PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERHITUNGAN BATAS TERENDAH NILAI PERBANDINGAN ANTARA SUHU DEBYE DAN SUHU KRISTAL SECARA NUMERIK UNTUK MENENTUKAN PENGARUH SUHU TERHADAP PANAS JENIS KRISTAL
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika
Oleh: Margareta Inke Mayasari NIM : 023214002
PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
" Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya " ( Matius 21:22)
PERSEMBAHAN :
"Skripsi ini aku persembahkan untuk Ayah dan Ibuku serta kakakku mas Robert yang selalu memberikan dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang sepanjang hidupku"
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERHITUNGAN BATAS TERENDAH NILAI PERBANDINGAN ANTARA SUHU DEBYE DAN SUHU KRISTAL SECARA NUMERIK UNTUK MENENTUKAN PENGARUH SUHU TERHADAP PANAS JENIS KRISTAL
ABSTRAK
Telah dilakukan perhitungan secara numerik terhadap batas terendah nilai perbandingan antara suhu Debye dan suhu kristal yang digunakan dalam perhitungan panas jenis Debye satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0. Hasil perhitungan secara numerik menunjukkan bahwa untuk
θD
θD T
< xk nilai integral I bergantung pada suhu T , sedangkan untuk
≥ xk nilai integral I konstan. Nilai xk untuk satu dimensi adalah xk ≥ 19 , untuk T dua dimensi xk ≥ 22 , dan untuk tiga dimensi adalah xk ≥ 25 .
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CALCULATION OF THE RATIO VALUE LOWER LIMIT BETWEEN DEBYE AND CRYSTAL TEMPERATURES NUMERICALLY FOR DETERMINING THE TEMPERATURE EFFECT ON THE CRYSTAL SPECIFIC HEAT ABSTRACT
The calculations of the ratio value lower limit between Debye temperature and crystal temperature which is used on the calculation of the Debye heat specific for one, two, and three dimension(s) have been performed numerically by using Mathematica 5.0 package program. The numerical results show that the values of the
θD
< xk are depend on the temperature (T), meanwhile for
θD
≥ xk the T T values of the I are constants. The values of the xk are xk ≥ 19 , xk ≥ 22 , and xk ≥ 25 corresponding to one, two, and three dimension (s) respectively. integral I for
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
berjudul
:
”PERHITUNGAN
BATAS
TERENDAH
NILAI
PERBANDINGAN ANTARA SUHU DEBYE DAN SUHU KRISTAL SECARA NUMERIK UNTUK MENENTUKAN PENGARUH SUHU TERHADAP PANAS JENIS KRISTAL”, yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik berupa waktu, tenaga, bimbingan, dorongan, dan sumbang saran yang penulis butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Drs. Vet. Asan Damanik, M.Si. selaku dosen pembimbing yang
telah
banyak
meluangkan
waktu
untuk
membimbing,
mendampingi, memberikan dorongan dan semangat dalam pengerjaan tugas akhir ini. 2. Ayah dan Ibuku tercinta yang tanpa henti memberikan dukungan, dorongan, doa, dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kakakku tercinta mas Robert yang selalu memberikan semangat dan doanya pada waktu penulis mengerjakan skripsi ini. 4. Erig yang selama ini selalu menemaniku, memberikan dorongan, semangat dan doanya pada waktu pengerjaan tugas akhir ini. 5. Adik sepupuku Wahyu dan Angga yang senantiasa memberikan dukungannya. 6. Mbak Asti dan mas Anto yang selama ini telah memberikan dukungannya. 7. Temen-teman kosku terutama Chika, Jule dan Anis yang selalu memberikan semangat dan menjadi sahabat yang baik bagiku serta menemaniku mengerjakan skripsi. 8. Temen-teman fisika yang selama bertahun-tahun selalu berjuang bersamaku. 9. Dr. Edi Santosa, M.S. selaku dosen pendamping akademik yang sudah banyak memberikan pendampingan selama menjadi mahasiswa. 10. Seluruh Staff Pengajar Jurusan Fisika yang telah memberikan pengajaran dan pendampingan. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu. Terimakasih atas segala bantuannya.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sangat membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan khususnya pembaca.
Yogyakarta, Juni 2007
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………..............................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………….....
ii
HALAMAN PENGESAHAN .…………………………………………..
iii
HALAMAN MOTO PERSEMBAHAN …………......………………….
iv
ABSTRAK ……………………………………………………………….
v
ABSTRACT ……………………………………………………………..
vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………...
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………….
x
DAFTAR ISI …………………………………………………………….
xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
xiv
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………….
1
1.1. Latar Belakang ………………………………………………….
1
1.2. Perumusan Masalah …………………………………………….
4
1.3. Batasan Masalah ………………………………………………..
5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………
5
1.4.1. Tujuan Penelitian ………………………………………...
5
1.4.2. Manfaat Penelitian ……………………………………….
6
1.5. Sistematika Penulisan …………………………………………...
6
BAB II. DASAR TEORI ………………………………………………...
7
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1. Panas Jenis Zat Padat ……………………………………………
7
2.2. Panas Jenis Menurut Teori Klasik ………………………………
9
2.3. Panas Jenis Menurut Teori Einstein …………………………….
13
2.4. Panas Jenis Menurut Teori Debye……………………………….
16
2.4.1. Panas Jenis Zat Padat Dalam Satu Dimensi ……………...
17
2.4.2. Panas Jenis Zat Padat Dalam Dua Dimensi ......................
18
2.4.3. Panas Jenis Zat Padat Dalam Tiga Dimensi ….………….
20
2.5. Integrasi Numerik Dengan Menggunakan Mathemetica 5.0…….
23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….
24
3.1. Jenis Penelitian ………………………………………………….
24
3.2. Sarana Penelitian ………………………………………………..
24
3.3. Langkah-Langkah Penelitian ……………………………………
24
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………….
