UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI MATERI KISAH NABI ADAM AS DAN NABI MUHAMMAD SAW MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DI KELAS IV SDN JATIWARINGIN IV BEKASI
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh: FITRIYANI 1812011000072
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
,J
PENGESAHAN SKRIPSI Upay* Meringkatan Mofivasi BelajarSisw*pade Msfa Pel*jaran PAI l.f{,cteriKisrt Na#i Adam As dan Nabi lHuhamurad SAW mel$fui *Iebde Snowbell Throwing tli Kelas MDN
J*fiwaringin IY Beknsi
Skripsi DiajukanKepailaFakultasllmu TarbiyahelanKeguruantrntukMemenuhiSyarat MencapaiCelarSarjanaPendidikanlslmn (S"Pd. D
t
IIn
tlll
r
Oleh: Fitriyani 18r2S11ffim?2
IIIP. I 9640704I 99303I 003
PROGRAM DUAL MODE SYSTEM PE}{DIDIKAN AGAMA ISLAM X'AKUI"TAS ILI$U TARSIYAI{ I}AN T(EGURUAN {.iTI{SYAR..H'AIDAYAT{,ILLAfi JAKARTA zgt6
,Iy
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul *Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI materi Kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW Melalui Metode Snowball Throwing di Kelas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi". Disusun oleh Fitriyani Nomor Induk Mahasiswi 1812011000072,Diajukan kepadaFakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakartadan telah dinyatakan lulus dalam Munasaqahpada tanggal 18 Juli 2016 di hadapandewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.D dalam bidang PendidikanAgama Islam. Jakarta.26 Juli 2016 Panitia Ujian Munasaqah Ketua Panitia (Ketua JurusanPAI)
Tanggal
lfaht6 NIP: 195808071987031 005 SekretarisJurusanPAI (Marhamah Saleh.LC..'M.A.) NIP: 197203132008012010 PengujiI (Dr. Akhmad Sodiq. M.Ae) NIP : 19710709199803I 001
2o1L
Lbl tb .t.7 .
PengujiII (Desmaliza"M.Ed)
IL LL/-, "'t'1..""
Tanda Tangan
f
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:FITRTYANI
Nim
:1812011000072
Jurusan
: JurusanPendidikanAgamaIslam
Alamat
: JalanDukuh V RT.003RW.04No'36 Kelurahan: Dukuh,Kecamatan:Kramat Jati, JakartaTirnur' Kodepos:13550 MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul "Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI materi Kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad sAw Melalui Metode snowball Throwing di kelas w sDN Jatiwaringin IV Bekasi" adalah benar hasil karya saya sendiri dibawah bimbineandosen:
Nama
: Dr. Dimyati,M.A
NIP
1003 : 19640704199303
Status
: DosenPendidikanAgamaIslam
dan sayameneima Demikian suratpernyataanini sayabuat dengansesungguhnya konsekuensiapabilaternyataskripsi ini bukan karya saya atau menjiplak karya oranslain.
Jakarta.26 }uli2016
F'ITRIYANI
ABSTRAK
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI materi Kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW Melalui Metode Snowball Throwing di kelas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi. Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2016. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI melalui metode Snowball Throwing di kelas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi. Jenis penelitian yang digunakan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes disetiap akhir siklus dan pemberian angket motivasi belajar. Hasil tes yang diberikan menunjukkan bahwa penerapan metode Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar PAI di kelas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I yang diperoleh sebesar 70 atau sebesar 27,7%, lalu pada siklus II telah terjadi perubahan pada skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 81,8 atau sebesar 72,22%. Sedangkan Prosentase yang diperoleh dari hasil tes disetiap akhir siklus yang diberikan disiklus I nilai rata-rata skornya sebesar 7,30 atau sebesar 61% lalu meningkat nilai rata-rata skornya sebesar 8,3 atau sebesar 83,3% pada siklus II. Jadi dengan diterapkan metode Snowball Throwing di kelas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi, maka telah terjadi peningkatan pada motivasi belajar siswa di mata pelajaran PAI. Kata Kunci : Motivasi Belajar dan Metode Snowball Throwing.
i
ABSTRACT The efforts to Improve Student Motivation in Subjects PAI story of Prophet Adam As the material and the Prophet Muhammad through Throwing Snowball Method in class IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi. Essay. Jakarta: Study Program of Islamic Education, Islamic Education Department, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta in 2016. The purpose of this study is knowing an increase in students' motivation to subjects PAI approach Throwing Snowball method in class IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi. This type of research is classroom action research (PTK). The instrument used to collect data is the end of each test cycle and the provision of learning motivation questionnaire. The test results provided indicates that the implementation approach Throwing Snowball method can increase motivation to learn PAI in class IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi. It can be seen from the average score of student motivation in the first cycle were obtained by 70 or by 27.7%, and the second cycle has been a change in the average score of 81.8 students' motivation or by 72.22 %. While the percentage obtained from the results of tests on each end of the cycle given cycled I value the mean score of 7.30 or by 61% and increased the value of the average scores of 8.3 or amounted to 83.3% in the second cycle. So with the applied Throwing Snowball method in class IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi, there have been an increase in students' motivation in subjects PAI. Keywords: Motivation and Approach Throwing Snowball Method.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan berbagai macam nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya
kita dapat
terselamatkan dari kegelapan menuju kepada cahaya yang terang benderang dengan datangnya agama islam yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Semoga dengan sholawat dan salam yang senantiasa kita curahkan, kita semua kelak mendapat syafaatnya Nabi Muhammad SAW dihari kiamat nanti,amin. Penulis menyadari bahwa membuat skripsi bukanlah hal yang mudah dan tidak semudah membalik telapak tangan. Melainkan butuh semangat yang tinggi serta keyakinan yang mendalam. Namun berkat dorongan, bimbingan serta bantuan yang tak ternilai dan tak terhingga dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis berdo’a semoga bantuan dan dukungan tersebut menjadi amal ibadah di sisi Allah Swt. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, memotivasi serta memberikan sumbangan baik moril maupun materil kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta., Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. 2. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta., M. Zuhdi, Ph. D 3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M. Ag. Dan ibu Murhamah Saleh, Lc, M.A. 4. Bapak Dr. Dimyati, MA sebagai dosen pembimbing penulis yang telah banyak meluangkan waktu, fikiran dan kesabaran yang teramat tulus disela-sela kesibukannya yang luar biasa untuk memberikan bimbingan kepada pebulis selama menyelesaikan skripsi. Terima kasih ya Pa....!
iii
5. Para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dengan ikhlas dan sabar selama masa kuliah. 6. Bapak Kepala Sekolah SDN Jatiwaringin IV Sakri, S.Ag., MM yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 7. Kepada kedua orang tua penulis yang sangat penulis cintai ayah Abidin dan Umi Suniah. Terlalu banyak pemberian yang kalian berikan kepadaku dari sejak baru lahir sampai sekarang ini. Penulis tidak bisa membalasnya, kecuali dengan berharap dan berdo`a semoga Allah melimpahkan rahmat dan maghfiroh kepada mereka. 8. Kepada suami penulis Muhammad Harun dan anak ku tercinta Muhammad Fathir Amrulloh, yang selalu memotivasi dan menjadi penyemangat dalam penulisan skripsi ini. 9. Kakanda Jutiah S.Pd dan Yosep Saputra, yang senantiasa menyemangati pembuatan skripsi. 10. Adinda Nur Laela Sari, yang membantu dan memberikan informasi pada proses pengetikan skripsi ini. 11. Seluruh teman-temanku seperjuangan dan sepenanggungan yaitu anak PAI khususnya kelas B, jazaakalloohu khoiron katsiiron.
Jakarta, 26 Juli 2016
FITRIYANI Nim: 1812011000072
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................. LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................. LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ............................................. ABSTRAK .......................................................................................................
i
ABSTRACT .......................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI .....................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ................................................................
7
D. Perumusan Masalah ..................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .....................................................................
7
F. Kegunaan Penelitian..................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORITIK, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Deskripsi Teoritik ......................................................................
9
1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa .......................................
9
a. Pengertian Motivasi .......................................................
9
b. Fungsi motivasi ............................................................... 12 c. Pengertian Belajar Siswa ................................................ 13 2. Pengertian Pendidikan Agama Islam .................................... 20 3. Pengertian Metode Snowball Throwing ................................ 21 a. Landasan Metode Snowball Throwing ............................ 21
v
b. Pengertian Metode Snowball Throwing .......................... 22 4. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing ..................... 24 B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 25 C. Kerangka Konseptual Intervensi Tindakan ............................... 26 D. Hipotesis Tindakan.................................................................... 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 29 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............... 29 C. Subjek Penelitian ...................................................................... 31 D. Peran dan Posisi dalam Penelitian ............................................ 31 E. Tahap Perencanaan Penelitian .................................................. 32 F. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................................ 34 G. Data dan Sumber Data ............................................................. 34 H. Instrumen Pengumpulan Data .................................................. 34 I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35 J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ....................................... 36
K. Analisa Data dan Interpretasi Hasil Data ................................. 36 1. Analisis Hasil Belajar ......................................................... 36 2. Data Observasi Kegiatan Siswa ......................................... 37 3. Data Angket Motivasi Belajar PAI .................................... 37 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................... 37 1.
Perencanaan Tindakan Siklus I ......................................... 37
2.
Perencanaan Tindakan Siklus II ........................................ 39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .......................................................................... 42 1. Data Sekolah Dasar Negeri Jatiwaringin IV ...................... 42 a. Sejarah Singkat Berdirinya Sekolah Dasar Negeri Jatiwaringin IV .............................................................. 42 b. Identitas Sekolah .......................................................... 44
vi
c. Data Guru-guru SDN Jatiwaringin IV Tahun Pelajaran 2015-2016 ..................................................................... 45 2.
Proses Pembelajaran Siklus I ............................................ 45
3.
Proses Pembelajaran Siklus II ........................................... 51
B. Analisis Data ............................................................................. 54 1.
Analisis Data Silkus I......................................................... 54
2.
Analisis Data Siklus II ....................................................... 59
C. Pembahasan ............................................................................... 63
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 66 B. Saran ......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67 LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Table 3.1
Penggunaan Metode Snowball Throwing ...................................... 35
Table 4.1
Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa PAI ............................ 54
Table 4.2
Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I ...................................................... 56
Table 4.3
Skor Motivasi Belajar PAI pada Siklus I ....................................... 57
Table 4.4
Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa PAI ............................ 59
Table 4.5
Daftar Nilai Tes Akhir Siklus II .................................................... 61
Table 4.6
Skor Motivasi Belajar PAI pada Siklus II ..................................... 62
Table 4.7
Rekapitulasi Nilai Tes Akhir Siklus I dan II Siswa KelasIV ......... 63
Table 4.8
Rekapitulasi Hasil Skor Motivasi Siklus I dan II .......................... 64
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Kurt Lewin ............................................................................ 31 Gambar 2 Suasana Belajar Siklus I ................................................................... 48 Gambar 3 Suasana Belajar Kelompok Siklus I ................................................. 49 Gambar 4 Suasana Belajar Kelompok Siklus II................................................ 53
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar yang telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa metode ceramah dalam pembelajaran kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah, walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran. Metode ceramah menurut Jumanta Hamdayama di dalam bukunya yang berjudul Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.1 Namun pada metode ceramah, siswa hanya sebagai objek, sedangkan guru sebagai subyek, sehingga siswa menjadi ramai sendiri, mengantuk dan tidak memperhatikan gurunya. Seharusnya siswa yang menjadi subyek pelaku pembelajaran dan guru sebagai fasilitator, dengan demikian siswa menjadi terlibat dalam proses pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kemampuan, keahlian, dan ketrampilan yang dimilikinya. Mengenai hal ini guru dituntut untuk membuat model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Agar dapat meningkatkan motivasi siswa maka guru perlu mengurangi metode ceramah, menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian, memodifikasi dan memperkaya bahan agar siswa menjadi tertarik dengan pelajaran yang
1
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2014), h. 167-168.
1
2
disampaikan oleh guru, dan mereka dapat merealisasikan didalam kehidupannya. Hasil penelitian di dunia pembelajaran sebagaimana yang telah dinukil oleh Udin S Winataputra di dalam bukunya Metode Belajar dan Pembelajaran, menyatakan bahwa penggunaan media yang beragam (dua atau lebih) secara variatif menghasilkan dampak positif yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dari pada media tunggal secara terus menerus.2 Pada masa sekarang ini, dunia semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat baik di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) maupun kebudayaan.
Bangsa
Indonesia
sebagai
bangsa
yang
besar
harus
meningkatkan pendidikan sebagai salah satu upaya untuk mengikuti perkembangan zaman. Berbagai upaya memang telah dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Upaya tersebut di antaranya dengan dikeluarkannya UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, PP No. 74 tahun 2008 tentang guru, Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang kualifikasi akademik guru, Pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), Kepmendiknas No. 044/U/2002 tahun 2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan Program Wajib Belajar 9 tahun dengan sasaran semua anak usia 7 tahun hingga 15 tahun, untuk mengikuti pendidikan 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah lanjutan pertama.3 Dengan demikian bahwa pendidikan merupakan pilar utama untuk kemajuan suatu bangsa yang mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi. Tujuan pendidikan nasional itu sendiri, sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab II pasal 3, adalah sebagai berikut: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat 2
Udin S Winataputra, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet. Ke-4, h.2.12. 3 Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung : Arvino Raya, 2010), h. 50.
3
dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
bertujuan
untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”4 Pada UU Sistem Pendidikan Nasional dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan itu mengarah kepada pendidikan agama. Karena dengan bekal pendidikan agama yang baik siswa akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab dimana pun dia berada. Sebagaimana terdapat di dalam UUSPN No. 2 tahun 1989 pasal 39 ayat 2, ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan agama. Maksudnya adalah bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.5 Menurut Konsorium Ilmu Agama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan agama di perguruan tinggi adalah untuk membantu terbinanya sarjana beragama yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu sarjana yang berbudi pekerti luhur, berfikir filosofis, analitis, sistematis, berfikir rasional dan dinamis, berpandangan luas, ikut serta secara aktif dalam pembangunan melalui pengembangan dan pemanfaatan ilmu, teknologi dan seni untuk kepentingan nasional.6 Kalau tujuan pendidikan dirumuskan untuk pendidikan agama Islam, maka tujuan pendidikan agama Islam adalah membantu terbinanya sarjana
4
Ibid., h. 53. Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. ke-4, h. 75. 6 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. Ke-2, h. 7. 5
4
muslim yang beriman, berilmu, dan beramal sesuai dengan ajaran Islam. Pendidikan Agama Islam dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam. Pendidikan tersebut melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran Agama Islam dapat ditunjukkan dengan ciri-ciri atau tanda-tanda perilaku seseorang dalam realitas kehidupan individu dan sosial serta pengalaman akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang telah di contohkan di dalam kehidupan para Nabi dan Rasul Allah SWT. Belajar merupakan suatu proses yang harus dan dituntut tetap ada di dalam diri manusia. Belajar akan menjadikan manusia menjadi lebih baik, tidak terjebak pada kesalahan atau kegagalan yang sama, cerdas, bijak, adil, taat kepada Allah SWT, serta mendapat sejuta kebaikan lainnya. Sebagai suatu proses tanpa henti, belajar seharusnya dilakukan setiap waktu, di setiap tempat dan kesempatan. Secara formal dan di lembagakan. Belajar dilakukan di sekolah dalam rangka membentuk manusia yang utuh, sehat jasmani dan rohaninya. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.7 Pakar psikologi melihat perilaku belajar sebagai proses psikologis individu dalam interaksinya dengan lingkungan secara alami, sedangkan pakar pendidikan melihat perilaku belajar sebagai proses psikologispedagogis yang ditandai dengan adanya interaksi individu dengan lingkungan
7
Firmansyah, op. cit., h. 52.
