Pengaruh Ekuivalen Rate Terhadap Penghimpunan Tabungan Mudharabah Pada BTN Syariah Cabang Jakarta
Skripsi Diajukan untuk Mernenuhi Persyaratan Mernperoleh Gelar Sarjana Ekonorni Islam (SE!)
Oleh: Mhd. Taqwa Audiansyah NIM: 104046101685
KONSENTRASI PERBANKAN SYARJAH PROGRAMSTUDIMUAMALAH FAKULTAS SYARJAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IDDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
Pengaruh Ekuivalen Rate Terhada1l Penghimpm11an Tabungan
.,
Mudharabah Pada BTN Syariah Cabang Jfakarta Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!) Oleh:
Mhd. Taqwa Audiansyah NIM: I 04046IO1685 Di Bawah Bimbingan Pembimbing II
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH
--
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM' UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 HI 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi be1judul PENGARUH EKUIVALEN RATE TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN MUDHARABAH PADA BTN SYARIAH CABANG JAKARTA telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 23 Juni 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE!) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 23 Juni 2008 Mengcsahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
iammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422
PAN/TIA UJIAN 1. Ketua
: Euis Amalia, M.Ag NIP. 150 289 264
2. Sekretaris
: Ah. Azharnddin Lathif, M.Ag, MH, NIP. 150 318 308
3. Pembimbing I
: Edy Setiadi, SE, MM
~
I
(
4. Pembimbing II
: M. Taufiki. M.Ag NIP. 150 290 159
5. Penguji I
:Dr. Yayan So12yan, M.Ag NIP. 150 228 413
6. Penguji II
: Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH._ NIP. 150 318 308
(
r
LEMBAR PERNY ATAAN
., Dengan ini saya menyatakan bahwa: I. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata l di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (U!N) Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya asli saya atau merupakan plagiasi dari karya pihak lain, maka saya besedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullahjakarta
Mhd. Taqwa Audiansyah
ABSTRAKSI
Bunga simpanan merupakan instrumen penting di bank konvensional dalam mempromosikan produk-produk penghimpunan dana pihak ketiga mereka. Bankbank konvensional berlomba-lomba mempromosikan bunga simpanan demi menarik perhatian para nasabah. Pada bank syariah, instrumen tersebut diganti dengan nisbah bagi hasil dan ekuivalen rate. Saat ini bank-bank syariah telah menetapkan porsi bagi hasil untuk nasabah dengan cukup kompetitif. Namun itu bagi basil saja tidak cukup. Walaupun porsi nasabah cukup besar, namun apabila kinerja bank kurang baik maka akan menghasilkan keuntungan yang kecil, sehingga tetap S
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya pada ALLAH SWT, penggenggam semesta raya ini, atas izin dan kuasa-Nya penulis dapat menikmati proses penyelesaian skripsi ini. Shalawat selalu tercurah atas Rasulullah Muhammad SAW, rindu kami para pengikutmu semoga terbalas di hari kemudian nanti. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Kepada lbunda, Dra. Hj. Nurbaini dan Ayahanda H. Syahril Asraf, Ak, bakti dan doa penulis selalu menyertai. Mereka yang juga terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih, semoga ALLAH membalas semuanya. Kepada: 1. Bapak Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan FSH UIN
SyarifHidayatuliah Jakarta. 2. !bu Euis Amalia, M. Ag, dan Bapak Ah. Azharudin Lathif, M.Ag selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Program Studi Muamalah Ekonomi Islam FSH UlN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Edy Setiadi, SE, MM, dan Bapak M. Taufiki, M. Ag, selaku pernbimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
Bude Musrifah atas segala bantuan moril dan materil. Juga kepada Ryan, Akmal dan Bang Rahmat, semoga persaudaraan kita semakin dieratkan. 12. Teman-teman sepetjuangan di UlN Jakarta angkatan 2004, '"bocah-bocah rusuh" warga PS D 04, abang-abang di IKAPDA Jabodetabek, teman-teman ASPA 2004, semoga perjuangan kita diridhoi ALLAH SWT.
Semoga kebaikan dan bantuan mereka dibalas ALLAH SWT. Akhir kata semoga skrpsi ini dapat menambah khazanah keilmuan bidang Ekonomi Syariah. Wallahua'lam.
Ciputat, 12 Juni 2008
Mhd. Taqwa Audiansyah
DAFTARISI
KATA PENGANTAR DAFTARISI
IV
DAFT ART ABEL
vii
DAFTAR GRAFIK
viii
BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
4
c.
5
Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
6
E. Metode Penelitian
9
F. Sistematika Penulisan
17
BAB II KERANGKA TEORITIS A. Mudharabah
19
I. Pengertian Mudharabah dan Tabungan Mudharabah
19
2. Landasan Hukum
21
3. Rukun dan Syarat
27
4. Jenis-jenis Mudharabah
28
B. Pengertian Nisbah Bagi Hasil serta Penerapannya
29
C. Ekuivalen rate
32
I. Pengertian Ekuivalen Rate
32
2. Penghitungan Ekuivalen rate
34
BAB III GAMBARAN BTN SY ARIAH CABANG JAKARTA A. Sejarah BTN Syariah
36
B. Produk BTN Syariah
38
I. Produk Penghimpunan Dana
38
2. Produk Pembiayaan
39
3. Produk Jasa
41
C. lnformasi Keuangan
42
I. Neraca
42
2. Laporan Laba Rugi
44
BAB IV TEMUAN PENELITIAN A. Analisis Deskriptif
46
1. Ekuivalen Rate
46
2. Tabungan Mudharabah
47
B. Uji Linier
49
C. Uji Normalitas
50
1. Tabungan Mudharabah
51
2. Ekuivalen Rate
52
D. Uji Hipotesis
53
E. Analisis Regresi Serta Pengujian Signifikansi Konstanta dan Koefisien Regresi F. Koefisien Determinasi
55
60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
63
B. Saran
64
DAFTAR PUSTAKA
66
LAMPIRAN
69
DAFTAR GRAFIK
GRAFIK 2.1 Linieritas
46
GRAFIK 3.1 Sebaran Data Tabungan mudharabah
48
GRAFIK 3.2 Sebaran Data Ekuivalen Rate
49
GRAFIK 5.1 Histogram Sebaran Data Dua Variabel
52
GRAFIK 5.2 Sebaran Data Dua Variabel
52
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai pelaksana proses intermediasi dana dari unit surplus ke unit defisit. Sehingga jika proses ini be1jalan lancar, maka akan tercipta suatu pemerataan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan secara umum. Kurang berjalannya proses intermediasi ini akan berakibat macetnya pertumbuhan sektor riil sehingga akan menekan laju pertumbuhan ekonomi se1ia memperlambat proses pemerataan kesejahteraan. Oleh karena itu, sebenarnya bank memiliki fungsi yang sangat strategis dalam perekonomian suatu negara. Bank dituntut untuk terus menjalankan perannya sebagai lembaga intermediasi dana namun tetap dalam koridor kehati-hatian untuk mengurangi barbagai risiko yang dapat ditimbulkan, sepetii kredit macet, over likuiditas, dan lain-lain. Perbedaan pokok antara bank konvensional dengan bank syariah terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya, sedangkan bank konvensional sebaliknya. Hal ini memiliki implikasi yang sangat dalam dan sangat berpengaruh pada operasional dan produk yang dikembangkan oleh bank syariah. 1
1
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia,. Bank Syariah: Konsep,
Produk dan lmolementasi Ooerasional 1Jakm1a: Diambatan 2001) h.24
2
Salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam menilai kine1ja bank adalah kemampuan bank tersebut dalam menghimpun dana pihak ketiga, yang dapat berupa tabungan, deposito, ataupun giro. Dalam hal ini, bank syariah menggunakan instrumen nisbah bagi hasil dalam menarik nasabah untuk menyimpan uangnya pada bank. Hal ini tentu berbeda dengan bank konvensional yang bersaing dengan sangat kompetitif dalam menetapkan suku bunga simpanan yang sangat menarik dalam menggaet calon nasabah. Faktor relegiusitas lebih
dominan
mempengaruhi
latar
belakang
menabung di bank syariah. Para nasabah mungkin memiliki alasan menabung di bank syariah agar sesuai dengan ajaran agama, tidak melakukan perbuatan keji, yaitu memakan bunga yang merupakan riba yang dipraktekkan di bank konvensional, dan lain-lain. Hal ini mungkin menjadi suatu keunggulan, karena dengan begitu bank syariah memiliki massa loyal is yang memiliki komitmen penuh terhadap syariah. Namun massa loyalis ini jumlahnya masih sangat kecil jika dibandingkan dengan massa
mengambang,
dimana
pada
segmen
ini,
calon
nasabah
lebih
memperhatikan keuntungan yang diperoleh. Nasabah pada segmen ini kerap berpindah-pindah rekening untuk mengejar pengembalian yang tinggi dari pihak bank. Apakah bank-bank syariah sudah turut serta dalam persaingan tersebut, masih harus diteliti lebih lanjut. Yang jelas, besamya porsi nasabah pada segmen ini menuntut bank syariah, mau tidak mau untuk bersaing dengan bank-bank konvensional dalam
3
berkompetisi memberikan pengembalian yang tinggi. Dalam hal ini, bank konvensional menggunakan bunga sedangkan bank syariah menggunakan instrumen bagi hasil. Apabila pengembalian bagi hasil bank syariah lebih besar dari
pengembalian
bunga
bank
konvensional,
maka
nasabah-nasabah
mengambang tersebut dapat ditarik menjadi nasabah bank syariah. Oleh karena itu, persaingan yang dialami bank syariah saat ini tidak hanya sesama bank syariah saja, namun juga terhadap bank-bank konvensional. Untuk terus merebut pasar mengambang yang sangat besar jumlalmya, bank syariah harus mampu berkompetisi secara sehat, yaitu menetapkan bagi hasil yang dapat bersaing dengan bunga bank konvensional. Selain nisbah bagi hasil, ada ekuivalen rate yang menunjukkan tingkat pengembalian investasi yang dilakukan oleh bank. Dengan begitu, nasabah dapat menilai secara langsung berapa besar tingkat pengernbalian investasi yang mereka tanamkan. Jad i, me! ihat nisbah saja dalam menentukan berinvestasi menitipkan dana pada bank tidaklah cukup. Hams dilihat juga, apakah bank memiliki kemampuan yang cukup dalam mengembalikan dana yang disimpan sebagai instrumen investasi. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut, apakah
ekuivalen rate yang didapatkan oleh bank syariah sudah berhasil mempengaruhi pertumbuhan dana pihak ketiga, yang dalarn hal ini penulis batasi pada tabungan
4
saja. Oleh karena itu, penelitian ini bertajuk "Pengarnh Ekuivale11 Rate Terhadap Penghimpunan Tabungan Mudliarabalt Pada BTN Syariah Ca bang Jakarta"
B.
Pembatasan dan Pernmusan Masalah Fokus penelitian ini dibatasi pada: I. Variabel Tabungan Mudharabah. Hal ini dikarenakan pada BTN Syariah
terdapat dua jenis tabungan, yaitu tabungan mudharabah dan tabungan wadiah. Yang memiliki penghitungan ekuivalen rate tentu saja tabungan mudharabah, karena tingkat pengembalian pada tabungan wadiah hanya berupa bonus. 2. Lokasi penelitian pada BTN Syariah cabang Jaka11a. Kenapa penulis memilih BTN Syariah, salah satu faktor utamanya adalah karena BTN Syariah merupakan salah satu bank syariah terkemuka di Indonesia dan merupakan BUMN sehingga memilki jaringan yang luas. Hal ini dapat dilihat dari jaringan yang tersebar yang akan diuraikan pacla bab tiga. Pemilihan Cabang Jakarta clikarenakan Cabang Jakarta merupakan Cabang di kantor pusat sehingga segala aktivitasnya dijadikan acuan bagi cabang-cabang lain. Hal ini dikarenakan operasionalitas cabang Jakarta langsung diawasi kantor pusat. Sehingga walaupun tidak dapat dijadikan patokan bagi seluruh kantor cabang, namun cukup representatif. 3. Pembatasan periode hanya pada J<,muari 2006 sampai Maret 2008. Hal ini dikarenakan pada tahun tersebut BTN Syariah sudah mantap menialankan
5
operasionalitasnya. BTN Syariah berdiri pada penghujung tahun 2004, dan mulai beroperasi pada awal 2005. Sepanjang tahun 2005 kinerja BTN Syariah masih terfokus pada penjajakan dan promosi terhadap pasar. Beberapa pertanyaan yang menjadi fokus permasalahan pada skripsi ini adalah: I. Apakah terdapat hubungan pengaruh antara ekuivalen rate dengan tabungan Mudharabah? 2. Bagaimana pengaruh
ekuivalen rate terhadap pertumbuhan tabungan
Mudharabah? 3. Jika memang terdapat hubungan pengaruh antara ekuivalen rate dengan tabungan Mudharabah, berapa besar pengaruhnya?
