Pengaruh Ownership Retention, Investasi dari Proceeds, Reputasi Auditor, Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional,sebagai variabel Pemoderasian Rina Febriani, DwiFitri Puspa1, Fivi Anggraini2 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected]
ABSTRAK The purpose of study was to investiqate the influence of the ownership retention, investasi of proceeds, auditor reputasion on value of the firm with ownership manajerial and ownership institusional as moderating variable.There are five hypothesis tested in this study the sampel covers intial public offeriny companies Indonesia stock exchange during 2005-2010 purposive sampling is used to select the sampel.The resul of this study snow that the auditor reputation have influence on the value of the company where ownership retention, investasi of proceeds do not impact on value of company this study found that hypothesis 4,5 are not supported. It means that managerial and institusional ownership fail to moderating the relationship between ownership retention, investment of proceeds and auditor and the value of company.
A.
umum
Latar Belakang Di era globalisasi ini banyak cara
yangdapat
dilakukan
perusahaan dalam
penjualan
perdana
saham
atau
IPO(Initial Public Offering). Pada
saat
sebuah
perusahaan
rangka pengembangan atau penambahan
menawarkan saham perdana / IPO(Initial
modal mulai berkembang dengan baik dan
Public Offering) inilah pemilik lama atau
mampu bersaing dengan para competitor
pemilik
yang
kekayaan yang lebih tinggi dari para
semakin
banyak.
Pasar
modal
perusahaan
akan
memperoleh
seringkali dijadikan alternatif pendanaan
investor
utama dengan biaya yang relatif rendah
pemilik lama harus menyampaikan sinyal
daripada
dalam
tentang prospek perusahan yang ditawarkan
Widarjo, 2010).Transaksi penawaran umum
kepada investor karena dengan menganalisis
pertama kali yang dilakukan oleh pemilik
sinyal yang disampaikan oleh pemilik lama
perusahaan terjadi di pasar perdana, dimana
maka investor dapat mengetahui prospek
kegiatan ini disebut dengan penawaran
perusahaan kedepan.
utang (Hartono,
2007
potensialnya
oleh
karena
itu
Leland
dan
Pyle
(1977)
dalam
investasi dana dari penjualan saham perdana
(Sundjaja, 2010) retensi kepemilikan sebagai
berpengaruh
sinyal arus kas dimasa yang akan datang.
perusahaan. Keasey dan McGuinness (1992)
Hasil
mengandung
dalam (susanti, 2000) melakukan pengujian
makna bahwa semakin tinggi proporsi
terhadap penelitian Trueman (2001). Hasil
saham yang masih dipertahankan oleh
dari penelitian ini adalah kepemilikan saham
pemilik lama atau semakin kecil proporsi
yang masih dipertahankan oleh pemilik lama
saham yang dijual kepada masyarakat maka
dan dana yang digunakan untuk investasi
peluang terciptanya return saham setelah
dari hasil penawaran umum saham perdana
IPO
ini
berpengaruh
dikarenakan semakin tinggi kepemilikan
perusahaan.
penelitian
akan
tersebut
semakin
besar.
Hal
saham oleh pemilik lama maka pemilik lama akan
berhati-hati
dalam
mengelola
positif
terhadap
positif
Hartono
nilai
terhadap
(2006)
dalam
nilai
Widarjo
(2010) menguji teori sinyal Leland dan Pyle
perusahaan, baik dalam hal kebijakan
dengan
operasional,
pendanaan.
menguji retensi kepemilikan saham oleh
Dengan adanya kehati-hatian pemilik lama
pemilik lama, kepemilikan saham oleh
dalam mengelola perusahaan maka akan
institusional,kepemilikan
meningkatkan
manajemen
investasi
kinerja
mengurangi
resiko
selanjutnya
akan
dan
perusahaan
dan
dan
pengembangan,yaitu
saham
underpricing
oleh sebagai
perusahaan
yang
variable yang memperkuat sinyal positif
meningkatkan
nilai
nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini
perusahaan.
adalah retensi kepemilikan,proceeds dan
Trueman pengujian
beberapa
(2001)
tentang
kepemilikan
saham
dipertahankan
oleh
melakukan
pengaruh
proporsi
yang
masih
pemilik
lama
dan
underpricing merupakan sinyal positif nilai perusahaan
setelah
IPO.
