PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TTW (THINKTALK-WRITE) DAN MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) DI SMA NUSA PUTRA TANGERANG
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh :
MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN NIM : 107015001282
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
ABSTRAK MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN, NIM : 107015001282. Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Dan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Di SMA Nusa Putra Tangerang, Skripsi. Jakarta : Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah 2014. Permasalahan dalam penelitian ini adalah perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan membuktikan ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu cara melakukan penelitian dengan percobaan. Metode ini digunakan untuk menelaah adanya perbedaan hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dengan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas X.1 dan Kelas X.2 SMA Nusa Putra Tangerang. Kelas X.1 terdiri dari 43 siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dan kelas X.2 terdiri dari 45 siswa menggunakan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Instrument yang digunakan adalah tes. Teknik analisa data menggunakan metode statistik Uji “t” (uji beda), untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan konsultasi tabel distribusi “t” pada taraf siginifikansi 5%. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa 1) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi yang siginifikan dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dan pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dengan diperoleh thitung < ttabel yaitu 0,365 < 1,66.; 2) Perbedaan hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) dapat terlihat dari mean gainnya sebesar 16,67 lebih baik daripada mean Gain kelompok yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yaitu 12,96. Dengan demikian nampak bahwa hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW).
i
ABSTRACT MAUALANA SULTHAN AMSYIRVAN, NIM : 107015001282. Differences in Learning Outcomes Economics Students Using Learning Method TTW (Think-Talk-Write) The Inverse Learning Method (Reciprocal Teaching) in Nusaputra Highschool Tangerang’s, Thesis. Jakarta : Department of Social Science Education Faculty of Tarbiyah and Teaching Science State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah in 2014. The problem in this study is the difference in student learning outcomes using learning methods Think Talk Write the inverse learning method (Reciprocal Teaching) in high school Nusa Putra Tangerang. The purpose of this study is to determine and prove whether or not the difference in the results of study subjects using learning methods Economy Think Talk Write (TTW) the inverse learning method (Reciprocal Teaching). The method used in this study is the experimental method is the way to do research with experiments. This method is used to examine the differences in students learning outcomes Economy using learning methods Think Talk Write (TTW) the inverse learning method (Reciprocal Teaching). In this study, the subjects were students of class X.1 and X.2 High School Class of Nusa Putra Tangerang’s. X.1 class consists of 43 students by using learning methods Think Talk Write (TTW) and X.2 class consists of 45 students using the learning method reverse (Reciprocal Teaching). Instrument used was a test. Data analysis techniques using statistical methods test "t" (test of difference), to test the hypothesis of the study carried out consulting distribution table "t" at the 5% level significance. The results of this study showed that 1) There is no difference in learning outcomes are significant economic learning using learning Think Talk Write and reverse (Reciprocal Teaching) with the obtained t
ii
KATA PENGANTAR
Hanya ungkapan rasa syukur yang tiada terkira atas segala limpahan nikmat yang luas tanpa batas serta anugrah yang agung tak terhitung dari Illahi Rabbi, karena berkat itu semua penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjunan umat manusia, Nabi Muhammad SAW, makhluk mulia yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materiil, maka penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:. 1. Ibu Dra. Nur Lena Rifai, MA, Ph. D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M. Pd. Ketua Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis. 3. Bapak Moch. Noviandi Nugroho, M. Pd. Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dan penuh keyakinan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan bagi bapak. Amin. 4. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah SWT membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan. Amin. 5. Ibu Dartini, M. Pd. Ibunda tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta seluruh kebaikannya untuk yang lebih baik. Semoga Allah SWT membalas kebaikan dengan kasih sayang-Nya dan keberkahan hidup. Amin. 6. Ayah MS. Mustjipto, BA. Ayahanda tercinta yang telah menjaga anaknya dengan baik selama ini. Semoga Allah SWT memberikan segala kebaikan dan keberkahan. Amin 7. Maulana Syarif Dzikri. Adikku tercinta. Terimakasih, telah memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Semangatlah dan terus giatlah engkau belajar. Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan keberkahan. Amin.
iii
8. Retna Hotami, S. Pd. Saudari tercinta yang telah sabar memberikan motivasi serta kekuatan untuk membantu penulis menyelesaikan kuliah ini. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan dan cinta kasih. Amin. 9. Keluarga Besar Apah Dayat Hidayat Sukriatman. Orang tua yang telah memberikan pengajaran-pengajaran hidup yang berarti kepada penulis. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan keberkahan hidup. Amin. 10. Teman-teman seperjuangan, Nur Arifin, Lukman Efendi, Wahyu Nur Ramadhona. Terimakasih telah menemani dan memberikan dukungan kepada penulis. Kalian adalah teman yang paling baik diantara yang baik-baik. Semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik untuk kita menuju kesuksesan hidup. Amin. 11. Kawan-kawan UKM RIAK. Tanpa kalian aku bukan apa-apa, terimakasih banyak atas pendidikan moral dan karakter yang telah diberikan. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan dan kebaikan. Amin. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per-satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. ungkapan kata memang tak akan cukup membendung seluruh kebaikan kalian semua. Semoga Allah SWT membalasnya dengan segala kebaikan dan keberkahan. Amin Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh pada kesempurnaan, baik dari segi isi, susunan kalimat dan sistematika penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberkahi segala amal usaha kita. Amin. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Jakarta, 28 Juli 2014 Penulis
Maulana Sulthan Amsyirvan
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ABSTRAK ……………………………………………………………………..
i
ABSTRACT ……………………………………………………………………. ii KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iii DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v DAFTAR TABEL……………………………………………………………… viii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… ix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… x BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………. 1 A. Latar belakang Masalah ………………………………………….. 1 B. Identifikasi masalah………………………………………………. 8 C. Pembatasan masalah……………………………………………… 8 D. Perumusan masalah ……………………………………………… 9 E. Tujuan penelitian …………………………………………………. 9 1. Manfaat teoritis ………………………………………………. 9 2. Manfaat praktis ………………………………………………. 10
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ………………………………………….. 12 A. Deskripsi teoritis …………………………………………………. 12 1. Hasil belajar ekonomi………………………………………… 12 a. Pengertian belajar………………………………………… 12 b. Prinsip-prinsip belajar……………………………………. 14 c. Teori-teori belajar………………………………………… 16 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar……………….. 17
v
e. Hakikat Belajar Ekonomi………………………………… 18 f. Hasil belajar ekonomi ……………………………………. 23 g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar………………………………….. 25 2. Hakikat metode pembelajaran kooperatif ……………………. 29 a. Pengertian metode pembelajaran ………………………… 29 b. Pengertian pembelajaran kooperatif……………………… 31 c. Metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)…………. 33 d. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ……… 39 B. Hasil penelitian yang relevan…………………………………….. 50 C. Kerangka berpikir………………………………………………… 51 D. Hipotesis penelitian………………………………………………. 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN YANG DIPAKAI………………….. 55 A. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 55 B. Waktu dan tempat penelitian …………………………………….. 55 C. Metode penelitian………………………………………………… 55 D. Desain penelitian…………………………………………………. 56 E. Variabel penelitian ……………………………………………….. 57 F. Populasi dan sampel………………………………………………. 57 G. Teknik pengumpulan data ……………………………………….. 58 H. Instrument penelitian yang dipakai……………………………….. 58 1. Definisi konseptual…………………………………………… 58 2. Definisi operasional…………………………………………… 59 I. Uji coba instrument………………………………………………. 60 1. Uji validitas…………………………………………………… 60 2. Uji reliabilitas………………………………………………… 60 3. Uji taraf kesukaran soal………………………………………. 61 4. Daya pembeda………………………………………………… 61 J. Teknik analisis data………………………………………………. 61 K. Hipotesis statistik…………………………………………………. 64
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………………… 65 A. Deskripsi Data……………………………………………………. 65 B. Uji persyaratan Analisis Data…………………………………….. 73 C. Pengujian Hipotesis………………………………………………. 75 D. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………… 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………..... 78 A. Kesimpulan……………………………………………………….. 78 B. Saran……………………………………………………………… 78 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 79 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Model Pembelajaran Terbalik dalam Penelitian ………… 43 Tabel 3.1 Desain Penelitian…………………………………………………… 56 Tabel 3.2 Indeks Tingkat Kesukaran………………………………………….. 61 Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda …………………………………………….. 61 Tabel 4.1 Periode kepemimpinan di SMA Nusa Putra Tangerang …………… 65 Tabel 4.2 Struktur Organisasi SMA Nusa Putra Tangerang ………………….. 69 Tabel 4.3 Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW)…… 72 Tabel 4.4 Data Hasil Post test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW) ….. 73 Tabel 4.5 Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Reciprocal Teaching………… 73 Tabel 4.6 Data Hasil Post test Siswa Kelompok Reciprocal Teaching ………. 73
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ……………….. 26
Gambar 2.2
Kegiatan belajar dengan pendekatan sistem …………………… 28
Gambar 2.3
Desain pembelajaran dengan strategi Think Talk Write ………. 37
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Uji Coba Instrumen ANATES
Lampiran 2.
Uji Normalitas Pre Test Think Talk Write (TTW)
Lampiran 3.
Uji Normalitas Post test Test Think Talk Write (TTW)
Lampiran 4.
Uji Normalitas Pre Test Reciprocal Teaching
Lampiran 5.
Uji Normalitas Post test Test Reciprocal Teaching
Lampiran 6.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) X.1
Lampiran 7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) X.2
Lampiran 8.
Uji – t (Uji Beda Rata-rata)
Lampiran 9.
Uji Homogenitas
Lampiran 10. N-Gain Metode Think Talk Write (TTW) Lampiran 11. N-Gain Metode Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Lampiran 12. Soal Pre Test Lampiran 13. Soal Post Test Lampiran 14. Kunci Jawaban Lampiran 15. Lembar Observasi Metode Think Talk Write (TTW) Lampiran 16. Lembar Observasi Metode Reciprocal Teaching Lampiran 17. Wawancara Awal dengan Guru Lampiran 18. Wawancara Awal dengan Siswa
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia agar mampu bersaing dalam menghadapi perkembangan zaman. Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia merupakan tugas besar dan memerlukan waktu yang panjang. Meningkatkan sumber daya manusia tidak lain harus melalui proses pendidikan yang baik dan terarah. Masa depan Negara sangat ditentukan oleh bagaimana Negara tersebut memperlakukan pendidikan. Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan, pendidikan merupakan aspek yang sangat penting karena dengan pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif. Untuk membentuk sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan zaman diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menekankan pada proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Menurut Kunandar, “pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia”.1 Berdasarkan definisi tersebut hampir semua Negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara. Begitu juga Indonesia yang menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan 1
Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed.1, h. 5.
1
2
bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara itu menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, maka komponen yang terkait dalam dunia pendidikan seperti keluarga, masyarakat dan juga pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini merupakan tugas bagi masing-masing sekolah dan yang paling utama adalah bagi guru sebagai tenaga pengajar. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Sebagai komponen di bidang pendidikan, seorang guru dituntut berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Guru juga dituntut kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar, sehingga pembelajaran yang dilakukan berkualitas dan prestasi yang dicapai siswa memuaskan. Metode pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, karena pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan membantu tercapainya tujuan pembelajaran.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SISDIKNAS serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta: DEPAG RI Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2007), h.5.
3
Pengertian metode pembelajaran menurut Zurinal Z dan Wahdi Sayuti adalah sebagai berikut: Metode pembelajaran merupakan cara atau strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of values. Metode tersebut, membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal.3 Pada dasarnya keberhasilan pendidikan menurut Kunandar yaitu: Salah satunya tergantung dari apa yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Seorang guru dituntut terampil membelajarkan siswa, termasuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran seperti membuat satuan pelajaran, melaksanakan strategi belajar mengajar, memilih dan menggunakan media serta alat bantu pengajaran, serta memilih dan menggunakan metode-metode mengajar.4 Seiring dengan diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai tahun 2006 lalu, guru tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher centre). Hal ini nampaknya masih banyak diterapkan di ruang-ruang kelas dengan alasan pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran yang paling praktis dan tidak menyita waktu. Praktik-praktik pembelajaran cenderung masih mengabaikan gagasan, konsep dan kemampuan berpikir siswa, aktivitas guru lebih menonjol daripada siswa dan terbatas pada hafalan semata. Pembelajaran
masih
bersifat
ekspositoris,
sehingga
belum
mampu
membangkitkan budaya belajar pada diri siswa. Hal ini berpengaruh terhadap ketercapaian hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya, seorang guru dituntut melakukan perubahan dalam cara mengajarnya. Misalnya dengan mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya Ekonomi sangat berkaitan dengan fakta, pemahaman konsep dan juga berisi teori-teori mata pelajaran ekonomi dianggap oleh para siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. 3
Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 122. 4 Kunandar, op. cit., h. 59.
4
Padahal dalam mata pelajaran ekonomi, siswa dituntut berpikir kritis dalam memahami konsep realita sosial yang terjadi. Semua itu tidak terlepas dari penguasaan siswa terhadap konsep-konsep ekonomi. Hal ini merupakan tantangan bagi seorang guru untuk mengubah anggapan tersebut agar pelajaran ekonomi dapat menjadi pelajaran yang menyenangkan dan mudah sehingga siswa tertarik untuk mempelajari mata pelajaran ekonomi dan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMA Nusa Putra Tangerang pembelajaran ekonomi yang dilakukan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah dan pembelajaran yang berpusat pada guru. Guru ekonomi tidak menyadari bahwa metode pembelajaran konvensional yang dilakukan sangat membosankan dan sangat monoton sehingga para siswa kurang antusias, cenderung pasif dan kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan media yang menarik. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai sebagian siswa cenderung rendah, tidak mencapai standar KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Kenyataannya di lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran ekonomi karena guru sudah terbiasa dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan dan paling efektif penggunaannya. Banyak sekali faktor yang menyebabkan kemampuan pemahaman konsep ekonomi siswa rendah baik dilihat dari faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal penyebabnya adalah proses pembelajaran ekonomi yang dilakukan masih belum optimal. Sesuai dengan wawancara prapenelitian kepada guru ekonomi di sekolah, bahwa pembelajaran di kelas lebih di dominasi oleh guru ketimbang siswa, bahkan tidak seimbang sekalipun. Guru kurang menerapkan diskusi dalam pembelajaran dan siswa tidak pernah diajarkan untuk mengkonstruk pemahaman konsep ekonominya sendiri. Menurut B. S. Bloom, siswa dikatakan memahami konsep dalam pembelajaran ketika siswa mampu: mengubah suatu objek atau kalimat dalam
5
bentuk simbol dan sebaliknya (translation), dapat menentukan konsep yang tepat dalam penyelesaian algoritma (interpretation), dan menyimpulkan sesuatu yang telah diketahui (ekstrapolation).5 Agar konsep-konsep pembelajaran ekonomi tersebut tersampaikan dengan baik dan tercapainya tujuan juga visi dalam pembelajaran ekonomi pemerintah menganjurkan pembelajaran ekonomi harus mengacu pada prinsip belajar sepanjang hayat, prinsip siswa belajar aktif dan prinsip learning how to learn yaitu bagaimana cara membuat, serta mengembangkan kompetensi dan sikap yang harus dimiliki siswa setelah belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran seperti itu merupakan karakteristik pandangan konstruktivisme. Menurut Driver dan Bell karakteristik pandangan konstruktivisme, yaitu:6 1. Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan. 2. Belajar harus mempertimbangkan se-optimal mungkin proses keterlibatan siswa. 3. Pengetahuan
bukan
sesuatu
yang
datang
dari
luar
melainkan
dikonstruksikan secara personal. 4. Pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengaturan situasi kelas. 5. Kurikulum
bukanlah
sekedar
dipelajari,
melainkan
seperangkat
pembelajaran, materi dan sumber. Semua itu dapat tercapai ketika guru dapat menerapkan sebuah model pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif dan lebih mandiri dalam proses pembelajaran, ketika siswa mampu menerangkan materi dan bertanya, dari situ akan tampak seberapa persen pemahaman konsep siswa dalam materi pembelajaran yang sedang dibahas. Permasalahan ini mengacu pula pada konsep Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 tentang Standar Nasional Pendidikan, “bahwa proses 5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. VIII,
h. 157. 6
Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmad, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), h. 145.
6
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan pendidikan bangsa memerlukan proses dan waktu secara bertahap.7 Salah satu metode pembelajaran yang bersifat kooperatif dan berpusat pada siswa, dimana para siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran yaitu metode pembelajaran “Think Talk Write (TTW)”. Metode Think Talk Write (TTW) merupakan strategi pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan Lauhlin pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara dan menulis. Metode Think Talk Write (TTW) dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara dan menulis siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya kemudian dicari solusi. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW), dimungkinkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Karena metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu, kemudian terlibat secara aktif dalam diskusi kelompok dan pada akhirnya dituliskan dalam bahasa sendiri dari hasil belajar yang diperoleh para siswa. Selain metode Think Talk Write (TTW), metode Reciprocal Teaching (model pembelajaran terbalik) juga merupakan salah satu metode kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Dalam penelitian ini akan diterapkan salah satu model pembelajaran yang menggunakan prinsip learning how to learn dan sejalan dengan karakteristik pandangan konstruktivisme yaitu model pembelajaran terbalik. Model pembelajaran terbalik adalah pendekatan pembelajaran dimana siswa berperan sebagai tutor sebaya menggantikan peran guru untuk mengajarkan temannya. Menurut Palinscar dan Brown aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam model
7
pembelajaran
Ibid., h. 1.
terbalik
yaitu:
membuat
rangkuman,
membuat
7
pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi.8 Sedangkan guru dalam pembelajaran terbalik lebih berperan sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan dan pembimbing yang melakukan scaffolding. Scaffolding merupakan pemberian bantuan berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh ataupun hal lain yang memungkinkan siswa tumbuh mandiri, semua itu dilakukan guru kepada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian setelah siswa mampu bekerja mandiri, guru mengurangi bantuan tersebut dan mengalihkan tanggung jawabnya. Selain itu penelitian terhadap model pembelajaran terbalik yang dilakukan Palinscar dan Brown menunjukkan bahwa pembelajaran terbalik adalah satu teknik
dalam
pendekatan
pembelajaran
kooperatif,
para
ahli
telah
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa
dalam
tugas-tugas
akademik,
memahami
konsep-konsep
dan
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.9 Model pembelajaran terbalik dapat membuat siswa berpikir dan mengembangkan konsep Ekonomi yang sedang dipelajarinya, yaitu dengan siswa mampu menjelaskan konsep sesuai apa yang mereka konstruk sendiri atau berdiskusi dengan temannya melalui aktivitas-aktivitas yang terdapat pada model pembelajaran terbalik. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Reciprocal Teaching (Model Pembelajaran Terbalik), dimungkinkan para siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran ekonomi dan dengan metode pembelajaran ini juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai seberapa besar perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Model Pembelajaran Terbalik (Receprocal Teaching), seperti yang dirumuskan dalam skripsi yang berjudul: “Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Dengan 8
Jeanine & Tony, Model of Teaching, USA: SAGE Publication, 2007), p. 180. Rita Rosidah, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor dengan Reciprocal Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang, 2011, h. 353. 9
8
Menggunakan Metode Pembelajaran TTW (Think-Talk-Write) Dan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang”. Diharapkan kedua perbedaan metode atau model pembelajaran pada judul ini dapat melihat perbedaan serta peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran ekonomi itu sulit, karena sedikit-banyaknya menggunakan hafalan 2. Kemunculan rasa bosan serta jenuh siswa akibat metode pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat monoton dan kurang menarik. 3. Siswa hanya menggunakan buku paket dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai acuan belajar. 4. Hasil belajar ekonomi siswa rendah, banyak siswa yang belum mencapai KKM yaitu 70. 5. Kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi yang diajarkan. 6. Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses belajar mengajar ekonomi sehingga diperlukan metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa berpikir dan terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan pemahaman ekonomi. 7. Belum
diketahui
perbedaan
hasil
belajar
ekonomi
siswa
yang
menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan Reciprocal Teaching (Model Pembelajaran Terbalik).
C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, terarah dan dapat dikaji maka perlu pembtasan masalah. Maka dari itu perlu adanya suatu pembatasan masalah. Dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut : Ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode
9
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (Recirocal Teaching).Di SMA Nusa Putra Tangerang. Pemahaman konsep ekonomi siswa dalam pembelajaran dilihat dari hasil belajar siswa dan kategori pemahaman yang diambil.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang sudah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Adakah perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write dan Reciprocal Teaching (Model Pembelajaran Terbalik) di SMA Nusa Putra Tangerang?”.
E. Tujuan Penelitian Hasil penelitian dilakukan agar dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta didik, guru dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan mengenai penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Think Talk Write (TTW) dan Reciprocal Teaching (Model Pembelajaran Terbalik) untuk peningkatan minat dan hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi. b. Sebagai acuan pembelajaran yang inovatif dan mendukung teori pembelajaran kooperatif. c. Menjadi bahan pembanding, pertimbangan dan pengembangan bagi peneliti di masa yang akan dating di bidang dan permasalahan yang sejenis atau bersangkutan.
10
2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah 1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam metode serta model pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar optimal. 2) Hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran ekonomi bagi para guru ekonomi yang lain. b. Bagi guru 1) Sebagai masukan bagi guru mata pelajaran ekonomi dalam menentukan metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang bersangkutan, dalam rangka peningkatan minat dan hasil belajar siswa. 2) Meningkatkan
kemampuan
guru
dalam
mengembangkan
pembelajaran. 3) Mengatasi kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran ekonomi. 4) Dapat mengembangkan metode ajar dalam pembelajaran ekonomi agar lebih bervariatif sehingga tidak menimbulkan kebosanan bagi peserta didiknya. c. Bagi siswa 1) Mendapatkan kemudahan dalam belajar dan lebih mudah memahami materi ekonomi yang disampaikan oleh guru. 2) Dapat menikmati model pembelajaran yang tidak seperti biasanya sehingga mereka tidak jenuh dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung. 3) Meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. d. Bagi peneliti 1) Menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah khususnya yang bersangkutan dengan pendidikan.