C. Manfaat dan Tujuan Penulisan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: I. Memberikan gambaran tentang produk BTN Syariah khususnya tabungan Mudharabah 2. Memberikan gambaran tentang ekuivalen rate yang didapatkan pada tabungan Mudharabah 3. Memberikan gambaran tentang pengaruh ekuivalen rate terhadap tabungan Mudharabah Adapun manfaat penelitian ini adalah:
6
I. Bagi mahasiswa pada umumnya, mampu mengembangkan pikiran berupa gagasan atau pendapat yang diturunkan melalui laporan penelitian ini, dan bagi mahasiswa ekonomi Islam pada khususnya, diharapkan dapat memahami, mengaplikasikan dan mensosialisasikan kinerja bank syariah sehingga membantu pengembangan perbankan syariah. 2. Bagi program study muamalat, diharapkan mampu memperluas informasi dalam rangka menambah serta meningkatkan khasanah pengetahuan di bidang perbankan syariah. 3. Bagi BTN Syariah Cabang Jakarta, diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, saran dan masukan dalam merumuskan kebijakan terkait pengaruh ekuivalen rate terhadap penghimpunan tabungan. 4. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi dan gambaran tentang produk bank syariah, khususnya tabungan dan segala hal yang berhubungan, misalnya nisbah dan ekuivalen rate.
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam peneletian ini penulis menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas topik yang sejenis. Penelitian-penelitian yang terdahulu yang membahas tentang tabungan mudharabah dan ekuivalen rate, diantaranya: · I. Rachmasari, Program study Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.
7
"Konsep dan Aplikasi Bagi Hasil Tabungan lvfudharabah Perbankan Syariah pada Bank !FI Syariah". Penelitian ini membahas tentang kebijakan pengelolaan dana, sistem bagi hasil, penerapan investment rate, serta mekanisme bagi hasil tabungan mudharabah. Penelitian ini bersifat deskriptif, hanya menggambarkan keadaan yang terjadi di lokasi penelitian. 2.
Khoerul Wajid, Program study Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004.
"Strategi Penentuan Nisbah Bagi Hasil Pada Bank !FI Cabang Syariah ". Penelitian ini mendeskripsikan tentang metode bagi hasil yang digunakan, yaitu revenue sharing, strategi penentuan bagi hasil baik dari sudut pandang nasabah investor juga dari sudut pandang pihak bank. Pada akhir pembahasan juga diulas tentang analisis aplikasi sistem bagi hasil 3. Nasrullah, Program study Muamalat, Fakultas Syariah clan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
"Sistem Bagi Hasil Tabungan Mudharabah dan Aplikasinya pada Koperasi Unit Desa ". Penelitian ini rnembahas tentang strategi pengelolaan dana, mekanisme perhitungan bagi hasil, analisis sistem bagi hasil
mudharabah, serta prospek penerapannya. Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa fokus pembahasan rnasih tertuju pada konsep serta penerapan mudharabah, sistem bagi hasil, dan berbagai strateginya. Belum ada penelitian yang mengangkat tentang
pengaruh ekuivalen rate terhadap tabungan mudharabah. Oleh karena itu oenulis
8
tertarik untuk melengkapi penelitian-penelitian di atas dengan mengadakan penelitian dengan variabel serupa namun dengan pembahasan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, tabel berikut akan mempermudah pembahasan tentang posisi penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu. No
l.
Judul Penelitian
Variabel
Jenis
Penelitian
Penelitian
Hasil Penelitian
Konsep
don
Bagi
Aplikasi
Bagi
dan
tentang kebijakan pengelolaan
Tabungan
dana,
mudbarabab
penera1Jan investment rate, serta
Hasil
Tabungan
Mudharabah
basil
Deskriptif
Perbankan Syariah
Ketera11gan
dan
sistem
gambaran
bagi
basil,
mekani sme bagi basil tabungan
pada
mudhara bah
Bank !FI Syariah
2.
Strategi
Bagi hasil
Deskriptif
Keteraiigan tentang metode dan
Penentuan Nisbah
teknik penentuan nisbab bagi
Bagi Hasil Pada
has ii
Bank !FI Cabang Syariah 3.
Sistem Bagi Hasil
Bagi
Tabungan
dan
pengel<Jlaan dana, mekanisme
Mudharabah dan
Tabungan
perbitrn1gan bagi hasil, analisis
Aplikasinya pada
mudharabah
sistem bagi hasil mudharabah,
KUD
basil
Deskriptif
Ketera ngan
tentang
strategi
serta prospek penerapannya
9
4.
Ekuivalen
Pengaruh Ekuivalen
Rate
Rate
Eksploratif dan
Terhadap
Tabungan
Penghimpunan
Mudharabah
Motiv11si
nasabah
dalam
menggunakan produk tabungan mudha rabah
Tabungan Mudharabah
Tabel l. l Posisi skripsi terhadap penelitian terdahulu
-
E. Metode Penelitian Proses penelitian dilakukan dengan langkah-langkah yang sisternatis. Awai dari dilakukannya penelitian adalah diternukannya suatu rnasalah. Masalah tersebut harus dilandasi teori yang ilrniah. Dengan teori tersebut akan terbangun suatu kerangka pernikiran yang dapat rnenjawab pennasalahan tersebut . .Tawaban awal tersebut adalah hipotesis, yaitu jawaban sernentara terhadap rurnusan rnasalah penelitian. Masalah yang ingin diteliti pada skripsi ini adalah tentang rnotivasi nasabah bank syariah dalarn rnenggunakan produk bank. Ada dua alasan utarna nasabah menabung di bank syariah. Alasan pertama adalah alasan emosional, yaitu alasan menabung yang didasarkan pada pemikiran bahwa menabung di bank syariah lebih membawa manfaat yang bersifat imateril, biasanya berupa kewajiban dalam menjalankan tuntunan agama. Alasan kedua adalah alasan rasional, yaitu alasan menabung yang didasarkan pada pemikiran bahwa menabung di bank syariah lebih menguntungkan dilihat dari segi materi.
IO
Penelitian ini mencoba membahas alasan kedua dengan menjadikan ekuivalen rate pada bank syariah sebagai variabel pengukur, apakah nasabah bank syariah menggunakan variabel tersebut sebagai alasan dalam memutuskan untuk menabung di bank syariah. Hipotesis awal penulis adalah bahwa variabel tersebut termasuk alasan utama nasabah dalam memilih menabung di bank syariah. Hal ini didasarkan pada landasan teori bahwa variabel terseb11t merupakan instrumen penting dalam produk tabungan, serta selalu disosialisasikan pada nasabah, sehingga sepatutnya nasabah mengetahui jelas tentang variabel tersebut. Untuk menguji kebenaran hipotesis, peneliti harus melakukan pengumpulan data pada obyek penelitian. Biasanya, obyek pada suatu penelitian sangat luas, oleh karena itu peneliti cukup mengambil sampel yang dapat mewakili obyek secara kesuluruhan. Dalam hal ini, penulis rnengambil sampel berupa data ekuivalen rate bank syariah 26 bulan, yaitu mulai Januari 2006 sarnpai Maret 2008. Untuk dapat rnengumpulkan data dengan sistematis, maka perlu digunakan instrurnen penelitian. lnstrurnen tersebut hams valid dan reliabel. Setelah data terkurnpul, dilakukan pendeskripsian data melalui penyajian data. Untuk rnenyajikan data ini, diperlukan teknik statistik, biasanya statistik deskriptif. Setelah data disajikan mernakai teknis statistik, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah, dan menguji kebenaran hipotesis yang diajukan di awal. Hipotesis terbagi dua macam, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Hioeitesis statistik adalah
11
dugaan keadaan populasi dengan menggunakan data sampel. Untuk menguji hipotesis statistik, diperlukan adanya tarafkesalahan yang d.itetapkan. Setelah proses analisis selesai, maka dapat hipotesis awal dapat diuji kebenarannya, apakah diterima atau ditolak. Lalu setelah itu dapat dilakukan pembahasan atas data yang diperoleh. Pernbahasan ini dapat disajikan dengan data yang diperoleh ditarnbah referensi-referensi ilmiah lainnya. Langkah akhir dari kegiatan penelitian ini adalah mernbuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil dari pernbahasan terhadap data yang didapat. Kernudian berdasarkan kesimpulan tersebut dapat disusun saran-saran yang didasarkan pada hasil penelitian. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif. Narnun dalam teknik analisanya rnenggunakan teknik · analisa inferensial. Narnun dalam hasil penelitian nantinya, tidak dimaksudkan untuk menjeneralisasi populasi. Hal ini dikarenakan BTN Syariah barn saja berdiri, sehingga apa yang terjadi kurang layak dijadikan sebagai alat untuk rnernprediksi. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dirnana data didapat langsung dari obyek penelitian. Jika ditinhau dari jenis data yang akan rnenentukan teknik analisa, data yang didapat adalah data interval, dimana jarak antara satu data dengan data lain dapat diukur dengan tepat dan memiliki titik no! sejati. Teknik sampling yang digunakan
12
adalah teknik purposif, yaitu suatu cara pengambilan sampel dimana setiap populasi tidak memiliki peluang yang sama.
2
I. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan Yaitu suatu teknik pengumpulan data dirnana penulis melakukan kunjungan langsung ke berbagai perpustakaan, untuk mendapatkan sumber data te1tulis, baik buku, artikel, hasil s:eminar, dan sumber tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penelitian ini merupakan kegiatan telaah pustaka dengan teknik dokumentasi terhadap sumber-sumber buku, majalah, surat kabar, dan kepustakaan lainnya yang mendukung dan ada relevansinya dengan masalah tersebut se1ta dapat dijadikan acuan dalam menelaah suatu penelitian. b. Penelitian Lapangan Yaitu suatu teknik pengumpulan data dimana penulis langsung melakukan observasi ke tempat yang menjadi obyek penelitian, yang pada penelitian ini adalah BTN Syariah Cabang Jakaita. Penelitian ini dilakukan dengan cara meminta data-data serta dokumen langsung
2
Ali Mauludi. Statistika 1. PT. Prima Heza Lestari: Ciputat, 2006, h. 30
13
pada tempat penelitian serta pendapat ahli-ahli ekonomi Islam lainnya tentang masalah-masalah yang dibahas dalam skripsi ini. 2. Teknik Analisa a. Uji Linieritas Dal am
suatu
penelitian,
kecenderungan
asumsi
mengelompokkan data ke jenis data linier culrnp tinggi. Padahal, mungkin saja sebaran data tersebut tidak linier, atau berbentuk kurva sehingga harus digunakan parameter lain, bukan dengan regresi. Kepastian linier atau tidaknya suatu data, tidak dapat didasarkan pada asumsi-asumsi, melainkan harus dengan suatu itji linieritas. b. Uji Normalitas Data-data berskala interval sebagai hasi l pengukuran pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak tertutup kemungkinan data tersebut tidak mengikuti asumsi. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh, harus dilakukan uji normalitas terhadap data tersebut. Berbagai rumus sta.tistik inferensial yang dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian mendasarkan diri pada asumsi bahwa data yang bersangkutan memenuhi ciri sebaran normal.
Dengan kata lain, keadaan data berdistribusi normal
merupakan sebuah persyaratan yang harus terpenuhi. Sebuah data yang bedistribusi tidak normal tidak dapat digarap dengan rumus statistik
tersebut. Dengan demikian, sebelum dianalisa dengan rumus tertentu.
