PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AKTIF MENGGUNAKAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI (Eksperimen di SMAN 8 Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh SUGESTI FITRIANI 105016100529
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
ABSTRAK
Sugesti Fitriani. "Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Biologi pada Konsep Keanekaragaman Hayati (Eksperimen di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan)”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain pre test-post test two group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 37 siswa untuk kelas eksperimen dan 37 siswa untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil penghitungan perbedaan ratarata post test kedua kelompok diperoleh nilai thitung sebesar 2,98, sedangkan ttabel dengan taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 70, yaitu sebesar 2,00, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ttabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati. Kata Kunci: model pembelajaran aktif, mind map, hasil belajar.
ABSTRACT
Sugesti Fitriani, “The Influence of Model Active Learning Using Mind Map To Biology Achievement in Biodiversity Concept (Quasi Experiment in Senior High School 8 South Tangerang)”. Undergraduate thesis, Biology Education Program, Science Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science of Syarif Hidayatullah State Islamic University.
The aim of the research is to know the influence of model active learning using mind map to biology achievement in biodiversity concept. This research is done in Senior High School 8 South Tangerang. This research used quasi experiment method with pre test – post test two group design. Sample is taken by using purposive sampling technique. The research sample was class X-3 involving 37 students (the experiment class) and class X-1 involving 37 students (the control class). The data is taken by using instrument of achievement test in multiple choice which have been tested for its validity and its reliability. The hypothesis in this research is there is influence of model active learning using mind map to biology achievement in biodiversity concept. The data analysis used t-test, from the result of data calculation the differentiation mean between the two group obtained the value of ttest are equal to 2.98, while ttable at the level of significant 5% with degree of freedom (df) = 70 that is equal to 2.00. It shows that there is in influence of model active learning using mind map to biology achievement in biodiversity concept.
Keywords: model active learning, mind map, achievement.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti hasil bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Agustus 2010
Sugesti Fitriani
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AKTIF MENGGUNAKAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh SUGESTI FITRIANI NIM: 105016100529
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Zulfiani, M.Pd.
Eny S. Rosyidatun, M.A
NIP. 19760309 200501 2 002
NIP. 19750924 200604 2 001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur terucap hanya kepada Allah SWT, tuhan pemilik segala ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, guru terbaik sepanjang zaman, suri teladan seluruh umat. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi Program S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis ingin mengucapkan terima kasih atas keterlibatan para pihak dari awal hingga akhir penulisan ini memberikan bantuan dan kerjasamanya membantu penyusunan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan yang tidak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku ketua Jurusan Pendidikan IPA dan para staf jajarannya. 3. Sujiyo Miranto, M.Pd., selaku ketua Prodi Pendidikan Biologi. 4. Dr. Zulfiani, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, dan saran terhadap penulisan skripsi ini. 5. Eny S. Rosyidatun, M.A., selaku pembimbing II yang memberikan pengarahan, saran dan kritik terhadap penulisan skripsi ini. 6. Wakil kepala SMAN 8, guru biologi, dan siswa-siswi Kelas X-1 dan X-3 yang membantu penelitian skripsi penulis. 7. Kedua orang tua, Suherman dan Chusnul Chotimah yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan, dan nasehat kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar. Untuk kedua adikku, terima kasih selalu menemani kakak dalam mengisi hari-hari yang penuh warna. 8. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2005, semoga kita semua sukses dan selalu kompak.
iii
iv
9. Rekan kerjaku di Bimbel Gama UI, terutama Ms. Dede terima kasih untuk mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat dan saran kepada penulis. Ms. Erina terima kasih untuk saran dan kritik. Dan Ms. Prita terima kasih telah membuat penulis selalu ceria dan semangat. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan saran bagi siapa saja untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Jakarta, Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK .................................................................................................. i KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................. 3 C. Pembatasan Masalah ............................................................ 4 D. Perumusan Masalah ............................................................ 4 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 4
BAB II
DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Model Pembelajaran Aktif .................................. 6 a. Pengertian Model Pembelajaran Aktif ........................ 6 b. Urgensi Pembelajaran Aktif
........ 10
c. Karakteristik Pembelajaran Aktif ................................. 12 2. Hakikat Mind Map .......................................................... 13 a. Pengertian Mind Map ................................................. 13 b. Cara Membuat Mind Map ........................................... 15 c. Manfaat Mind Map ..................................................... 16 d. Perbedaan Mind Map dengan Catatan Lain ................. 18 3. Hakikat Hasil Belajar Siswa ............................................. 22 4. Konsep Keanekaragaman Hayati ...................................... 28
v
vi
5. Aplikasi Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map dalam rancangan Pembelajaran ....................................... 31 B. Penelitian yang Relevan ........................................................ 34 C. Kerangka Pikir ...................................................................... 37 D. Hipotesis ............................................................................... 38 BAB III
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 39 B. Variabel Penelitian ............................................................... 39 C. Metode Penelitian ................................................................ 39 1. Metode Penelitian ............................................................. 39 2. Desain Penelitian .............................................................. 39 D. Populasi dan Sampel ............................................................ 40 1. Populasi . .......................................................................... 40 2. Sampel . ............................................................................ 41 E. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 41 F. Instrumen Penelitian ............................................................ 41 1. Kisi-Kisi Instrumen ........................................................... 41 a. Tes ................................................................................. 41 b. Angket ........................................................................... 43 c. Lembar Observasi .......................................................... 44 2. Kalibrasi Instrumen .......................................................... 46 a. Validitas Instrumen ........................................................ 46 b. Reliabilitas Instrumen .................................................... 46 c. Penghitungan Analisis Butir Soal ................................... 47 G. Prosedur Penelitian ............................................................... 48 H.
Teknik Analisis Data ............................................................ 50 1. Uji Normalitas .................................................................. 50 2. Uji Homogenitas ............................................................... 51 3. Normal Gain ..................................................................... 51 4. Uji Hipotesis ..................................................................... 52
vii
I. BAB IV
Hipotesis Statistik .................................................................. 53
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Pada Kelas Eksperimen dan Model Pembelajaran Aktif Pada Kelas Kontrol ..................................................................... 54 B. Hasil Belajar Siswa .............................................................. 56 a. Deskripsi Data Hasil Belajar (Pre Test) Dua Kelompok...... 56 b. Deskripsi Data Hasil Belajar (Post Test) Dua Kelompok ... 57 C. Pengaruh Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Siswa .............................................................. 61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................... 62 B. Saran .................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 64
LAMPIRAN ............................................................................................... 69
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Perbedaan antara pembelajaran aktif dengan pembelajaran konvensional ................................................................................
9
Tabel 2.2 Perbedaan catatan biasa dengan mind map ....................................
19
Tabel 2.3 Perbedaan peta konsep dengan mind map .....................................
22
Tabel 3.1 Rancangan penelitian ..................................................................
40
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian kognitif pada konsep keanekaragaman hayati ................................................................
42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ..........................................................................
44
Tabel 3.4 Kriteria penilaian observasi tahapan pembelajaran aktif (kelas eksperimen) ........................................................................
45
Tabel 3.5 Hasil tingkat kesukaran instrumen ...............................................
48
Tabel 4.1 Hasil
Belajar
Biologi
(Pre Test) Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol ...............................................................................
56
Tabel 4.2 Hasil Belajar Biologi (Post Test) Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol .........................................................................................
57
Tabel 4.3 Penghitungan Normal Gain Kedua Kelompok ..............................
58
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Post Test......................................................
59
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Post Test ..................................................
60
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Hipotesis Post Test ........................................
60
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Efektivitas model pembelajaran .............................................. 8 Gambar 2.2 Mind map software ................................................................. 16 Gambar 2.3 Peta konsep ............................................................................ 21 Gambar 2.4 Mind map................................................................................ 21 Gambar 2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ........................................................................... 26
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Proses belajar mengajar adalah kesatuan dua proses antara siswa yang belajar dan guru yang membelajarkan. 1Proses pembelajaran selama ini sebagian besar dilakukan melalui penyampaian informasi yang berpusat pada kegiatan mendengarkan dan menghafalkan, bukan memberikan interprestasi dan makna terhadap apa yang dipelajari dalam upaya untuk membangun (mengkonstruksi) pengetahuan sendiri. Di sisi lain, belajar dipandang sebagai perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan siswa. Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya apa yang dipahami oleh guru, itulah yang dipahami oleh siswa. Pada akhir pembelajaran, evaluasi dilaksanakan untuk melihat seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. 2 Seringkali, proses belajar mengajar tidak berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang direncanakan oleh guru tidak efektif. Penggunaan model pembelajaran dalam penyampaian konsep kepada siswa yang kurang efektif dan efisien menyebabkan siswa merasa bosan dan semangat dalam belajar. Sehingga hal ini tidak dapat memperbaiki cara belajar siswa. Seharusnya guru memiliki keterampilan yang memadai di bidangnya dan didukung oleh teknik penyajian atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan pembelajaran yang kurang harmonis. Siswa gelisah duduk berlama-lama di kursi 1 Nuryani Y. Rustaman dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), cet I, h.5 2 Mirna, Pembelajaran Berdasarkan Teori Konstruktivis, th. II, (Jurnal Pendidikan Edukasi vol. 4 Oktober 2003, Padang: FKIP Univ. Bung Hatta,), h.75.
1
2
mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan pengajaran dan kompetensi yang diinginkan.3 Perlu adanya proses pembelajaran yang melibatkan siswa sepenuhnya. Sehingga siswa belajar dengan melibatkan dirinya dalam pembelajaran di kelas. Siswa melibatkan dalam belajar akan membuat siswa memahami dan mngkonstruksi pengetahuan dengan sendirinya. Maka dari itu digunakan strategi pelibatan siswa aktif dan menggali potensi diri siswa. Sekian banyak strategi pelibatan siswa dalam belajar, sebagaimana dikatakan Sally Philip dari University of Colorado, umpamanya adalah dengan active learning dan terus dikembangkan ke dalam bentuk colaborative learning. Active learning atau belajar aktif adalah belajar yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah kompetensi pengetahuan mereka, tetapi juga kemampuan analitis, sintesis dan menilai informasi yang relevan untuk dijadikan nilai baru dalam hidupnya. 4 Lebih lanjut, pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimilikinya dan untuk menjaga perhatian anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. 5 Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan tidak terlalu bergantung pada apa yang disampaikan oleh guru. Diharapkan penguasaan konsep siswa akan meningkat dan pengetahuannya lebih luas. Sedangkan, mind map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran, serta membantu membuka potensi otak sepenuhnya. 6 Manfaat mind map dapat membantu siswa dalam memahami
3 Isjoni, Strategi Pembelajaran Aktif dalam Pembelajaran Visioner: Perpaduan IndonesiaMalaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. ke-1, h.26. 4 Dede Rosyada, Pendidikan Multikultur Melalui Pendidikan Agama Islam, (Jurnal Didaktika Islamika vol. VI No. 1 Juni 2005), h. 28-29. 5 Hartono, (2008), Strategi Pembelajaran Active Learning (online), tersedia: http://sditalqalam.wordpress.com. Diakses 27 Januari 2009. 6 Ibid.
3
materi pelajaran sehingga belajar lebih bermakna. Mind map digunakan dalam mengingat kembali ide atau materi yang sudah dipelajari. Penelitian ini diberikan alternatif penggunaan model pembelajaran yaitu model pembelajaran aktif yang digabungkan dengan penggunaan mind map. Dalam proses pembelajaran, siswa akan diberikan tugas terstruktur berupa mind map. Pemberian tugas dapat diberikan sebelum penyampaian materi atau dapat diberikan sesudah penyampaian materi. Pemberian mind map dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dan sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa tentang konsep yang diajarkan. Penggunaan model pembelajaran aktif menggunakan mind map dapat membantu siswa dalam memahami pengetahuan (konsep) dalam arti sebenarnya dan memecahkan masalah kesulitan belajar siswa. Untuk mengatasi hal di atas, yang merupakan bagian kesulitan siswa maka konsep keanekaragaman hayati diajarkan dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map. Dengan alasan tersebut maka dilakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Model Pembelajaran Aktif
Menggunakan Mind Map Terhadap Hasil
Belajar Biologi Pada Konsep Keanekaragaman Hayati.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang tidak efektif dan efisien sering kali dilakukan oleh guru dalam memperbaiki cara belajar siswa. 2. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Siswa hanya sebagai pendengar aktif saat guru aktif menjelaskan konsep. 3. Konsep-konsep biologi yang disampaikan oleh guru sering kali membosankan siswa dalam proses penyampaian. 4. Model pembelajaran aktif menggunakan mind map memudahkan siswa dalam memahami konsep dan mengatasi kesulitan belajar.
4
C. Pembatasan Masalah Dari masalah-masalah yang diidentifikasikan di atas, agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup dibatasi yaitu 1. Subjek penelitiannya adalah siswa SMAN 8 Kota Tangerang Selatan. 2. Model pembelajaran aktif menggunakan mind map untuk memudahkan siswa dalam mengatasi kesulitan belajarnya. 3. Hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati yang diukur dengan tes kognitif dengan jenjang kognitif yaitu: (1) pengetahuan/ingatan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis dilakukan dengan cara pemberian tes.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “bagaimanakah pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara dua kelompok (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Penelitian ini diharapkan berguna: 1. Bagi peneliti Membantu guru dalam melakukan perbaikan-perbaikan metode belajar guna meningkatkan mutu pengajaran, karena keberhasilan proses belajar mengajar tidak terlepas dari peran serta guru. Dan menambah wawasan dan pemahaman dalam upaya menerapkan model pembelajaran.
5
2. Bagi guru Memberikan informasi tentang penerapan pembelajaran model pembelajaran aktif menggunakan mind map untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Serta sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. 3. Bagi siswa Membantu kesulitan belajar siswa dengan menggunakan mind map, meningkatkan kemampuan berpikir dan mengingat siswa, dan meningkatkan kreativitas dan kerja sama pada siswa.
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Model Model Pembelajaran Aktif ( Active Learning) a. Pengertian Pembelajaran Aktif ( Active Learning ) Perkembangan pesat utamanya dalam bidang informasi, mensyaratkan perlunya menggeser pola pembelajaran menjadi pembelajaran yang lebih aktif dan partisipasif. Dengan semakin meningkatnya laju perkembangan pengetahuan, guru tidak lagi mampu menjadi satu-satunya sumber informasi. Siswa perlu menggeser peran dari sekedar penerima pasif informasi menuju pencarian aktif pengetahuan dan keterampilan serta menggunakannya secara bermakna. Ide perkembangan aktif ini sebenarnya mengacu kepada bagaimana memberikan sesuatu yang berbeda kepada orang yang berbeda. Istilah “active learning” mengacu kepada teknik instruksional interaktif yang mengharuskan siswa melakukan pemikiran tingkat tinggi. Siswa dalam melakukan pembelajaran aktif dapat menggunakan sumber daya di luar pengajar untuk memperoleh informasi, serta menunjukkan kemampuannya menganalisis, sintesis, dan mengevaluasi melalui proyek dll.
Siswa
mengorganisasikan pekerjaannya, informasi riset, diskusi dan menjelaskan gagasan,
mengamati
demo/fenomena,
menyelesaikan
memformulasikan pertanyaan yang dimilikinya.
masalah
dan
Seringkali pembelajaran
aktif dikombinasikan dengan pembelajaran kerjasama/kolaborasi yaitu siswa bekerja secara interaktif dalam tim yang memajukan ketergantungan dan pertanggungjawaban individual untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai tambahan, pembelajaran aktif dapat menunjukkan berbagai kecerdasan. 1
1
Bachtiar Simamora (2008), Baldrige Daftar Istilah: Pembelajaran Aktif (online), tersedia: www.baldrigeindo.com. Diakses 27 Januari 2009.
6
7
Pembelajaran aktif sebenarnya mengakomodasi perbedaan yang ada di antara individu siswa. Setiap siswa bersifat unik. Siswa yang satu berbeda dengan siswa lain dilihat dari berbagai sisi. Oleh karena itu, ada beberapa definisi tentang pembelajaran aktif. Definisi-definisi yang dimaksud sebagai berikut:2 1. Belajar aktif menurut Meyers dan Jones, meliputi pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan diskusi penuh makna, mendengar, menulis, membaca, dan merefleksi materi, gagasan, isu, dan materi akademik. 2. Paulson dan Faust mengungkapkan bahwa belajar aktif secara sederhana merupakan segala sesuatu yang dilakukan siswa selain hanya menjadi pendengar pasif ceramah dari guru. 3. Joint Report menyatakan bahwa belajar merupakan pencarian makna secara aktif oleh siswa. Belajar lebih merupakan pembangunan pengetahuan daripada sekedar menerima pengetahuan secara pasif. 4. Chickering dan Gamson menambahkan bahwa belajar tidaklah seperti menonton olahraga. Siswa tidak akan belajar banyak hanya dengan duduk di kelas dan mendengarkan guru, mengingat tugas-tugas, dan mengajukan jawaban. Siswa harus mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari, menulisnya, menghubungkan dengan pengalaman terdahulu dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Pardjono mengenai pembelajaran aktif: In active learning, knowledge is the accumulation of experience construted by children through learning activities. The term active learning semantically implies that student are active, that is, actively constructing their own knowledge not just passively receiving ready-made from other people. Active learning remerged in the 80s and 90s in the from of constructivism, which has two principles: knowledge is not passively received but actively built up by the learner and the function of cognition is adaptive and serves the organization of the experiential world. When the student is involved in active learning, the student’s taks is to construct his or her own knowledge through classroom activities. The role of the teacher changes from dispenser of ready-made knowledge to the a facilitator of learning.3 Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan. Pembelajaran aktif dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa
2
Junaedi, dkk., Strategi Pembelajaran, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2008), h.9-10. Pardjono, Active Learning: The Dewey, Piaget, Vygotsky, and Constructivist Theory Perpectives, (Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 9 No. 3 Agustus 2002), h.176. 3
8
1) pada dasarnya belajar merupakan proses aktif dan 2) seseorang memiliki cara belajar yang berbeda dengan orang lain. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran aktif dari awal pembelajaran, ada tiga tujuan penting yang harus dicapai. Tujuan-tujuan ini adalah sebagai berikut: 1. Pembentukan tim: Membantu siswa untuk lebih mengenal satu sama lain dan menciptakan semangat kerja sama dan interdependensi. 2. Penilaian sederhana: Guru mempelajari sikap, pengetahuan dan pengalaman siswa. 3. Keterlibatan belajar langsung: Guru menciptakan minat siswa terhadap pelajaran. Ketiga tujuan di atas, bila dicapai akan membantu menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa, meningkatkan keinginan siswa untuk ambil bagian dalam kegiatan belajar aktif, dan menciptakan norma kelas yang positif. 4
Gambar 2.1. Efektivitas Model Pembelajaran5 Gambar di atas menujukkan efektivitas model pembelajaran antara pembelajaran pasif dengan pembelajaran aktif. 4
Pembelajaran pasif biasanya
Melvin Silberman, Op.cit., h. 62. T.M.A. Ari Samadhi, 2008, Pembelajaran Aktif (Active Learning) (online), Teaching Improvement Worksop, Engineering Education Development Project ADB Loan No. 1432-INO, tersedia: www.jurnalskripsi.com. Diakses 27 Januari 2009. 5
9
dilakukan dengan tahap membaca, mendengarkan, melihat gambar, menonton video, sampai dengan melihat kebiasaan suatu tempat. Sedangkan pembelajaran aktif terdiri dari berpartisipasi dalam diskusi, memberikan pendapat sampai melakukan penerapan. Jika dihubungkan dengan gambar di atas, mind map termasuk dalam doing pada pembelajaran aktif. Tabel 2.1. Perbedaan antara Pembelajaran Aktif dengan Pembelajaran Konvensional6 Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran Aktif
Berpusat pada guru
Berpusat pada anak didik
Penekanan pada menerima pengetahuan
Penekanan pada menemukan
Kurang menyenangkan
Sangat menyenangkan
Kurang memberdayakan semua indera Memberdayakan semua dan potensi anak didik potensi anak didik
indera dan
Menggunakan metode yang monoton
Menggunakan banyak metode
Kurang banyak media yang digunakan
Menggunakan banyak media
Tidak perlu disesuaikan pengetahuan yang sudah ada
dengan Disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada
Pada dasarnya, pembelajaran aktif berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons siswa dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa. Dengan memberikan strategi pembelajaran aktif pada siswa dapat membantu ingatan (memori) siswa, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang diperhatikan pada pembelajaran konvensional. 7 Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif sangat baik dalam membantu siswa memahami pengetahuan yang ada dan dapat mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran konvensional sangat mengekang
6
Hartono, 2008, Strategi Pembelajaran Active Learning http://sditalqalam.wordpress.com. Diakses 27 Januari 2009 7 Ibid.
(online),
tersedia:
10
kemampuan siswa yang sebenarnya. Serta diharapkan guru tidak hanya terus menggunakan pembelajaran konvensional. Untuk itu, keterampilan guru harus ditingkatkan dalam strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam kelas.
b. Urgensi pembelajaran aktif Beberapa alasan perlunya menerapkannya pembelajaran yang aktif berikut ini: 1. Riset kognitif menunjukkan bahwa menggunakan teknik ceramah saja bukanlah strategi pembelajaran yang efektif. 2. Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran aktif dapat mencegah sesi yang monoton sehingga siswa akan lebih banyak memberikan perhatian dan lebih menikmati sesi pembelajaran. 3. Pembelajaran aktif dapat mengintegrasikan bahan-bahan ataupun pengetahuan baik yang lama maupun yang baru. 4. Dalam pembelajaran aktif siswa dilibatkan dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 5. Kegiatan-kegiatan mandiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk melibatkan gaya belajarnya sendiri dalam berbagai kegiatan. 6. Siswa akan lebih mampu mengulang langkah-langkah penting jika kegiatan tersebut dilakukan mandiri. 7. Pembelajaran aktif memerlukan tanggung jawab individual dan sekaligus tingkat kerjasama yang tinggi. 8. Pembelajaran aktif mendorong interaksi siswa dengan siswa lain dan guru. 9. Keterlibatan siswa yang tinggi dalam pembelajaran menyebabkan minat dan motivasi belajar siswa meningkat. Dari alasan di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa pembelajaran aktif sangat diperlukan dalam mengembangkan kemampuan siswa dengan lebih efektif dan efisien. Siswa tidak akan cepat bosan atau jenuh dalam pembelajaran di kelas. Keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran dapat memotivasi untuk terus belajar. Selain itu ada beberapa penelitian yang menunjukkan tentang keefektifan metode ceramah atau yang lebih dikenal dengan model pembelajaran
11
konvensional. Penelitian Trenaman menunjukkan bahwa metode ceramah hanya efektif pada 15 menit pertama dari waktu pembelajaran. Setelah itu bila ceramah dilanjutkan, pembelajaran akan berlangsung secara tidak bermakna. Penelitian lain yang dilakukan oleh Polio menunjukkan bahwa siswa dalam ruang kelas hanya memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara penelitian McKeachie menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perhatian siswa dapat mencapai 70%, dan berkurang sampai 20% pada waktu 20 menit terakhir. Kondisi tersebut timbul antara lain karena pada umumnya guru mendominasi seluruh proses pembelajaran, sementara siswa lebih bersifat pasif. Kondisi nyata yang terjadi pada pembelajaran di atas menekankan pentingnya pembelajaran aktif. 8 Untuk itu, guru tidak hanya menggunakan metode ceramah sebagai metode penyampaian informasi atau pengetahuan kepada siswa. Sehingga saat menjelaskan konsep, perhatian siswa kepada guru tidak berkurang. Beberapa
alasan
lain
yang
menyiratkan
pentingnya
menerapkan
pembelajaran aktif, antara lain sebagai berikut: 1. Jumlah informasi sedemikian banyak di satu sisi dan di sisi lain jumlah waktu yang tersedia terbatas. 2. Tidak semua aspek pengetahuan dapat diajarkan dengan cara yang sama, apalagi hanya dengan dengan satu cara. 3. Orientasi pada penguasaan target materi telah berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali peserta didik untuk memecahkan masalah persoalan dalam kehidupan jangka panjang. 4. Hasil penelitian yang dilakukan dalam 25 tahun terakhir tentang otak manusia menunjukkan drill hanya mengembangkan satu bagian otak manusia. 5. Di dalam belajar perlu menganut prinsip (a) empat pilar pendidikan, (b) inkuiri sains, (c) sains, teknologi, dan masyarakat, (d) konstruktivisme, dan (e) pemecahan masalah. Semua prinsip tersebut menuntut pembelajaran aktif.
