PENGARUH JANGKA WAKTU, SUKU BUNGA, DAN JAMINAN KREDIT TERHADAP BESARNYA KREDIT MACET Studi Kasus : PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas Jln. Gatot Subroto No.2, Banyumas.
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh: Brigitta Tyas F (042214115)
PROGRAM STUDI MANAJEM
Disusun oleh : Brigitta Tyas Firmani 04 2214 115
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
i
ii
SKRIPS iii
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.(Yer 29:11)
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Yer 17:7-8)
We are all pencils in the hand of a writing God, who is sending love letters to the world. (Mother Teresa)
iv
Skripsi ini dipersembahkan untuk
Bunda Maria yang selalu mendengarkan doaku dan menuntun setiap langkahku.
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan karunia, berkat dan mujizat-Nya.
Bapak Ibuku yang memberikan cinta, kasih sayang, dan ketulusan dalam membesarkan dan mendidik aku.
v
vi
ABSTRAK PENGARUH JANGKA WAKTU, SUKU BUNGA, DAN JAMINAN KREDIT TERHADAP BESARNYA KREDIT MACET Studi Kasus : PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas Jln. Gatot Subroto No.2, Banyumas.
Brigitta Tyas Firmani Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2008 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan besarnya kredit macet antara jenis kredit pegawai, kredit umum, dan kredit modal kerja, 2) pengaruh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit terhadap besarnya kredit macet di PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas baik secara parsial maupun simultan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat dokumen di PD BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas. Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah kredit macet pada periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 sebanyak 263 orang, sedangkan sampel sebanyak 109 orang berdasarkan karakteristik tertentu (purposive sampling) yang ditentukan dengan propotional random sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah one way ANOVA dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : 1) besarnya kredit macet jenis kredit modal kerja lebih besar daripada besarnya kredit macet jenis kredit pegawai dan kredit umum (kredit modal kerja > kredit pegawai = kredit umum), 2) secara simultan jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit berpengaruh terhadap besarnya kredit macet, namun secara parsial suku bunga dan jaminan kredit yang berpengaruh terhadap besarnya kredit macet, sedangkan jangka waktu tidak berpengaruh terhadap besarnya kredit macet.
vii
ABSTRACT THE INFLUENCE OF TERM, INTEREST, AND CREDIT COLLATERAL TOWARD THE AMOUNT OF BAD DEBTS Case Study: PD. BPR BKK North Purwokerto Banyumas Branch Jln. Gatot Subroto Number 2, Banyumas
Brigitta Tyas Firmani Sanata Dharma University Yogyakarta 2008 The research aimed to identify: 1) the difference of the amount of bad debts among employees’ credit, general credit, and working capital credit, 2) the influence of term, interest, and credit collateral to the amount of bad debts at PD. BPR BKK North Purwokerto Banyumas branch, either partially or simultaneously. Technique of data collection was conducted by reviewing documents at PD. BPR BKK North Purwokerto Banyumas Branch. The population in the research was the customers of bad debts at the period of May 2007 to May 2008, which consists at 263 customers, meanwhile the samples were 109 customers based on certain characteristic (purposive sampling) determined by proportional random sampling. Technique of data analysis in the research used one way ANOVA and analysis of multiple linear regressions The result of the research indicated that: 1) the amount of bad debts of working capital credit type was bigger than the bad debts of employees’ credit type and general credit (working capital credit > employees’ credit = general credit), 2) simultaneously the term, interest, and credit collateral had influence to the amount of bad debts, however partially interest and credit collateral had influence to the amount of bad debts, mean while term had no influence to the amount of bad debts.
viii
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah Bapa atas karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Jangka Waktu, Suku Bunga, dan Jaminan Kredit Terhadap Besarnya Kredit Macet”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis juga menyadari skripsi ini tidak akan selesai tanpa campur tangan berbagai pihak yang telah membantu, dengan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran yang berguna dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak A. Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan saran yang berguna dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Marianus Moktar M, M.M., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
x
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan yang sangat berguna bagi penulis. 7. Bapak Drs. Agus Ariyanto, M.M., pimpinan PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan memberikan data yang dibutuhkan. 8.
Bapakku (Drs. Y. Sukata, M.M) dan Ibuku (Bernadette Sukarmi) yang selalu memberikan dukungan, doa, kasih sayang, perhatian, semangat, dan nasehat. Terima kasih atas perjuangan mencari nafkah hingga aku bisa kuliah sampai selesai.
9. Masku (A.Widhi Setyawan, ST.), saudara kembarku (L. Agung F), simbahku dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberi dukungan, doa, perhatian, dan kasih sayangnya. 10. Tyas, Dian, Fika, Made, Rocky, Angga, Ari, Reo, dan teman-teman manajemen 2004 yang telah memberikan dukungan, doa, dan membantu dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas persahabatan yang indah. 11. Keluarga pringwulung 123, keluarga besar SA tour and travel dan teman-temanku yang telah memberikan banyak dukungan, doa, dan pelajaran yang berharga bagi kehidupanku. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan, doa, dan kerjasamanya.
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setelah perekonomian mengenal spesialisasi, perekonomian menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang cepat sehingga diperlukan sumber-sumber dana untuk membiayai usaha tersebut. Salah satu sumber dana pembiayaan usaha adalah bank yang penyediaan dana dengan cara pengambilan kredit. Pengambilan kredit ini menguntungkan kedua belah pihak, baik pelaku usaha maupun bank. Bagi pelaku usaha sebagai debitur, kredit akan memberikan manfaat dalam memperluas atau mengembangkan usaha, sedangkan bagi pihak bank sebagai kreditur akan mendapat keuntungan berupa pendapatan dari bunga kredit yaitu selisih antara bunga dari sumber-sumber dana dengan bunga yang diterima dari kredit. Tujuan bank memberikan kredit adalah mencari keuntungan, membantu usaha nasabah, membantu pemerintah (Kasmir.2004:96-97). Dalam menentukan kredit, pihak bank sebagai kreditur dan nasabah penerima kredit sebagai debitur membuat perjanjian yang disepakati bersama. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak mengenai jangka waktu atau lamanya mengangsur, suku bunga yang dibebankan serta besarnya nilai jaminan. Nasabah dapat memilih jangka waktu angsuran pengembalian kredit berdasarkan plafon yang diberikan oleh bank sesuai dengan jenis kreditnya. Dalam penentuan besarnya suku bunga, bank diatur oleh bank
1
2
sentral atau Bank Indonesia. Bank Indonesia memberikan plafon besarnya tingkat suku bunga yaitu bunga tertinggi dan bunga terendah dalam pemberian kredit sesuai dengan jenis kredit yang diambil oleh nasabah. Kebijakan BPR atau Bank Perkreditan Rakyat adalah menentukan berapa besarnya suku bunga yang harus ditanggung nasabahnya. Dalam menentukan nilai jaminan, bank mempunyai badan analis jaminan yang bertugas menganalisis seberapa besar nilai jaminan tersebut bila dikonversikan dalam bentuk uang. Bank akan menafsir harga jual barang dan menawarkan jumlah kredit tertinggi yang dapat diambil oleh nasabah. Besarnya kredit yang dapat diambil oleh nasabah adalah 75 persen dari nilai jual tertinggi jaminan tersebut berdasarkan tafsiran dari analis. Sebelum kredit diberikan kepada nasabah, bank melakukan analisis kredit yang mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Pada umumnya bank akan menggunakan prinsip 5C’s yaitu: character, capacity, capital, collateral, condition of economy. Tujuan analisis ini agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman dan untuk memperkecil terjadinya risiko kredit terutama kredit macet. Menurut Darmawi, 2006:151 risiko kredit yaitu tidak tertagihnya kredit yang diberikan kepada nasabah atau risiko tidak kembalinya dana yang ditempatkan di bank lain. Setelah kredit diberikan oleh bank kepada nasabah, pengembalian kredit beserta bunganya kerap kali tidak sesuai dengan perjanjian yang sudah dibuat antara kreditur dan debitur. Pengembalian kredit seringkali terjadi kredit macet, dimana kredit macet atau bad debt adalah kredit
3
yang setelah jatuh tempo belum dapat diselesaikan pembayarannya karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan kondisi debitur (Siamat.2003:220). Dalam mengatasi masalah kredit macet, pihak bank sebagai kreditur perlu melakukan
penyelamatan
sehingga
tidak
akan
menimbulkan
kerugian.
Penyelamatan yang dilakukan dapat dengan memberikan keringanan berupa perpanjangan jangka waktu pembayaran atau angsuran dan penurunan suku bunga terutama bagi kreditur yang terkena musibah atau dengan melakukan penyitaan jaminan bagi kreditur yang sengaja lalai untuk membayar. Penanganan kredit macet harus ditinjau dari sebab terjadinya kemacetan, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan yang mengakibatkan reputasi bank bersangkutan menjadi buruk. Pada umumnya jangka waktu kredit merupakan cerminan dari risiko kredit yang diberikan oleh bank. Makin panjang jangka waktu kredit makin tinggi risiko yang mungkin muncul, maka bank pun akan membebankan bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan kredit jangka pendek. Salah satu faktor yang sangat penting dalam memberikan pertimbangan mengenai besarnya bunga yang akan dibebankan kepada seorang nasabah atau perusahaan yaitu jaminan. Bila nasabah memberikan suatu jaminan kredit yang mempunyai kualitas yang sangat tinggi yaitu mudah dicairkan, nilainya tidak mengalami penurunan, sangat mudah diperjualbelikan, berarti risiko atas kredit yang diberikan bank rendah. Dengan
4
demikian bank juga akan membebankan bunga kredit yang lebih rendah (Suyatno,dkk.2003:101-102). Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Jangka Waktu, Suku Bunga dan Jaminan Kredit terhadap Besarnya Kredit Macet Studi Kasus : PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas, Jln. Gatot Subroto No.2, Kabupaten Banyumas.
B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1. Apakah ada perbedaan besarnya kredit macet berdasarkan jenis kredit? 2. Apakah jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit berpengaruh terhadap besarnya kredit macet?
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah-masalah yang akan diteliti pada : 1. Nasabah yang mengambil jenis kredit yaitu kredit umum atau konsumsi, kredit modal kerja, dan kredit pegawai, namun mengalami kredit macet. 2. Penelitian ditujukan bagi nasabah yang mengalami kredit macet pada periode Mei 2007 sampai dengan bulan Mei 2008 di PD.BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas.
5
3. Peneliti tidak meneliti hal-hal lain di dalam bank tersebut yang tidak ada hubungannya dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan di bank yang mempunyai etika perbankan yang harus menyimpan rahasia intern nasabahnya maupun identitas bank itu sendiri.
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan besarnya kredit macet berdasarkan jenis kredit. 2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit terhadap besarnya kredit macet.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi PD.BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jangka waktu, suku bunga dan jaminan kredit berpengaruh terhadap besarnya kredit macet yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pemberian kredit bagi nasabah yang kurang kompeten.
6
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk menambah pengetahuan dalam menunjang perkuliahan yang membahas masalah perkreditan. 3. Bagi Penulis Sebagai media untuk menuangkan pengetahuan dan teori-teori mengenai perbankan dan kredit yang diperoleh selama kuliah di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
F. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas teori-teori mengenai bank secara umum dan BPR, kredit, siklus perkreditan, jangka waktu, suku bunga, jaminan kredit, risiko kredit, kolektibilitas, kredit macet, serta rumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dibahas mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
7
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini dibahas gambaran umum tentang PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas tempat dilakukannya penelitian. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas tentang identitas responden, analisis pengujian data, hasil pengolahan data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang telah dirumuskan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini dibahas tentang kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan beserta saran-saran yang dapat penulis simpulkan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank dan Usaha-usaha BPR Menurut Undang-Undang RI no.10 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan dalam bukunya Kasmir.2004:23 mendefinisikan bank sebagai berikut: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi pokok perbankan dilihat dari sudut peranan ekonomi meliputi empat faktor, yaitu (Santoso.1996:2): 1. Menerima simpanan dalam bentuk tabungan (Saving Account), deposito berjangka
(Demand
Deposit),
dan
Giro
(Current
Account)
serta
mengkonversikannya menjadi rekening koran yang fleksibel untuk dapat dipergunakan oleh masyarakat. 2. Melaksanakan transaksi pembayaran melalui perintah pembayaran (Standing Instructions) atau bukti-bukti lainnya. 3. Memberikan pinjaman atau melaksanakan kriteria investasi lain di sektorsektor yang menghasilkan Rate Of Return mencukupi daripada Cost Of Fund sumber dana perbankan. 4. Menciptakan uang (Money maker) melalui pemberian kredit yang dimanifestasikan dengan penciptaan uang giral.
8
9
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Kasmir.2004:33 mendefinisikan sebagai berikut: “Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.” Usaha-usaha BPR meliputi (Pasal 13 UU No.7 tahun 1992) : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit. 3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain. Dalam melaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Kegiatan-kegiatan BPR meliputi : 1. Menghimpun dana dalam bentuk: a. Simpanan tabungan b. Simpanan deposito 2. Menyalurkan dana dalam bentuk: a. Kredit investasi b. Kredit modal kerja c. Kredit perdagangan.