14
normalitas sebaran suatu data harus sudah diketahui. Jadi, uji normalitas data harus sudah dilakukan sebelum pcnerapan suatu rumus statistik untuk penguj ian hipotesis. 3 Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorv-smirnov untuk menguji kesesuaian
(goodness offif). Uji kolmogorv merupakan uji kecocokan antara data hasil pengamatan dengan hipotesis. Uji ini mengukur apakah data dari sampel yang dipilih berasal dari suatu sumber teoritis. Uji ini membandingkan antara frekuensi
kumulatif sebaran data hasil
pengamatan dengan frekuensi kumulatif sebaran data hipotesis. 4 c. Regresi Sederhana Regresi sederhana digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu variabel berpengaruh terhadap variabel yang lainnya. Rumus regresi adalah Y =a+ bx
Y : Variabel terikat x : Variabe l be bas a : Konstanta (harga Y jika x=O) b : Koefisien regresi
3
Burhan Nurgiantoro dkk, Statistik Terapan, Yogyakarta (GadjahMada University Press: 2004) h. l l l 4 Widayat, Rise! Bisnis, Yogyakarta (Penerbit Graha llmu: 2002) h. 155
15
a=
cL: y)C:L;x')-C:L;x)C:L;AY)n:L;x' -(L;x)'
d. Korelasi Digunakan untuk mengetahui hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data ke:dua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel adalah sama. Untuk menghitung korelasi, rumus yang digunakan adalah r-product moment, yaitu:
n:L; xy-(L x)(L y)
e. Koefisien Determinasi Koefisien dete1minasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sebuah variabel terhadap variabel yang lainnya. Rumusnya adalah r2 . Nilai r didapat dari rumus r-product moment. 5 Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran mengenai variabelvariabel yang diteliti, maka verifikasi variabelnya adalah sebagai berikut: X 5
=
tingkat ekuivalen rate
Sugiono, Statistika untuk penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007, h. 250
16
Y = penghimpunan tabungan mudharabah Pada penelitian ini, ada dua variabel yang akan diketahui hubungannya satu sama lainnya. Variabel dibagi menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah tingkat ekuivalen rate, sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah nominal dana pihak ketiga dari tabungan. f.
Uji Signifikansi Uji signifikan adalah sebuah uji untuk mengetahui nyata dan tidak nyata atau yakin dan tidak meyakinkan nilai hubungan antara dua variabel
atau
lebih.
Kegunaan
UJI
signifikan
adalah
untuk
menjeneralisasi populasi, artinya apa yang te1jadi pada sampel akan diberlakukan kepada populasi dari sampel diambil. Apabila pada sampel terdapat hubungan positif, maka setelah dilakukan uji signifikan ternyata terdapat hubungan yang positif pula, maka hubungan positif berlaku pula pada populasi. Apabila pada sampel terdapat hubungan negatif, setelah dilakukan uji signifikan terdapat hubungan negatif juga, maka hubungan negatif tersebut dapat diberlakukan pada populasi. Akan tetapi bila pada sampel ada hubungan positif atau negatif, setelah dilakukan
uji
signifikan ternyata tidak ada hubungan
(menerima Ho), maka hubungan positif atau negatif yang terdapat pada
17
sampel tidak signifikan. Artinya hubungan positif atau negatif yang tetjadi pada sampel tidak dapat diberlakukan pada populasi. 6 Uji signifikan yang dilakukan adalah t- test, dengan rumus:
r-Jn-2
t=--2 r
.J1 -
Keterangan:
n = jumlah sampel r = koefisien korelasi product moment
F. Sistematika Pennlisan Untuk mempermudah
proses
penelitian
ini,
penulis menguraikan
beberapa hal tentang sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I:
Pendahuluan, masalah,
berisikan
pembatasan
dan
tentang
latar
perumusan
masalah,
belakang tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka konsep, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II:
Menjelaskan
tinjauan
teoritis
tentang
variabel-variabel
penelitian, yaitu tabungan mudharabah, nisbah bagi hasil dan
ekuivalen rate. BAB Ill:
6
Bab ini menjelaskan tentang obyek penelitian.
Ali Mauludi. Statistika I. PT. Prima Heza Lestari: Ciputat, 2006, h. 102
18
BAB IV:
Merupakan bab pembahasan mengenai hasil penelitian dan anal is is data.
BABY:
Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran, dan lampiranlampiran.
BABU KERANGKA TEORITIS
A.
Mudharabah
I. Pengertian Mudharabah dan Tabungan Mudharabah Secara etimologi, Mudharabah berasal dari kata adh-Dharb (yy;,.\I) yang berarti saling memukul dan mengandung subyek k:bih dari satu orang. 1 Dalam definisi lain, mudharabah adalah kontrak antara dua pihak yang terdiri dari investor, yang mempercayakan uang kepada pi hak lain yang menjadi pengelola untuk tujuan menjalankan usaha. 2 Pemilik modal akan mendapatkan keuntungan dan begitu pula halnya dengan pengelola, akan memperoleh keuntungan sebagai hasil usaha dan ke1janya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati. Pada prinsipnya, pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu usaha perniagaan dan pengusaha setuju untuk mengelola usaha tersebut dengan pembagian keuntungan sesuai nisbah yang disepakati antara dua pihak. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian yang merupakan konsekuensi bisnis semata, maka kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik modal. Pihak pemilik dana akan menanggung kerugian materi, managerial
1
Ahmad Warson Munawir, Kamus a/-Munawir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Munawir Karapyak, 1984) h. 873 2 Sutan Remi Sjahdeni, Perbankan Islam, dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 1999) Cet. Ke-1. h. 28
20
skill, waktu serta kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan
diperolehnya. Sedangkan pihak pengelola tidak menanggung kerugian secara materi, akan tetapi menanggung kerugian berupa tenaga, waktu dan pikiran yang dikeluarkan selama menjalankan usaha. Selain itu, karena mengalami kerugian, maka pengelolajuga tidak mendapatkan bagian keuntungan. Namun
j ika
kerugian
tersebut
te1jadi
karena
penyelewengan,
penyalahgunaan, kelalaian atau pelanggaran yang secara sengaja dilakukan oleh pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab menanggung kerugian tersebut. Mudharabah merupakan bentuk jasa yang berlandaskan konsep dasar
berupa sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pernbagian hasil usaha antara pemilik dana dan pengelola. 3 Bagi hasil itu sendiri rnerupakan keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang dilakukan oleh pengelola. Pernbagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal dan tercantum dalam akad. Waktu diberikannya bagi hasil harus disepakati oleh kedua belah pihak, rnisalnya setiap bulan, atau per semester. Menurut UU no l 0 tahun l 998 pasal I ayat 5 tentang perbankan, tabungan adalah sirnpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan eek,
3
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-/emhaga Terkait (BAMUJ dan
Takaful Indonesia), (Jakarta: PT. Raia Grafindo Persada. 1997) cet. Ke-2. h. RI
21
4
bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan d<mgan itu. Tabungan
mudharabah adalah simpanan dana pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat atau beberapa hari sesuai dengan perjanjian. 5 Dalam tabungan ini belaku hubungan antara nasabah selaku pemilik dana dan lembaga keuangan sebagai pengelola. Lembaga kt!uangan mengambil keuntungannya kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama. Pembagian keuntungan dapat dilakukan setiap bulan berdasarkan saldo. Tabungan yang menerapkan akad mudharabah mengikuti prinsip-prinsip akad mudharabah. Diantaranya sebagai berikut: a .. Keuntungan dari dana yang digunakan harus dibagi antara nasabah dan lembaga keuangan. b. Adanya tenggang waktu antara dana yang diberikan dan pembagian keuntungan, karena untuk melakukan investasi dengan memutarkan dana itu diperlukan waktu yang cukup. 6 2. Landasan Hukum Landasan Mudharabah yang bersumber dari Al-Quran lebih bersifat umum, yaitu anjuran untuk melakukan usaha dan memacu kaum muslimin
4
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 200 I), cet. Ke-5, h.74 5 Karnaen Perwaatmadja dan Syafi'i Antonio, Apa dan Bagain1ana Bank Jslan1, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1992), cet Ke-I, h. 20 6 Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema lnsani Press, 2001 ), h. 156
22
untuk melakukan suatu upaya usaha. Mudharib merupakan sebagian dari orang-orang yang melakukan perjalanan untuk mencari karunia Allah SWT. a.
Al Quran
Artinya: "dan sebagian mereka berjalan di bumi mencari karunia Allah" (QS. Al-Muzammil: 20)
Yang menjadi argumen dari surah al-Muzammil ayat 20 adalal1 adanya kata yadhribuun
(uy,~)
yang sama dengan akar kata
mudharabah yang berarti melakukan suatu pe1jalanan usaha. 7 Allah mengetahui bahwa akan ada orang··orang yang be1jalan di muka bumi, yakni berpergian meninggalkan tempat tinggalnya untuk mencari sebagian karunia Allah baik keuntungan pemiagaan, atau perolehan ilmu. 8 Dipandang secara umum, kandungan ayat di atas mencakup usaha mudharabah karena dilaksanakan dengan be1jalan-jalan di muka bumi dan ia merupakan salah satu bentuk mencari keutamaan Alla!J. 9
7
Ibid., h.95 M. Quraish Shihab, Taftir Al Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al Quran, (Jakarta, Penerbit Lentera Hati ), 2002, Volume 14, h. 537 9 Tim Pengembangan Perbankan Syariah Inslitut Bankir Indonesia, Bank Syariah: Konsep, 8
Produk dan Jmp/ementasi Operasional (Jaka1ta: J:)jambatan 2003) h.62
23
Artinya: "Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki basil perdagangan) dari Tuhanmu." (QS. Al-Baqarah: 198)
Tidak ada dosa atas kamu, yakni kamu tidak berdosa mencari dengan penuh kesungguhan, sebagaimana dipahami dari penambahan huruf "ta" (w) pada kata "tabtaghu "(lfa!l) selama yang dicari itu berupa anugerah dari Tuhanmu, yakni berupa rezeki hasil perniagaan dan usaha halal lainnya. 10 Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci tentang mudharabah. Nanmn ayat-ayat di atas dapat dijadikan landasan hukum yang kuat untuk akad mudharabah. Karena pada dasarnya, segala bentuk muamalah adalah boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya. Oleh karena itu, pengaturan tentang muamalah tidak begitu terperinci dijelaskan dalam al-Quran, kecuali hal-hal yang menjadi larangannya. Selain itu, landasan hukum berikutnya yaitu hadis cukup memberikan gambaran tentang landasan hukum mudharabah. b. Al Hadis ,,..
2;
/
';/J,..-
0
l~l,., ,,..~I ~
/
JI
/
J. ,...
..-:
0
/
/
/
,.,
..-:
~t.;_;JI 0\5" : J'~ if~ .;;
0/
,.,
Jl.1'
,.,
J. J ,,..
/
~
'Y) \~ ~ ~ 'Y 0i ~~ ~ 1._;~1 ~~t:~ 'Yl. /
10
Ibid., volume 1. h. 435
/
/
25
(berbelanja) dengan penundaan pembayarannya. Adanya berkah pada pemberian modal usaha dagang kepada orang lain (muqaradlah ), karena dengan sistem demikian itu orang dapat saling memanfaatkan sesamanya; dan adanya berkah pada pencampuran gandum dengan sya'ir sebagai bahan makanan pokok dalam rumah tangga (karena mengadung penghematan dan penganekaragaman pangan), tetapi tidak boleh untuk jual beli karena memberikan jalan tipu-menipu dalam jual beli. 13 Dalam hadis riwayat At-Thabrani secara jelas digambarkan bahwa pada masa Rasul tersebut telah terjadi akad mudharabah antara para sahabat yaitu Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib menyepakati sebuah perjanjian dengan prinsip mudharabah, dan kemudian Rasul pun membolehkannya. Maka jelaslah bahwa hadis tersebut dapat dijadikan lanclasan syariah. Dalan1 hadis riwayat Ibnu Majah dijelaskan bahwa tiga perkara tersebut, yang dalam ha! ini termasuk qiradh, merupakan hal yang diberkahi Allah. Qiradh memiliki persamaan dengan mudharabah, yaitu pihak pertama memberikan modal usaha kepada pihak kedua untuk mengelolanya. Hanya saja, qiradh adalah istilah bangsa Arab pada zaman dahulu untuk praktek muamalah tersebut, dan biasanya hanya berkisar pada sektor p1erdagangan. Sedangkan mudharabah merupakan istilah fiqh, dan saat ini pada tataran prakteknya sudah sangat luas, tidak hanya berkisar pada sektor perdagangan saja.
