KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Tinjauan Ekonomi &
Keuangan Daerah Provinsi bali
Peta Bali
2
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Daftar Isi Peta Bali....................................................................................... 2 Daftar Isi...................................................................................... 3 Kata Pengantar............................................................................ 4 Selayang Pandang...................................................................... 5 Geografis dan Demografis.......................................................... 6 Kondisi Pelayanan Publik............................................................ 7 Kondisi Perekonomian............................................................... 18 Kesejahteraan Masyarakat........................................................ 27 Potensi Ekonomi........................................................................ 32 Gambaran Umum Keuangan Daerah ....................................... 35 Kondisi Keuangan Daerah......................................................... 48 Ucapan Terima Kasih................................................................. 54 Sumber Data............................................................................. 55
Daft a r Isi
3
Kata Pengantar Kondisi geografis, budaya, tipologi ekonomi yang sangat bervariasi antar-daerah menuntut adanya strategi kebijakan yang berbedabeda pula agar mampu mendorong akselerasi pembangunan daerah. Selaras dengan hal tersebut, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah pula membuka kesempatan bagi daerah untuk mengarahkan kebijakan publiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unggulan daerah yang dimilikinya. Inovasi, kreatifitas, sensitifitas dan kejelian pemerintah daerah dalam meramu kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah. Setelah lebih dari satu dasawarsa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, sudah banyak kemajuan dan peningkatan yang terjadi, baik dari sisi pelayanan publik, kondisi keuangan, maupun imbasnya pada perekonomian daerah. Untuk itulah, informasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan publik, kondisi keuangan daerah maupun profil perekonomian daerah menjadi penting untuk ditinjau lebih jauh dari berbagai sudut pandang. Buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Prov. Bali ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran menyeluruh bagi para stakeholder mengenai profil keuangan daerah serta perekonomian daerah di Prov. Bali. Kami berharap bahwa buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi yang informatif, komprehensif namun juga ringkas, dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Dr. Marwanto Harjowiryono.
4
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Selayang Pandang Pada
tahun
ketidakpuasan muncul di beberapa daerah. Untuk mengatasi masalah
1945, wilayah
ini, dikeluarkan Undang-Undang nomor 1 tahun 1957 oleh Pemerintah
N e g a r a
Pusat, yaitu Undang-Undang tentang Pokok-pokok Pemerintah Daerah
Kesatuan
yang berlaku untuk seluruh wilayah Negara Republik Indonesia. Dengan
Republik
berlakunya Undang-Undang nomor 1 tahun 1957 maka Undang-
Indonesia
Undang nomor 44 tahun 1950 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Negara
(NKRI)
Indonesia Timur dicabut. Undang-Undang ini mengatur antara lain
terdiri
dari 8 (delapan) provinsi. Pembagian provinsi ini adalah hasil keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Salah satu di antara delapan provinsi tersebut adalah Provinsi Sunda Kecil dengan ibukota Singaraja. Sunda Kecil terdiri dari 6 Daerah kepulauan yaitu Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Berdasarkan Undang-Undang Negara Indonesia Timur (NIT) Nomor 44/1950, tiap-tiap daerah mempunyai otonomi sendiri. Otonomi diperoleh dari penyerahan beberapa urusan rumah tangga swapraja oleh Pemerintah Swapraja kepada Pemerintah Daerah, sesuai dengan zelfbestuurregelan 1938. Setelah pemilihan umum pertama di Indonesia pada tahun 1955,
tentang pembentukan beberapa Daerah Tingkat I. Pada tanggal 11 Agustus 1958, Presiden RI mengesahkan UndangUndang nomor 64 tahun 1958 tentang pembentukan Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Undang-Undang ini diresmikan pada tanggal 14 Agustus 1958. Dengan demikian secara resmi Daerah Tingkat I Bali lahir pada tanggal 14 Agustus 1958 dengan ibukota Singaraja. Selanjutnya dengan keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah tanggal 23 Juni 1960 nomor 52/2/36-B6 yang atas dasar Revolusi DPRD Tingkat I Bali, kedudukan ibukota di Singaraja dipindahkan ke Kota Denpasar. (sumber: Bali Dalam Angka 2011)
Se l ayang Pa nda ng
5
Geografis dan Demografis No.
6
Daerah
Kepadatan per km2 Kepadatan Penduduk
2008
2009
2010
1 Kab. Jembarana
319
321
311
2 Kab. Tabanan
497
503
501
Provinsi Bali terdiri dari 9 kabupaten
3 Kab. Badung
917
928
1.298
dan 2 kota, dengan ibukota di
4 Kab. Gianyar
1.073
1.081
1.277
5 Kab. Klungkung
561
584
541
6 Kab. Bangli
411
411
413
7 Kab. Karangasem
512
516
472
8 Kab. Buleleng
476
479
457
9 Kota Denpasar
3.718
3.978
6.171
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Denpasar.
Kabupaten
dengan
kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Denpasar, diikuti oleh Gianyar dan Badung.
Kondisi Pelayanan Publik 1. Pendidikan 2. Kesehatan 3. Infrastruktur 4.
Perusahaan Air Minum
5.
Sumber Daya Listrik
Pe l ayanan P ublik
7
No.
Kab/Kota
Sekolah
Guru
Murid
Rasio Murid / Guru
1 Kab. Jembarana
148
2.973
28.169
9,47
190,33
2 Kab. Tabanan
328
2.674
36.069
13,49
109,97
Jumlah Sekolah, Guru dan
3 Kab. Badung
267
2.391
59.585
24,92
223,16
Murid Sekolah Dasar (SD)
4 Kab. Gianyar
287
2.128
71.364
33,54
248,66
5 Kab. Klungkung
137
2.427
3.372
1,39
24,61
6 Kab. Bangli
163
1.600
23.789
14,87
145,94
7 Kab. Karangasem
427
6.638
36.319
5,47
85,06
8 Kab. Buleleng
488
3.473
71.232
20,51
145,97
mencapai hampir 14 orang murid
9 Kota Denpasar
212
6.293
87.177
13,85
411,21
per satu guru. Rasio ini relatif
2.457
30.597
417.076
Prov. Bali
Dari 2.457 SD yang ada di Provinsi Bali, terdistribusi secara hampir merata ke seluruh kabupaten/kota, dengan jumlah sekolah terbanyak ada di Kabupaten Buleleng. Sementara, seiring dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi di Kota Denpasar, maka rasio murid per sekolah tertinggi terdapat pada Kota Denpasar. Secara rata-rata, rasio jumlah murid per jumlah guru di Bali
8
Rasio Murid / Sekolah
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
13,63
169,75
Tahun 2010
cukup baik, karena bahkan lebih rendah dari beberapa wilayah di Jawa yang rata-ratanya mencapai 22. Rasio murid per guru tertinggi
adalah di Kabupaten Gianyar. Sementara di Klungkung rasionya sangat rendah yaitu hanya 1 murid per satu orang guru SD. Kota Denpasar yang tingkat kepadatan murid per sekolahnya tertinggi, ternyata rasio murid per guru masih cukup rendah, yaitu hanya hampir 14 murid per satu orang guru.
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Lanjutan Tingkat
No.
