PENGARUH MODEL SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP FLUIDA STATIS (Kuasi Eksperimen di SMAN 11 Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH : LIA AMELIA NIM 1110016300008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK
Lia Amelia (1110016300008). “Pengaruh Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fluida Statis”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Penelitian ini dilakukan di SMAN 11 Tangerang Selatan pada tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu dengan nonequivalent control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model SSCS dan siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional yang masing-masing berjumlah 21 orang. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes berupa pilihan ganda dan nontes berupa angket. Instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, dan instrumen nontes digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model SSCS. Data instrumen tes dianalisis menggunakan uji statistik uji-t, sedangkan data instrumen nontes dianalisis menggunakan analisis secara kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk kuantitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh model SSCS terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Hasil uji hipotesis dengan N= 21 terhadap data posttest menunjukkan nilai t hitung = 3,70 dan nilai t tabel = 2,021. Nilai t hitung > t tabel , sehingga H o ditolak. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model SSCS lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih unggul pada jenjang kognitif C1, C2, C3 dan C4. Pembelajaran menggunakan model SSCS ini memiliki daya dukung terhadap proses pembelajaran pada kategori baik dengan persentase sebesar 69%. Kata Kunci
: model SSCS, pembelajaran konvensional, hasil belajar
iv
ABSTRACT
Lia Amelia (1110016300008). “The Effect of Search, Solve, Create and Share (SSCS) Models to Physics Student’s Outcome on Static Fluid Concept”. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Departement, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. The aim of this research was to know the effect of Search, Solve, Create and Share (SSCS) models to physics student’s outcome on static fluid concept. This research was held at SMAN 11 South Tangerang years 2014/2015. The research method was quasy experiment with nonequivalent control group design and the technique of sampling is purpossive sampling, student of class XI IPA 4 as experiment group used SSCS models and student of class XI IPA 3 as control group. Instrument were used in this research are test instrument which is multiple choices and nontest instrument which is questionaire. Test instrument and nontest instrument data will be analized by statistical analysis t-test, but nontest instrument data will be analyzed used from qualitatively convered to quantitative. Based on data analysis, the result obtained that there is an effect of SSCS models to physics student’s outcome on static fluid concept. The result of hypothesis testing againts with N = 21 posttest data showed that value of t hitung = 3,70 dan value of t tabel = 2,021. Value of t hitung > t tabel so H o is rejected. Average of student’s learning result that uses SSCS models is higher than the average of student learning result that used conventional learning. The result of experimental group student is superior in C1,C2, C3 and C4 cognitivies levels. SSCS models has carrying capacity of the learning procces in good category with percentage of 69%. Keyword
: SSCS models, conventional learning, student’s outcome
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat serta umatnya yang senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Skripsi ini dapat terselesaikan bukan semata-mata karena kemampuan peneliti saja. Atas ridho Allah SWT, penulis dapat menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fluida Statis”. Selama melaksanakan kegiatan penelitian dan menyusun skripsi, penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis dengan ketulusan hati menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Iwan Permana Suwarna, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus penasihat akademik.
4.
Drs. Hasian Pohan, M. Si, selaku dosen pembimbing I. Terima kasih atas ilmu, didikan, dorongan, semangat, waktu luang yang diberikan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
5.
Devi Solehat, M. Pd, selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas ilmu, didikan, dorongan, semangat, waktu luang yang diberikan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
6.
Para dosen dan staf jurusan pendidikan IPA, khususnya Program Studi Pendidikan Fisika, yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan.
vi
7.
Drs. Rodani, selaku kepala SMAN 11 Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang bapak pimpin.
8.
Nahyudin, S. Pd, selaku guru bidang studi fisika SMAN 11 Tangerang Selatan yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
9.
Bapak, Ibu serta Alm. Mama tercinta yang kasih sayangnya tak terbatas. Senantiasa menjadi obat dari segala lelah dan pemicu untuk menjadi yang terbaik. Tak lupa untuk adik-adik tercinta, terima kasih atas segala do’a, dan semangat yang diberikan
10. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Fisika angkatan 2010 yang telah memberikan bantuan, inspirasi dan motivasi serta sahabat-sahabatku Maulina Fitria Ningsih, Asria Mawarda, Lulu Fauziah dan Onny Herwanto yang selalu membantu, mendo’akan dan memberikan dukungan disaat suka maupun duka.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini sangat dinantikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin. Wassalamu’alaikum wr.wb. Jakarta, Juni 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Hal LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASYAH .............................
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ..........................................
iii
ABSTRAK ...................................................................................................
iv
ABSTRACT ................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..........................................................
4
C. Batasan Masalah ...............................................................
5
D. Rumusan Masalah .............................................................
5
E. Tujuan Penelitian ..............................................................
5
F. Manfaat Penelitian ............................................................
6
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori .......................................................................
7
1. Pendekatan Problem Solving .......................................
7
2. Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) .........
9
3. Kegiatan Guru dan Siswa dalam Model SSCS ............
12
4. Pengertian Belajar ........................................................
15
5. Hasil Belajar ................................................................
15
6. Konsep Fluida Statis ....................................................
20
B. Penelitian Relevan .............................................................
30
viii
BAB III
BAB VI
C. Kerangka Berpikir..............................................................
33
D. Hipotesis Penelitian ...........................................................
34
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................
35
B. Metode Penelitian ..............................................................
35
C. Desain Penelitian ...............................................................
35
D. Variabel Penelitian.............................................................
36
E. Populasi dan Sampel Penelitian .........................................
36
F. Teknik Pengumpulan Data.................................................
37
G. Instrumen Penelitian ..........................................................
37
1. Instrumen Tes ................................................................
37
2. Instrumen Nontes ...........................................................
38
H. Analisis Butir Soal Instrumen ............................................
39
1. Uji Validitas .................................................................
39
2. Uji Reabilitas ...............................................................
40
3. Uji Tingkat Kesukaran .................................................
41
4. Daya Pembeda .............................................................
42
I. Teknik Analisis Data Tes ...................................................
44
1. Uji Prasyarat Analisis ..................................................
44
a. Uji Normalitas........................................................
44
b. Uji Homogenitas ....................................................
44
2. Uji Hipotesis ................................................................
45
3. Uji Normalitas Gain .....................................................
47
J. Analisis Data Nontes .........................................................
48
K. Hipotesis Statistik ..............................................................
49
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................
50
1. Deskripsi Hasil Belajar ...............................................
50
ix
a. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan kontrol ............................................................
50
b. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen
BAB V
dan Kontrol ............................................................
51
2. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ..............
53
a. Hasil Pretest dan Posttest ......................................
53
b. Kemampuan Kognitif ............................................
54
3. Uji Normal-Gain .........................................................
55
4. Hasil Analisis Data Tes...............................................
56
a. Uji Psrayarat Analisis ............................................
56
b. Uji Hipotesis ..........................................................
57
5. Hasil Analisis Data Nontes .........................................
58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................
59
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
63
B. Saran .................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Pembelajaran dengan SSCS .........................................
12
Gambar 2.2 Zat cair menempati wadah ........................................................
20
Gambar 2.3 Meniskus ...................................................................................
20
Gambar 2.4 Setetes embun dan Seekor nyamuk ..........................................
21
Gambar 2.5 Tegangan Permukaan ................................................................
21
Gambar 2.6 Gejala Kapilaritas .....................................................................
22
Gambar 2.7 Tekanan Hidrostatis pada pipa U ...............................................
24
Gambar 2.8 Tabung yang berisi zat cair diberikan tekanan ..........................
25
Gambar 2.9 Pesawat Hidrolik berdasarkan Hukum Pascal ...........................
25
Gambar 2.10 Berat batu di udara ...................................................................
26
Gambar 2.11 Berat batu saat dicelupkan .......................................................
26
Gambar 2.12 Posisi benda saat tenggelam, melayang, terapung ...................
27
Gambar 2.13 Kerangka Pikir .........................................................................
33
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rekapitulasi Pretest-Posttest ...........................
53
Gambar 4.2 Diagram Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif .......................
54
Gambar 4.3 Diagram Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif ......................
55
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Taraf Berpikir dalam Problem Solving..........................................
9
Tabel 2.2 Kelebihan dan Keunggulan Model SSCS ....................................
11
Tabel 2.2 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model SSCS ............................
13
Tabel 3.1 Desain Penelitian ..........................................................................
35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ................................................................
38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes ...........................................................
39
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ......................................................
40
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ................................................
40
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ......................................................................
41
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes .............................................
41
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran .......................................................
42
Tabel 3.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ........................................................
42
Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda ..............................................................
43
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................
43
Tabel 3.12 Kategori N-Gain .........................................................................
48
Tabel 3.13 Nilai Pernyataan Positif dan Negatif ...........................................
48
Tabel 3.14 Kriteria Interval ..........................................................................
49
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen-Kontrol ....
50
Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen-Kontrol .....................................
51
Tabel 4.3 Dsitribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen-Kontrol ....
51
Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen-Kontrol .....................................
52
Tabel 4.5 Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen-Kontrol ..............................
55
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen-Kontrol..
56
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest-Posttest Eksperimen-Kontrol ......
57
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen-Kontrol ...........................
57
Tabel 4.9 Hasil Angket Penerapan Model SSCS .........................................
59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran .....................................................
68
1. RPP Kelas Eksperimen .......................................................
68
2. RPP Kelas Kontrol .............................................................
87
3. LKS Kelas Eksperimen .......................................................
102
Lampiran B Instrumen Penelitian ............................................................
122
1. Instrumen Tes .....................................................................
122
a. Kisi-kisi Instrumen Tes ..................................................
122
b. Instrumen Tes ................................................................
123
2. Analisis Hasil Uji Instrumen ..............................................
142
a. Uji Validasi Butir Soal ....................................................
142
c. Uji Reliabilitas Soal .......................................................
142
d. Uji Taraf Kesukaran .......................................................
143
e. Uji Daya Pembeda .........................................................
143
f. Instrumen Tes Valid .......................................................
144
g. Soal Instrumen Tes Penelitian .......................................
153
h. Lembar Jawaban ............................................................
156
i. Kisi-kisi Instrumen Nontes ............................................
157
j. Instrumen Nontes ...........................................................
158
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian .............................................
159
1. Hasil Pretest .......................................................................
159
2. Hasil Posttest ......................................................................
165
3. Uji Normalitas Hasil Pretest ..............................................
171
xiii
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ......................
171
b. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .............................
173
4. Uji Normalitas Hasil Posttest .............................................
175
c. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen .....................
175
d. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ...........................
177
5. Uji Homogenitas Hasil Pretest ...........................................
179
6. Uji Homogenitas Hasil Posttest...........................................
182
7. Uji Hipotesis Hasil Pretest ..................................................
185
8. Uji Hipotesis Hasil Posttest .................................................
187
9. Data Hasil Angket Respon Siswa ........................................
189
10. Data Presentase Ranah Kognitif ..........................................
190
Lampiran D Surat-surat Penelitian ...........................................................
191
1. Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................
191
2. Surat Keterangan Penelitian ...............................................
192
3. Lembar Uji Referensi .........................................................
193
4. Biodata Penulis ...................................................................
194
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. UNESCO menyebutkan bahwa: “education is now engaged is preparinment for a tife society which does not yet exist” atau bahwa pendidikan itu sekarang adalah untuk mempersiapkan manusia bagi suatu tipe masyarakat yang masih belum ada. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pikir pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ, dan SQ. 1 Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan dan memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintahan ini, maka diusahakan pendidikan dimulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat Universitas. Pendidikan juga dituangkan dalam UndangUndang No.20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” 2
1
Zhou Nan-Zhao, Four ‘Pillars of Learning’ for the Reorientation and Reorganization of Curriculum, (Reflections and Discussions). 2 Undang-undang R.I nomor : 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 diambil dari www.kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf diakses tgl 20 Juni 2014 pukul 19.00 WIB, h.3.
1
2
Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti siswa. Studi pendahuluan di SMAN 9 kota Tangerang Selatan pada pokok bahasan fluida statis menunjukkan rendahnya hasil ulangan harian siswa dengan rata-rata nilai 65,36, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah adalah 75,00. Rendahnya nilai dari pencapaian itu dikarenakan guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode konvensional sehingga siswa kurang terlibat. Konsep fisika lebih menekankan pada aspek abstrak dan mikroskopis. Para siswa sulit memahami rumus fisika yang sedemikian banyak untuk dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan ketika proses belajar mengajar dilaksanakan. Kenyataan lain diperlukannya percobaan fisika yang banyak mengangkat konsep mikroskopis dan abstrak, sehingga fisika dianggap sebagai pelajaran yang rumit dan membosankan. Didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pembelajaran fisika cenderung monoton dengan aktivitas sains termasuk rendah. 3 Selama ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Satu diantara masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam pembelajaran diperlukan adanya keaktifan siswa dalam mengerjakan permasalahan-permasalahan
yang
ada,
bukan
hanya
sebagai
penerima
pengetahuan dari guru. Mulyasa menyatakan diperlukan guru yang kreatif, profesional,
dan
menyenangkan,
sehingga
mampu
menciptakan
iklim
pembelajaran yang kondusif, suasana pembelajaran yang menantang, dan mampu membelajarkan dengan menyenangkan. 4 Hal ini merupakan masalah yang cukup 3
Wiyanto dkk, “Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Vol. 4, No. 2, Juli 2006, h. 64. 4 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 13.
3
sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu disebabkan siswa bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan lingkungan dan pengalaman tersebut mempengaruhi kemampuan siswa dalam memahami setiap mata pelajaran di sekolah. 5 Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dan berprestasi dalam pelajaran. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Ornstein dan Lasley (2000 : 146), bahwa “Relying on the same method day after day would boring, even for adults. Different procedurs sustain and enhance student motivation throughout the lesson”. Hal ini berarti dengan mengandalkan metode yang sama dari hari ke hari dapat menimbulkan kebosanan, hal ini sama atau berlaku juga pada orang dewasa. Penggunaan prosedur yang berbeda menyokong dan mempertinggi motivasi siswa pada semua pelajaran. 6 Solusi penyelesaian masalah tersebut diantaranya dengan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS), model pembelajaran ini diperkenalkan pertama kali oleh Pizzini pada tahun 1988. Fase pertama dalam model pembelajaran ini, yakni search yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah; fase kedua, yakni solve yang bertujuan untuk merencanakan penyelesaian masalah; fase ketiga, yakni create yang bertujuan untuk menciptakan penyelesaian masalah; dan fase keempat, yakni share
yang bertujuan untuk
mensosialisasikan penyelesaian yang telah dilakukan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep yang diajarkan sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran, baik proses pembelajaran, aktivitas siswa, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran maupun terhadap hasil belajarnya. Konsep fisika yang menarik untuk dibuat model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) yaitu konsep fluida. Konsep fluida sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: pompa hidrolik ban sepeda
5
Ni Kd Warmini, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV”, 2012. 6 Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, Bioedukasi, Vol. 4, 2011, h. 58.
4
merupakan penerapan hukum Archimedes. Selain itu, pembelajaran mengenai konsep fluida dapat dilakukan dengan eksperimen sederhana, misalnya: mengamati proses gaya Archimedes dengan menggantungkan benda (tetapi seluruhnya tetap di dalam air) lalu ditimbang dengan neraca, sehingga siswa akan merasa tertarik untuk melakukan percobaan, pengamatan, dan dari hasil pengamatan serta pemahamannya, dapat diterapkan kembali dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian, pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dapat menjadikan pelajaran fisika lebih menarik, mudah dipahami, lebih menekankan pada pengajaran proses dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Fluida Statis”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Dalam
proses
belajar
mengajar,
guru
masih
menggunakan
metode
konvensional yaitu ceramah. 2. Kurangnya percobaan-percobaan dalam pembelajaran fisika yang banyak bersifat mikroskopis dan abstrak. 3. Kurangnya kemampuan guru dalam mengorganisasi dan memformulasi model pembelajaran yang dinilai dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. 4. Rendahnya hasil belajar fisika pada konsep fisika fluida statis.
C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka perlu dibatasi masalah sebagai berikut: 1.
Model belajar yang diterapkan adalah model Search, Solve, Create and Share (SSCS) yang diadaptasi oleh L. Pizzini.
5
2.
Konsep yang digunakan pada penelitian ini, yakni materi fluida statis yang dipelajari oleh kelas XI pada semester genap.
3.
Hasil belajar yang diukur, yakni hasil belajar pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi B. Bloom yang telah direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David Karthwohl. Ranah kognitif yang diukur pada penelitian ini adalah C1-C4.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis?
2.
Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)?
3.
Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Mengetahui ada tidaknya pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
2.
Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS).
3.
Mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS).
6
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini, antara lain: 1.
Memberi sumbangan khususnya pada penerapan model-model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
2.
Mengimplementasikan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada bahan ajar lain.
3.
Meningkatkan hasil belajar siswa.
4.
Mengembangkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) lebih profesional pada bidangnya.
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis 1.
Pendekatan Problem Solving Pemecahan masalah (problem solving) merupakan tipe tertinggi dalam
tingkatan belajar. 1 Pemecahan masalah dapat dianggap sebagai manipulasi informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu pemikiran sebagai respon terhadap problema yang dihadapi. 2 Untuk dapat memanipulasi informasi, informasi yang baru harus disatukan dengan struktur kognitif yang telah dimiliki. Jadi proses pemecahan masalah terdiri dari: (1) penyadaran adanya masalah; (2) perumusan masalah; (3) perumusan hipotesis; (4) pengumpulan data atau informasi; (5) pengujian hipotesis-hipotesis; (6) penarikan kesimpulan dan (7) penerapan hasil pemecahan masalah dalam situasi baru. 3 Pada pembelajaran dengan metode pemecahan masalah, siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan baik secara individu ataupun secara kelompok. Belajar memecahkan masalah secara permanen mengembangkan kemampuan individu karena pemecahan masalah dapat diterapkan pada situasi lain yang sama. Proses pemecahan masalah memberi kesempatan kepada peserta didik berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran karena pemecahan masalah menuntut kemampuan memproses informasi untuk membuat keputusan tertentu. Selain itu, upaya mencari jawaban terhadap persoalan yang dihadapi memerlukan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan menjajaki bidang-bidang baru. 4 Gaigher, dalam penelitiannya menyatakan bahwa dalam pembelajaran fisika, guru biasanya hanya menekankan pada perhitungan dijawaban akhir siswa saja yang
1
Robert M. Gagne, The Conditions of Learning and Theory of Instruction (Holt-Saunders Japan, 1977), p. 178. 2 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 117. 3 Hamalik. Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 152. 4 Ibid
hanya berupa angka-angka tanpa memperdulikan pemahaman siswa yang cenderung tidak bisa memecahkan masalah fisika diluar kelas.
5
Karena
sebenarnya fisika yang dipahami baik oleh siswa akan mampu untuk memecahkan masalah fisika pada kehidupan sehari-hari. Metode itu sangat diperlukan bukan hanya dalam menyelesaikan soal-soal uraian, tetapi juga dalam menyelesaikan soal-soal pilihan ganda, metode ini tidak ditulis, tetapi tetap berlangsung dalam pikiran siswa. Bila metode penyelesaian soal secara sistematis ini dilatihkan secara terus-menerus, maka ketika berhadapan dengan soal, siswa dengan cepat dapat mengidentifikasi konsep apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut dan rumus mana yang terkait dengan konsep tersebut. Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah, yakni: 6 a. Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah. b. Masalah ini diperjelas dan dibatasi. c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan. d. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak. e. Penerapan pemecahan masalah terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan. Menurut Dewey langkah-langkah dalam pemecahan masalah, yakni: 7 a. Kesadaran akan adanya masalah. b. Merumuskan masalah. c. Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis. d. Menguji hipotesis-hipotesis itu.
5
Gaigher, E J.M. Rogan and M.W.H. Braun, “The Effect Of A Structured Problem Solving Strategy On Performance In Physics In Disadvantaged South African Schools”, African Journal of Research in SMT Education, Vol. X, 2006, pp. 15-26. 6 Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h, 34. 7 Ibid,. h. 35
e. Menerima hipotesis yang benar. Setiap pemecahan masalah memerlukan taraf berpikir. Ini membuktikan bahwa taraf berpikir itu sendiri bermacam-macam, yaitu taraf berpikir pengetahuan, komprehensif, aplikasi, analisis, dan sintesis, serta evaluasi. Tabel 2.1 Taraf berpikir dalam problem solving Taraf
Nama Taraf Berpikir Pengetahuan Komprehensif Aplikasi Analisis Evaluasi
1. 2. 3. 4. 5.
2.
Macam Kerja Pikir yang Diajarkan Belajar reseptif atau menerima Berpikir dalam konsep dan belajar pengertian Berpikir menerapkan Berpikir menguraikan dan menggabungkan Berpikir kreatif dan berpikir memecahkan masalah
Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) Search, Solve, Create and Share (SSCS) adalah model pembelajaran yang
menggunakan pendekatan problem solving yang didesain untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan pemahaman terhadap konsep ilmu. SSCS dikembangkan oleh Pizzini pada tahun 1988. Model Search, Solve, Create and Share melibatkan siswa dalam menyelidiki sesuatu, membangkitkan minat bertanya serta memecahkan masalah-masalah yang nyata. SSCS merupakan model pembelajaran yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir dalam rangka memperoleh pemahaman ilmu dengan melakukan penyelidikan dan mencari solusi dari permasalahan yang ada. 8 Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving SSCS (Search, Solve, Create and Share) dalam pengembangan pembelajaran IPA yang didesain untuk memperluas pengetahuan konsep sains dan penerapannya dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Model SSCS (Search, Solve, Create and Share) dapat merangsang siswa untuk menggunakan perangkat statistik sederhana dalam mengolah data hasil eksperimen atau hasil pengamatan. Model pembelajaran ini 8
Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, Bioedukasi, Vol. 4, 2011, h. 59-60.
sangat efektif, dapat dipraktekkan, dan mudah untuk digunakan. 9 Penggunaan model SSCS membuat siswa lebih aktif terlibat dalam penggunaan konsep dan terbiasa melakukan berpikir tingkat tinggi. Dalam proses pelaksanaannya, kegiatan belajar dimulai dengan pemberian masalah atau kondisi berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Kemudian siswa mencari (search) informasi untuk mengidentifikasi situasi atau masalah yang disajikan, setelah mengetahui permasalahan yang dihadapi kemudian siswa membuat hipotesis dan merencanakan cara menyelesaikan (solve) masalah tersebut, dengan informasi dan rencana yang telah disiapkan siswa, membuat (create) solusi penyelesaian kemudian menyajikannya untuk dibahas bersamasama dengan teman dan guru, siswa membagi (share) pengetahuan satu sama lain. 10 Melalui proses problem solving ini, Pizzini yakin bahwa para siswa akan mampu menjadi seorang eksplorer mencari penemuan terbaru, inventor mengembangkan ide atau gagasan untuk mampu menjadi penguji baru yang inovatif, desainer mengkreasi rencana dan model terbaru, pengambilan keputusan, berlatih bagaimana menetapkan pilihan yang bijaksana, dan sebagai komunikator mengembangkan metode dan teknik untuk bertukar pendapat dan berinteraksi. 11 Berikut ini kelebihan dan keunggulan dari model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS): 12
9
Henny Johan, “Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis”, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012, h. 141. 10 Udan Kusmawan, Values Infusion Into Scientific Actions In Environmental Learning: A Preliminary Research Report (Australia: The University of Newcastle, 2005) p. 5. 11 Julie A. Luft, Teachers’ Salient Beliefs about a Problem-Solving Demonstration Classroom In-Service Program (Department of Teaching and Teacher Education, College of Education, University of Arizona, 1999) p. 148. 12 Christine Chin, Promoting Higher Cognitive Learning In Science Through A ProblemSolving Approach (Singapore: National Institute of Education , REACT, 1997(1)), p. 7-11.
Tabel 2.2 Kelebihan dan Keunggulan Model SSCS Kelebihan Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) 1. Merangsang para siswa untuk menggunakan perangkat statistik sederhana dalam mengadministrasi data atau fakta hasil pengamatan studinya. 2. Sangat efektif, dapat dipraktekkan, dan mudah untuk digunakan. 3. Membuat studi konteks pada perkembangan dan menggunakan perintah-perintah kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan hasilhasil pada kondisi yang lebih penting pada kemampuan berpikir mentransfer dari satu ruang lingkup pelajaran ke yang lain.
Keunggulan pemecahan masalah model SSCS Guru
Siswa
1. Dapat melayani minat siswa yang lebih luas. 2. Dapat melibatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran IPA. 3. Melibatkan semua siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. 4. Meningkatkan pemahaman antara sains teknologi dan masyarakat dengan memfokuskan pada masalahmasalah real dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung pada proses pemecahan masalah, 2. Kesempatan untuk mempelajari dan memantapkan konsepkonsep IPA dengan cara lebih bermakna 3. Mengolah informasi dari IPA 4. Menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 5. Mengembangkan metode ilmiah dengan menggunakan peralatan-peralatan laboratorium 6. Untuk mengembangkan minat dan memberi pemaknaan kepada siswa melalui kegiatan-kegiatan IPA 7. Memberi pengalaman bagaimana pengetahuan IPA diperoleh dan berkembang 8. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap proses pembelajarannya 9. Bekerja sama dengan orang lain
Dari beberapa penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pada pembelajaran SSCS, siswa dibimbing untuk mencari apa yang mereka butuhkan dalam belajar dan memperluas pengetahuan mereka sendiri sehingga mengalami proses pembelajaran bermakna. SSCS juga digunakan untuk membuat pembelajaran lebih terfokus pada siswa lebih banyak berdiskusi, dan bereksplorasi. Model pembelajaran tersebut sangatlah ideal untuk dikembangkan dalam pembelajaran IPA terutama fisika. Berikut bagan desain pembelajaran dengan model problem solving SSCS yang diterapkan dalam penelitian ini:
Guru
Masalah atau kondisi
Proses Pembelajaran dengan SSCS
Search
Membaca LKS dan mencari informasi
Solve
Menyelesaikan masalah yang diberikan
Create
Membuat laporan penyelesaian yang akan dipresentasikan
Share
Mempresentasikan hasil penyelesaian di depan kelas
Gambar 2.1 Desain pembelajaran dengan SSCS 3.
Kegiatan Guru dan Siswa dalam Model SSCS Kemampuan yang membentuk perkembangan berpikir kritis dan
memecahkan masalah, siswa diberikan kegiatan-kegiatan yang mengajak untuk berpikir secara kritis dan memecahkan masalah secara aktif. Model SSCS memberikan sebuah kerangka kerja untuk memperluas keterampilan dalam penggunaan pada konsep ilmu pengetahuan, model ini membantu guru berpikir kreatif untuk mendorong siswa mampu berpikir secara kritis. 13 Peranan guru pada pemecahan masalah model SSCS yakni sebagai fasilitator pengalaman untuk menambah pengetahuan siswa, secara bertahap, kegiatan guru dan siswa dijelaskan pada tabel berikut:
13
Fisika wordpress: Model pembelajaran SSCS diambil dari https://fisika21.wordpress.com/2010/10/12/model-pembelajaran-sscs/ diakses tgl 16 Januari 2015 pukul 19.00 WIB, h.4.
Tabel 2.3 Aktivitas Guru dan Siswa dalam Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) Tahapan (Fase) dalam Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) Fase Search (Mendefinisik an masalah)
Keterangan
Aktivitas Guru dan Siswa
Fase search membantu siswa untuk menghubungkan konsep-konsep yang terkandung dalam permasalahan ke konsep-konsep sains yang relevan. Kemudian masalah diidentifikasi dan diterapkan oleh siswa, yang berdasarkan skema konseptual siswa.