13
276
Abu Bakar Muhamad, Te1jemahan Subulussalam. (Surabaya, Penerbit al-Ikhlas, 1995), h.
26
c. Ijma' Para sahabat telah berijma' terhadap legitimasi pengolahan harta anak yatim secara mudharabah. Berdasarkan ayat, hadits dan praktek para sahabat, para ulama fiqh menetapkan bahwa akad mudharabah, apabila telah memenuhi rukun dan syaratnya, maka lrnkumnya boleh. 14 Mudharabah merupakan bentuk ke1ja sama yang secara historisnormatif telah biasa dilakukan oleh bangsa Arab sebelum Islam datang. Mudharabah telah dijalankan oleh Rasulullah sebelum masa kenabiannya. Sebelum menjadi Rasul, beliau melakukan aktivitas mudharabah dengan Khadijah dalam perniagaan antara Makkah dengan Syam. Ketika itu Khadijah menyerahkan modal berupa barang dagangan kepada Rasul, untuk kemudian dipe1jualbelikan. Keuntungan dari hasil usaha kemudian dibagi bersama. Besarnya bagian masing-masing disesuaikan dengan kesepakatan awal, inilah yang disebut dengan bagi hasil. 15 Pada lampiran di akhir penelitian ini akan dicantumkan fatwa DSN MUI tentang Tabungan. d. Qiyas Mudharabah
dapat
dianalogikan
dengan
Al
Musaqah,
yaitu
perkongsian antara pemilik dan pengelola tanah pertanian dengan imbalan
14
Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umun1 (Jakarta: BI dan Tadzkia Institute, 1994) cet. Ke-1, h. 137 15 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi JJukiun Js/a1n, (Jakarta: P1'. Ikhtiar Baru Van I-Ioeve, 1997) h. 1196
27
pembagian hasil panen. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat banyak terdapat orang yang kaya tetapi tidak mampu menggunakan hartanya. Ada juga orang yang memiliki kebun dan tanah pertanian tetapi tidak memiliki keahlian untnuk merawatnya sehingga memerlukan orang lain yang lebih berkompeten untuk mengelola kebun dan tanamannya. 16 3. Rukun dan Syarat Mudharabah 17 Terdapat perbedaan pandangan ulama Hanafiyah dengan jumhur ulama dalam menetapkan rukun akad mudharabah. Ulama Hanafiyah, menyatakan bahwa yang menjadi rukun dalam akad mudharabah hanyalah ijab dan qabul. Jika pemilik modal dengan pengelola telah melafalkan ijab qabul, maka akad itu telah memenuhi rukunnya dan sah. Sedangkan jumhur ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah terdiri atas orang yang berakad, modal, keuntungan, kerja, dan akad; tidak terbatas hanya pada rukun sebagaimana yang dikemukakan ulama hanafiyah. Akan tetapi, ulama Hanafiyah memasukkan rukun-rukun yang disebutkan jumhur ulama itu ke dalarn syarat-syarat akad mudharabah. Sedangkan ayarat-syaratnya adalah sebagai berikut: a.
Yang terkait dengan orang yang melakukan transaksi haruslah orang yang cakap bertindak hukum dan cakap diangkat sebagai wakil, karena pada satu sisi orang yang mengelola modal adalah wakil dru·i pemilik modal. 16
Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Js/ami wa Adillatuhu, (Damaskus Dar al-Fikr, 1997), jilid IV,
17
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah. Jakarta IGava media Pratama. 2000\. cet. I Ii. 177
h. 3927
28
b.
Yang terkait dengan modal, disyaratkan agar modal tersebut berbentuk uang, jelas jumlahnya, tunai, dan diserahkan sepenuhnya pada pengelola. Oleh sebab itu, jika modal tersebut berbentuk barang, para ulama fiqh tidak membolehkan, karena sulit untuk menentukan keuntungannya. Demikian juga halnya dengan utang, tidak boleh dijadikan modal mudharabah. Akan tetapi, jika modal tersebut berupa titipan pemilik modal pada pengelola, maka boleh dijadikan modal mudharabah. Apabila modal tersebut dipegang sebagiannya oleh pemilik modal, dalam artian tidak diserahkan sepenuhnya pada pangelola, menurut ulama Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi'iyah, akad mudharabah tidak sah. Akan tetapi ulama Hanabilah menyatakan boleh saja sebagian modal tersebut berada di tangan pemilik modal, asal tidak menganggu kelancaran usaha tersebut.
c.
Yang
terkait
dengan
keuntungan,
disyaratkan
bahwa
pembagian
keuntungan harus jelas dan bagian masing-masing diambil dari keuntungan usaha tersebut. Apabila pembagian keuntungan tidak jelas, menurut ulama Hanafiyah akad tersebut rusak. Demikian juga halnya apabila pemilik modal mensyaratkan bahwa kerugian ditanggung bersama, menurut ulama Hanafiyah syarat seperti ini batal dan kerugian tetap ditanggung sendiri oleh pemilik modal. 4. Jenis-jenis Mudharabah 18
18
Ah. Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, Jakarta (VIN Press. 2005) cet. l h. 137
29
Dilihat dari segi transaksi yang dilakukan pemilik modal dengan pekerja, para ulama fiqh membagi akad mudharabah pada dua bentuk, yaitu mudharabah muthlaqah, dan mudharabah muqayyadah. Dalam mudharabah mthlaqah, pekerja diberi kebebasan untuk mengelola modal tersebut selama profitable. Sedangkan dalam mudharabah muqayyadah, peke1ja harus mengikuti ketntuanketentuan yang diajukan oleh pemilik modal.
B. Pengertian Nisbah Bagi Hasil Serta Penerapannya
19
Nisbah bagi hasil adalah nilai prosentasi tingkat bagi hasil antara pemilik dana dengan pengelola. Nisbah bagi hasil ditetapkan oleh bank secara berkala. 20 Biasanya porsi untuk pemilik modal lebih besar daripada porsi untuk pengelola. Hal ini karena pada dasarnya pemilik modal yang memiliki usaha tersebut. Kemudian apabila terjadi kerugian yang bukan disebabkan kelalaian pengelola, melainkan karena risiko usaha dan alamiah terjadi dalam dunia usaha tersebut, maka kerugian tersebut sepenulmya menjadi tanggungan pemilik modal. Sehinga wajar jika pada saat mendapatkan keuntungan, pemilik modal mendapat porsi yang lebih besar daripada pengelola. Belum adanya standar pola operasi yang dikeluarkan oleh otoritas moneter menjadikan bank-bank syariah yang pada saat ini sudah beroperasi melakukan adopsi atau menyusun pola operasi secara sendiri-sendiri. Ketidakseragaman pola 19
Untuk contoh penghitungan nisbah dan ekuivalen rate disadur dari internet dengan alamat http://vibiznews.com/l new/articles_financial.php?id= I 05&page=syariah 20
htto://www.svariahmandiri.eo.id/svariah/nertanvaanum111n/tah11110-an<::variahn1llnrliri nhn
30
operasi yang diterapkan yang pada akhirnya akan mempersulit otoritas moneter, pemilik dana serta bank yang bersangkutan melakukan kontrol serta mengukur tingkat kepatuhan dan keberhasilan dari usaha bank-bank tersebut. Berikut contoh cara menghitung bagi hasil pada bank syari'ah:
I.
Menghitung saldo rata-rata dari sumber dana bank. a.
Giro Wadiah 21
: Rp. 60.000
b.
Tabungan Mudharabah (45:55)
: Rp. 150.000
c.
Deposito Mudharabah 1 bulan (65:35)
: Rp. 50.000
d.
Deposito Mudharabah 3 bulan (66:34)
: Rp. 40.000
e.
Deposito Mudharabah 6 bulan (66:34)
: Rp. 175.000
f.
Deposito Mudharabah 12 bulan (67:33)
: Rp. 75.000
Total Sumber Dana
: Rp. 550.000
Menghitung rata-rata pelemparan dana yang dilakukan oleh bank dalam sebulan, kemudian menghitung jumlah total pelemparan dana baik dalam bentuk pembiayaan bagi hasil,jual beli maupun SBPU. 22 Jumlah posisi rata-rata pelemparan dana dari hasil perhitungan diatas adalah : I.
Pembiayaan
: Rp. 480.000
2.
SBPU
: Rp. I 00.000
Menghitung jumlah pendapatan yang akan dibagikan kepada nasabah, dengan menghitungjumlah dari :
21
Pada kasus ini bonus \Vadiah tidak din1asukkan dalam pendapatan bagi hasi1
" SBPU meruoakan sinakatan dari Surat Berhama Pasar llana
31
I.
Pendapatan Pembiayaan
: Rp. 8.000
2.
Pendapatan SBPU
: Rp. 2.000
Dalam menghitung jumlah pendapatan yang akan dibagikan kepada nasabah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1.
Membandingkan antara Total Aktiva Produktif dengan Total Dana Pihak lll, dalam hal ini Total Aktiva Produktif >Total Dana Pihak Ill. Total dana Pihak lII Rp. 550.000 semua digunakan sebagai sumber dana aktiva produktif. Dengan rincian Rp. 480.000 dialokasikan kedalam pembiayaan dan Rp. 70.000 kedalam SBPU
2.
Menghitung porsi pendapatan yang dibagikan dari masing-masing jenis aktiva produktif berdasarkan alokasi sumber dana diatas. Pembiayaan
: (480.000/480.000) x 8.000 = 8.000
SBPU
: (70.000/] 00.000) x 2.000
Jumlah total pendapatan di bagikan
=
1.400 + 9.400
Perhitungan bagi hasil nasabah a.
Menghitungjumlah pendapatan dibagikan untuk masing-masing dana 1) Tabungan
: (150.000/550.000)
x 9.400 = 2.564
2) Deposito 1 bulan
: (50.000/550.000)
x 9.400 = 855
3) Deposito 3 bulan
: (40.000/550.000)
x 9.400 = 684
4) Deposito 6 bulan
: (175.000/550.000)
x 9.400 = 2.991
5) Deposito 12 bulan
: (75.000/550.000)
x 9.400 = 1.282
32
b.
Menghitung pendapatan bagi hasil yang akan dibayarkan kepada masingmasing jenis dana sesuai dengan kesepakatan nisbah Tabungan
: 45/100
x 2.564 = l.154
2) Deposito 1 bulan
: 65/100
x 855
= 556
3) Deposito 3 bulan
: 661100
x 684
= 451
4) Deposito 6 bulan
: 66/100
x 2.991 = 1.974
5) Deposito 12 bulan
: 671100
x l .282 = 859
I)
Pada umumnya bank syariah dalam perhitungan bagi hasilnya menggunakan sistem bobot pada setiap dana investasi, dengan mengalikan prosentase bobot tersebut dengan saldo rata-rata. Semakin Jabil investasi tersebut semakin kecil bobot yang dikenakan, dan semakin stabil investasi maka semakin besar bobot yang dikenakan pada investasi tersebut, ha! ini diterapkan sebagai bentuk dari pengamanan risiko pada setiap dana invesatasi. Bobot akan mempengaruhi besarnya bagi hasil yang akan didistribusikan sehingga akan berdampak pada bagi hasil yang akan diterima oleh pemilik dana. Hal ini dapat dilihat dari contoh perhitungan sistem revenue sharing yang menggunakan bobot pada tabel diatas.
