PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PAPAN BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV MI NAFIATUL HUDA DEMAKAN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : MIFTAKHUL FADLILAH NIM : 11512066 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PAPAN BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV MI NAFIATUL HUDA DEMAKAN KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : MIFTAKHUL FADLILAH NIM : 11512066 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017
iii
iv
v
vi
MOTTO “Jadilah kamu seorang pengajar, atau pelajar, atau mendengarkan (ilmu), atau mencintai (ilmu), dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, kamu pasti menjadi orang yang rugi.” (H.R Al-Baihaqi) “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R Muslim) “Berbahagialah kamu ketika berada dititik terendah dalam hidupmu, karena tidak ada lagi jalan untukmu selain keatas.” (Bridesmaids)
vii
PERSEMBAHAN Ku persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi : 1. Bapak Daryono dan Ibu Giyati tercinta Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada bapak dan ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan Ibu bahagia. 2. Saudara perempuan ku: Rina Finawati 3. Sahabat Terbaikku Tri Yuriana, Afifah Nur Utami, Nucha Ahyar,Wulan Vita Sari dan Muhammad Mubin yang tak pernah henti mendukungku, memberi semangat padaku. 4. Teman-taman PGMI angkatan 2012. 5. Teman-teman KKN 2017 IAIN Salatiga posko 56. 6. Teman-teman PPL di MI Ma’arif Kutawinangun Salatiga. 7. Kepala Sekolah MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. 8. Wali Kelas IV MI Nafiatul Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti. Suatu kebanggaan tersendiri, jika tugas dapat terselesaikan dengan sebaikbaiknya. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini merupakan tugas yang tidak ringan. Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun akhirnya skripsi dapat terselesaikan, tentunya karena beberapa pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bentuannya, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dan selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang senantiasa sangat sabar dan teliti . 3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). 4. Bapak Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Bapak serta Ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual.
ix
6. Bapak Ashadi,SPd.I, selaku kepala Sekolah MI Nafiatul Huda Demakan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 7. Guru kelas IV MI Nafiatul Huda Ibu Laila Mustafida, S.Pd.I yang mendukung berjalannya proses penelitian. 8. Seluruh siswa-siswi kelas IV MI Nafiatul Huda yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian. 9. Seluruh teman-teman PGMI angkatan Tahun 2012 yang selalu mendukung penulis. 10. Dan teman-teman yang mengenalku dan yang membaca tulisan ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil penelitian mendatang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjuk Nya kepada kita semua. Amiin
Salatiga, 6 Maret 2017
Penulis
x
ABSTRAK Fadlilah, Miftakhul 2016/2017, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidayah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubitu Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M.Pd. Kata Kunci: Hasil Belajar dan Alat Peraga Papan Berpasangan Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar siswa di MI Nafiatul Huda Demakan pada pembelajaran Matematika. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya penggunaan alat pembelajaran lain yang digunakan guru saat pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji adalah apakah penggunaan alat peraga papan berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? Penelitian ini, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak 2 siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) Planning, untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan membuat instrument penelitian lainnya, (2) Acting, melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan bulat (3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui metode pengumpulan data, instrument pengumpulan data dan lembar pengamatan, (4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Nafiatul Huda Demakan yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari laki-laki 16 siswa dan 11 siswa perempuan. Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa hasil dari penggunaan Alat Peraga Papan Berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siklus I dan II dengan hasil pre test dan post test mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata pre test adalah 63,70 dan rata-rata post test 70,74. Dari rata-rata pre test dan post test mengalami peningkatan 7,04. Pada siklus II rata-rata pre test adalah 70,37 dan rata-rata post test 88,89. Dari rata-rata pre test dan post test mengalami peningkatan 18,52. Peningkatan nilai rata-rata pada pre test dan post test menunjukkan penggunaan Alat Peraga Papan Berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru. DAFTAR ISI
xi
LOGO .............................................................................................................. i HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO ........................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7 D. Hipotesis dan Indikatro Keberhasilan Penelitian ................................ 7 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9 F. Definisi Operasional ............................................................................ 10 G. Metode Penelitian ................................................................................ 12 H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 18 BAB II KAJIAN PUSTAKA
xii
A. Hasil Pembelajaran Matematika 1. Belajar ........................................................................................... 20 2. Hasil Belajar .................................................................................. 27 3. Pembelajaran Matematika ............................................................. 33 4. Penjumlahan Bilangan Bulat ......................................................... 38 B. Alat Peraga Papan Berpasangan 1. Pengertian Alat Peraga ...................................................................... 48 2. Alat Peraga Papan Berpasangan ....................................................... 49 3. Tahapan Pembuatan Alat Peraga Papan Berpasangan ...................... 50 4. Cara Penggunaan Alat Peraga Papan Berpasangan pada Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat............................................................. 53 5. Manfaat Alat Peraga Papan Berpasangan dalam Pembelajaran Matematika ....................................................................................... 54 6. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga Papan Berpasangan ........... 56 C. Kaitan Alat Peraga Papan Berpasangan dengan Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan Bilangan Bulat ....................................................... 56 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah ............................................................. 59 B. Subjek Penelitian .............................................................................. 61 C. Pelaksanaan Penelitian 1. Deskripsi Siklus I ..................................................................... 63 2. Deskripsi Siklus II.................................................................... 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 3. Siklus I ..................................................................................... 81 4. Siklus II .................................................................................... 84 5. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 87
xiii
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 89 B. Saran .............................................................................................. 89 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 92
DAFTAR TABEL xiv
Tabel 2.1 SK dan KD Matematika Kelas IV ...................................................... 37 Tabel.3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Nafiatul Huda Demakan .............. 60 Tabel 3.2 Data Guru MI Nafiatul HudaDemakan ............................................... 61 Tabel 3.3 Data Siswa Kelas IV MI Nafiatul Huda ............................................. 62 Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I........................................ 67 Tabel 3.5 Saran Upaya Perbaikan ....................................................................... 71 Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II ...................................... 76 Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Siklus I ..................................................................... 81 Tabel 4.2 Data Hasil Nilai Siklus II .................................................................... 84 Tabel 4.3 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus .... 88
DAFTAR GAMBAR
xv
Gambar 1.1 Tahapan dalam Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................ 13 Gambar 2.1 Alat Peraga Papan Berpasangan........................................................ 51
DAFTAR LAMPIRAN xvi
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru dan SiswaSiklus I Lampiran 4 Lembar Pengamatan Guru dan Siswa Siklus I Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian Lampiran 8 Surat Penunjuk Pembimbing Skripsi Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 12 Daftar Nilai SKK Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Matematika merupakan mata pelajaran yang penting dan ada di setiap jenjang sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Matematika juga merupakan mata pelajaran yang masuk dalam Ujian Nasional. Meski demikian, bagi sebagian besar siswa berasumsi matematika sebagai mata pelajaran tersulit diantara mata pelajaran lainnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil Ujian Akhir Semester ataupun Ujian Nasional nilai mata pelajaran matematika sebagian besar siswa belum memenuhi standar. Ketika mendengar kata “Matematika” yang terlintas dibenak kita adalah tentang rumus dan hitung menghitung yang sulit. Bahkan sebagian siswa berasumsi matematika sebagai momok yang menakutkan. Asumsi ini yang membuat sebagian siswa enggan untuk belajar matematika dengan baik. Selain itu, penyampaian materi yang berpusat pada guru membuat suasana menjadi monoton dan membosankan. Matematika tidak hanya ilmu yang mempelajari hitung menghitung dan menghafal rumus saja. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
1
pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan (Susanto, 2013: 185). Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar. Salah satu faktor keberhasilan siswa dalam belajar terletak pada seorang guru. Begitu pula dalam pembelajaran matematika. Guru menjadi model di dalam kelas, untuk itu guru harus mempunyai kreativitas dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selama ini yang kita tahu sebagian besar guru masih menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional. Pembelajaran hanya berpusat kepada guru, siswa pun menjadi pasif. Guru menerangkan dan siswa hanya mendengarkan informasi-informasi yang disampaikan oleh guru. Guru belum menerapkan berbagai variasi model, pendekatan, ataupun penggunaan alat peraga. Matematika merupakan ilmu abstrak, dimana untuk anak usia sekolah dasar belum sepenuhnya bisa diajak berpikir secara abstrak. Siswa pada usia anak SD/MI umurnya berkisar antara 6 sampai 13 tahun, menurut Piaget dalam Mulyani (2012: 5), masih pada tahap operasi konkret yang belum bisa menangkap informasi – informasi yang bersifat abstrak. Pada perkembangan kognitif, siswa SD/MI masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan media sebagai alat bantu yang berupa alat
2
peraga. Dengan alat perga diharapkan dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti siswa. Fakta di lapangan, guru seringkali lalai bahwasannya siswa di sekolah dasar belum bisa berpikir secara abstrak. Ketika sudah memasuki pembelajaran, kebanyakan guru langsung memberikan materi secara langsung. Tanpa adanya pengkaitan materi pelajaran dengan dunia nyata ataupun pengalaman sehari-hari siswa. Hal inilah yang menjadikan pembelajaran yang tidak bermakna bagi siswa. Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini akan menjadi hasil yang maksimal apabila pembelajaran berjalan secara efektif. Menurut Susanto (2013: 188), pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pertama, dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajran, disamping menunjukkan semangat belajar yang tinggi dan percaya diri. Kedua, dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkahlaku kearah positif, dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di sekolah sangatlah penting. Utamanya dalam mengajarkan sesuatu konsep yang
3
abstrak. Dalam pembelajaran matematika khususnya materi operasi penjumlahan bilangan bulat sangat penting sekali kedudukannya, karena materi aljabar ini merupakan materi dasar bagi materi lainnya. Untuk melakukan operasi khususnya pada penjumlahan bilangan bulat, banyak siswa yang mengalami kesulitan. Untuk membantu kesulitan itu, perlu adanya penggunaan alat peraga dalam penyampaian materi penjumlahan bilangan bulat, yaitu alat peraga papan berpasangan. Secara umum penggunaan alat peraga sangat membantu siswa dalam belajar sesuai teori Brunner. Jelas sekali bahwa pembelajaran akan bermakna apabila siswa aktif selama proses pembelajaran dan pembelajaran berdasarkan sesuatu yang konkret. Bukan hanya berpusat pada guru saja. Karena pembelajaran yang berpusat pada guru seperti ini tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengeksplor pengetahuan yang sudah didapatkannya baik dari pengalaman maupun pembelajaran sebelumnya. Hal ini menyebabkan siswa jenuh dan kelas menjadi monoton, sehingga siswa kurang tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan. Seperti dalam hasil wawancara peneliti kepada wali kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran matematika, diantaranya kurangnya pemahaman siswa tentang materi operasi penjumlahan bilangan bulat yang diajarkan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terbukti
4
dari hasil ulangan harian matematika siswa kelas IV yang menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 65. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya siswa kurang memperhatikan materi yang guru sampaikan ketika pembelajaran berlangsung, sibuk bermain sendiri atau mengobrol dengan teman, bahkan ada pula siswa yang hanya diam pura-pura paham karena takut untuk bertanya kepada guru tentang materi yang dijelaskan. Hal inilah yang menjadi faktor utama permasalahan pembelajaran matematika yang berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Selain faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yakni karena belum tepatnya guru dalam menyampaikan materi penjumlahan bilangan bulat. Guru masih menggunakan garis bilangan untuk membantu pemahaman siswa dalam materi penjumlahan bilangan bulat. Faktanya siswa masih kesulitan dengan bantuan garis bilangan untuk menyelesaikan penjumlahan bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa yang sebagian besar belum mencapai KKM. Apabila hal ini dibiarkan terus-menerus, dapat menimbulkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal.
