PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) PADA SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh Anis Finalisa NIM 1110018300003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) PADA SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH PONDOK AREN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Anis Finalisa NIM : 1110018300003
Di bawah bimbingan Pembimbing
Dr. Muhammad Arif, M.Pd NIP. 19700606 199702 1 002
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI JAKARTA 2014
Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015. Disusun oleh Anis Finalisa, NIM:1110018300003, Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 04 November 2014
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Muhammad Arif, M.Pd NIP. 19700606 199702 1 002
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Anis Finalisa
NIM
: 1110018300003
Jurusan
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan Tahun
: 2010
Alamat
: Jalan Elang Gank Musolah RT 005 RW 002 Pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
Menyatakan
dengan sesungguhnya
bahwa
skripsi
yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015 adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama
: Dr. Muhammad Arif, M.Pd
NIP
: 19700606 199702 1 002
Dosen Jurusan
: Ilmu Pendidikan Sosial
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 04 November 2014
Anis Finalisa NIM: 1110018300003
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015” yang disusun oleh Anis Finalisa dengan NIM 110018300003 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 04 September 2014.
Jakarta, 04 November 2014 Pembimbing
Dr. Muhammad Arif, M.Pd NIP. 19700606 199702 1 002
ABSTRAK Anis Finalisa (1110018300003), “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kata Kunci: Keterampilan Membaca Pemahaman, Metode SQ3R. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif melalui penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan dalam dua siklus tindakan. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, dalam setiap pertemuan terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi siswa dan guru, catatan lapangan, dan tes hasil belajar. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan ratarata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69 dan siklus II sebesar 83. Pada siklus I ditemukan bahwa dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus I, terdapat 22 siswa mencapai nilai KKM dan 14 orang siswa belum mencapai nilai KKM. Namun, pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan seluruh siswa telah mencapai nilai KKM yaitu 70.
i
ABSTRACT Anis Finalisa (1110018300003), “Increasing Reading Comprehension Skills Through The Application of the SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Method in Class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Year Academic 2014/2015”. Thesis of Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Keywords: Reading Comprehension Skills, SQ3R method. The purpose of this study is to know the increasing reading comprehension skills through the application of the SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) method in class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren year academic 2014/2015. The method used in this study is qualitative description of classroom action research done in two cycles of action. Each cycle consists of two meetings, in every meeting consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. The instruments used ware students and teacher observation sheet, field notes, and achievement test. Results of the study revealed that the of reading comprehension application of SQ3R method can improve students' reading comprehension skills in Bahasa Indonesian subject class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren year academic 2014/2015. This is avidence an increase in the average student learning outcomes in the first cycle is 69 and the second cycle is 83. However, in the second cycle increased which shows all of the students have reached the KKM is 70.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat
dan
hidayah-Nya
kepada
penulis
sehingga
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Fauzan, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Muhammad Arif, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan kritik yang sangat membangun selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Abdul Ghofur, MA., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi saran dan nasihat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan. 5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iii
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang dibutuhkan. 7. Sanijah, S.Pd.I, selaku Kepala SDN Pamulang Permai yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi. 8. Siti Jubaidah, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini. 9. Almarhum Ayahandaku tercinta H. Asmur, semasa hidupnya selalu memberikan do’a, motivasi, inspirasi dan dukungannya baik moril maupun materil. 10. Ibundaku tercinta Hj. Sati yang telah membesarkan dan selalu mendidik penulis, serta mendoakan selama penulis menyelesaikan skripsi. 11. Kakak-kakakku tersayang Murnih, S.Pd.I, Mursidi, Mursalin, SH, Jumadi, Musripah, yang selalu menjadi semangat, dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Drs. Nashir Ansori selaku kakak ipar yang selalu memberikan saran, ide, semangat dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman - teman PGMI angkatan 2010 dan khususnya kelas A yang telah memberikan semangat dan pengaruh positif selama penulis menyelesaikan skripsi. 14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 04 November 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i ABSTRACT ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3 C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4 D. Perumusan Masalah.......................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4 F. Manfaat Penelitian............................................................................ 4 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritik .................................................................................. 6 1. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman .......................... 6 a. Pengertian Membaca ............................................................. 6 b. Tujuan Membaca ................................................................... 7 c. Keterampilan Membaca ........................................................ 8 d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keterampilan Membaca ............................................................................................... 9 e. Membaca Pemahaman .......................................................... 9 f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman ................................. 11 2. Hakekat Hasil Belajar ................................................................. 11 a. Pengertian Belajar ................................................................ 11
v
b. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 14 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 17 3. Metode SQ3R .............................................................................. 18 a. Pengertian Metode SQ3R ........................................................ 18 b. Karakteristik Metode SQ3R .................................................... 19 c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R ............................. 19 d. Penerapan Metode SQ3R ........................................................ 20 4. Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................................. 22 a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................ 22 b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia.................................. 24 B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 25 C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27 D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 29 B. Metode Penelitian dan Rancangan Penelitian ................................... 30 C. Subjek Penelitian............................................................................... 32 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ....................................... 32 E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................ 32 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..................................... 35 G. Data dan Sumber Data ...................................................................... 36 H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36 I. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 37 J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan .................................................... 40 K. Analisis Data dan Interpretasi Data................................................... 41
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .................................................................................. 43 1. Gambaran Umum Sekolah......................................................... 43 a. Sejarah Singkat Sekolah.......................................................43
vi
b. Visi, Misi, dan Tujuan.......................................................... 44 c. Guru dan Tenaga Kependidikan............................................45 d. Data Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah............ 46 e. Ekstra Kulikuler.....................................................................46 2. Kegiatan Pra Penelitian................................................................47 3. Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ................................................. 48 a. Tahap Perencanaan................................................................ 48 b. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 49 c. Tahap Pengamatan .................................................................52 d. Tahap Refleksi....................................................................... 59 4. Tindakan Pembelajaran Siklus II ................................................ 60 a. Tahap Perencanaan................................................................ 60 b. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 61 c. Tahap Pengamatan ................................................................ 63 d. Tahap Refleksi........................................................................68 B. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................ 68 C. Hasil Penerapan Metode SQ3R........................................................ 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 74 B. Saran ................................................................................................. 75 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 76
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ................... 29 Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................... 33 Tabel 3.3 Instrumen Aktivitas Mengajar Guru ............................................... 37 Tabel 3.4 Instrumen Aktivitas Belajar Siswa ..................................................... 38 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Post test Siklus I ........................................................ 40 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Post test Siklus II ....................................................... 40 Tabel 4.1 Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah ................................... 45 Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 ............................................. 46 Tabel 4.3 Jadwal Pelajaran Bahasa Indonesia .................................................... 47 Tabel 4.4 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I......................................................... 56 Tabel 4.5 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus II ....................................................... 65 Tabel 4.6 Statistik Deskripsi Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia .................. 67
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berfikir ......................................................... 28
Gambar 4.1
Aktivitas Mensurvey ................................................................ 53
Gambar 4.2
Aktivitas membuat pertanyaan ................................................. 54
Gambar 4.3
Aktivitas Membaca Pemahaman .............................................. 54
Gambar 4.4
Aktivitas Recite ....................................................................... 54
Gambar 4.5
Melaksanakan posttest siklus I ................................................ 55
Gambar 4.6
Kegiatan apersepsi .................................................................. 56
Gambar 4.7
Aktivitas Membaca .................................................................. 63
Gambar 4.8
Aktivitas Membuat Pertanyaan ............................................... 64
Gambar 4.9
Aktivitas Ricite ........................................................................ 64
Gambar 4.10 Melaksanakan Post Test Siklus II ............................................ 65
ix
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1
Perolehan Nilai Siswa Siklus I
58
Grafik 4.2
Perolehan Nilai Siswa Siklus II
66
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah Lampiran 3 : Permohonan Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 4 : Nilai Hasil Pra Penelitian Lampiran 5 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 6 : Instrumen Soal Post Test Siklus I Lampiran 7 : Instrumen Soal Post Test Siklus II Lampiran 8 : Lembar Jawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus I Lampiran 9 : LembarJawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus II Lampiran 10 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Lampiran 12 `: Lembar Hasil Catatan Lapangan Lampiran 13 : Foto-Foto Kegiatan Penelitian Lampiran 14 : Lembar Uji Referensi Lampiran 15 : Biografi Penulis
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dasar yang menjadi perhatian pemerintah sejak periode orde baru, sampai saat ini telah mendekati pemerataan. Dengan dicanangkan program wajib belajar Sembilan tahun, dimana setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat dasar. Output dari sekolah dasar sangat berpengaruh dalam melaksanakan pendidikan pada jenjang selanjutnya, sehingga sudah tugas pemerintah dan pihak sekolah berupaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan bahasa merupakan sarana belajar komunikasi yang baik dan benar dalam berinteraksi dikehidupan sehari-hari, khususnya di negara ini yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum 1994 GBPP mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia adalah (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia dalam rangka pelestarian dalam pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia untuk meraih dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan penalaran.1 Untuk itu dalam kurikulum materi Bahasa Indonesia menjadi bahan yang wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan. Pengajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek kemampuan berbahasa dan bersastra yaitu aspek keterampilan membaca, menulis, menyimak, 1
Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,2008), cet. ke-2, h. 1.12.
1
2
dan berbicara. Empat keterampilan ini saling terkait satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi baik dari segi strategi pembelajaran, fasilitas, maupun penunjangnya. Salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah membaca, dengan membaca dapat mengetahui berbagai hal yang belum diketahui. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi yang diperlukan bahkan memperoleh ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya. Memiliki kemampuan ataupun memiliki keterampilan membaca itu sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu jenis keterampilan membaca adalah membaca pemahaman, maka dari itu pengenalan dasar-dasar kemampuan membaca pemahaman sudah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar. Dalam
dunia
pendidikan
yang
semakin
berkembang
ini,
untuk
memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada tingkat Sekolah Dasar, pastinya memerlukan pendidik yang berkompeten dan berwawasan yang luas. Salah satu yang sangat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar adalah strategi atau metode yang dilakukan guru dalam pengajaran. Namun, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI menggunakan metode pembelajaran yang terbilang monoton, dan membosankan. Hal itu pula yang membuat siswa semakin kurang berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini siswa harus diminta atau diperintah terlebih dulu untuk melakukan kegiatan membaca. Kendala lainnya yaitu siswa hanya sekedar membaca tanpa mencari tahu maksud atau inti dari isi teks yang mereka baca. Saat membaca siswa juga kurang memahami isi bacaan karena hanya sebatas membaca dari awal hingga akhir, sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa terbilang minim. Penggunaan waktu dalam pembelajaran menjadi kurang efektif karena banyak siswa yang masih bingung dalam memahami suatu bacaan. Dalam hal ini siswa sibuk bertanya dengan siswa lainnya. Dengan demikian banyak waktu yang terbuang sia-sia.
3
Kendala lain yang menjadi perhatian adalah terkadang siswa kurang mampu dalam mengajukan atau membuat pertanyaan, dan sulit menjelaskan atau menceritakan isi bacaan. Meski disadari bahwa hal ini disebabkan kurangnya latihan dan hal itu pula yang mempengaruhi tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa. Kendati pihak sekolah sudah menyediakan kepustakaan sebagai sumber belajar, akan tetapi penggunaannya terkesan belum maksimal terlihat dari distribusi bahan-bahan tersebut yang belum rata di kalangan siswa. Guru cenderung menggunakan LKS sebagai sumber belajar ditambah metode ceramah yang membosankan dan seringkali melupakan teknik atau strategistrategi lain yang lebih menarik, kreatif, mudah dipahami siswa dan tepat sesuai materi. Untuk mengantisipasi pembelajaran di kelas, guru dapat menerapkan berbagai macam metode atraktif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menunjang prestasi belajar siswa adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Riview). Dengan metode ini siswa dapat diajarkan bagaimana cara memahami suatu bacaan dengan tahap-tahapan seperti survey, question, read, recite dan riview. Melihat pentingnya suatu metode dalam pembelajaran. Maka, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penerapan metode tersebut dengan judul ”Peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Riview) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut: 1. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia monoton. 2. Kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia rendah.
4
3. Waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kurang efektif. 4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah. 5. Fasilitas kepustakaan dan media yang tersedia minim.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
tersebut
dan
mengingat
luasnya
permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang dapat dikatakan sebagai alat pilihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang timbul adalah ”Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015?”
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengatahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015.
5
F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah: 1. Bagi sekolah: a. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Pihak sekolah diharapkan meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran. c. Pihak sekolah diharapkan selalu menambah koleksi buku perpustakaan. d. Pihak sekolah diharapkan selalu menjaga iklim pembelajaran yang kondusif. 2. Bagi guru: a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan metode yang lebih beragam dalam pembelajaran. 3. Bagi siswa : a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan membaca pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh pengetahuan yang lebih luas. c. Memanfaatkan sarana perpustakaan yang ada secara maksimal.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Kerangka Teori 1. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman a. Pengertian Membaca Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dituntut dapat memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan meyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun, dalam pembahasan ini akan lebih dijelaskan mengenai membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.2 Menurut Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.3 Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup membaca merupakan proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan interaktif.4 Menurut Jazir Burhan, membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu mengamati, memahami, dan memikirkan.5 Finochiaro dan Bonomo mengatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and getting meaning from –printed or written
2
Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Kesatu, h. 98. 3 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 64. 4 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 2, Cet. 4, h. 2. 5 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 63.
6
7
material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.6 Dengan demikian, membaca dapat dikatakan sebagai proses dan sebagai suatu hasil memahami atau usaha memperoleh isi bacaan yang tersurat, tersirat, maupun yang tersorot.
b. Tujuan Membaca Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Secara umum menurut Akhadiah tujuan membaca dapat dibedakan sebagai berikut. 1) Untuk mendapatkan informasi. 2) Meningkatkan citra diri. 3) Melepaskan diri dari kenyataan. 4) Membaca untuk tujuan rekreatif. 5) Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis.7 Menurut Blatin, dkk dan Irwin dalam Burns dkk mengatakan bahwa tujuan membaca mencakup: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Kesenangan; Menggunakan membaca nyaring; Menggunakan strategi tertentu; Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; 9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.8 Dengan demikian bahwa tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri pembaca, karena itu merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai kegiatan membaca. 6
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 99. Novi Resmini dan Dadan juanda, op.cit, h. 78. 8 Farida Rahim, op.cit, h. 11-12. 7
8
c. Keterampilan Membaca Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap orang terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih luas. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan penulis lewat tulisan. Keterampilan adalah sebuah usah untuk mengetahui dan atau memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.9 Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan memiliki keterampilan maka dapat dikatakan juga memiliki kemampuan baik kemampuan pengetahuan, memahami, apalikasi, analisis, sintesis, maupun evaluasi. Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau
pengujaran
keras-keras.10
Keterampilan
membaca
mempengaruhi
kebiasaan dan budaya membaca.11 Untuk itu, sejak dini sudah diperkenalkan dan dibina mengembangkan keterampilan membaca. Dengan terciptanya budaya membaca, maka akan tercipta pula Negara maju. Menurut Alek A dan Achmad H.P mengatakan bahwa keterampilan membaca adalah suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh semua anggota komunita yang membuka diri dalam cakrawala pemikiran positif, referensial, berpikiran luas meultidimensional, dan kearah depan demi kemajuan kualitas hidup dan kehidupan manusia.12 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas
9
Dendi Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), Cet. V, h. 143. 10 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 67. 11 Aleka A & H. Ahmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet kesatu, h. 77. 12 Ibid,
9
membaca, akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan kebiasaan membaca.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Adapun faktorfaktornya adalah sebagai berikut: 1) Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis (misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin. 2) Faktor intelektual 3) Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan social ekonomi keluarga siswa. 4) Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi, dan penyesuaian diri.13 Menurur Trie Utami, dkk proses membaca terlibat dalam berbagai faktor. Pertama, faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), faktor lingkungan atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.14 Faktor internal dan eksternal tiap orang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi alasan kemampuan membaca tiap orang itu berbeda-beda.
e. Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta ingatan
dalam
menghadapi
bacaan,
tanpa
mengeluarkan
suara
atau
menggerakkan bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang
13
Ibid, h. 16-19. Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu. 2013 , h. 7. 14
10
lebih luas. Tarigan menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah membaca teliti.15 Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman.16 Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.17 Menurut Kundharu Saddhono dan Slmaet membaca intesif atau pemahaman adalah “Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa yang seharusya
dikuasai
siswa/pembaca.”18
Tampubolon mengatakan
bahwa
“Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan ingatan
dalam
upaya
menemukan
dikomunikasikan pengarang.
dan
memahami
informasi
yang
19
Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari & Palladino, penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi: 1) Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata. 2) Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja. 3) Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran jauh lebih cepat gerakan bibir. 15
Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110. Ibid, h. 89. 17 Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung, UPI PRESS, 2007), Cet kesatu, h. 80. 18 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84. 19 Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r, jurnal uneshttp://stkipsiliwangi.ac.id. h. 3. 16
11
4) Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah dibaca. 5) Kebiasaan membaca terlalu cepat.20 Berdasarkan
penjelasan
diatas,
dapat
dikatakan
bahwa
membaca
pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk memahami suatu isi bacaan.
f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman Beberapa
penelitian
memperlihatkan
bahwa
banyak
faktor
yang
mempengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen, prinsipprinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemhaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini. 1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial. 2) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman. 3) Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa. 4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca. 5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna. 6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas. 7) Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman membaca. 8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. 9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan. 10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.21 Dengan begitu pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada diri siswa dapat terwujud sesuai harapan.
2. Hakekat Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar sangat penting dalam kehidupan manusia, baik untuk kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Adapun cakupan mengenai definisi belajar
20 21
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet h. 85. Farida Rahim, op.cit, h. 4.
12
sangat luas. Secara umum, belajar diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.22 Dalam perspektif islam, belajar berarti memperoleh ilmu pengetahuan dan upaya perubahan perilaku sebagai konsep belajar yang ideal. Namun tujuan utama bukanlah mencari rezeki di dunia ini semata, tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna. Dalam perspektif psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.23 Untuk itu perubahan prilaku yang baik tergantung pada ilmu pengetahuan yang didapat dengan melalui proses belajar yang baik dan juga sesuai. Menurut Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai “Suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.”24 Belajar dapat didefinisikan sebagai aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya, aktifitas ini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik).25 Dalam buku Oemar Hamalik definisi belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam konteks merancang sistem belajar, konsep belajar ditafsirkan berbeda. Belajar dalam hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil belajar dapat dikontrol secara cermat.26
22
Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2009), h. 21. 23 Nadliri, dkk, Psikologi Belajar, edisi pertama, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), h.2.102.11. 24 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga: 2011), cet. Ke2, h.2 25 Nadliri, dkk, op.cit., h. 1.12 26 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) h. 154
13
Sedangkan menurut Bower dan Hilgard “Belajar diartikan sebagai usaha memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan.”27 Menurut M. Sobry Sutikno
“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” 28 Dapat dikatakan bahwa belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan melalui pengalaman. Morgan mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”29 Penulis lain juga berpendapat tentang belajar diantaranya adalah Burton, “Learning is a change in the individual, due to interaction of the that individual and his environment, which fills a need and makes him more capble of dealing adequately with his environment”,30 Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadai. Harold Spears mengemukakan pengertian belajar dalam perspekttifnya yang lebih detail. Menurut Spears learning is to observe, to read, to imititate, to tray something them selves, to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan, mengikuti aturan.31 Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas dapat dijelaskan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu bahwa : 1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
27
Asep Hernawan, asra dan laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 2 28 Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 5 29 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 84. 30 Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7. 31 Eveline Siregar& Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 4.