8
Junaedi, dkk., Op.cit., h. 12-14
12
6. Proses belajar dan mengajar seharusnya berfokus pada learning, berangkat dari masalah nyata dan menumbuhkembangkan kemampuan menggunakan keterampilan proses. 7. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100-200 kata per menitnya, karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir. Penambahan visual pada proses pembelajaran dapat menaikkan ingatan sampai 171% dari ingatan semula. 8. Penelitian mutakhir yang lain tentang otak menyebutkan bahwa belahan kanan korteks otak manusia bekerja 10.000 kali lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pada pembelajaran aktif pemberdayaan otak kiri dan otak kanan sangat dipentingkan.9 Merujuk pada beberapa alasan di atas, bahwa pembelajaran aktif sangat membantu guru dalam memahami kemampuan siswa. Beragam metode dalam pembelajaran aktif dapat mengatasi permasalahan dalam penyampaian materi yang kerapkali dirasakan oleh siswa sangat monoton. Sedangkan kemampuan otak kiri dan otak kanan harus diperdayakan secara seimbang. Karena pada kenyataannya hanya otak kiri sangat dipentingkan dibandingkan otak kanan. c. Karakteristik Pembelajaran Aktif Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut: 1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. 2. Siswa tidak hanya mendengarkan secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran. 3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran. 4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi. 9
Junaedi, dkk., Ibid., h. 14-15
13
5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.10 Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan, dan penuh gairah, serta siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk bergerak leluasa dan berpikir. Selama proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak, dan melakukan sesuatu dengan aktif, keaktifan siswa tidak hanya keaktifan fisik tapi juga keaktifan mental. 11 Kesimpulan yang dapat diambil dari wacana di atas, peningkatan belajar aktif membuat anak menghadapi belajar dalam arti yang sebenarnya. Bukan sedekar memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi memproses dan menggunakan pengetahuan sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir kritis, kreatif, dan penalaran yang tinggi.12 Proses belajar mengajar harus dapat menerapkan pembelajaran aktif secara tepat sasaran dengan diperhitungkan waktu sehingga waktu tidak terbuang hanya karena banyak kegiatan yang dilakukan dalam model pembelajaran aktif.
2. Hakikat Mind Map a. Pengertian Mind Map Mind Map (peta pikiran) merupakan metode belajar dalam konteks mengingat atau merekam materi pelajaran yang perlu diingat yang nantinya dimunculkan kembali setelah selang beberapa waktu. Metode ini memfungsikan otak kanan dan otak kiri secara sinergis (bersamaan dan saling melengkapi). Mind map ditemukan oleh Tony Buzan (1971).13 Peta pikiran adalah ekspresi dari radiant thinking yang merupakan fungsi alami dari pikiran manusia. Peta pikiran ini merupakan ekspresi potensi keluasan 10
T.M.A. Ari Samadhi, 2008, Pembelajaran Aktif (Active Learning) (online), Teaching Improvement Worshop, Engineering Education Development Project ADB Loan No. 1432_INO, tersedia: www.jurnalskripsi.com. Diakses 27 Januari 2009. 11 Dalvi, Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Agama dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Kuis Tim di Kelas VIB MI Diniyah Puteri Padang Pajang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2005/2006, (Jurnal Guru Diknas Pendidikan Kota Padang, No.1 Vol. 3 Juli 2006), h.60. 12 Nuniary Sefnath, Prinsip-Prinsip Belajar Aktif dalam Proses Belajar Mengajar (Suatu Implikasi Belajar Mengajar Optimal ), (Jurnal Kependidikan Jur. Ilmu Pendidikan FKIP UNPATTI Vol.1, No.2 November 2004), h. 142. 13 Hernowo, Bu Slim dan Pak Bil Membincangkan Pendidikan di Masa Depan: Ihwal Life Skills, Portofolio, Kontruktivisme, dan Kompetensi, (Bandung: MLC, 2004), h.13.
14
yang tidak terbatas dari otak manusia, yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan dan melatih siswa dalam berpikir.14 Mnid map is an outline in which the major categories radiate from a central image and lesser categories are captured as branches of large branches.15 Mind map adalah alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linier. Mind map menggapai ke segala arah dan merangkai berbagai pikiran dari segala sudut. Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.16 Mind map merupakan peta rute bagi ingatan, memungkinkan siapa pun menyusun fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan
sejak
awal.
Ini
berarti
mengingat
informasi
akan
lebih mudah dan lebih dapat diandalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional. 17 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan memudahkan pengguna untuk mengingat atau mengambil informasi ketika dibutuhkan kembali. Atau mind map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran, secara menarik, mudah, dan berdaya guna bagi setiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari atau merencanakan tugas baru. Mind map merupakan bentuk penulisan catatan yang penuh warna dan bersifat visual, yang dapat dikerjakan oleh satu orang atau satu tim. Di pusatnya terdapat sebuah gagasan atau gambar sentral. Gagasan utama tersebut dieksplorasi melalui cabang-cabang yang mewakili gagasan-gagasan utama, yang kesemuanya terhubung pada gagasan sentral itu.
14
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengembangan Peta Pikiran Untuk Meningkatkan Kecakapan berpikir Kreaif Siswa, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH XXXX Juli 2007), h.680.. 15 John W. Budd, Mind Map As Classroom Exercises, ( Minneapolis: University of Minneasota, 2003), tersedia:
[email protected], diakses 6 Juni 2010. 16 Bagus Taruno Legowo, Freemind: Mind Mapping Software, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h.5 17 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: Gramedia, 2009), cet. ke 7, h.5.
15
Di setiap cabang ”gagasan utama” ada cabang-cabang ”sub gagasan” yang mengeksplorasi tema-tema tersebut secara lebih mendalam. Pada cabang sub gagasan ini dapat ditambahkan lebih banyak sub cabang lagi, sambil terus mengeksplorasi gagasan secara mendalam lagi. Sama seperti semua cabang itu pun demikian. Faktor ini membuat mind map memiliki ruang lingkup yang mendalam dan luas, yang tidak dimiliki oleh gagasan biasa. 18 Semua mind map mempunyai kesamaan. Yaitu menggunakan warna, memiliki struktur alami yang memancar dari pusat, menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan cara kerja otak. Dengan mind map, daftar informasi yang panjang dapat dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal.19 Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua mempunyai kesamaan tapi hanya berbeda dari segi kreativitas. Kreativitas setiap orang berbeda-beda dan juga tergantung pada bagaimana seseorang mengasah kreativitas yang membuat ia berbeda dari yang lain.
b. Cara Membuat Mind Map Berikut cara membuat mind map yang didapat dari berbagai sumber. Tujuh langkah membuat mind map yaitu: 1. Mulailah dari tengah kertas kosong. 2. Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama. 3. Gunakan berbagai warna. 4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. Buatlah ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya 5. Buatlah garis hubung yang melengkung. 6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
18 Ida Bagus Putu Arnyana, Pengembangan Peta Pikiran Untuk Meningkatkan Kecakapan berpikir Kreaif Siswa, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH XXXX Juli 2007), h.677-678. 19 Tony Buzan, Op.cit., h.5.
16
7. Gunakan gambar.20 Selain cara di atas, membuat mind map dapat menggunakan software seperti freemind. Software mind map dapat diakses melalui internet atau membelinya.
Gambar 2.3 Mind Map Software
c. Manfaat Mind Map Guru menyuruh siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah pelajari atau apa yang tengah direncanakan. Mind map sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban. Mind Map sebenarnya juga dapat digunakan untuk brainstorming; jembatan diskusi, berbagi ide, dan mengerjakan proyek bersama.21 Brainstorming (curahan 20 Fidelis E. Waruwu, Mind Mapping (online), Education Training & Consultan, tersedia: www.edutraco.com atau
[email protected]. Diakses 27 Januari 2009. 21 Nazala Harish, Mind Mapping (online), tersedia: http://lahar-idesign.blogspot.com. Diakses 27 Januari 2010.
17
pendapat) adalah langkah eksplorasi dan inventarisasi ide melalui curah pendapat tentang topik tertentu dengan bebas tanpa seleksi.22 Mind Map berfungsi sebagai alat bantu untuk memudahkan otak bekerja. Manfaat mind map adalah : 1. Mempercepat pembelajaran 2. Melihat koneksi antar topik yang berbeda 3. Membantu ‘brainstorming’ 4. Memudahkan ide mengalir 5. Melihat gambaran besar 6. Memudahkan mengingat 7. Menyederhanakan struktur23 Sedangkan menurut Michael Michalko, mind map memiliki manfaat yaitu: 1. Mengaktifkan seluruh otak. 2. Membereskan akal dari kekusutan mental. 3. Memungkinkan kita focus pada fokus bahasan. 4. Membantu menunjukkan hubungan antar bagian-bagian informasi yang saling terpisah. 5. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian. 6. Memungkinkan
kita
mengelompokkan
konsep
dan
membantu
kita
membandingkannya. 7. Menyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.24 Mind map akan membantu siapa pun dalam meningkatkan kecepatan berpikir, memberikan kelenturan yang tidak terbatas, dan menjelajah jauh dari pemikiran sendiri. Mind map menghemat waktu, memungkinkan siapa pun menyusun dan menjelaskan pikiran, menghasilkan ide-ide baru, melacak
22
Wahdi Sayuti, Model Pembelajaran Konstruktivisme, (Jurnal Kependidikan Keislaman dan Kebudayaan Didaktika Islamika, Vol. VI No. 1 Juni 2005), h.122. 23 Op.cit. 24 Bagus Taruno Legowo, Freemind: Mind Mapping Software, (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), h.9.
18
segalanya, memperbaiki ingatan dan konsentrasi, lebih merangsang otak, dan memungkinkan siapa pun tetap melihat “gambar keseluruhan”.25 Dapat disimpulkan, bahwa mind map bermanfaat untuk menggali pengetahuan siswa, membuat perencanaan kegiatan, memudahkan siswa memahami konsep sehingga tercipta pembelajaran bermakna dan kreativitas siswa dikembangkan. Serta kemampuan mengingat juga dikembangkan, siswa dapat memahami konsep tanpa harus menghafal kembali tetapi dengat mengingat kembali.
d.
Perbedaan Mind Map dengan Metode Catatan Linier dan Peta Konsep 1. Perbedaan Mind Map dengan Metode Catatan Linier Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat. Otak
manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Tujuan pencatatan adalah membantu mengingat informasi yang tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat dan mengulangi informasi, siswa hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan. Umumnya siswa membuat catatan tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang mencakup seluruh isi materi pelajaran, sehingga catatan terlihat sangat monoton dan membosankan.
Umumnya catatan monoton akan
menghilangkan topik-topik utama yang penting dari materi pelajaran. Otak tidak dapat langsung mengolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih, merumuskan dan merangkainya dalam gambar-gambar, simbol-simbol, suara, citra, bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa dan menghasilkan arti yang dipahami.
25
Tony Buzan, Op.cit., h. 110
19
Berikut ini disajikan perbedaan antara catatan tradisional (catatan biasa) dengan catatan pemetaan pikiran (mind map). Tabel 2.2. Perbedaan Catatan Biasa dengan Mind Map Catatan Biasa
Mind Map
1. hanya berupa tulisan-tulisan saja
1. berupa tulisan, simbol dan gambar
2. hanya dalam satu warna
2. berwarna-warni
3. untuk mereview ulang memerlukan 3. untuk waktu yang lama
mereview
ulang
diperlukan
waktu yang pendek
4. waktu yang diperlukan untuk belajar 4. waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
lebih cepat dan efektif
5. statis
5. membuat individu menjadi lebih kreatif Dari uraian tersebut, mind map adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual. Mind map memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Mind map yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya.26 2. Perbedaan Mind Map dengan Metode Peta Konsep Peta konsep mirip dengan mind map. Peta konsep menyediakan bantuan visual konkrit untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi tersebut
dipelajari.
Peta
konsep
adalah
ilustrasi
grafik
konkrit
yang
mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsepkonsep lain pada kategori yang sama. Peta konsep disusun secara hirarki, artinya
26
R. Teti Rostikawati, Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Dan Kreatifitas Siswa (online). Biology Education Study Program FKIP UNPAK. Tersedia : http://www.sman 1-btg.sch.id. Diakses 29 November 2009.
20
konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, makin ke bawah konsepkonsep diurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif. Langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut: 1. memilih suatu bahan bacaan 2. menentukan konsep-konsep yang relevan 3. mengurutkan konsep-konsep dari konsep yang inklusif ke kurang inklusif 4. menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang inklusif diletakkan di bagian atas atau puncak peta lalu dihubungkan dengan kata penghubung misalnya “terdiri atas”, “menggunakan” dan lain-lain. Peta konsep ada empat macam, yaitu pohon jaring (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map).27 Peta konsep menunjukkan bagaimana pengetahuan yang dibangun oleh pikiran manusia. Pada peta konsep, siswa hanya fokus pada definisi konsep, belajar menghubungkan konsep yang satu dengan konsep yang lain.28
27 Trianto S, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi pustaka, 2007), cet. ke-1, h.157-161. 28 Bang Khanh Nong, dkk., Integrate the Digital Mindmapping into Teaching and Learning Psychology (online), Teacher Training Component–ICT, VVOB Education Program Vietnam. Tersedia: www.unescobkk.org. Diakses 13 Januari 2010.
21
Gambar 2.3. Peta konsep Sumber: http://3.bp.blogspot.com
Gambar 2.4. Mind map Sumber: http://www.mind-mapping.co.uk
22
Tabel 2.3. Perbedaan Peta Konsep dengan Mind Map Peta konsep
Mind map
1. Berupa kata/konsep, tetapi 1. Berupa kata/konsep, tetapi tidak terdapat kata hubung antarkonsep. terdapat kata hubung antarkonsep. 2. Konsep yang lebih inklusif 2. Konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, diletakkan pada tengah peta, konsep makin ke bawah konsep-konsep yang kurang inklusif diletakkan di diurutkan menjadi konsep yang cabang-cabang peta. kurang inklusif. Sehingga peta konsep disusun secara hirarki. 3. Ada empat macam peta konsep 3. Bentuk mind map disesuaikan yaitu, pohon jaring (network tree), dengan pembuatnya. Sehingga rantai kejadian (events chain), peta pembuat dapat membuat mind map konsep siklus (cycle concept map), sesuai dengan kreativitasnya. dan peta konsep laba-laba (spider concept map). *Sumber: Trianto S. dan Tony Buzan
Terlihat jelas perbedaan antara peta konsep dengan mind map, kedua memiliki bentuk struktur. Tetapi kedua sangat berguna dalam memahami konsep dengan cepat dan singkat. Selain perbedaan di atas, membuat peta konsep kadang-kadang harus konstruk dibandingkan mind map. Secara terstruktur dan ide diurutkan pada peta konsep lebih baik dengan mind map yang terkadang berakibat membingungkan. Serta peta konsep menyediakan banyak informasi pada suatu topik dibanding mind map.29
3.
Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Suatu
aktivitas
pembelajaran
dapat dikatakan
efektif
bila
proses
pembelajaran tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
29
Astrid Brikmann, Knowledge Maps – Tools For Building Structure In Mathematics, tersedia:
[email protected]. Diakses 9 Juni 2010.
23
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak baik sifat maupun jenisnya karena itu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Belajar (learning), sering kali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman. Belajar itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang terjadi di dalam diri seseorang, yang sukar untuk diamati secara langsung. 30 Muhibbin Syah dalam bukunya mendefisinikan belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 31 Belajar adalah suatu aktivitas yang bertujuan mengubah perilaku seseorang ke arah yang lebih sempurna. Perubahan itu mencakup perubahan aktual dan potensial, perubahan dibuktikan dengan didapatkannya kecakapan baru, dan perubahan terjadi karena usaha dan disengaja. 32 Dari beberapa pengertian tentang belajar di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi dalam diri individu banyak baik sifat maupun jenisnya, tetapi tidak semua perubahan tingkah laku adalah hasil belajar. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.
Perubahan yang terjadi secara sadar
b.
Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
c.
Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
e.
Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
30
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. ke-3, h. 205 31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekaatn Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), cet. ke-14, h.92. 32 Idri Shaffat, Optimized Learning Strategy: Pendekatan Teoritis dan Praktis Meraih Keberhasilan Belajar, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), cet. ke-1, h.5.
24
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku33 Menurut Sumadi S., hal-hal yang kita dapat simpulkan mengenai belajar
sebagai berikut: a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun potensial). b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).34 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan mengenai tujuan belajar sangat terkait dengan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yaitu: 1. mendapatkan pengetahuan (acquiring konwledge) 2. penanaman konsep dan keterampilan 3. pembentukan sikap35 Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, baik yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar (internal), maupun yang berasal dari luar individu (eksternal). Adapun faktor-faktor internal antara lain: a. Faktor jasmaniah, yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh b. Faktor psikologis,
yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan. c. Faktor kelelahan, kelelahan pada seseorang walaupun sulit dipisahkan tetap dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
33
Slameto , Op.cit., h.3-4. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), cet. ke-13, h.232. 35 Idris Shaffat, Op.cit., h. 6-7. 34
25
Sedangkan faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar, antara lain: a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa, cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi. b. Faktor sekolah, faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode belajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu belajar, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat, yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semua mempengaruhi belajar. 36 Menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar:37 1. Internal (dalam), yaitu: a. Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. b. Psikologi, yang terdiri dari bakat minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognisi. 2. Eksternal (luar), yaitu: a. Lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. b. Instrumental, yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana dan prasarana, administrasi dan manajemen.
36
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), cet. ke- 4, h.54-71. 37 Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. ket-1, h.85.
26
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal di atas bila diskemakan akan tampak seperti pada diagram berikut:38 Faktor Fisiologis
Kondisi Fisiologis Umum Kondisi Pancaindera
Faktor Internal Intelegensi
Perhatian Faktor Psikologis Minat dan Bakat Motif dan Motivasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Kognitif dan Daya Nalar
Alam Fak. Lingkungan Sosial Faktor Eksternal Kurikulum Fak. Instrumental Sarana dan Fasilitas
Guru
Gambar 2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial
atau
kapasitas
yang
dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang
38
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), cet. ke-1, h.35.
27
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.39 Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep dalam ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang merupakan penguasaan bahan pelajaran berkenaan dengan kemampuan berpikir setelah pembelajaran. Ranah kognitif ini merupakan ranah lebih banyak melibatkan mental atau otak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir yakni: (1) pengetahuan/ingatan – knowledge, (2) pemahaman – comprehension, (3) penerapan – application, (4) analisis – analysis, (5) sintesis – synthesis, dan (6) evaluation. Sedangkan ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajaran, kedisplinan, motivasi, rasa hormat kepada guru, dan sebagainya. Ranah afektif ini dirinci oleh Krathwohl dkk., menjadi lima jenjang, yakni: (1) perhatian/penerimaaan (receiving), (2) tanggapan (responding), (3) penilaian/penghargaan (valuing), pengorganisasian (organization), dan (5) karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a value or value complex). Hasil belajar psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotorik meliputi (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) gerakan terbimbing, (4) gerakan terbiasa, (5) gerakan kompleks, (6) penyesuaian pola gerakan dan (7) kreativitas.40 Keberhasilan siswa dalam memahami sesuatu yang diajarkan oleh guru, sangat ditentukan oleh keberhasilan siswa menyimpan abstraksi konsep-konsep tersebut dalam struktur kognitifnya.41
39
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), cet. ke-4, 102-103. 40 Ahmad Sofyan dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. ke-1, h.14-20. 41 Yanti Herlanti, Strategi Pengolahan Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam, ( Jurnal Edusains Vol. 1 No. 1, Juni 2008), h.30.
28
Pencapaian belajar atau hasil belajar diperoleh setelah dilaksanakannya suatu program pengajaran. Penilaian atau evaluasi pencapaian hasil belajar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan kegiatan belajar mengajar (KBM) suatu bidang studi atau mata pelajaran telah dapat dicapai.42 Dan penilaian yang dilakukan oleh guru adalah mengukur kemampuan siswa dalam belajar dengan cara tes. Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk ujian yang paling tradisional dan banyak digunakan dunia pendidikan. Berdasarkan teori pengukuran yang digunakan untuk pengembangan tes, suatu tes yang baik harus mengukur dengan valid kemampuan peserta didik. Apabila kemampuan itu adalah hasil yang diperoleh peserta didik dari suatu proses belajar, maka tes tersebut harus mampu memberikan informasi yang benar mengenai kemampuan tersebut. 43 Dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan waktu dan tujuan maka hasil belajar yang diukur hanya dari aspek kognitif berupa tes objektif.
4. Konsep Keanekaragaman Hayati Konsep menunjukkan suatu hubungan antar konsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu gejala itu dapat terjadi. Konsep merupakan pikiran seseorang atau sekolompok orang orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peritiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan. 44
42
Dwi Apriyani, Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Interaktif pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia (Skripsi), Prodi Pendidikan Biologi Jurusan PIPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 H/2008 M (online), h.11. Tersedia: http://idb4.wikispaces.com. Diaskes 29 Desember 2009. 43 S. Hamid Hasan, Pendidikan, Kualitas, dan Ujian Nasional dalam Menggugat Ujian Nasional, (Jakarta: Teraju, 2007), cet. ke -1, h. 43. 44 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet. Ke-6, h.71.
29
Konsep menurut Hilda Taba seperti yang dikutip Wina Sanjaya lebih tinggi tingkatannya dari ide pokok. Memahami konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam. Konsep akan muncul dalam berbagai konteks, sehingga pemahaman konsep akan terkait dalam berbagai situasi. 45 Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan proses, peristiwa, benda, atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya.46 Keanekaragaman hayati ditunjukkan dengan adanya variasi makhluk hidup yang meliputi bentuk, penampilan, jumlah, serta ciri lain. Variasi makhluk hidup terdapat pada tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Keseluruhan variasi pada ketiga tingkat tersebut membentuk keanekaragaman hayati. 47 Keanekaragaman hayati tingkat
gen adalah keanekaragaman
yang
menyebabkan variasi antarindividu pada bentuk, penampilan, warna, ataupun hal lainnya, yang masih berada dalam tingkat spesies yang sama. Gen merupakan materi di dalam sel yang mengatur dan mengendalikan sifat atau penampilan suatu makhluk hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai susunan gen yang berbedabeda. Contohnya : berbagai macam kelapa yaitu kelapa gading; kopyor; hidrid; dan kelapa hijau. Keanekaragaman hayati tingkat jenis/spesies adalah keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarspesies, lebih mudah diamati karena perbedaan lebih menyolok. Keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat diamati pada tingkat takson yang lebih tinggi dari spesies seperti genus dan familia. Contohnya : variasi famili Palmae antara lain kelapa; siwalan, aren dan pinang.
45
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain SistemPembelajaran,(Jakarta: Kencana, 2008), cet. I, h. 144. 46 Nuryani Y. Rustaman dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: Unversitas Negeri Malang, 2005), cet I, h.50. 47 Diah Aryulina, dkk., Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X., (Jakarta: Esis Erlangga, 2004), h.143.
30
Keanekaragaman ekosistem adalah dari semua variasi yang ada pada setiap tingkat jenis akan mempunyai tempat hidup yang berbeda, tempat hidup ini akan membentuk ekosistem yang berbeda pula. Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem melibatkan komponen fisik dan komponen kimia (komponen abiotik) dan komponen biotik, sebagai penyusun dari ekosistem itu sendiri. Komponen fisik misalnya iklim, air, tanah, udara, cahaya, suhu, kelembaban, topografi, dan geologi. Komponen kimia misalnya, keasaman, kandungan mineral, dan salinitas. Sedangkan, komponen biotiknya adalah makhluk hidup. Contohnya : kelapa ekosistemnya di daerah pantai. Manfaat mempelajari keanekaragaman hayati antara lain: a. mengetahui manfaat masing-masing jenis bagi kehidupan manusia b. mengetahui adanya saling ketergantungan makhluk hidup c. mengetahui ciri-ciri dan sifat masing-masing jenis d. mengetahui kekerabatam antar makhluk hidup e. mengetahui manfaat keanekaragaman dalam mendukung kelangsungan hidup manusia Pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui usaha pelestarian a. Tebang pilih, yaitu penebangan pohon secara selektif (terpilih) bagi pohonpohon yang memenuhi persyaratan untuk ditebang, baik dari segi umur, ketersediaan jenisnya, maupun jumlahnya. b. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan bekas tebangan dengan tumbuhan yang masih muda. c. Perburuan musiman, yaitu pemanfaatan SDA pada musim tertentu, yaitu menghindari berburu pada musim kawin, masa hamil, atau masa beranak. d. Penganekaragaman bahan pangan, yaitu pemanfaatan SDA sebagai bahan pangan secara bervariasi dengan menghindari penggunaan bahan makanan satu jenis saja sehingga tidak menghabiskan jenis tersebut. Pelestarian keanekaragaman hayati melalui usaha perlindungan yaitu: 1. Perlindungan alam, dalam usaha menjaga kelestarian alam. Ada 2 cara, yaitu: a. Pelestarian in situ yaitu pelestarian alam di habitat aslinya. Misalnya taman wisata, taman nasional, dan hutan lindung.