Kabupaten/Kota
Sekolah
Guru
Murid
Rasio Murid / Guru
Rasio Murid / Sekolah
1
Kab. Jembarana
25
778
12.795
16,45
511,80
2
Kab. Tabanan
38
1.600
18.323
11,45
482,18
3
Kab. Badung
47
1.539
23.794
15,46
506,26
4
Kab. Gianyar
43
1.645
21.209
12,89
493,23
5
Kab. Klungkung
24
770
8.396
10,90
349,83
6
Kab. Bangli
25
619
10.311
16,66
412,44
7
Kab. Karangasem
46
1.384
18.637
13,47
405,15
fasilitas
8
Kab. Buleleng
74
2.319
30.455
13,13
411,55
ketersediaan SD, maka jumlah SMP
9
Kota Denpasar
54
2.256
25.761
11,42
477,06
376
12.910
169.681
Pertama (SLTP) Tahun 2010
Hampir
sama
dengan
terbanyak juga terdapat di Kabupaten
Prov. Bali
13,14
451,28
Buleleng, yaitu terdapat 74 SMP dengan jumlah murid mencapai lebih dari 30 ribu murid. Sementara densitas murid per sekolah, berbeda dengan kondisi SD, dimana densitas tertinggi adalah di Kabupaten Jembrana.
Pe l ayanan P ublik
9
No.
Daerah
2009
2010
Angka Melek Huruf (AMH) Tahun 2009-2010
1
Kab. Jembrana
89,60
89,82
2
Kab. Tabanan
89,31
89,62
3
Kab. Badung
92,29
92,92
4
Kab. Gianyar
85,40
85,72
5
Kab. Klungkung
81,10
82,09
angka melek huruf. Di Provinsi Bali, secara rata-
6
Kab. Bangli
82,23
83,80
rata angka melek hurufnya relatif cukup tinggi
7
Kab. Karangasem
72,27
72,40
yaitu di atas 88%. Angka melek huruf tertinggi
8
Kab. Buleleng
87,84
88,46
9
Kota Denpasar
97,27
97,33
Prov. Bali
10
Angka Melek huruf (%)
87,22
88,40
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Salah satu indikator dasar yang menggambarkan tingkat kemajuan di bidang pendidikan adalah
berada di ibukota provinsi, yaitu Kota Denpasar yang mencapai 97.33%. Sementara, Kabupaten Karangasem angka melek hurufnya masih jauh di bawah rata-rata, karena hanya mencapai kisaran 72.40%.
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD se-Prov. Bali Tahun 2009/2010
No. Kabupaten / Kota
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP se-Prov. Bali Tahun 2009/2010
No. Kabupaten / Kota
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Murni (APM)
1 Kab. Badung
122,43
99,87
1 Kab. Badung
105,03
77,75
2 Kab. Bangli
118,16
96,39
2 Kab. Bangli
93,70
67,79
3 Kab. Buleleng
114,88
93,71
3 Kab. Buleleng
102,44
77,24
4 Kab. Gianyar
120,36
98,18
4 Kab. Gianyar
104,53
78,17
116,97
86,66
94,38
71,71
5 Kab. Jembrana
118,48
96,64
5 Kab. Jembrana
6 Kab. Karang Asem
119,13
97,18
6 Kab. Karang Asem
7 Kab. Klungkung
117,69
96,00
7 Kab. Klungkung
102,68
75,93
8 Kab. Tabanan
122,32
99,78
8 Kab. Tabanan
107,16
81,23
9 Kota Denpasar
119,45
97,44
9 Kota Denpasar
120,98
91,48
Angka partisipasi sekolah (baik APK dan APM) untuk SD
Angka partisipasi sekolah (baik APK dan APM) untuk SMP
menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 7-12 tahun
menunjukkan rasio banyaknya anak pada usia 13-15 tahun
yang bersekolah di SD. APK bisa lebih dari 100% karena
yang bersekolah di SMP. Di Provinsi Bali, APK dan APM
termasuk anak yang diluar usia 7-12 yang sekolah di SD,
untuk tingkat SMP yang tertinggi adalah Kota Denpasar.
namun APM maksimal 100% karena hanya menghitung
sementara yang terendah adalah Kabupaten Bangli.
anak usia 7-12 tahun yang bersekolah SD pada cakupan wilayah tertentu. Di Provinsi Bali, APK dan APM tertinggi adalah Kab. Badung. sementara yang terendah adalah Kab. Buleleng.
Pe l ayanan P ublik
11
1 Rumah Sakit/Hospital
4
5
4
4
3
2
Kota Denpasar
Kab. Buleleng
Kab. Karangasem
Kab. Bangli
Kab. Klungkung
Kab. Gianyar
Kab. Badung
Kab. Tabanan
Kab. Jembrana
Fasilitas Kesehatan
1
6
Jumlah Sarana Kesehatan, Tenaga Medis, dan Paramedis 2010
16
a Rumah Sakit Umum
-
-
-
-
-
-
-
-
1
b RSU Kabupaten
1
1
1
1
1
1
1
1
1
c Rumah Sakit Khusus
-
-
-
-
-
1
-
-
1
d Rumah Sakit Swasta
3
4
3
3
2
-
-
4
11
e Rumah Sakit Hankam 2 Puskesmas/Public Health Centers a Puskesmas b Puskesmas Pembantu c Puskesmas Keliling 3 Pos Pelayanan Terpadu
-
-
-
-
-
-
-
1
2
388
938
653
655
371
429
770
828
502
6
20
12
13
9
11
12
20
11
49
78
54
63
53
59
70
74
25
5
19
16
13
20
11
23
21
10
328
821
571
566
289
348
665
713
456
4 Tenaga Medis / Health Personnel a Dokter/Doctor b Dokter Gigi/Dentist 5 Paramedis / Medical Aide
22
47
47
67
24
29
43
52
46
8
25
26
38
14
26
19
23
29
121
335
284
376
234
289
238
403
180
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Bali
12
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Sarana kesehatan yang berupa rumah sakit terkonsentrasi di Kota Denpasar, yaitu mencapai 36% dari seluruh jumlah RS di Bali. Di setiap kabupaten di wilayah Bali telah terdapat RS, paling tidak 1 unit RS. Sementara untuk pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat akan terlayani melalui puskesmas dan untuk daerahdaerah terpencil melalui puskesmas keliling. Jumlah Puskesmas terbanyak terdapat di Kab Tabanan sebanyak 938 dan Buleleng sebanyak 828 unit. Hal ini selaras dengan cakupan wilayah di kedua daerah tersebut yang sangat luas.
No
Angka Harapan Hidup (AHH)
Daerah
Angka Harapan Hidup (tahun) 2009
Tahun 2009-2010
2010
1 Kab. Jembrana
71,73
71,8
2 Kab. Tabanan
74,38
74,43
3 Kab. Badung
71,75
71,8
derajat kesehatan tersebut, maka hasil
4 Kab. Gianyar
72,06
72,12
akhirnya adalah angka harapan hidup
5 Kab. Klungkung
69,05
69,1
6 Kab. Bangli
71,56
71,64
7 Kab. Karangasem
67,85
67,9
8 Kab. Buleleng
68,96
69,15
9 Kota Denpasar
72,96
73,01
Angka harapan hidup pada dasarnya menunjukkan tingkat pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Semakin tinggi
yang
lebih
tinggi.
Secara
nasional,
pada tahun 2010 angka harapan hidup masyarakat
Indonesia
adalah
69,43
tahun dan pada tahun 2025 diharapkan mencapai 73,7 tahun. Dengan demikian, angka
harapan
hidup
Provinsi
Bali
sebenarnya masih diatas angka nasional. Secara
keseluruhan,
menduduki
posisi
Kab. tertinggi
Tabanan
Provinsi Bali
70,67
70,72
dengan
harapan hidup mencapai 74,4 tahun.
Pe l ayanan P ublik
13
No.