14
tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk. 2) Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. 3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. 4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.32 Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan diatas, maka belajar dapat dikatakan sebagai proses perubahan perilaku yang dialami oleh individu setelah melakukan aktivitas tertentu, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap atau kontinyu dan fungsional, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar peserta didik merupakan bagian yang penting dalam proses pembelajaran, guna mengetahui seberapa besar keberhasilan peserta didik menguasai atau memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Dr. Nana Sujana mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” 33 Begitu juga dikatakan oleh Suryono bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh warga belajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.34 Menurut Dimyati dan Mudjiono, Hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan dari segi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan 32
M. Ngalim Purwanto, op.cit, h. 85. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), cet 15 h. 22. 34 Munasco, Bentuk Tes Formatif, Kualifikasi Guru dan Hasil Belajar Fisika dengan Mengontrol Kemampuan Awal, Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol 4, No. 1, 2013, h. 38. 33
15
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terealisasikannya bahan pelajaran.35 Menurut Muhammad Ali “Hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.”36 Hasil belajar dapat dibagi menjadi empat ranah yaitu kognitif, psikomotorik, reaksi emosional, dan interaksi.37 Sedangkan Robert M. Gagne mengemukakan bahwa ada lima macam kemampuan hasil belajar, yaitu: 1) Keterampilan intelektual. 2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memcahkan masalah. 3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, 4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya. 5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang memiliki seseorang, sebagimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang barang, atau kejadian.38 Secara garis besar Benyamin Bloom ”Mengklasifikasikan hasil belajar kedalam tiga ranah yakni ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.”39 Sebagai contoh pengetahuan atau ingatan adalah mengetahui dan ingat kata kunci yang telah dibaca dan digariskan dengan spidol. Hasil belajar berupa pemahaman peserta didik mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya dan mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri.40 Hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, 35
Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 250-251. Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2007), cet.3 h. 14-15. 37 Munasco, loc.cit. 38 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 5. 39 Nana Sudjana. Loc cit. 40 Ibid, h.24. 36
16
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Hasil belajar Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak setelah menerima pengalaman belajar.41 Begitu juga yang dikatakan Kunandar bahwa “Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.”42 Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil balajar ialah perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek kemampuan saja atau terpisah, melainkan saling berhubungan setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai.”43 Untuk menjaring hasil belajar siswa diperlukan prosedur yang sistematis
untuk
menggambarkan
karakteristik
ketercapaian
siswa,
44
ketercapaian tersebut yang dapat diukur melalui tes. Maka, secara garis besar, alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu nontes dan tes. 1) Teknik nontes (a) Skala bertingkat (rating scale), menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. (b) Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket. (c) Daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang baisanya singkat-singkat),
dimana
responden
yang
dievaluasi
tinggal
membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan. (d) Wawancara (interview). (e) Pengamatan (observation).
41
Ibid, h. 29-30. Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), cet. Ke-2, h. 62. 43 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), edisi 2, h. 39. 44 Munasco, op.cit, h. 39. 42
17
2) Teknik tes. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu: a) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat. b) Tes formatif dimasudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes formatif ini disamakan dengan ulangan harian. c) Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok d) atau sebuah program yang lebih besar. Tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum.45 Dengan demikian, penilaian hasil belajar dengan instrumen-instrumennya bisa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru dan juga tingkat penguasaan atau pemahaman siswa terhadap kompetensi yang telah ditentukan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa setelah diberikan pelajaran atau materi. Pada dasarnya hasil belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Yudhi Munadi, bahwa ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu: 1) Faktor Internal a) Faktor Fisiologi seperti kesehatan yang prima. b) Faktor Psikologis, Seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif
dan motivasi, Kognitif dan daya nalar. 2) Faktor Eksternal, seperti lingkungan alam dan lingkungan sosial. 3) Faktor Instrumental.
45
Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 41-53.
18
Faktor Insrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. 46 Dengan demikian, beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dipahami oleh guru dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
3. Metode SQ3R a. Pengertian Metode SQ3R Metode atau strategi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu alternatif yang sangat berperan penting, bahkan sangat dianjurkan untuk selalu menggunakannya karena merupakan perantara dalam menyampaikan materi agar tersampaikan dengan baik. Berbagai macam metode pembelajaran salah satunya yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.47 Menurut Tarigan, metode SQ3R adalah strategi membaca yang terlebih dahulu menyurvei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca. Kemudian, mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih mudah memahami bacaan. Selanjutnya, mencoba mengutarakan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat menguasai dan mengingatnya lebih lama.48 Metode/teknik SQ3R adalah suatu metode belajar yang efektif dalam membantu seseorang untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran yang sedang dipelajari/dibaca.49 Pada proses belajar, ada beberapa siswa yang menagalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan, bahkan tidak jarang agar dapat memhami suatu bacaan tersebut siswa membaca lebih dari satu kali. 46
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gunung Persada Press Jakarta, 2012), h. 24-35. 47 Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja rosdakarya, 2010), h. 128 48 Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang, http://jurnalonline.um.ac.id, 2012. 49 Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang Tata Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan http://jurnal.fkip.uns.ac.id, h. 329.
19
Dengan demikian metode SQ3R dapat dikatakan sebagai suatu teknik membaca untuk dapat memahami suatu bacaan melalui tahap atau langkahlangkah yang telah ditetapkan.
b. Karakteristik Metode SQ3R Karakteristik metode SQ3R menurut Muhibbin Syah, yaitu: 1) Siswa berperan aktif dalam pembelajaran 2) Guru sebagai fasilitator dan monitor aktif. 3) Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing. 4) Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk mensurvei lebih dahulu.50 Metode SQ3R memberikan gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul bab, siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan, siswa menceritakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah tersusun tanpa menggunakan buku untuk melatih daya ingatnya dan dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban, sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.51 c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R Seperti halnya
model pembelajaran lain, model pembelajaran SQ3R
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode SQ3R adalah pembaca cenderung lebih menguasai isi bacaan dan tepat digunakan untuk membaca lanjut bagi pembaca yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan sistematik. Adapun kelemahan metode SQ3R adalah tidak semua jenis bacaan dapat dipelajari dengan metode ini.52 Menurut Sagala yang dikutip oleh Trie Utami, Setiawan, dan Hafdarani kelebihan metode SQ3R adalah: 50
Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, h. 24, tidak dipublikasikan. 51 Widya Arta Pujana, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1, 2014. 52 Warsiti, loc.cit.
20
1) Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang terdapat didalam buku teks tersebut, 2) Membuat siswa menjadi lebih aktif, 3) Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks.53 Sehingga tidak menutup kemungkinan mencapai proses pembelajaran yang efektif sesuai tujuan yang diharapkan. Sedangkan kekurangan metode SQ3R menurut Apriani adalah: 1) Sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks, 2) Kurangnya waktu belajar, serta 3) Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing. 54 Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling penting dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi kekurangankekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.
d. Penerapan Metode SQ3R Pada penerapan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan mengulang tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berfikir mencari pemahaman makna informasi yang sedang dipelajari. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi: 1) Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks, 2) Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks, 3) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. 4) Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan. 5) Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.55 Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan SQ3R dapat diharapkan lebih memuaskan, karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan 53
Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk., op.cit, h.6. Ibid, h. 7 55 Muhibbin syah , loc.cit. 54
21
terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks. Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus terampil membaca materi yang disajikan guru. adapun langkah-langkah metode SQ3R, yaitu: 1) Survey (menyelidiki) Pada tahap ini siswa akan melakukan kegiatan penyelidikan pada teks dengan memperhatikan seluruh struktur teks seperti judul, kata kunci dan sebagainya. “Pada bagian-bagian tersebut dibaca dengan teknik skimming, yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui gambaran umum isi buku atau bagian buku secara menyeluruh dan bersifat umum.”56 Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, guru memastikan siswa mengerti tujuan teks itu, apakah buku atau teks tersebut berisi informasi yang diperlukan atau tidak. Dengan mempunyai gambaran menganai pokok-pokok yang akan dipelajari maka para siswa dapat dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan pokok-pokok satu sama lain dengan baik. Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. bagianbagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses peyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya. 2) Question (bertanya) Pada tahap ini siswa merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan yang ditandai untuk meningkatkan keingintahuan dan mengubah pembacaan para siswa menjadi tugas yang bertujuan untuk menjawab tugas tersebut. Sebelumnya, guru akan memberikan petunjuk atau contoh membuat pertanyaan-pertanyaan yang jelas. 3) Read (membaca) Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dirumuskan pada tahap kedua tadi, selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan membaca yang sesungguhnya. Pembaca tidak diharuskan untuk membaca dengan kecepatan yang sama. 56
Budinuryanta Y, Kasuriyanta, dan Imam Koermen, op.cit, h. 11.13
22
Dengan cara ini, siswa harus menggali bahan, aktif mencari hal-hal yang penting. 4) Recite (menceritakan kembali) Setelah
melakukan
tahapan
membaca,
siswa
menceritakan
atau
membacakan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Siswa juga akan menguraikan isi bacaan teks dengan menggunakan kata-kata sendiri. Siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu penceritaan hasil baca. 5) Review (meninjau ulang). Siswa mengkaji ulang semua pertanyaan dan jawaban
serta meninjau
ulang isi bacaan secara singkat. Kegiatan meninjau kembali di sini dimaksudkan untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami siswa.
4. Pembelajaran Bahasa Indonesia a. Pengertian pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yang sebelumnya telah direncanakan guru untuk disampaikan kepada para peserta didik. Proses pembelajaran yang baik dapat terjadi jika ada interaksi antara guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa yang penyampainnya dapat dipahami dan diterima oleh peserta didik. Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.57“ Adapun definisi Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.”58 Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Mohammad Surya 57
58
Trianto, op.cit, h. 24. Mellawati, op.cit. h. 2.
23
menjelaskan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 59 Dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang memiliki peranan penting dalam pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa dengan berbagai macam metode agar tersampaikan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi kepada orang lain. Bahasa adalah sistem bunyi yang digunakan dalam komunikasi interpersonal oleh sekelompok manusia untuk mengungkapkan sesuatu peristiwa dan proses yang terdapat di lingkungan sekitar. 60 Menurut Soejono Dardjowidjojo definisi bahasa adalah “Suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat Bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada yang
mereka
miliki
bersama.”61Sedangkan
mendefinisikan
“Bahasa
adalah
alat
budaya
verbal
yang
Abdul
digunakan
Chaer untuk
berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi.”62 Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi guna memperoleh informasi baik berupa lisan, isyarat maupun tulisan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Menurut Minto Rahayu ada beberapa ahli mendefinisikan Bahasa Indonesia, diantaranya yaitu:
59
Asep Herry Hernawan dkk, op.cit, h. 3 Jauharoti Alfin, dkk., Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Learning Assistence Program for Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), edisi 1, h. 8. 61 Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010), edisi 4, h. 16. 62 Abdul Chaer, Psikolinguistik: Psikologi Kajian Teoritik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) cet 2, h. 30. 60
24
1) Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda) Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-berabad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan setelah pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan. 2) Amin Singgih Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum dalam bahasa kesatuan kita. 3) Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka Bahasa Indonesia yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.63 Dengan demikian pembelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu proses interaksi guna mempelajari Bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang dapat mengembangkan pribadi diri sebagai bangsa Indonesia.
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang penting dan wajib dipelajari disetiap jenjang pendidikan karena merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. 2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara. 3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. 4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.64 63
Minto Rahayu, Bahasa Indoneisa di Perguruan Tinggi, ( Jakarta: PT Grasindo, 2007), h. 8.
25
Sehingga
Bahasa
Indonesia
penyebarluasan pemakaian Bahasa
memiliki
fungsi
Indonesia, sarana
Sebagai
sarana
pelestarian dan
pengembangan budaya, sarana pengembangan penalaran siswa, dan sebagai penerapan pengetahuan kebahasaan dan pengetahuan tentang penggunaan bahasa. Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 1994 tujuan pengajaran meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan dalam lima butir rumusan yang pada intinya siswa menghargai dan membanggakan, memahami serta dapat menggunakan Bahasa Indonesia, memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa, serta mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra. Tujuan khusus meliputi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.65 Dengan demikian, dengan menerapkan tujuan-tujuan yang telah dijelaskan diatas, dapat membentuk karakter bangsa atau jati diri bangsa Indonesia pada kepribadian siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hazrina Siregar Dalam penelitian yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep permintaan dan penawaran serta harga keseimbangan melalui metode Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yang dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklus II. 66
64
Bambang Soehendro, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, (Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, 2006), cet 1, h. 22. 65 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung;PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet ke-3, h. 268 66 Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.
26
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tihajar, Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca melalui metode membaca SQ3R pada siswa kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor yang dilakukan melaui metode penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00 menjadi 72.80 sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan membaca.67 3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman, Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen dengan metode SQ3R pada siswa kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 kota bogor, menyatakan bahwa penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran keterampilan membaca pemahaman cerpen disekolah dengan nilai rata-rata 52,88 menjadi 86, 35.68 Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi pilihan akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi penelitian dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik dipinggiran kota, terutama dalam budaya dan gaya hidup. Sekolah yang menjadi target penelitian ini memiliki ciri khas yang unik, diantaranya yaitu letak lokasi yang dipinggiran kota, sebagian murid sekolah MI Unwaanunnajah merupakan pendatang dari berbagai macam daerah. Sehingga banyak ragam dialek bahasa yang digunakan siswa yang menjadi tantangan tersendiri dalam pengajaran Bahasa Indonesia.
67
Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan. 68 Ahmad Saeful Rahman, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 Bogor,skripsi, ((Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2011, tidak dipublikasikan.
27
C. Kerangka Berfikir Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Unwaanunnajah yang selama ini dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu ceramah. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian LKS setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang bervariasi dan monoton sehingga membuka kemungkinan
membuat siswa menjadi kurang
bersemangat dan menjadi jenuh. Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak siswa yang mendapat nilai dibawah target. Mereka kesulitan memahami teks bacaan dan kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari bacaan yang dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih bagaimana memahami bacaan dan menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak mandiri dalam memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan dan jawaban dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review), sebagai suatu tindakan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menarik minat untuk aktif mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran akan berlangsung lebih efektif. Peneliti bekerja sama dengan guru untuk merumuskan bentuk pembelajaran yang lebih efektif, menyenangkan dan menimbulkan minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan memahami bacaan. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V MI Unwaanunnajah dengan pertimbangan materi yang ada di kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Adapun penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
28
Gambar 2.1 Bagan Kerangka berfikir
Metode mengajar guru yang monoton (konvensional)
Kondisi awal kelas (sebelum tindakan)
Hasil belajar yang rendah, dibawah nilai ketuntasan KKM Kesulitan siswa memahami teks bacaan, bersikap pasif, merasa bosan dan tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran Menerapkan metode SQ3R dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
Tindakan yang akan dilakukan oleh guru dan peneliti
Siswa lebih tertarik dan aktif dalam pembelajaran Kondisi akhir yang diharapkan setelah tindakan
Hasil belajar siswa meningkat dan diatas nilai KKM yang telah ditentukan Proses pembelajaran berjalan aktif, dan kreatif.
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa: “Penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dapat meningkatkan
kemampuan
membaca
pemahaman
Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015”.
siswa
kelas
V
MI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Unwaanunnajah Pondok Aren. Sekolah Madrasah ini beralamat Pondok Pucung Indah II blok A 20/No.8 Kecamatan Pondok Aren. 2. Waktu Penelitian Rentang waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil periode tahun 2014/2015. Penentuan waktu penelitian ini berpedoman pada kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif. Rencana tahap penerapan hingga pelaporan hasil penelitian akan dilakukan selama sepuluh bulan, yakni mulai bulan Februari sampai dengan November 2014. Rincian waktu dan jenis kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini. Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No
Jadwal Kegiatan
Bulan Feb
1.
Jun Jul
Ags
Sep Okt Nov
Persiapan awal sampai pennyusunan proposal
2.
Mar
Perencanaan
√
√ √
(studi
√
lapangan) 3.
Kegiatan penelitian
4.
Pengelolahan data &
√
√ √
analisis data 5.
√
Penyusunan
29
√
30
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan bagian dari penelitian tindakan (Action Research) yang menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Oleh David Hopkins PTK didefinisikan sebagai berikut: “a form self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; (b) their understanding of these practices; and (c) the situations in which practices are carried out”.49 Dari definisi tersebut diatas, dalam konteks kependidikan, PTK mengandung pengertian bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: praktikpraktik kependidikan mereka, pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang berbeda dari penelitian lainnya, karakteristik tersebut antara lain: a. b. c. d.
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional, Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya, Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional, e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.50 Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan mutu praktik pembelajaran.
49
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 5, h. 46. 50 Burhan Elfanani, Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakrta: Araska, 2013), cet. 1, h. 25-26.
31
2. Rancangan Siklus Penelitian Penelitian ini diawali dengan menggunakan penelitian pendahuluan (pra penelitian tindakan kelas). Selanjutnya dengan mengambil pola sebuah siklus maka penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, observasi, tindakan, dan refleksi. Tahapan siklus tersebut disusun sebagai berikut: a. Perencanaan a. Mengidentifikasi masalah tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa. b. Menetapkan sesuai atau tidaknya masalah yang ditemukan dengan alternatif pemecahan masalah. c. Merumuskan perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai. a) Membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan LKS, menyiapkan sumber belajar dan lain-lain. b) Menentukan format penilaian. c) Membuat format atau instrumen penelitian (lembar observasi pembelajaran). b. Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. c. Pengamatan, a. Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi yang sudah dibuat. b. Peneliti menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah dirumuskan kemudian dianalisis secara menyeluruh. d.
Refleksi, a. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah dianalisis. b. Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya.
32
Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah tercapai. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III, dan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
C. Subjek Penelitian Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Jumlah siswa kelas V adalah 36 siswa, terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan.
D. Peran dan Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan tersendiri yaitu sebagai perancang kegiatan, pelaksana kegiatan, mengumpulkan data serta melaporkan hasil penelitian pada jalannya proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode SQ3R.
E. Tahapan dan Intervensi Tindakan Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. “Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua”.51 Peneliti merancang penelitian ini dilakuakan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 2 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut berlanjut pada siklus II, apabila data yang diperoleh pada siklus II masih perlu penyempurnaan maka akan dilanjutkan pada 51
Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke6, h. 74
33
siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian. Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.2. Tahapan Intervensi Tindakan Tahap 1. Pra Penelitian/
Kegiatan a. Observasi ke sekolah
Kegiatan
b. Mengurus surat izin penelitian
Pendahuluan
c. Mengobservasi proses pembelajaran dikelas. d. Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas. e. Mengumpulkan data hasil belajar Bahasa Indonesia siswa sebagai salah satu acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya. f. Menganalisis dan menetapkan tindakan alternatif pemecahan masalah.
2. siklus I Perencanaan
a. Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R. b. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran. c. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam pembelajaran. d. Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran
siklus I Pelaksanaan
e. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran. f. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R. g. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.
34
Tahap siklus I
Kegiatan h. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama
Pengamatan
pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer. i. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa di kelas.
siklus I
j. Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil
Refleksi
pengamatan dan merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut. k. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.
