ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA HUBUNG DAN UNSUR SERAPAN BAHASA ASING PADA BERITA UTAMA (HEADLINE) TABLOID GAUL EDISI JANUARI 2014: IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS IX Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh Wilda Fizriyani NIM: 1110013000072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAN DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK Wilda Fizriyani. NIM: 1110013000072. Skripsi “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Hubung dan Unsur Serapan Asing pada Berita Utama Tabloid Gaul Edisi Januari 2014: Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX.” Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen pembimbing, Dra. Hindun, M.Pd. 2014. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dibimbing, termasuk dalam penggunaan bahasa yang disampaikan media massa. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan penggunaan tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing pada berita utama tabloid Gaul edisi Januari 2014 dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia kelas IX. Metode yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis purposive sampling. Instrumen penelitian dibantu dengan tabel yang mencatat data berupa kalimat yang mengalami kesalahan penggunaan dari segi tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing pada berita utama tabloid Gaul. Hasil yang peneliti dapatkan dari penelitian ini bahwa jenis kesalahan terbagi dua, yakni kesalahan penggunaan tanda hubung dan kesalahan penggunaan unsur serapan bahasa asing. Pada penggunaan tanda hubung terdapat 26 kesalahan, sedangkan kesalahan pada penggunaan unsur serapan bahasa asing berjumlah 38 kesalahan. Dengan demikian, kesalahan penggunaan unsur serapan mengalami kesalahan tertinggi pada tabloid Gaul edisi Januari 2014.
i
ABSTRACT Wilda Fizriyani. NIM: 1110013000072. Research “Analyze the Error of Using Related Sign and Absorbed Unsure in Foreign Language on Headline’s Gaul Tabloid in January Edition 2014: Implication on Indonesia Language Course at IX Class”. Concentrate on Education of Bahasa and Literature, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciene, State Islamic Syarif Hidayatullah University of Jakarta. Research counselor is Dra. Hindun, M.Pd. 2014. Teen is the next generation nation who need to guided well, especially how to used language in life, that it showe in mass media. So, this research has purpose to describe the error of using related sign and absorbed unsure in foreign language on headline’s Gaul Tabloid in January edition 2014, then implication on bahasa anad literature course at IX class. Researcher use qualitative descriptive method and purpossive sampling in analyze thechnique. This Research of instrument use table to collected data in sentence. The result of this research is two kind of errors are using related sign and absorbed unsure in foreign language. Related sign has 26 errors and absorbed unsure has 38 errors. So that, the error of using absorbed unsure in foreign language is the most sign that has error on Gaul Tabloid in January Edition 2014.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kesehatan badan dan pikiran kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa juga penulis ucapkan salam dan salawat atas Rasulullah SAW sebagai sosok yang telah memberikan penerangan bagi umat manusia di dunia. Penyusunan penelitian ini dapat diselesaikan tak lepas dari bantuan beberapa pihak yang telah memberikan dukungan, baik secara doa, moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Nurlena Rifa’I, Ph.D sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd sebagai ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI); 3. Dra. Hindun, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi, yang selalu membimbing penulis dengan sabar serta telah memberikan waktu, pikiran, materil, maupun moriil kepada penulis; 4. Seluruh dosen yang telah memberikan bantuan serta bimbingan kepada penulis; 5. Kedua
orangtua
(Rasman
Regha
dan
Holillah)
dan
adik
(Luthfi
Fathurrahman) yang telah memberikan dukungan doa, materil dan moril kepada penulis, salam cinta dari penulis; 6. Sahabat-sahabatku yang selalu menghibur dan mendukung penulis (Mutiara Sari Dewi, Mela Meidawati, Rizqi Aulia, Nur Hilaliyah dan Vivi Lutfiyani); 7. Teman-teman PBSI se-angkatan yang selalu memberikan informasi kepada penulis; Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak manapun. Penulis juga berharap Allah akan membalas kerja keras penulis dengan setimpal, amin.
iii
Jakarta, 09 September 2014 Penulis
Wilda Fizriyani
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………..… i ABSTRACT ……………………………………………………….... ii KATA PENGANTAR ………………………………………………. iii DAFTAR ISI ………………………………………………………… v DAFTAR TABEL …………………………………………………… vii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………….…. 1 B. Identifikasi Masalah ……………………………………….…. 4 C. Pembatasan Masalah ……………………………………….… 4 D. Perumusan Masalah ………………………………………….. 4 E. Tujuan Penelitian …………………………………………...... 4 F. Manfaat Penelitian …………………………………………… 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Bahasa ……………………………………………….. 6 B. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ……………………… 7 C. Media Massa ………………………………………………..… 8 D. Bahasa Jurnalistik …………………………………………….. 10 1. Pedoman Penulisan Bahasa Jurnalistik ……………….. 12 2. Kesalahan dalam Penggunaan Bahasa Jurnalistik ….…. 16 E. Unsur Serapan Asing ……………………………………….…. 18 1. Pengertian Unsur Serapan ………………………….…. 18 2. Pengelompokkan Unsur Serapan ……………………... 19 v
3. Pedoman Penggunaan Unsur Serapan ……………….. 21 F. Pemakaian Tanda Baca ………………………………………. 25 G. Tabloid ……………………………………………………….. 29 1. Sejarah Tabloid ………………………………………. 29 2. Tabloid Gaul …………………………………………. 31 H. Penelitian yang Relevan ……………………………………... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian …………………………………………… 34 B. Waktu Penelitian …………………………………………….. 34 C. Teknik Pengambilan Sampel ………………………………... 34 D. Instrumen Penelitian ………………………………………… 35 E. Teknik Analisis Data ………………………………………... 36 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Temuan ……………………………………………………… 37 B. Deskripsi Data ………………………………………………. 37 C. Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan ………………. 38 D. Interpretasi Data ……………………………………………. 67 BAB V PENUTUP A. Simpulan …………………………………………………… 68 B. Saran ……………………………………………………….. 68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: Analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam berita utama (headline) edisi 01/Tahun XIII
Tabel 2
: Analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam berita utama (headline) edisi 02/Tahun XIII
Tabel 3
: Analisis kesalahan penggunaan ejaan dalam berita utama (headline) edisi 03/Tahun XIII
Tabel 4
: Rekapitulasi Data
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Data berita utama tabloid Gaul edisi Januari 2014
Lampiran 2
: Surat Pengajuan skripsi
Lampiran 3
: Surat Bimbingan skripsi
Lampiran 4
: Lembar uji referensi
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pada masa kini sedang mengalami globalisasi dari berbagai sektor, salah satunya dalam IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Dari segi tersebut, dunia komunikasi pun ikut terpengaruh. Hal ini ditandai dengan bermunculan bahasa-bahasa baru yang digunakan oleh masyarakat. Dengan adanya pengaruh globalisasi, bahasa Indonesia banyak menyerap dan meminjam unsur seperti kata, istilah maupun imbuhan dari bahasa asing. Ada beberapa yang sudah disesuaikan ejaannya dengan bahasa Indonesia dan terdaftar sebagai kosakata bahasa Indonesia di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tapi ada juga yang belum. Unsur yang belum disesuaikan dan terdaftar tersebut salah satu alasannya adalah ada kata lain di dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna yang sama dengan kata bahasa asing tersebut, seperti overlap (tumpang tindih). Hal yang menjadi masalah adalah jika terdapat kata maupun istilah yang dipakai di dalam bahasa Indonesia dengan tetap menggunakan unsur yang sama dengan bahasa aslinya, tanpa menyesuaikan ejaannya dengan bahasa Indonesia. Dalam hal ini terjadi dari segi bahasa tulisnya. Hal ini terbukti pada media cetak yang terdiri dari majalah, surat kabar, tabloid dan lain-lain, khususnya media yang sasaran pembacanya dari kalangan remaja. Hal ini bisa mengakibatkan kegoyahan pada penggunaan bahasa Indonesia, apalagi remaja merupakan aset bangsa yang perlu dibina dan dibimbing dengan baik. Media cetak merupakan salah satu jenis dari media massa yang memiliki peran penting dalam transformasi pengetahuan dan informasi aktual yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, media cetak pun berperan bagi pengembangan bahasa.
1
2
Sebagaimana diketahui bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara tercantum dalam UUD 1945, Pasal 36, Bab XV. Dalam Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 – 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai : (1) sebagai bahasa resmi kenegaraan (2) sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan (3) sebagai bahasa resmi dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pemerintahan (4) sebagai bahasa resmi dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.1 Selain itu, setiap warga negara Indonesia pada dasarnya adalah pembina bahasa Indonesia. Hal ini tidak berlebihan karena tujuan utama pembinaan bahasa Indonesia adalah menumbuhkan dan membinakan sikap positif terhadap bangsa Indonesia. Dalam menyatakan sikap positif ini dapat dilakukan dengan sikap kesetiaan berbahasa Indonesia dan sikap kebanggan berbahasa Indonesia.2 Penggunaan bahasa Indonesia di media massa telah diatur dalam UU RI Nomor 24 Tahun 2009 Bab III Pasal 39 Nomor 1 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan,
bunyinya yaitu “Bahasa
Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa.” Selain itu, masyarakat juga perlu ingat mengenai isi dalam pengikraran Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, berikut ini kutipan isi Sumpah Pemuda: “Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
1
Azenismail, Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia, (http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/). 2
2013
Mery, Dampak Globalisasi Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia Ditinjau Dari Segi Budaya, 2013, (http://merixyz.wordpress.com/2013/03/21/perkembangan-bahasa-indonesia).
3
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”3 Dengan terteranya peraturan dan pernyataan dalam ikrar sumpah pemuda tersebut, media massa perlu mengevaluasi bahasa yang digunakannya, apalagi media yang berbentuk tabloid. Di antara tabloid yang beredar di Indonesia yaitu tabloid Gaul merupakan media cetak yang akan dianalisis dari segi kebahasaannya. Hal yang paling diutamakan adalah penggunaan unsur serapan bahasa asing, dan penggunaan tanda baca yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia pada tabloid tersebut, khususnya tanda hubung. Para remaja, sasaran pembaca tabloid Gaul, di masa kini terkadang menggunakan bahasa asing yang jauh dari peraturan penggunaan bahasa Indonesia yang benar, khususnya dari segi menulis. Mereka biasanya meniru penggunaan bahasa tersebut dari media-media massa, yang terkadang mediamedia itu, khususnya media cetak yang sasarannya remaja, kurang bisa memberikan contoh yang baik dalam menggunakan ejaan bahasa Indonesia. Dengan terjadinya peristiwa ini, hal itu tentu dapat mempengaruhi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di Indonesia. Hal yang paling dikhawatirkan adalah jika kejadian tersebut terjadi di kalangan remaja, sebagai generasi penerus bangsa. Dengan penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Hubung dan Unsur Serapan Bahasa Asing pada Berita Utama (Headline) Tabloid Gaul Edisi Januari 2014: Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX”, maka hal ini bisa menjadi bahan untuk memperbaiki kesalahan yang ada dan bahan introspeksi bagi para penulis berita di media cetak, salah satunya adalah tabloid. Penggunaaan bahasa yang sesuai dengan aturan EYD harus bisa terealisasikan pada media cetak yang ada di Indonesia, khususnya pada tabloid Gaul. 3
Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka, Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. I, h. 29.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 1. Berkembang pesatnya zaman sehingga mempengaruhi bahasa Indonesia. 2. Pengaruh media massa terhadap penggunaan bahasa Indonesia di masyarakat. 3. Pengaruh kesalahan ejaan bahasa dan tanda baca dalam media massa, khususnya media cetak terhadap keberadaan bahasa Indonesia. 4. Kalangan remaja memiliki pengaruh paling besar dalam penggunaan bahasa yang disajikan oleh media cetak khususnya, tabloid.
C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kesalahan penggunaan ejaan yang dibatasi pada : 1. Tanda hubung (-) dalam berita utama (headline) tabloid Gaul edisi Januari 2014. 2. Unsur serapan bahasa asing (kata dan istilah) dalam berita utama (headline) tabloid Gaul edisi Januari 2014.
D. Perumusan Masalah Bagaimanakah kesalahan pengunaan tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing pada berita utama (Headline) tabloid Gaul edisi Januari 2014?
E. Tujuan penelitian Untuk mendeskripsikan segala bentuk kesalahan penggunaan tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing pada berita utama (Headline) tabloid Gaul edisi Januari 2014.
5
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Untuk mahasiswa, penelitian ini bisa menjadi bahan referensi dalam memahami hal yang berkaitan dengan materi ejaan pada mata kuliah yang didapatkan. b. Untuk guru, penelitian ini bisa dijadikan masukan ke dalam materi
yang berkaitan dengan kesalahan ejaan bahasa pada materi yang ingin disampaikan dalam proses pembelajaran. c. Untuk sekolah, penelitian ini bisa menjadi bahan yang baik untuk
melengkapi kurikulum pada pelajaran bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis a. Mahasiswa dapat memahami dan melihat langsung penerapan yang terjadi pada media yang ada di masyarakat, khususnya pada media cetak seperti tabloid. b. Guru bisa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam untuk disampaikan kepada peserta didik di sekolah. Sehingga guru dapat menjelaskan secara detail mengenai masalah tersebut, apalagi dalam penelitian ini menampilkan contoh-contoh yang sesuai dengan pengalaman siswa dalam kehidupannya. c. Sekolah dapat menambah referensi penelitian ini di sekolah, sehingga penyampaian materi ini kepada siswa dapat tersampaikan dengan baik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Bahasa Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau perasaan yang ada pada diri sisi pembaca.1 Bahasa dianggap sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik secara lisan maupun tertulis.2 Bahasa dilihat sebagai suatu gejala alam yang harus dianalisis agar dapat ditemukan kaidah-kaidah dari bahasa.3 Bahasa juga merupakan cermin (mirror) bagi keberadaan masyarakatnya. Itulah sebabnya sering dikatakan pula bahwa bahasa hampir pasti menunjukkan bangsanya.4 Bahasa jika ditinjau dari sudut komunikasi adalah transmisi pesan, yang merupakan pemilihan serangkaian simbol dari suatu persediaan koda. Jadi, apabila seseorang menggunakan bahasa seolah-olah seperti memilih kata demi kata.5 Berdasarkan definisi bahasa yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa digunakan sebagai alat atau media komunikasi yang digunakan oleh masyarakat agar pesan yang dimaksud dapat
1
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. I, h. 1. 2
Masnur Muslich, Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), Cet. I, h.3. 3
JD Parera, Dasar-dasar Analisis Sintaksis, (Jakarta: Erlangga, 2009), Cet. I, h. 7.
4
Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.2. 5
Abd Syukur (Ed), Analisis Bahasa untuk Pengajaran Bahasa (Terjemahan), (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), h.41.
6
7
diterima dan dipahami antar anggota yang satu dengan yang lainnya dalam suatu masyarakat. Bahasa yang digunakan di masyarakat tersebut, tidak hanya berbentuk lisan, tapi tulisan pun termasuk ke dalam alat atau media komunikasi itu.
B. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Dengan ditetapkannya sebagai bahasa negara, yang dituangkan di dalam Pasal 36 Undang-Undang dasar 1945, bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi Negara Indonesia.6 Sebagai bahasa resmi, bahasa yang digunakan oleh seluruh masyarakat, maka untuk penggunaan bahasa yang tepat, pemerintah pun menyusun suatu peraturan atau kaidah yaitu buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Selain itu, di masyarakat tentu sering mendengar kalimat ―Berbahasa Indonesia dengan Baik dan Benar‖. Pernyataan ini mengajak rakyat Indonesia untuk bisa menerapkan hal tersebut dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar.7 Prof. Ida Bagus Putrayasa mendefinisikan bahwa bahasa yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku.8 Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa baik. 9 Definsi lain
6
Dendy Sugono, Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar, (Jakarta: Gramedia, 2009),Cet II, h.3. 7
Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2010),Cet. VIII, h.20. 8
Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. I, h.81. 9
Hasan Alwi, dkk, op.cit.,h.21.
8
menurut Prof. Ida Bagus Putrayasa bahwa bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan situasi pemakaiannya.10 Jadi, bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi pemakainya, seperti bahasa yang berisi hal ilmiah tidak tepat jika dipakai pada masyarakat desa yang berpendidikan rendah. Bahasa yang benar sendiri adalah bahasa yang digunakan dengan menyesuaikan aturan yang berlaku, seperti pada bahasa tulis dengan berpedoman ejaan bahasa Indonesia yang telah disempurnakan (EYD), kata asing ditulis dengan huruf miring dan sebagainya. Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus adalah pemakaian bahasa Indonesia yang benar, pemakaian bahasa yang harus disesuaikkan dengan peraturan yang ada di dalam bahasa Indonesia, dari segi bahasa tulisnya. C. Media Massa Kini manusia sedang mengalami masa di mana media massa menjadi salah satu pusat kepentingan bagi mereka. Hal ini dikarenakan bahwa tidak mungkin manusia melakukan pengembangan diri dan masyarakat tanpa mengakses berita, fakta, ilustrasi, gagasan, dan informasi dari berbagai media komunikasi
massa
baik
secara
tradisional
maupun
media
massa
kontemporer11. Media massa sebagaimana dipaparkan oleh Doug Newsom and James A Wallert adalah communicators have a wide choice of channels for sending message to large audience. Newspaper, magazines, radio, television and books are capable of reaching an audience of millions. These channels are known as the mass media of communications. Any channel carrying message
10
Ida Bagus Putrayasa. Loc.cit. 11
Suhaimi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. I, h.2.