5
belajar yang sengaja diciptakan.8 Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler, sebagaimana telah di kutip oleh Udin S Winataputra di dalam bukunya yang berjudul teori belajar dan pembelajaran, bahwa belajar adalah “proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan keaneka ragam kemampuan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan, keterampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.”9 Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat relatif dan mantap yang mencakup berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis. Belajar merupakan proses yang dilakukan sepanjang hidup manusia. Walaupun belajar seiring dengan pelaksanaan proses hidup manusia tetapi hal tersebut tidak tercipta begitu saja melainkan terjadi melalui proses yang disengaja. Suyono dan Hariyanto di dalam bukunya yang berjudul belajar dan pembelajaran mengutip pengertian belajar menurut Illeris dan Ormorod, bahwa belajar adalah suatu proses yang membawa bersama-sama pengaruh dan pengalaman kognitif, emosional, dan lingkungan untuk memperoleh, meningkatkan atau membuat perubahan di dalam pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan cara pandang dari seseorang.10 Proses belajar mengajar yang dilakukan secara formal di sekolah sebagian masih saja menggunakan format lama. Format lama yang dimaksud adalah penggunaan cara-cara belajar mengajar yang bersifat konvensional yaitu pembelajaran yang masih berpusat pada guru, kaku dan statis. Hampir tidak ada kesempatan bagi siswa untuk menuangkan kreatifitasnya dan menyampaikan gagasannya. Hal tersebut tentu saja berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dan siswa merasa jenuh, kurang termotivasi dan kurang aktif. Termasuk dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 8
Winataputra, op. cit., h. 1. 5. Ibid. 10 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke-3, h. 14. 9
6
Pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam perlu diupayakan bagaimana agar dapat mempengaruhi dan menimbulkan motivasi melalui penataan metode pembelajaran yang dapat mendorong tumbuhnya motivasi belajar dalam diri peserta didik. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti peningkatan motivasi siswa terhadap mata pelajaran PAI dengan menggukan sebuah metode bernama Snowball Throwing. Guna menghilangkan kejenuhan yang terjadi pada proses belajar mengajar agama di kelas dan
motivasi yang kurang. Metode Snowball
Throwing (ST) atau juga sering dikenal dengan Snowball Fight merupakan pembelajaran yang diadopsi pertama kali game fisik dimana segumpalan salju dilempar dengan maksud memukul orang lain. Dalam konteks pembelajaran, Snowball Throwing diterapkan dengan melempar segumpal kertas untuk menunjuk siswa yang diharuskan menjawab soal dari guru. Strategi ini digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat juga digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi tersebut, serta melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada teman satu kelompoknya. Penggunaan metode ceramah sering kali digunakan guru dalam proses belajar mengajar dikelas. Peneliti ingin meneliti peningkatan motivasi siswa terhadap mata pelajaran PAI dengan mengangkat sebuah tema yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI materi Kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW Melalui Metode Snowball Throwing di kelas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi.”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka timbul permasalahan antara lain: 1. Metode ceramah menjadikan anak menjadi kaku dan monoton terhadap pembelajaran PAI. 2. Kurangnya motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran PAI karena metode pembelajarannya kurang variatif.
7
3. Metode yang kurang bervariasi menjadikan siswa menjadi jenuh pada mata pelajaran PAI.
C. Pembatasan Masalah Mengingat banyak sekali masalah yang terjadi pada motivasi belajar siswa di SDN Jatiwaringin IV dan seringnya penggunaan metode ceramah digunakan, sehingga siswa menjadi jenuh, maka penulis akan membatasi permasalahan pada peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI dengan materi Kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW melalui metode Snowball Throwing.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, untuk memudahkan peneliti meneliti sebuah permasalahan, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah metode Snowball Throwing pada materi kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI di SDN Jatiwaringin IV?”
E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI dengan materi kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW melalui metode SnowballThrowing.
F. Kegunaan Penelitian 1. Bagi siswa a. Agar siswa memiliki motivasi dalam pembelajaran PAI melalui metode Snowball Throwing. b. Siswa tidak jenuh dalam pembelajaran PAI dengan metode yang tidak bervariasi. c. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan.
8
2. Bagi guru a. Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini guru memiliki pengetahuan, dan ketrampilan dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak jenuh dalam proses belajar mengajar di kelas. b. Guru dapat mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. c. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran PAI di dalam kelas dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Bagi Sekolah a. Sebagai masukan bagi guru SD dalam mengajarkan pelajaran PAI dengan metode Snowball Throwing. b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan motivasi siswa pada proses belajar mengajar. c. Sebagai acuan untuk melakukan kegiatan yang sejenis. 4. Bagi peneliti a. Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas. b. Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat. c. Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran PAI di dalam kelas dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa. d. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya .
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoretik 1. Pengertian Motivasi Belajar Siswa a. Pengertian Motivasi Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih tindakan tertentu; dan (3) ketahanan perilaku, atau beberapa lama seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu. Menurut Sardiman motivasi adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.11 Menurut Morgan sebagaimana telah dikutip oleh Muhaimin di dalam bukunya Paradigma Pendidikan Islam, menyatakan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan tertentu.12 Oemar Hamalik mengutip pengertian motivasi menurut Mc. Donald, bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.13 Pengertian motivasi menurut Mc. Donald tersebut terdapat tiga unsur penting, sebagaimana yang telah dikutip oleh sardirman, yaitu: 1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi da dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia, karena menyangkutperubahan energi manusia. Karena 11
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. Ke-19, h. 75. 12 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. Ke-4, h. 138. 13 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet. Ke-3, h. 217.
9
10
menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2) Motivasi itu timbul dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang. dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi yang dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.14 Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapai suatu tujuan. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar karena termotivasi mencari prestasi, mendapat kedudukan dalam jabatan, menjadi politikus, dan memecahkan masalah. Para pakar tentang motivasi menyarankan bahwa analisis tentang motivasi harus memusatkan perhatian pada faktor-faktor yang mendorong dan mengarahkan kegiatan seseorang, atau diarahkan pada tujuan tertentu. Tetapi ada ahli lain menyatakan bahwa motivasi adalah “berhubungan erat dengan bagaimana perilaku itu dimulai, dikuatkan, disokong, diarahkan, dihentikan dan reaksi subjektif macam apakah yang timbul ketika itu semua”.15 Mc Clelland sebagaimana yang telah dinukil oleh Muhaimin di dalam bukunya yang berjudul Paradigma Pendidikan Islam, mengemukakan bahwa motivasi merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu: a) Harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil. b) Prestasi tertinggi tentang nilai tugas. 14 15
Sardiman, op. cit., h.74. Yamin, op. Cit., h.223.
11
c) Kebutuhan untuk keberhasilan atau kesuksesan.16 Oleh karena itu, guru perlu mengetahui sejauh mana kebutuhan prestasi setiap peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menyelesaikan tugas atau masalah yang memberikan tantangan dan kepuasan secara lebih cepat. Peserta didik jenis ini memerlukan balikan setiap pekerjaannya dengan nilai atau pujian yang tepat. Sebaliknya, peserta didik yang memiliki motuvasi berprestasi rendah, pada umumnya tidak realistik untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, tugas berat atau ringan bagi peserta didik jenis ini sama saja tidak ada pengaruhnya bagi tumbuhnya motavasi
untuk
berprestasi.
Jika
tugas-tugas
itu
mudah
ia
akan
mengerjakannya, tetapi jika tugas-tugas itu berat dan gagal melakukannya, maka tidak akan memiliki dampak atau arti apa-apa baginya, bahkan ia merasa tidak memiliki beban atas kegagalannya. Menurut Muhaimin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan motivasi kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama, yaitu: (1) Memberikan dorongan Tingkah laku seseorang akan terdorong ke arah suatu tujuan tertentu apabila ada kebutuhan. Kebutuhan ini menyebabkan timbulnya dorongan internal, yang selanjutnya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu menuju tercapainya suatu tujuan. (2) Memberikan insentif Adanya karakteristik tujuan menyebabkan seseorang bertingkah laku untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan yang menyebabkan seseorang bertingkah laku tersebut disebut insentif. Dalam kegiatan pembalajaran PAI juga diperlukan insentif untuk meneningkatkan motivasi belajar peserta didik. Insentif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam tidak selalu berupa materi, tetapi bisa berupa nilai atau penghargaan sesuai dengan kadar kemampuan yang dapat dicapai peserta didik.
16
Muhaimin, op. cit., h. 140.
12
(3) Motivasi berprestasi Setiap orang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk dapat berprestasi. Seorang pendidik, yaitu guru perlu mengetahui sejauh mana kebutuhan berprestasi setiap peserta didik (4) Motivasi kompetensi Setiap peserta didik memiliki keinginan untuk menunjukkan kompetensi dengan berusaha menaklukkan lingkungannya. Motivasi belajar tidak bisa dilepaskan dari keinginannya untuk menunjukkan kemampuan dan penguasaannya kepada yang lain. Oleh karena itu diperlukan: (a) Ketrampilan mengevaluasi diri; (b) Nilai tugas bagi setiap peserta didik; (c) Harapan untuk sukses; (d) Patokan keberhasilan; (e) Kontrol belajar; dan (f) Penguatan diri untuk mencapai suatu tujuan. (5) Motivasi kebutuhan Menurut Maslow, manusia memiliki kebutuhan yang bersifat hierarkis, yaitu: (1) Aktualisasi diri; (2) Harga diri dan prestasi; (3) Dicintai dan diakui kelompoknya; (4) Keamanan; (5) Fisiologis.17 b. Fungsi Motivasi Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana di dalam bukunya yang berjudul Konsep Strategi Pembelajaran menyampaikan beberapa fungsi dari motivasi, yaitu: 1) Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik. 2) Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta didik. 3) Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. 4) Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran lebih bermakna.18 17
Ibid., h. 138-140. Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran ,(Bandung: PT Refika Aditama, 2012), Cet. Ke-3, h. 26. 18
13
c. Pengertian Belajar Siswa Udin S Winataputra di dalam bukunya yang berjudul Teori belajar dan pembelajaran mengutip pengertian belajar menurut Bell-Gredler, dia menyatakan bahwa: “belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attittudes. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.”19Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal, keturutsertaannya dalam pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Belajar menurut Good dan Brophy sebagaimana yang telah dikutip oleh Purwanto, bahwa “belajar bukanlah tingkah laku yang tampak, melainkan yang utama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru. Hubungan-hubungan baru tersebut dapat berupa antara perangsang-perangsang, antara reaksireaksi, atau antara rangsangan dan reaksi.”20 Pengertian belajar menurut beberapa pakar dari barat sebagaimana yang telah dikutip oleh Suprijono dan Purwanto, yaitu: 1) Hilgard dan Bower Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulangulangdalam situasi itu, perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskanatau dasar kecenderungan
respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-
keadaan sesaat, misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya. 2) Gagne Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan 19
Udin S Winataputra, dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h. 1.5. 20 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Arruzz Media, 2011), Cet. Ke-1, h. 17.
14
memengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari waktu ke waktu setelah ia mengalami situasi tadi. 3) Morgan Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. 4) Witherington Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. 5) Travers Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 6) Cronbach Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. 7) Harold Spears Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu. 8) Geoch Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan.21 9) Edward Lee Thorndike Belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respons.22 Pengertian belajar juga dikutip oleh Suyono dan Hariyanto sebagaimana telah di tulis di dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran, yang dikutip dari para pakar pendidikan, yaitu: a) Menurut Crow and Crow dalam Sukmadinata, bahwa belajar merupakan diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Belajar dikatakan berhasil jika seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajari, sehingga belajar semacam ini disebut dengan rote learning, belajar hafalan, belajar melalui ingatan, by heart, di luar kepala, 21 22
Ibid., h. 19-20. Ibid., h. 67.
15
tanpa mempedulikan makna. b) Gage dalam sagala mendefinisikan belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. c) Oxford advanced Learner’s Dictionary, mendefinisikan belajar sebagai kegiatan memperoleh pengetahuanatau keterampilan melalui studi, pengalaman atau karena di ajar. d) Gagne seperti yang dikutip oleh Dahar, menyatakan bahwa belajar adalah sebuah
prosesperubahan
tingkah
laku
yang
meliputi
perubahan
kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningakatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja. e) Gagne dan Berliner sebagaimana yang telah dikutip oleh Sukmadinata, menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman. f) Driver and Bell dalam Leo Sutrisno mendefinisikan belajar adalah suatu proses aktif menyusun makna melalui setiap interaksi dengan lingkungan, dengan membangun hubungan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari. g) W. S. Winkel menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktifdengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. h) Divesta and Thompson dalam Sukmadinata menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. i) Illeris dan Ormorod seperti yang dikutip oleh wikipedia menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang membawa bersama-sama pengaruh dan pengalaman kognitif, emosional, dan lingkungan untuk memperoleh, meningkatkan
atau
menbuat
perubahan
di
dalam
pengetahuan,
16
keterampilan, nilai-nilai dan cara pandang dari seseorang.23 Belajar menurut Dave Meier sebagaimana telah dikutip oleh Martinis Yamin di dalam bukunya kiat membelajarkan siswa, adalah proses mengubah pengalaman
jadi
pengetahuan,
pengetahuan
menjadi
pemahaman,
pemahaman menjadi kearifan, dan kearifan menjadi keaktivan.24 Sedangkan menurut Rachman Natawidjaya dan Moein Moesa bahwa belajar adalah proses perubahan yang terus-menerus terjadi dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh keturunan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor dari luar.25 Guru sebagai orang yang mengatur proses belajar harus merancang, memilih, dan menata peristiwa di luar diri anak serta sekaligus mengawasinya. Aspek lain yang perlu diperhatikan guru adalah memahami yang belajar dan situasi belajar. Beberapa ciri belajar menurut Soegeng Santoso, yaitu: (1) Belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi secara terus-menerus, contohnya belajar membaca lalu dapat membaca. Setelah membaca lalu pengetahuannya bertambah. (2) Belajar adalah perbuatan sadar karena itu setiap peristiwa belajar selalu mempunyai tujuan. Proses belajar selalu mempunyai arah tujuan secara sadar, guru yang mengajar selalu mempunyai tujuan. (3) Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Belajara hanya terjadi jika dialmi sendiri oleh yang bersangkutan. (4) Belajar
menghasilkan
perubahan
yang
menyeluruh,
melibatkan
keseluruhan tingkah laku yang mengintegrasikan semua aspek antara lain norma, fakta, sikap, pengertian, kecakapan, dan keterampilan. (5) Belajar adalah proses interaksi dan bukan sekadar proses penyerapan yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari individu yang belajar. Perubahan akan terjadi jika yang belajar mengadakan reaksi tehadap
23
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. Ke-3, h. 12-14. 24 Yamin, op. cit., h. 75. 25 Soegeng Santoso, Dasar-Dasar Pendidikan TK, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet. Ke-9, h. 3. 3.
17
situasi belajar. (6) Perubahan tingkah laku berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada yang kompleks.26 Menurut konsep behaviorisme, kognitivisme dan konstruktivisme dalam Sukmadinata. Telah disimpulkan, secara umum belajar memiliki beberapa prinsip, yaitu: (a) Belajar merupakan bagian dari perkembangan. Belajar dan berkembang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi erat hubungannya. Pada perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajar terjadi perkembangan individu yang pesat. (b) Belajar berlangsung seumur hidup (c) Keberhasilan belajar dipengaruhi faktor-faktor bawaan, lingkungan, kematangan, serta usaha dari individu secara aktif. (d) Belajar mencakup semua aspek seluruh kehidupan, seperti menurut Ki Hajar Dewantara, belajar harus mengembangkan cipta (kognitif), rasa (afektif), karsa (motivasi), dan karya (psikomotor). (e) Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu. (f) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru, baik yang formal, informal, maupun nonformal. (g) Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi. (h) Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang amat kompleks. (i) Belajar dapat terjadi hambatan-hambatan, berupa: belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya, dari lingkungan, kurang motivasi, kelelahan atau kejenuhan belajar. (j) Belajar dalam hal tertentu memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari orang lain. Menurut Gagne sebagaimana yang telah dinukil oleh Udin S Winataputra dkk di dalam bukunya teori belajar dan pembelajaran, ada delapan jenis belajar dalam proses belajar yang terjadi pada diri siswa, yaitu: 26
Ibid.
