PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, MINAT BELAJAR, DAN NILAI KARAKTER SISWA SMA NEGERI JUMAPOLO KELAS X.1 PADA MATERI POKOK ALAT UKUR LISTRIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Margareta Sri Pinilih NIM: 091424025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
. ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
. iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hey kawan Pasti kau dan aku sama, sama-sama punya takut Takut tuk mencoba dan gagal, tapi… Hay kawan Pasti kau dan aku sama, sama-sama punya mimpi Mimpi tuk menjadi berarti Harus kita taklukan, bersama lawan rintangan Tuk jadikan dunia ini lebih indah Tak perlu tunggu hebat (untuk berani memulai apa yang kau impikan) Hanya perlu memulai (untuk menjadi hebat raih yang kau impikan) Seperti singa yang menerjang semua rintangan tanpa rasa takut Yakini bahwa kamu terhebat Coba-cobalah mari kita pasti bisa taklukan dunia dengan mimpi kita Mari berbagi mari bermimpi bersama kita di sini Yakini kau pasti bisa
Coboy Junior Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus Keluarga Bapak Ignatius Pilih, Ibu Theresia Ninik Sriwinarni, Kakak L. Endra Prasetya dan Kekasihku Unggul Prasetya yang selalu setia mendukung dengan Cinta dan Doa. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Almamaterku SMA Negeri Jumapolo Sahabat dan teman-teman
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak termuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Margareta Sri Pinilih. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Ekpserimen Terhadap Pemahaman Konsep, Minat Belajar, dan Nilai Karakter Siswa SMA Negeri Jumapolo Kelas X.1 Pada Materi Pokok Alat Ukur Listrik. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J, M.S.T. Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Minat Belajar, dan Nilai Karakter Mata Pelajaran Fisika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) peningkatan pemahaman konsep siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 tentang materi pokok alat ukur listrik melalui metode eksperimen; (2) peningkatan minat belajar siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 untuk materi pokok alat ukur listrik melalui metode eksperimen; (3) nilai karakter siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 untuk materi pokok alat ukur listrik melalui metode eksperimen. Subyek penelitian yaitu siswa kelas X.1 SMA Negeri Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Sampel berjumlah 32 siswa. Treatmen pada siswa kelas X.1 yaitu pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Instrumen yang digunakan yaitu: tes tertulis berupa pre-test dan post-test, kuesioner minat belajar, dan kuesioner nilai karakter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep siswa, yaitu metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep untuk materi alat ukur listrik pada siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1; (2) secara umum dari uji statistik minat belajar siswa SMA Jumapoko kelas X.1 turun, tetapi khusus untuk metode eksperimen minat sama; (3) ada pengaruh penerapan metode eksperimen yaitu dapat menyumbangkan nilai karakter bagi siswa. Nilai karakter yang dapat dibentuk dengan urutan yang paling besar yaitu nilai kerjasama, kedisiplinan, kejujuran, tanggungjawab, dan rasa ingin tahu.
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Margareta Sri Pinilih. 2013. The Effect of Experimental Methods Toward Understanding Concepts, Learning Interests, and Character Values Of Senior High School Jumapolo X.1 Grade Students in The Topic Electrical Measurement. Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta. Supervisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J.,M.S.T. Keywords: Understanding Concepts, Learning Interest, and Character Values Subjects Physics. The purpose of this study is to determine: (1) the increase of understanding concept of Senior High School Jumapolo students in Class X.1 about subject matter of electrical measuring instrument through experimental method; (2) the increase of students interest for electrical measuring instruments subject matter through experimental method; (3) students character from electrical measuring instrument subject matter through experimental methods. The research sample was 32 students at graders X.1 Senior High School Jumapolo, Karanganyar district, Central Java province. Treatment was learning using experimental method. The instruments used were pre-test and post-test, interest questionnaires and character values questionnaire. The results show that: (1) the experimental method can improve students understanding of the concept of electrical measuring instruments; (2) in general from statistically student show that interest don’t increase, but in particular the eksperimental method was equal result; 3) the experimental method was able to donate the value of character for students. Character values that can be created were teamwork, discipline, honesty, responsibility, and curiosity.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Margareta Sri Pinilih NIM
: 091424025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, MINAT BELAJAR, DAN NILAI KARAKTER SISWA SMA NEGERI JUMAPOLO KELAS X.1 PADA MATERI POKOK ALAT UKUR LISTRIK Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan karunia, rahmat, dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Pemahaman Konsep, Minat Belajar, dan Nilai Karakter Siswa SMA Negeri Jumapolo Kelas X.1 Pada Materi Pokok Alat Ukur Listrik”. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari semua pihak yang turut memberikan dukungan, doa, semangat, dan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa memberikan motivasi, masukkan dan bantuan dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 3. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi. 4. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan bekal pengetahuan kepada penulis. 5. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan surat ke Sekolah. 6. Bapak Drs. Sardiyo, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri Jumapolo yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Bapak Hasto Tyas Haryadi, M.Pd., selaku guru matapelajaran fisika yang memberikan dukungan, bantuan, dan masukkan dalam pelaksanaan penelitian. 8. Siswa SMA Negeri Jumapolo Kelas X.1 yang menjadi partisipan dalam penelitian. 9. Bapak Ignatius Pilih, Ama.Pd., Ibu Theresia Ninik Sriwinarni, Kakak L. Endra Prasetya, S.Kom., Kakak Christina Putranti Rose Widani, S.Far., ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
x
dan keluarga besar Unggul Prasetya, S.Kom., yang dengan tulus memberikan perhatian, doa, dan dukungan. 10. Seluruh sahabat (Veronika Winahyu, Veronica Sari Puspita, Yuliana Sri Yani, S.P., Dwi Setyo Nugroho, S.Pd., Fitri Nur Rohmawati, S.Pd., Christian Yulianto) dan rekan-rekan Pendidikan Fisika (Marcellina Anita P N, Audra Febriandhini L, Yustina Rosalin A, Nickasius Sindhunata, Frederika Indah Puspita, Kintan Limiansih, S.Pd., dan seluruh temanteman Pendidikan Fisika angkatan 2009) serta teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan atas kesediaannya dalam memberikan dukungan, masukkan, menemani, dan mendengarkan keluh kesah dari penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Saran dan kritik penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga bermanfaat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v ABSTRAK ............................................................................................................. vi ABSTRACT.......................................................................................................... vii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR GRAFIK............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 5 A. Belajar dan Pembelajaran Konstruktivisme ................................................ 5 1.
Belajar .................................................................................................. 5
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xii
2.
Pembelajaran ........................................................................................ 6
3.
Konstruktivisme ................................................................................... 7
E. Metode Eksperimen..................................................................................... 8 1.
Pengertian Metode Eksperimen ........................................................... 8
2.
Macam-macam Metode Eksperimen.................................................... 9
F. Pemahaman Konsep .................................................................................. 10 1.
Pengertian Pemahaman ...................................................................... 10
2.
Pengertian Konsep.............................................................................. 11
3.
Makna Pemahaman Konsep ............................................................... 12
G. Minat Belajar............................................................................................. 13 H. Nilai Karakter Metode Eksperimen........................................................... 14
I.
1.
Pengertian Nilai Karakter................................................................... 14
2.
Sumbangan Nilai Karakter Metode Eksperimen............................... 16
Alat Ukur Listrik ....................................................................................... 18 1.
Arus Listrik ........................................................................................ 18
2.
Alat Ukur Kuat Arus Listrik (Kanginan, 2007) ................................. 19
3.
Tegangan Listrik (Beda Potensial)(Nurachmandani, 2009)............... 23
4.
Alat Ukur Tegangan Listrik (Nurachmandani, 2009) ....................... 24
5.
Hukum Ohm....................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 28 A. Desain Penelitian....................................................................................... 28 B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 28 1.
Waktu Penelitian ................................................................................ 28
2.
Tempat Penelitian............................................................................... 28
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiii
1.
Populasi Penelitian ............................................................................. 28
2.
Sampel Penelitian............................................................................... 29
D. Treatment .................................................................................................. 29 E. Instrumentasi ............................................................................................. 29 1.
Instrumen Pembelajaran..................................................................... 29
2.
Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 30
Validitas .................................................................................................... 35 F. Pembatasan Penelitian............................................................................... 35 G. Metode Analisis Data ................................................................................ 35 1.
Analisis Pemahaman Awal dan Akhir Siswa..................................... 35
2.
Analisis Minat Belajar Siswa ............................................................. 38
3.
Analisis Karakter Siswa. .................................................................... 40
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ........................................................... 42 A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 42 1.
Sebelum Penelitian............................................................................. 42
2.
Selama Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 45
B. Data dan Analisis Data .............................................................................. 53 1.
Pemahaman Konsep Siswa ................................................................ 53
2.
Minat Belajar Siswa ........................................................................... 55
3.
Nilai Karakter Siswa .......................................................................... 62
C. Pembahasan ............................................................................................... 63 1.
Pemahaman Konsep ........................................................................... 63
2.
Minat Belajar...................................................................................... 64
3.
Nilai Karakter..................................................................................... 65
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 66 A. Kesimpulan................................................................................................ 66 B. Saran.......................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68 LAMPIRAN.......................................................................................................... 72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kisi-kisi Soal Pre-Test dan Post-Test .................................................... 31 Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Fisika............................................... 33 Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter ........................................................ 34 Tabel 4. Skor Tiap Aspek..................................................................................... 36 Tabel 5. Kategorisasi Minat Belajar Siswa .......................................................... 39 Tabel 6. Kriteria Nilai Karakter Siswa................................................................. 41 Tabel 7. Proses Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 45 Tabel 8. Analisis Test-T Kelompok Dependen (pretest dan posttest).................. 53 Tabel 9. Prosentase Kategori Minat Belajar Siswa Kelas X.1............................. 56 Tabel 10. Analisis Test-T Kelompok Dependen (Minat Belajar) ........................ 57 Tabel 11. Distribusi Skor Dari Pertanyaan Kuesioner Minat Belajar No. 7 ....... 59 Tabel 12. Prosentase Kategori Nilai Karakter Siswa Kelas X.1 .......................... 62 Tabel 13. Frekuensi Setiap Nilai Karakter........................................................... 63
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sembilan Pilar Karakter (Adisusilo 2012:80) .................................... 15 Gambar 2. Rangkaian Terbuka (Nurachmandani, 2009) ...................................... 18 Gambar 3. Rangkaian Tertutup (Nurachmandani, 2009)...................................... 19 Gambar 4. Amperemeter....................................................................................... 20 Gambar 5. Pengukuran Arus Pada Baterai Kering................................................ 20 Gambar 6. Pengukuran Arus Pada Rangkaian Listrik .......................................... 20 Gambar 7. Basicmeter........................................................................................... 22 Gambar 8. Mengamati Skala Terkecil Basicmeter ............................................... 22 Gambar 9. Pengukuran Arus Menggunakan Basicmeter ...................................... 23 Gambar 10. Pengukuran Tegangan Pada Suatu Rangkaian Listrik ...................... 25 Gambar 11. Laboratorium Fisika SMA Negeri Jumapolo .................................... 44 Gambar 12. Lemari dan Alat-alat Laboratorium Fisika........................................ 44 Gambar 13. Siswa Kelas X.1 Mengerjakan Kuesioner Minat Belajar.................. 47 Gambar 14. Suasana Pre-test di Laboratorium Fisika .......................................... 48 Gambar 15. Siswa Melakukan Eksperimen Rangkaian Tertutup ......................... 49 Gambar 16. Siswa Melakukan Pengukuran Kuat Arus Listrik Menggunakan Basicmeter ....................................................................................... 50 Gambar 17. Siswa Membaca Skala yang Ditunjukkan oleh Basicmeter Saat Mengukur Tegangan Listrik ............................................................ 51 Gambar 18. Siswa Membaca Skala yang Terbaca dari Basicmeter...................... 52
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Hubungan Antara Kuat Arus dengan Beda Potensial........................... 26
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah ........................................................... 73 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .......................... 74 Lampiran 3. RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) ................................. 75 Lampiran 4. LKS (Lembar Kerja Siswa) ............................................................. 87 Lampiran 5. Panduan Penggunaan Basicmeter.................................................... 97 Lampiran 6. Soal Pre-Test dan Post-Test .......................................................... 100 Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Pre-Test dan Post-Test................................. 101 Lampiran 8. Kuesioner Minat Belajar................................................................ 103 Lampiran 9. Kuesioner Nilai Karakter............................................................... 105 Lampiran 10. Daftar Skor Pre-Test Dan Post-Test............................................ 107 Lampiran 11. Daftar Skor Kuesioner Minat Belajar Sebelum Treatmen........... 108 Lampiran 12. Daftar Skor Kuesioner Minat Belajar Sesudah Treatmen ........... 109 Lampiran 13. Daftar Skor Kuesioner Nilai Karakter ......................................... 110 Lampiran 14. Contoh Data Hasil Penelitian Pre-Test........................................ 111 Lampiran 15. Contoh Data Hasil Penelitian Post-Test ...................................... 112 Lampiran 16. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Minat Sebelum Diberi Treatmen...................................................................................... 114 Lampiran 17. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Minat Sesudah Diberi Treatmen...................................................................................... 115 Lampiran 18. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Nilai Karakter ............. 115
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Aktivitas pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar. Kegiatan mengajar yang dimaksudkan bukanlah kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan seorang guru kepada
siswa, akan tetapi mengajar adalah bentuk
partisipasi seorang guru menjadi fasilitator dan motivator dalam proses pemahaman atau pengertian siswa. Guru
sebagai
fasilitator
dalam
proses
pemahaman
siswa,
perlu
mengembangkan berbagai metode pengajaran yang dapat membantu siswa memperkaya pengalaman sekaligus menjadikan hal bermakna atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mempersiapkan diri menggapai masa depan. Metode eksperimen merupakan salah satu pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya (Suparno, 2007). Hal ini berarti bahwa metode eksperimen mengutamakan bentukan pengetahuan dari siswa sendiri. Metode
eksperimen
lebih
menekankan
keaktifan
siswa
dalam
mengumpulkan fakta, informasi atau data melalui percobaan yang dilakukan. Metode eksperimen memperkaya ilmu pengetahuan
serta membentuk nilai
karakter yang dibangun siswa sendiri melalui sikap, proses dan mengambil
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
kesimpulan saat melakukan percobaan, selain itu metode eksperimen mengasah keterampilan dalam kerja ilmiah. Penggunaan metode eksperimen memberikan kesempatan bagi siswa untuk membentuk nilai karakter pada diri siswa. Bentuk nilai karakter yang disumbangkan melalui metode eksperimen banyak dari proses pembelajarannya. Nilai karakter dalam metode eksperimen yang sesuai dengan nilai karakter yang telah dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mencakup beberapa nilai karakter yaitu antara lain bertanggungjawab, disiplin, jujur, komunikasi, kerja keras, toleransi, demokrastis, dan rasa ingin tahu. Saat melakukan percobaan, siswa diharapkan dapat menerapkan sikap bertanggungjawab atas percobaan yang dilakukan, disiplin diri saat melakukan percobaan, memiliki rasa keingintahuan akan adanya percobaan, mampu bekerjasama dengan teman satu kelompok, bersikap jujur saat pengambilan data percobaan, menghargai pendapat teman, dan menyelesaikan percobaan dengan sungguh-sungguh. Menurut Suparno, lewat pengetahuan fisika, proses pembelajaran, atau sikap belajarnya anak didik akan dibantu berpikir nalar, mengerti dasar-dasar teknologi dengan baik, dan dapat mengembangkan sikap komunikasi, kerja disiplin, tanggungjawab, kreatif, dll (Suparno, 2012: 19). SMA Negeri Jumapolo merupakan salah satu sekolah menengah yang terletak di Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini memiliki fasilitas, sarana dan prasarana sekolah yang memadai sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Secara khusus dalam bidang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
fisika, sekolah memiliki laboratorium fisika yang cukup lengkap, akan tetapi adanya
laboratorium
fisika
belum
digunakan
secara
maksimal
dalam
pembelajaran fisika. Berdasar latar belakang permasalahan tersebut di atas,
peneliti tertarik
untuk meneliti Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Pemahaman Konsep, Minat Belajar, dan Nilai Karakter Siswa SMA Negeri Jumapolo Kelas X.1 Pada Materi Pokok Alat Ukur Listrik. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep Siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 untuk materi pokok alat ukur listrik? 2. Apakah metode eksperimen dapat meningkatkan minat belajar siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 dalam materi pokok alat ukur listrik? 3. Apakah metode eksperimen dapat membentuk nilai karakter siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 untuk materi pokok alat ukur listrik? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Peningkatan pemahaman konsep siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 tentang materi pokok alat ukur listrik melalui metode eksperimen; 2. Peningkatan minat belajar siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 untuk materi pokok alat ukur listrik melalui metode eksperimen;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
3. Nilai karakter siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1 untuk materi pokok alat ukur listrik melalui metode eksperimen. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Sekolah Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna sebagai salah satu pertimbangan dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep, minat belajar, dan nilai karakter siswa SMA Negeri Jumapolo terhadap mata pelajaran fisika melalui metode eksperimen di laboratorium. 2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan, yaitu pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep, minat belajar, dan nilai karakter siswa pada mata pelajaran fisika. 3. Bagi Pengembangan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan penelitian pendidikan di Indonesia berkaitan dengan pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep, minat belajar, dan nilai karakter siswa pada mata pelajaran fisika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Pembelajaran Konstruktivisme 1. Belajar Dituliskan beberapa pendapat oleh ahli mengenai arti belajar antara lain: a. Winkel berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari yang belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu (Winkel: 2004). b. Menurut Syah, belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 2008: 89). c. Gagne (dalam Dahar, 2011: 2) menyatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. d. Menurut Suyono, belajar adalah suatu aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono, 2011: 9). e. Sementara itu Uno menjelaskan bahwa belajar pada dasarnya merupakan suatu proses mental dan emosional yang terjadi secara sadar. Belajar adalah mengalami, dalam hal ini terjadi interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik/psikis ataupun lingkungan sosial (Uno, 2011: 139).