5
Seorang
guru
dituntut
untuk
memiliki
kreativitas
dalam
menyampaikan materi pelajaran agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga mampu menumbuhkan minat siswa terhadap materi pelajaran yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Sehubungan dengan hal itu, peneliti melakukan diskusi bersama dengan guru kelas untuk menemukan solusi yang tepat dalam mengatasi problematika tersebut. Dari hasil diskusi yang telah dilakukan, penulis mencoba memberikan tawaran alternative berupa solusi yaitu dengan penggunaan “Alat Peraga Papan Berpasangan” untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang ada di Madasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Dengan penggunaan alat peraga papan berpasangan siswa akan lebih mudah belajar matematika karena pembelajaran berdasarkan dengan bantuan alat peraga yang berupa benda konkret. Selain itu, siswa juga akan aktif selama proses pembelajaran karena siswa akan berperan menggunakan alat peraga papan berpasangan. Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN
MENGGUNAKAN
ALAT
PERAGA
PAPAN
BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAYAH
6
NAFIATUL
HUDA
DEMAKAN
KECAMATAN
BANYUBIRU
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah penggunaan Alat Peraga Papan Berpasangan mampu meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan Bilangan Bulat pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2016/2017”? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan alat peraga papan berpasangan dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan Penelitian 1. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti (Mulyasa, 2011: 63). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penggunan alat peraga papan berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV
7
Madrasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian tindakan kelas diasumsikan berhasil apabila dilakukan tindakan perbaikan kualitas pembelajaran, maka akan berdampak terhadap perbaikan perilaku siswa dan hasil belajar. Penggunaan alat peraga papan berpasangan ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Indikator pencapaian hasil belajar dibuat untuk mengukur hasil belajar siswa. Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian (Direktorat Pendidikan Madrasah, 2010 : 43). Adapun indikator yang dirumuskan sebagai berikut : a. Secara Individu Siswa dapat mencapai nilai ≥ 65 sesuai KKM yang telah ditentukan dari sekolah pada materi operasi penjumlahan bilangan bulat. b. Secara Klasikal Secara klasikal presentase sebanyak ≥ 85% dari total semua siswa dalam satu kelas mencapai KKM yaitu 65 (Trianto, 2009: 241). E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritik
8
Temuan penelitian ini sebagai dasar bagi pengembangan kajian keilmuan yang berkaitan dengan implementasi penerapan penggunaan alat peraga papan berpasangan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi penjumlahan bilangan bulat. 2. Secara Praktis a. Siswa Dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. b. Guru Sebagai masukan bagi guru dalam mengajarkan matematika dengan penerapan penggunaan alat peraga papan berpasangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien. c. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Memberikan manfaat bagi madrasah, pengawas madrasah dan instansi terkait dalam melakukan pembinaan kompetensi profesional guru, khususnya dalam implementasi penggunaan alat peraga papan berpasangan dalam pembelajaran matematika.
F. Definisi Operasional
9
Untuk memperjelas judul di atas, penulis memberikan definisi operasional terhadap istilah-istilah yang ada, dengan harapan tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun istilah-istilah tersebut yaitu: 1. Peningkatan Menurut Poerwadarminta dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (2006: 1281) Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan, meningkatkan usaha. Maksudnya adalah usaha seseorang untuk memproleh nilai yang lebih dari sebelumnya, dengan berbagai cara sesuai dengan peraturan yang ada. 2. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan buah yang dipetik dari proses belajar itu sendiri. Sebelum membahas pengertian hasil belajar, kita harus tahu makna dari kata belajar. Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013: 1) Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi menyatakan
10
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto, 2013 : 5). Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang didapatkan setelah dengan kegiatan belajar yang bersifat relatif menetap. Dalam penelitian tindakan kelas ini lebih ditekankan pada aspek kognitif siswa, yaitu mengenai peningkatan hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes. 3. Matematika Menurut Johnson dan Rising dalam Ismunamto (2011: 2) matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis. Matematika adalah ilmu tentang pola, keteraturan pola, atau ide. Matematika adalah pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi. Sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan unsurunsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan, sifat-sifat atau teoriteori yang sudah dibuktikan kebenarannya. 4. Alat Peraga Papan Berpasangan Alat peraga papan berpasangan merupakan alat peraga matematika yang berupa seperangkat benda konkret yang dibuat, dirancang dan disusun, yang terdiri dari lajur atau baris positif dan negatif dan digunakan untuk membantu menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dimana alat peraga ini dibuat dan
11
dikembangkan berdasarkan konsep pasangan satu-satu (Mulyani, 2012: 7). G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas, istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto dalam Suyadi (2011: 18) Penelitaian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran yang sama. Sedangkan menurut John Elliot dalam Daryanto (2014: 3) penelitian tindakan kelas adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh prosesnya mencakup: telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional. Berdasarkan
definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh
beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
12
dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Alasan peneliti menggunakan
penelitian
tindakan
kelas,
agar
permasalahan-
permasalahan dalam pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan. Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian yang dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapan-tahapan antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Gambar 1. 1 Siklus Penelitian
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan SIKLUS II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
? 2. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Nafiatul Huda Demakan yang beralamat di desa Demakan, Jl. raya Banyubiru - Ambarawa, desa Demakan, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yaitu siswa kelas IV MI Nafiatul
13
Huda Demakan yang berjumlah 27 siswa, 11 laki-laki dan 16 perempuan. 3. Langkah-Langkah Penelitian Menurut Arikunto (2015: 210), mengemukakan bahwa tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting, meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation (pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a. Tahap rencana (planning) Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah: 1) Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan (Silabus dan RPP). 2) Mempersiapkan sumber belajar yang relevan. 3) Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab. 4) Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. 5) Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian perhatian siswa. 6) Menyusun
lembar
pengamatan
pembelajaran. 7) Menyusun tes formatif untuk siswa.
14
aktivitas
guru
dalam
8) Target yang diharapkan dalam penggunaan alat peraga papan berpasangan ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum. b. Tahap tindakan (action) Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c. Tahap pengamatan (observation) Selama
proses
pembelajaran
berlangsung,
peneliti
mengamati jalannya kegiatan untuk melihat apakah tindakantindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan. Segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat, dinilai, dan dianalisis untuk dijadikan umpan balik. d. Tahap refleksi (reflection), meliputi : 1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran. 2) Evaluasi hasil observasi. 3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II.
15
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan selanjutnya. 4. Instrumen Penelitian Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian adalah: a. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. b. Lembar soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk mengukur hasil belajar, terkait materi operasi penjumlahan bilangan bulat. c. Pedoman
dokumentasi,
digunakan
untuk
mendapatkan
gambaran kegiatan dalam proses pembelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. 5. Pengumpulan Data Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode: a. Pengamatan
16
Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti. Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian, aktivitas, dan hasil belajar terhadap materi Matematika yang diajarkan. b. Tes Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Pada setiap siklus guru memberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi. 6. Analisis Data Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan atau untuk menarik kesimpulan yang logis berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan di setiap siklusnya. a. Untuk
menilai
rata-rata
ulangan
tes
formatif
digunakan
penghitungan dengan rumus: M=
∑𝑋 𝑁
Keterangan: M
= Nilai rata-rata
∑X
= Jumlah semua nilai kelas
N
= Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 264-265)
b. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus sebagai berikut:
17
𝐹
P = 𝑁 × 100% Keterangan: P
= Jumlah nilai dalam persen
F
= Frekuensi
N
= Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah,2000: 226-227)
H. Sistematika Penulisan Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Pada bab ini mencakup dengan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II: Kajian Pustaka Dalam bab ini menguraikan tentang Pembelajaran Matematika, Alat Peraga Papan Berpasangan, dan Kaitan Alat Peraga Papan Berpasangan dengan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan Bilangan Bulat.
BAB III: Pelaksanaan Penelitian Dalam bab ini penulis berupaya mengurai tentang pelaksanaan tindakan yang terdiri dari: gambaran umum MI Nafiatul Huda Demakan,
18
subjek penelitiaan, deskripsi pelaksanaan siklus I, dan deskripsi pelaksanaan siklus II. BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan dari siklus I dan siklus II. BAB V: Penutup Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
19
A. Hasil Pembelajaran Matematika 1. Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Slameto (2010: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 2009: 63) Sedangkan menurut Crow and Crow dalam bukunya Educational Psychology (1984), belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha, memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru. b. Ciri – Ciri Belajar Menurut Baharuddin dan Esa N.W dalam Sriyanti (2009: 18) ciri – ciri belajar meliputi : 1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkahlaku. 2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen. 3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bias jadi bersifat potensial.
20
4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman. 5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. c. Prinsip-Prinsip Belajar Menurut Slameto (2010: 27–28), guru atau pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Adapun prinsip-prinsip belajar yaitu : 1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar a) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional, b) Belajar harus menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat
pada
siswa
untuk
mencapai
tujuan
instruksional, c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi belajar dengan efektif, d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2) Sesuai hakikat belajar a) Belajar itu proses kontinu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya,
21
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery, c) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulasi yang diberikan memberikan respon yang diharapkan. 3) Sesuai dengan materi atau bahan yang dipelajari a) Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya, b) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. 4) Syarat keberhasilan belajar a) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang, b) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berklai-kali agar pengertian atau keterampilan atau sikap itu mendalam pada siswa. d. Tujuan Belajar Secara eksplisit, tujuan belajar adalah untuk mencapai tindakan instruksional yang membentuk pengetahuan dan
22
keterampilan. Sedang tujuan sampingan lainnya adalah untuk mencapai nurtutant effects seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, menerima pendapat orang lain (Kastolani, 2014: 66) Menurut Sardiman dalam Kastolani (2014: 66-67), secara umum tujuan belajar adalah: 1) Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan
berpikir.
Kemampuan
pengembangan
berpikir membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan. 2) Penanaman konsep dan keterampilan Artinya bahwa penanaman konsep atau merumuskan konsep
memerlukan
suatu
keterampilan
baik
keterampilan jasmani yang dapat dilihat dan dialami sehingga menitikberatkan pada keterampilan gerak atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. 3) Pembentukan sikap
23
Adalah guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi siswa. Ia harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru harus dipakai sebagai uswah. e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Lilik (2009: 24), secara umum keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing faktor dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan faktor social. a) Faktor nonsosial Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya. b) Faktor sosial
24
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah menjadi faktor yang berasal keluarga, lingkungan
sekolah
dan
lingkungan
masyarakat
(termasuk teman pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya. 2) Faktor Internal Factor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Factor internal terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. a) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
(1) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat kesegaran dan kebugaran fisik individu. (2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
25
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu ini misalnya fungsi panca indra berfungsi dengan baik atau tidak. Karena panca indera merupakan pintu gerbang masuknya pengetahuan dalam diri individu. (3) Faktor psikologis Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya. Faktor
eksternal
dan
internal
mempengaruhi
keberhasilan belajar. Pengaruhnya bisa bersifat positif (mendukung), namun bisa juga negatif (menghambat).
2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013 : 5). Sedangkan menurut Nawawi dalam K.Brahim (2007 : 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai
26
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. b. Macam-Macam Hasil Belajar Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pemahaman Konsep Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6), diartikan sebagai kemampuan untuk manyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan. 2) Keterampilan Proses Usman
dan
Setiawati
dalam
Susanto
(2013:9),
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan
yang
mengarah
kepada
pembangunan
kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai
27
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya. 3) Sikap Menurut Sardiman dalam Susanto (2013: 11), sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objekobjek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku atau tindakan seseorang. c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Wasliman dalam Susanto (2013: 12) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun eksternal. Secara rinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal sebagai berikut : 1) Faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik, dan kesehatan.
28
2) Faktor eksternal, merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. d. Penilaian Keberhasilan Belajar Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Menurut Yamin (2005: 146-148), penilaian keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan: 1) Pertanyaan Lisan di Kelas Materi yang ditanyakan berupa pemahaman konsep, prinsip, atau teori. Pertanyaan ini kita lemparkan kepada siswa-siswi, kemudian diberikan kesempatan mereka untuk berpikir, kemudian kita pilih secara acak untuk menjawab pertanyaan tadi.
