ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI SISWA PADA KONSEP WUJUD ZAT DAN PERUBAHANNYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN (Penelitian Deskriptif di SMP 2 Mei Ciputat)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh RENI HANDAYANI NIM : 107016301070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H / 2013 M
ABSTRAK RENI HANDAYANI (107016301070). Analisis Kemampuan Observasi Siswa pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya dengan Menggunakan Metode Eksperimen. Skripsi Program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kemampuan observasi siswa setelah menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012, di kelas VII-2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 Mei Ciputat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen nontes berupa lembar observasi dan instrumen tes berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama rata-rata kemampuan observasi siswa masih rendah sebesar 57.70%, akan tetapi pada pertemuan selanjutnya terjadi peningkatan yang signifikan. Pada pertemuan terakhir rata-rata kemampuan observasi siswa meningkat menjadi 81.14%. Rata-rata Hasil LKS kelompok memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dan meningkat pada setiap pertemuan.
Kata Kunci : Metode Eksperimen, Kemampuan Observasi.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia yang tidak terhingga. Salah satu nikmat dan karunia-Nya adalah akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat teriring salam senantiasa tersampaikan kepada nabi tercinta, nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para pengikutnya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat akademis untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) program studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan judul “Analisis Kemampuan Observasi Siswa pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya dengan Menggunakan Metode Eksperimen”. Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Nengsih Junaengsih, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas doa, bimbingan dan saran, ilmu serta dorongan semangatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Erina Hertanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan peneliti dalam penelitian skripsi ini. Terima kasih atas ilmu serta dorongan semangatnya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Segenap Guru dan Kepala Sekolah SMP 2 Mei Ciputat-Tangerang Selatan, yang telah memberikan informasi dan penerimaan yang hangat selama proses pengumpulan data.
iii
6. Indrawan, S.Pd., Suami tercinta sekaligus rekan yang selalu memberikan semangat, inspirasi dan motivasi selama penulisan skripsi dan telah banyak membantu dalam teknik penulisan dan penyusunan. 7. Secara khusus, peneliti juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu dan Bapak, yang kasih sayangnya tak terbatas dan tak lekang oleh waktu, segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT. atas karunia yang Allah berikan melalui Ibu dan Bapak. Do’a, didikan, nasehat, dan semangat yang diberikan senantiasa menjadi pengobat rasa lelah dan pemicu untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan berusaha meraih yang terbaik untuk membuat Ibu dan Bapak bangga. Semoga Allah selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi ku. Peneliti menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, maka secara terbuka peneliti menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan penelitian selanjutnya.
Jakarta, Januari 2013
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................
ii
ABSTRAK ....................................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
DAFTAR ISI.................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................
3
C. Batasan Masalah .....................................................................
3
D. Rumusan Masalah ..................................................................
4
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian..............................
4
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR ......
5
A. Deskripsi Teoritis ...................................................................
5
BAB II
1.
Pengertian, prinsip-prinsip, keterampilan dan tahapan serta kelebihan dan kekerangan Metode Eksperimen ..............
5
2.
Kedudukan suatu metode dalam pembelajaran ............... 14
3.
Pengertian, jenis-jenis dan Karakteristik Keterampilan Proses Sains ..................................................................... 17
4.
Kemampuan Observasi ................................................... 25
5.
Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Fisika .............. 28
6.
Wujud zat dan Perubahannya .......................................... 30
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................... 33 C. Kerangka Berpikir .................................................................. 36 v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 39 A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 39 B. Metode Penelitian ................................................................... 39 C. Populasi dan Sampel .............................................................. 40 D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40 E. Instrumen Penelitian ............................................................... 41 F. Uji coba instrumen Penelitian ................................................ 42 G. Teknik Analisis Data .............................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 47 A. Hasil Penelitian....................................................................... 47 B. Pembahasan ............................................................................ 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 58 A. Kesimpulan ............................................................................. 58 B. Saran ....................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 59
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Keterampilan Proses dan Indikatornya .................................... 21
Table 3.1
Uji Validitas Ahli .................................................................... 42
Tabel 3.2
Skala Kategori Kemampuan .................................................... 44
Tabel 3.3
Skala Kategori Kemampuan .................................................... 44
Tabel 4.1
Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada Pertemuan Pertama .................................................................. 48
Tabel 4.2
Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada Pertemuan Kedua..................................................................... 49
Tabel 4.3
Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada Pertemuan Ketiga .................................................................... 50
Tabel 4.4
Indikator Kemampuan Observasi Tiap Kelompok pada Pertemuan Keempat................................................................. 51
Tabel 4.5
Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Pertemuan ................................................................................ 52
Tabel 4.6
Hasil Lembar Kerja Siswa pada Setiap Pertemuan ................. 53
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Wujud Zat dan Perubahannya ........................... 30 Gambar 2.2 Perubahan Wujud Zat ............................................................. 32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksana Pembelajaran .......................................... 61 Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ............................................................... 80 Lampiran 3 Pedoman Observasi ................................................................ 93 Lampiran 4 Rubrik Penilaian ..................................................................... 99 Lampiran 5 Analisis Data Lembar Obsrvasi .............................................. 109 Lampiran 6 Analisis Data Lembar Kerja Siswa ........................................ 121 Lampiran 7
Lembar Uji Validitas ............................................................. 123
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 125 Lampiran 9 Uji Referensi........................................................................... 126
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains mencakup kajian tentang biologi, kimia dan fisika merupakan mata pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Pernyataan ini sejalan dengan Implementasi hakekat sains yang diwujudkan dalam pembelajaran IPA yang disusun melalui suatu kurikulum yang menekankan pembelajaran sains pada pemberian pengalaman secara langsung dengan tidak melepaskan konsep dengan kerja ilmiah.
1
Panduan Kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah menjelaskan bahwa sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pelaksanaan pendidikan sains harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung kepada siswa, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah Keterampilan Proses Sains (KPS) untuk menjelajahi alam sekitar dan memahaminya agar dapat meningkatkan kualitas mereka dalam keilmuan. Keterampilan proses sains adalah sejumlah kemampuan atau keterampilan fisik dan mental yang digunakan para ilmuwan untuk menemukan semua fakta dan konsep. Keterampilan Proses Sains (KPS) terdiri atas melakukan observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan ruang dan waktu, membuat
hipotesa,
merencanakan
menginterpretasikan,
interferensi,
penelitian,
mengendalikan
meramalkan,
menerapkan
variabel, dan
mengkomunikasikan.2 Observasi merupakan salah satu bagian dari Keterampilan Proses Sains (KPS) yang dianggap sebagai langkah pertama dalam melakukan suatu kegiatan 1
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009) h. 46. 2 Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: PT. Gramedia, 1986) h.17.
1
2
ilmiah atau memecahkan suatu masalah. Informasi yang diperoleh melalui observasi akan menuntun untuk mengetahui lebih lanjut, mempertanyakan, memikirkan, menginterpretasikan dan menyelidiki. Terkumpulnya fakta yang relevan dalam suatu permasalahan sangat dipengaruhi oleh ketelitian dalam mengobservasi. Untuk mempelajari IPA khususnya fisika, penguasaan kemampuan observasi sangat penting sebagai modal bagi siswa, mengingat banyak sekali objek serta fenomena yang membutuhkan kemampuan mengobservasi untuk mempelajarinya. Keterampilan observasi merupakan salah satu bagian dari keterampilan proses yang menjadi dasar bagi pengembangan keterampilan proses lainnya. Melalui observasi segala objek dan fenomena alam dapat diketahui dengan menggunakan kelima indera yaitu penglihatan, pendengaran, pengecap, pembau dan peraba. Pengembangan kemampuan observasi siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran berbasis praktikum yang terdapat pada metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan untuk mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dengan menggunakan
metode
eksperimen,
siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengembangkan Keterampilan Proses Sains dengan cara memperoleh sendiri konsep-konsep fisika yang dipelajari, sehingga lebih mudah dipahami. Salah satu konsep fisika yang meminta siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang benar adalah konsep wujud zat dan perubahannya. Melalui metode eksperimen yang diterapkan pada konsep wujud zat dan perubahannya siswa tidak hanya belajar tentang konsep, tetapi juga belajar bagaimana suatu konsep diperoleh melalui metode ilmiah. Siswa juga diharapkan memiliki
kesempatan
yang
lebih
besar
untuk
berinisiatif
dan
dapat
mengembangkan kemampuan observasi yang terdapat dalam dirinya. Materi pada pokok pembahasan wujud zat dan perubahannya merupakan salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Materi ini membutuhkan keterampilan dalam menggunakan alat indera, keterampilan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan keterampilan mencari persamaan dan perbedaan yang merupakan indikator dari kemampuan observasi. Materi ini
3
biasanya disampaikan dengan metode ceramah sehingga siswa kurang tertarik dan jiwa observasi kurang dimiliki, hal ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan di SMP 2 Mei Ciputat. Oleh karena itu, materi ini akan disampaikan dengan menggunakan metode eksperimen. Diharapkan siswa lebih tertarik dalam mempelajarinya dan dapat menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan seharihari serta akan melatih siswa agar memiliki keterampilan observasi yang lebih baik. Belajar fisika melalui metode eksperimen ini juga dipilih mengingat siswa yang menjadi subjek penilitian adalah kelas VII dan sebagian besar belum pernah melakukan metode eksperimen selama duduk dibangku Sekolah Dasar, sehingga diharapkan minat siswa untuk belajar fisika juga ikut berkembang karena salah satu fungsi dari metode eksperimen yang dilakukan oleh siswa adalah dapat mengembangkan semangat belajar. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti “Analisis Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah berikut ini: 1.
Penguasaan kemampuan observasi sangat penting sebagai modal bagi siswa,
mengingat
banyak
sekali
objek
serta
fenomena
yang
membutuhkan kemampuan mengobservasi untuk mempelajarinya. 2.
Pengembangan kemampuan observasi siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran
berbasis
praktikum
yang
terdapat
pada
metode
eksperimen.
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah maka permasalahannya dibatasi sebagai berikut: 1.
Eksperimen yang dilakukan adalah eksperimen mengenai wujud zat dan perubahannya.
4
2.
Kemampuan observasi yang diteliti meliputi keterampilan menggunakan alat indera, keterampilan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan keterampilan mencari persamaan dan perbedaan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang akan diungkapkan adalah “Bagaimanakah Kemampuan Observasi Siswa Pada Konsep Wujud Zat dan Perubahannya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen?”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kemampuan observasi siswa pada konsep wujud zat dan perubahannya dengan menggunakan metode eksperimen.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran berbasis metode eksperimen. 2. Sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan fisika dan mengembangkan keterampilan observasi siswa. 3. Sebagai sumbangan pemikiran pada peneliti lain yang ingin mengkaji masalah serupa.
5
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teoritis 1.
Metode Eksperimen a. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajari dalam proses belajar mengajar. Dengan metode pelajaran ini siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencoba, mencari suatu hukum/dalil dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.1 Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pernyataan atau hipotesis yang telah dipelajari. Orang seringkali menggabungkan pengertian eksperimen dengan kerja laboratorium, meskipun kedua pengertian ini mengandung prinsip yang hamper sama namun berbeda dalam konotasinya. Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau di luar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat sehingga dapat dimasukan ke dalam metode pembelajaran.2 Metode
eksperimen
adalah
metode
mengajar
dengan
cara
mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikkan suatu konsep yang sedang dipelajari. Metode ini diyakini sebagai metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains
1
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 84 2 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2005) h.220.
5
6
berasal dari hal-hal yang bersifat fakta. Metode eksperiman dalam prakteknya juga memerlukan alat dan bahan.3 Suatu eksperimen merupakan salah satu kegiatan yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau data dalam memecahkan suatu masalah. Suatu eksperimen dilaksanakan terutama untuk mempelajari dan memecahkan suatu problem, dimana penelitinya sendiri belum mengetahui jawabannya, atau baru mengetahui jawaban sementaranya. Bahan dan alat yang digunakan untuk melaksanakan eksperimen harus diusahakan sesederhana mungkin.4 Dengan melakukan eksperimen, siswa akan menjadi lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Kekurangan metode eksperimen ini adalah menuntut beerbagai peralatan yang terkadang tidak mudah diperoleh.5 Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen ini, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting khususnya berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen yang dilaksanakan pada proses pembelajaran.
b. Prinsip-prinsip Metode Eksperimen Eksperimen merupakan bagian sangat penting dalam pembelajaran sains, karena hal eksperimen itulah yang membedakan sains dengan mata pelajaran lain. Dengan menggunakan metode eksperimen siswa dapat dilatih untuk menggunakan metode ilmiah yang meliputi 3
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009). h.104 4 Moh. Amien, Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry”, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987), h..105 5 Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre, 2005) h.109
7
observasi, penemuan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis dan penarikan kesimpulan. Karena dalam pelaksanaan eksperimen itu banyak keterampilan proses yang perlu digunakan, maka metode ini merupakan strategi yang penting untuk membelajarkan keterampilan proses pada siswa, terutama keterampilan proses terintegrasi. 6 Siswa dilatih untuk membaca data secara objektif menurut apa adanya, mengambil kesimpulan hanya berdasarkan fakta-fakta yang mendukung, menyadari keterbatasan sains, keterbatasan ketelitian suatu pengukuran, keterbatasan suatu hukum atau teori, memahami makna dari suatu teori dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sukar untuk dimengerti hanya dengan cara mendengarkan melalui ceramah.
c. Keterampilan Menjalankan Metode Eksperimen Sama dengan demonstrasi, eksperimen dpat dilaksanakan pada tahap awal
pelajaran dan
inti
pelajaran. Bahkan, eksperimen dapat
dilaksanakan pada akhir atau penutupan pelajaran. Eksperimen pada awal pelajaran digunakan untuk menampilkan fenomena, menggali pengetahuan awal siswa dan menarik motivasi belajar siswa. Eksperimen pada inti pelajaran berfungsi untuk menjelaskan konsep atau memberi fasilitas kepada siswa untuk menemukan jawaban dari masalah yang ingin dipecahkan. Dengan kata lain, eksperimen pada inti pelajaran digunakan untuk membantu siswa menemukan konsep yang dipelajari. Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan pada pembelajaran dengan eksperimen:7 1)
Eksperimen mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu variabel terikat.
2)
Kegiatan eksperimen dilakukan sendiri oleh siswa
3)
Siswa dapat melakukan kegiatan inkuiri bebas, hal ini berbeda dengan
6
pembelajaran demonstrasi. Demonstrasi biasanya
Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktivisme, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002) h.65 7 Ibid., h.68.
8
dilakukan oleh guru, inkuiri yang dijalani oleh siswa adalah inkuiri terbimbing.
d. Tahapan mengajar Eksperimen Keterampilan mengajar eksperimen dapat dipisahkan menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup. 1)
Keterampilan Menyiapkan Eksperimen a) Menentukan tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen b) Mengidentifikasi variabel-variabel eksperimen yang akan diselidiki sesuai dengan topik pelajaran. c) Merancang percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini guru menterjemahkan informasi dan prinsip verbal dari topik yang dipelajari menjadi informasi dan prinsip yang tervisualisasikan melalui eksperimen. d) Merancang prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah kegiatan pembelajaran dalam eksperimen yang meliputi kegiatan awal, inti dan penutup.8
2)
Pelaksanaan Eksperimen a) Pada kegiatan awal, eksperimen dimaksudkan untuk menyajikan fenomena dalam rangka menimbulkan konflik kognitif, menggali pengetahuan awal siswa dan menarik memotivasi
belajar
siswa.
Keterampilan
guru
yang
menjalankan
eksperimen.
diperlukan diantaranya adalah: Memandu
siswa
untuk
Keterampilan ini diperlukan karena eksperimen biasanya dilaksanakan oleh beberapa kelompok kecil. Memandu siswa untuk memusatkan perhatiannya pada informasi yang essensial khusunya yang menimbulkan konflik kognitif.
8
Ibid
9
Menggali pengetahuan awal siswa dan memotivasi siswa, kegiatan ini didahului dengan meminta siswa untuk menghentikan eksperimen. selanjutnya, guru mengajukan masalah yang dapat menimbulkan konflik kognitif, dan mengevaluasi jawaban siswa. Dengan begitu pengetahuan awal siswa dapat digali.9 b) Pada kegiatan inti, guru: Membimbing penemuan masalah dan hipotesis. Tanya jawab pada penggalian pengetahuan awal diteruskan ke Tanya jawab untuk menemukan masalah yang terkait dengan konsep/prinsip yang dipelajari, dan diteruskan lagi sampai ditemukan hipotesis. Membimbing dirumuskan,
kerja siswa
kelompok. dipandu
Setelah untuk
hipotesis
melanjutkan
eksperimen lanjutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan kerja kelompok kecil atau perseorangan. Membimbing diskusi kelompok kecil, untuk pencatatan data, analisis data dan penariakan kesimpulan. Kegiatan ini dapat dilakukan di kelompok kecil atau secara klasikal. 3)
Mengakhiri eksperimen a) Memberikan pemantapan. Setelah kegiatan eksperimen berakhir
guru
memberi
pemantapan,
dapat
berupa
pertanyaan aplikatif atau memberi masalah baru untuk dipecakan melalui eksperimen di luar jam pertemuan. b) Mengevaluasi tes belajar. Tes formatif dapat dilaksanakan secara formal (Tanya-jawab) atau formal (tertulis). Tes sebaiknya mengukur hasil belajar melalui pengalaman langsung (tes penampilan)
9
Ibid., h.69
10
c) Membimbing siswa untuk mengemas, mengembalikan peralatan dan membersihkan ruang belajar secara rapi. Ini merupakan kegiatan untuk latihan pengembangan sikap.10
e. Macam-macam Metode Eksperimen 1) Eksperimen Sederhana Banyak masalah IPA yang dapat dipecahkan dengan eksperimen sederhana, sehingga tidak memerlukan tahap-tahap kerja yang terpisah untuk menyelesaikannya. Langkah dari eksperimen
sederhana
itu
adalah
pengajuan
masalah,
pelaksanaan percobaan untuk pengamatan dan pengambilan kesimpulan. Dalam eksperimen sederhana ini tidak perlu dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel bebas yang tidak dipelajari, karena pengaruhnya terhadap variabel terikat dapat diabaikan atau memang tidak ada variabel lain yang berpengaruh kecuali variabel yang sedang dipelajari.11 Sebagai contoh masalah yang dipecahkan adalah : “Apakah tepung beras mengandung amilum?” masalah itu cukup dipecahkan
dengan
percobaan,
yang
dilakukan
dengan
meneteskan larutan YKY (Yodium) pada tepung beras, kemudian mengamati bahwa zat tersebut berubah warna biru. Untuk mengambil kesimpulan, siswa cukup diminta untuk melakukan 2-3 kali percobaan, untuk mengambil kesimpulan bahwa
tepung
beras
mengandung
amilum
berdasarkan
perubahan warna yodium menjadi biru.
2) Eksperimen Terkontrol Hubungan antara suatu variabel bebas dan terikat dalam fenomena-fenomena alam banyak yang tidak dapat diamati 10 11
Ibid Ibid., h.65
11
karena adanya variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel terikat yang diamati. Misalnya, pada suatu tanaman pot baru yang tanahnya diberi urea, pertumbuhannya subur, tetapi tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang menyebabkan subur adalah zat urea, karena orang berpikir bahwa faktor lain juga berpengaruh. Hubungan antara variabel-variabel seperti itu dapat diajarkan kepada siswa dengan metode eksperimen terkontrol. Dalam metode ini dibuat eksperimen dengan menggunakan dua kelompok tanaman pot yang medium tanahnya sama, tetapi pada satu kelompok tanaman tanahnya diberi urea sementara kelompok tanaman yang lain tidak diberi urea. Dalam pelaksanaan metode eksperimen terkontrol, langkahlangkah yang perlu dilaksanakan adalah: a) Pengajuan masalah b) Pengajuan hipotesis c) Pengontrolan variabel (membuat perlakuan variabel bebas dan mengendalikan variabel terkontrol) d) Pelaksanaan eksperimen e) Pengolahan data f) Pengambilan
kesimpulan,
dalam
metode
eksperimen
terkontrol kesimpulan yang diambil bersifat tertutup, artinya kesimpulan itu merupakan jawaban yang pasti (tidak perlu dipertanyakan
kebenarannya,
atau
tidak
mengundang
munculnya masalah baru).12
3) Eksperimen Berujung-terbuka Metode eksperimen berujung-terbuka mempunyai langkahlangkah yang sama dengan metode eksperimen terkontrol. Hal yang berbeda adalah pada eksperimen berujung-terbuka 12
Ibid., h.66
12
kesimpulan dari jawaban masalah masih terbuka untuk dipermasalahkan lagi. Dengan kata lain jawaban dari masalah dapat menimbulkan masalah baru atau hipotesis baru, sementara pada eksperimen berujung-tertutup kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban yang tidak perlu dipermasalahkan lagi kebenarannya. Lebih dari itu, tingkat kesukaran dari metode eksperimen terbuka dapat dibuat lebih kompleks. Di samping itu, kalau pada metode eksperimen sederhana dan tertutup masalah, hipotesis dan rancangan eksperimen diresepkan oleh guru, pada metde eksperimen terbuka siswa dapat diminta untuk menemukan masalah, menyusun hipotesis dan membuat rancangan eksperimen sendiri. Sebagai contoh, pada eksperimen pengaruh urea terhadap kesuburan tanaman padi yang dicontohkan, setelah ada kesimpulan bahwa urea menyebabkan daun menjadi lebih hijau dan pertumbuhan lebih cepat, siswa diberi kesempatan untuk mengamati gejala-gejala lain yang muncul pada tanaman padi dalam penggunaan urea. Misalnya, batang padi menjadi lemas dan roboh. Berdasarkan fakta tersebut, siswa diminta untuk menemukan masalah baru: “Apakah urea menyebabkan batang padi menjadi lemas dan mudah roboh?” Seterusnya, masalah tersebut dapat dibiarkan berada dalam benak siswa, sampai mereka mempunyai minat untuk memecahkan sendiri. Artinya, untuk topik pelajaran yang sedang dibahas, masalah bari itu tidak harus dijawab sekaligus.
f. Kelebihan Metode Eksperimen Metode eksperimen mengandung beberapa kelebihan antara lain:13 1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. 13
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc. Cit. h.84
13
2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan bagi kehidupan manusia. 3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Kelebihan Metode eksperimen, antara lain:14 1) Siswa diransang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama, terbuka dan objektif. 2) Siswa dirangsang untuk memiliki Keterampilan Proses Sains (KPS) seperti mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percoabaan, menggunakan alat dan bahan, mengkomunikasikan dan melakukan eksperimen. 3) Siswa belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, sehingga pemahamannnya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan bertahan lama. 4) Siswa ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan, sehingga tidak mudah bosan. 5) Siswa konsentrasinya terarahkan pada kegaitan pembelajaran. 6) Siswa lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.
g. Kekurangan Metode Eksperimen Metode eksperimen ini mengandung beberapa kekurangan, antara lain:15 1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi. 2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal. 3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
14 15
Zulfiani, dkk. Loc-Cit. h.104 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc. Cit. h.84.