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Maka belajar dapat disimpulkan suatu aktivitas atau proses mental dan emosional yang terjadi antara individu dengan lingkungannya untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian siswa dalam jenjang pendidikan. 2. Pembelajaran Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,
pembelajaran
merupakan aktivitas paling utama. Pembelajaran merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang (Siregar, 2010:13) Pembelajaran menurut Degeng (dalam Uno, 2005) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran identik dengan pengajaran, yaitu suatu kegiatan di mana guru mengajar atau membimbing anak-anak menuju proses pendewasaan diri (Suyono, 2011). Winkel menyatakan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel, 2004). Pembelajaran dimaknai sebagai proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya (Kesuma, 2011). Menurut Surya, pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Surya, 2004).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Dari pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha atau upaya yang dilaksanakan oleh guru secara terkendali, untuk mendukung proses pendewasaan diri siswa berupa perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 3. Konstruktivisme Menurut Suparno, konstruktivisme adalah aliran filsafat pengetahuan yang berpendapat bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan hasil konstruksi (bentukan) dari orang yang sedang belajar (Suparno, 1997). Teori konstruktivisme melihat pelajar terus-menerus melihat informasi baru terhadap aturan-aturan lama dan kemudian mengubah aturan apabila hal itu tidak lagi berguna (Slavin, 2009). Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis
bahwa
dengan
merefleksikan
pengalaman,
kita
membangun
mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Konstruktivisme melandasi pemikiran bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) aktif dari manusia itu sendiri (Suyono, 2011). Menurut Suparno, konstruktivisme telah banyak mempengaruhi pendidikan sains dan matematika, secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivisme yang diambil adalah (1) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri menalar, (3) murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah, (4) guru sekadar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49). E. Metode Eksperimen 1. Pengertian Metode Eksperimen Metode eksperimen merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang bersifat konstruktivisme. Menurut Suparno, metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2007: 77). Djamarah dan Siregar menjelaskan bahwa metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah, 2010; Siregar, 2010: 80). Hamid menyatakan metode eksperimen
adalah
penyampaian
materi
pelajaran
melalui
latihan
menggunakan alat ukur, bahan percobaan, dan perangkat percobaan yang dilakukan oleh murid secara individual atau secara kelompok untuk membuktikan atau menemukan konsep, prinsip, teori, azas, aturan, atau hukum-hukum fisika (Hamid, 2011). Pengalaman eksperimen di laboratorium sendiri dapat memberi apresiasi fisika lebih mendalam sebagai suatu kegiatan dan dapat menyampaikan pemahaman yang lebih baik dari topik yang dipelajari (Minh, 1970).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Dengan melakukan percobaan di laboratorium, akan membuat lebih nyata ilmu pengetahuan. Agar hasil percobaan akurat dan baik diperlukan saat melakukan pengukuran, maka siswa perlu melakukannya dengan tekun dan sabar (Tobin, 1932). 2. Macam-macam Metode Eksperimen Hamid membedakan bentuk eksperimen menjadi dua, yaitu eksperimen verifikasi
dan
eksperimen
menemukan.
Eksperimen
verifikasi
yaitu
eksperimen yang digunakan untuk membuktikan konsep, prinsip, teori, azas, atau hukum-hukum fisika. Sedangkan eksperimen menemukan (discovery or inquiry experiment) digunakan untuk menemukan konsep, prinsip, teori, azas, atau hukum-hukum fisika (Hamid, 2011). Menurut Druxes
(dalam Fitri: 2008) kegiatan eksperimen dapat
digolongkan menurut bentuk dan menurut tempat. Eksperimen menurut bentuk dibedakan menjadi: eksperimen gagasan, eksperimen komputer, dan eksperimen nyata. Sedangkan eksperimen menurut tempat dibedakan menjadi: eksperimen murid dan eksperimen guru. Suparno membedakan metode eksperimen menjadi dua jenis, yaitu eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas. Eksperimen terbimbing adalah eksperimen dengan seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Eksperimen bebas yaitu eksperimen dimana guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa harus lebih banyak berpikir sendiri, bagaimana merangkai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
rangkaian, apa yang harus diamati, diukur, dan dianalis serta disimpulkan (Suparno, 2007). F. Pemahaman Konsep 1. Pengertian Pemahaman Tanpa mengabaikan aspek keterampilan, sikap, dan kecenderungan, aspek pemahaman adalah aspek yang sangat penting dalam pendidikan IPA pada umumnya pendidikan fisika pada khususnya. Konsep-konsep, prinsipprinsip, hukum-hukum, dan teori-teori, menjadi bermakna dan fungsional bila dipahami, tidak sekedar dihapal (Budi, 1990: 63). Pemahaman menurut Kartika Budi (dalam Bernardina, 2005: 13) merupakan salah satu aspek kognitif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, karena menjadi aspek yang paling menonjol atau paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan belajar mengajar, maka pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang kita pelajari. Uno menyatakan bahwa pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya (Uno, 2011: 57). Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan
yang
mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi, fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini siswa tidak hanya hapal secara verbalistis, tetapi mengerti atau paham terhadap konsep atau fakta yang ditanyakan (Purwanto, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Kata yang cocok untuk dipakai dalam merumuskan Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang menyangkut kemampuan ini antara lain adalah membedakan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, dan mengambil kesimpulan (Purwanto, 2006: 45). Anderson menyatakan bahwa siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan,
mencontohkan,
mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan (Anderson, 2010: 105). 2. Pengertian Konsep Konsep adalah gugusan atau sekelompok fakta/keterangan yang memiliki makna. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang dapat timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya. Contoh: dalam pembelajaran Biologi, hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah (Suyono, 2011: 146). Konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir (Berg, 1991: 8). Menurut Roser (1984; dalam Dahar, 2011: 63), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek, kejadian, kegiatan, atau hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
yang mempunyai atribut yang sama. Karena orang mengalami stimulus yang berbeda-beda, orang membentuk konsep sesuai dengan
pengelompokan
stimulus dengan cara tertentu. Karena konsep adalah abstraksi-abstraksi yang berdasarkan pengalaman dan tidak ada dua orang yang mempunyai pengalaman yang persis sama, konsep yang dibentuk orang mungkin berbeda juga. Konsep itu adalah hasil berpikir manusia yang merangkum beberapa pengalaman. Dalam fisika sangat penting mengkomunikasikan
pengetahuan.
Dengan
untuk memperoleh dan menguasai
konsep-konsep
kemungkinan untuk memperoleh pengetahuan baru pada siswa tidak terbatas. Salah satu keungggulan dari model pencapaian konsep ini ialah dalam meningkatkan kemampuan untuk belajar dengan cara lebih mudah dan lebih efektif di masa depan (Bumbungan, 2009). 3. Makna Pemahaman Konsep Berdasar pengertian pemahaman dan pengertian konsep yang telah dipaparkan oleh para ahli tersebut di atas maka pemahaman konsep adalah kemampuan
siswa
dalam
membedakan,
menyajikan,
mengatur,
menginterpretasikan, mendemonstrasikan, memberi contoh, menafsirkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Hal ini berwujud pengertian-pengertian baru yang dapat timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
G. Minat Belajar Minat merupakan salah satu faktor psikologis yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat
merupakan suatu keinginan yang kuat, gairah, atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (NN1, 2008). Minat digolongkan menjadi dua definisi, yaitu definisi konseptual: minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, pengertian, keterampilan untuk tujuan perhatian dan penguasaan. Definisi operasional: minat adalah keingintahuan seseorang tentang keadaan suatu objek (Mardapi, 2008: 112). Syah berpendapat bahwa minat merupakan salah satu faktor psikologis siswa yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Minat berarti kecenderungan dan kegairahan tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2008: 136). Slameto menyatakan minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari siswa tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya (Slameto, 2010). Sedangkan Siregar menyatakan minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam hal ini minat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu minat pembawaan dan minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar (Siregar, 2010:176).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Menurut Hurlock (dalam Bernardina, 2005: 16), minat diartikan sebagai sumber motivasi yang mengarahkan seseorang terhadap apa yang mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya, bila mereka melihat sesuatu yang mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu serta menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Dengan demikian minat adalah kesadaran seseorang terhadap sesuatu itu dengan disertai perasaan puas dan senang. Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah watak yang tersusun melalui pengalaman siswa berupa keinginan yang kuat atau ketertarikan atau kegairahan dalam mencari objek, aktivitas, dan keterampilan untuk menjadi perhatian dan penguasaan secara terus menerus yang disertai rasa senang dan puas dalam hal belajar. H. Nilai Karakter Metode Eksperimen 1. Pengertian Nilai Karakter Pencetus pendidikan karakter pertama yaitu pedagog Jerman yang bernama F.W Foerster.
Karakter menurut Foerster, adalah sesuatu yang
mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang tetap, yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah, sehingga karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang (Adisusilo 2012: 77). Karakter terdiri dari nilai operatif, yaitu nilai dalam tindakan. Karakter memiliki tiga bagian yang saling berhubungan: pengetahuan moral, perasaan moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik, kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaaan dalam hati, dan kebiasaan dalam tindakan (Lickona: 2012). Daniel Goleman dalam (Adisusilo 2012:79), menyebutkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, yang mencakup sembilan nilai dasar yang saling terkait, dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Sembilan Pilar Karakter (Adisusilo 2012:80) Keterangan gambar : a. Responsibility (tanggung jawab); b. Respect (rasa hormat); c. Fairness (keadilan); d. Courage (keberanian); e. Honesty (kejujuran);
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
f. Citizenship (rasa kebangsaan); g. Self-dicipline (disiplin diri); h. Caring (peduli), dan i. Perseverance (ketekunan). Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi dalam (Kesuma, 2011), yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan memperhatikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam beberapa workshop kepala sekolah, telah merumuskan 18 nilai yang dianggap karakter bangsa yang perlu ditanamkan pada anak didik di sekolah. Nilai tersebut antara lain: religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggungjawab (Suparno, 2012). 2. Sumbangan Nilai Karakter Metode Eksperimen Menurut Suparno, dari beberapa topik, hukum, dan teori fisika ada banyak yang dapat digunakan oleh guru untuk menanamkan nilai karakter bangsa anak didik. Suparno menekankan nilai karakter fisika dari tiga aspek yaitu pengetahuan fisika, proses fisika, dan sikap belajar fisika (Suparno, 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Beberapa nilai karakter yang disumbangkan saat praktikum dan proyek antara lain: semangat multikultural, penghargaan pada diri, keadilan, kejujuran, daya tahan, dan ketaatan pada hukum (Suparno, 2012). Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Miftakhul, Sugianto dan Sarwi, nilai karakter yang dapat diamati pada saat eksperimen adalah kerjasama, disiplin, mandiri, ingin tahu, kerja keras, jujur dan santun (Miftakhul, 2012). Nilai-nilai interpersonal dan intrapersonal dapat difasilitasi melalui pembelajaran atau kerja laboratorium. Melalui eksperimen di laboratorium, siswa berlatih bekerja secara cermat, teliti, bekerjasama, siswa belajar mendengar dan menghargai pandangan orang lain, dan belajar berkomunikasi secara efektif (Sutopo, 2011). Berdasar pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen sangat bermanfaat dalam membentuk nilai karakter siswa. Nilai karakter yang bisa diamati saat siswa melakukan eksperimen di laboratorium antara lain nilai kerjasama, tanggungjawab, disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Selain nilai-nilai tersebut dapat diamati oleh peneliti, nilai tersebut bermanfaat bagi siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan sangat bermanfaat bagi masa depan siswa, bangsa, dan Negara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
I. Alat Ukur Listrik 1. Arus Listrik Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi 2, yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan (Nurachmandani, 2009). Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial (Nurachmandani, 2009).