Jawaban
tersebut
diberi
kebebasan
mereka
mengeluarkan gagasannya, benar atau salah jawaban yang didapat dari siswa, selanjutnya kita lempar lagi kepada siswa untuk mendapat klarifikasi jawaban yang pertama. Setelah
29
itu guru dapat menyimpulkan tentang jawaban siswa yang benar. 2) Kuis Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas, kurang lebih 15 menit, pertanyaan tersebut berupa option atau jawaban singkat. Kuis ini untuk mendapat gambaran materi sebelumnya, yang telah diajarkan kepada mereka. Waktu pelaksanaan kuis pada umumnya diawal pembelajaran. Jika sebagian siswa masih ada yang belum menguasainya, sebaiknya guru menjelaskan kembali secara singkat materi tersebut. 3) Ulangan Harian Ulangan harian ini dapat dilakukan secara periodik, misalnya 1 atau 2 setiap materi pokok yang selesai diajarkan. Dalam ulangan harian guru dapat membuat soal dalam bentuk objektif dan non objektif. Tingkat berpikir yang terlibat sebaiknya mencakup pemahaman, aplikasi, dan analisis. 4) Ulangan Semester Ulangan semester merupakan ujian yang dilakukan pada akhir semester. Cakupan materi dalam ulangan ini lebih luas dari ulangan harian. Adapun bentuk soal dalam ujian semester ini bisa berupa pilihan ganda atau uraian.
30
5) Tugas Individu Tugas individu adalah tugas yang diberikan pada setiap siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Tugas individu dapat diberikan setiap minggu dengan bentuk tugas untuk kerja lapangan atau soal tertulis. Tugas individu dalam bentuk kerja bisa berupa tugas membuat sesuatu atau tugas observasi lapangan. Sedangkan untuk tugas individu dalam bentuk soal tertulis, dapat berupa soal uraian objektif maupun non objektif. 6) Tugas Kelompok Tugas kelompok adalah tugas yang diberikan untuk menilai kemampuan kerja kelompok. Bentuk soal yang digunakan adalah uraian dengan tingkat berpikir yang tinggi yaitu aplikasi sampai evaluasi.
e. Instrumen dalam Penilaian Hasil Belajar Menurut Arifin (2013: 123), ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non objektif. 1) Instrumen Penilaian secara Objektif a) Pilihan Ganda
31
Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan
aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis,
sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. b) Benar Salah Bentuk
tes benar-salah adalah pernyataan
yang
mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. 2) Instrumen Penilaian Secara Non Objektif a) Jawaban singkat atau uraian singkat Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian. Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban. b) Uraian Objektif Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya.
32
Langkah untuk membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi. c) Uraian Bebas Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya
dengan
cara
mengemukakan
atau
mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis
sehingga
dalam
penskorannya
sangat
memungkinkan adanya unsur subjektifitas. 3. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Mata Pelajaran Matematika Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengn penalaran (Depdiknas dalam Susanto, 2013 : 184). Menurut Kline dalam Ismunamto dkk (2011: 3) menyatakan bahwa matematika bukanlah sebuah pengetahuan yang tersendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri. Adanya matematika semata-mata untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai persoalan social, ekonomi dan alam.
33
Dalam mencari kebenaran, matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lainnya. Adapun
menurut
Susanto
(2013:
184),
matematika
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir
dan
berargumentasi,
memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak sekolah dasar. b. Tujuan Pembelajaran Matematika Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika. Meururut depdiknas dalam Susanto (2013: 189190). Kompetensi atau kemampuan umum pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagai berikut :
34
1) Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian,
pembagian
beserta
operasi
campurannya,
termasuk yang melibatkan pecahan. 2) Menentukan sifat dan unsur berbagai bangun datar dan bangun ruang sederhana, termasuk menggunakan sudut, luas dan volume. 3) Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem koordinat. 4) Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan dan penaksiran pengukuran. 5) Menentukan dan menafsirkan data sederhana, seperti: ukuran tertinggi, terendah, rata-rata, modus, mengumpulkan, dan menyajikannya. 6) Memecahkan
masalah,
melakukan
penalaran,
dan
mengomunikasikan gagasan secara matematika.
Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, manjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.
35
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukn manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) Memecahkan memahami
masalah masalah,
yang
meliputi
kemampuan
model
matematika,
merancang
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah. 5) Memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari. c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/Mi meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Bilangan 2) Geometri dan Pengukuran 3) Pengolahan Data d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika Kelas IV Dalam silabus kelas IV Matematika SD/MI Departemen Pendidikan Nasional terdapat standar kompetensi untuk mata pelajaran Matematika. Standar Kompetensi Matematika untuk kelas IV SD/MI adalah sebagai berikut :
36
Tabel 2.1 SK dan KD Matematika Kelas IV
Semester 2 (dua)
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan 1. Menjumlahkan dan 1.1 mengurangkan bilangan bulat 1.2 1.3 1.4
2. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
2.1
2.2
2.3 2.4 2.5
3. Menggunakan lambang bialangan Romawi
3.1
3.2
Geometri dan Pengukuran 3.3 Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar 3.4
3.5
37
Mengurutkan bilangan bulat Menjumlahkan bilangan bulat Mengurangkan bilangan bulat Melakukan operasi hitung campuran Menjelaskan arti pecahan dan urutannya Menyederhanaka n berbagai bentuk pecahan Menjumlahkan pecahan Mengurangkan pecahan Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan Mengenal lambang bilangan Romawi Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana Menentukan jaring-jaring balok dan kubus Mengidentifikasi benda-benda dan
bangun datar simetris 3.6 Menentukan hasil pencerminan suatu bangun datar
4. Penjumlahan Bilangan Bulat a. Bilangan Bulat Al-Qur’an menjelaskan 30 bilangan berbeda yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 19, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, 200, 300, 1000, 2000, 3000, 5000, 50000 dan 100000. Bilanganbilangan tersebut adalah contoh bilangan bulat. Dalam tulisannya di harian Fajar, tanggal 7 April 2002 M, yang berjudul “Menyelusuri Bilangan Bulat dalam Al-Qur’an” (seri 519), Ustadz H. Nur Abdurrahman diakses 31 Maret 2017),
(https://kanzunqalam.com,
menuliskan bahwa ada 30 jenis
bilangan bulat di dalam Al-Qur’an, yaitu sebagai berikut: 1) Bilangan 1, yang menunjuk kepada Allah terdapat pada Q.S Al Ikhlas: 1 yang artinya “Dialah Allah, Yang Maha Esa”. 2) Bilangan 2, yang menunjuk pada kerusakan terdapat pada Q.S Al Isra’: 4 yang artinya “dan Kami tetapkan kepada Bani Israel dalam kitab itu, ‘Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan kamu pasti
38
akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar” 3) Bilangan 3, yang menunjuk pada hari terdapat pada Q.S Al Baqarah: 196 yang artinya “…tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari)…” 4) Bilangan 4, yang menunjuk kepada hitungan bulan terdapat pada Q.S At Taubah: 36 yang artinya “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram…” 5) Bilangan 5, yang menunjuk kepada orang terdapat pada Q.S Al Kahfi: 22 yang artinya “Nanti (ada orang yang akan) mengatakan: (jumlah mereka) tiga (orang), yang keempat adalah anjingnya. Dan (yang lain) mengatakan, (jumlah mereka) lima (orang)….” 6) Bilangan 6, yang menunjuk kepada periode terdapat pada Q.S Al A’raf: 54 yang artinya “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemanyam di atas ‘Arsy.”
39
7) Bilangan 7, yang menunjuk kepada langit terdapat pada Q.S Al Baqarah: 29 yang artinya “Dialah (Allah) yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu, kemudian
Dia
menuju
ke
langit,
lalu
Dia
menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” 8) Bilangan 8, yang menunjuk kepada pasangan binatang ternak terdapat pada Q.S Az Zumar: 6 yang artinya “Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), kemudian darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu.” 9) Bilangan 9, menunjuk kepada tahun terdapat pada Q.S Al Kahfi: 25 yang artinya “Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.” 10) Bilangan 10, menunjuk kepada malam terdapat pada Q.S Al Fajr: 2 yang artinya “Demi malam yang sepuluh.” 11) Bilangan 11, menunjuk kepada bintang terdapat pada Q.S Yusuf: 4 yang artinya “(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya,’Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku.”
40
12) Bilangan 12, menunjuk kepada bulan terdapat pada Q.S At Taubah: 36 yang artinya “Sesungguhnya jumlah bulan
menurut
Allah
ialah
dua
belas
bulan
(sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram…” 13) Bilangan 19, tidak menunjuk apa-apa, hanya bilangan terdapat pada Q.S Al Muddasir: 30 yang artinya “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” 14) Bilangan 20, menunjuk kepada orang terdapat pada Q.S Al Anfal: 65 yang artinya “Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu…” 15) Bilangan 30, menunjuk kepada malam terdapat pada Q.S Al A’raf: 142 yang artinya “Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam.” 16) Bilangan 40, menunjuk kepada malam terdapat pada Q.S Al Baqarah: 51 yang artinya “Dan (ingatlah) ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu…”
41
17) Bilangan 50, menunjuk kepada tahun yang terdapat pada Q.S Al Ankabut: 14 yang artinya “Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun.
Kemudian
mereka
dilanda
banjir
besar,
sedangkan mereka adalah orang-orang yang dzalim.” 18) Bilangan 60, menunjuk kepada orang terdapat pada Q.S Al Mujadilah: 4 yang artinya “Maka barangsiapa tidak dapat (memerdekakan hamba sahaya), maka (dia wajib) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Tetapi barangsiapa tidak mampu, maka (wajib) memberi makan enak puluh orang miskin.” 19) Bilangan 70, menunjuk kepada ampunan terdapat pada Q.S At Taubah: 80 artinya “ (Sama saja) engkau (Muhammad) memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak memohonkan ampunan bagi mereka. Walaupun engkau memohonkan ampunan mereka tujuh puluh kali, Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka.” 20) Bilangan 80, menunjuk kepada cambukan terdapat pada Q.S An Nur: 4 yang artinya “Dan orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang baik (berzina) dan mereka tidak mendatangkan empat saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali, dan janganlah kamu
42
terima kesaksian mereka untuk selama-lamanya. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” 21) Bilangan 99, menunjuk kepada kambing terdapat pada Q.S Shad: 23 yang artinya “Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, ‘Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan…” 22) Bilangan 100, menunjuk kepada orang yang terdapat pada Q.S Al Anfal: 66 yang artinya “Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika diantara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka mengalahkan dua ratus orang (musuh), dan jika ada diantara kamu seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.” 23) Bilangan 200, menunjuk kepada orang terdapat pada Q.S Al Anfal: 65 yang artinya “Wahai nabi (Muhammad)! Kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantara
43
kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu adalah kaum yang tidak mengerti.” 24) Bilangan 300, menunjuk kepada tahun yang terdapat pada Q.S Al Kahfi: 25 yang artinya “Dan mereka tinggal di dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah Sembilan tahun.” 25) Bilangan 1.000, menunjuk kepada tahun terdapat pada Q.S Al Ankabut: 14 yang artinya ““Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun.
Kemudian
mereka
dilanda
banjir
besar,
sedangkan mereka adalah orang-orang yang dzalim.” 26) Bilangan 2.000, menunjuk kepada orang yang terdapat pada Q.S Al Anfal: 66 yang artinya “Sekarang Allah telah meringankan kamu karena Dia mengetahui bahwa ada kelemahan padamu. Maka jika diantara kamu ada seratus orang yang sabar, niscaya mereka mengalahkan dua ratus orang (musuh), dan jika ada diantara kamu seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Allah beserta orang-orang yang sabar.”