26
4.1. Hasil Integrasi Numerik …………………………………………
26
4.1.1. Panas Jenis Zat Padat Satu dimensi ……………………...
26
4.1.2. Panas Jenis Zat Padat Dua Dimensi ...................................
27
4.1.3. Panas Jenis Zat Padat Tiga Dimensi ……………………..
28
4.2. Pembahasan ……………………………………………………..
29
BAB V. PENUTUP ……………………………………………………...
33
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………...
33
5.2. Saran …………………………………………………………….
34
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… LAMPIRAN A LAMPIRAN B LAMPIRAN C
xiii
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Panas jenis Cu pada volume tetap sebagai fungsi T
1
Gambar 1.2
Panas Jenis Cu pada volume tetap dengan
3
θ E = 240 K Gambar 4.1
Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal satu dimensi
27
Gambar 4.2
Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal dua dimensi
28
Gambar 4.3
Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal tiga dimensi
29
Gambar 4.4
Gabungan grafik satu dimensi, dua dimensi dan
32
tiga dimensi
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam fisika diketahui ada tiga model atau teori mengenai panas jenis suatu zat padat, yaitu teori Klasik, teori Einstein dan teori Debye. Menurut teori Klasik nilai panas jenis suatu zat padat pada volume tetap (cv ) tidak bergantung pada suhu (T ) . Dengan kata lain, panas jenis suatu zat pada volume tetap menurut teori Klasik adalah
cv = 3R
(1.1)
dengan R tetapan gas umum ( R = 8.31×10 3 J / kmol K = 1.99 kcal / kmol K). Berdasarkan hasil eksperimen, nilai panas jenis suatu zat pada volume tetap bergantung pada suhu atau secara matematis dapat dituliskan
cv ≡ cv (T ) .
(1.2)
Sebagai contoh, panas jenis Cu berdasarkan hasil eksperimen (Omar, 1975) diperlihatkan pada Gambar 1.1
6
Cv cal/g mol, K
5 4 Cu: E =2 40 K
3 2 1 100
200
300
T, K
Gambar 1.1 Panas jenis Cu pada volume tetap sebagai fungsi T
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari gambar 1.1 terlihat bahwa nilai c v pada suhu tinggi mendekati 3R (sesuai dengan teori Klasik), tetapi pada suhu rendah nilai c v sangat bergantung pada T . Untuk mengatasi kelemahan teori Klasik tersebut, Einstein merumuskan teori panas jenis pada volume tetap dengan menganggap (mengandaikan) bahwa zat padat tersusun dari atom-atom yang bergetar secara bebas (independen) disekitar titik kesetimbangannya satu dengan yang lainnya. Dengan asumsi tersebut, Einstein memperoleh energi rata-rata sebesar (Omar, 1975) : ∞
E=
∑E
n=0
∞
n
∑e
e − En / kT (1.3) − E n / kT
n=0
1⎞ h ⎛ dengan E n = ⎜ n + ⎟ hω E ( h tetapan Planck tereduksi, h = dan ω E frekuensi 2⎠ 2π ⎝ getar), sehingga (Sears dan Salinger, 1975) ∂E ⎛θ ⎞ = 3R ⎜ E ⎟ cv = ∂T ⎝T ⎠
2
(e
eθ E / T θE / T
)
−1
2
.
(1.4)
Pada suhu tinggi nilai c v menurut teori Einstein mendekati nilai 3R (sesuai teori Klasik) dan pada suhu rendah (Omar, 1975) ⎛θ ⎞ c v = 3R ⎜ E ⎟ e −θ E / T ⎝T ⎠ 2
dengan θ E suhu Einstein.
2
(1.5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Cv cal/g mol, K
5 4 Cu: E =2 40 K
3 2 1 100
200
300
T, K
Gambar 1.2 Panas jenis Cu pada volume tetap dengan θ E = 240 K
Jika dibandingkan nilai cv
menurut teori Einstein terhadap hasil
eksperimen untuk Cu dengan θ E = 240 K maka terlihat bahwa nilai c v berdasarkan perhitungannya teori Einstein untuk T << 200 K kurang sesuai dengan hasil eksperimen (Gambar 1.2). Kelemahan teori Einstein tersebut diperbaiki oleh Debye, yang mengasumsikan bahwa kisi kristal itu adalah suatu kontinum elastik dengan volume V (Suwitra, 1989). Suatu kontinum elastik akan memiliki distribusi frekuensi yang kontinu pada interval frekuensi ω sampai ω + dω . Tenaga kontinum elastis Debye diberikan oleh (Omar, 1975) E = ∫ E (ω ) g (ω ) dω ,
dengan g (ω ) adalah rapat modus, dan E =
hω
e
hω / kT
−1
(1.6)
adalah energi rata-rata atom
kristal. Rapat modus g (ω ) untuk kontinum elastik volume V diberikan oleh
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g (ω ) =
L3 ω 2 2π 2 v s3
(1.7)
dengan L panjang rusuk volume V, ω frekuensi kontinum elastik, dan v s kecepatan gelombang. Sehingga persamaan (1.6) dapat dituliskan menjadi E=
Jika didefenisikan x =
ωD
3V 2π 2 v s3
hω 3
∫e ω
h / kT
0
−1
dω .
(1.8)
hω kθ hω , x D = D , dan kθ D = hω D atau ω D = D ( θ D kT kT h
adalah suhu Debye), maka panas jenis pada volume tetap diberikan oleh cv =
∂E ∂T
⎛T = 9 R ⎜⎜ ⎝θD
⎞ ⎟⎟ ⎠
3 x D
x4 ex
∫ (e
x=0
x
)
−1
2
dx .
(1.9)
1.2. Perumusan Masalah
Dari persamaan (1.9) terlihat bahwa nilai integral
I=
xD
x4 ex
∫ (e
x =0
untuk suhu rendah (T << θ D ) adalah
x
)
−1
2
dx
(1.10)
4π 4 (suatu konstanta). Secara umum hasil 15
integral persamaan (1.10) masih merupakan fungsi θ D dan T atau I ≡ I (θ D , T ) .