Berdasarkan
analisis regresi moderasian diperoleh hasil bahwa
kepemilikan
institusional
investasi dana yang diperoleh dari penjualan
memperkuat sinyal positif nilai perusahaan
saham perdana terhadap nilai perusahaan
sedangkan kepemilikan manajerial tidak
setelah penawaran umum perdana. Hasil dari
memperkuat sinyal positif nilai perusahaan.
penelitian kepemilikan
tersebut saham
adalah yang
proporsi masih
dipertahankan oleh pemilik lama (OR) dan
Berdasarkan yang
telah
penelitian
penelitian-penelitian
disebutkan termotifasi
di
untuk
atas
maka
melakukan
pengujian kembali terhadap teori sinyal
Retention, Investasi dari Proceeds, dan
Leland dan Pyle (1977), karena hasil yang
Reputasi
diperoleh
Perusahaan
dari
penelitian-penelitian
Auditor
Terhadap
dengan
Nilai
Kepemilikan
terdahulu masih tidak konsisten. Penelitian
Manajerial dan Institusional Sebagai
ini akan menguji kembali prediksi teori
Variabel Pemoderasi”.
sinyal Hartono (2006) dikarenakan dalam
Dari latar belakang diatas ,maka
penelitian ini kepemilikan institusional telah
rumus
terbukti
penelitian ini adalah sebagai berikut;
secara
hubungan
empiris
antara
memoderasikan
proporsi
kepemilikan
saham yang masih dipertahankan oleh
1.
penelitian
2.
penelitian
menjadi
factor
penyebab
terjadinya perbedaan hasil dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah menguraikan
tentang
nilai
perusahaan
setelah penawaran umun perdana, dengan demikian perlu untuk melakukan penelitian mengenai tentang “Pengaruh Ownership
umum
saham
nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana? 3.
Apakah reputasi auditor berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
masih terdapat hasil yang tidak konsisten. Perbedaan sampel penelitian dan metode
penawaran
perdana berpengaruh positif terhadap
menggunakan sebagai dana tersebut untuk
prediksi teori sinyal Leland dan Pyle (1977)
Apakah dana yang digunakan untuk
dari
pengembangan usaha,tapi ada juga yang
terhadap
oleh
investasi dan pengembangan usaha
menggunakan proceeds untuk investasi dan
Pengujian
dipertahankan
perdana?
ini dilakukan karena tidak semua perusahaan
hutang.
masih
perusahaan setelah penawaran umum
seluruh dana dari penawaran umum saham
membayar
dalam
berpengaruh positif terhadap nilai
(2010) penelitian ini tidak menggunakan
yang digunakan untuk saham perdana. Hal
dibahas
pemilik lama (ownership retention)
Widarjo
perdana tetapi menggunakan jumlah dana
yang
Apakah proporsi kepemilikan saham yang
pemilik lama dengan nilai perusahaan. Berdasarkan
masalah
setelah penawaran umum perdana? 4.
Apakah
kepemilikan
memoderasi
hubungan
manajerial antara
proporsi kepemilikan saham yang masih dipertahankan oleh pemilik lama dengan nilai perusahaan setelah melakukan perdana?
penawaran
umum
5.
Apakah
kepemilikan
memoderasi
institusional
hubungan
antara
IPO lebih rendah. Perusahaan dengan
proporsi kepemilikan saham yang
kualitas IPO yang lebih rendah cenderung
masih dipertahankan oleh pemilik
berupayamenjual sebanyak mungkin saham
lama dengan nilai perusahaan setelah
IPO untuk memperkecil risiko yang ada
melakukan
Downes dan Heinkel (1982).
penawaran
umum
perdana?
Pemilik perusahaan yang mengambil
TINJAUAN PUSTAKA
keputusan untuk memiliki saham lebih
Nilai Perusahaan Nilai
perusahaan
didefinisikan
sebagai nilai pasar, menurut Keown, dkk (2006) dalam (Zuraedah, 2010) nilai pasar adalah nilai yang berlaku dipasar, nilai ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan di pasar, Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningakat,semakin
tinggi
harga saham, semakin tinggi kemakmuran pemegang saham.