C. Ekuivalen Rate l. Pengertian Ekuivalen Rate Ekuivalen rate adalah tingkat pengembalian alas investasi yang telah
ditanamkan. Ekuivalen rate ini perannva sama dengan bunga oada bank
33
konvensional, yaitu memberi gambaran seberapa besar tingkat pengembalian atas investasi yang ditanam. Bedanya, bunga langsung diperjanjikan di awal kontrak sebelum investasi be1jalan. Sedangkan ekuivalen rate dihitung oleh yang dijalankan memberikan pihak bank setiap akhir bulan setelah Iifi;estasi ·. hasil. Jadi nasabah ·dapat melihat berJpa ekuivalen rate bank bulan yang lalu untuk memberikan perkiraan berapa ekuivalen rate bank pada bulan be1jalan. Dalam penerapannya, tidak boleh menyamakan bagi hasil dengan ekuivalen rate, kecuali ekuivalen rate tersebut merupakan hasil di masa lalu. Jadi misalnya kalau pada suatu bank menyatakan bahwa bagi hasil bulan kemarin setara dengan 8,3%, tetap saja tidak bisa menentukan berapa besaran bagi hasil pada bulan yang akan datang. Jika nisbah bagi hasil misalnya 60:40, hasil dari bagi hasil di masa datang
kemungkinan bisa
kurang atau bisa lebih dari 8,3%, semuanya tergantung dari pendapatan bank. Hal seperti di atas merupakan praktek yang umum di bank syariah di Indonesia. Penyebutan ekuivalen rate hanya untuk mempermudah nasabah dalam memperkirakan bagi hasil saja, dan bukan memastikan bagi hasilnya. Kalau ekuivalen rate sama dengan bagi hasil di masa yang akan datang, berarti bagi hasil tersebut sudah dipastikan di awal, hal tersebut berarti riba. Pada bank konvensional, bunga memiliki hubungan yang erat dengan penghimpunan tabungan.
Hal
ini
dikarenakan
nasabah
pada bank
konvensional cenderung meniadikan bunga sebagai faktor utama dalam
35
dalam mendapatkan keuntungan pada setiap investasinya. Nasabah juga dapat menaksir dan memperkirakan berapa besaran ekuivalen rate yang akan datang dengan melihat ekuivalen rate yang lalu. Karena biasanya dalam kondisi perekonomian yang stabil, pergerakan ekuivalen rate dari bulan ke bulan hanya berkisar pada no!, sampai satu persen saja. Hal ini dikarenakan pada kondisi ekonomi yang stabil, prediksi-prediksi perekonomian dapat ditentukan dengan akurat. Dalam artian tidak ada hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran perputaran sendi perekonomian. Sehingga apabila suatu usaha berjalan pada suatu kondisi. perekonomian yang stabil, maka hasil usah.a tersebut juga akan stabil, tidak terjadi fluktuasi yang ekstrim.
BAB III GAMBARAN BTN SYARIAH CABANG JAKARTA
A. Sejarah BTN Syariah Dalam prakteknya ternyata bank syariah bukan hanya diminati oleh kalangan muslim, tetapi juga dimanfaatkan oleh kalangan non-muslim, baik kapasitasnya sebagai nasabah, karyawan maupun pemilik. Hal ini menunjukan bahwa bank syariah merupakan bank yang universal dan tidak semata-mata dimanfaatkan atas pertimbangan agama, tetapi juga pertimbangan ekonomis dan manfaatnya. Untuk mengantisipasi kecenderungan tersebut, maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) pada Rapat Um um Pemegang Saham tanggal 16 Januari telah menetapkan untuk membuka Unit Usaha Syariah pada tahun 2004 dan perubahan Anggaran Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 oktober 2004 oleh Emi Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya divisi syariah berdasarkan Ketetapan Direksi No 14/DIR/DSYA/2004 tanggal 4 November 2004. BTN mendapat izin prinsip operasional Unit Usaha Syariah dari Bank Indonesia melalui surat BI No. 6/1350/DPbs tanggal 15 Desember 2004. Selanjutnya Bank BTN Unit Usaha Syariah disebut "BTN Syariah" dengan motto "Maju dan Sejahtera Bersama" 1•
1
Bank Tabungan Negara. laporon Tahunan Annual Revort. (Jakarta. 2006). h. 85
37
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Unit Usaha Syariah didampingi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertindak sebagai pengawas, penasehat dan pemberi saran kepada Direksi, Pimpinan Divisi Syariah dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip Syariah. Dewan Pengawas Syariah adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) pada bank. Dewan Pengawas Syariah Bank BTN terdiri dari 2 : l. Ors. H Ahmad Nazri Adlani
Ketua DPS
2. Drs. H Mohammad Hidayat, MBA, MBL
Anggota DPS
3. Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, AAIJ, FI!S, CPLHl,ACS
AnggotaDPS
Pada tahun 2006, Bank BTN telah mengoperasikan 9 (sembilan) Kantor Cabang Syariah dan 27 (dua puluh tujuh) Kantor Layanan Syariah (Office Chenneling)
pada
kantor-kantor
cabang
dan
kantor cabang
pembantu
konvensional. Kantor Cabang Syariah tersebar di Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Malang, Medan dan Batam 3 • BTN Syariah berhasil mendapatkan beberapa penghargaan baik untuk kinerja, tahun 2005 maupun pencapaian kinerja tahun 2006 yaitu 4 : I. The Best Customer Service and Teller dari Karim Businee Consulting 2005. 2. The Most Growing Earning Asset Market Share Unit Usaha Shariah untuk kelompok asset> l 00 milyar rupiah tahun 2006. 2 3 4
Ibid,. h. 85 Ibid., h. 86
Ibid ., h.86
38
3. The Best Sharia Unit (Overall) peringkat ke 2 Unit Usaha Syariah untuk kelompok asset> 100 milyar rupiah tahun 2006. 4. Sharia Acceleration Award 2007 sebagai Best Outlet Productivity (Bank lndonesia) tahun 2007.
B. Produk BTN Syariah Produk BTN Syariah cukup beragam untuk memenuhi kebutuhan keluarga nasabah namun tetap fokus pada pembiayaan perumahan (diantaranya: KPR BTN Syariah dan Multiguna BTN Syariah untuk Kendaraan Bermotor). BTN Syariah memiliki produk-produk yang tentu saja berbeda dengan produk BTN konvensional. Produk-produk tersebut antara lain: 1. Prociuk Penghimpunan Dana a. Tabungan Batara Mudharabah Tabungan Batara Mudharabah adalah tabungan yang bersifat investasi yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu dengan imbalan yang disyaratkan dan disepakati dalam bentuk nisbah yang tertuang dalam akad pembukaan rekening. b. Tabungan Batara Wadiah Tabungan Batara Wadiah adalah tabungan yang bersifat simpanan yang bisa diambil kapan saja, tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian ( 'athaya) bonus yang bersifat sukarela,
40
b. Pembiayaan Multiguna BTN Syariah (Murabahah) Pembiayaan Multiguna BTN Syariah peruntukan adalah untuk membiayai nasabah yang akan membeli kendaraan bermotor untuk dimiliki dan dipergunakan sendiri. c. Pembiayaan Musyarakah BTN Syariah Pembiayaan musyarakah BTN Syariah adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada pengembang atau developer berbentuk Perseroan Terbatas, Koperasi, CV, atau perorangan, untuk membantu modal kerja pengembang dalam pendanaan pembangunan proyek perumahan yang meliputi rumah atau bangunan berikut sarana dan prasarananya. d. Pembiayaan Mudharabah modal Kerja BTN Syariah Pembiayaan Mudharabah modal kerja BTN Syariah adalah penyediaan dana oleh bank (shahibul maal) untuk memenuhi kebutuhan modal kerja nasabah (mudharib) berbentuk PT, CV, Koperasi, BUMN, Swasta, BMT, BPRS. e. Pembiayaan KPR indensya BTN Syariah Pembiayaan kepemilikan rumah inden syariah adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan rumah yang diberikan bank kepada nasabah untuk membeli tanah atau rumah dari pengembang dengan kondisi rumah belum terbangun atau sedang dalam tahap pembangunan berdasarkan pesanan sesuai dengan prinsip Jstishna.
41
3. Produk Jasa a. Real Time Gross Settlement Real Time Gross Settlement adalah sistem transfer dana on line dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan per transaksi secara individual. b. Kiriman Uang Kiriman Uang adalah fasilitas jasa pelayanan BTN Syariah untuk pengiriman uang dalam bentuk rupiah yang ditujukan kepada pihak lain di suatu tempat (dalam negeri) dengan menggunakan sarana Sistem Kl iring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). c. Penerimaan Biaya Pe1jalanan lbadah Haji Penerimaan
Biaya
Perjalanan
lbadah
Haji
BTN
Syariah
memberikan kepastian keberangkatan Ibadah Haji berkat system online dan SISKOHAT. d. Inkaso Inkaso adalah jasa pelayanan BTN Syariah untuk melakukan penagihan kepada pihak ketiga atas inkaso tanpa dokumen di tempat lain di dalam negeri.
42
C. Informasi Keuangan 1. Neraca Gutaan rupiah) Pos-Pos
No
Per Desember 2007
, _--· Aktiva
"
1
Kas
2
Giro Bank Indonesia
3
Sertifikat Wadi ah Bank Indonesia
4
Penempatan Pada Bank Lain
5
PPA-Penempatan Pada Bank Lain
6
Surat Berharga yang Dimiliki
7
PP A-Surat Berharga yang Dimiliki
8
Piutang Murabahah
9
PPA-Piutang Murabahah
IO
Piutang lstishna
11
PPA-Piutang Istishna
12
Piutang Lainnya
-
13
PPA-Piutang Lainnya
-
!4
Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah
146.547
15
PPA-Pembiayaan
(l .470)
16
Pendapatan yang Masih Akan Diterima
6.877 32.355
56.099 ..
(564) 142.407 "
(1.424) 399.519 (4.624) 876 (9)
"
5.079
46
546,9 miliar. Naik sebesar 112 % dibandingkan tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 256,8 miliar. Total pembiayaan tersebut dibagi dalam tiga pos, yaitu murabahah,
istishna,
serta
mudharabah-musyarakah.
Pada
tahun
2007
pembiayaan murabahah tercatat sebesar Rp. 399,5 miliar, naik sebesar 69% dari tahun 2006 yang tercatat sebesar Rp. 236 miliar. Untuk pembiayaan mudharabah-musyarakah pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp. 146,5 miliar, naik sebesar 603% dari pembiayaan tahun sebelumnya sebesar Rp. 20,8 miliar. Sedangkan untuk pembiayaan istihna baru diluncurkan pada tahun 2007 sebesar Rp. 876 juta. Sejalan dengan peningkatan penghimpunan dana dan pembiayaan yang diberikan maka FDR (financing to deposit ratio) tahun 2007 tercatat sebesar 99%. Turun sebesar 69% dari tahun sebelumnya yang
m•~ncapai
168%. FDR
yang mencapai 168% tentu tidak sehat, karena modal bank terlalu banyak tersedot ke pembiayaan, jauh melebihi dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun. Namun ha! tersebut masih dapat ditoleransi mengingat pada tahun 2006, BTN syariah masih satu tahun beijalan, sehingga dalam menyalurkan pembiayaan jauh melebihi DPK untuk mengejar tingkat pengembalian yang tinggi. Namun pada tahun berikutnya, ha! tersebut sudah terkoreksi dimana FDR tercatat dalam posisi yang ideal, yaitu 99%. lni berarti hampir seluruh dana yang berhasil dihimpun dapat disalurkan kembali pada sektor pembiayaan. Sedangkan NPF (non peiforming financing) tercatat sebesar 0, 78% pada akhir tahun 2007. Suatu pencapaian prestasi yang sangat baik.