Tahap 3. siklus II
Kegiatan a.
Perencanaan
Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R yang telah diperbaiki berdasarkan pada siklus I.
b.
Menyiapkan media pembelajaran.
c.
Membuat lembar observasi guru dalam pembelajaran.
d.
Membuat lembar observasi siswa dalam pembelajaran.
siklus II
e.
Pelaksanaan
Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.
f.
Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.
g.
Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.
35
Tahap siklus II
Kegiatan h.
Pengamatan
Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer.
i.
Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar siswa di kelas.
siklus II
j.
Refleksi
Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.
k.
Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan Hasil penelitian yang diharapkan adalah dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode SQ3R. Adapun penelitian ini akan dihentikan apabila: 1. Seluruh siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. 2. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran SQ3R dengan kategori baik.
G. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran. 2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus.
H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
36
1. Teknik tes Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.52 Pengertian tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.53 Teknik tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar. Adapun alat tes pengumpulan data penelitian menggunakan butir soal/instrumen soal. Tes ini diberikan setiap akhir siklus dan diberikan pada aktivitas pembelajaran
dengan
indikator
soal-soal
pemahaman
guna
mengukur
kemampuan pemahaman siswa. 2. Teknik non tes Dalam non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut : a. Observasi Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi pembelajaran SQ3R berlangsung.
Pengamatan atau observasi
adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.54 Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.55 b. Catatan lapangan Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan terhadap subjek atau observasi atau
52
Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 67 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-5, h. 186 54 Ibid, h. 143 55 Burhan Elfanani, op.cit, hal. 90 53
37
objek penelitian tindakan kelas.56 Peneliti menggunakan catatan lapangan untuk mengungkap aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi.
I. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas menagajar guru dan melihat aktivitas belajar siswa sehingga dapat diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Contoh lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Instrumen Aktivitas Mengajar Guru No
Aspek yang diobservasi
1
Mengkondisikan kelas.
2
Apersepsi
3
Menyampaikan tujuan
4
Menjelaskan materi
5
Menjelaskan langkah metode SQ3R
6
Mengarahkan perhatian siswa
7
Menggunakan media
8
Memberikan kesempatan: a. Mensurvey isi teks b. Membuat pertanyaan c. Membaca teks d. Membaca hasil latihan e. Memeriksa hasil latihan f. Membuat kesimpulan
56
Kunandar, op.cit, h. 197
SB
B
Nilai C
K
SK
38
No
Aspek yang diobservasi
9
Mengamati kesulitan siswa
10
Memberikan nilai
SB
B
Nilai C
K
SK
Keterangan: Aspek Penilaian: SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup Bagus
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang Tabel 3.4 Instrumen Aktivitas Belajar Siswa Penilaian
No
1
Aspek yang dinilai
SB B C K SK
Kegiatan Awal Menjawab salam dan berdo’a.
2
Menjawab pertanyaan dari guru.
3
Memperhatikan
tujuan
pembelajaran
yang
disampaikan guru. 4
Kegiatan Inti Memperhatikan penjelasan materi.
5
Terlibat dalam penggunaan media.
6
Mencatat penjelasan guru.
7
Memahami langkah-langkah pembelajaran metode SQ3R.
8
Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.
39
Penilaian No
Aspek yang dinilai
9
Membuat pertanyaan.
10
Membaca teks bacaan.
11
Mencatat jawaban.
12
Membacakan hasil latihan dengan kalimat sendiri
13
Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang
SB B C K SK
dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan. 14
Memberikan pendapat.
15
Antusias selama mengikuti pembelajaran.
16
Menyimpulkan materi saat itu.
Keterangan: Aspek Penilaian: SB
: Sangat Baik
B
: Baik
C
: Cukup Bagus
K
: Kurang
SK
: Sangat Kurang
2. Lembar Tes Hasil Belajar Lembar tes tertulis ini berupa post test soal-soal yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa. Adapun kisi-kisi post test tiap siklus adalah sebagai berikut:
40
Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal post test siklus I Kompetensi
Materi Pokok
Indikator
Nomor Urut
Dasar
Soal
3.2.
1. Gagasan utama.
Menentukan
maksud 6
Menemukan
gagasan utama.
gagasan utama
Menentukan gagasan
5, 7, 8, 9, 10, 11,
suatu teks yang
utama.
15, 18
dibaca dengan 2. Menjawab Pertanyaan Menentukan jawaban
1, 2, 3, 4, 12, 13,
kecepatan
dari pertanyaan teks.
14, 16, 17, 19, 20
Menentukan amanat
11
75
kata per menit.
dari teks bacaan. 3. Amanat yang dibaca.
yang dibaca. Tabel 3.6. Kisi-kisi soal post test siklus II Kompetensi
Materi Pokok
Indikator
Nomor Urut
Dasar
Soal
3.2.
4. Tema isi bacaan.
Menemukan
Menentukan tema isi bacaan.
gagasan utama 5. Menentukan maksud Menentukan suatu teks yang
kalimat
dibaca dengan
pada teks bacaan.
kecepatan
6, 9, 14, 18
atau
75 6. menyimpulkan
kata per menit.
bacaan.
maksud 1, 2, 3, 4, 5, 8,
kata kalimat atau kata pada 10, 1, 15, 16, 19 teks bacaan. isi Menentukan
6,7, 12, 13, 17,
kesimpulan dari suatu 20 bacaan.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk memperoleh data yang valid, peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu : 1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan cara mengobservasi siswa dan memeriksa hasil kerja
41
siswa dalam mengerjakan soal dan selain siswa pengambilan data bisa dilakukan oleh peneliti atau guru. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan membaca
pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan siswa. 3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik kejanggalan, keaslian, ataupun kelengkapannya. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis Setelah data terkumpul yang terdiri dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R serta hasil belajar yang berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus. Maka langkah selanjutnya adalah: 1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.57 2. Analisis data secara kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes pada setiap siklusnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal pilihan ganda. S=R Dimana: S = Score R = Jawaban yang betul.58 b. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus:
57
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet ke-9, h. 54. 58 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 188.
42
Nilai Akhir (NA) = Jumlah Skor yang didapat siswa x 100 Skor maksimum Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan: “MX = ∑F (X) ∑N MX
= Mean (nilai rata-rata) yang kita cari
∑F(X)
= Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya. = Number of Cases”.59
N
c. Penulis mencari persentase ketuntasan dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut. P = F x 100% N F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya. N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu). P = angka persentase”.60
59
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Cet. XXIV, hlm. 83. 60 Anas Sudjiono, Ibid., h.43
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas berturut-turut mengenai deskripsi data penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian dengan penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data ini diperoleh dari kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren.
A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Sekolah a. Sejarah Singkat Sekolah Bermula dari kebutuhan warga Pondok pucung ingin belajar membaca dan menulis di awal tahun 80 an. Maka dirintislah kelompok belajar sebagai cikal bakal Madrasah Unwaanunnajah dibawah bimbingan H. Ahmad Djusi. Dalam perjalanannya, mulailah mengalir dukungan dari para tokoh masyarakat setempat untuk mengukuhkan kegiatan pembelajaran tersebut menjadi lembaga pendidikan yang formal. Pada tahun 1984 dihadapan notaris Sri Rahayu yang berkedudukan di Ciputat disahkan yayasan pendidikan Unwaanunnajah kelurahan Pondok Pucung kecamatan Pondok Aren. Para tokoh perintis yang dapat dikenang dalam pendirian tersebut diantaranya H. Maneng Bin Umat, Bapak H. Mual. Sebagai tonggak yang monumental, Madrasah ini mengeluarkan ijazah yang pertama kali untuk para lulusannya pada tahun 1985. Dalam perjalanannya hingga sekarang, putra-putri MI Unwaanunnajah telah banyak meraih prestasi baik dalam bentuk akademik maupun non akademik dan pada mata pelajaran. MI Unwaanunnajah terdiri atas beberapa unit kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang lab komputer, musholah dan lapangan futsal serta kamar mandi. MI Unwaanunnajah ini beralamat di jalan Komplek Pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren No.45 Tangerang Selatan. Saat ini kepala sekolah MI
43
44
Unwaanunnajah
dijabat
oleh
Ibu
Sanijah,
S.Pd.I.
adapun
program
kurikulumnya meliputi materi pembelajaran pokok yang diajarkan pada tingkat MI pada umumnya.
b. Visi, Misi, dan Tujuan VISI
: Terwujudnya peserta didik yang terbina dalam akhlak, unggul dalam prestasi dan terpercaya dalam masyarakat.
MISI
:
1) Membina Akhlak melalui ajaran agama Islam dan keteladanan Nabi Muhammad SAW 2) Mengembangkan pengetahuan melalui pembelajaran dan bimbingan. 3) Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat dan lingkungan sekolah untuk menjalin keharmonisan 4) Membina dan mengarahkan peserta didik agar mampu beradaptasi sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terdasar iman dan taqwa. Tujuan Tujuan madarasah kami merupakan jabaran dari visi dan misi madrasah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut: 1) Memajukan kegiatan keagamaan dan kepedulian madrasah terhadap lingkungan masyarakat dan terciptanya suasana madrasah yang nyaman. 2) Perolehan nilai yang tinggi pada kegiatan UASBN, dan UAMBN. 3) Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama bidang agama, sains dan matematika. 4) Prestasi yang membanggakan dalam setiap lomba. 5) Menjadi cermin dan tauladan dalam kebersihan dan penghijauan madrasah. Tujuan madrasah kami tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Madrasah Ibtidaiyah yang dibakukan secara nasional sebagai berikut:
45
1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan. 2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab. 3) Berpikir secara logis, kritis dan kreatif, inovatif dalam memecahkan masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media. 4) Menyenangi dan menghargai seni. 5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar dan sehat. 6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.
c. Guru dan Tenaga Kependidikan Guru dan tenaga kependidikan di MI Unwaanunnajah berjumlah 17 orang termasuk kepala sekolah. Tenaga guru dan kependidikan di MI Unwaanunnajah merupakan tenaga profesional yang rata-rata telah menempuh jenjang strata satu (S1), akan tetapi hanya 3 orang yang belum menempuh jenjang strata satu (S1). Tabel 4.1 Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah NIP/NIGNP
Nama Lengkap
Jabatan
111236740008020004
Sanijah, S.Pd.I
Kepala Sekolah
196612112007011032
Romelih, S.Pd
Guru Kelas VI
196612112007011032
Maryanih, S.Pd
Guru Kelas I A
111236740008090009
Achmad Hidayat
Administrasi
111236740008320005
Siti Haroh, S.Pd
Guru Kelas IV
197704212007012030
Siti Maisaroh, S.Pd
Guru Kelas II A
111236740008320015
Evi Fitrya, S.Pd.I
Guru Kelas III
111236740008240013
M. Ali Imron, S.Pd.I
Guru Olah Raga
111236740008320011
Siti Aliyah, S.Pd.I
Guru Kelas II B
111236740008320014
Siti Jubaidah, S.Pd
Guru Kelas V
46
NIP/NIGNP
Nama Lengkap
Jabatan
111236740008320019
Kusnandar, Amd
Guru Komputer
111236740008320017
Lina Andriyani
Asisten Guru
111236740008320024
Triyana, S.Pd.I
Guru Kelas I B
111236740008320025
Siti Rodiah, S.Pd.I
Guru Bidang Studi Akidah Akhlak
111236740008320026
Dimas Mahfudzo
Guru Bidang Studi Bahasa Arab
Sandi
Penjaga dan bag. Kebersihan
Wati
Penjaga dan bag. Kebersihan
d. Data Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah Adapun data siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah meliputi: Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Rombel
I
59
2
II
54
2
III
40
1
IV
37
1
V
36
1
VI
31
1
Jumlah
257
8
Berdasarkan tabel, Siswa siswi MI Unwaanunnajah berjumlah 257 pada tahun ajaran 2014-2015. Adapun jumlah rombel kelas sebanyak 8 kelas.
e. Ekstra Kulikuler Kegiatan ekstrakulikuler yang dikembangkan di MI Unwaanunnjah yaitu kegiatan Pramuka, marawis, angklung, matematika gasing (gampang asik dan
47
menyenangkan), sains IPA, dan Tahsinul Qur’an. Di sekolah tersebut menjadikan Pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa di MI Unwaanunnajah pada tiap hari Rabu.
2. Kegiatan pra penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan pra penelitian di kelas V MI Unwaanunnajah. Pertama, menggali informasi secara mendalam dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua, observasi proses pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa dan gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi. Sekolah MI Unwaanunnajah menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70 untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V. kegiatan belajar mengajar di MI Unwanunnajah dilakukan pada pukul 07.00 sampai dengan 14.00 WIB. Tabel 4.3 Jadwal Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas
Hari
Jam ke-
Waktu
V (Lima)
Selasa
1
07.30-09.30
Rabu
2
08.20-09.30
Kelas yang dijadikan objek penelitian di MI Unwaanunnajah yaitu pada kelas V yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan. Dalam perbincangan dengan guru Bahasa Indonesia terungkap bahwa : a. Siswa kelas V berasal dari beragam latar belakang yang memiliki dialek bahasa ibu yang berbeda-beda sesuai asal sukunya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam mengajarkan Bahasa Indonesia. b. Distribusi buku paket yang tidak merata menghambat proses pembelajaran dan juga penyampaian pengajaran menjadi kurang efektif. c. Kapasitas kelas yang terlalu gemuk menjadi kendala dalam pengelolahan kelas. Jumlah ideal dalam satu kelas sabanyak 28 siswa. Namun, jumlah siswa di kelas V MI Unwaanunnajah sebanyak 36 siswa. d. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar dibawah standar KKM sekolah.
48
Sementara itu, penulis menemukan bahwa antusiasme para siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia tidak merata, disamping itu metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang bersemangat dan menjadi jenuh serta kurang mandiri dalam melakukan latihan. hal lain yang ditemukan yaitu masih banyak siswa yang bingung dalam memahami bacaan, terlihat saat siswa menjawab soal yang ada di LKS, mereka tidak yakin akan jawabannya.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 35 menit dipertemuan pertama dan 2 x 35 menit dipertemuan kedua. Materi yang diajarkan pada siklus I ini adalah maksud dari gagasan utama, membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit, menentukkan gagasan utama, menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca, menjelaskan amanah yang ada dalam bacaan. Pada tahap perencanaan Siklus I peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Peneliti juga mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru KBM, catatan lapangan, lembar soal tes. perangkat lainnya yang disiapkan adalah bahan teks bacaan yang berjudul
diantaranya:”Mengunjungi
Pasar
Malam”,
dan
“Kesehatan
Lingkungan di Kampung Bajo” yang dijadikan sebagai bahan ajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan bersama guru Bahasa Indonesia kelas agar materi sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah terebut. Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) kepada subyek. Penelitian dilaksanakan di kelas V yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan.
49
b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 35 menit dipertemuan pertama dan 2 x 35 menit dipertemuan kedua. Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan ke- 1 (Selasa, 02 September 2014) Kegiatan pembelajaran berlangsung selama (5x35) pelajaran dimulai pada pukul 07.30-09.30 WIB. Jumlah siswa yang hadir saat itu sebanyak 30 siswa. Dan yang tidak hadir saat itu sebanyak 6 siswa. Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah menjelaskan maksud gagasan utama, membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit, dan menentukkan gagasan utama dari teks bacaan “Mengunjungi Pasar Malam”. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan membaca do’a. untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun saat itu serta menuliskannya di atas papan tulis. Peneliti juga menyampaikan tujuan pembelajaran. Peneliti memberikan sedikit penjelasan mengenai
gagasan utama. Dalam
penjelasan materi, peneliti
juga
memberikan satu soal dan meminta siswa untuk menjawab bersama-sama. Pada
saat
peneliti
memberikan
penjelasan,
siswa
terlihat
sangat
memperhatikan. Kemudian, peneliti menyajikan materi dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dimulai dengan membagikan teks bacaan pada setiap siswa. Untuk mengkondisikan kelas tetap fokus, secara bersamaan peneliti membagikan teks bacaan “Mengunjungi pasar malam” dan bertanya jawab mengenai pasar malam yang ada disekitar lingkungan siswa. Siswa menjawab pertanyaan serta menceritakan pasar malam yang ada disekitar lingkungan siswa. Langkah pertama dalam pelaksanaan metode SQ3R, yaitu Survey. Siswa diminta untuk mengamati bacaan dengan membaca bagian-bagian teks dan isi bacaan sambil menggarisbawahi bagian-bagian yang penting dengan
50
teknik membaca cepat dengan kecepatan 75 kata per menit. peneliti memberikan waktu selama 3 menit untuk melakukan survey. Pada tahap kedua yaitu Question, siswa diminta untuk
membuat
pertanyaan dari hasil pengamatan sebanyak 5 pertanyaan, termasuk pertanyaan menentukkan gagasan utama. Masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan membuat pertanyaan, sehingga peneliti menjelaskan terlebih dulu acuan membuat pertanyaan berdasarkan kata apa, siapa, bagaimana, kapan, dan lain-lain. Selain itu, pada tahap ini peneliti juga membimbing siswa. Tahap ketiga Read, siswa membaca teks bacaan secara keseluruhan dengan teliti, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka buat. Tahap keempat Recite, siswa diminta untuk menulis jawabannya pada buku tulis mereka masing-masing sesuai dengan pemahaman mereka sendiri. Selanjutnya, peneliti meminta beberapa siswa membacakan jawaban-jawaban yang telah mereka susun dengan menggunakan kalimat sendiri. Pada tahap ini, peneliti meminta siswa lain untuk menanggapi jawaban yang dibacakan oleh temannya. Tahap terakhir Review, yaitu siswa diminta untuk memeriksa dan meninjau ulang pertanyaan dan jawaban yang telah mereka susun. Setelah siswa meninjau ulang, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi pelajaran. Pada tahap penutup, peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran, dilakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa pada materi yang sudah dipelajari. Setelah semua tahapan dilakukan, guru menilai pertanyaan dan jawaban yang telah mereka buat. Dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca hamdalah serta mengucapkan salam. Pada siklus ini, peneliti melihat siswa sangat antusias mengikuti proses pembelajaran dan bisa dikatakan semua siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question,
51
Read, Recite, Review). Namun, demikian, beberapa siswa ada yang belum memahami isi teks bacaan dan enggan menjawab. Pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R belum terselesaikan, maka proses pembelajaran dilanjutkan pada pertemuan kedua. 2) Pertemuan ke-2 (Rabu, 03 September 2014) Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 35 dimulai pada pukul 08.2009.30 WIB. Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini sebanyak 33 siswa dari 36 siswa. Materi pada pertemuan kedua adalah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca, menentukan gagasan utama pada suatu paragraf dan amanat atau pesan yang telah dibaca. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, membaca basmallah dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi baru, dengan teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari (apersepsi). Pada saat Tanya jawab, sebagian besar siswa menjawab walaupun masih ada beberapa siswa diam tidak menjawab tetapi memperhatikan. Sebelum memulai penjelasan, peneliti menjelaskan secara umum mengenai lingkungan yang dibutuhkan bagi makhluk hidup, kemudian peneliti bertanya kepada siswa mengenai upaya menciptakan lingkungan sehat dan bersih. Peneliti juga bertanya mengenai dampak negatif lingkungan yang tidak sehat dan tidak bersih. Kemudian, peneliti menjelaskan mengenai gagasan utama paragraf dan gagasan penjelas paragraf serta memberikan contoh. Setelah menjelaskan, peneliti membagikan teks bacaan mengenai lingkungan yang berjudul “Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo”. Agar siswa lebih paham dan mengerti materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dimulai dengan mensurvey bacaan dan menggaris bawahi bagian-bagian yang penting dari isi bacaan. Kemudian, tahap kedua siswa membuat 5 pertanyaan. Tahap ketiga, siswa membaca teks untuk mendapatkan pemahaman. Kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama dengan didampingi
52
peneliti agar terkontrol dan sesuai waktu yang diharapkan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang telah dibuat pada tahap kedua. Menentukkan gagasan utama dan gagasan penjelas tiap paragraf. Pada tahap keempat, beberapa siswa menguraikan hasil latihan mereka. Kemudian, satu persatu siswa maju kedepan menentukkan gagasan utama dan gagasan penjelas. Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan media berupa alat peraga. Pada tahap terakhir, siswa memeriksa jawaban mereka. Pada kegiatan penutup, peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian, peneliti mengoreksi tugas siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan alhamdalah bersama-sama. Dalam waktu 70 menit siswa melakukan tahapantahapan metode SQ3R (survey,question, read, recite, review) sama seperti pertemuan pertama.