Gambar 2. Rangkaian Terbuka (Nurachmandani, 2009)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Gambar 3. Rangkaian Tertutup (Nurachmandani, 2009) Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub tersebut terhubung dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan elektron dari kutub negatif dan kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala, lihat gambar 2 dan gambar 3. Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu menyala lebih terang. Jika baterai digunakan tiga buah lampu menyala semakin terang. Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya semakin besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada penghantar semakin banyak atau arus listriknya semakin besar. Besarnya arus listrik (disebut dengan kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir (Nurachmandani, 2009). 2. Alat Ukur Kuat Arus Listrik (Kanginan, 2007) Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) disebut amperemeter, apabila mengukur arus yang mengalir melalui suatu komponen listrik, maka diberi simbol (A) dalam rangkaian listrik. Amperemeter harus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
dirangkai seri dengan komponen yang akan diukur arusnya, kutub-kutub positif amperemeter dan baterai serta kutub-kutub negatif keduanya telah saling dihubungkan dengan kabel seperti gambar 4.
Gambar 4. Amperemeter
Gambar 5. Pengukuran Arus Pada Baterai Kering
Gambar 6. Pengukuran Arus Pada Rangkaian Listrik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Arus listrik harus mengalir masuk ke kutub positif (diberi tanda “+” atau warna merah) dan meninggalkan amperemeter melalui kutub negatif (diberi tanda “-“ atau warna hitam), bisa dilihat pada gambar 4 dan gambar 5. Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang dalam arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan jarum membentur sisi tanda nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak amperemeter. Tetapi jika menggunakan meter digital yang memiliki polaritas otomatis (autopolarity), hubungan dengan polaritas terbalik tidaklah masalah. Ini karena meter tetap akan memberikan bacaaan benar, hanya tanda negatif pada displai di depan angka, yang menunjukkan bahwa hubungan polaritas ke meter adalah terbalik. Amperemeter dipasang seri dengan komponen yang akan diukur kuat arusnya, rangkaian kabel harus dipotong agar dapat menyisipkan amperemeter (lihat gambar 6). Umumnya amperemeter yang digunakan di laboratorium sekolah sebuah basicmeter. Basicmeter memiliki beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC. Pada foto basicmeter gambar 7, terdapat 9 terminal, 4 terminal merah di kiri untuk arus dan 4 terminal merah di kanan untuk tegangan. Satu terminal warna di sisi tengah bawah adalah kutub negatif baik untuk arus atau tegangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Gambar 7. Basicmeter Batas ukur arus
: 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A
Batas ukur tegangan
: 0 – 100 mV – 1 V – 10 V – 50 V
Misalnya dalam pengukuran siswa menghubungkan batas ukur 1 A ke rangkaian. Jarak antara gores panjang 0 dan 20 menunjukkan
x 1 A = 0,2
A. antara gores 0 dan 20 terdapat skala 10 (lihat gambar 8). Ini berarti skala kecil basicmeter adalah:
x 0,2 A= 0,02 A.
Gambar 8. Mengamati Skala Terkecil Basicmeter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0-1 A adalah setengah dari skala terkecil, yaitu: x 0,02 A = 0,01 A Diperoleh skala terkecil 0,02 A dan ketidakpastiannya adalah 0,01 A. Melaporkan hasil pengukuran arus dalam suatu rangkaian di mana batas ukur 0-1 A memberikan hasil seperti gambar 9.
Gambar 9. Pengukuran Arus Menggunakan Basicmeter Jarum menunjukkan 4 garis sebelum angka 80, berarti bacaan angka skala adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah sebagai berikut: x0 =
x 1 A = 0,72 A (dua desimal)
Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A (juga dua desimal), maka hasil pengukuran kuat arus melaporkan sebagai kuat arus: i = x0 + ∆x
………………….………………………………………..(1)
i = (0,72 + 0,01) A
3. Tegangan Listrik (Beda Potensial)(Nurachmandani, 2009) Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
daripada benda lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada benda lain. Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari suatu titik ke titik lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V). 4. Alat Ukur Tegangan Listrik (Nurachmandani, 2009) Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian disebut dengan voltmeter dan diberi simbol (V) dalam rangkaian listrik. Voltmeter harus diukur secara parallel pada komponen listrik yang akan diukur tegangannya. Untuk memasang voltmeter dalam suatu rangkaian, harus diperhatikan bahwa titik yang potensialnya lebih tinggi harus dihubungkan ke kutub positif (“+” atau warna merah) dan titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif (“-“ atau warna hitam). Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang sedikit kekiri tanda nol. Untuk memasang voltmeter cukup langsung menghubungkan ujungujung komponen yang akan diukur beda potensialnya ke kutub-kutub voltmeter dengan polaritas yang benar. Gambar 10 berikut menunjukkan pengukuran tegangan pada suatu rangkaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Gambar 10. Pengukuran Tegangan Pada Suatu Rangkaian Listrik Melaporkan hasil pengukuran tegangan listrik pada suatu rangkaian dengan menggunakan basicmeter itu hampir sama dengan melaporkan hasil pengukuran pada arus listrik. 5. Hukum Ohm Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari Jerman. Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal dengan Hukum Ohm.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Besar perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial sebanding sengan kuat arus (V~I). secara matematis dapat dituliskan V= m x I, m adalah konstanta perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus. Untuk lebih jelas lihat grafik 1 berikut yaitu grafik hubungan antara kuat arus dengan beda potensial.
Grafik 1. Hubungan Antara Kuat Arus dengan Beda Potensial Berdasarkan grafik di atas, nilai m dapat diperoleh dengan persamaan m=
∆
∆
.
Nilai m yang tetap ini kemudian didefinisikan sebagai besaran
hambatan listrik yang dilambangkan R, dan diberi satuan ohm (Ω), untuk menghargai Georg Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. R =
atau V = I x R
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Keterangan: V
: beda potensial atau tegangan (V)
I
: kuat arus (A)
R
: hambatan listrik (Ω) Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm yang berbunyi “ Kuat
arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimental kuantitatif dengan design One-Group Pretest-Postest. Dikatakan eksperimental karena pada penelitian ini ada perlakuan pada partisipan dengan menggunakan metode eksperimen, dikatakan kuantitatif karena data yang diperoleh dalam bentuk skor atau angka yang diberikan penjelasan. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013 sampai dengan 8 Mei 2013, di SMA N Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorim Fisika SMA N Jumapolo, Karanganyar, Jawa Tengah. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA N Jumapolo Tahun Ajaran 2012/2013.
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
2. Sampel Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMA N Jumapolo Kelas X.1, Semester Genap, Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 32 orang. D. Treatment Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 51). Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen pada materi pokok alat ukur listrik. Eksperimen yang digunakan adalah eksperimen terbimbing dalam penelitian ini yaitu: 1. eksperimen 1: rangkaian terbuka dan tertutup 2. eksperimen 2: mengukur kuat arus listrik 3. eksperimen 3: mengukur tegangan/beda potensial listrik 4. eksperimen 4: hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial Pengajaran dengan metode eksperimen dapat dilihat di RPP dan LKS. RPP terlampir pada lampiran 1, LKS terlampir pada lampiran 2. E. Instrumentasi 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran ini terdiri dari 3 instrumen yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), serta petunjuk penggunaan alat ukur arus dan tegangan listrik(basimeter).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk menentukan garis besar kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama pengambilan
data
penelitian.
Bagian
Pembelajaran adalah (1) Identitas
dari
Rencana
Pelaksanaan
meliputi: Satuan Pendidikan, Mata
Pelajaran, Kelas/ Semester, dan Alokasi waktu, (2) Standar Kompetensi, (3) Kompetensi Dasar, (4) Indikator, (5) Tujuan Pembelajaran, (6) Metode Pembelajaran, (7) Kegiatan Pembelajaran, (8) Materi Pelajaran, (9) Sumber Pembelajaran. RPP terlampir pada lampiran 1. b. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dan akan digunakan dalam kegiatan eksperimen. LKS terlampir pada lampiran 2. c. Basicmeter Model Basicmeter yang digunakan pada penelitian ini adalah basicmeter 90 dan terdapat penjelasan dan petunjuk penggunaan basicmeter. Penjelasan dan Petunjuk penggunaan basicmeter terlampir pada lampiran 3. 2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) tes tertulis yang terdiri dari pre-test dan post-test, dan (2) kuesioner yang terdiri dari kuesioner minat belajar dan kuesioner nilai karakter siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
a. Pre-test Pre-test diberikan sebelum pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Pre-test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal siswa mengenai konsep alat ukur listrik. Soal pre-test sebanyak 6 soal yang terdiri dari aspek pengetahuan (ingatan), pemahaman, dan penerapan (aplikasi). Pembuatan soal pre-test diperlukan kisi-kisi. Kisi-kisi soal berdasar pada kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa. Kisi-kisi soal pre-test dan post-test seperti tabel 1 berikut. Tabel 1. Kisi-kisi Soal Pre-Test dan Post-Test Kompetensi Dasar Merangkai alat
Indikator
Pertanyaan
Aspek Kognitif
1. Membedakan a. Apa nama alat ukur Ingatan/
ukur listrik,
jenis
dan
menggunakannya
fungsi
alat b. Apa nama alat ukur Ingatan/
secara baik dan
ukur listrik
benar dalam rangkaian listrik
2. Menjelaskan
arus listrik?
tegangan listrik? a. Jelaskan cara
cara
membaca hasil
membaca
pengukuran dengan
dan
menggunakan alat
memasang
ukur arus listrik!
alat ukur
b. Jelaskan cara
kuat arus dan
membaca hasil
alat ukur
pengukuran dengan
tegangan
alat ukur tegangan
listrik
listrik! c. Jelaskan dan
pengetahuan
pengetahuan Pemahaman
Pemahaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
gambarkan cara
32
Penerapan
memasang alat ukur arus listrik pada suatu rangkaian! d. Jelaskan dan
Penerapan
gambarkan cara memasang alat ukur tegangan listrik pada suatu rangkaian! b. Post-test Post-test diberikan setelah pembelajaran
menggunakan metode
eksperimen. Soal post-test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai konsep alat ukur listrik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Jumlah dan pertanyaan soal post-test sama dengan soal pre-test. Soal pre-test dan post-test terlampir pada lampiran 4. c. Kuesioner Minat Belajar Kuesioner minat dalam penelitian bersifat tertutup atau telah disediakan alternatif jawaban. Kuesioner ini diberikan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui minat belajar awal dan akhir siswa. Pembuatan kuesioner minat belajar diperlukan kisi-kisi kuesioner minat belajar. Berdasar pendapat para ahli yang telah dipaparkan pada bab kajian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
pustaka, aspek yang dinyatakan dalam kuesioner minat belajar meliputi minat belajar siswa terhadap fisika yang berkaitan dengan perasaan puas atau senang, perhatian, dan keinginan kuat atau ketertarikan untuk belajar. Kisi-kisi kuesioner minat belajar ditunjukkan seperti tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Fisika Jumlah butir Aspek
Indikator
No Item soal
Minat
Perasaan puas dan senang
4
1, 2, 7, 8
belajar
Memperhatikan
3
3, 5, 6
Keinginan/ketertarikan untuk belajar
3
4, 9, 10
d. Kuesioner Nilai Karakter Siswa Kuesioner nilai karakter dalam penelitian ini bersifat tertutup atau telah disediakan alternatif jawaban. Kuesioner ini diberikan setelah kegiatan
pembelajaran
menggunakan
metode
eksperimen,
untuk
mengetahui nilai karakter siswa terhadap metode eksperimen. Pembuatan kuesioner nilai karakter diperlukan kisi-kisi kuesioner nilai karakter. Dari pendapat ahli yang telah dipaparkan pada bab kajian pustaka, nilai karakter saatt siswa melakukan eksperimen antara lain nilai kerjasama, tanggungjawab, disiplin, jujur, dan rasa ingin tahu. Kisi-kisi kuesioner nilai karakter seperti tabel 3 berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3. Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter No
Nilai karakter
1. Kerjasama
No
Indikator
soal
a. Siswa terlibat dalam merangkai alat
1, 2, 3
eksperimen b. Siswa
saling
berkomunikasi
berdiskusi dengan
teman
atau satu
kelompok saat melakukan eksperimen c. Siswa andil dalam penyimpulan hasil eksperimen 2. Tanggungjawab
a. Siswa melaksanakan dan menyelesaikan
4, 5, 6
eksperimen b. Siswa menyumbang gagasan tentang eksperimen yang dilakukan 3. Disiplin
a. Siswa datang ke laboratorium tepat
7, 8, 9
waktu b. Siswa memulai eksperimen tepat waktu c. Siswa membaca petunjuk penggunaan alat eksperimen 4. Kejujuran
a. Siswa mencatat data sesuai yang dilihat
10,
b. Siswa menyimpulkan hasil eksperimen
11, 12
berdasarkan data c. Siswa sungguh terlibat mengerjakan eksperimen dalam kelompok 5. Rasa ingin tahu
a. Siswa bertanya pada teman atau guru b. Siswa mencari sumber lain selain apa yang dipelajari c. Siswa mencoba-coba lebih dari yang diharuskan atau berkali-kali melakukan pengukuran.