18
1) Belajar Isyarat (Signal Learning) Belajar melalui isyarat adalah melakukan atau tidak melakukan atau tidak melakukan sesuatu karena adanya tanda atau isyarat, misalnya: berhenti berbicara ketika mendapat isyarat telunjuk menyilang mulut sebagai tanda tidak boleh ribut. 2) Belajar Stimulus-Respon (Stimulus-Response Learning) Belajar stimulus-respon terjadi pada diri individu karena ada rangsangan dari luar, misalnya: menendang bola ketika ada bola di depan kaki. 3) Belajar Rangkaian (Chaining Learning ) Belajar rangkaian terjadi melalui perpaduan
berbagai proses stimulus
respon yang telah dipelajari sebelumnya sehingga melahirkan perilaku yang segera atau spontan seperti konsep merah-putih, panas-dingin, ibubapak, kaya-miskin, dan sebagainya. 4) Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning) Belajar asosiasi verbal terjadi bila individu telah mengetahui sebutan bentuk dan dapat menangkap makna yang bersifat verbal, misalnya: perahu itu seperti badan itik atau wajahnya seperti bulan kesiangan. 5) Belajar Membedakan (Discrimination Learning) Belajar diskriminasi tejadi bila individu berhadapan dengan benda, suasana, atau pengalaman yang luas dan mencoba membedakan hal-hal yang jumlahnya banyak, misalnya: membedakan tumbuhan atas dasar urat daunnya, suku bangsa menurut tempat tinggalnya. 6) Belajar Konsep (Concept Learning) Belajar konsep terjadi bila individu menghadapi berbagai fakta atau data yang kemudian ditafsirkan ke dalam suatu pengertian atau makna yang abstrak, misalnya: binatang, tumbuhan, manusia, juga aturan-aturan yang mengatur hubungan antar negara termasuk hukum internasional. 7) Belajar Hukum atau Aturan (Rule Learning) Belajar hukum atau aturan tejadi bila individu menggunakan beberapa rangkaian peristiwa atau perangkat data yang terdahulu atau atau yang diberikan sebelumnya dan menerapkannya atau menarik kesimpulan dari
19
data tersebut menjadi suatu aturan, misalnya: ditemukan bahwa benda memuai bila dipanaskan, harga dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan, dan sebagainya. 8) Belajar Pemecahan masalah (Problem Solving Learning) Belajar pemecahan masalah terjadi bila individu menggunakan berbagai konsep atau prinsip untuk menjawab suatu pertanyaan, misalnya: mengapa bahan bakar minyak naik, mengapa minat masuk perguruan tinggi menurun. Proses pemecahan masalah selalu bersegi jamak dan satu sama lain saling berkaitan.27 Siswa atau anak didik sebagaimana telah dinukil oleh Siti Aisyah dkk adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Anak didik adalah pokok persoalan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Sebagai pokok persoalan, anak didik menempati posisi yang menentukan dalam sebuah interaksi. Guru tidak mempunyai arti apa pun tanpa kehadiran anak didik. Jadi, anak didik merupakan kunci yang menentukan untuk terjadinya interaksi pendidikan.28 Menurut Sutari Imam Barnadib, Suwarno dan Siti Mechati anak didik memiliki karakteristik sebagai berikut. a) Belum memiliki pribadi sosial sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidikan b) Masih menyempurnakan aspek tertentu dari kedewasaannya sehingga masih menjadi tanggung jawab pendidik. c) Memiliki sifat-sifat dasar manusia yang sedang berkembang secara terpadu, yaitu kebutuhan biologis, rohani, sosial, inteligensi, emosi, kemampuan berbicara anggota tubuh untuk bekerja, latar belakang sosial, dan biologis (warna kulit, bentuk tubuh) serta perbedaan individual. Guru perlu memahami karakteristik anak didik tersebut sehingga mudah melaksanakan interaksi edukatif.29 27
Winataputra, dkk, op. cit., h. 1.9-1.11. Siti Aisyah, dkk., Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), Cet. Ke10, h. 3. 11. 29 Ibid 28
20
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.30 Konsep dalam Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehinggan menghasilkan prestasi rohani (iman) yang disebut takwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi, hubungan manusia dengan sesamanya yang membentuk kesalehan sosial, dan hubungan manusia dengan alam yang membentuk kesalehan terhadap alam sekitar. Kualitas amal saleh ini akan menentukan derajat ketakwaan seseorang dihadapan Allah SWT. Menurut menteri agama RI tahun 1996 yang telah dikutip oleh Muhaimin dkk, bahwa usaha pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah diharapkan agar mampu membentuk kesalehan pribadi dansekaligus kesalehan sosial, sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai: (1) menumbuhkan semangat fanatisme; (2) menumbuhkan sikap intoleran dikalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia; (3) memperlemah kerukunan hidup beragama serta persatuan dan kesatuan nasional.31 Pendidikan agama Islam menurut Muhammad Alim dapat diartikan sebagai program yang terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungan antar umat beragama terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.32 3.
Pengertian Metode Snowball Throwing 30
Muhaimin, op. cit., h. 75-76. Ibid., h. 76. 32 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya,2011), Cet. Ke-2, h. 31
6.
21
a. Landasan Metode Snowball Throwing Metode Snowball throwing adalah sebuah metode yang dilandasi dari pembalajaran kooperatif. Sebagaimana yang telah dikutip oleh Rusman tentang pengertian pembelajaran kooperatif menurut para ahli di dalam bukunya Model-Model Pembelajaran, yaitu: Menurut Abdulhak bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri. Menurut Nurulhayati pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri. Menurut Ratna model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitian Piaget
yang pertama
dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. Menurut Sanjaya Cooverative Learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara belajar kelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.33 33
203.
Rusman, Mode-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Cet. Ke-5, h. 201-
22
b. Pengertian Metode Snowball Throwing Menurut Arman Arif, secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa yunani “metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu: “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode bararti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa arab metode disebut “Thoriqot”, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “Cara yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai maksud” Sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.34 Menurut Heinich et al sebagaimana yang telah dikutip oleh Martinis Yamin dalam bukunya yang berjudul Kiat Membelajarkan Siswa, “Metode adalah prosedur yang sengaja dirancang untuk membantu siswa, mahasiswa belajar lebih baik, dan mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.”35 Menurut Jumanta Hamdayama, Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju.36 Pada pembelajaran snowball throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Bayor sebagaimana telah di nukil oleh Jumanta Hamdayama, “Snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa.”37 Peran guru disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik
pembelajaran
dan
selanjutnya,
penertiban
terhadap
jalannya
pembelajaran. Snowball throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan
34
rekomendasi UNESCO sebagaimana telah dikutip oleh
Ibid., h. 40. Yamin, op. Cit., h. 199. 36 Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h.158. 37 Ibid. 35
23
Depdiknas pada tahun 2001, yakni belajar mengetahui (Learning to know), belajar bekerja (Learning to do), belajar hidup bersama (Learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (Learning to be).38 Menurut Arahman Snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.39 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran snowball throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masing-masing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, lalu bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya. Kegiatan melempar bola ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berfikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi, mereka juga melakukan aktifitas fisik, yaitu menggulung kertas dan melemparkannya kepada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka akan menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas. Dalam
metode
snowball
throwing,
guru
berusaha
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah, baik sosial, sains, hitungan dan lingkungan pergaulan. 38 39
Ibid. Ibid.
24
Di bentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. Penggunaan
pendekatan
pembelajaran
snowball
throwing
dalam
meningkatkan keaktifan belajar siswa ini dirasakan cukup efektif karena mampu menumbuhkembangkan potensi intelektual, sosial, dan emosional yang ada dalam diri siswa. Disini, siswa akan terlatih untuk mengemukakan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul dalam kehidupan seharihari. Di dalam model pembelajaran snowball throwing ini kurang tepat digunakan pengetahuan sosial adalah ilmu cakupan materi pembelajarannya sangat luas, membutuhkan pengembangan yang mendalam karena materinya selalu berkembang. Sedangkan disini pembelajarn hanya berkutat pada pengetahuan siswa saja. Jadi, yang lebih tepat menggunakan metode pembelajaran snowball throwing ini adalah jenis-jenis mata pelajaran ilmu pengetahuan alam atau eksak yang cenderung menggunakan rumus yang relatif tetap. Guru akan lebih mudah mengarahkan jalannya pembelajaran di kelas. 4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Snowball Throwing Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam metode Snowball Throwing, yaitu: a.
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
b.
Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c.
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masingmasing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
25
kepada temannya. d.
Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
e.
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain selama ± 5 menit.
f.
Setelah siswa dapat satu bola/satu
petanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian. g.
Evaluasi
h.
Penutup40
B. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam penelitian yang di lakukan oleh Vivi Ria Lancarwati, jurusan Pendidikan IPS di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2012, dengan judul skripsi “Peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas VIII dengan menggunakan metode Snowball Throwing di SMPN 4 Satuatap Bawang Banjarnegara” mengemukakan bahwa: 1. Pelaksanaan pembelajaan dengan metode Snowball Throwing di kelas VIII SMP N 4 Satuatap Bawang terbukti dapat meningkatkan motivasi siswa. 2. Prosentase motivasi belajar IPS siswa kelas VIII SMPN 4 Satuatap Bawang berhasil, karena telah melampaui kriteria keberhasilan. Elsa Aliyah dalam skripsi pada sarjana jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014, dengan judul “Peningkatan motivasi belajar PAI melalui penerapan pendekatan CTL di kelas VII SMP Islam Miftahul Huda Bogor”, mengemukakan bahwa penerapan metode CTL yang telah dipraktekkan kepada siswa dapat meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran PAI. Hal ini dengan melihat adanya peningkatkan skor rata-rata hasil angket motivasi belajar siswa belajar PAI sebesar 82,29 meningkat menjadi 85,63 dan rata-rata hasil belajar dari 70,9 meningkat menjadi 76,4 40
Ibid., h. 159-160
26
serta prosentase ketuntasan belajar dari 53% meningkat menjadi 76%. Mut`ah Mutmainah dalam skripsi sarjana PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2014, dengan judul ”Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTS N 19 Jakarta”, mengemukakan bahwa, motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini ditunjukkan pada koefisien korelasi sebesar 0,4231 jika di interpretasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi termasuk dalam kategori sedang. Hasim Fauzi dalam skripsi sarjana PAI UIN Syarif Hidayatullah Jakata tahun 2013, dengan judul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap motivasi belajar siswa padamata pelajaran IPS di MI Nurul Falah III Siti Ilir”, mengemukakan bahwa motivasi siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw jadi lebih bersemangat, sehingga pada pembelajaran IPS jadi lebih menyenangkan, itu dilihat berdasarkan hasil observasi dikels yang menunjukkan bahwa siswayang berkemampuan tinggi terlihat lebih antusias, serta memunculkan kerja sama dan mau berinteraksi serta saling membantu dan berbagi pendapat, mau mendengarkan pendapat teman dalam menyelesaikan tugas dengan baik ssuai dengan waktu yang telah ditentukan. C. Kerangka Konseptual Intervensi Tindakan Dari beberapa uraian di atas telah dikemukakan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan pendidikan. Oleh karena itu guru di dalam proses belajar mengajar haruslah memiliki berbagai metode mengajar yang bervariatif, agar materi yang akan sampai kepada siswa lebih bermakna dan tidak bersifat menjenuhkan bahkan mengantuk, yang pada akhirnya proses belajar mengajar tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Maju mundurnya suatu pendidikan dan berhasil atau tidaknya dunia pendidikan dapat kita lihat dari mutu pendidikan yang dihasilkan melalui pembelajaran berlangsung.
yang dilakukan
guru selama
proses belajar mengajar
27
Sementara itu, pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi peserta didik kearah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan seharihari. Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusiamanusia muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mewujudkan dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT, baik sebagai Tuhannya, sesama manusia dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimaksudkan selalu berdasarkan kepada ajaran Al-qur`an dan Al-hadits. Dengan demikian, seorang guru dalam menyampaikan materi PAI janganlah bersifat monoton atau statis, karena akan membuat siswa menjadi jenuh, bosan dan tidak memperhatikan materi yang sedangkan diajarkan. Oleh karena itu guru lebih banyak menggunakan pendekatan metode yang bervariatif agar siswa dalam proses belajar mengajar jadi lebih bersemangat dan materi PAI menjadi lebih bermakna, sehingga siswa dapat merealisasikan pembelajarannya dalam kehidupan sehari-hari dan akan selalu diingat sampai kapanpun. Penggunaan metode dalam pendidikan agama Islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utamanya pendidikan Islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT. Di samping itu pendidik pun perlu memahami metode-metode intruksional yang aktual yang ditujukan dalam Al-Qur`an atau yang dideduksikan dari AlQur`an, dan dapat memberi motivasi dan disiplin atau dalam istilah Al-Qur`an disebut dengan pemberian anugerah (tsawab) dan hukuman (`iqab). Selain kedua hal tersebut, bagaiman seorang pendidik dapat mendorong peserta didiknya untuk menggunakan akal fikirannya dalam menelaah dan mempelajari gejala kehidupannya sendiri dan alam sekitarnya, mendorong peserta didik untuk
mengamalkan
ilmu
pengetahuannya
dan
mengaktualisasikan
keimanannya dan ketakwaannya dalam kehidupannya sehari-hari. Seorang pendidik pun perlu mendorong peserta didik untuk menyelidiki dan meyakini
28
bahwa Islam merupakan kebenaran yang sesungguhnya, serta memberi peserta didik dengan praktik amaliah yang benar serta pengetahuan dan kecerdasan yang cukup. Setelah mengkaji teori tentang motivasi belajar dan metode Snowball Throwing, maka dapat diduga dengan kuat bahwa metode ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Singkatnya dengan menerapkan metode Snowball Throwing, diharapkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI menjadi lebih meningkat. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis dan penyusunan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis yang dirumuskan adalah: ”Dengan penerapan metode Snowball Throwing, maka dapat meningkatkan motivasi belajar PAI di SDN Jatiwaringin IV di kelas IV.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Jatiwaringin IV, yang berlokasi di Jalan Masjid No. 1 kelurahan: Jatiwaringin. Kecamatan: Pondokgede. Kota: Bekasi Jawa Barat. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tepatnya pada tanggal 20 Agustus sampai dengan 24 September 2015. B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama mengemukakan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.41 Metode penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan melalui metode Snowball Throwing untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja. Sedangkan menurut Prof. Suhardjono mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriptif maupun eksperimen. Pada penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah perlakuan tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya suatu perlakuan. 41
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2012), Cet. Ke-5, h. 9.
29
30
Model penelitian tindakan kelas ini berdasarkan model PTK Kurt Lewin. Model PTK ini terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).42 Hubungan dari keempat komponen ini dipandang sebagai satu siklus. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus, dari tiap-tiap siklus terdiri dari empat komponen sebagaimana yang telah disebutkan diatas, yaitu: 1. Perencanaan (planning) Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen penelitian yang terdiri atas materi ajar, lembar tes siklus, lembar angket motivasi belajar dan lembar obsevasi. 2. Tindakan (acting) Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau isi rancangan, yaitu pelaksanaan tindakan kelas. 3. Pengamatan (observing) Tahap ketiga yaitu selama tahap pelaksanaan penelitian, peneliti mengobservasi keaktifan dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dibuat peneliti dengan membuat lembar observasi. 4. Refleksi (reflecting) Pada tahap ini, hasil yang didapat dari hasil observasi dikumpulkan dan dianalisa, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai tujuan yang direncanakan. Hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
42
Ibid., h. 27.
31
Perencanaan Refleksi
Tindakan
Siklus I Pengamatan
Perencanaan Refleksi
Siklus II
Tindakan
Pengamatan
Jika permasalahan belum selesai, dilanjutkan ke siklus berikutnya Gambar 1 Model PTK Kurt Lewin
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang dimaksud mengarah kepada subjek yang menjadikan sasaran penelitian tindakan kelas ini, subjek dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Jatiwaringin IV dengan murid yang berjumlah 18 siswa. Terdiri dari 8 siswi dan 10 siswa. D. Peran dan Posisi dalam Penelitian Strategi
pembelajaran
yang
dilakukan
peneliti
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami pelajaran melalui metode Snowball Throwing pada mata pelajaran PAI di kelas IV SDN Jatiwaringin IV, dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan dan berperan sebagai fasilitator, nara sumber, dan penyuluh kelompok. Di dalam hal ini peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan, menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.