47
Dari sisi profitabilitas, ROA (return on asset) BTN Syariah tercatat sebesar 0,4% pada akhir tahun 2007. Tidak berubah dari tahun sebelumnya yang juga mencatat ROA sebesar 0,4%. Dalam pasar keuangan syaria'h, BTN syariah tidak menempatkan dananya sama sekali pada SWBI (Smtifikat Wadiah Bank Indonesia) sampai akhir tahun 2007. BTN Syariah menempatkan dananya pada Bank Indonesia dalam bentuk giro sebesar Rp. 32,3 miliar. Naik sebesar 66% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp. 19,4 miliar. Sedangkan untuk kepemilikan surat berharga, BTN Syariah mencatat sebesar Rp. I 05,6 miliar pada tahun 2006 yang kemudian meningkat sebesar 34% pada tahun berikutnya menjadi Rp. 142,4%. Namun hingga akhir 2007 lalu, BTN Syariah msih belum menerbitkan obligasi syariah.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. Analisis Deskriptif Data-data yang diperlukan dalam analisis ini didapat dari laporan distribusi bagi hasil BTN Syariah Cabang Jakmia yang dimulai dari Januari 2006 sampai Maret 2008. Dari hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 11.5 dapat dijelaskan mengenai variabel··Variabel yang terdapat pada model regresi sederhana dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. I. Ekuivalen Rate Yang dimaksud ekuivalen rate adalah persentase tingkat pengembalian yang diberikan oleh bank pada nasabah pada setiap akhir periode, dalam hal ini pada setiap akhir bulan. Ekuivalen rate BTN Syariah Cabang Jakmia cenderung fluktuatif pada periode Januari 2006 sampai Maret 2008, seperti yang tertera pada tabel di bawah ini: Bulan Januari (2006) Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
Ekuivalen Rate(%) 6,8 6,2 6,2 6,2 6,9 6,9 7,0 7,0 6,5 6,2 . 6, 1 ·-
49
Desember 6,2 2007 Januari 5,8 6,1 Februari Maret 6,3 April 6,3 ·Mei 7,2 ·-Juni 6,5 Juli 5,5 Agustus 6,5 ·September 6,4 Oktober 6,3 November 6,0 Desember 6,5 2008 Januari 5,7 6,0 Februari Maret 6,0 Tabel 1.1 Daftar Ekuivalen Rate Sumber: Tabel Distribusi Bagi Hasil BTN Syariah 2. Tabungan Mudharabah Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah adalah jumlah saldo rata-rata tabungan mudharabah dengan nama produk Tabungan Batara Mudharabah yang dihitung secara bulanan. Saldo rata-rata Tabungan Batara Mudharabah cenderung mengalami peningkatan dalam periode Januari 2006 sampai dengan Maret 2008. Berikut ditampilkan tabel Tabungan Batara Mudharabah. Bulan Januari (2006) Februari Maret April Mei Juni
Juli
Tabungan Batara Mudharabah (Rp) 1.443.000.000 1.555.000.000 I. 730.000.000 1.793.000.000 2.086.000.000 2.771.000.000
2.324.000.000
50
Agustus 2.600.000.000 September 2.695.000.000 Oktober 2.926.000.000 4.240.000.000 November Desember 4.702.000.000 4.223.000.000 2007 Januari Februari 5. l 79.000.000 Maret 5. l 70.000.000 April 5.240.000.000 Mei 6.552.000.000 Juni 7.400.000.000 Juli 7.536.000.000 Agustus 8.048.000.000 September 8.323.000.000 8.261.000.000 Oktober November 8.534.000.000 Desember 8.423.000.000 8.443.000.000 2008 Januari Februari 9.695.000.000 Maret 9.491.000.000 Tabel 1.2. Daftar Tabungan Mudharabah Sumber: Tabel Distribusi Bagi Hasil BTN Syariah Dalam penelitian ini, pasangan data antara variabel x dan y tidak sesuai dengan urutan bulan. Ekuivalen rate pada bulan Januari 2006 berpasangan dengan tabungan mudharabah pada bulan Februari 2006. Sedangkan ekuivalen rate pada bulan Februari 2006 akan berpasangan dengan tabungan mudharabah pada bulan Maret 2006, begitu seterusnya. Hal ini dikarenakan ekuivalen rate dihitung setiap akhir bulan, sehingga akan diberitahukan pada nasabah pada bulan bcrikutnya. Sehingga penghimpunan tabungan mudharabah pada bulan betjalan dipengaruhi
51
oleh ekuivalen rate pada bulan sebelumnya. Pada akhirnya data yang terkumpul berjumlah 26 buah.
B. Uji Linier Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi berbentuk linear atau tidak. Berdasarkan hasil uji linearitas yang dilakukan rnelalui program SPSS versi 11.5, melalui diagram pencar (scatter plot) dengan sub menu Curve
Estimation diperoleh hasil sebagai berikut : Uji linearitas antara ekuivalen rate dengan tabungan mudharabah :
Saldo Rata-rata Tabungan Batara Mudharal
8000000000
6000000000
4000000000
2000000000 Observed o+-~~~~~~~~~~~~~~ 5.0 6.0 6.5 5.5 7.0
Ekuivalen Rate
Gambar 2.1. GrafiJ( Linieritas
0
7.5
Linear
52
Dari gambar di atas, menunjukkan hubungan antara variable lndependen (Ekuivalen Rate) dengan variabel dependennya (Saldo rata-rata Tabungan Mudharabah) berbanding terbalik. Sehingga ha! tersebut mengakibatkan semakin meningkat nilai ekuivalen rate maka semakin kecil saldo rata-rata tabungan mudhrabah. Hal ini bisa dilihat dengan memperhatikan garis Observed (warna hijau) mengikuti arah garis Linear (warna merah). Walaupun pergerakan antar titik-titik data sangat jauh fluktuasinya, namun tetap mengikuti arah pergerakan garis linier.
C. Uji Normalitas Analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kesesuaian (goodness of fit). Dalam ha! ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel (observasii) dengan distribusi teoritis te1tentu. Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis). Berikut adalah hipotesisnya : Ho: F(x)
=
F0 (x), dengan F(x) adalah fungsi distribusi frekuensi hasil pengamatan,
dan F0(x) adalah distribusi frekuensi harapan (teoritis) dalam mtian populasi berdistribusi normal. H 1: F(x) i: Fo(x) atau
distribusi populasi tidak normal
53
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a= 0,05 : Jika probabilitas > 0,05 , maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05, maka H 1 ditolak
Saldo Rata-rata Tabungan Batara Mudharabah 1--~~~~~~~-1-~~~~-"'~~='-~· Asymp. Sig. (2-tailed) 0.523
Ekuivalen Rate 0.718
Tabel 3.1. Uji Kolmogorov-Smirnov I. Uji Normalitas saldo tabungan mudharabah :
Hasil uji nonnalitas pada data tabungan mudharabah, berdasarkan uji kolmogorov-Smirnov diperoleh angka probabilitas sebesar 0.523 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % atau (0.0.5), maka diketahui nilai probabilitas 0.523 lebih besar dari 0.05, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi 1101mal. Berikut ini adalah gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS versi 11.5
54
Normal Q-Q Plot of Saldo Rata-rata Tabun 12000000000
----------------~
10000000000
8000000000
6000000000
-ro > -ro
4000000000
=>
§ 0 z
D
2000000000
"
0
-0
2
":i:_x
LU
11?
0
0
-2000000000 -2000000000 0
2000000000 6000000000 10000000000 4000000000 8000000000 12000000000
Observed Value
Gambar 3.1. Grafik Sebaran Data Tabungan Mudharabah 2. Uji Normalitas Ekuivalen Rate Sementara hasil uji normalitas data pada UJI
ekuival,~n
rate, berdasarkan
kolmogorov-Smirnov diperoleh angka probabilitas sebesar 0.718
dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5 % atau (0.05), maka diketahui nilai probabilitas 0. 718 juga lebih besar dari 0.05, maka
H0
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar diagram Q-Q plot keluaran SPSS versi 11.5
55
Normal Q-Q Plot of Ekuivalen Rate 7.5~----------------~
n
7.0
c n n
"' ~
~
n
6.5
n. n
m
E 0 z
"fl "'a.x w
n D
6.0 0
n D
5.5
n
5.0
5.5
6.5
6.0
7.0
7.5
Observed Value
Gambar 3.2. Grafik Sebaran Data Ekuivalen Rate
D. Uji Hipotesis Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian
m1,
menggunakan
run1lls
korelasi
Product Moment.
Dalam
penghitungannya, menggunakan program SPSS versi 11.5. Adapun hasil uji hipotesis yang didapatkan malrn diperoleh nilai koefisien korelasi antara tabungan mudharabah dengan ekuivalen rate adalah -0.387 korelasi tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini :
56
Correlations Saldo Rata-rata Tabungan Batara Mudharabah Samo Rata:rata T abungan Batara Mudharabah Ekuivalen Rate
1-'earson Correlation
1
-.387 .051
26
26
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ekuivalen Rate
-.387 .051 26
26
Tabel 4.1 Product moment
Berdasarkan table di atas dapat diketahui nilai korelasi sebesar -0.387, hal ini menunjukkan adanya korelasi (hubungan) yang rendah antara Tabungan Mudharabah dengan ekuivalen rate. Angka koefisien korelasi bertanda negatif (-) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding terbalik, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh penurunan variabel lain, sehingga semakin tinggi ekuivalen rate akan membuat tabungan mudharabah menurun. Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis : Ho
: Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
H1
: Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) : Jika Probabilitas > 0.05, maka Ho diterima
57
Jika Probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak. Pada bagian output (kolom Sig. (2-tailed)), untuk korelasi variabel Tabungan Mudharabah dengan ekuivalen rate didapat angka probabilitas sebesar 0.051 atau probabilitas di atas 0.05 (0.051 > 0.05). Dengan demikian
Ho diterima atau hal ini berarti bahwa memang ada hubungan
antara
Tabungan Mudharabah dengan Ekuivalen rate namun hubungan tersebut tidak signifikan.
E. Analisis Regresi Serta Pengujian Signifikansi Kostanta dan Koefisien Regresi Dari histogram secara umum batang berada dibawah kurva normal dan dari gambar P-P plot of regression standardized residual dapal terlihat bahwa sebaran data regresi antara tabungan mudharabah dengan aspek Ekuivalen Rate berada disekitar garis regresi yang mengarah ke kanan sehingga data tersebut berdistribusi normal.
58
Histogram Dependent Variable: Saldo Rata-rata Tabungan I
6
4
»
g
2
Std. Dev= .98
(J)
:::>
Mean= 0.00
0(J)
LI:
N = 26.00
0
-1.50 -1.00 -.50 0.00 .50 1.00 1.50 -1.25 -.75 -.25 .25 .75 1.25
Regression Standardized Residual
Grafik 5.1. Histogram Sebaran Data Regresi Dua Yariabel
Normal P-P Plot of Regression Standardized Resi1 Dependent Variable: Saldo Rata-rata Tabungan B ~------------~
1,00
75
n
e
50
a.
E 0 0
l .....
0.00
+ ' - -25- - - - 50- - - - -75
000
Observed Cum Prob
Grafik 5.2. Grafik Sebaran Data Dua Variabel
1.00
59
Coefficients(a)
I Stand·ardized Unstandardized
Model
1
(Constant) Ekuivalen Rate
Coeffici~nts
B
Std. Error
21551260372.085 -2543392436.021
7880954307.429 1237004676.533
I Coeffi cients
t -·-- __§jQ_
Beta
2.735 387
I -2.056
J
.012 .051
a Dependent Variable: Saldo Rata-rata Tabungan Batara Mudharabah
Tabel 5.1 Regresi Pada output m1, dikemukakan nilai koefisien dan konstanta dari persamaan regres1. Dalam kasus ini, persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah : Y =a+ bx dimana: Y = Tabungan mudharabah
X = Ekuivalen rate
a = Konstanta b = Koefisien regresi Dari hasil pengolahan didapatkan model persamaan regresi :
y=
21551260372,085 - 2543392436,021
x
Dari model regresi di alas dapat dijabarkan sebagai berikut : I.
Nilai Konstanta sebesar 21551260372.085 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai Ekuivalen rate, maka besarnya tabungan mudharabah adalah sebesar Rp. 21.551.260.372,-
2.
Nilai Koefisien regresi X (Ekuivalen rate) sebesar - 2543392436,021 menyatakan bahwa setiap penambahan l dari Ekuivalcn rate, karena nilai
60
koefisien bertanda negatif (-) maka nilai Y (tabungan mudharabah) akan berkurang sebesar Rp. 2.543.392.436,Dari persamaan regresi yang didapatkan, akan dilakukan pengujian apakah nilai konstanta dan koefisien memberikan pengarnh yang signifikan atau tidak terhadap nilai Y. Pengujian ini bisa dilakukan dengan dua metode, yang pertama dengan uji t yaitu membandingkan nilai t1iitung dengan tiabel dan yang kedua dengan uji signifikansi. Berikut adalah pengujiannya : a. Menguji signifiknasi konstanta (a) pada model regresi : Berikut adalah hipotesis yang diajukan :
Ho: a= 0 (konstanta a tidak signifikan) H 1 : a f- 0 (konstanta a signifikan) Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode: 1)
Berdasarkan perbandingan nilai t1iitung dengan ttabel di mana µ1=µ2 Jika lthitungl > tiabeb maka Ho ditolak Jika Jt1iitungl < ttabcb maka Ho diterima Terlihat bahwa t1iitung untuk konstanta a adalah 2. 735, Sedang tiabel bisa didapat pada tabel t-test, dengan u = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabeb nilai u dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 24 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 26-2=24). Didapat ttabel adalah 2.06.