Kabupaten/Kota
Status Jalan Jalan Negara
Jalan Provinsi
Jumlah Jalan kabupaten
Panjang Jalan
1
Kab. Jembrana
71,92
28,87
941,02
1.041,81
2
Kab. Tabanan
65,38
130,78
860,50
1.056,66
3
Kab. Badung
46,28
103,58
565,98
715,84
4
Kab. Gianyar
40,66
111,11
555,54
707,31
5
Kab. Klungkung
29,37
17,39
492,92
539,68
6
Kab. Bangli
-
149,84
478,56
628,40
7
Kab. Karangasem
62,80
170,22
653,42
886,44
8
Kab. Buleleng
168,24
105,90
878,19
1.152,33
9
Kota Denpasar
50,58
42,84
555,08
648,50
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali
Panjang Jalan Menurut Status di Bali (km), 2010 Dari keseluruhan jalan sepanjang 7.376 km panjang jalan di Bali, 81% merupakan jalan kab/kota, 11% jalan provinsi dan sisanya adalah jalan negara. Jalan kabupaten terpanjang adalah 941 km, jalan provinsi terpanjang ada di Kab. Karangasem, sedangkan untuk jalan negara terpanjang berada di Kab. Buleleng
14
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Jenis Permukaan No.
Status Jalan
Jumlah Beraspal
Panjang Jalan Menurut
Kerikil
Tanah
Lainnya
Jenis Permukaan dan
1
Jalan Negara
535,23
-
-
-
535,23
Status Jalan di Bali (km),
2
Jalan Provinsi
853,03
-
9,26
-
860,53
2010
3
Jalan Kabupaten*
5.482,14
158,38
333,01
8,12
5.981,66
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali
Jenis permukaan di setiap jalan sebagian besar sudah beraspal walaupun pada status jalan kabupaten masih ada sebagian kecil yang berupa kerikil dan tanah
Status Jalan
Panjang Jalan Negara dan
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Total
Provinsi di Bali Menurut
1
Jalan Negara
310,03
130,37
94,83
-
535,23
Kondisi Jalan (km), 2010
2
Jalan Provinsi
412,87
261,15
186,51
-
860,53
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali
Pada jalan negara sekitar 30% jalan kondisinya rusak, sedangkan pada jalan provinsi sekitar 45% dengan kondisi rusak.
Pe l ayanan P ublik
15
Pemakaian Bahan Bakar dan Pelumas
Produksi No.
Wilayah
(000 KWH)
Bahan Bakar / Fuel
Pelumas / Lubricants
(liter)
(liter)
1
UPJ Bali Timur
460.940,51
2.917.275,00
15.962,00
2
UPJ Bali Utara
338.253,48
-
-
3
UPJ Bali Selatan
2.485.056,13
-
-
4
Supply Sistem Jawa Bali*)
3.284.250,12
-
-
5
Supply Sistem Jawa Bali
3.270.168,03
-
-
Jumlah
3.270.168,03
2.917.275
15.962,00
Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Bali
Ket./Note : *) Termasuk suplai dari Kitlur Jawa-Bali Produksi Listrik, Pemakaian Bahan Bakar dan Minyak Pelumas oleh PLN di Bali Tahun 2010 Prov. Bali menghasilkan 3.270.168 (000 KwH), Produksi listrik terbesar di Bali adalah dari Supply Sistem Jawa Bali dan UPJ Bali Selatan.
16
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Uraian 1 Jumlah Pelanggan
Satuan unit
Tahun 2005
2006
2007
2008
2009
289.662
-
304.782
316.475
322.913
6.424
-
5.818
4.357
5.752
2 Kapasitas Produksi Air
liter/detik
3 Penggunaan Air Bersih
(000m2)
104.353
-
121.701
122.332
124.189
4 Jumlah Penerimaan
(Juta Rp)
188.537
-
224.976
268.750
313.270
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Banyaknya Pelanggan, Produksi, dan Penggunaan Air Bersih Jumlah pelanggan air minum di Bali pada tahun 2009 meningkat cukup signifikan, dari 316.475 unit di tahun 2008, menjadi 322.913 unit. Demikian juga kapasitas produksinya, naik dari 4.357 liter/detik menjadi 5.752 liter/detik. Penggunaan air bersih serta jumlah penerimaan selalu meningkat setiap tahunnya.
Pe l ayanan P ublik
17
Kondisi Perekonomian 1.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
2. Perhotelan 3.
Produksi Tanaman Pangan
4.
Produksi Perkebunan
5.
Produksi Ternak
6.
Produksi Perikanan
7. Industri 8.
18
Tingkat Inflasi
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Produk Domestik Regional Bruto
Pengangkutan dan Komunikasi 15%
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 7%
Jasa-Jasa 14%
Bangunan dan Konstruksi 4%
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2010)
Pertanian 18%
Other 23%
Perdagangan, Hotel dan Restoran 30%
Listrik, Gas dan Air Minum 2% Pertambangan 1%
Industri Pengolahan 9%
Sebagaimana diketahui, perekonomian Provinsi Bali sangat ditopang oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran yang kontribusinya terhadap PDRB mencapai 30%, yaitu mencapai Rp123 triliun dari total PDRB Bali sebesar Rp19,58 triliun. Sektor pertanian dan pengangkutan&komunikasi mempunyai kontribusi yang cukup besar juga, yaitu di kisaran 18% dan 15%, atau mencapai Rp11,4 triliun dan Rp9,4 triliun.
Pe r e ko nomia n
19
No.
Kab/Kota
1
Kab. Jembarana
2 3
Padi Sawah
Padi Ladang
Padi
Palawija
Jagung
Kedelai
Kacang Tanah
1.731
223
1.326
39
Kacang Ubi Kayu Ubi Jalar Hijau
9.813
-
9.813
132
9
2
Kab. Tabanan
41.535
108
41.643
751
199
328
13
-
105
106
Kab. Badung
20.768
20
20.788
2.180
138
977
278
4
427
356
4
Kab. Gianyar
29.871
110
29.981
2.115
326
507
485
19
310
468
5
Kab. Klungkung
5.257
-
5.257
9.160
3.835
1.050
2.372
62
1.773
68
6
Kab. Bangli
4.789
744
5.533
6.968
2.012
70
1.330
-
858
2.698
7
Kab. Karangasem
12.139
-
12.139
23.876
9.932
88
4.804
290
6.765
1.997
8
Kab. Buleleng
22.173
-
22.173
12.104
9.985
217
1.071
257
562
12
9
Kota Denpasar
4.863
-
4.863
322
53
264
5
-
-
-
Prov. Bali
151.208
982
152.190
59.207
26.703
4.827
10.397
764
10.809
5.707
Luas Panen Tanaman Bahan Makanan (ha), 2011 Tanaman padi secara keseluruhan masih merupakan tanaman pangan yang paling dominan di wilayah Bali, utamanya di daerah Tabanan dan Gianyar, serta Bangli, khusus untuk padi ladang. Sementara palawija juga banyak ditanam, namun hanya terkonsentrasi di wilayah Karangasem, termasuk juga tanaman jagung.
20
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
No.
Kab/Kota
Sapi
Babi Bali
Babi Saddle Babi Kambing Kambing Back Landrace Kacang Ettawa
Kerbau
Kuda
1 Kab. Jembarana
39.429
6.994
17.932
46.413
2.461
8.355
2.732
115
2 Kab. Tabanan
67.027
6.021
6.114
86.189
479
6.284
510
16
3 Kab. Badung
67.390
1.154
14.598
93.719
132
508
-
34
4 Kab. Gianyar
57.022
5.909
19.510
105.255
210
244
-
7
5 Kab. Klungkung
44.724
19.720
3.549
10.048
245
590
41
6
6 Kab. Bangli
98.030
14.499
15.761
38.658
401
1.101
-
-
7 Kab. Karangasem
149.509
73.521
43.191
45.365
18.507
4.169
62
7
8 Kab. Buleleng
150.857
150.907
49.800
21.950
5.368
25.092
227
78
9 Kota Denpasar Prov. Bali
9.812
44
2.434
18.832
43
367
-
39
683.800
278.769
172.889
466.429
27.846
46.710
3.572
302
Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak di Bali (ekor), 2010 Dari segi jumlah hewan ternak, nampak bahwa jumlah ternak sapi jauh lebih tinggi dibandingkan hewan ternak lainnya. Ternak babi juga relatif banyak dan dari tahun ke tahun masih terus mengalami peningkatan, sementara jumlah hewan ternak kuda di Bali cenderung sedikit.