Fase Search
Fase Solve (Mendesain solusi)
Selama fase Solve siswa mengorganisasikan kembali konsepkonsep yang diperoleh dari fase Search menjadi konsep-konsep yang berada dalam “higher-order” yang mengidentifikasikan cara untuk menyelesaikan permasalahan dan jawaban yang diinginkan.
Fase Solve
Fase Create (Memformulas ikan hasil)
Fase Create menyebabkan siswa untuk mengevaluasi proses berpikir mereka. Hasil dari fase create adalah pengembangan suatu produk inovatif yang mengkomunikasikan hasil fase search ke fase solve ke siswa lainnya.
Fase Create
Kegiatan yang dilakukan oleh guru
1. Menciptakan situasi yang dapat mempermudah munculnya pertanyaan, 2. Menciptakan dan mengarahkan kegiatan. 3. Membantu dalam pengelompokkan dan penjelasan permasalahan yang muncul. 1. Menciptakan situasi yang menantang bagi siswa untuk berpikir. 2. Membantu siswa mengaitkan pengalaman yang sedang dikembangkan dengan ide, pendapat atau gagasan siswa tersebut. 3. Memfasilitasi siswa dalam hal memperoleh informasi dan data. 1. Mendiskusikan kemungkinan penetapan audien dan audensi. 2. Menyediakan ketentuan dalam analisis data dan tehnik penayangannya. 3. Menyediakan ketentuan dalam menyiapkan presentasi.
13
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa
1. Memahami soal atau kondisi yang diberikan kepada siswa, yang berupa apa yang diketahui, apa yang tidak diketahui, apa yang ditanyakan. 2. Melakukan observasi dan investigasi terhadap kondisi tersebut. 3. Membuat pertanyaan-pertanyaan kecil. 4. Menganalisis informasi yang ada sehingga terbentuk sekumpulan ide. 1. Menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi. 2. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif, membentuk hipotesis yang dalam hal ini berupa dugaan jawaban. 3. Memilih metode untuk memecahkan masalah. 4. Mengumpulkan data dan menganalisis.
1. Menciptakan produk yang berupa solusi masalah berdasarkan dugaan yang telah dipilih pada fase sebelumnya. 2. Menguji dugaan yang dibuat apakah benar atau salah. 3. Menampilkan hasil sekreatif mungkin.
Fase Share (Mengkomuni kasikan hasil)
Fase share tidak hanya sebatas mengkomunikasikan ke siswa lainnya. Siswa menyampaikan buah fikirannya melalui komunikasi dan interaksi, menerima dan memproses umpan balik, yang tercermin pada jawaban permasalahan dan jawaban pertanyaan, menghasilkan kembali pertanyaan untuk diselidiki pada kegiatan lainnya.
Fase Share
1. Menciptakan terjadinya interaksi antara kelompok/diskusi kelas. 2. Membantu mengembangkan metode atau cara-cara dalam mengevaluasi hasil penemuan studi selama persentasi, baik secara lisan maupun tulisan.
14
1. Berkomunikasi dengan guru dan teman sekelompok dari kelompok lain atas temuan, solusi masalah. 2. Mengartikulasikan pemikiran mereka, menerima umpan balik dan mengevaluasi solusi.
15
5.
Pengertian Belajar Slavin menyatakan bahwa proses belajar didefinisikan sebagai perubahan
dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. 1 Menurut Gage dalam buku Education Psychology Third Edition menyatakan bahwa 2: Learning may be defined as the process where by an organism changes its behavior as result of experience. Because this definition is deceptively simple, we should look closely at its various components. Hal ini berarti bahwa belajar membutuhkan waktu, sebagai suatu hasil pengalaman. Istilah pengalaman membatasi macam-macam perubahan perilaku yang dianggap mewakili belajar. Batasan ini penting dan sulit untuk didefinisikan, biasanya dilakukan dengan memperhatikan penyebab perubahan perilaku yang tidak dapat dianggap sebagai hasil pengalaman. Dari beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang yang menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda sesudah belajar dan sebelum belajar. Berdasarkan pada kajian di atas, dapat dipahami makna proses belajar yang pada hakikatnya merupakan kegiatan mental. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat mengamati dari adanya gejala-gejala perubahan tingkah laku yang tampak.
6.
Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
1
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Indeks, 2011), h. 177. Gage, N.L dan Berliner, D.C, Educational Psychology, (Boston: Houghton Mifflin, 1984) cet. 3, p.252-253. 2
16
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. 3 1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan nilai, sikap, keterampilan yang didapatkan siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, dimana kesemuanya ini dapat membawa ke perubahan perilaku yang lebih positif berupa perkembangan tingkah laku yang terjadi pada ranah kognitif, afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut masing-masing memiliki beberapa tingkatan atau jenjang-jenjang. Penjelasannya adalah sebagai berikut : a.
Ranah Kognitif Hasil belajar penguasaan materi (kognitif) bertujuan untuk mengukur
penguasaan dan pemilihan konsep dasar kelimuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan kegiatan mental/otak. Pada tahun 2001 Lorin W. Anderson dan David R. Karthwol merevisi taksonomi B. Bloom menjadi (1) remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (4) evaluate, dan (6) create. Jenjang kemampuan yang lebih tinggi sifatnya lebih kompleks, dan merupakan peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih rendah, penjelasannya yakni sebagai berikut: 3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet. XI, h.22-23.
17
1) Mengingat (C1), melibatkan pengambilan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kedua proses kognitif yang terkait, yakni mengenali kembali (recognizing), mengingat (recalling). Kemampuan mengingat penting untuk pembelajaran bermakna dan pemecahan masalah sebagai kemampuan yang digunakan dalam tugas yang lebih kompleks. 4 2) Memahami (C2), mencakup kemampuan membangun makna dari pesan instruksional, termasuk lisan, tertulis, dan grafis komunikasi. Siswa memahami ketika mereka membangun hubungan antara pengetahuan baru yang diperoleh dengan pengetahuan sebelumnya. Lebih spesifiknya, pengetahuan yang masuk berupa peningkatan dengan skema yang ada dan kerangka kerja kognitif. Kategori ini mencakup tujuh proses kognitif yaitu: menafsirkan
(interpreting),
memberikan
contoh
(exemplifying),
mengklasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing), menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan (explaining). 5 3) Menerapkan (C3), mencakup kemampuan menggunakan prosedur untuk melakukan latihan atau memecahkan masalah. Menerapkan terkait erat dengan pengetahuan prosedural. Latihan adalah tugas dimana siswa telah tahu prosedur yang tepat untuk digunakan, jadi siswa telah mengembangkan pendekatan yang cukup dirutinkan untuk itu. Kategori ini mencakup dua macam
proses
kognitif
yaitu:
menjalankan
(executing)
dan
mengimplementasikan (Implementing). 6 4) Menganalisis (C4), Jenjang ini didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan suatu materi ke dalam bagian-bagiannya, atau menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut menjadi jelas. Terdapat tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam
4
Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl. Kerangka untuk Landasan Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 99. 5 Ibid., h. 105-106. 6 Ibid., h. 116.
18
menganalisis: membedakan (diferentiating), mengorganisir (organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributing). 7 5) Mengevaluasi (C5), Jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu materi (pernyataan, uraian, pekerjaan) berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini yaitu: memeriksa (checking) dan mengkritik (critiquing). 8 6) Mencipta (C6) Jenjang ini didefiniskan sebgai kemampuan menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat (generating), merencanakan (planning), memproduksi (producing). 9 b.
Ranah Afektif Ranah Afektif merupakan hasil proses belajar yang berkaitan dengan sikap
dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses dan metode. Ranah afektif menurut Karthwol dan kawan-kawan terbagi menjadi lima aspek, yaitu sebagai berikut: 1) Receiving atau attending Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan) diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan dan menggabungkan diri dengan nilai-nilai tersebut. 2) Responding Responding atau menanggapi adalah kemauan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
7
Ibid., h. 120. Ibid., h. 125. 9 Ibid., h. 128. 8
19
3) Valuing Valuing atau menilai merupakan jenjang dimana peserta didik tidak hanya menerima nilai yang diajarkan tetapi peserta didik mampu untuk menilai baik atau buruknya fenomena yang diajarkan. 4) Organization Organization atau mengatur artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal yang membawa kepada perbaikan
umum.
Kemampuan
mengorganisasikan
merupakan
pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai dengan nilai lainnya, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. 5) Characterization by a Value or Value Complex Characterization by a Value or Value Complex atau karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai. c.
Ranah Psikomotorik Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Terdapat enam aspek ranah psikomotorik, yaitu sebagai berikut: 1) Gerakan reflex, 2) Keterampilan gerakan dasar, 3) Kemampuan perceptual, 4) Keharmonisan atau ketepatan, 5) Gerakan keterampilan kompleks, 6) Gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini terbatas pada ranah kognitif yaitu C1 sampai dengan C4.
20
5.
Konsep Fluida Statis
Gambar 2.2 Zat cair menempati wadah Berdasarkan bentuk dan ukurannya, zat padat mempunyai bentuk dan volume tetap, zat cair memiliki volume tetap, akan tetapi bentuknya berubah sesuai wadahnya (Gambar 2.2) sedangkan gas tidak memiliki bentuk maupun volume yang tetap. Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap sehingga keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir. Zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk disebut fluida. a) Gejala Meniskus
Gambar 2.3 Meniskus Kelengkungan permukaan zat cair di dalam tabung disebut meniskus. Permukaan air dalam tabung disebut meniskus cekung. Karena adanya meniskus cekung, air membasahi dinding kaca. Permukaan raksa dalam tabung disebut meniskus cembung. Karena adanya meniskus cembung, raksa tidak membasahi kaca.
21
Bentuk permukaan zat cair ada dua, yaitu cekung dan cembung. Permukaan zat cair akan cekung, jika: 1) Gaya adhesi > gaya kohesi 2) Sudut kontak 𝜃 < 90°
3) Air membasahi dinding Permukaan zat cair akan cembung, jika: 1) Gaya adhesi < gaya kohesi 2) Sudut kontak 𝜃 > 90°
3) Raksa tidak membasahi dinding Sudut kontak (𝜃) adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair
dengan bidang singgung dinding kaca.
b) Tegangan Permukaan
Gambar 2.4 Setetes embus yang berada di atas daun talas dan Seekor nyamuk yang berada di atas permukaan air Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
Gambar 2.5 Tegangan Permukaan A mewakili partikel di dalam zat cair, sedangkan B mewakili partikel dipermukaan zat cair. Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah
22
oleh partikel-partikel di dekatnya. Sebagai hasilnya, resultan gaya pada partikelpartikel di dalam zat cair (diwakili oleh A) adalah sama dengan nol, dan di dalam zat cair tidak ada tegangan permukaan. B mewakili partikel di permukaan zat cair. Partikel B ditarik oleh partikel-partikel yang ada di samping dan di bawahnya dengan gaya-gaya yang sama besar, tetapi B tidak ditarik oleh partikel-partikel di atasnya (karena di atas B tidak ada partikel zat cair). Sebagai hasilnya, terdapat resultan gaya berarah ke bawah yang bekerja pada permukaan zat cair. Resultan gaya ini menyebabkan seakan-akan tertutup oleh hamparan selaput tipis yang ketat. Selaput ini cenderung menyusut sekuat mungkin. Oleh karena itu, sejumlah tertentu cairan cenderung mengambil bentuk dengan permukaan sesempit mungkin. Inilah yang kita sebut tegangan permukaan. Tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) per satuan panjang (d) dimana gaya itu bekerja:
Keterangan:
c)
𝛾=
𝐹
𝑑
………………….…………
(2.1)
𝐹 = gaya tegangan permukaan (𝑁) 𝛾 = tegangan permukaan (𝑁. 𝑚−1 ) 𝑑 = panjang permukaan (𝑚)
Gejala Kapilaritas
Gambar 2.6 Gejala Kapilaritas Pada kejadian tersebut, pipa yang digunakan, yakni pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut
23
meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut meniskus cembung. Penyebab dari gejala kapiler karena adanya adhesi dan kohesi. Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala kapilaritas raksa, adhesi raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan dinding kaca. Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa. Kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
ℎ =
2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃 𝜌𝑔𝑟
………………...
(2.2)
ℎ = kenaikan penurunan zat cair pada pipa kapiler (𝑚); 𝛾 = tegangan permukaan (𝑁. 𝑚−1 ); 𝜃= sudut kontak; 𝜌= massa jenis zat (𝑘𝑔. 𝑚−2 ); 𝑔= percepatan gravitasi (𝑚. 𝑠 −2 ); 𝑟 = jari-jari pipa kapiler d) Tekanan Hidrostatis Zat cair dalam suatu wadah memiliki gaya berat. Gaya berat suatu zat selalu mengarah ke pusat gravitasi (ke bawah). Tekanan zat cair yang disebabkan oleh gaya beratnya disebut tekanan hidrostatis. Misalnya suatu wadah diisi air sampai penuh, maka besarnya tekanan hidrostatis zat cair di dasar wadah lebih besar dibandingkan dengan pada suatu titik didekat permukaan, karena tekanan yang diterima pada suatu titik didekat permukaan hanya dipengaruhi sedikit berat zat cair dibandingkan di dasar wadah yang dipengaruhi oleh seluruh berat zat cair.
24
𝑊 = 𝑚. 𝑔 𝐹
P=𝐴= P =
𝑊 𝐴
𝜌.𝑉.𝑔 𝐴
=
𝜌.ℎ.𝐴.𝑔
𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ
Keterangan :
𝐴
………………..
(2.3)
………………..
(2.4)
………………..
(2.5)
………………..
(2.6)
𝑃ℎ = tekanan hidrostatis (𝑃𝑎) 𝜌 = massa jenis (𝑘𝑔. 𝑚−2 ) 𝑔 = percepatan gravitasi (𝑚. 𝑠 −2 ) ℎ = kedalaman (𝑚)
Gambar 2.7 Tekanan Hidrostatis pada pipa U Besar tekanan hidrostatis di titik P sama dengan di tiitk Q, maka 𝑃ℎ𝑃 = 𝑃ℎ𝑄
𝜌1 𝑔ℎ1 = 𝜌2 𝑔ℎ2 Berdasarkan persamaan di atas:
𝜌1 ℎ1 = 𝜌2 ℎ2
……….……….
(2.7)
………………..
(2.8)
……………......
(2.9)
1. Tekanan hidrostatis sebanding dengan kedalaman fluida. 2. Tekanan hidrostatis sebanding dengan massa jenis fluida.
25
e)
Hukum Pascal
Gambar 2.8 Tabung yang berisi zat cair diberikan tekanan Jika tekanan udara luar pada permukaan zat cair berubah, maka tekanan pada setiap titik di dalam zat cair akan mendapat tambahan tekanan dalam jumlah yang sama. Peristiwa ini pertama kali dinyatakan oleh seorang ilmuwan Prancis Blaise Pascal (1623 - 1662) dan dikenal Hukum Pascal. ”Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama besar”.
Gambar 2.9 Pesawat Hidrolik berdasarkan Hukum Pascal Jika pengisap kecil dengan luas penampang 𝐴1 ditekan dengan gaya 𝐹1 , R
maka zat cair dalam bejana mengalami tekanan yang besarnya: 𝑷𝟏= 𝑭𝟏
…………………….........
(2.10)
𝑨𝟏
Berdasarkan Hukum Pascal, tekanan yang diberikan akan diteruskan ke segala arah sama besar, sehingga pada pengisap besar dihasilkan gaya F 2 ke atas yang besarnya: 𝑭
𝑭𝟐 = 𝑷𝟐 . 𝑨𝟐 atau 𝑷𝟐 = 𝑨𝟐
Karena 𝑃1 = 𝑃2 , maka:
𝐹1
𝐴1
=
𝐹2
𝐴2
……….….
(2.11)
..………...………………
(2.12)
𝟐
26
Keterangan : 𝑭𝟏 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 1 (𝑁) 𝑭𝟐 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 2 (𝑁) 𝑨𝟏 = luas penghisap 1 (𝑚2 ) 𝑨𝟐 = luas penghisap 2 (𝑚2 ) Jika bejana berbentuk silinder, maka berlaku 𝐹1
𝑑12
Keterangan :
=
𝐹2
𝑑22
….………………….......
(2.13)
𝑭𝟏 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 1 (𝑁) 𝑭𝟐 = gaya yang dikerjakan pada penghisap 2 (𝑁) d 1 = diameter bejana 1 (m) d 2 = diameter bejana 2 (m) f)
Hukum Archimedes
Gambar 2.10 Berat batu di udara berbeda dengan berat batu saat dicelupkan ke dalam bejana Selisih berat batu di udara dengan berat batu dalam zat cair merupakan besarnya gaya Archimedes. 𝐹𝐴𝑟𝑐ℎ𝑖𝑚𝑒𝑑𝑒𝑠 = 𝑊𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 − 𝑊𝑎𝑖𝑟
……….....
(2.14)
Gambar 2.11 Berat batu saat dicelupkan ke dalam bejana memiliki gaya Archimedes Tekanan zat cair yang tumpah di dasar bejana 𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ
………………..…
(2.15)
27
dan berat zat cair yang tumpah sama dengan gaya Archimedes, berlaku: 𝑃ℎ =
𝐹𝐴 𝐴
……………….…
(2.16)
Luas penampang bejana A tempat zat cair dipindahkan, maka: 𝐹𝐴
= 𝜌𝑔ℎ
…………………..
(2.17)
…………….…….
(2.18)
𝐹𝐴 = 𝜌𝑔𝑉
…………………..
(2.19)
𝐴
𝐹𝐴 = 𝜌𝑔ℎ𝐴 Keterangan : 𝐹𝐴 = Gaya Archimedes; 𝑉 = volume zat cair yang dipindahkan. R
Prinsip tenggelam, melayang dan terapung dapat diketahui pada telur yang dimasukkan ke dalam wadah sebagai berikut:
Gambar 2.12 Posisi benda pada saat tenggelam, melayang dan terapung
28
g) Viskositas 𝐹𝑠
𝐹𝐴
h
𝑊 = 𝑚. 𝑔
Gambar 2.13 Sebuah bola jatuh bebas ke dalam fluida yang memiliki viskositas tertentu Sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair bergerak ke bawah akan mengalami gaya gesekan. Semakin kental zat cair, makin besar pula gaya gesekan dalam zat cair tersebut. Ukuran kekentalan zat cair atau gesekan dalam zat cair disebut viskositas. Gaya gesek dalam zat cair tergantung pada koefisien viskositas, kecepatan relatif benda terhadap zat cair, serta ukuran dan bentuk geometris benda. Untuk benda yang berbentuk bola dengan jari-jari r, gaya gesek zat cair dirumuskan: Keterangan:
𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑉
………………….
(2.20)
𝐹𝑠 = gaya gesek Stokes (𝑁) 𝜂 = koefisien viskositas (𝑁𝑠. 𝑚−2 ) 𝑟 = jari-jari bola (𝑚) 𝑣 = kelajuan bola (𝑚. 𝑠 −1 )
h
Gaya-gaya yang bekerja pada bola adalah gaya berat 𝑊, gaya apung 𝐹𝐴 ,
dan gaya lambat akibat viskositas atau gaya stokes 𝐹𝑠 . Ketika dijatuhkan, bola
bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya bertambah. Akibatnya, pada
29
saat bola mencapai keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut kecepatan terminal. Pada kecepatan terminal, resultan yang bekerja pada bola sama dengan nol. Misalnya sumbu vertikal ke atas sebagai sumbu positif, maka pada saat kecepatan terminal tercapai berlaku persamaan:
4 3
Σ𝐹 = 0 ………………….. ………...... 𝐹𝑎 + 𝐹𝑠 = 𝑤 ………. 𝜌𝑓 𝑉𝑏 𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑉 = 𝑚𝑏 . 𝑔 4 3 2 𝑟2𝑔 (𝜌𝑏 9𝜂
𝜌𝑓 � 𝜋𝑟 3 � 𝑔 + 6 𝜋 𝜂 𝑟 𝑉 = � 𝜋𝑟 3 𝜌𝑏 � 𝑔 𝑉 =
Keterangan : 𝑉 𝜂 𝑟 𝜌
= kecepatan terminal (𝑚. 𝑠 −1 ) = koefisien viskositas (𝑁𝑠. 𝑚−2 ) = jari-jari bola (𝑚) = massa jenis (𝑘𝑔. 𝑚−3 )
− 𝜌𝑓 )
(2.21) (2.22) (2.23)
……….
(2.24)
…….…
(2.25)
30
B. Hasil penelitian yang relevan Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut : a.
Irwan, (2011). Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika. Sampel dua kelas, yaitu kelas eksperimen 𝑁 = 40 mahasiswa dan kelas kontrol 𝑁 = 36 mahasiswa. Dianalisis secara
deskriptif kualitatif, uji beda rata-rata dan uji-t. Kesimpulan penelitian ini adalah secara kemampuan penalaran matematis mahasiswa yang mendapat
pendekatan problem posing model SSCS lebih tinggi daripada mahasiswa yang mendapat pembelajaran konvensional. 10 b.
Ni Kd Warmini, dkk. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV. Sampel dua kelas, yaitu kelompok eksperimen 𝑁 = 31 siswa dan kelompok kontrol 𝑁 = 32 siswa. Dianalisis secara statistik deskriptif dan
statistik inferensial (uji-t). Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa model pembelajaran SSCS berbantuan media visual berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. 11 c.
Eka Periartawan, (2014). Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus XV Kalibukbuk. Sampel dua kelas, yaitu kelompok eksperimen 𝑁 = 35 siswa dan
kelompok kontrol 𝑁 = 24 siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran SSCS
10
Irwan, “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika”, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12, 2011. 11 Ni Kd Warmini, dkk, “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV”, 2012.
31
berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. 12 d.
Runtut Prih Utami, (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa. Dianalisis menggunakan uji anava untuk data prestasi belajar kognitif dan data kreativitas siswa, sedangkan prestasi pada aspek afektif dan psikomotor dianalisis secara deskriptif kualitatif. Kesimpulan penelitian ini: (1) ada pengaruh model pembelajaran SSCS dan model pembelajaran PBI prestasi belajar biologi pada kompetensi dasar bioteknologi, dan (2) ada pengaruh antara kreativitas siswa tinggi dan kreativitas siswa rendah terhadap prestasi belajar biologi pada kompetensi dasar bioteknologi. 13
e.
Henny Johan, (2012). Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis. Dianalisis menggunakan N-gain dan uji-t. Sampel terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran model Search, Solve, Create and Share (SSCS) problem solving lebih tinggi secara signifikan. 14
f.
Wen Haw Chen, (2013). Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design to Conic-Sections Teaching. Tujuan penelitian, yakni untuk menetapkan model pembelajaran untuk mengintegrasikan kerucut bagian konsep dalam tinggi matematika sekolah. Penelitian ini menyajikan ide dalam proses belajar mengajar geometri untuk mengintegrasikan konsep desain kreatif menjadi model pembelajaran berorientasi masalah. Metode 12
Eka Periartawan, “Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus XV Kalibukbuk”, Journal Mimbar PGSD, Vol. 2, 2014. 13 Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, 2011. 14 Henny Johan, “Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis”, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012.
32
berdasarkan pembelajaran dari bagian kerucut isi termasuk dalam kurikulum matematika. 15 g.
Wen Haw Chen, (2013). Teaching Geometry through Problem-Based Learning and Creative Design. Tujuan penelitian untuk menetapkan model pembelajaran untuk mengintegrasikan konsep geometri dalam matematika SMA. Penelitian ini menyajikan sebuah pendekatan untuk mengintegrasikan konsep desain kreatif menjadi model pembelajaran berorientasi masalah, yang didasarkan pada isi geometri dimasukkan dalam kurikulum matematika. 16
h.
Emily J. Summers, dkk, (2012). A Longitudinal Investigation of Project– based Instruction and Student Achievement in High School Social Studies. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh Project–based Instruction terhadap hasil belajar siswa dan mengembangkan pendidikan dan kesiapan karir (CCR). Kami membandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran Project–based Instruction dan menggunakan pembelajaran konvensional dalam satu sekolah yang sama. Siswa yang menggunakan pembelajaran Project–based Instruction lebih unggul dibandingkan siswa yang masih menggunakan pembelajaran konvensional. 17
15
Wen Haw Chen, “Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design to Conic-Sections Teaching”, International Journal of Education and Information Technologies, Vol. 7, 2013. 16 Wen Haw Chen, “Teaching Geometry through Problem-Based Learning and Creative Design”, Proceedings of the 2013 International Conference an Education and Educational Technologies, 2013. 17 Emily J. Summers, dkk, “A Longitudinal Investigation of Project–based Instruction and Student Achievement in High School Social Studies”, Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, Vol. 6, 2012.
33
C. Kerangka Berpikir Hasil studi pendahuluan: • Kurangnya percobaan dalam pembelajaran fisika yang banyak mengangkat konsep mikroskopis dan abstrak, siswa dijejali konsep dengan rumus. • Rendahnya hasil belajar fisika pada konsep fisika fluida statis.
Digunakan Pendekatan Problem Solving
Model SSCS
1. 2. 3. 4.
Fase Search (Mendefinisikan masalah) Fase Solve (Mendesain solusi) Fase Create (Memformulasikan hasil) Fase Share (Mengkomunikasikan hasil)
• Merangsang para siswa untuk menggunakan perangkat statistik sederhana dalam mengadministrasikan data atau fakta hasil pengamatan studinya. • Sangat efektif, dapat dipraktekkan, dan mudah untuk digunakan, • Membuat studi konteks pada perkembangan dan menggunakan perintahperintah kemampuan berpikir yang lebih tinggi dan hasil-hasil pada kondisi yang lebih penting pada kemampuan berpikir mentransfer dari satu ruang lingkup pelajaran ke yang lain.
Meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 2.14 Kerangka pikir
34
D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 𝐻0 : Terdapat pengaruh secara signifikan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar fisika kelas XI pada konsep fluida statis.
𝐻𝑎 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar fisika kelas XI pada konsep fluida statis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 11 Tangerang Selatan yang terletak di Jalan Sumatera, Tangerang Selatan pada siswa kelas XI. Adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Februari semester genap Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan metode eksperimen semu (quasi eksperiment), yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya
untuk
mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi eksperimen. 1
C. Desain Penelitian Desain penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group. Dalam desain ini, subjek kelompok tidak dilakukan secara acak dan kedua kelompok akan diberi perlakuan dengan pembelajaran yang berbeda. Sebelum pembelajaran, kedua kelompok diberi tes awal (pretest) yang sama dan setelah pembelajaran berakhir diberi tes akhir (posttest). Kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Setelah itu, dilanjutkan dengan memberikan posttest untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa pada konsep fluida statis setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Adapun desain penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini: 2 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok A B
Pre test Y1 Y1
Perlakuan XA XB
1
Post test Y2 Y2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung:Alfabeta, 2013), Cet 19, h. 77. 2 Ibid., h. 79.
35
36
Keterangan: A = Kelas eksperimen B = Kelas kontrol X A = Perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan model SSCS X B = Perlakuan diberikan kepada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional Y 1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan Y 2 = Tes akhir (posttest) setelah perlakuan D. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 3 Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas adalah Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) disimbolkan dengan huruf X. 2. Variabel terikat adalah hasil belajar siswa disimbolkan dengan huruf Y.
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. 4 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 11 Tangerang Selatan dengan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas XI, yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 5 Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau melalui teknik purposive sampling (sampel bertujuan) dengan pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. 6 Diambil dua kelas untuk dijadikan
3
Ibid., h.38. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), Cet. 14, h.173. 5 Ibid, h. 174 6 Sugiyono, Op. Cit., h.85. 4
37
sampel, yang satu sebagai kelas eksperimen yang akan diajarkan dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan yang satu sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajarannya.
F. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah data tes dan nontes. Berupa hasil belajar fisika yang diperoleh melalui tes awal (pretest) yaitu tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan tes akhir (posttest) yaitu tes hasil belajar sesudah berupa penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS). Sedangkan nontes digunakan berupa angket yang berfungsi untuk mengukur respon siswa terhadap model yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpulan data. Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes dan nontes. Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan nontes berupa angket. Tes yang akan digunakan untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa sebelum (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Instrumen nontes berupa angket digunakan sebagai data pendukung kesimpulan yang diharapkan pada akhir penelitian ini dengan sejumlah pertanyaan menggunakan skala Likert. 1.
Instrumen Tes Instrumen yang akan digunakan adalah tes objektif jenis pilihan ganda
sebanyak 20 soal terdiri 5 pilihan jawaban. Disusun berdasarkan indikator yang hendak dicapai. Mencakup ranah kognitif pada aspek mengingat (C 1 ) sampai analisis (C 4 ). Tes ini dilakukan sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Adapun kisikisi instrumen tes terlampir pada lampiran dan dengan klasifikasi soal seperti pada tabel 3.2 berikut ini:
38
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Indikator Mengidentifikasi konsep meniskus cekung-cembung Mengidentifikasi konsep tegangan permukaan Menerapkan konsep kapilaritas Menerapkan konsep tekanan hidrostatis Mengaplikasikan konsep hukum Pascal Menganalisis konsep Hukum Archimedes Menerapkan konsep Viskositas Jumlah Soal
Aspek Kognitif C2 C3
C1
C4
Jumlah soal 3
1
2*, 3
4*
5, 6
7, 8
5
10*
9*, 11, 12
13, 14, 15*
7
16*, 17*
18*
19*, 20*, 21*
5
21
22*
23*
24*, 25
6
28*
27*, 29
30*, 31, 32, 33*
7
34*
35, 36
40
7
6
14
10
40
37, 38*, 39* 10
Keterangan : * = butir soal yang valid
2.
Instrumen Non tes Instrumen non tes yang digunakan berupa angket. Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab. 7 Angket yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida statis. Model angket yang digunakan adalah angket skala likert yang berbentuk chek list. Siswa dapat memberi respon terhadap pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban, yaitu: STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), C (Cukup), S (Setuju), SS (Sangat Setuju). Adapun kisi-kisi instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
Eko Putro Dwiyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.33.
39
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes Pertanyaan NO
Indikator Tanggapan siswa terhadap penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS). Penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dapat memotivasi siswa untuk belajar. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida statis.
1. 2. 3.
Jumlah
Positif
Negatif
1
2
2
3
4
2
5
6
2
4.
Berbagi pengetahuan dengan teman.
7
8
2
5.
Pemahaman siswa pada konsep fluida statis dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
9
10
2
5
5
10
Jumlah
H. Analisis Butir Soal Instrumen Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan pada siswa kelas XII SMAN 11 Tangerang Selatan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal. Dimana soal tersebut harus memiliki kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian: a.
Uji Validitas Suatu instrumen dapat dipergunakan dalam penelitian bilamana telah
dinyatakan valid. Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan keshahihan suatu instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur. 8 Suatu instrument dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila intrumen tersebut telah dapat mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini digunakan koefisien point biserial sebagai berikut: 9
𝛾𝑝𝑏𝑖 = 8
𝑆𝑡
𝑝
�𝑞
..........................
(3.1)
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h. 65. 9
𝑀𝑝 −𝑀𝑡
Ibid,, h. 79.
40
Keterangan : γ pbis Mp Mt p q
= Koefisien korelasi biserial = Mean (rata-rata) skor yang dijawab betul = Mean (rata-rata) skor yang dijawab salah = Proporsi siswa yang menjawab benar. = Proporsi siswa yang menjawab salah
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka γ pbis dibandingkan dengan γ pbis product moment dengan 𝛼 = 0.05 dengan γ pbis sebesar 0.304. Jika γ pbis≥ T tabel maka soal tersebut tidak valid. Adapun kriteria interpretasi koefisien R
korelasi nilai r dapat dilihat pada tabel 3.4 sebagai berikut 10:
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r No. 1. 2. 3. 4. 5.
Interval Koefisien 0,80 – 1,00 0,60 – 0,79 0,40 – 0,59 0,20 – 0,39 0,00 – 0,19
Tingkat Hubungan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Statistik Jumlah Soal Jumlah Siswa Nomor Soal Valid Jumlah soal valid Persentase (%)
Butir Soal 40 28 2, 4, 9, 10, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 27, 28, 30, 33, 34, 38, 39 20 50 %
Pada tabel 3.5 terlihat bahwa dari 40 soal yang diujikan terdapat 20 soal yang dinyatakan valid setelah diuji validitasnya. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpulan data, dan apabila digunakan akan memberikan hasil yang tetap meskipun diteskan berulang kali. Uji ini dilakukan dengan
10
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 75
41
menggunakan rumus yang dikemukakan Kuder – Richardson, yaitu rumus K-R 20, adalah sebagai berikut. 11 𝑛
𝑟11 = � � � 𝑛−1
Keterangan: 𝑟11 𝑃 𝑞 ∑ 𝑝𝑞 𝑘
𝑠 2 −∑ 𝑝𝑞 𝑠2
�
......................
(3.2)
= koefisien reliabilitas internal seluruh item. = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar = proporsi subjek yang menjawab item salah (𝑞 = 1 − 𝑝) = jumlah hasil perkalian p dan q = banyaknya item
Kriteria reliabilitas terdapat pada tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,10 ≤ 𝑟11 < 0, 20 0, 20 ≤ 𝑟11< 0,40 0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 0,90 ≤ 𝑟11 ≤ 1,00
Kriteria Reliabilitas Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Hasil uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Statistik 𝑟11 Kesimpulan
c.
Butir Soal 0,86 Reliabilitas tinggi
Taraf Kesukaran Soal yang baik yakni soal yang tidak terlalu mudah atau sukar. Soal yang
terlalu
mudah
tidak
merangsang
siswa
untuk
mempertinggi
usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
12
Untuk itu perlu dilakukan analisis tingkat kesukaran
menggunakan rumus: 13
11
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 100 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi..., h. 207 13 Ibid., h. 208 12
42
𝑃=
Keterangan :
𝐵
....................... (3.3)
𝐽𝑆
P = Indeks kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria taraf kesukaran yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut tergolong sukar. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tergolong mudah. Adapun penentuan kriteria indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: 14 Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran Rentang Nilai
Kriteria
0,76-1,00 0,26-0,75 0,00-0,25
Mudah Sedang Sukar
Hasil perhitungan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini: Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kriteria Soal Mudah Sedang Sukar Jumlah
Butir Soal Jumlah Soal Persentase 3 7,5% 22 55% 15 37,5% 40 100%
Pada tabel 3.9 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji taraf kesukaran soal menunjukkan kriteria sedang yang lebih banyak dibandingkan dengan kriteria lainnya, yaitu sebanyak 22 soal (55%). Untuk kriteria mudah hanya terdapat 3 soal (7,5%) dan 15 soal (37,5%) termasuk dalam kriteria sukar. d. Daya Pembeda Daya pembeda tes adalah kemampuan tes dalam memisahkan antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai. membedakan daya pembeda adalah: 16 14
Ibid, h. 210
15
Rumus untuk
43
𝐷𝑃 =
𝐵𝐴 𝐽𝐴
−
𝐵𝐵 𝐽𝐴
.................. (3.4)
Keterangan: D = Daya Pembeda B A = Jumlah kelompok atas yang menjawab dengan benar B B = Jumlah kelompok bawah yang menjawab dengan benar J A = Jumlah peserta kelompok atas J B = Jumlah peserta kelompok bawah P A = Proporsi peserta kelompok atas menjawab dengan benar P B = Proporsi peserta kelmpok bawah menjawab dengan benar Adapun penentuan kriteria daya pembeda soal didasarkan pada ketentuan berikut: Tabel 3.10 Kriteria Daya Pembeda Rentang Nilai 0,00-0,20 0,20-0,40 0,40-0,70 0,70-1,00
Kriteria Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Hasil uji daya pembeda instrumen dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut ini: Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kriteria Soal Drop Buruk Cukup Baik Baik Sekali Jumlah
Butir Soal Jumlah Soal Persentase 5 12,5% 6 15% 10 25% 7 17,5% 12 30% 40 100%
Pada tabel 3.11 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji daya pembeda soal menunjukkan kriteria baik sekali lebih banyak dibandingkan kriteria lainnya, yaitu sebanyak 12 soal (30%). Untuk kriteria drop hanya terdapat 5 soal (12,5%), 6 soal (15%) termasuk kriteria buruk, dan 7 soal (17,5%) termasuk dalam kriteria baik.
15 16
Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 211 Ibid., h. 213
44
I.
Teknik Analisis Data Data hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengukur signifikasi
pengaruh model SSCS terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut juga dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya. Ada dua tahap yang dapat dilakukan untuk menganalisis data tes, yaitu: 1.
Prasyarat Analisis Data Sebelum melakukan uji analisis berupa uji hipotesis, maka dilakukan
beberapa uji prasyarat analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. Uji prasyarat analisis ini mempersyaratkan dua uji yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah dengan uji kai kuadrat (chi square test), yaitu: 17 𝜒2 = ∑
(𝑓0 −𝑓𝑡 )2 𝑓𝑡
..................... (3.5)
Keterangan : 𝜒2 fo ft
: nilai tes kai-kuadrat : frekuensi yang diobservasi : frekuensi yang diharapkan
kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut: a) Jika 𝜒 2 hitung ≥ 𝜒 2 abel , data berdistribusi tidak normal R
R
b) Jika 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel , data berdistribusi normal R
R
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang variansnya sama (homogen). Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fisher, yaitu: 18
17 18
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 107. Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), Cet. 6, h. 249.
45
𝐹ℎ𝑖𝑡 =
dimana :
𝑆2 =
𝑠12
𝑆22
𝑛𝛴𝑓.𝑥 2 𝜄−(𝛴𝑓.𝑥𝜄)2 𝑛(𝑛−1)
...............….. (3.6)
.........……… (3.7)
Keterangan : F = uji Fisher Sι = varian terbesar = varian terkecil S2 2 Adapun kriteria pengujinya adalah : a) Jika F h < F t kedua data memiliki varian homogen, maka Ho diterima b) Jika F h > F t kedua data memiliki varian tidak homogen, Ho ditolak.
2.
Uji Hipotesis Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan kehomogenan varians. Berikut kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan: a.
Data Berdistribusi Normal dan Homogen Untuk data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis
menggunakan statistik parametrik yaitu uji “t” sesuai dengan persamaan berikut: 19 𝑡= dengan,
���� ���� 𝑋1 −𝑋 2
𝑆2 𝑆2 � 1+ 2 𝑛1 𝑛2
(𝑛1 −1)𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22
𝑆𝑔 = �
Keterangan:
𝑛1 +𝑛2 −2
...................... (3.9)
...................... (3.10)
���1 = rata-rata skor kelompok eksperimen 𝑋 ���2 = rata-rata skor kelompok kontrol 𝑋 𝑆𝑔 = standar deviasi gabungan (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) 19
Ibid., h. 239.
46
𝑆1 𝑆2 𝑛1 𝑛2
= standar deviasi kelompok eksperimen = standar deviasi kelompok kontrol = jumlah anggota sampel kelompook eksperimen = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut: 1) Mengajukan hipotesis, yaitu: 2) Menguji kesamaan dua rata-rata hasil pretest 𝐻𝑜 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 3) Menguji kesamaan dua rata-rata hasil posttest 𝐻𝑜 ∶ 𝜇1 = 𝜇2
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 𝐻𝑎 ∶ 𝜇1 ≠ 𝜇2
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol a.
Menentukan nilai t hitung dengan rumus uji-t
b.
Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus: 𝑑𝑘 = (𝑛1 − 1) + (𝑛2 − 1)
c.
Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05
d.
Menguji hipotesis Jika -t tabel < t hitung < t tabel maka H o diterima pada tingkatan kepercayaan 0,95 dan jika t hitung ≤ -t tabel atau t tabel ≤ t hitung maka H a diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
47
b. Data Berdistribusi Normal dan Tak Homogen Untuk data berdistribusi normal dan tak homogen, pengujian hipotesis menggunakan uji t’, yaitu sebagai berikut: 20
𝑡′ = Keterangan : ���1 𝑋 ���2 𝑋 𝑆12 𝑆22 𝑛1 𝑛2
���� ���� 𝑋1 −𝑋 2
..................... (3.11)
𝑆2 𝑆2 � 1+ 2 𝑛1 𝑛2
= rata-rata skor kelompok eksperimen = rata-rata skor kelompok kontrol = standar deviasi kelompok eksperimen = standar deviasi kelompok kontrol = jumlah anggota sampel kelompook eksperimen = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H o , jika: −𝑁𝑘𝑡 ′ < 𝑡 ′ < 𝑁𝑘𝑡 ′
atau, −
dengan,
𝑤1 𝑡1 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 +𝑤2
𝑆2
t2
𝑤1 𝑡1 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 +𝑤2 𝑆2
𝑤1 = 𝑛1 dan 𝑤2 = 𝑛2 1
dengan, t1
< 𝑡′ <
2
...................... (3.12)
.. .................... (3.13)
= 𝑡(1 − 1⁄2 ∝)(𝑛1 − 1) = 𝑡(1 − 1⁄2 ∝)(𝑛2 − 1)
untuk harga t’ lainnya, H o ditolak.
3.
Uji N-Gain Apabila hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan
kemampuan yang sama, maka data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa adalah melalui uji rata-rata data posttest. Apabila hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan kemampuan yang berbeda maka 20
Ibid., h. 240-241.
48
data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa adalah melalui uji rata-rata data gain yang dinormalisasi atau N-gain (normalized gain). Nilai N-gain ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
................. (3.14)
Dengan kategori perolehan sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kategori N-Gain Nilai N-Gain g > 0,7 0,3 ≤ g ≤ 0,7 g<3
J.
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Analisis Data Nontes Analisis data instrumen non tes berupa angket dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis data deskriptif. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Dalam menganalisis data yang berasal dari angket bernilai 1 sampai 5, peneliti menyimpulkan makna pada setiap alternatif jawaban untuk pernyataan positif, yaitu: 21 Tabel 3.13 Nilai Pernyataan Positif dan Negatif No. 1 2 3 4 5
Pernyataan Sangat tidak setuju (STS) Tidak setuju (TS) Cukup (C) Setuju (S) Sangat Setuju (SS)
Positif 1 2 3 4 5
Negatif 5 4 3 2 1
Selanjutnya data dari angket diolah menggunakan rumus:
Keterangan:
𝑃=
𝐹 × 100% 𝑁
P : angka presentase F : frekuensi yang sedang dicari presentasenya N : jumlah individu
21
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 284-285
49
Penentuan kriteria interval data non tes berdasarkan pada tabel 3.14 sebagai berikut: 22 Tabel 3.14 Kriteria Interval Interval (%) Kriteria 81 – 100% 61 – 80% 41 – 60% 21 – 40% 0 – 20%
Baik sekali Baik Cukup Kurang Sangat kurang
K. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik yang akan diuji pada penelitian ini adalah: Ho
: μ1 = μ2
Ha
: μ1 ≠ μ2
Keterangan : H0
= Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
Ha
= Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
μ1
= Hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS).
μ2
= Hasil belajar fisika siswa dengan pembelajaran menggunakan model konvensional.
22
Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 60.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dikumpulkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa tes (pretest dan posttest) bentuk pilihan ganda sejumlah 20 soal yang diberikan kepada dua kelas, yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional yang masing-masing kelas berjumlah 21 orang. Data kualitatif berupa angket. Berikut ini merupakan hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. A. Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Hasil Belajar
a.
Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang terdiri dari 21 siswa, diperoleh data pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol No
Interval Kelas
1. 2. 3. 4. 5. 6.
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 Jumlah
Frekuensi (f i ) Pretest Eksperimen Kontrol 1 2 9 5 6 5 3 6 1 2 1 1 21 21
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda. Pada kelas eksperimen, terlihat perolehan nilai siswa pada interval 15-19 sebanyak 1 siswa, interval 20-24 sebanyak 9 siswa, interval 25-29 sebanyak 6 siswa, interval 30-34 sebanyak 3 siswa, interval 35-39 sebanyak 1 siswa dan interval 40-44 sebanyak 1 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, terlihat perolehan nilai siswa pada interval 15-19 sebanyak 2 siswa, interval 20-24 sebanyak 5 siswa, interval 25-29 sebanyak 5 siswa, interval 30-34
51
sebanyak 6 siswa dan interval 35-39 sebanyak 2 siswa dan interval 40-44 sebanyak 1 siswa. Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest tersebut yang ditunjukkan pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Median Modus Standar Deviasi
Pretest Eksperimen 40 15 26,28 24,92 23,13 5,98
Kontrol 40 15 27,95 28 30,5 6,48
Pada tabel 4.2, diketahui bahwa nilai tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, yaitu dengan nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 15. Rata-rata kelas eksperimen sebesar 26,28 dan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 27,95. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas eksperimen adalah 24,92 sedangkan kelas kontrol sebesar 28. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 23,13 dan pada kelas kontrol sebesar 30,5. Pada kelas eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar 5,98 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 6,48. b. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan posttest kelas eksperimen dan kontrol yang terdiri dari 21 siswa, diperoleh data pada tabel 4.3: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol No
Interval Kelas
1. 2. 3. 4. 5. 6.
55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 Jumlah
Frekuensi (f i ) Posttest Eksperimen Kontrol 1 2 1 6 3 9 5 2 8 1 3 1 21 21
52
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda. Pada kelas eksperimen, terlihat perolehan nilai siswa pada interval 55-59 sebanyak 1 siswa, interval 60-64 sebanyak 1 siswa, interval 65-69 sebanyak 3 siswa, interval 70-74 sebanyak 5 siswa, interval 75-79 sebanyak 8 siswa dan interval 80-84 sebanyak 3 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol, terlihat perolehan nilai siswa pada interval 55-59 sebanyak 2 siswa, interval 60-64 sebanyak 6 siswa, interval 65-69 sebanyak 9 siswa, interval 70-74 sebanyak 2 siswa, interval 75-79 sebanyak 1 siswa dan interval 80-84 sebanyak 1 siswa. Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest tersebut yang ditunjukkan pada tabel 4.4: Tabel 4.4 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pemusatan dan Penyebaran Data Nilai tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Median Modus Standar Deviasi
Posttest Eksperimen Kontrol 80 80 55 55 73,43 66,28 78,66 65,88 76,37 66 6,55 5,98
Pada tabel 4.4, diketahui bahwa nilai tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, yaitu 80 dan 55. Rata-rata kelas eksperimen sebesar 73,43 dan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 66,28. Nilai tengah (median) yang diperoleh kelas eksperimen adalah 78,66; sedangkan kelas kontrol sebesar 65,88. Nilai yang paling banyak muncul (modus) pada kelas eksperimen adalah 76,37 dan pada kelas kontrol sebesar 66. Pada kelas eksperimen diperoleh standar deviasi sebesar 6,55, sedangkan pada kelas kontrol yaitu 5,98.
53
2.
Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
a.
Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol yang terdiri dari 21 siswa, diperoleh rekapitulasi data seperti pada gambar 4.1: 73,43 66,28
Nilai Siswa
80,00 60,00 40,00
26,2827,95
20,00 0,00 Pretest
Posttest
Hasil Rekapitulasi Data Pretest-Posttest Ekperimen
Kontrol
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rekapitulasi Data Pretest – Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Sebelum melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Berdasarkan hasil pretest didapatkan rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 26,28 dan ratarata kelas kontrol yaitu 27,95. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang hampir sama sebelum diberikan perlakuan. Setelah
diberikan
perlakuan
terhadap
kelas
eksperimen
berupa
pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, data diatas memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perubahan terbesar terjadi pada rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu 26,28 menjadi 73,43. Pada kelas kontrol perubahan rata-rata hasil belajar yaitu 27,95 menjadi 66,28. Hal ini berarti rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
54
b. Kemampuan Berpikir Kognitif Berikut analisis data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif:
Presentase
60%
54% 42%
40%
28% 20%
20% 0%
C1
C2
19% 14%
C3
18% 14%
C4
Aspek Kognitif Ekperimen
Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Pretest Berdasarkan Jenjang Kognitif Pada gambar 4.2 menunjukkan persentase pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas eksperimen, persentase jenjang kognitif pada tingkat C1 sebesar 54%, C2 sebesar 20%, C3 sebesar 14% dan C4 sebesar 14%. Pada kelas kontrol, persentase jenjang kognitif pada tingkat C1 sebesar 42%, C2 sebesar 28%, C3 sebesar 19% dan C4 sebesar 18%. Kelas eksperimen memiliki jenjang kognitif tertinggi pada tingkat C1 dan C2, sedangkan untuk jenjang kognitif pada kelas kontrol tidak jauh berbeda. Diagram tersebut menggambarkan perbandingan persentase jenjang kognitif siswa pada kedua kelas tersebut tidak jauh berbeda. Adapun analisis data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif dapat digambarkan pada grafik berikut:
55
Presentase
100%
83% 80%
80%
81% 67%
74% 72% 50% 35%
60% 40% 20% 0%
C1
C2
C3
C4
Aspek Kognitif Ekperimen
Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif Pada gambar 4.3 menunjukkan presentase posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jenjang kognitif. Pada kelas eksperimen persentase kemampuan kognitif pada tingkat C1 sebesar 80%, C2 sebesar 81%, C3 sebesar 74%, dan C4 sebesar 50%. Sedangkan pada kelas kontrol persentase kemampuan kognitif siswa pada tingkat C1 sebesar 83%, C2 sebesar 67%, C3 sebesar 72% dan C4 sebesar 35%. Jika dibandingkan pada masing-masing kemampuan kognitif, diagram tersebut menunjukkan persentase jenjang kognitif pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol untuk tiap-tiap jenjang kognitif.
3.
Uji Normal Gain (N-Gain) Uji normal gain (N-Gain) digunakan untuk menunjukkan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Nilai rata-rata N-Gain dari kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen dan Kontrol N-Gain Rata-rata Kategori
Eksperimen 0,64 Sedang
Kontrol 0,53 Sedang
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa uji N-Gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,64 dengan kategori sedang. Tidak jauh berbeda dengan nilai uji N-Gain kelas
56
eksperimen, nilai uji N-gain untuk kelas kontrol sebesar 0,53 dengan kategori sedang.
4.
Hasil Analisis Data Tes
a.
Uji Prasyarat Analisis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan
uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas. Berikut ini adalah uji prasyarat yang dilakukan dalam penelitian. 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan nilai pretest dan posttest kelas kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan rumus uji chi-kuadrat untuk 𝑁 = 21
pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dengan 𝜒 2 tabel = 11,07. Kriteria pengujian data R
adalah jika𝜒 2
hitung
≥ 𝜒 2 tabel , distribusi data tidak normal dan jika 𝜒 2 hitung < R
R
𝜒 2 tabel , distribusi data normal. R
Hasil pengujian normalitas pretest dan posttest kedua sampel penelitian
dapat dilihat pada tabel 4.6: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Statistik N 𝑋� S
𝜒 2 hitung 𝜒 2 tabel Kesimpulan R
R
Pretest Eksperimen Kontrol 21 21 26,28 27,95 5,98 6,48 6,15 5,59 11,07 Normal Normal
Posttest Eksperimen Kontrol 21 21 73,43 66,28 6,55 5,98 2,692 4,528 11,07 Normal Normal
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai 𝜒 2 hitung semua data yang diperoleh lebih R
kecil dibandingkan dengan nilai 𝜒 2 tabel , sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil R
pretest maupun posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
57
2) Uji Homogenitas Setelah data kedua kelas tersebut dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan untuk uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai pretest dan posttest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan uji Fisher (F) yang disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.7 Statistik S2 F hitung F tabel Kesimpulan
Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Pretest Eksperimen Kontrol 35,76 41,99 1,17 2,12 Homogen
Posttest Eksperimen Kontrol 42,90 35,76 1,19 2,12 Homogen
Pada tabel 4.7, untuk data pretest didapatkan nilai F hitung = 1,17 dan data posttest = 1,19. Dari kedua data didapatkan F hitung < F tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar dari kedua kelas tersebut mempunyai varians yang sama dan homogen.
b. Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data pretestposttest berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t untuk 𝑁 = 21 dan taraf signifikansi
5% dengan kriteria pengujian yaitu jika t hitung > t tabel , maka H a diterima dan H 0 ditolak . Jika t hitung < t tabel , maka H 0 diterima dan H a ditolak . . Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil pengujian sebagai berikut: Tabel 4.8 Uji Hipotesis Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Statistik N 𝑋� S
t hitung t tabel Kesimpulan
Pretest Eksperimen Kontrol 21 21 26,28 27,95 5,98 6,48 0,870 2,021 Tidak Terdapat Pengaruh
Posttest Eksperimen Kontrol 21 21 73,43 66,28 6,55 5,98 3,70 2,021 Terdapat Pengaruh
58
Pada tabel 4.8 hasil pretest-posttest kelas eksperimen siswa yang diberikan perlakuan berupa model Search, Solve, Create and Share (SSCS), terlihat bahwa t hitung > t tabel , yaitu 0,870 > 2,021 untuk 𝑁 = 21 pada taraf signifikansi 5% sehingga hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Artinya,
tidak terdapat pengaruh yang sangat signifikan antara hasil pretest-posttest kelas eksperimen. Uji hipotesis hasil pretest-posttest kelas kontrol juga menunjukkan terdapat pengaruh hasil belajar siswa, setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Uji hipotesis menghasilkan t hitung > t tabel pada taraf signifikansi 5% diperoleh 3,70 > 2,021, sehingga hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Dengan demikian, model Search, Solve, Create and Share (SSCS) ini berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Uji hipotesis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan baik model Search, Solve, Create and Share (SSCS) ataupun pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hanya saja penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam pembelajaran lebih berpengaruh secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional terlihat dari hasil uji hipotesis kelas eksperimen yang lebih besar dari kelas kontrol.
5.
Hasil Analisis Data Non Tes Hasil data non tes berupa angket yang diperoleh dihitung secara
kuantitatif. Perhitungan tersebut menghasilkan data berupa persentase kemudian dikonversi menjadi kategori seperti pada tabel 4.9:
59
Tabel 4.9 Hasil Angket Penerapan Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) Kelas Eksperimen Persentase Kesimpulan Tanggapan siswa terhadap penerapan model 72% Baik Search, Solve, Create and Share (SSCS). Penerapan model Search, Solve, Create and Share 69% Baik (SSCS) dapat memotivasi siswa untuk belajar. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran 65% Baik dengan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida statis. Berbagi pengetahuan dengan teman. 69% Baik Pemahaman siswa pada konsep fluida statis dengan menggunakan model Search, Solve, Create 71% Baik and Share (SSCS) Rata-rata 69% Baik Indikator Angket
Pada tabel 4.9 terlihat bahwa secara keseluruhan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam pembelajaran pada konsep fluida statis mendapatkan respon baik dari para siswa dengan rata-rata persentase keseluruhan indikator sebesar 69%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam pembelajaran dapat membuat siswa aktif, antusias dan lebih memahami materi fluida statis yang diajarkan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pretest, menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan awal pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun terlihat bahwa nilai pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda. Hal tersebut berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mengenai konsep fluida statis, serta menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang sama pada konsep fluida statis sebelum diberikan perlakuan. Setelah diberikan perlakuan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, hasil posttest kedua kelas ini mengalami peningkatan dibandingkan sebelum
60
diberikan perlakuan. Kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa hasil rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 73,43; sedangkan rata-rata nilai posttest kelas kontrol sebesar 66,28. Terdapat selisih nilai rata-rata posttest antara kedua kelas, hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi sebesar 7,15 dibandingkan
dengan
kelas
kontrol.