Ownership
Retention
merupakan
besar proporsi saham yang dipertahankan oleh perusahaan setelah dilakukannya IPO. penelitian
banyak dalam perusahaannya akan menjadi sinyal bahwa perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik Leland dan Pyle (1977) dalam Gumanti 2007 . Pemilik akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi tetapi hal tersebut akan memberi pengaruh yang baik di masa depan bagi perusahaannya. Jika investor memperoleh sinyal yang baik, maka para investor akan bersedia untuk ikut berinvestasi sehingga memberi keuntungan jangka panjang. Oleh karena itu, pemilik perusahaan harus mengamati keadaan pasar
Ownership Retention
Dalam
oleh perusahaan lain yang memiliki kualitas
ini,
proporsi
saham
tersebut dipandang sebagai suatu sinyal bagi para investor yang diungkapkan dalam prospektus. Menurut Certo, et al. (2001), terdapat dua prinsip utama mengenai teori sinyal yaitu harus diketahui dan diamati sebelum dilakukannya IPO serta sulit ditiru
dan keadaan internal perusahaannya dalam mengambil keputusan mengenai proporsi saham yang tetap dipertahankan. Hal
Ini
berarti
penelitian
ini
mendukung teori sinyal Leland dan Pyle (1977), artinya semakin tinggi proporsi kepemilikan saham yang dipertahankan oleh pemilik lama maka semakin tinggi nilai perusahaan
setelah
penawaran
umum
perdana. Berdasarkan penelitian-penelian
tersebut maka hipotesis pertama dalam
peroleh dari penawaran umum
penelitian ini adalah sebagai berikut:
perdana. Secara sederhana investasi dapat
H1: Proporsi kepemilikan saham yang masih
diartikan
dipertahankan berpengaruh perusahaan
sebagai
suatu
saham
kegiatan
oleh
pemilik
lama
menempatkan dana pada suatu ataulebih dari
positif
terhadap
nilai
asset
setelah
penawaran
umum
selama
harapan
periode
daapat
tertentu
memperoleh
dengan atau
perdana.
meningkatkan nilai investasi (Harianto,
Investasi Dari Proceeds
2001).
(Wihardjadinata, 2006)
mengatakan :
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
“Investasi adalah setiap wahana dimana
Widarjo dkk (2010), yang memperoleh hasil
ditempatkan
atau
bahwah investasi dana dari hasil penawaran
menaikkan nilai dan memberikan hasil
umum saham perdana berpengaruh positif
(return) yang positif dimasa yang akan
terhadap nilai perusahaan setelah penawaran
datang”. Dan menurut (Suad Husnan, 2000,
umum perdana. Hipotesis kedua dalam
hal
penelitian ini adalah sebagai berikut:
5),
dengan
mengatakan
memelihara
“Investasi
adalah
penanaman sumber daya untuk mendapatkan
H2: Investasi dari proceeds hasil penawaran
hasil dimasa yang akan datang.Usulan
umum saham perdana berpengaruh positif
Investasi dan Pemilihan Alternatif.Investasi
terhadap nilai perusahaan setelah penawaran
atau pemahaman tentang manfaat yang bisa
umum perdana.
diperoleh dari kegiatan investasi adalah
Reputasi Auditor
Auditor
penyerapan tenaga kerja, peningkatan output
yang
bereputasi
deviasa
diasosiasikan dengan auditor profesional dan
dalam
berkualitas. Bagi perusahaan, informasi
menggunakan pengertian proyek investasi
yang diperoleh dari laporan auditor yang
sebagai
profesional akan memberikan kepastian
yang
dihasilkan,
ataupun
penghematan
penambahan
suatu
devisa,
rencana
untuk
menginvestasikan sumber-sumber data yang
yang
lebih
memadai
sehingga
dapat
bisa dinilai secara cukup independent.
memberikan tingkat reliabilitas yang lebih adalah
tinggi terhadap laporan keuangan yang akan
jumlah dana yang akan digunakan oleh
diterbitkan. Laporan keuangan auditan yang
perusahaan untuk investasi, pengembangan
berkualitas, relevan dan reliabel dihasilkan
usaha dan memperkuat modal kerja yang di
dari audit yang dilakukan secara efektif oleh
Investasi
dari
proceeds
auditor yang berkualitas. Pemakai laporan
investor
keuangan
menyesatkan mengenai prospeknya dimasa
lebih
percaya
pada
laporan
keuangan auditan yang diaudit oleh auditor yang dianggap berkualitas tinggi dibanding
bahwa
yang
tidak
mendatang (Daijojo, 2000). Tingginya tingkat independensi dan
auditor yang kurang berkualitas, karena
kompetensi
mereka
meningkatkan
menganggap
informasi
dari
auditor
dari
akan
bahwa
untuk
kredibilitasnya,
auditor
keuangan, dengan meningkatnya kerdibilitas
akan lebih berhati-hati dalam melakukan
dari laporan keuangan maka diharapkan
proses audit untuk mendeteksi salah saji atau
akan berpengaruh terhadap harga saham
kecurangan.