61
Oleh karena thilung > t1abcb (2. 735 > 2.06), maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa kostanta a berpengaruh signifikan terhadap saldo rata-rata tabungan mudharabah. 2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan a= 0,05 : Jika probabilitas > 0,05 , malrn Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 , maka Ho ditolak Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah 0.012 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.012 < 0.05).
D'~ngan
demikian Ho
ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu kostanta a berpengaruh signifikan terhadap tabungan mudharabah. b. Menguji signifiknasi koefisien b (Ekuivalen rate) pada model Regresi. Berikut adalah hipotesis yang diajukan : Ho : a= 0 (koefisien b (Ekuivalen rate tidak signifikan) H 1 : a f. 0 (koefisien b (Ekuivalen rate signifikan) Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode: I)
Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ltabel di mana µ1=µ2 Jika lthitungl > t1abcb maka Ho ditolak Jika lthitunsl < ltabeb maka Ho diterima Terlihat bahwa lhitung untuk koefisien Ekuivalen rate adalah -2,056 dimutlakkan menjadi 2,056. Sedang l1abel bisa dihitung pada tabel t-test,
dengan a = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, lcetika mencari
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Hadis Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Qizwini, Sunan lbn .Mqjah, vol. II, Beirut: Daar al-Fikr, t.th Abu al-Qasim Sulaiman ibn Ahmad al-Thabrani, al-Mu 'jam al-Ausath, vol. I, Kairo: Daar al-Haramain, t.th Abu Bakr Ahmad ibn al-Husain ibn Ali ibn Musa al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-
Kubra, vol. VI, Makkah: Maktabah al-Baaz, 1414 H/1994 M Antonio, Muhammad Syafi'i, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, 200 l Arifin, Zainal Ors, MBA. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah edisi revisi. Jakarta: Alvabeta, 2006. Bank Tabungan Negara, Laporan Tahunan Annual Report, Jakarta: 2006 Djalal, Nachrowi, Penggunaan Teknik Ekonometri; Pendekatan Populer dan Prak/is, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2002 DSN, MUI dan BI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional untuk LKS, DSN, MUI dan BI, Jakarta, 200 I Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988
69
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, Kencana, Jakaita, 2004 Hakim, Abdul, Statistik Induktif; Untuk Ekonomi dan Bisnis, Penerbit Ekonisia, Jakaita: 2002 Haroen, Nasroen, Fiqh Muamalah, Jakarta, Gaya Media Pratama, 2000. Karim, Adiwarman, Bank Islam; Analisis Fiqh dan Keuangan, Rajawali Press, Jakarta: 2005 Karnaen Parwataadmadja dan Syafi'I Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Jakarta, 1999 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo Persada, .Jakarta: 2001 Lathif, Azharuddin, Fiqh Muamalat, UIN Jakaita Press, Jakarta 2005 Mauludi, Ali, Statistika L PT. Prima Heza Lestari, Jakmta: 2006 Muhamad, Abu Bakar, Te1jemahan Subulussalam, Penerbit al-lkhlas, Surabaya: 1995 Nurgiantoro, Burhan, Statistik Terapan, GadjahMada University Press, Yogyakarta: 2004 Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah; Pesan. Kesan dan Keserasian Al-Quran, Penerbit Lentera Hati, Jakarta 2006 Sinungan, Muchdarsyah, Manajemen Dana Bank. Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Sofiiniyah Gufron, Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah: Sistem dan
Mekanisme Pengawasan Syariah, Renaisan, Jakarta, 2005
70
Sugiyono, Dr., Prof.. , Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta, Cet. Ke-2, Mei 2007 Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait
(BAMUI dan Takafi1l Indonesia), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1997 Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Rajawali Press, Jakarta, 2002. Sjahdeni, Sutan Remi, Perbankan Islam, dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta: 1999 Tim Pengembangan Perbankan Syariah lnstitut Bankir Indonesia, Bank Syariah:
Konsep, Produk dan Implementasi Operasional, Djambatan, Jakarta, 2003 Umar, Ors. Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,
Rajawali
Press, Jakarta, 2004 Warson, Ahmad Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia, Unit Pengadaan Buku
Ilmiah
Keagamaan
Pondok
Pesantren
Al-Munawir Karapyak,
Yogyakarta: 1984 Widayat, Riset Bisnis, Penerbit Graha llmu, Yogyakarta: 2002
LAMPIRAN
t-tabel df\p
0.40
0.25
0.10
0.05
0.025
0.01
0.0005
1
0.324920 1.000000 3.077684 6.313752
2
0.288675 0.816497
1.885618
2.919986 4.30265
6.96456
9.92484
31.5991
3
0.276671
1.637744
2.353363 3.18245
4.54070
5.84091
12.9240
4
0.270722 0.740697
2.77645
3.74695
4.60409
8.6103
5
0.267181 0.726687 1.475884 2.015048 2.57058
3.36493
4.03214
6.8688
6
0.264835 0.717558
1.439756 1.943180
2.44691
3.14267
3.70743
5.9588
7
0.263167 0.711142
1.414924 1.894579
2.36462
2.99795
3.49948
5.4079
8
0.261921 0. 706387
1.396815 1.859548 2.30600
2.89646
3..35539
5.0413
9
0.260955
0.702722
1.383029 1.833113
2.26216
2.82144
3.24984
4. 7809
10
0.260185
0.699812 1.372184 1.812461
2.22814
2.76377
3.16927
4.5869
11
0.259556 0.697445
1.363430
1.795885
2.20099
2.71808
3.10581
4.4370
12
0.259033
0.695483
1.356217
1.782288
2.17881
2.68100
3.05454
4.3178
13
0.258591
0.693829 1.350171 1.770933
2.16037
2.65031
3.01228
4.2208
14
0.258213 0.692417
1.345030 1.761310 2.14479
2.62449
2.97684
4.1405
15
0.257885 0.691197
1.340606 1.753050 2.13145
2.60248
2.94671
4.0728
16
0.257599 0.690132
1.336757
1.745884 2.11991
2.58349
2.92078
4.0150
17
0.257347 0.689195
1.333379
1.739607
2.10982
2.56693
2.89823
3.9651
18
0.257123
0.688364
1.330391 1.734064
2.10092
2.55238
2.87844
3.9216
19
0.256923
0.687621
1.327728 1. 729133
2.09302
2.53948
2.86093
3.8834
20
0.256743
0.686954 1.325341
2.08596
2.52798
2.84534
3.8495
0.764892
1.533206 2.131847
1.724718
12.70620 31.82052
0.005
63.65674 636.6192
72
21
0.256580 0.686352
1.323188 1.720743
2.07961
2.51765
2.83136
3.8193
22
0.256432 0.685805
1.321237 1.717144 2.07387
2.50832
2.81876
3.7921
23
0.256297 0.685306
1.319460 1.713872
2.06866
2.49987
2.80734
3.7676
24
0.256173 0.684850
1.317836 1.710882 2.06390
2.49216
2.79694
3.7454
25
0.256060 0.684430
1.316345
2.05954
2.48511
2.78744
3.7251
26
0.255955 0.684043
1.314972 1.705618 2.05553
2.47863
2.77871
3.7066
27
0.255858 0.683685
1.313703
1.703288
2.05183
2.47266
2.77068
3.6896
28
0.255768 0.683353 1.312527 1.701131
2.04841
2.46714
2.76326
3.6739
29
0.255684 0.683044 1.311434 1.699127
2.04523
2.46202
2. 75639
3.6594
30
0.255605
2.04227
2.45726
2. 75000
3.6460
inf
0.253347 0.674490
1.644854 1.95996
2.32635
2.57583
3.2905
0.682756 1.310415
1.281552
1.708141
1.697261
F Tabel u= 5% df
2/ df l
1
2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
W
~
B
B
B
B
M M
M M M
M 3
3
3
3
3
9. 50
21 5. 70
ll
1. 44
0. 16
3. 98
6. 76
8. 88
3. 90
ll
v
w
~
8. 01 31
9. 05 18
0. 09 51
1. 14 32
2. 19
oo n
0. 54 E
1. 88
n
4. 58 32
~
3. 25 3
4. 31 44
18 .5 12 8
W
W
W
W
W
~
W
~
W
~
B
B
~
B
W
B
B
B
.0 00 0
.1 64 3
.2 46 8
.2 96
.3 53 2
.3 71 0
.3 84 8
.3 95 9
.4 12 5
.4 29 1
.4 45 8
.4 54
.4 70 7
.4 79 1
87
1
.4 62 4
.4
4
.3 29 5
4
.4 95 7
9. 55 21
9. 27 66
9. 11 72
9. 01 35
8. 94 06
8. 88 67
&
8.
&
&
&
8.
&
&
&
&
8.
&
84 52
81 23
78 55
74 46
70 29
66 02
63 85
61 66
59 44
57 20
54 94
52 64
10 3
.l
2
~
w w u
5. 94
73
4
5
6
7.
6.
6.
6.
6.
6.
6.
5.
M
M g
D
3
ffi
®
W
~
5. %
86
43
14
82
61
31
42
10
88
44
6. 60
5. 78
5. 40
5. 19
5. 05
4. 95
4. 81
4. 77
~
fil
~
n re re
4. 87 59
u
3
5. % 74
5.
4.
~
M
~
33
71
53 37
5. 7
8
9
1 0
1 1
4.
6.
4.
4. 12 03
5.
5.
5.
5.
5.
5.
5.
5.
85
80 25
77
74 g
71
68
65
62 81
v n
m n
fil
~
~
~
~
~
~
~
~
~
~
67 77
61 88
55 81
52 72
49 57
46 38
43 14
39 85
36 50
3. 93 81
3. 87 42
3. 84 15
3. 80 82
3. 77 43
3. 73 98
3. 70 47
3. 66 89
3. 51 07
3.
3. 41 05
n
3.
44
M
m
n
58
04
43
3. 26 74
3.
~
~
~
4.
3.
D
W
M
®
~
~
74
39
67
68
90
00
99
3.
44
73 51
D
~
4.
5.
91
3.
3.
3.
3.
3.
3.
~
H
n
n
~
~
~
15
60
70
57
67
65
47
3.
3.
3.
g
n
M
14
74
68
5. 31 77
4.
4.
3.
3.
3.
3.
3.
3.
3.
3.
~
~
U
~
~
~
~
D
M
D
90
62
79
75
06
05
81
81
72
39
3.
3.
3.
3.
2.
2
2.
2
n
3.
~
D
ll
ITT
00
~
~
H
~
n
M
m
27
96
89
73
29
61
65
05
37
59
72
75
67
3. 02
2. 97
2.
2. 84
2. 77
2.
91
73
2. 69
2. 66
2. 58
2. 53
~
~
n
%
®
2. 62 11
M
~
2. 71 86
2. 64 64
2 60 90
2. 57 05
2. 53 09
2. 49 01
2. 44 80
2. 40 45
5. 11 74
3.
3.
3
H
~
Q
65
25
31
17
3. 37 38
4. 10
3. 70
3. 47
3. 21
3. 13
3. 07
D
E
w
3. 32 ~
n
~
D
w
84 43
3. 98 23
3. 58 74
3. 35 67
3. 20 39
3. 09 46
3. 01 23
2. 94 80
2. 89 62
~
4. 96 %
~
~
3.
3.
~
m
2 85 36
2 78 76
3. 21 84
45 3. ~
03
3. 11 52
98
3.
3.
2.
2.
ITT
W 00 %
~
94
28
76
53 2.
69 2.
2.
3.
3.
3.
3.
2.
2.
2.
2
2.
2.
2
2.
2
2
2
2
~
3
W
M
2. 91
2
M U
M
~
~
~
fil
~
~
%
D
9
re
92
59
fil
M
86
M
M
~
~
~
55
~
Q
M W
~
72
Q g
1 3
4. 66 72
3. 80 56
3. 41 05
3. 17 91
3. 02 54
2. 91 53
2. 83 21
2. 76 69
2 71 44
2. 67 10
2 60 37
2. 53 31
2 45 89
2. 42 02
2 38 03
2. 33 92
2 29 66
2 25 24
2. 20 64
1 4
4. 60 01
3. 73 89
3. 34 39
3. 11 22
2. 95 82
2. 84 77
2. 76 42
2. 69 87
2. 64 58
2. 60 22
2. 53 42
2. 46 30
2. 38 79
2. 34 87
2. 30 82
2. 26 64
2. 22 29
2. 17 78
2. 13 07
~
3.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2
2
2
~
~
m
M
~
~
~
~
n
u w
2
~
2. D
2.