10
B. Kredit Kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) berarti kepercayaan (truth atau Faith). Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Definisi kredit menurut Undang-Undang Perbankan No.14 tahun 1967 sebagai berikut: Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang
karena
penyerahan
barang-barang
sekarang
(Suyatno,dkk.2003:13). Dalam pemberian suatu fasilitas kredit terdapat unsur-unsur kredit sebagai berikut (Kasmir.2004:94): 1. Kepercayaan Kepercayaan yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu pada masa yang akan datang.
11
2. Kesepakatan Kesepakatan pemberi kredit dengan penerima kredit dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. 3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. 4. Risiko Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet dalam pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pula sebaliknya. 5. Balas jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa dengan kata lain bunga. Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu, tujuan utama pemberian kredit adalah (Kasmir.2004:96-97): 1. Mencari keuntungan 2. Membantu usaha nasabah 3. Membantu pemerintah Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain: 1. Dilihat dari segi ciri dan tujuan penggunaan a. Kredit konsumsi
12
Kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan pemohon dan sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari penghasilan atau gaji pemohon. Pada umumnya kredit konsumtif bunganya tinggi, karena risiko yang dihadapi oleh bank juga tinggi. Tingginya risiko yang dihadapi oleh bank tersebut tergambar pada proses pemberian kredit tersebut, yaitu cepat dan mudah cairnya. b. Kredit modal kerja Kredit modal kerja adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai sementara kegiatan operasional rutin perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. c. Kredit investasi Kredit investasi adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan pemohon dalam memperoleh barang modal selain tanah yang tercermin dalam aktiva tetap perusahaan. 2. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja.
13
b. Kredit jangka menengah Kredit jangka menengah berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi. c. Kredit jangka panjang Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang. 3. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur. b. Kredit tanpa jaminan Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.
C. Siklus Perkreditan Siklus perkreditan merupakan tahap yang harus dilalui oleh nasabah selaku pemohon dan petugas bank selaku penilai. Siklus perkreditan antara lain (Dendawijaya.2001: 77-86) :
14
Gambar II.1 Siklus Perkreditan 1
Permohonan kredit
7c 2
Kredit 7b bermasalah Tambahan kredit
lis i s A na it e kr d
7a Pelunasan kredit
6 3
Pengawasan kredit
2 5 Penc air kredi
t
an
Pers kre di etujuan t
4 Perja kre d njian it
1. Pengajuan kredit Pengajuan kredit dilakukan oleh nasabah atau calon nasabah dengan tujuan mendapatkan kredit sesuai dengan yang dibutuhkan. Permohonan ini harus dilakukan secara tertulis dan ditujukan ke pihak bank, permohonan ini menjelaskan kebutuhan pinjaman yang diinginkan serta jenis pembiayaan yang diharapkan. Dengan adanya permohonan tersebut, bank dapat segera melakukan penilaian atas calon nasabah baik kondisi usaha maupun karakteristik pribadinya. 2. Analisis kredit Analisis kredit adalah proses pengolahan informasi dasar yang telah diperoleh menjadi informasi yang lengkap. Pada umumnya setiap bank melakukan penilaian 5C’s sebagai berikut : a. Penilaian terhadap Karakter (C1/Character)
15
Penilaian terhadap karakter pemohon kredit dilakukan untuk mengetahui tanggung jawab, kejujuran, dan keseriusan dalam berbisnis dan keseriusan dalam membayar semua kewajiban ke bank dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya. b. Penilaian terhadap Kemampuan (C2/Capacity) Penilaian terhadap kemampuan nasabah bertujuan mengukur kemampuan nasabah dalam menjalankan usahanya. c. Penilaian terhadap Modal (C3/Capital) Penilaian terhadap modal perusahaan bertujuan mengetahui kemampuan nasabah atau perusahaan milik nasabah dalam menanggung beban pembiayaan yang dibutuhkan serta kemampuan dalam menanggung beban risiko (risk sharing) yang mungkin dialami perusahaan tersebut. d. Penilaian
terhadap
Kondisi
Perekonomian
dan
Prospek
Usaha
(C4/Condition) Penilaian terhadap kondisi ekonomi dan prospek usaha dilakukan untuk mengetahui kekuatan perusahaan atas berubah-ubahnya kondisi makro ekonomi dan kemampuan perusahaan mengatisipasinya untuk bisa bertahan dalam keadaan yang sulit sekalipun. e. Penilaian terhadap Agunan Kredit (C5/Collateral) Penilaian terhadap agunan kredit dilakukan berdasarkan nilai wajar atas nilai pasar agunan yang berlaku pada saat dilakukan penilaian. Agunan
16
kredit adalah jaminan dari nasabah ke bank untuk meminimalisir risiko yang mungkin timbul dari pemberian kredit. b. Penetapan Struktur Kredit Struktur kredit merupakan bagian dari ketentuan realisasi kredit yang memperhatikan kebutuhan nasabah dan sumber pembayaran. Bagian-bagian yang ada dalam struktur kredit adalah sebagai berikut: a. Nama peminjam, baik perorangan maupun perusahaan harus dicantumkan dengan jelas dan benar. Identitas perusahaan, pengurus, dan jabatan harus dicantumkan dengan lengkap. b. Jumlah, pencantuman jumlah kredit berdasarkan hasil analisis, evaluasi, dan negosiasi. c. Jenis kredit, pencantuman jenis kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Tujuan, pencantuman tujuan dan keperluan harus disebutkan dengan jelas. e. Jangka waktu, pencantuman jangka waktu disampaikan dengan jelas. f. Agunan, pencantuman dengan jelas dan lengkap sesuai dengan identitas agunan dan didasarkan pada ketentuan yang berlaku. g. Ketersediaan dana, dicantumkan kapan dan berapa besar dana kredit yang tersedia bagi debitur sesuai dengan jadwal penarikan yang telah disepakati. h. Tingkat suku bunga dan denda, pencantuman suku bunga kredit sesuai dengan kewenangan untuk menentukan base rate yang berlaku dan yang
17
telah ditentukan. Pencantuman denda bertujuan memaksa nasabah agar senantiasa memenuhi kewajibannya. Denda juga merupakan alat kompensasi atas kerugian bank akibat beberapa kewajiban peminjam yang tidak dipenuhinya. i. Provisi, merupakan jasa bagi bank dalam menyediakan dana bagi debitur. Pencantuman provisi ini berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam internal bank. j. Commitment fee, merupakan jasa bank atas jenis kredit tertentu, misalnya : jenis kredit investasi. 4. Perjanjian kredit Perjanjian kredit atau akad kredit adalah bentuk kesepakatan antara nasabah atau debitur dengan bank dan dilakukan setelah terjadi keputusan kredit. Perjanjian kredit dilakukan secara tertulis dengan bentuk dan format sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Pencairan kredit Pencairan kredit yang diminta debitur hanya dapat dilakukan bank setelah debitur yang bersangkutan memenuhi berbagai persyaratan seperti dituangkan dalam perjanjian kredit yang ditandatangani kedua belah pihak (bank dan debitur) serta dicatat di hadapan notaris publik. 6. Pengawasan kredit Pengawasan (monitoring) kredit yang dilakukan bank setelah kredit dicairkan merupakan salah satu kunci utama dari keberhasilan pemberian kredit selain
18
ketajaman dan ketelitian yang dilakukan sewaktu melakukan analisis kredit. Terjadinya kegagalan kredit (kredit bermasalah atau kredit macet) terutama disebabkan oleh kelalaian bank dalam melakukan pengawasan kredit. 7a. Pelunasan kredit Dalam kondisi yang ideal, nasabah akan dapat selalu memenuhi kewajibannya terhadap bank sesuai dengan kesepakatan yang dimuat dalam perjanjian kredit. Nasabah dapat (mampu dan mau) membayar angsuran pokok pinjaman beserta bunganya sesuai dengan jadwal yang telah dibuat, sehingga kredit atau pinjaman bank akhirnya dinyatakan lunas. 7b. Tambahan kredit Nasabah yang berhasil dalam menjalankan usaha atau proyeknya, akan datang kembali ke bank untuk membicarakan kemungkinan memperoleh tambahan kredit bagi perluasan usaha atau proyek. 7c. Kredit bermasalah Kredit bermasalah terutama disebabkan oleh kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.
D. Jangka Waktu Kredit Jangka waktu kredit terletak diantara tanggal mulai berlakunya perjanjian kredit dan tanggal pelunasan kredit. Apabila jangka waktu kredit habis berarti
19
bahwa pinjaman itu harus telah dilunasi oleh debitur yang bersangkutan. Grace period (masa tenggang waktu) merupakan bagian dari jangka waktu kredit. Dalam perjanjian pinjam-meminjam jangka waktu kredit menduduki peranan penting, oleh karena dengan adanya jangka waktu kredit perjanjian kredit itu adalah batas waktunya, baik bagi bank pemberi pinjaman maupun debitur. Beberapa pedoman dalam menentukan lamanya jangka waktu kredit sebagai berikut: 1.
Kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya kepada bank pemberi pinjaman.
2. Umur teknis maupun ekonomis dari barang modal yang dibiayai dan dipergunakan oleh debitur. 3. Jangka waktu ijin pemakaian atau penempatan yang ditentukan oleh instansi yang berwenang. Berdasarkan pedoman diatas, maka lamanya jangka waktu kredit adalah sebagai berikut (Kasmir.2004:100-101): 1. Kredit jangka pendek Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk modal kerja. 2. Kredit jangka menengah Jangka waktu kredit menengah berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.
20
3. Kredit jangka panjang Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang. Apabila dalam kenyataan jangka waktu kredit yang telah disetujui dan ditetapkan bersama antara debitur dengan bank pemberi pinjaman tidak sesuai lagi,
misalnya
oleh
karena
waktu
menyelesaikan
proyek
mengalami
keterlambatan, maka debitur dapat mengajukan permintaan perpanjangan waktu (jadwal) akibat yang dialami proyek itu adalah timbulnya time overrun (pelampauan waktu penyelesaian dari rencana semula). Bilamana permintaan ini disetujui oleh bank, maka jangka waktu kredit ini akan mempengaruhi pula grace period, jadwal angsuran (pembayaran kredit) dan batas waktu pelunasan pinjaman. Perpanjangan waktu ini biasa disebut time rescheduling.
E. Suku Bunga Kredit Suku bunga kredit adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank (Kasmir.2004:121). Dalam menetapkan besar kecilnya suku bunga terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sebagai berikut (Suyatno,dkk.2003:101-103): 1. Jangka waktu Pada umumnya jangka waktu kredit merupakan cerminan dari risiko kredit yang mungkin muncul. Makin panjang jangka waktu kredit makin tinggi
21
risiko yang mungkin muncul, maka bank pun akan membebankan bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan kredit jangka pendek. 2. Kualitas jaminan kredit Jaminan kredit merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam memberikan pertimbangan mengenai berapa besarnya bunga yang akan dibebankan kepada seorang nasabah atau perusahaan. Bila nasabah memberikan suatu jaminan kredit yang mempunyai kualitas yang sangat tinggi yaitu mudah dicairkan, nilainya tidak mengalami penurunan, sangat mudah diperjualbelikan, berarti risiko atas kredit yang diberikan bank rendah. Dengan demikian bank juga akan membebankan bunga kredit yang lebih rendah. 3. Reputasi perusahaan Pada umumnya perusahaan-perusahaan penerima kredit dapat dibedakan dalam 3 kelompok besar, yaitu: a. Perusahaan (MNC’S, Joint Venture, dan lain-lain) b. Perusahaan milik negara (Badan Usaha Milik Negara atau BUMN) c. Perusahaan menengah (Wholesale, Perdagangan Impor dan Ekspor) d. Perusahaan-perusahaan kecil (Pengusaha perseorangan). Kualitas dan reputasi dari keempat jenis perusahaan tersebut berbeda, yang tercermin dari credit-rating perusahaan-perusahaan tersebut. Bank akan menentukan bunga kredit paling rendah pada perusahaan yang mempunyai reputasi dengan credit-rating sangat baik. Sebaliknya, kepada perusahaan
22
yang mempunyai credit-rating kurang baik, bank akan membebankan bunga kredit yang lebih tinggi. 4. Produk yang kompetitif Perusahaan-perusahaan yang mempunyai produk yang mudah diproduksi oleh perusahaan lain menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berada dalam industri yang sangat kompetitif. Kompetitif yang sangat tinggi membawa risiko yang tinggi pula bagi perusahaan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi risiko kredit yang diberikan bank kepada perusahaan tersebut. 5. Hubungan baik Yang dimaksud hubungan baik ialah seberapa jauh perusahaan telah mengadakan hubungan (transaksi) dengan bank, bagaimana catatan (historial focard) dari hubungan tersebut. Bila suatu perusahaan telah menjalin hubungan yang lama dengan bank dengan ketentuan sangat memuaskan bagi bank, maka bank akan menetapkan bunga lebih rendah daripada perusahaan yang baru berhubungan dengan bank. 6. Jaminan pihak ketiga Adanya jaminan pihak ketiga yang cukup bonafide dari segi penilaian bank akan mempengaruhi penentuan bunga kredit yang dibebankan oleh bank. Jaminan pihak ketiga yang diberikan bank oleh perusahaan yang berbentuk akseptasi dapat mengurangi risiko kredit.