11
2) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan metode Think Talk Write (TTW) dan Reciprocal Teaching (Model Pembelajaran Terbalik). 3) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru ekonomi sehingga siap untuk melaksanakan tugas di lapangan.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoritis Deskripsi teori merupakan suatu penjabaran konseptual yang akan dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam deskripsi teori ini peneliti akan menjelaskan tentang hasil belajar ekonomi, metode Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). 1. Hasil Belajar Ekonomi a. Pengertian belajar Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu, masing-masing mempunyai pendapat yang tidak sama. Sebagian
orang
beranggapan
belajar
adalah
semata-mata
mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Juga banyak orang yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Ada beberapa pendapat tentang belajar, yang pertama pengertian belajar menurut Zikri Neni Iska : “Pengertian umum belajar atau yang disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Dengan adanya proses belajar inilah manusia dapat bertahan hidup (survived)”.1 Selanjutnya menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku berkat pengalaman
1
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1, h. 76.
12
13
dan latihan”.2 Sedangkan menurut Oemar Hamalik, “Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami”.3 Pengertian belajar menurut Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti yaitu : Belajar dapat dimaknai dengan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Dalam perspektif psikologi pendidikan, belajar didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman.4 Menurut S. Nasution, “Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.”5 Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Belajar adalah suatu proses dimana suatu tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki melalui serentelan reaksi atas situasi (rangsang) yang terjadi”. 6 Menurut Alisuf Sabri, “Belajar merupakan faktor penentu proses perkembangan, manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar”.7 Selanjutnya dikemukakan tentang definisi belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah, “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
2
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. 3, h. 10. 3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet. 2, h. 27. 4 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (pengantar dan Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1, h. 117. 5 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, cet. 1, h. 35. 6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2000), cet. 8, h. 45. 7 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah), (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. 2, h. 54.
14
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik”.8 Menurut Abu Ahmadi, “Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan”.9 Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, “belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang yang telah melakukan aktivitas tertentu”.10 Pengertian belajar lain menurut Masitoh dan Laksmi dewi, “Belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat perubahan
perilaku
yang
berbentuk
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik”.11 Menurut Yatim Riyanto, “belajar adalah suatu proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi”.12
b. Prinsip-Prinsip Belajar Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang vital. Dalam uraian terdahulu telah ditegaskan, bahwa mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi muridmurid. Menurut Yatim Riyanto, “Prinsip-prinsip belajar merupakan konsep-konsep ataupun asas yang harus diterapkan di dalam proses 8
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), ed. 2, h.
13 9
Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 17. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman KonsepUmum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 6. 11 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009), h. 3. 12 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), ed. 1, cet. 1, h. 6. 10
15
belajar mengajar dan ini mengandung maksud bahwa pendidikan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar”.13 Prinsip-prinsip belajar menurut Kunandar adalah sebagai berikut : Bahwa dalam belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri pada siswa. Belajar senantiasa bertujuan dengan pengembangan perilaku siswa. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu. Belajar didasarkan dengan latihan dayadaya, membentuk hubungan asosiasi dan melalui penguatan. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berpikir kritis dan reorganisasi pengalaman. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tidak langsung melalui bantuan pengalaman pengganti.14 Sedangkan prinsip-prinsip belajar menurut Slameto yaitu : “Bahwa prasyarat yang diperlukan untuk belajar yaitu bahwa dalam belajar setiap siswa diusahakan berpartisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional, belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. Juga perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya”.15 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat, mempunyai landasan berpikir, landasan berpijak dan sumber motivasi bagi peserta didik, dengan harapan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan tumbuhnya proses belajar anatara peserta didik dan pendidik menjadi dinamis dan terarah. Dalam belajar, perlu
lingkungan
yang
menantang
di
mana
anak
dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
13
Yatim Riyanto, op. cit., h. 62. Kunandar, Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed.1, h. 302. 15 Yatim Riyanto, loc. cit. 14
16
efektif. Belajar yang paling efektif adalah yang berpikiran kritis, daripada hanya menghafal materi.
c. Teori-teori Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses belajar yang terjadi pada individu itu merupakan proses internal psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Oleh karena terjadinya proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas, maka timbullah perbedaan pendapat di kalangan para ahli psikologi, sehingga akibatnya terjadi bermacam-macam teori belajar. Berikut ini akan diuraikan beberapa teori belajar, yaitu: 1) Teori Belajar Konstruktivisme Teori belajar konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi-informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ideide. Menurut teori konstruktivis ini, guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. 2) Teori Perkembangan Kognitif Piaget Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana
17
anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui empat tingkatan, yaitu sensorimotor (lahir sampai usia 2 tahun), praoperasional (usia 2 sampai 7 tahun), operasi konkrit (7 sampai 11 tahun) dan operasi formal (usia 11 tahun sampai dewasa). 3) Teori Belajar Bermakna David Ausubel Belajar bermakna menurut teori David Ausubel yaitu suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Berdasarkan teori Ausubel, dalam membantu siswa untuk menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari.16 Dengan demikian dalam proses belajar mengajar di sekolah, teori-teori belajar tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa agar tujuan pendidikan sekolah dapat tercapai dengan baik dan juga agar siswa mampu memiliki pemahaman dan penalaran serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa di sekolah. Menurut Zikri Neni Iska, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar yaitu: “Faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang belajar (faktor internal) dan juga faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang belajar (faktor eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang belajar yaitu fisiologi, yang terdiri dari kondisi 16
Trianto, “Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), cet. 1, h. 26.
18
fisik dan panca indera. Dan juga psikologi, yang terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognisi. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor luar diri seseorang yang belajar yaitu lingkungan, yang terdiri dari alam dan sosial. Dan juga instrumental yang terdiri dari kurikulum, guru, sarana-prasarana, administrasi dan manajemen.17 Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar yang berasal dari luar diri seseorang yang belajar adalah faktor keluarga. Menurut pandangan sosiologis, keluarga adalah Lembaga sosial terkecil dari masyarakat. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keadaan keluarga akan sangat menentukan berhasil tidaknya anak dalam menjalin proses belajarnya. Faktor keluarga sebagai salah satu penentu yang berpengaruh dalam belajar, terdiri dari tiga aspek, yakni: a. Kondisi ekonomi keluarga. b. Hubungan emosional orang tua dan anak. c. Cara mendidik anak. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa terbentuknya suatu pembelajaran yang efektif yang dimiliki oleh para siswa akan tumbuh tidak hanya dari faktor yang berasal dari kondisi belajar siswa yang belajar. Proses pembelajaran yang efektif itu juga akan tumbuh diikuti dengan faktor-faktor yang berasal dari luar diri atau lingkungan para siswa tersebut yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi proses belajarnya, agar dia mudah dalam menangkap dan memahami pelajaran dan juga mudah mengingat pelajaran tersebut.
e. Hakikat Belajar Ekonomi Dalam realita kehidupan selalu dihadapkan pada masalah keinginan manusia untuk mencukupi segala kebutuhan kehidupannya. Inilah yang merupakan inti pengertian ekonomi dalam kehidupan 17
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1,h. 85.
19
sehari-hari. Itulah sebabnya, ilmu ekonomi perludipelajari sejak manusia mengenal kebutuhan demi kehidupan yang lebih baik. Menurut etimologinya atau asal usul katanya, istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia. Istilah oikonomia merupakan kata majemuk perpaduan dari 2 (dua) kata, yaitu oikos dan nomos. Oikos artinya rumah, dan nomos artinya aturan. Jadi, secara etimologi ekonomi berarti aturan rumah tangga atau ilmu mengatur rumah tangga”.18 Hal yang dimaksud dengan rumah tangga pada pengertian di atas tidak hanya terbatas untuk rumah tangga keluarga, tetapi mencakupi semua bentuk rumah tangga, seperti rumah tangga Negara, rumah tangga sekolah, rumah tangga organisasi, rumah tangga perusahaan dan rumah tangga koperasi. Dalam rumah tangga keluarga, setiap manusia selalu berusaha memenuhi semua kebutuhannya. Dengan demikian, menurut pengertian sehari-hari ekonomi adalah kegiatan usahanya dalam memenuhi kebutuhan. Menurut Frista Artmanda Widodo dalam kamus istilah ekonomi, “ekonomi yaitu ilmu yang meneliti tentang bagaimana orang-orang memenuhi kebutuhannya dengan sumber daya yang terbatas”.19 Asfia Murni berpendapat bahwa, “ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya-upaya pengalokasian sumber daya yang tersedia untuk mencapai kepuasan atau kemakmuran masyarakat. Aktifitas ekonomi meliputi produksi, konsumsi, pertukaran”.20 Sedangkan menurut Abdul Aziz Wahab dkk, “ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran”.21
18
Abdul Aziz Wahab, Konsep Dasar IPS, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet. 11,
h. 2 19
Frista Aritmanda Widodo, Kamus Istilah Ekonomi, (Jombang: Lintas Media) h. 114. Asfia Murni, Ekonomi Makro, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), cet. 1, h. 1. 21 Abdul Aziz Wahab, op. cit., h. 3. 20
20
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemakmuran hidup seseorang akan tercapai apabila semua kebutuhan hidupnya terpenuhi atau tercukupi. Untuk itu, orang harus melakukan tindakan-tindakan atau pengorbanan baik berupa tenaga, waktu maupun materi (uang). Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan makan orang harus memperoleh beras, dan beras hanya bisa diperoleh dengan cara melakukan kegiatan pertanian atau membelinya dengan mengorbankan sejumlah uang. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa tanpa melakukan tindakan-tindakan atau pengorbanan, seseorang tidak akan dapat mencukupi kebutuhan serta mencapai kemakmuran hidup. Hidup makmur merupakan dambaan setiap manusia. Orang giat bekerja dengan pengorbanan tenaga dan waktu agar penghasilannya meningkat sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dilakukan dalam upaya mencapai kemakmuran. Orang dikatakan makmur apabila sebagian besar kebutuhannya dapat terpenuhi. Setiap suatu kebutuhan terpenuhi akan tercapai kepuasan, dan kepuasan sifatnya hanya sementara karena akan muncul kebutuhan baru yang menghendaki pemenuhan. Maka tanpa pengendalian diri manusia akan menjadi serakah selalu ingin memuaskan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain, bahkan dapat merugikan orang banyak. Pada bagian kebijakan ekonomi pembahasan tidak dimaksudkan sebagai bidang kajian ekonomi bagian dari suatu ilmu sosial. Kebijakan ekonomi, atau ekonomi normatif berkaitan dengan aplikasi hasil analisis ekonomi (pengetahuan secara ilmiah) untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Dengan demikian kebijakan ekonomi menangani bagaimana persoalan-persoalan ekonomi yang harus dipecahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu, kebijakan ekonomi didasarkan pada nilai-nilai individu yang dikaitkan dengan cara yang baik (secara moral) untuk mengalokasikan sumbersumber yang langka itu bagi anggota masyarakat.
21
Ilmu sosial ekonomi-bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi ke dalam dua bidang utama: ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individuindividu, persoalan rumah tangga, perusahaan dan pasar. Para ahli ini tertarik dengan bagaimana harga barang dan pelayanan atau jasa itu diterapkan, bagaimana harga dapat menentukan pola produksi dan bagaimana pola ini ditentukan pasar dan tindakan pemerintah. Sedangkan ahli ekonomi makro mengkaji keberfungsian ekonomi secara keseluruhan. Para ahli ini tertarik khususnya dengan pengeluaran dan pendapatan ekonomi, tingkat pekerjaan dan pergeseran-pergeseran dalam tingkat harga rata-rata. Ada beberapa ruang lingkup kajian ilmu ekonomi. Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Perekonomian 2) Ketergantungan 3) Spesialisasi dan pembagian kerja 4) Perkoperasian 5) Kewirausahaan 6) Akuntansi dan manajemen. Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan teori balajar, diharapkan pembelajaran dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar. Oleh karena itu, kriteria keberhasilan dalam belajar di antaranya ditandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Di bawah ini akan diuraikan beberapa pengertian tentang hasil belajar, yaitu: Menurut Kunandar, hasil belajar adalah
22
Kemampuan siswa dalam mencapai suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar. Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji. Hasil belajar bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap.22 Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a). keterampilan dan kebiasaan, (b). pengetahuan dan pengertian, (c). sikap dan cita-cita. Masingmasing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a). informasi verbal, (b). keterampilan intelektual, (c). Strategi kognitif, (d). sikap, dan (e). keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Pertama, ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua, ranah afektif yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Ketiga, ranah psikomotorik yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni: (a). gerakan reflex, (b). keterampilan gerakan dasar, (c). kemampuan perseptual, (d). keharmonisan atau ketepatan, (e). gerakan keterampilan kompleks, (f). gerakan ekspresif dan interpretatif.23 Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris, “hasil belajar adalah suatu pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu”.24 Sedangkan pengertian hasil belajar menurut Oemar Hamalik bahwa, “hasil belajar adalah pola-pola 22
Kunandar, op. cit., h. 229. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 15, h. 22. 24 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), cet. 1, h. 14. 23
23
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan”.25 Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajarnya. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
f. Hasil Belajar Ekonomi Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Menurut Winkle yang dikutip Purwanto “Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”. 26 Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran (goal directed). Dalam konteks demikian maka menurut Purwanto “hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya”.27 Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. 25
Oemar Hamalik, op. cit., h. 31. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1, h. 45. 27 Purwanto, loc. cit. 26
24
Pemberian tekanan penguasaan materi akibat perubahan dalam diri siswa setelah belajar diberikan oleh Soedijarto yang dikutip Purwanto mendefinisikan bahwa ‘hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan”.28 Definisi hasil belajar menurut Abdurrahman yang dikutip oleh Asep Jihad dan Abdul Haris bahwa “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. 29 Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Agus Suprijono mengatakan yang dimaksud dengan “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan keterampilan”.30 Merujuk pemikiran Bloom yang dikutip Agus Suprijono bahwa: Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima) , responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manjerial, dan intelektual.31 Dengan memperhatikan berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar, 28
Purwanto, op. cit., h. 46. Asep Jihad dan Abdul Haris, loc. cit. 30 Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet.1, h.5. 31 Agus Suprijono, op. cit., h.6-7. 29
25
bahwa dalam proses belajar dapat terjadi perubahan pengetahuannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain. Perubahan itu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan kata lain hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar Hasil belajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar siswa di sekolah. Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik dalam buku Perkembangan Peserta Didik, mengungkapkan Ada sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu faktor internal mencakup fisik, kondisi panca indera dan fisik umumnya, serta psikologis mencakup variabel non kognitif : minat, motivasi dan kepribadian, variabel kognitif: kemampuan khusus (bakat), dan kemampauan umum (intelegensi). Faktor eksternal mencakup pertama fisik, kondisi tempat belajar, sarana dan prasarana belajar, materi pelajaran, dan suasana lingkungan belajar, kedua sosial: dukungan sosial dan pengaruh budaya.32 Selengkapnya faktor-faktor yang berpengaruh ini divisualisasikan sebagai berikut:33
32
Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Peserta Didik, (Padang: Dirjen Pendidikan Tinggi Bekerjasama dengan HEDS-JICA, 2007), h. 63 33 Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, op. cit., h. 64
26
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Fisik
Panca Indera Kondisi Fisik Umum
Internal
I N D I V I D U
Variabel Non Kognitif 1. Minat 2. Motivasi 3. Variabel-variabel kepribadian Psikologis Kemampuan Kognitif - Kemampuan khusus (Bakat) - Kemampuan Umum (Intelegensi)
Fisik
Kondisi Tempat Belajar - Sarana dan perlengkapan belajar - Materi Pelajaran - Kondisi Lingkungan Belajar
Eksternal Psikologis
Dukungan Sosial Pengaruh Budaya
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.34 1) Faktor Internal a) Faktor Biologis (jasmaniah) Keadaan jasmani yang perlu diperbaiki, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam 34
http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang -mempengaruhihasil.html), diakses pada tanggal 10 februari 2014.
27
kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minuman yang teratur, olahraga serta tidur yang cukup. b) Faktor Psikologis Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar sesorang. Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari dalam diri seorang siswa adalah kelelahan, kondisi siswa yang sudah lelah dan tidak bertenaga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa tersebut. 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Keluarga Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian orang tua terhadap
28
perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-anaknya, maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya. b) Faktor Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. c) Faktor Lingkungan Masyarakat Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaanya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain. Dengan pendekatan sistem pendidikan ini terlihat adanya berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kegiatan belajar dengan pendekatan sistem dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Kegiatan belajar dengan pendekatan sistem Instrumental Input
Raw Input
Teaching - Learning Procces
Enviromental Input
Output
29
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal, yakni faktor yang berasal dari dalam diri individu, dan faktor ekstern yakni faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor internal dalam diri ini adalah kesehatan fisik, intelegensi, kemauan, bakat, kecerdasan dan juga kelelahan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor eksternal dalam hal ini adalah keadaan keluarga, lingkungan sekolah dan juga lingkungan masyarakat. 2. Hakikat Metode dan Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran digunakan untuk dapat mengarahkan seorang guru dalam mendesain pembelajaran dan untuk membantu para siswa mencapai tujuan pembelajaran. Di bawah ini akan mengemukakan pengertian metode pembelajaran, yaitu: Menurut Syaiful Djamarah dan Aswan Zein, “metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir”.35 Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru mendefinisikan “metode adalah suatu cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya”.36 Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode menurut Akhmad Sudrajat berarti sebagai berikut: “Sebagai alat untuk mencaoa tujuan. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk 35
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), ed. Revisi, h. 46. 36 Dessy Anwar, Kamus Lengkap Indonesia Terbaru, (Surabaya: Amelia, 2003), cet. 1, h. 281.
30
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya: (1). Ceramah, (2). Demonstrasi, (3). Diskusi, (4). Simulasi, (5). Laboratorium, (6). Pengalaman lapangan, (7). Brainstorming, (8). Debat, (9). Simposium, dan sebagainya”.37 Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Apapun metode yang digunakan, hendaknya guru dapat membawa suasana pemebelajaran yang edukatif, dapat menempatkan peserta didik agar dapat terlibat langsung secara aktif dalam menghidupkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Menurut Zurainal Z. dan Wahdi Sayuti, “metode pembelajaran dimaksudkan sebagai cara atau strategi yang digunakan guru untuk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam kontek transfer of knowledge dan transfer of values. Metode tersebut membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran sehingga kompetensi yang direncanakan dapat tercapai dengan maksimal”.38 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu kerangka yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dengan demikian, dengan menggunakan atau merancang metode pembelajaran itu sangat penting bagi guru untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang metode pembelajaran,
karena
dengan
menguasai
beberapa
metode
pembelajaran, maka seorang guru akan meraskan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga tujuan
37
Akhmad Sudrajat,, (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatanstrategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/), diakses pada tanggal 16 februari 2014. 38 Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, op. cit., h. 122.
31
pembelajaran yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran akhirnya dapat tercapai dan tuntas sesuai yang diharapkan.
b. Pengertian pembelajaran kooperatif Terdapat beberapa definisi pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu: Menurut Kunandar, “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh
antarsiswa
untuk
menghindari
ketersinggungan
dan
kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan”.39 Menurut Etin Solihatin dan Raharjo, “Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang siswa, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”.40 Menurut Yatim Riyanto, pembelajaran kooperatif adalah “model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (sosial skill) termasuk interpersonal skill. Model belajar cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Model belajar cooperative learning juga mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi”.41 Menurut Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan 39
Kunandar, op. cit., h. 337. Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS), (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, cet. 3, h. 15. 41 Yatim Riyanto, op. cit., h. 271. 40
32
yang berbeda-beda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran”.42 Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang cukup berhasil pada kelompok-kelompok kecil, di mana tiap kelompok tersebut terdiri dari siswa-siswa dari berbagai tingkat kemampuan, melakukan berbagai kegiatan belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk tidak hanya belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan-rekannya belajar, sehingga bersama-sama mencapai keberhasilan. Semua siswa berusaha sampai
semua
anggota
kelompok
berhasil
memahami
dan
melengkapinya.43 Menurut Isjoni dan Mohammad Arif Ismail, “pembelajaran kooperatif merupakan satu pendekatan mengajar di mana siswa bekerjasama di antara satu dengan yang lain dalam suatu kumpulan belajar yang kecil untuk memenuhi kehendak tugasan individu atau kumpulan yang telah diberikan oleh guru”.44 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang dapat membantu
siswa
dalam
mengenmbangkan
keterampilan
dan
meningkatkan pemahaman mengenai konsep-konsep materi yang dipelajari dengan cara bekerja bersama-sama dan membentuk kelompok-kelompok kecil.
42
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas (Metode, Landasan Teorits-Teoritis dan Penerapannya, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2010), cet. 1, h. 67. 43 Kennesaw, (http://edtech.kennesaw.edu/intech/cooperativelearning.html), diakses pada tanggal 14 Februari 2014. 44 Isjoni dan Mohd Arif Ismail, Pembelajaran Visioner (Perpaduan Indonesia-Malaysia), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 1, h. 29.
33
c. Metode Pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) Untuk merealisasikan pembelajaran ekonomi yang melibatkan siswa secara aktif, dewasa ini telah dikembangakan berbagai strategi pembelajaran ekonomi baik yang melibatkan penggunaan alat bantu seperti multimedia atau tidak. Salah satunya adalah metode pembelajaran Think-Talk-Write. Think-Talk-Write adalah salah satu model dalam pembelajaran kooperatif yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996). Pembelajaran ini dimuali dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi dan alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi dan kemudian membuat laporan hasil presentasi.45 Metode Think Talk Write merupakan metode pembelajaran berbasis komunikasi. Metode ini termasuk ke dalam pendekatan cooperative learning, karena aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Think artinya, “1. Memikirkan, 2. Pikir”.46 Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru pikir artinya menggunakan akal budi, ingatan, angan-angan, kata dalam hati untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu.47 Berpikir (think) merupakan kegiatan mental yang dilakukan untuk mengambil keputusan misalnya merumuskan pengertian, menyintesis dan menarik simpulan setelah melalui proses mempertimbangkan. Dalam kamus Inggris-Indonesia, Talk artinya “1. Percakapan, 2. Berbicara.”48 Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru berbicara
artinya
memperkatakan”.