c. Tahap Pengamatan 1) Data Lembar Observasi Tahap pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode SQ3R berlangsung dua kali pertemuan dikelas V MI Unwaanunnajah. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 02 September 2014 pada jam 07.30-09.30 WIB, sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 03 September 2014 WIB pada jam 08.20 09.30 WIB. Observer
mengambil
posisi
duduk
di
belakang
kelas
agar
keberadaannya tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Observasi ini difokuskan untuk mengetahui pelaksanaan yang dilaksanakan oleh guru (peneliti), serta aktivitas siswa di dalam kelas. Dalam hal ini peneliti menggunakan pedoman observasi terlampir sebagaimana terlampir. Pada pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran seperti mengucap salam dan berdo’a bersama, siswa
53
pun menjawab salam dan berdo’a. Guru juga memberikan motivasi melalui ice breaking “ Tepuk cek bum”. Cara tersebut cukup membantu dalam memulai pembelajaran. Selanjutnya, dilakukan pengukuran apersepsi untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi yang sudah diberikan dan kaitannya dengan materi yang akan diberikan. Seluruh siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan penuh semangat. Kemudian, guru menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai dengan cara menuliskannya dipapan tulis. Pada kegiatan tersebut terlihat siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru dengan penuh rasa ingin tahu. Proses kegiatan inti pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R dimulai dengan memberikan penjelasan materi yang berkaitan dengan gagasan utama, dengan cara memberikan contoh paragraf yang berisikan kalimat gagasan utama. Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan. Guru dan siswa saling bertanya jawab kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat. Langkah berikutnya adalah memberikan latihan kepada siswa dengan tujuan agar lebih memahami materi yang disampaikan dengan memberikan teks bacaan yang sudah disiapkan sebagai acuan dalam latihan. Selanjutnya, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran melalui metode SQ3R. Tahap pertama yaitu survey, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca cepat bacaan selama 3 menit. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 4. 1 Aktivitas Mensurvey
54
Selama kegiatan tersebut siswa menggarisbawahi kalimat-kalimat yang berkaitan dengan gagasan utama dan kalimat-kalimat untuk membuat pertanyaan. Pada tahap kedua yaitu Question, siswa membuat pertanyaan dari hasil survey mereka. Guru memberikan kesempatan dan membimbing siswa dalam membuat pertanyaan. Guru memberikan acuan dalam membuat pertanyaan untuk mempermudah siswa. Adapun hasil gambar pada langkah kedua dapat dilihat dibawah ini Gambar 4. 2 Aktivitas Membuat Pertanyaan
Pada tahap ketiga yaitu Read, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca seluruh teks guna menemukan jawaban pertanyaan yang telah mereka buat. Berikut hasil gambar yang diperoleh. Gambar 4. 3 Aktivitas Membaca
Kemudian siswa diminta untuk mencatat jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Pada tahap ini masih terdapat siswa yang enggan menjawab atau mencatat jawaban yang mereka buat. Hal tersebut terlihat ketika guru melakukan penilaian pada tugas mereka yang dikumpulkan.
55
Pada tahap keempat yaitu Recite, Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil tugas yang telah dikerjakan dengan kalimat sendiri. Berikut hasil pengamatan yang didapat. Gambar 4. 4 Aktivitas Ricite
Pada tahap recite, Masih banyak siswa yang malu untuk membacakan hasil tugasnya didepan kelas. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru dalam mengupayakan agar murid selalu percaya diri dalam membacakan hasil tugasnya didepan kelas. Salah satu caranya adalah dengan menunjuk siswa sesuai absen dan memberikan pujian atau nilai yang bagus. Tindakan tersebut cukup efektif, siswa mulai membacakan hasil tugasnya di depan kelas. Pada tahap ini guru juga memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Sebagian siswa menanggapi dan memperhatikan temannya. Kemudian, tahap terakhir dalam penerapan metode SQ3R yaitu Riview, Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengkaji ulang kesesuaian antara hal yang dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan. Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil latihan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati kesulitan yang dihadapi siswa dalam penerapan metode SQ3R. Siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran. kemudian guru memberikan penilaian yang dapat digunakan sebagai ukuran dalam melihat perkembangan siswa.
56
Sebagai tahap akhir, guru membimbing siswa untuk merumuskan kesimpulan materi yang telah dipelajari. Hal ini berlaku pula untuk setiap pelajaran lain. Lebih jauh dapat dilihat dalam lampiran sepuluh dan sebelas yaitu hasil lembar observasi aktivitas siswa dan guru. 2) Data Hasil Tes Peneliti melaksanakan Siklus I pada hari Selasa, tanggal 09 September 2014. Adapun siswa yang hadir saat itu sebanyak 36 siswa, hal ini berarti semua siswa kelas V MI Unwaanunnajah hadir mengikuti tes siklus I. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 08.00-09.00 WIB. Dibawah ini merupakan hasil gambar ketika siswa sedang mengerjakan pos test siklus I. Gambar 4. 5 Melaksanakan Postest Siklus I
Berdasarkan analisis data tes evaluasi pada akhir siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4. Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I No
Nama
Nilai KKM
Nilai post test
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AS1 AS2 AS3 AS4 AS5 AS6 AS7 AS8 AS9 AS10
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
80 55 60 40 85 80 75 75 85 55
Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas
57
No
Nama
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
AS11 AS12 AS13 AS14 AS15 AS16 AS17 AS18 AS19 AS20 AS21 AS22 AS23 AS24 AS25 AS26 AS27 AS28 AS29 AS30 AS31 AS32 AS33 AS34 AS35 AS36 Jumlah Rata-rata
Nilai KKM
Nilai post test
Keterangan
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
85 75 80 85 45 45 50 70 60 75 70 45 70 65 80 85 65 85 30 85 85 80 75 60 60 85 2485 69
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel penilaian hasil belajar siklus I di atas, diperoleh rata-rata nilai siswa 69. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini.
58
Grafik 4.1. Perolehan Nilai Siswa Siklus I 9
9
8
5
7
5
85 80 75
3
6
70
2
5
65
4
4
60
2
3
55
1
2
50
4
1 0
45 20
40
60
Nilai Jumlah orang
80
100
Nilai
Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa dari 36 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I ada 1 orang siswa mendapat nilai 30, 1 orang siswa mendapat nilai 40, 3 orang siswa mendapat nilai 45, 1 orang siswa mendapat nilai 50, 2 orang siswa mendapat nilai 55, 3 orang siswa mendapat nilai 60, 2 orang siswa mendapat nilai 65, 3 orang siswa mendapat nilai 70, 5 orang siswa mendapat nilai 75, 5 orang siswa mendapat nilai 80, dan 9 orang siswa mendapat nilai 85. 3) Catatan Lapangan Catatan lapangan siklus I ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Tahap pencatatan lapangan ini dilakukan pada setiap pertemuan oleh observer. Berdasarkan penilaian data lembar catatan lapangan pada akhir siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: a) Pertemuan ke-1 (Selasa, 02 September 2014) Pada aspek kegiatan inti, pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya yang terkait dengan pelajaran yang dibahas. Guru memberikan penjelasan mengenai acuan dasar membuat pertanyaan. Siswa juga sangat antusias terhadap pembelajaran melalui metode SQ3R.
59
d. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Pada pembelajaran dengan metode SQ3R siklus I ini masih terdapat kekurangan, diantaranya: 1) Masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan membuat pertanyaan. 2) Masih terdapat siswa yang tidak memberikan jawaban yang benar. 3) Masih terdapat siswa yang belum berani mengemukakan pendapat terhadap jawaban temannya. 4) Masih terdapat siswa yang hanya mampu membuat pertanyaan tetapi tidak menemukan jawaban (pada sesi latihan). 5) Aspek bahan bacaan yang menurut siswa terbilang sulit untuk dipahami, sehingga mempengaruhi langkah-langkah pembelajaran metode SQ3R, seperti pada langkah membuat pertanyaan dan pada langkah Recite.
Hal
tersebut dapat dikatakan siswa belum sering
dilatih membuat pertanyaan. 6) Masih ada 14 siswa yang nilainya di bawah KKM. Hal ini karena mereka kurang serius mengerjakan tugas, kemampuan membaca yang minim. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan daya tangkap yang minim. 7) Alokasi waktu dalam proses pembelajaran di pertemuan kedua tidak mencukupi. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran terlihat terburuburu. 8) Guru tidak optimal dalam mengendalikan kondisi kelas agar fokus dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan, maka untuk siklus II perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya: 1) Perlu ditingkatkan bimbingan, perhatian serta arahan saat siswa mengerjakan tugas agar kelas lebih kondusif.
60
2) Perlu ditingkatkan lagi dalam upaya memotivasi siswa untuk lebih aktif dan lebih berani dalam mengungkapkan pendapat. Dengan cara menunjuk siswa dan meminta pendapatnya. 3) Perlu lebih kreatif lagi memusatkan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan Ice Breaking atau berupa iyel-iyel. 4) Perlu diberi penegasan lagi bagi siswa yang gaduh dalam pembelajaran. 5) Guru memanfaatkan alokasi waktu yang tersedia secara efisien dengan membagi antara materi uraian dengan latihan sesuai kebutuhan.
4. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil tes siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus lebih diarahkan. Guru harus lebih memberikan arahan secara jelas dan penuh perhatian terhadap siswa. Guru pun harus lebih tegas mengkondisikan kelas. Pengaturan waktu yang lebih efektif dan efisien seperti alokasi waktu untuk menjelaskan materi dan mengerjakan latihan digunakan sesuai kebutuhan. guru memberikan apresiasi terhadap siswa yang lebih aktif agar meningkat keaktifan maupun prestasinya. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari hasil diskusi bersama guru Bahasa Indonesia, guna memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan hasil refleksi. Peneliti juga menyiapkan instrumen-instrumen penelitian seperti lembar observasi kegiatan guru dan siswa, soal tes untuk akhir siklus II, dan alat dokumentasi. Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 35 pada pertemuan pertama dan 2 x 35 pada pertemuan kedua. Pokok bahasan yang diajarkan adalah menentukan tema, menentukan maksud kalimat atau kata, menyimpulkan isi bacaan, dan mencatat hal-hal penting dalam teks dengan metode SQ3R.
61
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini peneliti melaksanakan 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 35 pada pertemuan pertama dan 2 x 35 pada pertemuan kedua. Adapun uraian proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan ke-1 (Selasa, 16 September 2014) Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 5 x 35 menit dimulai pada pukul 07.30-09.30 WIB. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 34 siswa, 2 siswa tidak hadir. Pada pertemuan pertama ini pokok bahasan yang dipelajari adalah menentukan tema, dan menentukan maksud kalimat atau kata. Pada tahap kegiatan awal, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, mengucapkan salam dan do’a serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Peneliti memberikan dua soal untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dimana soal tersebut merupakan sebuah contoh menentukan tema dan menentukan maksud kalimat yang merupakan materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama ini. Setelah itu, peneliti menjelaskan mengenai tema melalui contoh tersebut. Peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi tersebut. Pelaksanaan metode SQ3R dimulai dengan bertanya jawab mengenai tanaman, menanam tanaman, dan merawat tanaman serta manfaat tanaman yang ada dilingkungan rumah siswa. Kemudian, peneliti meminta siswa untuk menjawab gambar tanaman yang peneliti tunjukkan. Siswa menjawab dengan tepat. Kemudian, peneliti membagikan teks bacaan “Menanam kangkung”. Pada tahap survey, siswa membaca cepat dengan durasi waktu 3 menit. Pada tahap ini siswa juga menggarisbawahi bagian-bagian yang menurut mereka penting. Penelitipun membimbing dan memperhatikan kegiatan mereka agar tetap fokus membaca dan sesuai waktu yang ditentukan. Tahap Question, siswa membuat 5 pertanyaan. Peneliti terus mengarahkan dan membimbing mereka agar membuat pertanyaan dengan
62
benar dan tepat. Siswa pun bertanya kepada peneliti mengenai kesulitan mereka. Saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang gaduh, sehingga peneliti memberikan iyel-iyel setiap kali suasana kelas mulai gaduh. Namun, ternyata tidak bertahan lama taktik tersebut. penelitipun memberikan penegasan kepada siswa yang melakukan kegaduhan. Proses pembelajaran pun sesuai harapan. Pada saat melakukan recite, masih banyak siswa yang belum percaya diri untuk membacakan hasil latihan yang mereka kerjakan. Namun, hingga akhirnya ada siswa yang berani untuk membacakan hasil latihannya di depan kelas dengan memanggil namanya sesuai absen. Kemudian, siswa yang lain memberanikan diri membacakan dengan penuh percaya diri dan begitu seterusnya hingga waktu pada tahap ini berakhir. Pembelajaran pun berjalan sesuai harapan. 2) Pertemuan ke-2 (Rabu, 17 September 2014) Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 35 menit, dimulai pada pukul 08.20-09.30 WIB. Semua siswa kelas V MI Unwanunnajah hadir yang berjumlah 36 siswa. Pokok bahasan pada pertemuan kedua adalah menyimpulkan dan mencatat hal-hal penting yang ada di teks bacaan. Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, membaca basmallah dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi baru, dengan teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari. Pada saat tanya jawab, sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal ini berarti siswa memahami materi yang dipelajari sebelumnya. Pelaksanaan metode SQ3R dimulai dengan memberikan sedikit penjelasan mengenai sensus penduduk. Pada tahap ini, siswa dan peneliti bertanya
jawab
mengenai
sensus
penduduk.
Kemudian,
peneliti
membagikan teks bacaan “Sensus penduduk”. Untuk lebih semangat lagi dalam mengikuti pembelajaran, peneliti memotivasi siswa dengan memberikan iyel-iyel. Siswapun merespon dengan antusias. Pada saat membuat pertanyaan siswa tidak terlalu banyak bertanya
63
mengenai kesulitan mereka dalam membuat pertanyaan. Siswa juga mengerjakan semua tugas yang diperintahkan. Hal ini dapat dikatakan siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan ini. Siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran. Siswa membacakan hasil tugas yang dikerjakan. Setelah selesai, peneliti meminta siswa untuk menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca dan mencatat hal-hal penting pada isi bacaan yang telah dibaca. Peneliti bersama siswa membahas jawaban yang mereka catat. Kemudian peneliti mengakhiri pembelajaran dengan masing-masing siswa mengumpulkan soal evaluasi yang diberikan peneliti.
c. Tahap Pengamatan 1) Data Hasil Pengamatan Observasi pada siklus II dilaksanakan saat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode SQ3R yang berlangsung selama 2 pertemuan. Siklus II ini dilaksanakan dikelas pada tanggal 16 September 2014 pukul 07.00-09.30 WIB, sedangkan pertemuan kedua pada tanggal 17 September 2014 pukul 08.20-09.30 WIB. Pada siklus ini suasana lebih tenang dan teratur. Siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R. Minat, peran aktif dan rasa percaya diri siswa mulai terbangun, terutama saat membuat pertanyaan siswa sudah mulai terbiasa dengan latihan-latihan membuat pertanyaan dan mencatat jawaban. Dibawah ini merupakan hasil gambar yang diperoleh ketika pembelajaran berlangsung. Gambar 4. 6 Kegiatan Apersepsi
Gambar 4.7 Aktivitas Membaca
64
Gambar 4.8 Aktivitas Membuat Pertanyaan
Hal tersebut juga berpengaruh pada penggunaan media yang dilakukan pada siklus II ini. Media yang digunakan pada siklus II ini selain teks bacaan guru juga menggunakan media gambar, agar siswa lebih terfokus dan aktif. Siswa sangat percaya diri membacakan hasil tugasnya. siswa lain memperhatikan dan menanggapi. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.9 Aktivitas Ricite
Hal ini berbeda dengan siklus I, sebagian besar siswa dapat menggunakan
waktu
dengan
efektif
dan
efisien.
Mereka
dapat
menyelesaikan kegiatan berupa membuat pertanyaan, membaca dan mencatat jawaban dengan tepat waktu. Lebih jauh dapat dilihat dalam lampiran sepuluh dan sebelas yaitu hasil lembar observasi aktivitas siswa dan guru. 2) Data Hasil Tes Peneliti melaksanakan Siklus II pada pertemuan ketiga hari Selasa, tanggal 23 September 2014. Adapun siswa yang hadir saat itu sebanyak 36 siswa, hal ini berarti semua siswa kelas V MI Unwaanunnajah hadir
65
mengikuti tes siklus II. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 07.3009.00 WIB. Dibawah ini merupakan hasil gambar pelaksanaan tes siklus II. Gambar 4.10. Melaksanakan Pos test Siklus II
Berdasarkan analisis data tes evaluasi pada akhir siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5. Hasil Belajar Tes Akhir Siklus II No
Nama
Nilai KKM
Nilai post test
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
AS1 AS2 AS3 AS4 AS5 AS6 AS7 AS8 AS9 AS10 AS11 AS12 AS13 AS14 AS15 AS16 AS17 AS18 AS19 AS20 AS21
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
95 70 70 75 90 80 70 85 85 70 95 75 75 90 85 70 70 85 70 70 95
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
66
No
Nama
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
AS22 AS23 AS24 AS25 AS26 AS27 AS28 AS29 AS30 AS31 AS32 AS33 AS34 AS35 AS36 Jumlah Rata-rata
Nilai KKM
Nilai post test
Keterangan
70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
70 70 80 85 95 80 85 70 75 90 95 70 80 80 85 2880 80
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Berdasarkan tabel penilaian hasil belajar siklus II di atas, diperoleh rata-rata nilai siswa 80. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini. Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siswa Siklus II 5
6
95
3
5
90 7
4
85
5
3
80
4
2
75 12
1 0
70 20
40 Nilai Jumlah Orang
60
80 Nilai
100
67
Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa dari 36 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II ada 12 orang siswa mendapat nilai 70, 4 orang siswa mendapat nilai 75, 5 orang siswa mendapat nilai 80, 7 orang siswa mendapat nilai 85, 3 orang siswa mendapat nilai 90, dan 5 orang siswa mendapat nilai 95. Tabel 4.6. Statistik Deskripsi Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia Hasil Nilai Belajar Statistik Deskripsi
Siklus I Siklus II
Nilai tertinggi
85
95
Nilai terendah
30
70
Rata-rata nilai
69
80
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar
14
0
Jumlah siswa yang tuntas belajar
22
36
Persentase Ketuntasan
61%
100%
Nilai KKM
70
70
3) Catatan Lapangan Catatan lapangan siklus II ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran berlangsung. Tahap pencatatan lapangan ini dilakukan pada setiap pertemuan oleh observer. Berdasarkan penilaian data lembar catatan lapangan pada akhir siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: a) Pertemuan ke-1 (Selasa, 16 September 2014) Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru bersama siswa membaca Al-Qur’an Juz 30 selama setengah jam dimulai pukul 07.0007.30 WIB. Pada tahap kegiatan awal. Banyak siswa yang gaduh, namun guru segera memusatkan konsentrasi siswa dengan cukup baik. Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias, seperti pada tahap Read, siswa membaca sambil menggarisbawahi isi atau kalimat bacaan yang menurut mereka penting. Guru memberikan penjelasan mengenai
68
acuan dasar membuat pertanyaan. Kegiatan pembelajaran pun berjalan sesuai rencana. b) Pertemua ke-2 (Rabu, 17 September 2014) Pada tahap kegiatan awal, siswa belum siap menerima pelajaran dan guru menenangkan siswa dengan bernyanyi. Pada tahap inti, guru menunjukkan gambar berupa tanaman kepada siswa agar siswa lebih fokus, sehingga siswa dapat mengikuti arahan guru dengan baik dan pembelajaran pun sesuai rencana.
d. Tahap Refeleksi Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan guru pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu metode pembelajaran SQ3R. Dalam pembelajaran ini, semua tahapan dan langkah-langkahnya sudah sesuai dengan baik. Hal tersebut didasarkan pada pengamatan selama proses pembelajaran yang
tercatat
dalam
lembar
observasi
terhadap
penerapan
metode
pembelajaran SQ3R. Hasil tes belajar keterampilan membaca pemahaman siswa siklus II menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu dalam rentang nilai 70-95.