44
27) Bilangan 3.000, menunjuk kepada malaikat terdapat pada Q.S Ali Imran: 124 yang artinya “(ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman,’apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan dari langit?” 28) Bilangan 5.000, menunjuk kepada malaikat terdapat pada Q.S Ali Imran: 125 artinya “Ya, (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” 29) Bilangan 50.000, menunjuk kepada tahun terdapat pada Q.S Al Ma’arij: 4 yang artinya “Para malaikat dan jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.” 30) Bilangan 100.000, menunjuk kepada orang terdapat pada Q.S As Shaffat: 147 yang artinya “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih.” Himpunan bilangan bulat disimbolkan dengan huruf Z, adalah Z = (…-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4….). Bilangan di sebelah kanan 0 disebut bilangan bulat positif sedangkan bilangan di sebelah kiri 0 disebut bilangan bulat negatif. Jadi, bilangan bulat
45
terdiri dari bilangan bulat negative, 0 dan bilangan bulat positif (Abdussakir, 2009 : 101). Menurut mutijah dan ifadah (2009 : 79), bilangan bulat dapat didefinisikan sebagai berikut : 1) Definisi 1 Himpunan {-1, -2, -3, -4, -5,…..} disebut himpunan bilangan bulat negatif. 2) Definisi 2 Gabungan himpunan semua bilangan cacah dan himpunan semua bilangan bulat negatif, yaitu himpunan {…..-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5…..} disebut bilangn bulat. 3) Bilangan cacah yang bukan 0 (nol), yaitu bilangan asli, disebut juga bilangan bulat positif. Dengan kata lain, himpunan semua bilangan bulat terdiri atas : a) Bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu {1, 2, 3, 4, 5...} b) Bilangan bulat nol, yaitu 0 dan c) Bilangan bulat negative, yaitu {-1, -2, -3….} b. Penjumlahan Bilangan Bulat Bila sedikitnya satu dari a dan b merupakan bilangan bulat negatif, maka penjumlahan bilangan bulat a dan b didefinisikan sebagai berikut : 1) a + b = (a +b) jika a dan b bilangan bulat tak negatif
46
2) a + b = a – b jika a dan b bilangan bulat tak negative serta a> b 3) a + b = 0 jika a dan b bilangan bulat tak negative dan a = b 4) a + b = (b-a) jika a dan b adalah bilangan bulat ak negative dan a < b. Untuk lebih jelas berikut diberikan contoh – contoh : 1) 2 + 5 = (2 + 5) = 7; sebab 5 > 2 2) 7 + 3 = 7 – 3= 4; sebab 7 > 3 3) 4 + 4 = 0; sebab 4=4 4) 3 + 5 = ( 5 – 3) = 2;sebab 5> 3 Operasi penjumlahan bilangan bulat mempunyai beberapa sifat 1) Sifat tertutup Jika a dan b bilangan bulat, maka a + b juga bilangan bulat. 2) Sifat Pertukaran (Komutatif) Jika a dan b bilangan bulat, maka a + b = b + a 3) Sifat Pengelompokkan (Asosiatif) Jika a,b dan c bilangan bulat maka (a+b) + c = a + (b+c) 4) Sifat Identitas Jika a bilangan bulat maka bersifat a + 0 = 0 + a. Bilangan 0 merupakan unsur atau elemen identitas dari penjumlahan. 5) Sifat Invers Penjumlahan
47
Untuk setiap bilangan bulat a, ada bilangan bulat b sehingga a + b = b + a =0. Bilangan b ini disebut invers atau lawan dari a dan biasanya dinyatakan dengan lambang a. 6) Sifat Ketertambahan Jika a, b dan bilangan-bilangan bulat dan a = b maka a + c = b+c 7) Sifat Kanselasi Jika a, b dan c bilangan-bilangan bulat dan a + c = b + c maka a=b (Mutijah, 2009 : 82-83) B. Alat Peraga Papan Berpasangan 1. Pengertian Alat Peraga Menurut Permana dalam Kastolani (2014: 8), alat peraga berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak mediuim berarti perantara yang dipakai, alat peraga diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Alat peraga adalah segala alat fisik yang dapat menjadikan peran serta perangsang peserta didik untuk belajar. Alat peraga pengajaran atau audiovisual aids (AVA) adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang disampaikannya kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa (Daryanto, 2012: 13). Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, menurut Mulyani (2012: 5), dapat ditari kesimpulan bahwa : (a) media adalah segala
48
sesuatu
yang digunakan
sebagai
alat
atau
sarana
untuk
menyampaikan pesan, dan (b) alat peraga adalah media yang brupa alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata atau konkrit. Jadi alat peraga merupakan media pembelajaran. Pernyataan Mulyani senada dengan pernyataan Arsyad (2009: 6), yang menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar sering pula pemakaian kata media pembelajaran digantikan dengan istilah – istilah alat pandang dengar, bahan pengajaran, komunikasi pandang dengar, pendidikan alat pandang dengar, teknologi pendidikan, alat peraga dan media penjelas. 2. Alat Peraga Papan Berpasangan Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di sekolah sangatlah penting, utamanya dalam mengajarkan sesuatu yang abstrak. Dalam pembelajaran matematika khususnya materi operasi bilangan bulat sangat penting sekali kedudukannya, karena materi aljabar ini merupakan materi dasar bagi materi lainnya. Untuk mempermudah pengajaran materi ini diperlukan alat peraga papan berpasangan. Papan berpasangan merupakan alat peraga matematika yang berupa seperangkat benda konkret yang dibuat, dirancang dan disusun, yang terdiri dari lajur atau baris positif dan negatif dan digunakan untuk membantu menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dimana alat peraga
49
ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan konsep pasangan satu – satu (Mulyani, 2012: 7). 3. Tahapan Pembuatan Alat Peraga Papan Berpasangan Adapun bahan yang diperlukan adalah kertas karton atau bisa diganti kardus atau stereform, lem, gunting, kertas warna, pelubang dan alat tulis. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut : a. Langkah pertama yang dilakukan adalah menyediakan dua buah kertas karton dengan ukuran yang berbeda; b. Langkah kedua, kertas karton 1 dibentuk persegi panjang sebagai dasar dan kertas karton 2 juga dibentuk persegi panjang tetapi lebih kecil dari kertas karton satu; c. Langkah ketiga, kertas karton 2 diberi lubang bisa berbentuk lingkaran, persegi atau segitiga yang letaknya berpasangan antara atas dan bawah; d. Langkah keempat, kertas karton tersebut digabungkan dengan menggunakan kertas karton ukuran besar sebagai penyangga. Sebaiknya pada alasnya diberi kertas berwarna untuk membedakan antara positif dan negatifnya; e. Langkah kelima, membuat papan penutup berupa papan berbentuk persegi panjang sebanyak jumlah lubang, yang bisa ditarik maju atau mundur dan berguna untuk membuka lubang dengan cara menarik papan putih tersebut;
50
f. Langkah keenam, papan kecil tersebut dipasang pada setiap lajur atau baris positif maupun negatif yang dapat ditarik (maju atau mundur); g. Langkah ketujuh, melengkapi tanda positif, negatif dan keterangan lainny Berikut gambar alat peraga papan berpasangan dengan penjelasannya Gambar 2.1 Alat Peraga Papan Berpasangan
R
+a -
a
P
+
S
+
b
c Keterangan : a
= kertas karton 1
b
= kertas karton 2
c
= kertas yang bisa ditarik
+
= mewakili bilangan positif = mewakili bilangan negatif
51
R, P, S
= mewakili lajur atau baris ratusan, puluhan
dan satuan Untuk banyaknya lubang pada kertas karton kedua ditetapkan sebanyak 10 lubang. Setiap daerah satuan masing-masing mempunyai 10 lubang untuk daerah S, mewakili bilangan bulat : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Setiap daerah P mewakili bilangan bulat : 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100. Untuk daerah R, mewakili bilangn bulat : 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, 1000. Setiap lajur atau baris terdiri atas dua tanda. Tanda (+) untuk menandakan atau mewakili bilangan bulat positif dan ditempatkan pada lubang di atas. Sedangkan tanda (-) untuk menandakan atau mewakili bilangan bulat negatif dan ditempatkan pada lubang di bawah. Untuk membedakan lajur atau baris positif dan negatif dapat ditambahkan dengan penggunaan warna yang berbeda. Penggunaan warna misalnya, warna merah untuk bilangan bulat positif dan warna biru untuk bilangan bulat negatif. 4. Cara Penggunaan Alat Peraga Papan Berpasangan pada Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Dalam pembelajaran matematika menggunakan alat peraga papan berpasangan perlu diperhatikan proses atau
52
tahapan. Beberapa hal yang harus dijalankan dalam melakukan proses penjumlahan adalah : a. Jika a dan b keduanya merupakan bilangan bulat positif atau bilangan bulat negatif, maka tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda positif atau negatif sejumlah bilangan tersebut. b. Jika a bilangan bulat positif dan b bilangan bulat negatif atau sebaliknya, maka tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda positif sebanyak bilangan tersebut dan tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda negatif
sejumlah
bilangan
tersebut.
Kemudian
pasangkan masing-masing lubang yang bertanda positif dengan negatif. Setelah itu lubang yang tidak mempunyai pasangan itu artinya hasil dari penjumlahan dan dilihat lubang tersebut berada di tanda apa. c. Jika bilangan itu menyatakan puluhan maka pada lubang puluhan ditarik, dan jika bilangan tersebut menyatakan ratusan maka pada lubang ratusan ditarik. 5. Manfaat
Alat
Peraga
Papan
Berpasangan
dalam
Pembelajaran Matematika Manfaat alat peraga secara umum dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih
53
efektif dan efisien. Adapun fungsi dan manfaat alat peraga berpasangan menurut Mulyani (2012: 7) pada pembelajaran matematika sebagai berikut: a. Melakukan suatu percobaan untuk menanamkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa. b. Alat perga berpasangan dapat membuat materi pelajaran yang abstrak yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menjadi lebih konkrit. c. Memberikan kesan bermakna dan lebih lama tersimpan pada diri siswa. Dengan alat ini siswa tidak hanya melihat tetapi
mereka
dapat
berpartisipasi
aktif
melakukan dan menemukan sendiri konsep dasar pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. d. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik. Pembelajaran meteri penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat lebih jelas dan sajiannya bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa. e. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, artinya dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Sehingga bukan guru sendiri yang aktif tetapi juga siswanya.
54
f. Efisiensi waktu dan tenaga. Dengan alat peraga papan berpasangan, guru tidak harus menjelaskan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat berulangulang, sebab denga sekali sajian menggunakan alat peraga ini siswa akan lebih mudah memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. g. Kualitas belajar dapat ditingkatkan. Pengguaan alat peraga papan berpasangan bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap
materi
bilangan
bulat
penjumlahan lebih
dan
bermakna.
pengurangan Bila
hanya
mendengarkan informasi verbal dari guru saja, siswa mungkin kurang memahami materi secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh dan mengalami sendiri dengan alat peraga ini, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik. 6. Kelebihan dan Kekurangan Alat Peraga Papan Berpasangan a. Kelebihan 1) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik. 2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya.
55
3) Membuat siswa lebih aktif melakukan kegiatan belajar, seperti : mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan. b. Kekurangan 1) Mengajar dengan menggunakan alat peraga lebih banyak menuntut guru. 2) Banyak waktu yang diperlukan unruk persiapan. 3) Perlu kesediaan berkorban secara materiil C. Kaitan Alat Peraga Papan Berpasangan dengan Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan Bilangan Bulat Menurut Soedjadi dalam Mulyani (2007 : 2), seorang guru matematika
sesuai
dengan
perkembangan
siswanya,
harus
mengusahakan agar fakta, konsep, operasi ataupun prinsip dalam matematika itu terlihat konkret. Melalui poses abstraksi dan asimilasi, objek matematika dalam pikiran yang bersifat abstrak tersebut dapat dibantu pemahamannya dengan benda-benda nyata yang sifatnya konkrit. Untuk itu, dalam memahami konsep abstrak, anak memerlukan benda-benda konkrit sebagai perantara atau visualisasinya. Untuk dapat membantu memperjelas apa yang akan disampaikan guru dan mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa, maka dibutuhkan media. Media difungsikan sebagai jembatan untuk menyampaikan informasi dari guru kepada siswa dengan tepat. Penggunaan media yang berupa alat peraga, yaitu sebagai jembatan atau visualisasi untuk
56
memahami konsep abstrak. Diharapkan juga dengan bantuan media dalam proses belajar, siswa akan termotivasi, senang, terangsang, dan tertarik. Tetapi kegunaan alat perga tersebut akan gagal apabila konsep abstrak dari representasi konkret itu tidak tercapai. Untuk itu perlu dirancang media berupa alat peraga sebagai alat bantu memahami konsep dasar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat (Mulyani, 2012: 2). Sri Mulyani mencoba merancang alat perga yang membantu konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan konsep berpasangan. Alasan menggunakan konsep berpasangan karena bilangan bulat terdiri dari bilangan negatif dan bilangan positif. Alat peraga matematika ini sengaja dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Mulyani, 2012:3).