23
Dalam perhitungan bunga kredit terdapat beberapa cara sebagai berikut (Suyatno,dkk.2003:107 ) 1. Sliding rate Cara perhitungan bunga dengan rumus sliding rate adalah bahwa pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan semakin menurun dari bulan ke bulan (dari suatu periode ke periode berikutnya) sesuai dengan menurunnya pokok pinjaman sebagai akibat adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman. 2. Flat rate Cara perhitungan bunga dengan rumus flat rate adalah pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan tetap dari satu periode ke periode lainnya walaupun pokok pinjaman menurun sebagai akibat adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman. 3. Floating rate Cara perhitungan bunga dengan rumus floating rate (bunga mengambang) adalah cara penentuan bunga yang besarnya tidak ditetapkan untuk suatu jangka waktu, namun diambangkan sesuai dengan perkembangan tingkat bunga yang ada di pasar uang (money market rate).
F. Jaminan Kredit Secara umum jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang (Suyatno,dkk.2003:88). Jaminan yang dimaksud disini adalah jaminan
24
materiil, yang disediakan oleh debitur untuk menanggung pembayaran kembali suatu kredit, apabila debitur tidak dapat melunasi kredit sesuai dengan yang diperjanjikan. Jaminan kredit berfungsi sebagai pengaman apabila kredit yang telah diberikan tersebut mengalami kegagalan dalam pengembaliannya. Besarnya jaminan dikonversikan dalam bentuk uang oleh badan analisis pada bank tersebut, dimana hanya 75 persen besarnya nilai jaminan tersebut menentukan jumlah tertinggi kredit yang bank berikan. Kegunaan jaminan kredit yang diberikan nasabah penerima kredit sebagai berikut (Suyatno,dkk.2003:88): 1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari hasil penjualan barang-barang jaminan tersebut, apabila nasabah melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. 2. Menjamin agar nasabah berperan serta di dalam transaksi untuk membiayai usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian diperkecil terjadinya. 3. Memberi dorongan kepada debitur (tertagih) untuk memenuhi perjanjian kredit, khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.
25
Jenis-jenis jaminan kredit dilihat dari berbagai segi sebagai berikut : 1. Dari pemilik barang jaminan itu sendiri: a. Dapat berupa kekayaan dari debitur yang bersangkutan. b. Dapat berupa kekayaan dari pihak ketiga lainnya yang digunakan untuk menjamin kredit yang diperoleh oleh debitur tersebut. 2. Dari status kekayaan di dalam suatu perusahaan: a. Dapat sebagai current assets. b. Dapat sebagai fixed assets. 3. Dari wujud barang jaminan itu sendiri: a. Jaminan dalam bentuk tangible assets yaitu barang-barang yang ada wujudnya secara fisik misalnya aktiva lancar. b. Jaminan dalam bentuk intangible assets yaitu jaminan yang tidak ada wujudnya secara fisik misalnya jaminan pribadi letter of guarantee. 4. Dari fungsinya dalam kegiatan perkreditan: a. Jaminan utama yaitu barang-barang yang diperoleh atau diberi dengan kredit yang bersangkutan dan kemudian dijaminkan pada bank kembali. b. Jaminan tambahan yaitu barang-barang jaminan lainnya diluar yang dibiayai dengan kredit tersebut diatas dengan maksud sebagai alat pengaman terhadap kredit yang ditarik oleh debitur. 5. Dari risiko barang jaminan : a. Kekayaan yang mengandung risiko tinggi, dapat berupa kebakaran, hilang, rusak, dan sebagainya.
26
b. Kekayaan yang tidak mengandung risiko, oleh karena itu tidak perlu ditutup asuransinya.
G. Risiko Kredit Dalam bisnis perbankan risiko kredit timbul karena kegagalan debitur memenuhi kewajibannya. Menurut Darmawi.2006:151 risiko kredit yaitu tidak tertagihnya kredit yang diberikan kepada nasabah atau risiko tidak kembalinya dana yang ditempatkan di bank lain. Risiko kredit adalah risiko yang timbul dari kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kontrak pembayaran (Taswan.2006:298). Menurut Taswan.2006:298 risiko kredit sedikitnya mengandung tiga komponen yaitu: 1. Peluang gagal bayar Peluang gagal bayar (probability of default) yaitu debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada bank. 2. Tingkat pemulihan Tingkat pemulihan (recovery rate) yaitu proporsi klaim atau tuntutan berkaitan dengan upaya pemulihan kinerja bank. 3. Eksposur kredit Eksposur kredit yaitu berkaitan dengan jumlah potensi kerugian bila debitur gagal bayar.
27
Dengan melihat komponen tersebut maka setiap bank dituntut untuk menghadapi penyebab terjadinya risiko kredit. Penyebab risiko kredit yaitu : 1. Tidak adanya kebijakan kredit standar. 2. Pelanggaran terhadap batas maximum pemberian kredit bagi satu debitur. 3. Konsentrasi kredit pada kredit yang tergolong berisiko tinggi dan spekulatif. 4. Ketidaklengkapan dokumen kredit. 5. Hanya terfokus kepada fee kredit daripada creditworthiness. 6. Tidak ada standar formal tentang pricing procedure. 7. Tidak ada analisis, review dan pengawasan kredit yang efektif. Risiko kredit perbankan seperti halnya risiko-risiko usaha yang lain, tidak dapat lepas dari faktor ekonomi makro nasional. Penekanan risiko kredit masih dapat dilakukan seperti pemilihan nasabah maupun bisnis yang ditekuninya. Kebijakan-kebijakan bank dalam pemberian kredit untuk menekan risiko kredit yaitu: 1. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama kebijakan moneter dan ekonomi nasional. 2. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang diprioritaskan. 3. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukan bank ability-nya.
28
4. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit untuk pertimbangan yuridis dari revenue, yaitu penghasilan pemerintah dari adanya bea materai kredit. 5. Overdraft, yaitu penarikan dana yang melebihi saldo giro atau plafon pinjaman sebaiknya dihindarkan. 6. Kredit tanpa jaminan (Clean Loan) sebaiknya dihindari demi keamanan pembayaran kembali.
H. Kolektibilitas Kolektibilitas atau kualitas kredit adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan (Taswan.2006:184-185). Kualitas kredit didasarkan pada ketepatan pembayaran kembali angsuran pokok dan bunga serta kemampuan peminjam dari keadaan usahanya. Ada empat tingkat kolektibilitas sebagai berikut: 1. Kredit lancar Kredit lancar yaitu kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan artinya segala kewajiban (bunga atau angsuran hutang pokok) diselesaikan oleh nasabah secara baik.
29
2. Kredit tidak lancar Kredit tidak lancar yaitu kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran-pembayaran bunga tidak baik serta angsuran pokok pun demikian pula. 3. Kredit diragukan Kredit diragukan yaitu kredit yang telah tidak lancar dan telah sampai pada jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh nasabah bersangkutan. 4. Kredit macet Kredit macet yaitu kredit yang setelah jatuh tempo belum dapat diselesaikan pembayarannya karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktorfaktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan kondisi debitur. Menurut SK DIR. BI No.30/267/Kep/DIR/1998 kolektibilitas atau kualitas kredit adalah: 1. Lancar (pass), apabila memenuhi kriteria: a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu; dan b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral). 2. Dalam perhatian khusus (special mention), apabila memenuhi kriteria: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari; atau b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau
30
c. Mutasi rekening masih relatif aktif; atau d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau e. Didukung oleh pinjaman baru. 3. Kurang lancar (substandard), apabila memenuhi kriteria: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari; atau b. Sering terjadi cerukan; atau c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau d. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; atau e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau f. Dokumentasi pinjaman yang lemah. 4. Diragukan (doubtful), apabila memenuhi kriteria: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari; atau b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau d. Terjadi kapitalisasi bunga; atau e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan. 5. Macet (loss), apabila memenuhi kriteria: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari; atau
31
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan dengan nilai yang wajar.
I. Kredit Macet Kredit macet atau bad debt adalah kredit yang setelah jatuh tempo belum dapat diselesaikan pembayarannya karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan kondisi debitur (Siamat.2003:220). Kredit macet merupakan kondisi yang sangat ditakuti oleh setiap pegawai bank, karena dengan adanya kredit bermasalah tersebut akan menyebabkan menurunnya pendapatan bank, yang selanjutnya memungkinkan terjadinya penurunan laba. Kondisi kinerja usaha bank yang kurang bagus akan berpengaruh secara menyeluruh terhadap upaya perbaikan kesejahteraan pegawai, pemupukan modal sendiri, pengembangan usaha. Tabel II.1 Penyebab kredit macet sebagai berikut (Kuncoro.2002:470-474): Klasifikasi Kemungkinan Penyebab Faktor eksternal
Lingkungan usaha debitur. Musibah (misal: kebakaran, bencana alam) atau kegagalan usaha. Persaingan antar bank yang tidak sehat.
Faktor internal
Kebijakan perkreditan yang kurang menunjang.
32
Kelemahan sistem dan prosedur penilaian kredit. Pemberian dan pengawasan kredit yang menyimpang dari prosedur. Itikad yang kurang baik dari pemilik, pengurus, dan pegawai bank. Kredit macet akan berdampak pada kedua belah pihak, baik pihak bank sebagai kreditur maupun pihak nasabah penerima kredit sebagai debitur. Akibat dari kredit macet sebagai berikut : 1. Bagi nasabah Nasabah harus menanggung kewajiban yang cukup berat kepada bank, karena bunga terus dihitung selama kredit belum dilunasi (utang pokok ditambah bunga), sehingga jumlah kewajiban nasabah semakin lama semakin besar. 2. Bagi Bank Bank akan kekurangan dana sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank dan akan terganggu kesehatannya dan kesulitan memenuhi permintaan nasabah. Keadaan yang demikian mempengaruhi pula kepercayaan masyarakat terhadap bank berkurang. Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain (Kuncoro.2002:475-477): 1. Reschedulling (penjadwalan kembali)
33
Reschedulling yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya yang meliputi: a. Perubahan grace period. b. Perubahan jadwal pembayaran. c. Perubahan jangka waktu. d. Perubahan jumlah angsuran. 2. Reconditioning (persyaratan kembali) Reconditioning yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya, sepanjang tidak menyangkut maksimum saldo kredit, yang meliputi reschedulling dan atau: a. Perubahan tingkat suku bunga atau denda. b. Perubahan cara perhitungan tingkat suku bunga. c.
Keringanan bunga atau denda.
d. Perubahan atau penggantian kepemilikan atau pengurus. e. Perubahan atau penggantian nama dan atau status perusahaan. f. Perubahan atau penggantian nasabah atau novasi. g. Perubahan atau penggantian anggunan. 3. Restructuring (penataan kembali) Restructuring
yaitu
perubahan
syarat-syarat
reschedulling, reconditioning, dan atau: a. Penambahan dana bank (suplesi bank).
kredit
yang
meliputi
34
b. Konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru. c. Perubahan jenis fasilitas kredit termasuk konversi pinjaman dalam valuta asing atau sebaliknya. d. Konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi penyertaan dalam perusahaan. Upaya penyelamatan dengan cara 3R tersebut dapat dilakukan apabila masih memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Debitur menunjukan itikad yang positif untuk bekerja sama (kooperatif) terhadap upaya penyelamatan yang akan dijalankan. 2. Usaha debitur masih berjalan dan mempunyai prospek yang bagus. 3. Debitur masih mampu untuk membayar kewajiban yang dijadwalkan. 4. Debitur masih mampu membayar bunga berjalan. 5. Adanya kemampuan dan prospek usaha debitur untuk pulih kembali. 6. Posisi bank akan menjadi lebih baik. Apabila usaha penyelamatan dengan 3R tidak berhasil, maka harus segera dilakukan upaya penyelesaian agar bank tidak mengalami kerugian dengan cara, antara lain: 1. Penyelesaian kredit bermasalah secara damai, dengan cara sebagai berikut: a. Pemberian keringanan bunga untuk kredit kolektibilitas diragukan dan macet dengan pembayaran lunas ataupun angsuran. Dalam putusan persetujuan penyelesaian kredit bermasalah dengan keringanan bunga
35
harus dicantumkan syarat batal dan kembali pada kewajiban sesuai surat utang, apabila kewajiban yang telah dijadwalkan tidak dipenuhi dengan tertib. b. Penjualan agunan dibawah tangan, yaitu penyelamatan kredit secara damai dengan penjualan agunan di bawah tangan. c. Penjualan sebagian atau seluruh harta kekayaan debitur atau barang agunan. d. Penebusan sebagian atau seluruh barang agunan oleh debitur atau pemilik barang agunan. 2. Penyelesaian kredit bermasalah melalui saluran hukum dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Penyelesaian kredit melalui pengadilan negeri. b. Penyerahan pengurusan kredit macet kepada BUPLN atau PUPN. c. Penyerahan penyelesaian kredit macet melalui kejaksaan. d. Penyelesaian kredit dengan pengajuan klaim asuransi.