9
to vast, widespread general audiences is a mass medium.12 Dengan kata lain, komunikator memiliki berbagai pilihan penampilan tayangan yang luas untuk mengirimkan pesan kepada audien dalam skala besar. Koran, majalah, radio dan televisi serta buku mampu menjangkau jutaan pemirsa. Penampilanpenampilan tayangan inilah yang disebut komunikasi media massa. Beberapa tampilan membawa pesan dengan cepat serta sebagai media penyebaran kepada masyarakat umum. Agee mengemukakan bahwa media massa merupakan saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunkasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak.13 Hal ini berarti media memiliki pengaruh yang kuat yang bisa saja mempengaruhi gaya hidup seseorang. Pendapat lain mengenai definisi media massa adalah perpanjangan alat indra manusia.14 Hal ini berarti bahwa dengan media, manusia atau masyarakat bisa melihat dan mengetahui sebuah peristiwa dan informasi mengenai sesuatu/seseorang secara langsung. Menurut Canggara, media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi.15
12
Doug Newsom dan James A Wallert, News For The Mass Media (Media Writing), (California: Wadsworth Publishing Company, 1985), h. 27. 13
Ardianto, Definisi Menurut Para Ahli, 2014, (http://definisiahli.blogspot.com/2013/05/definisi-
media-masa-menurut-ahli-ardianto.html). 14
Mc Luhan dalam Firsan Nova, Crisis Public Relations – Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan, (Jakarta: Grasindo, 2009), h. 204. 15
ASM. Romli, Pengertian Media Massa, 2014, (http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-mediamassa/)
10
Dari beberapa definisi tersebut mengenai media massa, maka dapat disimpulkan bahwa media massa adalah sebuah alat atau sarana yang bertugas untuk menyampaikan informasi kepada khalayak, baik melalui media yang berbentuk cetak (seperti koran, tabloid, dan majalah) maupun elektronik (seperti televisi, radio dan internet). Untuk itu, media massa menjadi sebuah kebutuhan dan memiliki manfaat yang penting bagi masyarakat dan menjadi tugas seorang seorang jurnalis untuk menyajikan informasi yang teraktual dan benar kepada masyarakat. D. Bahasa Jurnalistik Junalistik atau journalism berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar. Journal berasal dari perkataan Latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik.16 Jurnalistik juga diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, dan berkala lainnya.17 Di dunia jurnalistik, istilah ‗bahasa jurnalistik‘ tentu tidak asing bagi kalangan pers; jurnalis. Bahasa jurnalistik sendiri dianggap sebagai salah satu variasi bahasa Indonesia tampak jelas kegunaannya bagi masyarakat yang mendengarkan informasi dari radio setiap hari, membaca berita koran, tabloid, dan majalah setiap jam, menyaksikan tayangan televisi yang melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi. Semua berita dan laporan itu disajikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh khalayak, mereka seolah-olah diajak untuk menyaksikan berbagai peristiwa secara
16
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. II, h. 15. 17
Assegaf dalam AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), Cet. III, h. 2.
11
langsung. Dengan demikian, bahasa jurnalistik itu menjadi bagian tak terpisahkan dalam karya jurnalistik. Bahasa jurnalistik didefinisikan sebagai bahasa yang digunakan oleh para wartawan, redaktur, atau pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual, penting dan atau menarik dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap maknanya.18 Bahasa yang lazim dipakai media cetak berkala yakni surat kabar, tabloid, dan majalah disebut bahasa jurnalistik.19 Dewabrata
mengemukakan
bahwa
penampilan
ragam
bahasa
jurnalistik yang baik bisa ditenggarai dengan kalimat-kalimat yang mengalir lancar dari atas sampai akhir, menggunakan kata yang merakyat, akrab di telinga masyarakat sehari-hari; tidak menggunakan susunan kaku formal dan sulit dicerna. Susunan kalimat jurnalistik yang baik akan menggunakan katakata yang paling pas untuk menggambarkan susunan serta isi pesannya. Bahkan nuansa yang terkandung dalam masing-masing kata pun perlu diperhitungkan.20 Rosihan Anwar, wartawan senior terkemuka menyatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers ialah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifatsifat khas yaitu: singkat padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Dia tidak dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Dia juga harus memperhatikan
18
Rosihan Anwar dalam AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), Cet. III, h.7. 19
As Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), Cet. III, h. 53. 20
AS Haris Sumadiria. Op.cit. h.5.
12
ejaan
yang
benar.
Dalam
kosakata,
perkembangan dalam masyarakat. Badudu mengemukakan
bahasa
jurnalistik
mengikuti
21
bahwa bahasa jurnalistik harus singkat,
padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Sifat-sifat itu harus dipenuhi oleh bahasa jurnalistik mengingat media massa dinikmati oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya. 22Yang paling dasar dalam memahami bahasa jurnalistik bahwa bahasa jurnalistik juga sama saja dengan bahasa yang digunakan secara umum, yaitu mengikuti tata bahasa yang berlaku dan mempergunakan kosakata yang sama.23 Berdasarkan penjelasan mengenai bahasa jurnalistik menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa jurnalistik adalah bahasa yang biasanya digunakan oleh wartawan (pers) untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Aturan pers dalam menggunakan bahasa di media tidak lepas dari aturan yang telah ditentukan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, hanya saja penulisan mereka terlihat lebih sederhana, ringkas dan padat. Berikut ini dipaparkan mengenai pedoman penulisan bahasa jurnalistik dan kesalahan dalam penggunaan bahasa jurnalistik. 1. Pedoman Penulisan Bahasa Jurnalistik Terdapat 17 ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku untuk semua bentuk media, yakni sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari
21
Rosihan Anwar dalam AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), Cet. III, h. 6. 22
Ibid. 23
Badudu dalam Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik: Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. II, h. 164.
13
kata dan istilah asing, pilihan kata (diksi) yang tepat, menggunakan kalimat aktif, menghindari kata dan istilah teknis, dan tunduk kepada kaidah etika.24 Pedoman pemakaian bahasa Indonesia dalam pers juga telah disepakati oleh para wartawan dalam Karya Latihan Wartawan IKLW XVII PWI Pusat yang diselenggarakan pada tanggal 6 — 10 November 1975. Adapun isi pedoman tersebut adalah sebagai berikut. a. Wartawan hendaknya secara konsekuen melaksanakan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Hal ini juga harus diperhatikan oleh para korektor karena kesalahan paling menonjol dalam penerbitan pers sekarang ini ialah kesalahan ejaan. b. Wartawan hendaknya membatasai diri dalam singkatan atau akronim. Kalaupun harus menulis akronim, maka satu kali dia harus menjelaskan dalam tanda kurung kepanjangan akronim tersebut supaya tulisannya dapat dipahami oleh khalayak ramai. c. Wartawan hendaknya jangan menghilangkan imbuhan, bentuk awalan atau prefix. Pemenggalan kata awal me- dapat dilakukan dalam kepala berita mengingat keterbatasan ruangan. Akan tetapi, pemenggalan jangan sampai dipukulratakan sehingga merembet pula ke dalam tubuh berita. d. Wartawan hendaknya menulis dengan kalimat-kalimat pendek. Pengutaran pikirannya harus logis, teratur, lengkap dengan kata pokok, sebutan dan kata tujuan (subjek, predikat, objek). e. Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita seperti kata-kata ―sementara itu‖, ―dapat ditambahkan‖, ―perlu diketahui‖, ―dalam rangka‖, ―selanjutnya‖, dan lain-lain. f. Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir sepert: ―adalah‖ (kata popula); ―telah‖ (penunjuk masa lampau); ―untuk‖ (sebagai terjemahan to dalam bahasa Inggris), ―dari‖ (sebagai terjemahan of dalam hubungan milik; ―bahwa‖ (sebagai kata sambung), dan bentuk jamak yang tidak perlu diulang. g. Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya supaya jangan campur-aduk dalam satu kalimat bentuk pasif (di) dengan bentuk aktif (me). Sebab kalimat aktif terasa lebih hidup dan kuat dari kalimat pasif.
24
AS Haris Sumadiria, Bahasa jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), Cet III, h.14.
14
h. Wartawan hendaknya menghindari kata-kata asing dan istilah-istilah yang terlalu teknis ilmiah dalam berita. Kalaupun terpaksa menggunakannya, maka satu kali harus dijelaskan pengertian atau maksud. i. Wartawan hendaknya sedapat mungkin mentaati kaidah tata bahasa. j. Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah bahasa yang komunikatif dan spesifik sifatnya, dan karangan yang baik dinilai dari segi aspek yaitu: isi, bahasa dan teknik persembahan.25 Selain itu, Goenawan Mohammad, wartawan dan esais Indonesia, menguraikan bahasa jurnalistik di media cetak antara lain: a. Datanglah dengan ―sesuatu‖ sebelum menulis sebuah berita. Jika Anda tak bisa menuliskan sesuatu itu, Anda tidak punya gagasan apalagi berita. b. Tulislah sedemikian sehingga mudah dimengerti, dengan bahasa Indonesia yang sederhana. Kata-kata sederhana lebih digdaya. Hindari kata-kata asing, ilmiah, dan jargon. c. Tulislah yang mudah dibaca lebih sulit membuatnya. Jika bisa, buatlah kata-kata Anda bernyanyi dan menari. Jika tidak biasa, cukup membuatnya jadi jelas. Katakan pada diri sendiri setiap hari: Anda tak perlu memneri kesan menguasai bahasa yang indah serta mendayudayu. d. Gambarkan bukan katakan. Tulislah sehingga pembaca akan mengatakan: ―Saya merasa seperti benar-benar melihat apa yang Anda tulis‖. Visualidasikan setiap adegan, tunjukkan pada mereka apa saja yang nampak dalam mata pikiran Anda. Penuhi kalimat dengan orang, tempat, dan benda-benda, serta detil yang cukup, tapi tidak terlampau banyak. e. Hindari pemakaian eufemisme dan kata-kata yang dipromosikan oleh kelompok kepentingan tertentu, termasuk pemerintah, dan kalangan militer. ―Diamankan‖ dalam banyak hal adalah ―ditahan‖. f. Jika Anda tidak mampu menemukan cacat pada tulisan Anda sendiri, Anda bukan penulis. Sediakan waktu untuk menyunting sendiri apa yang telah ditulis. Sisi sudah dalam menulis adalah bahwa Anda tak perlu sempurna melakukan bedah otak. Bahkan penulis kondang
25
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), Cet. V, h. 148-150.
15
percaya bahwa tulisan yang baik adalah hasil penulisan ulang (rewriting). g. Berita yang baik tidak memerlukan dekorasi. Hapus kata ―amat‖ atau ―sekali‖ setiap menemuinya. Hapus sebanyak mungkin kata sifat seperti ―cantik‖ atau ―hebat‖ atau ―piawai‖ ketika melaporkan sebuah peristiwa. Anda bisa menulis tanpa mereka jika Anda punya kata kerja yang kuat. h. ―Less is more,‖ kata Ernest Hemingway. Jangan menulis dengan katakata panjang jika dengan pendek sudah cukup. Gunakan kata kerja aktif. Jangan ubah kata kerja menjadi kata kerja buruk. i. Tergila-gilalah pada akurasi. Jangan buarketololan seperti salah menuliskan nama seseorang. Pembaca akan mengatakan: Jika Anda ceroboh dengan hal-hal kecil, bagaimana kami bisa percaya anada dengan hal-hal penting?‖ Maka teliti dan teliti ulang fakta anda. Jika ragu, tinggalkan mereka. j. Jika Anda tak bisa memperlakukan fakta sebagai sesuatu yang sakral, jadilah penulis fiksi-bukan wartawan. Jangan pernah melaporkan gosip. Jangan merekayasa peristiwa. Dan jangan membedakan kutipan orang agar nampak lebih seksi. Keuntungannya sangat sedikit, harga yang harus dibayar mahal.26 Sebuah media pasti memiliki aturan yang memegang kendali dalam proses penggunaannya agar hasilnya dapat memuaskan masyarakat, khususnya media cetak. Jika dilihat dari paparan dari Goenawan Mohammad ada salah satu hal mengenai penggunaan bahasa pada media cetak bahwa media perlu menghindari kata-kata yang berbau ilmiah, asing dan jargon. Berdasarkan hal-hal tersebut mengenai pedoman penulisan bahasa jurnalistik, maka bisa dilihat bahwa dalam penggunaan ejaan, wartawan memiliki aturan agar menghindari kata-kata asing dan istilah-istilah teknis ilmiah dalam berita dan tetap mengikuti Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Dengan demikian, sebuah media perlu menghindari istilah dan penulisan ejaan yang tidak sesuai pedoman tersebut agar terhindar 26
Goenawan Ahmad dalam Suhaimi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. I, h.19-20.
16
dari kesalahpahaman dan kesalahan. Hal ini sesuai dengan ciri bahasa jurnalistik, salah satunya adalah menghindari kata dan istilah asing dalam menyampaikan informasi dan pedoman wartawan mengenai penulisan pers harus sesuai dengan EYD bahasa Indonesia. Keadaan tersebut dilakukan sebagai langkah mempermudah pembacanya yang tidak mengerti kata atau istilah-istilah asing. 2. Kesalahan dalam Penggunaan Bahasa Jurnalistik Selama ini manusia selalu disebut sebagai makhluk yang tak pernah luput dari kesalahan, hal ini dianggap wajar. Akan tetapi, jika kesalahan tersebut terus dilakukan tanpa melakukan perbaikan, maka ini menjadi hal yang kurang baik. Hal ini juga terjadi di dunia jurnalis, sebuah kesalahan yang sering dilakukan para jurnalis adalah penggunaan ejaan saat menulis di media. Dr. Yus Badudu pun pernah mengatakan mengenai hal tersebut. Berikut ini kutipannya. ―Kesalahan yang paling menonjol dalam bahasa surat kabar sekarang ini ialah kesalahan ejaan. Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan saya rasa sudah disebarkan kepada redaksi-redaksi surat-surat kabar. Tetapi, mengapa aturan-aturan ejaan yan tercantum di dalam buku ejaan itu tidak diterapkan secara baik dan konsekuen. Kita memiliki tanggung jawab bukan hanya terhadap satu golongan masyarakat, tetapi terhadap semua golongan termasuk anak-anak kita, murid-murid sekolah. Kita memercayakan anak-anak kita kepada guru-guru yang mendidiknya, tetapi kita tidak mau membantu pekerjaan guru-guru itu. Yang dijumpai murid-murid itu di luar sekolah, dalam hal ini surat-surat kabar lain daripada yang diajarkan gurunya di sekolah.‖27 Berikut ini kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan oleh wartawan saat menulis berita di media dari segi kebahasaan menurut Stanley, pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
27
Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), Cet. V, h.9.
17
a. Kesalahan Morfologis Kesalahan ini sering terjadi pada judul berita surat kabar ataupun majalah yang memakai kalimat aktif. Misalnya: Pesawat Garuda Terjatuh Tepat Bawah Sungai Kota Jember b. Kesalahan Sintaksis Kesalahan pemakaian tatabahasa atau struktur kalimat yang kurang benar yang mengacaukan makna. Misalnya: Kerajinan Kasongan Banyak Diekspor Hasilnya Ke Amerika Serikat. Seharusnya, Hasil Kerajinan Desa Kasongan banyak diekspor ke Amerika.
c. Kesalahan Kosakata Kesalahan ini sering dilakukan dengan alasan kesopanan (eufemisme) atau menimimalkan dampak buruk pemberitaan. Misalnya: Penculikan Mahasiswa oleh OknumKopasus Itu Merupakan Pil Pahit bagi ABRI. Seharusnya, kata Pil Pahit diganti kejahatan. d. Kesalahan Ejaan Kesalahan ini banyak terjadi dalam surat kabar atau majalah. Misalnya: Kata Jumat sering ditulis Jum‘at, dan kata Jadwal ditulis Jadual.
18
e. Kesalahan Pemenggalan Kesalahan ini terjadi dalam pemenggalan kata atau kalimat yang berganti kolom sehingga terkesan main penggal.28
E. Unsur Serapan 1. Pengertian Unsur Serapan Unsur serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah.29 Hal ini berarti bahwa bahasa Indonesia meminjam atau menyerap kata dari bahasa-bahasa tersebut. Bahasa asing ini bisa berasal dari bahasa Inggris, Cina, Portugis, Belanda maupun Arab. Bahasa-bahasa asing tersebut bisa diserap ke dalam bahasa Indonesia karena ada hubungan dalam berkomunikasi antara negara-negara tersebut dengan Indonesia pada zaman dahulu maupun sekarang dengan adanya IPTEK. Sumber lain mengatakan bahwa unsur serapan adalah unsur asing yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah, yang lantas dipungut dan diserap ke dalam bahasa Indonesia.30 Penyerapan ini bertujuan agar bahasa Indonesia bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada di dunia, khususnya dari segi bahasanya. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa unsur serapan adalah unsur yang diserap ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa asing maupun daerah. Unsur di sini tidak hanya berbentuk kata, tapi istilah dan imbuhan juga. Kosakata, istilah maupun imbuhan yang diserap tersebut ada beberapa yang sudah disesuaikan dengan ejaan Indonesia. Selain itu, adapula yang langsung diserap tanpa disesuaikan ejaan 28
Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan: Strategi Wartawan Menghadapi Tugas Jurnalistik, (Yogyakarta: Andi Offset, 2006), h. 91-92. 29
Widjono Hs, Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2012), h. 68. 30
Wahyu Wibowo, Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. I, h. 21.
19
bahasa Indonesia. Dalam hal ini, bahasa Indonesia menyerap atau meminjam secara utuh, struktur kata dan maknanya. 2. Pengelompokkan Unsur Serapan Unsur
serapan
memiliki
empat
macam
proses.
Berikut
ini
pemaparannya. a. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal. Misalnya, camera (kamera) dan michrophone (mikrofon) b. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal. Misalnya, design (desain) dan file (fail) c. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tanpa dengan penyesuaian lafal. Misalnya, bias (bias) dan radar (radar) d. Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal 1) Penyerapan istilah asing tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika ejaan dan lafal istilah asing itu dicetak dengan huruf miring. Misalnya, dulsce utile 2) Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika istilah itu juga dipakai secara luas dalam kosakata umum, istilah itu juga tidak ditulis dengan huruf miring. Misalnya, golf dan internet.31 Referensi lain membagi pengelompokan proses penyerapan sebagai berikut. a. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, dan waktu b. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Misalnya, shuttle cock dan knock out c. Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan EYD. Misalnya computer (computer) dan kalkulasi (calculation).32 Selain itu, pendapat lain memaparkan mengenai pengelompokkan unsur serapan sebagai berikut. a. Proses adopsi, yaitu kata asing diambil langsung menjadi bahasa Indonesia (contoh: bank, helm, unit dan radio) 31
Tim Penyusun, Pedoman EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 112-113. 32
Widjono Hs, Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2012), h. 68-69.