~
3. D
3.
~
2. 11
~
1 2
1 5
ffi
~
2.
74
31
23
74
S6
13
OS
~
3. B 89
~
40
3. 8 37
00 69
2. E 24
1 7
4. 4S 13
3. S9 lS
3. 19 68
2. 96 47
2. 81 00
2. 69 87
1 8
~
3.
L
2.
2.
L
~
~
n
~
~
39
46
3. 15 99
L
~
77
29
13
67
51 02
1 6
~
66
08
76
37
S3
L
2.
2.
~
~
~
Q
72
2. g 11
L
M 13
77
3S
47
22
2. 61 43
2. S4 80
2. 49 43
2. 44 99
2. 38 07
2. 30 77
2.
2.
~
~
L M
~
63
17
21
2.
34
7S
78
68
2.
L
2.
ll
W
~
S6
2. B S4
L
~
38
07
S8
2. 23 04
2. 18 98
2. 14 77
2. 10 40
w
2.
L M
rn w m
2.
86
06
97
2.
43
01
41
S8
L
2.
W
~
89
2. 00 96
2. OS 84
2. 01 07
1. 96 04
L
L
71
29
66
1. 96 81
1. 91 68
4.
3.
3.
2.
2.
23 41
11 41
07 12
1. 97 95
1.
30 80
2. 02 64
1.
37 79
2. 15 55
L
74 01
2. 42 27
Z.
89 51
2. 47 68
L
12 74
2. 54 35
L
52 19
2. 62 83
L
38 07
93 02
87 80
2 0
4. 35 12
3. 49 28
3. 09 84
2. 86 61
2. 71 09
2. 59 90
2. 51 40
2. 44 71
2. 39 28
2. 34 79
2. 27 76
2. 20 33
2. 12 42
z. 08 25
2. 03 91
1. 99 38
1. 94 64
1. 89 63
1. 84 32
2 1
~
3. 46
3. 07
2. 57
2. 42
2. 36
2. 32
09
01
1. 96
91
1. 86
81
~
~
~
~
w
2. 05
1.
w rn w
2. 17
L
25
a
2. 48 76
L
32
~
m
~
~
~
D
4. 30
2. 34
1. 93
1. 88
1. 83
m
3. 44 M
4. 27 93
1 9
2 2
2 3
2 4
2
s
2 6
L
L
84 01
68
a
v
3. 04 91
2. 81
2. 66
2. 46
2. 39
~
D
2. 54 91
~
~
3. 42 21
3. 02 80
2. 79 SS
2. 64 00
2. S2 77
2. 44 22
4. 25
3. 40
3. 00
2. 77
2. 62
so
2.
2. 42
~
3
U
8
ITT
~
~
4. 24
3. 38
2. 75
2. 60
2.
49
2. 40
D
2
2. 99 12
~
~
M
~
4.
3. 36
2.
L M
2.
2.
2.
L
2.
~
~
~
~
32
~
n
L
1.
w
2. 29
2. 22
2. 15
2. 07
2. 02
1. 98
~
~
M
ITT
e
Q
2. 37 48
2. 32 01
2. 27 47
2.
m u w oo
2.
2.
2.
1. 96
36
~
M
~
~
2. 3S 51
2. 30
2.
2.
2.
1.
~
m
w rn m n
1.
~
a u n n
47
34
77
67
38
90
20
2. 33 71
2. 28
2. 23
2. 16
2. 08
1.
1.
1.
1.
96
1. 91
1.
87
71
~
~
~
~
IB
82 17
76
~
a
2. 00
M
rn
2. 21
2. M
L ITT
1.
1. M
1. %
1. E
w
n
2.
n
1.
w 1.
M
w
1. 78 31
1.
1. 81
~
n ~ n a
1.
3
m
1.
1.
1.
24
96
30
1.
1.
1.
M
H
75
2 7
2 8
2 9
3 0
4 0
6 0 1 2 0 in f
4. 21 00
3. 35 41
2. 96 04
2. 72 78
2. 57 19
2. 45 91
2. 37 32
2. 30 53
2. 25 01
2. 20 43
2. 13 23
2. 05 58
1.
l.
97 36
92 99
1. 88 42
1. 83 61
78 51
1. 73 06
67 17
~
~
19 60
34 04
2. 94 67
2 71 41
2. 55 81
2 44 53
2. 35 93
2. 29 13
2 23 60
2. 19 00
2 11 79
2. 04 11
1. 95 86
1. 91 47
1. 86 87
1. 82 03
76 89
1. 71 38
1. 65 41
1.
1.
1.
1.
~
3.
2
18 30
32 77
93 40
2. 70 14
2. 54 54
2. 43 24
2. 34 63
2. 27 83
2. 22 29
2. 17 68
2. 10 45
2. 02 75
1. 94 46
90 05
1. 85 43
1. 80 55
1. 75 37
1. 69 81
63 76
~
3. 31 58
2 92 23
2. 68 96
2. 53 36
2 42 05
2. 33 43
2 26 62
2. 21 07
2 16 46
2 09 21
2 01 48
1. 93 17
1. 88 74
1.
84 09
1. 79 18
1. 73 96
1. 68 35
1. 62 23
2
2. TI 59
2 M 90
2. IB 02
2
2 00 35
1.
1.
1.
1.
~
~
~
n
~
@
45
89
29
44
28
73
1. 57 66
~
40
2. ITT 72
1.
u
2. 16
2. 09
2. 04
1. 74
53
46
~
M
1. 64 91
1. 59
~
1. 70 01
1.
91
1. 83
1.
m m
1. 99
c
c
1. 75 05
1. 65 87
1. 60 84
1.
1. 49 52
1.
1.
1.
55 43
42 90
35 19
25 39
1. 51 73
1.
1.
1.
1.
45 91
39 40
31 80
22
1. 00 00
17 09
~
3.
2.
2
m
B
~
w
M
47
17
87
60
95
4. 00
3. 15
u w
2. 75 81
2. 52 52
2. 36 ~
2. 25 41
3. 92 01
3. 07 18
2 68 02
2
M 72
2 28 99
2. 17 50
2. 08 68
2. 01 64
3. 84
2. 99
2. 60
2. 37
2. 21
~
~
~
~
~
2 09 %
2. 00 96
1. 93 M
1.
95 88 1. 87 ~
1.
~
n
1. 91 05
1. 83 37
1.
1.
1.
1.
83 ITT
75 22
66 64
57 05
1.
n
14
1.
1.
89 1. 38 ~
76
FATWA DSN MUI TENTANG TABUNGAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA FATWA DEWAN SYARl'AH NASIONAL NO: 02/DSN-MUl/IV/2000
Tentang
TABUNGAN
Dewan Syari'ah Nasional setelah Menimbang: a.
Bahwa keperluan masyrakat dalam peningkatan kesejahteraan dan dalam bidang investasi, pada masa kini, memerlukan jasa perbankan; dan salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah tabungan, yaitu simpanan dana yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan eek, bilyet giro dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b.
Bahwa kegiatan tabungan tidak semuanya dapat dibenarkan oleh hukum Islam (syari'ah).
c.
Bahwa oleh karena itu, Dewan Syari'ah Nasional (DSN) memandang perlu menetapkan fatwa tentang bentuk-bentuk mu'amalah syari'ah untuk dijadijkan pedoman dalam pelaksanaan tabungan pad a bank syari 'ah.
Mengingat
I. Firman Allah QS. al-Nisa' [4]: 29:
77
"Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlalw dengan sukarela di antaramu ... ".
2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 283:
" .. .lvfaka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai ilu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya ... ".
3. Firman Allah QS. al-Ma'idah [5]: I: Jl
...
.:l
0
....
,,,
_,,,,.
~~4, 1:,.~31 1:;1 ::;:;1J1 ~\ \,!'
"Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu ... ".
4. Firman Allah QS. al-Ma'idah [5]: 2:
"dan tolong-menolonglah kebajikan .... "
dalam
(mengerjakan)
5. Hadis Nabi riwayat al-Thabrani:
0
/
0
0
~1
0~ '~~
-if 01,;, ;;_;1~ ~ Z;; f~ ':1) 'l;'~lj ~ Jf. ....
/
::-,..
<SL 2li1 j~,:~ i,°> ~?
/
/
,~ ~ll~ ~
78
011 y- J,,..,, J~I
//
{ii
J yl_r.-kl\ o\J.J) ;jG.-~ ~j ~Tj ·C..t'l;Y
"Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serla iidak membeli hewan ternak. Jika persyaralan itu dilanggar. ia (mudharib) harus menang1,,>ung resikonya. Ketika persyaratan yang diletapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya" (HR. Thabrani dari lbnu Abbas).
6. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah:
"Nabi bersabda, 'Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan je·waivut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. ·" (HR. I/mu A1ajah dari Shuhaib).
7. Hadis N abi riwayat Tirrnidzi: ,..
0
J
(
,;;
i ..r- w:o 'll:
,,.
/
0
.,,
~
'j')L._S,.. ,., ?
:;;
,,, 1.1"> 'll
\..r-
r
~, /
0
L.r--! )~
",
y ~.la _r}I
,,.
c~
..:.r-1 ..;:.
/
0
;:;,
.,,
o\J.J)
,,.
C:i'' 1::..( J ' .;,,... u---
1::-. . ':J:....:.i1'
'.'~Jr~ uy, ,\,.'
~
0
I>
.l:~\\ ~,,""Go- :.1"~11
0
,,.
/
,,:;
,,.
C:if- ~( )\ 'jy(_ .(Jy
"Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
79
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-.1yarat mere/ca kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram" (HR. Tirmidzi dari 'Amr bin 'Aufl. 8.
ljma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat rnenyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak acla seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, ha! itu clipandang sebagai ijma' (Zuhaily, alFiqh al-lslami wa Aclillatuhu, 1989, 4/838).
9.
Qiyas. Transaksi mudharabah, yakni penyerahan sejumlah harta (dana, modal) dari satu pihak (malik, shahib al-mal) kepacla pihak lain ('amil, muclharib) untuk diperniagakan (diproduktifkan) clan keuntungan clibagi di antara mereka sesuai kesepakatan, diqiyaskan kepacla transaksi musaqah.
l 0. Kaidah fiqh:
"Pada dasarnya, semua hentuk muamalah boleh dilakukan kecua/i ada dalil yang mengharamkannya. " 11. Para ula.ma menyatakan, dalam kenyataan banyak orang yang mempunyai harta namun tidak mempunyai kepandaian dalam usaha memproduktiflmnnya, sementara itu tidal;. sedikit pula orang yang tidak memiliki harta namun ia mempunyai kemampuan dalam memproduktifkannya. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama di antara kedua pihak terse but. Memperhatikan
Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Sabtu, tanggal 26 Dzulhijjah 1420 H./I April 2000.
MEMUTUSKAN Menetapkan
FATWA TENTANG TABUNGAN
80
Pertama
Kedua
Ketiga
Tabungan ada dua jenis: I.
Tabungan yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu tabungan yang berdasarkan perhitungan bunga.
2.
Tabungan yang dibenarkan, yaitu tabungan berdasarkan prinsip mudharabah dan Wadi'ah.
yang
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Mudharabah:
1.
Dalam transaksi ini nasabah be1tindak sebagai shahibul mal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
2.
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak betentangan dengan prms1p syari'ah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
3.
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan piutang.
4.
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
5.
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
6.
Bank tidak diperkenankan keuntungan nasabah tan pa bersangkutan.
m1~ngurangi
persetujuan
nisbah yang
Ketentuan Umum Tabungan berdasarkan Wadi'ah: I.
Bersifat simpanan.
2.
Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepatakan.
81
3.
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian ('athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
Ditetapkan di
: Jakarta
Tanggal
: 26 Dzulhijjah
1420 H. l
April
2000 M
DEWAN SY ARI' AH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ke tu a,
Sekretaris,
Prof. KH. Ali Yafie
Drs. H.A. Nazri Adlani