57
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Nafiatul Huda Penelitian ini dilakukan di MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Berikut adalah profil singkat MI Nafiatul Huda Demakan: 1. Profil MI Nafiatul Huda a) Nama Madrasah
: MI Nafiatul Huda
b) NSS
: 111233220083
c) Tahun Berdiri
: 1967
58
d) Alamat Sekolah
: Dsn. Demakan Ds. Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah
e) Kode Pos
: 50664
f) Nomor Telepon
: (0298) 593187
g) Akreditasi
:B
2. Visi dan Misi MI Nafiatul Huda Visi MI Nafiatul Huda Terwujudnya generasi yang beriman, berilmu, berketerampilan, dan berakhlakul karimah. Misi MI Nafiatul Huda a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa. b) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama Islam untuk membentuk budi pekerti yang baik. c) Menciptakan suasana yang kondusif untuk keefektifan seluruh kegiatan sekolah. d) Mengembangkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya peningkatan prestasi. e) Mengutamakan
kerja
sama
kependidikan dan keguruan.
59
dalam
menyelesaikan
tugas
f) Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni, dan budaya. 3. Fasilitas Sarana dan Prasarana Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Nafiatul Huda
No.
Nama
Jumlah
Kondisi
1.
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
2.
Ruang Guru
1
Baik
3.
Ruang UKS
1
Rusak Ringan
4.
Ruang Kelas
6
2 Rusak Ringan ,4 Baik
5.
Perpustakaan
1
Baik
6.
Masjid
1
Baik
7.
Toilet Guru
1
Baik
8.
Toilet Siswa
3
1 Rusak Ringan, 2 Baik
9.
Gudang
1
Baik
Tab 4. Guru dan Staf Tabel 3.2 Data Guru dan Staf MI Nafitul Huda No.
Nama
PNS /
Jabatan
NON PNS 1.
Ashadi S.Pd.I.
PNS
Kepala MI
2.
Umi Nasiroh A.Ma.
PNS
Guru Kelas I
3.
Laila Mustafida S.Pd.I.
NON PNS
Guru Kelas IV
60
4.
Nurul Azizah S.Pd.I.
NON PNS
Guru Kelas VI
5.
Mursidah S.H.I.
NON PNS
Guru Kelas II
6.
Nailul Muna,S.Pd.I
NON PNS
Guru Kelas V
7.
Miftah Farid S.Pd.I.
NON PNS
Guru Mapel
8.
Siti Sunaniyah
NON PNS
Guru Kelas III
B. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nafiatul Huda Demakan yang berjumlah 27 siswa, terdiri dari 16 putra dan 11 putri yang pada tahun pelajaran 2016/2017 tercatat sebagai siswa kelas IV MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Tabel 3.3 Daftar Kode Siswa Kelas IV MI Nafiatul Huda Tahun Ajaran 2016/2017 No
Kode Siswa
Jenis Kelamin
1.
MZNZ
Putra
2.
AIU
Putra
3.
FW
Putri
4.
ASF
Putra
5.
AA
Putra
6.
DN
Putri
7.
FPS
Putra
8.
NAA
Putri
61
9.
ARF
Putra
10.
AS
Putra
11.
AYP
Putra
12.
AJP
Putra
13.
AFA
Putra
14.
ADNS
Putra
15.
ANS
Putra
16.
AM
Putri
17.
DRI
Putri
18.
DW
Putra
19.
MZI
Putra
20.
MKP
Putri
21.
NANM
Putri
22.
NAZ
Putri
23.
NAF
Putri
24.
RNA
Putri
25.
SFZ
Putri
26.
UAQ
Putra
27.
RBP
Putra
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dengan rincian sebagai berikut :
62
1. Observasi, Senin 21 Januari 2017 2. Kegiatan Siklus I, Senin 6 Februari 2017 3. Kegiatan siklus II, Senin 13 Februari 2017 1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin 6 Februari 2017. Adapun langkahlangkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat
RPP.
Peneliti
menggunakan
alat
peraga
papan
berpasangan. Adapun tahap perencanaan meliputi: 1)
Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan pada mata pelajaran Matematika kelas IV.
2)
Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Senin 6 Februari 2017.
3)
Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
4)
Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran.
5)
Membuat instrumen penelitian yaitu:
63
a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi akar pangkat tiga. 6) Menyiapkan alat pembelajaran.
b. Pelaksanakan Tindakan 1) Pra Pembelajaran a) Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
tenang
dan
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. b) Menyiapkan RPP. c) Menyiapkan soal pre test. 2) Kegiatan Awal a) Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan doa penuh khidmad b) Guru menanyakan kabar siswa. c) Guru mengecek kehadiran siswa.
64
d) Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan alat tulis. e) Guru melakukan
apersepsi
dengan bertanya materi
sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa. f) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. 3) Kegiatan Inti Eksplorasi : a) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi penjumlahan bilangan bulat. b) Guru menyampaikan materi tentang penjumlahan bilangan bulat. c) Guru menyiapkan alat peraga Papan Berpasangan. d) Guru mendemonstrasikan cara penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan. Elaborasi : a) Guru
menginstruksikan
siswa
untuk
membentuk
5
kelompok. b) Guru membagikan alat peraga papan berpasangan kepada setiap kelompok. c) Guru
membimbing
siswa
untuk
memperagakan
penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan. d) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing – masing kelompok.
65
e) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa. f) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi, selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan. g) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi : a) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari. b) Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan. 4) Kegiatan Akhir a) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan
bertanya
tentang
kesimpulan
dari
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. b) Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya. c) Guru menutup pelajaran dengan doa. c. Pengamatan atau Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu: 1) Memperhatikan sikap dan perilaku peserta didik saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
66
2) Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan. Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus 1
No . A. 1.
2. 3. 4.
Aspek yang diamati
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumya yang telah dipelajari siswa.
6.
Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
B.
Kegiatan inti Eksplorasi Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi penjumlahan bilangan bulat.
2
Pengamatan Siswa
SB B C K T B
S B
B
C K
Catatan
T B
Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan doa dengan penuh khidmad. Guru menanyakan kabar siswa Guru mengecek kehadiran siswa. Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan alat tulis dan bahan ajar
5.
1.
Pengamatan Guru
Guru menjelaskan materi tentang
√
-
√
√
-
√
-
√
√
√
√
√
√
67
√
Tidak dilaksanakan, karena guru langsung melakukan apersepsi. Hanya beberapa siswa yang menjawab, karena siswa yang lain pasif. Tidak dilaksanakan,k arena guru belum terbiasa
√
Tidak semua siswa menjawab, karena ada siswa yang sibuk sendiri
√
Ada beberapa siswa yang kurang
penjumlahan bilangan bulat
3 4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Guru menyiapkan alat peraga papan berpasangan Guru mendemonstrasikan cara penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. Elaborasi Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk 5 kelompok.
Guru membagikan alat peraga papan berpasangan kepada setiap kelompok. Guru membimbing siswa untuk memperagakan penjumlahan bilangan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan. Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing Kelompok. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi Lembar Kerja siswa. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi, selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan.
√
√
memperhatika n karena mengobrol sendiri dengan teman sebangku -
√
√
-
√
√
√
√
√
Guru kurang mengkoordinir pembagian kelompok dengan baik karena belum dipersiapkan sebelumnya. -
√ -
-
-
√
68
√
Beberapa siswa dalam satu kelompok ada yang bermain dan
7.
1.
2.
C. 1.
2.
3.
√
Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari.
Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
mengobrol sendiri -
√
√
√
Hanya beberapa siswa saja yang merespon karena siswa yang lain kurang fokus
-
√
√
√
Sebagian siswa tidak ikut menyimpulka n pembelajaran yang telah dilaksanakan
√
√
√
Keterangan : SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup
69
Seluruh siswa menjawab salam dengan baik.
K
: Kurang
TB
: Tidak Baik
d. Refleksi Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya: 1)
Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.
2)
Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung
3)
Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru. Walaupun
sudah
ada
beberapa
keberhasilan
dalam
pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran seperti yang telah tercantum di catatan pada lembar pengamatan guru dan siswa. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. Berikut ini saran upaya perbaikan : Tabel 3.5 Saran Upaya Perbaikan No.
Kekurangan pada
Upaya Perbaikan
Siklus I 1.
Guru tidak mempersilahkan siswa untuk menyiapkan alat tulis, karena guru
70
setelah mengecek kehadiran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
langsung melakukan apersepsi. Sebagian besar siswa tidak menjawab pertanyaan guru mengenai materi apa yang telah dipelajari sebelumnya karena siswa yang lain pasif Guru tidak menyampaikan indikator dan tujuan pembelajarankarena belum terbiasa. Ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru karena mengobrol dengan teman sebangku Guru kurang mengkoordinir pembagian kelompok karena belum dipersiapkan sebelumnya. Ada beberapa siswa dalam satu kelompok yang bermain sendiri ketika diskusi berlangsung karena kurang diperhatikan guru Hanya sedikit siswa yang menyimpulkan materi yang telah dipelajari karena siswa yang lain pasif.
guru menunjuk beberapa siswa yang pasif untuk menjawab pertanyaan
guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran agar siswa mengetahui apa tujuan dari pembelajaran pada saat itu. guru menegur siswa yang berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi.
guru sudah menyiapkan daftar pembagian kelompok sebelum proses pembelajaran dimulai.
guru memperhatikan jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang masih kesulitan.
Guru memberi motivasi kepada siswa agar berani bertanya, menjawab dan mengungkapkan pendapat di dalam kelas.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Siklus 71
pertama dilaksanakan pada hari Senin 13 Februari 2017. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a.
Perencanaan Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat
RPP.
Peneliti
menggunakan
alat
peraga
Papan
Berpasangan. Adapun tahap perencanaan meliputi: 1) Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Papan Berpasangan pada mata pelajaran Matematika kelas IV. 2) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Senin 13 Februari 2017. 3) Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I. 4) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 5) Membuat instrumen penelitian yaitu: a) Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar mengikuti proses pembelajaran. b) Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi akar pangkat tiga. 6) Menyiapkan alat pembelajaran. b. Pelaksanakan Tindakan
72
1) Pra Pembelajaran a) Guru
mengkondisikan
siswa
untuk
tenang
dan
memperhatikan pembelajaran yang akan berlangsung. b) Menyiapkan RPP. c) Menyiapkan soal pre test. 2) Kegiatan Awal a) Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan doa penuh khidmad. b) Guru menanyakan kabar siswa. c) Guru mengecek kehadiran siswa kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya d) Guru melakukan
apersepsi
dengan bertanya materi
sebelumnya kepada beberapa siswa yang pasif. e) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran dengan jelas. 3) Kegiatan Inti Eksplorasi : a) Guru bertanya jawab dengan menunjuk siswa mengenai materi penjumlahan bilangan bulat. b) Guru menegur siswa yang berbicara sendiri ketika guru menyampaikan materi tentang penjumlahan bilangan bulat. c) Guru menyiapkan alat peraga Papan Berpasangan.
73
d) Guru mendemonstrasikan cara penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga Papan Berpasangan. Elaborasi : a) Guru menyiapkan daftar kelompok yang sudah dibentuk b) Guru membagikan alat peraga Papan Berpasangan kepada setiap kelompok. c) Guru
membimbing
siswa
untuk
memperagakan
penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga Papan Berpasangan. d) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing – masing kelompok. e) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa. f) Guru memperhatikan jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang masih kesulitan. g) Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi : a) Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari. b) Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan. 4) Kegiatan Akhir
74
a) Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan memberikan motivasi agar siswa berani bertanya,
menjawab,
dan
menyimpulkan
kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. b) Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya. c) Guru menutup pelajaran dengan doa. c. Pengamatan atau Observasi Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sangat baik. Siswa juga paham bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan yang berlangsung, sehingga perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif dan siswa aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Tabel 3.6 Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus II
No .
Aspek yang diamati
A. 1.
Kegiatan Awal
2.
Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan doa dengan penuh khidmad. Guru menanyakan kabar siswa
Pengamatan Guru
Pengamatan Siswa
SB B C K T B
S B
B
C K
√
T B -
√
75
Catatan
-
3.
4.
5.
B. 1.
2
3 4.
1. 2.
3.
