikasi persamaan untuk mendapatkan tanda dan besaran parameter sesuai dengan yang diharapkan maka dapat disimpulkan seperti uraian berikut : Pertarna : Sernua persamaan. besarnya ekspor tergantung dari harga produksinya.
Kedua : Besarnya ekspor terhadap perubah harga ekspornya adalah inelastis, terhadap perubahan produksinya adalah elastis untuk ekspor tuna segar Spanyol (XTSSL), ekspor tuna beku Spanyol (XTBSL), ekspor tuna kaleng Philipina (XTKPP) dan ekspor tuna kaleng Spanyol (XTKSL). Dalam jangka panjang semua negara elastisitas ekspornya terhadap perubahan produksi bersifat elastis (kecuali ekspor tuna beku Korea (XTBKR)).
Tabel 22.
Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Eksportir Tuna Segar, Tuna Beku dan Tuna Kaleng
EKSPORTIR
Harga Produk Utama PRODUKSI Jk. Pendek Jk. Panjang Jk. Pendek Jk. Panjang
a. tuna segar XTST
0.00547
0.01077
0.84122
1.65739
XTSSL
0.00484
0.00647
1.08803
1.45360
XTSKR
0.05386
0.07679
0.17298
0.35164
0.86592
1.76026
XTBSL
0.24809
0.30536
1.28727
1.58446
c. tuna kateng XTKTT
0.02485
0.02641
0.99210
1.05422
XTKJ
0.32351
5.59974
0.06442
1.11509
XTKPP
0.40916
0.42542
1.I0705
1.t5103
XTKSL
0.38090
0.38852
1.82198
1.85841
b. tuna beku XTBT
H. lmpotir Utarna Tuna Segar, Tuna Beku dan Tuna Kaleng Hasil pendugaan semua persamaan importir tuna segar, tuna beku, tuna kaleng hasilnya disajikan seperti pada tabel 27, tabel 28 dan tabel 29 dan elasitasnya disarikan seperti pada tabel 26. Setelah dilakukan berulang resifikasi untuk mendapatkan tanda dan besaran parameter sesuai harapan maka terdapat beberapa pola dan beberapa ha1 yang perlu dikemukakan ialah seperti uraian berikut :
Pertama : lmpornya terhadap perubahan harga adalah bersifat inelastis, tetapi dalam jangka panjang berubah menjadi elastis untuk tuna segar dan tuna beku pasar Jepang. serta
tuna
kaleng
pasar
USA.
Mengingat
Jepang
dan
USA
merupakan
Tabel 23. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Ekspor Tuna Segar Negara Utarna
No.
PersarnaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka. Jangka. Pendek Panjang
45. Ekspor Tuna Segar Taiwan (XTST) INTERCEP -67.010945 PXTST 0.350306 q.033564 QTST 0.49244 XTSTL
-5.287 0.131 11.972 9.439
-
46. Ekspor Tuna Segar Spanyol (XTSSL) -22.127335 INTERCEP PXTSSL 0.123943 0.392587 QTSSL 0.251494 XTSSLL
-0.92 0.022 2.984 1.138
-
47. Ekspor Tuna Segar INTERCEP PXTSKR XTSKRL
2.848 0.43 1.284
-
Korea (XTSKR) 100.794147 1.430861
0.298518
48. Ekspor Tuna Segar Dunia (XTSW) XTSW = XTST + XTSSL + XTSKR + XTSRl + XTSO
-
Tabel 24.
No.
HasiI Pendugaan Parameter Persamaan Ekspor Total Tuna Beku Negara Utama
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
59. Expor Tuna Beku Taiwan (XTBT) INTERCEP PXTBT QTST XTBTC
-1 15.768712 -7.036 17.280919 3.305 1.063909 16.066 0.50807 12.863 '
60. Expor Tuna Beku Spanyol (XTBSL) INTERCEP PXTBSL QTSSL XTBSLL
-48.270841 9.069314 0.464479 0.187563
-1.29 0.799 2.981 0.827
8.837561 0.309616 0.866388
0.359 1.047 6.479
61. Expor Tuna Beku Korea (XTBKR) PXTBKR-S QTSKR XTBKRL
62. Ekspor Tuna Beku Dunia (XTBW) XTBW = XTBT +XTBSL + XTBKR + XTBRl +XTBO
ELASTISITAS Jangka. Jangka. Pendek Panjang
Tabel 25.
No.
Hasit Pendugaan Parameter Persamaan Ekspor Tuna Kaleng Negara Utama
PersamaanlPeu bah
Parameter dugaan
T-hitung
72. Ekspor Tuna Kaleng Thailand (XTKTT) INTERCEP -19.959328 PXTKTT 3.183945 QTKTT 2.265898 XTKTTL 0.058922
-1.434 0.662 11.261 0.675
73. Ekspor Tuna Kaleng Jepang (XTKJ) INTERCEP 35.718462 PXTKJ 11.558484 PXTSJ -14.162829 QTKJ 0.121939 XTKJL 0.792509
0.768 2.083 -2.236 0.837 8.328
74. Ekspor Tuna Kaleng Philipina (XTKPP) INTERCEP -39.851 501 PXTKPP 11.030906 QTKPP 2.504446 XTKPPL 0.038209
-4.161 4.482 14.034 0.441
75. Ekspor Tuna Kaleng Spanyol (XTKSL) INTERCEP -49.81 1169 PXTKSL 2.934498 QTKSL 1.078574 XTKSLL 0.019604
-1.694 0.865 3.361 0.076
76. Ekspor Tuna Kaleng dunia (XTKW) XTKW = XTKTT + XTKJ + XTKPP +XTKSL +XTKRI + XTKO
ELASTISITAS Jangka. Jangka. Pendek Panjang
-
-
-
-
-
pasar utarna tetapi jangka panjang responnya rnenjadi elastis rnaka lndonesia harus berhati-hati dan
rnernberikan
perhatian kepada kedua
pasar tersebut,
berusaha
meningkatkan efisiensi.
Kedua :
Jepang sebagai pengimpor utama lndonesia produk segar dan beku yang
sejenis dapat saling bersubstitusi, dan dalarn ha1 ini berbeda dengan USA dirnana subtitasnya dapat lebih beragarn. Ketiga :
Dalam jangka pendek maupun jangka panjang untuk USA nilai elastisitasnya
tuna kaleng lebih besar daripada elatisitas tuna beku. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa pasar USA lebih diutarnakan produk olahan daripada bahan baku tuna. Tabel 26. Negara Pengimpor Utama Produk Tuna PRODUK
A. TUNA I. segar
PENGIMPORT UTAMA
JEPANG
HARGA lMPORT
SUBTlTUSl SEJENIS [ LAIN PMUBJ
PMTSJ
0.25745 6.5149
-0.13599 -3.44134 USA
PMTSUS
PMTKUS
PMUSUS
-0.70197 -0.89319
0.66874 0.8509
0.50209 0.63885 PMUBUS
-0.4588 -0.58378 lTAL1
PMTSLI
-0.13175 -0.42996
Tabet 26.