B. Analisis Data dan Pembahasan Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut: 1. Data Hasil Observasi Pembelajaran Indikator ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini adalah apabila lembar observasi aktifitas mengajar guru dan aktifitas belajar siswa selama dua siklus telah menunjukkan kategori baik pada setiap aspek yang diamati. Berikut penjelasan dan uraiannya.
69
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I Dalam lampiran sebelas, diperoleh gambaran mengenai penilaian terhadap peran aktif siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R. Berikut adalah uraian penilaian secara lengkap. 1) Pada pertemuan pertama, siswa kurang mengerti tentang langkah-langkah pembelajaran melalui penerapan metode SQ3R, karena siswa belum terbiasa menerapkan metode SQ3R. Terutama dalam membuat pertanyaan, siswa selalu bertanya kepada guru mengenai langkah tersebut. Hal ini dapat dilihat pada lampiran sebelas nomor 7 dan 9. Sebagian siswa enggan mencatat jawaban pertanyaannya. Hal ini terlihat ketika guru melakukan penilaian pada tugas yang dikumpulkan. Dapat dilihat pada lampiran nomor 11. Pada tahap memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan mendapatkan kategori kurang baik. hal ini disebabkan karena siswa enggan memeriksa dan memperbaiki pertanyaan dan jawaban. Hal tersebut terlihat ketika guru melakukan penilaian tugas yang dikumpulkan. Sehingga masih banyak siswa yang tidak mendapatkan nilai yang cukup baik. 2) Pada pertemuan kedua, tidak semua siswa yang menjawab pertanyaan guru (apersepsi), Siswa juga kurang memperhatikan dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut terjadi karena siswa masih terlihat belum siap menerima pelajaran. Disamping itu juga, masih banyak siswa yang tidak memberikan pendapatnya terhadap jawaban siswa lain. Hal ini berarti proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R perlu ditingkatkan.
b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II Berdasarkan lampiran tujuh, diperoleh gambaran mengenai penilaian terhadap proses keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R. Berikut adalah uraian penilaian secara lengkap.
70
Pelaksanaan siklus II sudah berlangsung dengan baik, dalam arti secara umum segala kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R telah dapat diatasi. Siswa telah melaksanakan langkah-langkah penerapan metode SQ3R dengan baik karena sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Siswa dapat membuat pertanyaan dengan baik. Terbukti ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa menyelesaikan tahapan tersebut sesuai waktu yang disediakan. Siswa juga memeriksa ulang jawaban dan pertanyaan mereka dengan baik. hal ini terbukti ketika guru melakukan penilaian tugas, rata-rata siswa mendapatkan nilai cukup baik. Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan diatas, proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R di kelas V MI Unwaanunnajah sudah memenuhi kriteria yang tercantum pada lampiran sebelas yaitu secara umum sudah memenuhi harapan.
c. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Pada siklus I belum semua aspek menunjukkan kategori baik. Aspek tersebut yaitu penggunaan bahasa yang disampaikan guru sulit dipahami siswa. Dalam artian guru sudah berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan beberapa istilah. Hal ini mungkin yang menjadi penyebab. Kemudian dalam penggunaan media dianggap kurang atraktif, lebih banyak menggunakan teks saja tetapi tidak menggunakan media visual. Secara umum, penggunaan media visual akan sangat membantu daya tarik materi pelajaran untuk diperhatikan oleh siswa. Adapun aspek yang sudah memenuhi kriteria adalah pada awal pembelajaran guru mengkondisikan siswa dengan ice breaking yang menyenangkan. guru menguji apersepsi siswa untuk mengetahui pamahaman awal mereka. Setelah menyampaikan tujuan materi pembelajaran kemudian dijelaskan langkah-langkah metode SQ3R. Pada tahap selanjutnya, guru memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan metode tersebut. sebagian siswa kemudian menyadari bahwa ternyata secara tidak langsung mereka pernah
71
menerapkan metode tersebut kendati tidak secara sistematis dan tidak pula mengenal istilah SQ3R tersebut. Hal ini menjadikan penyampain metode SQ3R menjadi lebih mudah. Akan tetapi, pada tahap question masih terdapat sejumlah siswa yang tidak begitu cekatan membuat pertanyaan. Hal ini lebih dimungkinkan karena kurangnya latihan dan minimnya bahan bacaan. Situasi tersebut umum terjadi walaupun disadari tetapi selalu luput dari perhatian. Kendala lain yaitu pada tahap membaca, siswa mengulang-ulang kata yang sudah dibaca, menunjuk kata satu persatu dan masih ada yang membaca dengan bersuara atau menggerakkan bibirnya. Dalam menentukan gagasan utama dan kalimat penjelas siswa masih ragu-ragu. Hal ini lebih disebabkan karena kurang konsentrasi dalam memahami bacaan dan siswa cenderung tidak mempunyai minat untuk membaca. Hal ini terlihat ketika pertemuan selanjutnya siswa acuh tak acuh terhadap proses pembelajaran, siswa mengeluh ketika diminta untuk membaca. Disamping itu, pada tahap recite. masih terdapat siswa yang malu-malu maju kedepan untuk mengungkapkan pendapat hasil latihan yang telah dikerjakan, dari 36 siswa hanya 5 orang siswa yang lebih percaya diri untuk tampil di depan kelas. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk selalu memberikan motivasi agar siswa lebih percaya diri. Pada pertemuan kedua, guru memperbaiki aspek penjelasan materi. Guru menggunakan bahasa yang lebih sederhana agar siswa lebih paham menerima penyampaian materi dari guru. Pada tahap membaca guru selalu mengingatkan dan menyampaikan kepada siswa cara-cara membaca cepat seperti membaca dalam hati, hanya mata saja yang bergerak dan harus konsentrasi. Sebagai pendukung guru menggunakan alat peraga berbentuk kartu. Media tersebut ternyata cukup membuat siswa antusias, terlihat dari besarnya keinginan siswa untuk memegang dan menggunakannya. Ini dapat dijadikan bukti bahwa penggunaan alat peraga sangat efektif, apalagi bila dibuat lebih atraktif dan bervariasi.
72
Pada siklus II, guru berupaya memperbaiki aspek yang telah dikaji pada siklus I. Kondisi siswa lebih kondusif karena suasana kelas lebih mencair dan siswa lebih siap mengikuti pembelajaran. Terbukti saat guru menguji apersepsi siswa dan partisipasi siswa lebih meningkat. Pada saat digunakan alat peraga visual, suasana pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik dan siswa lebih mudah mendapat pemahaman. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa dalam melaksanakan langkah-langkah metode SQ3R dengan batas waktu yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan alokasi waktu yang disediakan lebih efektif dan membuat siswa tebiasa dengan latihan-latihan yang diberikan.
d. Data Hasil Belajar Nilai tes hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricite, Review) pada siklus I dan siklus II terdapat adanya peningkatan. pada hasil belajar post test siklus I nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terkecil adalah 30. Siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 22 siswa dan 14 siswa diantaranya belum memenuhi nilai KKM. hal ini terjadi karena kemampuan siswa dalam memahami bacaan masih minim, konsentrasi saat pembelajaran kurang ditambah minimnya latihan. Pada siklus I ditemukan beberapa siswa yang mencapai nilai di atas ketuntasan, kelompok ini memang dikenal mempunyai intelegensi yang baik, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai KKM memang dibutuhkan perhatian khusus melalui latihan yang cukup. Makin sering intensitas membaca dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan dan terlatih pula menemukan gagasan utama, tema atau topik dan kesimpulan pada suatu bacaan. Namun, pada hasil post test siklus II hampir seluruh siswa cukup memenuhi nilai KKM yaitu sebanyak 36 siswa. Nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 70. Dikatakan demikian, karena indikator ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini adalah jika seluruh siswa telah mencapai nilai KKM 70.
73
Kemudian, pada siklus II menunjukkan nilai hasil belajar yang meningkat 11% dari siklus sebelumnya, rata-rata nilai tes akhir pada siklus I hanya 69 sedangkan rata-rata nilai tes akhir pada siklus II adalah 80. Jika ditelaah lebih mendalam, perolehan nilai tersebut secara keseluruhan hasil siklus I sampai hasil siklus II mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian “Peningkatan Keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah” dapat diterima khususnya pada tahun ajaran 2014/2015.
C. Hasil Penerapan Metode SQ3R Berdasarkan hasil pengamatan tindakan pada siklus I dan II, metode SQ3R berhasil diterapkan di kelas V MI Unwaanunnajah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil post test siklus I, II, dan data lembar observasi proses pembelajaran yang dapat dilihat dalam lampiran hasil penelitian. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode SQ3R, siswa menjadi antusias mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa juga lebih memperhatikan penjelasan guru dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan SQ3R. Dengan metode ini guru memfasilitasi dengan bahan-bahan pembelajaran. Disisi lain, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Penerapan metode SQ3R mampu meningkatkan kualitas proses pemahaman bahan bacaan khususnya pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah. Hal ini dapat dilihat pada saat siswa membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan hingga membacakan hasil latihan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah. Hal tersebut terlihat pada hasil aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II. a. Siswa lebih aktif dan tertarik dengan proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode SQ3R dan media visual. b. Siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. c. Perhatian dan motivasi siswa juga lebih meningkat terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V MI Unwaanunnajah melalui penerapan metode SQ3R. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69 dan siklus II sebesar 83. Pada siklus I ditemukan bahwa dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus I, terdapat 22 siswa mencapai nilai KKM dan 14 orang siswa belum mencapai nilai KKM. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan seluruh siswa telah mencapai nilai KKM yaitu 70.
B. Saran Berdasakan hasil simpulan di atas diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengembangan pelajaran, khususnya pelajaran Bahasa Indonesia, dapat disampaikan antara lain: 1. Bagi sekolah: a. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dalam meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
74
75
b. Pihak sekolah diharapkan meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat mendukung proses pembelajaran. c. Pihak
sekolah
diharapkan
selalu
menambah
koleksi
buku
perpustakaan. d. Pihak sekolah diharapkan selalu menjaga iklim pembelajaran yang kondusif. 2. Bagi guru: a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan metode yang lebih beragam dalam pembelajaran. 3. Bagi siswa : a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan membaca pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh pengetahuan yang lebih luas. c. Memanfaatkan sarana perpustakaan yang ada secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA A, Alek dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, cet 1. 2010. Ali, Muhammad. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido, cet.3. 2007. A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, cet ke-19. 2011. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, edisi 2. 2012. Asep Hernawan, dkk. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS. 2007. Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2011. Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa di SD. Edisi 1. Bandung: UPI PRESS. 2007. Chaer, Abdul. Psikolonguistik:Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta, cet 2.2009. Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, cet. Ke-2. 2011. Dimyati dan Mudjono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, cet 4. 2010. Dardjowidjojo, Soejono. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, edisi 4. 2010. Elfanani, Burhan. Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan Mahasiswa. Yogyakrta: Araska, cet. 1, 2013. Fathurrahman, Pupuh. dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika Aditama. 2009. Faricha Alfin Afdila, dkk. Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang, http://jurnalonline.um.ac.id/data. 2012.
76
77
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, cet ke-4. 2005. Hasibuan, J.J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2010. Iskandarwassid & Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa,. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet ke-3. 2011. Jauharoti Alfin, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Learning Assistence Program for Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, edisi 1. 2009. Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, cet. Ke-2. 2013. Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 5. 2010. Mellawati. Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan MetodeSq3r.Jurnaluneshttp://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id. Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gunung Persada Press Jakarta. 2012. Munasco. Bentuk Tes Formatif, Kualifikasi Guru dan Hasil Belajar Fisika Dengan Mengontrol Kemampuan Awal. Jurnal Evaluasi Pendidikan. Vol 4, 2013. Nadliri, dkk. Psikologi Belajar. Edisi pertama. Surabaya: Amanah Pustaka. 2009. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.2003. Rahayu, Minto. Bahasa Indoneisa di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo. 2007. Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. 2009. Rahman, Ahmad Saeful. Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 Bogor. Skripsi. Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. 2011. tidak dipublikasikan.
78
Rasmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007. Saddhono, Kundharu dan Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati. 2012. Siregar, Siti Hazrina. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skrips. Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. 2013. tidak dipublikasikan. Siregar, Evelina dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Soehendro, Bambang. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, cet 1. 2006. Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, cet 15. 2010. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet. XXIV. 2012. Sugono, Dendi. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Cet. V. 2008. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, cet ke-9. 2013. Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010. Tihajar. Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi. Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. 2013. tidak dipublikasikan. Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk. Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman. http://jerman.upi.edu. 2013. Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang Tata Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan http://jurnal.fkip.uns.ac.id.
79
Widya Arta Pujana, dkk. Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1, 2014. Y, Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, cet. ke-2. 2008.
LAMPIRAN 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN
: MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SE;j0MESTER
: V / Ganjil
PERTEMUAN KE-
: 1 (Satu)
ALOKASI WAKTU
: 5 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI
:
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. I.
KOMPETENSI DASAR 3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit.
II. INDIKATOR 3.2.1
Menjelaskan maksud gagasan utama.
3.2.2
Membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit.
3.2.3
Menentukkan gagasan utama.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Siswa dapat menjelaskan maksud gagasan utama.
Siswa dapat membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit.
Siswa dapat menentukan gagasan utama.
IV. MATERI PEMBELAJARAN
:
A. Materi Pokok
: Membaca teks “Mengunjungi Pasar Malam”
B. Uraian Materi
: a. Maksud gagasan utama
b. Membaca isi bacaan dengan cepat. c. Menentukan gagasan utama V.
METODE PEMBELAJARAN
: Tanya jawab, Ceramah, SQ3R (Survey. Question, Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI.
NILAI KARAKTER SISWA
:
1. Aktif 2. Kreatif 3. Berani. 4. Disiplin 5. Rasa ingin tahu 6. Percaya Diri 7. Kerjasama 8. Tanggap VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
:
A. Pendahuluan (Waktu 20 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai karakter
Guru mengucapkan salam dengan ramah Siswa menjawab salam.
Berani.
kepada siswa ketika memasuki ruang
Disiplin.
kelas.
Aktif.
Percaya
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum Berdo’a. memulai pembelajaran.
diri.
Guru menanyakan kabar siswa.
Siswa menjawab.
Guru bertanya kepada siswa dan menulis Menjawab. di papan tulis mengenai tanggal, bulan dan tahun sekarang untuk memfokuskan siswa. Guru
melakukan
melalui Ice Breaking.
kegiatan
motivasi
Melakukan
instruksi
yang diberikan guru.
Guru bertanya : “Anak-anak,
Menjawab apakah
kalian
suka
membaca ?”
dan
pertanyaan menyimak
penjelasan dari guru.
“Bacaan apa saja yang pernah kalian baca?” “mengapa kalian suka membaca bacaan tersebut?” Guru
indikator Mendengarkan
menyampaikan
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
penjelasan guru.
B. Kegiatan Inti (Waktu 70 menit) B.1 Eksplorasi (Waktu 40 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
dan
Guru memberikan penjelasan bertanya
jawab
mengenai
maksud
gagasan utama.
Guru
menjelaskan
Mendengarkan, bertanya
jawab
dan
mencatat. langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
Siswa memperhatikan
siswa melalui metode SQ3R (survey,
Guru
menugaskan
membaca
cepat
siswa bacaan.
untuk
Siswa membaca cepat
Guru
bacaan.
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru
menugaskan
siswa
untuk
membuat beberapa pertanyaan yang
Menyimak
dan
membuat pertanyaan.
berhubungan dengan gagasan utama yang ada dalam teks bacaan.
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Rasa ingin
Percaya diri.
Question, Read, Recite, Review), yaitu :
Aktif.
tahu
penjelasan guru.
Kerjasama
Siswa membaca teks secara mendalam.
Guru
memerintahkan
siswa
untuk
Mencatat jawaban.
mencatat jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat yang berkaitan dengan gagasan utama.
B.2. Elaborasi (Waktu 30 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru meminta siswa membacakan hasil Membacakan
hasil
Berani.
latihan dengan kalimat sendiri.
latihan.
Aktif.
Guru memberikan kesempatan kepada
Memberikan
Percaya
siswa lain untuk menanggapi.
tanggapan.
Guru
memerintahkan
siswa
untuk
diri.
Mengkaji
ulang
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
yang dipertanyakan dan
teks bacaan.
jawaban
dari
Tanggap.
teks
bacaan.
B.3. Konfirmasi (Waktu 15 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan penguatan singkat Mendengarkan.
Berani.
terkait materi yang telah dibahas.
Aktif.
Guru bersama siswa bertanya jawab Bertanya.
Percaya
mengenai hal-hal yang belum dipahami tentang gagasan utama.
diri.
C. Penutup (Waktu 40 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Kesimpulan Guru
bersama
siswa
memberikan
Memberikan kesimpulan.
kesimpulan dari semua materi yang telah dipelajari.
Aktif. Percaya diri. Disiplin.
Evaluasi Guru memberikan post test kompetensi Menjawab soal. hasil pembelajaran.
Refleksi Guru dan siswa membahas jawaban Membahas jawaban. bersama-sama.
Guru
menyampaikan
pembelajaran
pada
rencana Mendengarkan. pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri
pembelajaran
dengan Berdo’a.
membaca hamdalah, do’a dan salam.
VIII. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR A. Sumber Belajar 1. Buku paket penerbit Lin Dwi Eni Fadlih MI Kelas V (Lima). 2. Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. B. Media Belajara 1.
Hand Out.
