Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Tinjauan Perkembangan Ekonomi & Keuangan Edisi Desember 2009
SELAMAT DARI KRISIS EKONOMI Perekonomian Indonesia mengakhiri tahun 2009 dengan tumbuh antara 4.3%-4.4%. Pertumbuhan positif ini seharusnya menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari “BRIC” singkatan dari dari kumpulan negara-negara yang tetap tumbuh positif (Brazil, Rusia, India, dan Cina) di saat badai krisis melanda dunia dan menghancurkan korporasi keuangan besar di dunia. Salah satu faktor yang diyakini sebagai antibodi krisis ekonomi adalah pasar konsumsi yang sangat besar di Indonesia karena salah satu negara dengan penduduk besar. Tapi modal ini saja tidak cukup jika daya beli masyarakat tidak cukup untuk memenuhi konsumsi-nya. Oxford Economics memproyeksikan kontribusi pertumbuhan Indonesia dari manufaktur barang konsumsi tetap stabil untuk 10 tahun mendatang dan manufaktur barang antara mulai tumbuh pesat. Sebaliknya manufaktur barang investasi menurun. Oleh karena itu struktur PDB kita harus disesuaikan kembali menuju keseimbangan antara investasi dan konsumsi, sehingga ketergantungan terhadap produk impor akan dapat dikurangi. Selain menghemat devisa, pemenuhan kebutuhan konsumsi dari produksi domestik akan memacu lebih cepat pertumbuhan ekonomi yang berbasis pada kerakyatan. Sekalipun tingkat konsumsi masyakarat Indonesia masih lebih rendah dibanding India menurut OECD (CPI Index), posisi current account balance kita masih positif USD 2.64 milyar dibanding India minus USD 9,02 milyar.
Proyeksi sektoral menunjukkan bahwa konstruksi dan manufaktur konsumsi non durable good terus tumbuh hingga 2018 menurut Oxford Economics, yaitu masingmasing 7% dan 5%. Manufaktur barang investasi berfluktuasi antara 5-10%. Produksi pertanian diperkirakan turun menjadi 2.8%. Sektor ini yang musti mendapat perhatian besar karena penduduk Indonesia sebagian besar bekerja di sektor pertanian dan Indonesia belum sepenuhnya bergeser menjadi negara industri. Pertanian dan perdagangan masih merupakan DNA ekonomi Indonesia oleh karena itu langkah-langkah pengembangan produksi pertanian tetap diperlukan. Faktor iklim tropis menjadi modal utama untuk mengembangkan Indonesia sebagai sentral agrobisnis dunia yang selaras dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat. Mampukah Indonesia menjadi lumbung pangan dunia seperti dulu dikenal sebagai lumbung rempah-rempah dunia?
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Perkembangan Indikator Ekonomi Internasional Perekonomian AS mulai menunjukkan peningkatan yang didukung oleh perbaikan konsumsi dan kondisi ketenagakerjaan. Konsumsi rumah tangga AS mengalami perbaikan terutama terlihat dari indikator penjualan eceran AS antara lain akibat program cash for clunkers (grafik 1). Pemerintah AS menyediakan dana sebesar USD 1 milyar untuk subsidi sekitar USD 4.000 per kendaraan bagi pembeli yang menukar kendaraannya yang berbahan bakar kurang efisien untuk membeli kenda-raan yang berbahan bakar lebih efisien. Program ter-sebut mampu mendongkrak penjualan mobil dan tren penguatan keyakinan konsumen terhadap prospek ekonomi ke depan. Di samping itu, perbaikan ekonomi AS juga tercermin dari meredanya tekanan PHK sehingga tingkat pengangguran menurun dari 10,2% pada bulan Oktober menjadi 10,0% pada bulan November.
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Dalam perkembangan ekonomi dua tahun terakhir ini, kelompok negara berkembang lebih unggul daripada kelompok negara maju. Namun demikian sumbangan kelompok negara berkembang terhadap pemulihan ekonomi global relatif kecil dibanding kelompok negara maju. Hal ini tercermin dari porsi pendapatan maupun konsumsinya. Amerika Serikat masih merupakan yang terbesar.
Sektor produksi di AS mulai mengalami perbaikan. Ekspektasi membaiknya konsumsi di AS direspons dengan peningkatan jumlah stok barang (inventory) oleh sektor produksi. Peningkatan jumlah stok barang ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kuatnya konsumsi rumah tangga menjelang libur akhir tahun. Perbaikan sektor produksi AS tercermin dari kenaikan indeks produksi dan kapasitas produksi (grafik 2). Namun, indeks Survei Manajer Pembelian (PMI) sedikit melemah di bulan November terkait kekhawatiran meredanya efek stimulus fiskal. Secara umum, sektor produksi ke depan diperkirakan akan terus menguat.
Grafik 1. Pertumbuhan Konsumsi Amerika Serikat
Grafik 2. Pertumbuhan Produksi Industri AS
Halaman 2
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Perkembangan ekonomi China yang unggul selama tahun 2009, menurut perating Fitch, dikhawatir-kan menyimpan masalah ‘bubble assets’. Kekhawatiran ini timbul dari kenaikan kredit perbankan yang mencapai 26% selama tiga triwulan tahun 2009, yaitu senilai US$ 1,3 triliun lebih besar dari dana stimulusnya sekitar US$ 0,6 triliun. Kekhawatiran tersebut timbul karena i) lemahnya manajemen perbankan China, ii) meningkatnya harga saham di bursa efek Shanghai jauh lebih tinggi dibanding bursa lain, iii) meningkatnya harga tanah di perkotaan, dan iv) sekitar seperempat kredit disalur-kan kepada sektor properti. Masalah diperkirakan muncul pada tahun 2011-2012, ketika sebagian besar kredit mulai jatuh tempo. Porsi investasi yang sudah mencapai 47% PDB kiranya perlu diseimbangkan kembali dengan peningkatan konsumsi masyarakat dan permintaan domestik. Ketergantungan China pada permintaan luar negeri juga perlu dikurangi.