32
E. Tahapan Perencanaan Penelitian Tahap penelitian ini dimulai dengan kegiatan pendahuluan (pra penelitian) yang akan dilanjutkan dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, peneliti akan dilanjutkan dengan siklus II dan seterusnya. Adapun ahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Tahapan penelitian kegiatan penelitian a. Meminta izin kepada kepala sekolah b. Mengurus surat izin penelitian c. Menentukan kelas penelitian d. Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian e. Sosialisasi pembelajaran PAI dengan menggunakan metode Snowball Throwing 2. Tahap Penelitian Siklus I a. Tahap perencanaan 1) Menyiapkan kelas penelitian 2) Membuat Rencana pelaksanaan paembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan materi ajar untuk 3 kali pertemuan 4) Menyiapkan alat peraga 5) Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari angket motivasi belajar, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan tes siklus I 6) Menyiapkan alat dokumentasi b. Tahap tindakan melaksanakan kegiatan 1)
Menyiapkan
langkah-langkah
pembelajaran
melalui
metode
Snowball Throwing 2) Membagi siswa menjadi 4 kelompok 3) Mengamati kegiatan pembelajaran 4) Siswa menjawab bola pertanyaan yang dilempar dari temannya 5) Memberi angket motivasi belajar 6) Dokumentasi
33
c. Tahap pengamatan Tahap ini bersamaan dengan tahap pelaksanaan yang berupa observasi terhadap siswa, mencatat semua hal yang tejadi selama proses pembelajaran. d. Refleksi Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. 5. Tahap penelitian siklus II Berdasarkan refleksi dari siklus II, maka menentukan kegiatan siklus II sebagai beikut: a. Tahap perencanaan 1) Menyiapkan kelas penelitian 2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) 3) Menyiapkan materi ajar untuk 3 kali petemuan 4) Menyiapkan alat peraga 5) Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari angket motivasi belajar dan lembar observasi 6) Menyiapkan alat dokumentasi b. Tahap tindakan 1) Memberikan pengarahan dan bimbingan lebih ekstra kepada siswa yang masih mengalami kesulitan dalam belajar dan masih memiliki motivasi yang rendah 2) Membagi siswa menjadi 4 kelompok 3) Mengamati kegiatan pembelajaran 4) Siswa menjawab bola pertanyaan yang dilempar oleh temannya 5) Memberi angket motivasi belajar kepada siswa 6) Dokumentasi c. Tahap pengamatan Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan. d. Tahap refleksi Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus II
34
yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya. F. Hasil Intervensi yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SDN Jatiwaringin IV melalui metode Snowball Throwing dalam pembelajarannya dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Hasil pengukuran motivasi melalui angket motivasi belajar PAI diakhir siklus menunjukkan rata-rata > 60%. 2. Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan bahwa nilai > 70% dari jumlah siswa mendapatkan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. G. Data dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam yaitu
data
kualitatif dan kuantitatif. 1.
Data kualitatif : Hasil observasi proses pembelajaran dan dokumentasi dari hasil pembelajaran selama proses KBM berlangsung.
2.
Data kuantitatif : Hasil angket motivasi belajar dan nilai hasil belajar tiap siklus. Proses penelitian ini sumber datanya berasal dari hasil belajar siswa kelas
IV di SDN Jatiwaringin IV semester I tahun pelajaran 2015-2016. H. Instrumen Pengumpulan Data Adapun instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar Observasi Lembar Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki pada perkembangan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas ataupun dari hasil mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Observasi ini meliputi kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera. Lembar observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
35
dalam belajar, dengan menggunakan metode Snowball Throwing pada pembelajaran di kelas. Tabel 3.1 Penggunaan metode Snowball Throwing No
Indikator
1
Apersepsi
2
Penjelasan metode pembelajaran
3
Teknik pembagian kelompok
4
Bimbingan kepada kelompok
5
Pemberian pertanyaan atau kuis
6
Kemampuan melakukan evaluasi
7
Memberikan penghargaan individu atau kelompok
8
Menentukan nilai individu atau kelompok
9
Menutup pembelajaran
2. Angket motivasi belajar PAI Angket ini diberikan kepada siswa setelah penelitian selesai pada tiap akhir siklus. Pengisian angket ini dilaksanakan setelah tes akhir siklus selesai. 3. Lembar soal tes hasil belajar tiap siklus Lembar soal ini dibuat untuk mengetahui nilai dan kemampuan hasil belajar PAI yang diperoleh siswa pada setiap akhir siklus. I. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Observasi kegiatan pembelajaran siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas IV dengan metode Snowball Throwing (tiap siklus tindakan) dimana guru hanya sebagai fasilitator, sedangkan siswa dituntut aktif dalam pelajaran. Observasi kegiatan pembelajaran di kelas yang melibatkan guru (peneliti) dan siswa dimaksudkan untuk
36
mencatat dan mendokumentasikan pelaksanaan proses pembelajaran selama penelitian dilaksanakan. Observasi yang dilakukan menggunakan format lembar observasi. 2. Angket motivasi Pada angket motivasi belajar ini diberikan kepada siswa berupa bentuk pertanyaan untuk diisi pada setiap akhir siklus. 3. Tes Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan siswa selama dikenai tindakan dan kemampuan pada akhir siklus untuk memperoleh nilai hasil belajar. 4. Bukti Dokumen Bukti dokumen yang dilakukan adalah dengan mendokumenkan fotofoto siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dan terjadinya proses penelitian yang sedang berjalan. J. Teknik pemeriksaan keterpercayaan Untuk memperoleh data yang objektif, peneliti mengambil sumber data yang diperoleh dari siswa berdasarkan hasil dari perkelompok siswa dan menganalisa kembali data yang telah terkumpul, lalu mengolahnya. K. Analisa data dan interpretasi hasil data Setelah data terkumpul, maka dilakukan penelitian dengan teknik analisis data sebagai berikut: 1. Analisis Hasil Belajar Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dengan menggunakan analisis deskriptif dari setiap siklus dengan menggunakan nilai posttest dibandingkan dengan menggunakan nilai ketuntasan hasil belajar (KKM) dan selisih nilai pretest dan posttest untuk melihat peningkatan hasil belajar yang mempehitungkan ketuntasan.
37
2. Data Observasi kegiatan siswa Analisis data kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan pada setiap pertemuan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif berdasarkan jumlah 3. Data angket motivasi belajar PAI Data yang diperoleh dari instrument angket motivasi belajar yang diolah dengan cara menjumlah, mencari rata-rata, mencari prosentase di atas skor rata-rata, serta prosentase dibawah skor rata-rata. L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Pada kegiatan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Perencanan Tindakan Siklus I a. Perencanaan 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar terhadap materi yang akan disampaikan, yaitu materi tentang kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan metode Snowball Throwing. 2) Membuat rencana pelakanaan pembelajaran (RPP) dengan metode Snowball Throwing, lembar observasi dan lembar angket motivasi. 3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan. 4) Membuat alat evaluasi Secara garis besar tahapan strategi pembelajaran melalui metode Snowball Throwing sebagai berikut: a) Tahap Persiapan Pada
tahap
ini
mempersiapkan
kegiatan materi
yang
dilakukan
pembelajaran
dan
diantaranya: merancang
38
pembelajaran yang mengarah kepada metode Snowball Throwing, dan mempersiapkan instrumen observasi dan instrumen motivasi belajar. b) Tahap Penyajian Materi Pada tahap ini guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan menyampaikan tentang materi kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW dan menjelaskan apa itu metode Snowball Throwing dan mengidentifikasi siswa. c) Tahap Kegiatan Kelompok Guru mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok, dari tiaptiap ketua kelompok dipanggil kedepan untuk mendapat arahan guru tentang materi yang harus disampaikan kepada masingmasing kelompoknya. Masing-masing kelompok membuat pertanyaan 1 anak 1 pertanyaan yang ditulis diselembar kertas, kemudian selembar kertas pertanyaan itu dibuat menjadi seperti bola lalu dilemparkan kepada teman-temannya yang lain kelompok untuk dijawab. Siswa yang telah membentuk kelompok diberi arahan kembali oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilemparkan kepada temannya yang lain kelompok.
Anak
yang
berhasil
menjawab
pertanyaan
diselembar kertasnya akan mendapatkan nilai. d) Tahap Tes Hasil Belajar Tahap ini dilakukan pada saat akhir siklus pertama sedang berlangsung. Hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan atau tidak pada pemahaman siswa tehadap mata pelajaran PAI melalui metode Snowball Throwing. b. Pelaksanaan Kegiatan pada tahap ini adalah tahap pelaksanaan metode Snowball Throwing di kelas, sesuai dengan perancanaan yang telah ditentukan.
39
c. Observasi Pada tahap observasi ini dilakukan melalui pelaksanaan tindakan lembar observasi dan melalui lembar angket motivasi. d. Refleksi Hasil yang didapat pada tahap ini adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis lembar observasi dan lembar angket motivasi. Hasil dari analisis ini berguna untuk melihat apakah terdapat peningkatan pada mata pelajaran PAI melalui metode Snowball Throwing. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus yang berikutnya. 2. Perencanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar terhadap materi yang akan disampaikan, yaitu materi tentang kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan metode Snowball Throwing. 2) Membuat rencana pelakanaan pembelajaran (RPP) dengan metode Snowball Throwing, lembar observasi dan lembar angket motivasi. 3) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus penelitian tindakan kelas, alat bantu dan media yang diperlukan. 4) Membuat alat evaluasi Secara garis besar tahapan strategi pembelajaran melalui metode Snowball Throwing sebagai berikut: a) Tahap Persiapan Pada
tahap
ini
mempersiapkan
kegiatan materi
yang
dilakukan
pembelajaran
dan
diantaranya: merancang
pembelajaran yang mengarah kepada metode Snowball Throwing, dan mempersiapkan instrumen observasi dan instrumen motivasi belajar.
40
b) Tahap Penyajian Materi Pada tahap ini guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan menyampaikan tentang materi kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW dan menjelaskan apa itu metode Snowball Throwing dan mengidentifikasi siswa. c) Tahap Kegiatan Kelompok Guru mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok, dari tiaptiap ketua kelompok dipanggil kedepan untuk mendapat arahan guru tentang materi yang harus disampaikan kepada masingmasing kelompoknya. Masing-masing kelompok membuat pertanyaan 1 anak 1 pertanyaan yang ditulis diselembar kertas, kemudian selembar kertas pertanyaan itu dibuat menjadi seperti bola lalu dilemparkan kepada teman-temannya yang lain kelompok untuk dijawab. Siswa yang telah membentuk kelompok diberi arahan kembali oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilemparkan kepada temannya yang lain kelompok.
Anak
yang
berhasil
menjawab
pertanyaan
diselembar kertasnya akan mendapatkan nilai. d) Tahap Tes Hasil Belajar Tahap ini dilakukan pada saat akhir siklus kedua sedang berlangsung. Hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan atau tidak pada pemahaman siswa tehadap mata pelajaran PAI melalui metode Snowball Throwing. b. Pelaksanaan Kegiatan pada tahap ini adalah tahap pelaksanaan metode Snowball Throwing di kelas, sesuai dengan perancanaan yang telah ditentukan. c. Observasi Pada tahap observasi ini dilakukan melalui pelaksanaan tindakan lembar observasi dan melalui lembar angket motivasi.
41
d. Refleksi Hasil yang didapat pada tahap ini adalah dengan mengumpulkan dan menganalisis lembar observasi dan lembar angket motivasi. Hasil dari analisis ini berguna untuk melihat apakah terdapat peningkatan pada mata pelajaran PAI melalui metode Snowball Throwing. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk membuat laporan.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Sekolah Dasar Negeri Jatiwaringin IV a. Sejarah singkat berdirinya Sekolah Dasar Negeri Jatiwaringin IV Sekolah Dasar Negeri Jatiwaringin IV adalah sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh pemerintah sejak tahun 1973 dan beralamat di jalan Masjid no. 1, Kelurahan: Jatiwaringin, kecamatan: Pondokgede, kota: Bekasi, propinsi: Jawa Barat. Sekolah Dasar Negeri Jatiwaringin IV ini telah mengalami tiga kali perubahan nama. Pada awalnya bernama Sekolah Dasar Negeri Pangkalan Uringin I. Namun seiring dengan surat keputusan dari Kepala Dinas P dan K Propinsi Jawa Barat No. 421. 2/SK. 2721-Pendas/2000 tentang Perubahan Nama Sekolah Dasar Negeri pada tanggal 9 bulan Juni tahun 2000 nama Sekolah Dasar Negeri khususnya di daerah Bekasi banyak mengalami perubahan nama. Perubahan nama Sekolah Dasar Negeri tersebut sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan: 1) Undang–Undang No.2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2) Undang–Undang No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah. 3) Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990, tentang Pendidikan Nasional. 4) Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1951, tentang Pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat dalam Lapangan Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan kepada Propinsi. 5) Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 8 Tahun1981 dan No. 10 Tahun 1988, tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pdan K Propinsi DT I Jawa Barat. 6) Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Barat No. 8 Tahun 1981, tentang Penyerahan Seabagian Urusan Pemerintah di Bidang Pendidikan dan
42
43
Kebudayaan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II. Dengan datangnya peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana yang telah disebutkan di atas, pada akhirnya SDN Pangkalan Uringin I berubah menjadi SDN Jatiwaringin VII. Kemudian setelah berjalan selama 11 tahun dengan nama SDN Jatiwaringin VII, Kepala Dinas Kota Bekasi mengeluarkan Surat Keputusan No. 421/kep. 013. A. Dik. I/ 1/2011, tentang Perubahan NamaNama Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri disesuaikan dengan Nama Kelurahan Se Kota Bekasi. Perubahan tersebut berdasarkan keputusan: a) Undang-Undang No. 9 Tahun 1996, tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 No. 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3663). b) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 no. 78, Tambahan Lembaran Negara No. 4301). c) Undang-Udang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 125, Tambahan Lembaran Negara No. 4437), Undang-Undang No. 8 Thun 2005, tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 No. 108, tambahan Lembaran Negara No. 4493). d) Peraturan Pemrintah No. 28 Tahun 1990, tentang Pendidikan Dasar sebagaimana telah diubah dengan Peaturan Pemerintah No. 55 Tahun 1998 No. 90, (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 3763). e) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 41, Tambahan Lembaran Negara Rebublik Indonesia No.4496). f) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
44
(Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4737). g) Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007, tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No. 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4741). h) Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008, tentang Wajib Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 90). i) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2007, tentang Pengelolaan dan Penyenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 No. 23). j) Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 05 Tahun 2007, tentang Penyelenggaraan Pendidikan di kota Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2008 No. 6 Seri D). k) Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 6 Tahun 2008, tentang Pembentukan Dinas Pemerintah Kota Bekasi (Lembaran Daerah No. 01 Tahun 2007 Seri A). l) Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 11 Tahun 2003, tentang Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kota Bekasi (Lembaran Daerah Tahun 2003 No. 11 Seri D). Dengan datangnya peraturan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana yang telah disebutkan di atas, pada akhirnya SDN Jatiwaringin VII berubah menjadi SDN Jatiwaringin IV. b. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SDN Jatiwaringin IV
Tahun Didirikan
: 1973
Alamat Sekolah
: Jl. Masjid No. 1 Kelurahan. Jatiwaringin. Kecamatan. Pondokgede. Kota. Bekasi. Propinsi. Jawa Barat
Nama Kepala Sekolah : Sakri, S.Ag, MM (Nip. 197009202007011010) Tipe Sekolah
: Terakreditasi “B”
NSS
: 101022204016
45
c. Data Guru - guru SDN Jatiwaringin IV Tahun Pelajaran 2015-2016 Pangkat &
No.