14
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. Kelemahan metode eksperimen antara lain:16 5) Memerlukan waktu yang relatif lama. 6) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit ditemukan atau mahal harganya. 7) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang matang, hal ini menuntut guru menguasai konsep yang akan diuji atau dibuktikkan dalam kegiatan eksperimen. 8) Siswa dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga mengetahui secara jelas tujuannnya melakukan eksperimen dan kesimpulan yang diambilnya relevan dengan konsep yang sedang diuji. 9) Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium) untuk lebih leluasa melakukan eksperimen. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode eksperimen akan melatih siswa menggunakan alat sains untuk meneliti, mengamati dan menganalisa suatu proses. Siswa akan mengalami proses belajar yang efisien. Diharapkan dengan metode eksperimen siswa akan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan baik kemampuan psikomotor maupun intelektual, menghayati prosedur ilmiah dan sikap ilmiah. Sehingga siswa menyadari bahwa ilmu bersifat dinamik dan berkembang secara kontinu.
2.
Kedudukan suatu metode dalam pembelajaran Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairag bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang 16
Zulftiani, dkk. Loc-Cit. h. 104
15
dimiliki,
guna
gunakan
untuk
bagaimana
mempersiapkan
program
pengajaran dengan baik dan sistematis. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru. Dari hasil analisa yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi entrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.17 Berikut adalah penjelasannya.
a.
Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan
yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam memilih metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.18 Dalam mengajar guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kelebihan dan kekurangannya. Penggunaan satu metode cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan pengajaran pun tampak kaku. 17 18
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Loc-Cit. h.72 Ibid., h.73
16
Anak didik terlihat kurang bergairah belajar. Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
b.
Metode sebagai strategi pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yyang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai. Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut di atas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metode lah salah satu jawabannya.untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode Tanya jawab, tetepi untuk sekelompok anak didik yang lain mereka lebih mudah menyerap pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau eksperimen.
c.
Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah suatu alat untuk mencapai tujuan. Dengan
17
memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan akan disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apalah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan. Jadi guru sebaiknya menggunakan metode yang menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
3.
Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Sains didefinisikan secara berbeda oleh beberapa ahli, diantaranya menurut W. Harlen: “Process skills are described in various ways, all of which suffer from the problem of trying to draw boundaries round things which are not separable from each other.”19 Keterampilan proses sains adalah sejumlah kemampuan atau keterampilan fisik dan mental yang digunakan para ilmuwan untuk menemukan semua fakta dan konsep.20 Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan manual, intelektual dan sosial. Sesuai dengan karakteristik sains yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, bukan hanya fakta, konsep, prinsip saja namun menekankan pada penemuan.21 Terdapat beberapa kesimpulan mengenai keterampilan proses, yaitu:
19
W. Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education. (London: David Fulthon Publishing Company, 1992) h.18. 20 Conny semiawan.Op- Cit., h.17 21 Zulfiani, dkk. Op- Cit., h.52
18
1) Pendekatan keterampilan proses merupakan wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa. 2) Fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan siswa berperan dalam menunjang pengembangan keterampilan proses pada diri siswa. 3) Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai ilmuwan pada diri sendiri.
b. Kemampuan-kemampuan Yang Terdapat Dalam Keterampilan Proses Sains Kemampuan-kemampuan
atau
keterampilan-keterampilan
yang
terdapat dalam Keterampilan Proses Sains yaitu:22 1) Observasi atau Pengamatan Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat. Dalam mengobservasi atau mengamati kita memilahmilahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak penting. 2) Penghitungan Banyak kegiatan menghitung yang menyita waktu seorang ilmuwan. Keterampilan ilmuwan anak biasanya dilatih dan dibina melalui pelajaran matematika, namun dalam pelajaran IPA, Ilmu-ilmu Sosial dan bahasa keterampilan dapat pula dikembangkan. 3) Pengukuran Keterampilan mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Dasar dari pengukuran adalah pembanding. Kita pelu membandingkan luas, kecepatan, suhu, volume dan sebagainya. Para guru dapat melatih anak-anak agar trampil mengukur. Pertama-tama tentu saja mereka diarahkan untuk membanding-bandingkan satu benda dengan benda 22
Conny semiawan. Op- Cit., h.19
19
lainnya. Lama-kelamaan mereka diperkenalkan dengan satuan ukuran, seperti centimeter, kilogram dan liter. Semakin tinggi tingkat sekolah anak, semakin rumit tugas-tugas pengukuran yang dapat diberikan kepadanya. 4) Klasifikasi Ketrampilan mengklasifikasikan atau menggolong-golongkan adalah salah satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Dalam kehidupan sehari-hari kita perlu mengenal perbedaan dan pesamaan antara benda-benda. Dalam membuat klasifikasi perlu diperhatikan dasar klasifikasi, misalnya menurut suatu ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. 5) Hubungan Ruang/Waktu Mencari hubungan ruang dan waktu adalah salah satu ketrampilan yang penting dalam kerja ilmiah. Mereka dapat dilatih agar mampu mengenal-mengenal bentuk-bentuk, mengenal arah, menggambarkan arah dan jarak. 6) Pembuatan Hipotesis Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu ketrampilan yang sangat mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu. Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen. 7) Perencanaan Penelitian/Eksperimen Para ilmuwan biasanya terbiasa dengan pekerjaan eksperimentasi. Namun, kegiatan eksperimen tidak hanya merupakan hak mutlak para ilmuwan. Eksperimen tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan praktis. Sering kita menguji atau mengetes gagasan-gagasan kita dengan kegiatan coba dan ralat (Trial and error) saja. Anak kecil paling gemar mengadakan mengadakan kegiatan coba dan ralat dengan hewan pelihaaan dirumah, serangga yang bertebrangan di sekitarnya ataupun mainannya.
20
8) Pengendalian Variabel Pengendalian variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit seperti yang kita bayangkan. Yang penting adalah bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel. 9) Interpretasi Data Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah satu ketrampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan. Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, histogram atau diagram. Data yang disajikan tersebut dapatlah diinterpretasi atau ditafsirkan. 10) Kesimpulan Sementara (Interferensi) Para guru dapat melatih anak-anak dalam menyusun suatu kesimpulan sementara dalam proses penelitian sederhana yang dilakukan. Pertama-tama data dikumpulkan, kadang-kadang melalui eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu. Kesimpilan tersebut bukan merupakan kesimpulan akhir, hanya merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada saat itu. 11) Peramalan Para guru dapat melatih anak-anak dalam membuat peramalan kejadian-kejadian yang akan datang, berdasarkan pengetahuan, pengalaman atau data yang dikumpulkan. 12) Penerapan (Aplikasi) Para guru dapat melatih anak-anak untuk menerapkan konsep yang telah
dikuasai
untuk
memecahkan
masalah
tertentu,
atau
menjelaskan suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki.
21
13) Komunikasi Setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain. Ia mungkin menyusun laporan penelitian, membuat paper, atau menyusun karangan. Ia mungkin pula menyampaikan penemuannya kepada orang lain secara lisan.
Adapun indikator-indikator dari Keterampilan Proses Sains terdapat pada tabel 2.1 di bawah ini Tabel 2.1 Keterampilan Proses dan Indikatornya23 No 1
Keterampilan Proses Observasi
Indikator Keterampilan Proses a. Menggunakan sebanyak mungkin indera b. Menggunakan fakta relevan
2
Klasifikasi
a. Mencatat setiap pengamatan b. Mencari perbedaan/persamaan c. Mengontraskan ciri-ciri d. Membandingkan e. Mencari dasar pengelompokkan f. Menghubungkan hasil pengamatan
3
Interpretasi
a. Menghubungkan hasil pengamatan b. Menemukan pola dalam satu seri pengamatan c. Menyimpulkan
4
Prediksi
a. Menggunakan hasil pengamatan b. Mengemukakan
apa
yang
mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati 5
Mengajukan pertanyaan
a. Bertanya
apa,
bagaimana,
mengapa 23
h.86.
Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM Pre, 2005)
22
No
Keterampilan Proses
Indikator Keterampilan Proses b. Bertanya
untuk
meminta
penjelasan c. Mengajukan
pertanyaan
yang
berlatar belakang hipotesis 6
Berhipotesis
a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian b. Menyadari
bahwa
suatu
penjelasan
perlu
diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah 7
Merencanakan percobaan
a. Menentukan
alat/bahan/sumber
yang akan digunakan b. Menentukan
variabel/faktor
penentu c. Menentukan
apa
yang
akan
diukur, diamati, dicatat d. Menentukan
apa
yang
akan
dilaksanakan berupa langkah kerja 8
Menggunakan alat/bahan
a. Memakai alat/bahan b. Mengetahui
alasan
mengapa
menggunakan alat dan bahan c. Mengetahui
bagaimana
menggunakan alat dan bahan 9
Menerapkan konsep
a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru b. Menggunakan pengalaman
konsep baru
pada untuk
23
No
Keterampilan Proses
Indikator Keterampilan Proses menjelaskan apa yang sedang terjadi c. Menerapkan hukum teori pada situasi praktis d. Menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru
10
Berkomunikasi
a. Memberikan/menggambarkan data empiris
hasil
percobaan
pengamatan
atau
dengan
grafik/tabel/diagram b. Menyusun
dan
menyampaikan
laporan secara sistematis c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian d. Membacar grafik/table/diagram e. Mendiskusikan suatu
hasil
masalah
atau
kegiatan, suatu
peristiwa. 11
Melaksanakan
-
percobaan/Eksperimentasi.
c. Pengembangan Keterampilan Proses Sains Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya keterampilan proses sains dilatih dan dikembangkan di sekolah, diantaranya dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu sebagai berikut: 1) Menurut W. Harlen, bahwa keterampilan proses sains sangat penting untuk dilatihkan kepada siswa karena perkembangan pemahaman tentang sains bergantung pada kemampuan untuk melakukan keterampilan proses sains.
24
2) Nuryani Y. Rustaman dkk, dalam setiap tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran (umum) untuk masing-masing pokok bahasan terdapat kata kerja berkenaan dengan perilaku dan cara mencapainya yang sesuai dengan kemampuan-kemampuan yang terdapat dalam Keterampilan Proses Sains. 24 3) Menurut Conny Semiawan dkk, bahwa keterampilan proses sangat penting dilatihkan dalam pembelajaran di sekolah karena: a)
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat tidak memungkinkan guru untuk mengajarkan fakta atau konsep. Oleh karena itu, siswa harus dibekali dengan keterampilan proses agar dapat memperoleh ilmu pengetahuan sendiri tanpa bergantung pada guru.
b)
Para ahli psikologi berpendapat bahwa anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret yang wajar dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, sehingga tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan melainkan menyiapkan situasi yang menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta atau konsep sendiri.
c)
Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak melainkan relatif.
d)
Dalam proses belajar mengajar seharusnya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.25
d. Karakteristik Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan, namun ada penekanan 24 25
Ibid., h.77 Conny semiawan.Op- Cit., h.16
25
khusus
dalam
masing-masing
keterampilan
proses
tersebut.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat
karena
dengan
melakukan
keterampilan
proses
siswa
menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Seperti
SAPA
(Science
A
Process
Approach)
pendekatan
keterampilan proses sains merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada
proses
IPA.
Namun
dalam
tujuan
dan
pelaksanaannya terdapat perbedaan. SAPA tidak mementingkan konsep. Selain itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan KPS dapat dikembangkan
secara
terpisah-pisah,
bergantung
metode
yang
digunakan. Contohnya dalam metode demonstrasi dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu yaitu observasi, interpretasi, komunikasi dan aplikasi konsep.26
4.
Kemampuan Observasi Observasi merupakan salah satu keterampilan yang mendasar dalam
keterampilan proses sains. Ada beberapa ahli yang menjelaskan pengertian observasi, diantaranya adalah: Observasi adalah dasar atau podasi ilmu pengetahuan, dan belajar untuk mengobservasi atau mengamati secara sistematik dan disiplin adalah langkah awal untuk menjadi ilmuwan. Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat, dalam mengobservasi kita memilah-milahkan mana 26
Y. Nuryani Rustaman, dkk. Op- Cit., h.78
26
yang penting dari yang kurang atau tidak penting. Kita menggunakan semua indera untuk melihat, mendengar, mengecap, merasa dan mencium.27 Observasi adalah melakukan pengamatan terhadap fakta-fakta yang dapat dipisah-pisahkan, mana yang berhubungan dan yang tidak berhubungan dengan tujuan pengamatan. Mengamati merupakan kemampuan mengambil informasi dari suatu obyek atau peristiwa dengan cara memperhatikan obyek atau peristiwa tersebut melalui salah satu indera yaitu penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan. Keterampilan proses observasi adalah proses pemasukan persepsi mengenai sesuatu yang dapat diamati dari obyek atau peristiwa mengenai kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan realistis. Dengan demikian, kemampuan observasi mencakup kemampuan yang melibatkan semua alat indera, untuk menyatakan sifat yang dimiliki oleh satu atau lebih obyek, persamaan dan perbedaan dengan obyek yang lain. Jadi, apa yang dikemukakan melalui indera merupakan pencarian fakta yang penting dalam observasi. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mendasar dalam memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lainnya.28 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa observasi adalah proses pengumplan informasi mengenai objek atau peristiwa dengan menngunakan sebagian atau semua indera. Keterampilan observasi adalah proses pemasukan persepsi mengenai sesuatu yang diamati dari objek atau peristiwa mengenai kondisi serta sifat-sifatnya dan memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif dan realitas. Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu sifat kualiatif dan kuantitatif. Mengamati bersifat apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi, dan bersifat kuantitatif apabila
27 28
Conny semiawan.Loc- Cit., h.19 Mudjiono Dimyati. Op. Cit., h.142
27
dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.29 Siswa yang melakukan observasi dapat di lihat dari beberapa aktifitas di bawah ini:30 a.
Menggunakan berbagai perasaan untuk mengenali suatu objek.
b.
Mencatat dengan detail fakta yang relevan dari objek dan segala sesuatu di sekitarnya.
c.
Mengidentifikasikan persamaan dan perbedaan.
d.
Menggunakan alat dan bahan untuk memahami objek dengan detail. Adapun penjelasan dari indikator kemampuan observasi yang diambil
dari penelitian ini adalah a.
Kemampuan menggunakan indera Pengamatan pertama yang biasa dilakukan adalah dengan menggunakan panca indera manusia. Mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk membaui, kulit untuk merasa dan lidah untuk mengecap. Pada
kondisi
tertentu,
panca
indera
manusia
dengan
segala
keterbatasannya tidak dapat mengamati atau mengobservasi lebih jauh. Pada kondisi ini diperlukan adanya alat bantu yang peka terhadap perubahan yang sesuai dengan pengamatan yang dilakukan. b.
Kemampuan mencari fakta-fakta yang relevan Observasi merupakan proses seleksi, demi tercapainya tujuan dari suatu pengamatan. Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dipengaruhi oleh harapan, pengalaman dan pengetahuan pengamat mengenai apa yang sedang diamatinya. Fakta-fakta yang diperoleh berasal dari hasil tulisan, gambar dan pola tertentu sebagai hasil penjabaran dari observasi. Harapan yang ada dalam pikiran pengamat akan mempengaruhi pengamatan yang dilakukan. Untuk menghindari hal tersebut pengamat hendaknya dalam netral atau perlu adanya kejujuran dengan apa yang dilihatnya. Selain itu, pengamat perlu menguasai terlebih dahulu
29 30
Ibid W. Harlen.Loc- Cit.,h.30.
28
kerangka konseptual mengenai apa yang sedang diamatinya. Dengan demikian, pengamat akan mampu membaca fakta-fakta dari hasil pengamatan. c.
Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan Setelah pengamat mengumpulkan data yang tepat mengenai hal yang diamati, langkah selanjutnya pengamat perlu menelaah data hasil pengamatan. Kecenderungan dari hasil pengamatan perlu diketahui agar dapat dengan mudah mengambil kesimpuulan dari hasil pengamatan. Kemampuan dalam mencari persamaan dan perbedaan dari objek atau peristiwa yang diamati dapat memandu pengamat untuk menemukan hubungan diantara fakta-fakta yang telah diamatinya. Dalam mencari persamaan dan perbedaan dari suatu objek atau peristiwa akan melibatkan keterampilan membandingkan sesuatu. Hal ini akan turut memberikan kesempatan kepada siswa sebagai pengamat untuk mengembangkan kemampuan observasi. Kemampuan mengidentifikasikan perbedaan diantara objek atau peristiwa yang sama dan mampu mengidentifikasikan persamaan diantara objek atau peristiwa yang berbeda dengan yang lainnya merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam penyelidikan.
Guru dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan dalam mengobservasi dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa menggunakan alat-alat indera untuk memperoleh fakta dari objek atau fenomena yang diselidiki. Selain itu sangatlah baik apabila guru menarik minat siswa dengan menggunakan objek yang dipersiapkan di meja untuk diamati dan secara esensi dari objek-objek yang ditampilkan atau mengajak siswa untuk melakukan percobaan-percobaan sederhana.
5.
Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Fisika Membicarakan hakikat fisika sama halnya dengan membicarakan
hakikat sains karena fisika merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sains.
29
Oleh sebab itu, karakteristik fisika pada halnya sama dengan karakteristik sains pada umumnya. Banyak orang menyatakan bahwa sains adalah pengetahuan, khususnya fakta atau prinsip yang diperoleh melalui kajian sistematik. Sebuah cabang khusus pengetahuan yang berkaitan dengan fakta-fakta atau kebenaran yang diatur secara sistematis. Definisi tersebut lebih menekankan hasil daripada cara memperoleh hasil. Akan tetapi banyak yang menentang pendapat tersebut dan mendefinisikan bahwa sains itu lebih lebih kepada sebuah cara berpikir daripada satu kumpulan pengetahuan. Dengan menelaah pandangan Feynman dan Sagan tentang definisi sains, kita dapat menangkap hakikat fisika, yakni bukan hanya sekedar kumpulan fakta dan prinsip tetapi lebih dari itu fisika juga mengandung cara-cara bagaimana memperoleh fakta dan prinsip tersebut beserta sikap fisikawan dalam melakukannya. Hakikat fisika terdiri atas produk, proses dan sikap sehingga sudah menjadi keharusan bahwa dalam pembelajran fisika memiliki paling tidak dua dimensi yakni belajar materi sains dan bagaimana melakukan kegiatan sains. Pengajaran fisika dilakukan mulai dari Sekolah Dasar yang termuat dalam sains hingga ke perguruan tinggi. Di Sekolah Dasar, anak mulai diperkenalkan dengan sains untuk meransang keingintahuan mereka tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Di sekolah lanjutan pengajaran ilmu fisika bertujuan untuk memperdalam hukum-hukum dan konsep dasar fisika dan
di
perguruan
tinggi
pengajaran
dan
pendidikan
ilmu
fisika
diselenggarakan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang memiliki minat dan bakat terhadap ilmu fisika. Di tingkat SMP fisika diajarkan secara terpadu bersama biologi dan kimia dalam mata pelajaran sains. Dalam pembelajaran sains tingkat SMP diharapkan ada penekanan pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep sains dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Pembelajaran sains di SMP
30
dilaksanakan
dengan
memberikan
pengalaman
dan
pengembangan
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
6.