J. Rumusan Hipotesis Berdasarkan
rumusan
masalah
yang
dikemukakan,
maka
dapat
dirumuskan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan besarnya kredit macet berdasarkan jenis kredit. 2. Ada pengaruh antara jangka waktu, suku bunga dan jaminan kredit terhadap besarnya kredit macet.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang kredit macet pada periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis selanjutnya ditarik kesimpulan. Hasil analisis dan kesimpulan hanya berlaku pada perusahaan tempat penelitian, yaitu PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian pada PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas, Jln. Gatot Soebroto No. 2, Kabupaten Banyumas. Waktu penelitian : Bulan Juni – Juli 2008
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini pimpinan PD.BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas mengenai nasabah yang mengalami kredit macet.
36
37
2. Obyek Penelitian Obyek yang akan diteliti adalah jangka waktu, suku bunga, jaminan kredit dan kredit macet pada PD.BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas.
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel masalah pertama Variabel masalah pertama yaitu kredit macet yang dapat dikategorikan berdasarkan jenis kredit, kredit macet atau bad debt adalah kredit yang setelah jatuh tempo belum dapat diselesaikan pembayarannya karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan kondisi debitur (Siamat.2003:220). Kredit macet dapat diukur dengan rupiah (Rp). Jenis-jenis kredit yang akan diteliti sebagai variabel moderator yaitu : a. Kredit pegawai adalah kredit yang diambil oleh pegawai negeri atau swasta, yang dalam pengambilan kreditnya tidak dipengaruhi feasibility. Kredit macet berdasarkan kredit pegawai diukur dengan rupiah (Rp). b. Kredit umum atau kredit konsumsi adalah kredit yang diberikan untuk membiayai kebutuhan konsumtif yang diperlukan pemohon dan sumber pembayaran kembali kreditnya berasal dari penghasilan atau gaji
38
pemohon. Kredit macet berdasarkan kredit umum atau kredit konsumsi diukur dengan rupiah (Rp). c. Kredit modal kerja adalah fasilitas kredit yang dipergunakan untuk membiayai aktiva lancar dan atau menggantikan hutang dagang, serta membiayai sementara kegiatan operasional rutin perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Kredit macet berdasarkan kredit modal kerja diukur dengan rupiah (Rp). 2. Variabel masalah kedua, yaitu : a. Variabel Dependen yaitu besarnya kredit macet. Kredit macet berarti kredit yang setelah jatuh tempo belum dapat diselesaikan pembayarannya karena mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan kondisi debitur. Skala pengukuran untuk variabel dependen besarnya kredit macet menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp). b. Variabel Independen : 1) Jangka waktu Jangka waktu kredit terletak diantara tanggal mulai berlakunya perjanjian kredit dan tanggal pelunasan kredit. Apabila jangka waktu kredit habis berarti bahwa pinjaman itu harus telah dilunasi oleh debitur yang bersangkutan. Nasabah mengambil jangka waktu tertentu yang akan menentukan berapa lama nasabah harus mengembalikan pinjaman. Skala pengukuran untuk variabel independen jangka waktu
39
atau lamanya mengangsur menggunakan skala rasio dengan satuan bulan. 2) Suku bunga kredit Suku bunga kredit yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Nasabah mengambil kredit jenis tertentu dengan jangka waktu tertentu dan bank menentukan suku bunga. Suku bunga yang diberikan bank akan ditanggung nasabah tiap bulannya selama jangka waktu yang telah disepakati. Skala pengukuran untuk variabel independen suku bunga menggunakan skala rasio dengan satuan persen (%). 3) Jaminan kredit Jaminan kredit diartikan sebagai penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk menanggung pembayaran kembali suatu utang. Nasabah menyerahkan jaminan kepada bank, badan analis bank yang menentukan nilai dari jaminan tersebut. Nilai jaminan berlaku hanya 75 persen dari harga yang ditafsir badan analis bank, dimana akan menentukan kredit tertinggi yang dapat diambil. Skala pengukuran untuk variabel independen jaminan kredit menggunakan skala rasio dengan satuan rupiah (Rp).
40
E. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo,1999:115). Populasi dalam penelitian ini semua nasabah yang menerima kredit dari PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas, namun mengalami kemacetan dalam pembayaran angsuran atau bahkan tidak mengangsur sama sekali pada periode bulan Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 yaitu sebanyak 263 nasabah. 2. Sampel Sampel adalah sekelompok atau beberapa bagian dari suatu populasi (Indriantoro dan Supomo.1999:258). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebagian nasabah yang menerima kredit dari PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas, namun mengalami kemacetan dalam pembayaran angsuran atau bahkan tidak mengangsur sama sekali pada periode bulan Mei 2007 sampai dengan Mei 2008. Mengetahui sampel dengan rumus (Somantri.2006:101) : S=
λ2 NP (1 − P ) d 2 ( N − 1) + λ2 P(1 − P )
Keterangan : S = ukuran sampel yang diperlukan N = jumlah anggota populasi
41
P = proporsi populasi = 0,50 (maksimal sampel yang mungkin) d = tingkat akurasi = 0.05 λ2 = tabel nilai chi-square sesuai tingkat kepercayaan 0,95 = 1,841 Jadi, sampel yang digunakan sebanyak 109 nasabah yang dihitung sebagai berikut :
S=
=
1,841x 263x0,50(1 − 0,50 ) 0,05 (263 − 1) + 1,841x0,50(1 − 0,50) 2
121,04575 1,11525
= 108,5369 = 109 nasabah 3. Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Somantri.2006.83). Sampel adalah sekelompok atau beberapa bagian dari suatu populasi, nasabah yang diambil harus memenuhi karateristik sebagai berikut: nasabah mengambil kredit dengan jenis kredit yaitu kredit umum atau konsumsi, kredit modal kerja, dan kredit pegawai yang mengalami kredit macet pada periode bulan Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 di PD.BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas. Jenis kredit umum atau konsumsi, kredit modal kerja dan kredit pegawai dapat diambil sampelnya dengan cara proposional random sampling yang memisahkan anggota-anggota populasi dalam beberapa
42
kelompok yang tidak saling tumpah tindih. Teknik sampling ini dilakukan dengan melihat proporsi sampel masing-masing kredit, sampel diambil secara acak. Proporsi sampel setiap jenis kredit dapat dihitung sebagai berikut: Ku =
NMKu xs TNM
=
105 x109 263
= 43,517 = 43 Nasabah Ku
= Kredit umum
NMKu
= Nasabah Macet Kredit umum
TNM
= Total Nasabah Macet
s
= Jumlah sampel
Kmk = =
NMKmk xs TNM 137 x109 263
= 56,779 = 57 Nasabah Kmk
= Kredit modal kerja
NMKu
= Nasabah Macet Kredit modal kerja
TNM
= Total Nasabah Macet
s
= Jumlah sampel
43
Kp =
NMKp xs TNM
=
21 x109 263
= 8,703 = 9 Nasabah Kp
= Kredit pegawai
NMKp
= Nasabah Macet Kredit pegawai
TNM
= Total Nasabah Macet
s
= Jumlah sampel
Jumlah proporsi setiap jenis kredit diambil dengan cara diundi dengan memberi nomor setiap nasabah dan diambil secara tidak disengaja sebanyak proporsi setiap jenis kredit, jika digabungkan sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan yaitu 109 nasabah.
F. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun dalam arsip (Indriantoro dan Supomo,1999:248). Dalam penelitian ini data yang berhubungan dengan jangka waktu, suku bunga, jaminan kredit, dan besarnya kredit macet.
44
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mencari data yang digunakan dengan cara dokumentasi. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber pada catatan-catatan dokumen atau arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang berisi jangka waktu, suku bunga, jaminan kredit, jenis kredit serta besarnya kredit macet.
H Teknik Analisis Data
1. Analisis Masalah Pertama Untuk menguji hipotesis pertama menggunakan teknik analisis ANOVA adalah teknik analisis statistik yang dapat memberi jawaban atas ada tidaknya perbedaan skor beberapa kelompok (khususnya untuk kelompok yang banyak atau lebih dari 2), dengan suatu risiko kesalahan yang sekecil mungkin. ANOVA satu arah merupakan metode analisis varians yang hanya memperhatikan satu jenis perlakuan saja. Dalam hal ini perlakuan adalah kondisi yang membedakan suatu populasi dengan populasi lainnya (Wibisono.2000:211). ANOVA memerlukan asumsi-asumsi sebagai berikut (Mason dan Lind.1999:7) : a. Populasi-populasi yang diuji memiliki distribusi normal. b. Populasi-populasi tersebut memiliki deviasi standar yang sama (atau varians yang sama).
45
c. Sampel tidak berhubungan satu dengan yang lain. ANOVA satu arah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Mason dan Lind.1999:9-12): a. Menyusun hipotesis H0 : µ1 = µ2 = µ3 Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 Dalam hipotesis nol biasanya menyatakan bahwa harga mean dari berbagai populasi yang diketahui identik. Sedangkan pada hipotesis alternatif menyatakan bahwa harga mean untuk berbagai populasi tersebut tidak identik. b. Menentukan taraf nyata Taraf nyata yang dipilih 0,05. c. Uji statistik Nilai F diperoleh dengan cara sebagai berikut : F=
SST / k − 1 MSTR = SSE / N − k MSE
Dimana: F
: Nilai uji statistik F
SST
: Sum of square treatment atau sum of square antar perlakuan
k-1
: Derajat bebas pembilang
SSE
: Sum of square error atau sum of square dalam perlakuan
N-k
: Derajat bebas penyebut
46
MSTR : Mean
square
between
treatment
atau
mean
square
antarperlakuan MSE : Mean square error SST dan SSE dalam rumus F diperoleh dengan cara: ⎛T 2 SST = ∑⎜⎜ c ⎝ nc
⎞ (∑ X )2 ⎟− ⎟ N ⎠
⎛T 2 ⎞ SSE = ∑⎜⎜ c ⎟⎟ ⎝ nc ⎠
Tc
: Kuadrat dari setiap kolom, nilai setiap pengamatan (X) dalam satu kolom atau perlakuan dijumlahkan kemudian dikuadratkan
nc
: Jumlah pengamatan dalam setiap kolom atau perlakuan
X
: Nilai setiap pengamatan
N
: Jumlah total pengamatan
Bentuk umum dari analisis uji varians biasanya disajikan sebagai berikut: Sumber
Jumlah
Derajat
Kuadrat tengah (1/2)
keragaman
kuadrat (1)
Antar-
SST
k-1
{SST/(k-1)}= MSTR
SSE
N-k
{SSE/(N-k)}= MSE
bebas (2)
perlakuan Dalam perlakuan Total
Ss=SST + SSE
47
d. Menentukan Ftabel Ftabel dapat diketahui dengan menghitung numenator (jumlah variabel - 1) dan denumerator (jumlah kasus-jumlah variabel) dengan tingkat signifikan (α) adalah 5%. e. Keputusan Jika Statistik Hitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima (ketiga varians populasi adalah tidak identik). Jika Statistik Hitung ≤ Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak (ketiga varians populasi adalah identik). Atau Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Analisis Masalah Kedua Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Menurut Purwanto (2004:508) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua. Dalam analisis regresi linier berganda dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dapat dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut (Sunyoto.2007:89-105):
48
1) Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk analisis regresi linier berganda yang terdiri atas dua atau lebih variabel bebas atau
independent
variable,
dimana
menentukan
ada
tidaknya
multikolinieritas dapat digunakan cara yaitu dengan : a) Nilai tolerance adalah besaran tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik (α ). b) Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Nilai tolerance (α) dan variance inflation factor (VIF) dapat dicari dengan menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut : - Besar nilai tolerance (α ) : α = 1/VIF - Besar nilai variance inflation factor (VIF) : VIF = 1/α Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung < α dan VIF hitung > VIF Variabel bebas tidak mengalami multikolinieritas jika : α hitung > α dan VIF hitung < VIF 2) Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas Dalam persamaan regresi linier berganda perlu diuji mengenai sama atau tidak varians dari residual observasi yang satu dengan observasi
49
yang lain. Jika residualnya mempunyai varians yang sama disebut juga Homokedastisitas dan jika varians tidak sama atau berbeda disebut terjadi Heteroskedastisitas. Persamaan regresi yang baik jika tidak terjadi Heteroskedastisitas. Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi-Y riil). Homokedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Heteroskedastisitas
terjadi
jika
pada
scatterplot
titik-titiknya
mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang. 3) Uji Asumsi Klasik Normalitas Uji normalitas akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Berdistribusi normal atau berdistibusi tidak normal. Uji asumsi klasik normalitas dapat dilakukan dengan cara normal probability plot, cara ini membandingkan data riil dengan data distribusi normal secara
50
kumulatif. Suatu data dikatakan berdistribusi normal jika garis data riil mengikuti garis diagonal. b. Uji Keseluruhan (Uji F) Uji keseluruhan atau uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y'). Selain itu, bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas memiliki koefisien regresi sama dengan nol. Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji F yaitu: 1) Menyusun hipotesis Hipotesis yang ingin diuji adalah kemampuan variabel bebas menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas. Penyusunan hipotesis selalu ada hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol selalu mengandung unsur kesamaan, maka dapat dirumuskan hipotesis nol adalah koefisien regresi sama dengan nol. Sedangkan hipotesis alternatif adalah koefisien regresi tidak sama dengan nol. Rumusan hipotesisnya sebagai berikut : H0 : b1 = b2 = b3 = 0 Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0 2) Menentukan nilai Fhitung Fhitung dapat dilihat pada tabel pengolahan data.