:
IX. PENILAIAN Indikator Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
3.2.1. Menjelaskan
maksud Tes Tulis. Essay.
Instrumen/Soal
1. Jelaskan apa yang
gagasan utama.
dimaksud gagasan utama!
3.2.2. Membaca tentang Pasar
isi
bacaan
“Mengunjungi Malam”
Tes Tulis. Essay.
dengan
2.
Kapan Dimas sekeluarga liburan ke desa Kakek?
kecepatan 75 kata per
3. Ke mana mereka
menit.
pergi berjalanjalan? 4. Kapan pasar malam mulai dibuka? 5. Berapa lama mereka berada di pasar malam? 6. Senangkah Dimas pergi ke pasar malam itu?
7. Tentukanlah Tes Tulis. Essay. 3.2.3. Menentukkan
gagasan
utama pada teks bacaan “Mengunjungi malam”.
pasar
gagasan utama pada teks bacaan “Mengunjungi pasar malam!”
Format Kriteria Penilaian No. 1.
Butir-butir Soal
Kunci Jawaban
Skor 2
3.
dimaksud Gagasan utama merupakan ide pokok paragraf yang terdapat di dalam kalimat utama. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu teks bacaan. Kapan Dimas sekeluarga liburan ke Akhir tahun lalu desa Kakek? Ke mana mereka pergi berjalan-jalan? Ke Pasar malam di alun-alun
4.
Kapan pasar malam mulai dibuka?
Mulai dibuka hari Minggu, 27 Juni Berapa lama mereka berada di pasar Hampir 3 jam malam?
1
Iya, senang sekali Senangkah Dimas pergi ke pasar malam itu? Berlibur ke rumah kakek Menurutmu, bacaan itu menceritakan mengelilingi pasar malam. tentang apa? Nah, jawabanmu itu merupakan gagasan utama. Jumlah Skor Maksimal
1
2.
5. 6. 7.
Menurutmu, apa yang dengan gagasan utama?
1 1
2
2
10
CATATAN : *Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel, ...................... 2014 Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
(Sanijah, S.Pd.I)
(Anis Finalisa)
LAMPIRAN Uraian Materi Sebelum membahas mengenai gagasan utama, terlebih dulu membahas kalimat utama. Kalimat
utama
adalah sebuah kalimat
yang
diperjelas
oleh
kalimat-kalimat
lain
dalam suatu paragraf. Dengan kata lain, kalimat utama adalah kalimat yang berisi gagasan utama. Kalimat utama bisa terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf. Setiap paragraf memiliki satu gagasan utama yang merupakan inti dari pemikiran dari pokok pembahasan yang ada pada paragraf tersebut. Gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu teks bacaan. Gagasan utama merupakan ide pokok. Fungsinya sebagai pokok, patokan atau dasar acuan suatu paragraf. Selain gagasan utama, dalam paragraf terdapat gagasan penjelas. Gagasan penjelas merupakan ide-ide tambahan yang berfungsi sebagai penjelas. kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan penjelas. Gagasan penjelas bisa berupa contoh-contoh, bukti-bukti, datadata, fakta-fakta, penjabaran, detail, dan lain sebagainya yang digunakan untuk memperjelas gagasan utama. Maka, gagasan utama paragraf dapat dikatakan sebagai gagasan yang terdapat di dalam kalimat utama, yang diperjelas oleh gagasan penjelas, dan yang menjadi inti/pokok pembahasan suatu paragraf. Kita dapat menemukan gagasan utama di awal paragraf, akhir paragraph, atau di awal dan di akhir paragraf. Contoh : Rumah temanku sungguh mewah mengagumkan. Dinding-dinding rumah bagian dalam dihiasi permata. Lantainya terbuat dari marmer. Pintu-pintu kamar terbuat dari emas. Meja kursi terbuat dari bahan alumunium. 1. Gagasan utama paragraf di atas adalah rumah temanku sungguh mewah mengagumkan. 2. Gagasan penjelas paragraf di atas adalah Dinding-dinding rumah bagian dalam dihiasi permata. Lantainya terbuat dari marmer. Pintu-pintu kamar terbuat dari emas. Meja kursi terbuat dari bahan alumunium.
Bacalah bacaan di bawah ini ! Mengunjungi Pasar Malam Dimas tidak akan pernah melupakan liburannya akhir tahun lalu bersama keluarga. Waktu itu, ia berlibur ke desa kakeknya. Pada suatu sore, Dimas, Wita, Pak Bani, Kakek, dan Nenek pergi berjalan-jalan. Mereka berjalan ke Pasar Malam di alun-alun. “Ketika masih kecil, Ayah sering diajak ke Pasar Malam oleh Kakek-Nenekmu. Pasar malam itu menjadi sarana hiburan yang murah dan meriah,”kata Pak Bani sebelum memasuki arena Pasar Malam. Mereka telah sampai di depan pintu gerbang arena Pasar Malam. Dimas berdiri paling depan. Ia menunjuk papan yang dipajang diatas pintu masuk. Papan itu papan pengumuman. “Bagaimana cara masuk arenanya, yah?” Tanya Dimas. “Berapa harga karcis masuknya, yah? Tanya Wita pula. “Coba kamu baca dulu pengumuman itu. Kamu nanti pasti tahu!” jawab Ayah. Dimas membaca pengumuman yang ditujukan kepada pengunjung Pasar Malam. Setelah membeli karcis, mereka pun masuk. Di dalam, orang sudah penuh sesak. Tampaknya, seluruh warga desa ada di sana. “Mengapa ada tata tertib, yah?” Tanya Dimas. “Ya, agar pengunjung teratur, tertib, dan tidak berdesak-desakan. Pengunjung akan merasa aman dan nyaman menikmati pasar malam, “jelas Ayah lebih lanjut. “Bagaimana jika ada yang melanggar?” “Pelanggannya akan berurusan dengan petugas keamanan atau pihak berwajib, “jawab Ayah. “Kapan Pasar Malam ini mulai dibuka, Bu? Tanya Wita. “Mulai dibuka hari Minggu, 27 Juni. Berakhirnya hari Minggu, 11 Juli,”Jawab Ibu. Di pasar malam, ada berbagai permainan anak-anak, seperti komidi putar, kereta gantung, kereta putar, dan sebagainya. Ada juga hiburan pentas musik yang diselingi lawak. Dimasa dan Wita naik komidi putar, keduanya senang sekali. Bahkan, dimas sampai berkhayal. Ia membayangkan dirinya sebagai seorang satria penunggang kuda yang gagah berani. Hampir tiga jam mereka mengelilingi Pasar Malam. Dimas dan Wita sangat senang. Mereka pulang naik angkutan umum bersama-sama warga desa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN
: MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SE;j0MESTER
: V / Ganjil
PERTEMUAN KE-
: II (Dua)
ALOKASI WAKTU
: 3 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI
:
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. I.
KOMPETENSI DASAR 3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit.
II. INDIKATOR 3.2.1. Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca. 3.2.2. Menentukkan gagasan utama pada suatu paragraf 3.2.3. Menjelaskan amanah yang ada dalam bacaan. III. TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca.
Siswa dapat menentukan gagasan utama pada suatu paragraf.
Siswa dapat menjelaskan amanah yang ada dalam bacaan.
IV. MATERI PEMBELAJARAN A. Materi Pokok
: : Membaca bacaan “Kesehatan Lingkungan diKampung Bajo”
B. Uraian Materi
: a. Menjawaab pertanyaan b. Gagasan utama pada suatu paragraf.
c. Amanah yang ada dalam bacaan. V.
METODE PEMBELAJARAN
: Tanya jawab, Ceramah, SQ3R (Survey. Question, Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI.
NILAI KARAKTER SISWA
:
1. Aktif dan kreatif. 2. Rasa ingin tahu. 3. Kreatif 4. Berani. 5. Disiplin 6. Percaya Diri 7. Kerjasama 8. Tanggap VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
:
A. Pendahuluan (Waktu 5 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai karakter
Guru mengucapkan salam dengan ramah Siswa menjawab salam.
Berani.
kepada siswa ketika memasuki ruang
Disiplin.
kelas.
Aktif.
Percaya
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum Berdo’a. memulai pembelajaran.
diri.
Guru menanyakan kabar siswa.
Siswa menjawab.
Guru bertanya dan menulis di papan tulis Menjawab. kepada siswa mengenai tanggal, bulan dan tahun sekarang untuk memfokuskan siswa. Menjawab pertanyaan .
Guru melakukan apersepsi. Guru
menyampaikan
indikator Mendengarkan
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
penjelasan guru.
B. Kegiatan Inti (Waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (Waktu 25 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan dan bertanya jawab
Mendengarkan,
mengenai lingkungan.
bertanya
jawab
dan
mencatat.
Guru
membagikan
teks
bacaan
Guru
menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
siswa melalui metode SQ3R (survey, Question, Read, Recite, Review), yaitu :
Guru
menugaskan
membaca
cepat
siswa bacaan.
untuk
Membaca cepat bacaan.
Guru
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru
menugaskan
siswa
untuk
membuat beberapa pertanyaan yang
Membuat pertanyaan.
berhubungan dengan gagasan utama yang ada dalam teks bacaan.
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Guru
memerintahkan
siswa
untuk
mencatat jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat yang berkaitan dengan gagasan utama.
Aktif. Rasa ingin tahu
mengenai “lingkungan”.
Kerjasama
Siswa membaca teks secara mendalam. Mencatat jawaban.
Percaya diri.
B.2. Elaborasi (Waktu 20 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru meminta siswa membacakan hasil Membacakan latihan dengan kalimat sendiri.
hasil
Aktif.
latihan.
Kemudian, guru meminta siswa untuk Siswa menempelkan kartu yang berisikan
Berani.
memilih
dan
menempelkan kartu.
Percaya diri. Tanggap.
kalimat gagasan utama dan gagasan penjelas.
Guru memberikan kesempatan kepada
Memberikan
siswa lain untuk menanggapi.
tanggapan.
Guru
memerintahkan
siswa
untuk
mengkaji
ulang
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
yang dipertanyakan dan
teks bacaan.
jawaban
dari
teks
bacaan.
B.3. Konfirmasi (Waktu 5 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan penguatan singkat Mendengarkan.
Berani.
terkait materi yang telah dibahas.
Aktif.
Guru bersama siswa bertanya jawab Bertanya.
Percaya
mengenai hal-hal yang belum dipahami tentang gagasan utama dan lingkungan.
diri.
C. Penutup (Waktu 15 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Kesimpulan Guru
bersama
siswa
memberikan
Memberikan kesimpulan.
kesimpulan mengenai semua materi yang telah dipelajari.
Aktif. Percaya diri. Disiplin.
Evaluasi Guru memberikan post test kompetensi Menjawab soal. hasil pembelajaran.
Refleksi Guru dan siswa membahas jawaban Membahas jawaban. bersama-sama.
Guru
menyampaikan
pembelajaran
pada
rencana Mendengarkan. pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri
pembelajaran
dengan Berdo’a.
membaca hamdalah, do’a dan salam.
VIII.
SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
A. Sumber Belajar
Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V.
H. Suyatno dkk, Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas V.
B. Media belajar
Gambus, paku mading dan kartu yang terbuat dari kertas karton.
IX. PENILAIAN Indikator Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
2.2.1. Menjawab
Tes
Pilihan
1. Berdasarkan bacaan di atas,
Ganda.
salah satu masalah, pemerintah
pertanyaan sesuai isi
teks
dibaca.
Tulis.
Instrumen/Soal
dengan
kita adalah …..
yang
a. Rendahnya
tingkat
kesehatan masyarakat b. Kemikinan
warga
masyarakat Bajo c. Pendidikan
anak-anak
Bajo d. Teknologi tepat guna bagi warga Bajo 2. Pernyataan berikut ini yang benar adalah….. a. Kampong Bajo memiliki taraf kesehatan lingkungan yang rendah. b. Seluruh
kampung
di
Kecamatan Kaledupa tidak sehat. c. Kecamatan berada
Kaledupa di
Daerah
pegunungan. d. Mata pencarian penduduk Bajo adalah mengelolah
hutan. 3. Oleh
karena
kesulitan
air
bersih, masyarakat bajo banyak yang …. a. Meminum air laut b. Memasak dengan air laut. c. Mandi dengan air laut. d. Mengairi ladangnya dengan air laut. 4. Salah satu kebiasaan warga Bajo
yang
memperhatinkan
adalah …. a. Hanya hidup dari laut. b. Membuang
sampah
sembarangan ke laut. c. Merusak tanaman bakau. d. Sehari-harinya
hanya
makan berlauk ikan laut. 5. Selain
dari
hasil
laut,
masyarakat Bajo mendapatkan hasil dari …… a. Bertenak unggas b. Berladang c. Kunjungan wisatawan d. Bantuan
dari
para
pengusaha 2.2.2. Menentukkan gagasan utama pada bacaan
teks yang
Tes Tulis.
Essay.
6. Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal itu dapat ditemukan, misalnya, di Kampung
Bajo,
Kecamatan
dibaca.
Kaledupa, kabupaten Buton, Sulewesi Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak. Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan.
Sanitasi
tidak
mendukung. Semua itu menjadi indikasi
rendahnya
kesehatan
tingkat
lingkungan
atau
masyarakat Kampung Bajo. Tentukanlah kalimat utama dan gagasan utama pada paragraf di atas ! 7. Pencemaran yang disebabkan ulah manusia membuat alam tidak
mampu
kembali
ke
kondisi semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan untuk memurnikan pencemaran yang terjadi. Plastik, DDT, detergen, dan
sebagainya
memperparah
semakin pengruskan
alam. Tentukanlah kalimat utama dan gagasan utama pada paragraf di 2.2.3. Menjelaskan
atas!
amanah yang ada Tes dalam bacaan Tulis. “Kesehatan Lingkungan
di
Kampung Bajo”.
Essay.
8. Jelaskanlah amanah yang ada dalam
bacaan
Lingkungan Bajo”.!
di
“Kesehatan Kampung
Format Kriteria Penilaian No.
Butir-butir Soal
Kunci Jawaban
1.
Berdasarkan bacaan di atas, salah satu masalah, A
Skor 1
pemerintah kita adalah ….. a. Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. b. Kemikinan warga masyarakat Bajo c. Pendidikan anak-anak Bajo d. Teknologi tepat guna bagi warga Bajo
2.
Pernyataan berikut ini yang benar adalah…..
A
1
Oleh karena kesulitan air bersih, masyarakat bajo C
1
a. Kampong Bajo memiliki taraf kesehatan lingkungan yang rendah. b. Seluruh kampung di Kecamatan Kaledupa tidak sehat. c. Kecamatan Kaledupa berada di Daerah pegunungan. d. Mata pencarian penduduk Bajo adalah mengelolah hutan. 3.
banyak yang …. a. Meminum air laut b. Memasak dengan air laut. c. Mandi dengan air laut. d. Mengairi ladangnya dengan air laut.
4.
Salah
satu
kebiasaan
memperhatinkan adalah …. a. Hanya hidup dari laut.
warga
Bajo
yang B
1
b. Membuang sampah sembarangan ke laut. c. Merusak tanaman bakau. d. Sehari-harinya hanya makan berlauk ikan laut.
5.
Selain
dari
hasil
laut,
masyarakat
Bajo C
1
mendapatkan hasil dari …… a. Bertenak unggas b. Berladang c. Kunjungan wisatawan d. Bantuan dari para pengusaha
6.
Salah satu masalah pemerintah kita adalah Kalimat
utamanya 2
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal itu
adalah “salah satu
dapat ditemukan, misalnya, di Kampung Bajo,
masalah pemerintah
Kecamatan Kaledupa, kabupaten Buton, Sulewesi
kita
adalah
Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak.
rendahnya
tingkat
Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan.
kesehatan
Sanitasi tidak mendukung. Semua itu menjadi
masyarakat”.
indikasi rendahnya tingkat kesehatan lingkungan Gagasan atau masyarakat Kampung Bajo.
7.
adalah
utamaya rendahnya
Tentukanlah kalimat utama dan gagasan
kesehatan
utama pada paragraf di atas !
masyarakat.
Pencemaran yang disebabkan ulah manusia Kalimat
utamanya 2
membuat alam tidak mampu kembali ke kondisi
adalah
semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan
“Pencemaran yang
untuk memurnikan pencemaran yang terjadi.
disebabkan
Plastik, DDT, detergen, dan sebagainya semakin
manusia
ulah
membuat
memperparah pengruskan alam. Tentukanlah kalimat utama dan gagasan utama pada paragraf di atas!
alam tidak mampu kembali ke kondisi semula”. Gagasan utamanya adalah “alam tidak mampu kembali ke kondisi semula.”
7.
Jelaskanlah amanah yang ada dalam bacaan Menjaga “Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo”.!
dan 1
meningkatkan kesehatan lingkungan. 10
Jumlah Skor Maksimal
CATATAN : *Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel, ...................... 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
(Sanijah, S.Pd.I)
( Anis Finalisa )
LAMPIRAN Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Contohnya, di Kampung Bajo, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak. Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan lingkungan atau masyarakat Kampung Bajo. Kampung Bajo merupakan salah satu objek kunjungan wisatawan. Jalan-jalan kayu yang kini terbentang membelah tengah desa adalah salah satu hasil dari banyaknya kunjungan turis. Ini berarti, kampung tersebut memiliki daya tarik tersendiri. Namun, kita akan merasa sedih jika kita masuk ke sisi-sisi terdalam di kampung ini. Terutama jika kita keluar dari garis jalan kayu, menyusup ke celah-celah antargubuk di sana. Atau kita ikut mengendarai sampan, mengelilingi sisi luar kampung. Kita akan melihat pemandangan yang tentu saja mengharukan. Bagaimana tidak, kita mesti menyaksikan jambanjamban pembuangan yang hasil buangannya jatuh begitu saja ke laut. Hal itu baru satu permasalahan. Masalah air bersih juga menjadi satu hal penting di sini. Untuk mencukupi persediaan air, orang Bajo harus membawa air dengan jeriken-jeriken. Mereka juga harus menghemat air karena di sana memang sangat sulit mendapatkan air bersih. Untuk mandi saja, mereka menggunakan air laut. Satu hal yang cukup memiriskan adalah kebiasaan orang Bajo membuang sampah di laut. Mereka berpikir bahwa laut itu sedemikian luasnya. Jadi, kalau membuang sedikit sampah di sana, tidak akan berpengaruh sama sekali. Dapat dibayangkan jika penduduk Bajo yang sekarang sekitar 1.500 orang itu setiap hari membuang satu kilogram sampah. Berarti hampir setiap hari, laut di sana menampung 1,5 ton sampah organik dan anorganik. Kebiasaan ini sudah berjalan turun-temurun di kalangan para nelayan. Menurut mereka, laut tidak akan tercemar jika mereka membuang sampah di sana. Tidak ada yang dapat disalahkan memang. Orang-orang Bajo hanyalah para pelaku yang tidak mengerti. Pemerintah yang seharusnya lebih banyak campur tangan mengenai masalah ini. Hal itu karena pemerintah memiliki tanggung jawab terhadap warganya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN
: MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: V / Ganjil
PERTEMUAN KE-
: III (Tiga)
ALOKASI WAKTU
: 5 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI
:
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. I.
KOMPETENSI DASAR 3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit.
II. INDIKATOR 3.2.7. Menentukan tema isi bacaan. 3.2.8. Menentukan maksud kalimat atau kata pada teks bacaan. III. TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Siswa mampu menentukan tema isi bacaan.