Wujud Zat dan Perubahannya Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi wujud zat dan
perubahannya, materi ini secara garis besar dapat dilihat pada peta konsep yang terdapat pada bagan 2.1 di bawah ini: Wujud Zat dan Perubahannya
Terdapat
Wujud Zat
Massa Jenis Zat
Teori Partikel Zat
Dapat Berupa Padat
Bentuk Tetap
Volume Tetap
Cair
Bentuk Tidak Tetap
Gas
Volume Tidak Tetap
Perubahan Wujud Zat
Susunan dan Gerak Partikel
Membeku
Gaya Adhesi dan Kohesi
Menguap Melebur Menyublim Mengembun Mengkristal
Kapilaritas Meniskus Cekung Meniskus Cembung
Bagan 2.1 Peta Konsep Wujud Zat dan Perubahannya
31
a.
Wujud Zat Banyak benda yang dapat dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-
hari. Misalnya pensil, kacamata, batu, kursi, air, balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es, baja, dan daun. Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya. Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan. Menurut wujudnya zat digolongkan menjadi tiga yaitu.
1)
Zat Padat Ciri zat padat yaitu bentuk dan volumenya tetap. Contohnya
kelereng yang berbentuknya bulat, dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula dengan volumenya. Hal ini disebabkan karena daya tarik antar partikel zat padat sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal (seperti gula pasir atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu granit). 2)
Zat Cair Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai
dengan yang ditempatinya. Hal ini disebabkan partikel-partikel penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. 3)
Gas Ciri dari gas di antaranya bentuk dan volume berubah sesuai dengan
tempatnya. Partikel-partikel gas bergerak acak ke segala arah dengan kecepatan bergantung pada suhu gas, akibatnya volumenya selalu berubah.
b.
Perubahan Wujud Zat Setiap zat akan berubah apabila menerima panas (kalor). Es
dipanaskan akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi
32
air. Air didinginkan menjadi es. Proses perubahan wujud zat tersebut dapat diamati pada diagram.
Gambar 2.2 Perubahan Wujud Zat Berdasarkan diagram tersebut, zat dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut. 1)
Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat
2)
Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke cair
3)
Menyublim (mengkristal) yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat
4)
Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas
5)
Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas
6)
Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair
c.
Massa Jenis Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan
merupakan ciri khas setiap jenis benda. Massa jenis tidak tergantung pada jumlah benda. Apabila jenisnya sama maka nilai massa jenisnya juga sama. Misalnya, setetes air dan seember air mempunyai nilai massa jenis sama yaitu 1 gram/cm3 Berbagai logam memiliki nilai massa jenis
33
besar dikarenakan atom-atom dalam susunan molekulnya memiliki kerapatan yang besar. Gabus atau sterofoam mempunyai massa jenis kecil karena susunan atom-atom dalam molekulnya memiliki kerapatan kecil. Massa jenis dilambangkan dengan simbol ρ (dibaca rho), salah satu huruf Yunani.
Keterangan: ρ
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
M
= massa benda (kg atau gram)
V
= volume benda m3 atau cm3)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Astri Novita Simalango dan zainudin Muchtar dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi” Memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol, menjelaskan bahwa pemakaian metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Didapatkan hasil bahwa hasil belajar siswa yang diajar memamkai metode praktikum lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak memakai metode praktikum.31 Haryono dalam jurnalnya yang berjudul “Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains” memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam rangkaian proses belajar mengajar guna mengarahkan siswa pada proses konstruksi
pengetahuan
secara
mandiri.
Proses
pembelajaran
dirancang
sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun 31
Astri novita simalango dan Zainuddin muchtar, Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. (Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157)
34
konsep, teori, dan sikap tertentu melalui proses sains secara mandiri. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil belajarnya secara keseluruhan.32 Amalia sapriati dalam jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Instrument Penilaian Praktikum Fotosintesis” Memberikan Kesimpulan Bahwa kesimpulan dari kegiatan pengembangan adalah prosedur pengembangan instrument melalui tahapan mengkaji teori untuk merumuskan dimensi dan aspek penilaian, membuat kisi-kisi dan instrumen, serta mengkonsultasikan draft instrumen kepada ahli (panelis yaitu guru inti dan dosen) dan merevisinya. Kegiatan pengembangan ini menghasilkan instrumen dan perangkatnya, yang terdiri atas petunjuk dan tugas praktikum, format pengamatan, pedoman penskoran, serta format pemberian skor dan rekap nilai.33 Diena nurhasanah dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Terhadap Keterampilan Observasi Siswa SMP” memberikan kesimpulan bahwa efektivitas pembelajaran fisika berbasisi praktikum ini dinilai cukup karena IPK yang dicapai siswa dalam pembelajran mengenai peningkatan dari kurang terampil menjadi kategori cukup terampil.34 Susiwi, dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran Praktikum D-E-H” memberikan kesimpulan
bahwa
melalui
pembelajaran
MPP
D–E–H:
kemampuan
“merumuskan hipotesis”, kemampuan “mengendalikan variabel” dan kemampuan “merancang percobaan” dapat dicapai secara tuntas baik pada kelompok SMA dengan prestasi akademik sedang maupun kelompok SMA dengan prestasi akademik tinggi. Untuk itu perlu diadakan diskusi dengan asisten untuk menindak lanjuti hasil rancangan yang dibuat siswa, terutama untuk mengevaluasi
32
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Amalia sapriati, Pengembangan Instrument Penilaian Praktikum Fotosintesis, Jurnal Pendidikan IPA Universita Terbuka 2004. h.10 34 Diena Nurkhasah, Efektivitas Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Terhadap Keterampilan Observasi Siswa SMP, (Sripsi S1: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia) 2008. 33
35
perencanaan alat dan bahan, serta cara kerja sehingga percobaan tersebut aman dan efisien untuk dilaksanakan.35 Gebi Dwiyanti dalam penelitiannya yang berjudul Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum memberikan kesimpulan bahwa siswa mempunyai nilai baik untuk keterampilan observasi, nilai cukup untuk keterampilan menafsirkan hasil pengamatan dan untuk keterampilan berkomunikasi Urutan keterampilan proses siswa dan yang paling baik adalah keterampilan observasi, berkomunikasi dan menafsirkan hasil pengamatan. 36 Widayanto dalam jurnalnya yang berjudul Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik memberikan kesimpulan bahwa Keterampilan proses dan pemahaman siswa kelas X SMA N 3 Sragen dapat ditingkatkan melalui pemanfaatan Kit optik dalam pembelajaran pembiasan cahaya. Faktor penting dalam peningkatan keterampilan proses sains dan pemahaman adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum. Semakin tinggi keterlibatan siswa dalam kegiatan praktikum semakin tinggi pencapaian pemahaman dan ketrampilan proses sains siswa.37 Redno Kartikasari dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching Learning) dengan Menggunakan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas VIII C SMP N 14 Surakarta memberikan kesimpulan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dengan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas VIII C SMP Negeri 14 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.38
35
Susiwi, dkk.Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran Praktikum D-E-H. (Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009. ISSN: 1412-0917). 36 Gebi Dwiyanti, dkk, Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum (FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2003) 37 Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X melalui kit optic. (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1, Januari. Semarang, 2009) 38 Redno Kartikasari, Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching Learning) dengan Menggunakan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas VIII C SMP N 14 Surakarta, (Jurnal Skripsi Program Pendidikan Biologi UNS Surakarta 2011)
36
An Nuril Maulidan F dan Tutut Nurita dalam jurnalnya yang berjudul Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar memberikan kesimpulan bahwa Simpulan pada penelitian ini adalah pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen dapat digunakan untuk melatihkan sikap berkarakter ilmiah pada siswa man tlogo blitar.39 Sudadi Mulyono dalam jurnalnya yang berjudul Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran reproduksi Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta memberikan kesimpulan bahwa penggunaan metode eksperimen secara signifikan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adanya peningkatan nilai hasil belajar dari pretest sampai posttest (diasumsikan sebagai prestasi belajar siswa) pada siklus I, II, dan III menunjukkan penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode eksperimen yang disertai Tanya jawab, diskusi dan pembimbingan kepada kelompok siswa dalam pembelajaran, dapat menimbulkan berbagai peningkatan meliputi: keaktifan siswa, motivasi belajar siswa dan kemauan bertanya serta peningkatan penguasaan materi pelajaran.40
C. Kerangka Berpikir Pelaksanaan
pendidikan
sains
harus
menekankan
pada
pemberian
pengalaman secara langsung kepada siswa, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses untuk menjelajahi alam sekitar dan memahaminya agar dapat meningkatkan kualitas mereka dalam keilmuan. Hal ini sesuai dengan hakikat IPA yang disampaikan oleh Depdiknas yang meliputi empat unsur utama yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi.
39
An Nuril Maulidan F dan Tutut Nurita. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar. (Pensa E-Jurnal FMIPA UNESA). 40 Sudadi Mulyono, Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran reproduksi Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta.
37
Kenyataannya kegiatan pembelajaran hanya mengutamakan mengenai produk sains yang berupa fakta (konsep), prinsip, teori dan hukum saja. Salah satu penyebab tidak tercapainya tujuan pendidikan sains karena penerapan metode pengajaran yang kurang tepat. Hal ini mengakibatkan siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, yaitu dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan suatu metode yang dapat mengembangkan keterampilan proses. Metode eskperimen merupakan suatu metode mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat menemukan sendiri faktafakta yang diperlukan dan ingin diketahui. Metode ini menekankan siswa pada kegiatan yang harus dialami sendiri, dicari dan ditemukan sendiri data dan pemecahannya. Dengan metode eksperimen perhatian siswa akan lebih dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain serta siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam belajar. Hal ini disebabkan karena dalam pelaksanaan praktikum siswa dapat lebih aktif dan terlibat secara langsung dalam usaha memperoleh pengetahuan dan pemahaman teori-teori berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan. Keberhasilan penggunaan metode eksperimen didukung oleh ketersediaan alat dan bahan di laboratorium serta keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum. Disamping itu keberhasilan metode ini juga bergantung pada tingkat motivasi siswa yang memadai untuk mengamati hasil metode eksperimen yang dilakukannya. Metode eksperimen merupakan metode yang sering dilakukan oleh scientist. Untuk dapat melakukan eksperimen diperlukan keterampilan dasar seperti mengamati. Dalam rangka mengembangkan kemampuan eksperimen pada diri siswa pada metode eksperimen perlu dilatihkan kemampuan observasi secara cermat, agar mereka mampu melihat kesamaan dan perbedaan serta menangkap sesuatu yang essensial dari fenomena yang diamatinya.
38
Salah satu kemampuan dari Keterampilan Proses Sains (KPS) yang dapat dikembangkan melalui metode eksperimen adalah kemampuan observasi. Kemampuan observasi merupakan kemampuan mendasar dalam KPS. Melalui observasi segala objek dan fenomena alam dapat diketahui yaitu dengan menggunakan kelima indera kita yaitu penglihatan, pendengaran, pengecap, pencium dan peraba. Observasi dianggap sebagai langkah pertama dalam suatu kegiatan ilmiah atau memecahkan suatu masalah. Materi fisika pada pokok pembahasan wujud zat dan perubahannya merupakan salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari akan tetapi materi ini sering dianggap sulit dan membosankan oleh karena itu materi ini akan disampaikan dengan menggunakan metode eksperimen agar dapat menumbuhkan
keterampilan
Keterampilan Proses Sains.
observasi
yang
merupakan
dasar
dalam
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP 2 Mei, penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012, yang dilaksanakan pada tanggal 14, 21, 23 dan 28 Mei 2012.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Disamping itu, penelitian ini juga merupakan penelitian dimana pengumpulan data dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini melibatkan deskripsi, pencatatan, analisis dan interpretasi yang terjadi pada saat ini. Karena memotret kejadian yang terjadi pada saat penelitian ini belaku, maka di waktu yang akan datang penelitian ini belum tentu berlaku. Penelitiian deskriptif tidak selalu menuntut adanya hipotesa, demikian pula manipulasi variabel ttidak diperlukan, sebab gejala dan peristiwa telah ada, tinggal dideskripsikan. 1 Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Sehubungan dengan penelitian deskriptif ini, sering dibedakan atas dua jenis penelitian menurut proses sifat dan analisis datanya yaitu riset deskriftip yang bersifat eksploratif dan riset deskriptif yang bersifat developmental.2
1
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan PIPA UIN Jakarta, 2008), h. 10. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), h.245
39
40
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajai, tetapi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.3 Populasi dalam penelitian dibedakan dalam dua jenis, yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target yaitu seluruh siswa SMP 2 Mei yang terdaftar pada tahun ajaran 2011-2012. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP 2 Mei. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampel yang merupakan pemilihan sekelompok subjek yang didasarkan atas ciriciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Pengambilan sampel dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi. Keuntungannya terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data sesuai dengan variabel yang diteliti.5 Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Kelas VII-2 yang berjumlah 31 orang.
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data non-tes berupa lembar observasi. Untuk data pendukung digunakan pula pengumpulan data tes berupa Lembar Kerja Siswa. Kedua data tersebut
digunakan
untuk
menganalisis
kemampuan
observasi
menggunakan metode eksperimen.
3
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.117. Ibid., h.118 5 Suharsimi Arikunto, Op. Cit h.128 4
dengan
41
E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Observasi digunakan untuk melihat secara langsung aktivitas guru dan menilai kinerja siswa selama proses pembelajaran. Instrumen ini berupa lembar observasi yang digunakan sebagai alat pengumpul data melalui pengamatan secara objektif. Untuk mengamati kegiatan
siswa selama
melaksanakan pembelajaran maka disusunlah pedoman observasi. Pedoman observasi merupakan pedoman yang berisikan penilaian aspek afektif dan aspek psikomotor. Dari peneliti berpengalaman dipeoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam skala bertingkat.6 Lembar observasi digunakan untuk mengukur kemampuan afektif dan psikomotor siswa. Instrument observasi ini berupa tanda checklist (√) artinya observer hanya memberikan tanda checklist (√) jika criteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan oleh siswa pada setiap pembelajaran. Lembar observasi yang telah disusun tidak diujicobakan tetapi dikoordinasikan kepada para observer yang terlibat dalam proses penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam proses observasi dan pengisian format observasi.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS yang dipergunakan merupakan petunjuk praktikum alternatif yang telah dibuat dengan bimbingan dosen pembimbimg. LKS tersebut dijadikan panduan siswa dalam melaksanakan praktikum wujud zat dan perubahannya yang didalamnya berisi judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, pertanyaan dan kesimpulan. Selain itu, LKS yang digunakan untuk mengukur kemampuan observasi pada aspek kemampuan menggunakan alat indera, kemampuan mengumpulkan faktafakta yang relevan dan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan. 6
Ibid., h. 234.
42
F. Uji Coba Instrumen Penelitian Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang baik. Dalam penelitian ini untuk uji coba instrumen pedoman observasi adalah dengan uji validitas ahli atau isi. Validitas ini berkaitan dengan butir-butir pertanyaan yang akan diajukan pada siswa. Validitas isi dan keterukuran tujuan dilakukan oleh ahli bidang studi. Bagi mahasiswa pendidikan sains ahli bidang studi bisa melibatkan guru mata pelajaran, dosen pembimbing, dan dosen mata kuliah sains (sesuai topik yang diteliti).7 Pada uji validitas ahli, instrumen pedoman observasi yang telah dibuat divalidasi kepada ahli bidang, validitas yang dilakukan yaitu validitas kesesuaian konsep dan validitas bahasa.
Tabel 3.1 Uji Validitas Ahli No
Kriteria
Aspek Yang Diuji
Baik
Pengembangan indikator kemampuan observasi
1
setiap tahap pembelajaran Pernyataan dirumuskan dengan singkat, padat
2
dan jelas Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh
3
indikator yang dikembangkan Penskoran
4
terhadap
tiap-tiap
indikator
kemampuan observasi Pemilihan
5
kata
dan
kalimat
dalam
pengembangan indikator kemampuan observasi Kejelasan
6
dan
keefektifan
digunakan
7
Yanti Herlanti, Op. Cit., h.32
bahasa
yang
Cukup Kurang
43
G. Teknik Analisis Data Sebagaimana dalam penelitian deskriptif pada umumnya, maka setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekeunsi dan jumlah persentasenya.
1.
Lembar Observasi Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah
sebagai berikut: a.
Menghitung skor mentah terhadap pedoman observasi berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat;
b.
Mengubah skor mentah ke dalam bentuk persentase berdasarkan rumus: 𝐴=
𝑝 𝑥100% 𝑞
Keterangan: A 𝑝 𝑞 c.
: Nilai persentase kemampuan observasi : Skor mentah kemampuan observasi : Skor maksimal kemampuan observasi
Menentukkan nilai rata-rata yang diperoleh tiap kelompok siswa untuk masing-masing: 1) Kategori kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. 2) Indikator yang terdapat pada kemampuan observasi.
d.
Menentukkan kategori kemampuan observasi berdasarkan skala kategori kemampuan yang dapat dilihat pada tabel 3.2.
44
Tabel 3.2 Skala Kategori Kemampuan8
e.
Nilai (%)
Kategori Kemampuan
80 – 100
Sangat Baik
66 – 79
Baik
56 – 65
Cukup
40 –55
Kurang
30 – 39
Gagal
Menentukkan persentase sebaran kelompok siswa pada setiap kategori kelompok (tinggi, sedan dan rendah) untuk masing-masing kategori kemampuan pada tiap indikator dalam kemampuan observasi dengan rumus: 𝑎=
𝑥 𝑥100% 𝑦
Keterangan: a ∑x ∑y
f.
: Sebaran kelompok siswa pada kategori kemampuan. : Jumlah kelompok siswa pada kategori kelompok (tinggi, sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan. : Jumlah maksimum pada setiap kategori kelompok (tinggi, sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.
Menafsirkan nilai persentase sebaran kelompok siswa dalam tiap kategori kemampuan ke dalam bentuk deskriptif berdasarkan tabel harga tafsiran persentase seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Skala Kategori Kemampuan
8
245
Nilai (%)
Kategori Kemampuan
0
Tidak ada
1 – 25
Sebagian kecil
26 – 49
Hampir separuhnya
50
Separuhnya
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.
45
g.
51 – 75
Sebagian besar
76 – 99
Hampir seluruhnya
100
Seluruhnya
Menggambarkan persentase tiap indikator dalam kemampuan observasi masing-masing kategori kelompok dalam bentuk grafik.
2.
Lembar Kerja Siswa (LKS) Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut: a.
Menghitung skor mentah terhadap jawaban siswa pada LKS berdasarkan kriteria penilaian yang telah dibuat.
b.
Menghitung skor rata-rata tiap kelompok.
c.
Mengubah skor rata-rata tiap kelompok ke dalam bentuk persentase dengan rumus: 𝐴=
𝑝 𝑥100% 𝑞
Keterangan: A 𝑝 𝑞 d.
: Nilai persentase kemampuan observasi : Skor mentah kemampuan observasi : Skor maksimal kemampuan observasi
Menentukan nilai rata-rata yang diperoleh kelompok siswa untuk masing-masing: 1) Kategori kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah. 2) Indikator yang terdapat pada kemampuan observasi.
e.
Menentukkan kategori kemampuan observasi berdasarkan skala kategori kemampuan pada Tabel 3.2
f.
Menentukkan persentase sebaran kelompok siswa pada setiap kategori kelompok (tinggi, sedang dan rendah) untuk masingmasing kategori kemampuan pada tiap indikator dalam kemampuan observasi dengan rumus:
46
𝑎=
𝑥 𝑥100% 𝑦
Keterangan: a ∑x ∑y
g.
: Sebaran kelompok siswa pada kategori kemampuan. : Jumlah kelompok siswa pada kategori kelompok (tinggi, sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan. : Jumlah maksimum pada setiap kategori kelompok (tinggi, sedang dan rendah) dalam setiap kategori kemampuan.
Menafsirkan nilai persentase sebaran kelompok siswa dalam tiap kategori kemampuan ke dalam bentuk deskriptif berdasarkan table harga tafsiran persentase pada Tabel 3.2.
h.
Menggambarkan persentase tiap indikator dalam kemampuan observasi masing-masing kategori kelompok dalam bentuk grafik.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Hasil Observasi Siswa Kemampuan observasi siswa selama pembelajaran diukur melalui observasi
yang dibantu oleh beberapa orang observer selama pembelajaran berlangsung. Temuan penelitian kemampuan observasi dalam pembelajaran secara umum dapat diuraikan sebagai berikut.
a.
Praktikum Pertemuan Pertama Pada pembelajaran di pertemuan pertama ini, siswa mempelajari sub materi
tentang pengertian zat, persamaan dan perbedaan dari masing-masing wujud zat. Pembelajaran diawali dengan penyajian fenomena sederhana mengenai jenis wujud zat yang berbeda, yaitu padat, cair dan gas yang diamati bersama seluruh kelas yang diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS. Indikator kemampuan observasi pada praktikum pertama untuk setiap kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.1 di bawah ini.