Yang menjadi permasalahan adalah berapa batas terendah nilai integral persamaan (1.10) untuk suhu rendah (T << θ D ) terpenuhi.
4
(1.11)
θD T
agar hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3. Batasan Masalah
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada masalah 1. Penentuan batas terendah nilai
θD T
agar hasil integral persamaan (1.9)
untuk suhu rendah terpenuhi. 2. Implikasi batas terendah nilai
θD T
terhadap panas jenis Debye pada
panjang tetap, luas tetap dan volume tetap.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menentukan batas terendah nilai
θD T
agar hasil integral pada
persamaan (1.10) untuk suhu rendah terpenuhi. 2. Mengetahui implikasi batas terendah nilai
θD T
terhadap panas jenis
suatu zat pada panjang tetap, luas tetap dan volume tetap (cv ) .
1.4.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan terhadap panas jenis pada panjang tetap, luas tetap dan volume tetap dan kaitannya dengan suhu Debye θ D dan T .
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Pada Bab I dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. DASAR TEORI Dalam Bab II dijabarkan teori panas jenis zat padat menurut teori Klasik, Einstein, dan Debye. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III akan dijelaskan tentang jenis penelitian, sarana penelitian dan langkah-langkah penelitian. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV akan ditampilkan hasil penelitian secara numerik serta pembahasannya BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V disajikan kesimpulan dan saran.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II DASAR TEORI
2.1. Panas Jenis Zat Padat Zat padat terbentuk dari atom-atom (berupa ion atau atom netral) atau molekul yang sangat tersusun dengan posisi sangat berdekatan. Energi zat padat dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu energi termal dan energi lain. Energi lain dapat berasal dari energi kinetik, energi potensial listrik, energi potensial magnetik energi rotasi, energi potensial gravitasi, dll. Perubahan energi termal tiap satu satuan perubahan suhu disebut kapasitas panas C (Suwitra, 1989)
C=
∂E . ∂T
(2.1)
Selain konsep kapasitas panas, dikenal juga konsep panas jenis yang didefenisikan sebagai jumlah kalor atau energi yang diperlukan oleh satu mol zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1K. Secara matematis, panas jenis dituliskan sebagai
c=
1 ∂E m ∂T
(2.2)
dengan c panas jenis ( satuan J / kmol atau kcal / kmol K) dan m adalah besarnya massa satu mol zat. Jika suatu sistem bekerja pada volume tetap, maka panas jenis itu disebut panas jenis pada volume tetap ( c v ), secara matematis dituliskan
cv =
1 m
⎛ ∂E ⎞ ⎜ ⎟ ⎝ ∂T ⎠ v
(2.3)
Menurut hukum I termodinamika, jika sejumlah kalor dQ diberikan kepada suatu sistem, maka kalor/energi tersebut dapat digunakan oleh sistem
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mengubah energi dalamnya (dU ) dan untuk melakukan sejumlah kerja
(dW ) .
Hukum termodinamika tersebut dapat dituliskan sebagai (Nainggolan,
1978) dQ = dU + dW
(2.4)
Energi dalam sistem ditentukan oleh volume (V ) dan suhu sistem (T ) sehingga (Sears dan Salinger, 1975)
⎛ ∂U ⎞ ⎛ ∂U ⎞ dU = ⎜ ⎟ dT + ⎜ ⎟ dV ⎝ ∂T ⎠ v ⎝ ∂V ⎠ T
(2.5)
Jika persamaan (2.5) disubstitusikan ke persamaan (2.4) maka diperoleh
⎛ ∂U ⎞ ⎛ ∂U ⎞ dQ = ⎜ ⎟ dV + dW ⎟ dT + ⎜ ⎝ ∂V ⎠ T ⎝ ∂T ⎠ v (2.6) Mengingat dW = p dV , persamaan (2.6) dapat dituliskan kembali dalam bentuk ⎧ ⎛ ∂U ⎞ ⎫ ⎛ ∂U ⎞ dQ = ⎜ ⎟ dT + ⎨ ⎜ ⎟ + p ⎬ dV . ⎝ ∂T ⎠ v ⎩ ⎝ ∂V ⎠ T ⎭
(2.7)
Maka kapasitas panas (C ) pada volume tetap (dV = 0 ) diberikan oleh
⎛ ∂Q ⎞ Cv = ⎜ ⎟ ⎝ ∂T ⎠ v
⎛ ∂U ⎞ =⎜ ⎟ . ⎝ ∂T ⎠ v
Selain konsep kapasitas panas, dikenal juga konsep panas jenis
(2.8)
(cv )
yang
didefenisikan sebagai jumlah kalor atau energi yang diperlukan oleh satu mol zat untuk menaikkan suhunya sebesar 1K. Secara matematis panas jenis (cv ) pada volume tetap dituliskan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cv =
1 ∂Q 1 ⎛ ∂U ⎞ = ⎜ ⎟ m ∂T m ⎝ ∂T ⎠ v
(2.9)
Selanjutnya panas jenis zat padat ditinjau menurut tiga teori, yaitu teori Klasik, teori Einstein, dan teori Debye.
2.2. Panas Jenis Menurut Teori Klasik
Menurut teori klasik dengan menggunakan teori kinetik gas, jika suatu kotak yang mempunyai volume V diisi N molekul gas dengan masing-masing molekul memiliki massa m dan bergerak dengan kecepatan v x (searah sumbu x), maka akan terjadi tumbukan antara molekul dengan luasan (A) dinding kotak sehingga perubahan momentum sebelum dan sesudah terjadinya tumbukan adalah
2 m vx . Besarnya perubahan momentum dalam interval v x sampai v x + dv x diberikan oleh (Bradbury, 1984)
Δ p x = 2m A x dn (v x ) v x
(2.10)
dengan x adalah panjang lintasan, dan dn (v x ) adalah jumlah molekul tiap satu satuan volume sebagai fungsi v x . Perubahan momentum tersebut terjadi dalam interval waktu
Δt =
x . vx
(2.11)
Perubahan gaya yang dihasilkan dalam luasan A akibat terjadinya tumbukan adalah
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dFx =
Δ px = 2 mA v x2 dn (v x ) . Δt
(2.12)
sehingga ∞
Fx = 2 A m ∫ v x2 dn (v x ) .
