PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES DAN VOLATILITAS ARUS KAS TERHADAP PERSISTENSI LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2011-2013 Muhamad Reza Shahrawi, Dwi Fitri Puspa, Yunilma Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email :
[email protected] ABSTRACT The problem to be answered in this research are how book tax differences and cash flow volatility has influence toward earnings persistence. this research use 59 sample of manufacture factory that listed on Indonesian Stock Exchange in 2011 until 2013 by using purposive sampling method and the technique analysis is doubled linear regression. Based on the analysis, it was found that the book tax differences has positive influenced and significant toward earnings persistence while cash flow volatility has no significant influence toward earnings persistence. Keyword: book-tax differences, cash flow volatility, earnings persistence
operasi dan menghasilkan pengembalian
PENDAHULUAN Laporan
keuangan
merupakan
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
kepada
pemegang
sahamnya
(K.R.
Subramanyam dan John J. Wild, 2010:109).
yang terjadi selama tahun buku yang
Persistensi laba sering digunakan
bersangkutan. Laporan keuangan di buat
sebagai pertimbangan kualitas laba karena
oleh manajemen dengan
persistensi laba merupakan komponen dari
tujuan untuk
mempertanggung jawabkan tugas tugas yang
karakteristik
dibebankan
pemilik
predictive value (Jonas dan Blanchet, 2000).
perusahaan. Laporan keuangan pokok terdiri
Penman (2001) persistensi laba adalah laba
dari neraca, laporan laba rugi, laporan
akuntansi
perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
mendatang (expented future earnings) yang
Fokus utama laporan keuangan adalah
tercermin pada laba tahun berjalan (current
informasi mengenai laba. Laba merupakan
earnings). Persistensi laba merupakan salah
ringkasan hasil bersih aktifitas operasi usaha
satu komponen nilai prediksi laba dalam
dalam periode tertentu yaitu sampai sejauh
menentukan kualitas dari laba (Jonas dan
mana perusahaan dapat menutupi biaya
Blanchet;2000).
kepadanya
oleh
Page 1
kualitatif
yang
relevansi
diharapkan
Mengenai
di
yaitu
masa
karakteristik
kualitatif
informasi
akuntansi
yang
mengenai kualitas laba dilihat dari Book tax
dinyatakan dalam SFAC No.2 tahun 1980
differences. Beberapa penelitian terdahulu
kualitas primer informasi akuntansi adalah
antara lain Wijayanti (2006); Djamaludin,
relevansi dan reliabilitas. Untuk informasi
dkk (2008); Wiryandri (2009); dan Yulianti
akuntansi berupa laba meskipun persistensi
(2005) dan Hanlon (2005)
laba bukan merupakan komponen kualitas
bahwa terdapat pengaruh perbedaan antara
primer dari suatu laba, namun persistensi
laba akuntansi dengan laba fiskal terhadap
laba sering digunakan sebagai pertimbangan
persistensi laba.
kualitas laba karena dalam karakteristik relevansi terdapat komponen nilai prediktif laba. Salah satu nilai prediktif suatu laba adalah
persistensi
laba
(Jonas
dan
Blanchet;2000). Informasi yang terkandung dalam laba
(earnings)
memiliki
peran
penting dalam menilai kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat
mencerminkan
kelanjutan
laba
(sustainable earnings) dimasa depan, yang ditentukan oleh komponen akrual dan kas yang dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya (Penman, 2001).
menemukan
Volatilitas arus kas mempengaruhi persistensi
laba
ketidakpastian tinggi
karena
adanya
dalam lingkungan
operasi ditunjukan oleh volatilitas arus kas yang tinggi. Jika arus kas berfluktuasi tajam maka persistensi laba akan semakin rendah jadi volatilitas arus dapat dinyatakan sebagai tinggi rendah pergerakan aliran kas terhadap operasional perusahaan. Besaran akrual mempengaruhi
persistensi
laba
karena
semakin banyak akrual berarti semakin banyak estimasi dan error estimasi, dan karena itu persistensi laba akan semakin rendah (Fanani : 2010).