20
b. Proses adopsi, yaitu menyesuaikan bahasa asing ke dalam struktur bahasa Indonesia (contoh: sistem dan idealis) c. Proses terjemahan, yaitu mencari padanan dalam bahasa Indonesia (contoh: segitiga-triangle dan terpadu-integrated.33 Berikut ini pemaparan lain mengenai pengelompokkan unsur serapan bahasa asing. a. Mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. Misalnya, bank dan opname b. Mengambil kata dengan menyesuaikan kata itu dengan ejaan bahasa Indonesia. Misalnya, standard-standar c. Menerjemahkan dan memadankan istilah-istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, starting point-titik tolak d. Mengambil istilah yang tetap seperti aslinya karena sifat keuniversalannya. Misalnya, de facto.34 Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi ada kelompok besar. Berikut ini kutipan yang dimaksud. “Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, dan de l’hommepar l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisannya dan pengucapannya disesuaikan dengan bahasa Indonesia.‖35 Jadi, berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur serapan dibagi menjadi empat kelompok proses, yaitu sebagai berikut. a. Adopsi, yaitu unsur bahasa asing yang diserap secara utuh baik makna, ejaan maupun lafalnya ke dalam bahasa Indonesia. Misalnya, helm, unit dan formal
33
Asih Anggarani dkk, Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 35. 34
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2009), Cet XI, h. 34-35. 35
Tim Penyusun, Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 89-90.
21
b. Adaptasi, yaitu unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan menyesuaikan ejaannya. Misalnya, intellectualintelektual dan subject-subjek c. Terjemahan, yaitu unsur serapan asing yang diterjemahkan dan memiliki padanan yang sesuai di dalam bahasa Indonesia. Misalnya: Air port
Bandar udara
Join ventura usaha patungan36 d. Penyerapan (peminjaman) unsur bahasa asing secara utuh (makna, ejaan,
lafal)
dan
unsur
tersebut
digunakan
karena
sifat
keuniversalannya. Namun, unsur itu belum dimasukkan ke dalam kosakata bahasa Indonesia sehingga penulisannya harus dimiringkan Misalnya: De facto Status quo Cum laude37 3. Pedoman Penggunaan Unsur Serapan Sebagian
orang
di
Indonesia
mungkin
mengetahui
bahwa
sesungguhnya bahasa Indonesia banyak sekali mengambil maupun menyerap bahasa asing untuk dijadikan daftar kosakata dalam bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa pada hakikatnya bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa Melayu dan persentuhan budaya pada masa dahulu, saat lalu lintas perdagangan antar negara. Selain itu, bahasa Indonesia juga menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina dan Inggris.
36
Atikah Anindyarini dkk, Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas IX, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2008), h. 51. 37
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, loc.cit.
22
Hal mengenai kata asing dalam bahasa Indonesia pernah dibahas oleh para ahli bahasa. Berikut ini penjelasan mengenai hal yang dimaksud. ―Yang harus ditolak ialah kata asing yang masih saja dituliskan dan diucapkan seperti lafalnya dalam bahasa asing asalnya. Kalau katakata seperti itu digunakan dalam bahasa Indonesia, kalimat bentukan seperti itu dapat dikatakan sebagai kalimat bahasa Indonesia gadogado. Kalau masih menuliskan kata berikut taxi, relax, team, management, toilet, trottoir, masih menggunakan kata asing dalam bahasa Indonesia. Tetapi bila kata-kata itu tuliskan atau ganti dengan padanannya dalam bahasa Indonesia, menghindari pemakaian kata asing di dalam bahasa yang gunakan. Kata-kata tersebut menjadi taksi, tim, menajemen, toilet, trotoar, atau cari padanannya dalam bahasa Indonesia santai (untuk relax), pengelolaan (untuk management), kaki lima (untuk trottoir).‖38 Agar masyarakat Indonesia tidak kebingungan dalam menentukan suatu unsur serapan yang benar, salah satu jalannya adalah dengan melihat dalam kamus yang baik. Salah satu kamus yang terbaik dewasa ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka. Penulisan atau penggunaan huruf miring biasanya diterapkan pada unsur serapan asing yang belum disesuaikan penulisan ejaannya. Berikut ini peraturan dari penggunaan huruf miring. a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: Majalah Bahasa dan Kesustraan, buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara karya. b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. Misalnya: huruf pertama kata abad ialah a 38
JS Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, (Jakarta: Gramedia, 1994), Cet. V, h.33.
23
Dia bukan menipu, tetapi ditipu Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital Buatlah kalimat dengan berlepas tangan. c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. Misalnya: huruf pertama kata abad ialah a Dia bukan menipu, tetapi ditipu Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital Buatlah kalimat dengan berlepas tangan. d. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Carciniamangostana. Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini. Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'.39 Selain yang dijelaskan sebelumnya, referensi lain menjelaskan tentang penulisan huruf miring yaitu sebagai berikut. a. Untuk menuliskan semua nama media massa cetak maupun elektronik Misalnya: Siaran langsung itu diselenggarkan di RCTI b. Untuk nama kapal dan pesawat Misalnya: Garuda mulai menerbangi Australia c. Untuk menuliskan nama kantor berita Misalnya: Hal itu seperti ditulis kantor berita Antara
39
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. XXVIII, h. 25-26.
24
d. Untuk menuliskan pertanyaan dalam tulisan yang berbentuk tanya jawab Misalnya: Sampai kapan Anda akan menyanyi? e. Untuk menuliskan nama rubrik dan nama program acara di teve Misalnya: Menghadapi Idul Adha, 16 Maret besok, AN-teve.40 Contoh lain mengenai penulisan huruf miring, antara lain: 1) Buku Jurnalistik, Majalah Mingguan Berbahasa Sunda Mangle, dan Surat Kabar Bandung Pos, menurut Dewan Juri Anugerah Kebudayaan jawa Barat 2006, termasuk ke dalam kategori buku teks, majalah mingguan berbahasa daerah, dan surat kabar lokal yang mampu menggunggah inspirasi serta membangkitkan total terhadap profesi. 2) Harijanto sebenarnya mencintai boat modeling sejak 1970-an. Namun kelangkaan tempat bermain membuatnya beralih ke ajang motorsport dan aeromodelling. ―Toh, kecintaan saya terhadap boat modeling tak pernah putus,‖ kata pengusaha mesin kemasan di Surabaya yang mengoleksi 18 kapal mini berbagai jenis itu (Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 4 Maret 2006). 3) Beragam jenis batu menjadi olahan Irwan, anatara lain kecubung ungu (royal-purple amethyst), kalimaya putih dan hitam Banten, mutiara air laut, batu akik, hingga materi fosil dan amber yang baru ditemukan di Kalimantan. Adapula crysacola, batu berwarna truqoisa atau biru kehijauan. Keindahan pada berbagai jenis batu ini terutama terdapat pada kuarsa dan akik yang merupakan subgrup batuan cryptocrystalline (diolah dari Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 4 Maret 2006).41 Dari penjelasan mengenai peraturan penggunaan huruf miring terdapat bagian yang memaparkan bahwa penulisan kosakata, unsur serapan asing yang tidak menyesuaikan ejaannya dengan bahasa Indonesia, maka penulisannya harus dimiringkan. Hal ini bertujuan untuk menandai perbedaan
40
Tri Adi Sarwoko, Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik Edisi kedua, (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), h. 24-25. 41
AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2010), h. 103-104.
25
dengan kosakata lainnya yang sudah termasuk ke dalam bahasa Indonesia maupun yang sudah disesuaikan ejaannya dengan bahasa Indonesia.
F. Pemakaian Tanda Baca Dalam
Pedoman
Umum
Ejaan
Bahasa
Indonesia
yang
Disempurnakan ada banyak peraturan dalam penulisan ejaan, khususnya tanda baca. Namun, kesalahan yang biasanya sering terjadi pada media massa khususnya, tabloid remaja Gaul adalah penggunaan tanda hubung, dan penulisan pada unsur serapan bahasa asing. Dalam hal sub bab ini, yang dijelaskan adalah peraturan penggunaan tanda hubung. Maka, untuk lebih memahami peraturan dalam penggunaan tanda baca tersebut yang berdasarkan EYD (Ejaaan Yang Disempurnakan) adalah sebagai berikut. 1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya: Di samping cara-cara lama itu ada ju-ga cara yang baru. 2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Misalnya: Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas.42
42
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi Kedua, (Jakarta: Balai pustaka, 2005), Cet. XXVIII h. 61-62.
26
Dalam pemenggalan yang terjadi dalam hal ini, prinsip yang digunakan tidak lepas dari prinsip gramatikal dan prinsip ortografis. Pemenggalannya adalah sebagai berikut. a. Pemenggalan kata jadian (kata kompleks) dilakukan dengan berpegangan pada prinsip gramatikal 1) Awalan dan akhiran diperlakukan sebagai satuan terpisah, misalnya ber-a.sas dan me-ngu.kur. 2) Bentuk gabungan dipenggal lebih dahulu atas satuan-satuannya, misalnya ba.gai-ma.na dan pa.ra-me.dis. b. Pemenggalan kata dasar, baik kata Indonesia maupun kata serapan, dilakukan dengan berpegang pada prinsip ortografis 1) Pemenggalan kata yang mengandung huruf-huruf vokal yang berurutan di tengahnya dilakukan di antara kedua vokal itu. Misalnya, bu.ah dan ma.in. 2) Bagian kata yang terdiri atas huruf vokal (termasuk akhiran–i). Misalnya, a.da, di.a dan me.lu.ka.i 3) Suku kata yang mengandung gugus vokal au, of, ae, ci, eu, dan ui, baik dalam kata-kata Indonesia maupun kata-kata serapan, diperlakukan sebagai satu suku. Misalnya, au.la dan pa.lau. 4) Pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya, ba.pak, ka.bar dan la.wan. 5) Pemenggalan kata yang mengandung dua huruf konsonan berurutan yang tidak mewakili satu fonem dilakukan di antara huruf konsonan itu. Misalnya, Ap.ril dan cap.lok. 6) Pemenggalan kata yang ditengahnya terdapat diagraf atau gabungan huruf konsonan yang mewakili fonem tunggal, dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan diagraf itu. Misalnya, akh.lak, bang-sa, dan bu.nyi.
27
7) Pemenggalan kata yang mengandung tiga atau empat huruf konsonan berurutan di tengah dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan kedua. Misalnya, ben.tro dan bang.krut. 8) Pemenggalan kata yang mengandung bentuk trans. a) jika trans diikuti bentuk bebas, pemenggalannya dilakukan dengan memisahkan trans sebagai bentuk utuh dan bagian lainnya dipenggal dari bentuk dasar. Misalnya, trans.mig.ra.si dan trans.fu.si. b) jika trans diikuti oleh bentuk terikat, pemenggalan seluruh
kata
dilakukan
dengan
mengikat
pola
pemenggalan kata dasar. Misalnya, trans.sen.den dan trans.sit. 9) Pemenggalan kata yang mengandung bentuk eks-. a) jika unsur ek- ada dalam kata yang mempunyai bentuk sepadan yang mengandung unusr –in atau –im, penggalannya
dilakukan
antara
eksdan
unsur
berikutnya. Misalnya, eks.tra dan eks.por. b) bentuk lain yang mengandung unsur eks- dipenggal sebagai kata utuh. Pemenggalan eks dilakukan di antara k dan s. misalnya, ek.ses dan ek.strem. 10) Pemenggalan kata yang terdiri atas lebih dari stau unsur dan salah satu unsur itu dapat bergantung dengan unsur lain, dilakukan di antara-unsurnya. Misalnya, en.do.skop, bi.o.grafi (bio-grafi) dan bi.o.skop (bio-skop). 11) Mengenai pemenggalan serapan asing, perhatikan aturan berikut: a) pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir –isme dan –isme itu didahulukan oleh huruf vokal, dilakukan
28
setelah huruf vokal. Misalnya, egoisme (e.go.is.me) dan hinduisme (hin.du.is.me). b) pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir dengan –isme dan –isme itu didahului oleh sebuah huruf konsonan, dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya, absolutisme (ab.so.lu.tis.me) dan humanisme (hu.ma.nis.me). 12) Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhir dengan – anda. –asi, -ida, -ika, -ikel, dan –tas. Misalnya, a.yah.an.da dan klo.ri.da. 13) Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran–ak, -al-, ans, -at, -if, -is, -or, dan –ur. Misalnya, a.mo.ni.ak, pro.po.sal. dan am.bu.lans. 14) Pemenggalan unsur serapan asing yang berakhiran –i dan –iah. Misalnya, monarki, deputi dan badani.43 3. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagianbagian tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a 4. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagianbagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata. Misalnya: Ber-evolusi, dua puluh lima ribu-an (20 x 5000) 5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka
43
Tim Penyusun, Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 158-167.
29
dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap. Misalnya: Se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, memPHK-kan, hari-H, sinar-X; Menteri-Sekretaris Negara. 6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya: di-smash, pen-tackle-an.44 G. Tabloid Tabloid adalah istilah suatu format yang dimiliki oleh surat kabar yang ukurannya lebih kecil dari ukuran standar koran harian, yakni 597 mm × 375 mm. Istilah tersebut biasanya dikaitkan dengan penerbitan surat kabar biasa yang bersifat non harian. Hal yang dimaksud adalah surat kabar yang terbit seminggu sekali maupun dua minggu. Tabloid biasanya terfokus pada hal-hal yang dianggap agak ―tidak serius‖, terutama masalah selebritas, olah raga, kriminal, dan lain-lain. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir pada masa itu, beberapa surat kabar harian seperti Republika dan Koran Tempo telah mulai menggunakan format berita dalam tabloid. 1. Sejarah Tabloid Istilah kata ―tabloid‖ bermula dari negeri Inggris, yaitu di kota London. Kata tersebut diberikan dari sebuah perusahaan farmasi yang
44
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.Op.cit., h. 61-63.
30
bernama
Burroughs Wellcom & Co. Perusahaan ini memasarkan pil
―tabloid‖ di akhir 1880-an. Dinamakan pil ―tabloid‖ karena proses atau metode pembuatannya dengan mengempa pada tablet. Sebenarnya perusahaan ini bukanlah yang pertama yang menggunakan metode ini. Hanya saja metode pengempaan (menekan; memerah; mengapit) tablet ini mulai terkenal saat mereka menggunakannya. Semenjak itu penggunaan ―tabloid‖ pun mulai marak. Istilah ―tabloid‖, yang semula berkaitan dengan tablet yang menggunakan metode pengempaan ini, semakin terkenal di masyarakat sehingga segala sesuatu yang terkenal akan disebut sebagai ―tabloid‖. Penggunaan istilah tabloid pun mulai diterapkan pada hal-hal lain, salah satunya dalam jurnlistik. Pembuatan tabloid, khususnya di Inggris memiliki variasi yang cukup banyak, semua bergantung pada permintaan pasar, keadaan politik yang tengah terjadi saat itu, gaya editorial dan redaksional, serta sirkulasi.45 Hal ini menjadikan istilah ―tabloid‖ semakin terkenal dan berubah makna dengan sebelumnya, yang berkaitan dengan metode pembuatan tablet yang dikempa. Perkembangan tabloid di Indonesia mulai sejak tahun 1982. Kehadirannya di republik ini terjadi setelah surat kabar dan majalah sudah beredar dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan tabloid di Indonesia ini dianggap hadir pada generasi ketiga. Perhitungan ini didasari oleh keberadaan surat kabar di Indonesia yang perjalanannya dimulai pada tahun 1828 (Masa Kolonial Belanda ), lalu majalah dimulai pada periode kemerdekaan, tahun 1945. Tabloid 45
Anneahira, Sejarah Tabloid, 2014, (http: //www.anneahira.com/tabloid.htm)
31
sendiri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya mulai berkembang pada era orde baru. Seperti halnya dengan surat kabar (koran) dan majalah, tabloid pun sudah termasuk ke dalam bagian jurnalisme secara konvensional. Keberadaan tabloid ini ditandai dengan adanya perusahaan penerbitan majalah Tempo, PT. Grafiti Pers. Perusahaan ini pada tahun 1982, masa yang menandai muncul dan berkembangnya tabloid, dipimpin oleh direktur utama, Eric FH Samola. Perusahaan yang dipimpin oleh Eric FH Samola ini berpusat di kota Surabaya. Namun perusahan tersebut akhirnya mengalami kebangkrutan. Setelah lima tahun berselang, pada tahun 1988, PT. Grafiti Pers akhirnya diambil alih oleh Jawa Pos News Network (JPNN). Perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan surat kabar terbesar di Indonesia. JPNN ini sudah memiliki banyak surat kabar, majalah, dan tabloid pada waktu itu, dengan jumlah lebih dari 80. Tabloid pertama pada perusahaan ini bernama ―Swara Surabaya―. 2. Tabloid Gaul Tabloid Gaul pertama kali terbit pada tahun 2002, yang diterbitkan oleh
PT
Nuansa
karya
Berita.