31
b. Pelestarian ex situ, pelestarian alam bukan di habitat aslinya. Misalnya kebun koleksi, kebun botani, kebun binatang, dan kebun plasma nuftah. 2. Macam-macam perlindungan alam a. Perlindungan alam umum, yaitu secara terbimbing oleh para ahli atau diarahkan (seperti Kebun Raya Bogor dan Taman Nasional), dan secara ketat yang sesuai kehendak alam tanpa adanya campur tangan manusia kecuali jika diperlukan. b. Perlindungan alam khusus, yaitu yang ditujukan kepada satu atau beberapa unsur alam tertentu. Contohnya: perlindungan botani, perlindungan zoologi, perlindungan geologi, perlindungan alam antropologi, dan perlindungan ikan. c. Perlindungan satwa langka, yaitu yang dikenal dengan suaka marga satwa. Cara pelestariannya diantaranya: 1. Dibuat undang-undang perburuan serta tindakan hukuman bagi pelanggar. 2. Membiarkan hewan-hewan langka yang hampir punah. 3. Memindahkan hewan langka yang hampir punah ke habitat yang lebih cocok.48
5. Aplikasi Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Dalam Rancangan Pembelajaran Rancangan pembelajaran pembelajaran aktif menggunakan rancangan pembelajaran konstruktivisme. Model pembelajaran aktif merupakan bagian konstruktivisme. Konstruktivisme
merupakan
model
pembelajaran
mutakhir
yang
mengdepankan aktivitas siswa dalam setiap interaksi edukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan menemukan pengetahuannya sendiri.49
48 Endah Sulistyowati, Keanekaragaman Hayati (online), tersedia: hhtp:://endahsulistyowati.wordpress.com. Diakses 22 November 2009. 49 Wahdi Sayuti, Model Pembelajaran Konstruktivisme, (Jurnal Kependidikan Keislaman dan Kebudayaan Didaktika Islamika, Vol. VI No. 1 Juni 2005), h.114.
32
Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain. Adapun tujuan dari teori ini dalah sebagai berikut: 1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. 2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya. 3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap. 4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. 5. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. 50 Pembentukan pengetahuan menurut konstruktivistik memandang subyek aktif
menciptakan
struktur-struktur
kognitif
dalam
interaksinya
dengan
lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini, subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Proses penyesuaian diri terjadi secara terus menerus melalui proses rekonstruksi. Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, siswa yang harus mendapatkan penekanan. Siswa yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain. Siswa yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu siswa untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif siswa. 51
50
Surianto, Teori Pembelajaran Konstruktivisme (online), tersedia: http://surianto200477.wordpress.com. Diakses 1 Juni 2010. 51 Dina Gasong, Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternatif Mengatasi Masalah pembelajaran (online). Tersedia: www.gerejatoraja.com. Diakses 5 April 2010.
33
Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi dengan teman sekelas, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide dan pengembangan konsep baru. Karenanya aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada siswa. Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan, (2) mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.52 Guru memotivasi siswa untuk menyampaikan pendapat siswa tentang fenomena sains dalam kelas konstruktivis. Siswa dapat menyanggah pendapat guru jika siswa berbeda pendapat dengan guru, karena apa yang disampaikan dan dipercaya ”benar” oleh guru dapat saja ”salah”. Guru juga diharapkan dapat memberi respon yang lebih dari sekedar mengatakan benar dan tidak ketika siswa memberikan suatu pernyataan, sehingga guru harus mendengar penjelasan dan pendapat siswa secara baik. 53 Esensi dari teori konstruktivisme adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi yang kompleks ke situasi lain dan informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Dengan dasar ini pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan. Proses
pembelajaran
IPA
lebih
menekankan
pada
pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan yaitu daya pikir dan daya kreasi. Sementara daya pikir kreasi sebagai indikator dari pengembangan kognitif itu sendiri bukan merupakan akumulasi kepentingan perubahan perilaku terpisah melainkan merupakan pembentukan oleh anak, suatu kerangka teori belajar terhadap usaha seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya. 54
52
Ibid. Munaspriyanto Ramli, Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme, (Jurnal Pendidikan IPA Metamorfosa, Vol. 1 No 2 Oktober 2006), h.51. 54 Taufik Rahman, Model Pembelajaran Konstruktivisme (online), tersedia: http://educare.e-fkipunla.net. Diakses 23 Agustus 2010 53
34
Model pembelajaran konstruktivisme meliputi empat tahapan yaitu: 1. Tahap pertama adalah apersepsi, pada tahap ini dilakukan kegiatan menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat. 2. Tahap kedua adalah eksplorasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang akan dipelajari. Kemudian siswa menggali, menyelediki, dan menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung. 3. Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil penyeledikan dan temuannya, pada tahap ini pula guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat kesepakatan kelas, yaitu setuju atau tidak dengan pendapat kelompok lain serta memotivasi siswa mengungkapkan alasan dari kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab. 4. Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi, pada tahap ini guru memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kemudian siswa membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang telah diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas. 55 Rancangan pembelajaran menggunakan tahapan model konstruktivisme yang diimplementasikan dalam pembelajaran aktif, agar jelas tahapan proses belajar mengajar. Sedangkan mind map digunakan sebagai media belajar siswa dan siswa diharapkan dapat membuat mind map secara individu maupun kelompok.
b. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut: Atiek Sri Karatri. Efektivitas Mencatat dengan Metode Peta Pikiran dan Metode Outline untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Pada Siswa Sekolah Menengah Umum. Tesis Program Studi Psikologi Minat Utama Psikologi 55
Ibid.
35
Pendidikan Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada 2002. Dalam penelitiannya, menyatakan materi dapat diingat dengan menggunakan metode outline lebih banyak daripada menggunakan metode peta pikiran sehari setelah perlakuan diberikan, tidak terdapat perbedaan kemampuan mengingat antara metode peta pikiran dengan metode outline segera setelah perlakuan diberikan, dan kemampuan mengingat menurun sehari setelah perlakuan diberikan. 56 Inayati Ulya Fidiana. Efektivitas Penggunaan Metode Mind Maps Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Pokok Bahasan "Sistem Peredaran Darah Manusia" Pada Siswa Kelas VIII Mts Negeri Ngemplak Yogyakarta. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan metode mind maps efektif dalam meningkatkan prestasi belajar biologi pokok bahasan sistem peredaran darah manusia, terbukti adanya perbedaan yang nyata pembelajaran dengan menggunakan metode mind maps dan pembelajaran konvensional, (2) penggunaan metode mind maps pada mata pelajaran biologi pokok bahasan sistem peredaran darah manusia berpengaruh positif terhadap peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa dalam kerja kelompok, peningkatan aktivitas siswa terdapat pada aspek tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, kemampuan membuat mind maps dan kerjasama dengan kelompok (3) siswa memberi tanggapan positif terhadap penggunaan metode mind maps pada mata pelajaran biologi pokok bahasan sistem peredaran darah manusia, dilihat dari banyaknya siswa yang menyatakan persetujuannya dibanding dengan yang tidak setuju.57 Yustini, dkk.. Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005. Laboratorium Pendidikan Biologi Jurusan 56
Atiek Sri Karatri, Efektivitas Mencatat dengan Metode Peta Pikiran dan Metode Outline untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Pada Siswa Sekolah Menengah Umum,Tesis Program Studi Psikologi Minat Utama Psikologi Pendidikan Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada 2002. 57 Inayati Ulya Fidiana, Efektivitas Penggunaan Metode Mind Maps Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Pokok Bahasan "Sistem Peredaran Darah Manusia" Pada Siswa Kelas VIII Mts Negeri Ngemplak Yogyakarta (online). Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008. Tesedia: digilib.uin-suka.ac.id. Diakses tanggal 1 Desember 2009.
36
PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-60, 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan persentase aktivitas yaitu 72,40% (baik) siklus I menjadi 81,05% (baik sekali) siklusII, (2) rata-rata hasil belajar siswa dari nilai post tes pada siklus pertama pokok bahasan sistem pencernaan yaitu 79,18% (tinggi) dan siklus kedua pokok bahasan sistem pernapasan yaitu 84,04% (tinggi), dan (3) rata-rata ketuntasan belajar siswa dari nilai ulangan harian mengalami peningkatan, pada siklus pertama 82,05% (tidak tuntas) dan siklus kedua yaitu 92,31% (tuntas).58 R. Teti Rostikawati. Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa. Biology Education Study Program FKIP UNPAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang dapat mempengaruhi
proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang
menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar metode quantum learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademik (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa. 59 Suparmi. Efektivitas Pendekatan Konstruktivisme dengan Penerapan Mind Mapping pada Proses Pembelajaran Materi Sistem Regulasi Manusia di SMA 1 Unggaran. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2008. Hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen menggunakan pendekatan konstruktivisme dengan penerapan mind mapping mencapai 73,53, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol dengan pendekatan konstruktivisme yaitu 71,58. hasil uji-t menunjukkan thitung 2,030 >
58 Yustini, dkk.. Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005. Laboratorium Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-60, 2006. 59 R. Teti Rostikawati. Mind Mapping dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa (online). Biology Education Study Program FKIP UNPAK. Tersedia : http://www.sman 1-btg.sch.id. Diakses 29 November 2009.
37
ttabel 1,99 untuk dk 84 dan taraf signifikan 5%. Berdasarkan analisis tersebut disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Hal ini didukung pula dengan perolehan hasil aktivitas siswa. Persentase rata-rata aktivitas siswa kelompok eksperimen lebih besar (73,3%) daripada kelompok kontrol (71,3%).60 Hidayati Zulaiha. Penggunaan Metode Mind Map Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Biologi Materi Sistem Peredaran Darah. Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode mind map pada materi sistem peredaran darah dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas XI IPA I MAN Yogyakarta I. Peningkatan kemampuan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari meningkatnya persentase indikator motivasi pada siklus II yang terdiri dari: penerimaan, menunjukkan kemauan, mengakui tuntutan, ikut secara aktif, menyukai, menyepakati dan menghargai pendapat. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan adanya peningkatan rerata post-test siklus I yaitu 7,03 menjadi 7,94 pada rerata post-test siklus II sehingga diperoleh effect size sebesar 0,91.61
c. Kerangka Pikir Proses belajar menengajar saat ini masih dominan menggunakan metode ceramah (pendekatan konvensional). Guru menilai dengan metode ceramah siswa sudah mengalami proses belajar sehingga mereka paham terhadap suatu konsep tertentu yang dipelajari. Biologi terdiri dari konsep-konsep dan fakta-fakta ilmiah yang kurang dipahami oleh siswa. Rendahnya penguasaan konsep-konsep biologi tersebut tidak terlepas dari pendekatan pembelajaran yang dikembangkan. 60
Suparmi. Efektivitas Pendekatan Konstruktivisme dengan Penerapan Mind Mapping pada Proses Pembelajaran Materi Sistem Regulasi Manusia di SMA 1 Unggaran (online). Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2008. Tersedia: www.unes.ac.id. Diakses 3 Maret 2010. 61 Hidayati Zulaiha. Penggunaan Metode Mind Map Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Biologi Materi Sistem Peredaran Darah (online). Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id. Diakses 1 Desember 2009.
38
Proses belajar mengajar di kelas harus optimal supaya siswa mampu menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan atau menerapkan ilmu biologi dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. Serta siswa dapat memahami biologi dengan mudah tanpa menganggap biologi itu bersifat hafalan yang sangat membosankan. Hal ini dapat dibantu melalui penggunaan model pembelajaran aktif menggunakan mind map. Dalam model pembelajaran aktif terdiri dari tahap apersepsi, eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep, dan pengembangan dan aplikasi dengan membahas fakta yang ada dalam lingkungan siswa sendiri sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tugas guru dalam pembelajaran aktif adalah mengaktifkan siswa sejak awal pembelajaran yaitu dengan melibatkan siswa secara langsung. Sehingga siswa fokus terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, guru harus membuat siswa menaruh minat atau perhatian terhadap penyampaian informasi. Mind map yaitu menggambarkan konsep suatu materi pelajaran dengan kreativitasnya sendiri dalam bahasa maupun simbol-simbol yang digunakan dengan memperhatikan aturan-aturan dan notasi yang ada.
Rancangan
pembelajaran guru memperlihatkan mind map kepada siswa. Lalu guru membimbing siswa dalam membuat mind map sampai siswa membuatnya sendiri tanpa bantuan guru. Dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map, siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dalam memahami konsepkonsep biologi.
d. Hipotesis Berdasarkan deskripsi teoretis dan kerangka pikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Tangerang Selatan. Waktu penelitian pada bulan Januari-Februari semester dua tahun ajaran 2009-2010. B. Variabel Penelitian Variabel independent (X)
= Model pembelajaran aktif menggunakan mind map
Variabel dependen (Y)
= Hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati
C. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu peneliti tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan kecuali dari beberapa variabel-variabel tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel dibagi dua bagian yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map dan kelompok kontrol yang diberikan model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map. 2. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan kuasi eksperimen pre test-post test two group design.1 Pada tiap-tiap kelompok tersebut dilakukan pre test dan post test untuk melihat ada tidaknya perbedaan pemahaman pada kedua kelompok perlakuan. Pre test dilakukan sebelum pelajaran dimulai dan post test dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar pada topik keanekaragaman hayati berakhir.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 86.
39
40
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Kelompok
Perlakuan
Pretest
Postest
Eksperimen
X1
T1
T2
Kontrol
X2
T1
T2
Keterangan: X1 : model pembelajaran aktif menggunakan mind map. X2 : model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map. T1 : dimemberikan soal pre test yang sama. T2 : diberikan soal post test yang sama.
Desain Penelitian: 1) Menentukan sampel dari populasi. 2) Menggolongkan sampel menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok
eksperimen yang dikenakan perlakuan X, yakni model pembelajaran aktif menggunakan mind map dan kelompok kontrol yang dikenakan perlakuan model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map. 3) Memberikan pre test (T1) kepada kedua kelompok sebelum pembelajaran dimulai. 4) Mempertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok agar tetap sama, kecuali pada satu hal yakni kelompok eksperimen dikenakan perlakuan X untuk jangka waktu tertentu. 5) Memberikan post test (T2) kepada kedua kelompok untuk mengukur variabel terikat, lalu menghitung mean masing-masing kelompok. 6) Mengaitkan tes statistik yang cocok untuk rancangan ini. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
41
seluruh siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan kelas X pada tahun ajaran 2009/2010. 2. Sampel Sampel merupakan wakil populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan kelas X. Kelas X-3 sebagai eksperimen dan kelas X-1 sebagai kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanganpertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu,2 yaitu diambil nilai rata-rata biologi kelas yang hampir sama atau setara.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan
menggunakan tes penguasaan konsep berupa tes objektif, angket, dan lembar observasi.
F. Instrumen Penelitian 1. Kisi-Kisi Instrumen Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen, yaitu: a. Tes Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-pengetahuan serta kemampuan penalarannya.3 Menurut Riduwan, tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.4 Adapun bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berupa pilihan ganda dengan lima 2
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Jakarta: Alfabeta, 2005), h.63. 3 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006), cet. ke-1, h.53. 4 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005), cet. ke-1, h.76.
42
options/pilihan jawaban (A, B, C, D, E) sebanyak 25 soal. Soal-soal tersebut sudah dapat mewakili empat indikator pencapaian hasil belajar yang akan diterapkan dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran aktif menggunakan mind map dengan lima pilihan jawaban yang meliputi jenjang hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4) .Tes ini akan diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran untuk mengetahui penguasaan konsep siswa dalam konsep keanekaragaman hayati. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kognitif Pada Konsep Keanekaragaman Hayati
Sub Konsep
Indikator
1. Keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem
Mendeskripsikan keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem Mendefinisikan istilah keanekaragaman hayati Menjelaskan faktor dasar keanekaragaman hayati Mendeskripsikan, menjelaskan, menunjukkan, dan mengkaji klasifikasi makhluk hidup
2. Istilah konsep keanekaragaman hayati 3. Faktor yang mendasari keanekaragaman hayati 4. Klasfikasi makhluk hidup Tujuan klasifikasi makhluk hidup Dasar utama kalsifikasi makhluk hidup Penulisan tata nama makhluk hidup (binomial nomenklatur) Penyusunan takson makhluk hidup 5. Identifikasi ciri-ciri ekosistem atau bioma
6. Fauna dan flora di Indonesia Pembagian fauna atau flora daerah di Indonesia Fauna atau flora khas daerah Indonesia
C1
Aspek Kognitif C2 C3
Jumlah C4
1*, 7*,
4
11*, 26 2*, 10*
2 3*
1
4*
1
6*, 8*,
3
30* 9*
2 13*
14, 28
40
23*
5
29 Mendeskrispikan, menunjukkan, dan mengidentifikasi ciriciri ekosistem/bioma Mendeskripsikan dan menunjukkan pembagian flora dan fauna daerah di Indonesia
32
24*
20*, 37*
31*
12,21*
39*
25*
5*, 15*, 19
5
4
3
43
7. Upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia
Mendefinisikan, mendeskripsikan dan menunjukkan upaya pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia 8. Dampak atau faktorMendefinisikan, faktor yang menjelaskan, dan mempengaruhi menghubungkan keanekaragaman hayati dampak yang mempengaruhi keanekaragaman hayati Jumlah
18
16*, 22
38*
33, 34, 36
7
22
35*
4
17, 27
6
7
4
* Soal-soal yang valid
b. Angket Untuk mengetahui bagaimana guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map (variabel X), digunakan kuesioner dalam bentuk angket dengan skala Likert. Angket adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang dikirimkan kepada responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan, kesan yang ada pada respoden sendiri maupun di luar dirinya. 5 Selain itu, angket (questionaire) merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan subjek, baik secara individu atau kelompok. Peneliti mengajukan pertanyaan dalam bentuk angket terstruktur yakni peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaanpertanyaan yang diajukan kepada responden, sehingga mendapat jawaban akurat dan relevan. Angket yang digunakan untuk mengetahui sikap siswa terhadap biologi, pembelajaran dengan pembelajaran aktif, penggunaan mind map, dan soal-soal yang diberikan. Angket ini berjumlah 20 pernyataan dengan lima pilihan bagi siswa. Pengolahan data untuk angket dibuat dengan menghitung persentase berdasarkan kisi-kisi angket.
5
Ahmad Sofyan dkk., Op.Cit. h.34.
40
44
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket No.
Aspek Minat
1.
Perhatian
Indikator
Nomor Item
Persiapan siswa saat belajar di 2, 5 kelas
Keseriusan siswa mengikuti 12 pelajaran biologi
2.
Daya Tarik
Sikap terhadap pelajaran
6
biologi
Memahami konsep-konsep
11, 19, 3
biologi 3.
Kesenangan
Senang saat belajar biologi
10
Semangat dalam belajar
4, 13
biologi 4.
Penyelesaian Tugas
Senang diberi tugas
9
Tepat waktu saat mengerjakan
7, 16, 17, 18
tugas 5.
Kemauan untuk
Tahu Lebih Banyak
Terlibat langsung dalam
8, 15
pembelajaran
6.
Ketekunan
Tidak bosan belajar biologi
14, 15
7.
Kesesuaian Objek
Banyak manfaat yang diambil
1, 20
dari pelajaran biologi
c. Lembar observasi Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui pengamatan dam pencatatan terhadap fenomena yang diteliti. 6 Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas yang diamati pada waktu pembelajaran adalah mengenai
6
Hariwijaya dan Triton P.B., Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta: Oryza, 2007), cet ke 1, h.63.
45
pelaksanaan tahapan-tahapan pada pembelajaran aktif. Dengan kriteria jawaban sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi Tahapan Pembelajaran Aktif (Kelas Eksperimen) 1. Apersepsi Sangat baik Sangat baik dalam kemampuan guru memancing siswa untuk bertanya tentang topik ,memotivasi siswa dan menampilkan pesan yang menarik.
Baik Baik dalam kemampuan guru memancing siswa untuk bertanya tentang topik yang dibahas, memotivasi siswa, dan menampilkan pesan yang menarik.
Cukup Cukup dalam kemampuan guru memancing siswa untuk bertanya tentang topik yang dibahas, memotivasi siswa.
Kurang Kurang dalam kemampuan guru memancing siswa untuk bertanya tentang topik yang dibahas, memotivasi siswa..
Sangat baik Sangat baik dalam kemampuan guru menunjukkan keterampilan penggunaan metode/teknik pembelajaran, dan mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan atau percobaan. 3. Diskusi
Baik Baik dalam kemampuan guru menunjukkan keterampilan penggunaan metode/teknik pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan atau percobaan.
Cukup Cukup dalam kemampuan guru menunjukkan keterampilan penggunaan metode/teknik pembelajaran dan mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan atau percobaan.
Kurang Kurang dalam kemampuan guru menunjukkan keterampilan penggunaan metode/ teknik pembelajaran, dan mengarahkan siswa untuk melakukan pengamatan atau percobaan.
Sangat baik Sangat baik suasana diskusi sangat interaksi dan siswa mengkomunikasikan hasil penyeledikan temuan
Baik Baik suasana diskusi aktif dan siswa mengkomunikasikan hasil penyeledikan temuan.
Cukup Cukup suasana diskusi aktif tetapi beberapa siswa pasif, dan siswa mengkomunikasikan hasil penyeledikan temuan.
Kurang Kurang suasana diskusi aktif, siswa tidak menanggapi diskusi dengan serius. Siswa kurang mengkomunikasikan hasil penyeledikan temuan
Baik Baik kemampuan guru menjelaskan fakta mengenai pengamatan yang siswa lakukan. Dan menghubungkan dengan pengetahuan yang relevan sesuai dengan realita (kontekstual).
Cukup Cukup kemampuan guru menjelaskan fakta mengenai pengamatan yang siswa lakukan. Dan cukup baik menghubungkan dengan pengetahuan yang relevan sesuai dengan realita (kontekstual).
Kurang Kurang dalam kemampuan guru menjelaskan fakta mengenai pengamatan yang siswa lakukan. tidak ada aplikasi pengetahuan.
2. Eksplorasi
4. Aplikasi Sangat baik Sangat baik kemampuan guru menjelaskan fakta mengenai pengamatan yang siswa lakukan. Dan menghubungkan dengan pengetahuan yang relevan sesuai dengan realita (kontekstual).
* Diadopsi dari penilaian observasi Suharsimi Arikunto 7
7
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., h.159.
46
2. Kalibrasi Instrumen a. Validitas Instrumen Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Validitas ini untuk mengukur tes berupa tes objektif menggunakan rumus koefisien kolerasi biserial (γpbi). γpbi =
M p Mt St
p q
Keterangan: γ pbi = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa yang menjawab salah Dengan kriteria sebagai berikut: 0.80-1.00 = validitas sangat tinggi 0.60-0.80 = validitas tinggi 0.40-0.60 = validitas cukup 0.20-0.40 = validtas rendah 0.00-0.20 = validitas sangat rendah
Hasil penghitungan validitas instrumen yaitu: df = 38 dengan rtabel = 0.320, sedangkan rhitung = 0.667. Sehingga dapat disimpulkan rhitung < rtabel yang berarti validitas tinggi (lampiran 1 dan 2). Dari 40 soal instrumen, sebanyak 26 soal valid. Instrumen yang dipakai dalam hanya 25 soal dan 1 soal tidak dipakai. b. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketepatan ini pada dasarnya dilihat kesejajaran hasil. Sebuah tes dikatakan reliabilitas yang baik apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, uji reliabilitas yang digunakan menguji instrumen pemahaman tentang konsep yaitu dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan KR-20,8 yaitu:
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet. ke-7, h.100.