47
48
Tabel 4.1 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada Pertemuan Pertama Kelompok (%)
Indikator Kemampuan Observasi Kemampuan menggunakan alat indera
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
(%)
56.4
51.3
56.4
58.2
58.2
57.5
56.30
61.1
50.3
59.7
61.7
68.9
53.1
59.14
58
56
64
60
62
46
57.67
58.5
52.5
60
60
63
52.2
57.70
Kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan Kemampuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan Rata-rata
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada praktikum pertama masih rendah rata-rata indikator masih dibawah 60%. Ratarata kemampuan observasi tiap kelompok pun masih rendah masih banyak kelompok yang memiliki rata-rata di bawah 60%.
b.
Praktikum Pertemuan Kedua Pada pembelajaran di pertemuan kedua ini, siswa mempelajari materi sub
materi tentang perubahan wujud serta pola susunan dan gerak partikel. Pembelajaran diawali dengan penyajian fenomena sederhana mengenai hilangnya es yang setelah beberapa lama dibungkus kertas yang diamati bersama seluruh kelas dan diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS. Indikator kemampuan observasi pada praktikum kedua untuk setiap kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini.
49
Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada Pertemuan Kedua Kelompok (%)
Indikator Kemampuan Observasi Kemampuan menggunakan alat indera
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
(%)
60.4
59.6
60.4
60.7
63.6
59.6
60.72
59
61
59
63.3
59
60
60.22
64
60
66
65
58
58
61.83
61.1
60.2
61.8
63
60.2
59.2
60.92
Kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan Kemampuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan Rata-rata
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada praktikum kedua sudah mulai meningkat dari praktikum pertama, walaupun ratarata indikator kemampuan observasi masih tergolong rendah akan tetapi rata-rata indikator sudah tidak ada yang dibawah 60%. Rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok pun sudah meningkat walaupun terdapat 1 kelompok yang memiliki rata-rata kemampuan observasi dibawah 60%.
c.
Praktikum Pertemuan Ketiga Pada praktikum dipertemuan ketiga ini, siswa mempelajari sub materi
tentang kohesi-adhesi serta kapilaritas. Pembelajaran dimulai dengan penyajian fenomena sederhana tentang air di atas daun talas dan diatas kertas buram bersama seluruh kelas dan diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS. Indikator kemampuan observasi pada praktikum ketiga untuk setiap kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.3 di bawah ini.
50
Tabel 4.3 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada Pertemuan Ketiga Kelompok (%)
Indikator Kemampuan Observasi Kemampuan menggunakan alat indera
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
(%)
64
62.4
63.2
65.3
65.6
64
64.08
56
57.3
56
60
57.3
61.3
57.98
68
68
64
70
68
68
67.67
62.7
62.6
61.1
65.1
63.6
64.4
63.24
Kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan Kemampuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan Rata-rata
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada praktikum ketiga sudah mulai meningkat dari praktikum kedua. Akan tetapi pada pertemuan ketiga ini terjadi penurunan rata-rata indikator kemampuan observasi yaitu pada indikator kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan. Ratarata kemampuan observasi tiap kelompok meningkat, akan tetapi pada indikator kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan terdapat 4 kelompok yang memiliki rata-rata di bawah 60%, indikator kemampuan mengumpulkan faktafakta yang relevan memiliki rata-rata di bawah 60%. . d.
Praktikum Pertemuan Keempat Pada pembelajaran dipertemuan keempat ini, siswa mempelajari sub materi
tentang massa jenis. Pembelajaran dimulai dengan penyajian fenomena sederhana tentang es batu yang mengapung di atas air bersama seluruh kelas dan diikuti dengan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan pengamatan yang dilakukan bersama tersebut. Selanjutnya siswa melaksanakan kegiatan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS.
51
Indikator kemampuan observasi pada praktikum keempat untuk setiap kelompok dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Kelompok pada Pertemuan Keempat Kelompok (%)
Indikator Kemampuan Observasi Kemampuan menggunakan alat indera
Rata-Rata
1
2
3
4
5
6
(%)
78
80.5
81.5
83.8
86.5
81
81.88
76
80
81.3
85
83.3
84
81.60
78
78
74
81.7
80
88
79.95
78.9
83.5
83.3
84.3
81.14
Kemampuan mengumpulkan faktafakta yang relevan Kemampuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan Rata-rata
77.3 79.5
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi pada praktikum keempat mengalami peningkatan yang cukup tinggi, semua indikator kemampuan observasi memiliki rata-rata mencapai 80%. Rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok pun memiliki rata-rata yang cukup tinggi, rata-ratanya mencapai 75% bahkan terdapat 3 kelompok yang memiliki rata-rata di atas 80%.
e. Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi Rekapitulasi indikator kemampuan observasi siswa pada setiap pertemuan dapat dilihat pada tabel 4.5
52
Tabel 4.5 Rekapitulasi Indikator Kemampuan Observasi Siswa Tiap Pertemuan Pertemuan
Indikator Kemampuan Observasi
1
2
3
Rata4
Rata
Kategori
Kemampuan menggunakan alat indera
56.30 60.72 64.08 81.88
65.75
Cukup
59.14 60.22 57.98 81.60
64.74
Cukup
57.67 61.83 67.67 79.95
66.78
Baik
57.70 60.92 63.24 81.14
65.75
Cukup
Kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan Kemampuan mengidentifikasi persamaan dan perbedaan Rata-rata
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata indikator kemampuan observasi memiliki nilai yang tidak jauh berbeda yaitu berkisar antara 65-66. Sedangkan rata-rata indikator kemampuan observasi meningkat pada pertama hingga pertemuan keempat.
2. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Keja Siswa (LKS) ini dijadikan panduan siswa dalam melaksanakan praktikum wujud zat dan perubahannya yang didalamnya berisi judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur percobaan, tabel pengamatan, pertanyaan dan kesimpulan. LKS yang digunakan untuk mengukur kemampuan observasi pada aspek kemampuan menggunakan alat indera, kemampuan mengumpulkan faktafakta yang relevan dan kemampuan mencari persamaan dan perbedaan. Hasil LKS tiap kelompok secara umum disajikan pada tabel 4.5 di bawah ini
53
Tabel 4.6 Hasil Lembar Kerja Siswa pada Setiap Pertemuan LKS
Kelompok
Rata-
1
2
3
4
5
6
Rata
Pertemuan 1
70
65
70
70
70
65
68.33
Pertemuan 2
73
70
74
70
73
72
72.00
Pertemuan 3
80
78
80
75
80
80
78.83
Pertemuan 4
80
80
83
80
83
85
81.83
Rata-rata
75.75
73.25
76.75
73.75
76.50
75.50
75.25
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa rata-rata skor LKS tiap kelompok tidak jauh berbeda, yaitu berkisar antara 70-77. Terlihat juga rata-rata LKS mengalami peningkatan dari tiap pertemuan.
B. Pembahasan Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan observasi siswa pada konsep wujud zat dan perubahannya mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Pada pertemuan pertama, rata-rata kemampuan observasi kelompok masih memiliki kemampuan observasi yang rendah dan kurang merata pada setiap indikator. Indikator kemampuan observasi yang memiliki persentase terendah adalah kemampuan menggunakan alat indera. Hal ini disebabkan Lembar Kerja Siswa yang digunakan oleh siswa pada pertemuan pertama terdiri dari kegiatan praktikum sederhana tetapi jumlahnya cukup banyak. Selain itu, pengukuran dasar yang seharusnya telah dipelajari siswa pada bahasan sebelumnya ternyata sebagian besar belum dikuasai. Misalnya pada pengukuran massa benda menggunakan neraca. Kegiatan ini menuntut guru untuk memberikan bimbingan lebih. Hal ini sesuai juga dengan rata-rata skor LKS mereka pada pertemuan pertama yang masih rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
54
Widayanto, bahwa belum tercapainya ketuntasan belajar dapat dikarenakan siswa masih belum terbiasa dengan pendekatan atau metode yang digunakan.1 Pada pertemuan pertama, kelompok yang memiliki rata-rata kemampuan observasi dan rata-rata skor LKS paling rendah ada 2 kelompok. Hal ini disebabkan masih terdapat kelompok-kelompok siswa yang belum bisa menyelesaikan seluruh kegiatan, tepat waktu sehingga terdapat sebagian persoalan dalam LKS yang belum terjawab. Hal ini terjadi karena jumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa memang cukup banyak. Walaupun tergolong kegiatan yang sederhana, seperti melakukan pengukuran massa, volume serta panjang, tampaknya siswa belum terbiasa melakukannya, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikannya. Sebagian siswa juga terlihat belum bisa bekerjasama dengan rekan kelompoknya karena belum terjadi komunikasi yang baik antar anggota Pada pertemuan kedua, rata-rata kemampuan observasi siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertemuan pertama akan tetapi peningkatannya masih relatif sedikit. Rata-rata persentase indikator kemampuan observasi tidak jauh berbeda. Kegiatan praktikum pada LKS pembelajaran dipertemuan 2 melibatkan beberapa alat yang cukup beresiko, seperti pembakar spitus, tetapi tidak terdapat kegiatan yang rumit. Sebelum memulai praktikum, guru mengingatkan agar siswa sangat berhati-hati dalam melakukan kegiatan pengamatan agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan. Pengarahan serta bimbingan terhadap siswa saat melakukan pengamatan, mengolah data dan mengisi lembar kerja berlangsung lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok tidak jauh berbeda, semua kelompok mampu menyelesaikan kegiatannya tepat waktu. Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa tampaknya lebih sesuai dengan waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini didukung pula oleh adaptasi siswa yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai terbiasa menghadapi rekan dalam kelompoknya sehingga kegiatan praktikum berjalan lebih lancar dan proses 1
Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X melalui kit optic. (Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1, Januari. Semarang, 2009)
55
pengamatan menjadi lebih baik. Di pembelajaran kedua siswa disajikan materi perubahan wujud dengan kegiatan praktikum yang cukup menarik perhatian. Salah satu kegiatan yang menurut siswa menarik dilakukan yaitu menyelidiki perubahan wujud pada kapur barus. Siswa memanaskan kapur barus pada tabung Erlenmeyer di atas api, kemudian mengamati perubahan yang terjadi. Pada pertemuan ketiga, rata-rata kemampuan observasi siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertemuan kedua, akan tetapi pada pertemuan ketiga terjadi penurunan rata-rata indikator kemampuan observasi pada indikator kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dibandingkan dengan pertemuan kedua. Hal ini dikarenakan siswa masih belum dapat menghubungkan kegiatan praktikum yang mereka lakukan dengan materi yang sudah mereka pelajari. Tampaknya untuk siswa kelas VII SMP masih sulit untuk menuangkan pemikirannya sendiri tanpa mendapat pengarahan yang cukup. Meskipun apa yang terdapat dalam pikiran mereka tepat, sebagian mereka tidak yakin sebelum menanyakan ke observer. Pada pertemuan ketiga, rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok tidak jauh berbeda, semua kelompok mampu menyelesaikan kegiatannya tepat waktu. Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa tampaknya lebih sesuai dengan waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini didukung pula oleh adaptasi siswa yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai terbiasa menghadapi rekan dalam kelompoknya sehingga kegiatan praktikum berjalan lebih lancar dan proses pengamatan menjadi lebih baik. Pada pertemuan ketiga ini walaupun indikator kemampuan mengumpulkan fakta-fakta yang relevan mengalami penurunan akan tetapi indikator kemampuan observasi yang lain mengalami peningkatan. Pada pertemuan keempat, Rata-rata indikator kemampuan observasi mengalami peningkatan cukup tinggi karena rata-ratanya di atas 75 bahkan mencapai 80. Walaupun kegiatan praktikum yang dilakukan cukup banyak, tetapi karena mereka sudah mulai terbiasa dalam menggunakan alat dan melakukan pengamatan
siswa
dapat
melakukan
kegiatan
praktikum
dengan
baik.
Pembelajaran berlangsung lebih baik karena pembimbingan siswa saat melakukan pengamatan, pengambilan data, pencatatan hasil pengamatan dan pengolahan data
56
berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terlihat dari hasil praktikum yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Haryono, bahwa Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kemampuan proses sains siswa sekaligus pencapaian hasil belajarnya secara keseluruhan.2 Indikator kemampuan observasi yang memiliki persentase terbesar pada pertemuan keempat adalah kemampuan menggunakan alat indera. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gebi Dwiyanti dkk, bahwa indera yang digunakan hanya indera penglihatan. Siswa melihat/mengamati perubahanperubahan yang terjadi kemudian mencatat dalam tabel yang telah disediakan.3 Kemampuan menggunakan alat indera dilatihkan melalui berbagai kegiatan pengamatan, diantaranya pengukuran, baik itu pengukuran massa, panjang maupun volume serta pada pengamatan proses perubahan bentuk. Indikator utama yang satu ini dilatihkan melalui kegiatan dengan jumlah paling banyak pada setiap serinya. Selain itu, dalam praktikum mengenai wujud zat ini, fenomena yang paling jelas diamati adalah perubahan bentuk atau volume benda. Rata-rata kemampuan observasi tiap kelompok pada pertemuan keempat mengalami peningkatan cukup tinggi karena rata-ratanya di atas 75 bahkan mencapai 80. Pada pembelajaran ini semua kelompok mampu menyelesaikan kegiatannya tepat waktu. Jumlah kegiatan yang harus diselesaikan siswa tampaknya lebih sesuai dengan waktu dan kemampuan siswa. Keadaan ini didukung pula oleh adaptasi siswa yang lebih baik dari sebelumnya dan mulai terbiasa menghadapi rekan dalam kelompoknya sehingga kegiatan praktikum berjalan lebih lancar dan proses pengamatan menjadi lebih baik. Pada tabel 4.6 terlihat hasil skor LKS siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir mengalami peningkatan yang stabil. Pada pertemuan pertama masih banyak siswa yang tidak mengisi LKS mereka dengan penuh hal ini
2
Haryono, Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. (Jurnal Pendidikan dasar, 2006), Volume 7 No 1. 3 Gebi Dwiyanti, dkk, Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum (FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2003)
57
dikarenakan mereka belum terbiasa dan terdapat beberapa praktikum yang belum selesai dikerjakan, hal ini mengakibatkan terdapat beberapa siswa yang belum selesai mengerjakan LKS. Pada pertemuan selanjutnya siswa sudah mengerjakan LKS mereka dengan baik sehingga nilai LKS mereka meningkat disetiap sesinya. Dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen ini memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif dalam pembentukan konsep serta pemahaman materi yang disajikan melalui rangkaian kegiatan praktikum. Karena itu, metode eksperimen menjadi hal yang sangat penting serta keterlaksanaan tahapan kegiatan praktikum menjadi faktor utama penentu keberhasilan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunyono dan Siti maryatun, bahwa pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.4 Meskipun catatan observer terhadap pembelajaran menunjukkan bahwa kegiatan praktikum berlangsung sangat baik, karena hampir seluruh tahapan praktikum terlaksana, namun penulis yang sekaligus bertindak sebagai pengajar merasa ada beberapa tahapan yang belum terlaksana secara optimal. Walaupun ada beberapa kendala dalam kegiatan pembelajaran, secara umum pembelajaran ini diterima cukup baik oleh siswa. Sesuai dengan hasil perbincangan dengan beberapa siswa dan guru. Menurut guru bidang studi yang secara umum melihat kegiatan praktikum yang berlangsung dengan diterapkannya pembelajaran ini, siswa dilatih untuk terlibat aktif dan berinteraksi dengan rekannya. Sedangkan siswanya sendiri beranggapan bahwa dengan pembelajaran ini dirinya menjadi lebih mudah memahami materi karena dapat terlibat langsung mengamati fenomena dalam materi yang dipelajari.
4
Sunyono dan Siti maryatun, Penerapan Metode eksperimen Berbasis Lingkungan dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar (Proceeding of The First International Seminar of Science Education UPI, 2007).
58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis kemampuan observasi siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada konsep wujud zat dan perubuhannya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan observasi siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada kelas kelas VII-2 SMP 2 Mei dinilai sangat baik dengan pencapaian rata-rata kemampuan observasi pada pertemuan keempat sebesar 81.14%, sedangkan rata-rata kemampuan observasi pada setiap pertemuan sebesar 65.75%.
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan, antara lain sebagai berikut: 1. Pada peneliti yang melibatkan cukup banyak observer, usahakan untuk menyamakan persepsi mengenai sasaran observasi serta rambu-rambu pelaksanaan sebelum penelitian berlangsung agar data yang diperoleh lebih akurat. 2. Penentuan materi serta kegiatan praktikum hendaknya memperhitungkan jenis kemampuan yang hendak dilatihkan. 3. Pembagian kelompok pada kegiatan praktikum hendaknya dilakukan secara heterogen.
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Amien, Moh. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan Inquiry., Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2005. Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: PT. Gramedia, 1986. Dimyati, Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1994. Dwiyanti, Gebi. Keterampilan Proses Sains Siswa SMU Kelas II pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode Praktikum FPMIPA-Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2003. Haryono. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains, Jurnal Pendidikan Dasar Vol.7, No.1, 2006: 1-13. Herlanti, Yanti. Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sain., Jakarta: Jurusan PIPA UIN Jakarta, 2008. Kartikasari, Redno. Penerapan Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching Learning) dengan Menggunakan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses sains Kelas VIII C SMP N 14 Surakarta. Jurnal Skripsi Program Pendidikan Biologi UNS Surakarta. 2011. Maulidan, An Maulidan dan Tutut Nurita. Pembelajaran Fisika Melalui Metode Eksperimen untuk Melatihkan Perilaku Berkarakter pada Siswa MAN Tlogo Blitar. Pensa E-Jurnal FMIPA UNESA. Mulyono, Sudadi. Penggunaan Metode Eksperimen Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran reproduksi Tumbuhan di SMA N 6 Surakarta.
60
Nurkhasah, Diena. Efektivitas Pembelajaran Fisika Berbasis Praktikum Terhadap Keterampilan Observasi Siswa SMP. Sripsi S1: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, 2008. Novita Simalango, Astri dan Zainuddin muchtar, Pengaruh Pemakaian Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains ISSN : 1907-7157. 2008. Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2005. Sapriati, Amalia. Pengembangan Instrument Penilaian Praktikum Fotosintesis, Jurnal Pendidikan IPA Universita Terbuka 2004. Sugiono. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif R&B. Bandung: Alfabeta. Sunyono dan Siti maryatun, Penerapan Metode eksperimen Berbasis Lingkungan dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester 1 SMA Swadhipa Natar. Proceeding of The First International Seminar of Science Education UPI, 2007. Susanto, Pudyo. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Kontruktuvisme. Malang: Universitas Negeri Malang, 2002. Susilawati, dkk. Penerapan Model Siklus Belajar Hipotetikal Deduktif 7E Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Pada Konsep Pembiasan Cahaya. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. Susiwi, dkk.Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Model Pembelajaran Praktikum D-E-H. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 14 No. 2 Oktober 2009. ISSN: 1412-0917. W. Harlen, The Teaching of Science: Studies in Primary Education. London: David Fulthon. 1992. Widayanto, Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman siswa Kelas X melalui kit optic. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia., Vol 5, No.1, Januari. Semarang, 2009. Y. Nuryani Rustaman, dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UNM Pre, 2005. Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
Lampiran 1 Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP)
61
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.
Identitas Nama Sekolah
:
SMP 2 Mei Ciputat
Mata Pelajaran
:
IPA – Fisika
Kelas/Semester
:
VII/I
Standar Kompetensi
:
3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar
:
3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya
Indikator
:
1. Mengamati percobaan untuk menyelidiki pengertian zat 2. Menemukan fakta-fakta yang relevan dari hasil percobaan 3. Mengamati Persamaan dan perbedaan ketiga wujud zat 4. Mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujud zatnya sesuai dengan fakta-fakta yang ada
B.
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Pertemuan
:
1 (Satu)
Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyebutkan pengertian zat secara benar
2.
Siswa dapat menyebutkan fakta-faka yang relevan dari hasil percobaan secara benar
3.
Siswa dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan ketiga wujud zat secara benar
4.
Siswa dapat mengelompokkan benda-benda berdasarkan wujud zatnya sesuai dengan fakta-fakta yang ada secara benar.
C.
Materi Pembelajaran
: Wujud Zat dan Perubahannya
D.
Metode Pembelajaran
: Metode Eksperimen
E.
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Alokasi Waktu
Aktivitas Guru
Aktivitas Murid
Memulai pembelajaran dengan mengucapkan
Menjawab salam dan menjawab panggilan
salam dan melakukan absensi siswa.
guru selama absensi.
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
dan
Menyimak penjelasan guru
menginformasikan KD dan indikator yang akan dipelajari.. 1.
Pendahuluan
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
Menyimak dan berperan aktif dalam
melalui
pembelajaran
beberapa
pertanyaan
mengenai
dengan
mengajukan
pengertian zat dan pengelompokkan zat,
pertanyaan kepada guru dan menjawab
kemudian menunjuk salah satu siswa secara
pertanyaan guru.
acak untuk menjawab pertanyaan tersebut, misalnya:
10 Menit
62
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid
Apa yang saya pegang? (menunjukkan
Siswa
yang
ditunjuk,
menjawab
sebuah balok dan gelas berisi air) jika
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
dipegang bagaimana rasanya? Terbuat dari
oleh guru.
apa? Bentuknya bagaimana? Jika air dalam gelas dibalik perlahan-lahan apa yang terjadi?