Nama
Urut
1
2
3
4
5
6
7
Pendidikan
Golongan Ruang
Sakri, S.Ag.MM Nip. 19700202007011010
S2
III/C
Hj. Tati Sunarti, S.Pd Nip. 195904041978032007
Jabatan dan Tugas Kepala Sekolah Guru kelas
S1
IV/A
IV
D2
IV/A
Guru kelas V
S1
IV/A
SI
III/B
SI
III/B
SMA
II/A
Teramin Kaban Nip. 196111251982042007 Muniyati, S.Pd Nip. 196003291994032003 H. Moch Amin, S. Pd.I Nip. 197001042007011014 Hotmauli Silaen, S.Pd Nip. 196910292008012006 Bahrudin Nip. 198003302007011005
Guru kelas III Guru kelas II Guru kelas VI Penjaga Sekolah Guru SBK &
8
Siti Habsah, S.Pd
SI
TKK
9
Tini
D2
TKK
Guru kelas I
10
Ika Novita, S.Pd
SI
TKK
Guru PJOK
11
Fitriyani
D2
Honor
Guru PAI
12
Nana, S.Pd
SI
Honor
Bhs. Sunda
Guru Bhs. Inggris
2. Proses Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada siklus I ini adalah peneliti menyiapkan kelas yang akan dijadikan untuk meneliti, kemudian menyiapkan rencana pembelajaran, materi ajar, alat peraga yang nanti akan digunakan untuk meneliti sebuah metode pembelajaran, soal tes
46
diskusi kelompok, angket motivasi, lembar observasi, soal tes akhir siklus I dan alat dokumentasi. Rencana pembelajaran ini disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah berjalan di semester I. Materi ajar PAI yang akan dilaksanakan adalah mengenai kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW. Pada soal tes akhir siklus dilakukan adalah untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa. Angket motivasi dibuat untuk mengetahui motivasi siswa pada mata pelajaran PAI. Lembar observasi digunakan untuk mencatat dan melihat aspek-aspek aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui motivasi siswa terhadap mata pelajaran PAI dengan menggunakan metode Snowball Throwing. Apakah terdapat peningkatan atau tidak selama menggunakan metode ini pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah menjelaskan kisah tentang Nabi Adam As, awal mula Nabi Adam diciptakan dan ditempatkan dimana setelah diciptakan, hingga memiliki pasangan dan kemudian dikeluarkan dari syurga sampai memiliki keturunan. Pada pertemuan kedua menerapkan metode Snowball Throwing. Kemudian pada pertemuan ketiga adalah memberikan tes akhir siklus I, yang kemudian dilanjutkan dengan memberi angket motivasi untuk diisi oleh siswa guna mengetahui apakah akan berakhir dengan hasil yang baik ataukah masih perlu kelanjutan pada siklus selanjutnya. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada lampiran. Adapun uraian proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut: 1). Pertemuan Pertama (Kamis, 20 Agustus 2015) Pada pertemuan pertama ini terdapat 2 anak yang tidak hadir dikarenakan sakit dan izin. Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 3 x 35 menit. Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu di
47
awali dengan do`a, mengabsen dan apersepsi materi yang lalu. Kemudian masuk kepada materi berikutnya yaitu kisah tentang Nabi Adam As. Sebelum menceritakan kisah tentang Nabi Adam As guru betanya kepada siswa mengenai kisah Nabi Adam As yang pernah didengar siswa selama ini. Setelah bertanya tentang pengetahuan siswa tentang Nabi Adam As, kemudian guru menjelaskan awal mula Nabi Adam As diciptakan oleh Allah. Awal mula ditempatkan dimana, hingga diberikan pasangan untuk menemaninya dan digoda syaitan untuk memakan buah Khuldi (buah yang dilarang oleh Allah untuk mereka makan) yang kemudian dikeluarkan dari syurga dan diturunkan kebumi, kemudian mereka bertaubat dan memiliki banyak keturunan. Kemudian guru bertanya jawab mengenai kisah yang tadi telah disampaikan. Siswa yang menjawab masih ada yang belum bisa menjawab pertanyaan dari guru, dikarenakan pada saat guru menjelaskan mereka masih ada yang tidak memperhatikan dan ada yang perhatiannya kepada orang yang berada diluar kelas. Kemudian guru menjelaskan mengenai metode Snowball Throwing yang akan dilaksanakan pada minggu depan pada mata pelajaran PAI selanjutnya, dikarenakan waktu yang tidak cukup untuk menerapkan metode Snowball Throwing pada hari itu. Motivasi siswa pada saat itu masih ada yang kurang bersemangat, sehingga guru senantiasa mengingatkan agar siswa ketika pelajaran sudah dimulai maka berkonsentrasi dan bersemangat dalam menerima pelajaran, sehingga ilmu yang diajarkan dapat diserap dan diingat.
48
Gambar 2 Suasana Belajar Siklus I
2). Pertemuan kedua (Kamis, 27 Agustus 2015) Pada pertemuan yang kedua ini, kegiatan belajar mengajar sama dengan pertemuan pertama yaitu berlangsung selama 3 x 35 menit. Pada pertemuan ini siswa hadir semua. Pertemuan yang kedua ini siswa mulai terlihat ada perubahan dan terlihat begitu termotivasi, walau masih terdapat anak yang masih bingung karena masih ada yang belum mengerti tentang metode yang disampaikan. Pada pertemuan kedua ini, setelah berdo`a bersama, apersepsi dan tanya jawab mengenai kisah Nabi Adam As yang telah disampaikan oleh guru pada minggu yang lalu, agar siswa lebih ingat kembali akan materi yang telah disampaikan dan akan berlanjut dengan menggunakan metode Snowball Throwing. Setelah itu kemudian guru menjelaskan kembali apa itu metode Snowball Throwing dan mengelompokkan siswa menjadi 4 kelompok. Masing-masing kelompok di ketuai oleh satu orang, kemudian ketua kelompok itu oleh guru diberi tugas agar memberitahukan kepada kelompoknya untuk membuat satu buah pertanyaan tentang Kisah Nabi Adam As yang telah diceritakan oleh guru dikertas yang telah disediakan. Siswa kemudian masingmasing membuat pertanyaan dikertas yang telah disediakan satu
49
buah. Kemudian kertas pertanyaan tersebut dibuat hingga seperti bola dan menunggu aba-aba guru akan dilemparkan kepada kelompok mana, agar tidak ada bola pertanyaan yang hilang karena salah melempar. Setelah aba-aba diberikan, maka kelompok pertama akan menyerahkan bola pertanyaannya kepada kelompok ketiga dan kelompok kedua menyerahkan kepada kelompok keempat begitu juga sebaliknya. Lalu dari bola pertanyaan yang mereka dapat dari kelompok lain masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dari pertanyaan yang mereka dapat. Kemudian guru memerintahkan satu kelompok-satu kelompok lalu menjawabnya. Apabila jawabannya benar, maka masing-masing siswa mendapat nilai 100, yang kemudian akan disatukan dengan nilai kelompoknya. Namun bila salah maka akan mendapat nilai 0. Pada penerapan metode ini masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif bertanya dikarenakan kurang percaya diri dan takut salah menjawab. Namun siswa yang lain sangat bersemangat dan memiliki motivasi yang tinggi dalam menerapkan metode Snowball Throwing ini.
Gambar 3 Suasana Belajar Kelompok Siklus I
50
3). Pertemuan ketiga (Kamis, 3 September 2015) Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan tes akhir siklus I. Kegiatan belajar dilakukan sama seperti pertemuan sebelumnya yaitu 3 x 35 menit. Pertemuan yang ketiga ini siswa masuk semua bejumlah 18 siswa. Diakhir siklus ini guru memberikan materi soal tentang kisah Nabi Adam As sebanyak 10 pertanyaan singkat. Ketika menjawab pertanyaan, siswa masih ada yang kesulitan dalam menjawab pertanyaan, dikarenakan masih ada siswa yang tidak teliti membaca pertanyaan karena teburu-buru. Namun siswa yang memiliki prestasi yang baik dikelasnya, dia menjawab dengan tenang dan teliti. Sehingga tidak mengalami kesulitan. c. Tahap Pengamatan dan Analisa Pada tahap ini pada dasarnya bersamaan dengan tahap tindakan. Pengamatan yang dilakukan dimula dari awal siklus I. Hal-hal yang dilihat peneliti dari motivasi siswa selama perjalanan siklus I, masih terlihat memiliki motivasi belajar yang sedang dan masih belum mencapai kategori yang diharapkan, dikarenakan masih terdapat beberapa siswa yang nilainya belum memenuhi KKM 7,5. Siswa yang menjawab soal tes diakhir siklus masih 60% yang mendapat nilai KKM 7,5, selebihnya nilai siswa masih dibawah KKM. d. Tahap Refleksi Pembelajaran pada penerapan metode Snowball Throwing telah menunjukkan perbaikan yang lebih baik daripada sebelum menerapkan metode tersebut. Siswa yang biasanya kurang aktif, setelah menerapkan metode ini sedikit ada perubahan walau belum memiliki motivasi yang tinggi, namun perubahan tersebut sudah memiliki kategori sedang daripada sebelumnya. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan dari dua kali pertemuan sebelumnya, maka motivasi yang siswa dapatkan dari penerapan metode Snowball Thhrowing dalam belajar PAI telah mengalami perubahan kearah yang lebih baik, walau masih mencapai 60% (berkategori sedang) dan belum mencapai
51
target KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), namun perbaikan masih terus akan dilakukan agar siswa memiliki motivasi yang tinggi pada mata pelajaran PAI. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II. 3. Proses Pembelajaran Silkus II a. Tahap Perencanaan Tahap kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan siklus I yaitu menyiapkan rencana pembelajaran, materi ajar, soal tes diskusi kelompok, angket motivasi, lembar observasi, soal tes siklus II dan alat dokumentasi. Pada tahap siklus II ini masih sama pembahasannya dengan siklus I yaitu mengenai materi Kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW. Target pada siklus II ini adalah agar siswa lebih meningkatkan motivasi lagi pada mata pelajaran PAI serta hasil belajar yang memenuhi kriteria KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 7,5 pada akhir siklus II. b. Tahap Tindakan Tahap tindakan pada siklus II Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada lampiran. Adapun uraian proses pembelajaran pada siklus II ini adalah sebagai berikut: 1). Pertemuan ke empat (Kamis, 10 September 2015) Pada pertemuan keempat ini terdapat 1 anak yang tidak hadir dikarenakan sakit. Kegiatan belajar mengajar berlangsung selama 3 x 35 menit. Sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu di awali dengan do`a, mengabsen dan apersepsi materi yang lalu. Kemudian masuk kepada materi berikutnya yaitu kisah tentang Nabi Muhammad SAW. Sebelum menceritakan kisah tentang Nabi Muhammad SAW guru betanya kepada siswa mengenai kisah Nabi Muhammad SAW yang pernah didengar siswa selama ini. Setelah bertanya kepada siswa tentang apa yang diketahui siswa terhadap
52
kisah Nabi Muhammad SAW, kemudian guru menjelaskan tentang kisah Nabi Muhammad SAW dari masa beliau kecil hingga dewasa. Siswa mendengarkan dengan baik. Kemudian guru bertanya jawab mengenai kisah yang tadi telah disampaikan. Siswa mendengarkan pertanyaan guru dan menjawabnya dengan baik. Kemudian guru memberitahukan kepada siswa bahwa minggu besok akan dilaksanakan kembali metode Snowball Throwing, dikarenakan waktu yang tidak cukup untuk menerapkan metode Snowball Throwing pada pertemuan keempat ini. Motivasi siswa pada saat akan dilaksanakan metode Snowball Throwing sangat bersemangat sekali dan lebih termotivasi, guru mengingatkan agar siswa jangan lupa senantiasa belajar dan mengulas kembali pelajaran yang telah diajarkan. 2). Pertemuan kelima (Kamis, 17 September 2015) Pertemuan kelima ini sama seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu proses belajar mengajar berjalan selama 3 x 35 menit, dan siswa pada hari ini hadir semua. Sebelum memulai pelajaran siswa berdo`a terlebih dahulu lalu, kemudian apersepsi kisah tentang Nabi Adam As dan sebelum melaksanakan metode Snowball Throwing guru mengulas kembali penjelasan minggu lalu dengan mengadakan tanya jawab tentang kisah Nabi Muhammad SAW. Kemudian guru mempersiapkan alat peraga untuk mempraktekkan metode Snowball Throwing di siklus II ini. Siswa ketika mempraktekkan metode Snowball Throwing sudah tidak merasa kebingungan lagi, karena sudah memparaktekkan metode ini pada siklus I. Siswa dalam mempraktekkan metode Snowball Throwing disiklus II ini sangat bersemangat dan lebih mudah mengerti dalam menyerap pelajaran. Lain seperti pada siklus I, pada saat itu siswa banyak yang belum mengerti. Pada siklus ini siswa ketika menjawab pertanyaan dari lemparan bola temannya dapat menjawab pertanyaan dengan benar semua dan tidak ada satu
53
anakpun yang salah. Hal ini menyatakan bahwa metode Snowball Throwing yang disampaikan kepada siswa dapat meningkatkan motivasi pada mata pelajaran PAI. Gambar 4 Suasana Belajar kelompok Siklus II
3). Pertemuan keenam (Kamis, 24 September 2015) Pada pertemuan keenam di siklus II ini siswa hadir semua, menjawab pertanyaan test ini siswa terlihat tenang dan berusaha keras dalam menjawab soal yang diberikan, walau terdapat beberapa anak yang masih kesulitan dalam menjawab pertanyaan, namun mereka dapat menjawab pertanyaan test tersebut dengan baik. Setelah siswa menjawab soal test akhir siklus II, lalu siswa diberikan angket motivasi untuk diisi selama beberapa menit. c. Tahap Pengamatan Kegiatan belajar mengajar (KBM) pada siklus II ini berjalan dengan baik dan tenang. Karena siswa sudah pernah menjalani pada siklus I, jadi tidak ada siswa yang masih kebingungan ketika melaksanakan metode yang sedang dilaksanakan dan pengisian angket motivasipun siswa sudah mengerti dan tidak ada keraguan dalam mengisinya. Pada siklus II siswa yang lambat dalam memahami
54
pelajaran pada siklus I sudah mulai mengikuti pelajaran dengan baik, karena bimbingan dari guru dan juga teman sebaya yang lebih pandai. d. Tahap Refleksi Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama dua siklus dalam enam kali pertemuan dengan menggunakan Snowball Throwing telah mencapai hasil
yang lebih baik dibandingkan sebelum
menggunakan metode tersebut. Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mata pelajaran PAI, sehingga kriteria penilaian yang diharapkan cukup maksimal dan banyak siswa yang melebihi KKM yang diharapkan. Sehingga peneliti tidak melanjutkan penelitian tindakan kelas pada siklus berikutnya. Karena metode Snowball Throwing dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI telah tercapai.
B. Analisis Data 1. Analisis Data Siklus I Tabel 4.1 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa PAI pada Siklus I Pendahuluan No Pertanyaan a.
Kriteria Jawaban Ya Tidak
Antusias peserta didik dalam mengikuti pelajaran 1) Peserta didik memperhatikan penjelasan
√
guru 2) Peserta didik tidak mengerjakan kerjaan
√
lain 3) Peserta didik spontan bekerja apabila
√
diberi tugas 4) Peserta didik tidak terpengaruh situasi di luar kelas
√
55
Kegiatan Inti b.
Interaksi siswa dengan guru 1) Peserta didik bertanya pada guru
√
2) Peserta didik menjawab pertanyaan guru
√
3) Peserta didik memanfaatkan guru sebagai
√
fasilitator √
4) Peserta didik memanfaatkan guru sebagai narasumber c.
Interaksi antar peserta didik √
1) Pesera didik bertanya kepada teman satu kelompok 2) Peserta didik membuat pertanyaan untuk
√
kelompok lain 3)
Peserta didik menjawab pertanyaan
√
dalam satu kelompok d.
Kerja sama kelompok √
1) Peserta didik membantu teman satu kelompok yang menemui kesulitan
√
2) Peserta didik meminta bantuan kepada teman jika menemui masalah 3)
√
Peserta didik mencocokkan jawaban dalam satu kelompok
e.
Aktifitas peserta didik dalam kelompok 1) Peserta didik membuat pertanyaan
√
2) Peserta didik menaggapi pertanyaan
√
teman sejawat 3)
Peserta didik mengerjakan tugas dengan
√
berkelompok 4)
Peserta didik menjawab pertanyaan dari kelompok lain
√
56
Penutup f.
Partisipasi
siswa
dalam
menyimpulkan
bahasan 1) Guru memberi respon
√
2) Guru menilai jawaban siswa
√
3) Guru menyempurnakan simpulan
√
4) Guru menghargai pendapat siswa
√
Hasil penelitian pada observasi di atas dapat di lihat bahwa masih terdapat siswa yang belum sepenuhnya memperhatikan pelajaran, dan masih ada siswa yang ragu-ragu atau takut untuk bertanya dikarenakan takut salah. Adapula siswa yang masih egois untuk saling berbagi kepada teman satu kelompoknya, dan adapula siswa yang masih kebingungan walau sudah di jelaskan berkali-kali oleh guru tentang penerapan metode Snowball Throwing, dikarenakan belum pernah menerapkan metode ini.