51
3) Menentukan Ftabel Ftabel dapat dicari dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5% , df 1 (jumlah variabel -1), dan df 2 (n-k-1) (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). 4) Keputusan Jika Fhitung > Ftabel pada α sebesar 0.05 atau jika Fhitung pada
P-value < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika Fhitung ≤ Ftabel pada α sebesar 0.05 atau jika Fhitung pada
P-value ≥ 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak c. Uji Parsial (Uji t) Uji Parsial atau uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y'). Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji t yaitu : 1) Menyusun hipotesis Variabel bebas berpengaruh tidak nyata apabila nilai koefisiennya sama dengan nol, sedangkan variabel bebas akan berpengaruh nyata apabila nilai koefisiennya tidak sama dengan nol. Hipotesisnya sebagai berikut : H0 : b1 = b2 = b3 = 0 Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
52
2) Menentukan nilai thitung thitung dapat dilihat pada tabel pengolahan data. 3) Menentukan nilai ttabel Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). 4) Keputusan Jika thitung > ttabel pada α sebesar 0.05 atau jika thitung pada P-value < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika thitung ≤ ttabel pada α sebesar 0.05 atau jika thitung pada P value ≥ 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. d. Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier regresi berganda. Menurut Purwanto (2004:508) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua. Bentuk persamaan regresi dengan 3 variabel independen adalah Y' = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana : Y' : besarnya kredit macet a
: nilai konstan
b1 : koefisien nilai regresi jangka waktu
53
b2 : koefisien nilai regresi suku bunga b3 : koefisien nilai regresi jaminan kredit X1 : jangka waktu X2 : suku bunga X3 : jaminan kredit
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Latar Belakang Badan Kredit Kecamatan (BKK) adalah suatu badan usaha yang melaksanakan tugas dan fungsi untuk memberikan pelayanan khususnya kepada masyarakat pedesaan dalam bidang perkreditan dan tabungan guna meningkatkan taraf hidup mereka terutama masyarakat ekonomi lemah. Badan kredit kecamatan merupakan lembaga perkreditan pedesaan yang berdiri sejak awal tahun 1971-an. Atas dasar Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 4 September 1966 nomor : Dsa.
G.226 / 1969 tanggal 4 September 1969 8/ 2/ 4
Dsa.
G.323 / 1970 tanggal 19 November 1970 12 / 19 / 24 Masing-masing sebagai keputusan pembentukan LPPD (Lembaga
Pembiayaan Pembangunan Pedesaan) tingkat kecamatan se-wilayah propinsi Jawa Tengah dan membuka Badan Kredit Kecamatan (BKK) sebagai unit operasinya. Pada tahun 1981 dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah nomor : 11 tahun 1981 tentang Badan Kredit Kecamatan yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri sebagai pemantapan peraturan daerah yang terdahulu dan meningkatkan status BKK dari proyek menjadi Badan Usaha Daerah Provinsi Jawa Tengah. Kemudian dikeluarkan lagi surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah tanggal 17 Juni
54
55
Tahun 1993 No : 58/87/1993 tentang pembentukan Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Kecamatan (BPR BKK). Atas dasar Surat Keputusan Depati Gubernur Bank Indonesia Nomor : 9/2/KEP.DpG/2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Izin Penggabungan Usaha (Merger) dan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 539/12/2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang persetujuan Izin Penggabungan Usaha (Merger) PD. BPR BKK se-Kabupaten Banyumas, maka pada tanggal 2 April 2007 sebanyak 24 PD BPR BKK se-Kabupaten Banyumas melakukan Penggabungan Usaha (Merger) dan yang menjadi kantor pusatnya adalah PD. BPR BKK Purwokerto Utara. Tujuan Penggabungan
Usaha
(Merger)
adalah
untuk
memperkuat
struktur
permodalan, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, dan untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan. PD. BPR BKK Purwokerto Utara memiliki cabang wilayah operasinya di kabupaten Banyumas, yaitu: 1. Purwokerto Barat
13. Kembaran
2. Purwokerto Timur
14. Kemranjen
3. Ajibarang
15. Lumbir
4. Banyumas
16. Pekuncen
5. Baturaden
17. Purwojati
6. Cilongok
18. Rawalo
7. Gumelar
19. Sokaraja
8. Jatilawang
20. Somagede
56
9. Kalibagor
21. Sumpiuh
10. Karanglewas
22. Tambak
11. Kebasen
23. Wangon
12. Kedungbanteng
B. Struktur Organisasi
PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas menggunakan sistem organisasi garis dan staff, karena terdapat ciri-ciri sebagai berikut : 1. Bentuk sederhana dan mudah dilaksanakan. 2. Adanya pembagian tanggungjawab dan kekuasaan yang jelas. 3. Adanya kekuasaan dan tanggungjawab yang mengalir dalam garis lurus. Organisasi yang menganut sistem organisasi garis dan staff mempunyai kekuatan dan kelemahan antara lain : 1. Kebaikan a. Pengambilan keputusan dapat lebih mudah. b. Perwujudan “The Right Man and The Right Place” dapat dilaksanakan, artinya peran tersebut ditempatkan pada bidang yang semestinya. c. Dapat digunakan untuk unit organisasi yang besar. d. Pimpinan lebih leluasa dalam memberikan saran terhadap tugas khusus diluar bagiannya. e. Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan aliran kekuasaan yang jelas.
57
f. Staff dapat membantu mengatasi berbagai persoalan sehingga akan meringankan pekerjaan dan meningkatkan kualitas kerja. 2. Kelemahan a. Koordinasi kadang-kadang sulit diterapkan. b. Staff dapat ikut disalahkan jika saran yang diberikan tidak memperoleh hasil. c. Dapat menimbulkan anggapan untuk lebih percaya staff daripada kepada atasannya. d. Karyawan tidak saling kenal karena besarnya organisasi sehingga solidaritas kurang. Struktur organisasi merupakan mekanisme resmi atau formal dalam menjalankan dan mengelola organisasi untuk mencapai tujuan dan dibentuk untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana. Dalam struktur organisasi terdapat fungsi dan wewenang yang satu sama lain berhubungan, baik itu kegiatannya maupun antar karyawan. Struktur organisasi PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
58
Struktur Organisasi PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas
DIREKSI
Pimpinan Cabang Drs. Agus Ariyanto, MM
Kepala Seksi Pemasaran Sudirwan, SE
Staff Dana Sunarni
Administrasi Dana
Staff Kredit Ananto Djatmiko
Analis Kredit Sardi
Kepala Seksi Pelayanan Budi Astutiningrum, SE
Kasir Rita Herlinawati
Staff Sekre. &Adm
Pesuruh Joko Prasetyo Jaga Malam Saeran
59
Keterangan : 1. Direktur Tugas : a. Menyusun perencanaan b. Melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan tugas antara anggota Direksi dan melakukan pembinaan. c. Pengendalian terhadap bagian/ sub bagian/ pos/ unit pelayanan berdasarkan azas keseimbangan dan keserasian. 2. Pimpinan Cabang Tugas : a. Memimpin jalannya operasional kantor cabang. b. Mengkoordinir tugas-tugas dari Kepala Seksi. c. Memenuhi pencapaian target anggaran sesuai dengan yang telah digariskan. d. Menyetujui realisasi pinjaman sebatas wewenangnya. e. Penyusunan dan penyampaian laporan bulanan, laporan keuangan tahunan, dan laporan-laporan lainnya yang diperlukan kepada Badan Pengawas kantor pusat. 3. Kepala Seksi Pemasaran Tugas : a. Menghimpun dana dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman atau kredit.
60
b. Pendekatan pembinaan kepada calon nasabah maupun yang sudah menjadi nasabah. c. Penyelenggaraan promosi baik dalam menghimpun dana maupun penyalurannya. d. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah dan atau tindakan-tindakan yang perlu diambil di bidang tugasnya. 4. Staff Dana Tugas : a. Melakukan usaha dan koordinasi pengembangan dana. b. Melaksanakan administrasi keluar dan masuknya dana. c. Melakukan pemindahbukuan bunga deposito ke bank. d. Pengelolaan rekening nasabah. 5. Staff Kredit Tugas : a. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha perkreditan, antara lain penagihan dan pengadministrasian. b. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat calon debitur yang mengajukan pinjaman. c. Membuat surat penagihan bagi debitur yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet. d. Pelaksanaan penyimpanan dan pemeliharaan berkas-berkas perjanjian kredit.
61
6. Analis Kredit Tugas : a. Menyortir surat permohonan pinjaman. b. Melakukan wawancara dan pengecekan terhadap barang jaminan calon debitur. c. Memproses permohonan pinjaman berdasarkan urutan tanggal permohonan masuk. d. Melakukan analisa kelayakan pemberian pinjaman pada debitur dan mengusulkan kepada Pimpinan Cabang. e. Mempersiapkan berkas perjanjian kredit. f. Membuat surat persetujuan pencairan pinjaman. 7. Kepala Seksi Pelayanan Tugas : a. Meneliti kebenaran laporan kas harian. b. Meneliti pengeluaran dan pengembalian uang antar bank. c. Mengerjakan kearsipan data-data keuangan. d. Membuat pembukuan dan laporan bulanan bank. e. Membuat rekapitulasi harian dan rupa-rupa aktiva/pasiva. f. Memberi saran dan pertimbangan mengenai tindakan-tindakan dan atau kebijaksanaan yang perlu diambil.
62
8. Kasir Tugas : a. Melaksanakan penerimaan atau pembayaran kredit dan tabungan dari nasabah. b. Melakukan pengecekan terhadap nota, kwitansi, dan surat-surat perintah lainnya. c. Menyortir pecahan uang secara terperinci. d. Menghitung uang tunai setiap hari dan mempertanggungjawabkannya kepada Kepala Seksi Pelayanan. e. Melakukan pencocokan mutasi kas setiap hari. 9. Pesuruh Tugas : a. Melakukan penagihan kepada debitur. b. Merawat dan memelihara aset-aset perusahaan. c. Membantu penyelenggaraan promosi baik dalam menghimpun dana maupun penyalurannya. d. Menyimpan seluruh berkas-berkas perjanjian kredit. 10. Jaga Malam Tugas : Menjaga keamanan PD. BPR BKK Purwoketo Utara Cabang Banyumas pada malam hari.
63
C. Proses atau prosedur permohonan kredit :
1. Calon nasabah (pemohon kredit) membuat surat permohonan kredit dan diserahkan pada petugas bagian kredit dengan disertai syarat lain seperti : KTP, Kartu Keluarga, Sertifikat, BPKB, SPPT atau Bukti Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. 2. Dari bagian kredit diajukan ke pimpinan di disposisi guna diteliti oleh Kepala Seksi Kredit, setelah diteliti diteruskan ke seksi analis untuk diteliti. 3. Seksi analis minta informasi ke bank lain atau pihak ketiga mengenai baik tidaknya calon nasabah. Kemudian analis mengadakan peninjauan ke lokasi usaha, dari hasil peninjauan seksi analis membuat laporan ke bagian kredit dan diteruskan ke Direktur. 4. Setelah kredit disetujui Direktur, nasabah dipanggil untuk menandatangani perjanjian kredit dan pengikat jaminan dan kemudian kepala bagian kredit menugaskan bagian kas untuk membuka rekening nasabah tersebut. 5. Dengan rekening itu maka jasa dan kredit bank telah dapat diterima nasabah untuk dapat digunakan sesuai dengan rencananya. Dengan memperhatikan proses perubahan dana masyarakat menjadi dana kredit bank, maka proses produksi jasa dan kredit bank tersebut adalah sederhana. Sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan aktivitas bank dan melayani kebutuhan masyarakat akan jasa atau kredit.
64
D. Kegiatan PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas adalah sebagai berikut : 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka dan Tamades (Tabungan Masyarakat Desa). 2. Memberikan kredit dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi. 3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 4. Pengelolaan dana dari yang bersumber dari pembayaran rekening PDAM, karena selain melakukan kegiatan perbankan pada umumnya PD. BPR BKK
Purwokerto
Utara bekerjasama
dengan
PDAM
kecamatan
Banyumas.
E. Visi dan Misi PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas
1. Visi Meningkatkan BPR yang terpercaya dan unggul dalam memberikan layanan kepada masyarakat. 2. Misi a. Menggali potensi di setiap Kecamatan agar lebih intensif dan terfokus di semua sektor kegiatan usaha serta memperluas jaringan pasar dengan tetap mempertahankan pelayanan jemput bola.