13, 14, 15
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang terkandung dalam tes hasil belajar tersebut. Validitas isi berpedoman pada kisi-kisi tes dan non tes yang diukur sesuai dengan indikator. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada halaman 31. Kisi-kisi non tes yaitu kuesioner minat belajar dapat dilihat pada halaman 33, dan kuesioner nilai karakter pada halaman 34. F. Pembatasan Penelitian 1. Peneliti tidak menggunakan kelas pembanding (kelas control/ control group) dengan populasi yang berbeda 2. Peneliti tidak meneliti apakah ada perbedaan antara kelas yang diajar dengan metode eksperimen dengan kelas yang tidak diajar dengan menggunakan metode eksperimen. G. Metode Analisis Data 1. Analisis Pemahaman Awal dan Akhir Siswa Soal pre-test dan post-test terdiri masing masing 6 soal. Skor maksimal untuk masing-masing benar disesuaikan dengan bobot soal. Kriteria pemberian skor ditetapkan seperti tabel 4 berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Tabel 4. Skor Tiap Aspek No 1.
Apek Ingatan/ pengetahuan
Jumlah
Skor
Skor
Skor
soal
maksimum
minimum
total
2
5
0
10
2.
Pemahaman
2
8
0
16
3.
Penerapan
2
12
0
24
Total
6
-
-
50
Penskoran untuk masing-masing kriteria diuraikan di bawah ini: a. Aspek Ingatan/ pengetahuan (soal no 1 dan no 2) 1) Siswa memberi jawaban benar: skor 5 2) Siswa memberi jawaban mendekati benar atau hampir benar: skor 3 3) Siswa memberi jawaban salah: skor 1 4) Siswa tidak memberi jawaban sama sekali: 0 b. Aspek Pemahaman (soal no 3 dan no 4) 1) Siswa memberi jawaban secara benar semua: skor 8 2) Siswa memberi jawaban setengah lebih benar: skor antara 6 sampai 7 3) Siswa memberi jawaban setengah benar: skor 4 4) Siswa memberi jawaban kurang dari setegah benar: skor antara 2 sampai 3 5) Siswa memberi jawaban salah : skor 1 6) Siswa tidak menjawab sama sekali : skor 0 c. Aspek Penerapan 1) Siswa memberi jawaban benar semua: skor 12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
2) Siswa memberi jawaban setengah lebih benar: skor antara 8 sampai 11 3) Siswa memberi jawaban setengah benar: skor 7 4) Siswa memberi jawaban kurang dari setangah benar: skor antara 2 sampai 6 5) Siswa tidak menjawab sama sekali: skor 0. Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali seratus.
Skor hasil belajar siswa =
x 100
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa maka peneliti membandingkan hasil pre-test dan post-test, peneliti menggunakan uji test-t. Test-t ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu kelompok yang di-test dua kali, yaitu pada pre-test dan post-test (Suparno, 2010: 97). Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
| Treal | = (
Dimana:
(
)
, Pencarian dihitung dengan SPSS
)
X1
: skor pre-test
X2
: skor post-test
D
: Perbedaan antara skor tiap subjek (X2- X1)
N
: Jumlah pasangan skor
Df
: N-1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
2. Analisis Minat Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, maka peneliti perlu tahu minat awal siswa sebelum diberi metode eksperimen dan minat setelah diberi metode eksperimen melalui kuesioner minat belajar siswa. Mengukur minat belajar siswa, menggunakan penilaian dengan model skala Likert yaitu dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Setuju – Setuju – Tidak Setuju – Sangat Tidak Setuju (4)
(3)
(2)
(1)
Kuesioner berisi 10 butir pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban untuk mengukur minat belajar peserta didik. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif: a. Skor untuk setiap siswa Skor minimal = 1 x 10 = 10 Skor maksimal = 4 x 10 =40 Range = 40-10 =30 b. Pembagian interval Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval 30: 4 = 7,5 dibulatkan menjadi 8. Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah (sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan minat belajar siswa. Penentuan kategori hasil pengukuran minat dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Tabel 5. Kategorisasi Minat Belajar Siswa No
Skor peserta didik
1.
34-41
Sangat tinggi/ sangat baik
2.
26- 33
Tinggi/ baik
3.
18-25
Rendah/ kurang
4.
10- 17
Sangat rendah/ sangat kurang
Untuk
mengetahui
Kategori minat
peningkatan
minat
belajar
siswa
peneliti
membandingan hasil kuesioner minat belajar sebelum dan sesudah treatmen metode eksperimen, peneliti menggunakan uji Test-t. Test-t ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu kelompok yang di-tes dua kali. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
| Treal | = (
Dimana:
(
)
, Pencarian dihitung dengan SPSS
)
X1
: skor minat belajar sebelum treatmen
X2
: skor minat belajar sesudah treatmen
D
: Perbedaan antara skor tiap subjek (X2- X1)
N
: Jumlah pasangan skor
Df
: N-1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
3. Analisis Karakter Siswa. Untuk mengetahui nilai karakter siswa, peneliti menggunakan kuesioner nilai karakter. Mengukur nilai karakter siswa, peneliti menggunakan alat penilaian model skala Likert yaitu dengan kriteria sebagai berikut: Sangat Setuju – Setuju – Tidak Setuju – Sangat Tidak Setuju (4)
(3)
(2)
(1)
Kuesioner berisi 15 butir pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban untuk mengukur nilai karakter peserta didik. Hasil pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat positif: a. Skor untuk setiap siswa Skor minimal = 1 x 15 = 15 Skor maksimal = 4 x 15 =60 Range = 60-15= 45 b. Pembagian interval Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval 45: 4= 11,2 dibulatkan menjadi 12. Skor ini dikualifikasikan menjadi empat kategori, yaitu sangat tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah (sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan nilai karakter siswa. Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 6. Kriteria Nilai Karakter Siswa No
Skor peserta didik
Kategori
1.
51-62
Sangat tinggi/ sangat baik
2.
39-50
Tinggi/ baik
3.
27-38
Rendah/ kurang
4.
15-26
Sangat rendah/ sangat kurang
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas X.1 SMA Negeri Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, dan dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013 sampai dengan tanggal 8 Mei 2013. Penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran fisika berlangsung. Pelajaran fisika untuk kelas X.1 dilaksanakan 2 kali pertemuan dalam satu Minggu yaitu pada hari Senin dan hari Rabu. Alokasi waktu untuk pelajaran fisika pada hari Senin yaitu 1 x 45 menit, sedangkan pada hari Rabu yaitu 2 x 45 menit. Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan fasilitator dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Peneliti dibantu oleh Veronika Winahyu, yang berperan sebagai dokumentator selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pengambilan data dijelaskan sebagai berikut: 1. Sebelum Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan instrumeninstrumen yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan ada dua jenis yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengambilan data. Instrumen pembelajaran terdiri dari: RPP, LKS, basicmeter, alat-alat rangkaian listrik seperti kabel, baterai, lampu, dan dudukan lampu. Sedangkan instrumen pengambilan data antara lain soal pre-
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
test, soal pos-test, kuesioner minat belajar, kuesioner nilai karakter, serta alat dokumentasi berupa kamera digital. Selain mempersiapkan instrumen penelitian, peneliti melakukan observasi laboratorium fisika. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan,
kelengkapan,
dan
kesiapan
laboratorium
fisika.
Observasi
laboratorium fisika dilakukan oleh peneliti sebanyak 2 kali. Pertama pada hari Jumat tanggal 1 April 2013 dan kedua hari Selasa tanggal 23 April 2013. Hasil observasi laboratorium fisika SMA Negeri Jumapolo yaitu bahwa alat eksperimen laboratorium fisika yang cukup lengkap. Alat untuk eksperimen antara lain pesawat Atwood, ayunan matematis, alat-alat ukur (mikrometer sekrup, meteran, basicmeter, jangka sorong, termometer), konstanta pegas, kaca, catu daya, kabel-kabel, dudukan lampu, resistor, kapasitor, dan masih ada beberapa alat yang belum bisa peneliti sebutkan karena masih di dalam kardus dan dalam ruangan sebelah. Selain terdapat alat eksperimen, di dalam laboratorium terdapat meja dan kursi untuk guru, papan tulis (white board), jadwal pemakaian laboratorium fisika (tahun ajaran pada semester ganjil atau semester sebelumnya), jam dinding, foto Presiden dan Wakil Presiden, Lambang Negara Indonesia yaitu Garuda, korden, tempat cuci tangan, meja dan kursi eksperimen siswa. Adapun hasil observasi ditunjukkan pada gambar 11 dan gambar 12 berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 11. Laboratorium Fisika SMA Negeri Jumapolo
Gambar 12. Lemari dan Alat-alat Laboratorium Fisika
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
2. Selama Pelaksanaan Penelitian Berikut adalah jadwal dan proses pengambilan data yang dilakukan di kelas X.1 seperti pada tabel 7: Tabel 7. Proses Pelaksanaan Penelitian No 1.
Hari/tanggal Senin, 22 April
Pukul
Kegiatan Peneliti
11.15- 11.30
Perkenalan dan memberikan kuesioner
2013 2.
Rabu, 24 April
minat belajar kepada siswa 07.15-08.40
2013
a. Mendampingi siswa melakukan eksperimen 1 yaitu rangkaian terbuka dan tertutup b. Mendampingi siswa melakukan eksperimen 2 yaitu mengukur kuat arus listrik
3.
Senin, 29 April
10.15-10.45
2013
Mendampingi siswa melakukan eksperimen 3 yaitu mengukur tegangan listrik
4.
Senin, 6 Mei 2013
10.20-10.50
Mendampingi siswa melakukan eksperimen 4 yaitu hubungan antara kuat arus dan tegangan listrik
5.
Rabu, 8 Mei 2013
07.15-08.40
Memberikan post-test, kuesioner minat belajar, dan kuesioner nilai karakter siswa.
Penelitian tidak berjalan sesuai dengan rencana dikarenakan beberapa hal seperti berikut: a. Pada hari Senin tanggal 22 April 2013, terjadi pengurangan jam pelajaran dalam rangka upacara memperingati hari Kartini dan adanya rapat dan breafing guru bersama dengan Kepala Sekolah dan siswa kelas XII b. Pada hari Senin tanggal 29 April 2013, terjadi pengurangan jam pelajaran karena adanya rapat guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
c. Pada hari Rabu tanggal 1 Mei 2013, digunakan untuk gerak jalan seKecamatan Jumapolo memperingati hari Pendidikan Nasional, tidak ada pembelajaran untuk jam pertama sampai jam ke lima, sehingga terjadi penundaan penelitian d. Pada hari Senin tanggal 6 Mei 2013, terjadi pengurangan jam pelajaran karena adanya rapat guru e. Saat peneliti melaksanakan penelitian, tidak seluruh sampel bisa diteliti karena ada beberapa siswa yang mengikuti pelatihan PASKIBRA, lalu ada siswa yang sakit, dan ada halangan yaitu nenek meninggal sehingga siswa tersebut tidak bisa mengikuti pembelajaran. Adapun proses pelaksanaan penelitian dijelaskan sebagai berikut : a. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Senin, 22 April 2013 Pada hari Senin ini sekolah merayakan hari Kartini, maka jam pelajaran dipotong sebanyak 15 menit, peneliti masuk ke kelas pada pukul 11.10 WIB bersama guru fisika kelas X.1 yaitu Bapak Tyas Haryadi, M.Pd. Pertama Bapak Hasto membuka pelajaran, menjelaskan materi pelajaran, kemudian memperkenalkan peneliti kepada siswa, lalu peneliti membagikan kuesioner minat belajar kepada siswa. Sebanyak 3 siswa tidak masuk dikarenakan 2 siswa mengikuti pelatihan Paskibra dan satu siswa sakit. Sehingga sampel untuk penelitian minat belajar sebelum treatmen sebanyak 28 siswa. Berikut aktivitas saat mengerjakan kuesioner minat belajar ditunjukkan pada gambar 13 di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Gambar 13. Siswa Kelas X.1 Mengerjakan Kuesioner Minat Belajar b. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Rabu, 24 April 2013 Pelajaran berlangsung di laboratorium fisika SMA Negeri Jumapolo, tidak seluruh siswa datang di tepat waktu, kurang lebih 10 menit seluruh siswa hadir dalam laboratorium, baru pelajaran bisa dimulai. Peneliti membuka pelajaran dengan memberi salam dan doa, lalu memberikan penjelasan sedikit mengenai materi yang akan dipelajari. kemudian peneliti memberikan soal pre-test kepada seluruh siswa, hampir semua mengeluh karena belum belajar. Siswa mengerjakan soal selama 25 menit, gambar 14 berikut merupakan aktivitas siswa saat mengerjakan soal pre-test.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Gambar 14. Suasana Pre-test di Laboratorium Fisika Peneliti membagi siswa kelas X.1 berdasar nomor urut menjadi 6 kelompok, banyak siswa yang protes karena sebelumnya telah memiliki kelompok, namun beberapa siswa senang dengan adanya kelompok baru, dan mereka tetap melaksanakan berkelompok seperti yang telah dibagi oleh peneliti. Peneliti memberikan LKS kepada siswa, lalu membimbing siswa melakukan eksperimen rangkaian terbuka dan tertutup. Ada satu kelompok yang belum berhasil melakukan eksperimen, hal ini dikarenakan beberapa hal yakni siswa hanya menggunakan satu kabel untuk menghubungkan lampu dengan baterai, lalu kabel yang dihubungkan tidak tersambung menjadi rangkaian, dan susunan antara baterai satu dengan yang kedua terbalik. Berikut merupakan aktivitas siswa saat melakukan eksperimen pertama ditunjukkan pada gambar 15 di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Gambar 15. Siswa Melakukan Eksperimen Rangkaian Tertutup Sebelum membimbing eksperimen kedua, peneliti menjelaskan cara menggunakan basicmeter. Tidak seluruh siswa memperhatikan penjelasan dari peneliti, karena masih mencoba-coba rangkaian. Lalu siswa melakukan eksperimen dengan menggunakan basicmeter untuk mengukur arus listrik dari rangkaian listrik. Peneliti mengunjungi dan mengecek cara merangkai alat eksperimen dan cara membaca skala pada setiap kelompok, ada dua kelompok yang memasang alat ukur secara terbalik, sehingga jarum yang ditunjukkan basicmeter menuju arah yang terbalik, dan juga siswa belum bisa membaca skala yang telah ditunjukkan basicmeter. Lalu peneliti membimbing siswa dalam kelompok. Aktivitas siswa saat melakukan eksperimen menggunakan basicmeter sebagai amperemeter ditunjukkan gambar 16 di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Gambar 16. Siswa Melakukan Pengukuran Kuat Arus Listrik Menggunakan Basicmeter c. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Senin, 29 April 2013 Pelajaran berlangsung di laboratorium, akan tetapi siswa masih di dalam kelas karena masih mengikuti pelajaran bahasa Inggris, sehingga waktu penelitian berkurang 10 menit. Siswa melakukan eksperimen menggunakan basicmeter sebagai voltmeter, beberapa kelompok sudah bisa menggunakannya, akan tetapi ada satu kelompok yang bingung dan bertanya. Peneliti memberi kesempatan kepada teman dari kelompok lain untuk mengajari satu kelompok. Sehingga mereka bisa mengukur tegangan listrik dengan menggunakan basicmeter. Siswa melakukan eksperimen menggunakan basicmeter sebagai voltmeter ditunjukkan gambar 17 di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Gambar 17. Siswa Membaca Skala yang Ditunjukkan oleh Basicmeter Saat Mengukur Tegangan Listrik d. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Senin, 6 Mei 2013 Saat pergantian jam pelajaran, siswa masih mengikuti pelajaran bahasa Inggris di kelas, sehingga waktu untuk pelajaran fisika terpotong 10 menit. Setelah seluruh siswa siap mengikuti pelajaran di laboratorium, Peneliti membimbing siswa dalam melakukan eksperimen hubungan antara kuat arus dengan tegangan listrik. Seluruh kelompok sudah bisa menggunakan basicmeter, namun siswa mengalami kendala dalam membuat grafik hubungan antara kuat arus dengan tegangan listrik. Aktivitas siswa saat melakukan eksperimen yaitu ditunjukkan seperti gambar 18 di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Gambar 18. Siswa Membaca Skala yang Terbaca dari Basicmeter e. Pelaksanaan Penelitian Pada Hari Senin, 8 Mei 2013 Peneliti membuka pelajaran dengan salam dan doa. Peneliti mengabsen siswa, dan pada hari rabu ini terdapat 2 siswa yang tidak mengikuti pelajaran, satu siswa dikarenakan nenek meninggal dan satu siswa tanpa keterangan. Peneliti memberikan soal post-test, seusai siswa mengerjakan soal posttest, Peneliti membagikan kuesioner minat belajar, dan membagikan kuesioner nilai karakter. Peneliti mengulas kembali tentang eksperimen yang telah dilakukan oleh siswa, lalu siswa menyimpulkan pengalaman apa yang telah dilakukan saat melakukan eksperimen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
B. Data dan Analisis Data 1. Pemahaman Konsep Siswa a. Data Pretest dan Posttest Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa, peneliti menggunakan data pre-test dan post-test. Hasil dari pre-test dan post-test siswa kelas X.1 dalam bentuk skor dapat dilihat pada lampiran 10. Selain menggunakan data pre-test dan post-test, peneliti juga mengecek apakah siswa sudah memahami pelajaran dengan laporan hasil praktikum dari siswa. Jumlah sampel yang dapat diteliti untuk tingkat pemahaman konsep siswa yaitu sebanyak 29 siswa kelas X.1. b. Analisis Data Data pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan statistik Test-T untuk kelompok dependen. Analisis data dari skor pre-test dan post-test ditunjukkan pada tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Analisis Test-T Kelompok Dependen (pretest dan posttest) Kode Siswa
Pretest
Posttest
Siswa 1
24
60
Siswa 2
44
92
Siswa 3
24
36
Siswa 4
34
52
Siswa 5
34
86
Siswa 6
12
44
Siswa 7
38
88
Siswa 8
22
30
Siswa 9
30
40
Siswa 10
28
50
Siswa 11
34
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 12
36
42
Siswa 13
22
40
Siswa 14
22
36
Siswa 15
20
34
Siswa 16
26
78
Siswa 18
26
54
Siswa 19
32
72
Siswa 20
34
52
Siswa 21
20
72
Siswa 22
22
54
Siswa 24
22
34
Siswa 25
18
42
Siswa 26
30
46
Siswa 27
24
54
Siswa 28
22
44
Siswa 29
26
56
Siswa 31
12
70
Siswa 32
38
50
54
Data pre-test dan pos-test diuji dengan program SPSS dengan analisis Paired Sample Test untuk kelompok dependen atau satu kelompok yang dites dua kali. Hasil SPSS data pre-test dan post-test siswa kelas X.1 adalah sebagai berikut Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest
26.76
29
7.698
1.430
Posttest
54.55
29
17.467
3.244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
pretest & posttest
29
Sig.