49
“bercakap,
berkata,
membicarakan,
Talk adalah berkomunikasi dengan menggunakan
kata-kata dan bahsa yang mereka pahami.
45
Salamah, (http://www.salamiah.co.cc/2011/02/model-pembelajaran-kooperatiftipe.html), diakses pada tanggal 14 Februari 2014. 46 Sam. S. Warib, Kamus Lengkap 2 Milyar Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, (Jakarta: Sandro Jaya, 2004), cet. 1, h. 231. 47 Dessy Anwar, op. cit., h. 325. 48 Sam. S. Warib, op. cit., h. 228. 49 Dessy Anwar, op. cit, h. 89.
34
Dalam
kamus
Inggris-Indonesia,
Write
artinya
“menulis”.
Sedangkan dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia Terbaru menulis artinya membuat huruf, angka dan sebagainya dengan pena, kalam, pensil, kapur dan sebagainya, melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat atau sebagainya. Sehingga model Think Talk Write merupakan perencanaan dan tindakan yang cermat mengenai kegiatan pembelajaran yaitu melalui kegiatan berpikir (think), berbicara/berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis hasil diskusi (write) agar kompetensi yang diharapkan tercapai. Menurut Martinis Yamin Bansu I. Ansari, alur kemajuan strategi TTW yaitu: “Dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana ini lebih efektif dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan”.50 Aktivitas (think) dapat dilihat dari proses membaca suatu teks atau berisi cerita kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Dalam membuat catatan atau menulis catatan siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan, kemudian menterjemahkan ke dalam bahasa sendiri. Menurut Wiederhold (1997) membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Selain itu, belajara rutin membuat atau menulis catatan setelah membaca merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca. Membuat catatan mempertinggikan pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis. Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan akan menjdai bagian integral dalam setting pembelajaran.51 Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif secara umum dianggap berpikir, meliputi membaca baris-demi baris atau membaca yang pentingya saja. Seringkali suatu teks bacaan diikuti oleh 50
panduan,
bertujuan
untuk
mempermudah
diskusi
dan
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), cet. 2, h. 84. 51 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, op. cit, h. 85.
35
mengembangkan pemahaman konsep. Dalam strategi ini teks bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat catatan kecil.52 Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Tahap talk di mana siswa bekerja dengan kelompoknya dengan menggunakan alat bantu yakni LKS. LKS ini berisi soal latihan yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok. Pentingnya talk dalam suatu pembelajaran adalah dapat membangun pemahaman
dan
pengetahuan
bersama
melalui
interaksi
dan
percakapan antar sesama individual di dalam kelompok. Akhirnya dapat memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi yang bermuara pada suatu kesepakatan dalam merumuskan suatu tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Fase berkomunikasi (talk) pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil berbicara. Pada umumnya menurut Huinker & Laughin (1996) berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun di kelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Berkomunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi dapat mempercepat kemampuan siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman. Hal ini bisa terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara atau berdialog. Sekaligus mengkonstruksi berbagi ide untuk dikemukakan melalui dialog.53 Selanjutnya fase “write” yaitu menuliskan hasil diskusi atau dialog pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang disediakan. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.
52 53
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid. Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid., h. 86-87.
36
Menurut Shield & Swinson dalam buku Martinis Yamin & Bansu, dengan menulis berarti: “Membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari. Aktivitas menulis juga membantu siswa membuat hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa. Selain itu Masingila & Wisniowska (Yamin & Bansu, 2009) mengemukakan aktivitas menulis siswa bagi guru dapat memantau kesalahan siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama”.54 Aktivitas siswa selama fase ini adalah (1) menulis solusi terhadap masalah atau pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, (2) mengorganisasikan semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan diagram, grafik atau tabel agar mudah dibaca atau ditindaklanjuti, (3) mengkoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan, (4) meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.55
54 55
Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid., h. 87-88. Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, ibid., h. 88
37
Gambar 2. 3 Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW Belajar Bermakna Melalui Strategi TTW
Guru
Situasi Masalah Open-Ended
Dampak
Siswa
THINK
Membaca Teks dan Membuat Catatan Secara Indivisual
TALK
Interaksi Dalam Grup: Untuk Membahas Isi Catatan
WRITE
Konstruksi Pengetahuan Hasil Dari Think & Talk Secara Individual
Desain Pembelajaran dengan Strategi TTW
Siswa
Kemampuan Pemahaman & Komunikasi
Langkah-langkah pembelajaran dengan model think-talk-write adalah: 1) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang. 2) Guru membagi teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai matei yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan.
38
3) Siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan secara seksama
gambar
yang
disajikan
guru
kemudian
mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (think). 4) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (talk). Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. 5) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write). Kelebihan dari metode Think Talk Write adalah: 1) Siswa dapat terlibat secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep ekonomi. 2) Metode ini dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara dan menulis. Hal ini akan menimbulkan stimulus bagi para siswa agar lebih giat belajar dan mencari informasi dari berbagai sumber. 3) Pengelompokan
yang
dilakukan
secara
heterogen,
menimbulkan dampak social positif bagi para siswa. 4) Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dari hasil kolaborasi. Peranan dan tugas penggunaan
model
guru dalam
Think
Talk
usaha mengefektifkan
Write
sebagaimana
yang
dikemukakan Silver & Smith adalah: 1) Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang setiap siswa berpikir. 2) Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan. 3) Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.
39
4) Memutuskan kapan siswa diberi informasi, mengklarifikasi persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.
d. Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) a) Karakteristik Model Pembelajaran Terbalik Menurut Triyanto, Joyce dan Weil, “model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan guru sebagai pedoman pembelajaran di kelas untuk membantu siswa dalam memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, mengekspresikan diri dan
semua
itu
mengarahkan
kepada
ketercapaian
tujuan
pembelajaran”.56 Menurut Arends, “penggunaan istilah model pembelajaran memiliki dua aspek penting, yaitu pertama model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas daripada strategi, metode atau prosedur dan kedua berfungsi sebagai sarana komunikasi dalam pembelajaran”. Model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas karena memiliki empat ciri-ciri yang tidak dimiliki strategi, metode atau prosedur, yaitu: 1. Memiliki teori yang bersifat rasional dan logis dibuat oleh para pencipta atau pengembangnya, 2. Memiliki tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu apa dan bagaimana siswa belajar, 3. Memerlukan proses pembelajaran yang aktif dan interaktif, 4. Memerlukan suasana dan lingkungan belajar yang kondusif agar tujuan belajar tercapai.57 Menurut Johnson, “untuk mengetahui kualitas suatu model pembelajaran dilihat dari dua aspek, yaitu aspek pertama mengacu kepada proses, dimana model pembelajaran harus mampu menciptakan
situasi
pembelajaran
yang
menyenangkan,
mendorong siswa aktif dan berpikir kreatif, dan aspek kedua 56 57
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 11, h. 51. Ibid., h. 54.
40
mengacu kepada produk yaitu model pembelajaran harus dapat mencapai tujuan pembelajaran yang berdasarkan pada standar kemampuan dan kompetensi yang ditentukan.58 Jadi, model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang dibuat guru sebagai pedoman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, di mana model pemilihan pembelajaran berdasarkan dua aspek, yaitu proses dan produk. Salah satu model yang dapat menciptakan situasi pembelajaran menjadi lebih mandiri, membuat siswa aktif dan berpikir kreatif juga berdasarkan kepada pencapaian tujuan pembelajaran adalah model
pembelajaran terbalik (reciprocal
teaching). Model
pembelajaran terbalik dikembangkan oleh Annemarie Palinscar dan Ann Brown melalui sebuah penelitian. Dalam penelitan yang dilakukan oleh Palinscar dan Brow menunjukkan bahwa model pembelajaran terbalik merupakan satu teknik dalam pendekatan pembelajaran kooperatif, karena situasi pembelajaran dibentuk dalam kelompok heterogen untuk memberikan kesempatan siswa saling berkolaborasi dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan pembelajaran dipimpin oleh tutor sebaya. Para ahli menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, memahami konsep-konsep dan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis.59 Model pembelajaran terbalik adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh tutor sebaya.60 Selain tutor sebaya yang memimpin pembelajaran, dalam proses pembelajaran terbalik siswa juga diberi kesempatan untuk mengevaluasi proses pembelajaran yang
58
Ibid., h. 55. Rita Rosidah, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor dengan Reciprocal Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang, 2011, h. 353, http://www.fi.itb.ac.id/~dede/Seminar%20HFI%202010/CD%20Proceedings/FP%2009.pdf). 60 Ibid., h. 354. 59
41
telah dilaksanakan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mosston, yaitu “model pembelajaran terbalik merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa tidak hanya dalam proses pembelajaran tetapi juga terlibat dalam mengevaluasi proses pembelajaran tersebut”.61 Tujuan
dari
model
pembelajaran
terbalik
ini
adalah
mengajarkan kepada siswa kemandirian belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Pujiastuti, “model pembelajaran terbalik adalah suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui kegiatan mandiri dan menjelaskan
temannya
kepada
pihak
lain
dalam
suasana
pembelajaran tutor sebaya (peer teaching).62 Di mana siswa yang mampu memahami pembelajaran dengan baik, membantu dan membimbing siswa yang kurang mampu dalam memahami pembelajaran. Model pembelajaran terbalik juga merupakan pembelajaran konstruktivis, dimana siswa mengkonstruk pemahamannya sendiri dari interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar. 63 Menurut Palinscar dan Brown dalam penerapan model pembelajaran terbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting (merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi) keterampilan itu digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar bagi siswa, kemudian guru juga membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding.64
61
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Prenada Media, 2004). H. Sujati, Mengenal Receprocal Teaching sebagai Salah Satu Model Pembelajaran, vol. VI, 2011. (http://eprints.uny.ac.id/3561/1/Majalah_Ilmiah_Kependidikan_%28PELANGI_PENDIDIKAN% 29_Mengenal_Reciprocal_Teaching_sebagai_Salah_Satu_Model_Pembelajaran.pdf)). 63 Jeanine & Tony, Model of Teaching, (USA: SAGE Publication, 2007), p. 204. 64 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), cet. 1, h. 96. 62
42
Scaffolding merupakan pemberian bantuan berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkahlangkah pemecahan, memberikan contoh ataupun hal lain yang memungkinkan siswa tumbuh mandiri, semua itu dilakukan guru kepada siswa pada tahap-tahap awal pembelajaran kemudian setelah siswa mampu bekerja mandiri, guru mengurangi bantuan tersebut dan mengalihkan tanggung jawabnya.65 Menurut Palinscar dan Brown model pembelajaran terbalik mengandung empat strategi dan bertujuan sebagai berikut:66 1. Merangkum (Summarizing) Dalam strategi ini terdapat kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasikan dan mengintegrasikan informasi-informasi penting yang terkandung dalam materi yang sedang dibahas. 2. Membuat Pertanyaan (Generating Question) Strategi ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam mengidentifikasi suatu permasalahan yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan terkait pada materi yang sedang
dibahas.
Pertanyaan
tersebut
diharapkan
dapat
mengungkap penguasaan konsep terhadap materi yang sedang dibahas. 3. Mengklarifikasi atau Menjelaskan (Clarifying) Strategi ini merupakan kegiatan penting saat pembelajaran, terutama bagi siswa yang mempunyai kesulitan dalam memahami suatu materi. Siswa dapat bertanya kepada guru tentang konsep yang dirasa masih sulit atau belum bias dipecahkan bersama kelompoknya. Selain itu, guru juga dapat mengklarifikasi konsep dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Setelah siswa mampu mengklarifikasi materi, maka
65 66
Trianto, op. cit., h. 76. Jeanin & Tony, op. cit., p. 192-193.
43
siswa diharapkan mampu menggantikan peran guru untuk menjelaskan ke siswa lain. 4. Memprediksi (Predicting) Strategi ini merupakan strategi dimana siswa melakukan hipotesis atau perkiraan mengenai konsep apa yang akan didiskusikan selanjutnya oleh penyaji. Jadi
model
pembelajaran
terbalik
adalah
model
pembelajaran yang dipimpin tutor sebaya dan berdasarkan pada pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan 4 (empat) strategi, yaitu: Tabel 2.1 Indikator Model Pembelajaran Terbalik dalam Penelitian Aspek Kognitif
Indikator Ketercapaian Aspek Siswa mampu merumuskan poin-poin
Merangkum
penting dari bahan diskusi atau materi yang sedang dipelajari. Siswa dapat membuat pertanyaan yang
Membuat pertanyaan
berkaitan dengan permasalahan dari materi
yang
sedang
dipelajari
dan
menyertakan jawabannya. -
Siswa dapat berperan selayaknya guru berperan menjelaskan materi dari hasil rangkuman yang telah didiskusikan
Mengklarifikasi
bersama
dan
melakukan Tanya-jawab. -
Siswa
dapat
mengklarifikasi
permasalahan yang diajukan dari guru dalam bentuk soal yang diberkaitkan dengan materi yang sedang dipelajari.
44
Siswa dapat membuat hipotesis atau perkiraan dari
soal
yang diberikan
mengenai konsep yang telah dipelajari
Memprediksi
dan
berkaitan
dengan
konsep
selanjtunya.
b) Teori-teori yang Mendukung dalam Model Pembelajaran Terbalik Dalam penerapan model pembelajaran terbalik ini didukung oleh beberapa teori, yang membantu guru dalam menjelaskan
dan
menerapkan strategi-strategi yang terdapat dalam model pembelajaran terbalik. Teori-teori yang dimaksud adalah, sebagai berikut: 1) Teori Piaget Menurut
Piaget,
pembelajaran
kognitif
sebagian
besar
bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif
berinteraktif
dikembangkan
lingkungannya.67
dengan
oleh
Piaget
ini
dikenal
Teori
yang
dengan
teori
konstruktivisme. Dalam perkembangannya teori konstruktivisme mengalami perkembangan yang awalnya menurut perspektif Piaget lebih memfokuskan pada general logical capabilities yaitu dalam proses mengkonstruksi pengetahuan personal melalui interaksi individual menekankan
dengan
lingkungan,
domain
mengikutsertakan
specific
juga
sedangkan knowledge
proses-proses
mengkonstruksikan pengetahuan.
perspektif
baru
structures
yaitu
sosial
dalam
68
Implikasi model pembelajaran yang merujuk pada teori Piaget, harus berdasarkan pada hal-hal berikut ini:69 1. Memusatkan perhatian dan mental siswa, tidak sekedar pada hasilnya. Jadi, guru harus memahami proses yang digunakan siswa dalam memperoleh jawaban dari suatu permasalahan. 67
Trianto, op. cit., h. 16. Ratna Willis Dahar, Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 152. 69 Trianto, op. cit., h. 16-17. 68
45
2. Memperhatikan
keterlibatan
aktif
siswa
dalam
proses
pembelajaran. Jadi, siswa didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. 3. Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Oleh sebab itu perlu adanya pengaturan kelas berupa kelompok-kelompok kecil dalam kegiatan pembelajaran daripada bentuk kelas yang utuh. Berdasarkan teori Piaget dalam mengimplikasikan model pembelajaran serupa dengan kegiatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran model pembelajaran terbalik karena di dalam proses pembelajaran terbalik siswa diberikan keterampilan-keterampilan kognitif yaitu bagaimana cara menjelaskan, membuat atau mengajukan pertanyaan, memprediksi dan merangkum hal-hal penting
dalam
materi
pembelajaran.
Dari
keterampilan-
keterampilan tersebut siswa dapat belajar mandiri dan aktif dalam mengkonstruk pengetahuannya. Kegiatan yang dilakukan dalam model pembelajaran terbalik juga memberi kesempatan siswa untuk saling berinteraksi dengan temannya yang memungkinkan pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi. 2) Teori Vygotsky Menurut Vygotsky bahwa belajar itu harus berlangsung dalam kondisi sosial, peran bahasa sangat penting dalam belajar konstruktif.70 Vygotsky berkeyakinan bahwa faktor sosial sangat penting bagi perkembangan fungsi mental untuk mengembangkan konsep, penalaran logis dan pengambil keputusan.71 Ada
dua
implikasi
utama
dalam
pembelajaran
yang
menggunakan teori Vygotsky, yaitu:72 1. Susunan kelas dibentuk dalam suasana pembelajaran kooperatif. 70
Ratna Willis Dahar, loc. cit. Trianto, op. cit., h. 27. 72 Trianto, op. cit., h. 77. 71
46
2. Menekankan pada pembelajaran scaffolding. Dalam menerapkan model pembelajaran terbalik pun tak lepas dari dua implikasi utama teori Vygotsky karena dalam model
pembelajaran
terbalik
siswa
mengkonstruk
pengetahuannya dengan cara berinteraksi dengan siswa lain dan lingkungannya yang memungkinkan pembelajaran dilakukan dengan cara diskusi kelompok dan kelompok tersebut dibuat secara heterogen dengan salah satu dari setiap kelompok dipilih menjadi tutor atau mitra guru menggantikan guru, suasana belajar seperti ini mengacu pada suasana pembelajaran kooperatif. Selain mengacu pada suasana pembelajaran kooperatif, pemberian scaffolding ini juga penting diterapkan dalam model pembelajaran terbalik yaitu dimana guru membantu siswa, guru membantu mitra guru dan mitra guru membantu siswa apabila mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
c) Tahapan Model Pembelajaran Terbalik Pada
awal
penerapan
model
pembelajaran
terbalik
guru
menginformasikan tentang model pembelajaran terbalik, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pembelajaran. Menurut Nur dan Wikandari, untuk mengawali suatu pemodelan dengan membaca. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikut ini:73 Merangkum informasi-informasi yang penting dari bacaan. Memikirkan pertanyaan yang berkenaan pada bacaan. Mencatat apabila ada hal-hal yang kurang jelas atau tidak masuk akal dari suatu wacana, selanjutnya memperbaiki hal tersebut agar lebih jelas dan masuk akal. Memprediksi apa yang mungkin akan dibahas selanjutnya.
73
Trianto, op. cit., h. 97.
47
Langkah-langkah pembelajaran terbalik menurut Palinscar dan Brown, terbagi dalam komponen-komponen berikut ini:74 1. Menjelaskan (Eksplanation) Ketika memulai pembelajaran dengan model pembelajaran terbalik, guru menjelaskan siswa tentang strategi-strategi yang terdapat pada model pembelajaran terbalik yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. 2. Mengarahkan (Instruction) Selain menjelaskan, guru juga memberikan arahan tentang setiap strategi yang akan dilakukan siswa dalam memahami materi, serta memberikan contoh mengenai keempat strategi itu. 3. Memodelkan (Modelling) Setelah menjelaskan dan mengarahkan secara singkat tentang keempat strategi yang akan digunakan dalam model pembelajaran terbalik, guru membantu siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan. 4. Membimbing (Guided Practice) Komponen ini berperan ketika siswa mulai aktif berdiskusi guna menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka. Guru melakukan tanggung jawab tentang materi yang dibahas untuk membantu siswa mengembangkan resppon analitis dalam memahami materi. Selanjutnya siswa yang memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. 5. Memberi Pujian (Praise) Pujian sangat diperlukan yang berfungsi untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar dalam menggunakan ke empat strategi bisa lebih teliti atau akurat dan menjadikan siswa terbiasa dengan pengajaran model pembelajaran terbalik. 6. Pertimbangan Guru (Teacher Judgment)
74
Jeanin & Tony, op. cit., p. 189-190.
48
Guru
bertindak
sebagai
fasilitator
dengan
memberikan
penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan uraian mengenai model pembelajaran terbalik serta penerapannya, peneliti bermaksud mengimplementasikan model pembelajaran terbalik dalam penelitiannya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan mengadaptasi dari langkah-langkah yang digunakan oleh Palinscar dan Brown, sebagai berikut: 1) Tahap Pertama 1. Guru memberikan motivasi dan menyampaikan pentingnya pembelajaran yang akan dipelajari. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan indikatorindikator yang harus dicapai. 3. Guru menyampaikan bahwa dalam pembelajaran kali ini akan menggunakan
model
pembelajaran
terbalik
(reciprocal
teaching) dan menjelaskan penerapannya dalam kelas dengan menggunakan 4 (empat) strategi, yaitu: merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. 4. Guru menginformasikan bahwa dalam setiap pembelajaran sisiwa akan diberikan bahan diskusi dan menyampaikan bahwa setiap siswa harus mampu menjelaskan materi yang akan dipelajari (berperan menjadi guru-siswa). 2) Tahap Kedua 1. Guru membagi siswa-siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang, kelompok tersebut dibentuk dengan cara heterogen yaitu dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Lalu memilih satu dari setiap kelompok untuk menjadi tutor dalam kelompoknya.