65
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan dan pendidikan, agar mampu mempererat hubungan komunikasi dengan masyarakat guna meningkatkan kualitas pelayanan untuk kepentingan perusahaan, dengan tujuan memperoleh laba dan kesejahteraan pegawai.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas mengenai karakteristik nasabah yang diteliti dan analisis penelitian. Karakteristik nasabah yang diteliti meliputi nasabah yang mengambil jenis kredit umum atau konsumsi, kredit modal kerja, dan kredit pegawai, namun mengalami kredit macet pada periode bulan Mei 2007 sampai dengan Mei 2008. Sampel diambil dengan proporsional random sampling, sampel dibagi menjadi 3 (tiga) bagian menurut jenis kreditnya, setiap jenisnya diambil secara acak sesuai proporsi yang sudah ditentukan. Analisis kuantitatif data penelitian terdiri dari analisis ANOVA, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji F, dan uji t. Analisis ANOVA digunakan untuk mengetahui apakah varians identik atau tidak identik. Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, uji ini untuk mengetahui apakah persamaan regresi layak atau tidak untuk digunakan dan persamaan regresinya tidak terjadi penyimpangan. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas yang meliputi jangka waktu (X1), suku bunga (X2), dan jaminan kredit (X3) terhadap variabel terikat yaitu besarnya kredit macet (Y'). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (software) SPSS (Statistical Product and Service Solution) 11.5 for Windows (Evaluation Version).
66
67
A. Karakteristik Nasabah Analisis karakteristik nasabah dilakukan untuk mengetahui karakteristik nasabah yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Data mengenai karakteristik nasabah setelah diklasifikasikan adalah: 1. Berdasarkan kolektibiltas pada periode bulan Mei 2007 sampai dengan Mei 2008. Nasabah yang mengambil kredit pada PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas pada periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 dibagi atas kolektibilitasnya. Hasil analisis ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel V.1 Berdasarkan Kolektibilitas Kolektibiltas
Jumlah
Presentase
Kredit Lancar
386 orang
52,45 %
Kredit Kurang lancar
40 orang
5,43 %
Kredit Diragukan
47 orang
6,39 %
Kredit Macet
263 orang
35,73 %
Total
736 orang
100 %
Sumber : Data Sekunder diolah, 2008 Berdasarkan tabel V.1 dapat dilihat bahwa nasabah yang mengambil kredit pada periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 sebagian besar termasuk dalam kolektibitas kredit lancar yaitu sebanyak 386 orang atau 52,45 %, kemudian nasabah yang termasuk kolektibilitas kredit macet yaitu sebanyak
68
263 orang atau 35,73 % dan yang lainnya termasuk dalam kolektibilitas kredit kurang lancar 40 orang atau 5,43 % dan kredit diragukan 47 orang atau 6,39 %. 2. Berdasarkan jenis kredit Berdasarkan jenis kredit di bagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu Kredit Pegawai, Kredit Umum atau Kredit Konsumsi, dan Kredit Modal Kerja. Hasil analisis ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel V.2 Berdasarkan Jenis Kredit Jenis Kredit
Jumlah
Presentase
Kredit Pegawai
21 orang
7,99 %
Kredit Umum
105 orang
39,92 %
Kredit Modal Kerja
137 orang
52,09 %
Total
263 orang
100 %
Sumber : Data sekunder diolah, 2008 Berdasarkan tabel V.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar nasabah mengalami kredit macet adalah jenis kredit modal kerja, yaitu sebanyak 137 orang atau 52,09 %, kemudian diikuti oleh nasabah yang mengambil jenis kredit umum sebanyak 105 orang atau 39,92 %, dan yang terakhir nasabah yang mengambil jenis kredit pegawai sebanyak 21 orang atau 7,99 %.
69
B. Analisis Masalah Pertama Analisis masalah pertama menggunakan ANOVA yang dilakukan untuk mengetahui beberapa varians identik atau tidak identik. Sampel yang diuji lebih dari 2(dua) sehingga menggunakan One Way ANOVA. Hasil pengujian One Way ANOVA dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Output Bagian Pertama (Group Statistic) a. Kredit Pegawai Rata-rata
kredit
macet
pada
jenis
kredit
pegawai
sebesar
Rp 1.529.811,00 dengan kredit macet minimum Rp 150.000,00 dan kredit macet maximum Rp 5.330.000,00. Dengan tingkat kepercayaan 95% atau taraf signifikansi 5%, rata-rata kredit macet pada jenis kredit pegawai memiliki range Rp 271.269,04 sampai dengan Rp 2.788.353,19. b. Kredit Umum Rata-rata
kredit
macet
pada
jenis
kredit
umum
sebesar
Rp 3.000.512,00 dengan kredit macet minimum Rp 200.000,00 dan kredit macet maximum Rp 8.000.000,00. Dengan tingkat kepercayaan 95% atau taraf signifikansi 5%, rata-rata kredit macet pada jenis kredit umum atau kredit konsumsi memiliki range Rp 2.497.999,43 sampai dengan Rp 3.503.023,82. c. Kredit Modal Kerja Rata-rata
kredit
macet
pada
jenis
kredit
modal
kerja
sebesar
Rp 9.326.688,00 dengan kredit macet minimum Rp 130.000,00 dan kredit
70
macet maximum Rp 31.745.000,00. Dengan tingkat kepercayaan 95% atau taraf signifikansi 5%, rata-rata kredit macet pada jenis kredit modal kerja memiliki range Rp 7.196.528,17 sampai dengan Rp 11.456.847,27. 2. Output Bagian Kedua (Test of Homogeneity of Variances ) Analisis ini bertujuan untuk menguji berlaku tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu apakah ketiga sampel mempunyai varians yang sama. a. Menyusun Hipotesis H0 : Ketiga varians Populasi adalah identik Ha : Ketiga varians Populasi adalah tidak identik. b. Keputusan Terlihat bahwa Level Statistic adalah 18,971 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima atau ketiga varians adalah tidak identik. 3. Output Bagian Ketiga (ANOVA) Uji ANOVA (Analysis of Variance) dilakukan untuk menguji apakah ketiga sampel mempunyai rata-rata (Mean) yang sama. a. Menyusun Hipotesis H0 : Ketiga rata-rata populasi adalah identik Ha : Ketiga rata-rata populasi adalah tidak identik. b. Keputusan Ftabel dapat diketahui dengan numenator = 3-1= 2 dan denumerator = 109-3 = 106 pada α = 5% diperoleh Ftabel = 3,15. Fhitung = 16,904
71
> Ftabel = 3,15 atau P-value 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya minimum sepasang rata-rata populasi tidak identik atau memang berbeda nyata. 4. Output bagian Keempat (Post Hoc test) Tukey test Analisis ini digunakan untuk mengetahui jenis kredit yang berbeda dan yang tidak berbeda. a. Perbedaan antara Kredit Pegawai dan Kredit Umum Pada kolom Mean Difference atau perbedaan rata-rata diperoleh -Rp 1.470.700,52 berasal dari Mean jenis kredit pegawai – kredit umum atau Rp 1.529.811,1 – Rp 3.000.511,6, sedangkan pada kolom 95% confidence interval terlihat range perbedaan Mean berkisar antara -Rp 6.648.351,44 sampai Rp 3.706.950,41. 1) Menyusun Hipotesis H0 : Perbedaan rata-rata kredit macet kredit pegawai dan kredit umum identik. Ha : Perbedaan rata-rata kredit macet kredit pegawai dan kredit umum tidak identik. 2) Keputusan Terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0,778 > 0,05, maka H0 diterima atau perbedaan rata-rata kredit macet kredit pegawai dan kredit umum identik.
72
b. Perbedaan antara Kredit Pegawai dan Kredit Modal Kerja Pada kolom Mean Difference atau perbedaan rata-rata diperoleh -Rp 7.796.976,61 berasal dari Mean jenis kredit pegawai – kredit modal kerja atau Rp 1.529.811,1 – Rp 9.326.687,7 sedangkan pada kolom 95% confidence interval terlihat range perbedaan Mean berkisar antara -Rp 2.730.472,08 sampai -Rp 12.863.281,13. 1) Menyusun Hipotesis H0 : Perbedaan rata-rata kredit macet kredit pegawai dan kredit modal kerja identik. Ha : Perbedaan rata-rata kredit macet kredit pegawai dan kredit modal kerja kerja tidak identik. 2) Keputusan Terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0,001< 0,05, maka H0 ditolak atau perbedaan rata-rata kredit macet kredit pegawai dan kredit modal kerja tidak identik atau berbeda nyata. c. Perbedaan antara Kredit Umum dan Kredit Modal Kerja Pada kolom Mean Difference atau perbedaan rata-rata diperoleh -Rp 6.326.176,09 berasal dari Mean jenis kredit umum – kredit modal kerja atau Rp 3.000.511,6 – Rp 9.326.687,7 sedangkan pada kolom 95% confidence interval terlihat range perbedaan Mean berkisar antara –Rp 3.473.089,70 sampai –Rp 9.179.262,48.
73
1) Menyusun Hipotesis H0 : Perbedaan rata-rata kredit macet kredit umum dan kredit modal kerja identik. Ha : Perbedaan rata-rata kredit macet kredit umum dan kredit modal kerja tidak identik. 2) Keputusan Terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak atau perbedaan rata-rata kredit macet kredit umum dan kredit modal kerja tidak identik atau berbeda nyata. Hasil pengujian analisis masalah pertama dapat diperoleh kesimpulan bahwa besarnya kredit macet jenis kredit modal kerja lebih besar daripada besarnya kredit macet jenis kredit pegawai sama dengan kredit umum (kredit modal kerja > kredit pegawai = kredit umum).
C. Analisis Masalah Kedua Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linier regresi berganda. Dalam analisis regresi linier berganda dilakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik Pengujian penyimpangan asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi layak atau tidak digunakan. Pengujian ini untuk memenuhi beberapa asumsi-asumsi sebagai berikut :
74
a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Tabel V.3
Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Jangka Waktu (X1)
,925
1,081
Suku Bunga (X2)
,895
1,118
Jaminan Kredit (X3)
,949
1,053
a Dependent Variable: Kredit Macet (Y') Berdasarkan tabel V.3 dapat dilihat, jika menggunakan alpha / tolerance = 5% atau 0,05 maka VIF = 1/α = 1/0,05 = 20 . Dari output besar VIF hitung (VIF Jangka Waktu = 1,081, VIF Suku Bunga = 1,118, dan VIF Jaminan Kredit = 1,053) < VIF = 20 dan Tolerance = 1/VIF = 1/20 = 0,05 atau 5 % (Tolerance Jangka Waktu = 0,925 atau 92,5 %, Tolerance Suku Bunga = 0,895 atau 89,5 %, dan Tolerance Jaminan Kredit = 0,949 atau 94,9 %) diatas 5%, maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel bebas tidak terjadi Multikolinieritas.
75
b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas Gambar V.1 Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Regression Studentized Residual
Scatterplot Dependent Variable: Kredit Macet (Y) 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Predicted Value
Berdasarkan analisis hasil uji output SPSS (gambar scatterplot) didapat titik-titik menyebar dibawah maupun diatas titik origin (angka 0) sumbu Y, dan tidak mempunyai pola yang teratur, jadi variabel bebas tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.
76
c. Uji Asumsi Klasik Normalitas Gambar V.2 Uji Asumsi Klasik Normalitas
Histogram Dependent Variable: Kredit Macet (Y) 20
Frequency
10
Std. Dev = ,99 Mean = 0,00 N = 109,00
0
00 2, 50 1, 00 1,
0 ,5 00 0, 0 -,5 0 ,0 -1 0 ,5 -1 0 ,0 -2 0 ,5 -2 0 ,0 -3
Regression Standardized Residual
Gambar V.3 Normal P-P Plot of Regressio Dependent Variable: Kredit M
ExpectedCumProb
1,00
,75
,50
,25
0,00 0,00
,25
,50
,75
1,00
Observed Cum Prob
Berdasarkan hasil grafik histogram didapatkan garis kurva normal, berarti data yang diteliti diatas berdistribusi normal, demikian juga dari normal probability plots menunjukkan berdistribusi normal, karena garis (titik-
77
titik) mengikuti garis diagonal. Dengan demikian persamaan regresi linier berganda dikatakan baik. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji pengaruh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit terhadap besarnya kredit macet secara bersamasama maupun parsial. Pengujian hipotesis untuk melihat apakah variabel bebas mampu secara bersama-sama menjelaskan tingkah laku variabel tidak bebas, dilakukan dengan uji Keseluruhan atau uji F. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan bersama-sama variabel bebas menjelaskan variabel tidak bebas, apakah setiap variabel bebas juga berpengaruh terhadap variabel tidak bebasnya, dilakukan dengan uji t. a. Uji Keseluruhan atau Uji F Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y'). Hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat diketahui apakah jangka waktu (X1), suku bunga (X2), dan jaminan kredit (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap besarnya
kredit macet (Y'), dengan melihat langkah-langkah sebagai
berikut : 1) Menyusun hipotesis H0 : Tidak ada pengaruh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit secara bersama-sama terhadap besarnya kredit macet.