√
Guru mengecek kehadiran siswa kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumnya kepada beberapa siswa yang pasif Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
√
-
√
√
Kegiatan inti Eksplorasi Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi penjumlahan bilangan bulat. Guru menegur siswa yang berbicara sendiri ketika guru menyampaikan materi tentang penjumlahan bilangan bulat Guru menyiapkan alat peraga papan berpasangan Guru mendemonstrasikan cara penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. Elaborasi Guru menyiapkan daftar kelompok yang sudah dibentuk Guru membagikan alat peraga papan berpasangan kepada setiap kelompok. Guru membimbing siswa untuk
√
√
√
-
Guru sudah menyampaika n indikator dan tujuan pembelajaran.
√
√
-
√
√
-
√
√
-
√
√
√
√
√
-
√
76
-
4.
5.
6.
7.
1.
2.
C. 1.
2.
memperagakan penjumlahan bilangan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan. Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing Kelompok. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi Lembar Kerja siswa. Guru memperhatikan jalannya diskusi dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang masih kesulitan. Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan memberikan motivasi agar siswa berani bertanya, menjawab, dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.
-
-
-
√
√
√
√
-
√
√
-
-
√
√
77
√
-
√
-
3.
Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
√
√
Seluruh siswa menjawab salam dengan baik.
Keterangan : SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup
K
: Kurang
TB
: Tidak Baik
d. Refleksi Setelah dilakukan perencanaan, tindakan, dan pengamatan, peneliti bersama kolabolator mengadakan refleksi dari tindakantindakan yang telah dilakukan, yaitu melalui penggunaan alat peraga papan
berpasangan,
apakah
pembelajaran
tersebut
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penjumlahan bilangan bulat. Setelah membandingkan tindakan siklus I dan siklus II, dalam proses pembelajaran siswa sudah mengalami perubahan. Hasil belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus I, karena hampir semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Selain itu, hasil observasi dan hasil nilai yang didapat juga menunjukkan perubahan hasil yang baik. Siswa juga terlihat lebih
78
senang dan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Keseluruhan nilai siswa sudah mencapai KKM yang telah ditentukan, hanya ada beberapa siswa yang belum tuntas. Maka proses perbaikan belajar berhasil dan tidak perlu lagi diadakan perbaikan tindakan dalam pembelajaran siswa. Keberhasilan belajar meningkat untuk mata pelajaran Matematika.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa alat peraga papan berpasangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan bulat pada kelas IV di MI Nafiatul Huda Demakan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. A. Hasil Penelitian Alat peraga sebelumnya jarang digunakan pada pembelajaran Matematika di MI Nafiatul Huda. Terlebih pada materi penjumlahan bilangan bulat, guru hanya menggunakan garis bilangan untuk membantu
79
menjelaskan kepada siswa. Menggunakan bantuan garis bilangan pun siswa masih kesulitan, karena masih banyak siswa yang kurang memahami materi penjumlahan bilangan bulat. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, untuk membantu mempermudah pemahaman siswa dalam materi penjumlahan bilangan bulat dapat menggunakan alat peraga papan berpasangan. Dari hasil wawancara dengan guru diperoleh informasi nilai murni siswa pada mata pelajaran Matematika sebagai pembanding antara sebelum
dan sesudah diterapkannya penggunaan alat peraga papan
berpasangan. Adapun nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas IV MI Nafiatul Huda mata pelajaran Matematika yaitu 65. Berikut ini analisa hasil per siklus: 1. Siklus I Pada siklus I ini peneliti telah menggunakan alat peraga papan berpasangan untuk materi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV. Data hasil pengamatan Dari instrumen soal tes didapatkan nilai sebagai berikut: Table 4.1 Nilai Siklus I No.
Nama
Pre Test
KET
Post
KET
Test 1.
MZNZ
100
T
100
T
2.
AI
60
TT
60
TT
3.
FW
50
TT
70
T
80
4.
ASF
50
TT
50
TT
5.
AA
60
TT
60
TT
6.
DN
50
TT
70
T
7.
FPS
50
TT
50
TT
8.
NAA
60
TT
80
T
9.
ARF
40
TT
60
TT
10.
AS
80
T
60
TT
11.
AYP
50
TT
40
TT
12.
AJP
70
T
90
T
13.
AFA
60
TT
60
TT
14.
ADNS
50
TT
60
TT
15.
ANS
70
T
70
T
16.
AM
80
T
80
T
17.
DRI
70
T
80
T
18.
DW
50
TT
60
TT
19.
MZI
60
TT
60
TT
20.
MKP
90
T
100
T
21.
NADM
50
TT
60
TT
22.
NAZ
100
T
100
T
23.
NAF
50
TT
80
T
24.
RNA
70
T
70
T
25.
SFZ
60
TT
80
T
81
26.
UAQ
80
T
80
T
27.
RBP
60
TT
60
TT
Jumlah
1720
T: 10 TT : 17
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa : 1) Nilai rata – rata pre test Siklus I M =
=
∑𝑋 𝑁 1720 27
= 63,70
2) Nilai prosentase pre test Siklus I P=
=
𝐹
x 100%
𝑁 10 27
X 100%
= 37, 03 % 3) Nilai rata-rata post test Siklus I M =
=
∑𝑋 𝑁 1910 27
= 70,74 82
1910
T: 14 TT: 13
4) Nilai prosentase post test Siklus I 𝐹
P=
𝑁
=
14 27
x 100% X 100%
= 51,85% Dari data nilai Siklus I di atas dapat disimpulkan bahwa pada nilai post test siswa telah meningkat jika dibandingkan dengan pre test .Siswa yang tuntas pada saat pre test sebanyak 10 siswa atau 37,03%, sedangkan siswa yang tuntas pada saat post test sebanyak 14 siswa atau 51,85 % meningkat 3 siswa atau 16, 67%, jika dibandingkan saat pre test. Nilai rata-rata pada post test adalah 70,74 naik dari nilai rata-rata kelas saat pre test yang hanya 63,70 . Dari data di atas, setelah menerapkan alat peraga papan berpasangan dalam siklus I, nilai dan jumlah ketuntasan siswa mengalami peningkatan yaitu sebesar 14,81%. Meskipun telah mengalami peningkatan, namun jumlah ketuntasan belajar siswa masih belum mencapai target ketuntasan ideal yaitu siswa yang tuntas atau mencapai KKM lebih dari 85%. Sehingga peneliti akan melanjutkan penelitian disiklus selanjutnya dengan menerapkan alat peraga papan berpasangan dengan memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada pada siklus I. 2. Siklus II
83
Pada siklus ini selain memaksimalkan penerapan penggunaan alat peraga papan berpasangan, peneliti juga mencoba mengatasi kekurangan pada siklus sebelumnya dengan memancing siswa untuk aktif dan berani. Data Hasil Pengamatan Table 4. 2 Nilai Siklus II No.
Nama
Pre Test
KET
Post
KET
Test 1.
MZNZ
100
T
100
T
2.
AI
70
T
90
T
3.
FW
70
T
70
T
4.
ASF
50
TT
50
TT
5.
AA
60
TT
60
TT
6.
DN
70
T
90
T
7.
FPS
80
T
70
T
8.
NAA
60
TT
80
T
9.
ARF
60
TT
80
T
10.
AS
70
T
100
T
11.
AYP
70
T
90
T
12.
AJP
70
T
100
T
13.
AFA
80
T
100
T
14.
ADNS
60
TT
70
T
84
15.
ANS
70
T
70
T
16.
AM
80
T
80
T
17.
DRI
70
T
90
T
18.
DW
60
TT
80
T
19.
MZI
80
T
60
TT
20.
MKP
90
T
100
T
21.
NADM
70
T
70
T
22.
NAZ
100
T
100
T
23.
NAF
50
TT
80
T
24.
RNA
70
T
70
T
25.
SFZ
60
TT
80
T
26.
UAQ
60
TT
80
T
27.
RBP
70
T
70
T
Jumlah
1900
T: 18 TT : 7
1) Nilai rata – rata pre test Siklus II M =
=
∑𝑋 𝑁 1900 27
= 70,37 2) Nilai prosentase pre test Siklus II
85
2180
T: 24 TT: 3
𝐹
P=
x 100%
𝑁
=
18 27
X 100%
= 66,67 % 3) Nilai rata – rata post test Siklus II M =
=
∑𝑋 𝑁 2180 27
= 88,89 4) Nilai prosentase post test Siklus II 𝐹
P=
𝑁
=
24 27
x 100% X 100%
= 88,89 % Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan jauh lebih meningkat. Nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan yaitu dari 70,37 atau 66,67% menjadi 88,89 atau 88,89%. Ada juga siswa yang mendapat nilai 100. Peningkatan ketuntasan nilai pada siklus II sebanyak 6 siswa atau 22,22%, yaitu siswa yang tuntas pada saat pre test sebanyak 18 siswa sedangkan siswa yang tuntas pada saat
86
post test sebanyak 24 siswa. Namun, masih ada siswa yang belum bisa tuntas nilai KKM 65 yaitu 3 siswa. Hasil pembelajaran ini sudah memenuhi standar ideal ketuntasan belajar, pada siklus II penelitian tindakan kelas dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan dinyatakan berhasil karena telah mencapai target ketuntasan yaitu 85% siswa telah dinyatakan tuntas atau mencapai nilai rata-rata 88, 89 atau 88,89%. Adapun 3 siswa yang belum tuntas, menurut pengamatan guru memang kurang memiliki motivasi untuk belajar, tidak memperhatikan dalam mengikuti pembelajaran, dan kurang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi penjumlahan bilangan bulat. Data tersebut dapat kita lihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM per Siklus Kegiatan Siklus I Siklus II
Pre Test 10 Siswa atau 37,03% 18 Siswa atau 66, 67%
87
Post Test 14 Siswa atau 51, 58% 24 Siswa atau 88, 89%
Peningkatan 4 Siswa atau , 14,81% 6 Siswa atau 22, 22%
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa siklus I peningkatan siswa yang tuntas dari pre test ke post test sebanyak 4 siswa atau 14,81%, dan pada siklus II peningkatan dari pre test ke post test sebanyak 6 siswa atau 22,23%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mulai dari siklus I sampai siklus II siswa mengalami peningkatan yang cukup baik. Hasil belajar siswa ini dipengaruhi karena motivasi belajar siswa yang sangat tinggi pada mata pelajaran Matematika dengan menggunakan bantuan alat peraga papan berpasangan, adapun faktor lain yang mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa adalah faktor bakat, minat, tingkat intelegensi, karakteristik belajar anak, strategi, metode, dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga papan berpasangan pada mata pelajaran Matematika materi penjumalahan bilangan bulat dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di MI Nafiatul Huda Demakan
88
Banyubiru. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan dari nilai pre test siklus I ke post test siklus I, dan nilai pre test siklus II ke post test siklus II . Pada pre test siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak 10 siswa atau 37,03% dan pada post test siklus I nilai yang sesuai KKM sebanyak 14 siswa atau 51,58%. Sedangkan pada pre test siklus II nilai yang tuntas KKM sebanyak 18 siswa atau 66,67% dan nilai post test pada siklus II yang tuntas KKM sebanyak 24 siswa atau 88,89%, dengn nilai ratarata yang diperoleh 88, 89. B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Berdasarkan kesimpulan di atas, maka untuk peningkatan hasil belajar siswa dapat dikemukakan saran sebagai berikut : a. Seorang guru dapat menggunakan alat perga alternatif dalam memberikan pemahaman, menanamkan atau mengembangkan konsep penjumlahan dan bilangan bulat. b. Alat peraga ini hanya digunakan pada konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk dapat meneliti apakah juga dapat digunakan pada perkalian dan pembagian bilangan bulat. c. Alat peraga ini hanya digunakan pada konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Oleh karena itu, disarankan kepada
89
guru untuk dapat meneliti apakah juga dapat digunakan untuk bilangan pecahan. 2. Bagi Sekolah Setiap sekolah selalu menginginkan seluruh siswanya menjadi anakanak yang sukses dan dapat mengharumkan nama sekolahnya. Untuk mencapai keinginan tersebut, maka sekolah hendaknya memberi dukungan bagi tenaga pendidik yaitu guru untuk memberikan fasilitas yang memadai, seperti menyediakan media, alat peraga, dan sumber belajar yang cukup untuk siswa-siswanya.