Hal paling penting dalam pemulihan ekonomi adalah menciptakan keberlanjutan yang didukung dengan kepercayaan para pelaku terhadap pemulihan itu sendiri. Setiap langkah yang diambil seperti stimulus fiskal dalam penyelamatan pasti mempunyai resiko dan konsekuensi yang tidak mungkin membawa keseimbangan yang nyaman bagi semua pihak. Oleh karena itu diperlukan suatu konsensus.
Perkiraan Perkembangan Ekonomi Internasional Arah pemulihan yang semakin jelas sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa leading indicator telah memberikan optimisme peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada tahun 2010. Kelompok negara BRICs, yaitu Brazil, Rusia, India, dan China masih memimpin dengan pertumbuhan 7,2%. Rejim tingkat bunga rendah diperkirakan masih berlangsung pada negara-negara maju untuk mendorong pertumbuhan ekonominya memasuki zona positif.
Halaman 3
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Perkembangan Indikator Ekonomi Domestik
Grafik Pertumbuhan Ekonomi
Kinerja perekonomian Indonesia tahun 2009 cukup baik dengan daya tahan yang relatif kuat dalam merespon gejolak ekonomi global. Pertumbuhan 4,3%, inflasi 2,78%, cadangan devisa USD 66,1 miliar, BOP surplus USD 12 miliar atau 2,22% thd PDB.
% , yoy 7 6 5 4 3
Pada bulan Desember 2009 terjadi inflasi sebesar 0,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,03. Dari 66 kota, tercatat 48 kota mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon 3,49 persen dengan IHK 117,87 dan terendah terjadi di Palembang 0,03 persen dengan IHK 118,07. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Maumere 0,83 persen dengan IHK 126,01 dan terendah terjadi di Pekanbaru dan Cilegon masing-masing 0,10 persen dengan IHK masing-masing 115,04 dan 118,64. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,93 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,28 persen; kelompok sandang 0,95 persen; kelompok kesehatan 0,20 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01 persen dan kelompok transpor, komunikasi & jasa keuangan 0,35 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2009 mengalami penurunan indeks 0,13 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2009 dan laju inflasi “year on year” (Desember 2009 terhadap Desember 2008) masing-masing sebesar 2,78 persen. Komponen inti pada bulan Desember 2009 mengalami inflasi sebesar 0,40 persen, laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Desember) 2009 dan laju inflasi komponen inti ”year on year” (Desember 2009 terhadap Desember 2008) masing-masing sebesar 4,28 persen.
2 1 0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2008
Q3
Q4
Q3
Q4
Q3
Q4
2009
Grafik Cadangan Devisa $ bn 70 60 50 40 30 20 10 0 Q1
Q2
Q3
Q4
Q1
Q2
2008
2009
Grafik Inflasi %, yoy 14 12 10 8 6 4 2 0 Q1
Q2
Q3 2008
Q4
Q1
Q2 2009
Tim Penyusun Bobby H. Rafinus, Edy Yusuf, Edi Pambudi, Alexcius Winang, Andi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jalan Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta, Telp. 021-3521840 Fax. 0213521836
Halaman 4
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia JanuariNovember 2009 mencapai US$103,15 miliar atau menurun 19,50 persen dibanding periode yang sama tahun 2008, sementara ekspor nonmigas mencapai US$86,64 miliar atau menurun 13,71 persen.
Pencapaian
Indikator Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi berkisar 4,3% - 4,4%
Nilai Tukar
Penguatan Rupiah sebesar 15,07 persen, tertinggi di Asia.
Cadangan Devisa
Cadangan Devisa Nov'09 USD65,84 M, tertinggi sepanjang sejarah.
Inflasi
Inflasi sekitar 3%, terendah dalam 10 tahun terakhir Penguatan IHSG senilai 85,8 persen, tertinggi kedua di Asia.
IHSG Net Foreign Buying Saham sebesar Rp13,8 T
Ekspor nonmigas ke Jepang November 2009 mencapai angka terbesar yaitu US$935,7 juta, disusul Amerika Serikat US$905,0 juta dan Cina US$872,2 juta, dengan kontribusi ketiganya mencapai 32,19 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,17 miliar.
Net Foreign Buying SUN sebesar Rp19,65 T SUN
Yield SUN (domestik) 10-th menguat 182 basis poin sepanjang tahun
Ekspor dan Impor
Penurunan ekspor nonmigas terbesar November 2009 terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$347,9 juta, sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada kakao/coklat sebesar US$21,0 juta.
Hingga Nov'09 nilai ekspor lebih besar dari USD100 M Net ekspor sebesar USD15 M
Indikator Pertumbuhan ekonomi (%) Inflasi (%) Tingkat bunga SBI 3 bulan (%) Nilai Tukar (Rp/US$1) rata-rata - Nilai Tukar (Rp/US$1) -EoY Harga minyak ICP (US$/barel) Produksi minyak (MBCD)
APBN-P
Menurut sektor, ekspor hasil industri periode JanuariNovember 2009 turun sebesar 20,97 persen dibanding periode yang sama tahun 2008, demikian juga ekspor hasil pertanian 6,12 persen, sebaliknya ekspor hasil tambang dan lainnya naik sebesar 28,11 persen.
Perk. Real
4.3
4,3 - 4,4
4.50
2.78
7.5
7.6
10,500
10,408
-
9,400
61.0
61.6
a)
0.960
0.952
b)
Nilai ekspor Indonesia November 2009 mencapai US$10,76 miliar atau mengalami penurunan sebesar 12,12 persen dibanding ekspor Oktober 2009. Sementara bila dibanding November 2008 mengalami peningkatan sebesar 11,31 persen. Ekspor nonmigas November 2009 mencapai US$8,43 miliar, turun 16,82 persen dibanding Oktober 2009, sedangkan dibanding ekspor November 2008 meningkat 2,51 persen.
Menurut propinsi asal, ekspor Indonesia terbesar pada periode Januari-September 2009 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$14,11 miliar (17,60 persen), diikuti Kalimantan Timur sebesar US$13,03 miliar (16,26 persen) dan Riau sebesar U$8,01 miliar (9,99 persen). Sumber: BPS
Halaman 5
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Dilaporkan arus modal melalui pasar saham terus mengalir dalam tiga bulan terakhir sekalipun terjadi penurunan emiten. Transaksi investor asing secara net tumbuh 114.11% menjelang akhir tahun menandai optimisme investor melihat kondisi perekonomian Indonesia.