perusahaan, sehingga akan meningkatkan
mempertahankan
kredibilitas
maka
laporan
nilai perusahaan. Menurut Niemi (2002) kualitas audit dapat diukur dengan melihat reputasiauditor, pengalaman
kerja,
jumlah
klien,
total
pendapatan KAP .Francis et.al.(1999) dalam Zhou dan Elder, (2001) menyatakan bahwa resputasiauditor merupakan variabel yang mempengaruhi melaporkan
untuk
discretionary
Widyaningdyah terdapat
manajemen
(2001)
dugaan
bereputasibaik
accrual. menyebutkan
bahwa dapat
auditor mendeteksi
kemungkinan adanya earning management secara
lebih
dini,sehingga
dapat
memperkecil kemungkinan bagi manajer untuk melakukan manajemenlaba. Dengan
memakai
advier
H3: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan setelah penawaran umum perdana. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan
manajerial
adalah
merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan
perusahaan
(Wahidahwati,2001). Saham dalam suatu perusahaanpublik
yang
dimiliki
oleh
individu-individu ataupun kelompok elit yang berasal dari dalam perusahaan yang mempunyai kepentingan langsung terhadap perusahaan
(komisaris,direktur,dan
manajer).Menurut Sartono (2004) manajerial yang
profisional dan berkualitas akan mengurangi kecepatan untuk melakukan curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Pengorbanan untuk memakai auditor yang berkualitas akan diinterpretasikan oleh
ownership
(kepemilikan
manajerial)
didefinisikan sebagai persentase, suara yang berkaitan dangan saham dan opion yang dimiliki oleh manajerial dan direksis suatu perusahaan.Secara matematik nilai Insider
Ownership (IO) di peroleh dari persentase
saham yang masih dipertahankan oleh
saham perusahaan yang dimikili direksi dan
pemilik lama dengan nilai perusahaan
komisaris.
setelah penawaran umum perdana.
Para
pemegang
mempunyai
saham
kedudukan
yang
Kepemilikan Institusional
dimanajemen
Kepemilikan
institusional
adalah
perusahaan baik sebagai dewan komisaris
kepemilikan saham perusahaan yangdimiliki
atau sebagai direktur disebut kepemilikan
oleh
manajemen (managerial ownership).Adanya
perusahaan
kepemilikan saham oleh pihak manajemen
perusahaaninvestasi
aka
terhadap
institusi lain (Tarjo, 2008). Kepemilikan
menggunakan
institusionalmemiliki arti penting dalam
nada
suatu
pengawasan
kebijakan-kebijakan
yang
hutang.
saham
Pihak
cenderung
institusi
atau
lembaga
seperti
asuransi,
memonitor
dan
manajemen
bank, kepemilikan
karena
dengan
berkeinginan untuk mengurangi penggunaan
adanyakepemilikan oleh institusional akan
hutang, karena dengan banyaknya hutang
mendorong
akan menimbulkan resiko yang tinggi,
yanglebih
resiko perusahaan sepenuhnya merupakan
tentunya
akan
menjamin
kemakmuran
tanggungjawab para pemegang saham bukan
untukpemegang
saham,
pengaruh
tangungjawab manajer.
kepemilikan
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
peningkatan optimal.
pengawasan
Monitoring
institusional
tersebut
sebagai
agen
pengawasditekan melalui investasi mereka
Wahyudi dan Pawestri (2006) tentang
yang
implikasi struktur kepemilikan terhadap nilai
modal.Tingkat
perusahaan dengan keputusan keuangan
yang
sebagai variabel pemoderasi memperoleh
usahapengawasan yang lebih besar oleh
hasil
pihak
bahwa
kepemilikan
manajerial
cukup
besar
kepemilikan
tinggi
akan
investor
berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik
dapatmenghalangi
secara langsung maupun melalui keputusan
manajer.
pendanaan. Berdasarkan uraian di atas maka
dalam
pasar
institusional menimbulkan
institusional perilaku
sehingga
opportunistic
Penelitian Slovin dan Suskha (1993)
hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah
menemukan
sebagai berikut:
meningkat jika institusi yang memiliki
H4: Kepemilikan manajerial memoderasi
saham
hubungan
menjadi
antara
proporsi
kepemilikan
pada
bahwa
perusahaan
perusahan alat
tersebut
monitoring
dapat
dapat yang
efektif.Menurut
(2000)
memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai
(Kepemilikan
dengan yang dikehendaki peneliti (Singgih,
Institusional) yaitu proporsi saham yang
2001). Kriteria perusahaan yang dipakai
yang dimiliki institusional pada akhir tahun
sebagai sampel penelitian ini adalah:
Institusional
Wahidahwati Ownership
yang diukur dengan persentase (%).Hartono
1. Seluruh saham
yang ditawarkan
(2006) membuktikan secara empiris bahwa
kepada publik merupakan saham
kepemilikan
perdana.
hubungan
institusional
kepemilikan
2. Perusahaan yang sebagian sahamnya
saham yang masih dipertahankan oleh
masih dipertahankan oleh pemilik
pemilik lama dengan nilai perusahaan
lama perusahaan.
setelah
antara
proporsi
memoderasi
penawaran
umum
perdana.