Pe r e ko nomia n
21
Sub Sektor Perikanan Perikanan Laut No.
Perikanan Darat
Kabupaten/Kota
Jumlah Penangkapan
Budidaya
Perairan Umum
Tambak
Kolam
Jaring Kantong Irigasi Sawah Apung
1
Kab. Jembarana
40.549,1
29,4
36,0
1.414,7
217,9
8,5
0,4
-
2
Kab. Tabanan
605,7
-
122,4
-
862,7
88,0
118,0
30,8
42.256,0 1.827,6
3
Kab. Badung
2.052,9
29.026,4
34,2
-
99,1
2,6
10,7
-
31.225,9
4
Kab. Gianyar
901,7
-
46,1
60,0
1.145,5
-
209,5
1,4
2.364,2
2.038,2
101.514,6
3,4
10,6
10,2
-
-
-
103.577,0
-
-
233,2
-
96,2
58,3
22,8
1.618,5
2.029,0
5
Kab. Klungkung
6
Kab. Bangli
7
Kab. Karangasem
16.879,5
-
10,1
156,8
75,8
-
-
-
17.122,2
8
Kab. Buleleng
12.377,6
870,8
75,5
1.006,8
53,4
-
3,7
1,6
14.389,4
9
Kota Denpasar
29.521,7
1.351,6
78,9
-
58,5
1,1
3,0
-
31.014,8
Sumber: Dinas Perikanan Provinsi Bali
Banyaknya Produksi Ikan Menurut Jenis Ikan di Bali (ton), 2010 Kabupaten Klungkung mendominasi produksi ikan di wilayah Bali, utamanya yang bersumber dari laut budi daya. Sementara untuk Kabupaten Jembrana dan Kota Denpasar, hasil produksi ikan juga tinggi namun merupakan hasil dari laut penangkapan. Hasil produksi ikan dari ketiga daerah tersebut telah mencapai 72% dari keseluruhan produksi ikan di Bali yang mencapai lebih dari 176 ribu ton.
22
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Kode
Klasifikasi Industri Pengolahan
Jumlah Tenaga Kerja Dibayar dan Tidak Dibayar
Jumlah perusahaan
Pengeluaran Tenaga Kerja (Juta Rp)
Banyaknya Perusahaan Industri
15
Makanan dan Minuman
60
6.936
78.198,05
Besar dan Sedang, Tenaga
17
Tekstil
29
1.802
16.277,88
Kerja, dan Pengeluaran Untuk
18
Pakaian Jadi
75
6.422
92.381,41
19
Kulit, Barang dari Kulit & Alas Kaki
2
126
3.308,29
Tenaga Kerja, 2009
20
Kayu, barang-barang dari kayu
59
3.693
48.157,97
21
Kertas dan barang dari kertas
22
Penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman
23
Berdasarkan klasifikasi industri pengolahan yang paling dominan dari sisi jumlah perusahaan adalah industri pakaian jadi dengan jumlah perusahaan mencapai 75 perusahaan. Industri yang juga cukup besar adalah industri alat angkutan selain kendaraan bermotor roda empat atau lebih dan industri makanan dan minuman yang jumlahnya mencapai 73 dan 60 perusahaan. Dari sisi pengeluaran tenaga kerja, yang paling besar adalah dari industri pakaian jadi diikuti oleh industri makanan dan minuman.
Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Gas Bumi,
1
21
129,43
19
990
12.604,13
1
40
1.273,68
Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi, Bahan Nuklir
24
Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia
2
126
930,00
25
Karet dan Barang dari Karet
1
85
1.088,72
26
Barang Galian Bukan Logam
28
1.283
20.098,22
28
Barang-barang dari Logam kecuali Mesin & Peralatannya
13
683
5.706,94
31
Mesin Listrik Lainnya & Perlengkapannya
1
21
355,80
35
Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat atau lebih
1
23
308,79
36
Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya
73
4.913
58.978,34
37
Daur Ulang
1 Jumlah
366,00
50
655,20
27.214,00
340.452,85
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
15 16/17/23/24 20 21 22 25 26 35 36
Industri Makanan dan Minuman Industri Pengolahan Tembakau/ Industri Tekstil/Industri Barang-barang dari Batu bara, Pengilangan Minyak Bumi Industri kayu, barang-barang dari kayu(tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari rotan, bambu dan Industri Kertas, barang-barang dari kertas dan sejenisnya Industri Penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman Industri Karet, barang dari karet dan barang plastik Industri Barang Galian bukan Logam Industri alat angkutan, selain kendaraan bermotor roda empat atau lebih Industri Furnitur dan Industri Pengolahan lainya
Pe r e ko nomia n
23
Klasifikasi Industri Pengolahan
Nilai Barang yang Dihasilkan
15 Makanan dan Minuman
Jumlah
3.742.688
3.370
93.717
36.853
54.224
1.294
13.087
15.117
83.722
280.497
1.543
74.070
11.224
367.334
17 Tekstil 18 Pakaian Jadi 19 Kulit, Barang dari Kulit & Alas Kaki 20 Kayu, barang-barang dari kayu 21 Kertas dan barang dari kertas
14.028
8
567
161.937
644
9.202
700
22 Penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman 23
Jasa Industri yang Selisih Nilai Stok diberikan pada pihak Barang Setengah Jadi lain
Pendapatan Penerimaan Lain
Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Gas Bumi,
-
-
122.211
3.854
6.910
17.327
80
(265) 4.273
3.876.628
14.338 176.056
35
735
(1.960)
131.014
-
23
17.430
1.473
Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi, Bahan Nuklir
24 Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia
408
-
981
84
25 Karet dan Barang dari Karet
1.761
-
-
28
1.789
26 Barang Galian Bukan Logam
68.335
28 Barang-barang dari Logam kecuali Mesin & Peralatannya
16.225
31 Mesin Listrik Lainnya & Perlengkapannya
731
35 Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat atau lebih 36 Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya 37 Daur Ulang
440
2.358
71.140
16
250
678
17.168
-
-
1
733
1.396
1.372
-
(238)
2.530
287.369
462
1.550 Jumlah
8
4.771.387
12.651
5.115 204.339
13.044
305.990
19
1.569
81.274
5.069.649
Sumber: Badan Pusat Statistik ProvinsiBali
15
Industri Makanan dan Minuman
Nilai Output Menurut16/17/23/24 Golongan Pokok Industri Bali Tembakau/ Industri Tekstil/Industri Barang-barang dari Batu bara, Pengilangan Minyak Bumi & Industridi Pengolahan Pengolahan Gas Bumi
2009 (Juta Rupiah) Industri kayu, barang-barang dari kayu(tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari rotan, bambu dan