.451
.014
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Mean Pair Pretest 1
-27.793
Posttest
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
15.587
2.894
Difference Lower -33.722
Upper
Sig. (2T
-21.864 -9.602
df
tailed) 28
.000
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa: T = -9.602, p = 0.000, dengan level signifikan α = 0.05, mean pre-test = 26.76, mean post-test = 54.55. Oleh karena p = 0.000 < α = 0.05 maka hasil signifikan. Berarti kedua kelompok yaitu pre-test dan post-test ada perbedaan. Karena X > X (mean post-test > mean pre-test), maka post-test lebih baik dari pretest.
2. Minat Belajar Siswa a. Data Kuesioner Minat Belajar Sebelum dan Sesudah Treatmen Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, peneliti menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah treatmen. Jumlah sampel yang dapat diteliti untuk tingkat minat belajar yaitu sebanyak 29 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Hasil kuesioner minat belajar siswa kelas X.1 dalam bentuk skor dapat dilihat pada lampiran 11 dan lampiran 12. b. Analisis Data Berdasar data minat sebelum dan sesudah treatmen, minat belajar siswa kelas X.1 dapat dikategorikan seperti tabel 9 di bawah ini. Tabel 9. Prosentase Kategori Minat Belajar Siswa Kelas X.1 Skor
Kategori Minat
Sebelum (%)
Sesudah (%)
34-41
Sangat tinggi/ sangat baik
10
10
26-33
Tinggi/ baik
76
73
18-25
Rendah/ kurang
14
17
10-17
Sangat rendah/ sangat kurang
0
0
Hasil dari kategori minat belajar siswa kelas X.1 sebelum peneliti memberikan treatmen minat belajar siswa tinggi dan sangat tinggi sebesar 86% dan yang rendah sebesar 14%, lalu untuk minat siswa setelah peneliti memberikan treatmen berubah yaitu minat yang tinggi dan sangat tinggi sebesar 83% dan yang rendah 17%. Jadi ada penurunan minat belajar siswa kelas X.1 yang tinggi menjadi rendah terhadap mata pelajaran fisika sebesar 3 %. Data minat belajar sebelum dan sesudah treatmen dianalisis dengan menggunakan statistik Test-T untuk kelompok dependen. Analisis data dari skor minat belajar sebelum dan sesudah treatmen ditunjukkan pada tabel 10 di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 10. Analisis Test-T Kelompok Dependen (Minat Belajar) Kode Siswa Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Siswa 24 Siswa 25 Siswa 26 Siswa 27 Siswa 28 Siswa 29 Siswa 30 Siswa 31 Siswa 32
Sebelum Treatmen
Sesudah Treatmen
27 33 24 28 28 25 29 28 26 30 27 27 30 33 34 31 31 28 33 23 28 34 32 35 33 28 25 29 30
26 33 25 28 28 27 30 27 23 27 28 26 27 35 36 30 32 26 32 24 27 29 30 27 34 28 25 25 29
Data minat sebelum dan sesudah treatmen diuji dengan program SPSS dengan analisis Paired Sample Test untuk kelompok dependen atau satu kelompok yang dites dua kali. Hasil SPSS data minat belajar siswa kelas X.1 adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
29.28
29
3.206
.595
Sesudah
28.41
29
3.279
.609
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 29
Sig.
.757
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Mean Deviation Pair Sebelum 1
Sesudah
.862
2.263
Std. Error Mean .420
of the Difference Lower
Upper
.001
Sig. (2T
1.723 2.051
df 28
tailed) .050
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa: T = 2.051, p = 0.050, dengan level signifikan α = 0.05, mean minat belajar sebelum treatmen = 29.28, mean minat belajar sesudah treatmen = 28.41. Oleh karena p = 0.050 = α = 0.05 maka hasil signifikan. Berarti kedua kelompok yaitu minat belajar sebelum treatmen dan minat belajar sesudah treatmen ada perbedaan. Karena X < X (mean minat belajar
sesudah treatmen < mean minat belajar sebelum treatmen), maka minat belajar sebelum treatmen lebih baik dari minat belajar sesudah treatmen. Berdasar data hasil penelitian dari pertanyaan pada kuesioner minat belajar siswa bahwa tidak terbukti ada kenaikan minat belajar, akan tetapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
minat belajar siswa turun. Namun setelah dianalisa, pertanyaan dari kuesioner tersebut masih terlalu umum untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap penerapan metode eksperimen. Pertanyaan yang benarbenar menyangkut praktikum yaitu adalah pertanyaan nomor 7. Maka untuk mengetahui adanya peningkatan minat belajar siswa terhadap metode eksperimen maka data skor dari pertanyaan soal kuesioner minat belajar nomor 7 baik sebelum treatmen dan sesudah treatmen dianalisis dengan statistik Test-t untuk kelompok dependen atau satu kelompok yang dites dua kali. Analisis data skor dari pertanyaan soal kuesioner minat belajar nomor 7 ditunjukkan pada tabel 11 di bawah ini. Tabel 11. Distribusi Skor Dari Pertanyaan Kuesioner Minat Belajar No. 7 Distribusi Skor dari Pernyataan No. 7 Kode Siswa Sebelum Treatmen
Sesudah Treatmen
Siswa 1
3
4
Siswa 2
4
3
Siswa 3
2
2
Siswa 4
3
3
Siswa 5
3
4
Siswa 6
2
4
Siswa 7
3
4
Siswa 8
3
3
Siswa 9
4
3
Siswa 11
4
4
Siswa 12
4
4
Siswa 13
3
3
Siswa 14
3
3
Siswa 15
4
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa 16
4
4
Siswa 18
4
4
Siswa 19
4
4
Siswa 20
3
3
Siswa 21
4
4
Siswa 22
3
3
Siswa 24
3
3
Siswa 25
4
3
Siswa 26
4
4
Siswa 27
3
3
Siswa 28
3
3
Siswa 29
3
3
Siswa 30
3
3
Siswa 31
4
4
Siswa 32
4
4
60
Data skor pertanyaan nomor 7 minat sebelum dan sesudah treatmen diuji dengan program SPSS dengan analisis Paired Sample Test untuk kelompok dependen atau satu kelompok yang dites dua kali. Hasil SPSS data minat belajar siswa untuk soal pertanyaan nomor 7 adalah sebagai berikut: Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sebelum
3.38
29
.622
.115
Sesudah
4.79
29
7.370
1.369
Paired Samples Correlations N Pair 1
Sebelum & Sesudah
Correlation 29
.228
Sig. .234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Paired Samples Test Paired Differences
Std. Deviatio Mean n Pair Sebelum 1 Sesudah
1.414
7.253
Std. Error Mean 1.347
95% Confidence Interval of the Difference Lower -4.173
Upper 1.345
t 1.050
df 28
Sig. (2tailed) .303
Hasil output SPSS dapat dilihat bahwa: T = -1.050, p = 0.303, dengan level signifikan α = 0.05, mean dari soal nomor 7 minat belajar sebelum treatmen = 3.38, mean dari soal nomor 7 minat belajar sesudah treatmen = 4.79. Oleh karena p = 0.303 > α = 0.05 maka hasil tidak signifikan. Berarti kedua kelompok yaitu minat belajar sebelum treatmen dan minat belajar sesudah treatmen tidak ada perbedaan, meskipun X = 4.79 > X = 3.38 (mean dari skor nomor 7 minat belajar sesudah treatmen > mean
minat belajar sebelum treatmen).
Hasil analisa untuk poin nomor 7 yaitu mengenai minat belajar terhadap metode eksperimen sebelum dan sesudah treatmen adalah sama. Kemungkinan minat menjadi turun disebabkan oleh: 1) Pertanyaan minat dalam kuesioner kurang baik karena masih terlalu umum untuk mengetahui minat belajar siswa yang berkaitan dengan penerapan metode eksperimen 2) Siswa lelah karena mempunyai banyak tugas sehingga menjadi bosan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
3. Nilai Karakter Siswa a. Data Untuk mengetahui sumbangan nilai karakter metode eksperimen, peneliti menggunakan
kuesioner nilai karakter. Jumlah sampel yang
diteliti untuk nilai karakter yaitu 27 siswa siswa kelas X.1. Hasil kuesioner nilai karakter siswa kelas X.1 dalam bentuk skor dapat dilihat pada lampiran 13. b. Analisis data Berdasar hasil kuesioner nilai karakter siswa kelas X.1, dapat dikategorikan nilai karakter seperti tabel 10 di bawah ini. Tabel 12. Prosentase Kategori Nilai Karakter Siswa Kelas X.1 No
Skor
1.
51-62
2.
Kategori Nilai Karakter
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
Sangat tinggi/ sangat baik
9
33%
39-50
Tinggi/ baik
17
63%
3.
27-38
Rendah/ kurang
1
4%
4.