Tabloid
ini
berisi
tentang film, tokoh, musik, dan lain-lain. Tabloid ini biasanya diterbitkan setiap Senin per minggu. Tabloid Gaul merupakan cerminan dari segala hal yang berhubungan dengan dunia remaja. Semua agenda dan kegiatan remaja disorot dengan penuh warna khas remaja dalam tabloid ini. Pada umumnya, tabloid ini memang selalu dipenuhi oleh informasi seputar selebriti yang sedang terkenal pada masanya. Informasi yang disajikannya pun berisi lengkap dengan kegermelapan kehidupan para selebriti. Namun, dalam tabloid ini juga ada informasi positif seputar dunia remaja sehingga para remaja bisa mendapatkan bacaan tepat dan menyerap manfaat yang bisa digunakan
32
untuk dunia mereka.46 Salah satu contohnya adalah tips kesehatan dan laman yang menyediakan para remaja bekreasi dalam menulis cerpen maupun puisi. Dari segi diterbitkannya, menurut salah satu pegawai yang bernama Karno bahwa tabloid Gaul terbit tiap minggu sekali. Jika dihitung selama sebulan, maka tabloid ini terbit empat kali. Namun terkadang dalam sebulan, tabloid ini bisa terbit lima kali bahkan hanya tiga kali. Hal ini dihitung berdasarkan jumlah minggu selama sebulan. Keterbatasan penulis tentang tabloid Gaul pada sub bab ini hanya terjangkau seperti yang disebutkan sebelumnya. Penulis sangat berharap pembaca skripsi ini bisa mempelajari tabloid tersebut dari sumber lain. H. Penelitian yang Relevan Dalam penelitian mengenai ―Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Hubung dan Unsur Serapan Bahasa Asing pada Berita Utama Tabloid Gaul Edisi Januari 2014: Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX,‖ ada beberapa peneliti yang juga pernah meneliti hal tersebut. Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Skripsi yang berjudul ―Analisis Morfologi di Majalah Hai Edisi Juli
2011 dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia‖ oleh Nurmaliana, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012. Perbedaan penelitian Nurmaliana dengan skripsi ini adalah (a) segi kesalahannya, skripsi Nurmaliana menganalisis kesalahan morfologi, yakni afiksasi sedangkan penelitian ini fokus pada kesalahan penggunaan tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing, (b) objek yang diteliti skripsi Nurmaliana adalah Majalah Hai edisi Juli 2011 sedangkan penelitian ini adalah berita utama dalam Tabloid Gaul edisi Januari 2014. 46
Ibid.
33
2.
Skripsi yang berjudul ―Kesalahan Ejaan pada Tajuk Rencana Koran
Analisa‖ oleh Elfina Hasibuan, Universitas Sumatera Utara, tahun 2010. Perbedaan penelitian Elfina Hasibuan dengan skripsi ini adalah (a) segi kesalahannya, skripsi Elfina menganalisis penggunaan huruf kapital, penulisan
kata, unsur serapan, garis miring, dan tanda baca sedangkan penelitian ini adalah penggunaan tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing, (b) objek penelitian Elfina adalah tajuk rencana koran Analisa sedangkan penelitian ini fokus dalam berita utama Tabloid Gaul edisi Januari 2014. 3.
Skripsi
yang berjudul ―Analisis Kesalahan Berbahasa pada Artikel
(Karangan Eksposisi) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya‖ oleh
Majid Dhuro, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya, tahun 2011. Perbedaan skripsi Majid Dhuro dengan penelitian ini adalah (a) hal yang diteliti, skripsi Majid menganalisis aspek substansi dan kebahasaan (ejaan, diksi dan kalimat efektif) sedangkan penelitian ini berfokus pada kesalahan penggunaan tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing, (b) objek yang diteliti Majid adalah artikel (karangan eksposisi) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya sedangkan penelitian ini adalah berita utama dalam Tabloid Gaul edisi Januari 2014.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data yang terdapat pada berita utama di tabloid remaja. Metode deskriptif ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan kepada analisis non numerik dan analisis interpretatif terhadap fenomena sosial.1 Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan segala bentuk kesalahan penggunaan tanda hubung dan unsur serapan bahasa asing pada berita utama (Headline) tabloid Gaul edisi Januari 2014. Kesalahan yang dimaksud adalah ketidaksesuaian penulisan hal-hal tersebut yang terjadi di dalam berita utama dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. B. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan meneliti yakni dari bulan Maret 2014 sampai Agustus 2014. C. Teknik Pengambilan Sampel Sebelum melakukan analisis dan mengenai penggunaan ejaan bahasa Indonesia di tabloid, peneliti melakukan pengambilan data dengan menggunakan sistem purpossive sampling. Purpossive sampling adalah cara
1
Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), Cet. II, h. 197.
34
35
pengambilan sampel dengan tujuan tertentu.2 Selain itu, pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan berdasarkan pertimbangan peneliti.3 Oleh karena itu, peneliti memilih Gaul edisi Januari 2014 pada bagian berita utama (Headline) untuk diteliti.
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa tabel pengamatan. Tabel pengamatan ini mencatat segala kesalahan ejaan, seperti penulisan huruf miring pada unsur serapan bahasa asing, dan tanda hubung. Adapun contoh tabel pengamatannya adalah sebagai berikut. 1. Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan
No
Kalimat
Tanda
Unsur Serapan
Hubung
Bahasa Asing
1. Jumlah
2. Tabel Rekapitulasi Data
No
1.
Edisi
Tanda
Unsur Serapan
Tabloid
Hubung
Bahasa Asing
6—12 Januari 2014
2
A Aziz Alimul Hidayat, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data, (Jakarta: Salemba Medika, 2008), Cet. III, h. 74. 3
Sudjana, Metoda Statistika Edisi Kelima, (Bandung: Tarsito, 1989), h. 168.
36
2.
13—19 Januari 2014
3
20—26 Januari 2014
Jumlah
E. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh peneliti berasal dari berita utama (Headline) pada Tabloid Gaul edisi Januari 2014. Langkah yang dilakukan peneliti selanjutnya setelah data terkumpul adalah sebagai berikut. 1. Mencari kata-kata atau kalimat yang memiliki kesalahan dalam tataran ejaan, seperti penulisan huruf miring pada unsur serapan bahasa asing dan tanda hubung. 2. Memberikan penomoran data pada kata-kata atau kalimat yang telah dipilih sebelumnya. 3. Menganalisis dan mengklasifikasi kesalahan data berdasarkan jenis kesalahannya dalam ejaan. 4. Memberikan saran perbaikan. 5. Interpretasi dan kesimpulan.4
4
Nurmaliana, “Analisis Kesalahan Morfologi di Majalah Hai Edisijuli 2011 dan Implikasinya terhadap Bahasa Indonesia,” Skripsi pada FITK PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. tidak dipublikasikan.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Temuan Pada bab ini akan dibahas kesalahan penggunaan ejaan pada tabloid Gaul edisi Januari 2014 yang terdapat di berita utama (headline). Adapun klasifikasi dari kesalahan penggunaan ejaan yang diteliti adalah sebagai berikut: 1. Tanda hubung (-) 2. Unsur serapan bahasa asing.
B. Deskripsi Data Pada bagian deskripsi data ini, penulis akan mendeskripsikan frekuensi kesalahan penggunaan ejaan yakni tanda hubung dan unsur serapan dalam bahasa asing/daerah pada berita utama (headline) di tabloid Gaul edisi Januari
2014.
Setelah
diketahui
frekuensi
menganalisisnya dalam bentuk tabel lalu dijabarkan.
37
kesalahannya,
penulis
38
C. Tabel Analisis Kesalahan Penggunaan Ejaan TABEL 1 EDISI 01 1. Kesalahan penggunaan ejaan dalam berita utama (headline) edisi 01/Tahun XIII Unsur No
Kalimat
Tanda
Serapan
Hubung
Bahasa Asing
1.
Gosip tentang keduanya yang punya
√
hubungan khusus akhirnya dibenarkan oleh
kedua
mana-jemen
masing-
masing. 2.
√
Hubungan yang terjalin antara dua nama besar selebritis emang sudah pasti bakal jadi hot news yang nimbulin pro dan kontra.
3.
Tapi buat di pihak yang kontra, pasti bakal jealous alias cemburu abis, karena akhirnya
√
√ √
mer-
eka harus nerima kenyataan kalo idola mereka harus berbagi kasih, antara ke penggemarnya dan sang kekasih di kehidupan nyata. 4.
Kayak sekarang yang jadi topic utama
√
di dunia hiburan Korea. 5.
The real couple selebritis Korea,
√
Seung Gi-Yoona. 6.
Tapi siapa sangka, kalo dari hal-hal
√
sederhana itu, ternyata bisa numbuhin
√
benih-benih cinta antara Seung Gi dan
39
face
dari
girlband
andalan
SM
Entertainment, SNSD, Yoona. 7.
√
Di dunia hiburan, Seung Gi juga gak cuma
hadir
penyanyi,
tapi
sebagai
actor
dan
juga
model
dan
pembawa acara. 8.
√
Jadi gak heran, kalo penggemar idol satu ini juga gak cuma datang dari kalangan remaja, tapi juga anak-anak dan dewasa.
9.
√
Yap, inilah yang lagi jadi topic terhangat di Korea.
10.
Keduanya memang pernah beberapa
√
kali tertangkap kamera sedang berdua, tapi di awal tahun 2014 ini, akhirnya sudah jelas dikonfirmasikan oleh kedua pihak kalau keduanya memang berpacaran. 11.
Awal
gossip
berpacaran
tentang
memang
keduanya
berasal
dari
√ √
media yang menangkap beberapa moment
di
mana
keduanya
lagi
bersama. 12.
Seperti dilansir dari allkpop, dispatch
√
merilis beberapa foto yang nunjukin kalo Seung Gi dan Yoona lagi bersama menikmati kencan berdua. 13.
Yoona yang saat itu memakai baju casual lengkap dengan topi hitam, membuat wajahnya gak terlihat jelas dan langsung masuk ke mobil Lee Seung Gi.
√
40
14.
Wah, jadi
pac-
√
arannya udah 4 bulan, tapi baru terungkap sekarang, ya? 15.
Kedua
agensi
membawahi
manajemen
pasangan
yang
ini
√
gak
menyangkal kedekatan mereka dan mengkonfirmasi status
ked-
uanya. 16.
Bisa
dibilang,
berita
tentang
√
pacarannya Seung Gi dan Yoona ini gak begitu mengagetkan
ban-
yak penggemar. 17.
√
Hal tersebut ia ucapkan ketika masih menjadi MC di variety show terkenal di Korea, Strong Heart.
18.
Seperti salah satunya, dikutip dari
√
laman Channel News Asia, Yoona pernah mengungkapkan kalo Lee Seung Gi adalah cowok ideal baginya
di
acara
dokumenter
Girls
ngelanjutin,
―Aku
Generation. 19.
Sooyoung pun
√
sangat bahagia karena orang-orang merespon positif terhadap
hubun-
gan asmara mereka.‖ 20.
Saat
hubungannya
terungkap,
perwakilan
agensi
keduanya
gak
ngebantah
kabar
tersebut
dan
mengkonfirmasi bahwa mereka berpac-
√
41
aran. Jumlah
9
16
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan ejaan yakni tanda hubung dan penulisan unsur serapan dalam bahasa asing pada berita utama Tabloid Gaul edisi 01/tahun XIII berjumlah 25. a. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor satu Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat ini terjadi pada kata ‗manajemen‘. Kata ini merupakan unsur serapan dari bahasa Inggris, yaitu management dan kata ini sudah disesuaikan
ejaannya
dalam
bahasa
Indonesia
dengan
berbentuk ‗manajemen‘. Kata ini ternasuk ke dalam unsur serapan yang mengalami proses adaptasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ‗manajemen‘ berarti penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.1 Pada kalimat nomor satu ini, penulisan yang digunakan di berita utama tabloid Gaul berbentuk ‗mana-jemen‘. Tanda hubung yang digunakan pada kata tersebut, tidak seharusnya dipakai. Hal ini disebabkan, karena tak ada alasan yang menjadikan tanda hubung harus muncul pada kata tersebut. Oleh karena itu, penulisan yang tepat adalah ‗manajemen‘. b. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua adalah pada kata hot news. Istilah ini merupakan gabungan kata
yang
berasal
dari
bahasa
asing,
yaitu
Inggris.
Sesungguhnya kata tersebut sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, yakni mengalami proses terjemahan langsung 1
Kamus Besar Bahasa Indonesia offline 1.5.1.
42
dengan bentuk ‗berita panas‘. Namun karena penulisan yang dipakai di dalam berita utama tabloid Gaul memakai istilah hot news bukan ‗berita panas‘, maka istilah asing tersebut perlu dimiringkan dalam penulisannya. Sebagaimana yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa jika ada unsur serapan asing baik kata maupun istilah yang tidak mengalami penyesuaian dengan lafal dan ejaan bahasa Indonesia, maka penulisannya dimiringkan. c. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga Kata jealous merupakan kata serapan asing yang berarti cemburu. Kata ini tidak terdaftar dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), hal ini menandakan bahwa kata ini tidak mengalampi penyesuaian, baik ejaan maupun lafalnya dengan peraturan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, jika kata tersebut tertulis dalam sebuah karya tulis tidak dalam bahasa Indonesia, maka penulisannya harus dimiringkan. Kesalahan penggunaan tanda hubung terjadi pada kalimat ini yakni pada kata ‗mereka‘ dengan penulisan (mer-eka). Kata ini
termasuk
ke
dalam
kata
dasar.
maka
dalam
menganalisisnya harus sesuai denga pedoman EYD yang menyatakan
bahwa
tanda
hubung
digunakan
dalam
menyambung suku-suku kata dasar terpisah oleh pergantian baris. Pada kata ‗mereka‘, penyukuannya berbentuk me-re-ka, maka apabila penyukuannya berbentuk mer-eka adalah kurang tepat. Oleh karena itu, penyukuan pada kata tersebut saat pergantian baris seharusnya adalah me-reka. d. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat adalah pada kata topic. Kata ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adaptasi. Bentuk kata topic dalam bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan penulisan ejaannya adalah ‗topik‘. Oleh karena penulis tetap menuliskan dengan
43
kata ‗topic‘, maka kata tersebut termasuk dalam kesalahan dan penulisannya harus dimiringkan. e. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima adalah kata the real couple yang berarti pasangan nyata. Kata tersebut sudah dikenal sebagai istilah serapan bahasa asing, yakni bahasa Inggris. Oleh karena itu, penulisan kata tersebut perlu dimiringkan, sebab istilah ini belum menyesuaikan diri dengan lafal maupun ejaan dalam bahasa Indonesia dan belum terdaftar ke dalam daftar kosakata maupun istilah bahasa Indonesia. f. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor enam Kata face dan girlband sudah pasti termasuk ke dalam unsur serapan
bahasa
asing
yang penulisannya
perlu
dimiringkan. Kata face berarti ―wajah‖, kata tersebut merupakan istilah bahasa asing yang bermakna bahwa seseorang yang dianggap paling cantik atau tampan dalam sebuah kelompok, dengan kata lain makna istilah tersebut adalah ―maskot‖. Lalu girlband sendiri adalah sebuah istilah untuk menyebut kelompok grup musik wanita yang bisa menari dan menyanyi, seperti
Cherrybelle
dan
Girls
Generation.
Istilah
ini
bermunculan dan mulai berkembang saat budaya musik Korea merambah dan mempengaruhi permusikan di Indonesia. Meski pada era sebelum musik Korea, istilah ini sudah ada, yang merujuk kepada kelompok musik perempuan yang bisa menyanyi dari Eropa dan Amerika seperti Spice Girls. Selain itu, istilah ini juga tidak masuk ke dalam kosakata bahasa Indonesia. Dengan alasan seperti inilah istilah ini dalam penulisannya harus dimiringkan.
44
g. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh adalah pada kata actor. Kata ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adaptasi. Bentuk kata actor dalam bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan penulisan ejaannya adalah ‗aktor‘. Oleh karena penulis tetap menuliskan
kata
actor yang masih dengan ejaan bahasa aslinya, maka kata tersebut termasuk dalam kesalahan dan penulisannya harus dimiringkan. h. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan adalah pada kata idol. Kata ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adaptasi. Bentuk kata idol dalam bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan penulisan ejaannya adalah ‗idola‘. Kata ‗idola‘ berarti orang, gambar, patung, dan sebagainya yang menjadi pujaan.2 Oleh karena penulis tetap menuliskan dengan kata idol, maka kata tersebut termasuk dalam kesalahan dan penulisannya harus dimiringkan. i. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sembilan Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sembilan terjadi dari segi penulisan unsur serapan dalam bahasa, asing yaitu kata Yup. Kata ini biasa dipakai dalam bahasa pergaulan yang menggunakan bahasa Inggris. Kata ini belum terdaftar dalam KBBI. Kata yup sepadan dengan kata benar‘ jika di dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulisan kata tersebut harus dimiringkan. j. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sepuluh Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sepuluh belas ini terjadi dari segi tanda hubung, yaitu pada kata ‗kedua‘ yang dipisahkan menjadi ‗ked-ua‘. Kata ini merupakan kata
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 1.5.1.
45
jadian (kompleks), maka dalam menganalisisnya menggunakan pedoman EYD bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa tanda hubung digunakan untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Selain itu, digunakan untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Pada kata ‗kedua‘ jika dipenggal dalam pergantian baris yang tepat adalah berbentuk ‗ke-dua‘, karena suku kata di depan kata tersebut, yaitu ke- merupakan imbuhan awal dari kata dasar ‗dua‘. k. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sebelas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sebelas adalah pada kata gossip. Kata ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adaptasi. Bentuk kata gossip dalam bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan penulisan ejaannya adalah ‗gosip‘. Kata gosip ini berarti obrolan tentang orang-orang
lain;
cerita
negatif
tentang
seseorang;
pergunjingan.3 Oleh karena penulis tetap menuliskan dengan kata gossip, maka kata tersebut termasuk dalam kesalahan dan penulisannya harus dimiringkan. Kesalahan selanjutnya terjadi pada kata moment. Kata ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adaptasi. Bentuk kata moment dalam bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan penulisan ejaannya adalah ‗momen‘. Kata momen ini di dalam KBBI berarti waktu yang pendek; saat. Oleh karena penulis tetap menyerap kata moment dengan ejaan bahasa aslinya yaitu bahasa Inggris, maka kata tersebut termasuk
dalam
dimiringkan.