(2.13)
0
Nilai v x2 diberikan oleh (Bradbury, 1984) ∞
+∞
2 2 ∫ v x dn (v x ) 2 ∫ v x dn (v x )
v x2 = − ∞+ ∞
∫ dn (v )
=
0
N /V
.
(2.14)
x
−∞
Jika persamaan (2.13) dan (2.14) digabungkan, maka akan diperoleh P=
Fx m N v x2 = A V
(2.15)
dengan P adalah tekanan. Persamaan (2.15) dapat dituliskan dalam bentuk
PV =
2 ⎛1 ⎞ N ⎜ m v2 ⎟ , 3 ⎝2 ⎠
(2.16)
sebab v x2 = v y2 = v z2 dan v 2 = v x2 + v y2 + v z2 . Dengan demikian energi kinetik molekul gas dapat dituliskan menjadi 1 3 m v2 = k T . 2 2
(2.17)
Pada persamaan (2.17) digunakan relasi P V = N k T (Martin, 1986) Selain memiliki energi kinetik, molekul-molekul gas tersebut juga memiliki energi potensial. Dari persamaan (2.11) dan (2.12) diperoleh relasi
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dFx =
v x Δp x x
atau
x dFx = Δ v x Δ p x
(2.18)
Besarnya gaya dalam luasan A adalah
( Δt )
(2.19)
x2 dn ( x ) . (Δt ) 2
(2.20)
Δt dFx = 2 m A x dn ( x) x Persamaan (2.19) dapat dituliskan menjadi Δt dFx = 2 m A
Meningat nilai x 2 adalah ∞
x = 2
∫x
2
dn ( x)
−∞
(2.21)
∞
∫ dn ( x)
−∞
sehingga dari persamaan (2.20) diperoleh ∞
2 ∫ x dn ( x)
1
2
x = 2
0
NV
=
⎛∞ ⎞ ⎜ ∫ Δt dFx ⎟ Δt ⎟ m A⎜ ⎝0 ⎠ . NV
(2.22)
Dari persamaan (2.15) diperoleh dP =
dFx . A
Jika ruas kiri dan kanan persamaan (2.23) dikalikan Δx , maka diperoleh
A Δx dP = dFx Δx
A Δx dP = dFx Δt v x
11
(2.23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau V dP = v x ∫ Δt dFx
(2.24)
Jika persamaan (2.24) diintegralkan, maka dihasilkan ∞
P V = v x ∫ Δt dFx 0
Jika dimasukkan ke dalam persamaan (2.22) 1 x2 =
=
⎛∞ ⎞ ⎜ Δt dFx ⎟ Δt ⎟ m A⎜∫ ⎝0 ⎠ NV
1 PV / v x Δt mA N / V
PV =
m A N vx 2 x Δt V
N A kT =
kT =
m A N vx 2 x Δt V
m A N vx 2 x Δt N A V
atau 1 1 m A N vx 2 kT = x 2 2 V N A Δt Jika
m A N vx = c , maka persamaan (2.25) menjadi V N A Δt
12
(2.25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 1 k T = c x2 2 2 sehingga besarnya energi potensial adalah adalah
(2.26) 1 kT . 2
Dengan demikian besarnya panas jenis c v (satu dimensi) menurut teori klasik ditinjau dari teori kinetik gas adalah sebesar (Omar, 1975)
cv = N A k cv = R .
(2.27)
Untuk panas jenis ( c v ) tiga dimensi cv = 3R Berdasarkan hasil eksperimen (Gambar 1.1) panas jenis zat padat bergantung pada suhu T khususnya pada suhu rendah. Pada suhu tinggi c v mendekati 3R. Oleh sebab itu teori panas jenis klasik masih memiliki kelemahan karena tidak dapat menjelaskan kebergantungan c v terhadap T.
2.3. Panas Jenis Menurut Teori Einstein
Menurut teori panas jenis Einstein osilasi zat padat mengikuti statistik Bose-Einstein (Suwitra, 1989). Einstein juga mengajukan asumsi bahwa semua fonon (osilator) memiliki frekuensi yang sama. Tiap atom berprilaku sebagai tiga osilator harmonis yang independen. Menurut mekanika kuantum, tenaga osilator harmonik diberikan oleh (Alonso dan Finn, 1968)
1 ⎞ ⎛ En = ⎜ n + ⎟ h ω , n = 0, 1, 2, 3,... 2 ⎠ ⎝
13
(2.28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan ω frekuensi osilator harmonik, h =
h . Tenaga rata-rata osilator harmonik 2π
diberikan oleh (Omar, 1975) ∞
∑E
n=0
E=
e − En / kT
n
∞
∑e
(2.29) − E n / kT
n=0
Jika dituliskan β =
1 , maka persamaan (2.29) dapat dituliskan kT ∞
∑E
n=0
E=
e − En β
n
∞
∑e
(2.30) − En β
n=0
Untuk memudahkan perhitungan persamaan (2.30) digunakan substitusi ∞
Z = ∑ e − β En
(2.31)
n=0
yang dikenal sebagai fungsi partisi (Mandl, 1988). Dengan demikian, maka tenaga rata-rata pada persamaan (2.30) menjadi E =−
1 ∂Z ∂ (ln Z ) =− ∂β Z ∂β
(2.32)
Jika persamaan (2.28) disubstitusikan ke dalam persamaan (2.30) maka diperoleh ∞
Z = ∑e
1⎞ ⎛ − ⎜ n + ⎟ hωβ 2⎠ ⎝
n=0
= e − hωβ / 2
∞
∑e
− nhωβ
n=0
(
= e − hωβ / 2 1 + e − hωβ + e −2hωβ + e −3hωβ + ......