Lanjutan
PRODUK
2. beku
PENGIMPORT UTAMA JEPANG
USA
HARGA IMPORT PMTBJ
PMUBJ
-0.13599 -3.44134
0.25745 6.5149
PMTBUS
-0.66533 -0.80334 ITALl
SUBTlTUSl SEJEN1S LAIN
PMTKUS
0.84541.02076
PMUBUS
-0.43128 -0.52074
PMTBLI
-0.1 31 75 -0.42996
3. kaleng
USA
PMTKLJS
-0.61 379 -1.42029 PERANCIS
PMTKFR
-0.52094 -0.52094 INGGRIS
PMTKUK
-0,12756 -0.40023
PMTBUS
PMUBUS
0.13937 0.32251
0.2802 0.64837
Tabel 27. Hasil Pendugaan Persamaan lmpor Total Tuna Segar Negara Utama
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
49. lmpor tuna segar AS (MTSUS) INTERCEP PMTSUS . PMTKUS PMUSUS PMUBUS GDPUSK QTSUS MTSUSL
50. lmpor tuna segar Jepang (MTSJ) INTERCEP PMTSJ PMUBJ GDPJK QTSJ MTSJL
51. lrnpor tuna segar ltali (MTSLI) INTERCEP PMTSLI MTSLIL
-268.41081 -7.246406 10.016559 0.0898 -0.0571 0.960483
42.048033 -6.554722 0.693584
52. Import tuna segar Dunia (MTSVV) MTSW = MTSUS + MTSJ + MTSLI + MTSO
-1.276 -0.885 0.829 I.464 -0.322 6.821
-0.13599 -3.44134 0.25745 6.51490 1.30898 33.1246 -0.17363 -4.39393
2.23 -1.456 -0.1 3175 -0.42996 4.441 -
Tabel 28.
No.
Hasil Pendugaan Persamaan lmpor Total Tuna Beku Negara Utama
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
63. lmpor tuna beku AS (MTBUS) INTERCEP PMTBUS PMTKUS PMUBUS GDPUSK QTSUS MTBUSL
-61-428034 -66.373474 54.996451 -10.985509 14.466483 -0.080796 0.171794
-0.254 -3.216 -0.66533 -0.80334 2.955 0.84540 1.02076 -1.894 -0.433 28 -0.52074 1.541 I,49345 1.80323 -0.197 -0.10001 -0.12076 0.785 -
64. lmpor tuna beku Jepang (MTBJ) INTERCEP PMTBJ PMUBJ GDPJK QTSJ MTBJL
-268.41081 -7.246406 10.016559 0.0898 -0.0571 0.960483
-1.276 -0.885 -0.13599 -3.441 34 0.829 0.25745 6.51490 1.464 1.30898 33.12460 -0.322 -0.1 7363 -4.39393 6.821 -
65. lmpor tuna beku ltali (MTBLI) INTERCEP PMTBLI MTBLIL
42.048033 -6.554722 0.693584
66, lmpor tuna beku dunia (MTBVV) MTBW = MTBUS + MTBJ +MTBLI + MTBO
-
2.23 -1.456 4.441
-0.1 3175 -0.42996
-
Tabel 29.
No.
Hasil Pendugaan Persamaan Import Tuna Kaleng Negara utama
PersamaanlPeubah
77. lmport tuna kaleng AS (MTKUS) INTERCEP PMTKUS PMTBUS PMUBUS
GDPUSK MTKUSL
Parameter dugaan
56.797571 -16.416287 5.716374 2.934322 -0.218374 0.567842
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
0.322 -1.083 -0.61379 0.38 0.13937 0.772 0.28020 -0.025 -0.05483 2.1 15 -
-1.42029 0.32251 0.64837 -0.1 2688
78. lmport tuna kaleng Perancis (MTKFR) INTERCEP 59.1 93514 PMTKFR -5.799413 VXTKFR 2.1501 18
4.724 -2.41 1 -0.52094 -0.52094 3.12 0.22792 0.22791
79. lmport tuna kaleng lnggris (MTKUK) l NTERCEP -15.473481 PMTKUK -1.751575 GDPUKK 4.527955 MTKUKL 0.681281
-0.339 -0.34 0.978 3.765
-0.12756 0.88478
-0.40021 0.27760
80. lmport tuna kaleng dunia (MTKVV) MTKW = MTKUS + MTKFR + MTKUK +MTKO
I.
Harga Dunia Tuna Segar, Tuna Beku dan Tuna Kaleng Hasil pendugaan persamaan harga tuna dunia disajikan seperti pada tabel 31
yang elastisitasnya disarikan seperti pada tabel 30. Setelah diadakan beberapa kali respesifikasi persamaan untuk mendapatkan tanda dan besaran yang sesuai dengan harga maka akhirnya dapat disimpulkan.
Perfama
: Besarnya ekspor dan impor dunia terhadap perubahan
harga bersifat
inelastis, tetapi untuk impornya elastisitasnya adalah sekitar enam kali, untuk tuna segar dan tuna kaleng sekitar dua kali sedangkan untuk tuna beku hampir sama. Kedua : Hal diatas dapat diinterpretasikan bahwa harga dunia tuna segar atau tuna
kaleng lebih ditentukan oleh para importir, sedangkan untuk tuna beku baik importir maupun eksportir berperan dalarn pembentukan harga dunia. Tabel 30. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Harga Dunia Tuna Segar, Tuna Beku, dan Tuna Kaieng
HARGA DUNlA
IMPOR
EKSPOR
Jk. Pendek Jk. Panjang Jk. Pendek Jk. Panjang 1 TUNAS SEGAR
0.18344
0.28079
-0.03682
-0.05636
2 TUNA BEKU
0.16636
0.49704
-0.q6685
-0.49852
3 TUNA KALENG
0.02397
0.08317
-0.01103
-0.03828
Tabel 31. Hasil Pendugaan Persamaan Harga Dunia
No.
Persamaan/Peubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
tuna segar
53. Harga tuna segar dunia dalam satuan US$IKg (PXTSVV) INTERCEP 3.444725 3.3 MTSW 0.001282 0.651 0.18344 -0.28079 XTSW -0.000333 -0.152 -0.03682-0.05636 PXTSWL 0.346702 1.69 -
tuna beku
67. Harga tuna beku dunia dalam satuan US$/Kg (PXTBW) JNTERCEP 1.204383 1.588 MTBW 0.000621 0.536 0.16636 -0.16685 XTBW -0.000806 -0.58 0.49704 -0.49852 PXTBWL 0.665304 3.423 -
tuna kaleng
81. Harga tuna kaleng dunia dalam satuan US$/Kg (PXTKVV) INTERCEP 1.31486 1.317 103 MTKW 0.000177 0.164 0.02397 -0.01 -0,0001 88 -0.085 0.08317 -0.03828 XTKW 3.937 PXTKWL 0.711837
-
J.