49
2. Guru membagikan bahan diskusi yang akan dipergunakan pada pertemuan tersebut dan agar didiskusikan oleh setiap kelompok dalam pembelajaran. Merangkum 3. Guru menginformasikan pada setiap kelompok untuk membuat rangkuman dari bahan diskusi yang telah didiskusikan. Bahan rangkuman yang telah dinuat akan menjadi bahan presentasi kelompok untuk dijelaskan lagi kepada kelompok lain atau berperan menjadi guru-siswa. Membuat Pertanyaan 4. Guru menginformasikan kepada siswa untuk membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas dan melampirkan jawabannya. Mengklarifikasi 5. Guru memperagakan peran guru untuk mengklarifikasikan tentang materi yang sedang dipelajari dan soal latihan yang terdapat dalam bahan diskusi, juga melakukan tanya-jawab dari pertanyaan yang sudah dibuat pada tahap membuat pertanyaan, namun pada pertemuan selanjutnya yang berperan menjadi guru-siswa akan dipilih secara acak dari kelompok yang ada sehingga seluruh kelompok yang terdapat di dalam kelas harus siap dan guru sendiri hanya menjadi motivator serta fasilitator. Memprediksi 6. Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk menjelaskan hasil prediksinya, dalam menjawab pertanyaan yang terdapat dalam bahan diskusi. 3) Tahap Ketiga 1. Guru memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari. 2. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
50
d) Kelebihan Model Pembelajaran Terbalik Dalam penerapan model pembelajaran terbalik digunakan empat strategi yaitu: merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. Dari ke empat strategi tersebut model pembelajaran terbalik memiliki kelebihan, yaitu sebagai berikut: 1. Memotivasi siswa untuk bias lebih bertanggung jawab dalam proses pembelajaran. 2. Siswa belajar dengan mengkonstruk pengetahuannya sendiri atau berdiskusi sehingga tidak mudah lupa dan pembelajaran yang dilakukan menjadi lebih bermakna. 3. Mengembangkan keterampilan-keterampilan kognitif yang dimiliki siswa dalam merangkum poin-poin penting dari suatu materi pembelajaran, membuat pertanyaan, mengklarifikasi/menjelaskan suatu materi dan memprediksi. 4. Membantu siswa mengembangkan kemampuan pemahaman konsep materi ekonomi. 5. Mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dan mandiri.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyah, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2009 dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa adanya pengaruh
51
yang signifikan antara metode Think Talk Write terhadap hasil belajar biologi dan retensi siswa dengan
ℎ
(2,083 > 2,04).75
>
Hasil penelitian lain yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Maesaroh, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut menghasilkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji U, yaitu
ℎ
>
(165 > 7).76
Hasil penelitian lainnya yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dita
Mulwanasari,
Program
Studi
Matematika,
Jurusan
Pendidikan
Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Terbalik Reciprocal Teaching Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa”. Kesimpulan yang didapatkan dalam skripsi tersebut berhasil meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t pada taraf signifikasi ∝ =
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran terbalik lebih tinggi secara signifikan daripada pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
C. Kerangka Berpikir Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan 75
Siti Aisyah, Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 65, t. d. 76 Maesaroh, Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 59, t.d.
52
terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas. Pengembangan belajar ekonomi di sekolah masih didapatkan kurangnya melibatkan siswa mengalami pembelajaran secara konstruktif, dengan guru sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan juga kurang mengaitkan adanya hubungan antara konsep pembelajaran dengan aplikasi dan pengalaman yang terintegrasi dengan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mengakibatkan hasil belajar yang didapatkan oleh para siswa menjadi kurang optimal, Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan seorang siswa yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang menyeluruh, yaitu siswa tidak hanya dituntut unutk memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik, sehingga mempunyai keahlian, kemampuan intelektual serta keterampilan, tetapi juga mempunyai intgritas moral yang baik. Sebagai usaha untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, maka diperlukan suatu penerapan metode pembelajaran yang bukan hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa berupa fakta dan konsep, tetapi membutuhkan keterlibatan para siswa secara aktif baik secara mental ataupun fisik untuk membelajarkan nilai-nilai sosial-ekonomi yang terkandung dalam pembelajaran ekonomi. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang efektif diharapkan pembelajaran ekonomi dapat menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dan hasil belajar yang diperoleh para siswa akan lebih baik. Salah satu alternatif metode pembelajaran efektif untuk membangun pemahaman konsep dan para siswa dapat lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar-mengajar serta dapat membangun dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran ekonomi yaitu pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Cooperative learning merupakan salah suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan
53
sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesame anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Metode cooperative learning mempunyai banyak varian teknik, seperti metode Think Talk Write salah satunya dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) sebagai model pembelajaran yang kooperatif lainnya. Metode Think Talk Write dalam pembelajarannya menitikberatkan pada kegiatan berpikir (think), berbicara atau berdiskusi, bertukar pendapat (talk) dan menulis hasil diskusi (write) para siswa agar kompetensi yang diharapkan tercapai. Proses pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa sehingga para termotivasi untuk belajar daripada sekedar menghafal sehingga hasil belajar para siswa meningkat sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Salah satu langkah lainnya yang ditempuh dalam pembelajaran agar siswa dapat berperan aktif adalah menempatkan siswa sebagai subjek utama dan guru berperan hanya sebagai fasilitator dan motivator. Solusi yang dapat meningkatkan pemahaman konsep ekonomi siswa dan menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran adalah model pembelajaran terbalik. Model pembelajaran terbalik dikembangkan oleh Palinscar dan Brown untuk membantu siswa memahami bacaan melalui strategi-strategi merangkum, mengklarifikasi, membuat pertanyaan dan memprediksi. Berdasarkan hal tersebut diasumsikan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang signifikan dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).
54
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan Kajian Teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester II SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Ha : Ada perbedaan antara hasil belajar ekonomi siswa kelas XI semester II SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan dengan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) pada SMA Nusa Putra Tangerang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Nusa Putra Tangerang Jl. Teuku Umar No. 12 Kelurahan Nusa Jaya Kecamatan Karawaci Kota Tangerang. Alasan penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut ialah sebagai berikut: 1. Lokasi tersebut dapat dijangkau dengan mudah oleh penulis baik dari sisi jalur/route dan transportasinya hingga estimasi waktu perjalanannya. 2. Kemudahan perizinan dalam melakukan penelitian. 3. SMA Nusa Putra Tangerang memiliki kriteria sesuai dengan yang peneliti harapkan. 4. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan observasi. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 selama 2 bulan, dimulai dari bulan Februari hingga bulan Maret tahun ajaran 2013-2014.
C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu “data yang berbentuk angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen, yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada subjek penelitian kemudian memberikan tes pada subjek penelitian”.1 1
Husaini Umar dan Purnomo Setiady Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 139.
55
56
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment), “metode eksperimen semu (quasi experiment) yaitu eksperimen yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan subjek yang diambil secara acak”.2 Metode penelitian ini dipakai untuk mencari adanya perbedaan hasil belajar dengan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan juga model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yang diukur adalah aspek kognitif yang diihat dari hasil belajarnya dalam bentuk tes formatif pada tes siswa. Penelitian ini menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap kelas eksperimen yaitu kelas X.1 yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan kelas X.2 yang menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching).
D. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group PretestPosttest Design. Adapun desain penelitian tersebut sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok 1 2
1 2
Perlakuan
Posttest
1 2
1 2
:
Kelas yang menggunakan metode Think Talk Write (TTW)
2
:
Kelas yang menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal
1
:
Pretest kelompok Think Talk Write (TTW)
:
Pretest kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal
1
2
2
Pretest
teaching)
teaching)
Mas-samad, “Metode Penelitian Eksperimen Semu (Quasi Experimental Research)”, http://pakguruku.blogspot.com, diakses pada tanggal 1 Maret 2014.
57
1
:
Pelaksanaan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)
2
:
Pelaksanaan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)
1
:
Posttest kelompok Think Talk Write (TTW)
2
:
Posttest kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)
E. Variabel Penelitian Penelitian ini bersifat komparasional karena membandingkan dua kelompok hasil belajar yang menggunakan model/metode pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu, maka pada penelitian ini terdapat dua buah variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang diterapkan pada kelompok
1
dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yang
diterapkan pada kelompok
2.
Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil
belajar ekonomi pada konsep ekonomi mikro dan makro.
F. Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber daya yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.3 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Nusa Putra Tangerang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti yang menjadi objek penelitian dan dikenai perlakuan. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah para siswa kelas X.1 dan para siswa kelas X.2. kelas X.1 terdiri dari 43 siswa dan kelas X.2 terdiri dari 45 siswa.
3
Nurul Zuriah, “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. II, h. 116.
58
G. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Pretest ialah tes hasil belajar yang mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal para siswa sebelum menerapkan metode pembelajaran. Sedangkan posttest ialah tes hasil belajar yang dilakukan setelah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran (reciprocal teaching) untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar siswa akibat adanya perlakuan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda. “Tes bentuk pilihan ganda merupakan tes yang memiliki satu pemberitahuan tentang suatu materi tertentu yang belum sempurna serta beberapa alternatif jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh. Tugas peserta tes adalah memilih jawaban dari pilihan yang tersedia dan paling sesuai dengan pernyataan yang ada dalam soal”.4 Untuk mengetahui kualitas pelaksanaan penerapan metode digunakan teknik observasi. Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian.5 Penulis melihat dan mengamati secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada mata pelajaran ekonomi.
H. Instrument Penelitian 1. Definisi Konseptual Dari variabel yang ditentukan yakni metode pembelajaran dan hasil belajar. Metode adalah masalah cara kerja yang digunakan untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Pembelajaran adalah suatu usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang 4
Irul, http://86irul.blogspot.com/2009/05te-prestasi-hasil-belajar.html, diakses pada tanggal 2 Maret 2014. 5 Nurul Zuriah, op. cit., h. 173.
59
belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan dan keterampilan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha. Think Talk Write adalah kecakapan siswa dalam berpikir, berbicara dan menulis, siswa yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya yang kemudian dicarikan solusinya. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) adalah model pembelajaran tutor sebaya yang memberikan keleluasan murid untuk memahami lebih dalam tentang materi ajar yang akan disampaikannya kepada teman-teman sebayanya. Hasil menunjuk kepada suatu pendapatan dan perolehan akibat adanya suatu usaha. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari pengalaman dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. 2. Definisi Operasional a. Variabel bebasnya ( (TTW) dan ( teaching).
2)
1)
adalah metode pembelajaran Think Talk Write
adalah model pembelajaran terbalik (reciprocal
b. Variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar pada siswa yang diperoleh dari skor tes setelah dilaksanakan penerapan pembelajaran dengan metode
pembelajaran
Think
Talk
Write
(TTW)
dan
model
pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) yang bertujuan untuk mengukur aspek kognitif pengetahuan dan pemahaman para siswa tentang konsep ekonomi setelah melaksanakan proses pembelajaran. Instrument utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes berupa tes objektif dalam bentuk pretest dan posttest. Disamping itu, untuk mendapatkan data penunjang kesimpulan yang diharapkan di akhir penelitian ini digunakan instrument nontest berupa lembar observasi sebagai panduan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
60
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar ekonomi. Tes yang akan diberikan merupakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang meliputi ingatan atau pengetahuan, pemahaman dan penerapan dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban. Skor yang digunakan dalam pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan hasil nol (0) untuk jawaban yang salah. Tes hasil belajar ekonomi diberikan setelah seluruh peserta didik mempelajari mater ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). instrument yang digunakan untuk mengetahui kualitas proses pelaksanaan metode adalah lembar observasi.
I. Uji Coba Instrument Sebelum diberikan kepada sampel penelitian, soal terlebih dahulu diujicobakan pada para siswa kelas XI IPS SMA Nusa Putra. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun daya beda. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Pengujian validitas yang digunakan dalam instrument ini adalah validitas isi yang dalam penyusunan butir-butir soalnya disesuaikan dengan materi kurikulum atau materi buku pelajaran. Untuk mengukur keabsahan instrument digunakan program ANATES. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu alat evaluasi atau tes disebut reliabel, jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil produktif. Jadi, yang diperhitungkan disini adalah ketelitiannya perhitungan reliabilitas meggunakan program ANATES.
61
3. Uji Taraf Kesukaran Soal Uji taraf kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui soal-soal itu termasuk kategori mudah, sedang atau sukar. Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut.6 Tabel 3.2 Indeks Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran
Kriteria
1,00-0,30
Soal Sukar
0,30-0,70
Soal Sedang
0,70-1,00
Soal Mudah
4. Daya Pembeda Menurut Suharsimi Arikunto daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan suatu siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).7 Daya pembeda dihitung dengan program ANATES. Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
Kriteria
>0,2 0,2-0,4
Jelek Sedang
0,4-0,7
Baik
0,7-1,00
Baik Sekali
Bertanda Negatif
Jelek Sekali
J. Teknik Analisis Data Oleh karena sampel kecil dan kedua kelompok sampel memiliki anggota yang berbeda-beda, maka data dianalisis dengan uji-t. pengujian menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain; sampel acak, data interval, 6
Suharsimi Arikunto, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendididkan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. Revisi, cet. 9, h. 210. 7 Suharsimi Arikunto, ibid., h. 211.
62
popu;asi berdistribusi normal dan kesamaan varians. Dengan demikian sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan uji-t perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. 1. Uji Normalitas dengan Uji Lilifors Uji normalitas diuji dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Data diurutkan dari yang terkecil hingga data yang paling besar 2) Cari angka baku dengan rumus: 3) Cari distribusi bakunya F(z)
=
4) Cari proporsi kumulatifnya S(z) 5) Cari Lo =Max | F(z) – S(z) | 6) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel. Hipotesis Uji Normalitas: = sampel terdistribusi normal = sampel terdistribusi tidak normal Kriteria Uji Normalitas Jika
≤
, maka sampel terdistribusi normal pada taraf
signifikansi ∝ = 0,05 %
2. Uji Homogenitas (Kesamaan Varians) dengan Uji Fisher Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji fisher, dengan rumus:8 F= Keterangan: F 1 2 2 2
1 2 2 2
; db : db pembilang, db penyebut
: Homogenitas : Varians Terbesar : Varians Terkecil
Langkah-langkah pengujian homogenitas adalah sebagai berikut: 1) Mencari statistik hitung 2) Mencari statistik tabel 3) Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel 8
Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, (Bandung: CV ALFABETA, 2007), h. 140.
63
Jika Jika
ℎ ℎ
<
; maka
>
; maka
diterima diterima
Hipotesis uji homogenitas: = kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen = kedua kelompok tidak berasal dari populasi yang homogeni 3. Uji Hipotesis Setelah diketahui homogenitas kedua kelompok sampel, langkah analisis data dalam penelitian ini adalah uji hipotesis dengan perhitungan statistic Uji Beda Rata-rata (Uji-t). 1) Jika kedua kelompok sampel homogen maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: =
− 1
Keterangan:
+
1
;
=
(
− 1)
+
1
= nilai rata-rata untuk kelompok 1
1
= jumlah sampel kelompok 1
2
2
2 1 2 2
+(
− 1) −2
;
+
−2
= nilai rata-rata untuk kelompok 2
= jumlah sampel kelompok 2 = varians sampel kelompok 1 = varians sampel kelompok 2
SG = standar deviasi gabungan Jika kelompok sampel tersebut heterogen, maka Uji Beda Rata-rata (Uji-t) menggunakan rumus sebagai berikut:
=
2
−
2 1
1
+
1
2 2
2
;
2 1
1 2 2 1 1
1−1
+ +
2 2 2 2
2
2 2 2 1
−1
Setelah diperoleh nilai statistik hitung, kemudian mencari nilai dalam statistik tabel dengan taraf kepercayaan 95%. Selanjutnya membandingkan
64
statistik hitung dengan statistik tabel. Jika maka
ditolak dan
diterima.
ℎ
lebih besar daripada
Atau dengan rumus N-Gain, gain adalah antara nilai pretest dan posttest, gain menunjukkan tingkat pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Uji gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dengan menggunakan rumus: 捬
2) N-Gain =
−
−
Perolehan gain ternormalisasi terdapat tiga kategorisasi: g-tinggi
: nilai (
) > 0,70
g-sedang
: nilai 0,70 e”() e”0,30
g-rendah
: nilai () < 0,30
K. Hipotesis Statistik Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1)
= μ1 = μ1 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa kelas
X semester 2 SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode
pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). 2)
= μ1 ≠ μ2 : Terdapat perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X
semester 2 SMA Nusa Putra Tangerang dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Keterangan : : Hipotesis Nol : Hipotesis Alternatif
μ1 : Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)
μ2 : Hasil Belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum SMA Nusa Putra Tangerang a. Profil SMA Nusa Putra Tangerang Awal berdirinya SMA Nusa Putra Tangerang ini berdiri pada tahun 1992, diatas tanah seluas 2800 m2. Sekolah ini berdiri dengan prakarsa Bpk. Drs. H. M. Syamsuri dan Bpk. H. Astura yang kemudian mengajak serta rekan-rekannya yaitu Bpk. H. Ramdji (ABRI), Bpk. H. Astra (Pensiunan Agraria), Bpk. H. Muslihat Cakradiredja (Peg. Pemda), Bpk. H. E. Kustam Sanusi (Pensiunan Agraria). Pada tahun 1980 mereka mendirikan sekolah dengan nam SMP Pembangunan dengan jumlah siswa sebanyak 1 kelas dan menempati ruang di SD INPRES Cimone Tangerang dengan Kepala Sekolah Bpk. H. Astura. Pada tahun 1982 pindah ke lokasi yang sekarang, yaitu jalan Teuku Umar nomor 12 Tangerang dengan Kepala Sekolah Drs. H. Syamsuri. Baru pada tahun 1992 berdirilah SMA Nusa Putra di bawah pimpinan Bpk. Yayat Ruchiyatna. SMA Nusa Putra dalam perjalanannya pernah mengalami beberapa kali pergantian kepemimpinan, yaitu : Tabel 4.1 Periode Kepemimpinan Di SMA Nusa Putra Tangerang No
Periode Kepemimpinan
Nama Pimpinan
1
Tahun 1993 s/d 1997
Bpk. Yayat Ruchiyatna, B. A
2
Tahun 1997 s/d 1998
Ibu Dra. Helly Prihatiningsih
3
Tahun 1998 s/d 2000
Bpk Tunggul Mangir
4
Tahun 2000 s/d 2004
Bpk. Didin Komarudin
5
Tahun 2004 s/d 2010
Bpk Muntap Suyatno, S.Pd
6
Tahun 2010 s/d 2012
Bpk. Nurhendi
7
Tahun 2012 s/d Sekarang
Ibu Dartini, M. Pd
65
66
b. Visi dan Misi SMA Nusa Putra Tangerang Visi dari SMA Nusa Putra Tangerang yaitu mewujudkan Sekolah Menengah Atas yang unggul dalam prestasi, mandiri, professional dan memberikan pelayanan Paripurna berdasarkan Iman dan Taqwa. Misi dari SMA Nusa Putra Tangerang itu sendiri antara lain yaitu: 1) Mencetak kader-kader bangsa yang berdisiplin tinggi, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga siswa dapat berkembang dengan optimal sesuai bakat, minat dan potensinya. 3) Membentuk peserta didik dengan IMTAQ dan IPTEK serta modalitas kecakapan hidup (life skill) agar mampu mandiri serta memiliki daya serap tinggi di Perguruan Tinggi Negeri. 4) Mengembangkan bakat siswa baik secara akademis maupun nonakademis agar siswa dapat berkembang secara optimal. 5) Menumbuhkan
kesadaran
akan
pentingnya
penghayatan
dan
pengalaman terhadap ajaran agama serta budaya bangsa sendiri. 6) Menumbuhkan semangat keunggulan pada peserta didik maupun seluruh warga sekolah. 7) Menumbuhkan bekal keterampilan yang menjadi tuntutan zaman di era globalisasi yang sedang berkembang secara pesat sekarang ini. 8) Memberlakukan manajemen partisipatif untuk menampung kreatifitas warga sekolah. Adapun tujuan SMA Nusa Putra Tangerang yakni guna meningkatkan profesionalisme para guru agar dapat memberikan layanan yang maksimal kepada para siswa melalui pelatihan-pelatihan, penataran, MGMP, seminar dan sebagainya. Diantara lain yaitu: 1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan pada setiap akhir tahun pelajaran.
67
2) Menyiapkan bekal akademis bagi siswa yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan memberikan kecakapan khusus bagi siswa yang tidak melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. 3) Menyiapkan tim olahraga, seni, sains dan lain-lain untuk mengikuti lomba tingkat Kota, Provinsi maupun Nasional dengan target memperoleh juara. 4) Membebaskan seluruh siswa maupun warga sekolah dari segala bentuk tindak kriminalitas maupun penyalahgunaan NAZA (Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif). 5) Membangun kerjasama dengan komite sekolah dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana. Adapun sasaran SMA Nusa Putra Tangerang, antara lain: 1) Meningkatkan profesionalisme para guru agar dapat memberikan layanan secara maksimal kepada para siswa melalui pelatihanpelatihan, workshop, MGMP, seminar dan sebagainya. 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan setiap akhir tahun pelajaran. 3) Menyiapkan bekal akademik bagi siswa yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan memberikan kecakapan khusus bagi siswa yang tidak melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. 4) Menyiapkan Tim olahraga, seni, sains dan lain-lainnya untuk mengikuti lomba tingkat Kota, Provinsi dan Nasional dengan target memperoleh juara.
5) Membebaskan seluruh siswa maupun warga sekolah dari segala bentuk tindak kriminalitas maupun penyalahgunaan NAZA (Narkotika Alkohol dan Zat Adiktif).
6) Membangun kerjasama dengan komite sekolah dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana
7) Meningkatkan fungsi perpustakaan sekolah yang refresentatif.
68
c. Data Sekolah SMA Nusa Putra Tangerang 1) Nama Sekolah
: SMA Nusa Putra Tangerang
2) Alamat
: Jl. Teuku Umar No. 12 Kel. Nusa Jaya Kec. Karawaci Kota Tangerang No. Tlp/Fax : 021-5513662
3) Status Sekolah
: Negeri / Swasta
4) Jenjang Akreditasi
: Disamakan / Diakui / Terdaftar atau A / B / C Tahun 2006 s.d 2011 Tanggal Akreditasi Terakhir : 27 Juni 2006.