78
Ha : Ada pengaruh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit secara bersama-sama terhadap besarnya kredit macet. 2) Memutuskan menerima atau menolak hipotesis Ftabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df1) = 3-1= 2 dan df2 = 109-3-1 = 105 pada a = 5% diperoleh Ftabel = 3,15. Fhitung = 168,432 > Ftabel = 3,15 atau P-value 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima atau ada pengaruh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit secara bersama-sama terhadap besarnya kredit macet. Besarnya koefisien determinasi jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit secara simultan terhadap besarnya kredit macet dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2). Berdasarkan analisis dapat diperoleh R2 sebesar 0,828 atau 82,8%, maka besarnya kredit macet pada PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas dipengaruhi secara bersamasama oleh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit sebesar 82,8% dan sisanya 17,2% dipengaruhi variabel lain. b. Uji Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y'). Hasil pengolahan analisis regresi linier berganda dapat diketahui apakah jangka waktu (X1), suku bunga (X2), dan jaminan kredit (X3) secara parsial berpengaruh terhadap besarnya kredit macet (Y'), dengan melihat langkah-langkah sebagai berikut :
79
1) Pengaruh jangka waktu (X1) terhadap besarnya kredit macet (Y'). a. Menyusun hipotesis H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh jangka waktu terhadap besarnya kredit macet. Ha : Secara parsial ada pengaruh jangka waktu terhadap besarnya kredit macet. b. Memutuskan menerima atau menolak hipotesis ttabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df) 109-3-1 = 105 pada a = 5% : 2 = 2,5% diperoleh ttabel = 1,9828. thitung = 1,814 < ttabel = 1,9828 atau P-value 0,072 > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya jangka waktu tidak berpengaruh
terhadap
besarnya kredit macet. 2) Pengaruh suku bunga ( X2 ) terhadap besarnya kredit macet (Y'). a. Menyusun hipotesis H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh suku bunga terhadap besarnya kredit macet. Ha : Secara parsial ada pengaruh suku bunga terhadap besarnya kredit macet. b. Memutuskan menerima atau menolak hipotesis ttabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df) 109-3-1 = 105 pada a = 5% : 2 = 2,5% diperoleh ttabel = 1,9828. thitung = 2,331 > ttabel = 1,9828 atau P-value 0,022 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha
80
diterima, artinya suku bunga berpengaruh
terhadap besarnya
kredit macet. 3) Pengaruh jaminan kredit (X3 ) terhadap besarnya kredit macet (Y'). a. Merumuskan hipotesis H0 : Secara parsial tidak ada pengaruh jaminan kredit terhadap besarnya kredit macet. Ha : Secara parsial ada pengaruh jaminan kredit terhadap besarnya kredit macet. b. Memutuskan menerima atau menolak hipotesis ttabel dapat diketahui dengan derajat kebebasan (df) 109-3-1 = 105 pada a = 5% : 2 = 2,5% diperoleh ttabel = 1,9828. thitung = 20,912 > ttabel = 1,9828 atau P-value 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya jaminan kredit berpengaruh terhadap besarnya kredit macet. Hasil analisis data masalah kedua dapat diketahui bahwa: secara simultan jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit berpengaruh terhadap besarnya kredit macet, namun secara parsial yang berpengaruh terhadap kredit macet hanya suku bunga dan jaminan kredit, sedangkan jangka waktu tidak berpengaruh terhadap besarnya kredit macet.
81
3. Pembahasan Analisis Regresi Linier Berganda Hasil pengujian analisis regresi linier berganda untuk jangka waktu (X1), suku bunga (X2), jaminan kredit (X3), dan besarnya kredit macet (Y') diperoleh persamaan sebagai berikut : Y' = - 7.093.106 + 100.156,03X1 + 178.000.000X2 + 1,309X3 Dimana : Y' = Prediksi besarnya kredit macet (Rp) X1 = Prediksi lamanya jangka waktu (Bulan) X2 = Prediksi besarnya suku bunga (Persen) X3 = Prediksi besarnya jaminan kredit (Rp) Persamaan tersebut berarti : a. Koefisien konstanta sebesar – 7.093.106, artinya jika jangka waktu (X1), suku bunga (X2), dan jaminan kredit (X3) bernilai nol, maka besarnya kredit macet (Y') pada PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas nilainya negatif adalah Rp 7.093.106. b. Pada uji hipotesis menunjukan thitung = 1,814 pada P-value 0,072 lebih besar dari 0,05 menyatakan bahwa koefisien regresi jangka waktu (X1) tidak berpengaruh terhadap besarnya kredit macet (Y'). c. Pada uji hipotesis menunjukan thitung = 2,331 pada P-value 0,022 lebih kecil dari 0,05 menyatakan bahwa koefisien regresi suku bunga (X2) berpengaruh terhadap besarnya kredit macet (Y'). Koefisien regresi variabel suku bunga (X2) bernilai positif sebesar 178.000.000, artinya jika
82
variabel lain nilainya tetap dan suku bunga mengalami kenaikan 1 persen, maka besarnya kredit macet (Y') akan mengalami peningkatan sebesar Rp 178.000.000. d. Pada uji hipotesis menunjukan thitung = 20,912 pada P-value 0,000 lebih kecil dari 0,05 menyatakan bahwa koefisien regresi jaminan kredit (X3) berpengaruh terhadap besarnya kredit macet (Y'). Koefisien regresi variabel jaminan kredit (X3) bernilai positif sebesar 1,309, artinya jika variabel lain nilainya tetap dan jaminan kredit mengalami kenaikan 1 rupiah, maka besarnya kredit macet (Y') akan mengalami peningkatan sebesar Rp 1,309.
D. Pembahasan Berdasarkan kolektibilitasnya di PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas yang mengalami kredit macet sebanyak 263 nasabah (35,73%), menunjukkan nasabah yang mengalami besarnya kredit macet cukup besar dikarenakan kredit macet lebih dari setengah kredit lancarnya. Kredit macet sebagian besar dialami nasabah dengan jenis kredit modal kerja (52,09%), dapat dilihat bahwa besarnya kredit macet pada jenis kredit modal kerja lebih besar dibandingkan kredit pegawai dan kredit umum (Kredit modal kerja > Kredit pegawai = Kredit umum). Hal ini disebabkan besarnya pinjaman kredit modal kerja lebih besar jauh dari kredit pegawai maupun kredit umum dan risiko
83
pengembalian pinjaman lebih besar karena sulit memprediksi prospek masa depan usahanya. Dalam permohonan kredit terdapat perjanjian kredit mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak yang mencakup jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit yang menunjukkan besarnya pinjaman. Seringkali dalam proses pengembalian kredit terjadi kredit macet yang disebabkan berbagai hal, termasuk suku bunga dan jaminan kredit yang berpengaruh terhadap besarnya kredit macet. Sedangkan jangka waktu tidak berpengaruh terhadap besarnya kredit macet, dikarenakan jangka waktu tidak berpengaruh langsung kepada nasabah (debitur). Nasabah tidak terlalu merasakan dampak jangka waktu atau lamanya mengangsur yang telah disepakati, sedangkan suku bunga mempengaruhi semakin lama mengangsur pinjaman maka semakin besar suku bunga yang harus ditanggung nasabah. Jaminan kredit mempengaruhi secara langsung bagi nasabah (debitur), jika terjadi kredit macet dan telah dilakukan penyelamatan oleh pihak bank namun nasabah tidak juga mengangsur pinjaman atau mengembalikan pinjaman, jaminan akan disita oleh bank melalui keputusan peradilan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan mengenai perbedaan besarnya kredit macet jenis kredit modal kerja, kredit pegawai, dan kredit umum, serta pengaruh jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit terhadap besarnya kredit macet sebagai berikut : 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa minimum sepasang rata-rata populasi tidak identik atau memang berbeda nyata, besarnya kredit macet jenis kredit modal kerja lebih besar daripada besarnya kredit macet jenis kredit pegawai dan kredit umum (besarnya kredit macet pegawai sama dengan besarnya kredit macet umum). 2. Hasil dari pengujian secara keseluruhan (uji F) menunjukkan bahwa jangka waktu (X1), suku bunga (X2), dan jaminan kredit (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap besarnya kredit macet, sedangkan hasil dari pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa: suku bunga (X2) dan jaminan kredit (X3) yang berpengaruh terhadap besarnya kredit macet (Y'), sedangkan jangka waktu (X1) tidak berpengaruh terhadap besarnya kredit macet (Y').
84
85
B. Saran Hasil pengujian analisis terlihat bahwa besarnya kredit macet jenis kredit modal kerja lebih besar daripada kredit pegawai dan kredit umum, hal ini disebabkan besarnya pinjaman kredit modal kerja jauh lebih besar dari kredit pegawai maupun kredit umum dan risiko pengembalian pinjaman lebih besar karena sulit memprediksi prospek masa depan usaha. Pihak bank (kreditur) sebaiknya mengurangi pemberian pinjaman kepada nasabah yang mengambil jenis kredit modal kerja, atau mengadakan analisa lebih mendalam kepada nasabah (debitur) yang mengambil jenis kredit modal kerja, agar pihak bank (kreditur) benar-benar mengetahui prospek masa depan usaha nasabah (debitur). PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas dapat memperluas atau menambah pemberian kredit pegawai yang jelas dalam pelunasannya. Dalam permohonan kredit terdapat perjanjian kredit mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak yang mencakup jangka waktu, suku bunga, dan jaminan kredit yang menunjukkan besarnya jaminan, dimana hasil dari pengujian menunjukkan bahwa hanya suku bunga dan jaminan kredit yang berpengaruh terhadap besarnya kredit macet. Besarnya suku bunga yang dibebankan kepada nasabah dipengaruhi oleh jaminan kredit yang dijaminkan kepada bank, PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas sebaiknya bisa lebih meringankan besarnya suku bunga bagi nasabah yang nilai jaminannya tidak terlalu tinggi untuk mengurangi risiko kredit. Jaminan kredit menunjukkan besarnya pinjaman kredit, bank (kreditur) sebaiknya lebih memperhitungkan besarnya kredit yang
86
dapat diambil nasabah dengan melihat jaminan dan prospek usaha yang dimiliki nasabah.
C. Keterbatasan Penelitian Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini terdapat keterbatasan yaitu keterbatasan tempat dan waktu. Data penelitian ini diambil pada satu periode tertentu di tempat tertentu juga yaitu antara bulan Mei 2007 sampai dengan bulan Mei 2008 di PD BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan pada waktu dan tempat yang berbeda, artinya populasi penelitian tidak mewakili populasi di tempat yang sama pada periode yang berbeda atau populasi sejenis pada periode sama namun di tempat lain.
DAFTAR PUSTAKA Arthesa, Ade dan Handiman, Edia. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial. Jakarta: Bumi Aksara. Dendawijaya, Lukman. 2001. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: BPFE. Kasmir. 2004. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Indonesia. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: BPFE. Mason, Robert D dan Lind, Douglas A ( Alih bahasa : Wikarya, Soetjipto, dan Sugiharso). 1999. Teknik Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 9 jilid 2. Jakarta: Erlangga. Priyatno, Dwi. 2008. Statistical Product and Service Solution untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta: Mediakom. Purwanto dan Suharyadi. 2004. Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Buku kedua. Jakarta: Salemba Empat. Siamat, Dahlan. 1994. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Intermedia. Soleh, Achmad Zanbar. 2005. Ilmu Statistika, Pendekatan Teoritis dan Aplikatif disertai Contoh Penggunaan SPSS. Bandung: Rekayasa Sains. Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia. Sunyoto, Danang. 2007. Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat. Yogyakarta: Amara Books.
87
88
Suyatno, Thomas,dkk. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Taswan.2006. Manajemen Perbankan, konsep, teknik dan aplikasinya. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Tri, Santoso. 1995. Kredit Usaha Perbankan. Yogyakarta: ANDI. Wibisono, Dermawan. 2000. Seri Komunikasi Profesional Riset Bisnis, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xix
1
PEDOMAN UNTUK DOKUMENTASI
a. Nasabah yang mengambil kredit pada PD. PBR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008. b. Besarnya kredit yang diambil masing-masing nasabah pada PD. PBR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 (Rp). c. Nasabah yang mengalami kredit macet pada PD. PBR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008. d. Besarnya kredit macet masing-masing nasabah pada PD. PBR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 (Rp). e. Nasabah yang mengambil kredit dengan masing-masing jenis kredit. f. Suku bunga yang dibebankan masing-masing nasabah dalam bentuk persen (%). g. Nasabah yang mengalami kredit macet dengan masing-masing suku bunga. h. Besarnya kredit macet masing-masing suku bunga yang dibebankan kepada nasabah pada PD. PBR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 (Rp). i. Nasabah yang mengalami kredit macet dengan masing-masing jangka waktu. j. Besarnya kredit macet masing-masing jangka waktu yang diambil nasabah pada PD. PBR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 (Rp). k.
Besarnya jaminan dari nasabah yang sudah dianalisa oleh badan analis jaminan yang akan menentukan besarnya kredit yang dapat diambil dalam bentuk rupiah (Rp).
l. Nasabah yang mengalami kredit macet dengan masing-masing jaminan. m. Besarnya kredit macet masing-masing jaminan yang dijamin nasabah pada PD. PBR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas periode Mei 2007 sampai dengan Mei 2008 (Rp ).