DAFTAR PUSTAKA Abdussakir. 2009. Kajian Integratif Matematika dan Alqur’an. Malang: UINMalang Press. Ahmad, Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana. Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Arikunto, Suharsimi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara Arsyad, Ashar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers. Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. 90
Daryanto dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta : Gava Media Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukasi.Jakarta: Rineka Cipta. Ismunanto. 2011. Ensikopedia Matematika. Jakarta : Lentera Abadi Kastolani. 2014. Pembelajaran Inovatif dan Aplikasi. Salatiga : STAIN Press Mulyani, Sri. 2012. Pembelajaran Metematika dengan Alat Peraga Papan Berpasangan. E- Jurnal Mulyasa. 2011. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Rosdakarya. Mutijah dan Novikasari,Ifada. 2009. Bilangan dan Aritmatika. Yogyakarta : Grafindo Litera Media Slameto.2010. Belajar dan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Sriyanti, Lilik. 2009. Teori – Teori Belajar. Salatiga : STAIN Press Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Madrasah
: MI Nafiatul Huda
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: IV ( Empat )
Semester
: II ( Dua )
Pertemuan Ke
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
91
A. Standar Kompetensi 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. B. Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat. C. Indikator 5.2.1
Siswa mampu menjumlahkan dua bilangan bulat positif (satuan).
5.2.2
Siswa mampu menjumlahkan dua bilangan bulat negatif (satuan).
5.2.3
Siswa mampu menjumlahkan dua bilangan bulat positif dan negatif (satuan).
D. Tujuan 1. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian penjumlahan bilangan bulat dengan benar. 2. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat
menjumlahkan
dua
bilangan
positif
(satuan)
dengan
menggunakan alat peraga papan berpasangan dengan benar. 3. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat
menjumlahkan
dua
bilangan
negatif
(satuan)
menggunakan alat peraga papan berpasangan dengan benar.
92
dengan
4. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat menjumlahkan dua bilangan positif dan negatif (satuan) dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, Rasa Hormat, Perhatian, Tekun, dan Tanggung Jawab. E. Materi Pembelajaran Bilangan – bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5….. disebut bilangan cacah, sedangkan 1, 2, 3, 4,5….. disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah gabungan dari nol dan bilangan asli. Adakah lawan bilangan asli? Bagaimana melambangkannya? Nol, bilangan asli dan lawan bilangan asli disebut bilangan bulat. Jadi, bilangan bulat terdiri dari 0, bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat positif dilambangkan dengan tanda (+) dan bilangan bulat negatif dilambangkan dengan tanda (). Penjumlahan bilangan bulat terdiri dari penjumlahan dua bilangan bulat positif, penjumlahan dua bilangan bulat negatif, dan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Untuk menentukan hasil akhir penjumlahan bilangan bulat perlu penanaman konsep tanda (+) dan (-). Untuk itu dapat diilustrasikan dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. Penanaman Konsep : a. Tanda (+) mewakili tanda bilangan bulat positif. b. Tanda (-) mewakili tanda bilangan bulat negatif.
93
c. R,P,S mewakili lajur ratusan, puluhan dan satuan. d. Setiap daerah R,P,S masing – masing mempunyai lubang sepuluh. Untuk daerah S mewakili bilangan bulat satuan. Untuk daerah P mewakili bilangan bulat puluhan. Dan untuk daerah R mewakili bilangan bulat ratusan. e. Untuk membedakan baris positif dan negatif maka dapat digunakan warna yang berbeda, misalnya untuk baris positif warnanya merah dan untuk baris negatif warnanya kuning. R + -
P
+ -
S
+ -
Langkah – langkah melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan :
94
a. Jika x dan y keduanya merupakan bilangan bulat positif atau negatif, maka tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda positif atau negatif sejumlah bilangan tersebut. b. Jika x bilangan bulat positif dan y bilangan bulat negatif atau sebaliknya, maka tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda positif sebanyak bilangan tersebut dan tariklah penutup pada barisan lubang yang bertand negatif sebanyak bilangan tersebut. Kemudian pasangkan masing – masing lubang yang bertanda positif dengan negatif. Setelah itu lubang yang tidak mempunyai pasangan itu artinya hasil dari penjumlahan dan dilihat tersebut berada ditanda apa. c. Jika bilangan itu menyatakan puluhan maka pada lubang puluhan ditarik, dan jika bilangan tersebut menyatakan ratusan maka pada lubang ratusan ditarik. Contoh : 5 + (-6) = 5
terletak pada barisan satuan yang bertanda positif , tarik
penutup sebanyak lima lubang. (-6)
terletak pada barisan satuan yang bertanda negatif,
tarik penutup sebanyak enam lubang.
S
+ -
95
Dari ilustrasi papan berpasangan di atas dapat dilihat bahwa ada satu lubang yang tidak mempunyai pasangan. Artinya itulah hasil dari penjumlahan bilangan tersebut. Kemudian tanda hasil dari penjumlahan tersebut bertanda negatif karena lubang yang tidak mempunyai pasangan berada pada barisan negatif. Jadi , 5 + (-6) = 1 F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi 3. Penugasan G. Media, Alat dan Sumber Belajar 1. Media dan Alat Pembelajaran a. Alat Peraga Papan Berpasangan b. Doubletip 2. Sumber Belajar a. LKS Matematika kelas IV b. Buku BSE Ayo Belajar Matematika Kelas IV untuk SD/MI, Burhan Mustaqim dan Ary. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 145. H. Langkah – Langkah Pembelajaran Jenis
Kegiatan Guru
kegiatan
Alokasi Waktu
96
Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam dan
10 Menit
membuka pelajaran dengan doa dengan penuh khidmad. b. Guru menanyakan kabar siswa. c. Guru mengecek kehadiran siswa. d. Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan alat tulis. e. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab materi sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa. f. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
50 Menit
Eksplorasi a. Guru menyiapkan alat peraga papan berpasangan. b. Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai
materi
penjumlahan
bilangan bulat. c. Guru menyampaikan materi tentang penjumlahan bilangan bulat. d. Guru
mendemonstrasikan
menjumlahkan
97
bilangan
cara bulat
menggunakan alat peraga papan berpasangan. Elaborasi a. Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk 5 kelompok. b. Guru membagikan
alat
peraga
papan berpasangan kepada setiap kelompok. c. Guru membimbing siswa untuk memperagakan bilangan
penjumlahan bulat
dengan
menggunakan alat peraga papan berpasangan. d. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing – masing kelompok. e. Guru
menginstruksikan
kepada
siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa. f. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi, selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan.
98
g. Guru
menginstruksikan
kepada
masing – masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi a. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari. b. Guru memberikan lembar evaluasi ( post test) dari kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan Akhir
a. Guru
melakukan
kegiatan
yang
dengan
refleksi
telah
dilakukan
bertanya
kesimpulan
dari
dari
tentang kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. b. Guru
menutup
kegiatan
pembelajaran dan mengingatkan siswa
untuk
belajar
materi
pembelajaran selanjutnya. c. Guru menutup pelajaran dengan doa.
I. Penilaian
99
10 Menit
1. Jenis / Teknik Penilaian Teknik penilaian adalah tes tertulis 2. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian adalah lembar soal tes Soal Pre Test Lembar Kerja Siswa Siklus I Nama
:
No.absen
:
Bekerjalah secara individu !
Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !
Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu!
Jawablah soal berikut dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan ! 1. 10 + (-4) = 2. 9 + (-6)
=
3. 7 + (-9)
=
4. (-8) + 5
=
5. (-5) + (-4) = KUNCI JAWABAN 1. 6 2. 3 3. -2 4. -3
100
5. -9 NILAI :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100
Soal Post Test LEMBAR EVALUASI Siklus I Nama
:
No. absen :
Bekerjalah secara individu!
Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !
Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu !
Jawablah soal berikut dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan ! 1. 10 + (-4)
=
2. 9 + (-6)
=
3. 7 + (-9)
=
4. (-8) + 5
=
5. (-5) + (-4)
=
KUNCI JAWABAN 1. 6 2. 3 3. -2 4. -3
101
5. -9
102
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Madrasah
: MI Nafiatul Huda
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: IV ( Empat )
Semester
: II ( Dua )
Pertemuan Ke
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
J. Standar Kompetensi 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. K. Kompetensi Dasar 5.3 Menjumlahkan bilangan bulat. L. Indikator 5.3.1
Siswa mampu menjumlahkan dua bilangan bulat positif (puluhan).
103
5.3.2
Siswa mampu menjumlahkan dua bilangan bulat negatif (puluhan).
5.3.3
Siswa mampu menjumlahkan dua bilangan bulat positif dan negatif (puluhan).
M. Tujuan 5. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat menjelaskan pengertian penjumlahan bilangan bulat dengan benar. 6. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat
menjumlahkan
dua
bilangan
positif
(satuan)
dengan
menggunakan alat peraga papan berpasangan dengan benar. 7. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat
menjumlahkan
dua
bilangan
negatif
(satuan)
dengan
menggunakan alat peraga papan berpasangan dengan benar. 8. Dengan mendengarkan penjelasan dan melihat peragaan guru siswa dapat menjumlahkan dua bilangan positif dan negatif (satuan) dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan dengan benar. Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin, Rasa Hormat, Perhatian, Tekun, dan Tanggung Jawab. N. Materi Pembelajaran Bilangan – bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5….. disebut bilangan cacah, sedangkan 1, 2, 3, 4,5….. disebut bilangan asli. Jadi, bilangan cacah adalah gabungan dari nol dan bilangan asli. Adakah lawan bilangan asli? Bagaimana melambangkannya? Nol, bilangan asli dan lawan bilangan asli
104
disebut bilangan bulat. Jadi, bilangan bulat terdiri dari 0, bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat positif dilambangkan dengan tanda (+) dan bilangan bulat negatif dilambangkan dengan tanda (). Penjumlahan bilangan bulat terdiri dari penjumlahan dua bilangan bulat positif, penjumlahan dua bilangan bulat negatif, dan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Untuk menentukan hasil akhir penjumlahan bilangan bulat perlu penanaman konsep tanda (+) dan (-). Untuk itu dapat diilustrasikan dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. Penanaman Konsep : f. Tanda (+) mewakili tanda bilangan bulat positif. g. Tanda (-) mewakili tanda bilangan bulat negatif. h. R,P,S mewakili lajur ratusan, puluhan dan satuan. i. Setiap daerah R,P,S masing – masing mempunyai lubang sepuluh. Untuk daerah S mewakili bilangan bulat satuan. Untuk daerah P mewakili bilangan bulat puluhan. Dan untuk daerah R mewakili bilangan bulat ratusan. j. Untuk membedakan baris positif dan negatif maka dapat digunakan warna yang berbeda, misalnya untuk baris positif warnanya merah dan untuk baris negatif warnanya kuning. R + 105
+ -
+ -
Langkah – langkah melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan : d. Jika x dan y keduanya merupakan bilangan bulat positif atau negatif, maka tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda positif atau negatif sejumlah bilangan tersebut. e. Jika x bilangan bulat positif dan y bilangan bulat negatif atau sebaliknya, maka tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda positif sebanyak bilangan tersebut dan tariklah penutup pada barisan lubang yang bertanda negatif sebanyak bilangan tersebut. Kemudian pasangkan masing-masing lubang yang bertanda positif dengan negatif. Setelah itu lubang yang tidak mempunyai pasangan itu artinya hasil dari penjumlahan dan dilihat tersebut berada ditanda apa.
106
f. Jika bilangan itu menyatakan puluhan maka pada lubang puluhan ditarik, dan jika bilangan tersebut menyatakan ratusan maka pada lubang ratusan ditarik. Contoh : 5 + (-6) = 5
terletak pada barisan satuan yang bertanda positif , tarik
penutup sebanyak lima lubang. (-6)
terletak pada barisan satuan yang bertanda negatif,
tarik penutup sebanyak enam lubang.