14
)
(2.33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jika hωβ > 0 , maka e − hωβ << 1 , sehingga bentuk deret pada persamaan (2.32) dapat dituliskan menjadi
1 + e −hωβ + e − 2hωβ + e −3hωβ + ... =
1 1 − e − hωβ
Dengan demikian fungsi partisi dapat dituliskan menjadi
Z=
e − hωβ / 2 1 − e − hωβ
(2.34)
Dengan substitusi persamaan (2.34) ke dalam persamaan (2.32) diperoleh tenaga rata-rata osilator harmonik satu dimensi sebesar E =−
∂ ( ln Z ∂β
=−
)
∂ ⎛ 1 hωβ ⎞ ⎜ − hωβ − ln 1 − e ⎟ ∂β ⎝ 2 ⎠
(
)
⎞ ⎛ 1 1 ⎟ = hω ⎜⎜ + hωβ − 1 ⎟⎠ ⎝ 2 e
(2.35)
Jika ditinjau osilator tiga dimensi dan ada sejumlah N osilator, maka tenaga total osilator harmonik sebesar
1 ⎛ 1 ⎞ E = 3 N E = 3 N h ω ⎜ + hω / kT ⎟ −1 ⎠ ⎝ 2 e
(2.36)
Kalau ada satu mol zat (kristal), maka N = N A (bilangan Avogadro). Dengan demikian panas jenis c v diberikan oleh
⎛ ∂E ⎞ cv = ⎜ ⎟ ⎝ ∂T ⎠
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
⎛ hω ⎞ = 3 NA k ⎜ ⎟ ⎝ kT ⎠ ⎛θ ⎞ =3R⎜ E ⎟ ⎝ T ⎠
2
(e
e hω / kT
2
(e
hω / kT
e θ E / kT θ E / kT
−1
−1
)
2
(2.37)
)
2
⎛ hω ⎞ dengan R = N A k dan θ E = ⎜ ⎟ yang dikenal sebagai suhu Einstein. ⎝ k ⎠ Untuk mengetahui daya prediksi panas jenis Einstein tersebut, ditinjau dua keadaan ekstrim yaitu pada suhu rendah dan suhu tinggi. Pada suhu tinggi T >> θ E atau
θE T
<< 1 sehingga e θ E / T ≈ 1 +
θE T
. Jadi panas jenis Einstain pada
suhu tinggi dapat dituliskan 1+
θE
+ ⎛θ E ⎞ + ⎛θ E ⎞ + ... T ⎜⎝ T ⎟⎠ ⎜⎝ T ⎟⎠ 2
3
⎛θ ⎞ cv = 3 R ⎜ E ⎟ 2 2 3 ⎝ T ⎠ ⎛θ ⎞ θ θ ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ E E E ⎜⎜ + + + ... ⎟⎟ T ⎜⎝ T ⎟⎠ ⎜⎝ T ⎟⎠ ⎝ ⎠ 2
θ ≈ 3 R ⎛⎜ 1 + E ⎞⎟ T ⎠ ⎝ cv ≈ 3 R Pada suhu rendah T << θ E atau
(2.38)
θE T
>> 1 , sehingga e θ E / T >> 1 . Jika e θ E / T >> 1 ,
maka faktor eθ E / T − 1 ≈ eθ E / T . Jadi panas jenis Einstein pada suhu rendah dapat dituliskan ⎛θ ⎞ c v = 3 R ⎜ E ⎟ e −θ E / T ⎝T ⎠ 2
16
(2.39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Model panas jenis Einstein hanya cocok untuk suhu tinggi, sedangkan pada suhu rendah kurang sesuai.
2.4. Panas Jenis Menurut Teori Debye
Debye mengembangkan suatu model dengan mengasumsikan bahwa kisi kristal itu adalah suatu kontinum elastik dengan volume V (Suwitra, 1989). Pada model Debye, suatu kontinum elastik akan memiliki distribusi frekuensi yang kontinu pada interval frekuensi ω sampai ω + dω , dan tenaga total diberikan oleh E=
ωD
∫ g (ω ) E (ω ) dω
(2.40)
0
dengan g (ω ) adalah rapat modus dan ω D adalah frekuensi Debye. Rapat modus didefenisikan
g (ω ) =
dN dω
(2.41)
dengan N adalah jumlah modus.