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Kinerja sektor perbankan selama 2009 secara umum tetap baik. Indikator-indikator utama perbankan seperti rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR), rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan – NPL), Net Interest Margin (NIM) dan Return On Asset (ROA) tetap menunjukkan perkembangan yang cukup baik dan stabil di tengah kondisi global yang belum stabil. NPL tetap terjaga di bawah 5%, sedangkan CAR masih solid di level 17%, jauh berada di atas level minimal yang ditetapkan BI sebesar 8%. Sementara itu, Return On Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM) tetap stabil sebesar 2,6% dan 0,5%.
Suku bunga pinjaman masih dirasakan tinggi oleh sektor usaha meskipun terjadi penurunan dibanding-kan dengan tahun 2008. Untuk konsumsi, suku bunga masih stagnan karena dorongan permintaan kartu kredit dan kredit konsumsi. Spread antara suku bunga simpanan dan pinjaman juga sangat lebar (10%) ber-saing dengan return obligasi. Dengan kondisi ini, perbankan menikmati ruang keuntungan yang besar. Suku bunga pinjaman bank swasta bergerak mengi-kuti suku bunga bank persero yang dianggap sebagai leader dalam industri perbankan, sehingga pergerakan suku bunga pinjaman bank umum dipengaruhi oleh suku bunga pinjaman bank persero. Apabila suku bunga pinjaman masih tinggi dengan spread yang tinggi pula terhadap suku bunga tabungan, maka per-putaran uang hanya akan terjadi di sektor keuangan saja.
Halaman 6
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Perkiraan Perkembangan Ekonomi Domestik Enam Bulan Mendatang
TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN KEUANGAN
Berdasarkan perkembangan Indeks Kecenderungan Konsumen (IKK) pada bulan Desember 2009, yang merupakan hasil survey Bank Indonesia, konsumen menunjukkan optimisme terhadap perkembangan ekonomi 6 bulan mendatang seperti tercermin dari nilai indeks diatas 100.
INTERNASIONAL
Jika dibandingkan dengan bulan Nopember lalu, hasil survei menunjukkan ada penurunan tajam ekspektasi ekonomi. Penurunan tajam ini ditengarai akibat penerapan FTA ASEAN-China yang mulai efektif diterapkan per 1 Januari 2010 lalu. Kekhawatiran terhadap penurunan ekonomi secara umum ini mempengaruhi penurunan ekspektasi penghasilan dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja. Namun kekhawatiran pelemahan ekonomi akibat FTA ini tidak diikuti dengan ekspektasi menurunnya harga-harga terutama barang kebutuhan sekunder sebagai dampak positif dari FTA. Konsumen justru mengkhawatirkan kenaikan harga bahan makanan yang lebih dominan. Harga bahan makanan terutama beras telah merangkak naik ditambah dengan kenaikan harga gula yang terus berlanjut sejak bulan Nopember 2009. Ekspektasi atas melemahnya ekonomi diikuti dengan ekspektasi kenaikan inflasi bukan merupakan kombinasi yang baik. Tetapi kami perkirakan penurunan ekspektasi ini bersifat temporer sebagai antisipasi pelaksanaan FTA. Kekhawatiran terhadap dampak FTA terhadap perekonomian ini akan semakin jelas memasuki triwulan ke-2 tahun 2010
China tidak akan mengendurkan upaya menjual barang-barangnya ke luar negeri pada tahun 2010. China diharapkan menggantikan Jerman menjadi negara pengekspor nomor satu di dunia. Mulai awal 2010, China dan negara-negara ASEAN menjalankan Free Trade Area. Ekspor China akan lebih membanjir di kawasan ini, termasuk ke Indonesia. Pada krisis finansial global, ekspor China terimbas karena pasar tidak dapat menyerap barang China. Hasilnya, ekspor China turun 18,8 persen pada 11 bulan pertama dari tahun sebelumnya. China kemudian merevisi capaian pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008. Data tersebut tidak terlalu banyak berbeda dengan data tahun 2009. Revisi tersebut semakin mengukuhkan posisi China sebagai negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia setelah AS dan Jepang.
Pemberian paket stimulus telah membuat utang publik 16 negara Zona Euro membengkak. Di Zona Euro, aturan ketat anggaran telah dilanggar. Menurut kesepakatan Mastricht yang menjadi dasar pengelolaan ekonomi Masyarakat Ekonomi Eropa, utang publik tidak boleh melebihi 60 persen PDB. Nyatanya, Jerman dan Perancis melanggar batasan ini. Kegagalan menangani defisit dan utang akan membawa reaksi pada pasar finansial dengan meminta bunga utang lebih tinggi. Hal ini telah terjadi pada Yunani. Masalah utang publik Yunani telah membuat kurs euro tertekan. Saat ini, euro diperdagangkan seharga 1,44 dollar AS. Para pelaku pasar ingin tahu apakah solidaritas di negara-negara Eropa itu akan dapat mengatasi himpitan utang Yunani seperti yang diharapkan. Zona Euro dikhawatirkan terjebak pada pusaran krisis lagi.
Halaman 7
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
TINJAUAN BERITA EKONOMI DAN KEUANGAN
Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China dikhawatirkan dapat menghancurkan sendi-sendi industri di dalam negeri.
DOMESTIK
Perjanjian ASEAN-China mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2010. Walaupun terbuka peluang untuk mengajukan keberatan atau penundaan pelaksanaannya, pemerintah tetap perlu membenahi iklim usaha dan memperbaiki strategi kebijakan yang mendukung kegiatan bisnis. Meski para pengusaha keberatan dengan rencana pemberlakuan FTA ASEAN-China, Pemerintah Indonesia tetap akan memenuhi FTA ASEAN-China mulai 1 Januari 2010. Pemerintah Indonesia hanya akan melayangkan surat kepada China untuk menyampaikan bahwa ada beberapa subsektor usaha yang terkena dampak negatif oleh FTA itu. Koordinasi antara pemerintah dalam hal ini Menko Perekonomian, departemen terkait, dan pelaku usaha sangat diperlukan. Untuk itu, telah dibentuk Tim Bersama dalam mempersiapkan langkah untuk menghadapi FTA ASEANChina yang dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian. Tim Bersama Persiapan FTA ASEAN-China bertujuan menerima keluhan, mendapatkan masukan dan/atau permohonan dukungan pelaku usaha dalam rangka memanfaatkan peluang usaha dari pelaku usaha dan asosiasi.