Hasil
pengujian
hipotesis
menggunakan uji-t diperoleh t hitung > t tabel , yaitu nilai t hitung
dengan
sebesar 3,70.
Sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran dengan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, melatih siswa menyelesaikan suatu permasalahan dengan tahapan atau langkah penyelesaian secara mandiri, guru tidak lagi menjadi pusat pada proses pembelajaran tetapi sebagai fasilitator yang membimbing proses pembelajaran di kelas. Sedangkan pada pembelajaran konvensional guru merupakan sumber dari proses pembelajaran. Siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan guru sehingga kemampuan berpikirnya kurang. Pembelajaran menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dapat meningkatkan hasil belajar lebih baik dari pembelajaran konvensional, hal ini diperkuat dari hasil uji normal gain (N-gain) kelas eksperimen yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Sejalan dengan hasil penelitian Henny Johan yang berjudul “Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis”, yang menyatakan bahwa rata-rata N-gain kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata N-gain kelas kontrol. 1 Pada kelas eksperimen nilai N-gain sebesar 0,64 menunjukkan kategori sedang dan kelas kontrol sebesar 0,53 dengan kategori sedang. Walaupun kedua kelas berada pada kategori sedang, namun pada kelas eksperimen terdapat 4 orang siswa yang berada pada kategori 1
Henny Johan, “Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis”, Jurnal Exacta, Vol. X, 2012.
61
tinggi dan 17 orang siswa pada kategori sedang. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 2 orang siswa yang berada pada kategori tinggi dan 19 orang siswa pada kategori sedang. Penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) juga mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa seperti ditunjukkan pada hasil analisis angket pada tabel 4.10 dengan rata-rata persentase sebesar 69%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menjadikan siswa lebih terlibat aktif dan memiliki pemahaman yang baik terhadap materi yang diajarkan. Pada persentase kemampuan kognitif posttest terlihat bahwa terdapat peningkatan pada setiap jenjang kognitif baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk melihat peningkatan nilai hasil belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran dibuat persentase peningkatan kemampuan kognitif. Kelas eksperimen mengalami peningkatan kemampuan kognitif lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Runtut Prih Utami yang berjudul “Pengaruh Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada ranah kognitif untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. 2 Dengan tingkatan ranah kognitif C1 sebesar 26%, C2 sebesar 61%, C3 sebesar 60%, dan C4 sebesar 36%. Aspek kognitif tertinggi adalah C2, karena pada model ini siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung pada proses pembelajaran, sehingga kemampuan memahami (C2) lebih tinggi dibandingkan aspek kognitif yang lainnya. Sedangkan aspek kognitif terendah adalah C1, hal ini dikarenakan siswa lebih banyak bereksplorasi dalam percobaan yang dilaksanakan dikelas sehingga kemampuan mengingatnya masih rendah.
2
Runtut Prih Utami, “Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, 2011.
62
Berdasarkan pembahasan diatas menunjukkan bahwa secara teori maupun empiris pembelajaran dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) ini dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada konsep fluida statis.
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan: 1.
Rata-rata hasil posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dan pada uji-t didapatkan t hitung pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,70 sedangkan t tabel sebesar 2,021. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel , artinya terdapat pengaruh model Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis.
2.
Hasil angket menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) berada pada kategori baik dengan rata-rata persentase keseluruhan indikator sebesar 69%.
3.
Hasil perhitungan N-Gain menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) berada pada kategori sedang dengan rata-rata nilai N-Gain sebesar 0,64.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan, penelitian ini mengajukan saran-saran, yaitu: 1.
Guru, dapat menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) sebagai alternatif model pembelajaran di kelas disesuaikan dengan konsep fisika yang cocok dan menerapkan model tersebut pada mata pelajaran lainnya.
2.
Para
peneliti,
dapat
melakukan
penelitian
lebih
lanjut
dengan
mengembangkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada tingkat
64
dan konsep yang berbeda dengan memperhatikan rancangan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien sehingga hasil belajar lebih optimal. 3.
Sekolah, dapat melengkapi fasilitas laboratorium fisika yang memadai untuk praktikum pada pembelajaran dengan menerapkan model Search, Solve, Create and Share (SSCS).
65
DAFTAR PUSTAKA A. Luft, Julie. Teachers’ Salient Beliefs about a Problem-Solving Demonstration Classroom In-Service Program. Department of Teaching and Teacher Education, College of Education, University of Arizona, 1999. A. Sahertian, Piet. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 14, 2010. Chen, Wen Haw. Applying Problem-Based Learning Model and Creative Design to Conic-Sections Teaching, 2013. Chen, Wen Haw. Teaching Geometry through Problem-Based Learning and Creative Design, 2013. Chin, Christine. Promoting Higher Cognitive Learning In Science Through A Problem-Solving Approach. Singapore: National Institute of Education REACT, 1997. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008 E J.M. Rogan, Gaigher and Braun, M.W.H. The Effect Of A Structured Problem Solving Strategy On Performance In Physics In Disadvantaged South African Schools. (Journal: African Journal of Research in SMT Education Volume 10 (2), 2006. E. Slavin, Robert. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Indeks, 2011. Irwan. Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dalam upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika, 2011. Johan, Henny. Pengaruh Search, Solve, Create and Share (SSCS) Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam Merumuskan dan Memilih Kriteria Pemecahan Masalah pada Konsep Listrik Dinamis, 2012
66
Kusmawan, Udan. Values Infusion Into Scientific Actions In Environmental Learning: A Preliminary Research Report. Australia: The University of Newcastle, 2005. M. Gagne, Robert. The Conditions of Learning and Theory of Instruction (HoltSaunders Japan, 1977. Mulyasa. Menjadi Guru Profesional; Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. N.L, Gage and D.C, Berliner. Educational Psychology. Boston: Houghton Mifflin, Cet. III, 1984. Nan-Zhao, Zhou. Four ‘Pillars of Learning’ for the Reorientation and Reorganization of Curriculum: Reflections and Discussions. Nasution. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Oemar, Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2001. Periartawan, Eka. Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV Di Gugus XV Kalibukbuk, 2014. Prih Utami, Runtut. Pengaruh Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa, 2011. Putro Dwiyoko, Eko. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. XI, 2008. Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, Cet. VI, 2001. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, Cet.XIX, 2013. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, 2009. W. Anderson, Lorin dan R. Karthwohl, David. Kerangka untuk Landasan Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
67
Warmini, Ni Kd, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran SSCS Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV, 2012. Wiyanto dkk. Potret Pembelajaran Sains di SMP dan SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Vol. 4, No. 2, Juli 2006.
Lampiran A. 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/Dua
Materi Pokok
: Fluida Statis
Alokasi Waktu
: 2 x 45Menit
Pertemuan ke
:1
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Mendefinisikan fluida statis, tegangan permukaan, gaya adhesi, gaya kohesi, dan meniskus cekung dan cembung, serta pipa kapiler. 2. Melakukan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 4. Menyajikan hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
68
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan fluida statis. 2. Siswa dapat mendeskripsikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 3. Siswa dapat menjelaskan peristiwa tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 4. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 5. Siswa dapat memformulasikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
E. Materi Pokok Fluida Statis
:
- Gejala Meniskus - Tegangan Permukaan - Gejala Kapilaritas
F. Metode Pembelajaran Pendekatan
: Problem Solving
Model
: Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Metode
: Diskusi, Eksperimen, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan KEGIATAN TAHAPAN Pendahuluan
WAKTU GURU
SISWA
• Guru membuka pelajaran dengan berdo’a. • Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran. • Apersepsi awal dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi yang akan dipelajari, seperti :
• Siswa berdo’a sebelum belajar. • Siswa menyiapkan buku pelajaran.
69
• Siswa menjawab pertanyaan guru
15 menit
“Apa yang kalian ketahui mengenai fluida?” • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti KEGIATAN TAHAPAN
GURU
SISWA
WAKTU
Eksplorasi Search
Solve
Create
• Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan: “Pernahkah kalian sewaktu kecil bermain balon sabun?” “Mengapa air dan sabun yang dicampurkan dapat membentuk gelembung balon sabun?” • Guru membagi siswa ke dalam kelompokkelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang. • Guru memberikan LKS untuk melakukan pengamatan dan penemuan.
•
Siswa menjawab pertanyaan guru
•
Siswa membuat kelompok-kelompok kecil.
•
Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKS dengan melakukan pengamatan dan penemuan. Siswa menuliskan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari masalah yang diberikan.
• Guru membimbing siswa • untuk melakukan percobaan/penyelidikan untuk menguji hipotesis dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menganalisis. • Guru membimbing siswa • Siswa merencanakan berdiskusi pemecahan dari masalah yang diberikan dengan mengikuti langkahlangkah penyelesaian dalam LKS. • Siswa menyelesaikan masalah atau situasi yang diberikan • Guru memberikan • Siswa membuat kesempatan kepada siswa produk yang berkaitan
70
60 menit
untuk membuat alat peraga mengenai gejala kapilaritas dan tegangan permukaan.
Share
•
•
•
•
• •
dengan masalah atau situasi yang diberikan dalam LKS. • Siswa membuat laporan penyelesaian tersebut dengan sekreatif mungkin Guru memberikan • Siswa kesempatan kepada siswa mempresentasikan untuk mempresentasikan proses penyelesaian hasil diskusi masalah secara individual atau kelompok di depan kelas. • Individu atau kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. (SSCS terlaksana) Guru membuat kesimpulan • Siswa membuat mengenai solusi dari kesimpulan mengenai sebuah permasalahan yang solusi dari sebuah diberikan dan materi yang permasalahan yang dipelajari. diberikan dan materi yang dipelajari Guru memberikan • Siswa diberi kesempatan siswa untuk kesempatan untuk memperbaiki hasil diskusi memperbaiki hasil penyelesaian setelah pengambilan kesimpulan Elaborasi Guru memberikan soal • Siswa mengerjakan latihan untuk mengetahui soal latihan yang sejauh mana pemahaman diberikan guru. siswa. Konfirmasi Guru meminta salah satu • Siswa mengerjakan siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan soal latihan di depan kelas. kelas. Guru membahas soal • Siswa mendengarkan latihan yang telah pembahasan guru dikerjakan. mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
71
c. Penutup KEGIATAN TAHAPAN
WAKTU GURU
SISWA
• Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
Penutup
15 menit
H. Sumber Belajar 1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”, Efrizon Umar. 2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman Setiawan
I.
Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
J.
Penilaian 1. Teknik Penilaian: • Tugas LKS • Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen: • Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi NO 1.
Soal
Kunci Jawaban
Skoring
Jelaskan pengertian tegangan permukaan dan gejala kapilaritas!
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
20
72
Total Skor
2.
3.
Sebatang pipa kapiler dengan jari-jari penampang 2 mm dicelupkan tegak lurus ke dalam air ((𝜌𝑎𝑖𝑟 = Jika 1000 𝑘𝑔/𝑚3 ). tegangan permukaan air (2,1 𝑁/𝑚, sudut kontaknya 60° dan percepatan gravitasi 10 𝑚/𝑠 2 , maka kenaikan air dalam pipa kapiler adalah …
Batang jarum yang panjangnya 5 cm diletakkan perlahan-lahan diatas permukaan air. Apabila tegangan permukaan air 7× 10−2 𝑁/𝑚, maka besarnya gaya pada permukaan tersebut adalah …
Diketahui : 𝑟 = 2 𝑚𝑚 = 2 × 10−3 𝑚 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 𝑘𝑔. 𝑚−3 𝛾 = 0,1 𝑁. 𝑚 −1 𝜃 = 60° 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 Ditanya: h =?
5
5 40
Jawab :
2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃 𝜌𝑔𝑟 2 × 0,1 cos 60° = 1000 × 10 × (2 × 10−3 ) 0,1 = 20 = 0,005 𝑚 ℎ =
Diketahui : 𝑙 = 5 𝑐𝑚 = 0,05 𝑚 𝛾 = 7 × 10−2 𝑁. 𝑚−1 Ditanya : F=?
30
5
5 40
Jawab :
𝐹 𝑙 𝐹 = 𝛾 .𝑙 = 7 × 10−2 𝑁. 𝑚−1 . 0,05 𝑚 = 35 × 10−4 𝑁 𝛾=
Total skor
73
30
100
Tangerang Selatan, ……. 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Peneliti
.....................................
Lia Amelia
NIP.
NIM. 1110016300008
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/Dua
Materi Pokok
: Fluida Statis
Alokasi Waktu
: 2 x 45Menit
Pertemuan ke
:2
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 2. Melakukan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 4. Menyajikan hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 5. Menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal pada bejana berhubungan.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 2. Siswa dapat menjelaskan peristiwa tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 75
3. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 4. Siswa dapat memformulasikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 5. Siswa dapat menerapkan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal dalam masalah fisika sehari-hari.
E. Materi Pokok Fluida Statis
:
a. Tekanan hidrostatis b. Hukum Pascal
F. Metode Pembelajaran Pendekatan
: Problem Solving
Model
: Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Metode
: Diskusi, Eksperimen, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan KEGIATAN TAHAPAN Pendahuluan
WAKTU GURU
SISWA
• Guru membuka pelajaran dengan berdo’a. • Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran. • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. • Apersepsi awal dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi sebelumnya, seperti : “Apa perbedaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas?”
• Siswa berdo’a sebelum belajar. • Siswa menyiapkan buku pelajaran.
76
• Siswa menjawab pertanyaan guru.
15 menit
b. Kegiatan Inti KEGIATAN TAHAPAN
GURU
SISWA
WAKTU
Eksplorasi Search
Solve
• Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan: “Jika kita menyemprotkan minyak wangi dari botolnya maka minyak wangi tersebut akan menyebar ke segalah arah. Mengapa hal itu dapat terjadi?” • Guru membagi siswa ke dalam kelompokkelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang. • Guru memberikan LKS untuk melakukan pengamatan dan penemuan.
•
Siswa menjawab pertanyaan guru
•
Siswa membuat kelompok-kelompok kecil.
•
Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKS dengan melakukan pengamatan dan penemuan. Siswa menuliskan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari masalah yang diberikan.
• Guru membimbing siswa • untuk melakukan percobaan/penyelidikan untuk menguji hipotesis dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menganalisis. • Guru membimbing siswa • Siswa merencanakan berdiskusi pemecahan dari masalah yang diberikan dengan mengikuti langkahlangkah penyelesaian dalam LKS. •
Create
• Guru memberikan • kesempatan kepada siswa untuk membuat alat peraga mengenai tekanan hidrostatis dan hukum pascal. •
77
Siswa menyelesaikan masalah atau situasi yang diberikan Siswa membuat produk yang berkaitan dengan masalah atau situasi yang diberikan dalam LKS. Siswa membuat laporan penyelesaian
60 menit
Share
•
•
•
•
• •
tersebut dengan sekreatif mungkin Guru memberikan • Siswa kesempatan kepada siswa mempresentasikan untuk mempresentasikan proses penyelesaian hasil diskusi masalah secara individual atau kelompok di depan kelas. • Individu atau kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. (SSCS terlaksana) Guru membuat • Siswa membuat kesimpulan mengenai kesimpulan mengenai solusi dari sebuah solusi dari sebuah permasalahan yang permasalahan yang diberikan dan materi yang diberikan dan materi dipelajari. yang dipelajari Guru memberikan • Siswa diberi kesempatan siswa untuk kesempatan untuk memperbaiki hasil diskusi memperbaiki hasil penyelesaian setelah pengambilan kesimpulan Elaborasi Guru memberikan soal • Siswa mengerjakan latihan untuk mengetahui soal latihan yang sejauh mana pemahaman diberikan guru. siswa. Konfirmasi Guru meminta salah satu • Siswa mengerjakan siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan soal latihan di depan kelas. kelas. Guru membahas soal • Siswa mendengarkan latihan yang telah pembahasan guru dikerjakan. mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Penutup KEGIATAN TAHAPAN
WAKTU GURU
Penutup
SISWA
• Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
78
15 menit
H. Sumber Belajar 1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”, Efrizon Umar. 2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman Setiawan
I.
Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
J.
Penilaian 1. Teknik Penilaian: • Tugas LKS • Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen: • Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi NO 1.
Soal Sebuah kolam yang dalamnya 3 meter terisi penuh air yang massa jenisnya 1000 𝑘𝑔/𝑚3 . Bila 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2 , hitung tekanan hidrostatis pada suatu titik yang berada 50 cm diatas dasar kolam!
Kunci Jawaban Diketahui : ℎ1 = 3 𝑚 𝜌 = 1000 𝑘𝑔. 𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 ℎ2 = 50 𝑐𝑚 = 0,5 𝑚 ℎ = ℎ1 − ℎ2 = 3 − 0,5 = 2,5 Ditanya: 𝑃ℎ = ?
Skoring
5
5
Jawab : 𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ = 1000 . 10 . 2,5 = 25.000 𝑁. 𝑚−2
79
Total Skor
30
40
2.
3.
Sebutkan bunyi hukum Pascal dan berikan contoh penerapan hukum Pascal!
Dongkrak hidrolik memiliki penampang masing-masing berdiameter 20 mm dan 50 mm. Berapa gaya minimum kecil untuk mengangkat mobil yang beratnya 5000 N?
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama besar” Contoh: - Jembatan angkat - Elevator - Dental chair Diketahui : 𝑑1 = 20 𝑚𝑚 𝑑1 = 50 𝑚𝑚 𝐹2 = 5000 𝑁
20
20
5
Ditanya : 𝐹1 = ?
5
Jawab :
𝐹1 𝐹2 = 𝐴1 𝐴2 𝐹2 𝐹1 2 = 𝑑1 𝑑22 𝐹1 5000 = 202 502 𝐹1 5000 = 400 2500 5000𝐹1 = 2000.000 2000.000 𝐹1 = 5000 𝐹1 = 400 𝑁
40
30
Total skor
100
Tangerang Selatan, ……. 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Peneliti
.....................................
Lia Amelia
NIP.
NIM. 1110016300008
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/Dua
Materi Pokok
: Fluida Statis
Alokasi Waktu
: 2 x 45Menit
Pertemuan ke
:3
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum Archimedes. 2. Melakukan percobaan viskositas dan Hukum Archimedes. 3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan viskositas dan Hukum Archimedes. 4. Menyajikan hasil percobaan viskositas dan Hukum Archimedes.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum Archimedes. 2. Siswa dapat mendeskripsikan viskositas dan Hukum Archimedes. 3. Siswa dapat menjelaskan peristiwa viskositas dan Hukum Archimedes. 81
4. Siswa dapat menerapkan Hukum Archimedes dalam masalah fisika seharihari. 5. Siswa dapat memformulasikan viskositas dan Hukum Archimedes. E. Materi Pokok Fluida Statis
:
a. Hukum Archimedes b. Viskositas
F. Metode Pembelajaran Pendekatan
: Problem Solving
Model
: Search, Solve, Create and Share (SSCS)
Metode
: Diskusi, Eksperimen, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan KEGIATAN TAHAPAN Pendahuluan
WAKTU GURU
SISWA
• Guru membuka pelajaran dengan berdo’a. • Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran. • Apersepsi awal dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi sebelumnya, seperti : “Apa perbedaan Hukum pokok hidrostatis dan Hukum Pascal?” • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
• Siswa berdo’a sebelum belajar. • Siswa menyiapkan buku pelajaran.
82
• Siswa menjawab pertanyaan guru. 15 menit
b. Kegiatan Inti KEGIATAN TAHAPAN
GURU
SISWA
WAKTU
Eksplorasi Search
Solve
Create
• Guru menggali pengetahuan awal siswa dengan mengajukan pertanyaan: “Pernahkah kalian melihat kapal selam?” “Mengapa kapal selam dapat tenggelam di air dan juga dapat mengapung di udara?” • Guru membagi siswa ke dalam kelompokkelompok kecil yang beranggotakan 4 – 5 orang. • Guru memberikan LKS untuk melakukan pengamatan dan penemuan.
• Siswa menjawab pertanyaan guru.
•
Siswa membuat kelompok-kelompok kecil.
•
Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKS dengan melakukan pengamatan dan penemuan. Siswa menuliskan hal yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari masalah yang diberikan.
• Guru membimbing siswa • untuk melakukan percobaan/penyelidikan untuk menguji hipotesis dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menganalisis. • Guru membimbing siswa • Siswa merencanakan berdiskusi pemecahan dari masalah yang diberikan dengan mengikuti langkahlangkah penyelesaian dalam LKS. • Siswa menyelesaikan masalah atau situasi yang diberikan • Guru memberikan • Siswa membuat kesempatan kepada siswa produk yang berkaitan untuk membuat alat dengan masalah atau peraga mengenai hukum situasi yang diberikan Archimedes dan dalam LKS. viskositas. • Siswa membuat laporan penyelesaian
83
60 menit
Share
•
•
•
•
•
•
tersebut dengan sekreatif mungkin Guru memberikan • Siswa kesempatan kepada siswa mempresentasikan untuk mempresentasikan proses penyelesaian hasil diskusi masalah secara individual atau kelompok di depan kelas. • Individu atau kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. (SSCS terlaksana) Guru membuat • Siswa membuat kesimpulan mengenai kesimpulan mengenai solusi dari sebuah solusi dari sebuah permasalahan yang permasalahan yang diberikan dan materi yang diberikan dan materi dipelajari. yang dipelajari Guru memberikan • Siswa diberi kesempatan siswa untuk kesempatan untuk memperbaiki hasil diskusi memperbaiki hasil penyelesaian setelah pengambilan kesimpulan Elaborasi Guru memberikan soal • Siswa mengerjakan latihan untuk mengetahui soal latihan yang sejauh mana pemahaman diberikan guru. siswa. Konfirmasi Guru meminta salah satu • Siswa mengerjakan siswa untuk mengerjakan soal latihan di depan soal latihan di depan kelas. kelas. Guru membahas soal • Siswa mendengarkan latihan yang telah pembahasan guru dikerjakan. mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
c. Penutup KEGIATAN TAHAPAN
WAKTU GURU
Penutup
SISWA
• Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
84
15 menit
H. Sumber Belajar 1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”, Efrizon Umar. 2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman Setiawan
I.
Media dan Alat Pembelajaran 1. Papan tulis dan Spidol 2. Lembar Kerja Siswa
J.
Penilaian 1. Teknik Penilaian: • Tugas LKS • Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen: • Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi NO 1.
Soal Berapa volume batu yang dimasukkan ke dalam air laut jika berat air laut yang dipindahkan batu adalah 2 Newton? Massa jenis air laut = 1025 𝑘𝑔/𝑚3 .
Kunci Jawaban Diketahui : 𝑊 =2𝑁 𝜌 = 1025 𝑘𝑔. 𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 Ditanya: 𝑉𝑏𝑎𝑡𝑢 = ?
Skoring
5
5
Jawab : Berat air : 𝑊 = 𝑚 .𝑔 Gaya apung : 𝐹𝐴 = 𝜌 . 𝑔 . 𝑉 Berat air yang tumpah = gaya apung (𝐹𝐴 ) 𝑊 = 𝐹𝐴 2 = (1025)(10)(𝑉) 2 = 10.250 (𝑉) 𝑉 = 1,951 × 10−4 𝑚3 𝑉 = 195,1 𝑐𝑚3
85
Total Skor
40
30
2.
3.
Apakah yang dimaksud dengan viskositas dan berikan contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari!
Viskositas adalah ukuran kekentalan zat cair atau gesekan dalam zat cair Contoh: - Minyak Goreng - Sirup - Susu kental manis
Fluida kental mengalir diantara dua keping sejajar atas dan bawah yang berjarak 0,5 m satu sama lain. Luas eeping yang bersentuhan dengan fluida adalah 0,25 m2. Keping atas bergerak dengan kecepatan 0,4 m/s sedangkan eeping bawah diam. Jika nilai gaya fluida yang bekerja adalah 6 N, berapakah besar koefisien viskositas fluida tersebut?
Diketahui : 𝑟 = 0,5 𝑚 𝐴 = 0,25 𝑚2 𝑣 = 0,4 𝑚. 𝑠 −1 𝐹𝑠 = 6 𝑁
20
20
5
Ditanya : 𝜂=?
5 40
Jawab : 𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣 𝐹𝑓 𝜂= 6πrv
6 6(3,14). (0,5). (0,4) 6 𝜂= 3,768 𝜂 = 1,6 𝑘𝑔. 𝑚. 𝑠 −1
𝜂=
30
Total skor
100
Tangerang Selatan, ……. 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Peneliti
.....................................
Lia Amelia
NIP.
NIM. 1110016300008
86
Lampiran A.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/Dua
Materi Pokok
: Fluida Statis
Alokasi Waktu
: 2 x 45Menit
Pertemuan ke
:1
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Mendefinisikan fluida statis, tegangan permukaan, gaya adhesi, gaya kohesi, dan meniskus cekung dan cembung, serta pipa kapiler. 2. Melakukan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 4. Menyajikan hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
87
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan fluida statis. 2. Siswa dapat mendeskripsikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 3. Siswa dapat memahami peristiwa tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 4. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. 5. Siswa dapat memformulasikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
E. Materi Pokok Fluida Statis
:
- Gejala Meniskus - Tegangan Permukaan - Gejala Kapilaritas
F. Metode Pembelajaran Metode
: Ceramah, Demonstrasi dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan KEGIATAN TAHAPAN Pendahuluan
WAKTU GURU
SISWA
• Guru membuka pelajaran dengan berdo’a. • Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran. • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. • Guru menyampaikan pentingnya fokus untuk mengikuti pembelajaran dan menginformasikan diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis 15 menit untuk mengukur pemahaman siswa.
• Siswa berdo’a sebelum belajar. • Siswa menyiapkan buku pelajaran.
88
• Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pentingnya fokus.
15 menit
b. Kegiatan Inti KEGIATAN TAHAPAN
GURU
SISWA
WAKTU
Eksplorasi Inti
• Guru meminta beberapa siswa menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. • Guru memberikan penjelasan mengenai tegangan permukaan dan gejala kapilaritas
•
Siswa menyebutkan contoh penerapan permukaan dan gejala kapilaritas.
•
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru
• Guru • mendemonstrasikan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. Elaborasi • Guru memberikan soal • Siswa mengerjakan soal latihan untuk latihan yang diberikan mengetahui sejauh guru. mana pemahaman siswa. Konfirmasi • Guru meminta salah • Siswa mengerjakan soal satu siswa untuk latihan di depan kelas. mengerjakan soal latihan di depan kelas. • Siswa mendengarkan • Guru membahas soal pembahasan guru latihan yang telah mengenai soal latihan dikerjakan. yang telah dikerjakan.
60 menit
c. Penutup KEGIATAN TAHAPAN
WAKTU GURU
Penutup
SISWA
• Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
89
15 menit
H. Sumber Belajar 1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”, Efrizon Umar. 2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman Setiawan
I.
Media dan Alat Pembelajaran Alat
J.
: Papan tulis dan Spidol
Penilaian : 1. Teknik Penilaian: • Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : • Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi NO 1.
2.
Soal
Kunci Jawaban
Jelaskan pengertian tegangan permukaan dan gejala kapilaritas! Beserta rumusnya.