2
n. Syarat-syarat permohonan kredit o. Gambaran perusahaan. p. Awal berdirinya PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas. q. Visi misi dan tujuan PD. BPR BKK Purwokerto Utara Cabang Banyumas. r. Gambar struktur organisasi perusahaan (Jabatan dan keterangannya) s. Tugas dan Fungsi jabatan (per divisi)
3
Data analisis masalah pertama (analisis ANOVA) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Besarnya Kredit Macet 5.330.000 2.900.000 150.000 500.000 790.000 1.400.000 900.000 1.350.000 448.300 1.104.200 8.000.000 475.000 2.075.000 3.281.400 1.200.000 1.535.000 2.720.000 2.800.000 6.000.000 2.690.000 3.650.750 2.649.150 3.833.300 2.525.000 200.000 2.585.000 3.490.000 1.547.000 1.020.000 865.000 5.250.000 3.400.000 2.566.650 1.603.450 3.600.000
Jenis Kredit KP KP KP KP KP KP KP KP KP KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU
4
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
3.130.000 2.890.000 2.250.000 3.520.000 375.000 6.133.000 5.600.000 3.785.000 4.190.000 4.800.000 2.400.000 2.900.000 2.449.900 3.616.600 2.550.000 3.166.600 4.600.000 5.850.000 31.745.000 31.000.000 500.000 11.950.000 1.466.800 29.363.150 16.350.000 8.260.000 11.500.000 5.190.500 19.300.000 7.040.000 2.704.200 4.340.000 8.200.000 17.100.000 130.000 12.600.000 4.791.600
KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KU KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK
5
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109
2.600.000 7.520.000 11.610.000 11.300.000 4.290.000 6.830.000 13.630.000 7.040.000 6.450.000 5.680.000 6.800.000 3.696.900 30.500.000 30.500.000 4.135.000 11.100.000 6.287.500 5.812.500 5.599.000 5.115.000 8.550.000 11.800.000 4.900.000 5.900.000 5.100.000 17.200.000 12.620.000 11.629.950 12.000.000 8.000.000 1.589.000 839.200 1.100.000 1.553.200 7.390.000 696.400 4.876.300
KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK KMK
6
Hasil analisis masalah pertama (One Way ANOVA) Oneway Descriptives KM
KP KU KM K Total
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
9 43
1529811.11 3000511.63
1637302.453 1632834.198
545767.484 249004.881
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 271269.04 2788353.19 2497999.43 3503023.82
57
9326687.72
8028167.442
1063356.755
7196528.17
11456847.27
109
6187261.47
6760729.654
647560.457
4903684.30
7470838.63
Minimum
Maximum
150000 200000 130000 130000
5330000 8000000 31745000 31745000
Test of Homogeneity of Variances KM Levene Statistic df1 df2 Sig. 18.971 2 106 .000 ANOVA KM
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 1193699539 483686.000 3742706729 239478.000 4936406268 723160.000
df 2 106 108
Mean Square 596849769741 843.000 353085540494 29.040
F 16.904
Sig. .000
7
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent Variable: KM (I) (J) JENIS JENIS Tukey HSD
KP
KU KMK Bonferron KP i KU KMK
KU
Mean Difference (I-J)
Sig.
-1470700.52
2178141.831
.778
KMK KP KMK KP KU KU
-7796876.61(*) 1470700.52 -6326176.09(*) 7796876.61(*) 6326176.09(*)
2131342.532 2178141.831 1200240.593 2131342.532 1200240.593
.001 .778 .000 .001 .000
-1470700.52
2178141.831
1.000
KMK KP KMK KP KU
-7796876.61(*) 1470700.52 -6326176.09(*) 7796876.61(*) 6326176.09(*)
2131342.532 2178141.831 1200240.593 2131342.532 1200240.593
.001 1.000 .000 .001 .000
95% Confidence Interval Lower Bound -6648325.78 -12863256.03 -3706924.75 -9179248.34 2730497.19 3473103.84 -6769175.13 -12981508.82 -3827774.10 -9245841.02 2612244.39 3406511.16
Std. Error
Upper Bound 3706924.75 -2730497.19 6648325.78 -3473103.84 12863256.03 9179248.34 3827774.10 -2612244.39 6769175.13 -3406511.16 12981508.82 9245841.02
8
* The mean difference is significant at the .05 level. Homogeneous Subsets
JENIS Tukey HSD(a,b)
KP
KM N
Subset for alpha = .05 1 2 9
1529811.11
KU 43 3000511.63 KMK 57 9326687.72 Sig. .717 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 19.748. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.
9
Data analisis masalah kedua (Analisis Regresi Linier Berganda) No
Jangka waktu (X1) (Bulan)
Suku Bunga (X2) (Persen)
Jaminan Kredit (X3) (Rp)
Kredit macet (Y') (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
24 24 30 24 24 18 12 12 24 18 24 12 12 18 24 18 24 24 24 18 12 18 24 24 24 24 24 12 24 18 24
0,025 0,025 0,025 0,020 0,020 0,025 0,015 0,020 0,015 0,020 0,025 0,015 0,025 0,025 0,020 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,020 0,025 0,025 0,025 0,020 0,015 0,025
4.000.000 2.000.000 3.000.000 1.000.000 1.000.000 1.500.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 5.000.000 3.000.000 3.000.000 5.000.000 5.000.000 3.000.000 3.900.000 3.000.000 3.750.000 3.000.000 3.350.000 3.500.000 2.500.000 2.500.000 3.000.000 3.300.000 3.900.000 3.650.000 3.400.000 3.000.000 3.750.000
5.330.000 2.900.000 150.000 500.000 790.000 1.400.000 900.000 1.350.000 448.300 1.104.200 8.000.000 475.000 2.075.000 3.281.400 1.200.000 1.535.000 2.720.000 2.800.000 6.000.000 2.690.000 3.650.750 2.649.150 3.833.300 2.525.000 200.000 2.585.000 3.490.000 1.547.000 1.020.000 865.000 5.250.000
10
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
24 24 24 18 24 18 12 24 12 24 24 12 18 24 12 18 12 24 18 24 24 18 24 24 18 18 12 24 24 12 24 24 12 12 12 18 24
0,025 0,020 0,020 0,020 0,025 0,025 0,015 0,015 0,015 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,020 0,025 0,020 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,025 0,020 0,020 0,020 0,025
3.000.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 2.000.000 3.000.000 2.250.000 2.200.000 3.000.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 2.000.000 2.500.000 2.500.000 3.000.000 2.500.000 3.000.000 7.500.000 20.000.000 20.000.000 7.500.000 7.500.000 8.000.000 20.000.000 15.000.000 12.000.000 8.000.000 5.500.000 13.000.000 4.400.000 4.000.000 5.500.000 6.500.000
3.400.000 2.566.650 1.603.450 3.600.000 3.130.000 2.890.000 2.250.000 3.520.000 375.000 6.133.000 5.600.000 3.785.000 4.190.000 4.800.000 2.400.000 2.900.000 2.449.900 3.616.600 2.550.000 3.166.600 4.600.000 5.850.000 31.745.000 31.000.000 500.000 1.1950.000 1.466.800 29.363.150 16.350.000 8.260.000 11.500.000 5.190.500 19.300.000 7.040.000 2.704.200 4.340.000 8.200.000
11
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105
12 12 24 12 12 18 12 18 12 12 18 24 12 12 12 12 24 24 18 24 18 18 18 24 24 24 24 18 18 24 18 24 18 18 18 12 24
0,025 0,015 0,015 0,015 0,020 0,020 0,020 0,025 0,015 0,020 0,025 0,020 0,020 0,020 0,025 0,015 0,025 0,025 0,020 0,025 0,020 0,020 0,020 0,020 0,015 0,025 0,015 0,015 0,015 0,025 0,025 0,025 0,025 0,020 0,025 0,020 0,015
11.000.000 4.500.000 8.500.000 5.000.000 4.500.000 4.700.000 11.500.000 8.500.000 4.200.000 5.500.000 10.000.000 4.400.000 7.500.000 5.500.000 6.000.000 4.000.000 20.000.000 20.000.000 5.500.000 7.500.000 4.500.000 4.500.000 4.000.000 5.000.000 7.000.000 7.500.000 6.000.000 4.000.000 6.000.000 20.000.000 8.700.000 14.000.000 7.500.000 5.000.000 5.000.000 7.000.000 5.000.000
17.100.000 130.000 12.600.000 4.791.600 2.600.000 7.520.000 11.610.000 11.300.000 4.290.000 6.830.000 13.630.000 7.040.000 6.450.000 5.680.000 6.800.000 3.696.900 30.500.000 30.500.000 4.135.000 11.100.000 6.287.500 5.812.500 5.599.000 5.115.000 8.550.000 11.800.000 4.900.000 5.900.000 5.100.000 17.200.000 12.620.000 11.629.950 12.000.000 8.000.000 1.589.000 839.200 1.100.000
12
106 107 108 109
12 24 12 12
0,015 0,020 0,020 0,025
7.000.000 13.000.000 5.000.000 5.000.000
1.553.200 7.390.000 696.400 4.876.300
13
Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Multikolinieritas Coefficients Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Jangka waktu (X1)
,925
1,081
Suku bunga (X2)
,895
1,118
Jaminan Kredit (X3)
,949
1,053
a Dependent Variable: Kredit Macet (Y')
Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Regression Studentized Residual
Scatterplot Dependent Variable: Kredit Macet (Y) 3 2 1 0 -1 -2 -3 -4 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
3
4
14
Uji Asumsi Normalitas Histogram Dependent Variable: Kredit Macet (Y) 20
Std. Dev = .99 Mean = 0.00 N = 109.00
0
00 2.
50 1.
00 1.
0 .5
00 0.
0 -.5
0 .0 -1
0 .5 -1
0 .0 -2
0 .5 -2
0 .0 -3
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standa Dependent Variable: Kredit Macet (Y) 1.00
.75
Expected Cum Prob
Frequency
10
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
Obs erved Cum Prob
.75
1.00
15
Hasil analisis masalah kedua (Analisis Regresi Linier Berganda) Regression Descriptive Statistics
Kredit Macet (Y') Jangka waktu (X1) Suku bunga (X2) Jaminan Kredit (X3)
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Mean 6187261.47 19,05 .02193 5700458.72
Std. Deviation 6760729,65 5,15 3,7828E-03 4486453,35
Correlations Kredit Macet (Y') Kredit Macet (Y') 1,000 Jangka waktu (X1) Suku bunga (X2) Jaminan Kredit (X3) Kredit Macet (Y') Jangka waktu (X1) Suku bunga (X2) Jaminan Kredit (X3) Kredit Macet (Y') Jangka waktu (X1) Suku bunga (X2) Jaminan Kredit (X3)
Variables Entered/Removed(b) Mode Variables Variables l Entered Removed 1 Jaminan Kredit (X3), Jangka waktu (X1), , Suku bunga (X2)(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kredit Macet (Y')
,206 ,308 ,899 , ,016 ,001 ,000 109 109 109 109
Method
Enter
N 109 109 109 109
Jangka waktu (X1)
Suku bunga (X2)
Jaminan Kredit (X3)
,206
,308
,899
1,000 ,266 ,119 ,016 , ,003 ,109 109 109 109 109
,266 1,000 ,216 ,001 ,003 , ,012 109 109 109 109
,119 ,216 1,000 ,000 ,109 ,012 , 109 109 109 109
16
Model Summary(b) R Adjusted R Std. Error of the Model R Square Square Estimate 1 ,910(a) ,828 ,823 2844038,76 a Predictors: (Constant), Jaminan Kredit (X3), Jangka waktu (X1), Suku bunga (X2) b Dependent Variable: Kredit Macet (Y') ANOVA(b) Sum of Mean Model Squares df Square F Sig. 1 Regression 408710784032 13623692801 3 168,432 ,000(a) 3954.000 07984.000 Residual 849298428399 80885564609 105 211.000 44.860 Total 493640626872 108 3160.000 a Predictors: (Constant), Jaminan Kredit (X3), Jangka waktu (X1), Suku bunga (X2) b Dependent Variable: Kredit Macet (Y')
Coefficients(a) Model
Unstandardized Coefficients
1
B -7093105.874
(Constant) Jangka 100156.034 waktu (X1) Suku bunga 178291093.622 (X2) Jaminan 1,309 Kredit (X3) a Dependent Variable: Kredit Macet (Y') Casewise Diagnostics(a) Case Std. Kredit Number Residual Macet (Y') 98 -3,078 17200000 a Dependent Variable: Kredit Macet (Y')
Std. Error 1722010.269
Standardized Coefficients
t
Sig.
-4,119
,000
Beta
55202,880
,076
1,814
,072
76487408.174
,100
2,331
,022
,869 20,912
,000
,063
17
Residuals Statistics(a)
Minimum Predicted Value -1907588.25 Residual -8753493.00 Std. Predicted Value -1,316 Std. Residual -3,078 a Dependent Variable: Kredit Macet (Y')
Maximum 25953492.00 5791507.00 3,213 2,036
Mean 6187261.47 -3,43E-09 ,000 ,000
Std. Deviation 6151714,49 2804260,03 1,000 ,986
N 109 109 109 109
18