Indonesia perlu mewaspadai perkembangan ekonomi pada triwulan I tahun 2010 berkenaan dengan kondisi politik yang terus memanas, terutama terkait kasus Bank Century. Kondisi ini bisa mendorong investor asing setiap saat bisa menarik dananya ke negara yang lebih menjanjikan.Investor asing saat ini sudah meraup keuntungan yang lumayan tinggi. Apabila pergolakan politik terus berlanjut, mereka bisa memindahkan dananya ke negara yang jauh lebih menjanjikan. Berlarut-larutnya masalah politik Bank Century mulai mengganggu perencanaan anggaran belanja modal korporasi di Indonesia. Aksi investor asing perlu diwaspadai karena dana asing dalam Surat Utang Negara sudah Rp 150 triliun atau setara 15 miliar dollar AS. Tersimpan di Sertifikat Bank Indonesia sudah Rp 48 triliun atau 4,8 miliar dollar AS. Penarikan dana investor asing ini dalam jumlah besar berdampak negatif terhadap stabilitas Rupiah.
Empat pelabuhan Indonesia mulai tahun 2010 sudah dapat memberikan pelayanan 24 jam. Pelabuhan- pelabuhan tersebut adalah Belawan, Sumatera Utara; Tanjung Priok, Jakarta; Tanjung Perak, Surabaya; Makassar, Sulawesi Selatan. Keempat pelabuhan itu diharapkan dapat bersaing dengan pelabuhan di Singapura dan Malaysia. Pelayanan yang harus siap 24 jam selama 7 hari seminggu (247), antara lain, pelayanan syahbandar, kepanduan kapal, bongkar muat barang, dan penumpang, kepabeanan, imigrasi, keamanan, dan perbankan. Selama ini setelah barang dibongkar di Malaysia atau Singapura, importir menyewa kapal untuk mengangkut barang ke sejumlah pelabuhan di Indonesia. Dengan demikian, ada tambahan biaya 70 dollar AS per teu atau per 20 kaki peti kemas. Idealnya, barang dari luar negeri dikumpulkan di pelabuhan di Indonesia, selanjutnya diangkut ke pelabuhan tujuan akhir sehingga biayanya lebih murah.
Penjualan Mobil 2009 Turun 20% Menurut data Gaikindo, penjualan mobil domestik sepanjang 2009 mengalami penurunan kurang lebih sebesar 20%, yaitu dari 607.805 unit pada tahun 2008 menjadi 486.061 pada 2009. Berdasarkan data per bulan, hanya bulan November dan Desember 2009 angka penjualan melampaui periode sama tahun 2008. Dari sisi merek, penjualan mobil merek Toyota dan Daihatsu masih mendominasi pasar mobil nasional dan disusul merek Mitsubishi, Suzuki dan Honda. Pada periode mendatang, kalangan produsen mobil dan komponen domestik berencana mengucurkan dana investasi sekitar US$ 516 juta sebagai antisipasi lonjakan permintaan menyusul pemulihan ekonomi global. Optimisme ini didorong oleh indikasi kenaikan konsumsi masyarakat sebagai tanda perbaikan daya beli masyarakat.
Halaman 8
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Pemerintah segera mengajukan APBN-Perubahan 2010 untuk memberikan dukungan pendanaan kepada PT Perusahaan Listrik Negara. Pemerintah berniat memberikan tambahan margin kepada PLN, yakni dari Rp 35 triliun menjadi Rp 56 triliun. Penambahan margin kepada PLN diberikan dengan syarat tidak ada kenaikan tarif dasar listrik pada 2010. Tambahan anggaran untuk PLN tersebut akan menambah dana yang sudah dialokasikan pemerintah kepada PLN melalui subsidi listrik, yaitu Rp 37,8 triliun pada 2010. Tambahan anggaran ini, antara lain, untuk memperbaiki perlengkapan listrik PLN yang rusak. Kini, untuk mempercepat proses pemulihan pasokan listrik, ada kebijakan baru untuk PLN, yakni mendapat margin 8 persen, TDL tidak naik, dan percepatan PMN dari pemerintah.
PT. Perusahaan Listrik Negara menjamin tidak ada lagi pemadaman bergilir tahun 2010. Hal ini seiring dengan bertambahnya pasokan listrik dari sejumlah pembangkit baru, terutama dari proyek pembangunan pembangkit listrik 10.000 megawatt tahap pertama. PLN memastikan akan ada tiga pem-bangkit besar yang beroperasi pada tahun 2010, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan, Banten; PLTU Rembang, Jawa Tengah; dan PLTU Indramayu, Jawa Barat. Proyek PLTU Labuan Unit I yang berdaya 300 MW beroperasi sejak September 2009 dan Unit II dengan daya 300 MW dijadwalkan masuk ke sistem interkoneksi JawaBali pada akhir tahun 2009. Sementara PLTU Rembang Unit I sebesar 315 MW dan PLTU Indramayu Unit I sebesar 330 MW dijadwalkan beroperasi akhir tahun 2009. Adapun PLTU Rembang Unit II dengan daya 315 MW dan PLTU Indramayu Unit II 330 MW dijadwalkan beroperasi awal tahun 2010.
Kebutuhan belanja modal perusahaan swasta tahun 2010 diperkirakan meningkat 22 persen, dari tahun 2009, yakni dari 8,5 miliar dollar AS menjadi 10,35 miliar dollar AS. Dibutuhkan kucuran kredit perbankan yang masih kelebihan likuiditas. Loan to deposit ratio-LDR perbankan nasional masih rendah, yakni 74-75 %. Artinya banyak dana pihak ketiga (DPK) belum digunakan bank untuk menyalurkan kredit. Ada 14 sektor usaha yang dihitung kebutuhan belanja modalnya, seperti pembangunan jalan tol, properti, energi, telekomunikasi, perkebunan dan perbankan.