Menunjukkan sebuah balon kosong dan balon yang
berisi
udara
lalu
memberikan
pertanyaan apa isi balon tersebut? Bagaimana rasanya kalau balon ini dipegang? Jika udara dari balon dikeluarkan, apakah udara tersebut dapat kita pegang? Bagaimana bentuknya? Tadi ada berapa benda yang ditunjukkan? Apa saja? Apa saja contoh lain yang mirip dengan masing-masing benda tadi?
Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
Seluruh siswa bertepuk tangan.
yang menjawab dengan menginstruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Mengarahkan siswa untuk mengingat bahwa
Mengikuti arahan dari guru dan mengingat
ketiga benda yang ditunjuk tadi merupakan
bahwa perwakilan dari ketiga benda tadi
perwakilan dari ketiga wujud zat.
merupakan perwakilan dari ketiga wujud zat.
Menjelaskan materi yang akan dipelajari
Menyimak penjelasan dari guru
pada hari itu, yaitu mengenai pengertian, ciri – ciri dan sifat – sifat partikel zat padat, cair dan gas. Memberi masalah mengenai apa itu zat, apa
Siswa
yang
ditunjuk,
yang menjadi persamaan dari ketiga wujud
pertanyaan-pertanyaan
zat serta apa yang membedakan ketiganya?
oleh guru.
yang
menjawab diberikan
Dan menunjuk beberapa siswa secara acak untuk memberikan jawaban. 2.
Kegiatan Inti
Memberikan penghargaan untuk setiap siswa yang menjawab dengan menginstruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan.
Seluruh siswa bertepuk tangan
55 Menit
63
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru
Alokasi
Membagikan LKS kepada masing-masing
Menerima
siswa dan menginstruksikan untuk duduk
kelompok yang sudah dibuat.
secara
berkelompok
Waktu
Aktivitas Murid
sesuai
LKS
dan
duduk
sesuai
dengan
pembagian kelompok yang sudah dibuat sebelumnya. Memberi penjelasan mengenai apa yang
Mendengar penjelasan dari guru
boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan praktikum demi keselamatan kerja. Memberikan waktu kepada siswa untuk
Melakukan
bekerjasama
rekan-rekan
berkelompok sesuai dengan langkah kerja
kegiatan
yang terdapat pada LKS dan menjawab
praktikum sesuai dengan langkah kerja yang
setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS
terdapat pada LKS dan menjawab setiap
tersebut.
dengan
sekelompoknya
melakukan
percobaan
secara
pertanyaan yang terdapat pada LKS tersebut. Dibantu oleh guru dan observer, peneliti
Melakukan
membimbing
guru, observer dan peneliti dan bertanya
siswa
dalam
melakukan
percobaan, memberikan arahan jika petunjuk
percobaan dibimbing oleh
apabila ada hal yang kurang dimengerti.
yang ada di LKS kurang jelas. Membimbing
siswa
merumuskan
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
penjelasan untuk menjawab pertanyaan –
ada di dalam LKS dan bertanya apabila
pertanyaan
ada hal yang kurang dimengerti.
yang
dalam
ada
di
dalam
LKS,
bimbingan yang diberikan bukan dalam bentuk penjelasan mengenai jawaban dari pertanyaan akan tetapi dalam bentuk arahan bagaimana mendapatkan jawaban tersebut. Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
Perwakilan kedua kelompok berdiri untuk
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
yang telah dilakukan.
yang telah dilakukan.
Bertanya kepada seluruh kelompok, apakah
Kelompok yang memiliki jawaban yang
setuju dengan jawaban yang dikemukakan
berbeda mengemukakan pendapatnya.
oleh kedua kelompok yang ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda. Meluruskan pendapat dari masing-masing
Memperhatikan penjelasan dari guru dan
kelompok dengan menjelaskan jawaban yang
bertanya apabila ada hal yang kurang
sebenarnya (esensi konsep yang dipelajari
dimengerti.
hari itu)
64
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Menginstruksikan
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid
siswa
untuk
Mengumpulkan LKS
mengumpulkan LKS. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
Memberi pendapat mengenai materi yang
bertanya dan mengemukakan pendapatnya
telah dipelajari dan bertanya apabila ada
mengenai materi yang telah disampaikan.
yang kurang dimengerti
Mengajak siswa untuk merefleksikan hasil
Siswa yang telah ditunjuk mengemukakan
pembelajaran melalui kegiatan Tanya jawab
pertanyaan kepada guru.
dengan menunjuk beberapa siswa untuk bertanya. 3.
Penutup
Memberi informasi mengenai materi yang
Mendengarkan
akan
diberikan oleh guru
dipelajari
minggu
depan
yaitu
informasi
yang
telah
1
pergerakan partikel pada berbagai wujud zat. Menginstruksikan siswa untuk merapikan
Merapikan kembali alat – alat praktikum
kembali peralatan praktikum yang telah
yang telah digunakan.
digunakan Menginstruksikan siswa untuk membaca
Membaca Hamdalah dan mengucapkan
Hamdalah dalam menutup pelajaran hari itu
salam untuk menutup pelajaran.
dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
F.
Sumber Belajar 1.
Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) : a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE) b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
2.
Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3.
Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
65 G.
Penilaian 1.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.
Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012 Mengetahui; Guru Mata Pelajaran IPA
Peneliti
Siti Rokasiah
Reni Handayani
Kepala Sekolah SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
66 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.
Identitas Nama Sekolah
:
SMP 2 Mei – Ciputat
Mata Pelajaran
:
IPA – Fisika
Kelas/Semester
:
VII/I
Standar Kompetensi
:
3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar
:
3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya
Indikator
:
1. Mengamati perubahan wujud suatu zat 2. Menafsirkan susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat
B.
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Pertemuan
:
2 (Dua)
Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat mengetahui macam-macam perubahan wujud zat secara benar.
2.
Siswa dapat memahami susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat
C.
Materi Pembelajaran
: Wujud Zat dan Perubahannya\
D.
Metode Pembelajaran
: Metode Eksperimen
E.
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Memulai mengucapkan
pembelajaran salam
dan
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid dengan melakukan
Menjawab salam dan menjawab panggilan guru selama absensi.
absensi siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Menyimak penjelasan guru
menginformasikan KD dan indikator yang akan dipelajari..
1.
Pendahuluan
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
Menyimak dan berperan aktif dalam
melalui beberapa pertanyaan mengenai
pembelajaran dengan mengajukan
materi yang telah dipelajari, kemudian
pertanyaan
menunjuk salah satu siswa secara acak
menjawab pertanyaan guru.
kepada
guru
dan
untuk menjawab pertanyaan tersebut, misalnya: Apa itu zat? Ada berapa wujud zat yang
Siswa yang ditunjuk, menjawab
kita kenal, apa saja? Bagaimana sifat
pertanyaan
masing-masing wujud zat?
diberikan oleh guru.
Menggali konsepsi awal siswa dengan mengajukan diantaranya:
beberapa
pertanyaan,
–
pertanyaan
yang
10 Menit
67
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid
Ketika sebuah kertas kita gunakan untuk membungkus es batu kecil, tiba-tiba setelah beberapa lama es menghilang. Yang ada hanya kertas basah. Sebetulnya apa yang terjadi pada es? Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
yang
menjawab
dengan
Seluruh siswa bertepuk tangan.
menginstruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Menjelaskan materi yang akan dipelajari
Menyimak penjelasan dari guru
pada hari itu, yaitu mengenai sifat-sifat zat
berdasarkan
wujudnya
dan
penerapannya dalam kehidupan seharihari Membagikan LKS kepada masing-masing
Menerima LKS dan duduk sesuai
siswa dan menginstruksikan untuk duduk
kelompok yang sudah dibuat.
secara
berkelompok
sesuai
dengan
pembagian kelompok yang sudah dibuat sebelumnya. Memberi penjelasan mengenai apa yang
Mendengar penjelasan dari guru
boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan praktikum. Memberikan waktu kepada siswa untuk
Melakukan
bekerjasama
rekan-rekan
berkelompok sesuai dengan langkah
kegiatan
kerja yang terdapat pada LKS dan
praktikum sesuai dengan langkah kerja
menjawab setiap pertanyaan yang
yang terdapat pada LKS dan menjawab
terdapat pada LKS tersebut.
dengan
sekelompoknya
melakukan
percobaan
secara
setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS
2.
Kegiatan Inti
Dibantu oleh guru dan observer, peneliti
Melakukan
membimbing siswa dalam melakukan
oleh guru, observer dan peneliti dan
percobaan,
bertanya apabila ada hal yang
memberikan
arahan
jika
percobaan dibimbing
petunjuk yang ada di LKS kurang jelas.
kurang dimengerti.
Membimbing siswa dalam merumuskan
Menjawab
penjelasan untuk menjawab pertanyaan –
yang ada di dalam LKS dan
pertanyaan yang ada di dalam LKS,
bertanya apabila ada hal yang
bimbingan yang diberikan bukan dalam
kurang dimengerti.
bentuk penjelasan mengenai jawaban dari pertanyaan akan tetapi dalam bentuk arahan bagaimana mendapatkan jawaban tersebut.
pertanyaan-pertanyaan
55 Menit
68 Kegiatan Pembelajaran
Tahap
No
Pembelajaran
Alokasi Waktu
Aktivitas Guru
Aktivitas Murid
Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
Perwakilan kedua kelompok berdiri
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
untuk menyebutkan kesimpulan dari
yang telah dilakukan.
percobaan yang telah dilakukan.
Bertanya
kepada
seluruh
kelompok,
Kelompok yang memiliki jawaban
apakah setuju dengan jawaban yang
yang
berbeda
dikemukakan oleh kedua kelompok yang
pendapatnya.
mengemukakan
ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda.
Memperhatikan
penjelasan
dari
Meluruskan pendapat dari masing-masing
guru dan bertanya apabila ada hal
kelompok dengan menjelaskan jawaban
yang kurang dimengerti.
yang sebenarnya (esensi konsep yang dipelajari hari itu) Menginstruksikan
siswa
untuk
Mengumpulkan LKS
mengumpulkan LKS. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
Memberi pendapat mengenai materi
bertanya
yang telah dipelajari dan bertanya
dan
mengemukakan
pendapatnya mengenai materi yang telah
apabila ada yang kurang dimengerti
disampaikan. Mengajak siswa untuk merefleksikan
Siswa
hasil
mengemukakan pertanyaan kepada
pembelajaran
melalui
kegiatan
Tanya jawab dengan menunjuk beberapa
yang
telah
ditunjuk
guru.
siswa untuk bertanya. 3.
Penutup
Memberi informasi mengenai materi yang
Mendengarkan informasi yang telah
akan dipelajari minggu depan yaitu
diberikan oleh guru
15 Menit
kohesi dan adhesi dan gejala kapilaritas. Menginstruksikan siswa untuk merapikan
Merapikan
kembali
alat-alat
kembali peralatan praktikum yang telah
praktikum yang telah digunakan.
digunakan Menginstruksikan siswa untuk membaca
Membaca
Hamdalah dalam menutup pelajaran hari
mengucapkan salam untuk menutup
itu
pelajaran.
dan
menutup
pelajaran
dengan
Hamdalah
dan
mengucapkan salam.
F.
Sumber Belajar 1.
Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) : a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE) b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
69 c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
G.
2.
Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3.
Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
Penilaian 1.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.
Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012 Mengetahui; Guru Mata Pelajaran IPA
Peneliti
Siti Rokasiah
Reni Handayani
Kepala Sekolah SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
70 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.
Identitas Nama Sekolah
:
SMP 2 Mei – Ciputat
Mata Pelajaran
:
IPA – Fisika
Kelas/Semester
:
VII/I
Standar Kompetensi
:
3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar
:
3.1 Menyelidiki sifat-sifat zat dan perubahannya
Indikator
:
1. Membedakan kohesi dan adhesi 2. Mengkaitkan peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari
B.
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Pertemuan
:
3 (Tiga)
Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyebutkan perbedaan antara kohesi dan adhesi secara benar.
2.
Siswa dapat memahami peristiwa kapilaritasndalam kehidupan sehari-hari secara benar.
C.
Materi Pembelajaran
: Wujud Zat dan Perubahannya
D.
Metode Pembelajaran
: Metode Eksperimen
E.
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Memulai
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid
pembelajaran
dengan
mengucapkan salam dan melakukan
Menjawab
salam
dan
menjawab
panggilan guru selama absensi.
absensi siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Menyimak penjelasan guru
menginformasikan KD dan indikator yang akan dipelajari..
1.
Pendahuluan
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
Menyimak dan berperan aktif dalam
melalui beberapa pertanyaan mengenai
pembelajaran
pengertian dan susunan gerak partikel
pertanyaan
kemudian menunjuk salah satu siswa
menjawab pertanyaan guru.
secara
acak
untuk
menjawab
pertanyaan tersebut, misalnya:
Apa itu partikel? Bagaimana susunan gerak partikel pada berbagai wujud zat?
dengan kepada
mengajukan guru
dan
10 Menit
71
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru
Alokasi
Menggali konsepsi awal siswa melalui
Siswa
sebuah
pertanyaan
fenomena
sederhana
yaitu
tetesan air di atas daunt alas. Siswa diminta
untuk
Waktu
Aktivitas Murid yang
ditunjuk, –
menjawab
pertanyaan
yang
diberikan oleh guru.
mengemukakan
perbedaannya dengan tetesan air di atas kertas serta mengapa perbedaan itu bisa terjadi melalui pertanyaan berikut :
Apa yang sedang saya pegang? Guru memegang daun alas dan selembar kertas buram. Lalu kertas dan daun talas diberi tetesan air, siswa diminta mengamati dan mengemukakan apa yang terjadi. Perbedaan apa yang bisa diamati? Seluruh siswa bertepuk tangan. Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
yang
menjawab
dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Menjelaskan
materi
yang
akan
Menyimak penjelasan dari guru
dipelajari pada hari itu, yaitu mengenai kohesi
dan
adhesi
dan
gejala
kapilaritas. Membagikan LKS kepada masing-
Menerima LKS dan duduk sesuai
masing siswa dan menginstruksikan
kelompok yang sudah dibuat.
untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang sudah dibuat sebelumnya. Memberi masalah mengenai bagaimana
Siswa
membedakan kohesi dan adhesi, serta
pertanyaan
apa itu kapilaritas dan peristiwa apa
diberikan oleh guru.
saja
dalam
kehidupan
yang
ditunjuk, –
menjawab
pertanyaan
yang
yang
menunjukkan gejala kapilaritas? Dan 2.
Kegiatan Inti
menunjuk beberapa siswa secara acak untuk memberikan jawaban.
Seluruh siswa bertepuk tangan
Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
yang
menjawab
dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan.
55 Menit
72
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid
Memberi penjelasan mengenai apa
Mendengar penjelasan dari guru
yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
kegiatan
praktikum
demi
keselamatan kerja. Memberikan waktu kepada siswa untuk
Melakukan
bekerjasama
rekan-rekan
berkelompok sesuai dengan langkah
melakukan kegiatan
kerja yang terdapat pada LKS dan
praktikum sesuai dengan langkah kerja
menjawab setiap pertanyaan yang
yang terdapat pada LKS dan menjawab
terdapat pada LKS tersebut.
dengan
sekelompoknya
percobaan
secara
setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS tersebut. Dibantu
oleh
peneliti
membimbing
melakukan
guru
dan
observer,
siswa
percobaan,
dalam
memberikan
arahan jika petunjuk yang ada di LKS
Melakukan percobaan dibimbing oleh guru,
observer
dan
peneliti
dan
bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti.
kurang jelas. Membimbing
siswa
dalam
Menjawab
pertanyaan-pertanyaan
merumuskan
penjelasan
untuk
yang ada di dalam LKS dan bertanya
menjawab pertanyaan – pertanyaan
apabila
yang ada di dalam LKS, bimbingan
dimengerti.
ada
hal
yang
kurang
yang diberikan bukan dalam bentuk penjelasan
mengenai
jawaban
dari
pertanyaan akan tetapi dalam bentuk arahan
bagaimana
mendapatkan
jawaban tersebut. Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
Perwakilan kedua kelompok berdiri
menyebutkan
untuk menyebutkan kesimpulan dari
kesimpulan
dari
percobaan yang telah dilakukan.
percobaan yang telah dilakukan.
Bertanya kepada seluruh kelompok,
Kelompok yang memiliki jawaban
apakah setuju dengan jawaban yang
yang
dikemukakan oleh kedua kelompok
pendapatnya.
berbeda
mengemukakan
yang ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda. Meluruskan pendapat dari masing-
Memperhatikan penjelasan dari guru
masing kelompok dengan menjelaskan
dan bertanya apabila ada hal yang
jawaban
kurang dimengerti.
yang
sebenarnya
(esensi
konsep yang dipelajari hari itu) Menginstruksikan mengumpulkan LKS.
siswa
untuk
Mengumpulkan LKS
73 Kegiatan Pembelajaran
Tahap
No
Pembelajaran
Alokasi Waktu
Aktivitas Guru
Aktivitas Murid
Memberi kesempatan kepada siswa
Memberi pendapat mengenai materi
untuk bertanya dan mengemukakan
yang telah dipelajari dan bertanya
pendapatnya mengenai materi yang
apabila ada yang kurang dimengerti
telah disampaikan. Mengajak siswa untuk merefleksikan
Siswa
hasil pembelajaran melalui kegiatan
mengemukakan
Tanya
guru.
jawab
dengan
menunjuk
yang
telah
ditunjuk
pertanyaan
kepada
beberapa siswa untuk bertanya.
3.
Penutup
Memberi informasi mengenai materi
Mendengarkan informasi yang telah
yang akan dipelajari minggu depan
diberikan oleh guru
15 Menit
yaitu pergerakan partikel pada berbagai wujud zat. Menginstruksikan
siswa
untuk
merapikan kembali peralatan praktikum
Merapikan
kembali
alat
–
alat
praktikum yang telah digunakan.
yang telah digunakan Menginstruksikan
siswa
untuk
Membaca
Hamdalah
dan
membaca Hamdalah dalam menutup
mengucapkan salam untuk menutup
pelajaran
pelajaran.
hari
itu
dan
menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
F.
Sumber Belajar 1.
Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) : a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE) b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
2.
Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3.
Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
74 G.
Penilaian 1.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.
Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012 Mengetahui; Guru Mata Pelajaran IPA
Peneliti
Siti Rokasiah
Reni Handayani
Kepala Sekolah SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
75 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A.
Identitas
Nama Sekolah
:
SMP 2 Mei – Ciputat
Mata Pelajaran
:
IPA – Fisika
Kelas/Semester
:
VII/I
Standar Kompetensi
:
3. Memahami wujud zat dan perubahannya
Kompetensi Dasar
:
3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
:
1. Menyimpulkan massa jenis merupakan ciri khas suatu zat. 2. Menyelidiki pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat. 3. Menghitung maasa jenis suatu zat.
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit
Pertemuan
:
4 (Empat)
B.
Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyimpulkan massa jenis merupakan cirri khas suatu zat secara benar.
2.
Siswa dapat menyelidiki pengaruh massa dan volume terhadap massa jenis suatu zat secara benar.
3.
Siswa dapat menhitung massa jenis suatu zat secara benar.
C.
Materi Pembelajaran
: Wujud Zat dan Perubahannya
D.
Metode Pembelajaran
: Metode Eksperimen
E.
Langkah – langkah Pembelajaran:
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru Memulai
pembelajaran
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid dengan
mengucapkan salam dan melakukan
Menjawab
salam
dan
menjawab
panggilan guru selama absensi.
absensi siswa. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Menyimak penjelasan guru
menginformasikan KD dan indikator yang akan dipelajari..
1.
Pendahuluan
Menggali motivasi dan apersepsi siswa
Menyimak dan berperan aktif dalam
melalui beberapa pertanyaan mengenai
pembelajaran
pengertian, sifat dan karakter dari suatu
pertanyaan kepada guru dan menjawab
zat dan menunjuk salah satu siswa
pertanyaan guru.
dengan
mengajukan
secara acak untuk menjawab pertanyaan tersebut, misalnya: Apa itu zat?
Siswa
yang
ditunjuk,
menjawab
Bagaimana sifat dan karakter dari suatu
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
zat?
oleh guru.
10 Menit
76
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid
Menggali konsepsi awal siswa melalui sebuah fenomena sederhana yaitu es batu yang selalu mengapung dalam air. Siswa diminta untuk mengemukakan perbedaannya dengan logam yang selalu tenggelam
di
air
serta
perbedaan
itu
bisa
terjadi
mengapa melalui
pertanyaan berikut :
Apa yang akan terjadi bila minyak
Siswa
goreng ini
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
di masukkan ke dalam
segelas air?Lalu apa yang terjadi bila
yang
ditunjuk,
menjawab
oleh guru.
uang logam ini dimasukkan ke dalam segelas air? Guru memegang minyak goreng lalu mencampurkannya ke dalam segelas air.