Siswa mampu menentukan maksud kalimat atau kata pada teks bacaan.
IV. MATERI PEMBELAJARAN
:
A. Materi Pokok
: Membaca Teks “Menanam Kangkung”
B. Uraian Materi
: a. Menentukan tema b. Menentukan maksud kalimat atau kata.
V.
METODE PEMBELAJARAN
: Tanya jawab, Ceramah, SQ3R (Survey. Question, Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI.
NILAI KARAKTER SISWA 1. Aktif
:
2. Rasa ingin tahu. 3. Kreatif 4. Berani. 5. Disiplin 6. Percaya Diri 7. Kerjasama 8. Tanggap VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
:
A. Pendahuluan (Waktu 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai karakter
Guru mengucapkan salam dengan ramah Siswa menjawab salam.
Berani.
kepada siswa ketika memasuki ruang
Disiplin.
kelas.
Aktif.
Percaya
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum Berdo’a. memulai pembelajaran.
diri.
Guru menanyakan kabar siswa.
Siswa menjawab.
Guru bertanya dan menulis di papan tulis Menjawab. kepada siswa mengenai tanggal, bulan dan tahun sekarang untuk memfokuskan siswa. Menjawab
Guru melakukan apersepsi.
dan
pertanyaan menyimak
penjelasan dari guru. Guru
menyampaikan
indikator Mendengarkan
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
penjelasan guru.
B. Kegiatan Inti (Waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (Waktu 30 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru menjelaskan dan bertanya jawab
Mendengarkan,
Kerjasama
mengenai tema dan maksud suatu
bertanya jawab.
Aktif.
Rasa ingin
kalimat atau kata dalam teks.
Guru
bertanya
jawab
mengenai
tanaman dengan menggunakan media
Mendengarkan
dan
bertanya jawab.
gambar.
Guru
membagikan
bacaan
teks
Menyimak,
bertanya
jawab, dan mencatat.
Guru memberikan contoh menentukan
Siswa memperhatikan
tema.
penjelasan guru. menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa melalui metode SQ3R (survey, Question, Read, Recite, Review), yaitu :
Guru
menugaskan
untuk
siswa
membaca cepat bacaan. Disini guru
Membaca teks dengan cepat.
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru
menugaskan
siswa
membuat
Membuat pertanyaan.
beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan tema dalam teks bacaan.
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Guru
Percaya diri.
mengenai “tanaman”.
Guru
tahu
memerintahkan
siswa
untuk
mencatat jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat yang berkaitan dengan tema dalam teks bacaan.
Siswa membaca teks secara mendalam. Mencatat jawaban.
B.2. Elaborasi (Waktu 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru meminta siswa membacakan hasil Membacakan
hasil
Berani.
latihan dengan kalimat sendiri.
latihan.
Aktif.
Guru memberikan kesempatan kepada
Memberikan
Percaya
siswa lain untuk menanggapi.
tanggapan.
Guru
memerintahkan
siswa
untuk
diri.
Mengkaji
ulang
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
yang dipertanyakan dan
teks bacaan.
jawaban
dari
Tanggap.
teks
bacaan.
B.3. Konfirmasi (Waktu 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan penguatan singkat Mendengarkan.
Berani.
terkait materi yang telah dibahas.
Aktif.
Guru bersama siswa bertanya jawab Bertanya.
Percaya
mengenai hal-hal yang belum dipahami tentang gagasan utama dan lingkungan.
diri.
C. Penutup (Waktu 10 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Kesimpulan Guru
bersama
siswa
memberikan
Memberikan kesimpulan.
Percaya
kesimpulan mengenai semua materi yang telah dipelajari.
Aktif.
diri. Menjawab soal.
Evaluasi
Disiplin.
Guru memberikan post test kompetensi hasil pembelajaran.
Membahas jawaban.
Refleksi Guru dan siswa membahas jawaban bersama-sama.
Guru
menyampaikan
pembelajaran
pada
rencana Mendengarkan. pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri
pembelajaran
dengan Berdo’a.
membaca hamdalah, do’a dan salam.
VIII.
SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
A. Sumber Belajar
Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V.
H. Suyatno dkk, Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas V.
B. Media Belajar
:
Hand out.
Gambar tanaman kangkung.
IX. PENILAIAN Indikator Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Kompetensi
3.2.7.Menentukan tema
Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes Tulis. Essay.
isi bacaan. 3.2.8.Menentukan maksud kalimat Tes Tulis Esssay.
Instrumen/Soal
1. Tentukan tema dari teks bacaan yang sudah dibaca?
2. Apa yang dimaksud dengan hidroponik?
atau kata pada teks bacaan.
3. Apa yang dimaksud dengan ziolit?
4. Zat apa yang terkandung dalam kangkung?
5. Jenis kangkung apa yang dapat ditanam
dengan
cara
kangkung
dapat
hidroponik?
6. Kapan dipanen?
7. Apa kegunaan kangkung bagi manusia?
8. Mengapa
tanaman
harus
dipupuk?
9. Bagaimana
cara
menanam
kangkung secara hidroponik?
10. Mengapa menanam kangkung secara hidroponik itu mudah?
Format Kriteria Penilaian Butir-butir Soal
Kunci Jawaban
1. Tentukan tema dari teks bacaan yang Cara mudah menanam kangkung.
Skor 1
sudah dibaca? 2. Apa
yang
dimaksud
dengan Hidroponik yaitu menanam tanpa 1
hidroponik?
tanah.
3. Apa yang dimaksud dengan zeolit?
Zeolit adalah bahan seperti batuan 1 kecil yang dapat menyerap air.
4. Zat
apa
yang
terkandung
dalam Zat besi.
1
kangkung? 5. Jenis kangkung apa yang dapat ditanam Kangkung darat.
1
dengan cara hidroponik? 6. Kapan kangkung dapat dipanen? 7. Apa
kegunaan
kangkung
Setelah berumur 25-30 hari. bagi Berguna untuk menambah darah.
1 1
manusia? 8. Mengapa tanaman kangkung harus Supaya bertumbuh subur/supaya 1 dipupuk?
tanamannya menjadi bagus dan
berkualitas. 9. Bagaimana cara menanam kangkung Lubangi secara hidroponik?
dasar
bak
plastik, 1
letakkan plastik strimin di dasar bak platik yang telah dilubangi. Zeolit dimasukkan ke dalam bak dan
disiram
air.
Kemudian
ditanam ke dalam bak dengan jarak 5 x 7 cm. dua atau tiga benih ditanam dalam satu lubang tanam, kemudian ditutup dengan zeolit. 10. Mengapa menanam kangkung secara Karena hidroponik itu mudah?
menanamnya
membutuhkan
tidak 1 media
tanah/menanamnya tanpa tanah. 10
Jumlah Skor Maksimal
CATATAN : *Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel,
2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah
( Sanijah, S.Pd.I)
Guru Mata Pelajaran
( Anis Finalisa )
Menanam Kangkung Apakah kamu suka makan sayur? Sayur banyak sekali manfaatnya bagi tubuh kita. Kangkung, misalnya, mengandung zat besi yang berguna untuk menambah darah. Pada umumnya, orang menanam kangkung di sawah sehingga memerlukan lahan yang cukup luas. Akan tetapi, ada cara mudah untuk menanam kangkung, yaitu dengan cara hidroponik (menanam tanpa tanah). Kangkung yang dapat ditanam dengan cara hidroponik adalah kangkung darat. Kangkung jenis ini berkembangbiak dengan biji. Kangkung tersebut ditanam di atas zeolit. Zeolit adalah bahan seperti batuan kecil yang dapat menyerap air. Zeolit ditaruh di bak plastik berbentuk persegi panjang dengan ukuran kira-kira 35 x 30 cm. jika tidak ada bak plastik, dapat diganti dengan playbag atau ember plastik. Untuk kelengkapannya, dapat ditambahkan plastik strimin sebagai alas dengan ukuran 25 x 30 cm. benih kangkung dapat diperoleh di toko-toko yang menjual sarana produksi pertanian. Setiap kantong palstik biasanya berbobot kurang lebih 100-200 gram. Sebelum ditanam, benih harus direndam dahulu dalam air hangat kira-kira satu jam. Cara menanamnya sangat mudah. Pertama, lubangi dasar bak plastik. Tujuannya, agar aliran air dan udara dapat berjalan lancer. Kemudian, letakkan plastik strimin di dasar bak plastik yang telah dilubangi. Gunanya untuk menahan zeolit agar tidak keluar melalui lubang-lubang dasar bak. Selanjutnya, zeolit dimasukkan ke dalam bak, kemudian disiram air. Benih yang telah direndam itu, selanjutnya ditanam ke dalam bak dengan jarak 5 x 7 cm. dua atau tiga benih ditanam dalam satu lubang tanam, kemudian, ditutup dengan zeolit. Pemeliharaan dimulai sejak benih ditanam. Setiap hari, benih disiram dengan air hingga tunasnya kelihatan. Pemupukan jug perlu. Caranya, larutkan 1 gram urea dalam satu liter air. Penyiraman harus hati-hati. Jangan sampai mengenai daun karena dapat terbakar atau mati. Kegiatan ini dilakukan dua kali sekali. Setelah berumur 25-30 hari, kangkung sudah dapat dipanen. Cara memanennya tidak dicabut, tetapi cukup dipetik. Dengan cara ini, kangkung akan bertunas dan bercabang sehingga dapat dipanen berkali-kali.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN
: MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN
: Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER
: V / Ganjil
PERTEMUAN KE-
: IV (Empat)
ALOKASI WAKTU
: 2 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI
:
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi. I.
KOMPETENSI DASAR 3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit.
II. INDIKATOR 3.2.9. Menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca 3.2.10. Mencatat hal-hal yang penting dari teks bacaan. III. TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Siswa mampu menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca.
Siswa mampu mencatat hal-hal yang penting dari teks bacaan.
IV. MATERI PEMBELAJARAN
:
A. Materi Pokok
: Membaca teks “Sensus Penduduk”
B. Uraian Materi
: a. Menyimpulkan isi bacaan. b. Mencatat hal-hal penting.
V.
METODE PEMBELAJARAN
:Ceramah, SQ3R (Survey. Question, Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI.
NILAI KARAKTER SISWA
:
1. Aktif 2. Kreatif 3. Berani. 4. Disiplin 5. Rasa ingin tahu 6. Percaya Diri 7. Kerjasama 8. Tanggap VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
:
A. Pendahuluan (Waktu 5 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru mengucapkan salam dengan ramah Siswa menjawab salam.
Nilai karakter
Berani.
kepada siswa ketika memasuki ruang
Disiplin.
kelas.
Aktif.
Percaya
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum Berdo’a. memulai pembelajaran.
diri.
Guru menanyakan kabar siswa.
Siswa menjawab.
Guru bertanya kepada siswa dan menulis Menjawab. di papan tulis mengenai tanggal, bulan dan tahun sekarang untuk memfokuskan siswa. Guru
melakukan
kegiatan
motivasi Mengikuti intruksi guru.
melalui Ice Breaking. Guru melakukan apersepsi. Guru
menyampaikan
indikator Menjawab pertanyaan
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Menyimak dari guru.
penjelasan
B. Kegiatan Inti (Waktu 50 menit) B.1 Eksplorasi (Waktu 25 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru bertanya jawab kepada siswa
Mendengarkan,
mengenai Sensus Penduduk.
bertanya
Nilai Karakter dan
jawab
mencatat.
Guru
membagikan
teks
bacaan
Guru
menjelaskan
langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
Aktif. Rasa
ingin
tahu
mengenai sensus penduduk.
Kerjasama
Percaya diri.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
siswa melalui metode SQ3R (survey, Question, Read, Recite, Review), yaitu:
Guru
menugaskan
siswa
untuk
membaca cepat bacaan. Disini guru
Siswa membaca cepat bacaan.
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru
menugaskan
siswa
untuk
membuat beberapa pertanyaan yang
Menyimak
dan
membuat pertanyaan.
berhubungan dengan hal-hal penting yang terdapat pada teks bacaan.
Guru
mengarahkan
siswa
untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Guru
memerintahkan
siswa
untuk
Siswa membaca teks secara mendalam. Mencatat jawaban.
mencatat jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat yang berkaitan dengan halhal penting yang terdapat pada teks bacaan. B.2. Elaborasi (Waktu 20 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Guru meminta siswa membacakan hasil Membacakan
Nilai Karakter hasil
Berani.
latihan dengan kalimat sendiri.
latihan.
Aktif.
Guru memberikan kesempatan kepada
Memberikan
Percaya diri.
siswa lain untuk menanggapi.
tanggapan.
Tanggap.
Guru
memerintahkan
untuk
siswa
mengkaji
ulang
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
yang dipertanyakan dan
teks bacaan.
jawaban
dari
teks
bacaan. B.3. Konfirmasi (Waktu 5 menit) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Guru memberikan penguatan singkat Mendengarkan.
Berani.
terkait materi yang telah dibahas.
Aktif.
Guru bersama siswa bertanya jawab Bertanya.
Percaya diri.
mengenai hal-hal yang belum dipahami tentang materi yang telah dibahas.
C. Penutup (Waktu 15 menit) Kegiatan Guru
Kesimpulan Guru
Kegiatan Siswa
bersama
siswa
memberikan
Memberikan kesimpulan.
Aktif.
kesimpulan dari semua materi yang
Percaya diri.
telah dipelajari.
Disiplin. Menjawab soal.
Evaluasi Guru
memberikan
evaluasi
pembelajaran.
Nilai Karakter
Refleksi Guru dan siswa membahas jawaban
Membahas jawaban.
bersama-sama.
Guru
rencana Mendengarkan.
menyampaikan
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri
pembelajaran
dengan Berdo’a.
membaca hamdalah, do’a dan salam.
VIII. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR A. Sumber Belajar 1. Buku paket penerbit Lin Dwi Eni Fadlih MI Kelas V (Lima). 2. Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. B. Media Belajar 1. Hand Out.
IX. PENILAIAN Indikator Penilaian Indikator Pencapaian
Teknik
Bentuk
Kompetensi
Penilaian
Instrumen
3.2.9. Menyimpulkan isi bacaan Tes Tulis. Essay. yang telah dibaca.
Instrumen/Soal
1. Berikanlah kesimpulan isi bacaan yang telah
3.2.10. Mencatat
hal-hal
yang Tes Tulis. Essay.
penting dari teks bacaan.
dibaca! 2. Catatlah hal-hal yang penting dari teks bacaan yang sudah dibaca!
Format Kriteria Penilaian No. 1.
Butir-butir Soal
Kunci Jawaban pencatatan
Skor
Berikanlah kesimpulan isi bacaan
Dibutuhkan
secara
yang telah dibaca!
berkala (periode)/ waktu tertentu
5
untuk mengetahui perkembangan kependudukan
(jumlah.
Penghasilan dan biodata keluarga) disuatu wilayah. 2.
Catatlah hal-hal yang penting dari teks bacaan yang sudah dibaca!
Pemerintah melakukan cacah
5
jiwa (sensus penduduk) setiap lima tahun sekali.
-
Petugas sunsus mencatat data informasi
lengkap
tentang
jumlah anggota keluarga, dan biodata tiap anggota keluarga. 10
Jumlah Skor Maksimal CATATAN : *Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel, ...................... 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
( Sanijah, S.Pd.I )
( Anis Finlisa )
Bacalah bacaan di bawah ini !
Sensus Penduduk Pemerintah melakukan cacah jiwa (sensus penduduk) setiap lima tahun sekali. Sensus penduduk dilakukan untuk mengetahui keadaan penduduk suatu Negara. Sensus penduduk dilakukan oleh petugas khusus. Petugas itu mendatangi rumah satu per satu. Ia mencatat data tentang keadaan penghuni rumah. Petugas ingin mendapatkan informasi yang lengkap tentang berapa jumlah anggota keluarga dalam satu rumah, siapa kepala keluarganya, serta siapa nama suami-istri dan anak-anaknya. Mereka juga mencatat jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan. Dengan adanya sensus penduduk, dapat diketahui berapa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, jumlah anak usia balita, usia sekolah, usia pekerja, dan usia lanjut. Disamping itu, juga untuk mengetahui jenis pendidikan dan jenis pekerjaan penduduk secara nasional. Misalnya, berapa persen yang bersekolah SD,SMP,SMA, dan perguruan tinggi. Berapa persen yang bekerja sebagai pengawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, petani, pedagang, nelayan, atau pengangguran.
NILAI
NAMA
:
KELAS
:
PARAF
I. Berilah Tanda Silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! Teks bacaan ini untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 4, Hutan Hujan Hutan hujan merupakan hutan yang lebat. Ciri utamanya adalah pepohonan yang tumbuh pada hutan tersebut sangat rapat. Akibatnya dedaunan pada bagian atas pohon saling bersentuhan. Hal ini menyebabkan dasar hutan seperti terlindung oleh tudung pepohonan yang disebut konopi hutan. Suasana hutan menjadi gelap karena cahaya matahari terhalang oleh kanopi hutan. Curah hujan yang diterima hutan jenis ini memang banyak sehingga disebut hutan hujan. Hutan ini juga merupakan tempat tinggal penduduk asli. Mereka mendapat makanan, pakaian, obat-obatan, dan rumah dari hutan tersebut. Selain itu, kawasan hutan ini tempat yang paling kaya dengan flora dan fauna. Para ilmuwan memperkirakan ada sekitar 5-10 juta spesies. Jumlah yang paling banyak adalah serangga. Mereka ada yang hidup di bagian dasar hutan, ada juga yang bersarang di pepohonan. 1. Apa ciri hutan hujan tersebut? a. Pepohonan yang tumbuh di hutan hujan sangat rapat. b. Hutan hujan tidak lebat sehingga kurang rimbun. c. Suasana hutan hujan sangat terang oleh cahaya matahari. d. Dedaunan pada hutan hujan tidak bersentuhan. 2. Bagaimana suasana pada hutan hujan? a. Cukup terang b. Sangat sepi c. Menjadi gelap d. Cukup cahaya 3. Di manakah serangga itu hidup? a. Di bagian dasar hutan dan di pepohonan. b. Di dedaunan dan pepohonan.
c. Di bagian dasar hutan dan di dedaunan. d. Di pepohonan dan di dasar pepohonan. 4. Mengapa tempat itu disebut hutan hujan? a. Karena cahaya matahari terhadang oleh kanopi hutan yang terlindung. b. Karena kawasan hutan hujan merupakan tempat yang kaya flora dan fauna. c. Karena hujan sehingga pepohonan yang tumbuh menjadi rapat. d. Karena curah hujan yang diterima pada jenis hutan ini banyak. “Pak, biarlah saya yang pergi ke puncak gunung itu “. Kata si Bungsu, “Saya akan mengambil bata api ajaib itu untuk kesembuhan Ibu.” “Apakah kamu tidak takut dimangsa ular gaib itu?” Tanya si Sulung kepada adiknya. “Tidak, Aku percaya bisa mendapatkan bara api ajaib itu, “Kata Si Bungsu mantap. (Dikutip dari “Kisah Si Bungsu dan Ular n’Daung dalam kumpulan cerita rakyat, dengan pengubahan). 5. Kutipan diatas menceritakan tentang ….. a. Si Bungsu b. Si Bungsu dan Si Sulung c. Si Bungsu yang pemberani d. Si Bungsu dan Ular n’Daung 6. Gagasan pokok sebuah bacaan terdapat pada setiap …… a. Kalimat
c. halaman
b. Paragraf
d. lembar
Memasuki musim hujan, demam berdarah bengue (DBD) kembali menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Lebih-lebih bila kondisi cuaca berubah-ubah, sehari hujan, besoknya panas menyengat, dan kemudian hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut sangat potensial untuk berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti, sang vektor penyebar DBD. 7. Gagasan utama pada paragraf di atas adalah …. a. Memasuki musim hujan b. Aedes Aegypti vector penyebar DBD c.