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
10 Langkah Kebijakan Antisipasi ACFTA 1.
Mengevaluasi dan merevisi semua Standar Nasional Indonesia (SNI) yang sudah kedaluwarsa dan menerapkannya secara wajib dengan terlebih dahulu menotifikasikannya ke WTO.
2.
Mengefektifkan fungsi Komite Anti-Dumping (KADI) dalam menangani setiap kasus dugaan praktik dumping dan pemberian subsidi secara langsung oleh negara mitra dagang.
3.
Mengefektifkan fungsi Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) dalam menang-ulangi lonjakan barang impor di pasar dalam negeri.
4.
Meningkatkan lobi pemerintah untuk mengaman-kan ekspor Indonesia antara lain dari ancaman dumping dan subsidi oleh negara mitra dagang.
5.
Mengakselerasi implementasi Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Ekonomi 20082009.
6.
Melakukan harmonisasi tarif bea masuk (BM) untuk pos tarif yang berlaku secara umum sehingga BM untuk produk hulu dan hilir guna memacu investasi dan daya saing.
7.
Mengefektifkan tugas dan fungsi aparat kepabeanan, termasuk mengkaji kemungkinan penerapan jalur merah bagi produk yang rawan penyelundupan barang ilegal.
8.
Membatasi/melarang ekspor bahan baku mentah untuk mencukupi kebutuhan energi bagi industri dalam negeri sehingga dapat mendorong tumbuhnya industri pengolahan di tingkat hulu sekaligus memperkuat daya saing industri lokal.
9.
Mempertahankan kebijakan peraturan pemerintah (PP) tentang Fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di Daerah Tertentu.
10. Melanjutkan kebijakan Permendag Nomor 56 Tahun 2008 yang mengatur pembatasan pintu masuk pelabuhan untuk lima produk tertentu, yaitu alas kaki, barang elektronik, mainan anak-anak, garmen, serta makanan dan minuman
Halaman 9
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Untuk mendorong pertumbuhan investasi 6,3 persen pada tahun 2010, dibutuhkan dana Rp 1.631 triliun. Sumber dananya diharapkan dari pihak swasta, baik domestik maupun luar negeri, yakni Rp 450 triliun atau 27,59 persen dari total kebutuhan. Pemerintah mencatat, ada tujuh sumber pertumbuhan investasi 2010. Pertama, anggaran belanja modal pemerintah senilai Rp 198 triliun. Kedua, anggaran belanja modal BUMN sebesar Rp 182 triliun. Ketiga, kucuran kredit dari perbankan nasional Rp 297 triliun. Keempat, laba ditahan dari perusahaan yang diharapkan mencapai Rp 153 triliun. Kelima, pasar modal Rp 188 triliun. Keenam, penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri Rp 450 triliun. Ketujuh, sumber investasi lainnya, antara lain dari investasi rumah tangga sebesar Rp 162 triliun.
Pada bulan November 2009 Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum naik 0,73 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan IHPB terbesar terjadi pada kelompok barang Ekspor sebesar 2,01 persen, utamanya gas alam cair dan minyak bumi, yang memberi andil positif masing-masing sebesar 0,12 dan 0,11 persen. IHPB Pertanian, Industri, dan kelompok barang Impor naik masing-masing sebesar 0,64 persen, 0,28 persen, dan 0,77 persen, sedangkan Sektor Pertambangan & Penggalian turun 0,10 persen. Komoditas yang harganya naik antara lain: minyak diesel industri (16,28%), minyak bakar industri (10,76%), minyak kelapa sawit ekspor (9,80%), gas alam cair ekspor (6,72%), minyak bumi ekspor (5,17%), dan minyak bumi impor (5,01%). Komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: bijih tembaga ekspor (2,50%), dan batubara ekspor (1,05%). IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada November 2009 naik 0,34 persen terhadap bulan sebelumnya, antara lain disebabkan kenaikan harga hasil kilang minyak lainnya (2,01%), kayu gelondongan (1,31%), batu split (0,56%), aki/accu (0,52%), dan bahan bangunan dari kayu (0,48%). Sedangkan yang mengalami penurunan harga antara lain: alat berat dan perlengkapannya (0,40%), barang-barang dari besi dan baja dasar (0,33%), dan barang-barang logam lainnya (0,12%).
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Wisatawan mancanegara mendapatkan pengembalian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) minimal Rp 500.000 mulai 1 April 2010. Aturan ini berlaku jika nilai barang yang dibeli turis asing tersebut minimal Rp 5 juta per orang. Aturan tentang pengembalian PPN kepada turis asing itu ditetapkan dalam Pasal 16 Huruf E UU No 42/2009. Untuk sementara, pemberlakuan insentif ini pada beberapa bandar udara tertentu, yakni Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. Dalam Pasal 16 Huruf E itu ditetapkan, dokumen yang perlu ditunjuk-kan turis asing yang menghendaki pengembalian PPN dan PPnBM adalah paspor, pas naik (boarding pass), dan faktur pajak. Seorang turis asing hanya diper-enankan meminta pengembalian PPN dan PPnBM untuk barang yang dibeli maksimal satu bulan sebelum tanggal pemberangkatan ke luar negeri.
Penerimaan pajak tahun 2009 diperkirakan tidak mencapai target. Penerimaan yang sudah dihimpun Direktorat Jenderal Pajak hingga akhir tahun 2009 mencapai Rp 490 triliun atau 93 persen dari target. Target penerimaan pajak pada APBN-P 2009 sebesar Rp 577,3 triliun. Target penerimaan perpajakan (termasuk bea dan cukai) tahun 2010 lebih tinggi dibandingkan penerimaan perpajakan tahun 2009, yakni Rp 661 triliun. Kenaikan target tersebut dilakukan karena perekonomian nasional diperkirakan kembali pulih setelah didera krisis keuangan global yang menurun-kan penerimaan perpajakan sekitar Rp 100 triliun tahun 2009.