Lalu guru memasukkan
uang logam ke dalam segelas air. Siswa diminta mengamati dan mengemukakan apa yang terjadi. Perbedaan apa yang bisa diamati? Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
yang
menjawab
dengan
Seluruh siswa bertepuk tangan.
menginstruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Memberi masalah mengenai bagaimana
Siswa
yang
ditunjuk,
menjawab
cara mengetahui massa jenis dari suatu
pertanyaan – pertanyaan yang diberikan
zat? Dan menunjuk beberapa siswa
oleh guru.
secara acak untuk memberikan jawaban. Memberikan penghargaan untuk setiap siswa
yang
menjawab
Seluruh siswa bertepuk tangan
dengan
menginstruksikan seluruh siswa untuk bertepuk tangan. Menjelaskan materi yang akan dipelajari
Menyimak penjelasan dari guru
pada hari itu, yaitu mengenai Massa jenis. Membagikan
LKS
kepada
masing-
masing siswa dan menginstruksikan untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan
pembagian
kelompok
sudah dibuat sebelumnya.
yang
Menerima LKS dan duduk sesuai kelompok yang sudah dibuat.
77
No
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Aktivitas Guru
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid
Memberi penjelasan mengenai apa yang
Mendengar penjelasan dari guru
boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan praktikum demi keselamatan kerja. Memberikan waktu kepada siswa untuk
Melakukan
bekerjasama
berkelompok sesuai dengan langkah
dengan
sekelompoknya
rekan-rekan
melakukan
kegiatan
percobaan
secara
kerja yang terdapat pada LKS dan
praktikum sesuai dengan langkah kerja
menjawab
setiap
pertanyaan
yang terdapat pada LKS dan menjawab
terdapat pada LKS tersebut.
yang
setiap pertanyaan yang terdapat pada LKS tersebut. Dibantu oleh guru dan observer, peneliti
Melakukan percobaan dibimbing oleh
membimbing siswa dalam melakukan
guru,
percobaan, memberikan arahan jika
bertanya apabila ada hal yang kurang
petunjuk yang ada di LKS kurang jelas.
dimengerti.
Membimbing siswa dalam merumuskan
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
penjelasan untuk menjawab pertanyaan
ada di dalam LKS dan bertanya apabila
– pertanyaan yang ada di dalam LKS,
ada hal yang kurang dimengerti.
observer
dan
peneliti
dan
bimbingan yang diberikan bukan dalam 2.
Kegiatan Inti
bentuk penjelasan mengenai jawaban
55
dari pertanyaan akan tetapi dalam bentuk
Menit
arahan bagaimana mendapatkan jawaban tersebut. Meminta perwakilan 2 kelompok untuk
Perwakilan kedua kelompok berdiri
menyebutkan kesimpulan dari percobaan
untuk menyebutkan kesimpulan dari
yang telah dilakukan.
percobaan yang telah dilakukan.
Bertanya kepada seluruh kelompok,
Kelompok yang memiliki jawaban
apakah setuju dengan jawaban yang
yang
dikemukakan oleh kedua kelompok yang
pendapatnya.
berbeda
mengemukakan
ditunjuk, bertanya apakah ada kelompok yang memiliki jawaban yang berbeda.
Meluruskan
pendapat
dari
masing-
Memperhatikan penjelasan dari guru
masing kelompok dengan menjelaskan
dan bertanya apabila ada hal yang
jawaban yang sebenarnya (esensi konsep
kurang dimengerti.
yang dipelajari hari itu) Menginstruksikan mengumpulkan LKS.
siswa
untuk
Mengumpulkan LKS
78 Kegiatan Pembelajaran
Tahap
No
Pembelajaran
Aktivitas Guru Memberi
kesempatan
untuk bertanya
dan
kepada
Alokasi Waktu
Aktivitas Murid siswa
Memberi pendapat mengenai materi
mengemukakan
yang telah dipelajari dan bertanya
pendapatnya mengenai materi yang telah
apabila ada yang kurang dimengerti
disampaikan.
3.
Penutup
Mengajak siswa untuk merefleksikan
Siswa
yang
hasil pembelajaran melalui kegiatan
mengemukakan
Tanya jawab dengan menunjuk beberapa
guru.
telah
ditunjuk
pertanyaan
kepada 15
siswa untuk bertanya. Menginstruksikan
Menit siswa
untuk
merapikan kembali peralatan praktikum
Merapikan
kembali
alat
–
alat
praktikum yang telah digunakan.
yang telah digunakan Menginstruksikan siswa untuk membaca
Membaca Hamdalah dan mengucapkan
Hamdalah dalam menutup pelajaran hari
salam untuk menutup pelajaran.
itu dan menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
F.
Sumber Belajar 1.
Buku IPA Fisika (Referensi penyusunan LKS) : a. Anni Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk Sekolah Menengah dan Madrasah Tsanawiyah Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE) b. Kanginan, Marthen. 2006. Sains Fisika untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. c. Wasis, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE). d. Teguh Sugiyarto & Eny Ismawati. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam I :untuk SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional (BSE)
2.
Alat – alat tulis (Buku catatan, pulpen, pensil, penggaris, penghapus dll).
3.
Alat dan bahan percobaan (tercantum dalam LKS).
79 G.
Penilaian 1.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.
Pedoman Observasi (Terlampir)
Ciputat, Mei 2012 Mengetahui; Guru Mata Pelajaran IPA
Peneliti
Siti Rokasiah
Reni Handayani
Kepala Sekolah SMP Dua Mei-Ciputat
Enjang Supyan, M.Pd
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
80
LEMBAR KERJA SISWA – 1 MATERI WUJUD ZAT A. Tujuan Percobaan
:
B. Alat dan Bahan
:
Air sirup Balok Benda elastis dengan berbagai bentuk
Nama
:………………………………….
Kelompok
:………………………………….
Menyelidiki pengertian zat serta kesamaan dan perbedaan masing – masing wujud zat.
Gelas plastik Gelas ukur Gunting Neraca Piring kertas
Penggaris Tabung erlenmeyer
C. Prosedur Percobaan Percobaan 1 (Bentuk Zat Padat) 1. Siapkan sebuah balok, ukur massanya, amati bentuknya dan gambarkan! 2. Masukkan balok ke dalam gelas, amati bentuknya. 3. Pindahkan balok dari gelas ke atas piring kertas, amati bentuknya. Pengamatan: a. Apakah balok memiliki massa? Berapa massa balok yang terukur? b. Bagaimana bentuk balok mula-mula, ketika berada dalam gelas serta ketika berada di atas piring kertas?
Bentuk balok mula – Bentuk balok dalam Bentuk balok dalam mula gelas piring Gambar 1 Bentuk Balok Pada Tempat yang Berbeda c. Bagaimana bentuk balok ketika disimpan dalam tempat yang berbeda?
81
Percobaan 2 (Volume Zat Padat) Ukur panjang, lebar serta tinggi balok. Hitung volumenya Pengamatan: a. Berapakah volume balok mula-mula?
Taruh balok di atas pring kertas. Ukur kembali panjang, lebar serta tingginya. Lalu hitung volumenya. Berapa volume balok saat berada di atas piring kertas?
b. Bandingkan hasil perhitungan volume balok pada kedua pengamatan di atas, apa yang kamu dapat amati?
c. Dari pengamatan b, bagaimana volume balok jika disimpan pada tempat yang berbeda?
Percobaan 3 (Bentuk dan Volume Zat Cair) Siapkan gelas ukur dan air berwarna. Pengamatan: a. Timbang massa gelas ukur saat kosong. Berapakah massa gelas ukur saat kosong? __________________________________________________________ b. Isi gelas ukur dengan air sebanyak 1/2 volume kemudian timbang kembali massanya! Berapa massa gelas ukur berisi air? __________________________________________________________ c. Bandingkan massa gelas ukur ketika kosong dan setelah diisi air? Apa yang dapat kamu amati? __________________________________________________________ __________________________________________________________
82 d. Amati bentuk air dalam gelas ukur. Gambarkan dalam tabel serta catat volume air yang terukur. Pindahkan air dari gelas ukur ke dalam tabung Erlenmeyer. Amati bentuknya dan gambarkan dalam tabel. Ukur kembali volume air dari tabung Erlenmeyer menggunakan gelas ukur. Lakukan hal yng sama pada gelas. Bagaimana bentuk air dalam gelas ukur, tabung Erlenmeyer dan gelas? Serta berapa volumenya? Jenis Wadah
Gelas ukur
Tabung erlenmeyer
Gelas
Bentuk air
Volume air (ml) Tabel 1 Bentuk dan Volume Air Pada Tempat yang Berbeda e. Perhatikan hasil pengamatan pada tabel 1! Apa yang dapat kamu amati? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ Percobaan 4 (Bentuk Gas) Siapkan balon elips dan bakon kelinci, lalu tiup. Amati bentuk keduanya. Pengamatan: a. Bagaimana bentuk udara dalam balon elips? __________________________________________________________ Bagaimana bentuk udara dalam balon kelinci? __________________________________________________________ b. Bagaimana bentuk udara jika disimpan ditempat yang berbeda? __________________________________________________________ c. Dari pecobaan yang telah dilakukan, gabungkan data hasil pengamatan dalam tabel berikut :
83
Nama Benda
Wujud Zat
Memiliki Massa Y
T
Menempati Ruang (Memiliki Volume) Y T
Ketika Menempati Wadah yang Berbeda Volumenya Tetap
Berubah
Bentuknya Tetap
Berubah
Balok Air Sirup Udara Dari tabel di atas, bandingkan persamaan dan perbedaan dari ketiga wujud zat. Apa yang dapat kamu amati? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ Kesimpulan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, apa yang dapat kalian simpulkan? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
84 LEMBAR KERJA SISWA – 2 MATERI WUJUD ZAT A. Tujuan Percobaan B. Alat dan Bahan
: :
Nama
:………………………………….
Kelompok
:………………………………….
Menyelidiki perubahan wujud zat.
Lilin Gelas alas (plastik) Gelas kimia Kaki tiga Kapur barus
Kawat Kasa Korek api Pembakar spirtus Piring kertas
C. Prosedur Percobaan Percobaan 1 1. Siapkan lilin dan ukur panjangnya. 2. Nyalakan lilinnya. Gunakan gelas plastik sebagai alas 3. Amati bagian lilin yang terbakar. 4. Kemudian matikan api lilinnya dan biarkan hingga beberapa saat. Ukur kembali panjang lilinnya, amati perubahan yang terjadi. Catat di lembar pengamatan. Pengamatan: Hal yang diamati
Hasil Pengamatan
Keadaan lilin sebelum dibakar Keadaan lilin saat terbakar Keadaan lilin setelah dimatikan apinya dan didiamkan beberapa saat. a. Termasuk zat berwujud apakah lilin?
b. Perubahan apa yang sedang kamu amati pada lilin yang belum dibakar, lilin yang sedang terbakar dan lilin yang telah dimatikan apinya serta didiamkan beberapa saat? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
85 c. Saat lilin terbakar, dari mana asal cairan di sekitar apinya? __________________________________________________________ d. Setelah api mati dan lilin didiamkan beberapa saat, apa yang terjadi pada cairan tersebut? __________________________________________________________ Percobaan 2 (Volume Zat Padat) 1.
Siapkan kapur barus, masukkan ke dalam gelas kimia dan taruh di atas kaki tiga yang telah dialasi kawat kasa.
2. Nyalakan pemanas spirtus. Amati apa yang terjadi
Pengamatan: a. Termasuk zat berwujud apakah kapur barus?
b. Ketika dipanaskan, apa yang terjadi pada kapur barus?
c. Matikan apinya kemudian tutup gelas kimia dengan menggunakan piring kertas. Setelah beberapa lama, buka piring kertas lalu amati. Apa yang terjadi?
d. Persamaan apa yang bisa kamu lihat dari kedua peristiwa wujud pada percobaan 1 dan 2? __________________________________________________________
86 __________________________________________________________ e. Apakah ada peristiwa perubahan wujud lain yang berbeda dan pernah kamu temukan dalam kehiddupan sehari-hari? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ f. Apakah setiap zat dapat berubah wujud? Perubahan wujud apa saja? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ Kesimpulan Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
87 LEMBAR KERJA SISWA – 3 MATERI WUJUD ZAT A. Tujuan Percobaan B. Alat dan Bahan
: :
Nama
:………………………………….
Kelompok
:………………………………….
Menyelidiki gejala kapilaritas.
Air berwarna
Pipa kapiler kecil
Gelas ukur
Pipa kapiler besar
Mangkuk bening
Selang bening
C. Prosedur Percobaan Percobaan 1 1. Isi selang air dengan air berwarna sebanyak 10 ml. Letakkan melengkung vertical di atas meja. Amati permukaan airnya
Posisi Selang Gambar 1 Bejana Berhubungan Sederhana 2. Isi mangkuk dengan air berwarna hingga hampir penuh. Masukkan pipa kapiler kecil dan besar dengan posisi vertical. Amati permukaan air pada pipa kapiler. Pengamatan: a. Bagaimana permukaan air pada selang (bejana berhubungan)? Keadaan 1
Permukaan air dalam selang
88 b. Bagaimana permukaan air pada pipa kapiler? Keadaan 2
Permukaan air dalam pipa kapiler c. Mana permukaan air yang lebih tinggi pada keadaan 2? __________________________________________________________ d. Bandingkan hasil pengamatanmu pada keadaan 1 dan 2. Perbedaan apa yang dapat kamu amati? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ e. Disebut apakah gejala naiknya permukaan air pada pipa kapiler tersebut? __________________________________________________________ f. Dapatkah kalian menyebutkan peristiwa yang menunjukkan gejala serupa dalam kehidupan sehari-hari? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ Kesimpulan Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
89 LEMBAR KERJA SISWA – 4 MATERI WUJUD ZAT A. Tujuan Percobaan B. Alat dan Bahan
: :
Nama
:………………………………….
Kelompok
:………………………………….
Menentukkan massa jenis zat padat dan zat cair.
Gelas ukur Neraca Minyak goreng Air secukupnya
Tiga buah batu atau benda padat lain yang berbeda ukuran
C. Prosedur Percobaan Percobaan 1 1. Timbanglah massa setiap batu dengan menggunakan neraca 2. Masukkan air ke dalam gelas ukur sampai ketinggian tertentu. Tinggi air ini merupakan volume awal. 3. Masukkan batu ke dalam gelas ukur sehingga ketinggian air berambah. Tinggi air ini merupakan volume akhir. Volume Batu = Volume
akhir
– Volume
awal
4. Hitunglah volume setiap batu dengan menghitung selisih antara volume awal dan volume akhir. 5. Ulangi langkah - langkah di atas untuk batu ke 2 dan 3. Pengamatan: No
Benda
Massa (g)
Volume (cm3)
Massa Jenis (g/cm3)
a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis batu? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ b. Apakah massa jenis semua batu yang kamu hitung sama? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
90 Percobaan 2 1. Timbanglah gelas ukur yang kosong. Catatlah hasilnya dalam tabel. 2. Masukkan 1 gelas air ke dalamnya. 3. Dengan menggunakan neraca ukur massa gelas ukur tersebut setelah diisi air. Catatlah volume air dan massa gelas ukur yang berisi air dalam tabel. 4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk air sebanyak dua gelas dan tiga gelas. Pengamatan: Diketahui
Jumlah air (Gelas)
: Massa gelas ukur kosong (MG) = ……………………… gr Massa Gelas Ukur + air MGA (gr)
Massa air MA = MGA-MG (gr)
Volume Air V (ml)
Massa Jenis Air 𝑴𝑨 𝝆= (𝒈 𝒎𝒍) 𝑽
a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis air? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ b. Berapakah massa jenis air satu gelas, air dua gelas dan air tiga gelas? Apakah memiliki massa jenis yang sama? Jika sama, apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ Percobaan 2 1. Timbanglah gelas ukur yang kosong. Catatlah hasilnya dalam tabel. 2. Masukkan 1 gelas minyak goreng ke dalamnya. 3. Dengan menggunakan neraca ukur massa gelas ukur setelah diisi minyak goreng. Catatlah volume minyak goreng dan massa gelas ukur yang berisi minyak dalam tabel. 4. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk minyak sebanyak dua gelas dan tiga gelas. Pengamatan:
91 Diketahui
Jumlah Minyak (Gelas)
: Massa gelas ukur kosong (MG) = ……………………… gr Massa Gelas Ukur + Minyak MGM (gr)
Massa Minyak MM = MGM-MG (gr)
Volume Minyak V (ml)
Massa Jenis Minyak 𝑴𝑴 𝝆= (𝒈 𝒎𝒍) 𝑽
a. Besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis minyak goreng? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ b. Berapakah massa jenis minyak goreng satu gelas, minyak goreng dua gelas dan minyak goreng tiga gelas? Apakah memiliki massa jenis yang sama? Jika sama, apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tersebut? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ c. Dengan jumlah yang sama, yaitu masing-masing satu gelas berapakah massa jenis air dan minyak goreng? Apakah massa jenisnya berbeda? Jika berbeda, jelaskan mengenai benda-benda dengan jumlah yang sama akan tetapi memiliki massa jenis yang berbeda. __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ d. Persamaan apa yang bisa kamu lihat dari peristiwa wujud pada percobaan 1, 2 dan 3? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ e. Perbedaan apa yang bisa kamu lihat dari kedua peristiwa wujud pada percobaan 1, 2 dan 3? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
92 Kesimpulan Dari percobaan tersebut, apa yang dapat kamu simpulkan? __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________
Lampiran 3 Pedoman Observasi
93 PEDOMAN OBSERVASI
ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT PERTEMUAN 1
Kelompok
:
Indikator Kemampuan
Siswa Percobaan
Kegiatan Siswa
Observasi 1.
1.
1.
1.
Keterampilan Menggunakan Alat Indera
2.
Menggunakan neraca untuk mengukur massa balok Mengamati dan menggambarkan bentuk balok mula-mula Mengamati dan menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas Mengamati dan menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas Mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
3.
Mengukur massa gelas ukur saat kosong
3.
Mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
3.
3.
4.
4.
Mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air Mengamati dan mencatat volumedan bentuk air berwarna yang terukur dalam beberapa wadah Mengamati dan mencatat bentuk udara dalam benda elastis 1 Mengamati dan mencatat bentuk udara dalam benda elastis 2 Mengetahu fakta bahwa balok memiliki bentuk
1.
yang tetap walaupun disimpan ditempat yang berbeda.
Kemampuan Mengumpulkan Fakta-fakta Yang Relevan
2. 2. 2.
Menggunakan satuan dari massa yang sesuai Menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat Menggunakan satuan dari volume yang sesuai Membandingkan hasil perhitungan volume balok
2.
mula-mula dan pada saat dipindahkan ke piring kertas.
1
2
3
4
5
94 Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk 3.
yang berubah-ubah dan memiliki volume yang tetap. Menyadari fakta bahwa bentuk udara berubah
4.
ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda.
4. R R R R R R Kemampuan
R
Mengidentifikasi Persamaan dan Perbedaan
R
Menyadari fakta bahwa isi dan volume dari benda elastis setelah ditiup. Menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa Menyadari fakta bahwa zat padat memiliki bentuk yang tetap Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa Menyadari fakta bahwa zat cair memiliki memiliki bentuk berubah-ubah sesuai tempatnya Menyadari fakta bahwa gas memiliki massa Menyadari fakta bahwa gas memiliki bentuk dan volume berubah-ubah sesuai tempatnya Mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat Membedakan sifat-sifat yang dimiliki ketiga wujud zat
Kriteria : 1
= Sangat Tidak Baik
2
= Tidak Baik
3
= Cukup
4
= Baik
5
= Sangat Baik
Ciputat, 21 Desember 2011 Observer
(
)
95 PEDOMAN OBSERVASI ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT PERTEMUAN 2
Kelompok
:
Indikator Kemampuan
Siswa Percobaan
Kegiatan Siswa
1
Observasi 1.
Mengukur dan mencatat panjang lilin mula-mula
1.
Mengamati dan mencatat keadaan lilin mula-mula
1.
Mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
1.
Keterampilan Menggunakan
1. 2.
Alat Indera 2.
2.
2. 1. Kemampuan
1.
Mengumpulkan Fakta-fakta Yang Relevan
2. 2.
Kemampuan
2
Mengidentifikasi Persamaan dan Perbedaan
2
= Sangat Tidak Baik
2
= Tidak Baik
3
= Cukup
4
= Baik
5
= Sangat Baik
3
Mengamati dan mencatat keadaan lilin setelah api dimatikan dan didiamkan beberapa saat Mengukur dan mencatat panjang lilin akhir Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus mulamula Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus saat terbakar Mengamati dan mencatat keadaan kapur barus setelah api dimatikan dan didiamkan beberapa saat Mengamati dan mencatat adanya Kristal-kristal kapur barus yang menempel pada dinding gelas kimia Mengamati perubahan panjang lilin Mengamati dan mencatat jenis perubahan wujud yang terjadi pada lilin. Mengamati dan mencatat jenis perubahan wujud yang terjadi pada kapur barus Menyadari fakta bahwa setiap zat dapat berubah wujud Mengidentifikasi persamaan dari kedua perubahan wujud zat Membedakan peristiwa perubahan wujud karena dipanaskan dan didinginkan
Kriteria : 1
2
Ciputat, 21 Desember 2011 Observer
(
)
4
5
96 PEDOMAN OBSERVASI ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT PERTEMUAN 3
Kelompok
:
Indikator Kemampuan
Siswa Percobaan
Kegiatan Siswa
1
Observasi 1.
2
3
Mengatur kesejajaran posisi selang berisi air membentuk bejana berhubungan Mengukur volume air berwarna yang akan
1.
dimasukkan ke dalam selang (sebanyak 10 ml) menggunakan gelas ukur
Keterampilan Menggunakan
1.