5) Nama Yayasan/Pengelola : Yayasan Pendidikan Nusa Putra 6) Nomor Statistik Sekolah
: 302026401017
7) Nomor Induk Sekolah
: 300100
8) Luas Tanah
: 2750 m2. Luas Bangunan Lantai Bawah : 1224 m2
9) Status Tanah & Bangunan : Milik
Sendiri/
Menyewa
Menumpang 10) Jumlah Ruang Belajar
: 9 (Sembilan) Lokal Kelas
11) Waktu Belajar
: Pukul 07.00 s.d 12.40 WIB
12) Jenis Muatan Lokal
: Budi Pekerti
13) Jenis-jenis Pengembangan Diri/Ekstra Kurikuler : a) Bola Basket b) Sepak Bola c) Bola Voli d) Futsal e) Tari f) Paduan Suara g) English Club h) Karate i) Paskibra j) Pramuka
/
69
k) Marawis l) Band 14) Di lokasi ini terdapat juga TK / SD / SMP / SMK *) yang dikelola oleh Yayasan yang sama. d. Struktur Organisasi SMA Nusa Putra Tangerang Tahun Pelajaran 2013-2014 Tabel 4.2 KOMITE SEKOLAH
KEPALA SMA
USMAN H. IDRIS
DARTINI, M. Pd KEPALA TU EVA KISHUMI INDIYANI, S. E
PKS KURIKULUM BAMBANG H, M. Pd
PKS HUMAS DERRY S, S. Pd
KOORDINATOR BP
PKS SARANA PRASARAN
SITI LELIWARNI, S. E
Drs. H. ASIM
PKS KESISWAAN INDRA G, S. Kom
LABORAN
PUSTAKAWAN
UKS
JAHRO YUSNANI, S. Pd
BAHARUDIN, M. Pd
Dra. PANI UTAMI
ARIES SUSANTO DEWAN GURU
SISWA
70
2. Praktik Pembelajaran a. Praktik Pembelajaran Metode Think Talk Write (TTW) Dalam penerapan metode Think Talk Write (TTW) ini siswa terlibat langsung dalam mempelajari dan memahami suatu materi secara bersamasama dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Dalam metode Think Talk Write (TTW) diawali dengan guru. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, terdiri dari 3-5 orang. Kemudian guru membagikan teks bacaan atau memperlihatkan gambar sesuai dengan materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pelaksanaan metode ini guru memberikan pretest. Tahap pertama, penerapan metode Think Talk Write (TTW) pada materi Memahami Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Ekonomi di kelas X-1. Tahap kedua, siswa dibagi ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang. Tahap ketiga,
guru membagikan teks bacaan atau
memperlihatkan gambar sesuai materi ajar yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan. Tahap keempat, siswa membaca teks atau melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang telah disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (think). Tahap kelima, siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (talk). Dalam posisi ini guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Tahap keenam, siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write). Kemudian
tahap
ketujuh,
siswa
melaporkan
hasil
diskusi
dari
kelompoknya masing-masing dan kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi dari kelompok yang sedang berpresentasi. Tahap terakhir dari metode Think Talk Write (TTW) adalah guru
71
memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya, kemudian guru
menyimpulkan
materi
bersama-sama
dengan
siswa.
Untuk
mengetahui hasil belajar siswa, setelah pelaksanaan metode Think Talk Write (TTW), guru memberikan posttest.
b. Praktik Pembelajaran Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching) Pada
awal
penerapan
model
pembelajaran
terbalik
guru
menginformasikan tentang model pembelajaran terbalik, menjelaskan tujuan, manfaat dan prosedur pembelajaran. Berikutnya adalah langkah-langkah yang harus dilakukan guru sebagai pedoman aplikasi model pembelajaran terbalik ini, terbagi dalam komponen-komponen berikut ini: 1. Menjelaskan (Eksplanation) Ketika memulai pembelajaran dengan model pembelajaran terbalik, guru menjelaskan siswa tentang strategi-strategi yang terdapat pada model pembelajaran terbalik yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. 2. Mengarahkan (Instruction) Selain menjelaskan, guru juga memberikan arahan tentang setiap strategi yang akan dilakukan siswa dalam memahami materi, serta memberikan contoh mengenai keempat strategi itu. 3. Memodelkan (Modelling) Setelah menjelaskan dan mengarahkan secara singkat tentang keempat strategi yang akan digunakan dalam model pembelajaran terbalik, guru membantu siswa dalam
menyelesaikan apa yang
diminta dari tugas yang diberikan. 4. Membimbing (Guided Practice) Komponen ini berperan ketika siswa mulai aktif berdiskusi guna menumbuhkan rasa tanggung jawab mereka. Guru melakukan tanggung jawab tentang materi yang dibahas untuk membantu siswa
72
mengembangkan
resppon
analitis
dalam
memahami
materi.
Selanjutnya siswa yang memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. 5. Memberi Pujian (Praise) Pujian sangat diperlukan yang berfungsi untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar dalam menggunakan ke empat strategi bisa lebih teliti atau akurat dan menjadikan siswa terbiasa dengan pengajaran model pembelajaran terbalik. 6. Pertimbangan Guru (Teacher Judgment) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Data Hasil Belajar Siswa a. Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Kelas Eksperimen 1 (Think-Talk-Write) 1) Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen 1 (Think-Talk-Write) Nilai yang diperoleh siswa dari pretest yang dilakukan pada Kelas Eksperimen 1 (Think-Talk-Write) dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW) N
Jumlah Nilai
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Mean
Median
Modus
Varians
Simpangan Baku
43
841
13
24
19.558
20.00
22.00
7.68
2.771
2) Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen 1 (Think-Talk-Write) Nilai yang diperoleh siswa dari posttest yang dilakukan pada Kelas Eksperimen 1 (Think-Talk-Write) dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
73
Tabel 4.4 Data Hasil Post test Siswa Kelompok Think Talk Write (TTW) N
Jumlah Nilai
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Mean
Median
Modus
Varians
Simpangan Baku
43
2963
43
80
68.907
70.00
73.00
76.42
8.742
b. Data Hasil Belajar Ekonomi Siswa Pada Kelas Eksperimen 2 (Reciprocal Teaching) 1) Hasil Pretest Pada Kelas Eksperimen 2 (Reciprocal Teaching) Nilai yang diperoleh siswa dari prestest yang dilakukan terhadap kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Data Hasil Pre test Siswa Kelompok Model Pembelajaran Terbalik N
Jumlah Nilai
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Mean
Median
Modus
Varians
Simpangan Baku
45
2721
50
77
63.279
63.00
60.00
53.35
7.304
2) Hasil Posttest Pada Kelas Eksperimen 2 (Reciprocal Teaching) Nilai yang diperoleh siswa dari posttest yang dilakukan terhadap kelompok model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.6 Data Hasil Post test Siswa Kelompok Model Pembelajaran Terbalik N
Jumlah Nilai
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Mean
Median
Modus
Varians
Simpangan Baku
45
3209
67
83
74.628
73.00
73.00
73.00
4.370
B. Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Data a). Uji Normalitas Data Pre test Kelompok Think Talk Write Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas (Liliefors).
74
Kriteria uji normalitas adalah Ho diterima jika, L0 ≤ Ltabel. Dengan diterimanya H0 berarti data dalam penelitian berasal dari populiasi berdistribusi normal, jika
H0 ditolak berarti data berasal dari populasi
tidak normal. Setelah dilakukan perhitungan, diperoleh L0 Pre test kelompok Think Talk Write sebesar 0,775. Jika dikosultasikan dengan table Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 43 diperoleh Ltabel 0.135. dengan demikian H0 ditolak karena L0 > Ltabel. (0.775 > 0.135). dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal. b). Uji Normalitas Data Post test Kelompok Think Talk Write Setelah dilakukan perhitungan L0 post test kelompok Think Talk Write sebesar 0,192. Jika ikosultasikan dengan table Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 43 diperoleh Ltabel 0.135. dengan demikian H0 ditolak karena L0 ≥ Ltabel. (0.192 ≥ 0.135). dapat disimpulkan bahwa data post test kelompok Think Talk Write berdistribusi tidak normal. c). Uji Normalitas Data Pre test Kelompok Pembelajaran Terbalik (Recipocal Teaching) Setelah dilakukan perhitungan L0 pre test kelompok metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) sebesar 0,161. Jika dikosultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 45 diperoleh Ltabel 0.132. Dengan demikian H0 ditolak karena L0 > Ltabel. (0.161 > 0.132). Dapat disimpulkan bahwa data pretest kelompok metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) berdistribusi tidak normal. d). Uji Normalitas Data Post test Kelompok Pembelajaran Terbalik (Recipocal Teaching) Setelah dilakukan perhitungan L0 post test kelompok metode pembelajaran
terbalik
(Reciprocal
Teaching)sebesar
0,179.
Jika
ikosultasikan dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi 0,05 dan N = 45 diperoleh Ltabel 0.132. Dengan demikian H0 ditolak karena L0 > Ltabel. (0.179 > 0.132). dapat disimpulkan bahwa data post test kelompok metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) berdistribusi tidak normal.
75
2. Uji Homogenitas Pre test a) Uji Homogenitas Data Pre test Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas dengan uji Fisher. Kriteria uji homogenitas adalah H0 diterima jika Fhitung ≤ Ftabel atau H0 ditolak jika Fhitung ≥ Ftabel. Dengan diterimanya H0 berarti data dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen, jika H0 ditolak berarti data berasal dari populiasi yang tidak homogen. Hasil
perhitungan uji homogenitas data pretest diperoleh Fhitung
sebesar 0,14 Jika dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan db penyebut 42 dan db pembilang 44 diperoleh Ftabel sebesar 1,65. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data pretest berasal dari populasi yang homogen, karena Fhitung < Ftabel (0,14 < 1,65). b) Uji Homogenitas Data Post test Hasil
perhitungan uji homogenitas data post test diperoleh Fhitung
sebesar 1,04 Jika dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 0,05 dengan db penyebut 42 dan db pembilang 44 diperoleh Ftabel sebesar 1,658. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data post test berasal dari populasi yang homogen, karena Fhitung < Ftabel (1,04 < 1,65).
C. Pengujian Hipotesis Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar Kelas X dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching), maka dilakukan t (uji beda). Kriteria uji hipotesis data adalah H0 diterima jika thitung < ttabel, atau H0 ditolak jika thitung > ttabel. Dengan ditolaknya H0 berarti dalam penelitian terbukti bahwa hasil belajar Kelas X dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching) adalah tidak berbeda secara signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh thitung sebesar 0.365. Jika dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 dan db = 86 (43+45-2) diperoleh ttabel
76
sebesar 1,66. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching).
D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil analisa data menujukkan nilai rata-rata hasil belajar ekonomi siswa kelas X.1 yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah 68,907 dan nilai rata-rata hasil belajar ekonomi siswa kelas X.2 yang menggunakan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching) adalah 74,628 dengan nilai thitung = 0,365 dan nilai ttabel = 1,66 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) dan metode pembelajaran terbalik (reciprocal Teaching). Hal ini dimungkinkan karena pendekatan kedua metode tersebut lebih banyak menekankan kepada tanggung jawab pribadi sebagai kelompok yang harus memahami materi dan menyelesaiakan suatu tugas secara bersama-sama. Sebagaimana dipaparkan dalam teori, bahwa kedua metode pembelajaran kooperatif tersebut merangsang siswa terlibat secara aktif untuk bekerjasama, berdiskusi dan saling membantu antar anggota kelompok dalam belajar sehingga mereka dapat membangun sendiri pemahaman secara bersama-sama. Walaupun masih terdapat siswa yang masih enggan terlibat aktif dalam pembelajaran karena metode ini masih baru bagi para siswa tersebut, merekapun belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti. Dalam kedua metode pembelajaran tersebut siswa yang biasanya belajar secara individu, tanpa kompetisi dan penghargaan dicoba dikondisikan dengan adanya kompetisi dan penghargaan yang menjadi motivasi bagi keberhasilan belajar mereka serta suasana pembelajaran dapat menjadi lebih hidup dan bervariasi. Kedua metode pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang baik, karena siswa tidak cepat merasa bosan dalam belajar dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena siswa dilatih untuk berpendapat, menghargai perbedaan dan termotivasi untuk meningkatkan prestasinya.
77
Berdasarkan hasil perhitungan
N-Gain, hasil belajar Ekonomi yang
menggunakan metode pembelajaran Reciprocal Teaching mean gainnya sebesar 16,67 lebih baik daripada mean gain kelompok yang menggunakan metode pembelajaran Think Talk Write yaitu sebesar 12,96. Selain itu terdapat perbedaan rata-rata pre test dan post test metode Think Talk Write (TTW) dan pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) yaitu rata-rata pre test metode Think Talk Write (TTW) sebesar 19,558, sedangkan rata-rata post test metode Think Talk Write (TTW) sebesar 68,907, sedangkan rata-rata pre test metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) sebesar 63,279 dan rata-rata post test metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) sebesar 74,628.
Untuk memahami isi sebuah buku materi, siswa harus membaca,dan membaca identik dengan belajar. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa aktivitas siswa dalam pemebelajaran Ekonomi sudah meningkat dan siswa sangat antusias saat peneliti menerapkan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching). Hal ini disebabkan karena dalam penerapan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) semua siswa mendapat giliran untuk membuat pertanyaan setelah siswa mampu memahami isi buku. Sehingga dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori, kerangka berfikir dan hasil penelitian yang relevan, bahwa metode pembelajaran terbalik (Reciprocal
Teaching) memiliki perbedaan yang sangat signifikan dengan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Ekonomi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana diuraikan pada BAB IV, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas X yang signifikan dengan menggunakan metode Think Talk Write dan metode pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) di SMA Nusa Putra Tangerang dengan diperoleh nilai thitung = 0,365 dan nilai ttabel = 1,66 yaitu 0,365 < 1,66, maka hipotesisnya yaitu Ho diterima dan Ha ditolak.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepada Guru diharapkan memilki kemampuan untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di antara metode pembelajaran yang harus dikuasai guru adalah pembelajaran koperatif Think Talk Write (TTW) dan Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching), sebab kedua metode tersebut tidak hanya dapat meningkatkan hasil belajar siswa tetapi juga siswa dapat saling menghargai pendapat teman yang berbeda-beda dan untuk mengembangkan ketrampilan. 2. Pembelajaran dengan menggunakan metode Think Talk Write dan Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) merupakan metode dapat mengaktifkan siswa. Untuk itu diharapkan metode ini dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang tepat dalam menyajikan matapelajaran Ekonomi di sekolah. 3. Diharapkan ada penelitian mengenai metode pembelajaran Think Talk Write dan Pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) pada materi pelajaran yang berbeda dan dapat memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi.
78
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Wahab, “Konsep Dasar IPS”, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), cet. 11. Abu Ahmadi,“Strategi Belajar Mengajar”,(Bandung: Pustaka Setia, 2005),h.17. Agus Suprijono, “Cooperative Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet.1. Asep Jihad dan Abdul Haris, “Evaluasi Pembelajaran”, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), cet. 1. Asfia Murni, “Ekonomi Makro”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), cet. 1.
Dede Rosyada,“Paradigma Pendidikan Demokratis”,(Jakarta: Prenada Media, 2004). Dessy Anwar, “Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru”, (Surabaya: Amelia, 2003), cet. 1. Etin Solihatin dan Raharjo, “Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS)”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Ed. 1, cet. 3. Frista Aritmanda Widodo, “Kamus Istilah Ekonomi”, (Jombang: Lintas Media). H. Sujati, “Mengenal Receprocal Teaching sebagai Salah Satu Model Pembelajaran”, vol. VI, 2011, (http://eprints.uny.ac.id/3561/1/Majalah_Ilmiah_Kependidikan_%28PELANGI_P ENDIDIKAN%29_Mengenal_Recripocal_Teaching_sebagai_Salah_Satu_ Model_Pembelajaran.pdf). Husaini Umar dan Purnomo Setiady Akbar, “Metodologi Penelitian Sosial”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Isjoni dan Mohd Arif Ismail, “Pembelajaran Visioner (Perpaduan IndonesiaMalaysia)”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 1. Jeanine & Tony, “Model of Teaching”, USA: SAGE Publication, 2007).
79
80
Kunandar, “Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), Ed.1. M. Alisuf Sabri, “Psikologi Pendidikan (berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah)”, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. 2. Maesaroh, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010). Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, “Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa”, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), cet. 2. Masitoh dan Laksmi Dewi, “Strategi Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009). Mas-samad, “Metode Penelitian Eksperimen Semu (Quasi Experimental Research)”, http://pakguruku.blogspot.com, diakses pada tanggal 1 Maret 2014. Nana Sudjana, “Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 15.
PT
Nurul Zuriah, “Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. II. Oemar Hamalik, “Proses Belajar Mengajar”, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), cet. 2. Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, “Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Pemahaman KonsepUmum & Konsep Islami”, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009). Purwanto, ”Evaluasi Hasil Belajar”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1. Ratna Willis Dahar, “Teori Belajar & Pembelajaran”, (Jakarta: Erlangga, 2011). Rita Rosidah, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Kalor dengan Reciprocal Teaching di Kelas VIIA SMPN Semarang”, 2011. S. Nasution, “Didaktik Asas-asas Mengajar”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, cet. 1. Sam. S. Warib, “Kamus Lengkap 2 Milyar Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris”, (Jakarta: Sandro Jaya, 2004), cet. 1.
81
Sarlito Wirawan Sarwono, “Pengantar Umum Psikologi”, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2000), cet. 8. Siti Aisyah, “Pengaruh Metode Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Retensi Siswa”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmad, “Konstruksi Pengembangan Pembelajaran”, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010). Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas (Metode, Landasan Teorits-Teoritis dan Penerapannya ”, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2010). Sugiyono, “Statistika Untuk Penelitian”, (Bandung: CV ALFABETA, 2007).. Suharsimi Arikunto, “Dasar-Dasar Evaluasi Pendididkan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. Revisi, cet. 9. Syaiful Bahri Djamarah, “Psikologi Belajar”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), ed. 2. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, “Strategi Belajar Mengajar”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), cet. 3. Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. VIII. Trianto, “Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik”, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), cet. 1. Trianto, “Model Pembelajaran Terpadu”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), cet. 11. Tim Pembina Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik, Peserta Didik, (Padang: Dirjen Pendidikan Tinggi Bekerjasama dengan HEDS-JICA, 2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang SISDIKNAS serta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, ((Jakarta: DEPAG RI Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2007). Yatim Riyanto, “Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas”, (Jakarta: Kencana, 2009), ed. 1, cet. 1.
82
Zikri Neni Iska, “Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan”, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet. 1. Zurinal Z. dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan (Pengantar dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan), (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. 1.
SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = 43 Butir soal = 30 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 ADELIA 19 11 0 19 19 2 2 AGUS I... 22 8 0 22 22 3 3 ANDHIK... 22 8 0 22 22 4 4 ANDRY ... 21 9 0 21 21 5 5 ANGELI... 21 9 0 21 21 6 6 ASTRI ... 19 11 0 19 19 7 7 BAYU S... 18 12 0 18 18 8 8 BILLY ... 17 13 0 17 17 9 9 DANIEL... 19 11 0 19 19 10 10 DEPI A... 21 9 0 21 21 11 11 DEVI N... 21 9 0 21 21 12 12 DWI UT... 22 8 0 22 22 13 13 EVA FE... 24 6 0 24 24 14 14 FATUR ... 22 8 0 22 22 15 15 FILDZA... 22 8 0 22 22 16 16 GEMMA ... 22 8 0 22 22 17 17 GREVIN... 23 7 0 23 23 18 18 HERNI ... 23 7 0 23 23 19 19 IKHWAN... 24 6 0 24 24 20 20 JUNNY ... 23 7 0 23 23 21 21 LISA S... 21 9 0 21 21 22 22 LUGAS ... 19 11 0 19 19 23 23 M. FIR... 16 14 0 16 16 24 24 M. ILH... 15 15 0 15 15 25 25 MUHAMA... 16 14 0 16 16 26 26 MUHAMM... 16 14 0 16 16 27 27 MUHAMM... 14 16 0 14 14 28 28 NASRUL... 13 17 0 13 13 29 29 NOVIA ... 14 16 0 14 14 30 30 PUTRA ... 18 12 0 18 18 31 31 RICKY ... 18 12 0 18 18 32 32 RIRI A... 20 10 0 20 20 33 33 RISKA ... 20 10 0 20 20 34 34 SEPTIA... 21 9 0 21 21 35 35 SIMPLI... 22 8 0 22 22 36 36 SUMA S... 21 9 0 21 21 37 37 TRI WI... 20 10 0 20 20 38 38 USY RI... 20 10 0 20 20 39 39 VANISA... 20 10 0 20 20 40 40 VENEZI... 18 12 0 18 18 41 41 VINSEN... 17 13 0 17 17 42 42 YUDI D... 19 11 0 19 19 43 43 YUNITA... 18 12 0 18 18
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 19.56 Simpang Baku= 2.77 KorelasiXY= 0.21 Reliabilitas Tes= 0.34 Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES.ANA No.Urut No. Subyek 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 27 27 28 28 29 29 30 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35 35 36 36 37 37 38 38 39 39 40 40 41 41 42 42 43 43
Kode/Nama ADELIA AGUS INDRA WI... ANDHIKA PUTRA... ANDRY MANALU ANGELIA ERNA ... ASTRI GITA BAYU SETIAJI ... BILLY MEGANTARA DANIEL JONATA... DEPI ARISKA DEVI NURYANTI DWI UTARI YANI EVA FEBYANI FATUR RAHMAN FILDZAH ADLIN... GEMMA WIJAYA GREVINSI ALDO... HERNI ANDANI IKHWAN MAHDAVIKI JUNNY KRISTIONO LISA SAFITRI LUGAS TEGUH P... M. FIRDAUS SALAM M. ILHAM KAMIEL MUHAMAD REFI ... MUHAMMAD ALIM MUHAMMAD RIZK... NASRUL ARIFIN NOVIA DWI ANDINI PUTRA ELGIA A... RICKY RINALDI RIRI AMALIA P... RISKA KARTIKA... SEPTIANA ANGG... SIMPLICITA TE... SUMA SENJAYA TRI WISNU KUR... USY RISHA NOV... VANISA JULIA ... VENEZIA AYU L... VINSENSIUS HE... YUDI DARMAWAN YUNITA LARASATI
Skor Ganjil 11 11 10 10 10 9 9 9 9 10 10 12 13 13 13 14 13 13 12 12 10 9 9 10 9 9 8 7 7 8 8 9 10 11 12 11 10 10 10 9 8 8 6
Skor Genap 8 11 12 11 11 10 9 8 10 11 11 10 11 9 9 8 10 10 12 11 11 10 7 5 7 7 6 6 7 10 10 11 10 10 10 10 10 10 10 9 9 11 12
Skor Total 19 22 22 21 21 19 18 17 19 21 21 22 24 22 22 22 23 23 24 23 21 19 16 15 16 16 14 13 14 18 18 20 20 21 22 21 20 20 20 18 17 19 18
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES.ANA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4
No.Urut No Subyek Kode/Nama 1 13 EVA FEBYANI 2 19 IKHWAN MAHDAVIKI 3 17 GREVINSI ALDO... 4 18 HERNI ANDANI 5 20 JUNNY KRISTIONO 6 2 AGUS INDRA WI... 7 3 ANDHIKA PUTRA... 8 12 DWI UTARI YANI 9 14 FATUR RAHMAN 10 15 FILDZAH ADLIN... 11 16 GEMMA WIJAYA 12 35 SIMPLICITA TE... Jml Jwb Benar
Skor 24 24 23 23 23 22 22 22 22 22 22 22 12
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 13 EVA FEBYANI 2 19 IKHWAN MAHDAVIKI 3 17 GREVINSI ALDO... 4 18 HERNI ANDANI 5 20 JUNNY KRISTIONO 6 2 AGUS INDRA WI... 7 3 ANDHIKA PUTRA... 8 12 DWI UTARI YANI 9 14 FATUR RAHMAN 10 15 FILDZAH ADLIN... 11 16 GEMMA WIJAYA 12 35 SIMPLICITA TE... Jml Jwb Benar 11 11 10 8
8 9 10 11 24 1 1 1 24 1 1 1 23 1 1 1 23 1 1 1 23 1 1 1 22 1 1 22 1 1 22 1 - 1 22 1 1 1 22 1 1 1 22 1 1 1 22 - 1 1 5 12 11
2 2 1 1 1 1 4
3 4 5 6 7 3 4 5 6 7 - - 1 1 1 - - - 1 1 - - 1 - 1 - - 1 1 1 - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 - - 1 - 1 - - 1 - 1 - - 1 - 1 1 1 1 1 1 3 10 8 11
12 13 14 1 - 1 1 - 1 1 1 - - 1 1 - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1 - 1 1 1 1 1 -
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 13 EVA FEBYANI 24 1 - - 1 1 1 1 2 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 1 1 1 1 1 1 1 3 17 GREVINSI ALDO... 23 1 1 1 1 1 1 1 4 18 HERNI ANDANI 23 1 1 1 1 1 1 1 5 20 JUNNY KRISTIONO 23 1 1 1 1 1 1 1 6 2 AGUS INDRA WI... 22 1 - - 1 - 1 7 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 - - 1 - 1 8 12 DWI UTARI YANI 22 1 - - 1 1 1 1 9 14 FATUR RAHMAN 22 1 - - 1 1 1 1 10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 - - 1 1 1 1 11 16 GEMMA WIJAYA 22 1 1 1 - 1 1 1 12 35 SIMPLICITA TE... 22 1 1 1 - - 1 1 Jml Jwb Benar 12 6 6 10 9 12 10
22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 13 EVA FEBYANI 24 1 1 1 1 1 1 2 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 - 1 1 1 1 1 3 17 GREVINSI ALDO... 23 1 1 1 1 1 1 4 18 HERNI ANDANI 23 - 1 1 1 1 1 5 20 JUNNY KRISTIONO 23 - 1 1 1 - 1 6 2 AGUS INDRA WI... 22 1 - 1 1 1 1 1 7 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 - 1 1 1 1 1 8 12 DWI UTARI YANI 22 1 1 1 1 1 1 9 14 FATUR RAHMAN 22 1 1 1 1 1 1 10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 1 1 1 1 1 11 16 GEMMA WIJAYA 22 1 1 1 1 1 1 12 35 SIMPLICITA TE... 22 1 1 1 - 1 - 1 Jml Jwb Benar 9 10 12 11 11 11 3 29 30 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 1 13 EVA FEBYANI 24 1 1 2 19 IKHWAN MAHDAVIKI 24 1 1 3 17 GREVINSI ALDO... 23 1 1 4 18 HERNI ANDANI 23 1 1 5 20 JUNNY KRISTIONO 23 1 1 6 2 AGUS INDRA WI... 22 1 7 3 ANDHIKA PUTRA... 22 1 1 8 12 DWI UTARI YANI 22 - 9 14 FATUR RAHMAN 22 1 1 10 15 FILDZAH ADLIN... 22 1 1 11 16 GEMMA WIJAYA 22 1 12 35 SIMPLICITA TE... 22 1 Jml Jwb Benar 11 8
Kelompok Asor Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 31 RICKY RINALDI 18 - - - 1 1 1 2 40 VENEZIA AYU L... 18 1 - 1 1 1 1 3 43 YUNITA LARASATI 18 1 1 1 1 1 1 4 8 BILLY MEGANTARA 17 - - 1 1 1 - 1 5 41 VINSENSIUS HE... 17 1 - 1 1 1 1 6 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 - - - - - 7 25 MUHAMAD REFI ... 16 1 - - - 1 - 8 26 MUHAMMAD ALIM... 16 1 - - - 1 - 9 24 M. ILHAM KAMIEL 15 1 - - - 1 - 10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 - - - - 1 - 11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - - - - 1 1 12 28 NASRUL ARIFIN 13 - - - - 1 1 Jml Jwb Benar 7 1 4 5 11 6 1
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 31 RICKY RINALDI 18 - - 1 1 1 1 2 40 VENEZIA AYU L... 18 - 1 1 - 1 - 1 3 43 YUNITA LARASATI 18 - - 1 - 1 - 1 4 8 BILLY MEGANTARA 17 - - 1 1 - 1 1 5 41 VINSENSIUS HE... 17 - 1 1 - 1 - 1 6 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 1 - - 1 - 1 7 25 MUHAMAD REFI ... 16 - 1 - 1 1 - 1 8 26 MUHAMMAD ALIM... 16 - 1 - 1 1 - 1 9 24 M. ILHAM KAMIEL 15 - 1 - - 1 - 1 10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 - 1 - 1 1 - 11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - - - 1 1 1 12 28 NASRUL ARIFIN 13 - 1 - 1 1 1 Jml Jwb Benar 1 8 5 7 11 4 8 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 31 RICKY RINALDI 18 1 1 1 1 1 1 1 2 40 VENEZIA AYU L... 18 1 - 1 - - - 3 43 YUNITA LARASATI 18 - 1 1 - - - 4 8 BILLY MEGANTARA 17 1 - - 1 - 1 1 5 41 VINSENSIUS HE... 17 - - 1 - - - 6 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 1 1 1 1 1 1 7 25 MUHAMAD REFI ... 16 1 1 1 1 1 1 1 8 26 MUHAMMAD ALIM... 16 1 1 1 1 1 1 1 9 24 M. ILHAM KAMIEL 15 1 1 1 1 1 1 1 10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 1 1 1 1 1 1 1 11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - 1 1 1 1 1 1 12 28 NASRUL ARIFIN 13 - - - 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 8 8 10 9 8 9 9 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 31 RICKY RINALDI 18 - 1 1 - 1 - 2 40 VENEZIA AYU L... 18 1 1 1 1 - - 1 3 43 YUNITA LARASATI 18 1 1 1 1 1 - 1 4 8 BILLY MEGANTARA 17 1 - 1 1 - 1 1 5 41 VINSENSIUS HE... 17 1 1 1 1 - - 1 6 23 M. FIRDAUS SALAM 16 - 1 1 1 - - 7 25 MUHAMAD REFI ... 16 - - - - 1 - 8 26 MUHAMMAD ALIM... 16 - - - - 1 - 9 24 M. ILHAM KAMIEL 15 - 1 - 1 - - 10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 - - - - 1 - 11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 - - - - 1 - 12 28 NASRUL ARIFIN 13 - - - - 1 - Jml Jwb Benar 4 6 6 6 7 1 4
No.Urut
29 30 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30
1 31 RICKY RINALDI 18 - 1 2 40 VENEZIA AYU L... 18 1 1 3 43 YUNITA LARASATI 18 - 1 4 8 BILLY MEGANTARA 17 - 5 41 VINSENSIUS HE... 17 1 1 6 23 M. FIRDAUS SALAM 16 1 7 25 MUHAMAD REFI ... 16 1 1 8 26 MUHAMMAD ALIM... 16 1 1 9 24 M. ILHAM KAMIEL 15 1 10 27 MUHAMMAD RIZK... 14 1 1 11 29 NOVIA DWI ANDINI 14 1 1 12 28 NASRUL ARIFIN 13 1 1 Jml Jwb Benar 9 9
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 43 Klp atas/bawah(n)= 12 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 12 7 5 41.67 2 4 1 3 25.00 3 4 4 0 0.00 4 3 5 -2 -16.67 5 10 11 -1 -8.33 6 8 6 2 16.67 7 11 1 10 83.33 8 11 1 10 83.33 9 11 8 3 25.00 10 10 5 5 41.67 11 8 7 1 8.33 12 5 11 -6 -50.00 13 12 4 8 66.67 14 11 8 3 25.00 15 12 8 4 33.33 16 6 8 -2 -16.67 17 6 10 -4 -33.33 18 10 9 1 8.33 19 9 8 1 8.33 20 12 9 3 25.00 21 10 9 1 8.33 22 9 4 5 41.67 23 10 6 4 33.33 24 12 6 6 50.00 25 11 6 5 41.67 26 11 7 4 33.33 27 11 1 10 83.33 28 3 4 -1 -8.33 29 11 9 2 16.67 30 8 9 -1 -8.33
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 43 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 30 69.77 Sedang 2 11 25.58 Sukar 3 21 48.84 Sedang 4 23 53.49 Sedang 5 37 86.05 Sangat Mudah 6 30 69.77 Sedang 7 22 51.16 Sedang 8 19 44.19 Sedang 9 32 74.42 Mudah 10 30 69.77 Sedang 11 28 65.12 Sedang 12 31 72.09 Mudah 13 32 74.42 Mudah 14 33 76.74 Mudah 15 37 86.05 Sangat Mudah 16 24 55.81 Sedang 17 27 62.79 Sedang 18 32 74.42 Mudah 19 25 58.14 Sedang 20 37 86.05 Sangat Mudah 21 29 67.44 Sedang 22 29 67.44 Sedang 23 28 65.12 Sedang 24 37 86.05 Sangat Mudah 25 29 67.44 Sedang 26 25 58.14 Sedang 27 21 48.84 Sedang 28 19 44.19 Sedang 29 33 76.74 Mudah 30 30 69.77 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 43 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA No Butir Baru 1 2 3
No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 0.411 Signifikan 2 0.309 3 0.141 -
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0.037 -0.163 0.282 0.607 Sangat Signifikan 0.588 Sangat Signifikan 0.139 0.485 Sangat Signifikan -0.047 -0.365 0.509 Sangat Signifikan 0.333 0.450 Sangat Signifikan -0.092 -0.177 -0.017 -0.051 0.131 -0.040 0.431 Signifikan 0.345 0.719 Sangat Signifikan 0.377 Signifikan 0.104 0.599 Sangat Signifikan 0.075 0.072 -0.069 -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 43 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA No Butir Baru 1 2 3
No Butir Asli a b c d 1 30** 13--- 0-- 0-- 0-2 17--- 0-- 11** 11+ 43 10-- 21** 12--- 0-- 0--
e 0 0 0
*
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
4 14--- 6++ 0-- 0-- 23** 0 5 5--- 1+ 0-- 0-- 37** 0 6 13--- 30** 0-- 0-- 0-- 0 7 22** 21--- 0-- 0-- 0-- 0 8 11-- 13--- 0-- 0-- 19** 0 9 2+ 0-- 32** 6--- 3++ 0 10 0-- 0-- 0-- 30** 13--- 0 11 0-- 0-- 28** 15--- 0-- 0 12 0-- 31** 0-- 0-- 12--- 0 13 0-- 4+ 0-- 7--- 32** 0 14 33** 8--- 0-- 2++ 0-- 0 15 37** 5--- 0-- 0-- 1+ 0 16 19--- 0-- 0-- 0-- 24** 0 17 0-- 0-- 27** 15--- 1-- 0 18 0-- 32** 8--- 2+ 1- 0 19 25** 8-- 1-- 9-- 0-- 0 20 37** 6--- 0-- 0-- 0-- 0 21 8--- 0-- 29** 6- 0-- 0 22 0-- 0-- 0-- 14--- 29** 0 23 15--- 0-- 0-- 0-- 28** 0 24 37** 6--- 0-- 0-- 0-- 0 25 14--- 0-- 0-- 0-- 29** 0 26 13--- 5++ 0-- 25** 0-- 0 27 9- 21** 0-- 13--- 0-- 0 28 8+ 0-- 19** 1-- 15--- 0 29 0-- 1- 9--- 33** 0-- 0 30 12--- 0-- 30** 1- 0-- 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 19.56 Simpang Baku= 2.77 KorelasiXY= 0.21 Reliabilitas Tes= 0.34 Butir Soal= 30 Jumlah Subyek= 43 Nama berkas: D:\SKRIPSI\LAMPIRAN ANATES\UJI PRETST TTW.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5
Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 41.67 Sedang 0.411 Signifikan 2 25.00 Sukar 0.309 3 0.00 Sedang 0.141 4 -16.67 Sedang 0.037 5 -8.33 Sangat Mudah -0.163 -
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
16.67 Sedang 0.282 83.33 Sedang 0.607 Sangat Signifikan 83.33 Sedang 0.588 Sangat Signifikan 25.00 Mudah 0.139 41.67 Sedang 0.485 Sangat Signifikan 8.33 Sedang -0.047 -50.00 Mudah -0.365 66.67 Mudah 0.509 Sangat Signifikan 25.00 Mudah 0.333 33.33 Sangat Mudah 0.450 Sangat Signifikan -16.67 Sedang -0.092 -33.33 Sedang -0.177 8.33 Mudah -0.017 8.33 Sedang -0.051 25.00 Sangat Mudah 0.131 8.33 Sedang -0.040 41.67 Sedang 0.431 Signifikan 33.33 Sedang 0.345 50.00 Sangat Mudah 0.719 Sangat Signifikan 41.67 Sedang 0.377 Signifikan 33.33 Sedang 0.104 83.33 Sedang 0.599 Sangat Signifikan -8.33 Sedang 0.075 16.67 Mudah 0.072 -8.33 Sedang -0.069 -
Lampiran 2 Statistik N Sampel Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varian Simpangan Baku Variabel 19 22 22 21 21 19 18 17 19 21 21 22 24 22 22 22 23 23 24 23 21 19 16 15 16 16 14 13 14 18 18 20 20 21 22 21 20 20 20 18 17 19 18 Liliefors Hitung Derajat Kepercayaan Liliefors (L) Liliefors Tabel Kesimpulan
Uji Normalitas Pretest TTW Variabel 43 841 13 24 19,558 20,00 22,00 7,68 2,771 Zi -0,201 0,881 0,881 0,520 0,520 -0,201 -0,562 -0,923 -0,201 0,520 0,520 0,881 1,603 0,881 0,881 0,881 1,242 1,242 1,603 1,242 0,520 -0,201 -1,284 -1,645 -1,284 -1,284 -2,005 -2,366 -2,005 -0,562 -0,562 0,159 0,159 0,520 0,881 0,520 0,159 0,159 0,159 -0,562 -0,923 -0,201 -0,562
F(zi) 0,420 0,811 0,811 0,699 0,699 0,420 0,287 0,178 0,420 0,699 0,699 0,811 0,946 0,811 0,811 0,811 0,893 0,893 0,946 0,893 0,699 0,420 0,100 0,050 0,100 0,100 0,022 0,009 0,022 0,287 0,287 0,563 0,563 0,699 0,811 0,699 0,563 0,563 0,563 0,287 0,178 0,420 0,287
Uji Normalitas Liliefors
S(zi) 0,023 0,047 0,070 0,093 0,116 0,140 0,163 0,186 0,209 0,233 0,256 0,279 0,302 0,326 0,349 0,372 0,395 0,419 0,442 0,465 0,488 0,512 0,535 0,558 0,581 0,605 0,628 0,651 0,674 0,698 0,721 0,744 0,767 0,791 0,814 0,837 0,860 0,884 0,907 0,930 0,953 0,977 1,000 0,775 0,050 0,886 0,135 Tidak Normal
F(zi) - S(zi) 0,397 0,764 0,741 0,606 0,582 0,281 0,124 0,008 0,211 0,466 0,443 0,532 0,643 0,485 0,462 0,439 0,498 0,474 0,504 0,428 0,210 0,091 0,435 0,508 0,482 0,505 0,605 0,642 0,652 0,411 0,434 0,181 0,204 0,092 0,003 0,139 0,297 0,320 0,344 0,643 0,775 0,557 0,713
Lampiran 3 Statistik N Sampel Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varian Simpangan Baku Variabel 63 67 67 67 67 67 67 67 70 70 70 70 70 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 77 77 77 77 77 77 77 80 80 80 80 80 80 80 83 90 Liliefors Hitung Derajat Kepercayaan Liliefors (L) Liliefors Tabel Kesimpulan
Uji Normalitas Post test TTW Variabel 43 3176 63 90 73,860 73,00 73,00 28,79 5,366 Zi -2,024 -1,279 -1,279 -1,279 -1,279 -1,279 -1,279 -1,279 -0,719 -0,719 -0,719 -0,719 -0,719 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 -0,160 0,585 0,585 0,585 0,585 0,585 0,585 0,585 1,144 1,144 1,144 1,144 1,144 1,144 1,144 1,703 3,008
F(zi) 0,021 0,101 0,101 0,101 0,101 0,101 0,101 0,101 0,236 0,236 0,236 0,236 0,236 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,436 0,721 0,721 0,721 0,721 0,721 0,721 0,721 0,874 0,874 0,874 0,874 0,874 0,874 0,874 0,956 0,999
Uji Normalitas Liliefors
S(zi) 0,023 0,047 0,070 0,093 0,116 0,140 0,163 0,186 0,209 0,233 0,256 0,279 0,302 0,326 0,349 0,372 0,395 0,419 0,442 0,465 0,488 0,512 0,535 0,558 0,581 0,605 0,628 0,651 0,674 0,698 0,721 0,744 0,767 0,791 0,814 0,837 0,860 0,884 0,907 0,930 0,953 0,977 1,000 0,192 0,050 0,886 0,135 Tidak Normal
F(zi) - S(zi) 0,002 0,054 0,031 0,007 0,016 0,039 0,062 0,086 0,027 0,003 0,020 0,043 0,066 0,111 0,087 0,064 0,041 0,018 0,006 0,029 0,052 0,075 0,099 0,122 0,145 0,168 0,192 0,070 0,046 0,023 0,000 0,023 0,047 0,070 0,060 0,037 0,013 0,010 0,033 0,056 0,080 0,021 0,001
Lampiran 4
Uji Normalitas Pre test Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
Statistik N Sampel Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varian Simpangan Baku Variabel 50 50 53 53 53 53 53 57 57 57 57 60 60 60 60 60 60 60 60 60 63 63 63 67 67 67 67 67 67 67 67 67 70 70 70 70 70 73 73 73 73 77 77 77 77 Liliefors Hitung Derajat Kepercayaan Liliefors (L) Liliefors Tabel
Variabel 45 2721 50 77 63,279 63,00 60,00 53,35 7,304 Zi -1,818 -1,818 -1,407 -1,407 -1,407 -1,407 -1,407 -0,860 -0,860 -0,860 -0,860 -0,449 -0,449 -0,449 -0,449 -0,449 -0,449 -0,449 -0,449 -0,449 -0,038 -0,038 -0,038 0,509 0,509 0,509 0,509 0,509 0,509 0,509 0,509 0,509 0,920 0,920 0,920 0,920 0,920 1,331 1,331 1,331 1,331 1,879 1,879 1,879 1,879
F(zi) 0,035 0,035 0,080 0,080 0,080 0,080 0,080 0,195 0,195 0,195 0,195 0,327 0,327 0,327 0,327 0,327 0,327 0,327 0,327 0,327 0,485 0,485 0,485 0,695 0,695 0,695 0,695 0,695 0,695 0,695 0,695 0,695 0,821 0,821 0,821 0,821 0,821 0,908 0,908 0,908 0,908 0,970 0,970 0,970 0,970
Uji Normalitas Liliefors
S(zi) 0,022 0,044 0,067 0,089 0,111 0,133 0,156 0,178 0,200 0,222 0,244 0,267 0,289 0,311 0,333 0,356 0,378 0,400 0,422 0,444 0,467 0,489 0,511 0,533 0,556 0,578 0,600 0,622 0,644 0,667 0,689 0,711 0,733 0,756 0,778 0,800 0,822 0,844 0,867 0,889 0,911 0,933 0,956 0,978 1,000 0,161 0,050 0,886 0,132
F(zi) - S(zi) 0,012 0,010 0,013 0,009 0,031 0,054 0,076 0,017 0,005 0,027 0,049 0,060 0,038 0,016 0,007 0,029 0,051 0,073 0,095 0,118 0,018 0,004 0,026 0,161 0,139 0,117 0,095 0,073 0,050 0,028 0,006 0,016 0,088 0,066 0,043 0,021 0,001 0,064 0,042 0,020 0,003 0,037 0,014 0,008 0,030
Kesimpulan
Tidak Normal
50 50 53 53 53 53 53 57 57 57 57 60 60 60 60 60 60 60 60 60 63 63 63 67 67 67 67 67 67 67 67 67 70 70 70 70 70 73 73 73 73 77 77 77 77
Lampiran 5
Uji Normalitas Post test Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)
Statistik N Sampel Jumlah Nilai Nilai Terendah Nilai Tertinggi Mean Median Modus Varian Simpangan Baku Variabel 67 67 67 70 70 70 70 70 70 70 70 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 77 77 77 77 77 77 77 77 77 80 80 80 80 80 80 80 80 83 83 83 90 Liliefors Hitung Derajat Kepercayaan Liliefors (L) Liliefors Tabel
Variabel 45 3209 67 83 74,628 73,00 73,00 19,10 4,370 Zi -1,746 -1,746 -1,746 -1,059 -1,059 -1,059 -1,059 -1,059 -1,059 -1,059 -1,059 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 -0,373 0,543 0,543 0,543 0,543 0,543 0,543 0,543 0,543 0,543 1,229 1,229 1,229 1,229 1,229 1,229 1,229 1,229 1,916 1,916 1,916 3,518
F(zi) 0,040 0,040 0,040 0,145 0,145 0,145 0,145 0,145 0,145 0,145 0,145 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,355 0,706 0,706 0,706 0,706 0,706 0,706 0,706 0,706 0,706 0,891 0,891 0,891 0,891 0,891 0,891 0,891 0,891 0,972 0,972 0,972 1,000
Uji Normalitas Liliefors
S(zi) 0,022 0,044 0,067 0,089 0,111 0,133 0,156 0,178 0,200 0,222 0,244 0,267 0,289 0,311 0,333 0,356 0,378 0,400 0,422 0,444 0,467 0,489 0,511 0,533 0,556 0,578 0,600 0,622 0,644 0,667 0,689 0,711 0,733 0,756 0,778 0,800 0,822 0,844 0,867 0,889 0,911 0,933 0,956 0,978 1,000 0,179 0,050 0,886 0,132
F(zi) - S(zi) 0,018 0,004 0,026 0,056 0,034 0,011 0,011 0,033 0,055 0,077 0,100 0,088 0,066 0,044 0,021 0,001 0,023 0,045 0,067 0,090 0,112 0,134 0,156 0,179 0,151 0,129 0,106 0,084 0,062 0,040 0,017 0,005 0,027 0,135 0,113 0,091 0,068 0,046 0,024 0,002 0,021 0,039 0,017 0,005 0,000
Kesimpulan
Tidak Normal
67 67 67 70 70 70 70 70 70 70 70 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 77 77 77 77 77 77 77 77 77 80 80 80 80 80 80 80 80 83 83 83 90 3382
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMA Nusa Putra Tangerang
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas / Semester
: X.1 / 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
A. Standar Kompetensi
: Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
B. Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
C. Indikator Pembelajaran 1. Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro 2. Mendeskripsikan pengertian ekonomi makro 3. Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro 4. Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi mikro 2. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi makro 3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro 4. Siswa mampu mengidentifikasi serta memberikan contoh tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro
E. Materi Ajar 1. Pengertian serta perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro (terlampir)
F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Kooperatif 2. Metode Think Talk Write (TTW)
G. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Guru
Siswa
Menyampaikan salam dan
Menjawab
berdoa
berdoa
Mengabsen kehadiran siswa
salam
Menjawab
dan
absen
kehadiran
Memberikan motivasi dan
Memperhatikan
menyampaikan pentingnya
penjelasan guru tentang
mempelajari ekonomi mikro
pentingnya
dan makro
ekonomi mikro dan makro tujuan
Menyampaikan indikator-indikator pembelajaran
yang
mempelajari
Menyimak
apa
yang
disampaikan guru tentang akan
dicapai
idikator
dan
tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
bahwa
Menyampaikan
Memperhatikan
dalam pembelajaran kali ini
penyampaian
akan menggunakan metode
mengenai
pembelajaran
metode
Write
Think
(TTW)
Talk dan
menjelaskan penerapannya dalam kelas
guru penerapan
pembelajaran
Think Talk Write (TTW)
Kegiatan Inti
pretest
Memberikan
Menanggapi
pretest
terhadap materi ajar yang
tersebut
dengan
cara
akan diajarkan
menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
yang
di
lontarkan oleh guru
sedikit
Memberikan
Menyimak ulasan guru
penjelasan tentang materi
tentang materi ajar yang
pelajaran
akan disampaikan
Membagi siswa ke dalam
Duduk
kelompok kecil, terdiri dari
kelompok
3-5 orang
ditentukan
Membagi teks bacaan atau
Siswa membaca teks atau
memperlihatkan
melihat
gambar
sesuai yang
memperhatikan
akan
seksama
yang
sudah
dan
sesuai dengan materi yang disampaikan
dengan
dengan
gambar
yang
memuat situasi masalah dan
disajikan guru kemudian
petunjuk
mempelajarinya
serta
prosedur
pelaksanaan.