20 21
sejenisnya Industri Kertas, barang-barang dari kertas dan sejenisnya
Industri Penerbitan, percetakan dan reproduksi rekaman Untuk industri manufaktur,22yang paling dominan adalah industri makanan danmedia minuman, dengan nilai output hingga Industri Karet, barang dari karet dan barang plastik mencapai Rp3 triliun (76%25 dari keseluruhan kontribusi industri manufaktur kepada ekonomi Bali). Industri lain yang 26
Industri Barang Galian bukan Logam
36
Industri Furnitur dan Industri Pengolahan lainya
juga cukup besar adalah industri pakaian jadi yangIndustri nilaialatekonominya mencapai Rp367 miliar. 35 angkutan, selain kendaraan bermotor roda empat atau lebih
24
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Klasifikasi Industri Pengolahan 15 Makanan dan Minuman 17 Tekstil 18 Pakaian Jadi 19 Kulit, Barang dari Kulit & Alas Kaki 20 Kayu, barang-barang dari kayu 21 Kertas dan barang dari kertas
Nilai Tambah Atas Dasar Harga Pasar
Pajak tak langsung
Nilai tambah atas dasar biaya Faktor
Output
Input
3.876.628
746.013
3.225.376
6.495
83.722
30.099
71.998
951
71.047
367.334
148.070
319.804
3.561
316.243
3.218.881
14.338
6.985
10.856
66
10.790
176.056
60.457
167.422
1.264
166.157
735
94
809
23
786
131.014
48.126
105.381
8.289
97.091
17.430
14.187
5.682
1.151
4.531
24 Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia
1.473
286
2.144
3
2.141
25 Karet dan Barang dari Karet
1.789
117
2.945
73
2.872
26 Barang Galian Bukan Logam
71.140
27.688
64.413
220
64.193
28 Barang-barang dari Logam kecuali Mesin & Peralatannya
17.168
5.469
17.852
28
17.824
733
188
905
2.530
1.224
2.164
535
1.629
305.990
165.138
205.256
2.674
202.582
1.569
778
1.463
7
1.456
5.069.649
1.254.919
4.204.470
25.340
4.179.128
22 Penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman 23
Batu Bara, Pengilangan Minyak Bumi, Pengolahan Gas Bumi, Barang dari Hasil Pengilangan Minyak Bumi, Bahan Nuklir
31 Mesin Listrik Lainnya & Perlengkapannya 35 Alat Angkutan Selain Kendaraan Bermotor Roda Empat 36 Furniture dan Industri Pengolahan Lainnya 37 Daur Ulang Jumlah
-
905
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Nilai Tambah Menurut Golongan
Sebagaimana nilai output ekonominya, maka nilai tambah terbesar pada
Pokok Industri di Bali, 2009
sektor industri manufaktur juga bersumber dari Industri makanan dan minuman, yaitu dengan nilai tambah mencapai lebih dari Rp3 triliun. Diikuti oleh industri pakaian jadi yang mencapai hampir Rp316 miliar.
Pe r e ko nomia n
25
Bintang
Kabupaten/Kota Akomodasi
Kamar
Non Bintang dan Akomodasi Lainnya Tempat Tidur Akomodasi
Kamar
Tempat Tidur
1
Kab. Jembarana
2
121
169
58
628
900
2
Kab. Tabanan
2
301
438
77
759
901
3
Kab. Badung
94
16.027
24.763
344
7.929
11.301
4
Kab. Gianyar
12
514
642
376
3.051
4.076
5
Kab. Klungkung
2
30
42
39
410
597
6
Kab. Bangli
-
-
-
29
263
354
7
Kab. Karangasem
6
249
351
185
1.660
2.393
8
Kab. Buleleng
9
476
634
196
2.197
3.103
9
Kota Denpasar
28
3.415
5.853
232
5.034
8.206
155
21.133
32.892
1.536
21.931
31.831
Prov. Bali
Banyaknya Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur Hotel Jumlah akomodasi terbanyak di Bali berada di Badung, yaitu mencapai 94 hunian akomodasi yang menyediakan lebih dari 16 ribu kamar dengan lebih dari 24 ribu tempat tidur. Daerah lainnya relatif masih sangat sedikit, kecuali Kota Denpasar yang mempunyai fasilitas akomodasi dengan kisaran lebih dari 5 ribu tempat tidur.
26
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Kesejahteraan Masyarakat 1.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
2.
Tingkat Pengangguran Terbuka
3.
Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan
Ke s e j ah te r aan M as ya ra ka t
27
IPM No.
Daerah 2009
1
Kab. Jembrana
72,45
72,69
Indeks Pembangunan Manusia
2
Kab. Tabanan
74,26
74,57
(IPM)
3
Kab. Badung
74,49
75,02
4
Kab. Gianyar
72,43
72,73
IPM Provinsi Bali mencapai 72,28
5
Kab. Klungkung
70,19
70,54
pada tahun 2010, dimana pada tahun
6
Kab. Bangli
70,21
70,71
7
Kab. Karangasem
66,06
66,42
Denpasar mempunyai IPM tertinggi
8
Kab. Buleleng
70,26
70,69
di Bali, diikuti oleh Kab. Badung.
9
Kota Denpasar
77,56
77,94
Provinsi Bali
28
2010
71,52
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
72,28
Tahun 2009-2010
tersebut posisi IPM Bali berada di peringkat ke-16 dari 33 provinsi.
Sementara, Kabupaten Karangasem mempunyai IPM paling rendah yaitu 66,42.
No
DAERAH
2009
2010
2011
Desember Tahunan Desember Tahunan Desember Tahunan
Inflasi Kota-Kota Besar
1
KOTA GORONTALO
-0,82
4,26
0,59
7,29
0,66
Tahun 2009-2011 (Desember &
2
KOTA KENDARI
0,11
4,52
0,28
3,87
0,19
5,1
Tahunan)
3
KOTA PALOPO
0,21
4,12
0,69
3,94
0,18
3,31
4
KOTA PARE-PARE
-0,44
1,39
1,32
5,7
0,69
1,63
5
KOTA MAKASSAR
0,49
3,21
1,15
6,64
0,77
2,85
6
WATAMPONE
0,61
6,67
0,65
6,59
0,04
3,87
7
KOTA PALU
0,88
5,6
1,73
6,3
1,52
4,44
Kota Denpasar merupakan salah satu
8
KOTA MANADO
0,38
2,34
1,5
6,15
0,94
0,7
kota diantara 66 kota yang dipantau
9
KOTA TARAKAN
1,76
7,01
1,79
7,74
1,53
6,28
inflasinya secara rutin. Pada tahun
4,03
10 KOTA SAMARINDA
0,26
3,99
0,46
6,79
0,57
6,08
11 KOTA BALIKPAPAN
0,31
3,54
0,72
7,16
0,26
6,29
2011 Kota Bima memiliki tingkat inflasi
12 KOTA BANJARMASIN
0,26
3,8
1,17
8,71
1,07
3,91
yang tertinggi pada tahun tersebut.
13 KOTA PALANGKA RAYA
0,34
1,38
1,2
9,15
1,07
5,16
-0,43
2,83
1,2
9,15
0,87
3,55
1,29
1,2
0,11
6,96
0,65
6,58
Sementara Kota Denpasar mengalami
14 SAMPIT
inflasi relatif moderat, yaitu di kisaran
15 KOTA SINGKAWANG
3%.