S
+
Dari ilustrasi papan berpasangan di atas dapat dilihat bahwa ada satu
lubang yang tidak mempunyai pasangan. Artinya itulah hasil dari penjumlahan bilangan tersebut. Kemudian tanda hasil dari penjumlahan tersebut bertanda negatif karena lubang yang tidak mempunyai pasangan berada pada barisan negatif. Jadi , 5 + (-6) = 1 O. Metode Pembelajaran 4. Ceramah 5. Demonstrasi 6. Penugasan P. Media, Alat dan Sumber Belajar 3. Media dan Alat Pembelajaran
107
c. Alat Peraga Papan Berpasangan d. Double tip 4. Sumber Belajar c. LKS Matematika kelas IV d. Buku BSE Ayo Belajar Matematika Kelas IV untuk SD/MI, Burhan Mustaqim dan Ary. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 145. Q. Langkah – Langkah Pembelajaran Jenis
Kegiatan Guru
Alokasi
kegiatan Kegiatan Awal
Waktu g. Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan doa dengan penuh khidmad. h. Guru menanyakan kabar siswa. i. Guru mengecek kehadiran siswa kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya j. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab materi sebelumnya yang
telah
dipelajari
beberapa siswa yang pasif.
108
kepada
10 Menit
k. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran dengan jelas. Kegiatan Inti
50 Menit
Eksplorasi e. Guru
bertanya
jawab
dengan
menunjuk beberapa siswa mengenai materi penjumlahan bilangan bulat. f. Guru menegur siswa yang berbicara sendiri
ketika
guru
sedang
menjelaskan materi penjumlahan bilangan bulat secara detail. g. Guru menyiapkan alat peraga papan berpasangan. h. Guru
mendemonstrasikan
menjumlahkan
cara
bilangan
bulat
menggunakan alat peraga papan berpasangan. Elaborasi h. Guru menyiapkan daftar kelompok yang telah dibuat sebelumnya. i. Guru membagikan
alat
peraga
papan berpasangan kepada setiap kelompok.
109
j. Guru membimbing siswa untuk memperagakan bilangan
penjumlahan bulat
dengan
menggunakan alat peraga papan berpasangan. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing – masing kelompok. k. Guru
menginstruksikan
kepada
siswa untuk mengerjakan lembar kerja siswa. l. Guru
memperhatikan
jalannya
diskusi dan memberikan bimbingan kepada
kelompok
yang
masih
kesulitan. m. Guru
menginstruksikan
kepada
masing – masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi c. Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari.
110
d. Guru memberikan lembar evaluasi ( post test) dari kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan Akhir
d. Guru
melakukan
refleksi
dari
kegiatan
yang
telah
dilakukan
dengan
memberikan
motivasi
kepada siswa agar berani bertanya, menjawab,
dan
menyimpulkan
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. e. Guru
menutup
kegiatan
pembelajaran dan mengingatkan siswa
untuk
belajar
materi
pembelajaran selanjutnya. f. Guru menutup pelajaran dengan doa.
R. Penilaian 3. Jenis / Teknik Penilaian Teknik penilaian adalah tes tertulis 4. Instrumen Penilaian Instrumen penilaian adalah lembar soal tes Soal Pre Test
111
11 Menit
Lembar Kerja Siswa Siklus II Nama
:
No.absen
:
Bekerjalah secara individu !
Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !
Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu!
Jawablah soal berikut dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan ! 6. 15 + (-7)
=
7. (-17) + 9
=
8. (-11) + (-12)
=
9. (-25) + 3
=
10. 34 + (-17)
=
11. (-24) + 10
=
12. 55 + (-27)
=
13. 36 + (-12)
=
14. (-46) + 26
=
15. (-27) + 5
=
KUNCI JAWABAN 6. 8 7. -8 8. -23 9. -22
112
10. 17 11. -14 12. 28 13. 24 14. -20 15. -22
Soal Post Test Lembar Evaluasi Siklus II Nama
:
No.absen
:
Bekerjalah secara individu !
Bacalah lembar kerja ini dengan cermat !
Jika ada hal-hal yang kurang jelas tanyakan pada gurumu!
Jawablah soal berikut dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan ! 1. 15 + (-7)
=
2. (-17) + 9
=
3. (-11) + (-12)
=
113
4. (-25) + 3
=
5. 34 + (-17)
=
6. (-24) + 10
=
7. 55 + (-27)
=
8. 36 + (-12)
=
9. (-46) + 26
=
10. (-27) + 5
=
KUNCI JAWABAN 11. 8 12. -8 13. -23 14. -22 15. 17 16. -14 17. 28 18. 24 19. -20 20. -22
NILAI :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 100
114
115
Lampiran 3 Tabel Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus 1
No .
Aspek yang diamati
A. 1.
Kegiatan Awal
2. 3. 4. 5.
6. B.
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi penjumlahan bilangan bulat.
2
Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat Guru menyiapkan alat peraga papan berpasangan Guru mendemonstrasikan cara penjumlahan bilangan bulat dengan
4.
Pengamatan Siswa
SB B C K T B
S B
Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan doa penuh khidmad. Guru menanyakan kabar siswa Guru mengecek kehadiran siswa. Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan alat tulis dan bahan ajar Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumya yang telah dipelajari siswa. Guru menyampaikan indicator dan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti Eksplorasi
1.
3
Pengamatan Guru
116
B
C K
T B
Catatan
1. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
menggunakan alat peraga papan berpasangan. Elaborasi Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk 5 kelompok. Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk 5 kelompok. Guru membagikan alat peraga papan berpasangan kepada setiap kelompok. Guru membimbing siswa untuk memperagakan penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan. Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing Kelompok. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi Lembar Kerja siswa. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi, Selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan. Guru menginstruksikan kepada masing- masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi Guru bertanya kepada siswa tentang pemahaman mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberikan lembar evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan
117
C. 1.
2.
3.
Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
Banyubiru, 6 Februari 2017
Penulis
118
Lampiran 4 Tabel Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Siklus 1I No .
Aspek yang diamati
A. 1.
Kegiatan Awal
2. 3.
4.
5.
B.
PengamatanSiswa
SB B C K T B
S B
Guru mengucapkan salam dan membuka pelajaran dengan doa penuh khidmad. Guru menanyakan kabar siswa Guru mengecek kehadiran siswa.kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyiapkan alat tulisnya Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumya yang telah dipelajari kepada siswa yang pasif. Guru menyampaikan indicator dan tujuan pembelajaran dengan jelas. Kegiatan inti Eksplorasi
1.
Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi penjumlahan bilangan bulat.
2
Guru menegur siswa yang berbicara sendiri ketika guru sedang menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat Guru menyiapkan alat peraga papan berpasangan
3
Pengamatan Guru
119
B
C K
T B
Catatan
4.
1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
Guru mendemonstrasikan cara penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga papan berpasangan. Elaborasi Guru menyiapkan daftar kelompok yang sudah dibentuk. Guru membagikan alat peraga papan berpasangan kepada setiap kelompok. Guru membimbing siswa untuk memperagakan penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga papan berpasangan. Guru membagi Lembar Kerja Siswa kepada masing-masing kelompok. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk mengisi lembar kerja siswa. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk diskusi, selama kegiatan diskusi guru memberikan bimbingan. Guru menginstruksikan kepada masing-masing kelompok untuk mengumpulkan hasil diskusinya. Konfirmasi Guru bertanyakepadasiswatent angpemahamanmengena imateri yang telahdipelajari. Guru memberikan lembar evaluasi dari
Banyubiru, 13 Februari 2017
120
C. 1.
2.
3.
kegiatan yang telah dilakukan Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi darikegiatan yang telah dilakukan dengan memberikan motivasi kepada siswa agar berani bertanya, menjawab, dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya. Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
Penulis
121
Lampiran 5 SiswaMengikuti Proses Pembelajaran
122
Lampiran 6 SiswaBerdiskusiMengerjakanSoaldenganMenggunakanAlatPeragaPapanBerpasan gan
123
Lampiran 7 Guru Menunjuk Salah SatuSiswauntukMemperagakanPenggunaanPapanBerpasangan
124
Lampiran 9
125
Lampiran 10
126
Lampiran 11
127
Lampiran 12
DAFTAR NILAI SKK
Nama
: Mifakhul Fadlilah
NIM
: 115-12-066
Jurusan
: PGMI
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Dosen PA
: Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si
No.
Kegiatan
Tanggal
Keterangan
Nilai
1.
OPAK STAIN Salatiga 2012
05-07 September 2012
Peserta
3
2.
OPAK Jurusan Tarbiyah 08-09 September 2012 STAIN Salatiga 2012
Peserta
3
3.
Orientasi Dasar Keislaman STAIN Salatiga
10 September 2012
Peserta
2
4.
Seminar Entrepreneurship dan Perkoperasian diselenggarakan oleh MAPALA MITAPASA dan KSEI STAIN Salatiga
11 September 2012
Peserta
2
5.
Seminar Achivment Motivation Training dengan AMT,Bangun Karakter Raih Prestasi
12 September 2012
Peserta
2
6.
Library User Education oleh UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
13 September 2012
Peserta
2
7.
MAPABA PMII Joko Tinggkir Salatiga 2012 diselenggaraka oleh PMII
05-07 Oktober 2012
Peserta
2
128
8.
Diskusi Publik dan Rujak Party diselenggarakan oleh PMII Joko Tingkir Salatiga
09 Nopember 2012
Peserta
2
9.
Dialog Publik dan Silaturahim Nasional diselenggarakan oleh PMII Kota Salatiga
10 Nopember 2012
Peserta
8
10.
Surat Tanda Selesai Belajar dalam Pelatihan Koran Anak diselenggarakan oleh PKBM La Tahzan
18 Desember 2012
Peserta
4
11.
Latihan Kader Dasar Fatayat diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Semarang
21-22 Desember 2012
Peserta
4
12.
Seminar Nasional Ahlussunnah Waljamah dalam Perspektif Islam Indonesia diselenggarakan oleh DEMA STAIN Salatiga
26 Maret 2013
Peserta
8
13.
Seminar Nasional “Menumbuhkan Jiwa Enterpeneurship Generasi Muda” diselenggarakan oleh KOPMA FATAWA STAIN Salatiga
27 Mei 2013
Peserta
8
14.
Sarasehan dengan tema “Mendalami Koperasi Mahasiswa sebagai Sarana Pembelajaran Manajemen” diselenggarakan oleh KOPMA FATAWA STAIN Salatiga
22 Juni 2013
Panitia
3
15.
Seminar Nasional dan Dialog Publik “Penyesuaian Harga BBM Bersubsidi”
27 Juni 2013
Peserta
8
129
diselenggarakan oleh HMJ Syariah STAIN Salatiga 16.
Pendidikan Lanjutan Perkoperasian diselenggarakan oleh KOPMA FATAWA STAIN Salatiga
05-07 Juli 2013
Peserta
2
17.
Pendidikan dan Pelatihan Calon Pramuka Pandega ke23 diselenggarakan oleh RACANA STAIN Salatiga
20-23 September 2013
Peserta
2
18.
Public Hearing III diselenggarakan oleh SEMA STAIN Salatiga 2013 Training Of Trainer diselenggarakan oleh KOPMA FATAWA STAIN Salatiga
20 Oktober 2013
Peserta
2
22-24 Nopember 2013
Peserta
2
19.
20.
DMS II “Muslimah Sejati, Tetap Gaul Tapi Syar’I” diselenggarakan oleh LDK Darul Amal STAIN Salatiga
01 Desember 2013
Peserta
2
21.
Tabligh Akbar bertajuk “Tafsir Tematik dalam Upaya Menjawab Persoalan Israel dan Palestina” diselenggarakan oleh JQH STAIN Salatiga
01 Desember 2013
Peserta
2
22.
Pendidikan Dasar Perkoperasian “Menumbuhkan Jiwa Berwirausaha Melalui Koperasi Mahasiswa” diselenggarakan oleh KOPMA FATAWA STAIN Salatiga
27-29 Desember 2013
Panitia
3
23.
Seminar Nasional “Pemuda,peradaban Islam, dan Kemandirian”
02 September 2015
Peserta
8
130
diselenggarakan oleh KARIMA Learning and Training Center 24.
Seminar Nasional “Optimalisasi Sumber Daya Insani dalam Menghadapi Dunia Wirausaha” diselenggarakan oleh HMJ DIII Perbankan Syariah
29 September 2016
Peserta
8
25.
Seminar Nasional “ Bersama Merajut Asa Memberantas Korupsi di Indonesia” diselenggarakan oleh DEMA Fakultas Syariah
10 November 2016
Peserta
8
JUMLAH
131
100
132