2.4.1. Panas jenis zat padat dalam satu dimensi
Jumlah modus fonon untuk satu dimensi adalah
N=
L
(2.42)
λ
dengan λ adalah panjang gelombang. Mengingat λ = dapat dituliskan menjadi
17
2π , persamaan (2.42) kλ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
⎛ L ⎞ N = ⎜ ⎟ kλ . ⎝ 2π ⎠ Sebab k dapat juga dituliskan sebagai k λ =
N=
(2.43)
ω vs
, maka
L ω . 2π v s
(2.44)
Jadi rapat modus untuk satu dimensi adalah
g (ω ) =
L 2π v s
(2.45)
Dengan menggunakan persamaan (2.44), frekuensi ω untuk gelombang satu dimensi diberikan oleh
ω=
2π v s N L
(2.46)
Dengan demikian tenaga kontinum elastis satu dimensi diberikan oleh
E=∫
ωD
0
g (ω )
Lh E= 2π v s
Jika
ωD =
didefenisikan
ωD
hω
e
hω / kT
∫e ω
ω
h / kT
0
x=
−1
hω , kT
−1
dω
dω
xD =
hω D , kT
(2.47)
dan
kθ D = h ω D
atau
kθ D ( θ D adalah suhu Debye), maka panas jenis c L zat padat satu dimensi h
diberikan oleh
cL =
∂E ∂T
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
=
L k2 T π vs h
xD
x2 ex dx (e x − 1) 2
∫ 0
(2.48)
atau cL ≈ T
(2.49)
2.4.2. Panas jenis zat padat dalam dua dimensi
Jumlah modus fonon dua dimensi 2
⎛ L ⎞ 2 N =⎜ ⎟ kλ ⎝ 2π ⎠
=
L2 ω 2 2π v s2
(2.50)
Sehingga rapat modus diberikan oleh
g (ω ) =
L2 ω , 2π 2 v s2
(2.51)
dan frekuensi ω untuk gelombang dua dimensi diberikan oleh 1
⎛ 2π 2 v s2 N ⎞ 2 ⎟ ω = ⎜⎜ 2 ⎟ L ⎝ ⎠
(2.52)
Jadi tenaga kontinum elastis dua dimensi diberikan oleh
E=2∫
ωD
0
E=
g (ω )
2 L2 h 2π 2 v s2
ωD
hω
e
hω / kT
−1
ω2
∫e ω
h / kT
0
19
−1
dω
dω
(2.53)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengingat x =
hω kθ hω , x D = D , dan kθ D = hω D atau ω D = D ( θ D adalah suhu kT kT h
Debye), maka panas jenis zat padat untuk dua dimensi diberikan oleh cA =
∂E ∂T
L2 k 3 = 2 2 2 T2 π vs h
xD
∫ 0
x3 e x dx (e x − 1) 2
(2.54)
atau
cA ≈T 2
(2.55)
2.4.3. Panas jenis zat padat dalam tiga dimensi
Jumlah modus fonon tiga dimensi ⎛ L ⎞ 4π 3 N =⎜ kλ ⎟ ⎝ 2π ⎠ 3 3
L3 ω 3 = 2 3 6π v s
(2.56)
sehingga rapat modus diberikan oleh g (ω ) =
L3 ω 2 , 2π 2 v s3
(2.57)
dan frekuensi ω untuk gelombang tiga dimensi diberikan oleh 1
⎛ 6π 2 v s3 N ⎞ 3 ⎟ ω = ⎜⎜ 3 ⎟ L ⎝ ⎠
20
(2.58)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jadi tenaga kontinum elastis tiga dimensi dapat dituliskan sebagai
E =3∫
ωD
0
E=
Mengingat x =
g (ω )
3 L3 h 2π 2 v s3
hω
e
hω / kT
ωD
−1
ω3
∫e ω
h / kT
0
−1
dω
dω
(2.59)
hω kθ hω , x D = D , dan kθ D = hω D atau ω D = D ( θ D adalah suhu kT kT h
Debye), maka panas jenis c v untuk zat padat tiga dimensi adalah cv =
∂E ∂T
3L3 k 4 = 2 3 3 T3 2π v s h
xD
∫ 0
x4 ex dx (e x − 1) 2
(2.60)
atau
cv ≈ T 3
(2.61)
Bentuk integrasi numerik yang terdapat dalam panas jenis Debye satu dimensi (persamaan (2.48)), dua dimensi (persamaan (2.54)), dan tiga dimensi (persamaan (2.60)) akan diselesaikan dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 2.1 Temperatur Debye (θ D ) untuk beberapa unsur dan senyawa (Omar, 1975)
Unsur / Senyawa θ D (K)
Li
Na
K
Cu
Ag
Au
Al
Ga
Pb
Ge
Si
C
NaCl
KCl
CaF2
LiF
SiO2
335
156
91.1
343
226
162
428
325
102
378
647
1860
280
230
470
680
255
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.5. Integrasi Numerik Menggunakan Mathematica 5.0
Bentuk- bentuk integrasi numerik yang ada di dalam persamaan (2.48), (2.54) dan (2.60) akan diselesaikan secara numerik dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0. Secara umum penyelesaian integrasi numerik untuk x max
I=
∫ f (x ) dx
dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0 adalah
x min
NIntegrate[f, {x, xmin, xmax}], dengan f adalah fungsi yang akan diintegralkan , xmin adalah batas bawah, xmaks adalah batas atas, dan NIntegrate adalah perintah yang digunakan untuk mengevaluasi integrasi numeriknya. Selain
itu
ada
juga
penyelesaian
integrasi
numerik
dengan
Table[NIntegrate[f, {x, xmin, y}],{y,ymin,ymaks}], dimana {y,ymin,ymaks} dihitung dahulu nilai integralnya kemudian hasilnya akan digunakan sebagai batas dalam {x, xmin, y}. Contoh 1: In[1]:= NIntegrate[Exp[-x^3], {x, 0, Infinity}] Out[1]= 0.89298 Hasil penyelesaian contoh diatas tersebut hanya untuk satu nilai dalam suatu daerah integral. Contoh 2 : In[2]:= Table[NIntegrate[(x^3)/(Exp[x]-1),{x,0,y}],{y,0,8}] Out[2]= {0.,0.224805,1.17634,2.55222,3.87705,4.89989,5.58586,6.00317,6.23962} Hasil penyelesaian contoh 2 tidak seperti hasil penyelesaian contoh 1. Hasil penyelesaian contoh 2 berupa nilai-nilai hasil integrasi numerik sekaligus dalam interval tertentu untuk nilai x tertentu.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian studi pustaka dan paket program Mathematica 5.0.
3.2. Sarana Penelitian Sarana yang dibutuhkan dalam peyelesaian skripsi ini adalah buku-buku yang berhubungan dengan panas jenis zat padat yang terdapat di UPT Perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta.