16 KOTA PONTIANAK
0,66
4,86
0,9
8,26
1,15
4,85
17 KOTA KUPANG
1,01
6,33
0,91
9,6
2,19
4,28
18 MAUMERE
-0,83
5,16
1,09
8,25
0,73
6,41
19 KOTA BIMA
0,24
4,03
1,36
6,2
1,19
6,99
20 KOTA MATARAM
0,65
3,14
1,61
10,61
1,71
6,27
21 KOTA DENPASAR
0,57
4,29
0,94
7,84
0,49
3,7
Ke s e j ah te r aan M as ya ra ka t
29
Agustus 2009 No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kabupaten/Kota
Kab. Jembrana Kab. Tabanan Kab. Badung Kab. Gianyar Kab. Klungkung Kab. Bangli Kab. Karang Asem Kab. Buleleng Kota Denpasar Prov. Bali
Pengangguran (Orang)
Agustus 2010
TPT (%)
Pengangguran (Orang)
Agustus 2011
TPT (%)
Pengangguran (Orang)
TPT (%)
3.170 7.132 7.661 7.954 4.005 1.985 7.836 8.927 17.800
2,23 2,73 3,20 2,91 3,73 1,42 3,32 2,34 5,19
3.594 2.661 3.940 6.470 3.809 863 6.524 11.206 29.724
2,54 1,07 1,25 2,36 3,59 0,65 2,82 3,26 6,57
3.319 4.671 7.213 5.890 1.750 1.263 4.513 6.926 16.839
2,17 1,80 2,30 2,16 1,78 1,00 1,99 1,97 3,69
66.470
3,13
68.791
3,06
52.384
2,32
Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Tahun 2009-2011 Jumlah pengangguran di Bali, terus mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir. Pada Agustus 2011, tingkat pengangguran hanya mencapai 2,32%. Tingkat pengangguran tertinggi terdapat di Kota Denpasar yang mencapai 3,69%, sementara tingkat pengangguran terendah adalah di Kabupaten Bangli.
30
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
No.
Kabupaten/Kota
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2009-2010
Terdapat kenaikan jumlah penduduk miskin di Prov. Bali pada tahun 2010, dibandingkan dengan tahun 2009. Tingkat
kemiskinan
pada
tahun
2010 mencapai 5,67%. Persentase kemiskinan di Kota Denpasar adalah
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan Kota Denpasar Prov. Bali
Jumlah (000 jiwa) 2009
2010
Persentase 2009
2010
13,95 11,39 37,66 25,46 17,60 24,66 8,80 20,76 13,33
17,70 13,80 45,90 31,50 21,20 31,60 12,90 29,30 17,50
3,28 5,18 5,95 5,76 6,80 6,37 5,23 4,99 2,20
3,23 6,41 7,35 6,68 8,11 7,95 7,58 6,96 2,21
173,62
221,40
4,88
5,67
yang paling rendah, yaitu hanya 2,21% penduduk yang berstatus miskin. Tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kab. Jembrana yang mencapai angka lebih dari 8.11%.
Ke s e j ah te r aan M as ya ra ka t
31
Potensi Ekonomi
32
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
POTENSI INVESTASI DI PROVINSI BALI
BIDANG PANGAN Potensi pertanian tanaman pangan di daerah Bali dengan komoditas andalan seperti padi. Potensi pertanian tanaman pangan di daerah Bali dengan komoditas andalan seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, dan buah-buahan hampir tersebar di seluruh wilayah pulau ini. Produksi padi di Bali pada tahun 2010 sebesar 869.161 ton, produksi kacang tanah sebesar 11.582 ton, produksi jagung sebesar 66.355 ton, produksi kedelai sebesar 5.554 ton, produksi ubi jalar sebesar 70.318, dan produksi ubi kayu sebesar 163.746 ton. Potensi peningkatan produksi tanaman pertanian tersebut dapat dilakukan secara intensifikasi di hampir seluruh wilayah kabupaten di Provinsi Bali. Sedangkan potensi pengembangan produksi pertanian melalui ekstensifikasi dapat dilakukan di wilayah Kabupaten Jembrana. Potensi industri pengolahan produk pertanian sangat besar untuk dikembangkan terkait dengan keberlimpahan bahan
BIDANG ENERGI Di Bali diperkirakan ada 226 Mwe Provinsi Bali memiliki potensi energi yang dapat dikembangkan untuk pembangkit tenaga listrik terdiri dari tenaga air, panas bumi sebesar 226 MW yang tersebar di 5 lokasi, biomass dan tenaga surya. Tenaga air yang berpotensi untuk dikembangkan adalah PLTA Ayung sebesar 20 MW dan PLTP Bedugul yang diperkirakan mencapai 175 MW. Potensi tersebut kemudian di terapkan oleh PT.PLN untuk membangun pembangkit listrik baru yaitu di daerah Bedugul Bali yang lebih tepatnya di daerah Bukitcatu Desa Candikuning kecamatan Baturiti kabupaten Tabanan Bali, dalam eksplorasi atau penggalian ke dasar bumi yaitu di bagi menjadi 4 tahap yaitu antara lain tahap 1 adalah 10 MW, kemudian dari tahap 2 sampai tahap 4 yaitu 55 MW dan jumlah total daya yang dibangkitkan yaitu sekitar 175 sampai 200 MW dengan 4 daerah eksplorasi yang berbeda.
BIDANG INFRASTRUKTUR
baku. Industri pengolahan yang dapat dikembangkan antara
Peluang investasi di Provinsi Bali dari sektor infrastruktur antara
lain pengolahan tepung dan industri pengolahan makanan yang
lain infrastuktur penunjang pariwisata seperti jalan, jembatan,
berbasis komoditas unggulan yang telah disebutkan di atas
pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Panjang jalan di Provinsi
dapat dikembangkan juga di Kabupaten Jembrana.
Bali mencapai 6.765,14 km yang terbagi atas jalan nasional
Po te ns i E konomi
33
sepanjang 501,64 km, jalan provinsi 839,88 km, dan jalan kabupaten sepanjang 5.424,14 km. Sedangkan untuk panjang jembatan mencapai 12.065,10 m dengan jumlah jembatan sebanyak 813 buah. Pembangunan infrastuktur yang berfungsi bagi kelancaran perpindahan manusia, barang, dan jasa sangat penting untuk menumbuhkan perekonomian daerah Bali. Potensi investasi di Provinsi Bali dari sektor infrastruktur termasuk pariwisata, jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Pesona alam dan keragaman nilai-nilai budaya eksotis yang membuat investor ingin berinvestasi di bidang yang mendukung pariwisata di Pulau Bali khususnya di wilayah Samplangan Kabupaten Gianyar. Melalui pembangunan berkelanjutan, maka peluang investasi masa depan di Samplangan akan diatur oleh peraturan.
34
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Gambaran Umum Keuangan Daerah
Ke u angan Da era h
35
Miliar Rupiah
Komposisi APBD Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota
14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 (2.000,00)
2008
2009
2010
2011
2012
Pendapatan
7.184,97
7.717,41
8.400,09
10.113,07
11.318,71
Belanja
6.662,05
7.786,93
8.191,59
9.776,38
12.277,43
Surplus/Defisit Pembiayaan
522,92
(69,53)
208,49
336,70
(958,72)
1.018,90
1.627,50
1.401,86
1.618,46
406,88
Keterangan: 2008-2011 Realisasi; 2012 Anggaran
36
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Komposisi Pendapatan APBD Prov. Bali Agregat Prov., Kab.,dan Kota
7.000,00 6.000,00 Miliar Rupiah
5.000,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 1.000,00 -
2008
2009
2010
2011
2012
PAD
2.301,73
2.626,65
3.135,45
4.249,27
4.125,64
Daper
4.501,71
4.728,32
4.588,38
4.783,37
5.875,75
L2PyS
381,53
362,43
676,25
1.080,42
1.317,32
Keterangan: 2008-2011 Realisasi; 2012 Anggaran
Ke u angan Da era h
37
Komposisi Belanja APBD Prov. Bali Agregat Prov., Kab.,dan Kota
7.000,00
Miliar Rupiah
6.000,00 5.000,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 1.000,00 -
2008
2009
2010
2011
2012
B. Pegawai
3.412,59
3.838,34
4.534,22
5.074,72
6.008,32
B. Barang Jasa
1.236,96
1.279,41
1.303,84
1.926,23
2.270,86
B. Modal
1.088,55
1.453,70
922,17
1.162,09
2.021,19
B. Lain2
923,94
1.215,49
1.431,36
1.613,33
1.977,05
Keterangan: 2008-2011 Realisasi; 2012 Anggaran
38
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Komposisi Pendapatan Asli Daerah APBD Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota (Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2011) Komposisi PAD Kab/Kota
Komposisi PAD Prov.