3. Perusahaan yang tidak menggunakan
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis
dananya
ketiga dalam penelitian ini adalah sebagai
pengembangan
berikut:
memperkuat
H5: Kepemilikan institusional memoderasi
diperoleh dari IPO.
hubungan
antara
proporsi
kepemilikan
untuk
investasi, usaha
modal
kerja
dan yang
3.2. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
saham yang masih dipertahankan oleh
Penelitian ini menggunakan data
pemilik lama dengan nilai perusahaan
sekunder yaitu data yang diperoleh secara
setelah penawaran umum saham perdana.
tidak langsung dari objek penelitian yang
METODE PENELITIAN
bersumber dari data base BEI. Jenis data
Metode Penelitian Data dan Pengelola
yang dikumpulkan adalah data prospektus
Data
perusahaan yang dipublikasikan dan data Populasi dalam penelitian ini adalah
semua
perusahaan
yang
harga saham pada penutupan hari pertama di
melakukan
pasar sekunder, dengan cara menyalin data-
penawaran saham perdana dan terdaftar di
data yang dibutuhkan dalam penelitian yang
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2005sampai
sedang dilakukan atau kutipan langsung dari
dengan tahun 2010. Teknik pengambilan
berbagai sumber.
sampel dalam penelitian ini adalah dengan
Metode Analisis dan Prosedur Pengujian
menggunakan purposive sampling, artinya
Statistik
bahwa populasi yang akan dijadikan sampel
Untuk mengetahui seberapa besar
dalam penelitian ini adalah populasi yang
pengaruh Ownersip Retention,Investasi dari
Proceeds, dan Reputasi Auditor sebagai
AUDIT
= reputasi auditor
variable independen yang mempengaruhi
MG
= kepemilikan manajerial,
Nilai Perusahaan sebagai variable dependen
INST
= kepemilikan institusional,
dan
e
= disturbance.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Kepemilikan Institusional sebagai variable pemoderasian
dapat
dinyatakan
dalam
Deskriptif Data
fungsi sebagai berikut: Model
regresi
HASIL DAN PEMBAHASAN
linier
berganda
pengujian hipotesis 1, 2 dan 3 LnV = β0 + β1OR + β2LnINV + β3AUDIT +e
Secara statistic tujuan pengukuran deviasi adalah untuk mengukur variansi nilai-nilai observasi dari suatu nilai rataratanya.Pengukuran
deviasi
ini
menitikberatkan pada besar atau kecilnya Model regresi moderasian dengan uji
residual untuk pengujian hipotesis 4 dan 5 MG = β0 + β1OR + e
deviasi itu sendiri dan bukan arah deviasinya (positif dan negative).Hal yang terpenting dari deviasi ini adalah seberapa jauh (besar) diviasi nilai-nilai ithu dari rata-ratanya.
e = β0 + β1LnV INST = β0 + β1OR + e
Mean dan standar devisiasi mengukur tingkat efisiensi data serta juga melihat maksimum dan minimum dari hasil olehan
e = β0 + β1LnV
data sebagai berikut
Dimana:
Y
LnV
= logaritma natural nilai pasar
saham setelah penawaran perdana, OR
= proporsi saham yang masih
dipertahankan oleh pemilik lama, LnINV
= 2.22473 + 0.25122X1 +
18.06446X2 + 0.44289X3 + 0.41429X4 + 0.26854X5 Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis 1,2 dan 3 ; Coefficientsa
= logaritma natural dana yang digunakan untuk investasi dari hasil penawaran saham perdana,
Model 1 (Constant) OR LnINV Audit
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 15.798 2.820 -1.471 1.023 -.166 .341 .145 .278 1.236 .586 .246
a. Dependent Variable: LnV
t 5.603 -1.438 2.347 2.109
Sig. .000 .156 .022 .039
1. Hasil pengujian diperoleh dari nilai koefisien
regresi
dari
berpengaruh signifikan terhadap nilai
variabel
ownership retention (X1) adalah
perusahaan setelah IPO. Hasil Uji Hipotesis 4 Hasil Regresi Memoderasian
sebesar -3.405 dan nilai signifikan untuk variabel ownership retention
Coefficientsa
sebesar 0.589, dimana nilai sig besar dari α (0.589 > 0.05). berarti hipotesis pertama (H1) ditolak yaitu ownership
retention
tidak
Model 1 (Constant) LnV
2. Hasil pengujian diperoleh dari nilai dari
.006
t -.046 .047
Sig. .963 .963
Hasil pengujian diperoleh dari nilai koefisien regresi dari variabel kepemilikan
perusahaan setelah IPO.
regresi
Standardized Coefficients Beta
a. Dependent Variable: e
berpengaruh signifikan terhadap nilai
koefesien
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.023 .491 .001 .023
variabel
saham (X4)
melalui adalah
kepemilikan
sebesar
0.001
managerial dan
nilai
investasi dari proceeds (X2) adalah
signifikan untuk variabel reputasi auditor
sebesar 0.385 dan nilai signifikan
sebesar 0.963, dimana sig besar dari α
untuk variabel invstasi dari proceeds
(0.963< 0.05). Berarti hipotesis empat (H4)
sebaesar 0.017 , dimana sig besar
ditolak yaitu kepemilikan saham yang masih
dari α (0.017 < 0.05). Berarti
di pertahan kan pemilik lama melalui
hipotesis kedua (H2) diterima yaitu
kepemilikan managerial tidak berpengaruh
investasi dari proceeds berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
signifikan terhadap nilai perusahaan
Hasil Uji Hepotesis 5
setelah IPO.