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Rumus tegangan permukaan: 𝐹 𝛾= 𝑑 Gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. 2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃 ℎ = 𝜌𝑔𝑟 Diketahui : 𝑟 = 2 𝑚𝑚 = 2 × 10−3 𝑚 𝜌𝑎𝑖𝑟 = 1000 𝑘𝑔. 𝑚−3 𝛾 = 0,1 𝑁. 𝑚 −1 𝜃 = 60° 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 Ditanya: h =?
Sebatang pipa kapiler dengan jari-jari penampang 2 mm dicelupkan tegak lurus ke dalam air ((𝜌𝑎𝑖𝑟 = Jika 1000 𝑘𝑔/𝑚3 ). tegangan permukaan air (2,1 𝑁/𝑚, sudut kontaknya 60° dan percepatan gravitasi
90
Skoring
Total Skor
20
5 40
5
10 𝑚/𝑠 2 , maka kenaikan air dalam pipa kapiler adalah …
3.
Batang jarum yang panjangnya 5 cm diletakkan perlahan-lahan diatas permukaan air. Apabila tegangan permukaan air 7× 10−2 𝑁/𝑚, maka besarnya gaya pada permukaan tersebut adalah …
Jawab :
2𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃 𝜌𝑔𝑟 2 × 0,1 cos 60° = 1000 × 10 × (2 × 10−3 ) 0,1 = 20 = 0,005 𝑚 ℎ =
Diketahui : 𝑙 = 5 𝑐𝑚 = 0,05 𝑚 𝛾 = 7 × 10−2 𝑁. 𝑚−1
30
5
Ditanya : F=?
5 40
Jawab :
𝐹 𝑙 𝐹 = 𝛾 .𝑙 = 7 × 10−2 𝑁. 𝑚−1 . 0,05 𝑚 = 35 × 10−4 𝑁 𝛾=
30
Total skor
100
Tangerang Selatan, ……. 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Peneliti
.....................................
Lia Amelia
NIP.
NIM. 1110016300008
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/Dua
Materi Pokok
: Fluida Statis
Alokasi Waktu
: 2 x 45Menit
Pertemuan ke
:2
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 2. Melakukan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 4. Menyajikan hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 5. Menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal pada bejana berhubungan.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 2. Siswa dapat memahami peristiwa tekanan hidrostatis dan hukum Pascal.
92
3. Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 4. Siswa dapat memformulasikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. 5. Siswa dapat menerapkan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal dalam masalah fisika sehari-hari.
E. Materi Pokok Fluida Statis
:
- Tekanan hidrostatis - Hukum Pascal
F. Metode Pembelajaran Metode
: Ceramah, Demonstrasi, dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan KEGIATAN TAHAPAN Pendahuluan
WAKTU GURU
SISWA
• Guru membuka pelajaran dengan berdo’a. • Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran. • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. • Guru menyampaikan pentingnya fokus untuk mengikuti pembelajaran dan menginformasikan diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis untuk mengukur pemahaman siswa.
• Siswa berdo’a sebelum belajar. • Siswa menyiapkan buku pelajaran.
93
• Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pentingnya fokus.
15 menit
b. Kegiatan Inti KEGIATAN TAHAPAN
GURU
SISWA
WAKTU
Eksplorasi Inti
• Guru meminta beberapa siswa menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum pascal. • Guru memberikan penjelasan mengenai tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
•
Siswa menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum pascal.
•
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tekanan hidrostatis dan hukum pascal. Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru.
• Guru • mendemonstrasikan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum pascal. Elaborasi • Guru memberikan soal • Siswa mengerjakan soal latihan untuk latihan yang diberikan mengetahui sejauh guru. mana pemahaman siswa. Konfirmasi • Guru meminta salah • Siswa mengerjakan soal satu siswa untuk latihan di depan kelas. mengerjakan soal latihan di depan kelas. • Guru membahas soal • Siswa mendengarkan latihan yang telah pembahasan guru dikerjakan. mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
60 menit
c. Penutup KEGIATAN TAHAPAN
WAKTU GURU
Penutup
SISWA
• Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
94
15 menit
H. Sumber Belajar 1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”, Efrizon Umar. 2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman Setiawan
I.
J.
Media dan Alat Pembelajaran Media
: Powerpoint
Alat
: Papan tulis dan Spidol
Penilaian : 1. Teknik Penilaian: • Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : • Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi NO 1.
Soal Sebuah kolam yang dalamnya 3 meter terisi penuh air yang massa jenisnya 1000 𝑘𝑔/𝑚3 . Bila 𝑔 = 10 𝑚/𝑠 2 , hitung tekanan hidrostatis pada suatu titik yang berada 50 cm diatas dasar kolam!
Kunci Jawaban Diketahui : ℎ1 = 3 𝑚 𝜌 = 1000 𝑘𝑔. 𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 ℎ2 = 50 𝑐𝑚 = 0,5 𝑚 ℎ = ℎ1 − ℎ2 = 3 − 0,5 = 2,5 Ditanya: 𝑃ℎ = ?
Skoring
5
5
Jawab : 𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ = 1000 . 10 . 2,5 = 25.000 𝑁. 𝑚−2
95
Total Skor
30
40
2.
3.
Sebutkan bunyi hukum Pascal dan berikan contoh penerapan hukum Pascal!
Dongkrak hidrolik memiliki penampang masing-masing berdiameter 20 mm dan 50 mm. Berapa gaya minimum kecil untuk mengangkat mobil yang beratnya 5000 N?
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama besar” Contoh: - Jembatan angkat - Elevator - Dental chair Diketahui : 𝑑1 = 20 𝑚𝑚 𝑑1 = 50 𝑚𝑚 𝐹2 = 5000 𝑁
20
20
5
Ditanya : 𝐹1 = ?
5
Jawab :
𝐹1 𝐹2 = 𝐴1 𝐴2 𝐹2 𝐹1 = 2 𝑑12 𝑑2 𝐹1 5000 = 2 20 502 𝐹1 5000 = 400 2500 5000𝐹1 = 2000.000 2000.000 𝐹1 = 5000 𝐹1 = 400 𝑁
40
30
Total skor
100
Tangerang Selatan, ……. 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Peneliti
.....................................
Lia Amelia
NIP.
NIM. 1110016300008
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS KONTROL)
Sekolah
: SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: XI/Dua
Materi Pokok
: Fluida Statis
Alokasi Waktu
: 2 x 45Menit
Pertemuan ke
:3
A. Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
B. Kompetensi Dasar 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
C. Indikator 1. Mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum Archimedes. 2. Melakukan percobaan viskositas dan Hukum Archimedes. 3. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan viskositas dan Hukum Archimedes. 4. Menyajikan hasil percobaan viskositas dan Hukum Archimedes.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mendefinisikan dan merumuskan viskositas dan Hukum Archimedes. 2. Siswa dapat mendeskripsikan viskositas dan Hukum Archimedes. 3. Siswa dapat memahami peristiwa viskositas dan Hukum Archimedes. 97
4. Siswa dapat menerapkan Hukum Archimedes dalam masalah fisika seharihari. 5. Siswa dapat memformulasikan viskositas dan Hukum Archimedes.
E. Materi Pokok Fluida Statis
:
- Hukum Archimedes - Viskositas F. Metode Pembelajaran Metode
: Ceramah, Tanya jawab dan Pemberian Tugas
G. Skenario Pembelajaran a. Kegiatan Pendahuluan KEGIATAN TAHAPAN Pendahuluan
WAKTU GURU
SISWA
• Guru membuka pelajaran dengan berdo’a. • Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran. • Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. • Guru menyampaikan pentingnya fokus untuk mengikuti pembelajaran dan menginformasikan diakhir pembelajaran akan dilakukan kuis untuk mengukur pemahaman siswa.
• Siswa berdo’a sebelum belajar. • Siswa menyiapkan buku pelajaran.
98
• Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pentingnya fokus.
15 menit
b. Kegiatan Inti KEGIATAN TAHAPAN
GURU
SISWA
WAKTU
Eksplorasi Inti
• Guru meminta beberapa siswa menyebutkan contoh penerapan hukum Archimedes dan viskositas. • Guru memberikan penjelasan mengenai hukum Archimedes dan viskositas.
•
Siswa menyebutkan contoh penerapan hukum Archimedes dan viskositas.
•
Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai hukum Archimedes dan viskositas. Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru.
• Guru • mendemonstrasikan percobaan hukum Archimedes dan viskositas. Elaborasi • Guru memberikan soal • Siswa mengerjakan soal latihan untuk latihan yang diberikan mengetahui sejauh guru. mana pemahaman siswa. Konfirmasi • Guru meminta salah • Siswa mengerjakan soal satu siswa untuk latihan di depan kelas. mengerjakan soal latihan di depan kelas. • Guru membahas soal • Siswa mendengarkan latihan yang telah pembahasan guru dikerjakan. mengenai soal latihan yang telah dikerjakan.
60 menit
c. Penutup KEGIATAN TAHAPAN
WAKTU GURU
Penutup
SISWA
• Guru mengingatkan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
15 menit
H. Sumber Belajar 1. Buku “Fisika dan Kecakapan Hidup, Pelajaran Fisika untuk SMA/MA”, Efrizon Umar. 99
2. Buku “Fisika untuk SMA dan MA Kelas XI”, I Made Astra, Hilman Setiawan
I.
Media dan Alat Pembelajaran Alat
J.
: Papan tulis dan Spidol
Penilaian 1. Teknik Penilaian: • Tugas LKS • Tes tertulis 2. Bentuk Instrumen: • Tes Pilihan Ganda
Soal Evaluasi NO 1.
Soal Berapa volume batu yang dimasukkan ke dalam air laut jika berat air laut yang dipindahkan batu adalah 2 Newton? Massa jenis air laut = 1025 𝑘𝑔/𝑚3 .
Kunci Jawaban Diketahui : 𝑊 =2𝑁 𝜌 = 1025 𝑘𝑔. 𝑚−3 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 Ditanya: 𝑉𝑏𝑎𝑡𝑢 = ?
Skoring
5
5
Jawab : Berat air :
2.
Apakah yang dimaksud dengan viskositas dan berikan contoh penerapan viskositas dalam kehidupan sehari-hari!
𝑊 = 𝑚 .𝑔 Gaya apung : 𝐹𝐴 = 𝜌 . 𝑔 . 𝑉 Berat air yang tumpah = gaya apung (𝐹𝐴 ) 𝑊 = 𝐹𝐴 2 = (1025)(10)(𝑉) 2 = 10.250 (𝑉) 𝑉 = 1,951 × 10−4 𝑚3 𝑉 = 195,1 𝑐𝑚3 Viskositas adalah ukuran kekentalan zat cair atau gesekan dalam zat cair Contoh: - Minyak Goreng - Sirup - Susu kental manis
100
Total Skor
40
30
20
20
3.
Fluida kental mengalir diantara dua keping sejajar atas dan bawah yang berjarak 0,5 m satu sama lain. Luas eeping yang bersentuhan dengan fluida adalah 0,25 m2. Keping atas bergerak dengan kecepatan 0,4 m/s sedangkan eeping bawah diam. Jika nilai gaya fluida yang bekerja adalah 6 N, berapakah besar koefisien viskositas fluida tersebut?
Diketahui : 𝑟 = 0,5 𝑚 𝐴 = 0,25 𝑚2 𝑣 = 0,4 𝑚. 𝑠 −1 𝐹𝑠 = 6 𝑁
5
Ditanya : 𝜂=?
5 40
Jawab : 𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣 𝐹𝑓 𝜂= 6πrv
6 6(3,14). (0,5). (0,4) 6 𝜂= 3,768 𝜂 = 1,6 𝑘𝑔. 𝑚. 𝑠 −1
𝜂=
30
Total skor
100
Tangerang Selatan, ……. 2015 Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Fisika
Peneliti
.....................................
Lia Amelia
NIP.
NIM. 1110016300008
101
Kelompok
:
Kelas/Semester
: XI/II
Anggota Kelompok
:
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi Waktu
: 40 Menit
1.
_______________
2. _______________
3. _______________ 4. _______________
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Belajar
Tujuan
• Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
• Mendefinisikan fluida statis, tegangan permukaan, gaya adhesi, gaya kohesi, dan meniskus cekung dan cembung, serta pipa kapiler. • Melakukan percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. • Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. • Menyajikan hasil percobaan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. • Siswa dapat • Siswa dapat • Siswa dapat • Siswa dapat • Siswa dapat
mendefinisikan fluida statis. mendeskripsikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. memahami peristiwa tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. menyebutkan contoh penerapan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas. memformulasikan tegangan permukaan dan gejala kapilaritas.
102
KASUS Amati gambar berikut!
SEARCH 1.
Jelaskan gejala apakah yang kamu temukan pada gambar diatas? ..................................................................................................................... ....................................................................................................................
2. Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi? ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... 3. Sebutkan 3 contoh peristiwa tegangan permukaan dan kapilaritas! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
103
SOLVE Tegangan Permukaan Alat dan Bahan 1. Air
4. Kertas atau tissu
2. Gelas plastik
5. Uang Logam
3. Deterjen Cara Kerja 1.
Isi sebuah gelas dengan air hampir penuh.
2. Letakkan uang logam diatas kertas atau tisu kemudian perlahan-lahan masukkan uang logam yang dilapisi kertas ke dalam gelas dan amati apa yang terjadi. 3. Perlahan-lahan tenggelamkan kertas ke dalam air dan jangan sampai logam ikut tenggelam, dapatkah logam terapung diatas air? Mengapa demikian? 4. Dalam keadaan uang logam mengapung, tambahkan sedikit deterjen. 5. Tuliskan hasil pengamatan.
Hasil Pengamatan
......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................
104
Gejala Kapilaritas
Alat dan Bahan 1.
Air berwarna
2. Gelas plastik 3. Sedotan Cara Kerja 1.
Isi sebuah gelas dengan air berwarna.
2. Masukkan sedotan ke dalam gelas yang berisi air berwarna. 3. Amati yang terjadi dan tulislah di hasil pengataman.
Hasil Pengamatan
......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................
105
CREATE Pertanyaan Tegangan Permukaan Mengapa ketika ditambahkan sedikit detergen ke dalam air, jarum dan silet segera tenggelam? Jelaskan! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Apa yang kalian ketahui mengenai tegangan permukaan? ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Tuliskan rumus tegangan permukaan! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Pertanyaan Gejala Kapilaritas Diantara sedotan dan gelas, manakah yang kenaikannya lebih tinggi? Mengapa demikian? ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Apa yang kalian ketahui mengenai gejala kapilaritas? ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Tuliskan rumus gejala kapilaritas! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Apa kesimpulanmu berdasarkan percobaan tersebut! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
SHARE SHARE KE TEMAN-TEMANMU YAAA
106
Kelompok
:
Kelas/Semester
: XI/II
Anggota Kelompok
:
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi Waktu
: 40 Menit
1. _______________ 2. _______________ 3. _______________ 4. _______________
• Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta Kompetensi penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Dasar
Indikator Pencapaian Belajar
Tujuan
• Mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Melakukan percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Menyajikan hasil percobaan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan dan hukum Pascal pada bejana berhubungan. • Siswa dapat mendefinisikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Siswa dapat memahami peristiwa tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Siswa dapat menyebutkan contoh penerapan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Siswa dapat memformulasikan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal. • Siswa dapat menceritakan dalam bentuk tulisan tekanan hidrostatis dan hukum Pascal pada bejana berhubungan
107
KASUS •
Tekanan Hidrostatis
Mungkin kalian pernah melihat orang yang dirawat di rumah sakit dipasangi infus pada pergelangan tangannya. Sebelum dipasangi infus, tubuh pasien harus diukur terlebih dahulu tekanan darahnya. Setelah diukur baru kemudian dipasangi infus. Posisi infus diatur sedemikian rupa agar tekanan aliran dari cairan infus lebih besar dari tekanan darah. Kalau tekanan cairan infus lebih kecil dari tekanan darah keadaannya akan terbalik yakni darah akan masuk ke dalam kantong infus.
•
Hukum Pascal
Ketika kalian atau ayah kalian pergi ke tempat cuci mobil (steam) kalian akan menemukan alat pengangkat mobil. Mobil dengan berat lebih dari 1 ton diangkat menggunakan alat tersebut. Padahal pipa yang mendorong mobil tersebut naik ke atas adalah pipa yang diameternya lebih kecil.
108
SEARCH Pertanyaan Tekanan Hidrostatis 1. Apa saja yang diketahui pada kasus tersebut? ..................................................................................................................... .................................................................................................................... 2. Bagaimana posisi infus yang benar? Berikan alasanmu! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... 3. Sebutkan 3 contoh peristiwa tekanan hidrostatis! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Pertanyaan Hukum Pascal! 1. Apa saja yang diketahui pada kasus tersebut? ..................................................................................................................... .................................................................................................................... 2. Mengapa mobil tersebut dapat terangkat keatas? Jelaskan! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... 3. Sebutkan 3 contoh peristiwa hukum Pascal! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
SOLVE Tekanan Hidrostatis Alat dan Bahan
1. Botol air mineral (500 mL)
3. Plester
2. Paku
4. Air
Cara Kerja 1. Siapkan botol air mineral yang berukuran 500 mL 2. Beri tanda empat posisi pada ketinggian yang sama dengan menggunakan pensil 3. Lubangi tanda pensil dengan menggunakan paku, usahakan diameter lubang kirakira sama 4. Tutup tiap lubang dengan menggunakan plester 5. Isi botol dengan air 6. Amati apa yang terjadi
109
7. Ulangi langkah 4, 5, dan 6 untuk meyakinkan hasil pengamatan
Hasil Pengamatan ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................
Hukum Pascal
Alat dan Bahan
1. Kantong plastik 2. Karet 3. Jarum Cara Kerja 1.
Isi kantong plastik dengan air hingga hampir penuh
2. Ikat ujung kantong plastik menggunakan karet 3. Tusuk kantong plastik tersebut beberapa kali dengan menggunakan jarum, seperti pada gambar berikut;
4. Peraslah ujung atas kantong plastik, hingga air memancar 5. Amati apa yang terjadi
Hasil Pengamatan ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... 110 .........................................................................................................................................................
CREATE Pertanyaan Tekanan Hidrostatis Apa yang kalian ketahui mengenai tekanan hidrostatis? ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Tuliskan rumus tekanan hidrostatis! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Pertanyaan Hukum Pascal Apa yang kalian ketahui mengenai hukum Pascal? ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Tuliskan rumus hukum Pascal! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Apa kesimpulanmu berdasarkan percobaan tersebut! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
SHARE SHARE KE TEMAN-TEMANMU YAAA
111
Kelompok
:
Kelas/Semester
: XI/II
Anggota Kelompok
:
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi Waktu
: 40 Menit
1. _______________ 2. _______________ 3. _______________ 4. _______________
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Belajar
• Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamis serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
• Mendefinisikan dan merumuskan Hukum Archimedes dan viskositas. • Melakukan percobaan Hukum Archimedes dan viskositas. • Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan Hukum Archimedes dan viskositas. • Menyajikan hasil percobaan Hukum Archimedes dan viskositas.
•Siswa dapat mendefinisikan dan merumuskan Hukum Archimedes dan viskositas.
Tujuan
• Siswa dapat • Siswa dapat • Siswa dapat • Siswa dapat
mendeskripsikan Hukum Archimedes dan viskositas. memahami peristiwa Hukum Archimedes dan viskositas. menerapkan Hukum Archimedes dalam masalah fisika sehari-hari. memformulasikan Hukum Archimedes dan viskositas
112
KASUS •
Hukum Archimedes
• Viskositas
SEARCH
1. Jelaskan gejala apakah yang kamu temukan pada gambar diatas? ..................................................................................................................... .................................................................................................................... 2. Mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi? ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... 3. Sebutkan 3 contoh peristiwa hukum Archimedes dan viskositas! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
113
SOLVE Hukum Archimedes
Alat dan Bahan
1.
Air
2. Batu (2 buah) 3. Gelas plastik (2 buah) Cara Kerja 1.
Siapkan dua buah gelas plastik, dan masukkan air kedalam salah satu gelas plastik tersebut.
2. Masukkan batu ke dalam masing-masing gelas. 3. Timbanglah masing-masing berat batu didalam gelas tersebut.
Hasil Pengamatan
......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................
114
Alat dan Bahan Viskositas
1. Air
5. Kelereng
2. Minyak goreng
6. Sendok
3. Gelas plastik (2 buah)
7. Stopwatch
4. Mistar 5. Kelereng Cara Kerja 1. Siapkan gelas plastik 1 dan 2 kemudian isi gelas plastik 1 dengan air dan gelas plastik 2 dengan minyak. 2. Masukkan kelereng ke dalam gelas plastik yang berisi air dan minyak secara bersamaan, 3. Amati gerak bola hingga bergerak lurus beraturan. 4. Amati dan catat waktu yang ditempuh oleh bola bergerak lurus beraturan.
Hasil Pengamatan
......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... ......................................................................................................................................................... .........................................................................................................................................................
115
CREATE
Pertanyaan Viskositas Apa yang kalian ketahui mengenai viskositas? ................................................................................................... ................................................................................................... Tuliskan rumus viskositas! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... Pertanyaan Hukum Archimedes Apa yang kalian ketahui mengenai Hukum Archimedes? ..................................................................................................................... .................................................................................................................... Tuliskan rumus Hukum Archimedes! ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
Apa kesimpulanmu berdasarkan percobaan tersebut! ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... .....................................................................................................................
SHARE SHARE KE TEMAN-TEMANMU YAAA
116
Lampiran B.1a
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Satuan Pendidikan Mata pelajaran Kelas Jumlah Soal Bentuk Soal Kompetensi Dasar
: SMAN 11 Tangerang Selatan : Fisika : XI/Genap : 40 soal : Pilihan Ganda :
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari NO
Mengidentifikasi 1.
Aspek Kognitif
Indikator
konsep
C1
C2
Jumlah
C3
1
2*, 3
4*
5, 6
7, 8
9*,
11, 13,
12
15*
16, 17*
18*
C4
% soal
soal 3
7.5%
5
12.5%
7
17.5%
19*, 20*
5
12.5%
24*, 25,
6
15%
7
17,5%
7
17.5%
40
100%
meniskus
cekung-cembung Mengidentifikasi 2.
konsep
tegangan
permukaan 3.
4.
5.
Menerapkan
konsep 10*
kapilaritas Menerapkan
konsep
tekanan hidrostatis Mengaplikasikan
21
7.
22*
23*
konsep hukum Pascal
26
Menganalisis konsep 28* 6.
14,
27*, 29
30*, 31,
Hukum Archimedes Menerapkan
32, 33*
konsep 34*
35, 36
Viskositas Jumlah
Keterangan
37, 38*, 40 39*
6
14
: * Nomor yang digunakan
117
10
10
Lampiran B.1b INSTRUMEN PENELITIAN
Satuan Pendidikan
: SMAN 11 TANGERANG SELATAN
Alokasi Waktu
: 60 Menit
Mata Pelajaran
: FISIKA
Jumlah Soal
: 40 Butir
Kurikulum
: KTSP 2006
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda (PG)
Standar Kompetensi
: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
: 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statick dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
No
Materi
Indikator
Mengidentifikasi Mengklasifikasikan konsep meniskus meniskus cekung dari cekung-cembung data yang disajikan.
1.
Soal
Jawaban
Aspek Kognitif
1. Parameter terkait fluida statis. 1) Gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi 2) Sudut kontak lebih kecil dari 90o 3) Sudut kontak lebih besar dari 90o Dari pernyataan diatas, manakah yang termasuk ciriciri meniskus cekung … a. 1 saja d. 1 dan 3 b. 2 saja e. 2 dan 3 c. 1 dan 2 2. Raksa dalam bejana membentuk meniskus cembung seperti gambar berikut.
C
C2
C
C1
Indikator Soal
Gejala Meniskus Mengidentifikasi Menunjukkan sudut konsep meniskus kontak pada cekung-cembung fenomena gejala meniskus
118
Mengidentifikasi Mengidentifikasi konsep meniskus meniskus cembung cekung-cembung aspek kohesi dan adhesi
Sudut kontak pada bejana tersebut digambarkan pada … a. d. dan b. e. dan c. 3. Perhatikan gambar bejana yang berisi fluida di bawah ini!
A
C2
B
C1
Gambar manakah yang menunjukan gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi … a. I d. I dan II b. II e. I dan III c. III Mengidentifikasi Mendefinisikan konsep tegangan tegangan permukaan permukaan
2.
Tegangan Permukaan
4. Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis merupakan definisi … a. Viskositas b. Tegangan permukaan zat cair c. Kapilaritas d. Sudut kontak e. Adhesi 119
Mengidentifikasi Menjelaskan konsep konsep tegangan tegangan permukaan permukaan melalui fenomena tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari
5. Setetes air di atas daun talas seperti pada gambar berikut.
C
C2
B
C2
E
C3
Mengapa air di daun talas dapat berbentuk bulat? a. Memperluas permukannya b. Bersifat kompressibel c. Memperkecil luas permukaannya d. Bersifat stasioner e. Memperkecil sudut kontaknya Mengidentifikasi Menerangkan konsep tegangan peristiwa tegangan permukaan permukaan
Mengidentifikasi Menerapkan konsep tegangan formulasi nilai permukaan tegangan permukaan dari variabel yang sudah diketahui
6.
Perahu kertas yang diletakkan di atas sebuah mangkuk berisi air bergerak ke depan setelah diberi sabun pada ekor perahu, hal ini terjadi karena … a. Perahu kertas lebih mudah berjalan di atas air b. Sabun menurunkan tegangan permukaan c. Sabun menaikkan tegangan permukaan air d. Adanya peristiwa kapilaritas e. Sabun memiliki massa jenis yang sangat besar 7. Sebatang korek api dicelupkan ke dalam bejana yang berisi air sabun seperti gambar berikut.
120
Nilai tegangan permukaan air sabun pada sistem tersebut adalah …. a. d. b. e. c. Mengidentifikasi Menghitung tegangan 8. Sebatang kawat dibengkokkan sedemikian rupa seperti gambar berikut. konsep tegangan sabun pada sebuah permukaan kawat
Berapa tersebut a. b. c.
121
tegangan
permukaan …. d. e.
sabun
A
C3
3.
Menerapkan konsep kapilaritas
Menentukan faktor- 9. Faktor-faktor yang menunjukkan gejala kapilaritas. 1. Sudut kontak faktor turun naiknya 2. Massa jenis zat zat dalam bejana 3. Gaya gesek 4. Gravitasi 5. Volume zat cair Jika permukaan dalam bejana menunjukkan penurunan zat cair, berarti … a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 2, 4, dan 5 c. 3, 4, dan 5
A
C2
Menerapkan konsep kapilaritas
Mendefinisikan gejala kapilaritas
10. Yang dimaksud dengan kapilaritas adalah … a. Peristirwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler b. Ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan atau hambatan di dalam fluida c. Kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang sehingga permukaannya seperti di tutupi oleh suatu lapisan elastis d. Besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam fluida e. Tekanan gas berbanding terbalik dengan volume ruang tertutup
A
C1
Menerapkan konsep kapilaritas
Menentukan sudut 11. Pada suatu tabung zat cair mempunyai meniskus cekung yang besar sudut kontaknya adalah … kontak meniskus a. d. cekung b. e. c.
C
C2
Gejala Kapilaritas
122
Menerapkan konsep kapilaritas
Mencontohkan gejala kapilaritas yang terjadi dalam kehidupan seharihari
12. Pernyataan di bawah ini contoh gejala kapilaritas adalah … a. Naiknya air dari tanah sampai ke daun b. Air raksa pada termometer c. Permukaan air di dalam gelas tampak cekung d. Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler e. Tidak bercampurnya antara air dengan minyak
A
C2
Menerapkan konsep kapilaritas
Mengaplikasikan konsep kapilaritas ke dalam persamaan.
13. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar seperti gambar berikut.
B
C3
C
C3
Menerapkan konsep Menghitung kapilaritas penurunan dalam pipa
Tentukanlah kenaikan larutan tersebut di dalam tabung …. a. d. b. e. c. 14. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar seperti gambar berikut. raksa
123
Maka penurunan raksa dalam pipa adalah … a. d. b. e. c. o Menerapkan konsep Menghitung nilai 15. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar 60 seperti gambar berikut. kapilaritas tegangan permukaan berdasarkan gambar yang disajikan
Besarnya tegangan permukaan air adalah …. a. d. b. e. c.
124
A
C3
Menerapkan Menunjukkan konsep tekanan pengertian tekanan hidrostatis hidrostatis
4.
Tekanan Hidrostatis
16. Pernyataan yang benar tentang tekanan hidrostatis adalah … a. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh berat atau gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat cair b. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh berat atau gaya gravitasi yang bekerja pada tiap bagian zat padat c. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh tinggi zat cair d. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh kedalaman zat cair e. Tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh volume zat cair 17. Besaran fisis tekanan hidrostatis. Menerapkan Mengklasifikasikan 1) Volume konsep tekanan fenomena tekanan 2) Massa jenis fluida hidrostatis hidrostatis 3) Percepatan gravitasi 4) Kedalaman zat cair 5) Tegangan permukaan Besaran fisis yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah … a. 1,2 dan 3 d. 2,4 dan 5 b. 1,2 dan 4 e. 3,4 dan 5 c. 2,3 dan 4
125
A
C1
C
C2
Menerapkan Menunjukkan grafik 18. Grafik hubungan antara kedalaman titik dibawah permukaan suatu zat cair (h) dengan tekanan pada konsep tekanan hubungan antara titik tersebut yang benar adalah … hidrostatis kedalaman dan tekanan
A
C2
19. Sebuah botol setinggi 25 cm berisi air (massa jenis Menerapkan Mengaplikasikan air 1000 kg.m-3). Tekanan hidrostatis yang bekerja konsep tekanan persamaan tekanan pada dasar botol tersebut adalah… hidrostatis hidrostatis a. 3000 Pa d. 5000 Pa berdasarkan data b. 2500 Pa e. 1500 Pa yang disajikan c. 1000 Pa Menerapkan Menghitung nilai 20. Perhatikan gambar tabung yang berisi minyak dan air di bawah ini! konsep tekanan tekanan hidrostatis hidrostatis berdasarkan gambar yang disajikan
B
C3
E
C4
126
Berapakah
Menerapkan Menghitung konsep tekanan perbedaan ketinggian hidrostatis permukaan pada tabung
5. Hukum Pascal
Mengaplikasikan Menunjukkan konsep hukum hukum Pascal Pascal
perbandingan
h1
dan
h2
…
a. d. b. e. c. 21. Sebuah tabung berbentuk U mula-mula diisi dengan air yang massa jenisnya . Kemudian pada kaki kanan tabung dituangkan minyak dengan ketinggian 10 cm, massa jenis minyak . Tentukan perbedaan ketinggian permukaan air dan minyak pada kedua kaki tabung .... a. d. b. e. c.
bunyi 22. Pernyataan yang benar tentang bunyi hukum Pascal adalah … a. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang terbuka diteruskan ke segala arah sama besar b. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam 127
D
C4
C
C1
ruang tertutup diteruskan ke segala arah tidak sama besar c. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah sama besar d. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang terbuka diteruskan ke segala arah tidak sama besar e. Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang terbuka diteruskan ke sebagian arah sama besar Mengaplikasikan Menerapkan hukum 23. Peralatan dalam kehidupan sehari-hari. 1) Jembatan angkat konsep hukum Pascal dalam 2) Elevator Pascal kehidupan sehari-hari 3) Tabung pipa kapiler 4) Dental Chair 5) Jok mobil Peralatan yang menggunakan penerapan hukum Pascal adalah … a. 1, 2, dan 3 d. 3, 4, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 1, 3, dan 5 c. 1, 2, dan 4 Mengaplikasikan Menghitung gaya 24. Sebuah pengungkit listrik diletakkan pada penghisap besar yang memiliki luas penampang seperti pada konsep hukum minimal pada gambar berikut. Pascal perbandingan penghisap kecil dan besar
128
C
C2
D
C3
Mengaplikasikan Memformulasikan konsep hukum persamaan hukum Pascal pascal berdasarkan data yang disajikan pada gambar
Mengaplikasikan Menentukan salah konsep hukum satu variabel dalam Pascal hukum pascal jika variabel lain diketahui
Besar gaya minimal yang diberikan adalah … a. d. b. e. c. 25. Perhatikan gambar pipa hidrolik di bawah !
Jika maka , maka gaya yang harus diberikan adalah …. a. d. b. e. c. 26. Pompa hidrolik memiliki perbandingan diameter penghisap 1 dan penghisap 2 yaitu 1:40. Pada pada penghisap besar dimuat mobil 32000 N seperti pada gambar berikut.
129
C
C4
C
C4
6.
Hukum Archimedes
Agar seimbang, pada penghisap kecil diberi gaya sebesar …. a. 10 N d. 25 N b. 15 N e. 30 N c. 20 N 27. Beberapa contoh terkait hukum-hukum fluida statis. Menganalisis Mengidentifikasi 1) Kapal selam konsep Hukum contoh penerapan 2) Hydrometer hukum archimedes Archimedes 3) Jembatan poton 4) Jembatan layang 5) Balon udara Manakah yang tidak memenuhi hukum Archimedes … a. 1 dan 2 d. 3 saja b. 2 dan 3 e. 4 saja c. 4 dan 5 28. Sebuah beban dengan massa yang sama ditimbang Menganalisis Mengidentifikasi dengan keadaan yang berbeda. Beban pertama konsep Hukum peristiwa Hukum ditimbang diudara, dan beban kedua ditimbang di Archimedes Archimedes dalam air seperti pada gambar berikut.
130
E
C2
C
C1
Apa yang menyebabkan berat beban berkurang … a. Tekanan atmosfer d. Viskositas b. Hukum Pascal e. Tegangan permukaan c. Hukum Archimedes Menganalisis Menentukan benda 29. Jika massa jenis zat cair dan massa jenis benda , maka benda akan tenggelam di dalam zat cair, konsep Hukum tenggelam apabila … Archimedes a. d. b. e. c. , lebar Menganalisis Menghitung bagian 30. Sebuah papan kayu memiliki panjang konsep Hukum kayu yang muncul dan tebal ditempatkan melintang di atas air. dipermukaan air Archimedes Jika massa jenis kayu dan massa jenis air adalah . Berapakah bagian kayu yang muncul dipermukaan air? a. d. b. e. c. 31. Sebuah benda berbentuk balok berada pada bejana Menganalisis Menganalisis yang berisikan air dan minyak. 50% dari volum konsep Hukum perbedaan syarat balok berada di dalam air, 30% berada dalam mengapung dan Archimedes minyak. Tentukan massa jenis balok tersebut! melayang Diketahui massa jenis air adalah 1 g/cm3 dan massa 131
A
C2
D
C4
B
C4
jenis minyak 0,8 g/cm3. a. d. b. e. c.
Menganalisis Menganalisis benda konsep Hukum yang tenggelam, melayang, dan Archimedes terapung berdasarkan hukum Archimedes
32. Sebuah benda bermassa
dan massa jenisnya
A
C4
D
C4
dicelupkan seluruhnya ke dalam air yang massa jenisnya
. Jika percepatan gravitasi
, maka gaya ke atas yang di alami benda adalah …. a.
d.
b.
e.
c. Menganalisis Menganalisis benda konsep Hukum yang tenggelam, melayang, dan Archimedes terapung berdasarkan hukum Archimedes
33. Sebuah benda dengan massa jenis diletakkan pada jenisnya
alumunium yang massa . Jika seluruhnya melayang
dalam air, maka volume benda tersebut adalah …. a. d. b.
132
e.
c. Menerapkan konsep Viskositas
7.
Viskositas
Menerapkan konsep Viskositas
Menerapkan konsep Viskositas
Mengidentifikasi viskositas
34. Kakak menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi …. a. Hukum Archimedes d. Asas Bernoulli b. Viskositas e. Hukum Pascal c. Kapilaritas Menjelaskan contoh- 35. Contoh-contoh dibawah ini, manakah yang tidak termasuk viskositas … contoh viskositas a. Pelumas mesin atau oli b. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena c. Proses penggorengan ikan d. Mengalirnya air dalam pompa PDAM ke rumah e. Memasak air hingga mendidih Menunjukkan grafik 36. Grafik manakah yang menunjukkan hubungan berbanding terbalik antara suhu (T) dengan koefisien viskositas viskositasnya …
133
B
C1
D
C2
B
C2
Menerapkan konsep Viskositas
Menerapkan konsep Viskositas
Mengurutkan pada 37. Perhatikan tabel koefisien viskositas beberapa fluida tabel mengenai koefisien viskositas beberapa fluida
Menghitung besar gesekan pada fluida
Fluida manakah yang kekentalannya berkurang jika suhu turun? a. (1) dan (2) d. (2) dan (4) b. (1) dan (3) e. (1) (2) dan (3) c. (2) dan (3) 38. Sebuah bola kaca dijatuhkan dalam suatu fluida sejenis minyak seperti tampak pada gambar dibawah ini. 134
B
C3
B
C3
Apabila bola kaca yang dijatuhkan mempunyai kecepatan maksimum sebesar , berapa koefisien viskositasnya ….
Menerapkan konsep Viskositas
Menentukan kecepatan terminal suatu benda
Menerapkan konsep Viskositas
Menghitung koefisien viskositas pada fluida cair
a. b. c. 39. Sebuah
d. e.
kelereng memiliki massa jenis yang jari-jarinya dijatuhkan bebas dalam sebuah tabung yang berisi oli yang mempunyai massa jenis dan koefisien viskositas . Tentukan kecepatan terminal kelereng tersebut …. a. d. b. e. c. 40. Sebuah bola yang massa jenisnya dan berjari-jari jatuh ke dalam gliserin yang massa jenisnya dengan kecepatan terminal bola . Jika , koefisien viskositas gliserin tersebut adalah …. a. d. b. e. c. 135
A
C3
B
C4
136
SKOR DATA DIBOBOT =================
136
Jumlah Subyek = 28 Butir soal = 40 Bobot utk jwban benar = 1 Bobot utk jwban salah = 0 Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11.ANA No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 regi d... 29 11 0 29 29 2 2 putri ... 15 25 0 15 15 3 3 fara c... 27 13 0 27 27 4 4 muhamm... 6 34 0 6 6 5 5 bagus ... 25 15 0 25 25 6 6 dinda ... 14 26 0 14 14 7 7 selfia... 13 27 0 13 13 8 8 roro suli 13 27 0 13 13 9 9 suci i... 14 26 0 14 14 10 10 m. riz... 26 14 0 26 26 11 11 sita r... 9 31 0 9 9 12 12 fredik... 15 25 0 15 15 13 13 aisah 16 24 0 16 16 14 14 puji r... 14 26 0 14 14 15 15 joni k... 9 31 0 9 9 16 16 adinda... 13 27 0 13 13 17 17 m. galih 31 9 0 31 31 18 18 stevan... 26 14 0 26 26 19 19 tanthy... 23 17 0 23 23 20 20 siti r... 8 32 0 8 8 21 21 elda a... 11 29 0 11 11 22 22 danesa... 11 29 0 11 11 23 23 tika s... 12 28 0 12 12 24 24 adam r... 12 28 0 12 12 25 25 julian... 26 14 0 26 26 26 26 rahma ... 12 28 0 12 12 27 27 ferdy ... 13 27 0 13 13 28 28 aldhy ... 13 27 0 13 13
RELIABILITAS TES ================ Rata2= 16.29 Simpang Baku= 7.10 KorelasiXY= 0.76 Reliabilitas Tes= 0.86 Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
17 m. galih 1 regi dwi saputra 3 fara cynthia ... 10 m. rizki awali 18 stevanus abraham 25 juliana fitria 5 bagus ali shi... 19 tanthya dwi c... 13 aisah 2 putri hardyya... 12 fredika b.r 6 dinda ayu dwi... 9 suci isma feb... 14 puji rahayu 7 selfia yusnia 8 roro suli 16 adinda salsabila 27 ferdy abdul hadi 28 aldhy oktavianto 23 tika sugito 24 adam ramadhan 26 rahma puji 21 elda aryani 22 danesa agustyana 11 sita ramadhan... 15 joni krisdian... 20 siti rahmadani 4 muhammad fari...
15 16 31 13 16 29 13 14 27 15 11 26 14 12 26 14 12 26 12 13 25 11 12 23 10 6 16 6 9 15 5 10 15 8 6 14 6 8 14 7 7 14 7 6 13 4 9 13 7 6 13 5 8 13 4 9 13 7 5 12 7 5 12 7 5 12 5 6 11 5 6 11 2 7 9 5 4 9 3 5 8 3 3 6
KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 17 m. galih 31 1 1 - 1 - 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 1 1 - 1 1 1 3 3 fara cynthia ... 27 1 1 - 1 - 1 1 4 10 m. rizki awali 26 1 1 - 1 - - 1 5 18 stevanus abraham 26 1 - - 1 - - 1 6 25 juliana fitria 26 1 - - - - 1 7 5 bagus ali shi... 25 1 - - 1 1 1 8 19 tanthya dwi c... 23 1 - - 1 1 - Jml Jwb Benar 8 4 0 7 3 5 4
No.Urut 1
8 9 10 11 12 13 14 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 17 m. galih 31 - 1 1 - 1 - 1
2 3 4 5 6 7 8
1 regi dwi saputra 29 1 1 1 - - 1 3 fara cynthia ... 27 - 1 1 - - - 10 m. rizki awali 26 - 1 1 1 1 - 18 stevanus abraham 26 - 1 1 - 1 1 1 25 juliana fitria 26 1 1 1 1 - 1 1 5 bagus ali shi... 25 1 - 1 - - - 19 tanthya dwi c... 23 1 1 1 - 1 - Jml Jwb Benar 4 7 8 2 4 3 3
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 17 m. galih 31 1 1 1 1 1 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 1 1 1 1 1 1 1 3 3 fara cynthia ... 27 1 1 1 1 1 1 1 4 10 m. rizki awali 26 1 1 1 - 1 1 1 5 18 stevanus abraham 26 1 1 1 1 1 1 1 6 25 juliana fitria 26 1 - 1 - 1 1 1 7 5 bagus ali shi... 25 1 1 1 1 1 1 1 8 19 tanthya dwi c... 23 1 - - 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 8 6 7 6 8 8 8 22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 17 m. galih 31 1 1 - 1 - 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 1 1 1 1 - 1 1 3 3 fara cynthia ... 27 1 1 1 1 - 1 1 4 10 m. rizki awali 26 1 1 - 1 - 1 1 5 18 stevanus abraham 26 1 1 1 1 - 1 1 6 25 juliana fitria 26 1 1 1 1 1 1 7 5 bagus ali shi... 25 1 1 - 1 - 1 1 8 19 tanthya dwi c... 23 - 1 1 1 1 1 1 Jml Jwb Benar 7 8 5 8 2 8 7 29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 17 m. galih 31 1 1 1 1 1 1 1 2 1 regi dwi saputra 29 - 1 - 1 1 1 3 3 fara cynthia ... 27 - 1 1 - 1 1 4 10 m. rizki awali 26 1 1 1 - 1 1 5 18 stevanus abraham 26 1 1 1 - - 1 6 25 juliana fitria 26 1 1 - - - 1 7 5 bagus ali shi... 25 1 1 - - 1 1 8 19 tanthya dwi c... 23 1 1 1 1 - 1 Jml Jwb Benar 6 8 5 3 5 8 1
No.Urut 1 2 3
36 37 38 39 40 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 17 m. galih 31 1 - 1 1 1 regi dwi saputra 29 - - 1 1 1 3 fara cynthia ... 27 - - 1 1 1
4 5 6 7 8
10 m. rizki awali 26 - - 1 1 18 stevanus abraham 26 - - - 1 25 juliana fitria 26 - 1 1 1 1 5 bagus ali shi... 25 - - 1 1 1 19 tanthya dwi c... 23 - - - - Jml Jwb Benar 1 1 6 7 4
Kelompok Asor Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA 1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 24 adam ramadhan 12 - - 1 1 - - 2 26 rahma puji 12 - - 1 - - 1 3 21 elda aryani 11 - - 1 - - 1 4 22 danesa agustyana 11 - - - 1 - - 1 5 11 sita ramadhan... 9 - - - - - 1 6 15 joni krisdian... 9 - 1 - 1 1 - 7 20 siti rahmadani 8 - - - - - 1 1 8 4 muhammad fari... 6 - 1 - - - - Jml Jwb Benar 0 2 3 3 1 4 2 8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 24 adam ramadhan 12 - - 1 1 1 - 2 26 rahma puji 12 - - - 1 1 - 3 21 elda aryani 11 - - 1 - 1 - 4 22 danesa agustyana 11 1 - 1 1 - - 5 11 sita ramadhan... 9 - - - - - - 6 15 joni krisdian... 9 - - - - - - 7 20 siti rahmadani 8 - - - - 1 - 8 4 muhammad fari... 6 - - - - - 1 Jml Jwb Benar 1 0 3 3 4 1 0 15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 24 adam ramadhan 12 - 1 1 - - - 1 2 26 rahma puji 12 - 1 - - 1 - 1 3 21 elda aryani 11 - 1 - - - - 1 4 22 danesa agustyana 11 - 1 - - - - 1 5 11 sita ramadhan... 9 - 1 - 1 - - 6 15 joni krisdian... 9 - - - - - - 7 20 siti rahmadani 8 - 1 - - - - 8 4 muhammad fari... 6 - - - - - - Jml Jwb Benar 0 6 1 1 1 0 4
No.Urut
22 23 24 25 26 27 28 No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28
1 2 3 4 5 6 7 8
24 adam ramadhan 12 - - - - - - 26 rahma puji 12 1 - - - - - 21 elda aryani 11 1 - - - - - 22 danesa agustyana 11 1 - - - - - 11 sita ramadhan... 9 - - 1 - 1 - 15 joni krisdian... 9 - - - - - 1 20 siti rahmadani 8 1 - - - - - 4 muhammad fari... 6 1 - - - 1 - Jml Jwb Benar 5 0 1 0 2 1 0
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 24 adam ramadhan 12 1 - 1 - - 1 2 26 rahma puji 12 1 - 1 - - 1 3 21 elda aryani 11 1 - 1 - - 1 4 22 danesa agustyana 11 1 - 1 - - 1 5 11 sita ramadhan... 9 - - 1 - - - 6 15 joni krisdian... 9 - - - 1 1 - 1 7 20 siti rahmadani 8 1 - 1 - - 1 8 4 muhammad fari... 6 1 - - - - - Jml Jwb Benar 6 0 6 1 1 5 1 36 37 38 39 40 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 1 24 adam ramadhan 12 - 1 - - 2 26 rahma puji 12 - 1 - - 3 21 elda aryani 11 - 1 - - 4 22 danesa agustyana 11 - - - - 5 11 sita ramadhan... 9 1 - - 1 1 6 15 joni krisdian... 9 1 - - 1 7 20 siti rahmadani 8 - - - - 8 4 muhammad fari... 6 - 1 - - Jml Jwb Benar 2 4 0 2 1
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 28 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 8 0 8 100.00 2 2 4 2 2 25.00 3 3 0 3 -3 -37.50 4 4 7 3 4 50.00 5 5 3 1 2 25.00 6 6 5 4 1 12.50
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
4 4 7
2 1 0 8 2 4 3 3 8 6 7 6 8 8 8 7 8 5 8 2 8 7 6 8 5 3 5 8 1 1 1 6 7 4
2 3 7 3 3 4 1 0 0 6 1 1 1 0 4 5 0 1 0 2 1 0 6 0 6 1 1 5 1 2 4 0 2 1
5 -1 0 2 3 8 0 6 5 7 8 4 2 8 4 8 0 7 7 0 8 -1 2 4 3 0 -1 -3 6 5 3
25.00 37.50 87.50 62.50 -12.50 0.00 25.00 37.50 100.00 0.00 75.00 62.50 87.50 100.00 50.00 25.00 100.00 50.00 100.00 0.00 87.50 87.50 0.00 100.00 -12.50 25.00 50.00 37.50 0.00 -12.50 -37.50 75.00 62.50 37.50
INGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 28 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 13 46.43 Sedang 2 2 10 35.71 Sedang 3 3 7 25.00 Sukar 4 4 15 53.57 Sedang 5 5 5 17.86 Sukar 6 6 15 53.57 Sedang 7 7 10 35.71 Sedang 8 8 8 28.57 Sukar
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
8 19 9 11 8 7 12 19 11 8 10 8 16 22 8 7 10 8 10 12 22 9 18 8 8 23 8 10 14 7 13 10
28.57 Sukar 67.86 Sedang 32.14 Sedang 39.29 Sedang 28.57 Sukar 25.00 Sukar 42.86 Sedang 67.86 Sedang 39.29 Sedang 28.57 Sukar 35.71 Sedang 28.57 Sukar 57.14 Sedang 78.57 Mudah 28.57 Sukar 25.00 Sukar 35.71 Sedang 28.57 Sukar 35.71 Sedang 42.86 Sedang 78.57 Mudah 32.14 Sedang 64.29 Sedang 28.57 Sukar 28.57 Sukar 82.14 Mudah 28.57 Sukar 35.71 Sedang 50.00 Sedang 25.00 Sukar 46.43 Sedang 35.71 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 28 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0,311 Signifikan 2 2 0,447 Sangat Signifikan 3 3 -0,180 4 4 0,464 Sangat Signifikan 5 5 0,175 6 6 0,285 7 7 0,281 8 8 0,323 Signifikan 9 9 -0,151 10 10 0,278 -
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
0,157 0,096 0,300 0,145 0,447 Sangat Signifikan 0,103 0,384 Signifikan 0,487 Sangat Signifikan 0,230 0,018 -0,218 0,266 0,248 0,098 -0,045 -0,169 0,145 0,399 Sangat Signifikan -0,132 0,012 -0,002 0,088 0,638 Sangat Signifikan 0,045 NAN NAN -0,194 -0,282 0,330 Signifikan 0,159 0,526 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. KUALITAS PENGECOH ================= Jumlah Subyek= 28 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d e * 1 1 4++ 2+ 13** 6- 3++ 0 2 2 3+ 6+ 10** 5++ 4++ 0 3 3 7** 5++ 9- 1-- 6++ 0 4 4 0-- 15** 8--- 1- 4++ 0 5 5 0-- 8+ 5** 12--- 3+ 0 6 6 5- 15** 6-- 1- 1- 0 7 7 0-- 3+ 1-- 14--- 10** 0 8 8 8** 12--- 6++ 1-- 1-- 0 9 9 8** 1-- 1-- 3+ 15--0 10 10 19** 5--- 2++ 0-- 2++ 0 11 11 12--- 9** 6+ 0-- 1-0 12 12 11** 8-- 4++ 4++ 1-0 13 13 12--- 8** 2- 6++ 0-0 14 14 2- 14--- 7** 4++ 1-0 15 15 12** 10--- 3+ 2- 1-0 16 16 19** 5--- 1- 1- 2++ 0 17 17 3+ 2- 11** 11--- 1-0 18 18 8** 0-- 4++ 16--- 0-0 19 19 1-- 14--- 2- 10** 1-0 20 20 12--- 2- 2- 4++ 8** 0 21 21 7--- 1- 2+ 16** 2+ 0 22 22 4--- 1+ 22** 1+ 0-0 23 23 0-- 2- 8** 4++ 14--0 24 24 2- 16--- 3+ 7** 0-- 0 25 25 2- 1-- 10** 3+ 12--0 26 26 1-- 15--- 8** 1-- 3+ 0 27 27 1-- 12--- 5++ 0-- 10** 0 28 28 6+ 1-- 12** 1-- 8-- 0 29 29 22** 2+ 1+ 1+ 2+ 0 30 30 9** 11--- 5++ 1-- 20 31 31 2++ 18** 2++ 0-- 6--0 32 32 8** 6++ 9-- 3+ 20 33 33 0-- 1-- 13--- 8** 6++ 0 34 34 3--- 23** 0-- 1++ 1++ 0 35 35 0-- 12--- 1-- 8** 7+ 0 36 36 3+ 10** 1-- 0-- 14--0 37 37 2+ 14** 2+ 10--- 0-0 38 38 1-- 7** 14--- 2- 4++ 0 39 39 13** 11--- 2+ 2+ 0-0 40 40 0-- 10** 1-- 15--- 20
Keterangan: ** : Kunci Jawaban ++ : Sangat Baik + : Baik - : Kurang Baik -- : Buruk ---: Sangat Buruk REKAP ANALISIS BUTIR
===================== Rata2= 16.29 Simpang Baku= 7.10 KorelasiXY= 0.76 Reliabilitas Tes= 0.86 Butir Soal= 40 Jumlah Subyek= 28 Nama berkas: D:\TUGAS KULIAH\SKRIPSI\BISMILLAH SKRIPSI\RPP PENELITIAN\VALIDASI SMAN 11TANGSEL.ANA Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 100.00 Sedang 0.711 Sangat Signifikan 2 2 25.00 Sedang 0.226 3 3 -37.50 Sukar -0.284 4 4 50.00 Sedang 0.428 Sangat Signifikan 5 5 25.00 Sukar 0.248 6 6 12.50 Sedang 0.161 7 7 25.00 Sedang 0.215 8 8 37.50 Sukar 0.303 9 9 87.50 Sukar 0.813 Sangat Signifikan 10 10 62.50 Sedang 0.533 Sangat Signifikan 11 11 -12.50 Sedang -0.083 12 12 0.00 Sedang 0.145 13 13 25.00 Sukar 0.133 14 14 37.50 Sukar 0.272 15 15 100.00 Sedang 0.772 Sangat Signifikan 16 16 0.00 Sedang 0.149 17 17 75.00 Sedang 0.691 Sangat Signifikan 18 18 62.50 Sukar 0.609 Sangat Signifikan 19 19 87.50 Sedang 0.835 Sangat Signifikan 20 20 100.00 Sukar 0.938 Sangat Signifikan 21 21 50.00 Sedang 0.574 Sangat Signifikan 22 22 25.00 Mudah 0.221 23 23 100.00 Sukar 0.938 Sangat Signifikan 24 24 50.00 Sukar 0.473 Sangat Signifikan 25 25 100.00 Sedang 0.846 Sangat Signifikan 26 26 0.00 Sukar -0.128 27 27 87.50 Sedang 0.771 Sangat Signifikan 28 28 87.50 Sedang 0.627 Sangat Signifikan 29 29 0.00 Mudah -0.029 30 30 100.00 Sedang 0.871 Sangat Signifikan 31 31 -12.50 Sedang -0.012 32 32 25.00 Sukar 0.212 33 33 50.00 Sukar 0.530 Sangat Signifikan 34 34 37.50 Mudah 0.394 Sangat Signifikan 35 35 0.00 Sukar -0.117 36 36 -12.50 Sedang -0.212 37 37 -37.50 Sedang -0.379 38 38 75.00 Sukar 0.745 Sangat Signifikan 39 39 62.50 Sedang 0.557 Sangat Signifikan 40 40 37.50 Sedang 0.269 -
Lampirnn B.2e Rekapitulasi Hasil Pretest-Posttest No
Subyek
1 A 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F 7 G 8 H 9 I 10 J 11 K 12 L 13 M 14 N 15 O 16 P 17 Q 18 R 19 S 20 T 21 U Rata-rata
Eksperimen Pretest Posttest 40 75 20 55 20 75 20 75 30 70 20 80 20 75 30 70 20 65 20 75 15 60 20 65 25 70 25 70 25 75 35 75 25 70 25 80 30 65 20 75 25 80 24,3 71,4
Kontrol Pretest Posttest 20 65 30 70 20 60 20 60 20 60 25 60 25 65 30 70 30 65 25 65 20 65 35 65 25 65 30 60 30 65 25 60 40 60 30 70 15 65 15 75 35 60 25,9 64,3
Jakarta, April 2015
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Hasian Pohan, M. Si
Devi Solehat, M. Pd
NIP. 1952 0701 197903 1 009
NIP.