Prosentase siswa yang mencapai nilai KKM: 11 / 18 x 100 = 61% Tabel 4.2 Daftar Nilai Tes akhir Siklus I No
Nama Siswa
Skor
Nilai
Ketuntasan Belajar Ya Tidak
1
Verline
6
60
√
2
Rayhananda
6
60
√
3
Firmansyah
7
70
√
4
Siti Komala
9
90
5
Rollan
4,5
45
√
6
Mawar
6,5
65
√
7
Melati
6
60
√
8
Abd. Karim
7,5
75
√
9
Aiga
9
90
√
√
57
10
Ayu Resti
7,5
75
√
11
Deni Afrodit
7,5
75
√
12
M. Habibi
7
70
√
13
M. Iqbal
8
80
√
14
Merlyn Anggita
7,5
75
√
15
Prawira Sakti
8,5
85
√
16
Rizki ramadhan
9,5
95
√
17
Siti Eva Sari
8
80
√
18
Tadarus
6,5
65
Jumlah
131,5
1315
Rata-rata
7,30
73
√
Hasil tes akhir siklus I dari 18 siswa selurunya yang dikenakan tindakan diperoleh data dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 95, dengan ratarata 73. Terdapat 11 siswa atau sebesar 61% siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 7 siswa atau sebesar 39% yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan Kriteria Ketuntasan yang ditentukan oleh sekolah sebesar 7,5. Setelah pelaksanaan tes diakhir siklus I ini, maka dilanjutkan dengan mengisi angket motivasi belajar PAI. Adapun skor motivasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran dan rangkuman skor motivasi disajikan pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Skor Motivasi Belajar PAI pada Siklus I No
Siswa
Skor
1
Verline
57
2
Rayhananda
70
3
Firmansyah
71
4
Siti Komala
85
5
Rollan
61
58
6
Mawar
65
7
Melati
42
8
Abd. Karim
70
9
Aiga
65
10
Ayu Resti
71
11
Deni Afrodit
75
12
M. Habibi
63
13
M. Iqbal
82
14
Merlyn Anggita
67
15
Prawira Sakti
83
16
Rizki ramadhan
87
17
Siti Eva Sari
82
18
Tadarus
62
Rata-rata = 70 Keterangan Rentang Penilaian: Skor 22 – 51
: Motivasi Belajar Rendah
Skor 52 – 81
: Motivasi Belajar Sedang
Skor 82 – 100
: Motivasi Belajar Tinggi
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, diperoleh jumlah skor sebesar 1254, skor tertinggi 87 dan skor terendah 42, terdapat 5 siswa yang mendapat skor tertinggi atau sebesar 27,7% dan 12 siswa yang mendapat skor sedang atau sebesar 31,57%, artinya bahwa hasil pengukuran melalui angket motivasi belajar PAI baru 27,7% siswa yang memiliki kategori skor tinggi, sedangkan pengukuran tes yang harus dicapai adalah ≥ 60%.
59
2. Analisis Data Siklus II Tabel 4.4 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa PAI pada Siklus II Pendahuluan No Pertanyaan a.
Kriteria Jawaban Ya Tidak
Antusias peserta didik dalam mengikuti pelajaran 1) Peserta didik memperhatikan penjelasan
√
guru 2) Peserta didik tidak mengerjakan kerjaan
√
lain 3) Peserta didik spontan bekerja apabila
√
diberi tugas 4)
Peserta didik tidak terpengaruh situasi di
√
luar kelas Kegiatan Inti b.
Interaksi siswa dengan guru 1) Peserta didik bertanya pada guru
√
2) Peserta didik menjawab pertanyaan guru
√
3) Peserta didik memanfaatkan guru sebagai
√
fasilitator 4) Peserta didik memanfaatkan guru sebagai
√
narasumber c.
Interaksi antar peserta didik 1) Pesera didik bertanya kepada teman satu
√
kelompok 2) Peserta didik membuat pertanyaan untuk
√
kelompok lain 3)
Peserta didik menjawab pertanyaan dalam satu kelompok
√
60
d.
Kerja sama kelompok 1)
Peserta didik membantu teman satu
√
kelompok yang menemui kesulitan 2)
Peserta didik meminta bantuan kepada
√
teman jika menemui masalah 3)
Peserta didik mencocokkan jawaban
√
dalam satu kelompok e.
Aktifitas peserta didik dalam kelompok 1) Peserta didik membuat pertanyaan
√
2)
√
Peserta didik menaggapi pertanyaan teman sejawat
3)
Peserta didik mengerjakan tugas dengan
√
berkelompok 4)
Peserta didik menjawab pertanyaan dari
√
kelompok lain Penutup f.
Partisipasi
siswa
dalam
menyimpulkan
bahasan 1)
Guru memberi respon
√
2) Guru menilai jawaban siswa
√
3) Guru menyempurnakan simpulan
√
4) Guru menghargai pendapat siswa
√
Hasil observasi pada siklus II ini terdapat perubahan yang lebih baik dari siklus I. Perubahan ini terjadi karena siswa telah mempelajari metode Snowball Throwing pada siklus I. Jadi tidak ada siswa yang kebingungan lagi pada metode yang akan dilaksanakan pada siklus II ini. Dari hasil observasi yang terlihat, siswa nampak lebih bersemangat dan lebih termotivasi pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan metode Snowball Throwing.
61
Prosentase siswa yang mencapai nilai KKM: 15 / 18 x 100% = 83,3% Tabel 4.5 Daftar Nilai Tes akhir Siklus II Ketuntasan No
Nama Siswa
Skor
Nilai
Belajar Ya
Tidak √
1
Verline
7
70
2
Rayhananda
8
80
√
3
Firmansyah
8
80
√
4
Siti Komala
10
100
√
5
Rollan
6
60
√
6
Mawar
7
70
√
7
Melati
7,5
75
√
8
Abd. Karim
9
90
√
9
Aiga
10
100
√
10
Ayu Resti
8
80
√
11
Deni Afrodit
8
80
√
12
M. Habibi
8
80
√
13
M. Iqbal
9
90
√
14
Merlyn Anggita
8
80
√
15
Prawira Sakti
10
100
√
16
Rizki ramadhan
10
100
√
17
Siti Eva Sari
9
90
√
18
Tadarus
7,5
75
√
Jumlah
150
1500
Rata-rata
8,3
83,3
Hasil tes akhir siklus II yang terlihat pada tabel di atas bahwa terdapat 15 siswa atau sebesar 83,3% siswa yang mendapat nilai lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yang ditentukan sebesar 75, sedangkan terdapat 3 siswa atau sebesar 16,6 % siswa yang mendapat kurang dari
62
Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus II ini sudah terlihat keberhasilan, karena sudah mencapai yang diharapkan yaitu nilai ≥ 70% siswa yang telah mencapai lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai rata-rata sebesar 83,3. Setelah pelaksanaan tes dikerjakan, kemudian dilanjutkan dengan mengisi angket motivasi belajar PAI. Adapun skor motivasi PAI secara lengkap dapat dilihat pada lampiran dan rangkuman skor motivasi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 Skor Motivasi Belajar PAI pada Siklus II No
Siswa
Skor
1
Verline
63
2
Rayhananda
83
3
Firmansyah
82
4
Siti Komala
93
5
Rollan
62
6
Mawar
71
7
Melati
62
8
Abd. Karim
87
9
Aiga
89
10
Ayu Resti
83
11
Deni Afrodit
91
12
M. Habibi
82
13
M. Iqbal
93
14
Merlyn Anggita
83
15
Prawira Sakti
92
16
Rizki ramadhan
98
17
Siti Eva Sari
88
18
Tadarus
72
63
Rata-rata = 81,8 Keterangan Rentang Penilaian: Skor 22 – 51
: Motivasi Belajar Rendah
Skor 52 – 81
: Motivasi Belajar Sedang
Skor 82 – 100
: Motivasi Belajar Tinggi
Dari hasil angket motivasi belajar PAI diperoleh jumlah skor sebesar 1464, skor tertinggi 98 dan skor terendah 62, terdapat 13 siswa atau 72,22% memperoleh skor berkategori tinggi, sedangkan 5 siswa atau 27,77% memperoleh skor berkategori sedang. Pada siklus II ini keberhasilan sudah tercapai dimana ≥ 60% sudah memperoleh skor berkategori tinggi. C. Pembahasan Rekapitulasi hasil pelaksanaan penelitian dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI melalui penerapan metode Snowball Throwing pada setiap siklus, disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Tes akhir Siklus I dan II Siswa Kelas IV No
Nama Siswa
Siklus I
Siklus II
Skor
Nilai
Skor
Nilai
1
Verline
6
60
7
70
2
Rayhananda
6
60
8
80
3
Firmansyah
7
70
8
80
4
Siti Komala
9
90
10
100
5
Rollan
4,5
45
6
60
6
Mawar
6,5
65
7
70
7
Melati
6
60
7,5
75
8
Abd. Karim
7,5
75
9
90
9
Aiga
9
90
10
100
10
Ayu Resti
7,5
75
8
80
11
Deni Afrodit
7,5
75
8
80
12
M. Habibi
7
70
8
80
64
13
M. Iqbal
8
80
9
90
14
Merlyn Anggita
7,5
75
8
80
15
Prawira Sakti
8,5
85
10
100
16
Rizki ramadhan
9,5
95
10
100
17
Siti Eva Sari
8
80
9
90
18
Tadarus
6,5
65
7,5
75
Jumlah
131,5
1315
150
1500
Rata-rata
7,30
73
8,3
83,3
Bedasarkan tabel di atas dapat dilihat, bahwa terjadi perubahan antara siklus I dan II dari nilai pada tiap siklus dan rata-ratanya. Terdapat perubahan pula pada prosentase yang diperoleh pada tiap siklusnya. Sehingga KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan prosentase yang diharapkan dapat tercapai melalui metode Snowball Throwing pada mata pelajaran PAI. Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Skor Motivasi Siklus I dan II No
Nama Siswa
Skor Siklus I
Skor Siklus II
1
Verline
57
63
2
Rayhananda
70
83
3
Firmansyah
71
82
4
Siti Komala
85
93
5
Rollan
61
62
6
Mawar
65
71
7
Melati
42
62
8
Abd. Karim
70
87
9
Aiga
65
89
10
Ayu Resti
71
83
11
Deni Afrodit
75
91
12
M. Habibi
63
82
13
M. Iqbal
82
93
65
14
Merlyn Anggita
67
83
15
Prawira Sakti
83
92
16
Rizki ramadhan
87
98
17
Siti Eva Sari
82
88
18
Tadarus
62
72
Jumlah
1260
1474
Rata-rata
70
81,8
Setelah melihat tabel skor motivasi belajar siswa diatas, telah terjadi banyak perubahan pada motivasi belajar siswa setelah menerapkan metode Snowball Throwing pada mata pelajaran PAI di kelas IV. Pada awalnya banyak siswa yang masih belum mengerti dan bingung dalam melaksanakan metode ini. Namun dengan bimbingan guru, siswa yang lebih menonjol mulanya hanya mementingkan dirinya sendiri kini menjadi lebih terbuka dengan teman yang motivasinya kurang. Sehingga setelah menerapkan metode ini, maka kesenjangan sosial dikalangan siswa kelas IV jadi berubah menjadi toleransi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di kelas IV SDN Jatiwaringin IV terdapat peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I yang diperoleh sebesar 70 dengan skor tertinggi 87 dan skor terndah 57, dan pada siklus II telah terjadi perubahan pada skor rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 81,8 dengan skor tertinggi 98 dan skor terndah 62. Pada nilai rata-rata yang diperoleh pada tes di akhir siklus I sebesar 73 dengan skor tertinggi 9,5 dan skor terendah 4,5. Dan pada nilai rata-rata yang diperoleh di tes akhir siklus II sebesar 83,3 dengan skor tertinggi 10 dan skor terndsh 6. Prosentase yang diperoleh dari tes di akhir siklus I sebesar 61% lalu meningkat menjadi 83,3% pada siklus II. B. Saran Pada penilitian pendidikan ini, peneliti ingin memberi sedikit pendapat dan saran. Peneliti berharap pendapat dan saran yang diberikan ini dapat membangun dan bermanfaat. Adapun pendapat dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan adalah sebagai berikut: 1.
Bagi sekolah, sebaiknya memberikan dukungan dan memfasilitasi bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran PAI dalam menggunakan metode Snowball Throwing.
2.
Bagi setiap guru hendaknya mampu berkreasi dan membiasakan proses pengajarannya di kelas untuk memotivasi KBM siswa di kelas. Seperti pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan metode Snowball Throwing ternyata mampu meningkatkan motivasi siswa di kelas.
3.
Bagi siswa seharusnya lebih aktif dan kreatif ketika KBM sedang berlangsung dan menguasai pelajaran dengan banyak membaca atau belajar di rumah pelajaran yang akan dipelajari besok. 66
67
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. dkk., Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009. Alim, Muhammad 2011.
Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
Arief, Arman. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002. Hamdayama, Jumanta. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif Berkarakter, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.
dan
Hanafiah, Nanang. dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika Aditama, 2012. Kusumah, Wijaya. dan Dedi Dwitagama, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks, 2012. Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Rusman, Mode-Model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Santoso, Soegeng. Dasar-Dasar Pendidikan TK, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Sauri, Sofyan. dan Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, Bandung : Arvino Raya, 2010. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012. Thobroni, Muhammad. dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2011. Winataputra, Udin S. dkk. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008. Yamin, Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
$/
DAFTAR REFERENSI Nama
: Fitriyani
Nim
: 1812011000072
Judul Skripsi
: Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Materi Kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW melalui Metode Snowball Throwing di Kelas IV
SDN
Jatiwaringin IV Bekasi
No
Bab
No. Footnote
Nama Rujukan/Sumber
Hal. Skripsi
I
I
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelaiaran Kr eatif dan B erkar akter, (Bogor, Ghalia lndonesia, 2 0 1 4 ) .h . 1 6 7 - 1 6 8 .
1
2
2
Udin S Winataputra,Teori Belajar dan PembeIaiarun, (Jakarta:UniversitasTerbuka, 2008),Cet.Ke-4,h.2.I2.
2
Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung : Arvino Raya,2010), h. 50 Muhaimin, dklc, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. ke-4. h. 75. Muhammad Alim, Pendidikan (Bandung: Islam, Agama Remaja Rosdakarya, 201.1), Cet.Ke-2.h.7. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet.Ke-3. h. 14. Sardiman, Interaksi & Motivqsi Belaj ar Mengai ar, (Jakarta:RajawaliPers,2011), CeL Ke-19.h. 75.
2
J
4
t J
I
4
5
5
6
6
I
3
a J
5
9
Paraf Pembimbine
V,,' \r;
{?^/
(l/
(i-' t
{/
No
Bab
No. Footnote
7
2
8
J
4
9 T
Nama Ruiukan/Sumber Muhaimin, Paradigma P endidikan I sI am, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2008), Cet.Ke-4. h. 138. Martinis Yamin. Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2010).Cet.Ke-3. h.217. Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi P embeI aj ar an,(Bandung: PT Reffta Aditama, 2012), Cet. K e - 3 .h . 2 6 . Udin S Winataputra, dk'k Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008).h. 1.5. Muhammad Thobroni dan Arif dan Belajar Mustofa Pembelaj aran, (Jogjakarta: Arruzz Media, 201I), Cet. Ke-1, h. 17.
Paraf Hal. Skripsi Pembimbing 9
9
(t,
t2
13
10
5
l1
6
t2
7
13
8
Soegeng Santoso, DasarTK, Dasar Pendidikan (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet. Ke-9, h. 3. 3.
16
t4
9
Siti Aisyah, dkk., PembelajaranTerpadu, (Jakarta:UniversitasTerbuka, 2009),Cet.Ke-10,h. 3. 11.
19
Muhammad Alim, Pendidikan (Bandung: Islam, Agama Rosdakarya,20Il), CeL Ke-2, h. 6. Mode-Model Rusman, (Jakarta: Pembelajaran, Rajawali Pers, 2014), Cet. Ke5.h.20t-203.
20
Hariyanto, Suyono dan Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2072),Cet. Ke-3,
(t,,
13
16
h.r2-r4.
15
T6
10
11
(.'
\t1 l
f\,1 22
\r^ /\
l
;s,
No
Bab
L7
No. Footnote
NamaRujukan/Sumber
l2
Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran dan Berkarakter, Kreatif (Bogor: Ghalia Indonesia,
1
Wijaya Kusumah dan Dedi Penelitian Dwitagama, (Jakarta: Kelas, Tindakan Indeks,2012),Cet.Ke-5, h. 9.