Pajak daerah
4,3%
6,0%
1,8%
3,6% 9,8%
13,1%
Retribusi daerah 73,5%
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
87,9%
Lain-lain PAD yang sah (Dalam Juta Rupiah)
PAD
Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Kabupaten/Kota
1.744.116
1.282.227
171.656
62.375
227.858
Provinsi
1.334.161
1.172.951
23.650
57.603
79.957
Uraian
Ke u angan Da era h
39
Komposisi Pajak Daerah APBD Prov. Bali (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2010 dengan Realisasi APBD 2011)
50,0 40,0
%
30,0 20,0 10,0 0,0 Pajak Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Pajak Air Bawah Bakar Tanah Kendaraan Bermotor
rata-rata 2008-2010
Pajak Air Permukaan
Bea Balik Nama Kendaraan di atas air
2011
(Dalam Juta Rupiah)
40
Pajak Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
Pajak Air Bawah Tanah
Pajak Air Permukaan
Bea Balik Nama Kendaraan di atas air
rata-rata 2008-2010
46,667
31,770
20,197
0,990
0,376
0,000
2011
45,143
38,002
16,764
0,091
0,000
0,000
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Komposisi Pajak Daerah APBD Kab./Kota Prov. Bali (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2010 dengan Realisasi APBD 2011) 80,0 70,0 60,0 %
50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 1
2
3
4
5
6
7
rata-rata 2008-2010
1 Pajak Hotel
2
3
4
5
Pajak BPHTB Penerangan Jalan
Pajak Restoran
Pajak Hiburan
6
8
9
10
11
2011
12
(Dalam Juta Rupiah)
7
8
9
10
11
12
Pajak Pajak Reklame Lingkungan
Pajak Air Bawah Tanah
lainlain
Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C
Pajak Parkir
Pajak Air Tanah
rata-rata 20082010
74,38
0,00
11,00
9,49
1,98
1,83
0,00
0,00
0,00
1,14
0,18
0,00
2011
35,38
19,31
17,84
12,35
5,30
4,09
3,31
2,17
0,20
0,06
0,04
0,04
Ke u angan Da era h
41
Tren Simpanan Pemda se-Provinsi Bali di Perbankan Agregat Prov., Kab., dan Kota
Miliar Rupiah
6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Jan
feb
Mar
Apr
Mei
2009
42
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
2010
Jun
Jul 2011
Agt 2012
sep
Okt
Nov
Des
Potret Dana Simpanan Pemda di Perbankan Prov. Bali Dalam bentuk Tabungan, Simpanan Berjangka dan Giro Agregat Prov., Kab., dan Kota
90.000.000 70.000.000 50.000.000 30.000.000 10.000.000 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000 0 2008
2009 BALI
2010
2011
Nasional
2008
2009
2010
2011
BALI
1.616.354
1.739.928
1.919.523
2.428.001
Nasional
71.601.901
59.812.944
62.088.098
80.445.845 Ke u angan Da era h
43
Trend Persentase Dana Idle Terhadap Realisasi Belanja Daerah Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota 30,00% 25,00%
+ Trend 22,34%
persentase
24,84% 16,15%
23,43% 14,64%
15,35% 15,00%
di wilayah Provinsi Bali mengalami kenaikan tiap tahun anggaran + Hal
ini
menunjukkan
penyerapan
10,00%
belanja
bahwa semakin
rendah di wilayah Provinsi Bali
5,00% 0,00% 2009
2010 BALI
2011
Nasional
2009 Belanja
idle
terhadap realisasi belanja daerah
20,00%
44
dana
2010
2011
NAS
BALI
NAS
BALI
NAS
BALI
389,7
7,79
424
8,19
498,1
9,78
Idle
59,8
1,74
62,1
1,92
80,5
2,43
% Idle/Blj
15,35%
22,34%
14,65%
23,43%
16,16%
24,84%
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov., Kab. dan Kota Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase) 100
98.840
90 80
76.116
70 60 %
58.753 50.794
54.399
50 40 30 20
14.016
20.283 13.265
8.450 10 4.766 8.247 4.890 0 Jan Feb Mar
26.774 20.141
42.777
42.448 34.541
33.085 26.240
67.065 57.773
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
2011
4.766
8.450
14.016
20.283
26.774
33.085
42.448
54.399
58.753
67.065
76.116
98.840
2012
4.890
8.247
13.265
20.141
26.240
34.541
42.777
50.794
57.773
2011
Secara
persentase,
estimasi
realisasi
belanja
daerah
2012
sampai
dengan bulan September 2012 adalah sebesar 57,8%, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2011.
Ke u angan Da era h
45
Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov. Bali Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase) 80 70
57,8
60 50 40 30 20 10 Sulut
Malut
Sulsel
Gorontalo
Jatim
Lampung
Maluku
NTB
Sulteng
NTT
Sulbar
Sultra
Aceh
Jateng
Kepri
Sumsel
DIY
Kalteng
Jabar
Jambi
Sumbar
Kalbar
Sumut
Banten
Bengkulu
Bali
Kalsel
Papbar
Babel
Papua
DKI
Riau
Kaltim
00
+ Rata-rata realisasi APBD 2012 sampai dengan bulan September 2012 agregat per prov. adalah sebesar 57,8%. + Terdapat 12 daerah yang mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata sedangkan 21 daerah mempunyai realisasi belanja di atas rata-rata. + Realisasi belanja terendah adalah Prov. Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,6% sedangkan yang tertinggi adalah Prov. Maluku Utara sebesar 71,2%.
46
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Opini BPK atas LKPD Pemda Se-Provinsi Bali
Nama Daerah
OPINI BPK 2008
2009
2010
Prov. Bali
TMP
WDP
WDP
Kab. Badung
TMP
WDP
WDP
Kab. Bangli
WDP
WDP
WDP
Kab. Buleleng
WDP
WDP
TMP
Kab. Gianyar
WDP
WDP
WDP
Kab. Jembrana
TMP
TW
TW
Kab. Karangasem
WDP
WDP
TMP
Kab. Klungkung
WDP
WDP
WDP
Kab. Tabanan
WDP
WDP
WDP
Kota Denpasar
WDP
WDP
WDP
Ke u angan Da era h
47
Kondisi Keuangan Daerah Indikator Kondisi Keuangan Daerah
48
1.
Rasio Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk
2.
Rasio PAD/ Total Pendapatan Daerah
3.
Rasio Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah
4.
Rasio Pajak Daerah dan Retribusi Daerah/ PDRB
5.
Rasio Belanja Modal / Total Belanja Daerah
6.
Rasio Total Pendapatan Daerah / Total Belanja Daerah
7.
Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah
8.
Rasio SiLPA tahun sebelumnya / Belanja Daerah
9.
Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk
Ribuan
3.000
0,50
2.500 2.000 1.500 1.000
PAD / Total Pendapatan Daerah
2.599,26 2.043,51 2.173,30 2.158,99 2.217,44 1.823,58 1.811,11 1.462,69 1.601,20 1.640,40
500
0,40 0,30
2007
2008 Nasional
2009
2010
2011
prov. Bali
0,32
0,34
0,16
0,18
0,18
0,19
0,21
2007
2008
2009
2010
2011
0,28
0,20 0,10
0
Nasional
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melayani per satu orang penduduknya + Rasio pendapatan daerah per kapita provinsi Bali memiliki tren meningkat seperti tren pendapatan per kapita nasional walaupun sempat menurun pada 2010. Namun demikian, pendapatan per kapita Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan per kapita nasional
0,42
0,37
prov. Bali
+ Rasio ini mengukur tingkat kemandirian daerah yaitu kemampuan daerah dalam mendanai belanjanya dengan pendapatan asli daerah (PAD) + Rasio PAD Per Total Pendapatan Daerah Provinsi Bali memiliki tren yang meningkat seperti tren secara nasional. Namun demikian, rasio PAD per total Pendapatan Daerah Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan rasio secara nasional
Ko nd i s i Ke uangan Da era h
49
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah 0,60 0,40
0,55 0,48
0,49 0,45
Pajak Daerah + Retribusi Daerah / PDRB 6,00%
0,44 0,41
0,20
0,41
0,40
5,00% 4,00%
0,35
0,37
4,85%
4,19%
3,95%
4,07%
3,00%
3,69%
2,00%
1,34%
1,42%
1,27%
1,33%
1,58%
2007
2008
2009
2010
2011
1,00%
2007
2008 Nasional
2009
2010
2011
prov. Bali
0,00% Nasional
prov. Bali
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam + Rasio ini mengukur seberapa besar ruang fiskal atau keleluasaan yang dimiliki daerah dalam menggunakan dananya secara bebas dalam menentukan prioritas belanja yang akan didanai + Tren rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Bali memiliki kecenderungan menurun seperti halnya rasio secara nasional, walaupun mengalami kenaikan sedikit pada 2011. Rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Bali lebih rendah dibandingkan dengan rasio secara nasional
50
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
menggali potensi pajak dan retribusi daerahnya + Tren rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB Provinsi Bali memiliki tren meningkat sebagaimana tren nasional. Pada tahun 2011, rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB Provinsi Bali memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional.
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota Rasio Total Pendapatan Daerah /
Belanja Modal / Total Belanja 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
28,95% 16,57%
27,46% 16,34%
26,19% 18,67%
Total Belanja Daerah 110,00%
22,17%
21,67%
11,26%
11,89%
107,85%
105,00%
103,64%
100,00%
102,85%
105,70%
102,66%
95,00%
102,22% 97,04% 99,11%
102,55%
103,44%
2009
2010
2011
90,00%
2007
2008 Nasional
2009
2010
2011
2007
2008 Nasional
prov. Bali
prov. Bali
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah + Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja modal terhadap total belanjanya + Tren rasio belanja modal per total belanja Provinsi Bali cukup fluktuatif. Namun demikian, rasio belanja modal per total belanja Bali lebih rendah dibandingkan dengan rasio secara nasional
dalam mendanai belanja daerah + Tren rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah di Provinsi Bali cenderung fluktuatif mengalami penurunan pada tahun 2009 kemudian naik pada tahun 2010 dan 2011. Pada tahun 2011, rasio total pendapatan daerah per total belanja daerah Provinsi Bali lebih rendah dibandingkan dengan rasio secara nasional.
Ko nd i s i Ke uangan Da era h
51
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah 50,0% 40,0%
36,2%
30,0% 20,0%
40,2% 33,3% 35,9%
39,4%
44,8%
43,0%
25,00% 20,00%
40,6%
40,2%
28,4%
19,80%
20,06% 17,07%
15,00% 10,00%
14,98%
17,56%
20,13% 12,29%
18,30% 11,47%
2010
2011
10,92%
5,00%
10,0%
0,00%
0,0% 2007
2008 Nasional
2009
2010
2011
2007
2008 Nasional
2009 prov. Bali
prov. Bali
+ Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja pegawai tidak langsung terhadap total belanjanya + Rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Bali cenderung meningkat pada tahun 2009 hingga 2010 kemudian menurun pada tahun 2011. Pada tahun 2011, rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja daerah Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan dengan rasio secara nasional.
52
Rasio SiLPA Tahun Sebelumnya / Belanja Daerah
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
+ Rasio ini mengukur proporsi SiLPA tahun sebelumnya terhadap belanja daerah tahun berjalan + Rasio SiLPA terhadap belanja daerah Provinsi Bali cenderung menaik hingga tahun 2010, namun sedikit turun pada tahun 2011. Namun demikian, pada tahun 2011 rasio SiLPA terhadap belanja Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan rasio secara nasional.
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Bali Agregat Prov., Kab., dan Kota Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah + Rasio ini mengukur proporsi pembayaran pokok utang dan bunga
2,50%
2,04%
2,00%
yang harus dibayar dari pendapatan daerah dalam satu periode.
1,90%
+ Rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total pendapatan
1,50% 1,00%
0,59%
0,50%
0,12%
0,45% 0,15%
2007
2008
0,68%
0,78%
daerah di Provinsi Bali memiliki tren yang fluktuatif. Pada tahun
0,70%
2011, rasio pembayaran pokok utang dan bunga per total
0,14%
pendapatan daerah Provinsi Bali lebih rendah dibandingkan rasio secara nasional.
0,00% Nasional
2009
2010
2011
prov. Bali
Ko nd i s i Ke uangan Da era h
53
Ucapan Terima Kasih Penyusunan buku “Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah”
yang telah menyediakan data Daerah Dalam Angka dan
dilaksanakan dengan kerjasama yang solid dan tidak akan dapat
memfasilitasi hingga tersedianya buku ini.
terselesaikan tanpa kontribusi dari seluruh pihak di lingkungan
+ Selanjutnya terima kasih kepada tim dari Subdirektorat
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Oleh karena itu
Evaluasi Dana Desentralisasi dan Perekonomian Daerah
apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya disampaikan
yang terdiri dari Putut Hari Satyaka, SE. MPP; Krisnandar,
dalam rangkaian kata berikut ini:
SE; Prasetyo Indro S.,SE, ME; Aris Soedjatmiko, S.Sos,
+ Ucapan terima kasih ditujukan kepada Direktur Jenderal
MM; Wahyu Widjayanto, SE, MM; Edi Soeprijono, S.Sos;
Perimbangan Keuangan DR. Marwanto Harjowiryono – dan
Arif Zainuddin Fansyuri, Ak., ME; Femmy Ferdiansyah, SH;
Direktur Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah
Chrisliana Tri Ferayanti, SE, ME; Lukman Adi Santoso, SE.,
Drs. Yusrizal Ilyas, MPA – yang telah memberikan arahan dan
ME.; Mauliate H. Silitonga, SE; Nanag Garendra Timur, S.Si;
bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan buku ini.
Rizki Anggunani, S.Si; Shinta Theresia Purba; Virgin Marthalia
+ Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Subdirektorat
yang telah melakukan input dan pengolahan data sekaligus
Data Keuangan Daerah, Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah yang telah menyediakan data ringkasan APBD 2012 dan Realisasi APBD 2011 melalui Sistem Informasi Keuangan Daerah dan kepada Bagian Umum,
54
Sekretariat
Jenderal
Perimbangan
Keuangan
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
mendukung penulisan dan melakukan editing buku ini.
Terima kasih atas kerja kerasnya.
Sumber Data
SIKD, Kementerian Keuangan Prov. Bali Dalam Angka 2007 – 2010, BPS Potensi Investasi di Prov. Bali, BKPM www.baliprov.go.id
Su m b er Da t a
55
56
Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah | Provinsi BALI
57