Hasil Regresi Memoderasian
Hasil pengujian diperoleh dari nilai koefisien
regresi
dari
Coefficientsa
variabel
reputasi 3. Auditor (X3) adalah sebesar 1.303 dan nilai signifikan untuk variabel reputasi
auditor
sebesar
0.05). Berarti hipotesis ketiga (H3) yaitu
reputasi
auditor
Standardized Coefficients Beta .148
t -1.179 1.185
Sig. .243 .240
a. Dependent Variable: e
0.035,
dimana sig kecil dari α (0.035 <
diterima
Model 1 (Constant) LnV
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.375 .318 .018 .015
Hasil pengujian diperoleh dari nilai koefisien regresi dari variabel kepemilikan saham melalui kepemilikan institusional (X5)
adalah
sebesar
0.018
dan
nilai
signifikan
untuk
variabel
kepemilikan
retention (X1) memiliki tingkat signifikan
institusional sebesar 0.240, dimana sig besar
0.156
dari α (0.240< 0.05). Berarti hipotesis
perusahaan.
kelima (H5) ditolak yaitu kepemilikan saham yang masih di pertahankan pemilik lama
memoderasikan
kepemilikan
tidakberpengaruh
terhadap
nilai
Uji Signifikan Parameter Simultan (Uji F-TEST) Berdasarkan hasil perhitungan diatas
institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
didapat nilai F-hitung sebesar 67.736 dengan
Uji Koefisien Determinasi (R2)
nilai sig sebesar 0.002 dimana nilai tersebut regresi
lebih kecil dari α (0.05) sehingga dapat
berganda nilai perusahaan dapat diketahui
dikatakan bahwa semua variabel independen
bahwa koefisien determinasi Adjusted R2 =
yaitu ownership retention (X1), investasi
0.214 artinya seluruh variabel independen
dari
(ownership retention (X1), investasi dari
(X3),signifikan dan ada pengaruh secara
proceeds (X2),
simultan mempengaruhi variabel dependen
Dari
hasil
pengolahan
reputasi auditor (X3),
kepemilikan
managerial
kepemilikan
institusional
(X4) (X5)
dan hanya
proceeds
(X2),
reputasi
auditor
yaitu nilai perusahaan (Y). KESIMPULAN DAN SARAN
mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen (nilai perusahaan) adalah sebesar
Kesimpulan Penelitian
0. 214 atau 21.4% sedangkan sisanya 78.6%
ini
menguji
tentang
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
pengaruh ownership retention, investasi dari
peneliti teliti.
proceeds, dan reputasi auditor terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial
Uji Persial (Uji t-test)
dan
Berdasarkan variabel yang dapat
istitusional
sebagai
variable
pemoderasian pada seluruh perusahaan yang
yaitu
melakukan penawaran saham perdana dan
investasi dari proceeds (X2) dan reputasi
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Jumlah
auditor (X3) yang mana memiliki tingkat
perusahaan yang dijadikan sampel dalam
signifikan 0.022 dan 0.039 yaitu kecil dari
penelitian ini berjumlah 65 perusahaan.
mempengaruhi
nilai
perusahaan
berpengaruh terhadap nilai
Setelah dilakukan pengujian maka
perusahaan. Sedangkan variabel ownership
diperoleh hasil yang menyatakan bahwa
0.05 yaitu
hipotesis 1 (H1) yaituownership retention
nilaiperusahaan setelah penawaran umum
tidak terdapat pengaruh yang signifikan
pedana.
terhadap nilai perusahaan setelah IPO. sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak, yaitu ownership retention
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap nilai perusahaan setelah IPO. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krinky dan Rotenberg (1989) yang menyatakan bahwa resiko spesifik perusahaan ditentukan oleh interaksi antara nilai perusahaan dengan varians return pasar. Hipotesis 2 (H2) yaitu investasi dari proceeds tidak terdapat pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan setelah IPO. Sehingga dapat dikatakan hipotesis kedua (H2)
ditolak
yaitu
proceedstidak
investasi
berpengaruh
dari
signifikan
terhadap nilai perusahaan setelah IPO.