Cuaca berubah-ubah
d. Demam berdarah dengue adalah penyakit yang menakutkan masyarakat.
Kegemaran itu bermacam-macam, bahkan sering ada yang aneh. Ada orang yang hobinya mendaki gunung, mencari kerang di laut, menonton film, bermain catur, dan lainlain. Toni mempunyai kegemaran mendaki gunung. Setiap akhir bulan, dia dan temantemannya selalu mendaki gunung merapi. Minggu kemarin, dia telah mendaki Gunung merapi, dia merencanakan pergi ke Gunung Slamet bersama teman-temannya. 8. Gagasan utama paragraf di atas adalah …. a. Kegemaran itu bermacam-macam b. Toni mempunyai kegemaran mendaki gunung c. Toni mendaki gunung merapi d. Toni merencanakan pergi ke Gunung Slamet.
SD Mekar Sari memiliki ekstrakurikuler dokter kecil. Anak-anak senang dengan kegiatan ini. Bagi mereka kegiatan ini berguna untuk menolong orang lain. Kegiatan ini dimulai pukul 15.00 setiap hari Kamis. 9. Kalimat utama paragraf di atas adalah .... a. SD Mekar Sari memiliki ekstrakurikuler dokter kecil. b. Anak-anak senang dengan kegiatan ini. c. Bagi mereka kegiatan ini berguna untuk menolong orang lain. d. Kegiatan ini dimulai pukul 15.00 setiap hari Kamis.
Upaya pencegahan wabah DBD harus terus dilakukan secara berkesinambungan, baik oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah. Masa-masa rawan yaitu pascamusim hujan perlu diwaspadai. Caranya dengan meningkatkan kebersihan lingkungan. Genangan air yang menjadi habitat pembiakan nyamuk harus dimusnahkan. Tempat-tempat air ditutup rapat-rapat. Gunakan kelambu saat tidur atau obat oles untuk mengusir serangan nyamuk. Ingat juga 3 M, yakni menguras, menutup, dan mengubur. 10. Pokok pikiran bacaan di atas adalah… a. Pencegahan demam berdarah dengue (DBD) b. Pencegahan DBD harus dilakukan oleh rakyat sendirian c. Masa-masa rawan penyebaran DBD d. Peningkatan kebersihan lingkungan.
“…. Kita tidak boleh menghina barang milik orang lain, sekalipun barang tersebut di mata kita kuno dan jelek. Sebab, yang perlu diingat, orang memiliki sesuatu pasti ada alasannya……” 11. Amanat dalam kutipan cerpen di atas adalah . . . a. Kita harus menghargai barang milik orang lain b. Barang orang lain yang kuno dan jelek bukan masalah bagi kita c. Banyak hal yang perlu kita ingat d. Setiap orang memliki alasan yang berbeda.
Manfaat sungai dalam pertanian, yang tidak kalah penting, yakni sebagai sumber irigasi atau pengairan. Kawasan-kawasan pertanian yang subur mendapatkan pengairan dari sungai. Belakangan ini, manusia membendung sungai sebagai sumber irigasi dan pembangkit tenaga listrik. Pembuatan bendungan-bendungan itu sangat bermanfaat. 12. Apa kegunaan sungai bagi kehidupan pertanian? a. Sumber-sumber pengairan b. Digunakan dalam kegiatan perikanan c. Tempat hidup flora dan fauna air d. Sebagai pembangkit tenaga listrik 13. Bagaimana usaha manusia mendapatkan sumber irigasi? a. Membangun bendungan b. Mengalirkan air ke sungai c. Membuat sungai d. Membendung sungai
Mbah sarminah (70) secara cekatan mengambil tanah liat dengan kedua tangannya. Tanah liat tersebut kemudian di letakkan di tatakan bundar yang terletak di ujung telapak kakinya. Sesaat kemudian, kedua telapak kaki yang menyangga tatakan tersebut bergerak dengan cepat. Tatakan bundar itupun turut berputar searah jarum jam. Begitulah Mbah Sarminah bekerja setiap hari membuat gerabah. 14. Bacaan di atas berisi tentang . . . a. Kegiatan Mbah Sarminah dalam membuat gerabah. b. Gerabah dan tanah liat. c. Cara membuat gerabah. d. Kelincahan Mbah Sarminah.
Tidak kurang dari 70% warga desa itu hidup sebagai petani. Mereka menanami sawahnya dengan tanaman padi, terutama pada musim penghujan. Pada musin kemarau, hanya sebagian kecil yang menanam padi. Sebagian besar dari mereka menanam palawija. Hal ini disebabkan sawah di desa itu termasuk sawah di desa itu termasuk sawah tadah hujan. 15. Kalimat utama paragraf di atas adalah. . . a. Tidak kurang dari 70% warga desa itu hidup sebagai petani. b. mereka menanami sawahnya dengan tanaman padi. c. pada musim kemarau, hanya sebagian yang menanam padi. d. sebagian besar dari mereka menanam palawija. Ibu memang suka makan yang pedas-pedas. Makan sayur, bakso, mie ayam, nasi goreng
semuanya harus pedas. Jika tidak pedas, katanya makanan itu terasa hambar.
Akibat makan yang pedas-pedas itu, ibu sering sakit perut. 16. Persoalan yang terdapat pada cerita di atas adalah .. a. Ibu suka makanan yang pedas-pedas b. Akibat gemar makan-makanan yang pedas-pedas c. Nikmatnya makan makanan yang pedas. d. Ibu sering sakit perut. 17. Lingkungan sehat menjadikan orang betah tinggal di tempat itu. Lingkungan sehat berarti …. a. Rumah sakit
c. Tempat untuk mengobati penyakit
b. Rauang operasi
d. Tempat yang bebas dari kuman penyakit
Sarapan memberi modal energi pada tubuh untuk beraktivitas sepanjang hari. selain memberi energi pada tubuh, sarapan juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting yaitu memberi kekuatan metabolisme setelah sepanjang malam, menambah esensial nutrisi dan energi serta memberi otak Anda bahan bakar untuk meningkatkan konsentrasi. Oleh karena itu, sarapan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan. 18. Kalimat utama pada paragraf atas adalah ……. a. Sarapan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan. b. Sarapan memberi modal energi pada tubuh untuk beraktivitas. c. Sarapan memberi kekuatan metabolisme setelah sepanjang malam. d. Sarapan adalah penambah esensial nutrisi dan energi.
Dipasar-pasar tradisional di Makassar, masih mudah ditemukan belanga, tempayan, kuali, dan padupa atau pedupaan dari tanah liat. Kerajinan gerabah itu berasal dari kabupaten Takalar, kurang lebih 60 kilometer selatan Makassar. Membuat kerajinan gerabah itu merupakan warisan secara turun-temurun. 19. Jenis apakah belanga, tempayan, kuali, dan padupaan itu? a. Gerabah
c. Porselen
b. Keramik
d. Gelas
20. Dimana benda-benda itu mudah ditemukan? a. Bone
c. Mamuju
b. Takalar
d. Kendal
KUNCI JAWABAN
1. A
11. A
2. C
12. A
3. A
13. A
4. D
14. A
5. D
15. A
6. B
16. B
7. D
17. D
8. A
18. B
9. A
19. A
10. A
20. B
NILAI
NAMA
:
KELAS
:
PARAF
I. Berilah Tanda Silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! Teks bacaan ini untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 , Taman Instan di Rumah Mungil Kini dengan mudah, cepat, dan relatif murah kita dapat menghadirkan taman instan yang mungil, indah, dan cantik yang siap menyegarkan suasana alami rumah. Pada prinsipnya, tanaman instan merupakan kerativitas perpaduan berbagai tanaman pot dengan berbagai jenis. Pot-pot tanaman dapat dibuat dari plastik, tanah liat, kaleng, atau ember daur ulang kreasi sendiri. Tema tanaman sangat variatif, yang paling baik adalah diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah. Ada beberapa pilihan yang dapat dikembangkan, yakni tema taman tropis (tanaman warna-warni), taman aromatik (tanaman berbau harum dan wangi), taman apotek hidup (tanaman berkhasiat obat) atau taman rempah (tanaman kebutuhan memasak). 1. Apa yang dimaksud taman instan? a. Taman instan yang luas, indah, dan cantik dan siap menyegarkan suasana alami rumah. b. Taman yang dihasilkan oleh kreativitas perpaduan berbagai tanaman pot dengan berbagai jenis. c. Taman yang dipenuhi bunga-bunga sejenis dan dihiasi dengan permainan lampu yang indah. d. Taman yang menggunakan pot-pot dari semen atau tanah liat yang berbentuk besar dan unik. 2. Apa yang dimaksud dengan taman apotek hidup? a. Tanaman warna-warni. b. Tanaman yang hidup dan bergerak. c. Tanaman tanaman berbau harum dan wangi. d. Tanaman berkhasiat obat.
3. Bagaimanakah tema tanaman yang baik? a. Diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah. b. Divariasikan dengan berbagai jenis tanaman yang dimiliki. c. Dipadukan sesuai dengan bentuk pot dan jenis tanaman. d. Dibuat dalam bentuk kontemporer dan minimalis. 4. Yang paling baik adalah diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah. Maksud dari kata “diselaraskan” adalah …. a. Disamakan
c. Diupayakan
b. Dipadukan
d. Dipelihara
5. Apa yang dimaksud dengan taman aromatik? a. Tanaman warna-warni. b. Tanaman yang hidup dan bergerak. c. Tanaman tanaman berbau harum dan wangi. d. Tanaman berkhasiat obat. 6. Kesimpulan yang tepat untuk paragraf kedua adalah …… a. Tema taman apotek hidup adalah tanaman berkhasiat sebagai obat. b. Taman instan yang cantik memerlukan kreativitas dalam penataan. c. Tema taman diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah. d. Tema tanaman yang disajikan taman instan sangat variatif. 7. Perhatikan cerita dibawah ini! Amri adalah anak terakhir dari keluarga sabani. Amri sekarang duduk dikelas V SDN Rahayu. Setiap waktu belajar tiba, banyak alasan yang dilontarkannya. Alasan sakit perut, kepala agak sakit, dan mengantuk adalah alasan yang selalu terucap ketika disuruh belajar. Setiap nasihat yang diberikan orang tua tidak pernah didengarkan dan dilaksanakan. Dengan sikapnya yang seperti itu, ia dijuluki si kepala batu. Tema dari cerita di atas adalah ….. a. Anak yang mudah diatur.
c. Anak yang malas belajar
b. Amri si kepala batu.
d. Amri seorang pemalas.
8. Dengan sikapnya yang seperti itu, ia dijuluki si kepala batu. Maksud kalimat dalam cerita tersebut adalah ….. a. Kepala yang dimiliki Amri sekeras batu. b. Semua nasihat yang diberikan selalu diabaikan. c. Amri selalu banyak alasan jika disuruh belajar. d. Amri anak yang tidak pintar dan sering sakit.
9. Perhatikan cerita di bawah ini! Ketika hujan gerimis, pengemis itu berteduh di samping toko. Saat itu ada seorang saudagar pemilik toko tersebut. Pengemis itu mendatangi saudagar sambil menengadahkan tangannya. “tuan, berilah aku sedekah. Sejak pagi aku belum makan”, kata pengemis. Saudagar pun segera memberi uang kepada pengemis satu lembar puluh ribuan. Tema dari cerita di atas adalah ….. a. Pengemis malang.
c. Saudagar yang pemurah.
b. Kebiasaan seorang pengemis.
d. keikhlasan seorang saudagar.
10. Pengemis itu mendatangi saudagar sambil menengadahkan tangannya. Maksud kalimat dalam cerita tersebut adalah ….. a. Saudagar itu berjalan memberikan uang kepada pengemis. b. Tangan pengemis itu diangkat untuk meminta maaf. c. Pengemis itu datang meminta uang kepada saudagar. d. Saudagar itu menghampiri pengemis dengan penuh iba. Teks bacaan ini untuk menjawab soal nomor 11 sampai dengan nomor 12 , Kualitas tidur merupakan sumber kesegaran, tenaga, dan vitalitas yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan produktivitas keesokan harinya. Kualitas tidur adalah kebutuhan mutlak yang sama pentingnya dengan makanan bergizi dan olahraga. Jika setiap hari kita mengalami insomnia (penyakit sulit tidur), maka keesokan harinya kita akan lemas. 11. Apa yang dimaksud dengan insomnia? a. Penyakit mudah tidur
c. Penyakit sulit tidur
b. Penyakit kurang darah
d. Penyakit kurang gizi
12. Kesimpulan untuk paragraf tersebut adalah …. a. Kualitas tidur yang baik sangat penting. b. Kualitas tidur yang baik adalah kebutuhan mutlak. c. Kualitas tidur yang baik tidak harus dalam jangka waktu lama. d. Kualitas tidur yang baik sangat penting agar tubuh dapat langsing. 13. Perhatikan paragraf dibawah ini! Selain itu, kawasan hutan ini tempat yang paling kaya dengan flora dan fauna. Para ilmuwan memperkirakan ada sekitar 5-10 juta spesies. Jumlah yang paling banyak adalah serangga. Mereka ada yang hidup dibagian dasar hutan, ada juga yang bersarang di pepohonan.
Kesimpulan yang sesuai pada paragraf diatas adalah …. a. Kawasan hutan hujan banyak yang dihuni oleh flora dan fauna. b. Para ilmuwan memperkirakan ada sekitar 5-10 juta spesies. c. Jenis fauna yang paling banyak pada hutan hujan adalah serangga. d. Serangga yang hidup pada hutan hujan memiliki dua tempat tinggal. 14. Yang dimaksud dengan tema adalah ….. a. Rangkaian cerita dalam cerpen atau novel. b. Ide atau gagasan pokok yang menjadi dasar sebuah cerita. c. Tempat terjadinya cerita dalam cerpen atau novel. d. Gaya pengarang dalam mencaritakan ceritanya. Paragraf dibawah ini adalah untuk menjawab soal nomor 15 sampai dengan nomor 17, LKBN Antara adalah Lembaga Kantor Berita nasional Antara. Peran LKBN antara pada masa perjuangan sangat besar. Antara menyiarkan berita-berita objektif tentang perjuangan bangsa Indonesia. Oleh para pendirinya, Antara didirikan untuk menandingi kantor berita Aneta milik belanda. Aneta menyiarkan berita-berita yang memojokkan perjuangan bangsa Indonesia. 15. Aneta menyiarkan berita-berita yang memojokkan perjuangan bangsa Indonesia. Maksud dari kalimat diatas adalah…. a. Aneta menyiarkan berita positif. b. Aneta menyiarkan berita negatif. c. Aneta menyiarkan berita yang membangkitkan semangat perjuangan. d. Aneta menyiarkan berita kejahatan. 16. Apa tujuan didirikannya kantor berita Antara? a. Menandingi kantor berita Aneta milik Belanda. b. Membuka kantor cabang Antara di Indonesia. c. Merupakan tempat berkumpulnya para pejuang Indonesia. d. Menyiarkan berita-berita tentang pejuang Belanda. 17. Kesimpulan yang tepat dari bacaan tersebut adalah …. a. Antara adalah nama kantor berita terbesar di Indonesia yang memiliki banyak kantor cabang. b. Kantor Antara didirikan oleh Belanda untuk menandingi kantor berita Aneta. c. Kantor berita Antara, pada masa perjuangan menyiarkan berita-berita objektif tentang perjuangan bangsa Indonesia.
d. LKBN Antara adalah kantor berita nasional Indonesia yang pada awalnya didirikan untuk menandingi knator Aneta milik Belanda. 18. Perhatikan cerita di bawah ini! Hari ini aku mengikuti perkemahan yang diadakan sekolah. Aku mengikuti acara ini selama dua hari. Selama itu pula, aku dan teman-teman harus hidup mandiri. Kami memasak, membersihkan tenda, dan membuat kopi ketika dingin. Walaupun sebanarnya dirumah aku belum pernah sekalipun melakukan semua pekerjaan itu. Setelah pulang mengikuti kegiatan perkemahan, aku bercerita kepada ibu. Ibu senang sekali karena aku bisa belajar hidup mandiri. Tema dari cerita di atas adalah …. a. Kebersamaan dengan teman-teman. b. Kegiatan pengakraban siswa baru. c. Pengalaman sebagai pembelajaran. d. Kegiatan menarik ketika berkemah. 19. Ibu senang sekali karena aku bisa belajar hidup mandiri. Maksud dari kalimat diatas adalah…. a. Ibu bangga karena aku bisa membuat sesuatu kepada orang lain. b. Kebanggaan seorang ibu kepadaku karena aku bisa mandi sendiri. c. Ibu senang aku dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. d. Aku bisa hidup mandiri walupun tanpa ibu disampingku. 20. Perhatikan cerita di bawah ini! Mendapat nilai yang baik dan memuaskan adalah keinginan seorang murid. Untuk memenuhi keinginan tersebut seorang murid atau siswa harus giat belajar serta tidak lupa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Belajar tidak harus dikerjakan di meja belajar atau di kamar belajar saja. Belajar bisa dilakukan dimana saja asal tempat itu nyaman untuk belajar. Ada yang belajar sambil duduk dibawah pohon yang rindang, ada juga yang belajar ditaman sambil menikmati indahnya pemandangan. Kesimpulan isi bacaan tersebut yang sesuai adalah …. a. Agar mendapat nilai yang baik seorang siswa harus giat belajar dan tidak boleh menyontek. b. Seorang siswa harus selalu belajar di manapun agar mendapatkan nilai yang memuaskan. c. Belajar dapat dilakukan di mana saja yang penting tempat itu nyaman untuk belajar. d. Kebiasaan menyontek akan menyebabkan siswa malas belajar dan berpikir.
KUNCI JAWABAN
1. B
11. B
2. D
12. C
3. A
13. B
4. A
14. A
5. C
15. B
6. C
16. A
7. B
17. C
8. B
18. C
9. C
19. C
10. C
20. C
LAMPIRAN 12 Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa menempelkan kartu
Hasil aktivitas siswa Siswa mengerjakan latihan
Hasil siswa membuat pertanyaan Guru membimbing siswa
Hasil penilaian latihan siswa
Aktivitas foto bersama
BIOGRAFI PENULIS Anis Finalisa, lahir di Tangerang, 05 Juli 1992. Merupakan putri keenam dari enam bersaudara pasangan almarhum H. Asmur dan Hj. Sati, yang beralamatkan di Jalan Elang gank musolah Rt 05 Rw 002 desa Pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Penulis memiliki tiga orang kakak laki-laki dan dua orang kakak perempuan. Penulis memulai Pendidikan di MI Unwaanunnajah pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke Pondok Pesantren AlAmanah Al-Gontory lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke MA Soebono Mantofani dan lulus tepat waktu pada tahun 2010. Tamat dari MA penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Pada tahun 2010, melalui jalur PMDK penulis berhasil lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.