3.3. Langkah – langkah penelitian Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menelusuri bahan – bahan mengenai teori panas jenis Klasik, Einstein dan Debye serta integrasi numerik dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0. 2. Mengelaborasi teori-teori panas jenis Klasik, Einstein dan Debye secara analitik. 3. Menyelesaikan teori panas jenis Debye secara numerik dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0. 4. Batasan angka desimal numerik yang akan diambil untuk panas jenis satu dimensi dan dua dimensi adalah lima digit sedangkan
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk panas jenis tiga dimensi adalah empat digit. Batasan angka desimal numerik yang akan diambil mengikuti paket program Mathematica 5.0. 5. Menentukan batas terendah nilai
θD T
agar hasil integral pada
persamaan (1.10) untuk suhu rendah terpenuhi. 6. Menarik kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Integrasi Numerik Sebagaimana diketahui dari persamaan (2.48), (2.54) dan (2.60) bahwa panas jenis kristal pada panjang tetap (c L ) , luas tetap (c A ) dan volume tetap (cv ) tergantung pada nilai integrasi I=
xD
∫ f (x ) dx 0
Dengan f (x ) adalah fungsi yang bentuknya bersesuaian dengan dimensi kristal. Dari berbagai studi literatur (Omar, 1975 ; Sears, 1975 ; Mandl, 1988) nilai integral I konstan.
4.1.1. Panas Jenis Zat Padat Satu Dimensi Untuk panas jenis satu dimensi hasil integrasi numerik dari xD
x2 ex ∫0 (e x − 1) 2 dx dapat dilihat pada Lampiran A dan jika hasil integrasi numerik
(Lampiran A) digambar maka hasilnya terlihat pada Gambar 4.1. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa nilai I tetap pada daerah x ≥ 19 . Sedangkan untuk daerah x < 19 nilai I bergantung pada x.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 x
0 0
10
20
30
40
Gambar 4.1 Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal satu dimensi
4.1.2. Panas Jenis Zat Padat Dua Dimensi Seperti halnya panas jenis satu dimensi, untuk panas jenis dua dimensi xD
hasil integrasi numerik dari
x3 e x ∫0 (e x − 1) 2 dx dapat dilihat pada Lampiran B. Jika
hasil integrasi numerik (Lampiran B) digambar maka hasilnya terlihat pada Gambar 4.2. Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa nilai I tetap pada daerah x ≥ 22 . Sedangkan untuk daerah x < 22 nilai I bergantung pada x.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I 8 7 6 5 4 3 2 1 x
0
10 20 30 40 0 Gambar 4.2 Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal dua dimensi
4.1.3. Panas Jenis Zat Padat Tiga Dimensi Untuk panas jenis satu dimensi hasil integrasi numerik dari xD
x4 ex ∫0 (e x − 1) 2 dx dapat dilihat pada Lampiran C dan jika hasil integrasi numerik
(Lampiran C) digambar maka hasilnya terlihat pada Gambar 4.3. Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa nilai I tetap pada daerah x ≥ 25 . Sedangkan untuk daerah x < 25
nilai I bergantung pada x.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
I 30
25
20
15
10
5
x
0
10 20 30 40 0 Gambar 4.3 Grafik I sebagai fungsi x untuk kristal tiga dimensi
4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil integrasi numerik yang telah dilakukan terhadap persamaan (2.48), (2.54), dan (2.60) (Lampiran A, B dan C ) terlihat bahwa panas jenis kristal satu dimensi nilai I tetap pada daerah x ≥ 19 , untuk kristal dua dimensi nilai I tetap pada daerah x ≥ 22 , dan untuk kristal tiga dimensi nilai I tetap pada daerah x ≥ 25. Jika nilai x lebih kecil dari nilai-nilai tersebut, maka nilai I bergantung pada x seperti terlihat pada Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan nilai-nilai x k yang telah diperoleh, dapat dihitung suhu kristal (satu, dua, dan tiga dimensi) dengan menggunakan relasi berikut: xD =
hω D kT
ωD =
kθ D h
xD =
θD T
Jika nilai x D dan θ D diketahui, maka nilai T dapat diperoleh. Contohnya unsur Li (pada Tabel 2.1) untuk tiga dimensi, θ D = 335 , x D = 25 , nilai T dapat dihitung dengan menggunakan persamaan diatas, yaitu xD =
25 =
θD T
335 T
T = 13.4 K Nilai T yang telah dihitung untuk beberapa unsur dan senyawa berdasarkan relasi xD = θ D
T
dan data Tabel 2.1 disajikan pada Tabel 3.1. Unsur / senyawa
θD
T (K)
Na
156
6.24
Cu
343
13.72
Ag
226
9.04
NaCl
280
11.2
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, jika nilai T <
nilai panas jenis bergantung pada suhu. Tetapi jika nilai T ≥
θD xD
θD xD
maka
maka nilai panas
jenis mendekati klasik. Sebagaimana yang telah diketahui dari buku-buku teks (Omar, 1975 ; Sears, 1975 ; Mandl, 1988) yang memuat panas jenis Debye bahwa nilai integrasi pada persamaan (1.9) adalah sebesar
4π 4 untuk kristal tiga dimensi (suatu 15
konstanta). Dengan menggunakan paket program Mathematica 5.0 nilai integrasi pada persamaan (1.9) untuk daerah x ≥ 25 adalah sama dengan yang ada di bukubuku teks yaitu
4π 4 . Tetapi untuk x < 25 nilai integral persamaan (1.9) 15
bergantung pada nilai x. Nilai-nilai I tersebut akan mempengaruhi panas jenis Debye, dimana jika pada daerah x ≥ 25 panas jenisnya adalah sebesar 3R (untuk kristal tiga dimensi), sedangkan jika pada daerah x < 25 nilainya tertentu atau dengan kata lain panas jenisnya bukan 3R . Demikian juga dengan panas jenis kristal satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi, yang masing-masing memiliki batas daerah dimana nilai integrasinya mulai konstan. Jika ketiga grafik pada Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3 digabungkan, maka diperoleh gambar grafik seperti terlihat pada Gambar 4.4.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
I
25
20 I (satu dimensi) I (dua dimensi) I (tiga dimensi)
15
10
5
0 0
10
20
30
x 40
Gambar 4.4 Gabungan grafik satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi
Seperti yang telah diketahui bahwa pada panas jenis satu dimensi x ≥ 19 , dua dimensi x ≥ 22 dan tiga dimensi x ≥ 25 . Dari Gambar 4.4 diatas perbandingan x k (batas mulainya nilai I yang konstan) antara panas jenis satu dimensi, dua dimensi dan tiga dimensi adalah 19 : 22 : 25. Jadi nilai x k semakin besar jika dimensi kristal yang ditinjau semakin besar.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan proses yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Pada panas jenis zat padat satu dimensi nilai I tetap ( konstan ) pada daerah x ≥ 19 , dua dimensi pada daerah x ≥ 22 dan tiga dimensi pada daerah x ≥ 25 . 2. Nilai I tetap ( konstan ) jika
θD T
≥ x k ( x k adalah batas mulainya
nilai I yang konstan ). Sedangkan untuk
θD T
< x k nilai I
bergantung pada x. 3. Untuk suhu yang sangat rendah khususnya pada daerah x < 19 , x < 22 , dan x < 25 nilai I sangat bergantung suhu (T), pengaruh
suhu terhadap panas jenis zat padat satu dimensi c L ~ T , dua dimensi c A ~ T 2 , dan
tiga dimensi cv ~ T 3 menyebabkan
besarnya panas jenis satu dimensi
c L ~ T I (T ) , dua dimensi
c A ~ T 2 I (T ) , dan tiga dimensi c v ~ T 3 I (T ) .