Hal. Skripsi
22
2014\,h.I s8. 18
m
1003 199303 NrP.19640704
/
29
Paraf Pembimbine
l*
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul: .,upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi kisah Nabi Adam As dan Nabi Muhammad SAW melalui metode Snowball Throwing di kelas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi", disusunoleh Fitriyani, NIM:
1812011000072,JurusanPendidikan Guru Agama Islam,
Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,telah diuji kebenarannyaoleh dosenpembimbing skripsi pada tanggal Juni2015.
Iakarta,26 Juli2016 Disetujuioleh: Dosen Pembimbing
r
_",=*.ry,ffi,€
#
r@ij lttr:l
l\!rrtl
KEMENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK
No. Dokumen
FORM(FR)
Tgl.Terbit No. Revisi:
Jl. lr, H. Juandath g5 Cipu'F/.15412lnchnesia
i -*'1;ii ri.Ar.,i:-{,*j"l ffindi tffi{i-'**1 **"***"*-**'i *r
SURATPERMOHONAN IZINPENELITIAN Nomor : Un.0lff.11KM.01.3i08 l612015 Lamp. : outlinefProposal Hal : PermohonanIzin Penelitian
Jakarta, l1 Mei2015
KepadaYth. KepalaSekolah SDN JatiwaringintV di Tempat Assalamu'alaikumwr.wb. Denganhormatkami sampaikanbahwq Nama NIM ' Jurusan Sernester JudulSkripsi
Fitriyani l8l20l 1000072 PendidikanAgamaIslam(DMS) VIII (delapan) "(Jpcya MeningkatanMotivasi Belajar Siswapada Mata PelajaranpAI Materi Kisah Nabi Adam As dan Nobi Muhammod SAW melalui Pendekatanfu[etodeSnowbali Throwingdi Kelas IV SDN-istiwaringin Ilt Bel;asi"
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan U[.I
Jakai-,a yang sedang
men)rusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/rnadrasah yang Saudarapimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud. Atas perhatiandan kerja samaSaudara,kami ucapkanterima kasih. Wassal amu' alaikum wr.w b.
a.n.Dekan Jurusan ikan Agama Islam
K*-
{ffi ,0i:"g# J/ FIID
Tembusan: l. DekanFITK 2. PembantuDekanBidaneAkademik 3. Mahasiswaybs
%x
D"E ;/$ 'V
Abdul Majid Khon,Iltl.Ag 19580707 198703 1 000s
$
& lraa:l
ttlu||
AGAMA KEMENTERIAN UINJAKARTA FITK
FORM(FR)
Jl. h. H. Juanda No 95 CiDutat 15412 lndonesia
No.Dokumen : : Tgl.Terbit No. Revisi: Hal
:
FITK-FR-AKD-081 1 Maret2010 01
1t'l
SKRIPSI SURATBIMBINGAN Jakarta. 11Mei 20i5
.12015 Nomor: Un.01/F.I /KM.0I .3/....V... Lamp. : outline/abstraksi Hal : BimbinganSkripsi Kepada Yth. Dr. Dimyati, MA PembimbingSkripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Assalamu'al aikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa: Nama
Fitriyani
NIM
18120i1000072
Jurusan
PendidikanAgama Islam (DMS)
Semester
VIII (delapan) "Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Siswa pada Mata
Judul Skripsi
Pelajaran PAI
],fateri
Kisah Nabi Adam dan
Nahi
ivfuhanimad SAF/ melalui Pendekatan Metode Snou,ball Throwing di Ketas IV SDN Jatiwaringin IV Bekasi" Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 24 april 2015, abstraksrloutlineterlampir. Saudaradapatmelakukanperubahanredaksionalpada judul tersebut. Apabila perubahan substansialdianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusanterlebih dahulu. Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja samaSaudara,kami ucapkan terima kasih. Wassal amu' al aikum wr. w b.
Agama Islam
Majid Khon, M:Ag
7 1987031 0005 Tembusan: 1. Dekan FITK 2. Mahasiswaybs.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Hari / Tanggal
: : : :
Pendidikan Agama Islam IV / 1 3 x 35 menit Kamis, 20 Agustus 2015
A. Standar Kompetensi
: 3. Menceritakan kisah Nabi
B. Kompetensi Dasar
: 3.1. Menceritakan kisah Nabi Adam AS
C. Indikator
: 3.1.1. Menjelaskan asal kejadian Nabi Adam AS 3.1.2. Menjelaskan Nabi Adam AS sebagai manusia dan nabi yang pertama 3.1.3. Menjelaskan kehidupan Nabi Adam AS ketika di
syurga 3.1.4. Menjelaskan sebab Nabi Adam AS dikeluarkan dari Syurga D. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan asal kejadian Nabi Adam AS 2. Siswa dapat menjelaskan Nabi Adam AS sebagai manusia dan nabi yang pertama 3. Siswa dapat menjelaskan kehidupan Nabi Adam AS ketika di syurga 4. Siswa dapat menjelaskan sebab Nabi Adam AS dikeluarkan dari Syurga E. Materi Pembelajaran : - Kisah Nabi Adam AS F. Metode Pembelajaran : Snowball Throwing, ceramah, tanya jawab G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan - Guru memberi salam dan memimpin siswa membaca surah pendek dan berdoa sebelum belajar - Guru mengabsen siswa - Apersepsi (dari materi yang telah lalu) - Guru mempersiapkan alat peraga
2. Kegiatan Inti Eksplorasi - Siswa mendengarkan dan mengamati penjelasan guru tentang kisah Nabi Adam AS - Siswa bertanya jawab kepada guru - Siswa diminta menceritakan kembali kisah Nabi Adam AS - Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan ketua kelompok dimasing-masing kelompoknya - Siswa diminta menyimak kembali penjelasan guru tentang metode Snowball Throwing - Siswa diberikan alat peraga untuk menerapkan metode Snowball Throwing - Siswa membuat bola pertanyaan dan menjawab bola pertanyaan dari kelompok yang lain - Siswa diminta menjawab pertanyaan dengan mengimla‟ pertanyaan tersebut dan siswa langsung menjawabnya di selembar kertas. Elaborasi - Guru menceritakan kisah tentang kisah Nabi Adam AS kepada siswa - Guru menjelaskan metode snowball throwing yang akan diterapkan - Guru bertanya jawab kepada siswa mengenai penjelasan yang belum difahami siswa - Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok - Guru menyiapkan alat peraga - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah tanpa rasa takut dan bekerjasama, dengan menjawab bola pertanyaan dari kelompok lain - Guru memberikan pertanyaan singkat dengan mendikte Konfirmasi - Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat ataupun hadiah. - Guru memberi konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa. - Guru berfungsi sebagai nara sumber, membantu menyelesaikan masalah dan memotivasi siswa yang belum berpartisipasi aktif. 3. Kegiatan Penutup - Guru memberi penguatan materi yang telah dipelajari. - Guru memberi tugas PR sebagai tindak lanjut - Guru memotivasi siswa agar pelajaran yang telah dipelajari dibaca kembali di rumah - Guru menutup dengan mengucapkan hamdalah dan memberi salam
H. Alat / Sumber Belajar: 1. Buku Pendidikan Agama Islam Bintang kelas IV 2. Buku Kisah Nabi 3. Juz amma I. Penilaian: No Indikator 1. Menjelaskan asal kejadian Nabi Adam As
2.
3.
Menjelaskan Nabi Adam As sebagai manusia dan Nabi yang pertama
Menjelaskan kehidupan Nabi Adam As ketika di syurga
Teknik Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Bentuk Instrumen Jawaban 1. Allah SWT singkat Menciptakan Adam dari... Jawaban 2. Allah SWT singkat menciptakan Adam untuk menjadi... Jawaban 3. Setelah Allah singkat SWT ciptakan Adam, siapakah makhluk yang tidak patuh kepada Allah untuk sujud kepada Adam...
Skor 10
10
10
Jawaban 4. Siapakah singkat manusia dan Nabi yang pertama kali Allah SWT ciptakan...
10
Jawaban 5. Siapakah singkat bapaknya manusia...
10
Jawaban 6. Setelah Allah singkat SWT ciptakan Adam pertama kali dia di tempatkan di...
10
Jawaban 7. Siapakah yang singkat Allah SWT ciptakan untuk menemani Adam di
10
syurga... 4.
Menjelaskan sebab Nabi Adam As dikeluarkan dari syurga
Tes tulis
Jawaban 8. Hawa Allah singkat SWT ciptakan dari...
10
Jawaban 9. Allah SWT singkat membebaskan Adam & Hawa memakan apa saja di syurga kecuali... Jawaban 10. Siapakah yang singkat menggoda Adam & Hawa, sehingga mereka Allah keluarkan dari syurga...
10
10
CATATAN: Nilai : Jumlah skor = Hasilnya Apabila terdapat siswa yang tidak memenuhi syarat KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ), maka diadakan remedia
Mengetahui, Kepala Sekolah SDN Jatiwaringin IV
( SAKRI S.Ag.,MM ) NIP : 17009202007011010
Bekasi, 20 September 2015 Guru PAI SDN Jatiwaringin IV
(FITRIYANI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Mata Pelajaran Kelas / Semester Alokasi Waktu Hari / Tanggal
: : : :
Pendidikan Agama Islam IV / 1 3 x 35 menit Kamis, 10 September 2015
A. Standar Kompetensi : 3. Menceritakan kisah Nabi B. Kompetensi Dasar : 3.2. Menceritakan kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW 3.3. Menceritakan perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW C. Indikator
: 3.2.1. Menjelaskan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW 3.2.2. Menyebutkan nasab/keturunan Nabi Muhammad SAW 3.2.3. Menjelaskan perilaku Nabi Muhammad SAW di waktu kanak-kanak
D. Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat menjelaskan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW 2. Siswa dapat menyebutkan nasab/keturunan Nabi Muhammad SAW 3. Siswa dapat menjelaskan perilaku Nabi Muhammad SAW di waktu kanakkanak E. Materi Pembelajaran : 1. Kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW 2. Perilaku masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW F. Metode Pembelajaran : Snowball Throwing, ceramah, nyanyian, tanya jawab G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran: 1. Kegiatan Pendahuluan - Guru memberi salam dan memimpin siswa membaca surah pendek dan berdoa sebelum belajar - Guru mengabsen siswa
-
Apersepsi (dari materi yang telah lalu) Guru mempersiapkan alat peraga
2. Kegiatan Inti Eksplorasi - Siswa mendengarkan dan mengamati penjelasan guru tentang kisah Nabi Muhammad SAW - Siswa menyimak nyanyian dari kisah Nabi Muhammad SAW. - Siswa diminta menyanyikan bersama-sama - Siswa diminta menceritakan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad secara singkat - Siswa dikelompokkan menjadi 4 kelompok - Siswa diminta menyimak kembali penjelasan guru tentang metode Snowball Throwing - Siswa diberikan alat peraga untuk menerapkan metode Snowball Throwing - Siswa membuat bola pertanyaan dan menjawab bola pertanyaan dari kelompok yang lain - Siswa diminta menjawab pertanyaan dengan mengimla‟ pertanyaan tersebut dan siswa langsung menjawabnya di selembar kertas. Elaborasi - Guru menceritakan Kisah tentang Nabi Muhammad SAW - Guru menjelaskan metode snowball throwing yang akan diterapkan - Guru bertanya jawab kepada siswa mengenai penjelasan yang belum difahami siswa - Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok - Guru menyiapkan alat peraga - Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah tanpa rasa takut dan bekerjasama, dengan menjawab bola pertanyaan dari kelompok lain - Guru memberikan pertanyaan singkat dengan mendikte Konfirmasi - Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat ataupun hadiah - Guru memberi konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa. - Guru berfungsi sebagai nara sumber, membantu menyelesaikan masalah dan memberikan motivasi kepada siswa agar semangat di dalam belajar.
3. Kegiatan Penutup - Guru memberikan penguatan materi yang telah dipelajari. - Guru bertanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari sebagai post tes. - Guru memberi PR sebagai tindak lanjut - Guru mengucap hamdalah dan mengucapkan salam H. Alat / Sumber Belajar: 1. Buku Pendidikan Agama Islam Bintang kelas IV 2. Selebaran senandung kisah Nabi Muhammad SAW 3. Buku kasih Nabi 4. Juz amma I. Penilaian: No Indikator 1. Menjelaskan peristiwa kelahirannya Nabi Muhammad SAW
2.
3.
Menyebutkan nasab/ keturunan Nabi Muhammad SAW
Menjelaskan perilaku Nabi Muhammad SAW
Teknik Tes tulis
Tes tulis
Tes tulis
Bentuk Instrumen Jawaban 1. Nabi singkat Muhammad SAW lahir pada tanggal... Jawaban 2. Nabi singkat Muhammad SAW dilahirkan dikota... Jawaban 3. Pada saat Nabi singkat lahir beliau sudah menjadi... Jawaban 4. Ayah dan singkat ibunya Nabi Muhammad bernama... Jawaban 5. Nabi singkat Muhammad SAW terlahir dari suku... Jawaban 6. Setelah ayah & singkat ibunya meninggal Nabi diasuh oleh kakeknya yang bernama... Jawaban 7. Sejak kecil singkat Nabi Muhammad
Skor 10
10
10
10
10
10
10
diwaktu kanakkanak Jawaban singkat
Jawaban singkat
Jawaban singkat
SAW terkenal sebagai anak yang... 8. Apa yang 10 dikerjakan Nabi dari masa kanakkanaknya... 9. Ketika 10 kakeknya wafat, kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama... 10. Nabi 10 Muhammad SAW diajak bedagang oleh pamannya pada saat Nabi berusia...
CATATAN: Nilai : Jumlah skor = Hasilnya Apabila terdapat siswa yang tidak memenuhi syarat KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ), maka diadakan remedial
Mengetahui, Kepala Sekolah SDN Jatiwaringin IV
Bekasi, 10 September 2015 Guru PAI SDN Jatiwaringin IV
( SAKRI S.Ag.,MM ) NIP : 17009202007011010
( FITRIYANI )
KISAH-KISAH NABI A. Kisah Nabi Adam AS 1. Penciptaan Adam Allah menciptkan Adam dari tanah liat. Pada saat Allah SWT berencana untuk menciptakannya, Dia mengemukakannya pada malaikat. Kemudian para malaikat bertanya kepada Allah SWT, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi, orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?” dan Allah menjawab, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Hal ini seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 30 berikur ini.
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Setelah berdialog dengan para malaikat maka diciptakanlah Nabi Adam AS dari tanah. Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, Nabi Adam AS adalah nenek moyang seluruh manusia. Allah kemudian menciptakan seorang manusia lagi yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Manusia ini berjenis kelamin perempuan dan bernama Hawa. Hawa kemudian menjadi pendamping dan teman Adam. Allah kemudian memberitahukan kepada Nabi Adam AS nama-nama seluruh benda, yang tidak di ajarkan-Nya pada makhluk lainnya. Lalu Allah SWT meminta agar Nabi Adam AS mengajarkannya kepada makhluk lainnya, seperti malaikat dan jin. Hal ini tertuang dalam surah Al-Baqarah: 31-33. Kemudian Allah meminta kepada mereka agar mereka bersujud sebagai tanda penghormatan kepada Adam. Allah berfirman: “Sujudlah kamu kepada Adam”. Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Iblis justru takabur dan merasa sombong serta merasa lebih hebat karna tercipta dari api, sedangkan Adam hanya tercipta dari tanah. Iblis menganggap dirinya lebih tinggi derajatnya sehingga mereka membangkang dan tidak ikut bersujud. Hal ini diceritakan oleh Allah dalam surah Al-Baqarah: 34
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” Iblis membangkang perintah Allah SWT karena sombong. Akibatnya iblis dilaknat masuk ke neraka. Iblis menerima laknat dan minta ditangguhkan sampai hari kiamat. Iblis minta izin untuk menggoda anak cucu Adam. Manusia yang tergoda akan menjadi teman iblis di neraka kelak. 2. Nabi Adam AS di Surga Adam diberi teman hidup yang bernama Hawa. Adam dan Hawa diberi kebebasan di surga. Mereka bebas melakukan apa saja. Hanya satu yang dilarang, mendekati (makan) buah dari pohon khuldi. Mengetahui hal tersebut, iblis menggoda Adam dan Hawa. “Sesungguhnya kalian dilarang makan buah pohon ini. Padahal pohon ini akan membuatmu kekal di surga. “Akhirnya Adam dan Hawa terbujuk rayuan iblis. Dimakanya buah pohon terlarang itu. Allah pun sangat murka dan akhirnya Adam dan Hawa diturunkan ke bumi sebagai hukuman. Hal ini digambarkan oleh Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 36:
Artinya: “Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan (iblis) dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. Allah marah kepada mereka berdua. Adam dan Hawa sangat menyesal dan mohon ampun kepada Allah. Doa Nabi Adam AS diabaikan dalam Surah Al-A‟raf ayat 23 sebagai berikut.