47
n r11 = n 1
S 2 pq 2 S
Keterangan: KR-20 = Koefisien reliabilitas tes k = Jumlah butir pq = Varians skor butir p = Proporsi jawaban benar untuk butir nomor i q = Proporsi jawaban salah untuk butir nomor i SDt2 = Varians skor total Dengan kriteria sebagai berikut : 0.00-0.20 = reliabilitas kecil 0.20-0.40 = reliabilitas rendah 0.40-0.70 = reliabilitas sedang 0.70-0.90 = reliabilitas tinggi 0.90-1.0 = reliabilitas sangat tinggi
Hasil penghitungan reliabilitas yaitu 0.952 yang berarti reliabilitas sangat tinggi (lampiran 4 dan 5). c. Penghitungan Analisis Butir Instrumen Sebelum penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen melalui penghitungan analisis butir instrumen dengan cara menghitung difficulty level (tingkat kesukaran) dan discrimininating power (daya pembeda) setiap butir soal. Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran dihitung dengan rumus sebagai berikut: P=
B N
Keterangan: P = proporsi (indeks kesukaran) B = jumlah siswa yang menjawab benar N = jumlah peserta tes Adapun tingkat kesukaran memiliki kriteria sebagai berikut: 0-0,25
: termasuk kategori sukar
0,26-0,75
: termasuk kategori sedang
0,76-1
: termasuk kategori mudah
48
Berikut hasil tingkat kesukaran instrumen (lihat lampiran 1) yaitu: Tabel 3.5 Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen No.
Kategori
No. Soal
Persentase
1
Sukar
12,14,18,32,33
12,5%
2
Sedang
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13,15,16,17,21,
72,5%
23,24,25,27,29,30,31,35,36,37,38,39,40 3
Mudah
19,20,22,26,28,34
15%
Sedangkan daya pembeda soal berguna untuk mengetahui kemampuan suatu soal membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai, dalam hal ini dengan menggunakan rumus sebagai berikut: D=
Ba Bb Ja Jb
Keterangan Ja = banyaknya peserta kelompok atas Jb = banyaknya peserta kelompok bawah Ba = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas Bb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N = jumlah peserta tes Besarnya daya pembeda memiliki kriteria sebagai berikut: 0.00-0.20
: termasuk kategori jelek
0.21-0.40
: termasuk kategori cukup
0.41-0.70
: termasuk kategori baik
0.71-1.00
: termasuk kategori baik sekali
Hasil penghitungan daya pembeda instrumen dapat dilihat pada lampiran 3. G. Prosedur Penelitian Data penelitian dikumpulkan melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Persiapan dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), observasi ke SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, wawancara
49
dengan kepala sekolah dan guru biologi kelas X mengenai izin dan waktu penelitian. Pada kelas eksperimen (kelas X-3) menggunakan model pembelajaran aktif dengan mind map , sedangkan untuk kelas kontrol (kelas X-1) menggunakan model pembelajaran aktif tanpa mind map. Alat Bantu yang digunakan dalam pembelajaran dengan model pembelajaran aktif menggunakan berupa alat-alat laboratorium, LKS (Lembar Kerja Siswa), OHP, dsb. Sedangkan kelas kontrol menggunakan alat-alat laboratorium dan LKS, OHP, dsb. Alat evaluasi dibuat untuk mengukur hasil belajar biologi siswa (tes kognitif) pada kedua subjek penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Tes awal (pre test) dilakukan sebelum pembelajaran dimulai dan tes akhir (post test) dilakukan sesudah pembelajaran berakhir pada kedua subjek penelitian selama 45 menit. Pengelompokkan kerja pada kelas eksperimen dan kontrol terdiri dari tujuh kelompok. Setelah melakukan pre test pada kedua subjek penelitian, pelaksanaan pembelajaran dimulai. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran aktif dengan mind map dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran aktif. Tahapan ini berlangsung selama tiga minggu di bulan Januari – Februari 2010 dengan alokasi waktu tiga kali pertemuan. Setelah pembelajaran berakhir, kedua subjek penelitian diberikan post test selama 45 menit untuk melihat peningkatan pemahaman siswa terhadap materi keanekaragaman hayati. Selain itu, pada kelas eksperimen dilakukan pengambilan data tentang sikap siswa terhadap model pembelajaran aktif menggunakan mind map dengan memberikan angket dan selama kegiatan belajar
mengajar
dilakukan
pengamatan
(observasi)
terhadap
kelas
eksperimen. 3. Tahap Akhir Mengolah dan menganalisis data hasil tes tertulis (pada kelas eksperimen dan kelas kontrol), serta mengolah data pengamatan (observasi) dan menganalisis data angket pada kelas eksperimen.
50
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak.9 Pengujian ini menggunakan tes Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar. b. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus: Zi =
Xi X S
Keterangan : Zi = skor baku X = mean Xi = skor data S = simpangan baku
c. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel Zi sebutkan dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi>0, maka F(Zi) 0.5 + nilai tabel, jika Zi<0, maka F(Zi) = 1 - (0.5+nilai tabel). d. Selanjutnya hitung proporsi Zi. Jika proporsi Z1, Z2….Zn lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka: S (Zi) = banyaknya Z1, Z2, ….yang ≤Zn N e. Hitung selisih nilai F (Zi)-S (Zi), kemudian tentukan harga mutlak. f. Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini dinamakan Lo. g. Memberi interpretasi Lo dengan membandingkan Lt. Lt adalah harga yang diambil tabel harga kritis uji Liliefors. h. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat, apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal. Hasil penghitungan uji normalitas data dapat dilihat pada lampiran 15.
9
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian: Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005), cet. ke-1, h.121-124.
51
2. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas di sini adalah pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih.10 Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu: F=
S12 S 22
n X 2 X
2
S=
N n 1
Keterangan: F = Homogenitas S12 = Varians terbesar atau data pertama S22 = Varians terkecil atau data kedua Fhitung < Ftabel maka sampel homogen Fhitung > Ftabel maka sampel tidak homogen
Hasil penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 16.
3. Normal Gain Gain adalah selisih nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Rumusnya:11
N gain =
post test pre test Skor ideal pre test
Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut : g-tinggi = nilai > 0.70 g-sedang = nilai 0.30 – 0.70 g-rendah = nilai < 0.30
10
Ibid. 119-120 David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores. Tersedia: www.physyceducation.net/docs/addenum-on-normalized. Diakses 19 Desember 2009, h. 3 11
52
Hasil penghitungan N-gain kedua kelompok dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18.
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu dengan cara: Menggunakan Uji-t jika data berdistribusi normal dan homogen. Hasil perhitungan thitung dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikan 0.05 dengan kriteria: Menolak Ho, jika thitung > ttabel dan Ha diterima Terima Ho, jika thitung < ttabel dan Ha ditolak Pengujian hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus: t0 = SEM1-M2 = SEM1 = SEM2 =
2
SEM 1 SEM 2
M1 M 2 SE M 1 M 2 2
SD1 N 1 SD2 N 2
Keterangan: T0 = t hasil perhitungan M1 = mean kelompok eksperimen M2 = mean kelompok kontrol SD1 = simpangan baku kelompok eksperimen SD 2 = simpangan baku kelompok kontrol N1 = jumlah sampel kelompok eksperimen N2 = jumlah sampel kelompok kontrol SEM1 = standar eror mean sampel kelompok eksperimen SEM2 = standar eror mean sampel kelompok kontrol SEM1-M2 = standar eror mean sampel gabungan
Hasil penghitungan uji hipotesis dapat dilihat pada lampiran 19.
53
I. Hipotesis Statistik H0
: µA = µB
Ha
: µA > µB
Keterangan: µA
= rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map.
µB
= rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
A. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Pada Kelas Eksperimen Dan Model Pembelajaran Aktif Pada Kelas Kontrol Di SMAN 8 Kota Tangsel Berdasarkan hasil pengamatan (observasi), siswa melibatkan diri dalam pembelajaran di kelas. Sehingga perhatian dan minat siswa hanya tertuju atau fokus apa yang disampaikan oleh guru. Keikutsertaan atau keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran model pembelajaran aktif menggunakan mind map membuktikan bahwa pembelajaran tersebut berjalan dengan lancar dan tertib. Guru berkeliling untuk melihat siswa bekerja dalam kelompoknya. Ternyata, membuat mind map antaranggota secara bergiliran dalam kelompok, dan ini memberikan kesempatan berinteraksi antarsiswa. Secara individu, mind map membuat ingat siswa pada halaman yang dibaca perkalimat. Maka dari itu, kebutuhan mind map untuk menyampaikan makna sesuatu yang siswa baca. Belajar mind map membuat siswa dapat mengingat dan memahami apa yang telah dipelajari. Sehingga siswa memiliki keterbukaan dan tujuan inovatif dalam mengatur, mengorganisasi, dan problem solving. Temuan penelitian ini adalah mind map mengatur informasi yang diperoleh siswa. Pada kenyataannya, mind map membantu proses berpikir alami, dapat secara acak dan nonlinier. Mind map itu terstruktur, keterbukaan, dan sederhana. Setiap ide yang dihasilkan dapat dihubungkan langsung dengan mind map sehingga ide tersebut terekam, dan ini sebenarnya tanpa usaha mental. Mind map membiarkan kognitif siswa terasah. Menggambar mind map dapat memberikan siswa tentang informasi seputar pengetahuan yang dimilikinya. Ini menimbulkan kesadaran akan mengorganisasi pengetahuan yang telah dimiliki atau belum. Proses ini dapat menambah apa yang dimiliki siswa, terutama dalam kelompok, dengan mengkonstruksi mind map siswa berdiskusi mengenai konsep
54
55
yang dipelajari dan menggambarkan hubungannya. Siswa memberikan penjelasan yang berwawasan ke dalam yang mendasari struktur kognitif yang sederhana dan presentasi mudah dalam bentuk peta. Perkembangan siswa dapat dibandingkan saat siswa bertanya sebelum dan sesudah membuat mind map. Beberapa mind map terlihat unik dan penggambaran yang menarik. Tentu saja mind map digunakan sebagai simpanan memori. Ketika informasi akan diingat dan mengingat kembali dengan cepat, pembelajaran tercepat dan informasi yang diterima akan disimpan dengan baik oleh otak. Sehingga siswa lebih mudah merentensi informasi lama ataupun baru yang telah dipelajari. Saat pembelajaran terakhir, masalah-masalah yang ada pada diskusi topik diulang dan terstruktur akan diubah dalam mind map. Dan mind map sangat baik untuk ringkasan bersifat memori. Sehingga mind map membantu pengulangan dan ringkasan siswa. Mind map membantu koneksi informasi baru bermakna dengan pengetahuan yang diberikan. Informasi baru akan digabungkan yang ada pada mind map dan konsep yang telah dipelajari sebelumnya dihubungkan. Misalnya guru melihat kegiatan siswa dimulai dan meninjau kesiapan siswa dalam membuat mind map dan bagaimana konsep baru
dapat melengkapi topik lama. Tentu saja ini
dilakukan untuk beberapa informasi baru dikarenakan keterbatasan tempat. Selain itu, saat membuat mind map, siswa dilatih untuk berimajinasi, berkreasi dalam mengungkapkan idenya sendiri berdasarkan konsep, teori, serta kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa yang terkait dengan materi pelajaran yang dibuatkan mind map. Pada saat itu pikiran siswa menjelajahi areal materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Siswa menjadi terlatih membuat mind map dan kemampuan berimajinasi dengan lebih baik. Terlihat siswa selalu tidak puas terhadap mind map yang telah dibuatnya. Membuat mind map melibatkan pemikiran yang tidak terbatas. Dibandingkan dengan kelas kontrol, siswa mengumpulkan dan mencatat informasi dalam bentuk tradisional yaitu catatan biasa. Siswa meringkas dan menyimpulkan seluruh isi materi pelajaran. Sehingga terlihat siswa tampak tidak bersemangat walaupun model pembelajaran yang digunakan sama dengan kelas
56
eksperimen. Tetapi cara penyampaian informasi yang tidak terlalu menarik, menimbulkan kebosanan siswa dan ini membuat siswa malas untuk menulis. Siswa tidak berimajinasi dalam membuat catatan hanya terpatut pada tulisan buku atau lainnya. Catatan biasa membuat menghafal atau mengingat kembali informasi yang dibutuh akan memakan waktu yang lama. Tidak ada sisi menarik yang ditampilkan pada catatan biasa. Keserasian antara warna, simbol, dan tulisan akan membuat seseorang sangat tertarik atau menaruh perhatian yang lebih. Sesuatu yang unik akan membuat seorang tidak melepaskan pandangannya apa yang dilihat. Dalam proses menjawab soal siswa dalam kelas kontrol lebih banyak mengalami kesulitan dibanding siswa dalam kelas eksperimen. Ini diakibatkan siswa dalam kelas kontrol kemampuan mengingat yang kurang sehingga tidak terjadi meaningful learning.
B. Hasil Belajar Siswa a. Deskripsi Data Hasil Belajar (Pre Test) Dua Kelompok Tabel 4.1 Hasil Belajar Biologi (Pre Test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Keterangan
Hasil Belajar Ekperimen
Kontrol
Nilai Tertinggi
60
56
Nilai Terendah
20
16
Mean
39,24
35,78
SD
9,57
9,04
Keterangan :
X < 60 : kurang, X < 70 : cukup, X < 80 : baik, X > 80 : baik sekali
57
Tabel di atas menunjukkan, penguasaan konsep kelas eksperimen termasuk kurang (rata-rata = 39,24). Sedangkan penguasaan konsep kelas kontrol termasuk kurang (rata-rata = 35,78). Penguasaan konsep siswa sebelum pembelajaran, baik kelas yang diberikan pembelajaran aktif menggunakan mind map (kelas eksperimen) maupun kelas yang diberikan pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map (kelas kontrol) adalah sama. Jadi belum terlihat peningkatan hasil belajar. Tetapi kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol dalam pengetahuan awal. b. Deskripsi Data Hasil Belajar (Post Test) Dua Kelompok Tabel 4.2 Hasil Belajar Biologi (Post Test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Keterangan
Hasil Belajar Eksperimen
Kontrol
Nilai Tertinggi
96
84
Nilai Terendah
48
44
Mean
73,73
66,27
SD
9,57
9,14
Keterangan :
X < 60 : kurang, X < 70 : cukup, X < 80 : baik, X > 80 : baik sekali Tabel di atas menunjukkan, penguasaan konsep kelas eksperimen termasuk cukup (rata-rata = 73,73). Sedangkan penguasaan konsep kelas kontrol termasuk kurang (rata-rata = 66,27). Adanya peningkatan penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran, kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan hasil di atas yang diperoleh dari skor tes untuk meningkatkan penguasaan konsep pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapt disimpulkan kemampuan rata-rata kelas eksperimen lebih
58
tinggi daripada kelas kontrol pada konsep keanekaragaman hayati. Hal ini terjadi karena penggunaan mind map pada kelas eksperimen untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep tersebut. Mind map tersebut dijadikan catatan oleh siswa.
c. Normal Gain Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai normal gain sebagai berikut: Tabel 4.3 Penghitungan Normal Gain Kedua Kelompok Normal Gain
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Terendah
0,00
0,28
Tertinggi
0,70
0,90
Rata-rata
0,47
0,59
Kategori
Gain sedang
Gain sedang
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar biologi siswa, baik pada siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan kategori sedang. Nilai normal gain tertinggi terdapat pada kelas eksperimen sedangkan nilai normal gain terendah terdapat pada kelas kontrol. d. Pengujian Prasyarat Penelitian Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa rata-rata skor siswa yang belajar dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map (kelas eksperimen) sebesar 73,73 sedangkan ratarata skor siswa yang belajar dengan model pembelajaran aktif tanpa
59
menggunakan mind map (kelas kontrol) sebesar 66,27. Hal ini belum dapat menjawab hipotesa yang diajukan, oleh karena itu perlu dilakukan analisis data menggunakan uji-t untuk memperoleh kepastian. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antarvariabel merupakan hubungan yang berarti atau signifikan atau hubungan yang tidak signifikan. 1) Uji Normalitas Uji Normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Berikut hasil penghitungan uji normalitas data post test: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Post Test Lhitung (Lo) α
0,05
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
0,1267
0,1117
Ltabel (Lt)
Kesimpulan
0,1456
Ho diterima
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel penelitian berdistribusi normal karena memenuhi kriteria Lo < Lt, maka hipotesis nol (Ho) diterima. 2) Uji Homogenitas Tahap selanjutnya yaitu melakukan uji homogenitas data setelah sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat perbedaan skor siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher.
60
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Post Test F α
0,05
Hitung
Tabel
1,712
1,756
N
Kesimpulan
37
Ho diterima
Hal ini berarti pada taraf signifikansi α =0,05 (5%) Ho diterima. Kesimpulannya bahwa kedua sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen (lihat lampiran 20). e. Pengujian Hipotesis Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Maka selanjutnya dapat dianalisis dengan menggunakan uji-t. Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Hipotesis Post Test N
X
N1 = 37
X 1 = 73,73
N2 = 37
thitung
ttabel
Kesimpulan
2,98
2,00
Ho ditolak
X 2 = 66,27
Karena thitung > ttabel, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak. Kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati.
61
C. Pengaruh Pembelajaran Aktif Menggunakan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Siswa Dari hasil penghitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t didapat ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 (5%) sebesar 2,00. Sedangkan t hitung sebesar 2,98. Dengan demikian thitung > ttabel. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran aktif menggunakan mind map lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran aktif tanpa menggunakan mind map. Melalui aktivitas di kelas, siswa secara sadar atau tidak langsung menggunakan ilmu pengetahuan yang ada hubungannya dengan mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Dan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga siswa aktif dan guru sebagai fasilitator. Siswa lebih banyak mengeksplorasi pengetahuan sehingga siswa memahami konsep dan belajar menjadi lebih bermakna. Di dalam kelas, siswa bebas menentukan teman diskusi, bertukar pikiran dengan anggota kelompok lain, saling membandingkan hasil diskusi, melakukan penilaian terhadap hasil presentasi kelompok lain dan menghargai pendapat orang lain. Hal ini juga diungkapkan oleh Inayati Ulya Fidiana, terdapat positif terhadap peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa dalam kerja kelompok, peningkatan aktivitas siswa terdapat pada aspek tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, kemampuan membuat mind map dan kerjasama dengan kelompok dan siswa memberi tanggapan positif terhadap penggunaan metode mind map dilihat dari banyaknya siswa yang menyatakan persetujuannya dibanding dengan yang tidak setuju. Saat diperlihatkan gambar mind map, siswa merasa tertarik dan menaruh perhatian serius. Karena hal tersebut baru bagi siswa. Mind map menampilkan bentuk dan warna yang beragam. Perhatian seseorang akan tertuju atau diarahkan pada hal-hal baru, hal-hal yang berlawanan dengan pengalaman yang baru saja diperoleh atau dengan pengalaman yang didapat selama hidupnya. Jika guru menjelaskan konsep dengan cara menampilkan
62
dalam bentuk lain, maka siswa akan berminat dan termotivasi dalam belajar. Semakin banyak simbol, gambar, dan warna, siswa akan lebih memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Selain itu, dengan menggunakan mind map belajar lebih lama diingat dibandingkan harus menghafal kata-kata yang tidak ada hubungan arti. Dengan mind map, berarti siswa belajar menghubungkan atau merangkaikan dua objek atau lebih menjadi lebih mudah diingat. Hal ini disebabkan adanya tugas membuat mind map untuk bahan yang akan disampaikan, sehingga siswa terlebih dahulu membaca materi dan mulai berpikir. Jadi dapat disimpulkan bahwa mind map melatih siswa untuk mengaitkan konsep-konsep materi pelajaran menurut pemikirannya sehingga merangsang siswa untuk berpikir aktif dalam hal ini melatih domain psikomotorik siswa. Ada umpan balik dari proses pembuatan mind map meberikan kontribusi dalam kemajuan siswa yaitu meaningful learning.1 Karena belajar itu
meanigful
learning,
sehingga siswa memahami dan memaknai
pembelajaran di kelas dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa dengan membuat mind map dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif, yang meliputi (1) menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang lain atau original. Ini berarti seorang siswa memiliki mind map yang berbeda bentuk dari siswa lainnya. Sehingga menimbulkan variasi bentuk. (2) menghasilkan ide yang tidak terbatas atau menghasilkan banyak ide. Dengan begitu, siswa dapat mengeksplorasi semua pengetahuan sehingga siswa mendapatkan ide untuk setiap alasan yang dikemukakan oleh orang lain. (3) mampu berpikir dari yang umum ke hal-hal yang lebih detail. Sehingga kemampuan siswa menjelaskan sesuatu tidak terbatas oleh sumber yang dimilikinya tetapi dapat mencari sumber lain yang relevan, dan siswa dapat berpikir dengan baik. (4) mampu menilai karya sendiri sehingga selau ingin memperbaikinya. Hal ini dapat terjadi oleh siapa pun, belajar tidak waktu dan usia. Jika siswa mengalami kesalahan dalam belajar, ia akan memperbaiki 1
Fersun Paykoç, dkk., What are the Major Curriculum Issues?: the Use of Mindmapping as a Brainstorming Exercise, (Turkey: Middle East Technical University, 2004). h. 4
63
kesalahan tersebut dan menjadikannya sebuah pengalaman yang akan diingat dalam memori siswa. (5) melihat permasalahan dari berbagai aspek. Ini berarti siswa harus berpikir logis dalam menghadapi masalah. Suatu masalah dapat diselesaikan bukan hanya dengan satu cara tetapi banyak cara. Hal ini juga diungkapkan oleh Ida Bagus Putu Arnyana. 2 Selain itu, hasil penelitian menunjukkan kegunaan mind map dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran biologi. Saat mind map digunakan siswa dapat mencapai hasil belajar dengan baik, siswa lebih percaya diri dan minat terhadap materi pelajaran. Pada penelitian ini, mind map yang digunakan oleh guru dalam menyusun struktur pelajaran. Dengan mind map, guru dapat merencanakan, mengembangkan dan menerapkan prosedur pembelajaran dengan efektif. Sehingga tugas guru untuk menentukan kegiatan apa yang dapat dibantu dengan menggunakan mind map serta untuk memastikan hasil belajar jauh lebih baik. Sebagian siswa dalam kelas eksperimen mengalami kesulitan dalam mempraktikkan dengan cepat cara membuat mind map. Kurang familiar bagi siswa menyebabkan frustasi. Oleh karena itu, disarankan kepada guru untuk memberikan instruksi awal dalam cara membuat mind map.3 Hal yang sama juga diungkap oleh John W. Budd, selama penugasan yang paling penting adalah guru berkeliling melihat kegiatan kelompok siswa. Ini akan membantu siswa dalam mengatasi kesalahan di awal
dan
membutukan saran terhadap pemikiran siswa yang bertambah luas. Karena mind map secara umum tidak familiar bagi sebagian siswa atau kelompok siswa juga dalam manfaat untuk menggabungkan warna dan gambar kecil sebagai tujuan dan saran yang ada.4 Sehingga guru harus mengontrol kegiatan
2
Ida Bagus Putu Arnyana, Pengembangan Peta Pikiran Untuk Meningkatkan Kecakapan berpikir Kreaif Siswa, (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH XXXX Juli 2007), h.681. 3 Bang Khanh Nong, dkk., Integrate the Digital Mindmapping into Teaching and Learning Psychology (online), Teacher Training Component – ICT, VVOB Education Program Vietnam. Tersedia: www.unescobkk.org. Diakses 13 Januari 2010. 4 John W. Budd, Mind Maps As Classroom Exercises, ( Minneapolis: University of Minneasota, 2003), tersedia:
[email protected], diakses 6 Juni 2010.