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2. Saran Saran yang dapat diberikan untuk penyempurnaan dan pengembangan tulisan ini adalah 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang perbandingan hasil integrasi numerik menggunakan paket program Mathematica 5.0
dengan paket
program lainnya. 2.
Untuk suhu yang sangat rendah khususnya pada daerah x < 19 , x < 22 , dan x < 25 nilai I sangat bergantung suhu (T), oleh karena itu nilai I haruslah diperhitungkan karena akan mempengaruhi besarnya panas jenis zat padat satu dimensi, dua dimensi, dan tiga dimensi.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Alonso, M., dan Finn, E.J., 1986, Quantum and Statistical Physics, United States of America: Addison-Wesley Publishing Company. Bradbury, T. C., 1984, Mathematical Methods with Applications to Problem in the Physical Sciences, Canada: Addison–Wesley Publishing Company. Mandl, F., 1988, Statistical Physics, Manchester : John Wiley & Sons. Martin, M. C., 1986, Elements of Thermodynamics, New Jersey : Prentice – Hall. Nainggolan, W.S., 1978, Thermodinamika, Bandung: Penerbit Armico. Omar, M. A., 1975, Elementary Solid State Physics, Massachussets : Addison– Wesley Publishing Company. Sears, F. W., dan Salinger, G. L., 1975, Thermodynamics, Kinetic Theory, and Statistical Thermodynamics, Massachusetts : Addison-Wesley Publishing Company. Suwitra, N., 1989, Pengantar Fisika Zat Padat, Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Zeemansky, M. W., dan Dittman, R. H., 1981, Heat and Thermodynamics, New York : McGraw-Hill Book Company. Wolfram, S., 2007, Mathematica6.0, http://reference.wolfram.com/mathematica/ tutorial/NumericalIntegration.html.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN A Tabel hasil integrasi numerik I =
xD
∫ 0
x2 ex dx untuk kristal satu dimensi (e x − 1) 2
xD
I
0
0
1
0.973033
2
1.80172
3
2.41105
4
2.80667
5
3.03917
6
3.16567
7
3.23055
8
3.26235
9
3.2774
10
3.28433
11
3.28745
12
3.28882
13
3.28942
14
3.28968
15
3.28979
16
3.28984
17
3.28985
18
3.28986
19
3.28987
20
3.28987
21
3.28987
22
3.28987
23
3.28987
24
3.28987
25
3.28987
26
3.28987
27
3.28987
28
3.28987
29
3.28987
30
3.28987
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN B Tabel hasil integrasi numerik I =
xD
∫ 0
x3 e x dx untuk kristal dua dimensi (e x − 1) 2
xD
I
0
0
1
0.479841
2
1.70635
3
3.2106
4
4.57922
5
5.61439
6
6.3034
7
6.72139
8
6.95799
9
7.08497
10
7.15032
11
7.18285
12
7.19859
13
7.20604
14
7.2095
15
7.21107
16
7.21178
17
7.2121
18
7.21224
19
7.2123
20
7.21232
21
7.21233
22
7.21234
23
7.21234
24
7.21234
25
7.21234
26
7.21234
27
7.21234
28
7.21234
29
7.21234
30
7.21234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN C Tabel hasil integrasi numerik I =
xD
∫ 0
x4 ex dx untuk kristal tiga dimensi (e x − 1) 2
xD
I
0
0
1
0.317244
2
2.20109
3
5.96482
4
10.7319
5
15.3598
6
19.123
7
21.8212
8
23.584
9
24.6565
10
25.2737
11
25.6132
12
25.7933
13
25.886
14
25.9324
15
25.9552
16
25.9661
17
25.9713
18
25.9737
19
25.9748
20
25.9754
21
25.9756
22
25.9757
23
25.9757
24
25.9757
25
25.9858
26
25.9858
27
25.9858
28
25.9858
29
25.9858
30
25.9858
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI
Nama lengkap penulis Margareta Inke Mayasari, lahir di Margodadi, 9 mei 1985, merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Hadi Suprapto dan Ibu Maria Sumiyati. Pada waktu SD (tahun 1990) bersekolah di SDN I Margodadi, SMP (1996) bersekolah di SMP Xaverius Pringsewu, SMU (tahun 1999) bersekolah di SMU Xaverius Pringsewu, kemudian pada tahun 2002 melanjutkan jenjang pendidikannya di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan
Alam,
Jurusan
Fisika.