143
-
Lampiran B.2f INSTRUMEN TES VALID Satuan Pendidikan
: SMAN 11 TANGERANG SELATAN
Alokasi Waktu
: 60 Menit
Mata Pelajaran
: FISIKA
Jumlah Soal
: 40 Butir
Kurikulum
: KTSP 2006
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda (PG)
Standar Kompetensi
: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah
Kompetensi Dasar
No
Materi
1.
Gejala Meniskus
2. Tegangan Permukaan
: 2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statick dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Jawaban
Aspek Kognitif
1. Parameter terkait fluida statis. Mengidentifikasi Mengklasifikasikan 1) Gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi konsep meniskus meniskus cekung dari 2) Sudut kontak lebih kecil dari 90o cekung-cembung data yang disajikan. 3) Sudut kontak lebih besar dari 90o Dari pernyataan diatas, manakah yang termasuk ciriciri meniskus cekung … a. 1 saja d. 1 dan 3 b. 2 saja e. 2 dan 3 c. 1 dan 2
C
C2
Mengidentifikasi Mendefinisikan konsep tegangan tegangan permukaan permukaan
B
C1
Indikator
Indikator Soal
Soal
2. Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis merupakan definisi … a. Viskositas b. Tegangan permukaan zat cair c. Kapilaritas 138
No
Materi
Jawaban
Aspek Kognitif
Menerapkan konsep Menentukan faktor- 3. Faktor-faktor yang menunjukkan gejala kapilaritas. 1. Sudut kontak kapilaritas faktor turun naiknya 2. Massa jenis zat zat dalam bejana 3. Gaya gesek 4. Gravitasi 5. Volume zat cair Jika permukaan dalam bejana menunjukkan penurunan zat cair, berarti … a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 2, 4, dan 5 c. 3, 4, dan 5
A
C2
Menerapkan konsep Mendefinisikan gejala 4. Yang dimaksud dengan kapilaritas adalah … a. Peristirwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapilaritas kapilaritas kapiler b. Ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan atau hambatan di dalam fluida c. Kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang sehingga permukaannya seperti di tutupi oleh suatu lapisan elastis d. Besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam fluida e. Tekanan gas berbanding terbalik dengan volume ruang tertutup
A
C1
Indikator
Indikator Soal
Soal d. Sudut kontak e. Adhesi
3.
Gejala Kapilaritas
139
No
Materi
Indikator
Indikator Soal
Soal
o Menerapkan konsep Menghitung nilai 5. Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar 60 seperti gambar berikut. kapilaritas tegangan permukaan berdasarkan gambar yang disajikan
4.
Tekanan Hidrostatis
Besarnya tegangan permukaan air adalah …. a. 0,2 𝑁. 𝑚−1 d. 0,8 𝑁. 𝑚−1 −1 b. 0,4 𝑁. 𝑚 e. 1,0 𝑁. 𝑚−1 c. 0,6 𝑁. 𝑚−1 6. Besaran fisis tekanan hidrostatis. Menerapkan Mengidentifikasi 1) Volume konsep tekanan fenomena tekanan 2) Massa jenis fluida hidrostatis hidrostatis 3) Percepatan gravitasi 4) Kedalaman zat cair 5) Tegangan permukaan Besaran fisis yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah … a. 1,2 dan 3 d. 2,4 dan 5 b. 1,2 dan 4 e. 3,4 dan 5 c. 2,3 dan 4
140
Jawaban
Aspek Kognitif
A
C3
C
C1
No
Materi
Jawaban
Aspek Kognitif
Grafik hubungan antara kedalaman titik dibawah permukaan suatu zat cair (h) dengan tekanan pada titik tersebut yang benar adalah …
A
C2
8. Sebuah botol setinggi 25 cm berisi air (massa jenis air Menerapkan konsep Mengaplikasikan 1000 kg.m-3). Tekanan hidrostatis yang bekerja pada tekanan hidrostatis persamaan tekanan dasar botol tersebut adalah… hidrostatis berdasarkan a. 3000 Pa d. 5000 Pa data yang disajikan b. 2500 Pa e. 1500 Pa c. 1000 Pa Menerapkan konsep Menghitung nilai 9. Perhatikan gambar tabung yang berisi minyak dan air di bawah ini! tekanan hidrostatis tekanan hidrostatis berdasarkan gambar yang disajikan
B
C3
E
C4
Indikator
Indikator Soal
Soal
Menerapkan konsep Menunjukkan grafik tekanan hidrostatis hubungan antara kedalaman dan tekanan
7.
141
No
Materi
Indikator
Indikator Soal
Soal
Menerapkan konsep Menghitung perbedaan tekanan hidrostatis ketinggian permukaan pada tabung
5.
Hukum Pascal
Berapakah perbandingan h1 dan h2 … (𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 ) a. 1 ∶ 2 d. 2 ∶ 3 b. 1 ∶ 3 e. 3 ∶ 2 c. 2 ∶ 1 10. Sebuah tabung berbentuk U mula-mula diisi dengan air yang massa jenisnya 1 𝑔/𝑐𝑚3 . Kemudian pada kaki kanan tabung dituangkan minyak, massa jenis minyak 0,8 𝑔/𝑐𝑚3 . Tentukan perbedaan ketinggian permukaan air dan minyak pada kedua kaki tabung .... a. 8 𝑐𝑚 d. 2 𝑐𝑚 b. 10 𝑐𝑚 e. 5 𝑐𝑚 c. 12 𝑐𝑚
Mengaplikasikan Menerapkan hukum 11. Peralatan dalam kehidupan sehari-hari. 1) Jembatan angkat konsep hukum Pascal dalam kehidupan 2) Elevator Pascal sehari-hari 142
Jawaban
Aspek Kognitif
D
C4
C
C2
No
Materi
Indikator
Indikator Soal
Soal
3) Tabung pipa kapiler 4) Dental Chair 5) Jok mobil Peralatan yang menggunakan penerapan hukum Pascal adalah … a. 1, 2, dan 3 d. 3, 4, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 1, 3, dan 5 c. 1, 2, dan 4 Mengaplikasikan Menghitung gaya 12. Sebuah pengungkit listrik diletakkan pada penghisap besar yang memiliki luas penampang seperti pada konsep hukum minimal pada gambar berikut. Pascal perbandingan penghisap kecil dan besar
Mengaplikasikan Memformulasikan konsep hukum persamaan hukum Pascal pascal berdasarkan data yang disajikan pada gambar
Besar gaya minimal 𝐹1 yang diberikan adalah … a. 100 𝑁 d. 250 𝑁 b. 150 𝑁 e. 300 𝑁 c. 200 𝑁 13. Perhatikan gambar pipa hidrolik di bawah !
143
Jawaban
Aspek Kognitif
D
C3
C
C4
No
Materi
6.
Hukum Archimedes
Indikator
Indikator Soal
Soal
Jika maka 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 , maka gaya 𝐹1 yang harus diberikan adalah …. a. 0,50 𝑁 d. 1,25 𝑁 b. 0,75 𝑁 e. 1,50 𝑁 c. 1,00 N 14. Beberapa contoh terkait hukum-hukum fluida statis. Menganalisis Mengidentifikasi 1) Kapal selam konsep Hukum contoh penerapan 2) Hydrometer hukum archimedes Archimedes 3) Jembatan poton 4) Jembatan layang 5) Balon udara Manakah yang tidak memenuhi hukum Archimedes … a. 1 dan 2 d. 3 saja b. 2 dan 3 e. 4 saja c. 4 dan 5 15. Sebuah beban dengan massa yang sama ditimbang Menganalisis Mengidentifikasi dengan keadaan yang berbeda. Beban pertama konsep Hukum peristiwa Hukum ditimbang diudara, dan beban kedua ditimbang di Archimedes Archimedes dalam air seperti pada gambar berikut.
Apa yang menyebabkan berat beban berkurang … a. Tekanan atmosfer d. Viskositas b. Hukum Pascal e. Tegangan permukaan 144
Jawaban
Aspek Kognitif
E
C2
C
C1
No
Materi
Indikator
Indikator Soal
Soal
c. Hukum Archimedes Menganalisis Menghitung bagian 16. Sebuah papan kayu memiliki panjang 3 𝑚, lebar 1 𝑚 konsep Hukum kayu yang muncul dan tebal 40 𝑐𝑚 ditempatkan melintang di atas air. dipermukaan air Archimedes Jika massa jenis kayu 900 𝑘𝑔/𝑚3 dan massa jenis air adalah 1000 𝑘𝑔/𝑚3 . Berapakah bagian kayu yang muncul dipermukaan air? a. 0,01 𝑚 d. 0,04 𝑚 b. 0,02 𝑚 e. 0,05 𝑚 c. 0,03 𝑚 Menganalisis Menganalisis benda konsep Hukum yang tenggelam, melayang, dan Archimedes terapung berdasarkan hukum Archimedes
7.
Viskositas
17. Sebuah benda dengan massa jenis 0,24 𝑔𝑟. 𝑐𝑚−3 diletakkan pada 6 𝑐𝑚3 alumunium yang massa jenisnya 2,7 𝑔𝑟. 𝑐𝑚−3 . Jika seluruhnya melayang dalam air, maka volume benda tersebut adalah …. a. 1,21 𝑐𝑚3 d. 13,42 𝑐𝑚3 3 b. 14 𝑐𝑚 e. 12,50 𝑐𝑚3 c. 15 𝑐𝑚3 18. Kakak menuangkan air dan minyak goreng di atas Menerapkan konsep Mengidentifikasi lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir viskositas Viskositas lebih cepat daripada minyak goreng. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi …. a. Hukum Archimedes d. Asas Bernoulli b. Viskositas e. Hukum Pascal c. Kapilaritas Menerapkan konsep Menghitung besar 19. Sebuah bola kaca dijatuhkan dalam suatu fluida sejenis minyak seperti tampak pada gambar dibawah gesekan pada fluida Viskositas ini. 145
Jawaban
Aspek Kognitif
D
C4
D
C4
B
C1
B
C3
No
Materi
Indikator
Indikator Soal
Soal
Apabila bola kaca yang dijatuhkan mempunyai kecepatan maksimum sebesar 0,025 𝑚. 𝑠 −1 , berapa koefisien viskositasnya …. (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑐𝑎 2 × 103 𝑘𝑔. 𝑚−3 ) a. 1,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 d. 4,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 b. 2,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 e. 5,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 −1 −1 c. 3,78 𝑘𝑔. 𝑚 . 𝑠 kelereng memiliki massa jenis Menerapkan konsep Menentukan kecepatan 20. Sebuah 0,9 𝑔. 𝑐𝑚3 yang jari-jarinya 1,5 𝑐𝑚 dijatuhkan bebas terminal suatu benda Viskositas dalam sebuah tabung yang berisi oli yang mempunyai massa jenis 0,8 𝑔. 𝑐𝑚3 dan koefisien viskositas 0,03 𝑃𝑎 𝑠. Tentukan kecepatan terminal kelereng tersebut …. a. 1,11 𝑚. 𝑠 −1 d. 1,21 𝑚. 𝑠 −1 −1 b. 1,12 𝑚. 𝑠 e. 1,31𝑚. 𝑠 −1 c. 1,13 𝑚. 𝑠 −1
146
Jawaban
Aspek Kognitif
A
C3
Lampiran B.2g
Nama
:
Kelas/Semester : XI/II
Kelas
:
Materi
: Fluida Statis
Hari/Tanggal
:
Waktu
: 90 Menit
b. Ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan atau hambatan di dalam fluida c. Kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang sehingga permukaannya seperti di tutupi oleh suatu lapisan elastis d. Besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam fluida e. Tekanan gas berbanding terbalik dengan volume ruang tertutup
1. Parameter terkait fluida statis. 1) Gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi 2) Sudut kontak lebih kecil dari 90o 3) Sudut kontak lebih besar dari 90o Dari pernyataan diatas, manakah yang termasuk ciri-ciri meniskus cekung … a. 1 saja d. 1 dan 3 b. 2 saja e. 2 dan 3 c. 1 dan 2 2.
3.
4.
Kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis merupakan definisi … a. Viskositas b. Tegangan permukaan zat cair c. Kapilaritas d. Sudut kontak e. Adhesi
5.
Faktor-faktor yang menunjukkan gejala kapilaritas. 1. Sudut kontak 2. Massa jenis zat 3. Gaya gesek 4. Gravitasi 5. Volume zat cair Jika permukaan dalam bejana menunjukkan penurunan zat cair, berarti … a. 1, 2, dan 3 d. 1, 3, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 2, 4, dan 5 c. 3, 4, dan 5
6.
Yang dimaksud dengan kapilaritas adalah … a. Peristirwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler
147
Sebuah pipa kapiler dengan sudut kontak sebesar 𝜃 seperti gambar berikut.
Besarnya tegangan permukaan air adalah …. d. 0,8 𝑁. 𝑚−1 a. 0,2 𝑁. 𝑚−1 −1 e. 1,0 𝑁. 𝑚−1 b. 0,4 𝑁. 𝑚 −1 c. 0,6 𝑁. 𝑚
Besaran fisis tekanan hidrostatis. 1) Volume 2) Massa jenis fluida 3) Percepatan gravitasi 4) Kedalaman zat cair 5) Tegangan permukaan Besaran fisis yang mempengaruhi tekanan hidrostatis adalah … a. 1,2 dan 3 d. 2,4 dan 5 b. 1,2 dan 4 e. 3,4 dan 5 c. 2,3 dan 4
7.
1 𝑔/𝑐𝑚3 . Kemudian pada kaki kanan tabung dituangkan minyak, massa jenis Tentukan minyak 0,8 𝑔/𝑐𝑚3 . perbedaan ketinggian permukaan air dan minyak pada kedua kaki tabung .... a. 8 𝑐𝑚 d. 2 𝑐𝑚 b. 10 𝑐𝑚 e. 5 𝑐𝑚 c. 12 𝑐𝑚
Grafik hubungan antara kedalaman titik dibawah permukaan suatu zat cair (h) dengan tekanan pada titik tersebut yang benar adalah …
11. Peralatan dalam kehidupan sehari-hari. 1) Jembatan angkat 2) Elevator 3) Tabung pipa kapiler 4) Dental Chair 5) Jok mobil Peralatan yang menggunakan penerapan hukum Pascal adalah … a. 1, 2, dan 3 d. 3, 4, dan 5 b. 2, 3, dan 4 e. 1, 3, dan 5 c. 1, 2, dan 4 8.
Sebuah botol setinggi 25 cm berisi air (massa jenis air 1000 kg.m-3). Tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar botol tersebut adalah… a. 3000 Pa d. 5000 Pa b. 2500 Pa e. 1500 Pa c. 1000 Pa
9.
Perhatikan gambar tabung yang berisi minyak dan air di bawah ini!
12. Sebuah pengungkit listrik diletakkan pada penghisap besar yang memiliki luas penampang seperti pada gambar berikut.
13.
Berapakah perbandingan h 1 dan h 2 … (𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 ) a. 1 ∶ 2 d. 2 ∶ 3 b. 1 ∶ 3 e. 3 ∶ 2 c. 2 ∶ 1
10. Sebuah tabung berbentuk U mula-mula diisi dengan air yang massa jenisnya
148
Besar gaya minimal 𝐹1 yang diberikan adalah … a. 2 𝑁 d. 40 𝑁 b. 10 𝑁 e. 80 𝑁 c. 20 𝑁 Perhatikan gambar pipa hidrolik di bawah !
Jika maka 𝑔 = 10 𝑚. 𝑠 −2 , maka gaya 𝐹1 yang harus diberikan adalah ….
a. b. c.
0,50 𝑁 0,75 𝑁 1,00 N
d. 1,25 𝑁 e. 1,50 𝑁
dalam air, maka volume benda tersebut adalah …. d. 13,42 𝑐𝑚3 a. 1,21 𝑐𝑚3 e. 12,50 𝑐𝑚3 b. 14 𝑐𝑚3 3 c. 15 𝑐𝑚
14. Beberapa contoh terkait hukum-hukum fluida statis. 1) Kapal selam 2) Hydrometer 3) Jembatan poton 4) Jembatan layang 5) Balon udara Manakah yang tidak memenuhi hukum Archimedes … a. 1 dan 2 d. 3 saja b. 2 dan 3 e. 4 saja c. 4 dan 5
18. Kakak menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air mengalir lebih cepat daripada minyak goreng. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi …. a. Hukum Archimedes b. Viskositas c. Kapilaritas d. Asas Bernoulli e. Hukum Pascal 19. Sebuah bola kaca dijatuhkan dalam suatu fluida sejenis minyak seperti tampak pada gambar dibawah ini.
15. Sebuah beban dengan massa yang sama ditimbang dengan keadaan yang berbeda. Beban pertama ditimbang diudara, dan beban kedua ditimbang di dalam air seperti pada gambar berikut.
Apa yang menyebabkan berat beban berkurang … a. Tekanan atmosfer b. Hukum Pascal c. Hukum Archimedes d. Viskositas e. Tegangan Permukaan
Apabila bola kaca yang dijatuhkan mempunyai kecepatan maksimum sebesar 0,025 𝑚. 𝑠 −1 , berapa koefisien viskositasnya …. (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑘𝑎𝑐𝑎 2 × 103 𝑘𝑔. 𝑚−3 ) a. 1,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 b. 2,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 c. 3,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 d. 4,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1 e. 5,78 𝑘𝑔. 𝑚−1 . 𝑠 −1
16. Sebuah papan kayu memiliki panjang 3 𝑚, lebar 1 𝑚 dan tebal 40 𝑐𝑚 ditempatkan melintang di atas air. Jika massa jenis kayu 900 𝑘𝑔/𝑚3 dan massa jenis air adalah 1000 𝑘𝑔/𝑚3 . Berapakah bagian kayu yang muncul dipermukaan air? a. 0,01 𝑚 d. 0,04 𝑚 b. 0,02 𝑚 e. 0,05 𝑚 c. 0,03 𝑚
20. Sebuah kelereng memiliki massa jenis jari-jarinya 0,9 𝑔. 𝑐𝑚3 yang 1,5 𝑐𝑚 dijatuhkan bebas dalam sebuah tabung yang berisi oli yang mempunyai massa jenis 0,8 𝑔. 𝑐𝑚3 dan koefisien viskositas 0,03 𝑃𝑎 𝑠. Tentukan kecepatan terminal kelereng tersebut …. d. 1,21 𝑚. 𝑠 −1 a. 1,11 𝑚. 𝑠 −1 −1 e. 1,31𝑚. 𝑠 −1 b. 1,12 𝑚. 𝑠 −1 c. 1,13 𝑚. 𝑠
17. Sebuah benda dengan massa jenis 0,24 𝑔. 𝑐𝑚 −3 diletakkan pada 6 𝑐𝑚3 alumunium yang massa jenisnya 2,7 𝑔. 𝑐𝑚−3 . Jika seluruhnya melayang
149 TERIMA KASIH TELAH JUJUR MENGERJAKAN SOAL INI
Lampiran B.2h
LEMBAR JAWABAN SOAL
LEMBAR JAWABAN SOAL
Nama
: ...................................................
Nama
: ...................................................
No. Absen
: ...................................................
No. Absen
: ...................................................
Kelas
: ...................................................
Kelas
: ...................................................
Berilah tanda (x) sesuai dengan jawaban anda! No
Berilah tanda (x) sesuai dengan jawaban anda!
Jawaban A
B
C
D
No
E
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
6.
6.
7.
7.
8.
8.
9.
9.
10.
10.
11.
11.
12.
12.
13.
13.
14.
14.
15.
15.
16.
16.
17.
17.
18.
18.
19.
19.
20.
20.
150
Jawaban A
B
C
D
E
Lampiran B.2i
KISI-KISI INSTRUMEN NONTES ANGKET TANGGAPAN SISWA TERHADAP MODEL SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS)
NO 1.
2.
3.
Pertanyaan Positif Negatif
Indikator Tanggapan siswa terhadap penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS). Penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) dapat memotivasi siswa untuk belajar. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan model Search, Solve, Create and Share (SSCS) pada konsep fluida statis.
Jumlah
1
2
2
3
4
2
5
6
2
4.
Berbagi pengetahuan dengan teman.
7
8
2
5.
Pemahaman siswa pada konsep fluida statis dengan menggunakan model Search, Solve, Create and Share (SSCS)
9
10
2
5
5
10
Jumlah
151
Lampiran B.2j
ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) PADA KONSEP FLUIDA STATIS
A. Petunjuk Pengisian 1. Jawablah semua pertanyaan dengan jujur dan sungguh-sungguh sesuai dengan keadaan anda. 2. Jawab pertanyaan dibawah ini sejujurnya dengan diberi tanda cheklist (√) pada jawaban yang paling cocok dengan keadaan anda, dengan alternatif jawaban: SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju C = Cukup 3. Jawaban anda pada daftar ini tidak berpengaruh pada nilai ujian 4. Jawaban anda pada saat ini merupakan sumbangan yang sangat berharga bagi kami. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Pertanyaan
SS
S
C
TS
STS
Proses pembelajaran di kelas dapat menghilangkan rasa bosan. Proses pembelajaran di kelas membuat anda bingung menghadapi materi. Selama guru mengajar, motivasi belajar anda meningkat. Selama guru mengajar, anda tidak memperhatikan karena pembelajaran tidak menarik. Kegiatan percobaan membuat anda berpartisipasi aktif. Diskusi dan kegiatan berkelompok membuat anda tidak antusias. Anda mampu berbagi pengetahuan dengan teman saat pembelajaran berlangsung. Anda tidak dapat menjelaskan materi fluida statis kepada teman. Kegiatan belajar di kelas membuat anda menjadi mudah memahami pelajaran. Kegiatan belajar di kelas membuat anda sulit mengerti dalam pelajaran.