15-26
Sangat rendah/ sangat kurang
0
0%
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa melalui penerapan metode eksperimen dalam pelajaran fisika sebanyak 96% siswa kelas X.1 memiliki karakter yang baik dan sangat baik, lalu 4% siswa memiliki karakter yang kurang baik. Berdasar skor hasil
kuesioner nilai
karakter siswa, dapat
dibandingkan frekuensi dari karakter yang dibentuk melalui metode eksperimen seperti tabel 13 di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabel 13. Frekuensi Setiap Nilai Karakter
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nilai Karakter
No Soal
Kerjasama
Tanggungjawab
Disiplin
Kejujuran
Rasa ingin tahu
Jumlah Siswa Memilih Pernyataan
Skor
SS
S
TS
STS
1
15
11
1
0
95
2
10
16
1
0
90
3
8
15
4
0
85
4
7
15
5
0
83
5
4
20
3
0
82
6
4
20
3
0
85
7
9
15
3
0
90
8
7
15
5
0
83
9
9
16
2
0
88
10
8
17
2
0
87
11
9
14
4
0
86
12
8
15
4
0
85
13
10
14
3
0
88
14
2
9
16
0
67
15
11
13
3
0
89
Total
270
250
261
258
244
Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa nilai karakter yang paling besar disumbangkan melalui penerapan metode eksperimen yaitu nilai kerjasama. Nilai kerjasama memiliki skor paling tinggi yaitu 270, nilai tanggungjawab sebesar 250, nilai disiplin 261, nilai kejujuran sebesar 258, nilai rasa ingin tahu sebesar 244. C. Pembahasan 1. Pemahaman Konsep Materi alat ukur listrik merupakan salah satu materi baru untuk siswa kelas X.1 untuk semester genap tersebut. Berdasar penuturan beberapa murid,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
sebelumnya pernah menggunakan laboratorium fisika yaitu pada materi optika, dan belum pernah eksperimen menggunakan alat ukur listrik. Siswa belum mengenal, memahami, dan cara memakai alat ukur listrik yang digunakan untuk metode eksperimen dalam penelitian ini, yaitu basicmeter. Setelah melakukan eksperimen dengan menggunakan alat ukur listrik di laboratorium, siswa menjadi mengenal dan juga bisa menggunakan basicmeter baik sebagai alat ukur arus listrik maupun sebagai alat ukur tegangan listrik. Contoh data hasil pre-tes dan post-test yaitu pada lampiran 14 dan lampiran 15. Jadi, metode eksperimen sungguh membantu meningkatkan pemahaman siswa pada konsep alat ukur listrik pada siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1. Hal ini didukung dengan hasil analisis data pre-test dan post-test yaitu adanya perbedaan antara pre-test dan post-test dan hasil dari post-test lebih baik dari pre-test. 2. Minat Belajar Berdasar analisis data kuesioner minat belajar siswa menunjukkan bahwa terjadi penurunan minat belajar siswa sebesar 3%, serta hasil analisis dari SPSS menunjukkan p =0.05 = level signifikan α= 0.05 yang berarti hasil hasil signifikan yaitu ada perbedaan minat sebelum dan sesudah treatmen. Contoh data hasil kuesioner minat belajar sebelum dan sesudah treatmen dapat dilihat pada lampiran 16 dan 17.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Berdasar analisis data minat belajar siswa kelas X.1 secara umum untuk minat belajar memang turun, akan tetapi untuk minat belajar terhadap metode eksperimen adalah sama. 3. Nilai Karakter Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan metode eksperimen menyumbangkan nilai karakter bagi siswa SMA Negeri Jumapolo. Nilai karakter yang dibentuk berdasar urutan paling tinggi yaitu nilai kerjasama, nilai tanggungjawab, nilai disiplin, nilai kejujuran, dan nilai rasa ingin tahu. D. Keterbatasan Penelitian 1. Tidak ada instrumen pengamatan atau observasi, padahal apabila ingin mengetahui minat dan nilai karakter semakin baik jika mengamati secara langsung. 2. Tidak ada control group.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep siswa, yakni metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman konsep untuk materi alat ukur listrik pada siswa SMA Negeri Jumapolo kelas X.1. 2. Secara umum dari uji statistik minat belajar siswa kelas X.1 SMA Negeri Jumapolo turun, khusus tentang metode eksperimen minat sama. 3. Penerapan metode eksperimen menyumbangkan atau membentuk nilai karakter bagi siswa. Nilai karakter yang dibentuk dengan urutan paling besar yaitu nilai kerjasama, kedisiplinan, kejujuran, tanggungjawab, dan rasa ingin tahu. B. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan untuk pengembangan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Disarankan bagi guru SMA Negeri Jumapolo menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman konsep dan membentuk nilai karakter siswa, metode eksperimen juga bisa diterapkan untuk topik lain dalam matapelajaran fisika. 2. Penelitian selanjutnya agar lebih baik menggunakan kelas pembanding. 66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik ada observasi
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Anderson, Lorin W. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berg, Euwe v. d. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Bernardina, Anastasia. 2005. (Skripsi) Pemahaman, Minat, dan Keaktifan AnakAnak SD Dalam Pembelajaran Sains Dengan Menggunakan Teori Intelegensi Ganda (Multiple Intelligences) Pada Pokok Bahasan Energi Bunyi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Budi, Y. K. 1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (Sains). Widya Dharma Majalah Ilmu dan Pendidikan. 63. Bumbungan, Rosiana. 2009. (Skripsi) Peningkatan Pemahaman Siswa Mengenai Getaran Pada Bandul Sederhana Melalui Pembelajaran Dengan Metode Eksperiemen Terbimbing Menggunakan LKS Pada Siswa Kelas VIII SMP Karitas Ngaglik Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Dahar, Ratna W. 2011. Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama. Djamarah, Syaiful B. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fitri, Eka H. 2008. (Skripsi) Penggunaan Metode Eksperimen Untuk Mengurangi Miskonsepsi Mekanika Fluida Pada Mahasiswa Program Studi
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pendidikan
Fisika
Universitas
Sanata
Dharma.
69
Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Hamid, Ahmad A. 2011. Pembelajaran Fisika di Sekolah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Lickona, Thomas. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia. Miftakhul Jannah, Sugianto, S. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Nilai Karakter Melalui Inkuiri Terbimbing Materi Cahaya Pada Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Journal of Innovative Science Education. 54- 60. Minh, Richard J. 1970. Laboratory Experiences: An Approach to Teaching Physics. The Physics Teacher 8. 146. NN1. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Reality Publisher. Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 Untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Purwanto, M. N. 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset. Siregar, Evelin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Bandung: Rineka Cipta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Slavin, Robert E. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Indeks. Sudijono,
Anas.
2011.
Pengantar
Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta:
PT.
RajaGrafindo. Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Suparno, Paul. 2006. Diktat Statistik Untuk Mahasiswa Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 2012. Sumbangan Pendidikan Fisika Terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Sutopo. 2011. Kontribusi Matapelajaran Fisika Pada Pendidikan Karakter. Fisika FMIPA UM. 10-11. Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tobin, J. A. 1932. Laboratory Experiments in Physics. Chesnut Hill: Department of Physics Boston College. Uno, Hamzah. 2005. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Uno, Hamzah. 2011. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Winkel, W.S. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Lampiran 3. RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMA Negeri Jumapolo
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X/ II
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
A. Standar Kompentensi Menerapkan konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian.
B. Kompetensi Dasar Merangkai alat ukur listrik, menggunakannya secara baik dan benar dalam rangkaian listrik.
C. Indikator 1. Membedakan jenis dan fungsi alat ukur listrik. 2. Menjelaskan cara membaca dan memasang alat ukur kuat arus dan alat ukur tegangan. 3. Menggunakan amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membedakan jenis dan fungsi alat ukur listrik 2. Siswa dapat menjelaskan cara membaca dan memasang alat ukur kuat arus dan alat ukur tegangan. 3. Siswa dapat menggunakan amperemeter dan voltmeter dalam rangkaian.
E. Metode Pembelajaran Metode eksperimen di laboratorium.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
F. Kegiatan Pembelajaran No
Pertemuan I
Alokasi
Peneliti 1.
Siswa
waktu
Membuka Pelajaran: 1. Peneliti membuka pelajaran dengan salam
1. Siswa memberi salam
2. Peneliti menyampaikan topik yang akan dipelajari dan 2. Siswa mendengarkan penjelasan peneliti
2 menit 7 menit
tujuan pembelajaran yang harus dicapai 3. Peneliti menjelaskan metode pembelajaran menggunakan eksperimen 2.
Kegiatan inti: Mengerjakan soal pre-test dan kuesioner 1. Peneliti membagikan soal pre-test kepada siswa
1. Siswa menerima soal prê-test
2 menit
2. Peneliti menunggu siswa mengerjakan soal pre-test
2. Siswa mengerjakan soal pre-test
20 menit
3. Peneliti mengambil hasil jawaban siswa
3. Siswa menyerahkan jawaban kepada peneliti
2 menit
4. Peneliti membagikan kuesioner minat belajar
4. Siswa menerima kuesioner minat belajar
10 menit
5. Peneliti mengambil hasil kuesioner minat belajar
5. Siswa menyerahkan kuesioner minat belajar
2 menit
1. Peneliti membagi siswa dalam kelompok
1. Siswa duduk dalam kelompok
2 menit
2. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan eksperimen
2. Siswa melakukan eksperimen pertama dan mendiskusikan 10 menit
Melakukan eksperimen pertama
pertama yaitu eksperimen rangkaian terbuka dan tertutub
hasil eksperimen
3. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang melakukan eksperimen pertama 4. Peneliti merangkum hasil kesimpulan siswa
3. siswa memberi kesimpulan hasil eksperimen
5 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Melakukan eksperimen kedua 1. Peneliti menjelaskan eksperimen kedua yaitu eksperimen 1. siswa mendengarkan penjelasan peneliti
tentang penggunaan alat ukur arus listrik dengan
2 menit
menggunakan basicmeter 2. siswa mendengarkan dan membaca cara menggunakan
2. Peneliti menjelaskan cara menggunakan basicmeter
10 menit
basicmeter 3. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang
3. siswa melakukan eksperimen kedua
melakukan eksperimen
10 menit
4. Peneliti merangkum hasil kesimpulan siswa
4. siswa menyimpulkan hasil eksperimen
5 menit
5. Menutup pelajaran:
1. Peneliti memberitahukan kegiatan untuk pertemuan 1. Siswa menjawab salam penutup
berikutnya
2. Peneliti menutup pelajaran dengan salam Total
90 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No
Pertemuan II Peneliti
1.
2.
78 Alokasi
Siswa
waktu
Membuka Pelajaran: 1. Peneliti membuka pelajaran dengan salam
1. Siswa memberi salam
2 menit
2. Peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Siswa mendengarkan penjelasan peneliti
3 menit
Kegiatan inti: Melakukan eksperimen ketiga 1. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan eksperimen
1. Siswa melakukan eksperimen pertama dan mendiskusikan 10 menit
ketiga yaitu eksperimen tegangan listrik
hasil eksperimen
2. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang melakukan eksperimen 3. Peneliti merangkum hasi kesimpulan siswa
2. siswa memberi kesimpulan hasil eksperimen
5 menit
Melakukan eksperimen keempat 1. Peneliti mengajak siswa melakukan eksperimen keempat
1
yaitu hubungan antara arus listrik dan beda potensial
Siswa melakukan eksperimen pertama dan mendiskusikan hasil eksperimen
10 menit
Siswa memberi kesimpulan hasil eksperimen
5 Menit
2. Peneliti membimbing dan mengamati siswa yang sedang melakukan eksperimen 3. Peneliti merangkum hasil kesimpulan siswa 3.
2
Menutup pelajaran 1. Peneliti memberitahukan kegiatan pertemuan berikutnya
1. Siswa mendengarkan
3menit
2. Peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup
2. Siswa memberi salam
2 menit
Total
40 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No
Pertemuan III Peneliti
1.
2.
79 Alokasi
Siswa
waktu
Membuka Pelajaran: 1. Peneliti membuka pelajaran dengan salam
1. Siswa memberi salam
2 menit
2. Peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Siswa mendengarkan penjelasan peneliti
3 menit
1. Peneliti membagikan soal post-test kepada siswa
1. Siswa menerima soal post-test
2 menit
2. Peneliti menunggu siswa mengerjakan soal post-test
2. Siswa mengerjakan soal post-test
20 menit
3. Peneliti mengambil hasil jawaban siswa
3. Siswa memberikan hasil jawaban kepada peneliti
3 menit
Kegiatan inti: Mengerjakan soal post-test
Mengerjakan kusioner minat belajar 1. Peneliti membagikan kuesioner minat belajar dan nilai 1. Siswa menerima kuesioner minat belajar dan nilai karakter
2 menit
karakter kepada siswa 2. Peneliti menunggu siswa mengerjakan kuesioner minat 2. Siswa mengerjakan kuesioner minat belajar dan nilai belajar dan nilai karakter
karakter
3. Peneliti mengambil hasil jawaban siswa
3.
20 menit
3. Siswa memberikan hasil jawaban kepada peneliti
3menit
Menutup pelajaran 1. Memberi salam penutup
1. Siswa memberi salam penutup
5 menit
2. Berterimakasih Total
60 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
G. Materi Pembelajaran 1. Alat Ukur Listrik a. Arus Listrik Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi 2, yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan. Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.
Gambar 1. Rangkaian Terbuka
Gambar 2. Rangkaian Tertutup Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub tersebut terhubung dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan elektron dari kutub negatif dan kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu menyala lebih terang. Jika baterai digunakan tiga buah lampu menyala semakin terang. Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya semakin besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada penghantar semakin banyak atau arus listriknya semakin besar. Besarnya arus listrik (disebut dengan kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir. b. Alat Ukur Kuat Arus Listrik Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) disebut amperemeter, apabila mengukur arus yang mengalir melalui suatu komponen listrik, maka diberi simbol (A) dalam rangkaian listrik. Amperemeter harus dirangkai seri dengan komponen yang akan diukur arusnya, kutub-kutub positif amperemeter dan baterai serta kutub-kutub negatif keduanya telah saling dihubungkan dengan kabel seperti gambar berikut.
Gambar 3. Amperemeter
Gambar 4. Pengukuran Arus Pada Baterai Kering
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 5. Pengukuran Arus Pada Rangkaian Listrik Arus listrik harus mengalir masuk ke kutub positif (diberi tanda “+” atau warna merah) dan meninggalkan amperemeter melalui kutub negatif (diberi tanda “-“ atau warna hitam), bisa dilihat pada gambar 4 dan gambar 5. Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang dalam arah kebalikan. Ini dapat menyebabkan jarum membentur sisi tanda nol dengan gaya yang cukup besar sehingga dapat merusak amperemeter. Tetapi jika menggunakan meter digital yang memiliki polaritas otomatis (autopolarity), hubungan dengan polaritas terbalik tidaklah masalah. Ini karena meter tetap akan memberikan bacaaan benar, hanya tanda negatif didisplai di depan angka, yang menunjukkan bahwa hubungan polaritas ke meter adalah terbalik. Amperemeter dipasang seri dengan komponen yang akan diukur kuat arusnya, rangkaian kabel harus dipotong agar dapat menyisipkan amperemeter (lihat gambar 6). Umumnya amperemeter yang digunakan di lab sekolah sebuah basicmeter. Basicmeter memiliki beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC. Pada foto basicmeter gambar 6, terdapat 9 terminal, 4 terminal merah di kiri untuk arus dan 4 terminal merah di kanan untuk tegangan. Satu terminal warna di sisi tengah bawah adalah kutub negatif baik untuk arus atau tegangan.
Gambar 6. Basicmeter 82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Batas ukur arus Batas ukur tegangan
83
: 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A : 0 – 100 mV – 1 V – 10 V – 50 V
Misalnya dalam pengukuran siswa menghubungkan batas ukur 1 A ke rangkaian. Jarak antara gores pajang 0 dan 20 menunjukkan
x 1 A = 0,2 A. antara gores 0 dan
20 terdapat skala 10 (lihat Gambar 2.5). ini berarti skala kecil basicmeter adalah:
x
0,2 A= 0,02 A.