Dewan Perwakilan Daerah mendukung upaya moratorium pemekaran daerah. DPD juga mendukung pemerintah yang sudah tidak lagi mengajukan usulan rancangan UU pembentukan provinsi/kabupaten/kota dalam Program Legislasi Nasional Tahun 2010-2014 dan RUU Prioritas 2010. Melihat kinerja 205 daerah otonom baru, perlu dilakukan moratorium yang bertujuan untuk meng-hindari usulan yang hanya memenuhi kebutuhan taktis dan pragmatis, bukan strategis. Pembentukan dan pemekaran daerah otonom baru yang tidak me-menuhi syarat administrasi serta keuangan hanya membebani negara.
Halaman 10
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Pentingnya Meningkatkan Pendidikan Keuangan untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
Sektor Pertanian dan Pedesaan Berpotensi Besar Menopang Perekonomian
Pada tanggal 3-4 Desember 2009, dua staf Deputi Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan menghadiri Financial Education Summit 2009 di Singapura yang diselenggarakan oleh Citi-Group bersama Financial Times. Pertemuan tingkat tinggi para praktisi keuangan kali ini mengangkat tema membangun kesadaran keuangan untuk masa depan yang lebih baik. Berangkat dari tema ini telah dibahas berbagai upaya peningkatan kesadaran dan pengetahuan keuangan pada kelompok usia muda hingga usia lanjut, dan pada lembaga pemerintah maupun swasta di berbagai negara. Krisis ekonomi dunia 2007 disebabkan oleh multiple-causes antara kurangnya pemahaman keuangan dari masyarakat sebagai nasabah institusi keuangan dan agresivitas institusi keuangan membuat komoditas keuangan yang semakin rumit untuk mengejar keuntungan dan mereduksi resiko. Sebagai akibatnya terjadi ketimpangan informasi dan pengetahuan yang memicu perilaku moral hazard dan bubble assets. Pertemuan yang dipadati dengan berbagai contoh kegiatan edukasi keuangan ini disusun dalam kerangka pikir yang mengalir mulai dari identifikasi target edukasi hingga mengukur efektivitas pendidikan keuangan. Kisah keberhasilan berbagai lembaga swadaya masyarakat maupun inisiatif pemerintah diulas untuk memberikan diskripsi nyata bagaimana menyalurkan informasi keuangan ke kalangan masyarakat secara praktis dan dapat mengatasi berbagai halangan seperti wilayah yang tersebar, penduduk yang majemuk dan tingkat partisipasi masyarakat di sektor keuangan yang masih rendah. Pada panel diskusi ditampilkan pula komentator ekonomi dari Financial Times yang mengulas perubahan perilaku institusi keuangan setelah krisis. Kegiatan ekonomi yang semakin berkembang selalu diikuti oleh penggelembungan konsekuensi yang juga semakin besar, sehingga disaat terjadi krisis akan memberi dampak yang semakin parah. Oleh karena itu variasi komoditas keuangan yang dikembangkan oleh institusi keuangan harus diimbangi dengan pemberian informasi yang memadai agar kegiatan investasi tidak cenderung mengarah pada gambling yang berpotensi besar pada keruntuhan sistem keuangan. Hasil pertemuan ini penting untuk mempertajam program financial inclusion dan microfinance di Indonesia yang diharapkan suatu saat juga mampu menjadi tuan rumah Financial Education Summit.
Dalam rangka menggali pengetahuan dan informasi lebih mendalam tentang pembiayaan bagi masyarakat mikro, Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan menugaskan tim delegasi untuk bertukar pikiran dengan National Bank for Agriculture and Rural Development (NABARD) di Mumbai India pada tanggal 28-30 Desember 2009. NABARD dikenal sebagai lembaga apex terbesar di dunia untuk keuangan mikro, yang berhasil menyalurkan kredit ke sektor pertanian dan pedesaan selama 25 tahun menjangkau jutaan penduduk miskin. Tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pembiayaan, NABARD juga mempunyai kewenangan mengawasi lembaga keuangan mikro dan membantu penyaluran kredit perbankan kepada sektor pertanian dan pedesaan. Dalam struktur NABARD terdapat unit-unit yang mengembangkan teknologi pertanian dan pem-berdayaan masyarakat melalui pembentukan kelom-pok swadaya masyarakat, sehingga terbentuk jaringan kerja seperti halnya multilevel marketing. Penggabungan sistem perbankan dalam penyaluran kredit dan pengembangan teknologi pertanian dan produktivitas masyarakat pedesaan ini dimaksudkan untuk mereduksi anggapan bahwa zona mikro tidak nyaman sebagai lahan investasi. Anggapan ini telah mendorong NABARD melaksanakan berbagai program pembangunan pertanian dan pedesaan, seperti penguatan lembaga keuangan mikro, watershed program, dan self-help group program, serta pengembangan produk keuangan. NABARD telah berhasil meyakinkan pemilik modal bahwa investasi di sektor pertanian dan perdesaan menguntungkan. Melalui program tersebut telah berhasil ditingkatkan partisipasi masyarakat desa dan petani di sektor keuangan (financial inclusion). Sebagai outcome sampingan, NABARD berhasil menggerakkan kekuatan masyarakat desa untuk berwira-usaha dan memperbaiki kualitas lingkungan dengan menjalankan agrobisnis. Salah satu produk unggulannya adalah penerbitan Kisan Credit Card semacam kartu kredit bagi para petani yang terbukti membantu mereka untuk berproduksi lebih baik. Kegiatan NABARD didukung penuh oleh pemerintah India sebagai bagian dari upaya penurunan jumlah penduduk miskin yang mencapai 547 juta orang atau lebih dari 2,5 kali penduduk Indonesia.
Halaman 11
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
KOLOM BERITA BUMN
PERKEMBANGAN KREDIT USAHA RAKYAT
Pendapatan Badan Usaha Milik Negara Tahun 2009 dan Target Tahun 2010
Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tahun 2009.
Sampai dengan akhir tahun 2009, seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah membukukan omzet sebesar Rp.930 triliun. Pemerintah mentargetkan perolehan kenaikan omzet tersebut menjadi pendapatan seluruh Badan Usaha Milik Negara sebesar Rp1.050 triliun di tahun 2010. Sementara target laba bersih seluruh BUMN diharapkan bisa mencapai Rp. 90,12 triliun, lebih tinggi 21,3% dari laba bersih tahun 2009 sebesar Rp. 74,28 triliun.