64
siswa dan siswa bertanya langsung kepada guru tentang permasalahan yang dihadapinya. Untuk itu perlu penugasan mind map yang berkelanjutan, yaitu guru melatih siswa dalam pembuatan mind map dalam pembelajarannya. Pembuatan mind map dapat dibuat di dalam maupun di luar kelas, dan dikerjakan secara individu maupun berkelompok. Sehingga siswa lebih mandiri dalam membuat mind map sebagai hasil karyanya. Proses pengalaman ini dapat dibuktikan dari peningkatan rata-rata kerja peserta didik dari pembelajaran pertama hingga akhir pembelajaran. Dengan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Peningkatan rata-rata ini dapat dilihat dari hasil rata-rata siswa. Siswa merasa tertarik dan mampu untuk berpartisipasi langsung dalam pembelaran sehingga mendapatkan banyak pengalaman
pembelajaran
dan
mampu
menyelesaikan
masalah
pembelajarannya sendiri. Dibanding membaca atau hanya mendengarkan materi siswa lebih produktif dan kreatif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Dengan pembelajaran di atas, siswa benar-benar mampu menemukan masalah sendiri, memecahkan masalahnya, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sehingga proses di atas secara langsung telah membantu tugas guru dalam memberikan pembelajaran di dalam kelas yang mengakibatkan siswa banyak mendapatkan pengalaman dan ilmu pengetahuan serta meningkatkan kreativitas siswa dalam pembuatan mind map. Hal inilah yang menstimulus para peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif untuk membangun pikiran mereka dalam pembelajaran biologi. Peserta didik mampu menghubungkan fakta yang pernah dilihat dan dialaminya dalam kehidupan sehari-hari dengan konsep biologinya. Menjadikan pengalamannya yang bermakna dalam benak peserta didik. Sehingga tidak ada lagi kesan
65
pengalaman belajar sebelumnya lebih bersifat tekstual dan lebih menekankan pada penyelesaian soal-soal daripada pembelajaran. Siswa kelas kontrol hanya diberikan catatan biasa dalam pembelajaran. Tidak ada warna, simbol dan gambar. Terlihat biasa-biasa saja dan kurang menarik. Sehingga membuat siswa bosan dan tidak bersemangat dalam hal mencatat hal-hal yang penting dalam pembelajaran. Keadaan juga sama saat menyampaikan hasil diskusi mereka. Kesimpulannya siswa kelas kontol tidak ada ketertarikan dalam hal mencatat. Karena hal ini sudah terbiasa di kelas, setiap belajar pasti mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran aktif menggunakan mind map mampu memberikan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa dan ketuntasan belajar, menambah sifat ilmiah, dapat menimbulkan kerja sama dengan orang lain,
mengembangkan
kemampuan
berpikir
analitis
dan
kreatif,
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Sesuai dengan tujuan pembelajaran ilmu mata pelajaran biologi di SMA/MA.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati yang signifikan. Dengan temuan sebagai berikut, mind map mengatur informasi yang diperoleh siswa, mind map membiarkan kognitif siswa terasah, mind map digunakan sebagai simpanan memori, mind map membantu pengulangan dan ringkasan siswa, mind map membantu koneksi informasi baru bermakna dengan pengetahuan yang diberikan,
dan
siswa
dilatih
untuk
berimajinasi,
berkreasi
dalam
mengungkapkan idenya sendiri. Siswa menjadi terlatih membuat mind map dan kemampuan berimajinasi dengan lebih baik. Terlihat siswa selalu tidak puas terhadap mind map yang telah dibuatnya. Membuat mind map melibatkan pemikiran yang tidak terbatas. Dengan membuat mind map dapat melihat masalah dari berbagai aspek dan mengaitkan antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya. Kreativitas dan imajinasi siswa terasah dengan baik. Tidak terpaku dengan apa yang dijelaskan oleh guru. Secara umum kemampuan kognitif meningkat khususnya hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi.
B. Saran Dari hasil penelitian penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
model
pembelajaran
aktif
menggunakan mind map dapat dijadikan alternatif model pembelajaran di sekolah.
64
2. Selain itu, adanya interaksi antara model pembelajaran dengan hasil belajar, memberikan gambaran bagi guru untuk selektif memilih model pembelajaran yang akan diterapkan di sekolah. 3. Penerapan model pembelajaran aktif menggunakan mind map ini tidak hanya digunakan untuk pembahasan konsep keanekaragaman hayati tetapi konsep-konsep lain. 4. Dalam menerapkan model pembelajaran aktif menggunakan mind map perlu dilakukan persiapan yang matang agar diperoleh hasil yang optimal sesuai yang diharapkan. 5. Guru harus sering melatih siswa dalam membuat mind map baik secara individu maupun kelompok dalam bentuk tugas atau catatan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, Dwi. Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Interaktif pada Konsep Sistem Pernapasan Pada Manusia (Skripsi). Prodi Pendidikan Biologi Jurusan PIPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 1429 H/2008 M (online). Tersedia: http://idb4.wikispaces.com. Diaskes 29 Desember 2009. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta. _______, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arnyana, Ida Bagus Putu. Pengembangan Peta Pikiran Untuk Meningkatkan Kecakapan berpikir Kreaif Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No. 3 TH XXXX Juli 2007. Diterbitkan oleh Univ. Pendidikan Ganesha. Aryulina, Diah dkk.. 2004 Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis. Brinkmann, Astrid. Knowlegde Maps – Tools Building Structure in Mathematics. Tersedia:
[email protected]. Diakses 9 Juni 2010. Budd, John W.. 2003. Mind Map As Classroom Exercises. Minneapolis: Industrial Relations Landgrant Term Professor Industrial Relation Center University of Minneasota. Tersedia:
[email protected]. Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia. Dalvi. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Agama dengan Menggunakan Metode Belajar Aktif Tipe Kuis Tim di Kelas VIB MI Diniyah Puteri Padang Pajang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2005/2006. Jurnal Guru, No.1 Vol. 3 Juli 2006. Diterbitkan oleh Diknas Pendidikan Kota Padang Panjang. Fidiana, Inayati Ulya. Efektivitas Penggunaan Metode Mind Maps Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Pokok Bahasan "Sistem Peredaran Darah Manusia" Pada Siswa Kelas VIII Mts Negeri Ngemplak Yogyakarta (online). Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008. Tesedia: digilib.uinsuka.ac.id. Diakses tanggal 1 Desember 2009.
64
65
Gasong, Dina. Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagi Alternatif Mengatasi Masalah pembelajaran (online). Tersedia: www.gerejatoraja.com. Diakses 5 April 2010. Harish, Nazala. Mind Mapping (online), idesign.blogspot.com. Diakses 27 Januari 2010.
tersedia:
http://lahar-
Hariwijaya dan Triton P.B.. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis. Yogyakarta: Oryza. Hartono. 2008. Strategi Pembelajaran Active Learning (online). Tersedia: http://sditalqalam.wordpress.com/2008/01/09/strategi-pembelajaran-activelearning/. Diakses 27 Januari 2009. Hasan, S. Hamid, dkk.. 2007. Menggugat Ujian Nasional. Jakarta: Teraju. Herlanti, Yanti. Strategi Pengolahan Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Edusains Vol. 1 No. 1, Juni 2008. Diterbitkan oleh CSE Jurusan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hernowo. 2004. Bu Slim dan Pak Bil Membincangkan Pendidikan di Masa Depan: Ihwal Life Skills, Portofolio, Kontruktivisme, dan Kompetensi. Bandung: MLC. Isjoni, dkk,. 2007.Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s. Junaedi, dkk.. 2008. Strategi Pembelajaran. Surabaya: LAPIS PGMI. Karatri, Atiek Sri. Efektivitas Mencatat dengan Metode Peta Pikiran dan Metode Outline untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Pada Siswa Sekolah Menengah Umum. Tesis Program Studi Psikologi Minat Utama Psikologi Pendidikan Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada 2002. Legowo, Bagus Taruno. 2009. Freemind: Mind Mapping Software. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Meltzer, David E.. The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible “Hidden Variable” In Diagnostics Pretest Scores (online). Tersedia : www.physiceducation.net. Diakses 19 Desember 2009.
66
Mirna. Pembelajaran Berdasarkan Teori Konstruktivis. Jurnal Pendidikan Edukasi vol. 4 Oktober 2003 Th. II. Padang: FKIP Univ. Bung Hatta.Rosyada, Dede. Pendidikan Multikultur Melalui Pendidikan Agama Islam. Jurnal Didaktika Islamika vol. IV No. 1 Juni 2005. Diterbitkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univ. Bung Hatta. Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. Nong, Bang Khanh, dkk.. Integrate the Digital Mindmapping into Teaching and Learning Psychology (online). Teacher Training Component – ICT, VVOB Education Program Vietnam. Tersedia: www.unescobkk.org. Diakses 13 Januari 2010. Pardjono. Active Learning: The Dewey, Piaget, Vygotsky, and Constructivist Theory Perpectives. Jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 9 No. 3 Agustus 2002. Diterbitkan oleh LPTK dan ISPI. Paykoç, Fersun, dkk.. 2004. What are the Major Curriculum Issues?: the Use of Mindmapping as a Brainstorming Exercise. Turkey: Middle East Technical University. Ramli, Munaspriyanto. Pembelajaran Sains Menyenangkan dengan Metode Konstruktivisme. Jurnal Pendidikan IPA Metamorfosa, Vol 1 No 2 Oktober 2006. Diterbitkan oleh CSE Jurusan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. Rostikawati, R. Teti. Mind Mapping Dalam Metode Quantum Learning Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Dan Kreatifitas Siswa (online). Biology Education Study Program FKIP UNPAK. Tersedia : http://www.sman 1-btg.sch.id. Diakses 29 November 2009. Rosyada, Dede. Pendidikan Multikultur Melalui Pendidikan Agama Islam. Jurnal Didaktika Islamika vol. IV No. 1 Juni 2005. Diterbitkan oleh FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rustaman, Nuryani Y. dkk.. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang:Universitas Negeri Malang. Sagala, Syaiful. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta,.
67
Samadhi, T.M.A. Ari. 2008. Pembelajaran Aktif (Active Learning). Teaching Improvement Worksop, Engineering Education Development Project ADB Loan No. 1432-INO. Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain SistemPembelajaran. Jakarta: Kencana. Sayuti, Wahdi. Model Pembelajaran Konstruktivisme. Jurnal Kependidikan Keislaman dan Kebudayaan Didaktika Islamika, Vol. VI No. 1 Juni 2005. Diterbitkan oleh FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sefnath, Nuniary. Prinsip-Prinsip Belajar Aktif dalam Proses Belajar Mengajar (Suatu Implikasi Belajar Mengajar Optimal). Jurnal Kependidikan Vol.1, No.2 November 2004. Diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNPATTI. Shaffat, Idri. 2009. Optimized Learning Strategy: Pendekatan Teoritis dan Praktis Meraih Keberhasilan Belajar. Jakarta: Prestasi Pustaka. Shaleh, Abdul Rahman. 2008. Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana. Sidik, Muhammad Hasan. Penerapan Model Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Energi Gerak di Kelas III SD Negeri I Cilengkranggirang Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon (Proposal Skripsi). Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang, 2008. Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: PT. Nusamedia. Simamora, Bachtiar. 2008. Baldrige Daftar Istilah: Pembelajaran Aktif (online), tersedia: www.baldrigeindo.com. Diakses 27 Januari 2009. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Sofyan, Ahmad, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sulistyowati, Endah. Keanekaragaman Hayati (online), tersedia: hhtp://endahsulistyowati.wordpress.com. Diakses 22 November 2009.
68
Suparmi. Efektivitas Pendekatan Konstruktivisme dengan Penerapan Mind Mapping pada Proses Pembelajaran Materi Sistem Regulasi Manusia di SMA 1 Unggaran (online). Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2008. Tersedia: www.unes.ac.id. Diakses 3 Maret 2010. Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Surianto. Teori Pembelajaran Konstruktivisme (online). http://surianto200477.wordpress.com. Diakses 1 Juni 2010.
Tersedia:
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekaatn Baru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Trianto S.. 2007. Model-Model Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi pustaka.
Inovatif
Berorientasi
Waruwu, Fidelis E.. Mind Mapping (online),Education Training & Consultant. tersedia: http:www.edutraco.com atau
[email protected]. Diakses 27 Januari 2009. Widyandani, Benedicta S.B. 2008, Mind Mapping Alat Berpikir Efektif (online), tersedia: http://izzuddin.com. Diakses 27 Januari 2009. Zulaiha, Hidayati. Penggunaan Metode Mind Map Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Biologi Materi Sistem Peredaran Darah (online). Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id. Diakses 1 Desember 2009. Yustini, dkk.. Upaya Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Biologi Melalui Penggunaan Peta Konsep pada Siswa Kelas II4 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 2004/2005. Jurnal Biogenesis Vol. 2(2):59-60, 2006. Laboratorium Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru.
ANGKET UNTUK SISWA (PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF)
Nama Sekolah Nama Siswa Kelas
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan : :X
PETUNJUK UMUM A. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan, kemudian jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. B. Berikanlah tanda Chek list (√) untuk jawaban yang tepat berdasarkan pendapat anda sendiri pada kolom SS bila kamu sangat setuju, S bila kamu setuju, TDT bila kamu tidak tahu, TS bila kamu tidak setuju, dan STS bila kamu sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. C. Angket ini hanya di buat untuk kepentingan ilmiah dalam rangka menyusun penelitian tidak ada tujuan lain. Oleh karena itu jawaban kamu akan di jamin kerahasiannya dari siapapun. D. Terima kasih atas kesediaan kamu untuk mengisi angket ini. No 1
2 3 4
5 6
7 8
9
Pernyataan Saya menyukai pelajaran biologi karena biologi berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Saya selalu mempersiapkan diri sebelum mengikuti pelajaran biologi Materi biologi sulit saya pahami karena materi biologi terlalu banyak. Saya bersemangat belajar biologi dengan menggunakan mind map. Karena merupakan hal baru bagi saya. Saya suka membaca buku pelajaran biologi Saya lebih menyukai materi biologi dengan baik dengan pembelajaran aktif menggunakan mind map. Saya merasa tertantang dengan soal-soal yang diberikan pada proses pembelajaran. Pembelajaran dengan model pembelajaran aktif membut saya terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas Pembelajaran menggunakan mind map membuat saya lebih mandiri dan kreatif dalam mengerjakan tugas.
SS
S
TDT
TS
STS
10
11
12
13 14
15
16
17 18 19 20
Pembelajaran dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map membuat saya tegang dan kurang menyenangkan. Materi yang diajarkan dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map ini semakin sulit saya pahami. Materi yang diajarkan dengan model pembelajaran aktif menggunakan mind map lebih menarik untuk saya dibanding dengan pembelajaran seperti biasa. Saya senang dan bersemangat mempelajari biologi dengan model pembelajaran aktif Pembelajaran dengan model pembelajaran aktif membuat saya bosan dan tidak minat terhadap pembelajaran di kelas Pembelajaran dengan model pembelajaran aktif membuat saya lebih berani mengungkapkan pendapat dan menyanggah pendapat orang lain. Soal-soal yang diberikan terlalu sulit dikarenakan saya belum memahami konsep yang diajarkan oleh guru. Soal yang diberikan sesuai dengan konsep yang diajarkan Soal-soal yang diberikan berkaitan dengan konsep keanekaragaman hayati Membuat mind map sangat menyenang bagi saya dan menantang kreativitas saya. Mind map memudahkan saya dalam hal mencatat materi pelajaran dan menggali potensi saya secara menyeluruh.
Gambar Mind Map Siswa
LEMBAR OBSERVASI
Lokasi
: SMAN 8 Kota Tangerang Selatan
Kelas
: X-3
Konsep
: Keanekaragaman Hayati
Bidang Studi
: Biologi
Pertemuan ke-
:
No
Aspek yang diamati
1
Apersepsi
2
Eksplorasi
3
Diskusi
4
Aplikasi
Hasil Pengamatan SB
B
C
K
SK
Keterangan : SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup, K : Kurang, SK :Sangat Kurang ( Diisi dengan tanda √ ) Catatan:
Ciputat,………………….2010 Observer
(Nama Obsever)
Kisi-Kisi Instrumen
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: X/ 2
Standar Kompetensi
: Memahami manfaat keanekaragaman hayati
Kompetensi Dasar
: 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, ekosistem melalui kegiatan pengamatan 3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia, dan Usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam
No. Soal 1
Indikator Menjelaskan hewan yang termasuk tingkat jenis
Contoh Soal Kelompok hewan yang termasuk keragaman jenis adalah…. a.
Kambing, sapi, bebek
b.
Ayam horn, ayam kate, ayam walnut
c.
Ayam horn, angsa, burung pelikan
d.
Ayam, tikus, kambing
e.
Kucing, anjing, tikus
Jenjang Kognitif C2
Jawaban: C 2
Mendefisinikan istilah konsep keanekaragaman hayati
Hewan yang unik dan hanya ditemukan di suatu daerah atau pulau tertentu
C1
disebut…. a.
Kosmopolit
c. Endemik
b.
Variasi
d. Keanekaragaman
e. Natural
Jawaban: C 3
Menjelaskan faktor yang mendasari biodiversitas
Faktor-faktor penyebab terjadinya keanekaragaman spesies yaitu…. a.
genetik
b.
interaksi dengan lingkungan
c.
lingkungan
d.
habitat
e.
genetik dan interaksi dengan lingkungan
C2
Jawaban: E 4
Menjelaskan tujuan klasifikasi makhluk hidup
Salah satu tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah…. a.
melestarikan jenis makhluk hidup
b.
memberi nama ilmiah untuk setiap makhluk hidup
c.
menentukan ciri setiap makhluk hidup
d.
mengelompok objek studi
e.
menentukan persamaan sifat di antara makhluk hidup
Jawaban: D
C2
5
Mengidentifikasi suatu ekosistem
Perhatikan ciri-ciri suatu daerah dengdi bawah ini:
C4
- banyak ditemui semak-semak - jarang ada pohon besar - musim kemarau yang panjang Daerah tersebut adalah…. a. Stepa
c. hutan musim
b. Sabana
d. hutan hujan tropis
e. padang rumput
Jawaban: B 6
Membandingkan perbedaan antara suatu jenis tumbuhan
Setelah mendeterminasi dua jenis tanaman seorang siswa menemukan dua
C2
spesies tanaman tersebut yaitu Hibiscus rosasinensis dan Hibiscus tiliaceus. Berdasarkan nama tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman tersebut adalah…. a. Spesies sama, genus berbeda b. Genus berbeda, familia berbeda c. Genus sama, spesies berbeda d. Familia sama, genus berbeda e. Genus berbeda, familia sama Jawaban: C
7
Membedakan perbedaan klasifikasi tumbuhan tingkat tinggi
Penggolongan (klasifikasi) pada tumbuhan tingkat tinggi berdasarkan pada
C2
perbedaan… a. penyebaran geografis
d. struktur alat reproduksi
b. ukuran dan warna
e. daur hidup
c. susunan akar, batang, dan daun Jawaban: C 8
Memperkirakan dasar utama klasifikasi makhluk hidup
Dasar utama klasifikasi makhluk hidup adalah adanya persamaan dan perbedaan. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar....
C2
a. makhluk hidup mempunyai banyak persamaan dimasukkan ke dalam takson yang lebih rendah b. makhluk hidup mempunyai banyak persamaan dimasukkan ke dalam takson yang lebih tinggi c. makhluk hidup mempunyai sedikit persamaan dimasukkan ke dalam takson yang lebih rendah d. jenis makhluk hidup pada takson yang rendah mempunyai banyak perbedaan e. jenis makhluk hidup pada takson yang tinggi mempunyai sedikit perbedaan Jawaban: A 9
Menyatakan penulisan nama makhluk hidup yang benar
Cara penulisan suatu spesies menurut prinsip binomial nomenklatur yang benar adalah…. a. cattleya gigas
c. Cattleya Gigas
C1
b. cattleya gigas
d. Cattleyagigas
e. Cattleya gigas
Jawaban: E 10
Mendefinisikan istilah taksonomi
Pengertian taksonomi adalah….
C1
a. Penentuan jenis makanan dari berbagai kelompok organisme b. Penentuan kelompok organisme dari berbagai jenjang c. Penentuan lingkungan hidup berbagai jenis organisme d. Penentuan jumlah kelompok suatu organisme e. Penentuan nama-nama kelompok organisme tertentu Jawaban: B
11
Membedakan antara keanekaragman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem
Kelapa hijau, kelapa gading, kelapa kopyor, kelapa hibrida merupakan
C2
keanekaragaman tingkat…. a. Genetika
c. Jenis
b. Populasi
d. Ekosistem
e. Komunitas
Jawaban: A 12
Memberi contoh tumbuhan khas di Indonesia
Pohon kayu gaharu dan pohon buah matoa, keduanya merupakan tumbuhan
C2
flora malesiana yang khas dari daerah…. a. Kalimantan
c. Papua
b. Sulawesi
d. Sumatera
e. Ambon
Jawaban: C 13
Menjelaskan sistem nama ilmiah makhluk hidup
Sistem pemberian nama makhluk hidup oleh Carolus Linnaeus adalah…. a. Nomenklatur binomial
c. Monomial
b. Polinomial
d. Dinomial
C2
e. Tetranomial
Jawaban: A 14
Menyusun urutan takson dalam klasifikasi makhluk hidup
Urutan takson klasifikasi makhluk hidup dari yang terendah hingga
C1
tertinggi adalah…. a. Spesies – genus – famili – ordo – kelas – filum b. Spesies – famili – ordo – genus – kelas – filum c. Spesies – filum – kelas – ordo – famili – genus d. Filum – kelas – ordo – famili – genus – spesies e. Famili – ordo – kelas – famili – genus – spesies Jawaban: A
15
Mengidentifikasi klasifikasi keanekaragaman hayati
Seorang ahli botani mengelompokkan pinang, kelapa, lontar dan aren dalam satu kelompok. Ahli botani melakukan pengamatan. Hasil pengamatan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini. No
Ciri-ciri
Kelapa
Aren
Pinang
Lontar
1
Tinggi
> 30 m
25 m
25 m
15-25 m
-Panjang
Panjang
Tangkai
-Panjang
tangkai daun
tangkai
daun
tangkai daun
75-150 cm
daun 150
pendek
100 cm
Batang 2
Daun
C4
-Helaian
cm
-Helaian
daun 5 m,
daun bulat,
ujungruncin
tepi daun
g dan keras
bercabang menjari
3
Bunga
tongkol
tongkol
tongkol
bulir
Pengelompokkan seperti ini merupakan klasifikasi…. a. Buatan
c. Filogenik
b. Artifial
d. Alamiah
e. Jenis
Jawaban: C 16
Menjelaskan upaya pelestarian keanekaragaman hayati
Salah satu upaya pelestarian keanekaragaman hayati adalah....