Hasil Pendugaan Produksi Udang Laut Hasil pendugaan persamaan produksi kesebelas wilayah udang laut hasilnya
disajikan dalam tabel 33 dan elastisitasnya disarikan dalam tabel
32. Setelah
dilaksanakan berkali-kali respesifikasi model untuk mendapatkan tanda dan besaran parameter sesuai harapan, terdapat beberapa ha1 yang perlu diuraikan sebagai berikut : Pertama : Walaupun niiai R* untuk empat wilayah mempunyai nilai dibawah 0.5,akan tetapi sudah sesuai dengan teori ekonomi dan logika. Nilai R~ yang rendah tersebut ~~~U.VFW*~,WW...~_J
karena beberapa keadaan yang berkernbang dilapangan yang perlu dijelaskan sebagai berikut. Sesuai ketentuan sejak tahun 3982 di seluruh wilayah Indonesia tidak diperkenankan beroperasi alat trawl, terkecuali untuk wilayah KTI. Dalarn model ini produksi udang diproksi dengan alat tangkap Pukat Udang (PU), Pukat Kantong (PK) dan Jaring lnsang (JI). Untuk rnenangkap kebijakan rnaka dalarn modelnya diberi dummy, di rnana hasilnya tidak konsisten dan adakalanya bertentangan dengan teori, sehingga dummy dikeluarkan dari model. Dalarn kenyataan yang berkernbang dilapangan, alat trawl tetap dioperasikan dan alat tangkap ini rnengalarni berbagai rnodifikasi dan inovasi dengan sendirinya pencatatan tidak konsisten dengan terrninologi statistik. Respon produksi terhadap perubahan kapal gabungan adalah inelastis baik
Kedua :
jangka pendek maupun jangka panjang. Sebaliknya untuk wilayah Utara Jawa (W5)dan Selatan Bali dan NTT (W6) adalah elastis dengan nilai yang besar. sehingga kenaikan jurnlah kapal di kedua daerah tersebut akan sangat effektif dan dapat digunakan sebagai instrumen untuk peningkatan produksi.
Ketiga
:
Walaupun diadakan pelarangan penangkapan dengan pukat udang dalarn
kenyataan sernua wilayah masih tetap rnengoperasikan alat tangkap udang dengan pukat udang (PU), pukat kantong (PK) atau Jaring lnsang (JI). Untuk beberapa daerah ternyata responnya terhadap alat tangkap adalah negatif rnisalnya PU diwilayah Barat Surnatera, Utara Jawa dan Selatan BalilNTT. Untuk daerah SelatanlBarat Kalirnantan (W7) dan Tirnur Kalirnantan (W8) respon produksinya negatif terhadap Pukat Kantong dan Jaring Insang. Dari kenyataan-kenyataan di atas dapat interpretasikan bahwa penangkapan udang sangat intensif dan alat tersebut telah jenuh sehingga perlu pengurangan alat tangkap dan perlu inovasi secara rnenyeluruh.
Keempat : Untuk beberapa daerah Pukat Kantong dan Pukat udang responnya terlarnbat, ha1 ini bukan semata karena inforrnasi atau distribusi tehnologi yang lambat, akan tetapi disebabkan terhadap cara rnenyikapi terhadap larangan penggunaan trawl.
Tabel 32. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Produksi Udang Laut
3
4
5
6
7
8
Panjang
0.6532 1
Pendek
-0. l 1757
0.16520
0.06987
0.17612
0.05486
0.07437
0.03308
Panjang
0.20060
0.06248
0.08470
0.03768
Pendek
0.3021 3
-0.1243 1
0.0 1625
0.32389
0.00101
Panjang
0.63375
-0.26075
0.03408
0.67940
0.0021 2
Pendek
3.2 1823
- 1.3695 1
-0.0 1494
0.57962
0.36357
Panjanz
3.2 1813
-1.3695 1
-0.01494
0.57962
0.36357
Pendek
1.27959
-0.00936
0.0 1 176
0.0 1278
Panjany
1.27959
-0.00936
0.0 1 176
0.0 1278
Pendek
0.33003
-0.135 19
0.00 175
-0.00307
-0.00536
Panjang
0.5 1940
-0.2 1276
0.00275
-0.00482
-0.00844
Pendek
0.12230
0.00642
-0.00190
-0.05050
Panjang
0.7981 1
0.04 190
-0.0 1241
-0.32957
QUT3
0.00797 (J13-L)
QUT4
(J14-c)
OUT5
(pus-c)
OUT6
(J16-c)
OUT7
(PU7-C)
QUT8
(PK7-C)
(pu8-L)
1
146
Tabel 32. Lanjutan
11
QUT11
Pendek
0.23268
0.16672
0.10894
Panjang
0.47083
0.33736
0.22044
Tabel 33. Hasil Pendugaan Persamaan Produksi Udang Laut
No.
PersamaadPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
94. Produksi udang Laut Wilayah Barat Sumatra (QUTI) INTERCEP -1040.668298 -1.59 VG 1 0.077815 0.123 0.05233 0.05577 PUI-C 5.7661 14 0.939 -0.01256 -0.01338 PU1 0.03608 0.03845 PK1-L 0.346007 1.4 0.33645 0.35855 JI 1 0.325981 2.551 0.88887 0.94726 QUTl L 0.061639 0.276 (R-Square = 0.8572; F-Hitung = 15.613; DW = 2.340) 95. Produksi udang Laut W~layahSelatan Jawa (QUT2) 838.319080 0.344 INTERCEP 0.6532-1 0.65321 2.442276 0.46 VG2 -0.000356 -0.18 -0.1 1757 -0.1 1757 WG2 2.987 0.16520 0.16520 19.569326 PU2 0.138262 0.24 0.06987 0.06987 PK2-L 0.00797 0.00797 0.003372 0.041 J12 (R-Square = 0.4699; F-Hitung = 2.305; DW = 2.552)
Tabel 33. Lanjutan
No.
PersarnaanIPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
96. Produksi udang Laut Wilayah Selat Malaka (QUT3) INTERCEP 31593.0000 1.554 VG3 0.8561 85 0.678 0.1 76?2 PU3 13.624021 1.213 0.05486 PK3 1.821383 0.444 0.07437 0.125965 0 097 0.03308 J 13-L QUT3L 0.122032 0.287 (R-Square = 0.4335; F-Hitung = 1.989; DW = 2.189) 97. Produksi udang Laut Wilayah Timur Sumatra (QUT4) VG4 0.731155 1.153 0.30213 WG4 -0.000064 -0.66 -0.12431 PU4 11.548579 0.653 0.01625 PK4 2.348930 1.533 0.32389 J14-C 0.068161 0.1 16 0.00101 J14 0.04577 QUT4L 0.523267 1.779 (R-Square = 0.9812; F-Hitung = 113.378; DW = 2.291) 98. Produksi udang Laut Wilayah Utara Jawa (QUT5) INTERCEP -27969 -0.940 VG5 15.718357 1.162 WG5 -0.001 989 -0.981 PUS-C 6.909046 1.364 PU5 PK5 1.031587 1.370 J15 0.1 48885 1.133 F-Hitung = 8.062; DW = (R-Square = 0.7561;
0.20060 0.06248 0.08470 0.03768
0.63375 -0.26075 0.03408 0.67940 0.00212 0.09601
3.21823 -1.3695 -0.0149 0.0631 5 0.57962 0.36357 1.932)
-
3.23823 -1.36951 -0.0t494 0.07420 0.57962 0.36357
99. Produksi udang Laut Wilayah Bali. NTT (QUT6) INTERCEP -277.782576 -1.028 . VG6 0.928044 4.591 1.27959 1.27959 PU6 -6.551 242 -0.144 -0.00936 -0.00936 PK6 0.01 0068 0.106 0.01 176 0.01 176 J16-C 0.008548 0.366 0.01278 0.01278 0.01277 0.01277 J16 (R-Square = 0.7778; F-Hitung = 12.251; DW = 1.615)
-
Tabel 33. Lanjutan
No. 100.
101.
102.
103.
Parameter dugaan
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang Produksi udang Laut Wilayah Selatan Barat Kalimantan (QUT7) INTERCEP 6800.270370 0.473 VG7 2.603863 0.133 0.33003 0.51940 WG7 -0.000541 -0.105 -0.1 3519 -0.21276 PU7-C 1.922358 0.903 0.00175 0.00275 PU7 0.03633 0.05718 PK7-C 1.790949 0.345 -0.00307 -0.00482 PK7 0.09389 0.14777 J17 -0.013963 -0.014 -0.00536 -0.00844 QUT7L 0.364593 1.166 (R-Square = 0.3379; F-Hitung = 1.020; DW = 1.988) Produksi udang Laut Wilayah Timur Kalimantan (QUT8) INTERCEP 1789.473986 1.219 VG8 0.469631 1.182 0.12230 0.7981t PU8-t 0.754714 0.362 0.00642 0.04190 -0.019010 -0.103 -0.00190 -0,01241 PK8 J18 -0.089951 -0.735 -0.05050 -0.32957 QUT8L 0.846757 3.1 79 (R-Square = 0.9685; F-Hitung = 79.888; DW = 1.662) Produksi udang Laut Wilayah Selatan Sulawesi (QUT9) VG9 0.164356 0.302 0.05713 0.11497 PK9-L 0.134798 0.142 0.06314 0.12707 J19 0.1 88363 0.893 0.40677 0.81859 QUTSL 0 503084 2.1 37 (R-Square = 0.9693; F-Hitung = 118.338; DW = 1.751) Produksi udang Laut Wilayah Utara Sulawesi (QUT10) INTERCEP 26.082660 0.192 VGlO 0.007935 1.596 0.86667 0.86667 PKlO-L -0.001402 0.1 17 0.01922 0.01922 DW = 1.512) (R-Square = 0.1405; F-Hitung = 1.307; PersamaanIPeubah
T-hitung
104. Produksi udang Laut Wilayah Maluku - lrian Jaya (QUT11) tNTERCEP 124.126434 0.045 0.1 42862 0.849 0.23268 VGl 1 7.501995 0.897 0.16672 PUlt PKlI 1.456630 0.477 0.10894 0.505810 2.148 Q U T l 1L (R-Square = 0.7289; F-Hitung = 9.408; DW = 1.547) 105. Produksi udang Laut Nasional (QUDL) QUDL = (QUT1+ Q U T 2 + Q U T 3 + Q U T 4 + Q U T 5 + Q U T 7 +QUT8+QUTQQUTlO+QUT11)/1000 kb"h9 " ~ U . * ~ ~ hW5~ I ~ ~
-
0.47083 0.33736 0.22044
K. Produksi Udang Tambak Hasil pendugaan produksi udang tarnbak untuk kelima wilayah produksi disajikan seperti pada tabel 35 dan disarikan seperti pada tabel 34. Setelah dilakukan beberapa respesifikasi
dari persamaan produksinya diperofeh tanda dan besaran parameter
dugaan yang sesuai dengan harapan akan tetapi terdapat beberapa Tabel 34. Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Produksi Udang Tambak
3
4
Pendek Panjang
0,0514 0.1089
0.1916 0.4081
Pendek Panjang
0.3605 0.5389
0.1 176 0.1758
0.5742 1.2170
0.120 0.212 0.254 0,450
0.445 0.943
YUT3 0.145 0.217
0.357 1.355 0.533 2.026
0.0047 0.188 0.0047 0.188
0.087 1.022 0.097 1.022
YUT4
Pendek Panjang 5
-0.1127 -0.2388
0,0027 -0.2463 0.0027 -0.2463
YUT5
Pendek Panjang
0.1824 0.2777
0.0709 0.1212
-0.0153 -0.0262
0.5814 0.9944
0.085 0,026 0.146 0.045
0.095 0.163
perbedaan pengaruhnya terhadap produksi, ha1 - ha1 yang penting perlu dikemukakan seperti uraian berikut. Petfama
: Respon produksi terhadap PDUB. PDIL beberapa daerah secara tunggal,
tetapi untuk wilayah Sumatera maka respon produksi dipengaruhi oleh ratio harga udang dan ikan lainnya. Secara keseluruhan elastisitasnya adalah inelastis, dengan nilainya yang kecil.
Kedua : Di Jawa elasitas produksi terhadap perubahan harga ikan lebih besar ctaripada udang, sedangkan daerah lainnya menunjukkan yang sebaliknya. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa usaha tambak udang di Jawa kurang kondusif dibanding luar Jawa, kemungkinan penyebabnya adalah faktor kerusakan lingkungan serta rnasalah keamanan.
Ketiga
: Ratio harga udang beku dan ikan lainnya untuk Sumatera nilainya adalah kecil
yaitu 0.060 ini dapat diinterpretasikan bahwa harga ikan lebih dorninan daripada udang atau dapat juga diduga bahwa daerah tersebut secara kesuluruhan budidaya udangnya masih extensif. Keempat : Produksi terhadap perubahan luas areal adalah elastis untuk Sumatera, Bali I
NTT dan Kalirnantan. sedangkan untuk Jawa dan Sulawesi Selatan bersifat inelastis. Hal ini berirnplikasi untuk Jawa dan Sulawesi produktifitasnya adalah rendah dibandingkan dengan Sumatera, Kalirnantan dan Bali INTT. Kelima : Produksi terhadap perubahan bibit udang, tingkat bunga dan anggaran pembangunan adalah bersifat inelastis. Keenarn : Secara umurn yang berperan dalam peningkatan produksi urutannya ialah luas area, tenaga kerja, harga dan anggaran pembangunan. Tabel 35. Hasil Pendugaan Persamaan Produksi Udang Tarnbak
No.