Artinya: Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi”. (Q.S.Al-A‟raf:23)
Tobat mereka diterima, tapi Adam dan Hawa diturunkan ke bumi. Mereka diberi tugas untuk memakmurkan bumi. Allah memberikan petunjuk bagaimana mengelola bumi. Bila mereka mengikut petunjuk maka mereka bisa kembali ke surga. Jika mereka lalai maka tempatnya di neraka. Manusia sebagai keturunan Adam mempunyai tugas yang sama, yaitu memakmurkan bumi sesuai petunjuk Allah SWT. Manusia sampai hari kiamat akan selalu digoda oleh iblis. Oleh karena itu, manusia terbagi manjadi dua, pengikut Allah SWT dan pengikut iblis. B. Kisah Nabi Muhammad SAW Setelah mempelajari kisah Nabi Adam AS, selanjutnya kita akan mempelajari kisah Nabi Muhammad SAW terutama kisah kelahiran beliau dan perilaku masa kanak-kanaknya. 1. Masa Kaum Jahiliyah Nabi Muhammad SAW lahir di kota Mekah di daerah Arab. Di masa itu, umat manusia berperilaku jahat dan kejam. Warga Mekah tidak lagi beragama dengan benar dan tidak melaksanakan kebaikan. Masa itu, masyarakat Mekah berada pada masa yang disebut masa jahiliyah, yang artinya masa kebodohan. Dinamakan masa kebodohan karena mereka tidak tahu akhlak dan tidak berperilaku yang baik. Mereka suka bertengkar antar suku, melakukan peperangan dan perusakan serta perampokan. Mereka juga mempunyai perasaan sangat bangga mempunyai anak laki-laki. Apabila melahirkan anak perempuan menjadi malu dan membunuhnya hidp-hidup. Masyarakat yang kuat itulah yang menang dan yang kalah akan ditindas. Mereka menyembah berhala dan mengannggapnya sebagai Tuhan. Juga membuat patung dan membawanya ke sekitar Kakbah lalu memuja dan berdoa kepadanya. 2. Kelahiran Nabi Muhammad SAW Dalam kondisi yang semacam itu, Allah SWT menutus seorang rasul yang akan menyeru kepada agama yang benar dan masyarakat yang tentram. Lahirlah Nabi Muhammad SAW seorang rasul yang amat ditunggu-tunggu kelahiranya. Ibunya bernama Aminah, sedangkan ayahnya bernama Abdullah. Ayahnya meninggal dunia semenjak Nabi belum lahir. Mereka berasal dari keluarga sederhana. Nabi Muhammad lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 M atau disebut tahun Gajah. Tahun kelahiran nabi disebut dengan tahun Gajah karena pada peristiwa hebat menjelang kelahiran nabi, yaitu ada penyerangan pasukan bergajah dari negeri Yaman yang akan menghancurkan Kakbah. Bangsa Yaman merasa iri karena Kakbah di kota Mekah selalu ramai dikunjungi orang setiap saat. Mereka ingin menghancurkan Kakbah agar orang-orang berganti mengunjungi Yaman. Pasukan bergajah itu mulai mengepung kota Mekah dengan dipimpin lamgsung oleh Raja Abrahah. Namun, ketika mereka hendak mendekati Kakbah dengan senjata terhunus, tiba-tiba datanglah sekelompok burung yang terbang di atas mereka. Jumlah burung itu makin bertambah mencengkeram banyak. Mereka tidak tahu bahwa burung-burung itu adalah burung Ababil yang diutus oleh Allah SWT untuk menyelamatkan Kakbah dari serangan pasukan itu. Burung Ababil mencengkeram bara api dari neraka lalu menjatuhkannya di atas pasuka
bergajah, sehingga semua pasukan tersebut mati terbakar kepanasan. Maka selamatlah Kakbah dan tahun terjadinya peristiwa itu di kenal sebagai tahun Gajah. Pada tahun itulah Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Allah SWT mengabadikan peristiwa ini dalam surah Al-Fiil berikut ini:
Artinya: 1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kakbah) itu sia-sia? 3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondongbondong. 4. Yang melempari mereka dengan batu (berhasil) dari tanah yang terbakar. 5. Lalu dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). 3. Kisah Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad SAW Setelah Nabi Muhammad lahir, beliau disusui oleh seorang wanita bernama Halimah Sa‟diyah. Nabi tidak disusui oleh ibunya sendiri karena kebiasaan orang-orang Mekah waktu itu adalah jika mempunyai seorang bayi, maka bayinya disusukan oleh orang lain sampai kira-kira berusia enam tahun. Pada usia 5 tahun, Muhammad dikembalikan kepada ibunya di Mekah dan di asuh oleh ibunya selama setahun. Kemudian pada usia 6 tahun, Muhammad dibawa ibunya untuk menziarahi makam ayahnya. Dalam perjalanan itu mereka ditemani oleh Ummu „Aiman, sahaya peninggalan ayahnya. Namun, dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit dan wafat di desa Abwa dan dimakamkan disana. Setelah ayah dan ibunya wafat, Muhammad pun akhirnya diasuh oleh kakeknya, yaitu Abdul Muthalib yang berusia 80 tahun. Namun, kasih sayang kakeknya pun tidak berlangsung lama karena setelah 2 tahun kemudian, kakeknya wafat. Bangsa Mekah pun sangat merasa kehilangan karena begitu terpandangnya dan dihormatinya kakek beliau. Muhammad selanjutnya diasuh oleh pamanya, yaitu Abu Thalib. Abu Thalib sangat menyanyangi Muhammad dan sangat menyayangi Muhammad dan sangat menjaga Muhammad seperti putra kandungnya sendiri. Dalam masa kanak-kanaknya, Muhammad terkenal sebagai seorang yang jujur, berbudi luhur, dan mempunyai kepribadian yang tinggi. Tidak ada sesuatu pun perbuatan dan tingkah lakunya yang tercela yang dapat
dituduhkan kepadanya. Beliau memiliki sifat yang berlainan sekali dengan masyarakat Arab waktu itu yang pada umumnya gemar sekali berfoya-foya dan mabuk-mabukan. Karena kejujuran beliau, beliau pun mendapat julukan “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya. Muhammad kecil tumbuh sebagaimana anak-anak lainya dan senang bermain-main dengan mereka. Beliau juga belajar menggembalakan domba ke ladang dan dilakukannya sampai beranjak dewasa.
KISI-KISI INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR PAI
No. Item Pernyataan No
Indikator
Positif
Negatif
1.
Tekun menghadapi tugas
14
2, 16
2.
Ulet menghadapi kesulitan
10
21
3.
Menunjukkan minat terhadap bermacam-
1, 3, 20
12
macam masalah
17
4.
Lebih senang bekerja mandiri
5
22
5.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
7
19
(mempunyai perhatian)
8
13
6.
Dapat mempertahankan pendapatnya
15
18
7.
Tidak
yang
6
9
Senang mencari dan memecahkan masalah
11
4
mudah
melepaskan
hal
diyakini 8.
ANGKET MOTIVASI BELAJAR PAI
Nama : Petunjuk
:
1. Sebelum mengisi pernyataan berikut, bacalah terlebih dahulu petunjuk pengisiannya. 2. Setiap pernyataan pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan yang kamu alami dalam belajar PAI lalu bubuhkan tanda “cek” (√). Pilihlah jawaban yang disediakan sebagai berikut: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu - Ragu No Pernyataan 1 Ketika diskusi/kerja kelompok pelajaran PAI dikelas berlangsung, saya mengemukakan pendapat 2 Saya tidak membaca buku pelajaran PAI 3 Saya tertarik mengikuti pelajaran PAI apabila guru menggunakan media pembelajaran 4 Saya tidak peduli walaupun nilai PAI saya jelek 5 Saya lebih suka mengerjakan tugas PAI sendiri dari pada di bantu teman 6 Saya mengerjakan tugas-tugas PAI dengan sungguh-sungguh 7 Saya berusaha memperhatikan penjelasan guru PAI dengan baik 8
9
10 11
Saya merasa terganggu ketika pelajaran berlangsung teman-teman gaduh/rebut Saya tidak pernah bersungguhsungguh dalam mengerjakan soalsoal tugas PAI Saya tetap mengerjakan tugas PAI meskipun soal tersebut sulit Saya selalu berusaha untuk
SS
S
R
TS
STS
12
13
14 15 16 17
18
19
20
21 22
mendapatkan nilai PAI yang tinggi Saya malas mengikuti pelajaran PAI meskipun guru menggunakan media pembelajaran Saya tidak peduli apabila temanteman gaduh/ribut walaupun pelajaran sedang berlangsung Saya rajin membaca buku PAI terutama jika akan diadakan ulangan Saya berusaha mengumpulkan tugas PAI tepat waktu Saya membaca buku PAI hanya jika akan diadakan ulangan Ketika diskusi/kerja kelompok pembelajan PAI di kelas berlangsung, saya tidak berkomentar (malas berpartisipasi) Saya mengabaikan tugas-tugas PAI yang diberikan guru sebelum ada yang menegur Saya mengobrol dengan teman ketika guru menyampaikan pelajaran PAI Saya selalu bersemangat ketika belajar PAI Saya putus asa apabila soal/tugas PAI sulit Saya tidak dapat mengerjakan tugas PAI tanpa adanya bantuan teman/orang lain
Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Nama Responden
Pernyataan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Verline
2
3
4
2
3
2
3
1
3
2
1
2
2
2
3
4
2
4
2
2
5
3
57
Rayhan
2
5
1
5
3
3
1
3
5
1
1
5
1
5
2
5
4
2
5
1
5
1
70
Firman
2
5
5`
2
5
3
5
2
5
1
4
3
5
3
5
3
4
5
4
2
1
3
71
S.Komala
2
4
1
5
4
3
5
2
3
3
4
5
5
4
5
4
5
5
5
3
3
5
85
Rollan
1
3
3
1
3
2
4
3
2
3
1
4
5
4
2
1
2
1
3
2
3
4
61
Mawar
1
5
2
5
4
1
5
2
2
5
3
5
4
2
2
3
1
3
1
3
1
5
65
Melati
2
1
1
5
1
1
1
1
5
2
1
5
1
1
1
1
2
1
1
1
2
5
42
A. Karim
2
4
2
4
1
2
1
5
5
2
1
5
4
2
3
5
4
3
4
1
5
5
70
Aiga
2
4
1
4
3
2
1
1
2
2
3
5
4
4
1
3
5
4
5
3
3
3
65
Ayu R
2
5
1
5
1
5
4
1
5
2
3
5
5
1
3
4
3
5
3
1
5
2
71
Deni A
2
4
1
5
4
1
4
5
1
2
2
5
1
5
5
1
4
5
4
5
5
3
75
M.Habibi
2
4
1
4
1
2
2
4
2
4
1
4
4
1
2
4
4
3
5
4
4
1
63
M.Iqbal
1
5
4
5
4
2
5
3
5
4
1
5
3
5
2
4
3
4
5
4
5
3
82
Merlyn A
2
5
1
5
1
1
1
1
5
1
1
5
5
5
1
4
4
4
5
1
5
4
67
Prawira S
2
5
1
5
4
3
1
4
5
4
4
5
5
1
3
5
5
5
5
1
5
5
83
Rizki R
4`
5
4
5
4
5
4
3
5
1
5
2
4
4
3
5
3
4
5
4
3
5
87
S. Eva
4
5
1
5
4
3
1
5
4
2
4
5
4
1
4
3
4
4
5
1
4
3
82
4 38
5 77
3 37
3 75
4 54
1 42
3 51
1 47
5 69
1 40
4 44
1 81
2 64
5 55
1 48
2 61
3 62
1 64
5 72
1 40
4 68
3 63
62
Tadarus
1260
Hasil Angket motivasi Belajar Siswa Siklus II
Nama
Pernyataan
Jumlah
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Verline
2
4
4
3
4
1
2
1
3
1
3
3
4
3
3
5
2
4
3
5
1
2
63
Rayhan
1
4
5
4
2
5
4
1
5
4
3
5
2
5
3
5
5
4
2
5
4
5
83
Firman
2
5
3
2
4
5
3
4
5
2
3
2
5
4
5
4
5
5
3
4
5
5
82
S.Komala
3
5
4
4
3
5
4
4
5
5
5
5
4
4
3
5
4
4
5
4
5
3
93
Rollan
2
4
1
5
3
3
4
4
3
1
2
1
1
2
3
5
1
5
1
2
5
4
62
Mawar
3
3
4
2
3
4
2
4
5
2
3
1
2
5
3
5
2
4
3
5
3
3
71
Melati
2
5
2
3
4
2
2
2
4
1
3
1
3
1
2
4
4
4
4
1
4
4
62
A. Karim
3
4
4
4
3
4
4
2
5
5
5
5
2
3
4
4
5
2
5
4
5
5
87
Aiga
3
5
4
5
5
1
4
4
5
2
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
89
Ayu R
2
5
1
4
5
4
5
4
5
4
3
4
1
5
4
5
2
4
5
3
5
4
83
Deni A
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
3
4
4
3
5
3
4
5
4
4
4
5
91
M.Habibi
3
5
4
2
5
2
3
3
5
4
5
4
4
3
5
4
4
2
5
4
2
4
82
M.Iqbal
5
5
3
4
4
5
4
3
4
4
4
4
5
3
4
5
4
5
5
3
5
5
93
Merlyn A
4
4
3
4
4
4
3
3
4
2
4
5
5
4
2
5
4
4
4
3
4
4
83
Prawira S
5
5
4
4
5
3
3
4
5
4
4
3
5
4
4
5
4
4
5
3
4
5
92
Rizki R
4
5
4
5
5
3
4
4
5
5
4
4
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
98
S. Eva
4
5
3
4
2
5
4
5
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
88
Tadarus
2
4
5
4
1
4
5
4
1
4
3
5
2
4
1
5
2
5
4
2
1
4
72
54
81
61
67
61
36
64
56
78
56
63
64
63
61
64
82
65
75
73
61
74
76
1474
SDN JATIWARINGIN IV KELAS IV SEMESTER I SOAL TES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SIKLUS I
Nama : Hari/ Tanggal : Nilai
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Allah SWT Menciptakan Adam dari... 2. Allah SWT menciptakan Adam untuk menjadi... 3. Setelah Allah SWT ciptakan Adam, siapakah makhluk yang tidak patuh kepada Allah untuk sujud kepada Adam... 4. Siapakah manusia dan Nabi yang pertama kali Allah SWT ciptakan... 5. Siapakah bapaknya manusia... 6. Setelah Allah SWT ciptakan Adam pertama kali dia di tempatkan di... 7. Siapakah yang Allah SWT ciptakan untuk menemani Adam di syurga... 8. Hawa Allah SWT ciptakan dari... 9. Allah SWT membebaskan Adam & Hawa memakan apa saja di syurga kecuali... 10. Siapakah yang menggoda Adam & Hawa, sehingga mereka Allah keluarkan dari syurga...
SDN JATIWARINGIN IV KELAS IV SEMESTER I SOAL TES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SIKLUS II
Nama : Hari/ Tanggal : Nilai
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar !
1. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal... 2. Nabi Muhammad SAW dilahirkan dikota... 3. Pada saat Nabi lahir beliau sudah menjadi... 4. Ayah dan ibunya Nabi Muhammad bernama... 5. Nabi Muhammad SAW terlahir dari suku... 6. Setelah ayah & ibunya meninggal Nabi diasuh oleh kakeknya yang bernama... 7. Sejak kecil Nabi Muhammad SAW terkenal sebagai anak yang... 8. Apa yang dikerjakan Nabi dari masa kanak-kanaknya... 9. Ketika kakeknya wafat, kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama... 10. Nabi Muhammad SAW diajak bedagang oleh pamannya pada saat Nabi berusia...