C2
a. penanaman pohoh-pohon pembatas jalan raya b. uji emisi buangan gas terhadap kendaraan bermotor c. melalui program kali bersih bagi sungai yang tercemar d. dilakukannya sistem tumpang sari pada penanaman pertanian e. pencanangan melati sebagai puspa nasional dan komodo pada satwa nasional Jawaban: E
17
Menunjukkan resiko akibat pembangunan
Pembangunan tidak selamanya mendatangkan manfaat, tetapi juga
C3
mendatangkan resiko. Berikut ini merupakan contoh resiko akibat pembangunan adalah … . a. berkurangnya lahan pangan akibat pembangunan waduk b. pemindahan pemukiman penduduk akibat pembangunan waduk c. punahnya kehidupan flora dan fauna akibat pembukaan lahan d. hilangnya
daerah resapan air akibat pembangunan pemukiman di
kawasan puncak e. adanya penampungan air akibat terjaminnya persediaan air untuk irigasi dan kebutuhan lain Jawaban: C 18
Mendefinisikan macam pelestarian keanekaragaman hayati
Hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai daerah perlindungan
C1
keanekaragaman disebut dengan …. a. cagar alam
c. cagar budaya
b. hutan lindung
d. taman nasional
e. suaka margasatwa
Jawaban: A 19
Menggambarkan ciri-ciri suatu ekosistem
Seorang ahli zoologi menemukan katak bertanduk. Katak tersebut ditemukan di daerah berpasir, kering, dan gersang. Selain katak bertanduk, juga terdapat ular, kadal, semut dan hewan rodentia. Daerah tersebut terdapat tumbuhan menahun memiliki lapisan kutikula tebal, penguapan air sangat tinggi, dan curah hujan rendah. Suhu malam hari sangat dingin dan suhu siang hari sangat panas. Daerah tersebut terdapat oase. Berdasarkan
C4
ciri-ciri di atas, maka daerah tersebut adalah…. a. Gurun
c. Tundra
b. Taiga
d. Hutan gugur
e. Hutan basah
Jawaban: A 20
Memperkirakan persamaan ekosistem Indonesia dengan Asiatik
Yang mencirikan bahwa ekosistem di Indonesia bagian barat adalah setipe
C2
dengan ekosistem di Asia (Oriental) adalah…. a. terdapat berbagai jenis burung yang sangat indah bulunya b. dijumpai berbagai jenis kera yang bertubuh besar c. memiliki berbagai jenis binatang biawak d. memiliki jenis hewan yang sangat langka di dunia e. memiliki banyak macam ikan, baik ikan laut maupun ikan air tawar Jawaban: B
21
Memberi contoh hewan langka dan khas suatu daerah
Hewan yang merupakan jenis langka dan khas yang hidup di hutan yang
C2
terdapat di pulau Sulawesi…. a. babi rusa dan komodo
d. orang utan dan mawas
b. burung cenderawasih dan maleo
e. babi rusa dan orang utan
c. burung maleo dan babi rusa Jawaban: C 22
Memberi contoh pelestarian in situ
Berikut
ini
merupakan
usaha-usaha
manusia
untuk
pelestarian
C2
keanekaragaman hayati Indonesia agar tidak mengalami kepunahan: 1. pelestarian badak bercula satu di Ujung Kulon 2. penanaman tanaman bibit tradisional seperti temulawak dan temu ireng di Cibinong 3. pelestaian bunga bangkai Rafflesia arnoldi di Bengkulu 4. pelestarian tanaman-tanaman angkah di Kebun Raya Bogor 5. pelestarian orang utan dalam tempat penangkaran di kebun binatang Ragunan 6. pelestaian lumba-lumba air tawar (pesut) di sungai Mahakam Kalimantan Dari usaha-usaha di atas tergolong pelestarian in situ adalah yang bernomor…. a. 1, 2, dan 3
c. 1,3, dan 6
b. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e . 3, 5, dan 6
Jawaban: C 23
Menarik kesimpulan mengenai takson suatu makhluk hidup
Seseorang menemukan dua jenis katak di hutan tropis yaitu, katak hijau (Rana macrodon) dan katak macan (Rana tigrina). Kedua jenis katak memiliki persamaan ciri sebagai berikut: - mempunyai ruas-ruas tulang belakang - mempunyai tulang tengkorak - tubuh simetris bilateral
C4
- rangka berupa rangka dalam berdasarkan ciri-ciri tersebut, katak hijau dan katak macan termasuk ke dalam takson yang sama, yaitu…. a. Phylum Chordata
c. Classis Amfibia
b. Subphylum Vertebrata
d. Ordo Anura
e. Genus Rana
Jawaban: B 24
Menunjukkan ciri-ciri suatu bioma
Perhatikan tabel berbagai flora dan fauna pada beberapa bioma di bawah ini! Jenis
Tundra
Sabana
Flora
Berbagai jenis rumput Lumut kerak Rusa kutub
Berbagai jenis pohon
Fauna
Jerapah kijang Zebra Singa macan tutul
Padang rumput Rumput tumbuhan non rumput
Hutan bakau Rhizopora, avicennia, Soneralia
Taiga
Bison mustang
Ikan, hewan melata
Serigala beruang
C3
Kelompok pohon berdaun jarum
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa bioma yang memiliki komunitas keanekaragaman tinggi adalah…. a. tundra
c. sabana
b. padang rumput
d. hutan bakau
e. taiga
Jawaban: C 25
Menjelas flora khas beberapa daerah di Indonesia
Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang keanekaragman
C2
sangat tinggi dan mempunyai nilai ekonomis. Pohon kayu manis merupakan tumbuhan khas dari…. a. Jawa Timur
d. Sulawesi Utara
b. Kalimantan Selatan
e. Sumatera Barat
c. Nusa Tenggara Barat Jawaban: E 26
Menjelaskan ciri-ciri suatu spesies
Dua makhluk hidup menempati daerah yang sama dapat disebut satu
C2
spesies, apabila memiliki ciri…. a. Warna rambut, dan habitatnya sama b. Warna dan bentuk rambut sama c. Jenis dan cara makannya sama d. Cara reproduksi dan jumlah anaknya sama e. Menghasilkan keturunan yang fertil dalam perkawinannya Jawaban: E
27
Menghubungkan perubahan lingkungan dengan keanekaragaman hayati
Jika perubahan lingkungan yang dilakukan oleh manusia menyebabkan salah satu rantai keanekaragaman hayati berkurang, maka kemungkinan akan terjadi adalah…. a. Komunitas yang tersisa akan bertahan hidup b. Spesies yang biasa dimangsa akan tumbuh dengan baik, dan yang
C3
lainnya tidak terpengaruh c. Dapat menyebabkan hilangnya plasma nutfah yang lainnya d. Bertambahnya kemampuan tumbuhan menyerap zat hara e. Kesuburan tanah akan meningkat Jawaban: C 28
Menyusun daftar 5 kingdom menurut Whittaker
Pengelompokkan makhluk hidup dalam 5 kingdom. Menurut Whitaker
C1
meliputi…. a. Virus, Monera, Protista, Plantae dan Animalia b. Virus, Monera, Fungi, Plantae dan Animalia c. Virus, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia d. Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia e. Monera, Protista, Thallophyta, Kormophyta dan Animalia Jawaban: D
29
Menjelaskan kingdom yang termasuk organisme heterotrof
Kingdom yang tergolong dalam kelompok dalam organisme heterotrof
C2
adalah…. a. Animalia, Monera, dan Plantae
d. Plantae, Fungi, dan Monera
b. Animalia, Protista, dan Plantae
e. Plantae, Animalia, dan Protista
c. Animalia, Virus, dan Fungi Jawaban: AC 30
Menjelaskan unsur-unsur perbedaan dalam keanekaragaman hayati
Keanekaragaman tingkat jenis terbentuk dengan didasari oleh unsur-unsur
C2
seperti perbedaan…. a. Habitat, makanan, dan gen b. Habitat, tingkah laku, dan lingkungan c. Gen, komposisi gen, dan penampilannya d. Morfologi, anatomi dan fisiologi e. Morfologi, gen dan lingkungan Jawaban: D
31
Menunjukkan hewan yang termasuk fauna tipe Asiatik, Australis, dan Peralihan
Perhatikan gambar berikut ini. Hewan ini merupakan fauna tipe…. a.
Asiatik
d. Afrika
b.
Australis
e. Eropa
c.
Peralihan
C3
Jawaban: C 32
Membedakan berbagai macam keanekaragaman hayati
Pernyataan berikut ini yang benar yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati ialah …. a. Keanekaragaman rumput di tempat yang teduh berbeda dengan keanekaragaman rumput yang terbuka b. Keanekaragaman hewan air di sepanjang aliran sungai sama c. Keanekaragaman hayati di sebuah danau sama dengan keanekaragaman
C2
hayati dari sungai yang mengalir d. Keanekaragaman hewan laut di pantai manapun sama e. Keanekaragaman spesies tidak ditentukan oleh kondisi lingkungan Jawaban: E 33
Menjelaskan kerugian sistem pertanian terhadap keanekaragaman hayati
Sistem pertanian dapat mengancam keanekaragaman hayati karena …
C2
a. Dilakukan secara monokultur, artinya hanya menanam satu jenis tanaman b. Meningkatnya kebutuhan pangan yang menyebabkan pembukaan lahan baru dari lahan hutan c. Membutuhkan banyak air, sehingga semua air digunakan untuk mengairi sawah d. Penggunaan pestisida dapat merusak lingkungan e. Lahan persawahan menjadi miskin nutien karena terus menerus ditanami Jawaban: D
34
Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi biodiversitas
Jika pada bagian hutan dibuat jalan yang membuka hutan, mempengaruhi
C2
bagi biodiversitas ialah …. a. meningkatnya pengawasan terhadap hutan b. menurunnya biodiversitas karena habitat makin terbatas c. hilangnya biodiversitas karena manusia akan langsung menyerbu hutan d. biodiversitas terjaga karena makin banyak masyarakat yang mengawasi e. biodiversitas tidak berubah karena penebangan hutan tetap dilanggar Jawaban: B
35
Menunjukkan konservasi keanekaragaman hayati
Daerah konservasi ini pengawasannya sangat ketat. Diperlukan izin khusus
C3
untuk memasuki kawasan tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan makhluk hidup di kawasan tersebut seperti aslinya tanpa campur tangan manusia. Tempat yang dimaksud adalah …. a. hutan lindung
c. kebun raya
b. taman nasional
d. cagar alam
e. hutan wisata
Jawaban: C 36
Menjelaskan kegiatan industri berwawasan lingkungan
Berikut yang bukan merupakan kegiatan industri berwawasan lingkungan
C2
adalah…. a. bahan baku diambil dari lingkungan, limbah dibuang ke lingkungan b. pengambilan bahan baku tidak merusak lingkungan c. proses produksi memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja d. mesin yang digunakan aman, ramah lingkungan, dan hemat energi e. membuat unit pengolah limbah Jawaban: A
37
Menjelaskan penyebab Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
Penyebab utama Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi adalah… a. terletak antara 2 benua dan 2 samudera
C2
b. memiliki flora dan fauna yang mirip dengan oriental maupun australis c. memiliki iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi d. merupakan daerah yang dilalui migrasi hewan-hewan e. merupakan daerah kepulaaun yang terpisah dari dataran benua Asia Jawaban: A 38
Mencocokkan hubungan antara kelestarian alam dengan derajat hidup manusia
Hubungan kelestarian alam dengan derajat hidup manusia adalah ….
C1
a. kelestarian alam yang menjamin baiknya perekonomian b. kelestarian alam menunjukkan manusia sudah dapat menghargai alam dan kebutuhan hidup terpenuhi tanpa merusak alam c. alam yang baik menunjukkan tingginya pendidikan karena manusia sudah mengerti pentingnya alam d. tingginya kekayaan alam menunjukkan kekayaan suatu negara e. kepedulian lingkungan dapat melampaui batas negara sehingga dapat menyatukan umat manusia Jawaban: B
39
Menunjukkan hubungan hewan Indonesia dengan daerah Asiatik dan Australis
Perhatikan tabel berikut! Kawasan Indonesia Barat A. Merak B. Siamang C. Tapir D. Badak E. Kasuari
C3 Kawasan Indonesia Timur Cenderawasih Orang utan Kangguru Kangguru Anoa
Hewan-hewan Indonesia yang ada hubungannya dengan daerah Oriental dan Australis adalah…. a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
Jawaban: A 40
Menunjukkan kekerabatan suatu makhluk hidup
Seorang siswa melakukan klafikasi pada lima jenis tumbuhan berbeda. Hasil pengamatannya menunjukkan perbedaan signifikan. Di bawah ini adalah ciri-ciri beberapa tumbuhan yang telah diidentifikasi oelah siswa tersebut: I. Akar serabut, tidak bercabang, daun sejajar, dan bunga bertandan II. Akar tunggang, bercabang, daun menyirip, dan bunga berbentuk bintang III. Akar tunggang, bercabang, daun menjari, dan bunga bertandan IV. Akar serabut, bercabang, daun sejajar, dan bunga bertandan V. Akar tunggang, bercabang, daun menyirip, dan bunga bertandan Jenis tumbuhan yang erat hubungan kekerabatannya adalah…. a. I dan II
c. I dan IV
b. I dan III
d. III dan IV
Jawaban: C
e. IV dan V
C3
Penghitungan Mean, Median, dan Modus serta Distribusi Frekuensi untuk Skor Hasil Pre test Siswa Kelas Kontrol
Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretes siswa kelas kontrol, diketahui data skor hasil pretes siswa kelas kontrol sebagai berikut: 16 28 36 40 48
16 32 36 40 48
20 32 36 40 48
24 32 40 40 52
24 32 40 40 56
24 32 40 40
24 36 40 44
24 36 40 44
Tabel: Skor Hasil Pre test Siswa Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
X 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 396
f 2 1 5 1 5 5 11 2 3 1 1 37
X2 256 400 576 784 1024 1296 1600 1936 2304 2704 3136 16016
f.X 32 20 120 28 160 180 440 88 144 52 56 1324
f.X2 512 400 2880 784 5120 6480 17600 3872 6912 2704 3136 50400
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 56 dan data terkecil = 16, dengan menggunakan rumus: R =H– L = 56 – 16 = 40 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 37 = 1 + 3,3 (1,57) = 1 + 5,181 = 6,181 ≈ 6
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: ren tan g ( R) 40 i = = = 6.67 ≈ 7 banyak kelas ( K ) 6 Tabel: Distribusi Frekuensi Pre test Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7
Interval Kelas 16 – 21 22 – 27 28 – 33 34 – 39 40 – 45 46 – 51 52 – 57
Titik Tengah 18.5 24.5 30.5 36.5 47.5 48.5 54.5
Batas Bawah 15.5 21.5 27.5 33.5 39.5 45.5 51.5
Batas Atas 21.5 27.5 33.5 39.5 45.5 51.5 57.5
Frekuensi Absolut Relatif 3 8.10 % 5 13.51 % 6 16.22 % 5 13.51 % 13 35.14 % 3 8.10 % 2 5.40 %
4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu: fX 1324 = 35.78 M = = 37 f 5. Menentukan median (nilai tengah), yaitu: N 1 37 1 Posisi median = = = 19 2 2 Median = 36 (di posisi 19) 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu: Mo = 40
Penghitungan Mean, Median, dan Modus serta Distribusi Frekuensi untuk Skor Hasil Pretes Siswa Kelas Eksperimen
Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil pretes siswa kelas eksperimen, diketahui data skor hasil pre test siswa kelas eksperimen sebagai berikut: 20 32 36 40 52
24 32 40 44 56
24 32 40 44 56
28 36 40 44 60
28 36 40 44 60
28 36 40 44
32 36 40 48
32 40 40 48
Tabel: Skor Hasil Pre test Siswa Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
X 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 440
f 1 2 3 5 5 9 5 2 1 2 2 37
X2 400 576 784 1024 1296 1600 1936 2304 2704 3136 3600 19360
f.X 20 48 84 160 180 360 220 96 52 112 120 1452
f.X2 400 1152 2352 5120 6480 14400 9680 4608 2704 6272 7200 60368
Langkah-langkah yang diperlikan dalam menyusun table distribusi frekuensi adalah: 1. menentukan rentang, yaitu dta terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 56 dan data terkecil = 16, dengan menggunakan rumus: R =H– L = 60 – 20 = 40 2. menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 37 = 1 + 3,3 (1,57) = 1 + 5,181 = 6,181 ≈ 6 (hasil pembulatan)
3. menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: ren tan g ( R) 40 i = = = 6.67 ≈ 7 banyak kelas ( K ) 6
Tabel: Distribusi Frekuensi Pretes Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6
Interval Kelas 20 – 26 27 – 33 34 – 40 41 – 47 48 – 54 55 – 61
Titik Tengah 23 30 37 44 51 58
Batas Bawah 19.5 26.5 33.5 40.5 47.5 54.5
Batas Atas 26.5 33.5 40.5 47.5 54.5 61.5
Frekuensi Absolut Relatif 3 8.10 % 8 21.62 % 14 37.84 % 5 13.51 % 3 8.10 % 4 10.81 %
4. menentukan mean (rata-rata), yaitu: fX 1452 M = = 39.24 = 37 f 5. menentukan median (nilai tengah), yaitu: N 1 37 1 Posisi median = = = 19 2 2 Median = 40 (di posisi 19) 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu: Mo = 40
Penghitungan Mean, Median, dan Modus serta Distribusi Frekuensi untuk Skor Hasil Post test Siswa Kelas Kontrol
Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil post test siswa kelas kontrol, diketahui data skor hasil post test siswa kelas kontrol sebagai berikut: 44 60 64 72 76
48 64 64 72 76
48 64 64 72 80
56 64 68 72 80
56 64 68 72 84
56 64 68 76
56 64 68 76
60 64 72 76
Tabel: Skor Hasil Post test Siswa Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
X 44 48 56 60 64 68 72 76 80 84 652
f 1 2 4 2 10 4 6 5 2 1 37
X2 1936 2304 3136 3600 4096 4624 5184 5776 6400 7056 44112
f.X 44 96 224 120 640 272 432 380 160 84 2452
f.X2 1936 4608 12544 7200 40960 18496 31104 28880 12800 7056 165584
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun table distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu dta terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 56 dan data terkecil = 16, dengan menggunakan rumus: R =H– L = 84 – 44 = 40 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 37 = 1 + 3,3 (1,57) = 1 + 5,181 = 6,181 ≈ 6 (hasil pembulatan)
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakan rumus: ren tan g ( R) 40 i = = = 6.67 ≈ 7 (hasil pembulatan) banyak kelas ( K ) 6 Tabel: Distribusi Frekuensi Post test Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6
Interval Kelas 44 – 50 51 – 57 58 – 64 65 – 71 72 – 78 79 – 85
Titik Tengah 47 54 61 68 75 82
Batas Bawah 43.5 50.5 57.5 64.5 71.5 78.5
Batas Atas 50.5 57.5 64.5 71.5 78.5 85.5
Frekuensi Absolut Relatif 3 8.10 % 4 10.81 % 12 32.43 % 4 10.81 % 11 29.73 % 3 8.10 %
4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu: fX 2452 M = = = 66.27 37 f 5. Menentukan median (nilai tengah), yaitu: N 1 37 1 = = 19 Posisi median = 2 2 Median = 64 (di posisi 19) 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu: Mo = 64
Penghitungan Mean, Median, dan Modus serta Distribusi Frekuensi untuk Skor Hasil Post test Siswa Kelas Eksperimen
Persiapan tabel distribusi frekuensi skor hasil post test siswa kelas eksperimen, diketahui data skor hasil post test siswa kelas eksperimen sebagai berikut: 48 64 72 76 88
48 64 72 76 92
56 68 76 80 92
60 68 76 80 96
60 68 76 84 96
60 72 76 84
64 72 76 88
64 72 76 88
Tabel: Skor Hasil Post test Siswa Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
X 48 56 60 64 68 72 76 80 84 88 92 96 884
f 2 1 3 4 3 5 8 2 2 3 2 2 37
X2 2304 3136 3600 4096 4624 5184 5776 6400 7056 7744 8464 9216 67600
f.X 96 56 180 256 204 360 608 160 168 264 184 192 2728
f.X2 4608 3136 10800 16384 13872 25920 46208 12800 14112 23232 16928 18432 206432
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi adalah: 1. Menentukan rentang, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini data terbesar = 56 dan data terkecil = 16, dengan menggunakan rumus: R =H– L = 96 – 48 = 48 2. Menentukan banyaknya kelas interval yang diperlukan dengan menggunakan rumus: K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 37 = 1 + 3,3 (1,57) = 1 + 5,181 = 6,181 ≈ 6 (hasil pembulatan)
3. Menentukan panjang kelas interval (i), yaitu dengan menggunakn rumus: ren tan g ( R) 48 i = = =8 banyak kelas ( K ) 6
No 1 2 3 4 5 6 7
Tabel: Distribusi Frekuensi Post test Kelas Eksperimen Frekuensi Interval Titik Batas Batas Kelas Tengah Bawah Atas Absolut Relatif 48 – 55 51.5 47.5 55.5 2 5.40 % 56 – 63 54.5 55.5 63.5 9 24.32 % 64 – 71 67.5 63.5 71.5 4 10.81 % 72 – 79 75.5 71.5 79.5 13 35.13 % 80 – 87 83.5 82.5 87.5 4 10.81 % 88 – 95 91.5 87.5 95.5 5 13.51 % < 96 99.5 95.5 103.5 2 5.40 %
4. Menentukan mean (rata-rata), yaitu: fX 2728 M = = = 73.73 37 f 5. Menentukan median (nilai tengah), yaitu: N 1 37 1 Posisi median = = = 19 2 2 Median = 76 (di posisi 19) 6. Menentukan modus (nilai paling banyak muncul), yaitu: Mo = 76
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Mata pelajaran Kelas/semester Pertemuan keAlokasi waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: Biologi : X/2 :1 : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran) : 3. Memahami manfaat keanekargaman hayati : 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan.
Indikator: 1. mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem. 2. mengidentifikasi keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem melalui pengamatan. 3. membandingkan ciri keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem. Tujuan: 1. siswa dapat mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2. siswa dapat melakukan pengamatan mengenai keanekaragaman hayati 3. siswa dapat membandingkan ciri keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem. Model dan Metode Pembelajaran Model : pembelajaran aktif dengan mind map Metode : praktikum, diskusi
Materi ajar Keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem Peta Konsep
Keanekaragaman Hayati Terdiri Dari
Keanekaragaman tingkat gen
Keanekaragaman tingkat jenis
Dipengaruhi oleh
Keanekaragaman tingkat ekosistem yaitu
Gen
Terdiri dari
Variasi bentuk, warna, dll.
Kumpulan spesies berbeda jenis Dipengaruhi oleh
Lingkungan
Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan 1 Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu (menit)
Apersepsi
1. Menggali informasi seputar keanekaragaman hayati di sekitar lingkungan tempat tinggal siswa. 2. Mengajukan masalah misalnya dengan pertanyaan: ”Mengapa bunga bougenvile berbeda warna dalam satu pohon”. 3. Menjelaskan materi ini menggunakan mind map. 4. Mengelompokkan siswa sesuai dengan jumlah siswa di kelas.
1. Mengungkapkan apa saja mengenai keanekaragaman hayati di lingkungannya. 2. Salah satu siswa menjawab pertanyaan tersebut. 3. Duduk sesuai kelompok yang sudah ditentukan, semua anggota kelompok menyimak penjelasan tentang prosedur LKS yang diberikan guru.
10
Eksplorasi*
1. Meminta siswa membaca subkonsep keanekaragaman dan membuat mind map seperti yang dicontohkan oleh guru. 2. Meminta siswa untuk mengamati keanekaragaman hayati dengan menggunakan kegiatan praktikum. 3. Meminta siswa untuk memperhatikan gambar pada kegiatan praktikum. 4. Mengarahkan siswa untuk membandingkan gambar tersebut dengan aslinya. 5. Mengarahkan siswa untuk mencatat hasil pengamatannya.
1. Siswa membaca subkonsep keanekaragaman hayati dan membuat mind map. 2. Dalam kelompok siswa melakukan kegiatan melalui praktikum. 3. Mengamati gambar keanekaragaman tingkat gen, jenis, dan ekosistem. 4. Siswa membandingkan gambar keanekaragaman tersebut dengan aslinya 5. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja siswa.
45
Diskusi
1. Meminta siswa mendiskusikan hasil pengamatan untuk dipresentasikan 2. Meminta siswa menjawab pertanyaan pada LKS berdasarkan pengamatan. 3. Meminta wakil beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil praktikum 4. Meminta siswa lainnya untuk melakukan tanya jawab dalam diskusi.
Aplikasi
1. Memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk membacakan kesimpulan. 2. Menarik kesimpulan dari apa yang telah didiskusikan. 3. Mengingatkan untuk membaca materi minggu depan. 4. Memberikan tugas kepada siswa.
1. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam kelompoknya 2. Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada LKS berdasarkan hasil pengamatan 3. Mempresentasikan hasil praktikum oleh wakil beberapa kelompok 4. Berdiskusi dan tanya jawab mengenai praktikum
25
1. Salah satu siswa membacakan kesimpulan praktikum. 2. Mendengar guru mengenai kesimpulan diskusi. 3. Mendengarkan guru mengenai materi minggu depan yang harus dipelajari di rumah. 4. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
10
Sumber Belajar 1. Diah Aryulina, dkk.. 2004 Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis. 2. Buku Biologi yang relevan 3. Internet Penilaian 1. Pemahaman dan penerapan konsep: tugas keanekaragaman hayati yaitu mencari contoh tumbuhan atau hewan yang termasuk keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Mata pelajaran Kelas/semester Pertemuan keAlokasi waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: Biologi : X/2 :2 : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran) : 3. Memahami manfaat keanekargaman hayati : 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan.
Indikator: 1. Mendeskripsikan dasar-dasar klasifikasi keanekaragaman hayati 2. Melakukan kegiatan pengamatan mengenai klasifikasi makhluk hidup Tujuan: 1. siswa dapat mendeskripsikan dasar-dasar klasifikasi keanekaragaman hayati 2. siswa dapat menyusun klasifikasi makhluk hidup berdasarkan sistem buatan, alamiah, dan filogenetik 3. siswa dapat melakukan kegiatan pengamatan mengenai klasifikasi makhluk hidup berdasarkan gambar Model dan Metode Pembelajaran Model : pembelajaran aktif dengan mind map Metode : diskusi, tanya jawab
Materi ajar Klasifikasi keanekaragaman hayati Peta Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup Yaitu
Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Klasifikasi Makhluk hidup Terdiri dari Sistem Alamiah Sistem Buatan Sistem Filogenetik
Tata Nama Binomial
Macam-macam Sistem Klasifikasi Yaitu Sistem Dua Kingdom Sistem Tiga Kingdom Sistem Empat Kingdom Sistem Lima Kingdom Sistem Enam Kingdom
Langkah-Langkah Kegiatan Pertemuan 2 Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu (menit)
Apersepsi
1. Menggali informasi seputar materi keanekaragaman hayati yang telah disampaikan. 2. Mengajukan masalah misalnya dengan pertanyaan: ”Apa pendapatmu tentang perbedaan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain”. 3. Mengarah siswa untuk berkelompok. 4. menjelaskan contoh klasifikasi makhluk hidup dengan mind map 5. Menjelaskan LKS yang akan siswa diskusikan.
1. Mengingat kembali materi yang telah disampaikan. 2. Salah satu siswa menjawab pertanyaan tersebut. 3. Duduk sesuai kelompok yang sudah ditentukan. 4. Menyimak penjelasan guru mengenai klasifikasi makhluk hidup. 5. Semua anggota menyimak penjelasan tentang LKS.