PersarnaanlPeubah
Parameter dugaan
82. Produksi udang tambak Wilayah Sumatra (YUT1) INTERCEP PDUB-L PDUB PDlL
LT1 BII GUTL LA1 (R-Square = 0.91 89;
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang <
Tabel 35. Lanjutan
No.
Parameter dugaan
PersamaanIPeubah
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Panjang Pendek
83. Produksi udang tarnbak Wilayah Jawa (YUT2) INTERCEP PDUB
I PDIL LT2 812 GUT LA2 YUT2L
84. Produksi udang tambak Wilayah Bali. Nusa Tenggara, Timor Tirnur (YUT3) -2474.999934 -1.427 INTERCEP 0.058835 0.281 0.36049 0.53887 PDUB PDlL 0.230303 0.219 0.1 1760 0.17579 0.001895 1.216 0.145?6 0.21699 B13 0.000050547 0.968 GUTL 0.35652 0.53292 0.41 6802 1.536 LA3 1.35508 2.02556 0.331072 1.413 YUT3L
85. Produksi udang tambak Wilayah Kalimantan (YUT4) INTERCEP -69.01 9354 -0.413 PDUB-C 0.03582 0.85 PDUB I -16.961343 -1.536 LT4-C 0.007979 0.249 LT4 B14 0.002809 3.533 0.000009377 I .436 GUT2L 0.154078 10.355 LA4
-
Tabel 35. Lanjutan
No.
PersarnaadPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
86. Produksi udang tarnbak Wilayah Sulawesi (YUT5) INTERCEP PDUB 1-R PDlL LT5 B15 GUT tA5 YUTSL
87. Produksi udang tarnbak Nasional (QUDT) QUDT = (YUT1 + YUT 2 + YUT3 + YUT4 +YUT5Y1000 L. Tenaga Kerja Tambak
Hasil pendugaan persamaan kebutuhan tenaga kerja untuk kelirna wilayah disajikan seperti pada tabel 36. Setelah beberapa kali dilaksanakan respesifikasi persarnaan untuk mendapatkan tanda den besaran sesuai dengan harapan, maka terdapat beberapa perbedaan yang rnernpengaruhi terhadap persarnaan kebutuhan tenaga kerja tersebut. Beberapa hat yang periu dijelaskan dalam persarnaan tenaga kerja ini diuraikan seperti berikut :
Pertama : Hampir seluruh wilayah kebutuhan tenaga kerja dipengaruhi oleh ratio harga output dalarn ha1 ini harga udang beku (PDUB) terhadap upah tenaga kerja
0 ,kecuali
untuk wilayah Kalirnantan PDUB dan W berpengaruh secara tunggat. Ratio tersebut nilainya ernpat digit untuk wilayah Sumatera dan Jawa tetapi untuk Bali/NTB dan Sulawesi hanya tiga digit. Kedua : Elastisitas tenaga kerja terhadap kenaikan produksi (YUT) secara keseluruhan adalah inelastis, terkecuali diwilayah Kalimantan adalah elastis dengan nilai yang tinggi
2.84. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa budidaya udang di Kalimantan bersifat ekstensif dengan produktifitas yang tinggi. Tabel 36. Hasil Pendugaan Persamaan Tenaga Kerja Tambak
No.
PersamaadPeubah
Parameter dugaan -
-
T-hitung
-
ELASTISITAS Jangka Jangka ~ e n d e k pankng
88. Tenaga Kerja tambak Wilayah Sumatra (LTI) -YUT1 0.465708 2.267 3620.683107 PDUB-W 2.301 TREN 854.404125 1.384 (R-Square = 0.9671; F-hitung = 156.774; DW = 1.085) 89. Tenaga Kerja tambak Wilayah Jawa (LT2) Y UT2 0.20348 6578.698063 PDUB-W 0.597605 LT2L
1.583 3.723 2.899
90. Tenaga Kerja tambak Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Tirnor Tirnur (LT3) Y UT3 0.227301 0.974 PDUB-W 495.335037 1.534 LT3L 0.745767 4.444
91. Tenaga Kerja tambak Wilayah Katimantan (LT4) INTERCEP -2995.513754 -1.225 2.891637 3.393 Y UT4 0.4081 55 2.645 PDUB W -0.203114 -0.287 LT4L 0.149601 0.586 DW = 2.585) (R-Square = 0.9720; F-hitung = 121.494; 92. Tenaga Kerja tambak W~layahSulawesi (LT5) 0.498967 Y UT5 797.352734 PDUB-W 0.790627 LT5L
93. Jumlah Petani tambak Nasional (LTT) L T T = L T I + LT2+ LT3+LT4+LT5
1.613 1.171 5.07?
-
-
M. lndustri Udang Beku, Kaleng dan Harga Udang Domestik Hasil pendugaan persamaan konsurnsi udang segar untuk industri udang beku. konsumsi udang beku untuk industri kaleng serta harga udang beku domestik disajikan seperti pada tabel 37. Setelah beberapa kali dilaksanakan respesifikasi model untuk rnendapatkan tanda dan besaran parameter sesuai harapan, beberapa yang perlu dijelaskan sebagai berikut : Pertama
: Elastisitas konsurnsi udang terhadap es dan harga udang adalah inelastis,
tetapi terhadap cold storage bersifat elastis. Dengan demikian penurunan biaya cold storage akan meningkatkan harga udang beku, sehingga penurunan biaya cold storage dapat digunakan sebagai instrurnen peningkatan volume udang beku. Keadaannya adalah berbeda untuk industri udang kaleng dirnana elasitasnya terhadap perubahan eksogen bersifat inelastis dengan nilainya yang jauh lebih kecil apabila dibanding dengan udang beku. Kedua
:
Elastisitas harga udang domestik (PDUB) terhadap perubahan nilai tukar
adalah elastis dengan nilainya yang besar yaitu 2.43. Sedangkan harga udang domestik diproksi dengan harga udang beku dunia
(PXUBVV), oleh karena itu elasitasnya
mendekati satu dan interpretasinya perubahan nilai tukar sangat besar pengaruhnya terhadap usaha tambak udang.