Alat Indera 1.
Mengamati dan mencatat keadaan permukaan air pada bejana berhubungan Mengamati dan mencatat keadaan permukaan air pada pipa kapiler Mengamati permukaan air pada pipa kapiler kecil
1.
lebih tinggi daripada permukaan air pada pipa kapiler besar
Kemampuan Mengumpulkan Fakta-fakta Yang Relevan
1. 1. 1.
Menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan tidak berlaku untuk pipa kapiler Menyimpulkan pengertian kapilaritas Menyebutkan contoh gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari
Kemampuan Mengidentifikasi Persamaan dan
1.
Membedakan keadaan 1 dan keadaan 2
Perbedaan
Kriteria : 1
= Sangat Tidak Baik
2
= Tidak Baik
3
= Cukup
4
= Baik
5
= Sangat Baik
Ciputat, 21 Desember 2011 Observer
(
)
4
5
97 PEDOMAN OBSERVASI ANALISIS KEMAMPUAN OBSERVASI PADA KONSEP WUJUD ZAT PERTEMUAN 4
Kelompok
:
Indikator Kemampuan
Siswa Percobaan
Kegiatan Siswa
Observasi 1 1
1
2&3 Keterampilan Menggunakan
2
Alat Indera
Menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan Mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur Mengamati batuan sebelum dan setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur Menggunakan neraca untuk mengukur gelas ukur kosong Mengamati volume air setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur Mengamati dan mengukur massa air setelah
2
dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan menggunakan neraca
3
Mengamati volume minyak goreng setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur Mengamati dan mengukur massa minyak goreng
3
setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan menggunakan neraca
1
Kemampuan Mengumpulkan Fakta-fakta Yang Relevan
Mengidentifikasi Persamaan dan Perbedaan
selisihnya
1
Menggunakan satuan dari massa jenis yang sesuai
1
Menggunakan satuan dari volume yang sesuai
1
Menggunakan satuan dari massa yang sesuai
1,2 &3
1,2 & 3 Kemampuan
Mengetahui volume batu dengan menghitung
13
14
Mengetahui besaran-besaran apa saja yang diperlukan untuk menghitung massa jenis batu Menyadari fakta bahwa massa jenis merupakan ciri khas dari suatu zat Mengidentifikasi persamaan dari ketiga percobaan yang telah dilakukan Mengidentifikasi perbedaan dari ketiga percobaan yang telah dilakukan
1
2
3
4
5
98 Kriteria : 1
= Sangat Tidak Baik
2
= Tidak Baik
3
= Cukup
4
= Baik
5
= Sangat Baik
Ciputat,
2012 Observer
(
)
Lampiran 4
99
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa Pertemuan 1
Indikator Kemampuan Observasi
Keterampilan menggunakan Alat Indera
Penilaian 5 Siswa dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa balok dengan terlebih dahulu mengkalibrasi, dan mengukur dengan tepat dan membaca pengukuran dengan tepat. Siswa dapat menggambarkan bentuk balok mulamula dengan benar dan teliti
4 Siswa dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa balok dengan terlebih dahulu mengkalibrasi, dan mengukur dengan tepat.
3 Siswa dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa balok dengan terlebih dahulu mengkalibrasinya.
2 Siswa belum dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa balok dan mencoba meminta guru pembimbing untuk mengajari.
1 Siswa tidak dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan.
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok mulamuladengan benar.
Siswa kurang teliti dalam menggambarkan bentuk balok mulamuladengan benar
Siswa tidak dapat menggambarkan bentuk balok mula-muladengan benar.
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar dan teliti
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar.
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar dan teliti
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar.
Siswa kurang teliti dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar Siswa kurang teliti dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar
Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik dan teliti
Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik
Siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan bentuk balok mula-muladengan benar Siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar Siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa kurang teliti dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa tidak dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar Siswa tidak dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar Siswa tidak dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
100
Indikator Kemampuan Observasi
Kemampuan mengumpulka n fakta-fakta yang relevan
Penilaian 5 Siswa dapat mengukur massa gelas ukur saat kosong dengan sangat baik dan teliti Siswa dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air dengan sangat baik dan teliti Siswa dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air dengan sangat baik dan teliti Siswa mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda dengan sangat baik dan teliti
4 Siswa dapat mengukur massa gelas ukur saat kosong dengan sangat baik
3 Siswa kurang teliti dalam mengukur massa gelas ukur saat kosong
2 Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur massa gelas ukur saat kosong
1 Siswa tidak dapat mengukur massa gelas ukur at kosong
Siswa dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa tidak dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
Siswa tidak dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
Siswa mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda
Siswa tidak dapat mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda
Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik dan benar
Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa mengalami kesulitan dalam mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat dengan baik dan benar Siswa dapat menggunakan satuan volume yang sesuai dengan baik dan benar
Siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat
Siswa tidak dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat
Siswa dapat menggunakan satuan volume yang sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menggunakan satuan volume yang sesuai
Siswa mengalami kesulitan dalam menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan satuan volume yang sesuai
Siswa tidak dapat menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa tidak dapat menggunakan satuan volume yang sesuai
101
Indikator Kemampuan Observasi
Kemampuan mengidentifika si persamaan dan perbedaan
Penilaian 5 Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubah-ubah dan volume yang tetap dengan baik dan benar
4 Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubah-ubah dan volume yang tetap dengan baik
3 Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubah-ubah dan volume yang tetap
1 Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubahubah dan volume yang tetap
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa
2 Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubahubah dan volume yang tetap Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa
Siswa menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda
Siswa menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa dengan baik
Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa
Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa
Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa
Siswa menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa
Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa
Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa
102
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa Pertemuan 2
Indikator Kemampuan Observasi
Keterampilan menggunakan Alat Indera
Penilaian 5 Siswa dapat mengukur dan mencatat panjang lilin mula-mula dengan tepat dan benar. Siswa dapat mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula dengan tepat dan benar. Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan tepat dan benar. Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan tepat dan benar. Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik dan teliti
4 Siswa dapat mengukur dan mencatat panjang lilin mula-mula dengan benar.
3 Siswa kurang teliti dalam mengukur dan mencatat panjang lilin mulamula .
2 Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur dan mencatat panjang lilin mula-mula.
1 Siswa tidak dapat mengukur dan mencatat panjang lilin mula-mula
Siswa dapat mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula dengan benar.
Siswa kurang teliti dalam mengamati dan mencatat panjang lilin mulamula .
Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula.
Siswa tidak dapat mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula
Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan benar.
Siswa kurang teliti dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan benar.
Siswa kurang teliti dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa tidak dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa dapat mengukur massa gelas ukur saat kosong dengan sangat baik dan teliti Siswa dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air dengan sangat baik dan teliti
Siswa dapat mengukur massa gelas ukur saat kosong dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengukur massa gelas ukur saat kosong
Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur massa gelas ukur saat kosong
Siswa tidak dapat mengukur massa gelas ukur at kosong
Siswa dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa tidak dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
103
Indikator Kemampuan Observasi
Kemampuan mengumpulka n fakta-fakta yang relevan
Kemampuan mengidentifika si persamaan dan perbedaan
Penilaian 5 Siswa dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air dengan sangat baik dan teliti Siswa mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda dengan sangat baik dan teliti
4 Siswa dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air dengan sangat baik
3 Siswa kurang teliti dalam mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
2 Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
1 Siswa tidak dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
Siswa mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda
Siswa tidak dapat mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda
Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik dan benar
Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa mengalami kesulitan dalam mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat dengan baik dan benar Siswa dapat menggunakan satuan volume yang sesuai dengan baik dan benar
Siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat
Siswa tidak dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat
Siswa dapat menggunakan satuan volume yang sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menggunakan satuan volume yang sesuai
Siswa mengalami kesulitan dalam menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan satuan volume yang sesuai
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa tidak dapat menggunakan satuan volume yang sesuai
104
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa Pertemuan 3
Indikator Kemampuan Observasi
Keterampilan menggunakan Alat Indera
Kemampuan mengumpulka n fakta-fakta yang relevan
Penilaian 5 Siswa dapat mengatur kesejajaran posisi selang berisi membentuk bejana berubungan dengan tepat dan benar.
4 Siswa dapat mengatur kesejajaran posisi selang berisi membentuk bejana berubungan dengan benar.
3 Siswa kurang teliti dalam mengatur kesejajaran posisi selang berisi membentuk bejana berubungan
1 Siswa tidak dapat mengatur kesejajaran posisi selang berisi membentuk bejana berubungan
Siswa kurang teliti dalam mengamati dan mencatat panjang lilin mulamula .
2 Siswa mengalami kesulitan dalam mengatur kesejajaran posisi selang berisi membentuk bejana berubungan. Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula.
Siswa dapat mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula dengan tepat dan benar. Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan tepat dan benar. Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan tepat dan benar. Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik dan teliti
Siswa dapat mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula dengan benar. Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan benar.
Siswa kurang teliti dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar dengan benar.
Siswa kurang teliti dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar.
Siswa tidak dapat mengamati dan mencatat keadaan lilin saat terbakar
Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa tidak dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa dapat menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan tidak berlaku untuk pipa kapiler dengan baik dan benar
Siswa dapat menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan tidak berlaku untuk pipa kapiler dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan tidak berlaku untuk pipa kapiler
Siswa mengalami kesulitan dalam menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan tidak berlaku untuk pipa kapiler
Siswa tidak dapat menyatakan bahwa prinsip bejana berhubungan tidak berlaku untuk pipa kapiler
Siswa tidak dapat mengamati dan mencatat panjang lilin mula-mula
105
Indikator Kemampuan Observasi
Kemampuan mengidentifika si persamaan dan perbedaan
Penilaian 5 Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik dan benar
4 Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik
3 Siswa kurang teliti dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
2 Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
1 Siswa tidak dapat menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
106
Rubrik Penilaian Kegiatan Siswa Pertemuan 4
Indikator Kemampuan Observasi
Keterampilan menggunakan Alat Indera
Penilaian 5 Siswa dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan dengan terlebih dahulu mengkalibrasi, dan mengukur dengan tepat dan membaca pengukuran dengan tepat. Siswa dapat mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan baik dan benar
4 Siswa dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan dengan terlebih dahulu mengkalibrasi, dan mengukur dengan tepat.
3 Siswa dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan dengan terlebih dahulu mengkalibrasinya.
2 Siswa belum dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan dan mencoba meminta guru pembimbing untuk mengajari.
1 Siswa tidak dapat menggunakan neraca untuk mengukur massa batuan.
Siswa dapat mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan baik.
Siswa kurang teliti dalam mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan baik.
Siswa tidak dapat mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan baik
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar dan teliti
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar.
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar dan teliti
Siswa dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar.
Siswa kurang teliti dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar Siswa kurang teliti dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar
Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik dan teliti
Siswa dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris dengan sangat baik
Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengamati air setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur dengan baik. Siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar Siswa mengalami kesulitan dalam menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa kurang teliti dalam mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
Siswa tidak dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam gelas dengan benar Siswa tidak dapat menggambarkan bentuk balok setelah dipindahkan ke dalam piring kertas dengan benar Siswa tidak dapat mengukur panjang, lebar dan tinggi balok menggunakan penggaris
107
Indikator Kemampuan Observasi
Kemampuan mengumpulka n fakta-fakta yang relevan
Penilaian 5 Siswa dapat mengukur massa gelas ukur saat kosong dengan sangat baik dan teliti Siswa dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air dengan sangat baik dan teliti Siswa dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air dengan sangat baik dan teliti Siswa mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda dengan sangat baik dan teliti
4 Siswa dapat mengukur massa gelas ukur saat kosong dengan sangat baik
3 Siswa kurang teliti dalam mengukur massa gelas ukur saat kosong
2 Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur massa gelas ukur saat kosong
1 Siswa tidak dapat mengukur massa gelas ukur at kosong
Siswa dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa mengalami kesulitan dalam mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa tidak dapat mengukur massa gelas ukur setelah diisi air
Siswa dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
Siswa mengalami kesulitan dalam mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
Siswa tidak dapat mengamati massa gelas ukur saat kosong dan setelah diisi air
Siswa mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda dengan sangat baik
Siswa kurang teliti dalam mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda
Siswa tidak dapat mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda
Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik dan benar
Siswa dapat menggunakan satuan massa yang sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa mengalami kesulitan dalam mengetahui fakta bahwa balok memiliki bentuk yang tetap walaupun disimpmpan ditempat yang berbeda Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat dengan baik dan benar Siswa dapat menggunakan satuan volume yang sesuai dengan baik dan benar
Siswa dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat
Siswa tidak dapat menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat
Siswa dapat menggunakan satuan volume yang sesuai dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menggunakan satuan volume yang sesuai
Siswa mengalami kesulitan dalam menghitung volume balok menggunakan rumus yang tepat Siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan satuan volume yang sesuai
Siswa tidak dapat menggunakan satuan massa yang sesuai
Siswa tidak dapat menggunakan satuan volume yang sesuai
108
Indikator Kemampuan Observasi
Kemampuan mengidentifika si persamaan dan perbedaan
Penilaian 5 Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubah-ubah dan volume yang tetap dengan baik dan benar
4 Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubah-ubah dan volume yang tetap dengan baik
3 Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubah-ubah dan volume yang tetap
1 Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubahubah dan volume yang tetap
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa
2 Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki bentuk yang berubahubah dan volume yang tetap Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa
Siswa menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda
Siswa menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa dengan baik
Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa
Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa
Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat cair memiliki massa
Siswa menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa dengan baik dan benar
Siswa menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa dengan baik
Siswa kurang teliti dalam menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa
Siswa mengalami kesulitan dalam menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa
Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat gas memiliki massa
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik dan benar
Siswa dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi persamaan dari ketiga wujud zat
Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat dengan baik
Siswa kurang teliti dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat mengidentifikasi perbedaan dari ketiga wujud zat
Siswa tidak dapat menyadari fakta bentuk udara berubah ketika dimasukkan ke dalam tempat yang berbeda Siswa tidak dapat menyadari fakta bahwa zat padat memiliki massa
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Pertemuan Pertama
Kegiatan Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Nama Siswa Alfiyah Shinta Andara Rizkia P Andre Anis Chairunisa Bagus Sukarno Dhea Amelia Dyah Ratu H Egi Zidan Balian Eka Saputra Emay S Fauziyah Dhita Firman Fitri Ayu Lestari Haekal Rifqi Inapa Aji Meidina C. A Muhammad Alif M. Daffa R M. Rian R M. Rio Bimo N. Hartono Novrian
1 3 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 1 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1
2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2
KO-1 5 6 7 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 4 3 3 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 4 4 2 2 2 2 1 1
8 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2
9 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
10 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
11 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2
13 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 3 2 4 4 3 1
14 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2
15 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1
16 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2
17 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2
KO-2 18 19 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2
20 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2
21 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3
22 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2
23 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 2 2
24 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2
25 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2
KO-3 26 27 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2
∑
Daya Serap Siswa (%)
84 81 71 80 73 85 88 81 74 79 87 51 74 65 76 70 79 73 92 88 69 51
62.22 60.00 52.59 59.26 54.07 62.96 65.19 60.00 54.81 58.52 64.44 37.78 54.81 48.15 56.30 51.85 58.52 54.07 68.15 65.19 51.11 37.78
23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nugraha Alvin Rakhmat Setiadi Rino Fahrian Risda yanti Rizki Ananda P Sarah Sadiah Selina Sri Ratna Sari Widya N. Aida Jumlah Total Ketercapaian Rata-rata