membuat hasil
serta
catatan
dari
bacaannya
secara
individual, untuk dibawa ke
forum
diskusi
kelompok (think)
Serta
guru
sebagai
berfungsi
Siswa
mediator
berkolaborasi
lingkungan belajar
berinteraksi
dan
dengan
teman untuk membahas isi
catatan
yang telah
dibuat (talk)
Siswa sendiri
mengkostruksi pengetahuan
sebagai hasil kolaborasi
berupa catatan kelompok dan
rangkuman
hasil
belajar (write)
Melanjutkan pembelajaran
Siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknya masing-masing
dan
kelompok
lain
yang
memberikan terhadap
tanggapan
hasil
diskusi
kelompok yang presentasi Penutup
kesempatan
Memberikan
Diberikan
kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
bertanya mengenai materi
mengenai
yang belum dipahami
materi
yang
belum dipahami
Membuat kesimpulan hasil
Ikut berpartisipasi dalam
belajar secara bersama-sama
menyimpulkan
dan
mengevalusi pembelajaran yang telah dilaksanakan
Mengadakan posttest
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan posttest
Mengakhiri
pelajaran
Mengakhiri
pelajaran
dengan membaca hamdalah
dengan
membaca
lalu mengucapkan salam
hamdalah lalu menjawab salam
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan Tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket
I. Sumber Belajar 1. Sri Mulyani, Agus Mahfudz dan Leni Permana. Buku Sekolah Elektronik (Ekonomi untuk SMA / MA Kelas X). Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
J. Penilaian 1. Penilaian dilakukan dengan teknik tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal dengan format terlampir
Tangerang, 23 Maret 2014
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
R Robi Subandi, S.E
Maulana Sulthan Amsyirvan NIM: 107015001282 Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA NUSA PUTRA
Dartini, M. Pd
Lapiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SMA Nusa Putra Tangerang
Mata Pelajaran
: Ekonomi
Kelas / Semester
: X.2 / 2 (Dua)
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
Tahun Pelajaran
: 2013/2014
A. Standar Kompetensi
: Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi
B. Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro
C. Indikator Pembelajaran 1. Mendeskripsikan pengertian ekonomi mikro 2. Mendeskripsikan pengertian ekonomi makro 3. Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro 4. Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi mikro 2. Siswa mampu menjelaskan pengertian ekonomi makro 3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi makro 4. Siswa mampu mengidentifikasi serta memberikan contoh tentang ekonomi mikro dan ekonomi makro
E. Materi Ajar 1. Pengertian serta perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro (terlampir) F. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) 2. Metode diskusi, tanya-jawab, penemuan, latihan, dan pemberian tugas G. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Guru Menyampaikan
Siswa salam
dan Menjawab salam dan
berdoa
berdoa
Mengabsen kehadiran siswa
Menjawab
absen
kehadiran Memberikan
motivasi
menyampaikan
dan Memperhatikan
pentingnya
penjelasan guru tentang
mempelajari ekonomi mikro
pentingnya mempelajari
dan makro
ekonomi
mikro
dan
apa
yang
makro Menyampaikan
tujuan Menyimak
indikator-indikator pembelajaran
disampaikan
yang
akan
dicapai
tentang tujuan
guru
idikator
dan
pembelajaran
yang akan dicapai Menyampaikan bahwa dalam Memperhatikan pembelajaran kali ini akan
penyampaian
menggunakan
model
mengenai
pembelajaran
terbalik
(reciprocal
teaching)
menjelaskan dalam
dan
penerapannya
kelas
dengan
menggunakan 4 (empat) tahap yaitu merangkum, membuat
model terbalik teaching)
guru penerapan
pembelajaran (reciprocal
pertanyaan,
mengklarifikasi
dan memprediksi Menginformasikan
Kegiatan Inti
bahwa Menyimak dengan baik
dalam pembelajaran kali ini
segala informasi yang
siswa akan diberikan bahan
telah disampaikan guru
diskusi
dan
dan
bahwa
setiap
menyampaikan siswa
harus
belajar
untuk
menggantikan
peran
mampu menjelaskan materi
guru dalam menjelaskan
yang akan dipelajari (berperan
pembelajaran
menjadi guru-siswa)
selanjutnya
Membagi
secara Duduk sesuai dengan
siswa
berkelompok yang heterogen,
kelompok yang sudah
terdiri dari 4-5 orang sebagai
ditentukan
kelompok diskusi dan memilih satu
orang
dari
setiap
kelompok yang akan dijadikan tutor di kelompoknya Memberikan tentang
diskusi Berdiskusi
bahan
materi
pelajaran
serta
perbedaan
pengertian
sesuai
dengan kelmpoknya
ekonomi mikro dan ekonomi makro pada setiap individu agar dibaca dan didiskusikan dengan kelompoknya Merangkum
Menginformasikan setiap
kelompok
membuat bahan
rangkuman
diskusi
yang
kepada Membuat
rangkuman
untuk
poin-poin yang penting
dari
dari materi yang sedang
telah
dibahas
didiskusikan Membuat
Meminta
siswa
untuk Membuat
pertanyaan
pertanyaan
membuat pertanyaan beserta
beserta jawaban yang
jawabannya
berkaitan dengan materi
yang
sesuai
dengan materi yang sedang
yang sedang dipelajari
dipelajari Mengklarifikasi Memperagakan
guru Mengklarifikasi
peran
utnuk
menjelaskan
tentang
materi
pengertian
serta
yang
diberikan
memperagakan
ekonomi
guru
mengklarifikasi
soal
dan yang
guru
pada bahan diskusi dan
perbedaan ekonomi mikro dan makro
soal
peran
menjelaskan
materi pengertian serta
terdapat dalam bahan diskusi,
perbedaan
ekonomi
juga melakukan tanya jawab.
mikro
ekonomi
Pada pertemuan selanjutnya
makro
yang berperan menjadi guru
dirangkum,
akan dipilih secara acak dari
melakukan tanya-jawab
kelompok yang ada
dari pertanyaan yang
dan yang
telah lalu
telah dibuat pada tahap membuat pertanyaan Memprediksi
Memberi setiap
bagi Menjelaskan
kesempatan kelompok
untuk
menjelaskan hasil prediksi
prediksi
hasil
yang
telah
didiskusikan kelompoknya
Penutup
Memberikan
kesempatan Mengevaluasi
dan
siswa untuk mengevaluasi dan
menyimpulkan kembali
menyimpulkan
pembelajaran yang telah
pembelajaran
yang telah dipelajari Mengakhiri
diberikan guru
pembelajaran Mengakhiri
pelajaran
dengan membaca hamdalah
dengan
membaca
bersama-sama
hamdalah
bersama-
mengucapkan salam
lalu
sama
lalu
menjawab
salam dari guru
H. Media / Alat Pembelajaran : Papan Tulis, Spidol, Penghapus, Buku Paket I. Sumber Belajar 1. Sri Mulyani, Agus Mahfudz dan Leni Permana. Buku Sekolah Elektronik (Ekonomi untuk SMA / MA Kelas X). Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. 2009. J. Penilaian 1. Penilaian dilakukan dengan teknik tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 30 butir soal dengan format terlampir
Tangerang, 24 Maret 2014
Guru Mata Pelajaran
Peneliti
R Robi Subandi, S.E
Maulana Sulthan Amsyirvan NIM: 107015001282 Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA NUSA PUTRA
Dartini, M. Pd
Lampiran 8
Uji – t (uji Beda Rata-rata) Untuk Mencari thitung langkanya sebagai berikut : = =
(
− 1)
+ ( − 1) + −2
(42)(76,42) + (44)(73,00) 42 + 44 − 2 =
3209,64 + 3212 84 =
= =
6421,64 84
= 74,448 1
+
1
5,721 (74,448)(0,21) =
5,721 15,634
= 0,365
db = 86 (43+45-2) = 1,66
berarti thitung < ttabel
Lampiran 9
UjiHomogenitas 1. UjiHomogenitasPretes a. Hipotesis H0 =Keduakelompokberasaldaripopulasi yang homogen Ha = KeduaKelompoktidakbersaldaripopuliasi yang homogen b. StatistikHitung
c. StatistikTabel
=
=
7,68 = 0,14 53,35
= 5%; − 1, −1 = 0,05; 42, 44 = 1,65
d. PerbandinganStatistikhitungdengan statistic table Fhitung
c. StatistikTabel
=
=
76,42 = 1,04 73,00
= 5%; − 1, −1 = 0,05; 42, 44 = 1,65
d. PerbandinganStatistikhitungdenganstatistiktabel Fhitung
Lampiran 10 Hitungan N-Gain Think Talk Write Nama ADELIA AGUS INDRA WIRAWAN ANDHIKA PUTRA WIJAYA ANDRY MANALU ANGELIA ERNA SARI ASTRI GITA BAYU SETIAJI HANGGORO BILLY MEGANTARA DANIEL JONATAN MANUEL MAIL DEPI ARISKA DEVI NURYANTI DWI UTARI YANI EVA FEBYANI FATUR RAHMAN FILDZAH ADLINA SUCIPTO GEMMA WIJAYA GREVINSI ALDO KOMALING HERNI ANDANI IKHWAN MAHDAVIKI JUNNY KRISTIONO LISA SAFITRI LUGAS TEGUH PAMBUDI M. FIRDAUS SALAM M. ILHAM KAMIEL MUHAMAD REFI NUR HIDAYA MUHAMMAD ALIMAR WIBAWA MUHAMMAD RIZKI ANANDA NASRUL ARIFIN NOVIA DWI ANDINI PUTRA ELGIA ALIFIN SERA RICKY RINALDI RIRI AMALIA PRASTIWI RISKA KARTIKAWATI SEPTIANA ANGGARWATI SIMPLICITA TERESA YARIS SUMA SENJAYA TRI WISNU KURNIAWAN USY RISHA NOVITRI VANISA JULIA SARI VENEZIA AYU LORENZA VINSENSIUS HENRIKO YUDI DARMAWAN YUNITA LARASATI
Pre Test Post Test 77 73 67 80 70 80 67 80 76 80 70 77 67 63 63 70 43 77 70 73 65 70 67 73 70 80 77 73 43 73 70 73 76 77 76 77 67 80 76 77 60 70 70 67 67 77 56 77 57 90 58 83 65 80 65 73 65 73 63 67 67 67 63 73 68 67 68 73 56 73 67 73 65 67 56 67 67 67 60 70 60 70 60 73 47 73 Nilai Maksimal = 90
T2 - T1 Smak2 - T1 -4 13 13 23 10 20 13 23 4 14 7 20 -4 23 7 27 34 47 3 20 5 25 6 23 10 20 -4 13 30 47 3 20 1 14 1 14 13 23 1 14 10 30 -3 20 10 23 21 34 33 33 25 32 15 25 8 25 8 25 4 27 0 23 10 27 -1 22 5 22 17 34 6 23 2 25 11 34 0 23 10 30 10 30 13 30 26 43 Mean Gain =
N-Gain -0,31 0,57 0,50 0,57 0,29 0,35 -0,17 0,26 0,72 0,15 0,20 0,26 0,50 -0,31 0,64 0,15 0,07 0,07 0,57 0,07 0,33 -0,15 0,43 0,62 1,00 0,78 0,60 0,32 0,32 0,15 0,00 0,37 -0,05 0,23 0,50 0,26 0,08 0,32 0,00 0,33 0,33 0,43 0,60 12,96
Lampiran 11 Hitngan N-Gain Reciprocal Teaching Nama
Pre Test Post Test 57 83 ADI SAPUTRA AHMAD OKTAVIANSYAH RAHMAT PANDU 60 80 73 80 AHMAD RIPAI 70 80 ALDO FERDIANDA GUCI 60 80 ANI APRIYANI 53 77 AWALIYAH BACHREN 60 73 CHKAIRIL NUR ANWAR 57 70 CINDY RAYA 63 77 DEIS PURWATI 67 73 DIAN REFORSAPUTRO 67 70 DINDA GUSTARI 67 73 EDO APRIANTO 67 80 ELYZA MARSITA 77 73 ERIKA PUSPITA LESTARI 73 73 FEBBY AYU FARIZA 73 73 FIRDA YULIANA 77 77 HERI FITRIANTO 77 77 IKHSAN AGUSTIAN 70 80 JESSIKA FEBIOLA PANGARIBUAN 77 77 LIKA APRILIA 70 70 LUSY RAHAYU 63 73 MOCHAMAD AGAM MAULANA 53 77 MUHAMMAD VICKY MAULANA 50 77 NIA HARTANTI 53 90 NINA SAKINAH 53 83 NOVIA YAMANI 50 80 NURUL AIDA 60 73 PRAYUDHA 60 73 PUSPA DEWI ANGGRAENI 60 67 RICKY ALPIN DORES 60 70 RIDA APRIYANTI 67 73 RIKY PRATAMA 67 70 RISHA DWI OKTAVIA 70 73 RISQIY BAIHAKKI 73 77 SAYYIDAH ZAINAB 70 73 SILVIA AUREL 67 67 SITI HOLILAH 67 83 SITI NUR HALIMAH 67 70 TAUFIK JAYA SAMPURNA 60 73 TIKA MUSTIKA WATI 57 70 TRI HARI L 63 80 WINNE FEBRIANA A. 60 77 YOGIE AFRYALLAH MAHARDIKA 53 67 YUDHISTIRA ADI NUGRAHA 57 70 YUDI KHARIRI Nilai Maksimal = 90
T2 - T1 Smak2 - T1 26 33 20 30 7 17 10 20 20 30 24 37 13 30 13 33 14 27 6 23 3 23 6 23 13 23 -4 13 0 17 0 17 0 13 0 13 10 20 0 13 0 20 10 27 24 37 27 40 37 37 30 37 30 40 13 30 13 30 7 30 10 30 6 23 3 23 3 20 4 17 3 20 0 23 16 23 3 23 13 30 13 33 17 27 17 30 14 37 13 33 Mean Gain =
N-Gain 0,79 0,67 0,41 0,50 0,67 0,65 0,43 0,39 0,52 0,26 0,13 0,26 0,57 -0,31 0,00 0,00 0,00 0,00 0,50 0,00 0,00 0,37 0,65 0,68 1,00 0,81 0,75 0,43 0,43 0,23 0,33 0,26 0,13 0,15 0,24 0,15 0,00 0,70 0,13 0,43 0,39 0,63 0,57 0,38 0,39 16,67
Lampiran 12 SOAL PRE TEST Mata Pelajaran NAMA KELAS JENIS KELAMIN 1.
2.
3.
4.
5.
: : : :
Konsumsi adalah bagian dari pemberian yang menggunakan barang barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan. Pengertian diatas adalah pengertian yang dikemukakan oleh ... A. Hananto B. Albert c. mayers C. Ilmu ekonomi D. Ilmu ekonomi mikro E. Ilmu ekonomi makro Hal-hal yang mempengaruhi konsumsi,.kecuali ... A. Struktur pajak B. Pembagian pendapatan nasional C. Motif transaksi D. Harapan mengenai perubahan harga yang akan datang E. Penghasilan tertinggi yang pernah dicapai Fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan dengan pendapatan adalah … A. Fungsi investasi B. Fungsi tabungan C. Fungsi konsumsi D. Ekonomi mikro E. Ekonomi makro Yang merupakan factor yang mempengaruhitingkat investasi adalah … A. Inovasi, situasi politik, tingkat ekonomi B. Inovasi, situasi politik, ramalan C. Situasi politik, tingkat investasi, kondisi masyarakat D. Tingkat keuntungan, situasi politik, ramalan E. Tingkat keuntungan, selera masyarakat, ramalan
Berikut yang merupakan cirri penting dari fungsi konsumsi, kecuali … A. Terdapat tingkat impas dari pendapatan B. Setiap peningkatan disposable income akan menyebabkan kegiatan konsumsi meningkat C. Di atas tingkat impas, sebagian dari disposable income digunakan untuk kegiatan konsumsi dan sisanya ditabung
D. Di bawah tingkat impas, konsumsi rumah tangga lebih besar daripada disposable income, sehingga rumah tangga melakukan pinjaman atau menggunakan tabungan sebelumnya E. Pembagian pendapatan nasional 6. Diketahui fungsi C = 500 + 0,8 Y, jika besarnya tabungan Rp 400,- maka besarnya konsumsi adalah … A. Rp 6.500,B. Rp 4.100,C. Rp 2.500,D. Rp 1.125,E. Rp 825,7. Faktor yang tidak berpengaruhpada saat rumah tangga melakukan investasi adalah … A. Ketersediaan factor produksi B. Harapan pengembalian C. Demografi D. Tingkat bunga E. Teknologi 8. Pada tingkat pendapatan Y = 0, masyarakat melakukan konsumsi sebesar konsumsi minimal. Konsumsi minimal yang dikeluarkan tersebut dinamakan A. Konsumsi marjinal B. Konsumsi maksimal C. MPC D. Hasrat konsumsi E. Konsumsi otonom 9. Dalam perhitungan fungsi konsumsi , nilai MPC tidak pernah negative, dikarenakan … A. Pendapatan lebih besar dari konsumsi B. Nilai konsumsi yang selalu berubah C. Manusia tidak mungkin hidup dibawah tingkat konsumsi minimal D. Pendapatan terus meningkat E. Pendapatan tidak bernilai nol 10. Berikut ini bukan merupakan factor-factor yang mempengarui besar kecilnya investasi adalah … A. Tinggat suku bunga B. Tingkat keuntungan perusahaan C. Ramalan perekonomian dimasa yang akan dating D. Demonstrasi effect E. Situasi politik negara 11. Nama lain dari investasi adalah … A. Fungsi konsumsi B. Fungsi tabungan C. Penanaman modal D. Bentuk fungsi konsumsi E. Bentuk fungsi tabungan 12. Kemiringan fungsi tabungan adalah …
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
A. MPC B. APS C. APP D. MPS E. APC Diketahui fungsi konsumsi C = 400 + 0,2Y, tentukan fungsi tabungan, besarnya tabungan saat Y = 600 … A. S = 450 B. S = 150 C. S = 30 D. S = 180 E. S = 80 Menabung Rp 60.000,- tentukan fungsi konsumsinya … A. C = 120.000 + 0,4Y B. C = 58.000 + 1,6Y C. S = 120.000 + 0,6Y D. S = 97.000 + 8,0Y E. C = 46.000 + 0,4Y Diketahui fungsi konsumsi suatu Negara C = 250 + 0,8Y, dan jika pendapatan meningkat dari Rp 200.000,00 menjadi Rp 300.000,00. Tentukan besarnya kenaikan tabungan … A. Rp 20.000,00 B. Rp 30.000,00 C. Rp 40.000,00 D. Rp 50.000,00 E. Rp 10.000,00 Jika diketahui fungsi C = 200.000 + 0,7Y, maka fungsi tabungannya adalah A. S = 200.000 + 0,3Y B. S = -200.000 + 0,7Y C. S = 200.000 + 0,7Y D. -200.000-0,7Y E. -200.000 + 0,3Y Kecenderungan menabung marginal dalam fungsi tabungan disebut juga dengan … A. MPC B. APC C. MPS D. APS E. Yd Fungsi konsumsi dinyatakan dalam bentuk linier … A. C = Y + I B. C = a +bY C. C = -a + (1-bY) D. C = -a + SY E. C = a + BY Yang merupakan factor dari tabungan antara lain …
20.