3
Ibid.
kesalahan
dan
penulisannya
harus
46
l. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua belas ini terjadi pada dispatch. Penulis menyerap kata ini dan menuliskannya tanpa menyesuaikan ejaannya dengan bahasa Indonesia. Kata dispatch memiliki padanan di dalam bahasa Indonesia yaitu kabar, berita tertulis.4 Karena kata ini masih menggunakan ejaan bahasa aslinya, tidak menyesuaikan dengan
lafal
maupun
ejaan
bahasa
Indonesia,
maka
penulisannya harus dimiringkan. m. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga belas terjadi pada penulisan unsur serapan asing, yaitu kata casual. Kata ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adaptasi. Bentuk kata casual dalam bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan penulisan ejaannya adalah ‗kasual‘. Kata kasual ini di dalam KBBI berarti sederhana. Oleh karena penulis tetap menuliskan dengan kata casual, maka kata tersebut termasuk dalam kesalahan dan penulisannya harus dimiringkan. n. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat belas terjadi pada tanda hubung, yaitu kata ‗pac-arannya‘. Kata ini termasuk ke dalam kata jadian (kompleks), maka dalam menganalisisnya
menggunakan
pedoman
EYD
yang
menjelaskan bahwa tanda hubung biasa digunakan untuk menyambung awalan dengan bagian kata yang megikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris. Untuk bentuk kata dasar dari ‗pacarannya‘ sendiri adalah kata ‗pacar‘ dengan akhiran –an dan pronomina –nya. Penggunaan tanda hubung dalam hal ini berpegangan 4
John M Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1995), Cet XXI, h. 188.
47
pada prinsip gramatikal.5 Oleh karena itu, pemenggalan untuk kata tersebut adalah pa.car-an-nya, dan mengenai penulisan yang tepat dalam pergantian baris tersebut adalah dengan menulis ‗pa-carannya‘ bukan ‗pac-arannya‘. o. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima belas ini terjadi dari segi tanda hubung, yaitu pada kata ‗keduanya‘ yang dipisahkan menjadi ‗ked-uanya‘. Kata ini termasuk ke dalam kata jadian (kompleks), maka dalam menganalisisnya menjelaskan
menggunakan
bahwa
tanda
pedoman
hubung
EYD
yang
digunakan
untuk
menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Selain itu, digunakan untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Pada kata ‗keduanya‘ jika dipenggal dalam pergantian baris yang tepat adalah berbentuk ‗ke-duanya‘, karena suku kata di depan kata tersebut, yaitu ke- merupakan imbuhan awal dari kata dasar ‗dua‘ dengan akhiran berpronomina -nya. p. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor enam belas Kesalahan penggunaan tanda hubung terjadi pada kalimat nomor ini, yaitu pada kata ‗banyak‘ (ban-yak). Kata ini termasuk ke dalam kata dasar, maka dalam menganalisisnya menggunakan pedoman EYD yang menjelaskan bahwa pemenggalan yang tepat pada bentuk kata dasar yang di tengahnya terdapat gabungan konsonan, seperti –ny- pada kata ‗banyak‘ dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan gabungan kosonan itu. Maka dari itu, pemenggalan yang tepat untuk bisa digunakan tanda hubung pada pergantian baris adalah berbentuk ba-nyak. 5
Tim Penyusun, Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), h. 158.
48
q. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh belas terjadi pada penulisan unsur serapan asing, yaitu variety show. Istilah asing tersebut berasal dari bahasa asing, yang bermakna program televisi yang memiliki keberagaman unsur di dalamnya, seperti permainan, komedi dan talk show. Kata ini sering digunakan dalam bahasa Indonesia, karena belum ada kosakata bahasa Indonesia yang bisa digunakan untuk mengganti kata asing itu. Maka dari itu, masyarakat Indonesia sampai saat ini masih menggunakan kata ini baik dari segi ejaannya maupun maknanya. Hanya saja kata ini belum dimasukkan ke dalam KBBI, yang menandakan bahwa kata itu belum menjadi bagian bahasa Indonesiaa. Maka penulisan kata ini seharusnya dimiringkan sesuai dengan pedoman EYD bahasa Indonesia. r. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan belas Kesalahan penggunaan tanda hubung terjadi pada kalimat nomor delapan belas ini, yaitu pada kata ‗baginya‘ (bag-inya). Kata ini merupakan kata jadian (kompleks). Bentuk dasar dari kata ‗baginya‘ adalah ‗bagi‘ dengan tambahan kata pronomina –nya. Kata ‗bagi‘ apabila dipenggal dikarenakan
dalam
pedoman
EYD
menjadi
‗ba.gi‘,
dijelaskan
bahwa
pemenggalan kata yang mengandung sebuah huruf konsonan dilakukan sebelum huruf konsonan, sedangkan pronomina kata –nya sudah pasti dipenggal dari kata dasar ‗bagi‘. Maka, bentuk pemenggalan yang tepat dengan menggunakan tanda hubung pada saat pergantian baris adalah ‗ba-ginya‘ bukan ‗bag-inya‘.
49
s. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sembilan belas Kesalahan yang terjadi pada kalimat nomor sembilan belas itu segi tanda hubung, yaitu kata ‗hubungan‘ (hubun-gan). Kata ini merupakan kata jadian (kompleks). Bentuk dasar dari kata ‗hubungan‘ adalah ‗hubung‘ dengan akhiran –an. Untuk memenggal kata ‗hubungan‘, dalam pedoman EYD dijelaskan bahwa apabila kata yang ditengahnya terdapat diagraf atau gabungan huruf konsonan mewakili fonem tunggal, dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan diagraf itu. Oleh karena itu, bentuk pemenggalan yang tepat adalah ‗hu.bungan‘, akhiran –an dipisah karena seperti yang diketahui bahwa awalan maupun akhiran diperlakukan sebagai satuan terpisah dari kata dasarnya. t.
Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua puuluh Kata ‗berpacaran‘ pun mengalami kesalahan dari segi penggunaan tanda hubung. Kata ini merupakan kata jadian (kompleks).
Penulis
berita
tablid
Gaul
edisi
Januari
memenggal kata tersebut dalam pergantian baris dengan bentuk ‗berpac-aran‘. Pemenggalan kata tersebut kurang tepat, karena kata bentuk dasar dari kata tersebut, yaitu ‗pacar‘ mengandung
sebuah
konsonan
fonem
/p/,
maka
pemenggalannya dilakukan sebelum konsonan itu. Bentuk kata dasar itu bila dipenggal menjadi ‗pa.car‘, sedangkan kata ‗berpacaran‘ menjadi ‗ber-pa.car-an‘. Awalan ber- dan akhiran –an memang harus dipisahkan dari kata dasarnya. Oleh karena itu, pemenggalan kata ‗berpacaran‘ pada hal ini yang tepat dengan menggunakan tanda hubung dalam pergantian baris adalah ‗berpa-caran‘ atau ‗berpacar-an.
50
2. Kesalahan penggunaan ejaan dalam berita utama (headline) edisi 02/Tahun XIII TABEL 2 EDISI 02 Unsur No
Kalimat
Tanda
Serapan
Hubung
Bahasa Asing
1.
√
Kabar duka datang dari salah satu leader Super Junior Leeteuk.
2.
Ada yang bilang karena kecelakaan
√
dan adapula yang mengatakan, Park Yong In, ayah dari Leeteuk meninggal karena bunuh diri. 3.
√
Berita mengejutkan tentang kematian ayah, kakek, dan nenek Leeteuk memang mendapat banyak perhatian masyarakat maupun fans.
4.
Berita
pal-
√
ing pertama yang beredar, mengatakan ayah Leeteuk, Park Yong In, beserta sang kakek, Park Hyeon Seok, dan sang nenek, Cheon Kyeong Tae meninggal dunia akibat kecelakaan mobil Senin, 6 Januari lalu. 5.
Tapi sekarang, pihak kepolisian yang mengurus
kejadian
ini
sudah
memberikan informasi yang benar mengenai penyebab kematian orang-orang tercinta Leeteuk ini.
√
51
6.
Aku sangat
mem-
√
inta maaf kepada anak-anakku. 7.
√
Departemen Kepolisian Dongjak juga mengumumkan,
pihaknya
nggak
berencana melakukan otopsi
terh-
adap ketiga jenazah. 8.
Tapi belakangan ini ayah Leeteuk terlibat
banyak
usahanya
sudah
hutang
√
karena
bangkrut
dan
rumahnya juga
dis-
ita. 9.
√
Begitu juga dengan member Suju yang langsung membatalkan berbagai kegiatannya saat itu.
10.
Kangin yang sedang menjadi MC baru
√
dalam program musik MBC Show Champion,
langsung
membatalkan
penampilan spesialnya begitu mendegar kabar duka dari keluarga sang leader Leeteuk. 11.
√
Ryeowook yang gak bisa pergi di tengah
acara
pun
menunjukkan
kesedihannya di sepanjang acara. 12.
Minhyuk BTOB yang saat itu menjadi tamu dalam
√
ac-
ara radio Sukira pun menyataka rasa belasungkawanya
terhadap
berita
duka tersebut. 13.
Aku tahu aku harusnya memberikan kekuatan untuk kalian namun maafkan aku karena aku sangat down dan
√
52
membuat kalian semua khawatir. 14.
―Hyung
(kakak)
yang
√
selalu
tersenyum dan menyapa kami dengan senyuman tanpa pernah gagal, bahkan hari ini. itu membuatku semakin terluka. Dengan hormat, aku harap mendiang beristirahat dalam damai,‖ tulis Doojoon lewat akun Twitternya. 15.
Selain
itu
Changsun
2PM,
memberikan
juga
√
dukun-
gan untuk Leeteuk agar ia tetap kuat mengahadapi
cobaan
ini
dengan
mengatakan ―Tetap kuat, Leeteuk Hyung.‖ 16.
Zhoumi, salah satu member Suju M
√
yang kaget mendengar berita itu juga langsung menulis rasa duka
citan-
ya di twitter pribadinya ―Sangat khawatir. Aku harap semuanya baikbaik saja bagi Leeteuk Hyung,‖ tulis Zhoumi. 17.
Hal ini terlihat jelas dari raut wajah
√
keduanya yang tampil dengan mata yang sembab dan wajah yang penuh duka. 18.
√
Be strong, Leeteuk. Jumlah
12
6
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan ejaan yakni tanda hubung dan penulisan unsur serapan dalam bahasa asing pada berita utama Tabloid Gaul edisi 02/tahun XIII berjumlah 18.
53
a. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor satu Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor satu terjadi pada penulisan unsur serapan asing, yaitu pada kata leader. Kata ini merupakan unsur serapan yang digunakan untuk menyebut pemimpin dalam sebuah kelompok. Jika di dalam bahasa Indonesia terdapat kata yang sepadan, seperti ‗pemimpin‘, seharusnya penulis menggunakan kata ini saja, tetapi karena si penulis tetap menggunakan kosakata asing ini, maka sebagai penanda huruf asing, kata ini harus dimiringkan. b. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua terjadi dari segi tanda hubung, yaitu pada kata ‗men-inggal‘. Kata ini termasuk ke dalam kata jadian (kompleks), maka dalam menganalisisnya menggunakan pedoman EYD yang menjelaskan bahwa imbuhan hendaknya dipisahkan dari kata dasar jika dipenggal. Kata ‗meninggal‘ memiliki bentuk dasar kata ‗tinggal‘ dengan imbuhan awal atau prefiks me-. Maka, pemenggalan yang tepat untuk bisa dipakai tanda hubung saat pergantian baris pada kata ini adalah ‗me-ninggal‘ bukan ‗men-inggal‘ seperti yang ditulis oleh penulis. c. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga, terjadi pada unsur serapan asing yaitu pada kata fans. Jika seorang penulis menyerap kata ini tanpa menyesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, meski kata ini sudah diketahui secara universal, maka penulisannya harus dimiringkan, karena bagimana pun juga kata ini belum termasuk ke dalam kosakata bahasa Indonesia. Kata fans sendiri sebenarnya memiliki kata yang sepadan dalam bahasa Indonesia, yaitu ‗penggemar‘. d. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat terjadi dari segi tanda hubung, yaitu pada kata ‗paling‘ dengan
54
pemenggalan ‗pal-ing‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata dasar. Untuk memenggal kata yang terdapat satu huruf konsonan, maka pemenggalan dilakukan sebelum konsonan tersebut. Begitupula dengan kata ‗paling‘, apabila dipenggal maka bentuknya menjadi ‗pa.ling‘. Oleh karena itu, bentuk ‗pa-ling‘ lah yang tepat digunakan jika memakai tanda hubung dalam pada saat pergantian baris. e. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima terjadi dari segi tanda hubung, yaitu pada kata ‗mengenai‘ dengan penggalan ‗men-genai‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Kata ‗mengenai‘ memiliki prefiks meng- dengan kata dasar ‗kena‘ dan akhiran ‗-i‘. Maka dari itu, seperti yang diketahui bahwa sebuah awalan atau prefiks harus dipisahkan dari kata dasar jika dipenggal, namun Akhiran –i, seperti yang telah disebutkan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
6
Maka untuk memenggal kata yang tepat dalam keadaan seperti ini adalah dengan bentuk ‗me-ngenai‘. f. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor enam Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor enam terjadi dari segi tanda hubung, yaitu pada kata ‗meminta‘ dengan penggalan ‗mem-inta‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Kata ‗meminta‘ memiliki prefiks me- dengan kata dasar ‗pinta‘ yang fonem /p/ luluh menjadi /m/. Maka, untuk menggunakan tanda hubung pada saat pergantian baris dari segi pemenggalan yang tepat adalah ‗me-minta‘.
6
Tim Penyusun, Pedoman Umum Ejaan Bahasa yang Disempurnakan, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet XVIII, h. 62
55
g. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh Kesalahan penggunaan tanda hubung terjadi pada kalimat nomor tujuh yaitu pada kata ‗terhadap‘ dengan bentuk pemenggalannya, yaitu ‗terh-adap‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Kata ‗terhadap‘ memiliki prefiks atau awalan ter- dengan kata dasar ‗hadap‘. Seperti yang diketahui bahwa dalam hal ini, sebuah awalan jika dipenggal itu harus dipisahkan tersendiri dari kata dasarnya. Oleh karena itu, pemenggalan yang tepat dengan menggunakan tanda hubung pada saat pergantian baris adalah ‗ter-hadap‘. h. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan Kesalahan yang terjadi pada kalimat nomor ini adalah penggunaan tanda hubung pada kata ‗disita‘ dengan bentuk pemenggalan ‗dis-ita‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Kata ‗disita‘ memiliki prefiks di- dengan kata dasar ‗sita‘.Untuk pemenggalan pada kata ini yang tepat pada saat pergantian baris dengan menggunakan tanda hubung adalah dengan memisahkan awalan dari kata dasarnya tersendiri, yaitu berbentuk ‗di-sita‘. i. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sembilan Kesalahan penulisan unsur serapan asing terjadi pada kalimat ini, yaitu kata member. Kata ini sudah pasti berasal dari bahasa asing, yang berarti ‗anggota‘ jika diindonesiakan. Meski kata ini sudah diketahui secara universal, namun bagaimana pun juga kata ini belm terdaftar dalam kosakata bahasa Indonesia, padahal di Indonesia terdapat kata yang seoadan dengan kata member tersebut. Oleh karena itu, penulisannya harus dimiringkan sebagai tanda bahwa kata ini berasal dari bahasa asing, bukan bahasa Indonesia. j. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sepuluh Kesalahan yang terjadi pada kalimat ini yaitu pada kata ‗mendengar‘ dengan bentuk pemenggalan ‗mend-engar‘. Kata
56
ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Kata ‗mendengar‘ memiliki prefiks men- dengan kata dasar ‗dengar‘. Awalan dengan kata dasar perlu dipisahakan tersendiri jika dipenggal dan bentuknya menjadi ‗men-dengar‘. k. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sebelas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sebelas terjadi pada kata ‗ten-gah‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata dasar. Dijelaskan dalam pedoman EYD bahasa Indonesia, pemenggalan yang tepat pada bentuk kata dasar yang di tengahnya terdapat gabungan konsonan, seperti –ng pada kata ‗tengah‘ dilakukan dengan tetap mempertahankan kesatuan gabungan kosonan itu. Maka dari itu, pemenggalan yang tepat untuk bisa digunakan tanda hubung pada pergantian baris adalah berbentuk te-ngah. l. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua belas terjadi pada kata ‗ac-ara‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata dasar. Secara penyukuan, kata ini berbentuk a-ca-ra. Namun suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.7 Maka dari itu, huruf vokal ‗a‘ pada kata acara yang terletak di awal, tidak ditempatkan sendirian di ujung baris. Untuk itu, pemenggalan yang digunakan penulis jika berbentuk ‗ac-ara‘ kurang tepat digunakan pada saat pergantian baris. Pemenggalan yang tepat adalah ‗aca-ra‘. m. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga belas Kesalahan penulisan unsur serapan asing terjadi pada kalimat ini, yaitu kata down. Kata ini sudah pasti berasal dari bahasa asing, yang berarti sengsara; muram.8 Kata itu memiliki 7
Ibid. 8
John M. Echols dan Hassan Shadilly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia, 1995), Cet. XXI, h. 195.
57
makna demikian jika disesuaikan dengan kalimat nomor lima belas ini. Oleh karena itu, penulisannya harus dimiringkan sebagai tanda bahwa kata ini berasal dari bahasa asing, bukan bahasa Indonesia. n. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat belas terjadi pada kata hyung. Kata ini diserapa dari bahasa Korea, yang berarti kakak; abang.9 Kata ini digunakan untuk memanggil seorang laki-laki yang lebih dewasa (panggilan seorang laki-laki ke laki-laki yang lebih dewasa). Penulis menggunakan kata serapan ini, kata yang belum menyesuaikan diri dengan lafal maupun ejaan bahasa Indonesia. Selain itu, kata ini belum termasuk ke dalam kosakata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulisannya yang digunakan pada kata ini adalah dimiringkan. o. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima belas terjadi dari segi tanda hubung, yaitu pada kata ‗dukungan‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks).