10
Eksplorasi*
1. Meminta siswa untuk melakukan diskusi pada lembar kegiatan dan membuat mind map. 2. Meminta siswa untuk memperhatikan kegiatan 1, 2, 3 dan 4 dengan teliti dan cermat. 3. Mengarahkan siswa untuk membandingkan gambar tersebut dengan aslinya. 4. Mengarahkan siswa untuk mencatat hasil pengamatannya. 5. Meminta siswa untuk membuat klasifikasi makhluk dalam bentuk mind map.
1. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi pada lembar kegiatan. 2. Memperhatikan kegiatan 1, 2, 3 dan 4 dengan teliti dan cermat. 3. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja siswa. 4. membuat klasifikasi makhluk hidup yang ada di LKS dalam bentuk mind map.
45
Diskusi
Aplikasi
1. Meminta siswa mendiskusikan hasil pengamatan 1. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam untuk dipresentasikan kelompoknya 2. Meminta siswa menjawab pertanyaan pada LKS 2. Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada berdasarkan hasil pengamatan. LKS berdasarkan hasil pengamatan 3. Meminta wakil beberapa kelompok untuk 3. Mempresentasikan hasil praktikum oleh mempresentasikan hasil pengamatan (mind map dan wakil beberapa kelompok LKS). 4. Berdiskusi dan tanya jawab. 4. Meminta siswa lainnya untuk melakukan tanya jawab dalam diskusi. 1. Memberikan kesempatan kepada salah satu siswa 1. Salah satu siswa menyimpulkan hasil diskusi. untuk membacakan kesimpulan. 2. Membaca materi minggu depan. 2. Menarik kesimpulan dari apa yang telah 3. Mengerjakan tugas individu mengenai didiskusikan. klasifikasi makhluk hidup. 3. Mengingatkan untuk membaca materi minggu depan. 4. Memberikan tugas individu membuat tata nama dari tumbuhan dan hewan menggunakan skema dari mind map.
Sumber Belajar 1. Diah Aryulina, dkk.. 2004 Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis. 2. Buku biologi yang relevan 3. Internet Penilaian 1. Pemahaman dan penerapan konsep: tugas mind map klasifikasi makhluk hidup.
25
10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
Mata pelajaran Kelas/semester Pertemuan keAlokasi waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: Biologi : X/2 :3 : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran) : 3. Memahami manfaat keanekargaman hayati : 3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
Indikator: 1. Menyebutkan macam-macam keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatannya. 2. Menunjukkan keunikan biodiversitas Indonesia berdasarkan persebarannya. 3. Mengiventarisasi tumbuhan dan hewan khas di Indonesia yang memiliki nilai tertentu. 4. Mengidentifikasi kegiatan manusia dalam usaha pelestarian alam. Tujuan: 1. Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam keanekaragaman hayati Indonesia. 2. Siswa dapat mendeskripsikan keunikan biodiversitas Indonesia berdasarkan persebarannya. 3. Siswa dapat mengelompokkan tumbuhan dan hewan khas di Indonesia berdasarkan persebarannya. 4. Siswa dapat mendeskripsikan upaya pelestarian keanekaragaman hayati serta pemanfaatan sumber daya alam. Model dan Metode Pembelajaran Model : pembelajaran aktif dengan mind map Metode : diskusi, tanya jawab, kerja kelompok
Materi ajar Keanekaragaman hayati Indonesia Peta Konsep
Keanekaragaman hayati Dikelola dengan
Terancam oleh
Perubahan iklim
Polusi
Konservasi
berupa
Pembabatan hutan
Ledakan penduduk
K. in situ
K. ex situ
Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan 3 Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu (menit)
Apersepsi
1. Mengulang kembali materi yang telah diajarkan. 2. Menggali informasi seputar keanekaragaman hayati di Indonesia. 3. Mengajukan masalah misalnya dengan pertanyaan: ”Apa pendapatmu tentang manfaat tumbuhan dan hewan khas Indonesia bagi kehidupan manusia”. 4. Menjelaskan materi menggunakan mind map. 5. Meminta siswa untuk berkelompok .
1. Salah satu siswa berbicara apa yang telah dipelajari. 2. Mengungkapkan apa saja mengenai keanekaragaman hayati di Indonesia. 3. Salah satu siswa menjawab pertanyaan tersebut. 4. Duduk sesuai kelompoknya masing-masing.
10
Eksplorasi*
1. Meminta siswa mendiskusikan bersama kelompoknya mengenai keunikan dan peran keanekaragaman hayati Indonesia dalam kehidupan manusia. 2. Meminta kelompok untuk membuat mind map tentang contoh-contoh tumbuhan dan hewan yang bermanfaat dalam bidang pangan, bahan obat dan kosmetik, sandang dan papan, dan sumber budaya.
1. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi mengenai keunikan dan peran keanekaragaman hayati Indonesia dalam kehidupan manusia. 2. melakukan apa yang diminta oleh guru yaitu membuat mind map tentang contoh-contoh tumbuhan dan hewan yang bermanfaat dalam bidang pangan, bahan obat dan kosmetik, sandang dan papan, dan sumber budaya.
45
Diskusi
Aplikasi
1. Memberikan lembar kegiatan 4 dan 5 mengenai berbagai macam aktivitas manusia yang menguntungkan dan merugikan bagi keanekaragaman hayati. 2. Meminta siswa menjawab pertanyaan pada lembar kegiatan berdasarkan hasil diskusi. 3. Meminta wakil beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi (mind map dan LKS) 4. Meminta siswa lainnya untuk melakukan tanya jawab dalam diskusi. 1. Meminta siswa menyimpulkan peran keanekaragaman hayati dan berbagai kegiatan manusia baik yang merugikan maupun yang menguntungkan keanekaragaman hayati. 2. Memberikan tugas kelompok yaitu setiap kelompok mencari tumbuhan dan hewan ciri kahas suatu pulau besar di Indonesia untuk dikumpulkan minggu depan.
1. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam kelompoknya. 2. Siswa menjawab pertanyaan kegiatan 4 dan 5 berdasarkan hasil diskusi kelompok masingmasing. 3. Mempresentasikan hasil diskusi oleh wakil beberapa kelompok. 4. Berdiskusi dan tanya jawab mengenai apa yang telah diskusikan.
25
1. Salah satu menyimpulkan hasil berdiskusi. 2. Mengingat dan mengerjakan tugas kelompok untuk dikumpulkan minggu depan.
10
Sumber Belajar 1. Diah Aryulina, dkk.. 2004 Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis. 2. Buku biologi yang relevan 3. Internet Penilaian 1. Pemahaman dan penerapan konsep: tugas kelompok mengenai keanekaragaman hayati Indonesia dalam bentuk mind map.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Mata pelajaran Kelas/semester Pertemuan keAlokasi waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: Biologi : X/2 :1 : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran) : 3. Memahami manfaat keanekargaman hayati : 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan.
Indikator: 1. mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem. 2. mengidentifikasi keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem melalui pengamatan. 3. membandingkan ciri keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem. Tujuan: 1. siswa dapat mendeskripsikan konsep keanekaragaman hayati 2. siswa dapat melakukan pengamatan mengenai keanekaragaman hayati 3. siswa dapat membandingkan ciri keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem. Model dan Metode Pembelajaran Model : pembelajaran aktif Metode : praktikum, diskusi
Materi ajar Keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem Peta Konsep
Keanekaragaman Hayati Terdiri Dari
Keanekaragaman tingkat gen
Keanekaragaman tingkat jenis
Dipengaruhi oleh
Keanekaragaman tingkat ekosistem yaitu
Gen
Terdiri dari
Variasi bentuk, warna, dll.
Kumpulan spesies berbeda jenis Dipengaruhi oleh
Lingkungan
Langkah-Langkah Kegiatan Pertemuan 1 Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu (menit)
Apersepsi
1. Menggali informasi seputar keanekaragaman hayati di sekitar lingkungan tempat tinggal siswa. 2. Mengajukan masalah misalnya dengan pertanyaan: “mengapa bunga bougenvile berbeda warna dalam satu pohon”. 3. Mengelompokkan siswa sesuai dengan jumlah siswa di kelas.
1. Mengungkapkan apa saja mengenai keanekaragaman hayati di lingkungannya. 2. Salah satu siswa menjawab pertanyaan tersebut. 3. Duduk sesuai kelompok yang sudah ditentukan, semua anggota kelompok menyimak penjelasan tentang prosedur LKS yang diberikan guru.
10
Eksplorasi
1. Meminta siswa untuk mengamati keanekaragaman hayati dengan menggunakan kegiatan praktikum. 2. Meminta siswa untuk memperhatikan jenis tumbuhan yang dibawa . 3. Mengarahkan siswa untuk membuat tabel perbandingan jenis tumbuhan. 4. Mengarahkan siswa untuk mencatat hasil pengamatannya.
1. Dalam kelompok siswa melakukan kegiatan melalui praktikum. 2. Mengamati jenis tumbuhan dengan menentukan ciri-ciri khusus. 3. Siswa membuat tabel perbandingan jenis tumbuhan. 4. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja siswa.
30
Diskusi
1. Meminta siswa mendiskusikan hasil pengamatan untuk dipresentasikan 2. Meminta siswa menjawab pertanyaan pada
1. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam kelompoknya 2. Siswa menjawab pertanyaan yang ada
40
Aplikasi
LKS berdasarkan pengamatan. pada LKS berdasarkan hasil pengamatan 3. Meminta wakil beberapa kelompok untuk 3. Mempresentasikan hasil praktikum oleh mempresentasikan hasil praktikum wakil beberapa kelompok 4. Meminta siswa lainnya untuk melakukan 4. Berdiskusi dan tanya jawab mengenai tanya jawab dalam diskusi. praktikum. 1. Memberikan kesempatan kepada salah satu 1. Salah satu siswa membacakan siswa untuk membacakan kesimpulan. kesimpulan praktikum. 2. Menarik kesimpulan dari apa yang telah 2. Mendengarkan guru mengenai didiskusikan. kesimpulan diskusi. 3. mengingatkan untuk membaca materi minggu 3. Membaca mengenai materi minggu depan. depan yang harus dipelajari di rumah. 4. Memberikan tugas kepada siswa 4. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
10
Sumber Belajar 1. Diah Aryulina, dkk.. 2004 Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis. 2. buku biologi yang relevan 3. internet Penilaian 1. Pemahaman dan penerapan konsep: tugas keanekaragaman hayati yaitu mencari contoh tumbuhan atau hewan yang termasuk keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, dan ekosistem.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Mata pelajaran Kelas/semester Pertemuan keAlokasi waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: Biologi : X/2 :2 : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran) : 3. Memahami manfaat keanekargaman hayati : 3.1 Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem melalui kegiatan pengamatan.
Indikator: 1. Mendeskripsikan dasar-dasar klasifikasi keanekaragaman hayati 2. Melakukan kegiatan pengamatan mengenai klasifikasi makhluk hidup Tujuan: 1. siswa dapat mendeskripsikan dasar-dasar klasifikasi keanekaragaman hayati 2. siswa dapat menyusun klasifikasi makhluk hidup berdasarkan sistem buatan, alamiah, dan filogenetik 3. siswa dapat melakukan kegiatan pengamatan mengenai klasifikasi makhluk hidup berdasarkan gambar Model dan Metode Pembelajaran Model : pembelajaran aktif Metod : diskusi, tanya jawab
Materi ajar Klasifikasi keanekaragaman hayati Peta Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup Yaitu
Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Klasifikasi Makhluk hidup Terdiri dari Sistem Alamiah Sistem Buatan Sistem Filogenetik
Tata Nama Binomial
Macam-macam Sistem Klasifikasi Yaitu Sistem Dua Kingdom Sistem Tiga Kingdom Sistem Empat Kingdom Sistem Lima Kingdom Sistem Enam Kingdom
Langkah-Langkah Kegiatan Pertemuan 2 Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu (menit)
Apersepsi
Eksplorasi
Diskusi
1. Menggali informasi seputar materi 1. Mengingat kembali materi yang telah keanekaragaman hayati yang telah disampaikan. disampaikan. 2. Salah satu siswa menjawab pertanyaan 2. Mengajukan masalah misalnya dengan tersebut pertanyaan: “apa pendapatmu tentang 3. Duduk sesuai kelompok yang sudah perbedaan antara makhluk hidup yang satu ditentukan dengan yang lain”. 4. Semua anggota menyimak penjelasan 3. Mengarah siswa untuk berkelompok. tentang LKS. 4. Menjelaskan LKS yang akan siswa diskusikan. 1. Meminta siswa untuk melakukan diskusi 1. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi pada lembar kegiatan 1 dan 2. pada lembar kegiatan 2, 3, dan 4. 2. Meminta siswa untuk memperhatikan 2. Memperhatikan kegiatan 2, 3, dan 4 dengan kegiatan 2, 3, dan 4 dengan teliti dan cermat. teliti dan cermat. 3. Mengarahkan siswa untuk membandingkan 3. Mencatat hasil pengamatan pada lembar gambar tersebut dengan aslinya kerja siswa. 4. Mengarahkan siswa untuk mencatat hasil pengamatannya 1. Meminta siswa mendiskusikan hasil 1. Mendiskusikan hasil pengamatan dalam pengamatan untuk dipresentasikan kelompoknya 2. Meminta siswa menjawab pertanyaan pada 2. Siswa menjawab pertanyaan yang ada pada LKS berdasarkan hasil pengamatan. LKS berdasarkan hasil pengamatan 3. Meminta wakil beberapa kelompok untuk 3. Mempresentasikan hasil praktikum oleh
10
30
40
Aplikasi
mempresentasikan hasil praktikum 4. Meminta siswa lainnya untuk melakukan tanya jawab dalam diskusi. 1. Memberikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk membacakan kesimpulan. 2. Menarik kesimpulan dari apa yang telah didiskusikan. 3. Mengingatkan untuk membaca materi minggu depan. 4. Memberikan tugas individu membuat tata nama dari tumbuhan dan hewan.
wakil beberapa kelompok. 4. Berdiskusi dan tanya jawab. 1. Salah satu siswa menyimpulkan hasil diskusi. 2. Membaca materi minggu depan. 3. Mengerjakan tugas kelompok.
Sumber Belajar 1. Diah Aryulina, dkk.. 2004 Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis. 2. Buku biologi yang relevan 3. Internet Penilaian 1. Pemahaman dan penerapan konsep: tugas individu klasifikasi makhluk hidup dalam bentuk skema.
10
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
Mata pelajaran Kelas/semester Pertemuan keAlokasi waktu Standar kompetensi Kompetensi dasar
: Biologi : X/2 :3 : 2 x 45 menit (2 jam pelajaran) : 3. Memahami manfaat keanekargaman hayati : 3.2 Mengkomunikasikan keanekaragaman Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
Indikator: 1. Menyebutkan macam-macam keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha pelestarian serta pemanfaatannya. 2. Menunjukkan keunikan biodiversitas Indonesia berdasarkan persebarannya. 3. Mengiventarisasi tumbuhan dan hewan khas di Indonesia yang memiliki nilai tertentu. 4. Mengidentifikasi kegiatan manusia dalam usaha pelestarian alam. Tujuan: 1. Siswa dapat mengidentifikasi macam-macam keanekaragaman hayati Indonesia. 2. Siswa dapat mendeskripsikan keunikan biodiversitas Indonesia berdasarkan persebarannya. 3. Siswa dapat mengelompokkan tumbuhan dan hewan khas di Indonesia berdasarkan persebarannya. 4. Siswa dapat mendeskripsikan upaya pelestarian keanekaragaman hayati serta pemanfaatan sumber daya alam. Model dan Metode Pembelajaran Model : pembelajaran aktif Metode : diskusi, tanya jawab, kerja kelompok
Materi ajar Keanekaragaman hayati Indonesia Peta Konsep
Keanekaragaman hayati Dikelola dengan
Terancam oleh
Perubahan iklim
Polusi
Konservasi
berupa
Pembabatan hutan
Ledakan penduduk
K. in situ
K. ex situ
Langkah-Langkah Kegiatan Pertemuan 3 Tahap
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Waktu (menit)
Apersepsi
Eksplorasi
Diskusi
1. Mengulang kembali materi yang telah diajarkan. 2. Menggali informasi seputar keanekaragaman hayati di Indonesia. 3. Mengajukan masalah misalnya dengan pertanyaan: “Apa pendapatmu tentang manfaat tumbuhan dan hewan khas Indonesia bagi kehidupan manusia”. 4. Meminta siswa untuk berkelompok. 1. Meminta siswa mendiskusikan bersama kelompoknya mengenai keunikan dan peran keanekaragaman hayati Indonesia dalam kehidupan manusia. 2. Meminta kelompok untuk membuat tabel yang berisi tentang contoh-contoh tumbuhan dan hewan yang bermanfaat dalam bidang pangan, bahan obat dan kosmetik, sandang dan papan, dan sumber budaya.
1. Salah satu siswa berbicara apa yang telah dipelajari. 2. Mengungkapkan apa saja mengenai keanekaragaman hayati di Indonesia. 3. Salah satu siswa menjawab pertanyaan tersebut. 4. Duduk sesuai kelompoknya masingmasing.
10
1. Dalam kelompok siswa melakukan diskusi mengenai keunikan dan peran keanekaragaman hayati Indonesia dalam kehidupan manusia. 2. melakukan apa yang diminta oleh guru yaitu membuat tabel berisi tentang contohcontoh tumbuhan dan hewan yang bermanfaat dalam bidang pangan, bahan obat dan kosmetik, sandang dan papan, dan sumber budaya.
30
1. Meminta siswa mendiskusikan hasil diskusi kelompoknya. 2. Memberikan tugas mengenai berbagai
1. Mendiskusikan hasil diskusi kelompoknya. 2. Siswa melaksanakan tugas berdasarkan hasil diskusi kelompok masing-masing.
40
3. 4. Aplikasi
1.
2.
macam aktivitas manusia yang menguntungkan dan merugikan bagi keanekaragaman hayati. Meminta wakil beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi Meminta siswa lainnya untuk melakukan tanya jawab dalam diskusi. Meminta siswa menyimpulkan peran keanekaragaman hayati dan berbagai kegiatan manusia baik yang merugikan maupun yang menguntungkan keanekaragaman hayati. Memberikan tugas kelompok yaitu setiap kelompok mencari tumbuhan dan hewan ciri kahas suatu pulau besar di Indonesia untuk dikumpulkan minggu depan.
3. Mempresentasikan hasil diskusi oleh wakil beberapa kelompok. 4. Berdiskusi dan tanya jawab mengenai apa yang telah diskusikan
1. Salah satu menyimpulkan hasil berdiskusi. 2. Mengingat dan mengerjakan tugas kelompok untuk dikumpulkan minggu depan..
10
Sumber Belajar 1. Diah Aryulina, dkk.. 2004 Biologi 1: SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Esis. 2. Buku biologi yang relevan 3. Internet Penilaian 1. Pemahaman dan penerapan konsep: tugas kelompok mengenai tumbuhan dan hewan khas pulau besar di Indonesia. Masingmasing kelompok membahas 1 pulau besar di Indonesia.
BIOLOGI KEANEKARAGAMAN HAYATI
PETUNJUK UMUM 1. Isilah identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban yang tersedia dengan menggunakan bolpoint, berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling benar. 2. Tersedia waktu 60 menit untuk mengerjakan tes tersebut. 3. Jumlah soal sebanyak 25 butir, pada setiap butir terdapat 5 (lima) pilihan jawaban. 4. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawabnya. 5. Laporkan kepada guru apabila terdapat lembar soal yang kurang jelas, rusak, atau tidak lengkap. 6. Periksalah pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada guru. 7. Lembar soal tidak boleh dicoret-coret. SELAMAT BEKERJA
1.
Kelompok hewan yang termasuk keragaman jenis adalah…. a. Kambing, sapi, bebek b. Ayam horn, ayam kate, ayam walnut c. Ayam horn, angsa, burung pelikan d. Ayam, tikus, kambing e. Kucing, anjing, tikus
2. Hewan yang unik hanya ditemukan di suatu daerah atau pulau tertentu disebut…. a. Kosmopolit d. Keanekaragaman b. Variasi e. Natural c. Endemik 3. Faktor-faktor penyebab terjadinya keanekaragaman spesies yaitu…. a. genetik b. interaksi dengan lingkungan c. lingkungan d. habitat e. genetik dan interaksi dengan lingkungan 4. Salah satu tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah…. a. melestarikan jenis makhluk hidup b. memberi nama ilmiah untuk setiap makhluk hidup c. menentukan ciri setiap makhluk hidup d. mengelompok objek studi e. menentukan persamaan sifat di antara makhluk hidup
5.