Gambar 7. Mengamati skala terkecil Basicmeter Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0-1 A adalah setengah dari skala terkecil, yaitu: x 0,02 A = 0,01 A Diperoleh skala terkecil 0,02 A dan ketidakpastiannya adalah 0,01 A. Melaporkan hasil pengukuran arus dalam suatu rangkaian dimana batas ukur 0-1 A memberikan hasil seperti gambar berikut :
Gambar 8. Pengukuran arus menggunakan basicmeter Jarum menunjukkan 4 garis sebelum angka 80, berarti bacaan angka skala adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI x0 =
84
x 1 A = 0,72 A (dua desimal)
Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A (juga dua desimal), maka hasil pengukuran kuat arus melaporkan sebagai kuat arus i = x0 + ∆x
………………….………………………………………..(1)
i = (0,72 + 0,01) A
c. Tegangan Listrik (Beda Potensial) Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada benda lain. Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari suatu titik ke titik lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V). d. Alat Ukur Tegangan Listrik Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian disebut dengan voltmeter dan diberi simbol (V) dalam rangkaian listrik. Voltmeter harus diukur secara parallel pada komponen listrik yang akan diukur tegangannya. Untuk memasang voltmeter dalam suatu rangkaian, harus diperhatikan bahwa titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub positif (“+” atau warna merah) dan titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif (“-“ atau warna hitam). Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang sedikit kekiri tanda nol. Untuk memasang voltmeter cukup langsung menghubungkan ujung-ujung komponen yang akan diukur beda potensialnya ke kutub-kutub voltmeter dengan polaritas yang benar. Gambar berikut menunjukkan pengukuran tegangan pada suatu rangkaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Gambar 9 Pengukuran tegangan pada suatu rangkaian listrik Melaporkan hasil pengukuran tegangan listrik pada suatu rangkaian dengan menggunakan basicmeter itu hampir sama dengan melaporkan hasil pengukuran pada arus lisrtik. e. Hukum Ohm Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari Jerman. Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal dengan Hukum Ohm. Besar perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial sebanding dengan kuat arus (V~I). secara matematis dapat dituliskan V= m x I, m adalah konstanta perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Grafik hubungan antara kuat arus dengan beda potensial Berdasarkan grafik di atas, nilai m dapat diperoleh dengan persamaan m =
∆
∆
.
Nilai m yang tetap ini kemudian didefinisikan sebagai besaran hambatan listrik yang dilambangkan R, dan diberi satuan ohm (Ω), untuk menghargai Georg Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. R= atau V = I x R Keterangan: V
: beda potensial atau tegangan (V)
I
: kuat arus (A)
R
: hambatan listrik (Ω)
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm yang berbunyi “ Kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar sebanding denganbeda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap”. H. Sumber Pembelajaran 1. Judul Buku: Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X (E Book)Pengarang: Setya Nurachmandani Kota Terbit : Jakarta Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional 2. Judul Buku : Fisika untuk Kelas X Pengarang: Marthen Kanginan Kota Terbit : Jakarta Penerbit : Erlangga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Lampiran 4. LKS (Lembar Kerja Siswa) Eksperimen 1: Kuat arus listrik A. Tujuan Siswa dapat memahami kuat arus listrik B. Alat 1. Tiga buah baterai 2. 1 buah lampu 3. Kabel 4. Dudukan bolam lampu C. Landasan Teori Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi 2, yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber tegangan. Arus listrik dapat didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial. D. Langkah kerja 1. Rangkailah bola lampu dan sebuah baterai dengan menggunakan kabel di atas papan seperti gambar di samping! 2. Amatilah nyala bola lampu! 3. Lakukanlah kegiatan di atas dengan menggunakan 2 baterai dan 3 baterai! 4. Bandingkan nyala bola lampu! 5. Apa kesimpulan anda?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Eksperimen 2: Mengukur Kuat Arus Listrik A. Tujuan Siswa dapat menggunakan alat ukur arus listrik B. Alat 1. Dua buah baterai 2. Satu buah lampu 3. Kabel 4. Dudukan bolam lampu 5. Basicmeter C. Landasan Teori Alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) disebut amperemeter, apabila mengukur arus yang mengalir melalui suatu komponen listrik, maka diberi simbol (A) dalam rangkaian listrik. Amperemeter harus dirangkai seri dengan komponen yang akan diukur arusnya, kutub-kutub positif amperemeter dan baterai serta kutub-kutub negatif keduanya telah saling dihubungkan dengan kabel. Umumnya
amperemeter
yang
digunakan
di
lab
sekolah
sebuah
basicmeter. Basicmeter memiliki beberapa batas ukur (range) dan dapat digunakan untuk mengukur arus dan tegangan DC. Pada foto basicmeter terdapat 9 terminal, 4 terminal merah di kiri untuk arus dan 4 terminal merah di kanan untuk tegangan. Satu terminal warna di sisi tengah bawah adalah kutub negatif baik untuk arus atau tegangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Gambar 1. Basicmeter Batas ukur arus
: 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A
Batas ukur tegangan : 0 – 100 mV – 1 V – 10 V – 50 V Misalnya dalam pengukuran siswa menghubungkan batas ukur 1 A ke rangkaian. Jarak antara gores pajang 0 dan 20 menunjukkan
x 1 A = 0,2 A.
antara gores 0 dan 20 terdapat skala 10 (lihat gambar 2). ini berarti skala kecil basicmeter adalah:
x 0,2 A= 0,02 A.
Gambar 2. Mengamati Skala Terkecil Basicmeter Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0-1 A adalah setengah dari skala terkecil, yaitu: x 0,02 A = 0,01 A Diperoleh skala terkecil 0,02 A dan ketidakapastiannya adalah 0,01 A.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Melaporkan hasil pengukuran arus dalam suatu rangkaian dimana batas ukur 01 A memberikan hasil seperti gambar berikut :
Gambar 3. Pengukuran Arus Menggunakan Basicmeter Jarum menunjukkan 4 garis sebelum angka 80, berarti bacaan angka skala adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah sebagai berikut: x0 =
x 1 A = 0,72 A (dua desimal)
Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A (juga dua desimal), maka hasil pengukuran kuat arus melaporkan sebagai kuat arus: i = x0 + ∆x ………………….………………………………………..(1) i = (0,72 + 0,01) A
D. Langkah kerja
1. Memasang alat ukur kuat arus seperti pada
gambar
disamping
dengan
cara
sebagai berikut: a. Memasang alat ukur arus listrik dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode pengoperasian alat sebagai amperemeter atau menggeser binding post ke arah kanan b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk kearah 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
c. Lalu pilih batas ukur amperemeter yang paling besar d. Lalu terminal positif dari amperemeter (songket warna merah) dihubungkan dengan kutub positif dari sumber tegangan baterai e. Terminal negatif dari amperemeter (songket warna hitam) dihubungkan dengan satu kabel yang terhubung dengan lampu f. Kabel dari lampu yang satunya dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber tegangan. g. Lalu dilihat apakah jarum pada amperemeter bergerak atau menyimpang, atau lampu menyala. h. Jika jarum amperemeter belum menyimpang atau maka dicek dahulu apakah kabel sudah terhubung dangan baik, jika belum bergerak batas ukur diperkecil dari batas ukur sebelumnya. 2. Baca skala yang terbaca. 3. Tuliskan nilai yang terbaca.
Soal Kompetensi : 1. Perhatikan gambar rangkaian berikut !
(A)
(B)
Tentukan rangkaian yang benar ketika anda ingin mengukur arus dengan menggunakan amperemeter. 2. Apa yang anda ketahui tentang arus listrik ? jelaskan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Eksperimen 3: Mengukur beda potensial / tegangan listrik A. Tujuan Siswa dapat menggunakan alat ukur tegangan listrik B. Alat dan bahan 1. Bola lampu 2. Batu baterai 3. Basicmeter 4. Kabel C. Dasar Teori Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian disebut dengan voltmeter dan diberi simbol (V) dalam rangkaian listrik. Voltmeter harus diukur secara parallel pada komponen listrik yang akan diukur tegangannya. Untuk memasang voltmeter dalam suatu rangkaian, harus diperhatikan bahwa titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub positif (“+” atau warna merah) dan titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif (“-“ atau warna hitam). Jika dihubungkan dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang sedikit kekiri tanda nol. Untuk memasang voltmeter cukup langsung menghubungkan ujung-ujung komponen yang akan diukur beda potensialnya ke kutub-kutub voltmeter dengan polaritas yang benar.
D. Langkah kerja 1. Rangkailah alat tersebut seperti gambar disamping 2. Cara memasang voltmeter: a. Memasang alat ukur tegangan listrik dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
pengoperasian alat sebagai voltmeter atau menggeser binding post ke arah kiri b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk kearah 0 c. Lalu pilih batas ukur voltmeter yang paling besar d. Menghubungkan bolam lampu dengan kabel ke sumber tegangan e. Hubungkan terminal positif dari voltmeter dengan kutub positif dari sumber tegangan f. Hubungkan terminal negatif dari voltmeter dengan kutub negatif dari sumber tegangan g. Lalu dilihat apakah jarum pada voltmeter bergerak atau menyimpang h. Jika jarum voltmeter (basicmeter) belum menyimpang atau maka dicek dahulu apakah kabel sudah terhubung dangan baik, jika belum bergerak batas ukur diperkecil dari batas ukur sebelumnya. 3. Catatlah beda potensial yang ditunjukkan voltmeter . 4. Ulangi kegiatan diatas dengan menggunakan 2 dan 3 baterai dan catatlah hasilnya. 5. Bandingkan antara dengan menggunakan 1, 2, dan 3 baterai. 6. Apa kesimpulan anda?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Soal kompetensi: 1. Antara potensial listrik dan arus listrik, mana yang lebih berbahaya? Jelaskan alasan anda! 2. Mengapa burung-burung yang hinggap pada kabel listrik tegangan tinggi tidak mati? Jelaskan dengan konsep beda potensial! 3. Manakah dari gambar rangkaian berikut yang benar untuk mengukur beda potensial?
( A)
(B)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Eksperimen 4: Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Beda Potensial A. Tujuan Siswa dapat mengetahui hubungan antara kuat arus listrik dengan beda potensial B. Alat dan bahan 1. 3 buah baterai 1,5 volt 2. Amperemeter 3. Bola lampu 4. Kabel. C. Dasar Teori Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda potensial. Besar perbandingan antara beda potensial dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial sebnading sengan kuat arus (V~I). secara matematis dapat dituliskan V= m x I, m adalah konstanta perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus.
D. Langkah Kerja 1. Rangkailah sebuah baterai, amperemeter, dan lampu seperti pada gambar di samping dengan menggunakan kabel 2. Baca dan catat skala yang ditunjukkan oleh amperemeter ke dalam tabel seperti berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No
1 2 3 4
Jumlah
Beda potesial
Kuat arus
baterai
(Volt)
(A)
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Lampiran 5. Panduan Penggunaan Basicmeter BASICMETER 90 1. Penjelasan Basicmeter 90 Basicmeter 90 adalah alat ukur dasar yang dapat mengukur besaran tegangan dan besaran arus. Alat ini tidak memerlukan catu daya dari luar, jadi dapat langsung dipakai. Basicmeter 90 dapat difungsikan sebagai voltmeter maupun amperemeter DC. Adapun batas ukur maksimum alat ini adalah: a. Pengukuran Tegangan : 100 mV, 1 V, 5 V, 50 V b. Pengukuran arus : 100µA, 100 mA, 1 A, 5 A
2. Keterangan a. Binding Post, untuk memilih batas ukur maksimum b. Saklar pemilih fungsi (tegangan/arus) c. Ground/ nol d. Penyetel nol e. Petunjuk fungsi alat f. Saklar meter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
3. Petunjuk penggunaan a. Petunjuk pembaca skala Pada meter terdapat 2 buah skala: -5 s/d 50 (skala I) -10 s/d 100 (skala II) Skala I dipakai untuk pengukuran tegangan pada batas ukur maksimum 5 V atau 50 V dan untuk pengukuran arus pada batas ukur maksimum 5 A Skala II dipakai untuk pengukuran tegangan pada batas ukur maksimum 100 mV dan 1 V atau untuk pengukuran arus 100µA, 100 mA, dan 1 A. Cara pembacaan pada basicmeter 90 : Hasil pengukuran :
x batas ukur maksimum
Contoh : Misalkan meter akan dipakai untuk mengukur tegangan dalam batas (range) 5. Hubungkan kabel hitam ke terminal hitam (0) pada meter, kabel merah dihubungkan dengan terminal merah 10 V. Pembacaan dilakukan dengan melihat sala tertinggi 100. Pada saat meter dengan terminal merah 10 V. Pembacaan dilakukan dengan melihat skala teringgi 100. Pada saat meter dihubungkan dengan sirkuit, misalkan jarum penunjuk menunjukkan angka 30, maka: Hasil pengukuran =
x10 = 3 V
b. Pengoperasian alat Pada keadaan tidak dipakai, jarum meter harus menunjukkan angka nol. Apabila terjadi penyimpangan dapat dikalibrasi dengan penyetel nol (d). 1.) Pilihlah mode pengoperasian alat (Sebagai voltmeter/ amperemeter) dengan menggeser sakelar pemilih fungsi (b) ke kiri/ kanan 2.) Pada pengoperasian sebagai voltmeter, alat dipasang parallel, sedangkan jika sebagai amperemeter dipasang secara seri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
3.) Perhatikan polaritas meter pada saat dipakai 4.) Pililah batas ukur maksimum tegangan/ arus yang sesuai (a). jika anda tidak tahu berapa besar tegangan/arus yang akan diukur, mulailah dengan batas ukur maksimum yang paling besar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Lampiran 6. Soal Pre-Test dan Post-Test Alat Ukur Listrik 1. Apa nama alat ukur arus listrik ? 2. Apa nama alat ukur tegangan listrik? 3. Jelaskan cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur arus listrik! 4. Jelaskan cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur tegangan listrik! 5. Jelaskan dan gambarkan cara memasang alat ukur arus listrik pada suatu rangkaian! 6. Jelaskan dan gambarkan cara memasang alat ukur tegangan listrik pada suatu rangkaian! SELAMAT MENGERJAKAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Pre-Test dan Post-Test 1. Apa nama alat ukur arus listrik ? Amperemeter 2. Apa nama alat ukur tegangan listrik? Voltmeter 3. Jelaskan cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur arus listrik! a. Lihat skala penunjuk jarum menunjukkan angka berapa b. Lihat batas ukur yang digunakan dari amperemeter berapa c. Lihat skala maksimum dari amperemeter d. Nilai pengukuran =
x batas ukur
4. Jelaskan cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur tegangan listrik! a. Lihat skala penunjuk jarum menunjukkan angka berapa b. Lihat batas ukur yang digunakan dari amperemeter berapa c. Lihat skala maksimum dari voltmeter d. Nilai pengukuran =
x batas ukur
5. Jelaskan dan gambarkan cara memasang alat ukur arus listrik pada suatu rangkaian!
a. Memasang alat ukur arus listrik dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode pengoperasian alat sebagai amperemeter atau menggeser binding post ke arah kanan b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk kearah 0 c. Lalu pilih batas ukur amperemeter yang paling besar d. Lalu terminal positif dari amperemeter (songket warna merah) dihubungkan dengan kutub positif dari sumber tegangan baterai e. Terminal negatif dari amperemeter (songket warna hitam) dihubungkan dengan satu kabel yang terhubung dengan lampu f. Kabel dari lampu yang satunya dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber tegangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
g. Lalu dilihat apakah jarum pada amperemeter bergerak atau menyimpang, atau lampu menyala. h. Jika jarum amperemeter belum menyimpang atau maka dicek dahulu apakah kabel sudah terhubung dangan baik, jika belum bergerak batas ukur diperkecil dari batas ukur sebelumnya.