Berdasarkan data realisasi sampai dengan Desember 2009, penyaluran KUR telah mencapai Rp 17,19 triliun kepada 2.374.908 debitur yang tersebar di 33 propinsi. Rata-rata kredit yang disalurkan sebesar Rp 7,24 juta per debitur. Dari 6 bank penyalur, tercatat BRI sebagai bank yang paling banyak menyalurkan KUR yaitu mencapai Rp 12,8 trilliun disusul Bank BNI sebesar Rp 1,53 trilliun dan Bank Mandiri sebesar Rp 1,5 trilliun.
Sektor energi masih menjadi penyumbang laba terbesar dengan nilai sebesar Rp.28,43 triliun di tahun 2009. Pada tahun 2010 ditargetkan bisa menyumbang Rp.35,1 triliun, sementara itu, sektor perbankan yang telah meraup laba sebesar Rp.16 triliun tahun 2009, diharapkan bisa menyumbang laba Rp. 19,5 triliun tahun 2010. Sejalan dengan meningkatnya pendapatan dan laba bersih tersebut, aset BUMN juga ditargetkan meningkat menjadi Rp. 2.400 trilliun di tahun 2010 dari sebesar Rp.2.150 trilliun di tahun 2009. Tahun 2010, belanja modal atau capital expenditure BUMN mencapai Rp.184,43 triliun dengan belanja operasional atau operational expenditure Rp.783,72 triliun. Tahun 2009, total dividen BUMN yang disetor mencapai Rp.28,6 yang diambil dari kinerja tahun buku 2008. Disamping itu, Pemerintah telah menarik dividen interim sebanyak Rp. 1,6 triliun. Pada tahun 2010, setoran dividen ditargetkan sebesar Rp. 24 triliun untuk masuk ke APBN 2010. Berdasarkan kinerja BUMN di tahun 2009, ada kemungkinan pemerintah menarik dividen tambahan di tahun 2010 melalui dividen interim dan besarnya disesuaikan dengan kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN P) 2010.
Sektor ekonomi yang paling banyak mendapat KUR adalah sektor perdagangan sebesar Rp 12,1 trilliun dengan 1.939.755 debitur. Selanjutnya sektor pertanian sebesar Rp 2,632 trilliun dengan 238.365 debitur, kemudian disusul sektor industri pengelolaan dan sektor jasa-jasa dunia usaha masing-masing sebesar Rp 393,691 milliar dan Rp. 389,608 milliar dengan jumlah debitur yang terlayani masing-masing sebesar 33.897 debitur dan 4.195 debitur. KUR kepada sektor konstruksi mencapai sebesar Rp 284,398 milliar dengan 2.303 debitur. KUR untuk sektor jasa-jasa sosial/masayarakat mencapai sebesar Rp98,080 milliar dengan 822 debitur, sedangkan sektor pengangkutan,pergudangan dan komonikasi sebesar Rp 96,099 milliar dengan 3520 debitur. Sedangkan jumlah penjaminan KUR yang dilakukan oleh PT Askrindo dan Perum Jamkrindo sampai dengan akhir tahun 2009 mencapai Rp 16,657 triliun dengan jumlah klaim sebesar Rp 384,054 miliar dan jumlah klaim yang telah dibayarkan sebesar Rp 296,523 miliar.
►►► Tabel Realisasi Penyaluran KUR
(Sumber: Kementerian Badan Usaha Milik Negara, diolah).
Halaman 12
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
REALISASI DAN NPL PENYALURAN KUR Per 31 Desember 2009
ARTIKEL ANALISIS
ACFTA: Harapan, Ancaman dan Nasionalisme Oleh: M. Edy Yusuf
Pengantar Perjanjian perdagangan bebas ASEAN dengan China (ASEAN-China Free Trade Agreement- ACFTA) resmi berlaku mulai tanggal 1 Januari 2010 untuk enam negara ASEAN Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura dan Brunei Darussalam. Sedangkan empat negara lain yakni Vietnam, Kamboja, Laos dan Myanmar baru akan mengimplementasikan 2015. Dengan efektifnya ACFTA, maka sekat-sekat perdagangan ASEAN dengan China sudah tidak ada lagi. Dengan berlakunya perjanjian ACFTA, tariff bea masuk menjadi 0% terhadap 90% perdagangan barang. Adapun volume perdagangan kerjasama ini bernilai sekitar US $ 4,5 triliun. Lingkup perdagangan bebas ACFTA merupakan terbesar ketiga didunia setelah Uni Eropa dan Amerika Utara
Populasi ACFTA berjumlah hampir 1,9 milyar penduduk dengan 1,3 milyar penduduk ada di China dan sisanya ada di ASEAN . Sementara total Produk Domestik Bruto (PDB) berjumlah US$ 6 triliun atau sekitar sepersembilan dari PDB dunia. Pertumbuhan tahunan perdagangan China-ASEAN dari tahun 2003 sampai dengan 2008 mencapai 24,2%. Nilai transaksi perdagangan pada tahun 1991 mencapai US $ 6,3 miliar, tahun 2003 meningkat menjadi US $78,2 miliar dan lima tahun kemudian melonjak tajam menjadi US $ 231 milyar. China merupakan mitra perdagangan terbesar ketiga ASEAN. Sedangkan bagi China, ASEAN merupakan mitra perdagangan terbesar keempat. Data perdagangan Indonesia-China tercantum pada table berikut ini. ►►► Tabel Nilai Perdagangan Non Migas
Halaman 13
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Nilai Perdagangan Non Migas Indonesia - China
* Januari s.d Oktober - dalam USD Milyar Berdasarkan data tersebut diatas , jelas bahwa Indonesia selalu mengalami deficit perdagangan dengan China sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang. Besaran defisit tersebut diperkirakan membengkak dengan berlakunya ACFTA. Pemerintah perlu menurunkan kembali strategi perdagangan meng-hadapi perkembangan ini HARAPAN Dengan potensi nilai perdagangan yang sangat besar, sekitar US $ 4,5 triliun dan jumlah konsumen yang juga sangat besar sekitar 1,9 milyar penduduk, sebenar-nya banyak yang dapat dilakukan oleh Indonesia. Ide dasar dari pembentukan area per-dagangan bebas ini sebenarnya sangat bagus yakni membentuk suatu kawasan bebas perdagangan yang dapat meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduk-nya. Melihat ide dasar seperti itu dan potensinya, Indonesia bisa menaruh harapan yang besar atas perdagangan bebas ini. Harapan itu tentu perlu didukung dengan penerapan strategi perdagangan dan industri yang baik . Strategi per-dagangan itu diantara-nya adalah penguatan perdagangan domestic termasuk tidak boleh ada lagi disparitas harga barang antar pulau di Indonesia yang terlalu besar sehingga tidak akan boleh lagi ditemukan harga barang di suatu pulau yang harganya sangat mahal dibandingkan di pualu lainnya. Didalam strategi ini, termasuk juga perlunya perbaikan atas prosedur ekspor yang dirasa-kan sampai saat ini masih berbelit-belit. Jika kita ingin produk kita dapat dipasarkan dengan baik, maka prosedur ekspor harus lebih disederhanakan sehingga semakin menggairahkan ekspor kita.