Tabel 37. Hasil Pendugaan Persamaan lndustri Udang Kaleng dan Harga Domestik untuk lndustri Udang Beku
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
106. Konsumsi udang untuk tndustri udang beku (CUSB) INTERCEP -48.153056 PDUB 0.009410 ES -0.393094 COLD -1.959086 CUSBL 0.975104
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
-
-1.007 4.473 0.65400 26.26914 -1.415 -0.11429 -4.59081 -0.346 -0.09534 -3.82971 21.389 -
107. Konsumsi udang untuk industri udang kaleng (CUBK) INTERCEP 1.292178 0.376 -0.000032 -0.163 -0.31786 -7.36852 PDUB 0.042074 0.498 0.32163 1.38476 PXUKW ES-L -0.003275 -0.15 -0.12754 -0.54909 COLD -0.116253 -0.245 -0.80862 -3.48147 I -0.0061 25 -0.078 -0.09725 -0.41868 CUSKL 0.767735 1.908 (R-Square = 0.7024; F-Hitung = 4.720; DW = 2.591) 113. Harga udang landing domestik ( POUB ) INTERCEP -1612.540216 E 2.437809 PXUBW 97.705673 DQUB -1 6.780522 PDUBL 0.647818 (R-Square = 0.8910;F-Hitung = 28.597)
-0.829 3.805 0.45283 1.28579 0.673 0.10317 0.29295 -0.573 -0.02320 -0.06588 4.973
-
-
N. Ekspor Udang Segar, Udang Beku dan Udang Kaleng Dunia Hasil pendugaan persarnaan ekspor udang segar, udang beku dan udang kaleng disajikan seperti pada table 39 dan disarikan seperti pada tabel 38. Setelah dilakukan beberapa kali respisifikasi persamaan untuk mendapatkan tanda dan besaran parameter sesuai dengan diharapkan dan dapat disimpulkan ha1 sebagai berikut : Pertarna : Besarnya ekspor udang ditentukan oleh harga produk yang ditawarkan, akan tetapi untuk pasar udang kaleng USA ditentukan oleh ratio harga dengan pasar alternatif.
Kedua
:
Elastisitas volume ekspor terhadap harga bersifat inelastis, terkecuali produk
udang beku ke USA bersifat elastis. Ketiga : Di semua negara tujuan ekspor terdapat kompetitor yaitu Thailand yang diikuti oleh China dan India. Disamping itu pasar alternatif dan sebagian besar elastisitasnya dalam jangka pendek atau jangka panjang adalah elastis dan terdapat
pernasok lain
yang tidak rnerupakan kompetitor. Keempat : Apabila elastisitas ekspor terhadap perubahan harga sebagai indikator maka urutan tujuan ekspor untuk udang segar ialah Jepang. USA. Singapura dan Eropa; untuk udang beku USA, Eropa dan Jepang; sedangkan untuk udang kaleng urutannya USA, Eropa. Singapura dan Jepang. Kelima
: Dengan mernperhatikan nilai elastisitas maka urutan pesaing ialah Thailand,
India dan China. Tabel 38. Elastlsitas Ekspor Udang Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan Produk 1. segar
2. beku
L
Pasar Utama Tujuan Harga Jepang
RIPXUSJ 0.84654 0.84654
Pasar Altematif Alt .1 Alt .2
Alt .3
NEGARA LAIN PESAING I BUKAN PESAING PXUSTT -0.26136 -0.26136
RIPXUSE -0.46520 -0.46520
USA
RIPXUSUS 0.33221 0.52845
Singapura
RIPXUSS 0.20044 0.20044
RIPXUSJ -0.04768 -0.04768
Eropa
RIPXUSE 0.15905 0.19930
RIPXUSUS RIPXUSS PXUSTT RIPXUSJ -2.34789 -1.08936 -1.10437 0.70777 0.88687 -2.94201 -1.36503 -1.38383
Jepang
RIPXUBJ 0.43995 0.43995
RIPXUBE -0.18999 -0.18999
USA
RlPXUSE 0.37633 0.59863 RIPXUSE 0.09996 0.09996
RIPXUBUS RIPXUBJ RIPXUBS 1.64642 -0.94503 -1.06 185 -1.43579 -1.61326 2.50140
PXUSCN 0.00709 0.00709 PXUSTT PXUSCN 1.53929 0.02269 2.44857 0.03609
PXUSTT PXUSCN -0.52121 -0.23904 -0.52 12 1 -0.23904
PXUBTT PXUBCN 0.09032 0.05777 0.09032 0.05777 PXUBTT -1.74966 -2.65825
Tabel 38. Lanjutan Produk
3. kaleng
Pasar Utarna Tujuan Harga Singapura RIPXUBS 0.10214 0.11404 Eropa
RIPXUBE 0.78689 0.78689
Jepang
RIPXUKJ RlPXUKUS 0.16248 -0.82569 0.25805 -1.31 138
USA
IPXUKUSJ IPUKUS-T 0.4087 1 -0.76280 1.58888 -2.%546 RIPXUKUS
0.18345 0.73319 RIPXUKJ
-0.18345 -0.713 18 Singapura
Eropa
Tabel 39.
No.