Hipotesis
keempat
(H4)
yaitu
pengaruh saham yang msih dipertahankan pemilik lama terhadap nilai perusahaan memoderasikan
kepemilikan
manajerial.
Sehingga hipotesis keempat (H4) ditolak, maka kepemilikan manajerial bukan variable hubungan
antara
proporsi
kepemilikan
saham yang masih dipertahankan pemilik lama
dengan
nilai
perusahaan
setelah
penawaran saham perdana. Hasil pengujian ini berarti bahwa adanya kepemilikan dalam proporsi kepemilikan saham pemilik lama perusahaan
tidak
mempengaruhi
perusahaan
setelah
nilai
penawaran
umum
perdana.Hasil pengujian dalam penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Widarjo (2010).
Hipotesis ketiga (H3), yaitu reputasi
Pada hipotesis kelima (H5),yaitu
auditor terdapat pengaruh yang signifikan
pengaruh kepemilikn saham yang masih
terhadap
setelah
dipertahankan pemilik lama terhadap nilai
bahwa
perusahaan
nilai
IPO.Sehingga
perusahaan
dapat
dikatakan
memoderasikan
kepemilikan
hipotesis ketiga (H3) diterima yaitu reputasi
institusional maka hipotesis kelima (H5)
auditor berpengaruh signifikan terhadap
ditolak.
nilai perusahaan setelah IPO.Penelitian ini
penelitian
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Permanasari (2010) yang menyatakan bahwa
oleh Hartono (2003) dan Widarjo dkk
kepemilikan institusional tidak perpengaruh
(2010) yang menyatakan bahwa reputasi
terhadap nilai perusahaan.
auditor
berpengaruh
positif
terhadap
Penelitian
Implikasi.
yang
ini
sejalan
dilakukan
dengan
oleh
Ika
Berdasarkan
kepada
analisi
dan
Penelitian ini memiliki beberapa
pembahasan hasil pengujian hipotesis dapat
keterbatasan, yang apabila diatasi pada
diajukan beberapa implikasi yang tentunya
penelitian selanjutnya dapat memperbaiki
bermanfaat bagi perusahaa yaitu sebagai
hasil
berikut:
tersebut adalah:
1. Implikasi praktek khususnya investor, dalam mengambil keputusan untuk mempertahankan
sahamnya
1.
yang
mempertahankan
hanya sebesar 8,2% sedangkan sisanya
masih
sebesar 91,8% dijelaskan oleh variabel
sahamnya
Berdasarkan
temuan
penelitian ini juga,hendaknya investor dalam menetukan nilai perusahaan lebih baik menggunakan investasi, karena tingkat signifikannya. 2.
Implikasi
akademisi
masih
perlu
melakukan penelitian lagi tentang nilai perusahaan
ini
dengan
variabel-
variabel yang diteliti dalam penelitian ini ditambah dengan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan nilai perusahaan, karena masih dibutuhkan hasil penelitian yang lebih kuat tentang factor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya terbatas pada
yang menjelaskan nilai perusahaan
lain yang tidak diteliti dalam penelitian
perusahaan dalam menentukan nilai perusahaan.
keterbatasan
dari proceeds, dan reputasi auditor
hendaknya terfokus pada investasi dan saham
Beberapa
variabel ownership retention, investasi
harus
dengan melihat hasil penelitian ini
pemegang
penelitian.
ini seperti stuktur kepemilikan. 2.
Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini hanya 5 tahun yang setiap tahunnya perusahaan yang IPO selalu berbeda, sehingga sampel dalam penelitian ini masih sedikit dan masih dibawah jumlah yang ideal yaitu 100-200.
Saran 1. Diharapkan
untuk
peneliti
selanjutnya untuk dapat menambah variabel
lain
berpengaruh
yang terhadap
perusahaan, perusahaan, perlembar
mungkin nilai
misalnya:laba underpricing, saham
dan
harga reputasi
underwriter. 2. Perusahaan
manufaktur
di
BEI
sebaiknya memperhatikan kembali
pengaturan persentase kepemilikan
Welfare
saham
American Ekonomic Review, Vol.65.
pihak
manajerial
dan
Of
Is
Security
Holders,
institusional. 3. Untuk mengatasi kekurangan jumlah
Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005.
sampel, sebaiknya untuk peneliti
“Opini Audit Going Concern :Kajian
selanjutnya
Berdasarkan
periode
pengamatan
lebih dari 5 tahun
Kebangkrutan, Perusahaan,
DAFTAR PUSTAKA Ali, S. dan J. Hartono. 2003. Pengaruh pemilikan Metode Akuntansi terhadap Tingkat Underpricing Saham Perdana. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol.6. pp. 41-51.