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
Strategi berikutnya adalah penerapan strategi pembangunan sektor industri yang tepat. Industri yang kuat berkorelasi positif terhadap perdagangan. Juga industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa akan tetapi mampu memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi kultural bangsa kearah modernisasi kehidupan masyarakat yang menunjang pembentukan daya saing nasional. Strategi pembangunan industri yang dilaksanakan diantaranya adalah melakukan peremajaan mesin-mesin produksi yang umumnya sudah berusia tua (diatas 15 tahun) ; menekankan industri yang berbasis sumber daya alam (natural resources based industri) dan reorientasi kebijakan ekspor bahan mentah. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan untuk memajukan sektor industri yaitu masalah ketersediaan dan kehandalan infrastruktur yang dirasa masih kurang memadai; masalah pasokan energy (listrik dan gas) yang tidak memadai ; dukungan pembiayaan dari sektor keuangan yang masih sangat kurang; adanya pungutan dan retribusi yang tidak jelas; dan permasalahan yang sangat penting lainnya adalah birokrasi yang masih menghambat. Hambatan tersebut perlu segera ditangani agar produk-produk hasil industri kita tidak kalah bersaing dibandingkan dengan produk dari luar negeri. Dua strategi tersebut diatas perlu dijalankan untuk mewujudkan harapan meningkatkan ekspor ke negaranegara yang tergabung dalam ACFTA dan juga untuk menyaingi dan membendung produk asing yang ada di Indonesia (head to head). ANCAMAN Banyak pengusaha Indonesia yang menyatakan bahwa penerapan ACFTA akan mematikan usaha mereka. Beberapa sektor yang akan sulit untuk bersaing adalah sektor tekstil dan produk tekstil, baja, ban, mebel, pengolahan kakao, industri alat kesehatan, kosmetik, alumunium, elektronik, petrokimia hulu, kaca lembaran, sepatu, dan mesin perkakas. Setidaknya ada 928 pos tariff yang sebelumnya disepakati untuk dihapuskan tariff bea masuknya pada tanggal 1 Januari 2010.
Halaman 14
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Namun, pihak pengusaha mengusulkan 784 pos tariff ditunda penghapusannya. Sementara kalangan DPR khususnya Komisi IV meminta pemerintah melakukan renegosiasi perjanjian kerjas sama AFTA sekaligus menunda perjanjian di sektorsektor yang terkait perdagangan bebas. Komisi IV telah mengkaji dan menemukan industri tekstil dan produk tekstil, alas kaki, besi baja, industri permesinan dan komponen lainnya akan terancam gulung tikar jika kebijakan tersebut diberlakukan. Disamping sektor-sektor tersebut diatas, industri berskala kecil dan menengah juga akan terkena dampak negative dari diberlakukannya ACFTA. Sebagai contoh, produk tools/ perkakas yang ada di pasaran hampir 50% merupakan produk dari China. Sehingga dikhawatirkan, jika ACFTA sudah berlaku, produk tersebut akan semakin membanjiri pasar Indonesia. Dengan terbukanya era perdagangan bebas tahun 2010 ini, kita harus berjuang keras untuk bersaing melawan produk massal berharga murah dari China.
Kedeputian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan
menghadapi produk dari China - walaupun terlambatkita harus segera bertindak dan merapatkan barisan bersama untuk memperkuat pasar domestik terlebih dahulu.Juga membenahi inefficiency yang terjadi baik pada pra produksi maupun pasca produksi. Hal ini mencakup pembenahan tata cara ekspor supaya lebih sederhana; menghentikan berbagai pungutan dan retribusi yang tidak jelas yang hanya memberatkan pengusaha; pembenahan perdagangan antar pulau; penyediaan dan keterhandalan infrastruktur yang baik; energy (listrik dan gas) yang selalu tersedia; dan melanjutkan pembenahan birokrasi. Referensi: BPS, Business News, Koran Bisnis Indonesia, dan Koran Investor
NASIONALISME Untuk menghadapi berlakunya ACFTA ini. Perlu juga ditingkatkan kecintaan menggunakan produk dalam negeri. Jika memakai produk sendiri, maka akan membantu perusahaan yang notabene-nya mempekerjakan pekerja Indonesia. Pada akhirnya hal ini akan membantu mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Mindset ini harus ada pada setiap rakyat Indonesia yang merupakan konsumen dari berbagai produk. Disamping itu, para pengusaha juga harus mempunyai mindset bahwa dengan tetap memproduksi barang-barang sendiri akan membantu negara secara keseluruhan dan memberikan pride bagi bangsa. KESIMPULAN
Dampak dari membanjirnya produk dari China akan mulai terlihat melonjak tajam pada akhir Maret 2010. Oleh karena itu sebelum produk dari China tersebut semakin membanjiri pasar domestik, disamping melakukan renegosiasi atas produk-produk tertentu yang masih belum kuat untuk head to head
Halaman 15