Perhatikan ciri-ciri suatu daerah di bawah ini: - banyak ditemui semak-semak - jarang ada pohon besar - musim kemarau yang panjang Daerah tersebut adalah…. a. Stepa c. hutan musim b. Sabana d. hutan hujan tropis
e. padang rumput
6. Setelah mendeterminasi dua jenis tanaman seorang siswa menemukan dua spesies tanaman tersebut yaitu Hibiscus rosasinensis dan Hibiscus tiliaceus. Berdasarkan nama tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman tersebut adalah…. a. Spesies sama, genus berbeda b. Genus berbeda, familia berbeda c. Genus sama, spesies berbeda d. Familia sama, genus berbeda e. Genus berbeda, familia sama 7. Penggolongan (klasifikasi) pada tumbuhan tingkat tinggi berdasarkan pada perbedaan… a. penyebaran geografis d. struktur alat reproduksi b. ukuran dan warna e. daur hidup c. susunan akar, batang, dan daun 8. Dasar utama klasifikasi makhluk hidup adalah adanya persamaan dan perbedaan. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar.... a. makhluk hidup mempunyai banyak persamaan dimasukkan ke dalam takson yang lebih rendah b. makhluk hidup mempunyai banyak persamaan dimasukkan ke dalam takson yang lebih tinggi c. makhluk hidup mempunyai sedikit persamaan dimasukkan ke dalam takson yang lebih rendah d. jenis makhluk hidup pada takson yang rendah mempunyai banyak perbedaan e. jenis makhluk hidup pada takson yang tinggi mempunyai sedikit perbedaan 9. Cara penulisan suatu spesies menurut prinsip binomial nomenklatur yang benar adalah…. a. cattleya gigas c. Cattleya Gigas b. cattleya gigas d. Cattleyagigas e. Cattleya gigas 10. Pengertian taksonomi adalah…. a. Penentuan jenis makanan dari berbagai kelompok organisme b. Penentuan kelompok organisme dari berbagai jenjang c. Penentuan lingkungan hidup berbagai jenis organisme
d. Penentuan jumlah kelompok suatu organisme e. Penentuan nama-nama kelompok organisme tertentu 11. Kelapa hijau, kelapa gading, kelapa kopyor, kelapa hibrida merupakan keanekaragaman tingkat…. a. Genetika c. Jenis b. Populasi d. Ekosistem e. Komunitas 12. Seorang ahli botani mengelompokkan pinang, kelapa, lontar dan aren dalam satu kelompok. Ahli botani melakukan pengamatan. Hasil pengamatan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini. No 1 2
3
CiriKelapa ciri Tinggi > 30 m Batang Daun -Panjang tangkai daun 75-150 cm -Helaian daun 5 m, ujung runcing dan keras Bunga tongkol
Aren
Pinang
Lontar
25 m
25 m
15-25 m
Panjang tangkai daun 150 cm
Tangkai daun pendek
tongkol
tongkol
-Panjang tangkai daun 100 cm -Helaian daun bulat, tepi daun bercabang menjari bulir
Pengelompokkan seperti ini merupakan klasifikasi…. a. Buatan c. Filogenik b. Artifial d. Alamiah
e. Jenis
13. Salah satu upaya pelestarian keanekaragaman hayati adalah.... a. penanaman pohoh-pohon pembatas jalan raya b. uji emisi buangan gas terhadap kendaraan bermotor c. melalui program kali bersih bagi sungai yang tercemar d. dilakukannya sistem tumpang sari pada penanaman pertanian e. pencanangan melati sebagai puspa nasional dan komodo pada satwa nasional 14. Pembangunan tidak selamanya mendatangkan manfaat, tetapi juga mendatangkan resiko. Berikut ini merupakan contoh resiko akibat pembangunan adalah … . a. berkurangnya lahan pangan akibat pembangunan waduk b. pemindahan pemukiman penduduk akibat pembangunan waduk c. punahnya kehidupan flora dan fauna akibat pembukaan lahan d. hilangnya daerah resapan air akibat pembangunan pemukiman di kawasan puncak e. adanya penampungan air akibat terjaminnya persediaan air untuk irigasi dan kebutuhan lain
15. Hewan yang merupakan jenis langka dan khas yang hidup di hutan yang terdapat di pulau Sulawesi…. a. babi rusa dan komodo d. orang utan dan mawas b. burung cenderawasih dan maleo e. babi rusa dan orang utan c. burung maleo dan babi rusa 16. Seseorang menemukan dua jenis katak di hutan tropis yaitu, katak hijau (Rana macrodon) dan katak macan (Rana tigrina). Kedua jenis katak memiliki persamaan ciri sebagai berikut: - mempunyai ruas-ruas tulang belakang - mempunyai tulang tengkorak - tubuh simetris bilateral - rangka berupa rangka dalam Berdasarkan ciri-ciri tersebut, katak hijau dan katak macan termasuk ke dalam takson yang sama, yaitu…. a. Phylum Chordata c. Classis Amfibia b. Subphylum Vertebrata d. Ordo Anura e. Genus Rana 17. Perhatikan tabel berbagai flora dan fauna pada beberapa bioma di bawah ini! Jenis
Tundra
Sabana
Flora
Berbagai jenis rumput Lumut kerak Rusa kutub
Berbagai jenis pohon
Fauna
Padang rumput Rumput tumbuhan nonrumput
Hutan bakau Rhizopora Avicennia Soneralia
Taiga Kelompok pohon berdaun jarum Serigala beruang
Jerapah Bison Ikan, kijang mustang hewan Zebra melata Singa macan tutul Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa bioma yang memiliki komunitas keanekaragaman tinggi adalah…. a. tundra c. sabana b. padang rumput d. hutan bakau e. taiga 18. Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang keanekaragaman sangat tinggi dan mempunyai nilai ekonomis. Pohon kayu manis merupakan tumbuhan khas dari…. a. Jawa Timur d. Sulawesi Utara b. Kalimantan Selatan e. Sumatera Barat c. Nusa Tenggara Barat
19. Jika perubahan lingkungan yang dilakukan oleh manusia menyebabkan salah satu rantai keanekaragaman hayati berkurang, maka kemungkinan akan terjadi adalah…. a. Komunitas yang tersisa akan bertahan hidup b. Spesies yang biasa dimangsa akan tumbuh dengan baik, dan yang lainnya tidak terpengaruh c. Dapat menyebabkan hilangnya plasma nutfah yang lainnya d. Bertambahnya kemampuan tumbuhan menyerap zat hara e. Kesuburan tanah akan meningkat 20. Keanekaragaman tingkat jenis terbentuk dengan didasari oleh unsur-unsur seperti perbedaan…. a. Habitat, makanan, dan gen b. Habitat, tingkah laku, dan lingkungan c. Gen, komposisi gen, dan penampilannya d. Morfologi, anatomi dan fisiologi e. Morfologi, gen dan lingkungan 21. Perhatikan gambar berikut ini. Hewan ini merupakan fauna tipe…. a. Asiatik b. Australis c. Peralihan d. Afrika e. Eropa
22. Daerah konservasi ini pengawasannya sangat ketat. Diperlukan izin khusus untuk memasuki kawasan tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan makhluk hidup di kawasan tersebut seperti aslinya tanpa campur tangan manusia. Tempat yang dimaksud adalah …. a. hutan lindung c. kebun raya b. taman nasional d. cagar alam e. hutan wisata 23. Hubungan kelestarian alam dengan derajat hidup manusia adalah …. a. kelestarian alam yang menjamin baiknya perekonomian b. kelestarian alam menunjukkan manusia sudah dapat menghargai alam dan kebutuhan hidup terpenuhi tanpa merusak alam c. alam yang baik menunjukkan tingginya pendidikan karena manusia sudah mengerti pentingnya alam d. tingginya kekayaan alam menunjukkan kekayaan suatu negara e. kepedulian lingkungan dapat melampaui batas negara sehingga dapat menyatukan umat manusia
24. Perhatikan tabel di bawah ini! Kawasan Kawasan Indonesia Barat Indonesia Timur A. Merak Cenderawasih B. Siamang Orang Utan C. Tapir Kangguru D. Badak Anoa E. Kasuari Kakatua Hewan-hewan Indonesia yang ada hubungannya dengan daerah Oriental dan Australis adalah…. a. A b. B c. C d. D e. E 25. Penyebab utama Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi adalah… a. terletak antara 2 benua dan 2 samudera b. memiliki flora dan fauna yang mirip dengan oriental maupun australis c. memiliki iklim tropis dengan curah hujan cukup tinggi d. merupakan daerah yang dilalui migrasi hewan-hewan e. merupakan daerah kepulaaun yang terpisah dari dataran benua Asia
Praktikum Keanekaragaman Bentuk Daun
Tujuan
: mengamati keanekaragaman bentuk daun
Alat dan Bahan Daun dari berbagai jenis, lup/kaca pembesar, dan penggaris.
Langkah Kerja 1. Ambillah sebuah daun yang akan diamati. 2. Amatilah bagian, daun seperti bentuk, lebar, panjang, dll. Gunakan lup jika perlu dan penggaris untuk mengukur panjang dan lebar. 3. Catatlah data hasil pengamatan dalam bentuk tabel.
Ciri Morfologi yang Diamati
Nama Tumbuhan
Daun ke1
2
3
4
5
Pertanyaan 1. Ada berapa macamkah bentuk daun yang Anda amati? Sebutkan! 2. Mengapa bentuk daun tersebut berbeda? Menunjukkan apakah hal tersebut? 3. Menurut Anda apakah perbedaan bentuk daun tersebut ada hubungannya dengan keanekaragaman? Jelaskan! 4. Faktor apakah yang menyebabkan perbedaan sifat pada tumbuhan sejenis?
6
Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t jika data berdistribusi normal dan homogen, dengan rumus: M M2 to = 1 SEM 1 M 2 Langkah-langkah penghitungan uji-t sebagai berikut: fX 1. Mencari Mean, yaitu M = f
fX
2
2
fX 2. Mencari Standar Deviasi (SD), yaitu SD = N N SD 3. Mencari Standar Error Mean (SEM), yaitu SEM = N 1 4. Mencari Standar Error dari perbedaan mean (SEM1-M2) antarvariabel, yaitu:
(SEM1-M2) =
SEM2 1 SEM2 2
5. Mencari “t” atau “to”, yaitu to
=
M1 M 2 SEM 1 M 2
A. Uji Hipotesis Hasil Pre-Test Tabel Penghitungan Uji-t Pre test Kelas Eksperimen (1) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
X 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60 440
f 1 2 3 5 5 9 5 2 1 2 2 37
X2 400 576 784 1024 1296 1600 1936 2304 2704 3136 3600 19360
f.X 20 48 84 160 180 360 220 96 52 112 120 1452
f.X2 400 1152 2352 5120 6480 14400 9680 4608 2704 6272 7200 60368
Tabel Penghitungan Uji-t Pre test Kelas Kontrol (2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah
X 16 20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 396
f 2 1 5 1 5 5 11 2 3 1 1 37
Langkah-langkah: 1. Mencari Mean (M) fX 1452 = 39,24 M1 = 1 = 37 f
X2 256 400 576 784 1024 1296 1600 1936 2304 2704 3136 16016
f.X2 512 400 2880 784 5120 6480 17600 3872 6912 2704 3136 50400
f.X 32 20 120 28 160 180 440 88 144 52 56 1324
M2 =
fX f
2
=
1324 = 35,78 37
2. Mencari Standar Deviasi (SD) SD1 =
fX N
2 1
fX1 N
60368 1452 37 37 = 9,57
2
2
=
3. Mencari Standar Error Mean (SEM) SD1 SEM1 = N 1 9,57 = 37 1 9,57 = 6 = 1,59
fX
SD1 =
2 1
N
fX 1 N
50400 1324 37 37 = 9,04
=
SEM1 = =
SD2 N 1 9,04
37 1 9,04 = 6 = 1,51
2
2
4. Mencari standar error dari perbedaan Mean (SEM12+SEM22) antarvariabel SEM1-M2 =
SEM2 1 SEM2 2
=
1,592 1,512
=
2,53 2,28
= 4,81 = 2,19 5. Mencari “t” atau t0, dengan rumus: M M2 t0 = 1 SEM 1 M 2 39,24 35,78 = 2,19 3,46 = 2,19 = 1,58 Df = N-2 = 74 – 2 = 72 (konsultasi tabel nilai “t”) Ternyata dalam tabel tidak didapat df sebesar 72, maka menggunakan df yang terdekat yaitu df sebesar 70. dengan df 70 itu diperoleh harga titik “t” pada tabel atau ttabel sebagai berikut: Pada taraf signifikan 5% = 2,00 Pada taraf signifikan 1% = 2,65 Dengan demikian t0 lebih kecil daripada ttabel; yaitu 2,00> 1,58 <2,65 Dengan demikian hipotesis nihil (H0) diterima. Kesimpulan: tidak terdapat pengaruh yang signifikan sebelum menggunakan model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati.
B. Uji Hipotesis Hasil Post-Test Tabel Penghitungan Post test Kelas Eksperimen (1) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
X 48 56 60 64 68 72 76 80 84 88 92 96 884
f 2 1 3 4 3 5 8 2 2 3 2 2 37
X2 2304 3136 3600 4096 4624 5184 5776 6400 7056 7744 8464 9216 67600
f.X2 4608 3136 10800 16384 13872 25920 46208 12800 14112 23232 16928 18432 206432
f.X 96 56 180 256 204 360 608 160 168 264 184 192 2728
Tabel Penghitungan Post test Kelas Kontrol (2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
X 44 48 56 60 64 68 72 76 80 84 652
f 1 2 4 2 10 4 6 5 2 1 37
X2 1936 2304 3136 3600 4096 4624 5184 5776 6400 7056 44112
f.X2 1936 4608 12544 7200 40960 18496 31104 28880 12800 7056 165584
f.X 44 96 224 120 640 272 432 380 160 84 2452
Langkah-langkah: 1. Mencari Mean (M) fX 2728 M1 = 1 = = 73,73 37 f
M2 =
fX f
2
=
2452 = 66,27 37
2. Mencari Standar Deviasi (SD) SD1 =
fX N
2 1
fX1 N
206432 2728 37 37 = 11,96
2
2
=
3. Mencari Standar Error Mean (SEM) SD1 SEM1 = N 1 11,96 = 37 1 11,96 = 6 = 1,99
fX
SD1 =
2 1
N
fX 1 N
165584 2452 37 37 = 9,14
2
2
=
SD2 N 1 9,14 = 37 1 9,14 = 6 = 1,52
SEM1 =
4. Mencari standar error dari perbedaan Mean (SEM12+SEM22) antarvariabel SEM1-M2 =
SEM2 1 SEM2 2
=
1,992 1,522
=
3,96 2,31
= 6,27 = 2,50 5. Mencari “t” atau t0, dengan rumus: M M2 t0 = 1 SEM 1 M 2 73,73 66,27 = 2,50 7,46 = 2,19 = 2,98 Df = N-2 = 74 – 2 = 72 (konsultasi tabel nilai “t”) Ternyata dalam tabel tidak didapat df sebesar 72, maka menggunakan df yang terdekat yaitu df sebesar 70. dengan df 70 itu diperoleh harga titik “t” pada tabel atau ttabel sebagai berikut: Pada taraf signifikan 5% = 2,00 Pada taraf signifikan 1% = 2,65
Dengan demikian t0 lebih besar daripada ttabel; yaitu 2,00< 2,98 >2,65 Dengan demikian hipotesis nihil (H0) ditolak. Kesimpulan: terdapat pengaruh yang signifikan sesudah menggunakan model pembelajaran aktif menggunakan mind map terhadap hasil belajar biologi pada konsep keanekaragaman hayati.
Uji Homogenitas Data
Pengujian homogenitas di sini adalah pengujian mengenai sama atau tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Pengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians. Rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus: S12 Fhitung = S 22 Langkah-langkah penghitungan uji Fisher sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis Ho: variansi populasi homogen Ha: variansi populasi tidak homogen 2. Jumlah sampel N = 37 3. Derajat Kebebasan Penyebut : dk2 = N – 1 = 37 – 1 = 36 Pembeilang : dk1 = N – 1 = 37 – 1 = 36 4. Menentukan Ftabel Untuk dk penyebut 36 dan dk pembilang 36 pada taraf signifikan α = 0,05 dari daftar tabel distribusi F tidak didapat. Bila demikain diambil nilai kritis untuk derajat kebebasan yang lebih kecil. Cara ini menyebabkan daerah penolakan hipotesis menjadi sedikit lebih luas, maka cara yang lebih tepat ialah dilakukan interpolasi: 30 36 40
6
4
Dari tabel F diperoleh nilai F (0,05;dk = 30;36) adalah 1,78 dan F 1,72 (lihat tabel distribusi F), maka: Ftabel = F (0,05;dk = 36;36) =
6 x1,78 4 x1,72
10,68 6,88 = 1,756 10 Jadi Ftabel = 1,756
Ftabel =
64
(0,05;dk = 36;40)
adalah
5. Menentukan Fhitung yaitu varian terbesar dibagi varian terkecil A. Hasil Homogenitas Pre Test Tabel Uji Homogenitas Pre Test N
X S S2
Eksperimen 37 39,24 9,57 91,58
Kontrol 37 35,78 9,04 81,72
S12 91,58 = = 1,120 S 22 81,72 Karena Fhitung < Ftabel = 1,120 < 1,756. Maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen. Fhitung =
B. Hasil Homogenitas Post Test Tabel Uji Homogenitas Post Test N
X S S2
Eksperimen 37 73,73 11,96 143,04
Kontrol 37 66,27 9,14 83,54
S12 143,04 Fhitung = = = 1,712 83,42 S 22 Karena Fhitung < Ftabel = 1,712< 1,756. Maka Ho diterima yang berarti bahwa kedua sampel memiliki variansi populasi yang homogen.
Uji Normal Gain
Uji normal gain dilakukan untuk melihat peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru, dengan rumus:
N gain =
postest pretest skor ideal pretest
Kategorisasi perolehan sebagai berikut: g-tinggi = nilai (
) > 0,70 g-sedang = nilai 0,70 e” () e” 0,30 g-rendah = nilai () < 0,30
Tabel Penghitungan Normal Gain Normal Gain Terendah Tertinggi Rata-rata Kategori
Kelas Kontrol 0.00000 0.70000 0.47248 Gain sedang
Kelas Eksperimen 0.27778 0.90000 0.58700 Gain sedang
UJI NORMALITAS DATA
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal tau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors, dengan rumus: Lo = │F(Zi) – S(Zi)│ Langkah-langkah penghitungan uji Liliefors sebagai berikut: 1. Data diurutkan dari terkecil hingga terbesar. 2. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan rumus Zi =
Xi X SD
3. Nilai Zi dikonsultasikan dengan daftar F (kolom Z tabel). 4. Untuk kolom F(Zi): jika Zi negatif maka F(Zi)= 0.5 – Zt; jik Zi positif maka F(Zi) = 0.5 + Zt. Zn 5. Untuk kolom S(Zi) = Jumlah Re sponden 6. Kolom │F(Zi) – S(Zi)│merupakan harga mutlak dari selisih antara F(Zi) – S(Zi). 7. Menentukan harga terbesar dari harga mutlak tersebut untuk menentukan Lo. 8. Apabila Lo hitung < Lo table maka sampel berasal dari distribusi normal. A. Hasil Tes Kelompok Kontrol 1. Pre-Test Uji Coba Normalitas Liliefors (Pre-Test) Kelas Kontrol No
Xi
f
Zn
Zi
1 16 2 2 -2,19 2 20 1 3 -1,74 3 24 5 8 -1,30 4 28 1 9 -0,86 5 32 5 14 -0,42 6 36 5 19 0,02 7 40 11 30 0,47 8 44 2 32 0,91 9 48 3 35 1,35 10 52 1 36 1,79 11 56 1 37 2,24 X 35,78 SD = 9,04 0.886 0.886 Ltabel = = = 0,1456 6.083 37
Ztabel 0,4857 0,4591 0,4032 0,3051 0,1628 0,0080 0,1808 0,3186 0,4115 0,4633 0,4875
F(Zi)
S(Zi)
0,0143 0,054 0,0409 0,081 0,0968 0,216 0,1949 0,243 0,3372 0,378 0,5080 0,513 0,6808 0,810 0,8186 0,864 0,9115 0,945 0,9633 0,972 0,9875 1,000 Lo = 0,1292
|F(Zi) – S(Zi)| 0,0397 0,0401 0,1192 0,0481 0,0408 0,0050 0,1292 0,0454 0,0335 0,0087 0,0125
Lo < Ltabel = 0,1292 < 0,1456 Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal. 2. Post-Test Uji Coba Normalitas Liliefors (Post-Test) Kelas Kontrol No
Xi
1 44 2 48 3 56 4 60 5 64 6 68 7 72 8 76 9 80 10 84 X 66,27
f 1 2 4 2 10 4 6 5 2 1
Zn
Zi
1 -2,44 3 -2,00 7 -1,12 9 -0,68 19 -0,25 23 0,19 29 0,63 34 1,06 36 1,50 37 1,94 SD = 9,14
Ztabel 0,4927 0,4772 0,3686 0,2517 0,0987 0,0753 0,2357 0,3554 0,4332 0,4738
F(Zi)
S(Zi)
0,0073 0,027 0,0228 0,081 0,1314 0,189 0,2483 0,243 0,4013 0,513 0,5753 0,621 0,7357 0,783 0,8554 0,918 0,9332 0,972 0,9738 1,000 Lo = 0,1117
|F(Zi) – S(Zi)| 0,0197 0,0582 0,0576 0,0053 0,1117 0,0457 0,0473 0,0626 0,0388 0,0262
0.886 0.886 = = 0,1456 6.083 37 Lo < Ltabel = 0,1117 < 0,1456
Ltabel =
Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal. B. Hasil Tes Kelompok Eksperimen 1. Pre-Test Uji Coba Normalitas Liliefors (Pre-Test) Kelas Eksperimen No
Xi
f
Zn
Zi
Ztabel
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi) – S(Zi)|
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
20 24 28 32 36 40 44 48 52 56 60
1 2 3 5 5 9 5 2 1 2 2
1 3 6 11 16 25 30 32 33 35 37
-2,01 -1,59 -1,17 -0,76 -0,34 0,08 0,50 0,91 1,33 1,75 2,17
0,4778 0,4441 0,3790 0,2764 0,1331 0,0319 0,1915 0,3186 0,4082 0,4599 0,4850
0,0222 0,0559 0,1210 0,2236 0,3669 0,5319 0,6915 0,8186 0,9082 0,9599 0,9850
0,027 0,081 0,162 0,297 0,432 0,675 0,810 0,864 0,891 0,945 1,000
0,0048 0,0251 0,041 0,0734 0,0651 0,1431 0,1185 0,0454 0,1720 0,0149 0,0150
X 39,24
SD = 9,57
Lo = 0,1431
0.886 0.886 = = 0,1456 6.083 37 Lo < Ltabel = 0,1431 < 0,1456
Ltabel =
Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal. 2. Post-Test Uji Coba Normalitas Liliefors (Post-Test) Kelas Eksperimen Xi
f
Zn
1 48 2 56 3 60 4 64 5 68 6 72 7 76 8 80 9 84 10 88 11 92 12 96 X 73,73
2 1 3 4 3 5 8 2 2 3 2 2
2 -2,15 3 -1,48 6 -1,15 10 -0,81 13 -0,48 18 -0,14 26 0,19 28 0,52 30 0,86 33 1,19 35 1,53 37 1,86 SD = 11,96
No
Zi
Ztabel 0,4842 0,4306 0,3749 0,2910 0,1844 0,0557 0,0753 0,1985 0,3051 0,3830 0,4370 0,4686
F(Zi)
S(Zi)
0,0158 0,054 0,0694 0,081 0,1251 0,162 0,2090 0,270 0,3156 0,351 0,4443 0,486 0,5753 0,702 0,6985 0,756 0,8051 0,864 0,8830 0,891 0,9370 0,945 0,9686 1,000 Lo = 0,1267
0.886 0.886 = = 0,1456 6.083 37 Lo < Ltabel = 0,1267 < 0,1456
Ltabel =
Kesimpulan: populasi sampel berdistribusi normal.
|F(Zi) – S(Zi)| 0,0382 0,0116 0,0369 0,0610 0,0354 0,0417 0,1267 0,0575 0,0589 0,0080 0,0080 0,0314
Penghitungan Angket
Butir Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah (∑)
SS 15 6 6 19 16 14 11 17 15 2 1 16 17 1 15 3 17 20 22 20 253
S 10 18 11 12 8 12 15 10 13 1 2 13 9 3 12 5 14 12 7 8 195
Jumlah Jawaban Siswa Jumlah TDT TS STS Tidak Menjawab 6 6 0 0 37 5 5 3 0 37 6 10 4 0 37 2 3 1 0 37 4 9 0 0 37 7 4 0 0 37 5 4 2 0 37 4 5 1 0 37 0 7 2 0 37 8 14 12 0 37 8 11 15 0 37 3 4 1 0 37 8 3 0 0 37 6 11 16 0 37 3 7 0 0 37 2 13 14 0 37 1 5 0 0 37 2 3 0 0 37 2 4 2 0 37 6 2 1 0 37 88 130 74 0 740
Keterangan: Rata-Rata Nilai Butir : Skor total / Jumlah butir pernyataan Persentase : Hasil skor total / Skor yang diharapkan Skor yang diharapkan : Jml responden x Nilai tertinggi dalam angket : 37x 5 =185 Mata Pelajaran Biologi Model Pembelajaran Aktif Mind Map Instrumen
Pernyataan : nomor 1, 2, 3, 5 Pernyataan : nomor 6, 8, 10, 13, 14, 15 Pernyataan : nomor 4, 9, 11, 12, 19, 20 Pernyataan : nomor 7, 16, 17, 18
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Nilai Pernyataan Positif dan Negatif 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4 3 2 1 1 2 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Skor Total Rata-rata Butir Soal Persentase 145 130 116 156 142 147 140 148 143 144 148 150 151 149 146 141 154 160 154 155 2919
3.92 3.51 3.14 4.22 3.84 3.97 3.78 4.00 3.86 3.89 4.00 4.05 4.08 4.03 3.95 3.81 4.16 4.32 4.16 4.19 3.94
78.38% 70.27% 62.70% 84.32% 76.76% 79.46% 75.68% 80.00% 77.30% 77.84% 80.00% 81.08% 81.62% 80.54% 78.92% 76.22% 83.24% 86.49% 83.24% 83.78%
PENGHITUNGAN VALIDITAS INSTRUMEN
1. Mentukan proporsi menjawab benar (p) setiap butir soal (No. 1) p= =
X N 19 40
= 0.48
2. Menentukan nilai q setiap butir soal (No. 1) q=1–p = 1 – 0.48 = 0.52
3. Menentukan rerata soal peserta tes (Mp) setiap butir soal (No. 1) Mp =
=
jumlah skor total peserta yang menjawab benar jumlah skor tertinggi peserta tes yang menjawab benar
531 19
= 27.95
4. Menentukan rerata skor total (Mt) Mt =
=
jumlah skor total jumlah siswa
926 40
= 23.15
5. Menentukan standar deviasi total SD =
=
X t2 N
Xt N
23670 926 40 40
2
2
= 7.47 6. Menentukan validitas setiap butir soal (No.1) rγbis =
=
Mp Mt SD
p q
27.95 23.15 0.48 7.47 0.52
= 0.611
Untuk memberikan interpretasi terhadap rhitung digunakan tabel “r” product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya dengan cara: Df = N – Nr = 40 – 2 = 38
Butir soal dikatakan valid apabila rhitung ≥ rtabel. Dengan df sebesar 38 didapatkan rtabel = 0.320 (taraf signifikan 5%). Sehingga tiap butir soal dikatakan valid apabila rhitung ≥ 0.320.
PENGHITUNGAN RELIABILITAS
Berdasarkan tabel skor yang valid didapat: ∑Xt
= 627
∑Xt2 = 12605 Banyak data (N) = 40 2
S
Xt 2 = N
Xt N
12605 627 = 40 40
2
2
= 315.125 – 245.706 = 69.419 = 69.42 Koefisien reliabilitas dihitung menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut: r11
2 n S pq = S2 n 1
26 69.42 5.87 = 69.42 26 1
= 0.952 Dari hasil penghitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0.952, oleh karena itu reliabilitas tergolong dalam klasifikasi sangat tinggi.