6. Jelaskan dan gambarkan cara memasang alat ukur tegangan listrik pada suatu rangkaian! a. Memasang alat ukur arus listrik dengan menggunakan basicmeter dengan memilih mode pengoperasian alat sebagai voltmeter atau menggeser binding post ke arah kiri b. Pastikan sebelum pengukuran jarum penunjuk menunjuk
kearah 0 c. Lalu pilih batas ukur voltmeter yang paling besar d. Menghubungkan bolam lampu dengan kabel ke sumber
tegangan e. Hubungkan terminal positif dari voltmeter dengan kutub positif dari sumber tegangan f.
Hubungkan terminal negatif dari voltmeter dengan kutub negatif dari sumber tegangan
g.
Lalu dilihat apakah jarum pada voltmeter bergerak atau menyimpang
h. Jika jarum voltmeter (basicmeter) belum menyimpang atau maka dicek dahulu apakah
kabel sudah terhubung dangan baik, jika belum bergerak batas ukur diperkecil dari batas ukur sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Lampiran 8. Kuesioner Minat Belajar KUESIONER MINAT BELAJAR Nama
: _________________________________
Kelas/no absen: _________________________________ Tanggal
: _________________________________
PENJELASAN DAN PEDOMAN MENGISI A. PENJELASAN 1. Pengisian daftar pernyataan ini bukan merupakan pengerjaan suatu tes, jadi tidak akan mempengaruhi nilai-nilai mata pelajaran anda. 2. Agar betul-betul dapat bermanfaat, daftar pernyataan ini hendaknya anda isi dengan jujur. B. PEDOMAN 1. Pada halaman-halaman berikut terdapat sejumlah pernyataan tentang minat belajar yang berpengaruh pada belajar akademik anda di sekolah. 2. Jawaban anda mohon ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan 3. Berikan tanda centang(√) disalah satu lajur di lembar jawaban. Kolom 1 : Sangat Setuju (SS) Kolom 2: Setuju(S) Kolom 3 : Tidak Setuju(TS) Kolom 4 : Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Berikan jawaban yang paling sesuai dengan minat belajar anda sekarang . 5. Jawab semua pernyataan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No
Pernyataan
1.
Saya menyukai pelajaran fisika.
2.
Saya belajar fisika dengan penuh semangat
3.
Saya menjawab pertanyaan guru fisika saat pelajaran berlangsung
4.
Saya mempelajari fisika tidak hanya dari buku saja
5.
Saya memikirkan secara mendalam apa yang diajarkan guru fisika
6.
Saya bertanya kepada guru fisika tentang materi pelajaran
7.
Saya menyukai fisika dengan metode eksperimen di laboratorium
8.
Saya masuk di kelas pelajaran fisika dengan penuh antusias
9.
Saya mencoba mengerjakan soal fisika di buku sampai selesai
10.
Saya berdiskusi dengan teman mengenai materi pelajaran fisika
(SS)
(S)
(TS)
104 (STS)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Lampiran 9. Kuesioner Nilai Karakter KUESIONER NILAI KARAKTER Nama
: ______________________________________________
Kelas/no absen: ______________________________________________ Tanggal
: ______________________________________________
PENJELASAN DAN PEDOMAN MENGISI A. PENJELASAN 1. Pengisian daftar pernyataan ini bukan merupakan pengerjaan suatu tes, jadi tidak akan mempengaruhi nilai-nilai mata pelajaran anda. 2. Agar betul-betul dapat bermanfaat, daftar pernyataan ini hendaknya anda isi dengan jujur. B. PEDOMAN 1. Pada halaman-halaman berikut terdapat sejumlah pernyataan tentang nilai karakter yang berpengaruh pada belajar akademik anda di sekolah. 2. Jawaban anda mohon ditulis pada lembar jawaban yang telah disediakan 3. Berikan tanda centang(√) disalah satu lajur di lembar jawaban. Kolom 1 : Sangat Setuju (SS) Kolom 2 : Setuju(S) Kolom 3 : Tidak Setuju(TS) Kolom 4 : Sangat Tidak Setuju (STS) 4. Berikan jawaban yang paling sesuai dengan minat belajar anda sekarang. 5. Jawab semua pernyataan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No
Pernyataan
(SS)
1.
Saya merangkai alat eksperimen bersama-sama teman satu kelompok
2.
Saya senang berdiskusi dengan teman tentang materi yang diajarkan
3.
Saya ikut andil dalam menyimpulkan hasil eksperimen
4.
Saya ikut menyumbang gagasan saat pelaksanaan eksperimen
5.
Saya
menyampaikan
pendapat
tentang
hasil
eksperimen dalam kelompok 6.
Saya mampu menyelesaikan eksperimen dengan baik dalam kelom
7.
Saya datang ke laboratorium tepat waktu
8.
Saya memulai eksperimen tepat waktu
9.
Saya
membaca
petunjuk
penggunaan
alat
praktikum 10.
Saya mencatat data sesuai dengan yang saya lihat
11.
Saya menyimpulkan hasil eksperimen berdasar hasil pengamatan
12.
Saya sungguh terlibat mengerjakan eksperimen dalam kelompok
13.
Saya bertanya kepada guru atau teman
14.
Saya mencari sumber lain selain apa yang saya pelajari
15.
Saya mencoba-coba atau berkali-kali melakukan pengukuran saat melakukan eksperimen
(S)
(TS)
106 (STS)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Lampiran 10. Daftar Skor Pre-Test Dan Post-Test Kode Siswa
Pretest
Posttest
Siswa 1
24
60
Siswa 2
44
92
Siswa 3
24
36
Siswa 4
34
52
Siswa 5
34
86
Siswa 6
12
44
Siswa 7
38
88
Siswa 8
22
30
Siswa 9
30
40
Siswa 10
28
50
Siswa 11
34
74
Siswa 12
36
42
Siswa 13
22
40
Siswa 14
22
36
Siswa 15
20
34
Siswa 16
26
78
Siswa 18
26
54
Siswa 19
32
72
Siswa 20
34
52
Siswa 21
20
72
Siswa 22
22
54
Siswa 24
22
34
Siswa 25
18
42
Siswa 26
30
46
Siswa 27
24
54
Siswa 28
22
44
Siswa 29
26
56
Siswa 31
12
70
Siswa 32
38
50
Catatan: (1) Saat pengambilan data pre-test siswa dengan kode Siswa 23 mengikuti pelatihan Paskibra untuk dilombakan, dan Siswa 30 tidak masuk tanpa keterangan. (2) Saat pengambilan data post-test siswa dengan kode Siswa 17 ada halangan neneknya meninggal, dan Siswa 23 tidak masuk tanpa keterangan. (3) Jadi, sampel yang dapat diteliti untuk data pre-test dan post-test sebanyak 29 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Lampiran 11. Daftar Skor Kuesioner Minat Belajar Sebelum Treatmen Kode Siswa
Distribusi Skor Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Siswa 1
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
Siswa 2
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
Siswa 3
2
2
3
3
2
2
2
3
2
3
Siswa 4
4
3
3
2
2
3
3
2
3
3
Siswa 5
3
3
2
3
3
2
3
3
2
4
Siswa 6
3
2
2
2
2
3
2
3
2
4
Siswa 7
4
3
3
2
2
3
3
3
3
3
Siswa 8
3
3
3
2
3
2
3
4
2
3
Siswa 9
2
2
2
2
2
3
4
2
3
2
Siswa 11
3
3
3
2
3
3
4
3
2
4
Siswa 12
3
3
2
2
3
3
4
2
2
3
Siswa 13
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
Siswa 14
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
Siswa 15
3
3
3
4
3
3
4
2
2
4
Siswa 16
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
Siswa 18
3
3
3
3
3
3
4
3
2
4
Siswa 19
3
3
3
3
3
2
4
4
2
4
Siswa 20
3
3
4
2
2
2
3
2
4
3
Siswa 21
3
4
2
3
3
3
4
4
3
4
Siswa 22
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
Siswa 24
4
3
2
1
3
3
3
3
3
3
Siswa 25
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
Siswa 26
3
3
3
4
4
2
4
3
2
4
Siswa 27
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
Siswa 28
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
Siswa 29
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
Siswa 30
2
2
3
3
2
3
3
2
2
3
Siswa 31
4
3
2
3
2
3
4
3
2
4
Siswa 32
3
3
3
3
2
3
4
3
2
4
Skor Total 27 33 24 28 28 25 29 28 24 30 27 27 30 31 34 31 31 28 33 23 28 34 32 35 33 28 25 30 30
Catatan: (1) sebanyak 3 siswa tidak mengikuti pelajaran sehingga tidak mengikuti pelajaran (siswa dengan kode siswa 10, siswa 17, dan siswa 23), (2) total sampel yang bisa diteliti yaitu sebanyak 29 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Lampiran 12. Daftar Skor Kuesioner Minat Belajar Sesudah Treatmen Kode Siswa
Distribusi Skor Pernyataan 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Siswa 1
3
3
2
2
2
3
4
2
2
3
Siswa 2
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
Siswa 3
3
2
3
2
3
2
2
3
2
3
Siswa 4
4
3
3
2
2
3
3
3
2
3
Siswa 5
3
3
2
3
3
2
4
3
2
3
Siswa 6
2
2
2
3
3
3
4
3
2
3
Siswa 7
4
3
3
2
2
3
4
4
2
3
Siswa 8
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
Siswa 9
2
2
3
2
2
2
3
2
2
3
Siswa 10
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
Siswa 11
3
3
2
2
2
2
4
3
2
4
Siswa 12
3
3
3
2
3
2
4
3
2
3
Siswa 13
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
Siswa 14
3
3
2
3
3
2
3
3
2
3
Siswa 15
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
Siswa 16
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
Siswa 18
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
Siswa 19
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
Siswa 20
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
Siswa 21
3
4
2
3
3
2
4
4
3
4
Siswa 22
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
Siswa 24
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
Siswa 25
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
Siswa 26
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
Siswa 27
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
Siswa 28
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
Siswa 29
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
Siswa 30
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
Siswa 31
3
2
2
2
2
2
4
3
2
3
Siswa 32
3
3
3
2
2
3
4
3
2
4
Skor Total 26 33 25 28 28 27 30 27 23 26 27 28 26 27 35 36 30 32 26 32 24 27 29 30 27 34 28 25 25 29
Catatan: (1) sebanyak 2 siswa tidak mengikuti pelajaran sehingga tidak mengikuti pelajaran (siswa dengan kode siswa 17, dan siswa 23). Dari data kuesioner minat sebelum dan sesudah treatmen, karena ada beberapa siswa yang tidak masuk maka jumlah dari sampel yang bisa diteliti yaitu 29 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Lampiran 13. Daftar Skor Kuesioner Nilai Karakter Distribusi Skor Pernyataan
Kode Kerjasama
Siswa
Tanggungjawab
Disiplin
Skor
Kejujuran
Rasa ingin tahu
Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
13
14 15
Siswa 1
4
3
3
3
2
3
4
4
4
4
3
3
3
2
3
48
Siswa 2
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
2
4
49
Siswa 3
2
2
3
2
4
3
3
3
2
3
2
4
4
4
4
45
Siswa 4
4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
43
Siswa 5
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
47
Siswa 6
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
4
52
Siswa 7
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
3
3
2
3
51
Siswa 8
3
3
2
2
2
2
4
3
3
3
3
2
3
2
3
40
Siswa 9
4
3
2
2
3
4
4
4
3
2
2
4
3
2
3
45
Siswa 10
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
40
Siswa 11
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
2
4
53
Siswa 12
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
2
3
47
Siswa 13
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
3
38
Siswa 14
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
43
Siswa 16
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
59
Siswa 18
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
55
Siswa 19
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
53
Siswa 20
4
3
3
4
3
3
3
3
2
2
4
2
2
2
2
54
Siswa 21
3
4
4
3
3
3
3
2
4
4
4
3
3
2
3
44
Siswa 24
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
4
2
4
46
Siswa 25
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
50
Siswa 26
4
4
4
4
3
2
3
3
3
4
4
3
4
3
3
51
Siswa 27
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
42
Siswa 28
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
56
Siswa 29
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
43
Siswa 31
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
2
4
50
Siswa 32
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
2
4
48
Catatan: sebanyak siswa tidak masuk (siswa 17 dan 23), lalu siswa melewatkan tidak mengisi salah satu pernyataan (siswa 15 dan siswa 22) untuk nomor pernyataan 10. Jadi total sampel yang dapat diteliti yaitu sebanyak 27 siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Lampiran 14. Contoh Data Hasil Penelitian Pre-Test
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Lampiran 15. Contoh Data Hasil Penelitian Post-Test
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Lampiran 16. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Minat Sebelum Diberi Treatmen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Lampiran 17. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Minat Sesudah Diberi Treatmen
Lampiran 18. Contoh Data Hasil Penelitian Kuesioner Nilai Karakter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116