Untuk memenggal
yang tepat
pada kata
‗dukungan‘ saat pergantian baris yaitu dengan bentuk ‗dukungan‘. Hal ini disesuaikan dengan prinsip pemenggalan dalam pedoman EYD yang memegang prinsip gramatikal, dikatakan bahwa sebuah akhiran hendaknya dipisahkan saat pergantian baris dengan menggunakan tanda hubung. p. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor enam belas Kesalahan penggunaan tanda hubung terjadi di kalimat ini, yakni pada kata ‗citanya‘ dengan bentuk pemenggalan ‗citanya‘. Kata ‗citanya‘ sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Hal yang perlu diketahui bahwa sebuah akhiran
9
Kamus Korea-Indonesia, h.154.
58
perlu dipisahkan dari kata dasar secara tersendiri jika dipenggal, karena kata ini memiliki akhiran berupa pronomina ‗-nya‘ dengan kata dasar ‗cita‘. Oleh karena itu, penggalan yang tepat pada saat pergantian baris pada kata ini adalah ‗citanya‘. q. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh belas terjadi dari segi tanda hubung, yaitu kata ‗keduanya‘ dengan bentuk pemenggalan ‗ked-uanya‘. Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Kata ‗keduanya‘ memiliki kata dasar ‗dua‘, awalan ke- dan akhiran berupa pronomina -nya. Sebuah awalan maupun akhiran harus dipisahkan dari kata dasarnya jika dipenggal, maka bentuknya adalah ke-dua-nya. Oleh karena itu, penggunaan tanda hubung pada hal ini yang tepat pada kata ‗keduanya‘ adalah ‗keduanya‘. r. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan belas terjadi dari segi penulisan unsur serapan asingnya, yaitu be strong. Istilah ini merupakan bagian dari bahasa asing, yaitu bahasa Inggris, yang berarti ‗kuatlah‘. Karena kata ini merupakan dimiringkan.
bahasa
asing,
maka
penulisannya
harus
59
3. Kesalahan penggunaan ejaan dalam berita utama (headline) edisi 03/Tahun XIII TABEL 3 EDISI 03 Unsur No
Kalimat
Tanda
Serapan
Hubung
Bahasa Asing
1.
Salah
satu
member
2PM
√
yang
sekarang sedang menjalani pernikahan virtual
di
‗We
Wooyoung
Got
kabarnya
Married‘, juga
menyumbangkan satu lagu buatannya berjudul Merry Go Round di album ini. 2.
√
Album tersebut bakal dibuat dalam 3 versi yaitu, versi regular, limited edition versi A dan limited edition versi B.
3.
√
Kabarnya buat kalian yang membeli edisi terbatas album Genesis of 2PM ini, bakal dapet bonus plus-plus berupa sebuah DVD dan juga special box dari 2PM.
4.
Di album ini 2PM memang terlihat gak mengubah konsep
√
mer-
eka. 5.
Imej 2PM tetap seperti di awal
√
debutnya
badboy
√
walaupun Nickhun Cs terlihat lebih
√
trendy dan lebih cool di foto teaser
√
yang beredar.
√
yaitu
boyband
60
6.
Hal itu emang terlihat di beberapa MV yang sudah dirilis
√
sep-
erti (sep-eti) Give Me Love dan juga Winter Games. 7.
Semua
member
2PM
√
terlihat
menggunakan trench coat ala mafia di Italia. 8.
√
2PM sudah merilis MV short version dari ketiga lagu tersebut.
9.
Keenam personil 2PM menampakkan
√
wajah
√
cerian-
ya saat berhadapan dengan
√
mod-
el cewek di MV itu. 10.
√
Walaupun tetap menggunakan coat yang berwarna gelap, 2PM tetap terlihat segar dan cerah di MV tersebut.
11.
√
Selain itu lagu ini juga sempat dinyanyikan oleh 2PM saat acara jumpa fans di Jepang beberapa waktu yang lalu dan mendapat sambutan hangat dari para penggemar.
12.
Konser 2PM ini bakal dilangsungkan bersamaan dengan
√
per-
ilisan albumnya, mulai 27 Januari sampai
3
Maret
mendatang
di
beberapa wilayah di Jepang. 13.
Yup, syuting MV emang dilakukan di
√
Jerman. 14.
Step by Step merupakan salah satu lagu single yang akan masuk ke daftar
√
61
album Jepang terbaru mereka Genesis of 2PM. 15.
√
Seperti yang dilansir allkpop, 2PM pergi ke Jerman untuk mengambil bagian
dalam
konser
peringatan
sebagai perwakilan idol grup Korea. Jumlah
5
16
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan ejaan yakni tanda hubung dan penulisan unsur serapan dalam bahasa asing pada berita utama Tabloid Gaul edisi 03/tahun XIII berjumlah 21. a. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor satu Kesalahan penulisan unsur serapan asing terjadi pada kalimat ini, yaitu kata member. Kata ini sebenarnya memiliki kata yang sepadan di dalam bahasa Indonesia yaitu ‗anggota‘. Meski kata member sudah diketahui secara universal, namun kata ini belum disesuaikan ejannya ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kata ini belum terdaftar ke dalam kosakata bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penulisannya harus dimiringkan sebagai tanda bahwa kata serapan masih menggunakan ejaan asing bahasa asing, bukan bahasa Indonesia. b. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat ini terjadi pada istilah limited edition. Istilah ini diserap dari bahasa asing, yakni Inggris. Istilah ini sebenarnya sudah mengalami proses terjemahan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu ‗edisi terbatas‘. Namun apabila seorang penulis tetap menggunakan kata limited edition pada penulisannya, maka penulisannya harus dimiringkan, karena kata ini merupakan istilah asing.
62
c. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tiga terjadi pada kata special box. Istilah ini diserap dari bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Kedua kata yang membentuk istilah ini berarti ‗boks special‘ atau ‗kotak khusus‘. Baik kata special maupun box sebenarnya sudah mengalami proses adaptasi, yaitu dengan struktur ‗spesial‘ dan ‗boks‘. Jika penulis sebuah berita tetap menggunakan kedua kata yang membentuk istilah ini dengan bentuk special box, maka seharusnya penulisannya dimiringkan. Istilah ini mengalami kesalahan dalam penggunaan unsur serapan bahasa asing. d. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat Kesalahan penggunaan tanda hubung terjadi pada kalimat ini yakni pada kata ‗mereka‘ dengan penulisan (mer-eka). Kata ini sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Dalam menganalisisnya menyatakan
menggunakan
bahwa
tanda
pedoman
hubung
EYD
digunakan
yang dalam
menyambung suku-suku kata dasar terpisah oleh pergantian baris. Pada kata ‗mereka‘, penyukuannya berbentuk me-re-ka, maka apabila penyukuannya berbentuk mer-eka adalah kurang tepat. Oleh karena itu, penyukuan pada kata tersebut seharusnya adalah me-reka. e. Kesalaha penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima Kesalahan penggunaan ejaan yang pertama pada kalimat ini adalah pada kata ―boyband‘. Di Indonesia selalu menggunakan istilah ini, karena di dalam bahasa Indonesia belum menemukan istilah yang tepat untuk mengganti kata tersebut. Kata boyband sendiri adalah sebuah istilah untuk menyebut kelompok grup musik pria yang bisa menari dan menyanyi, seperti SMASH dan Super Junior. Sampai saat ini, kata boyband belum diputuskan menjadi bagian dari koskata bahasa Indonesia. Meski istilah ini sudah diketahui oleh khalayak,
63
apalagi setelah industri musik Korea mulai mempengaruhi permusikan Indonesia dengan konsep boyband-nya, namun istilah ini masih menjadi bagian bahasa asing, belum disesuaikan pula ejaannya. Untuk itu penulisann yang seharusnya dipakai pada istilah ini adalah dengan dimiringkan. Kesalahan kedua terjadi pada istilah badboy. Istilah ini biasa digunakan dalam bahasa asing, yang bermakna laki-laki yang bersikap nakal atau berandal. Sesungguhnya kata lakilaki nakal ini bisa digunakan untuk menggantikan istilah badboy. Walaupun istilah yang berasal dari bahasa Inggris ini sudah diketahui secara umum, namun istilah ini belum termasuk ke dalam kosakata bahasa Indonesia. Untuk itu, karena penulis tabloid tetap menggunakan kata badboy, maka penulisannya pun harus dimiringkan. Kesalahan ketiga adalah pada kata trendy. Kata ini sebenarnya sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adopsi, dengan bentuk ‗trendi‘. Kata trendi sudah disesuaikan lafal dan ejaanya, begitupula dengan maknanya. Bahasa Indonesia menyerap makna kata itu secara bersamaan dengan struktur katanya. Biasanya proses adopsi terjadi di saat bahasa Indonesia tidak memiliki kata yang sepadan dengan kata asing tersebut. Walaupun ada, maknanya terlalu panjang, sehingga kata ‗trendi‘ dirasa lebih tepat dipakai. Kata trendi sendiri di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bergaya mutakhir; memiliki tren; bergaya modern; mengetren. Jika penulis sebuah berita tetap menulis dengan kata trendy, maka seharusnya kata ini dimiringkan dalam penulisannya, karena kata ini merupakan kata asing, yaitu bahasa Inggris. Kesalahan keempat terjadi pada kata cool. Kata ini diserap dari bahasa asing, yang berari ‗keren‘ (gagah). Karena penulis tetap menggunakan kata cool dalam penulisannya, meski di
64
dalam bahasa Indonesia terdapat kata yang sepadan, maka penulisan kata cool seharusnya dimiringkan. Kesalahan terakhir adalah pada kata teaser. Kata ini memang dipakai secara universal, termasuk di Indonesia. Kata ini biasa digunakan pada album lagu, sebuah foto-foto maupun video yang bertujuan untuk mempromosikan ke khalayak sebelum album itu dirilis sepenuhnya. Karena di dalam bahasa Indonesia, belum ditemukan kata yang sepadan dengan kata itu dan belum dimasukkan ke dalam kosakata bahasa Indonesia, maka penulisan kata ini seharusnya dimiringkan. f. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor enam Kesalahan penggunaan ejaan yang terjadi pada kalimat nomor enam ini adalah kata ‗sep-erti‘. Kata ‗seperti‘ ini sendiri merupakan kata dasar. Pemenggalan kata ‗sep-erti‘ kurang tepat digunakan, khususnya pada saat pergantian baris. Untuk itu, pemenggalan yang tepat adalah ‗se-perti‘. g. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor tujuh Kesalahan yang terjadi pada kalimat ini adalah pada kata trenchy coat. Kata ini diserap dari bahasa asing, yang memiliki makna ‗jas hujan‘. Jika penulis suatu berita tetap menulis dengan menggunakan kata trenchy coa‘ meski di dalam bahasa Indonesia memiliki kata yang sepadan, maka penulisan kata tersebut harus dimiringkan, karena bagaiman pun juga kata trenchy coat merupakan kata yang berasal dari bahasa asing. h. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor delapan terjadi dari segi penulisan istilah asing, yaitu short version. Istilah ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses terjemahan langsung, yaitu versi pendek. Oleh karena itu, penulisan short version ini harus dimiringkan sebagai tanda bahwa istilah ini bukan termasuk ke dalam kosakata
65
bahasa Indonesia, meski sesungguhnya istilah tersebut sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia. i. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sembilan Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sembilan yang pertama adalah pada kata personil. Kata ini sudah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dengan berbentuk kata ‗personel‘. Kata ini di dalam KBBI berarti pegawai; anak buah; awak. Jika seorang penulis tetap menggunakan kata ‗personil‘ dalam penulisannya, maka seharusnya dimiringkan, karena kata ini belum menjadi bagian kosakata bahasa Indonesia. Kesalahan selanjutnya terjadi dari segi tanda hubungnya, yaitu pada kata ‗cerianya‘ dengan bentuk pemenggalan ‗cerian-ya‘ dan ‘model‘ (mod-el). Dalam pemenggalan katakata ini dengan menggunakan tanda hubung pada saat pergantian baris yang tepat adalah ‗ceria-nya‘ dan mo-del‘. Kata ‗cerianya‘ memiliki kata dasar ‗ceria‘ dan pronominal –nya di akhir kata tersebut, seperti yang diketahui bahwa dalam pemenggalan, sebuah akhiran hendaknya dipisahkan tersendiri dari kata dasarnya. Kata ‗cerianya‘ sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks) sedangkan kata ‗model‘ termasuk kata dasar. Lalu mengenai kata ‗model‘, kata ini dipenggal demikian karena kata ini mengandung satu huruf konsonan, maka pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu, yaitu pada fonem /d/. j. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sepuluh Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sepuluh terjadi pada kata coat. Kata ini diserap dari bahasa asing, yang memiliki makna ‗jas‘. Karena kata ini belum terdaftar ke dalam kosakata bahasa Indonesia dan ejaan maupun lafalnya belum disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia, maka penulisannya harus dimiringkan.
66
k. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor sebelas Kesalahan yang terjadi pada kalimat ini adalah penulisan unsur serapan asing, seperti kata fans. Kata ini merupakan kosakata bahasa Inggris, yang berarti ‗penggemar‘. Meski kata ini dikenal secara umum, namun kata fans belum menjadi bagian bahasa Indonesia. Karena kata ini merupakan kosakata asing, maka penulisannya harus dimiringkan. l. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor dua belas terjadi pada kata ‗per-ilisan‘. Kata ‗perilisan‘ sendiri termasuk ke dalam kata jadian (kompleks). Kesalahan yang terjadi pada kata ini merupakan kesalahan penggunaan tanda hubung. Untuk memenggal kata yang memiliki awalan dan akhiran, hal yang perlu dilakukan adalah dengan memisahkan awalan dari kata yang mengikutinya maupun akhiran dengan kata yang mendahuluinya. Dalama kasus kata ‗perilisan‘, kata ini memiliki awalan pe- dengan akhiran –an dan kata dasarnya ‗rilis‘ (pe-ri.lis-an). Maka pemenggalan yang tepat pada saat pergantian baris pada kalimat nomor ini, yaitu ‗pe-rilisan‘. m. Kesalahan penggunaan ejaan pada kaliamt nomor tiga belas Kesalahan penulisan unsur serapan terjadi di kalimat nomor dua belas ini, yaitu pada kata ‗yup‘. Kata ‗yup‘ diserap dari bahasa asing pegaulan. Jika dipadankan, kata ‗yup‘ sama dengan ‘ya‘ atau ‗benar‘ di dalam kosakata bahasa Indonesia yang tepat. Karena kata-kata ini merupakan unsur serapan asing dalam bahasa gaul, yaitu kata ‗yup‘, maka penulisannya harus dimiringkan. n. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor empat belas Kesalahan dalam penulisan unsur serapan asing terjadi di kalimat nomor empat belas ini. Kata yang mengalami kekurangtepatan tersebut adalah single. Kata ini di dalam kalimat nomor ini berarti bahwa lagu yang diproduksi sebuah
67
kelompok boyband tersebut berjumlah satu. Kata ‗satu‘ inilah yang menjadi arti dari kata single. Kata ini sering digunakan di dalam bahasa Indonesia, hal ini dikarenakan belum ada kata yang pas untuk digunakan dalam situasi yang terdapat di kalimat ini. Namun, pada kenyataannya bahwa kata itu tetap bukan anggota kosakata bahasa Indonesia, maka penulisannya harus dimiringkan. o. Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima belas Kesalahan penggunaan ejaan pada kalimat nomor lima belas adalah pada kata idol. Kata ini sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan proses adaptasi. Bentuk kata idol dalam bahasa Indonesia yang sudah disesuaikan penulisan ejaannya adalah ‗idola‘. Di dalam KBBI kata ‗idola‘ berarti orang, gambar, patung, dan sebagainya yang menjadi pujaan. Oleh karena penulis tetap menuliskan dengan kata idol, maka kata tersebut termasuk dalam kesalahan dan penulisannya harus dimiringkan. Berdasarkan tabel-tabel tersebut dianalisis pada bagian berita utama (headline) di ketiga edisi tabloid Gaul ini, terdapat dua tabel dengan menganalisis dari tanda hubung, dan penulisan unsur serapan dalam daerah/asing. Berikut ini rincian frekuensi kesalahan ejaan dari kedua bagian tersebut.
68
Tabel Rekapitulasi Data
No
Edisi Tabloid
Tanda
Unsur Serapan
Hubung
Bahasa Asing
1.
6 — 12 Januari 2014
9
16
2.
13 — 19 Januari 2014
12
6
3
20 — 26 Januari 2014
5
16
26
38
Jumlah
D. Interpretasi Data Berdasarkan analisis tersebut, hasil analisis dapat diketahui bahwa ada 2 jenis kesalahan ejaan yang terdapat dalam berita utama (headline) di tabloid Gaul edisi Januari 2014. Kedua kesalahan tersebut adalah penggunaan tanda hubung dan penulisan unsur serapan dalam bahasa asing. Kesalahan penulisan unsur serapan bahasa asing memiliki frekuensi terbanyak, yaitu berjumlah 38, sedangkan tanda hubung sendiri berjumlah 26.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa bentuk kesalahan ejaan yang tampak di tabloid Gaul edisi Januari 2014 adalah sebagai berikut: 1. Kesalahan ejaan bagian penulisan unsur serapan dalam bahasa asing menduduki frekuensi kesalahan terbanyak, yaitu sebanyak 38 kesalahan. 2. Kesalahan penggunaan tanda hubung sebanyak 26 kesalahan. Lalu mengenai implikasi terhadap pembelajaran bahasa Indonesia dalam bentuk kesalahan penggunaan tanda hubung dan penulisan unsur serapan dalam bahasa asing adalah: 1. Penggunaan ejaan, yakni tanda hubung dan cara menulis unsur serapan dalam bahasa asing dapat dijadikan sumber belajar bahasa Indonesia. 2. Tabloid remaja dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam hal mempelajari penggunaan ejaan, yakni tanda hubung dan penulisan unsur serapan dalam bahasa asing, karena sesuai dengan usia para siswa yang masih tingkat SMP.