21.
22.
23.
24.
25.
A. Motif spekulasi B. Pendapatan nasional C. Struktur pajak D. Tingkat bunga E. Ramalan Pada tahun 2008 tingkat pendapatan 1000 dan pada tahun 2009 tingkat pendapatan 1500, pada tahun 2008 tingkat tabungan 300 dan pada tahun 2009 tingkat tabungan 500. Tentukan fungsi tabungan … A. -100 + 0,2Y B. 100 + 0,2Y C. 100 + 0,8Y D. -100 + 0,8Y E. -100 – 0,8Y Pada saat Amil mempunyai pendapatan sebesar Rp 100.000,- per bulan ia gunakan untuk konsumsi sebesar Rp 900.000,- per bulan. Pada saat pendapatannya naik menjadi Rp 2.000.000,- per bulan konsumsinya menjadi Rp 1.600.000,- maka fungsi konsumsinya … A. C = 200.000 + 0,3Y B. C = 200.000 + 0,4Y C. C = 200.000 + 0,7Y D. -200.000 + 0,3Y E. -200.000 + 0,6Y Di bawah ini merupakan resiko investasi, kecuali … A. Politik B. Manejemen C. Pasar D. Tingkat bunga E. Otonom Angka yang menunjukkan perubahan konsumsi dan perubahan tabungan karena adanya perubahan pendapatan nasional disebut … A. APS B. APC C. APY D. APP E. Angka pengganda pendapatan Tingkat pendapatan dimana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi adalah … A. BEP B. MPC C. Angka pengganda D. BEY E. MPS Tingkat bunga yang berlaku dapat mempengaruhi … A. Konsumsi B. Fungsi konsumsi C. Tabungan
26.
27.
28.
29.
30.
D. Fungsi investasi E. Investasi Investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan yaitu … A. Investasi otonom B. Kurva investasi C. Fungsi investasi D. Investasi terpengaruh E, Perbandingan investasi Pada tingkat pendapatan Rp 500.000,00 besarnya konsumsi Rp 400.000,00 dan pada tingkat pendapatan Rp 1.000.000,00 besarnya konsumsi Rp 600.000,00. Berdasarkan data tersebut fungsi konsumsinya adalah … A. C = -200.000 – 0,4Y B. S = -200.000 + 0,6Y C. C = -200.000 + 0,6Y D. -200.000 + 0,4Y E. 200.000 + 0,6Y Di bawah ini bukan merupakan factor yang mempengaruhi tabungan … A. Suku bunga B. Kekayaan C. Tingkat perekonomian D. Sikap hemat E. Distribusi pendapatan Rumus menghitung MPC … A. MPC = ∆Y x 1 B. MPC = ∆Y C. MPC = ∆C x ∆Y D. ∆C. ∆Y. 2.2∆Y E. MPC = ∆Y x 1. ∆C. ∆C. 2 Pengeluaran untuk membeli barang barang modal dan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang dan jasa disebut … A. Produksi B. Konsumsi C. Investasi D. Distribusi E. Tabungan
Lampiran 13
SOAL POST TEST Mata Pelajaran NAMA KELAS
: : :
JENIS KELAMIN :
1. Cabang dari ilmu ekonomi yang membahas tentang penerapan teori ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi adalah…. a. Ekonomi deskriptif d. Ekonomi mikro b. Ekonomi terapan e. Ekonomi makro c. Teori ekonomi 2. Dalam teori ekonomi mikro pembahasan tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang masih harus dibayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha berada pada a. Teori produksi d. Teori distribusi b. Teori konsumsi e. Teori pasar c. Teori harga 3. Perhatikan beberapa unit analisis ekonomi berikut: 1. Biaya produksi pembuatan sapu 2. Inflasi 3. Pengangguran 4. Permintaan barang dan jasa Unit analisis yang menjadi kajian dalam ekonomi makro adalah.... a. 1 dan 2 d. 2 dan 3 b. 1 dan 3 e. 2 dan 4 c. 1 dan 4 4. Teori ekonomi mikro mempelajari persoalan persoalan ekonomi yang dihadapi kegiatan perekonomian suatu negara diantaranya adalah….. a. Upaya pengumpulan data terkait dengan fenomena ekonomi yang sedang terjadi. b. Variabel-variabel seperti pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi c. Bekerjanya perekonomian secara keseluruhan d. Kajian empiris berdasarkan fakta didunia nyata e. Perilaku pelaku-pelaku dalam kegiatan perekonomian secara individu 5. Pertanyaan berikut yang merupakan masalah yang dibahas dalam teori ekonomi makro adalah... a. Bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. Jenis-jenis barang dan jasa apa yang harus diproduksi c. Barang apa yang akan dibeli dan berapa jumlahnya d. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa
e. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi 6. Globalisasi dalam perdagangan menimbulkan adanya persaingan antar pedagang dimasyarakat, banyak pengusaha atau pedagang kecil mengalami kelesuan karena kalah bersaing dan ada yang sampai gulung tikar sehingga mengakibatkan timbulnya pengangguran karena banyak PHK. Dampak secara langsung dari pengangguran adalah... a. Perekonomian semakin lesu b. Industri mengalami penurunan c. Perhatian pemerintah semakin berkurang d. Timbulnya kriminalitas di masyarakat e. Pendapatan masyarakat menurun 7. Untuk mengatasi masalah kemiskinan, keterbelakangan, lapangan kerja dan pemerataan pembangunan, pemerintah melakukan berbagai kegiatan dan program berikut ini : 1. Pemerataan pendidikan 2. Inpres desa tertinggal 3. Menciptakan lapangan kerja 4. Bantuan langsung tunai 5. Program Kredit Modal Kerja Permanen ( KMKP) dan Kredit Usaha Kecil 6. Transmigrasi 7. Subsidi beras ( raskin ) Program untuk mengatasi kemiskinan ditunjukkan oleh nomor… a. 1, 2, dan 3 d. 3, 5, dan 7 b. 1, 4, dan 5 e. 4, 5, dan 7 c. 2, 5, dan 6 8. Berikut ini kebijakan fiskal dan kebijakan moneter 1. Operasi pasar terbuka 2. Stabilisasi anggaran otonomi 3. Pembiayaan fungsional 4. Mengubah tingkat diskonto 5. Pengawasan kredit secara selektif Berdasarkan keterangan tersebut yang termasuk kebijakan moneter adalah... a. 1, 4, 5 d. 2, 3, 5 b. 1, 2, 3 e. 3, 4, 5 c. 2, 3, 4 9. Nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat termasuk warga negara asing yang berdomisili disuatu negara dalam periode tertentu disebut…. a. Gross Domestic Product (GDP) d. Nett National Income (NNI) b. Gross National Product (GNP) e. Personal Income (PI) c. Nett National Product (NNP)
10. Perhitungan pendapatan nasional yang dilakukan dengan menghitung jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi suatu negara selama satu tahun, merupakan metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan…. a. Pendekatan Pendapatan d. Pendekatan Konsumsi b. Pendekatan Pengeluaran e. Pendekatan Pembelian c. Pendekatan Produksi 11. Pada tahun 2010 pendapatan nasional Indonesia Rp 600 trilyun dan jumlah penduduk Indonesia 400 juta jiwa.Hitung besarnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia a. Rp. 1 juta d. 2,5 juta b. Rp. 1,5 juta e. 3 juta c. Rp. 2 juta 12. Gross National Product dikurangi penyusutan barang modal selama satu tahun akan menghasilkan.... a. Gross Domestic Product d. Personal income b. Net National Product e. Disposible income c. Net National Income 13. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan mempunyai nilai yang sama dengan julah pembayaran balas jasa atas semua faktor produksi yang digunakan sehingga nilai NNP sama dengan nilai… a. Gross National Product (GNP) d. Disposible income b. Nett National Income (NNI) e. National Income c. Personal income 14. Perhitungan pendapatan nasional baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga swasta sangat besar manfaatnya pernyataan berikut yang merupakan salah satu manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah… a. Mengetahui besarnya konsumsi masyarakat b. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian suatu negara c. Mengendalikan konsumsi agar seimbang dengan produksi d. Meningkatkan kegiatan produksi dalam suatu negara e. Mendorong kegiatan produksi yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi 15. Komponen perhitungan pendapatan nasional : Sewa tanah Rp. 1000.000.00 Upah tenaga kerja Rp. 500.000.00 Investasi Rp. 750.000.00 Laba pengusaha Rp. 10.000.00 Konsumsi Rp. 1000.000.00 Bunga modal Rp. 200.000.00 Jika pendapatan nasional dihitung menggunakan pendekatan pendapatan, hasilnya adalah…. a. Rp. 3.460.000 d. Rp. 1.710.000 b. Rp. 2.710.000 e. Rp. 1.500.000 c. Rp. 1.750.000
16. Perhatikan data dibawah ini ! Net National Income : Rp.315 Trilyun Transfer payment : Rp. 16 Trilyun Laba ditahan : Rp. 25 Trilyun Iuran jaminan sosial : Rp. 35 Trilyun Pajak perusahaan : Rp. 15 Trilyun Berapa Personal Income dari data diatas... a. Rp. 240 Trilyun d. Rp. 275 Trilyun b. Rp. 256 Trilyun e. Rp. 300 Trilyun c. Rp. 240 Trilyun 17. Bank Dunia membagi negara-negara menjadi 5 kelompok berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan perkapita.Jika pendapatan perkapita suatu negara US$ 3.000, maka negara tersebut termasuk kelompok negara.... a. Kelompok negara berpendapatan rendah b. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah c. Kelompok negara berpendapatan menengah d. Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi e. Kelompok negara berpendapatan tinggi 18. Suatu keadaan dimana harga cenderung naik secara terus menerus dan berlaku secara umum yang akan mengakibatkan nilai uang turun disebut…. a. Devaluasi d. Inflasi b. Revaluasi e. Depresiasi c. Deflasi 19. Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi akibat tuntutan kenaikan gaji karyawan sehingga produsen menaikkan harga jual barang disebut... a. Creeping inflation d. Cost push inflation b. Domestic inflation e. Demand pull inflation c. Imported inflation 20.Masyarakat yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi yang terjadi adalah golongan... a. Debitur d. Penabung uang di Bank b. Kreditur e. Masyarakat berpenghasilan tetap c. Pegawai negeri 21. Dampak inflasi dalam masyarakat di bawah ini yang benar adalah…. a. inflasi sangat menguntungkan bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti PNS. b. inflasi sangat menguntungkan bagi masyarakat yang meminjam uang di Bank dengan tingkat bunga yang relatif rendah c. inflasi sangat merugikan bagi masyarakat yang meminjam uang di Bank meskipun tingkat bunganya relatif rendah. d. inflasi sangat menguntungkan bagi pihak yang memberikan pinjaman (debitor) meskipun dengan tingkat bunga yang cukup rendah e. inflasi pengaruhnya sangat kecil bagi masyarakat yang tidak punya penghasilan karena harga barang relatif murah.
22. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur biaya pembelian sekelompok barang dan jasa yang dapat mewakili belanja konsumen disebut…. a. Indeks Harga Konsumen d. Indeks Paritas b. Indeks Harga Produsen e. Indeks Harga Perdagangan Besar c. Indeks Harga yang dibayar dan diterima petani 23. Indeks Harga konsumen bulan Januari 2011sebesar 130,65 dan Indeks Harga konsumen bulan Februari 2011 sebesar 145,32 maka besarnya laju inflasi bulan Maret adalah... a. 11, 22 % d. 13,14 % b. 12, 22 % e. 67,14 % c. 14, 67 % 24. Perhatikan tabel berikut ! Tahun Pakaian Beras Output Harga Output Harga 2001 20 10.000 30 5000 2010 30 20.000 40 7500 Dari data diatas pertumbuhan inflasi yang dihitung dengan Indeks Harga Konsumen sebesar… a. 7.85% d. 6.55% b. 8.75% e. 8.56 c. 5.67% 25. Berapa banyak uang yang dibelanjakan seseorang dari seluruh pendapatannya dapat dinyatakan dalam fungsi… a. Konsumsi d. Pendapatan b. Tabungan e. Keseimbangan c. Investasi 26. KUD dapat menyediakan segala macam obat-obatan pertanian yang dibutuhkan petani setelah mendapat kredit dari salah satu perusahaan penghasil pupuk hal ini menunjukkan fungsi kredit untuk… a. Meningkatkan daya guna modal b. Memperlancar arus barang c. Mempercepat peredaran uang d. Meningkatkan pendapatan nasional e. Menunjang stabilitas nasional 27. Nama baik calon debitur perlu diperhatikan dalam pemberian pinjaman.hal ini merupakan syarat kelayakan kredit dari unsur… a. Character d. Collateral b. Capacity e. Condition c. Capital 28. Berikut beberapa kebaikan dan kelemahan kredit yang ditawarkan kepada masyarakat oleh bank pemerintah maupun swasta : 1. Mempermudah mendapatkan dana segar untuk modal 2. Mendorong masyarakat untuk konsumtif 3. Menjadikan masyarakat lebih dapat berspekulasi 4. Mendorong peningkatan produktivitas masyarakat 5. Menciptakan masyarakat yang dapat mengelola keuangannya
Dari pernyataan diatas yang termasuk kelemahan kredit adalah… a. 1 dan 2 d. 2 dan 5 b. 1 dan 3 e. 3 dan 4 c. 2 dan 3 29. Kebijakan fiscal adalah suatu instrument yang digunakan oleh pemerintah dalam rangka mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi melalui….. a. pengendalian harga d. pengendalian moneter b. pengendalian barang dan jasa e. pengendalian suku bunga bank c. pengendalian pajak 30. Perhatikan matrik kebijakan pemerintah dibidang ekonomi sebagai berikut : A B C 1. Menaikkan tingkat 1. Menaikkan 1. Menetapkan harga suku bunga pendapatan maksimum masyarakat 2. Melakukan 2. Melaksanakan 2. Mempermudah pembatasan import politik pasar terbuka pemberian kredit 3. Menaikkan tarif 3. Kebijakan kredit 3. Menetapkan cash pajak selektif ratio Kebijakan pemerintah dibidang moneter yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah…. a. A1, B1, C1 d. A2, B3, C1 b. A1, B2, C3 e. A3, B2, C1 c. A2, B3, C2
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN PRETEST No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Jawaban A C B E E B A E C D C B E A A
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jawaban E C B A A C E E A E D B C D C
KUNCI JAWABAN POST TEST 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D A D E A E A A A C
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B B B B D B C D D B
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
B A A A D B A C C B
Lampiran 15
LEMBAR OBSERVASI METODE THINK TALK WRITE
Petunjuk Pengisian : Isilah kolom dengan tanda (√) Nama Observer : NO
KOMPONEN
1
Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dengan memberikan pertanyaan tentang permintaan
2
Guru mempersiapkan sebuah gambar sesuai materi yang akan disampaikan
3
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil, terdiri dari 3 – 5 orang
4 5
6
7
8
9
10 11
Guru membagi gambar kepada para siswa sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berdiskusi Para siswa melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (Think) Para siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (Talk) Para siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write) Para siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknya masing-masing dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompompok yang presentasi Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami Guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa
YA
TIDAK
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI METODE RECIPROCAL TEACHING
Petunjuk Pengisian : Isilah kolom dengan tanda (√) Nama Observer : NO
KOMPONEN
1
Guru memberikan apersepsi kepada para siswa dengan memberikan pertanyaan tentang permintaan
2
Guru mempersiapkan sebuah gambar sesuai materi yang akan disampaikan
3
Guru membagi siswa kedalam kelompok kecil, terdiri dari 3 – 5 orang
4
Guru membagi gambar kepada para siswa sesuai materi yang akan disampaikan yang memuat situasi masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaan
5
Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berdiskusi
6
Para siswa melihat dan memperhatikan dengan seksama gambar yang disajikan guru kemudian mempelajarinya serta membuat catatan dari hasil bacaannya secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (Think)
7
8
9
10 11
Para siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas isi catatan yang telah dibuat (Talk) Para siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi berupa catatan kelompok dan rangkuman hasil belajar (write) Para siswa melaporkan hasil diskusi dari kelompoknya masing-masing dan kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompompok yang presentasi Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami Guru menyimpulkan materi bersama-sama dengan siswa
YA
TIDAK
Lampiran 17 WAWANCARA DENGAN GURU Hari/Tanggal Nama Jabatan Waktu Tempat
: : : : :
Senin/17 Maret 2014 R. Roby Rusbandi, SE Guru Mata Pelajaran Ekonomi 12.30 s/d Selesai Ruang Guru
No. 1.
Pertanyaan Apakah Ibu sebelum mengajar membuat persiapan mengajar harian/rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ?
Tanggapan Guru Ya, sebelum mengajar, saya membuat RPP terlebih dahulu.
2.
Apaka Ibu pernah mengikuti penataran sehubungan dengan pembelajaran Ekonomi ?
Saya sudah pernah mengikuti penataran sehubungan dengan pembelajaran Ekonomi
3.
Buku sumber apa saja yang digunakan dalam pembelajaran ?
Buku sumber yang sering saya gunakan dalam pembelajaran Ekonomi yaitu Yudistira, Bumi Aksara dan Juga LKS
4.
Dalam mengajar Ekonomi apa yang paling sering Ibu gunakan ?
Metode yang sering saya gunakan dalam menyampaikan pembelajaran Ekonomi yaitu masih menggunakan metode ceramah.
5.
Apakah Ibu tahu model pembelajaran kooperatif ? Khususnya model pembelajaran tipe Think Talk Write dan Recipocal Teaching ?
Saya tahu, tetapi saya baru mendengar kalo ada metode kooperatif tipe Think Talk Write dan Recipocal Teaching.
6.
Bagaimana cara Ibu meningkatkan hasil belajar siswa ?
Cara yang saya lakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan cara memberikantugas dan memerintahkan mereka untuk banyak membaca
7.
Apakah topik yang akan diajarkan selalu di ambil dari silabus ?
Ya, topik yang saya ajarkan selalu saya ambil dan saya sesuaikan dengan silabus.
8.
Menurut Ibu apakah penerapan pembelajaran Ekonomi dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan Recipocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Menurut pendapat saya kedua metode tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa dapat berperan aktif dan membuat mereka menjadi kreatif, sehingga tidak jenuh dengan pelajaran Ekonomi.
Lampiran 18 WAWANCARA DENGAN SISWA Hari/Tanggal Nama Jabatan Waktu Tempat
: : : : :
Senin/17 Maret 2014 Fildzah Adlina Sucipto Siswa SMA Nusa Putra Tangerang 08.00 s/d Selesai Ruang Kelas X.1
No. 1.
Pertanyaan Bagaimana menurut pendapatmu tentang pelajaran Ekonomi di kelas ?
Tanggapan Siswa Menurut pendapat saya, pelajaran Ekonomi itu membosankan dan membuat saya mengantuk karena harus mendengarkan ceramah saja dari guru.
2.
Apakah kamu senang dengan pelajaran Ekonomi di kelas ?
Tidak terlalu senang karena banyak materi yang harus dihafalkan
3.
Bagaimana hasil belajar kamu ?
Kurang baik karena saya kurang banyak membaca dan menghafal
4.
Apakah kamu puas dengan nilai Ekonomi yang kamu peroleh ?
Tidak puas
5.
Bagaimana menurut pendapat kamu tentang cara guru dalam menerangkan pelajaran Ekonomi ? Jelaskan ?
Menurut saya, guru Ekonomi hanya ceramah saja dan membuat saya bosan.
6.
Apakah kamu dapat memahami materi Ekonomi yang dijelaskan oleh guru ?
Sedikit saja, tetapi kadang saya membaca lagi dirumah terkait materi yang telah dipelajari di sekolah.
7.
Apakah kamu aktif dalam mengikuti pelajaran ?
Kadang-kadang
8.
Hambatan apa yang kamu hadapi pada saat belajar Ekonomi ?
Banyak hafalannya dan membuat saya pusing
9.
Apakah kamu sudah mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan Reciprocal Teaching
Belum tahu, saya baru mendengarnya
10.
Apakah gurumu sudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write dan Reciprocal Teaching Di kelasmu ?
Belum pernah, hanya metode ceramah saja yang digunakan dalam menjelaskan materi Ekonomi