3 1 3 2 2 3 3 3 3 68
3 2 3 3 3 4 3 3 3 92
3 2 3 3 3 3 3 3 4 92
4 3 3 3 3 3 3 3 3 94
3 3 3 2 1 2 3 4 4 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90 73 75 56,36
4 3 3 3 3 4 4 3 3 93
3 3 3 4 3 4 3 3 4 98
3 2 3 3 3 3 4 3 3 94
3 2 3 3 3 3 3 3 3 92
3 2 3 3 3 3 4 3 4 92
3 2 3 3 3 3 3 3 3 87
3 2 3 3 2 3 3 3 3 85
2 2 3 4 2 3 3 3 3 87
57.28
4 2 3 3 3 3 3 3 3 95
3 2 3 3 3 3 2 3 3 87
4 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 89 84 57,92
3 2 3 3 4 4 3 3 3 95
3 3 3 4 3 4 4 3 3 96
3 2 3 3 3 3 3 3 3 89
4 2 4 4 3 3 3 4 3 94
3 2 3 3 3 3 3 3 3 84
3 2 3 3 2 3 3 3 3 93
3 4 86 3 3 58 3 3 85 3 3 82 3 3 76 3 3 87 3 3 84 3 3 83 3 4 85 89 90 2397 58
63.70 42.96 62.96 60.74 56.30 64.44 62.22 61.48 62.96
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Pertama Kelompok Einstein Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Risda yanti Fauziyah dhita Dyah ratu h Inapa aji Haekal rifqi Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO
1 2 3 4 5
1 2 3 3 1 1 10
2 3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 3 15
4 3 3 3 2 4 15
KO-1 5 6 7 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 15 12 12 56.36
8 3 3 3 2 2 13
9 4 3 3 4 3 17
10 3 3 4 3 3 16
11 3 3 3 3 3 15
12 3 4 3 3 2 15
13 3 3 3 3 2 14
14 3 3 3 3 2 14
15 4 4 4 3 3 18
16 3 4 3 3 3 16
17 3 3 3 3 2 14
KO-2 18 19 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 15 14 61.14
17 3 3 2 2 2 12
KO-2 18 19 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 12 13 50.29
20 3 3 4 4 2 16
21 4 4 4 4 2 18
22 3 3 3 2 2 13
23 4 3 3 4 2 16
24 3 3 3 2 2 13
25 3 4 4 4 3 18
KO-3 26 27 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 15 14 58.00
25 3 3 3 2 2 13
KO-3 26 27 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 14 14 56.00
58.96
Kelompok Faraday Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
1 1 Emay s 2 2 Sarah sadiah 3 3 Meidina C. A 2 4 Rakhmat setiadi 1 5 Novrian 1 Jumlah Total 9 Ketercapaian Ketercapaian KO
2 3 4 3 2 2 14
3 3 3 3 2 2 13
4 3 3 3 3 2 14
KO-1 5 6 7 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 2 2 1 1 14 10 11 51.27
8 3 4 2 3 2 14
9 3 4 3 3 3 16
10 3 3 3 2 2 13
11 3 3 3 2 2 13
12 3 3 3 2 2 13
13 3 3 1 2 1 10
14 3 3 2 2 2 12
15 3 3 2 2 1 11
51.11
16 3 3 3 2 2 13
20 3 4 3 2 2 14
21 3 4 3 3 3 16
22 3 3 3 2 2 13
23 3 3 3 2 2 13
24 2 3 2 2 2 11
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Pertama Kelompok Galileo Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Nugraha Alvin Egi zidan balian Muhammad alif Rizki ananda P Eka saputra Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO
1 2 3 4 5
1 3 3 2 2 1 11
2 3 3 3 3 2 14
3 3 3 3 3 3 15
4 4 3 3 3 3 16
KO-1 5 6 7 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 15 11 12 56.36
8 4 3 3 3 3 16
9 3 3 3 3 3 15
10 3 3 3 3 3 15
11 3 2 4 3 3 15
12 3 3 3 3 3 15
13 3 3 3 3 3 15
14 3 3 2 2 3 13
15 2 3 2 2 3 12
16 4 3 4 3 3 17
17 3 4 3 3 3 16
KO-2 18 19 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 15 14 59.71
17 3 3 2 4 3 3 18
KO-2 18 19 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 21 17 61.67
20 3 3 2 4 2 14
21 3 3 3 3 3 15
22 3 2 4 3 3 15
23 4 3 4 3 3 17
24 3 3 3 3 4 16
25 3 3 3 2 4 15
KO-3 26 27 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 15 17 64.00
25 3 3 3 3 3 3 18
KO-3 26 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 18 18 60
58.67
Kelompok Lorentz Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
1 1 Alfiyah Shinta 3 2 Rino Fahrian S 3 3 M. Daffa R 2 4 M. Rio Bimo 3 5 Sri Ratna Sari 3 6 Fitri Ayu 1 Jumlah Total 15 Ketercapaian Ketercapaian KO
2 3 3 3 3 3 3 18
3 3 3 3 3 3 3 18
4 3 3 3 3 3 3 18
KO-1 5 6 7 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 3 3 3 3 1 1 18 17 17 58.18
8 3 3 2 3 3 3 17
9 3 3 3 3 3 3 18
10 3 3 3 3 3 3 18
11 3 3 3 3 3 3 18
12 3 3 3 3 3 3 18
13 3 3 2 4 3 3 18
14 3 3 3 4 3 2 18
15 3 3 3 3 3 3 18
60.12
16 3 3 3 4 3 3 19
20 3 3 3 3 3 3 18
21 3 3 3 3 3 3 18
22 3 3 3 4 3 3 19
23 4 4 4 3 4 3 22
24 3 3 2 3 3 3 17
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Pertama Kelompok Newton Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Andara Rizkia Bagus sukarno Anis chairunisa Dhea Amelia Widya N aida Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO
1 2 3 4 5
1 2 2 2 3 3 12
2 3 3 3 4 3 18
3 4 2 3 3 4 19
4 3 3 3 3 3 19
KO-1 5 6 7 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 20 18 19 81.82
8 3 3 3 4 3 24
9 3 3 3 4 4 26
10 3 3 3 3 3 25
11 3 2 3 3 3 25
12 3 3 3 3 4 28
13 4 3 3 3 3 29
14 3 3 3 2 3 28
15 3 2 3 3 3 29
16 4 2 3 3 3 31
KO-2 17 18 19 20 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 32 33 34 38 134.86
21 3 3 3 3 3 36
22 3 3 3 3 3 37
23 3 2 3 3 3 37
24 3 3 3 3 3 39
25 3 3 4 3 3 41
KO-3 26 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 41 43 168
25 3 2 3 3 2 13
KO-3 26 27 3 3 3 2 2 2 3 3 1 1 12 11 46
115.70
Kelompok pascal Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Selina N. Hartono Andre M. Rian R Firman Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO
1 2 3 4 5
1 3 2 2 3 1 11
2 3 3 3 4 2 15
3 3 3 3 4 2 15
4 3 3 3 4 3 16
KO-1 5 6 7 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 2 1 1 13 11 11 57.45
8 4 3 3 4 3 17
9 3 3 4 4 1 15
10 4 3 3 4 3 17
11 3 3 4 4 3 17
12 4 2 3 4 2 15
13 3 3 2 4 2 14
14 3 3 3 3 2 14
15 3 3 3 3 2 14
54.37
16 3 3 3 3 3 15
17 2 2 3 3 2 12
KO-2 18 19 3 3 2 2 2 2 3 3 1 1 11 11 53.14
20 3 3 3 4 2 15
21 4 3 2 3 2 14
22 3 3 3 3 2 14
23 3 2 2 3 2 12
24 3 2 2 3 2 12
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Pertemuan Kedua Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Alfiyah Shinta Andara Rizkia P Andre Anis Chairunisa Bagus Sukarno Dhea Amelia Dyah Ratu H Egi Zidan Balian Eka Saputra Emay S Fauziyah Dhita Firman Fitri Ayu Lestari Haekal Rifqi Inapa Aji Meidina C. A Muhammad Alif M. Daffa R M. Rian R M. Rio Bimo N. Hartono Novrian
1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2
2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2
4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3
KO-1 5 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 2
6 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
7 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3
8 3 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
9 3 3 2 3 2 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
10 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3
KO-2 11 12 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2
13 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2
KO-3 14 15 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2
∑ 50 44 43 45 39 52 51 53 39 47 54 35 42 41 36 43 44 45 55 53 43 36
Daya Serap Siswa 66.67 58.67 57.33 60.00 52.00 69.33 68.00 70.67 52.00 62.67 72.00 46.67 56.00 54.67 48.00 57.33 58.67 60.00 73.33 70.67 57.33 48.00
23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nugraha Alvin Rakhmat Setiadi Rino Fahrian Risda yanti Rizki Ananda Putra Sarah Sadiah Selina Sri Ratna Sari Widya N. Aida Jumlah Total
Ketercapaian Indikator (%) Rata-rata ketercapaian Indikator
3 3 3 3 2 3 3 2 3 78
3 3 3 3 3 3 3 3 4 93
3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 83 100
4 3 3 3 3 4 3 3 4 98
4 3 3 3 2 4 3 3 4 99
3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 98 104
60,72
3 3 3 3 3 3 3 2 4 94
3 3 4 3 3 4 3 2 3 99
4 3 3 3 2 4 4 3 3 95
3 3 3 3 2 3 3 3 3 86
60,32 60,82
3 3 4 3 3 4 3 3 3 94
4 3 3 3 3 4 3 3 3 95
4 3 3 3 3 4 3 2 3 98
62,25
52 44 50 45 40 55 48 39 51 1414
69.33 58.67 66.67 60.00 53.33 73.33 64.00 52.00 68.00
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Kedua Kelompok Einstein Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Risda yanti Fauziyah dhita Dyah ratu h Inapa aji Haekal rifqi Jumlah Total Ketercapaian Indikator KO Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 3 3 3 1 2 12
2 3 3 3 2 2 13
3 3 3 3 2 2 13
4 3 4 4 2 3 16
KO-1 5 3 3 4 2 3 15 60.44
6 3 4 3 3 3 16
7 3 4 4 3 3 17
8 3 4 4 3 3 17
9 3 4 4 3 3 17
10 3 3 4 2 3 15
KO-2 11 12 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 16 13 59
10 4 4 3 3 3 17
KO-2 11 12 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 15 14 61
13 3 4 3 2 3 15
KO-3 14 15 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 16 16 64
13 3 4 3 3 2 15
KO-3 14 15 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 15 15 60
60,53
Kelompok Faraday Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Emay s Sarah sadiah Meidina C. A Rakhmat setiadi Novrian Jumlah Total Ketercapaian Indikator KO Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 3 3 2 3 2 13
2 3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 2 2 13
4 3 4 2 3 3 15
KO-1 5 3 4 3 3 2 15 59.56
6 3 4 3 3 3 16
7 3 4 3 3 3 16
8 4 4 3 3 3 17 60
9 3 3 3 3 2 14
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Kedua Kelompok Galileo Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Nugraha Alvin Egi zidan balian Muhammad alif Rizki ananda P Eka saputra Jumlah Total Ketercapaian Indikator KO Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 3 3 2 2 2
2 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 2
4 4 4 3 3 3
12
15
13
17
KO-1 5 4 4 3 3 3 17
6 4 3 3 2 3
7 3 4 3 3 2
8 4 4 3 3 2
9 3 4 3 3 3
15
15
16
16
10 3 4 3 3 3 16
60.44
KO-2 11 12 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 15
13
13 3 4 3 3 2 15
KO-3 14 15 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 16
17
59
66
KO-2 11 12 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 19 18 63.33
KO-3 14 15 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 20 19 65
60.8
Kelompok Lorentz Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Alfiyah Shinta Rino Fahrian S M. Daffa R M. Rio Bimo Sri Ratna Sari Fitri Ayu Lestari Jumlah Total Ketercapaian Indikator KO Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5 6
1 3 3 3 3 2 2 16
2 3 3 3 3 3 3 18
3 3 3 3 3 2 3 17
4 3 4 3 3 3 3 19
KO-1 5 4 3 3 4 3 3 20 60.74
6 3 3 3 4 3 3 19
7 3 4 3 4 2 3 19
8 3 4 3 3 3 3 19 58.13
9 3 3 3 3 2 3 17
10 4 4 3 4 2 3 20
13 3 4 3 3 3 3 19
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Kedua Kelompok Newton Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Andara Rizkia Bagus sukarno Anis chairunisa Dhea Amelia Widya N aida Jumlah Total Ketercapaian Indikator KO Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 2 2 3 3 3 13
2 3 3 3 4 4 17
3 3 2 3 3 3 14
4 3 3 3 4 4 17
KO-1 5 3 2 3 4 4 16 63.56
6 3 3 3 4 4 17
7 3 3 3 3 3 15
8 3 3 4 4 4 18
9 3 2 3 4 4 16
10 3 3 3 3 3 15
KO-2 11 12 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 15 14 59
10 3 3 3 4 3 16
KO-2 11 12 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 15 14 60
13 3 3 3 3 3 15
KO-3 14 15 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 13 16 58
13 3 3 3 4 2 15
KO-3 14 15 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 15 15 58
61.6
Kelompok pascal Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Selina N. Hartono Andre M. Rian R Firman Jumlah Total Ketercapaian Indikator KO Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 3 2 2 3 2 12
2 3 3 3 3 3 15
3 3 2 3 3 2 13
4 3 3 3 4 3 16
KO-1 5 3 3 3 4 2 15 59.56
6 3 3 3 4 3 16
7 4 3 3 4 2 16
8 4 3 3 4 3 17 59.73
9 3 3 2 4 2 14
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Pertemuan Ketiga
Kegiatan Siswa No Nama Siswa KO-1 KO-2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Alfiyah Shinta 3 3 3 4 4 3 3 3 2 Andara Rizkia P 3 3 3 3 3 2 3 3 3 Andre 3 3 3 3 3 3 3 3 4 Anis Chairunisa 3 3 3 3 3 2 2 3 5 Bagus Sukarno 2 3 3 3 3 2 3 3 6 Dhea Amelia 3 4 4 4 4 3 3 4 7 Dyah Ratu H 3 4 4 4 4 3 3 3 8 Egi Zidan Balian 3 4 4 4 4 3 3 3 9 Eka Saputra 2 3 3 3 2 2 2 3 10 Emay S 3 4 4 3 3 3 3 3 11 Fauziyah Dhita 3 4 4 4 3 3 3 4 12 Firman 2 3 1 2 3 2 3 3 13 Fitri Ayu Lestari 2 3 3 3 3 3 3 3 14 Haekal Rifqi 2 3 3 3 3 2 2 3 15 Inapa Aji 2 3 3 3 3 2 2 3 16 Meidina C. A 2 3 3 3 3 3 3 3 17 Muhammad Alif 3 3 3 3 3 3 3 3 18 M. Daffa R 3 3 3 3 3 3 3 3 19 M. Rian R 3 4 4 4 4 3 3 4 20 M. Rio Bimo 3 4 4 4 3 3 3 3 21 N. Hartono 3 3 3 4 3 3 3 3 22 Novrian 2 2 3 3 2 2 2 3 23 Nugraha Alvin 3 4 4 4 3 3 3 4 24 Rakhmat Setiadi 3 3 3 4 3 3 2 3 25 Rino Fahrian 3 4 4 4 4 3 3 4 26 Risda yanti 3 3 3 3 3 3 3 3 27 Rizki Ananda Putra 2 3 3 3 3 2 2 3 28 Sarah Sadiah 3 4 4 4 4 3 3 4 29 Selina 3 4 4 4 4 3 3 4 30 Sri Ratna Sari 3 3 3 3 3 2 3 3 31 Widya N. Aida 3 4 4 4 4 3 3 4 Jumlah Total 84 104 103 106 100 83 86 101 Ketercapaian 64.13 58.06 Indikator (%) Rata-rata 63.03 ketercapaian
KO-3 9 10 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 105 105 67.74
∑ 34 29 30 28 28 37 36 36 26 34 36 25 29 27 27 29 30 30 37 33 31 25 34 30 37 30 27 37 37 31 37 977
Daya Serap Siswa 68.00 58.00 60.00 56.00 56.00 74.00 72.00 72.00 52.00 68.00 72.00 50.00 58.00 54.00 54.00 58.00 60.00 60.00 74.00 66.00 62.00 50.00 68.00 60.00 74.00 60.00 54.00 74.00 74.00 62.00 74.00
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Ketiga Kelompok Einstein No
Nama Siswa
Risda yanti Fauziyah dhita Dyah ratu h Inapa aji Haekal rifqi Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
Kegiatan Siswa KO-1 KO-2 1 2 3 4 5 6 7 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 13 17 17 17 16 13 13 64 56 62.4
KO-3 8 9 10 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 16 17 17 68
Kelompok Faraday No
Nama Siswa
1 Emay s 3 Sarah sadiah 3 Meidina C. A 2 Rakhmat setiadi 3 Novrian 2 Jumlah Total 13 Ketercapaian Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
Kegiatan Siswa KO-1 KO-2 2 3 4 5 6 7 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 16 17 17 15 14 13 62.4 57.33 62
8 3 4 3 3 3 16
KO-3 9 10 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 17 17 68
8 4 3 3 3 3 16
KO-3 9 10 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 16 16 64
Kelompok Galileo No
Nama Siswa
Nugraha Alvin Egi zidan balian Muhammad alif Rizki ananda P Eka saputra Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 3 3 3 2 2 13
2 4 4 3 3 3 17
KO-1 3 4 4 3 3 3 17 63.2
Kegiatan Siswa KO-2 4 5 6 7 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 17 15 13 13 56 61.2
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Ketiga Kelompok Lorentz No 1 2 3 4 5 6
Nama Siswa Alfiyah Shinta Rino Fahrian S M. Daffa R M. Rio Bimo Sri Ratna Sari Fitri Ayu Lestari Jumlah Total Ketercapaian
KO-1 1 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 17 20 20 65.33
Ketercapaian KO (%)
Kegiatan Siswa KO-2 4 5 6 7 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 21 20 17 18 60
KO-3 8 9 10 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 19 21 21 70
64.67
Kelompok Newton No
Nama Siswa
Andara Rizkia Bagus sukarno Anis chairunisa Dhea Amelia Widya N aida Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 3 2 3 3 3 14
Kegiatan Siswa KO-1 KO-2 2 3 4 5 6 7 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 17 17 17 17 12 14 65.6 57.33 13.2
8 3 3 3 4 4 17
KO-3 9 10 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 17 17 68
8 4 3 3 4 3 17
KO-3 9 10 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 17 17 68
Kelompok pascal No
Nama Siswa
Selina N. Hartono Andre M. Rian R Firman Jumlah Total Ketercapaian Ketercapaian KO (%) 1 2 3 4 5
1 3 3 3 3 2 14
2 4 3 3 4 3 17
KO-1 3 4 3 3 4 1 15 64
Kegiatan Siswa KO-2 4 5 6 7 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 17 17 14 15 61.33 0
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Pertemuan Keempat
Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Alfiyah Shinta Andara Rizkia P Andre Anis Chairunisa Bagus Sukarno Dhea Amelia Dyah Ratu H Egi Zidan Balian Eka Saputra Emay S Fauziyah Dhita Firman Fitri Ayu Lestari Haekal Rifqi Inapa Aji Meidina C. A Muhammad Alif M. Daffa R M. Rian R M. Rio Bimo
1 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4
2 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5
3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5
KO-1 4 5 4 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4
6 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4
7 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5
8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
9 5 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 5 3 3 3 4 4 4 5
10 3 1 4 1 4 5 4 5 1 5 4 1 3 1 1 2 4 4 5 5
KO-2 11 12 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4
13 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5
14 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 3 3 4 4 5 4 4
KO-3 15 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
∑
Daya Serap Siswa (%)
71 63 62 65 65 72 68 73 57 71 66 57 63 53 55 61 68 64 72 71
88.75 78.75 77.5 81.25 81.25 90 85 91.25 71.25 88.75 82.5 71.25 78.75 66.25 68.75 76.25 85 80 90 88.75
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
N. Hartono Novrian Nugraha Alvin Rakhmat Setiadi Rino Fahrian Risda yanti Rizki Ananda Putra Sarah Sadiah Selina Sri Ratna Sari Widya N. Aida Jumlah Total Ketercapaian Indikator (%) Rata-rata ketercapaian Indikator
4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 74 3 4 4 3 5 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 58 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 68 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 70 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 70 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 67 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 56 3 4 4 3 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 4 60 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 67 3 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 64 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 73 109 135 137 118 135 124 138 120 129 103 134 136 127 131 122 126 2024 81.93
81.72 81.61
80
92.5 72.5 85 87.5 87.5 83.75 70 75 83.75 80 91.25
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Keempat Kelompok Einstein Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Risda yanti Fauziyah dhita Dyah ratu h Inapa aji Haekal rifqi Jumlah Total Ketercapaian Indikator Ketercapaian KO (%)
1 2 3 4 5
1 4 4 4 3 3 18
2 4 4 4 4 4 20
3 4 4 4 4 4 20
KO-1 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 18 20 78
6 4 4 4 4 4 20
7 5 4 5 4 4 22
8 5 4 4 4 1 18
9 5 5 5 3 3 21
10 4 4 4 1 1 14
KO-2 11 12 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 21 20 76
13 4 4 4 3 3 18
14 4 5 5 3 3 20
KO-3 15 16 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 19 20 78
14 5 4 4 5 4 22
KO-3 15 16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 19 20 78
61.8
Kelompok Faraday Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Emay s Sarah sadiah Meidina C. A Rakhmat setiadi Novrian Jumlah Total Ketercapaian Indikator Ketercapaian KO (%)
1 2 3 4 5
1 4 3 3 4 3 17
2 5 4 4 5 4 22
3 5 4 4 4 4 21
KO-1 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 3 5 17 22 80.5
6 4 4 4 4 3 19
7 4 5 5 5 4 23
8 4 4 4 4 4 20
9 5 3 3 5 3 19 80
10 5 2 2 5 2 16
KO-2 11 12 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 21 21 80
13 4 4 4 5 4 21
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Keempat Kelompok Galileo Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Nugraha Alvin Egi zidan balian Muhammad alif Rizki ananda P Eka saputra Jumlah Total Ketercapaian Indikator Ketercapaian KO (%)
1 2 3 4 5
1 4 4 3 3 3 17
2 4 5 5 4 4 22
3 4 5 5 4 4 22
KO-1 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 18 22 81.5
6 5 5 5 4 4 23
7 4 5 4 4 4 21
KO-2 KO-3 8 9 10 11 12 13 14 15 16 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 3 4 1 5 4 4 4 3 3 18 20 15 21 22 22 22 18 19 81.3 74 80.5
Kelompok Lorentz Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Alfiyah Shinta Rino Fahrian S M. Daffa R M. Rio Bimo Sri Ratna Sari Fitri Ayu Lestari Jumlah Total Ketercapaian Indikator Ketercapaian KO (%)
1 2 3 4 5 6
1 4 4 3 4 3 3 21
2 5 5 4 5 4 4 27
3 5 5 4 5 5 4 28
KO-1 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 24 26 83.75
6 4 4 4 4 4 4 24
7 5 4 4 5 5 4 27
8 4 4 4 4 4 4 24
9 5 4 4 5 5 5 28
83.96
10 3 5 4 5 3 3 23
KO-2 11 12 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 26 27 85.0
13 4 4 4 5 4 4 25
14 5 4 5 4 3 3 24
KO-3 15 16 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 24 25 81.67
Nilai Persentase Kemampuan Observasi Tiap Kelompok Pertemuan Keempat Kelompok Newton Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Andara Rizkia Bagus sukarno Anis chairunisa Dhea Amelia Widya N aida Jumlah Total Ketercapaian Indikator Ketercapaian KO (%)
1 2 3 4 5
1 3 3 4 4 4 18
2 4 4 5 5 5 23
3 5 5 5 5 4 24
KO-1 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 23 24 86.5
6 4 4 4 4 4 20
7 4 5 4 4 4 21
8 4 4 4 4 4 20
9 4 3 4 5 5 21
10 1 4 1 5 5 16
KO-2 11 12 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 23 23 83.3
13 3 4 4 5 5 21
14 4 4 4 4 5 21
KO-3 15 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 20 80
14 5 5 4 4 4 22
KO-3 15 16 5 5 5 5 4 4 5 5 3 3 22 22 88
84.5
Kelompok pascal Kegiatan Siswa No
Nama Siswa
Selina N. Hartono Andre M. Rian R Firman Jumlah Total Ketercapaian Indikator Ketercapaian KO (%)
1 2 3 4 5
1 4 4 3 4 3 18
2 5 5 3 5 3 21
3 4 5 4 5 4 22
KO-1 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 18 21 81
6 4 4 3 4 3 18
7 4 5 5 5 5 24
8 4 4 4 4 4 20
9 4 4 4 4 4 20 83
10 4 5 4 5 1 19
KO-2 11 12 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 22 23 84.0
13 3 5 4 5 3 20
Lampiran 5 Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok Nilai Hasil Lembar Kerja Siswa Tiap Kelompok Kelompok Einstein No 1 2 3 4 5
Nama Risda yanti Fauziyah dhita Dyah ratu h Inapa aji Haekal rifqi Rata-rata
Kelompok Faraday 1 70 70 70 70 70 70
Pertemuan 2 3 75 80 75 80 75 80 70 80 70 80 73 80
1 70 70 70 70 70 70
Pertemuan 2 3 75 80 75 80 75 80 75 80 70 80 74 80
1 70 70 70 70 70 70
Pertemuan 2 3 75 80 75 80 75 80 70 80 70 80 73 80
4 80 80 80 80 80 80
Kelompok Galileo No 1 2 3 4 5
Nama Nugraha Alvin Egi zidan balian Muhammad alif Rizki ananda P Eka saputra Rata-rata
1 2 3 4 5
Nama Andara Rizkia Bagus sukarno Anis chairunisa Dhea Amelia Widya N aida Rata-rata
1 2 3 4 5
Nama Emay s Sarah sadiah Meidina C. A Rakhmat setiadi Novrian Rata-rata
1 70 70 66 60 60 65
Pertemuan 2 3 70 80 70 80 70 80 70 75 70 75 70 78
4 80 80 80 80 80 80
1 70 70 70 70 70 70 70
Pertemuan 2 3 70 75 70 75 70 75 70 75 70 75 70 75 70 75
4 80 80 80 80 80 80 80
1 70 60 60 70 66 65
Pertemuan 2 3 75 80 70 80 70 80 75 80 70 80 72 80
4 85 85 85 85 85 85
Kelompok Lorentz 4 85 85 85 80 80 83
No
Nama
1 2 3 4 5 6
Alfiyah Shinta Rino Fahrian S M. Daffa R M. Rio Bimo Sri Ratna Sari Fitri Ayu Lestari Rata-rata
Kelompok pascal
Kelompok Newton No
No
4 85 85 85 80 80 83
No 1 2 3 4 5
Nama Selina N. Hartono Andre M. Rian R Firman Rata-rata