Pasar Alternatif Alt .I All .2 RIPXUBJ RIPXUBE -1.53765 1.12948 -1.71670 1.26100
NEGARA LAIN PESAING BUKAN PESAING PXUBTT 0.15571 0.1 7384
Alt .3
RIPXUBUS -0.7825 1 -0.7825 1
PXUBCN PXUDM -0.37507 -0.34146 -0.37507 -0.34146
RIPXUKS 0.71956 1.14281
RIPXURUS
-0.85559 -1.11282 RIPXTKUS
0.85559 0.59836
RIPXUKS RIPXUKUS RIPXUKJ 0.23762 -0.81439 0.20286 0.56256 -1.92806 0.48027 RiPXUKE 0.38948 0.38948
RIPXUKS -0.31222 -0.31222
RlPXUKJ 0.47354 0.47354
Hasil Pendugaan Persamaan Ekspor Udang Segar, Udang Seku dan Udang Kaleng Berdasarkan Negara Tujuan
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
114. Ekspor udang segar ke Jepang (VXUSJ) INTERCEP -140.512355 RIPXUSJ 55.755848 RIPXUSE -44.677064 GDPJK -0.081875 QUS 3.749843 PXUSTT -13.210597 PXUSCN 0.363789
T-hitung
-0.109 1.519 -1.513 -0.195 1.27 -0.266 0.015
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
-
-
0.84654 0.84654 -0.46520 -0.46520
-0.26136 -0.26136 0.00709 0.00709
Tabel 39. Lanjutan
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
115.Ekspor udang segar ke AS (VXUSUS) 38.892028 INTERCEP RIPXUSUS 1.509512 RIPXUSE 1.361645 -4.830562 GDPUSK 0.156170 QUS 2.931888 PXUSTT 0.043879 PXUSCN 0.371352 VXUSUSL
116. Ekspor udang segar ke Singapura (VXUSS) RIPXUSS 250.424026 RIPXUSJ -1 3.226333 RIPXUSE 40.425514 GDPSK -61.542343 QUS 19.234572 PXUSTT -1 10.964573 PXUSCN -51.676339
0.765 -0.11 0.417 -0.516 1.827 -0.599 -0.598
0.20044 0.20044 -0.04768 -0.04768 0.09996 0.09996
-
-0.52121 -0.52121 -0.23904 -0.23904
117. Ekspor udang segar ke Eropa (VXUSE) INTERCEP -66.913302 RIPXUSE 4.507092 RIPXUSJ -21.466251 RIPXUSS 61.959084 RIPXUSUS -38.766214 VXUSJ 0.152178 PXUSTT -35.023869 QUS 2.248185 GDPUKK 12.091334 VXUSEL 0.201946
118. Total Ekspor udang Indonesia (XUSRI) XUSRI = (VXUSJ + VXUSUS+ VXUSS + VXUSE)11000 + VXUSO
Tabel 39. Lanjutan
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan -
126. Eksport udang beku ke Jepang (VXUBJ) INTERCEP 14f40.00000 RIPXUBJ RIPXUBE GDPJK PXUBTT PXUBCN QUB
T-hitung
1.534
ELASTISITAS Jangka Jangka ~ e n d e k pankng
-
-
127. Eksport udang beku ke AS (VXUBUS) INTERCEP 37596 00000 2.528 RIPXUBCJS 1249.304835 2.253 1.64642 2.50140 RIPXUBJ -649.389376 -1.405 -0.94503 -1.43579 RIPXUBS -1127.901998 -2.314 -1.06185 -1.61326 QUB 132.160028 4.915 PXUBTT -987.699504 -2.493 -1.74966 -2.65825 GDPUSK -1712.638152 -2.322 VXUBUSL 0.341802 2.198 (R-Square = 0.9622; F-Hitung = 39.962 DW = 2.853) 128. Eksport udang beku ke Singapura (VXUBS) INTERCEP 98.358595 0.027 RIPXUBS 87.430877 0.197 0.10214 0.11404 RIPXUBJ -851.443473 -0.794 -1.53765 -1.71670 RIPXUBE 713.081502 0.686 1.12948 1.26100 GDPSK -140.296673 -0.663 PXUBTT 70.831091 0.204 0.15571 0.17384 QUB 88.62831 8 2.715 VXUBSL 0.104300 0.369 R-Square = 0.9158; F-Hitung = 17.097; DW = 1.732) 129. Eksport udang beku ke Eropa (VXUBE) INTERCEP -1797.318006 -0.201 RIPXUBE 0.919 0.78689 391.884950 RIPXUBUS -377.431 120 -0.852 -0.78251 PXUDIN -179.975379 -1 . I 5 3 -0.34146 QUB 5.755494 0.318 PXUBCN -1 31.337601 -0.45 -0.37507 GDPUKK 846.355053 0.816 (R-Square = 0.7754; F-Hitung = 6.904; DW = 1.709) .%h,,,,,.,
,;k*,*
,,,,.u,,,
A
<.
0.78689 -0.78251 -0.34146 -0.37507
Tabel 39. Lanjutan
No.
PersamaanIPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
130. Total Eksport udang beku Indonesia (XUBRI) . XUBRl = (VXUBJ + VXUBUS + VXUBS + VXUBE)11000 + VXUBO 138. Eksport udang kaleng ke Jepang (VXUKJ) 14.665626 INTERCEP RlPXUKJ RIPXUKUS RIPXUKS GDPJK QUK VXUKJL
0.415343
-8.099390 4.082128 -0.004747 21.621609 0.370362
0.424
-
0.16248 0.25805 -1.427 -0.82569 -1.31138 2.079 0.71956 1.14281 -0.445 2.217 1.302 0.399
-
139. Eksport udang kaleng ke AS (VXUKUS) IPXUKUSJ 83.437929 RIPXUKUS RlPXUKJ IPUKUSJ RIPXUKUS RIPXTKUS QUK E GDPUS VXUKUSL
-1 20.69385
302.268488 0.099248 -0.044878 0.742771
140. Eksport udang kateng ke Singapura (VXUKS) INTERCEP -203.52526 RIPXUKS 9.910259 RIPXUKJ 3.812267 RIPXUKUS -58.728355 GDPSK 12.725515 52.774353 QUK VXUKSL 0.577611
-1.324 0.52 0.23762 0.459 0.20286 -1.239 -0.81439 1.391 0.524 1.907
0.56256 0.48027 -1.92806
-
Tabet 39. Lanjutan
PersamaaniPeubah
Parameter dugaan
141. Eksport udang kaleng ke Eropa (VXUKE) INTERCEP RIPXUKE RIPXUKJ RIPXUKS QUK GDPUKK
-101.26549 12.004491 6.063448 -8.872479 38.262085 14.686911
No.
0.
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
-1.256 1.578 0.38948 1.457 0.47354 -1.586 -0.31222 0.929 ?.205
0.38948 0.47354 -0.31222
-
-
Eksportir Utarna Dunia Udang Segar, Udang Beku Setelah dilakukan beberapa kafi respesifikasi dari persarnaan untuk mendapatkan
tanda dan besaran parameter seperti yang diharapkan. rnaka hasil pendugaan persarnaan eksportir utama dunia untuk udang segar dan udang beku disajikan seperti pada tabel 41 dan disarikan seperti pada tabel 40 dan dapat disirnpulkan sebagai berikut : Perterna : Besarnya ekspor ditentukan oleh harga dan produksi yang dihasilkan, dan
inelastis terhadap perubahan harga dan produk yang dihasilkan, dengan nilainya untuk perubahan produksi lebih besar dan bahkan bersifat elastis untuk ekspor udang beku China (XUBCN).
Kedua : Dengan nilai elastisitas yang tinggi dan dalam jangka panjang bersifat elastis untuk Thailand dan China merupakan indikasi meningkatnya tren teknologi yang digunakan oleh kedua negara tersebut; karena rnerupakan pesaing utama bagi Indonesia rnaka harus lebih aktif dalam peningkatan teknologi dan inovasi.
Tabel 40.
Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Eksportir Udang Segar dan Udang Beku
EKSPORTIR
HARGA PRODUK UTAMA Jk. Pendek Jk. Panjang
PRODUKSI Jk. Pendek
Jk. Panjang
1. udang segar XUSTT XUSCN
0.00643 0.1 3673
0.014j3 0.22386
0.78784 0.95222
1.72977 1.55895
2. udang beku XUBTT XUBCN
0.29374 0.43947
0.58387 0.72 150
0.88570 1.16310
1.76052 1.90952
Tabel 41. Hasil Pendugaan Persamaan Ekspor Udang Segar, Udang Beku dan Udang Kaleng
No.
PersamaanfPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTlSlTAS Jangka Jangka Pendek Panjang
119. Ekspor udang segar Thailand (XUSTT) lNTERCEP -13.731 107 PXUSTT 0.040555 QUSTT 0.153532 XUSTI-L 0.544541
-0.968 0.024 1.964 1.834
0.00643 0.78784
120. Ekspor udang segar China (XUSCN) INTERCEP -22.252335 PXUSCN 0.809013 QUSCN 0.103035 XUSCNL 0.389191
-1.22 0.615 4.115 2.869
0.13673 0.95222
121. Ekspor udang segar dunia (XUSW) XUSW = XUSTT + XUSCN + XUSRI + XU60
-
0.01413 1.72977
-
0.22386 1.55895
No.
PersamaanlPeubah
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
131. Ekspor udang beku Thailand (XUBTT) INTERCEP 40.685188 -2.584 p~u6rr-s 18.441535 1.712 0.29374 QUSTT 0.218092 3.21 8 0.88570 XUBlTL 0.49691 1 2.454 (R-Square = 0.9777; F-Hitung = 218.768; DW = I .Sl6)
0.58387 1.76052
132. Ekspor udang beku China (XUBCN) INTERCEP 47.769493 -1.77 PXUBCN 2.417184 1.403 0.43947 0.721 50 QUSCN 0.125786 3.887 1.I6310 1.go952 XUBCNL 0.390893 2.919 (R-Square = 0.9066: F-Hitung = 48.536; DW = 2.107)
-
133. Ekspor udang beku dunia (XUBW) XUBW = XUBTT + XUBCN + XUBRl + XUBO
P.
lmportir Utama Dunia Udang Segar, Udang Beku Hasil pendugaan persamaan irnportir utama dunia untuk udang segar, udang beku
dan udang kaleng disajikan seperti pada tabel 43 yang elastisitasnya disarikan seperti pada tabel 42.
Setelah diadakan beberapa kali respesifikasi persamaan untuk
mendapatkan tanda dan besaran parameter seperti yang diharapkan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pertama : lmpor terhadap perubahan harga adalah inelastis, tetapi dalarn jangka panjang berubah menjadi elastis untuk importir udang segar USA.
Kedua
: Besarnya impor ditentukan oleh harga irnpor dan dapat ditentukan secara
tunggal, tetapi untuk udang beku USA besarnya import ditentukan oleh rasio dengan produk lainnya, dalam ha1 udang beku dengan tuna beku
Kefiga : Semua import dapat disubtitusikan dengan produk lainnya yang sejenis.
Tabel 42. Negara Pengimpor Utama Produk Udang
-0.23431 0.30767 PMTEUS PMUSUS 0.23431 -0.30767 0.23431 -0.30767
Tabel 43.
Hasil Pendugaan Persamaan lmportir Utama Dunia Udang Segar dan Udang Beku
PersamaanIPeubah
No.
Parameter dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Panjang Pendek
122. lrnpor udang segar AS (MUSUS)
50.636436 0.355 -3.883232 -4.219 -0.21974 -2.05988 0.903981 0.387 0.03980 0.37305 -0.049117 -0.217 -0.04259 -0.39923 0.705899 0.09 0.08172 0.76601 0.893324 5.342 (R-Square = 0.9754;F-Hitung = 103.135; D W = 2.205)
INTERCEP PMUSUS PMUBUS QUSUS GDPUSK MUSUSL
123. lrnpor udang segar Jepang (MUSJ) INTERCEP PMUSJ PMTSJ GDPJK QUSJ MUSJL .Wntln".,!.I,>fi,"."
h 5
5.773157 0.05 -3.388928 -1.077 -0.16441 -1.655665 -0.415 -0.03254 0.031192 1.212 0.47609 -0.427822 -0.473 -0.10411 0.831987 6.881 (R-Square = 0.9572; F-Hitung = 58.127; DW = 2.133)
-0.97856 -0.19365 2.83368 -0.61966
Tabel 43. Lanjutan
No.
PersarnaanlPeubah
Parameter Dugaan
T-hitung
ELASTISITAS Jangka Jangka Pendek Panjang
124. Import udang segar dunia (MUSVV) MUSW = MUSUS + MUSJ + MUSO 134. Import udang beku AS (MUBUS) INTERCEP PMUBUS-T PMUBUS PMTBUS PMUBUS-U PMUBUS PMUSUS GDPUSK POPUS (R-Square = 0.9516;
135. lrnport udang beku Jepang (MUBJ)
INTERCEP -32.610299 -0.293 PMUBJ -1.078729 -0.237 -0.02875 -0.18157 PMTSJ 4.373640 -1.097 -0.08512 -0.53751 PMUSJ -1.248350 -0.411 -0.05998 -0.37876 GDPJK 1.636 0.61173 3.86291 0.040467 QUSJ -0.402664 -0.467 -0.09705 -0.61283 MUBJL 0.841640 7.242 (R-Square = 0.9634; F-Hitung = 52.709; DW = 2.082)
136. Import udang beku dunia (MUBW) MUBW = MUBUS + MUBJ + MUBO Q.
Harga Udang Dunia
Setelah dilakukan beberapa kali respisifikasi dari persarnaan udang dunia untuk mendapatkan tanda dan besaran parameter sepetii yang diharapkan hasil disajkan seperti pada tabel 45 dan elasitasnya disarikan seperti pada tabel 44 yang hasilnya disirnpulkan sebagai berikut : Perfama : Harga udang segar dan udang beku terhadap perubahan ekspor dan impor
adalah bersifat inelastis.
Kedua : Elasitas ekspornya adalah lebih besar daripada importnya, artinya harga udang segar maupun beku dunia lebih di pengaruhi oleh para eksportir. Tabel 44.
Elastisitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang Harga Dunia Udang Segar dan Udang Beku
HARGA DUNlA
JANGKA
ELASTISITAS EKSPOR IMPOR
1 udang segar
PENDEK PANJANG
0.218392331 0.218392331
2 udang beku
PENDEK
0.257760877
-0.320603179
PANJANG
0.402963556
-0.501206384
Tabel 45.
No.
-0.252693187 -0.2526931 87
Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Dunia Udang Segar dan Udang Beku
Peubah
Parameter Dugaan
T-hitung
Pers
125. Harga udang segar (PXUSVV) INTERCEP MUSW XUSW
10.517618 0.003201 -0.003913
ELASTtSlTAS Jangka Jangka Pendek Panjang
10.386 0.367 0.21839 0.21839 -0.784 -0.25269 -0.25269
137. Harga udang beku dunia (PXUBVV) lNTERCEP MUBW
XUBW PXUBWL
6.860178 0.003813 -0.004489 0.360337
2.21
0.224 0.25776 -0.294-0.32060 1.363 -
0.40296 -0.50120