B. Saran Berdasarkan implikasi tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa saran adalah sebagai berikut: 1. Guru dapat menjadikan tabloid remaja sebagai media pembelajaran. 2. Guru mengemukakan alasan yang tepat kepada siswa dalam menjelaskan penggunaan ejaan saat proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
68
69
3. Siswa diminta untuk memperhatikan dan mempelajari bentuk-bentuk penulisan di media massa, khususnya tabloid. 4. Sekolah menyediakan tabloid atau media massa lainnya di perpustakaan sebagai bahan pembelajaran. 5. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anneahira. “Sejarah Tabloid”. http: //www.anneahira.com/tabloid.htm. 22 April 2014. Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogyakarta: Media Abadi. Cet V. 2004. Ardianto.
“Definisi
Media
Massa
Menurut
Para
Ahli.”
http://definisiahli.blogspot.com/2013/05/definisi-media-masa-menurutahli-ardianto.html. 19 Agustus 2014. Asih Anggarani dkk. Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006. Atikah Anindyarini dkk. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan. 2008. Azenismail.
“Fungsi
dan
Kedudukan
Bahasa Indonesia”.http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsidan-kedudukan-bahasa-indonesia/. 24 September 2013. Badudu, JS. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II. Jakarta: Gramedia. Cet. V. 1994. Doug Newsom dan James A Wallert. News For The Mass Media (Media Writing). California: Wadsworth Publishing Company. 1985. E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo. Cet XI. 2009. Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. VIII. 2010. Hidayat, A Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Cet. III. 2008.
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat. Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. II. 2006. Hs, Widjono. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo. 2012. John M Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. Cet XXI. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 1.5.1. Kamus Korea-Indonesia. Masnur Muslich dan I
Gusti Ngurah Oka. Perencanaan Bahasa pada Era
Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. I. 2010. Mery.“Dampak Globalisasi Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia Ditinjau Dari Segi Budaya”.http://merixyz.wordpress.com/2013/03/21/perkembanganbahasa-indonesia. 24 September 2013. Muslich, Masnur. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. I. 2010. Nova, Firsan. Crisis Public Relations – Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta: Grasindo. 2009. Nurmaliana.“Analisis Kesalahan Morfologi di Majalah Hai Edisi Juli 2011 dan Implikasinya terhadap Bahasa Indonesia.”Skripsi pada FITK PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013. Tidak dipublikasikan. Parera, JD. Dasar-dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga. Cet. I. 2009. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. XXVIII. 2005.
Putrayasa, Ida Bagus. Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika). Bandung: PT Refika Aditama. Cet. I. 2007. Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga. 2009. Romli,
ASM.
“Pengertian
Media
http://komunikasi.uinsgd.ac.id/pengertian-media-massa/.
Massa”. 19
Agustus
2014. Sarwoko, Tri Adi. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: Andi Offset. 2007. Setiati, Eni. Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan: Strategi Wartawan Menghadapi Tugas Jurnalistik. Yogyakarta: Andi Offset. 2006. Sudjana. Metoda Statistika Edisi Kelima. Bandung: Tarsito.1989. Sugono, Dendy. Mahir Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Gramedia. Cet. II. 2009. Suhaimi dan Rulli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Cet. I. 2009. Sulistyaningsih.
Metodologi
Penelitian
Kebidanan
Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Cet. II. 2012. Sumadiria, AS Haris. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Cet. III. 2010. Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature: Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Cet. III. 2008. Syukur, Abd (Ed). Analisis Bahasa untuk Pengajaran Bahasa (Terjemahan). Surabaya: Usaha Nasional. 1984.
Tim Penyusun. Pedoman Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah. Yogyakarta: Diva Press. Cet. I. 2011. Wibowo, Wahyu. Tata Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Cet. I. 2010.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SEKOLAH
: MTS An-Nasdhihin Kademangan
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS
: IX (Sembilan)
SEMESTER/PERTEMUAN
: 2 (1 X Pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan baris, resensi dan karangan
B. KOMPETENSI DASAR Menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf dan kebulatan wacana
C. ASPEK PEMBELAJARAN Menulis
D. MATERI PEMBELAJARAN Terlampir
E. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI No
INDIKATOR
1.
Mampu menemukan kesalahan tanda hubung dan kosakata asing pada berita utama tabloid Gaul edisi januari 2014
2.
Mampu memperbaiki bentuk kesalahan tanda hubung dan kosakata asing pada berita utama tabloid Gaul edisi Januari 2014
F. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah pembelajaran ini siswa dapat: a. Menemukan kesalahan tanda hubung dan kosakata asing pada berita utama tabloid Gaul edisi januari 2014 b. Memperbaiki bentuk kesalahan tanda hubung dan kosakata asing pada berita utama tabloid Gaul edisi Januari 2014
G. METODE PEMBELAJARAN Demonstrasi, diskusi kelompok dan ceramah
H. STRATEGI PEMBELAJARAN Tatap Muka Menyunting dengan
Terstruktur
Mandiri
karangan Contoh karangan
Siswa dapat menemukan
memperhatikan
dan
memperbaiki
ejaannya (tanda hubung
kesalahan
dan kosakata asing)
(tanda
ejaannya hubung
kosakata asing)
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pertemuan pertama Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi waktu
Pendahuluan
Guru
memberi
salam
dan
siswa
merespon salam Guru
membuka
pelajaran
dengan
membaca basmalah/do’a bersama-sama Apersepsi Siswa menerima informasi kompetensi, materi dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
dan
Siswa
menerima
informasi
tentang
pembelajaran yang akan dilaksanakan (apersepsi) Inti
60 menit
Mengamati Siswa
diajak
mengamati
sebuah
karangan yang ditayangkan di LCD Menanya Guru menstimulasi siswa untuk bertanya hal apa yang berkaitan dengan karangan yang telah disaksikan Guru menanyakan tentang apa saja yang perlu direvisi dari sebuah karangan dari segi ejaannya (tanda hubung dan kosaka asing)
Mengeksplorasi Guru menjelaskan kepada siswa hal apa yang menjadi bagian-bagian penting dalam menyunting karangan dalam hal ejaannya,
dikhususkan
untuk
tanda
hubung dan kosakata asing. Guru membagi kelompok diskusi untuk menyunting
karangan
berdasarkan
ejaannya. Setelah
itu,
siswa
yang
telah
mendapatkan kelompok, diminta untuk mengambil berita utama yang sudah disediakan guru, yaitu pada tabloid Gaul edisi Januari 2014 yang diwakili oleh ketua kelompok.
Guru memberikan arahan tentang hal yang perlu mereka lakukan untuk diskusi kelompok itu. Mengasosiasi Guru meminta siswa untuk memulai membaca berita utama tabloid tersebut dan
menemukan
hal-hal
yang
mengalami kesalahan dalam ejaannya, yakni tanda hubung dan kosakata asing. Setelah
itu,
siswa
diminta
untuk
memperbaikinya.
Mengkomunikasikan Guru meminta perwakilan siswa untuk membacakan hasil penyuntingan yang telah mereka diskusikan di depan kelas. Kegiatan
Siswa bersama guru menyimpulkan
Penutup
pembelajaran (sikap menghargai orang lain) Siswa
melakukan
refleksi
terhadap
kegiatan yang sudah dilakukan (sikap jujur) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari karangan, menemukan kesalahannya dari segi ejaannya dan memperbaikinya secara individu. Guru
memberikan
motivasi
kepada
siswa. Guru
menutup
pelajaran
dengan
mengucap hamdalah bersama-sama.
10 menit
J. ALOKASI WAKTU 2 x 40 menit
K. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN Alat
: Papan tulis, spidol, proyektor, dan karangan yang akan menjadi bahan diskusi per kelompok
Media
: Gambar, powerpoint, video, form isian
Sumber
: Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas IX karya Atikah Anindyarini, Yuwono dan Suhartanti, Penerbit Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Berita Utama Tabloid Gaul edisi januari 2014
L. PENILAIAN 1. Penilaian proses dilakukan dengan cara mengamati kegiatan selama proses pembelajaran Tabel penilaian proses: No. Nama Siswa
Teliti BT
MT
Kerjasama
MB
MK
BT
MT
MB
Tanggung jawab MK
BT
MT
MB
MK
Perhatian BT
MT
MB
MK
1. 2. 3. 4. 5. ..
2. Penilaian Hasil Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menemukan kesalahan ejaan
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Tertulis
Isian
Instrumen Suntinglah teks berikut dengan
(tanda hubung dan kosakata asing)
Mampu memperbaiki kesalahan ejaan (tanda hubung dan koskata asing)
Tertulis
Isian
memperhatikan ejaannya (tanda hubung dan kosakata asing)! (pilih bagian yang mengalami kesalahan) Tanda apa yang perlu dipakai pada bagian yang tertulis miring tersebut?
MENYUNTING KARANGAN DENGAN BERPEDOMAN PADA KETEPATAN EJAAN
NAMA
: …………………………………………..
KELAS/NO INDUK SISWA
: …………………………………………..
TANGGAL PENILAIAN
: …………………………………………..
KOMPETENSI DASAR
: Menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf dan kebulatan wacana
Aspek Penilaian Ketepatan Pemilihan Ketepatan Perbaikan
Uraian Pemilihan bagian yang tepat pada karangan yang mengalami kesalahan ejaan Perbaikan pada bagian yang mengalami kesalahan ejaan pada berita utama tabloid sangat tepat.
Skor 5
Bobot 5
5
5
Pedoman penilaian Skor yang diperoleh X 100 = nilai akhir Jumlah skor maksimal Kademangan, 27 Agustus 2014 Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Hj. Suryanah, S.Ag
Wilda Fizriyani, S.Pd
F't
.t:=s;a:i:l:
g
fs
s {-t
ffi
{tJ
ffi
\iP
Ji
t
r
CC n-l\J, -:Z
'a--n
'ifj
o
5e
\r ,.q)
€
Cr\
eF5 o > ce8 et >-iooq \-/
<4
6ro .vo El
L
.'-:
a1
+c
oO >.; XA
?r5
81cor i;-)
n
C
I
L-/ c tJ :) 'rn
C
_ocEJ o tr) * o_= o _9. E
ASg ,X \-/
n
E
n
E 'o
z\ i- -+cO'j
l J
\J+
o ?98
..F
'
:e;t
popular di Korea,6*]x"tJlt"n
i:::"ill"f"?:'frTiff;[eil5;
yang terjalinq!€9. Hubungan,
penghar- I lagi, bahkania mendaapat gaan sebagaicewek dengankulit tercantikql KoleS Karnaparasnya
ffi"!lL!"''@#il:J$f 4 ilfuffi',#*::|"ffi@ -'-1"r,,@@@kedua artisg ;.Eiik#^;il ;;;il
5 -ffi;.'ffi;;;;;
punya l bisa bersama. p"punui"?fi-i oiE-bu'.kun
pE-rp-aduan hubungan;$qsus, alias terbukti ,_ antara ketampanansi pacaran?fa>/inilah yang lagi jadi t6 si cewek, kecantikan dan cowok A t2 €@hE GqtDf sedap dipandang @ternKgat di Korea.Keduanva pernanbeberapa Ka oeoerapakali.termemangpernah Tapi buat di pihq( yang riEmang mYa ifii--Ouat hzif, berdua, sedang kamera pasti tangkap bakal(@liat 16frIFa.
*5i.ffi:,:i-*-i:"@ * ffi,?T,l"%.;ffir€P Hi\:i anW t'o$l ff 1"PJ"|: r m:"i*ii,:;[*9,,'# "?T,f," kaD \E6ia merekalr-arusberbagikasin, 1@S)ihak kalau keduanyameman{ \{ dan sang \Efpacaran antarake penggemarnya keka-qjhdi kehidupannyata. z::i
r(rL(rr(rr ' - '_YlY'klii\ yangjaq.(Jg!!z JUU_ul.l II Lutamadid,unia r-Kayak sekarang Koreall[e ^-Bukan jurnalisnamanya'(Ig9l hiburan penting i bau-bau q @ffiselebritis mencium Korea,Seung @11/Oisa selebritis. I cumadari be- yangterjadidi kalangan GiTt6i-a. Awatnya candaan,sa|ingkagumdan|emparSepertiyangterjadipadakebeI
*',X?5-:'"H"1 J:f3:-;! lfl?,: ffiGffi sip I r{:';?Hh,}T5','il berpacdran I keduanya tentang nisa@ itl)drnyata r,"rE Ilr, '"
OeniLbelitrcintqg\taraFung Gi
Femangberasaldari mglal€ng
I
j,tl i- gi1"ffij*,ffi, ::*^,ffiil$1t"f;1t!?Lx"W*,i ?lff {
salahsatumediaKorea' dibPabtB. sebuahberi- adalahhadiahyang dibawaoleh metaporkan Xniffiu bersotunyo Si TomBon yang ngumuminten- SeungGi dari Jepang,khususunafinSi{zlrZ'f ,(Jit Teic,ontiti ia ex6t
beberaoakatl oftooeldan d.?l?2Oktober' yangada abadi-kawasan aparteme; yang Akawasan dan22 !3n,9:,!"i??1g
"p"7t"r"i il; seunseliuea hiburan, - samsungofi;: --=.Didunia
@i;ilj;?
jal@) 9!gg.{9u9mber' wah'
@Pcumatraoirsenagai@il"3t'11i'n:lg[Jffi:fr##sffii:l":#i:,tapiba 't<arne) Agznsi buJt wajahnya@nlerlthatielasdan $'gdrqo \ sebutanMC Nasionalmud'a, mbu norkon Mu Seung mo.q[ ilr--, kepiawaannyadalam @awair('t$langsung masukke Se Gi {ebohnya tentang berila Pac) sebuahacaia. SelainsifatnyayanAy'Gi. Diketahuida4 situftglO-Seung dan Seung Gi, FiSu ffi\oona menuceria, Seung Gi terkenal hangat menjemputYoonauntukpergi kedua agensi membuat berkenju mereka dan ffi^au Han Sungai Jg{\ orang. -hrdreka dan ramahpaQp-qemua melakusuara untuk buka I heran,6gd p"nggemar(idoi cancukuplamadi sana' ffi konfirmasi tentgngo(ebenaran kan \35tu ini juga seutama aktor itu, Setelah 4@)cumadatangdari beritatersebut. oarfkald-biasanya kalanganierilaja, tapi juga anak- riat Shining lnheritaLce itu langagensi media membantahtentang pulang Yoona mengantarkan sung anakdan dewasa. rumor-rumor Percintaan Para ar' Kemudian Yoona. Muncul di manacewekitu menentengdua berbeda dengan kasusnYa tisnya, yang disebut-sebut paling girlband belanjaan tas sebagai personel
Yoonadan SeungGi kali ini'
Koda di bs.bzraQa
Kedua agdnsi manajetqn Kzszmpoton
yang membawatri ngsangan-ir@^^^il'^1.,1'ol3,1i: 1?n11"t"*t35
artl6nya ikut membenarkanberita tersebut."Yoonadan LeeSeungGi sedangdalam tahap tnur"i..ing mengenal," ujar perwakilandari sM Entertainment saat ditanya r"oi" r"ng"nai berita ini. Juru bidaramenajemen 'hal Seung yang seGi juga menyatakan tupa,-"X"Orinya sering bertemu. Kami tidak tahu kapa; pastinya merekamulai dekat tapi kami bisa bilangmerekasedangberadadita-' i*"r pacaran,"jdtasnya. n"p
pun meUd;&t"aauqg$ r minta agar mediagaE-ni"ngriik Lee SeuilgGi dq!-J$ i hil;;#
Seung Gi sering melemparkanpujian satu sEma lain, bahkar flreir gaxu @-,rasing-mesing adalah tipe idealpasangannya' Pernah di satu kesempatan' SeungGi ditanyakantentgng:iap9 cewek yang mendekati.tipe idealnya' Dan.di acaratersebut' cowok gaqieng itu pun mengungkapkan tipe idealnya' 6@Yoona adalah FEi tersebut ia ucaOSn-k$ika masihmenjadiMC^di@rr,9Eg99 , terkenaldi Korea,Sttongieert'
kgsemYoonapundi beberapa patanpernahmengataka(@^ia kagumatas sosokLee SeungGi'
: :' l"",ffi iH[effi iixl:ffi t*;jl'.Je; rffi ffi* lmii: pernah rnengungkapk-a,l,FY"!3 mengungkapk",n.FY,B pertama p;.in!"n r-Fop p".uilan K-Fop =ffiili ffiJi *n^@W pub-;s5ne.Gi diketahui yanghubungannya "oZiurito*ox utrts' dokumenter acara di merupa(@ ZOt+ OanYoona iit
. wah' ternyata mekan anggotapertamadari Girls':9qpIqg' keduany?t-i131 lama punya c"nur"ii6'n yang diketahui Fn{-seigk perasaannva tentang kekasih. @fr10e
' ai o;ePul,.i.i1mum' bercanda masinglnasine, -wawancira | @o"ngan -1^:"::1 ' " .. ya?Hihihi.. "!1_I":^,1"j:i-:.:l?J untuk selamat inginmengucapkan ' r '' '-t ^^^^ Sooyoung tiuKungnuuulv\ril LzrQzung \Jr YoohA "1i"p"don rreqfj*'5 GaRheogl Siapayang v"ngqak -s^flf
|t
candaSooyoung. m6reka?" sooyoungpunngelanjutin,"Aku orang-or,,at€ xarulao.rang-or,,an€ sangatbahagiakarena
""nj"iE"n"g1i e | ?:":?'.TruilY?,i,":""T[.iTj:I tffi ffi:;:,i";:tJil:'131?:ffi Gi' APll?Fl Yoona ;rt;^"sin-"uo"rr*nva, l"itJie,-r;; seung mulai - oZ-n 1"" suungGidikabarkan iiaiin{-masing agensi, -f"T: konfirma2013' udah September sej;k oerxencan ffitan; terse-but Saathubungally",t*l$9gj_{ si kabar tersebut."9:3:" keduanya "l"l:: e?t{Es wakilan-agensi Bahkanteman satu giup .t-Y:l og4g57o tersebut soo1louneikut tahagia.,j"ng"n @+ioar asmarakeq|alYu'-, -,, bahwamerekqggry r<-onfirmasi hubungan Iv kalaubegitu,kita-fuga Di acara One NishL--Q! ffiffWan,
deh Y-u:fi:";:,1Tffi'amat E:i##?:[[::.?""'T"1&"fr Seung n"nr.g"t Yoonadan Lee
gr-:l,,l m'{'&Tra hubungan rinva sangat senang.nuourrgdrl ^^'-^-^ vi^." Yoona dan Lee Seung asmara dari 6i rn"nouPut respon Positif tahun' awal di "Tepat masyarakat. Lee nerita Pacaran.Yoona,dan juga Mereka iLrne Gi terungkap' menu."ng-ukuinYu.Bagaimana
' Yoon rrrt oendaPatmu? tanya acara di ti,l 'lirn pioa sooYoung Mende2rgal-PertanvaanA #;il|. qemoFr 1) SooYoung ini, @*
oy
dan nene( L"uit-:ini t "*utian neneknya rta.kakek
ini. Tapijustru bukan pemberitaanyang benar yang muncul, beberapamedia
lHfll'':l; [s:?t*T:#*J:',J';"1ft:f]ilili"JeTl '
':
menaungiLeeteukluga awainyasempat
;;Gt;il;;G
ant<et uarga remati o'an-
artisnyaadalahkecelakaan. Tapi sekarang, Pih'ak kepolisian yang mengurus kejadian ini suda\ -
informaiiyangoenar fl@/l lr.fu"ii r.u"n
(ffi6env ebab kematian o rang-oiE-ng Leeteuk ini. selasa (o7/or), ffitu DepartemenKepolisianDongiak,yang bertanggungjawab atas kasus kematian tiga anggotakeluargaPark ini dengan resmi menyatakanPenYebab kematian almarhum adalah karena bunuhdiri.