Menyatakan bahwa angket ini telah diisi dengan benar Hari/tanggal-bulan-tahun : .......... / ……. - …... – 2015
152
Lampiran C.1
HASIL PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 15
20
20
20
20
20
20
20
20
20
25
25
25
25
25
30
30
30
35
40
25
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak Data (N)
: 21
2. Nilai Maksimal (X maks )
: 40
3. Nilai Minimal (X min )
: 15
4. Jangkuan (J)
: X maks – X min = 40 – 15 = 25
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1 + 3,3 log 21 = 5,36 ≈ 6 𝐽
:𝑘 =
6. Interval kelas
25 6
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
15-19
1
14,5
20-24
9
25-29
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
17
289
17
289
19,5
22
484
198
4356
6
24,5
27
729
162
4374
30-34
3
29,5
32
1024
96
3072
35-39
1
34,5
37
1369
37
1369
40-44
1
39,5
42
1764
42
1764
Jumlah
21
5659
552
15224
Interval
Tengah (x i )
153
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1) Rata-rata nilai (𝑥̅ ) 𝑥̅ =
∑ 𝑓 𝑖 𝑥𝑖 𝑓𝑖
552
=
21
2) Median (Me) :
= 26,28
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut: 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
Keterangan :
𝑛−𝐹 𝑓
�
Me : median b
: batas bawah kelas median
n
: banyaknya kelas
p
: panjang kelas
F
: nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f
: nilai frekuensi kelas median 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
𝑛−𝐹 𝑓
1
𝑀𝑒 = 24,5 + 5 �2
�
21−10 6
𝑀𝑒 = 24,5 + 0,42
�
𝑀𝑒 = 24,92
3) Modus (M o ) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini: 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �
Keterangan : b
: batas bawah kelas modus
P
: panjang kelas
𝑏1 � 𝑏1 + 𝑏2
b 1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b 2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya 𝑀𝑜 = 19,5 + 5 �
8
8+3
�
154
𝑀𝑜 = 19,5 + 3,63
𝑀𝑜 = 23,13
4) Standar Deviasi (S) 𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(552)2
15224 − 21 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
714,29 20
𝑆 = 5,98
155
HASIL PRETEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 15
15
20
20
20
20
20
25
25
25
25
30
30
30
30
30
30
35
35
40
25
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak Data (N)
: 21
2. Nilai Maksimal (X maks )
: 40
3. Nilai Minimal (X min )
: 15
4. Jangkuan (J)
: X maks – X min = 40 – 15 = 25
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1 + 3,3 log 28 = 5,36 ≈ 6 𝐽
:𝑘 =
6. Interval kelas
25 6
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
15-19
2
14,5
20-24
5
25-29
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
17
289
34
578
19,5
22
484
110
2420
5
24,5
27
729
135
3645
30-34
6
29,5
32
1024
192
6144
35-39
2
34,5
37
1369
74
2738
40-44
1
39,5
42
1764
42
1764
Jumlah
21
5659
587
17289
Interval
Tengah (x i )
156
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1) Rata-rata nilai (𝑥̅ ) 𝑥̅ =
∑ 𝑓 𝑖 𝑥𝑖 𝑓𝑖
=
587 21
2) Median (Me) :
= 27,95
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut: 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
Keterangan :
𝑛−𝐹 𝑓
�
Me : median b
: batas bawah kelas median
n
: banyaknya kelas
p
: panjang kelas
F
: nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f
: nilai frekuensi kelas median 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
𝑛−𝐹 𝑓
1
𝑀𝑒 = 24,5 + 5 �2 𝑀𝑒 = 24,5 + 3,5
�
21−7 5
�
𝑀𝑒 = 28
3) Modus (M o ) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini: 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �
Keterangan : b
: batas bawah kelas modus
P
: panjang kelas
𝑏1 � 𝑏1 + 𝑏2
b 1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b 2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya 𝑀𝑜 = 29,5 + 5 �
1
1+4
�
157
𝑀𝑜 = 29,5 + 1
4)
𝑀𝑜 = 30,5
Standar Deviasi (S) 𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(587)2
17289 − 21 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
880,95 20
𝑆 = 6,48
158
Lampiran C.2
HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 55
60
65
65
65
70
70
70
70
70
75
75
75
75
75
75
75
80
80
80
75
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak Data (N)
: 21
2. Nilai Maksimal (X maks )
: 80
3. Nilai Minimal (X min )
: 55
4. Jangkuan (J)
: X maks – X min = 80 – 55 = 25
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1 + 3,3 log 21 = 5,36 ≈ 6 𝐽
:𝑘 =
6. Interval kelas
25 6
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
55-59
1
54,5
60-64
1
65-69
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
57
3249
57
3249
59,5
62
3844
62
3844
3
64,5
67
4489
201
13467
70-74
5
69,5
72
5184
360
25920
75-79
8
74,5
77
5929
616
47432
80-84
3
79,5
82
6724
246
20172
Jumlah
21
29419
1542
114084
Interval
Tengah (x i )
159
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1) Rata-rata nilai (𝑥̅ ) 𝑥̅ =
∑ 𝑓 𝑖 𝑥𝑖 𝑓𝑖
=
1542
2) Median (Me) :
21
= 73,43
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut: 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
Keterangan :
𝑛−𝐹 𝑓
�
Me : median b
: batas bawah kelas median
n
: banyaknya kelas
p
: panjang kelas
F
: nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f
: nilai frekuensi kelas median 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
𝑛−𝐹 𝑓
1
𝑀𝑒 = 74,5 + 5 �2
�
21−10
𝑀𝑒 = 74,5 + 0,31
8
�
𝑀𝑒 = 74,81
3) Modus (M o ) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini:
Keterangan :
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �
b
: batas bawah kelas modus
P
: panjang kelas
𝑏1 � 𝑏1 + 𝑏2
b 1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b 2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya 160
𝑀𝑜 = 74,5 + 5 �
3
3+5
𝑀𝑜 = 74,5 + 1,87
�
𝑀𝑜 = 76,37
4) Standar Deviasi (S) 𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(1542)2
114084 − 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
857,14 20
𝑆 = 6,55
161
21
HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang didapat dari kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 55
55
60
60
60
60
60
60
65
65
65
65
65
65
65
65
70
70
75
80
65
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu: 1. Banyak Data (N)
: 21
2. Nilai Maksimal (X maks )
: 80
3. Nilai Minimal (X min )
: 55
4. Jangkuan (J)
: X maks – X min = 80 – 55 = 25
5. Banyak Kelas (k)
: k = 1 + 3,3 log n k = 1 + 3,3 log 21 = 5,36 ≈ 6 𝐽
:𝑘 =
6. Interval kelas
25 6
= 4,17 ≈ 5
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
55-59
2
54,5
60-64
6
65-69
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
57
3249
114
6498
59,5
62
3844
372
23064
9
64,5
67
4489
603
40401
70-74
2
69,5
72
5184
144
10368
75-79
1
74,5
77
5929
77
5929
80-84
1
79,5
82
6724
82
6724
Jumlah
21
29419
1392
92984
Interval
Tengah (x i )
162
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu: 1) Rata-rata nilai (𝑥̅ ) 𝑥̅ =
∑ 𝑓 𝑖 𝑥𝑖 𝑓𝑖
1392
=
2) Median (Me) :
21
= 66,28
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik sebagai berikut: 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
Keterangan :
𝑛−𝐹 𝑓
�
Me : median b
: batas bawah kelas median
n
: banyaknya kelas
p
: panjang kelas
F
: nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f
: nilai frekuensi kelas median 1
𝑀𝑒 = 𝑏 + 𝑝 �2
𝑛−𝐹 𝑓
1
𝑀𝑒 = 64,5 + 5 �2
�
21−8
𝑀𝑒 = 64,5 + 1,38
9
�
𝑀𝑒 = 65,88
3) Modus (M o ) Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini: 𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 �
Keterangan : b
: batas bawah kelas modus
P
: panjang kelas
𝑏1 � 𝑏1 + 𝑏2
b 1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b 2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya 𝑀𝑜 = 64,5 + 5 �
3
3+7
�
163
𝑀𝑜 = 64,5 + 1,5
𝑀𝑜 = 66
4) Standar Deviasi (S) 𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(1392)2
92984 − 21 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
714,29 20
𝑆 = 5,98
164
Lampiran C.3a dan C.3b
UJI NORMALITAS HASIL PRETEST Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut: 𝜒2 = �
Keterangan : 𝜒 2 = nilai tes chi-kuadrat 𝑓0 = frekuensi yang diobservasi 𝑓𝑡 = frekuensi yang diharapkan
(𝑓0 − 𝑓𝑡 ) 𝑓𝑡
Kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Jika 𝜒 2 hitung ≥ 𝜒 2 tabel , distribusi data tidak normal 2) Jika 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel , distribusi data normal R
R
R
A. Kelas Eksperimen
Interval
(f i )
Titik Tengah (x i )
xi2
fi . xi
f i . x i2
15 - 19
1
17
289
17
289
20 - 24 25 - 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 Jumlah
9 6 3 1 1 21
22 27 32 37 42
484 729 1024 1369 1764 5659
198 162 96 37 42 552
14,5
Z Batas Kelas -1,97
19,5
-1,13
24,5
-0,30
29,5
0,54
34,5
1,37
39,5
2,21
44,5
3,05
Batas Kelas
4356 4374 3072 1369 1764 15224
Luas Tiap Kelas
ft
f0
(f 0 -f t )2
0,105
2,20
1
1,44
0,253
5,31
9
13,62
2,56
0,323
6,78
6
0,61
0,09
0,209
4,39
3
1,93
0,44
0,072
1,51
1
0,26
0,17
0,012
0,25
1
0,56
2,24
𝜒 2 hitung R
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus: 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥̅ 𝑍= 𝑠 165
𝜒 2 hitung R
0,65
6,15
Keterangan: 𝑥̅ 𝑆
: nilai rata-rata : nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel Z batas Kelas
-1,97
-1,13
-0,30
0,54
1,37
2,21
3,05
Luas Z tabel
0,4756
0,3708
0,1179
0,2054
0,4147
0,4864
0,4989
Luas Z tabel masing-masing : a. Kelas 15-19 Z = 0,4756 – 0,3708 = 0,1048 b. Kelas 20-24 Z = 0,3708 – 0,1179 = 0,2529 c. Kelas 25-29 Z = 0,1179 + 0,2054 = 0,3233 d. Kelas 30-34 Z = 0,4147 – 0,2054 = 0,2093 e. Kelas 35-39 Z = 0,4864 – 0,4147 = 0,0717 f. Kelas 40-44 Z = 0,4989 – 0,4864 = 0,0125 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (f t ) dengan menggunakan rumus : 𝑓𝑡 = � 𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2 hitung )
(𝑓0 − 𝑓𝑡 )2 𝑓𝑡 2 6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒 hitung ) dengan menjumlahkan nilai chikuadrat tiap-tiap kelas. 𝜒2 = � R
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒 2 hitung R
166
dengan 𝜒 2 tabel . Didapatkan bahwa 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel ; 6,15 < 11,07. Artinya H a diterima (data berdistribusi normal) R
R
R
B. Kelas Kontrol
Interval
(f i )
Titik Tengah (x i )
xi2
fi . xi
f i . x i2
15 - 19
2
17
289
34
578
20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 Jumlah
5 5 6 2 1
22 27 32 37 42
21
484 729 1024 1369 1764 5659
110 135 192 74 42 587
14,5
Z Batas Kelas -2,07
19,5
-1,30
24,5
-0,53
29,5
0,24
34,5
1,01
40,5
1,94
44,5
2,55
Batas Kelas
2420 3645 6144 2738 1764 17289
Luas Tiap Kelas
ft
f0
(f 0 -f t )2
0,078
1,64
2
0,13
0,201
4,22
5
0,61
0,14
0,107
2,25
5
7,56
3,36
0,439
9,22
6
10,37
1,12
0,13
2,73
2
0,53
0,19
0,021
0,44
1
0,31
0,70
𝜒 2 hitung
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus: 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥̅ 𝑍= 𝑠 Keterangan: 𝑥̅ : nilai rata-rata 𝑆 : nilai standar deviasi 3. Menentukan luas Z tabel Z batas Kelas
-2,07
-1,30
-0,53
0,24
1,01
1,94
2,55
Luas Z tabel
0.4808
0,4032
0,2019
0,0948
0,3438
0,4738
0,4946
a. Kelas 15-19 Z = 0,4808 – 0,4032 = 0,0776 b. Kelas 20-24 167
R
0,08
5,59
R
Luas Z tabel masing-masing :
𝜒 2 hitung
Z = 0,4032 – 0,2019 = 0,2013 c. Kelas 25-29 Z = 0,2019 – 0,0948 = 0,1071 d. Kelas 30-34 Z = 0,0948 + 0,3438 = 0,4386 e. Kelas 35-39 Z = 0,4738 – 0,3438 = 0,13 f. Kelas 40-44 Z = 0,4946 – 0,4738 = 0,0208 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (f t ) dengan menggunakan rumus : 𝑓𝑡 = � 𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2 hitung )
(𝑓0 − 𝑓𝑡 )2 𝜒 =� 𝑓𝑡 2 6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒 hitung ) dengan menjumlahkan nilai chikuadrat tiap-tiap kelas. 2
R
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒 2 hitung dengan 𝜒 2 tabel . Didapatkan bahwa 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel ; 5,59 < 11,07. Artinya H a diterima (data bersidtribusi normal. R
R
R
168
R
Lampiran C.4a dan C.4b
UJI NORMALITAS HASIL POSTTEST Uji normalitas menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : 𝜒2 𝑓0 𝑓𝑡
𝜒2 = �
(𝑓0 − 𝑓𝑡 ) 𝑓𝑡
= nilai tes chi-kuadrat = frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian nilai chi-kuadrat adalah sebagai berikut: 1) Jika 𝜒 2 hitung ≥ 𝜒 2 tabel , distribusi data tidak normal 2) Jika 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel , distribusi data normal R
R
R
A. Kelas Eksperimen
Interval
(f i )
Titik Tengah (x i )
xi2
fi . xi
f i . x i2
55 - 59
1
57
3249
57
3249
60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 - 79 80 - 84 Jumlah
1
62
3
67
5
72
8
77
3
82
21
3844 4489 5184 5929 6724 29419
62 201 360 616 246 1542
54,5
Z Batas Kelas -2,89
59,5
-2,13
64,5
-1,36
69,5
-0,6
74,5
0,16
79,5
0,93
84,5
1,69
Batas Kelas
3844 13467 25920 47432 20172 114084
Luas Tiap Kelas
ft
f0
(f 0 -f t )2
0,015
0,31
1
0,48
0,070
1,47
1
0,22
0,15
0,187
3,93
3
0,86
0,22
0,162
3,40
5
2,56
0,75
0,387
8,13
8
0,02
0,002
0,131
2,75
3
0,06
0,02
𝜒 2 hitung R
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus: 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥̅ 𝑍= 𝑠 169
𝜒 2 hitung R
1,55
2,692
Keterangan: 𝑥̅ 𝑆
: nilai rata-rata : nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel Z batas Kelas
-2,89
-2,13
-1,36
-0,6
0,16
0,93
1,69
Luas Z tabel
0,4981
0,4834
0,4131
0,2257
0,0636
0,3238
0,4545
Luas Z tabel masing-masing : a. Kelas 55-59 Z = 0,4981 – 0,4834 = 0,0147 b. Kelas 60-64 Z = 0,4834 – 0,4131 = 0,0703 c. Kelas 65-69 Z = 0,4131 – 0,2257 = 0,1874 d. Kelas 70-74 Z = 0,2257 – 0,0636 = 0,1621 e. Kelas 75-79 Z = 0,0636 + 0,3238 = 0,3874 f. Kelas 80-84 Z = 0,4545 – 0,3238 = 0,1307 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (f t ) dengan menggunakan rumus : 𝑓𝑡 = � 𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2 hitung )
(𝑓0 − 𝑓𝑡 )2 𝑓𝑡 2 6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒 hitung ) dengan menjumlahkan nilai chikuadrat tiap-tiap kelas. 𝜒2 = � R
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒 2 hitung R
170
dengan 𝜒 2 tabel . Didapatkan bahwa 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel ; 2,692 < 11,07. Artinya H a diterima (data berdistribusi normal). R
R
R
B. Kelas Kontrol Interval
(f i )
Titik Tengah (x i )
xi2
fi . xi
f i . x i2
55-59
2
57
3249
114
6498
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 Jumlah
6 9 2 1 1
62
3844
67
372
4489
72
603
5184
77
144
5929
82
21
1392
-1,13
64,5
-0,30
69,5
0,54
74,5
1,37
79,5
2,21
84,5
3,04
40401 10368 5929
82
29419
59,5 23064
77
6724
54,5
Z Batas Kelas -1,97
Batas Kelas
6724
Luas Tiap Kelas
ft
f0
(f 0 -f t )2
0,105
2,20
2
0,04
0,253
5,31
6
0,48
0,093
0,323
6,78
9
4,93
0,727
0,209
4,39
2
5,71
1,3
0,070
1,47
1
0,22
0,150
0,012
0,25
1
0,56
2,24
𝝌𝟐 hitung
92984
Langkah-langkah penentuan nilai pada kolom tabel bantu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi 2. Menentukan nilai Z batas kelas dengan rumus: 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 − 𝑥̅ 𝑍= 𝑠
Keterangan: 𝑥̅ : nilai rata-rata 𝑆 : nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel Z batas Kelas
-1,97
-1,13
-0,30
0,54
1,37
2,21
3,04
Luas Z tabel
0,4756
0,3708
0,1179
0,2054
0,4147
0,4864
0,4988
a. Kelas 55-59 Z = 0,4756 – 0,3708 = 0,1048 b. Kelas 60-64 171
R
0,018
4,528
R
Luas Z tabel masing-masing :
𝜒 2 hitung
Z = 0,3708 – 0,1179 = 0,2529 c. Kelas 65-69 Z = 0,1179 + 0,2054 = 0,3233 d. Kelas 70-74 Z = 0,4147 – 0,2054 = 0,2093 e. Kelas 75-79 Z = 0,4846 – 0,4147 = 0,0699 f. Kelas 80-84 Z = 0,4988 – 0,4864 = 0,0124 4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (f t ) dengan menggunakan rumus : 𝑓𝑡 = � 𝑓 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑍 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2 hitung )
(𝑓0 − 𝑓𝑡 )2 𝜒 =� 𝑓𝑡 2 6. Menentukkan jumlah chi-kuadrat (𝜒 hitung ) dengan menjumlahkan nilai chikuadrat tiap-tiap kelas. 2
R
7. Menguji hipotesis normalitas Nilai 𝜒 2 tabel dengan derajat kebebasan dk = 5 pada taraf signifikasi 5% adalah 11,07. Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai 𝜒 2 hitung dengan 𝜒 2 tabel . Didapatkan bahwa 𝜒 2 hitung < 𝜒 2 tabel ; 4,528 < 11,07. Artinya H a diterima (data bersidtribusi normal) R
R
R
172
R
Lampiran C.5
UJI HOMOGENITAS HASIL PRETEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu 𝐹=
Keterangan:
𝑆12 𝑆21
F = koefisien F tes s 1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar s 2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil Sedangkan varians dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 𝑆=�
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 𝑛(𝑛 − 1)
Kriterian pengujian uji F adalah sebagai berikut:
1) Jika F hitung < F tabel , maka data dinyatakan homogen 2) Jika F hitung > F tabel , maka data dinyatakan homogen
A. Tabel Bantu Uji F Tabel Bantu Uji F Eksperimen Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
15-19
1
14,5
20-24
9
25-29
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
17
289
17
289
19,5
22
484
198
4356
6
24,5
27
729
162
4374
30-34
3
29,5
32
1024
96
3072
35-39
1
34,5
37
1369
37
1369
40-44
1
39,5
42
1764
42
1764
Jumlah
21
5659
552
15224
Interval
Tengah (x i )
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
15-19
2
14,5
20-24
5
25-29
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
17
289
34
578
19,5
22
484
110
2420
5
24,5
27
729
135
3645
30-34
6
29,5
32
1024
192
6144
35-39
2
34,5
37
1369
74
2738
40-44
1
39,5
42
1764
42
1764
Jumlah
21
5659
587
17289
Interval
Tengah (x i )
B. Perhitungan Standar Deviasi Pretest 1. Eksperimen 𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(552)2
15224 − 21 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
2. Kontrol
714,29 20
𝑆 = 5,98
𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(587)2
17289 − 21 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
880,95 20
𝑆 = 6,48
C. Menentukkan nilai F hitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai F hitung adalah 𝐹=
𝐹=
𝐹=
𝑆12 𝑆21
6,482 5,982
41,99 35,76
𝐹 = 1,17
Untuk uji homogenitas, maka harus membandingkan nilai F hitung dengan F tabel . Pada taraf signifikasi 5% terlihat bahwa nilai F tabel (20:20) adalah sebesar 2,12. Terlihat bahwa nilai F hitung < F tabel (1,17 < 2,12) sehingga H a diterima dan H 0 ditolak (data dinyatakan homogen).
Lampiran C.6
UJI HOMOGENITAS HASIL POSTTEST
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu 𝐹=
Keterangan:
𝑆12 𝑆21
F = koefisien uji F s 1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besar s 2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil Sedangkan varians dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 𝑆=�
𝑛 ∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 𝑛(𝑛 − 1)
Kriterian pengujian uji F adalah sebagai berikut:
3) Jika F hitung < F tabel , maka data dinyatakan homogen 4) Jika F hitung > F tabel , maka data dinyatakan homogen
A. Tabel Bantu Uji F Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
55-59
1
54,5
60-64
1
65-69
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
57
3249
57
3249
59,5
62
3844
62
3844
3
64,5
67
4489
201
13467
70-74
5
69,5
72
5184
360
25920
75-79
8
74,5
77
5929
616
47432
80-84
3
79,5
82
6724
246
20172
Jumlah
21
29419
1542
114084
Interval
Tengah (x i )
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol Frekuensi
Batas
(f i )
Kelas
55-59
2
54,5
60-64
6
65-69
Titik xi2
fi . xi
fi . xi2
57
3249
114
6498
59,5
62
3844
372
23064
9
64,5
67
4489
603
40401
70-74
2
69,5
72
5184
144
10368
75-79
1
74,5
77
5929
77
5929
80-84
1
79,5
82
6724
82
6724
Jumlah
21
29419
1392
92984
Interval
Tengah (x i )
B. Perhitungan Standar Deviasi Kelas Kontrol 1. Eksperimen 𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(1542)2
114084 − 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
21
857,14 20
𝑆 = 6,55
2. Kontrol
𝑆=�
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖2 −
∑(𝑓𝑖 𝑥𝑖 )2 ∑ 𝑓𝑖
∑ 𝑓𝑖 − 1
(1392)2
92984 − 21 𝑆=� 21 − 1 𝑆=�
714,29 20
𝑆 = 5,98
C. Menentukkan nilai F hitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai F hitung adalah: 𝐹=
𝐹=
𝐹=
𝑆12 𝑆21
6,552 5,982
42,90 35,76
𝐹 = 1,19
Untuk uji homogenitas, maka harus membandingkan nilai F hitung dengan F tabel . Pada taraf signifikasi 5% terlihat bahwa nilai F tabel (20:20) adalah sebesar 2,12. Terlihat bahwa nilai F hitung < F tabel (1,19 < 2,12) sehingga H a diterima dan H 0 ditolak (data dinyatakan homogen).
Lampiran C.7
UJI HIPOTESIS HASIL PRETEST
Karena kedua data yang akan diuji berdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah: 𝑡=
dimana,
���� ���� 𝑋1 −𝑋 2
𝑑𝑠𝑔�
1 1 + 𝑛1 𝑛2
(𝑛1 −1)𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22
𝑑𝑠𝑔 = �
Keterangan: ���1 𝑋 ���2 𝑋 dsg S12 S22 n1 n2
𝑛1 +𝑛2 −2
: rata-rata data kelompok 1 : rata-rata data kelompok 2 : varians gabungan kedua kelompok : varians kelompok 1 : varians kelompok 2 : jumlah anggota kelompok 1 : jumlah anggota kelompok 2
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: 1) Jika t hitung > t tabel , maka H a diterima dan H 0 ditolak . 2) Jika t hitung < t tabel , maka H 0 diterima dan H a ditolak . Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh: ��� 𝑋1 = 27,95
��� 𝑋2 = 26,28
𝑆12 = 6,482 = 41,99
2.
𝑆22 = 5,982 = 35,76
Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)
𝑑𝑠𝑔 = � 𝑑𝑠𝑔 = � 𝑑𝑠𝑔 = �
(𝑛1 −1)𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22 𝑛1 +𝑛2 −2
(21−1)41,99+(21−1)35,76 1555
21+21−2
40
179
3.
𝑑𝑠𝑔 = √38,87 𝑑𝑠𝑔 = 6,23
Menentukkan nilai t hitung
𝑡= 𝑡=
���� ���� 𝑋1 −𝑋 2
1 1 + 𝑛1 𝑛2
𝑑𝑠𝑔�
27,95−26,28 1,67
𝑡 = 1,92 4.
1 1 21 21
6,23� +
𝑡 = 0,870
Menentukan nilai t tabel Derajat kebebasan untuk mencari t tabel untuk adalah dk = n 1 + n 2 – 2 = 21 + 21 – 2 = 40 Pada taraf signifikansi 5% nilai t tabel untuk dk = 40 adalah 2,021.
5.
Menguji hipotesis Karena t hitung < t tabel (0,870 < 2,021), maka H 0 diterima dan H a ditolak.
6.
Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida statis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan.
180
Lampiran C.8
UJI HIPOTESIS HASIL POSTTEST
Karena kedua data yang akan diuji berdistribusi normal dan homogen, maka rumus uji hipotesis yang akan digunakan adalah: 𝑡=
dimana,
𝑑𝑠𝑔 = �
Keterangan: ���1 𝑋 ���2 𝑋 dsg S12 S22 n1 n2
���� ���� 𝑋1 −𝑋 2
𝑑𝑠𝑔�
1 1 + 𝑛1 𝑛2
(𝑛1 −1)𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22 𝑛1 +𝑛2 −2
: rata-rata data kelompok 1 : rata-rata data kelompok 2 : varians gabungan kedua kelompok : varians kelompok 1 : varians kelompok 2 : jumlah anggota kelompok 1 : jumlah anggota kelompok 2
Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut: 1) Jika t hitung > t tabel , maka H a diterima dan H 0 ditolak . 2) Jika t hitung < t tabel , maka H 0 diterima dan H a ditolak . Langkah-langkah menentukan nilai t hitung adalah sebagai berikut: 1.
Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil posttest diperoleh: ��� 𝑋1 = 73,43
��� 𝑋2 = 66,28
𝑆12 = 6,552 = 42,90
2.
𝑆22 = 5,982 = 35,76
Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)
𝑑𝑠𝑔 = � 𝑑𝑠𝑔 = � 𝑑𝑠𝑔 = �
(𝑛1 −1)𝑆12 +(𝑛2 −1)𝑆22 𝑛1 +𝑛2 −2
(21−1)42,90+(21−1)35,76 1573,2
21+21−2
40
181
3.
𝑑𝑠𝑔 = √39,33 𝑑𝑠𝑔 = 6,27
Menentukkan nilai t hitung
𝑡= 𝑡= 𝑡= 4.
���� ���� 𝑋1 −𝑋 2
𝑑𝑠𝑔�
1 1 + 𝑛1 𝑛2
73,43−66,28 1 1 21 21
6,27� +
7,15 1,93
𝑡 = 3,70
Menentukan nilai t tabel Derajat kebebasan untuk mencari t tabel untuk adalah dk = n 1 + n 2 – 2 = 21 + 21 – 2 = 40 Pada taraf signifikansi 5% nilai t tabel untuk dk = 40 adalah 2,021.
5.
Menguji hipotesis Karena t hitung > t tabel (3,70 > 2,021), maka H 0 diterima dan H a ditolak.
6.
Memberikan interpretasi Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida statis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
182
Lampiran C.9
DATA HASIL ANGKET SISWA Responden
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Indikator 5
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
3
3
3
4
2
3
2
3
4
5
32
2
3
1
2
5
3
4
2
4
3
4
31
3
4
5
3
4
2
4
3
5
3
5
38
4
4
3
2
5
3
4
2
5
3
4
35
5
3
5
2
5
2
4
3
4
4
3
35
6
4
3
2
4
2
4
2
5
2
4
32
7
3
3
3
4
2
5
3
4
2
5
34
8
3
5
3
3
2
5
2
5
3
3
34
9
4
5
3
5
2
5
2
4
3
4
37
10
3
2
3
5
3
4
3
5
2
4
34
11
4
4
3
4
3
4
2
4
4
4
36
12
3
4
2
5
3
4
3
4
3
4
35
13
3
5
2
5
3
4
3
3
3
5
36
14
4
5
3
5
2
5
2
5
2
5
38
15
4
2
3
2
3
3
3
4
3
4
31
16
3
4
3
5
2
3
3
5
3
5
36
17
4
5
2
4
2
4
3
5
2
4
35
18
3
3
2
4
3
4
2
5
3
5
34
19
3
3
2
5
3
4
3
4
3
4
34
20
4
4
3
4
2
4
2
5
2
5
35
21
4
5
2
4
2
4
2
5
2
4
34
73
79
53
91
51
85
52
93
59
90
Jumlah Skor Rata-rata
70% 75% 72%
50% 87% 69%
49% 81% 65%
50% 89% 69%
69%
183
56% 86% 71%
Lampiran C.10
Data Presentase Ranah Kognitif Pretest Kelas Eksperimen C1 2 4 15 18 A 1 0 0 1 B 1 0 0 0 C 0 1 0 1 D 1 0 0 0 E 0 0 1 1 F 1 1 1 0 G 1 1 0 0 H 1 0 1 0 I 0 0 1 0 J 1 1 1 0 K 0 1 1 0 L 1 1 0 0 M 1 0 0 0 N 1 1 1 0 O 0 1 1 1 P 1 0 1 0 Q 1 1 0 0 R 1 1 1 0 S 0 1 1 0 T 1 1 1 0 U 1 1 1 0 Jumlah 15 13 13 4 (%) 54% Siswa
1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2
C2 6 7 11 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 2 20%
14 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9
5 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 4
184
8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2
C3 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 3 14%
19 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5
20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
9 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
10 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
C4 13 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 14%
Jml 16 17 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 4 2
8 4 4 4 6 4 4 6 4 4 3 4 5 5 5 6 4 5 6 4 5
Nilai 40 20 20 20 30 20 20 30 20 20 15 20 25 25 25 35 25 25 30 20 25
Data Persentase Ranah Kognitif Pretest Kelas Kontrol Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U Jumlah (%)
C1 2 4 15 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 6 13 10 42%
18 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2
C2 6 7 11 14 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 10 11 5 28%
5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
185
C3 8 12 19 20 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 13 1 19%
C4 9 10 13 16 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 4 6 3 5 18%
Jml
Nilai
4 6 4 4 4 5 5 6 6 5 4 7 5 6 6 5 8 6 3 3 7
20 30 20 20 20 25 25 30 30 25 20 35 25 30 30 25 40 30 15 15 35
Data Persentase Ranah Kognitif Posttest Kelas Eksperimen Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U Jumlah (%)
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21
C1 4 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19 18 80%
18 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17 15
3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
C2 C3 C4 6 7 11 14 5 8 12 19 20 9 10 13 16 17 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 12 15 17 11 17 15 17 18 11 12 7 12 10 81% 74% 50%
186
Jml
Nilai
15 11 15 15 14 16 15 14 13 14 12 13 14 14 15 15 14 16 13 15 16
75 55 75 75 70 80 75 70 65 75 60 65 70 70 75 75 70 80 65 75 80
Data Persentase Ranah Kognitif Posttest Kelas Kontrol Siswa A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U Jumlah (%)
2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
C1 4 15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 19 15 83%
18 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 14
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19
C2 6 7 11 14 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 12 11 16 67%
5 8 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 20
187
C3 12 19 20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 19 11 20 72%
9 10 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 8 8
C4 13 16 17 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 10 4 7 35%
Jml
Nilai
13 14 11 12 12 11 13 14 13 13 13 13 13 12 13 12 12 16 13 15 12
65 70 55 60 60 55 65 70 65 65 65 65 65 60 65 60 60 80 65 75 60
BIODATA PENULIS LIA AMELIA. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Sukisman dan Maryati (Alm.). Lahir di Tangerang pada tanggal 26 April 1993, bertempat tinggal di Perumahan Vila Dago Tol blok H1 no:38 Rt.03/20 Serua Ciputat, Tangerang Selatan.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya SDN 03 Bintaro Pagi lulus tahun 2005, SMP Dwi Putra lulus tahun 2007, dan SMAN 9 Tangerang Selatan tahun 2010.
Penulis kemudian melanjutkan ke
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun 2010 melalui jalur PMDK.