Auditor,Proporsi
Dewan
Komisaris Independen,Leverage,Kepemilikan Manajerial dan Proporsi Komite Audit Independen Terpengaruh Manajemen Laba. Tesis, Universitas di Pononegoro. Semarang.
Pertumbuhan dan
Reputasi
Kantor
Bursa
Efek
Jakarta)”.
Simposium
Nasional Akuntansi VIII.966-978.
Firdaus,Agnar. 2011. Pengaruh Ownership Terhadap
Pengungkapan
Intellectual Capital dengan Corporate sebagai
variabel
moderating.
Universitas Pononegoro. Semarang.
Gumanti, Tatang Ary. 2007. Ownership Retention , Jumlah Faktor Resiko Tujuan
Penggunaan
Dana
dan
Underpricing dipasar Perdana Saham. Universitas Jember.
Downes, D. H dan R. Heikel. 1982. Signalling
Prediksi
Akuntasi Publik (Studi Pada Emiten
Retention
Antonio,Edgna. 2008. Analisis Pengaruh reputasi
Model
and
the
Valuation
of
Umseasoned New Issues.The Journal of Finance. Vol. XXXII No.1 March 1-10. Fama, E. 1978.The Effects Of a Firm’s Investment and Financing on The
Hartono.2005. Hubungan Teori Signalling dengan Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. JurnalBisnis dan Manajemen, Vol.5, Nol, 2005:35-50.
Hartono.
2006.
Analisis
Retensi
Kepemilikan Pada Perdana Sebagai
Sinyal Nilai Perusahaan. Jurnal Bisnis
Leland, H. E dan D. H. Pyle. 1977.
dan Manajemen, Vol. 6, No. 2, 2006:
Informational
141-162.
Structure,
Asymetries, and
Financial Financial
Intermediation. The Journal of Finance, Ika,Wien Permana Sari. 2010. Pengaruh Kepemilikan
Vol. XXXII. No. 2:371-387.
Manajerial,Kepemilikan
Institusional,dan
Corpotare
Social
McGuinness, P. 1993. The market voluation
Responsibility
Terhadap
Nilai
of intial public offerings in Hong Kong.
Perusahaan. Universitas Dipononegoro.
Applied Financial Economics, Vol,3
Semarang.
267-281.
Keasey, K dan P, McGuinness. 1992. An
Rezaee,
Z.
2003.
Empirical Investigation of the role of
Deterence
Signalling
Fraud,Critical
in
the
Valuation
of
Unseasoned Equity Issues. Journal
of
Consequences, financial
and
Statement
perspective
on
Accounting,pp.1-22.
Acconting and Business Research, Vol. 22,No. 86, pp.133-142,1992.
Manufaktur. Jurnal Akuntasi FE Unsil Vol 3,No 1,2008. Tasikmalaya.
Keasey, K dan P, McGuinness. 1992. An Empirical Investigation of the Role of Signalling
in
the
Valuation
of
Unseasoned Equity Issues. Journal
Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Non
Parametrik.PT.
Elex
Media
Komputindo. Jakarta.
Accounting and Business Research, Vol. 22, No. 86,pp. 133-142, 1992.
Sulistio, H. 2005. Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap
Keasey, K., dan H. Short. 1997. Equity
Initial Return: Studi Pada Perusahaan
Retention and Initial Public Offering:
yang
The
Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Influence
of
Singnalling
and
Entrenchmen Effect. Applied Financial Ecomonic 7:75-85.
Solo.
Melakukan
IPO
di
BEJ.
Sundjaja, S, Ridwan dan Berlian. 2010. Manajemen
Keuangan
2
Edisi
6.Bandung. Literata Lintas Media.
Dengan Kepemilikan Manajerial dan Institusional
Sebagai
Variabel
Pemoderasi.
Simposium
Nasional
Akuntansi Ke-13 Purwokerto. Susanti, Rita. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang
berpengaruh
Terhadap
Peusahaan.Universitas
Nilai
dipononegoro.
Semarang.
Trueman,
R.
between
2001. the
The
Relationship
Level
of
Capital
Expenditures and Firm Value.Journal of
Financial
and
Quantitative
Analysis.Vol. 21, no 2,june 1986.
Varma, R. 2001. The Role of Institutional Investors in Equity Financing and Corporate
Monitoring.Journal
of
Business and Economic Studies.”7:3953. Wahyudi,
U
dan
Pawestri.H.P.
2006.Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan: Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening.
Simposium
Nasional
Akuntasi 9. Padang.
Widarjo,Wahyu, Bandi dan
Sri Hartoko.
2010. Pengaruh Ownership Retention, Investasi dari Proceeds,dan Reputasi Auditor Terhadap Nilai Perusahaan