3
terhadapberitaduka asungkawanya rebut."Denganbegitu,Minhyuk,at(u harapkau yang akan banyakberbicara
":j
.4
i ffit'
07
'j
'ji iil
^p6pularitaqt(ang"oimitilii6tefr I # € e o 2PM emand(ga\)cuma di Korea' Sakura juga samffi ke Negeri ' tapi yaitu JePang. TerbuKidenganke iuksesan 2 album JePangmereka of 2PMdan Republic *, # ** ,YanBberjudul
ot zPllaEEnffianis oi "GEEno saielEfrlniaruini,gruPasuhan
,,r,',,,,JYP Entertaimentyang terdiri dari 6 cowok gantengini bakal segera merilisalbum Jepanglagi dengan {s,{iii 4iudul 9e!9ji!Sr9PPNl. " MGnei(uia P-?i'iisan album JepangPertamadan kedua mererlbumGenesisof 2PM menda-i ka, album kabarnyabakalmengekspresi-|
kn
*rr&oibrAn "'odn"li"iani'buthnil
hati dari Para PriaYangtersemou-
nvi di balikkekuatanluarmereka' trietaluiakun Twitterrdsmi JYP' Kamis(9/1), 2PMbakalmembuat
,*. album baru dengansentuhansped i* sial' dan terdiri dari 1-3-!€gth'\
'''"dili-'""t"
i
ffiryzPM 3
i vanE 'p"tiitset(arangsedang-fnen1alanl 'we Got tn virtual .di i "t Wooyoung i i,tarrieC., kaba?l6Val-uga^ situ lagubuatans uvut'n"ngkan P oi i nvj ueriuoulMrxrY-Go-Round masih 2PM WalauPun ini. i konsePspesial i "iort menvemOunyikan buat dipersembahkan i vand bakal i i,iri Hottest,JYPsedikitmemberi-m s i
ait,tersebut bakal dibuat Albumtersebut
'
dalam3 versiYaitu'
DVDdan lho. Di album
&. '
- . .
l
i mafia di ltalia. Bahkandi poster i promosi, mereka juga terlihat makinmisteriusdenganefek kabut dan gelap yang menjaditema foto promosimereka.
,'ffiMmenampakkan fflxre W a l a u p u na l b u m G e n e s i so f ff iff;?|,1i"o, raur ce'a zpr ini betumoiritisdil6ElE3-$H"tr: itu berubahdinginsaat model itu
i AIbumDzlum Rilis. r Promosi SudohJolcn 1]
beda pun hadir di masing-masing MV. Seperti di lagu Qtys_Llelove yang MV-nyasudah dirilis sejak t a h u nl a l u . Di MV itu 2PM benar-benar tampll misterius dengan tema I serba hitam. Para member juga mengenakansetelanjas serba hi- l tam di MV itu. Sedangkandi lagu W i n t e r G a m e s ,N i c k h u nC s . t e r - l l i h a t m e n a m p i l k a n2 s i s i yang berbeda. Keenam €@ggn
ll taguyang m e Q g h i l a n g . \i *l; t"rnyrtabeberapa
i d . ,,
b a k a l h a d i rd i a l b u mi t u u d a h d i -3[alauOun tetap menggunakanir r i l i s d a n d i p r o m o s i k adni J e p a n g , (coaL)yang berwarnagelap, 2PM lho. Seperti lagu Giye__l4e_Love, %6 teli-natsegar dan cerah di dan juga SteB MV tersebut.Sepertiyangdilansir lgler-Games, b- y S t e p . 2 P M s u d a h m e r i l i s M V oleh alllsop, lagu W_lglglQggs:sini
n
f.Fffidi Oricondan Rqcocbgku.Selain WjnGr_Ganes, 2PM juga mengeluarkansingle berjudul 9!ay--jlere yang dikemas dengan musik instrumentalyang menenangkan Albqm Genes_isof 2PM ini emangrencananya dirilispada_akhi r b u l a ni n i . S e l a i nm e r i l i sa l b u m , menurut soompi 2PM juga bakal menghiburpenggemarnya di Negeri Sakuraini denganmenggelar Arena Tour.Konser2PM ini bakal dil4ng.-1 gung(an bersamaan dengan@@ ) ifr-xDbtOumnya,mulai ZZ laffi i 3 Maret mendatangdi beberapawilayahdi Jepang.
Ditrin MV Stzpbv ' Siep di Jarnion Setelahtahun lalu merilisdan mempromosikan beberapalaguandalannya,baru-baruini 2PM kemmerilisMV tebaru untuk lasu pangmerekabejudul_SGp $S!ep. Di video musik berduras( : uba6 oipromosit
;:iii"'ilTi.Xffi#, iffTE.3l
dengantaguStep OyStep yangterdengarceria. Di lagu ini 2PM juga menyampaikanpesan kalo semua nrasalahbisadihadapiselamakita bersamaorangyangkita sayangi.
merupakan
r
, "
yang akan salah satu lagu masuk ke ke daftar album Jepang terbaru mereka GencSiS_ol2pM. Lokasi syutingMV yang dilakukan di FranKurt,Jermanini jelas bukan tanpa alasan. Karna ternyata kedatangan 2PM ke.Jerman selain untuk membuatMV, adalahuntuk tampil di sebuahkonseryang diadakandi negaraEropaitu. Seperti yang dilansir all!-
gp, 2PMpeigi[e JermanufrIilt<
mengambil bagian. dalamkonser ,1fl$gatan sebagai perwakilan yang QEpruO Korea.Kegembiraan t^{ .
ditampilkan 2PM bahkan udah terasa sejak Pertamakali mereka kaki di Jerman,Hal menginjakkan ini terlihatdari beberapafoto yang diunggaholeh member 2PM ke mediasosialtwitterdan juga instal{hususnya'man.g;gm.WooYoung, Gn oacar Hara KARAterlihatjatuh cintadenganJerman.
r I
@-, l-LifiJ
KEMENTERIAN AGAMA ulN,JAKARTA 5tn:n,,*"", s cipu(at 1il12 tnoon€sh
FORM(FR)
No.Dokumen : Tgl.Terbit : No. Revisi: Hal
:
FITK-FR-AKD-081 1 Maret 201O A2 1t1
SURATBIMBINGAN SKRIPSI Nomor: Un.01/F.1/KM.01.3/....... .12013 Lamp.:Hal :BimbinganSkripsi
Jakarta.25 November 2OI3
KepadaYth. Dra. HindunM.Pd PembimbingSkripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalatnu'al aikum wr.wb. Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing III (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama NIM Jurusan Semester Judul Skripsi
Wilda Fizriyani l l 10013000072 PendidikanBahasadanSastraIndonesia VII (Tujuh) Analisis KesalahanPenggunaanTanda Huburg dan Unsur SerapanBahasa Asing pada Berita Utama (Headline) Tabloid Gaul Edisi Januari2014: Implikasi terhadapPembelajaranBahasa IndonesiaKelas D()
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusanyang bersangkutanpada tanggal 14 November 2013 abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melaktrkan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila porubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusanterlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) butan" dan dapat diperpanjang selama6 (enam) bulan berikutrya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja samaSaudar4 kami ucapkan terima kasih. II/assalamu'al aikum wr.wb.
FitriyahZA,MPd 1997032 001 Tembusan: 1. DekanFITK 2. Mahasiswaybs.
J t' I
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Wilda Fizriyani
NIM
: I110013000072
Fakultas/Prodi:FakultasIlmu Tarbiyahdan Keguruan PendidikanBahasadan SastraIndonesia Judul Skripsi : AnalisisKesalahanPenggunaan TandaHubungdan Unsur SerapanBahasaAsing padaBerita Utama Tabloid Gaul Edisi Januari20 | 4 : Impl ikasi TerhadapPembelajaranB ahasa IndonesiaKelas IX
No
I
Nama Pengarang
Judul Referensi/Buku
Anneahira o'Sejarah
Penerbit, Cetakan, Tahun
Nomor Footnote
http: 49,5 0 //www.annea hira.com/tabl oid.html. 22 Aoril2014. Anwar, Bahasa Yogyakarta: 2 6 , 2 8 Rosihan Jurnalistik Media Abadi. Indonesia dan Cet V. 2004. Komposisi Ardianto "Definisi http://definisi t 4 Media Massa ahli.blogspot. Menurut Para com/2013/05/ Ahli" definisimedia-masamenurut-ahliardianto.html. 19 Agustus 2014. Asih Mengasah Yogyakarta: Anggarani Keterampilan Graha Ilmu. dkk Menulis Ilmiah 2006
[Ialaman Skripsi
Paraf Pembimbing
30,31
I
)
Tabloid"
2
a J
4
,l
14,16
\
d/l9
t9
#
v 1
I
Atikah Anindyarini dkk
6
Azenismail
7
Badudu, JS
8
Doug Newsom dan James A Wallert
9
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
l0
ll
Hasan Alwi, cikk
Hidayat, A Aziz Alimul
t 2 Hikmat Kusumaningrat dan
di Perguruan Tineei Bahasa Jakarta: Pusat 3 6 Indonesia Perbukuan. untuk 2008. SMP/MTS KelasIX Fungsi dan http.l/azenisn Kedudukan ail.wordpress. BahasaIndone- coml2}lll09l sia 29lfungsidankedudukanbahasaindonesia/.24 September 2013. Inilah Bahasa Jakarta: 4l Indonesiayang Gramedia. BenarII Cet.Y.1994. News For The California: l3 Mass Media Wadsworth (Media Publishing Writing) Company. 1985. Cermat Jakarta: 34, 37, Berbahasa Akademika 39 Indonesia Pressindo.Cet untuk xt.2009. Perguruan Tineei Tata . Bahasa Jakarta:Balai 7, 9 , 1 7 Baku Bahasa Pustaka. Cet. IndonesiaEdisi V I I I . 2 0 I O . Ketisa Metode Jakarta: 2 Penelitian Salemba Keperawatan Medika. Cet. dan Teknik III. 2008. AnalisisData Jurnalistik: 17,24, Jurnalistik: Teori dan Teori dan Praktik Praktik. Banduns: PT
t9
2
2l
9
19,20
V V
0 f=t )/ \\\ \|\
7,8
d
V
35
J Jk )
Y
10,t2
-\
I
T
I
Purnama Kusumaninsrat l3
HS, Widjono
l4
Masnur Muslich dan I Gusti Ngurah Oka
l5
Mery
t6
Muslich, Masnur
t 7 Nova, Firsan
l8
Parera,JD
Remaja Rosdakarya. Cet.II. 2006. Bahasa Jakarta: 30 Indonesia: Grasindo. Mata Kuliah 2012. Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinesi Perencanaan Jakarta: Bumi aJ Bahasa pada Aksara. Cet. Era Globalisasi I . 2 0 1 0 .
ooDampak
htrp:llmerixyz 2 Globalisasi .wordpress.co Terhadap m/2013103/21 Perkembangan /perkembanga Bahasa n-bahasaIndonesia indonesia. 24 Ditinjau Dari September SegiBudaya" 2013. Bahasa Jakarta:Bumi 2 Indonesiapada Aksara. Cet. Era r.2010. Globalisasi: Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pensembansan Crisis Public Jakarta: 15 Relations Grasindo. BagaimanaPR 2009. Menangani Krisis Perusahaan a Dasar-dasar Jakarta: J Analisis Erlangga.Cet.
Sintaksis l9
.{
Pusat Bahasa
l8
q q
2
6
9
q
6
r.2009.
Pedoman Jakarta: Balai 4 2 , 4 5 , -) ?- ) - - ) ) 5 Umum Eiaan Pustaka. Cet. 46,47 28.29
(
Lr t
Departe- Bahasa lnen Indonesiayang Pendidi- Disempurnakan kan Edisi Nasional Kedua 20 Putrayasa, Kalimat Efektif Ida Bagus (Diksi, Struktur, dan Logika) 2 l Rahardi, Bahasa Kunjana Indonesia untuk Perguruan Tinssi 'oPengertian 22 Romli, ASM Media Massa"
ZJ
24
25 26
27
XXVIII 200s.
Bandung: PT 1 18 , 1 0 Refika Aditama.Cet. L2407. 4 Jakarta: Erlangga. 2009.
htp://komuni t 6 kasi.uinsgd.ac .id/pengertian -mediamassa/. 19 Asustus2014. Sarwoko, Inilah Bahasa Yogyakarta: 43 TriAdi Indonesia Andi Offset. Jurnalistik 2007. Setiati, Yogyakarta: 29 Ragam Eni Andi Offset. Jurnalistik Baru dalam 2006. Pemberitaan: Strategi Wartawan Menghadapi Tugas Jurnalistik Sudjana Metoda J Bandung: StatistikaEdisi Tarsito.l989. Kelima Sugono, Mahir 6 Jakarta: Dendy Berbahasa Gramedia. Indonesia Cet.II.2009. denganBenar Suhaimi Bahasa 72,27 Jakarta: dan Rulli Jurnalistik Lembaga Nasrullah Penelitian UIN Jakarta. Cet.I.2009.
6,7
6
-f, 0Ya -)
dk I
I
l0
I
A) YL-..
L)
t7
35
dr I
( 1
\ / A \ \ I
r
8 ,1 5
I \
lr
I
;
,
I
\\
'28
Sulistyaningsih
\4etodologi Penelitian Kebidanan KuantitatifKualitatif 2 9 Sumadi- Bahasa da, AS Jurnalistik: Haris Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis
fr
3 0 Sumadi- Jurnalistik
I
3l
)z
i
:)
'l ,
rili
JJ
/
,'l
1
Yogyakarta: Graha llmu, Cet.II. 2012.
I
34
h/
Bandung: 1 9 , 2 1 , I l, 12, )) )1 Simbiosa 13,24 )5 44 Rekatama lvledia. Cet.
IIr.2010.
Nasional. 19 8 4 . Yogyakarta: 3 8 , 4 0 , 19, 20, Diva Press. 46 28 Cet.I. 2011.
Jakarta:Bumi 31 Aksara. Cet. I. 2010.
)
( \ Y
Bandung: 1 8 , 2 0 1 0 , I1 ria, AS Indonesia Simbiosa llaris Menulis Berita Rekatama dan Feature: Media. Cet. Panduan III. 2C08. PraktisJurnalis Profesional Syukur, Analisis Surabaya: 5 6 Abd Bahasa untuk Usaha
Pengajaran Bahasa (Terjemahan) Tim Pedoman Penyusun Umum EYD dan Dasar Umum Pembentukan Istilah Wibowo, Tata Wahyu Permainan Bahasa Karya Tulis Ilmiah
{ I
t8
t\ )
t
q q fr
RIWAYAT PENULIS Wilda Fizriyani adalah anak pertama dari pasangan Rasman Regha dan Holillah. Ia lahir di Tangerang, 25 September 1992. Gadis yang memiliki hobi menonton film ini memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Luthfi fathurrahman. Usia mereka berbeda 8 tahun. Mahasisiwi yang biasa dipanggil Wilda ini bertempat tinggal di Kampung Cirompang, Desa Kademangan RT 002/03 No. 26, Tangerang Selatan. Gadis yang sangat mengidolakan Super Junior ini merupakan alumni dari SDN Kademangan I dari tahun 1998-2004. Kemudian ia melanjutkan ke SMP PGRI 35 Serpong pada tahun 2004-2007. Lalu pada tahun 2007-2010, gadis pecinta warna biru ini melanjutkan sekolah di MAN Serpong. Setelah itu, ia melanjutkan ke UIN Jakarta dengan mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis pernah menjadi guru TPA Ash-Sholihat Kademangan dan guru bahasa Indonesia di SMP Nurul Ikhlas Kedaung Pamulang. Ia juga pernah menjadi tim penulis Ensiklopedia Ulama Indonesia dari Departemen Agama, Testimoni Master Chinkung dan Majalah Jurnal Wisuda UIN Jakarta.