Menurut Fanani
Laba yang berkualitas adalah laba
(2010) laba dalam laporan keuangan sering
dapat
yang
digunakan oleh manejemen untuk menarik
berkelanjutan (sustainable earning) di masa
calon investor sehingga laba tersebut sering
depan. Para peneliti baik dalam dan luar
direkayasa sedemikian rupa oleh manajemen
negeri banyak yang meneliti tentang cara
untuk mempengaruhi keputusan investor.
yang
pendeteksian
mencerminkan
manajamen
laba
laba
yang
dilakukan manajemen perusahaan
yang
membuat kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Salah satu cara, informasi Page 2
Kontrak
Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang
pemilik
yang
diterapkan
perusahaan
(prinsipal)
antara dengan
telah dikemukakan diatas maka rumusan
manajemen (agen), sehingga mengakibatkan
masalah penelitian ini adalah :
prinsipal
1. Apakah Book-Tax Differences memiliki
kewenangan
pengaruh terhadap persistensi laba ? 2. Apakah volatilitas arus kas
mendelegasikan kepada
beberapa
agen
untuk
pengambilan keputusan dalam pengelolaan
memiliki
pengaruh terhadap persitensi laba?
perusahaan.
Jika
berhubungan
kedua
untuk
belah
pihak
memaksimalisasi
utilitas, maka ada kemungkinan agen tidak LANDASAN
TEORI
DAN
selalu bertindak untuk kepentingan utama
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
prinsipal.Oleh
karena
itu,
prinsipal
Teori Agensi
menyusun desain biaya pemonitoran untuk
Teori keagenan menyatakan bahwa
membatasi penyimpangan yang dilakukan
antara manajemen dan pemilik mempunyai
oleh agen. Dalam beberapa hal, prinsipal
kepentingan yang berbeda. Model keagenan
akan memberi imbalan kepada agen untuk
tersebut dirancang sebuah sistem dimana
menjamin agen tidak mengambil tindakan
melibatkan kedua belah pihak dalam suatu
yang dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan. Perusahaan yang memisahkan
prinsipal (Sanjaya, 2008).
fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan
Konflik kepentingan semakin tinggi
rentan terjadi konflik keagenan. Oleh karena
terutama
itu, diperlukan kontrak kerja yang baik dan
mengawasi aktivitas agen. Prinsipal tidak
jelas
mempunyai
antara pemilik
(principal)
dan
karena
prinsipal
cukup
tidak
informasi
dapat
tentang
manajemen (agent), sehingga kesepakatan
kewenangan dan kinerja yang dilakukan
tersebut diharapkan dapat memaksimumkan
oleh
utilitas principal, dan dapat memuaskan
informasi Asimetri informasi merupakan
serta menjamin agen untuk menerima
suatu
reward. Utilitas dan reward tersebut didapat
ketidakseimbangan
dari hasil aktivitas pengelolaan perusahaan
antara
yang tercermin dalam laba perusahaan
informasi
(Lambert, 2001 dalam Sanjaya, 2008).
prinsipalyang umumnya sebagai pengguna
agen,sehingga
kondisi
pihak
terjadi
di
mana
ada
perolehan
informasi
sebagai
penyedia
agen
(prepaper)
dengan
informasi (user) (Sanjaya, 2008). Page 3
asimetris
pihak
Persistensi Laba
Book Tax-Differences
Menurut Scot (2009) persistensi laba adalah revisi laba yang diharapkan dimasa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan sehingga
persistensi laba dapat
dilihat dari inovasi laba tahun berjalan dan dihubungkan
dengan
perubahan
harga
saham. Persistensi laba merupakan salah satu alat ukur kualitas laba. Laba yang berkualitas adalah laba yang mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earning) di masa depan, yang ditentukan oleh kompenen akrual dan aliran kasnya. Sehingga laba yang tidak berfluktuatif yang merupakan ciri dari
laba
yang
persisten,
menunjukan
kualitas laba akuntansi yang dilaporkan perusahaan baik. Selain itu, laba akuntansi yang berkualitas adalah laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived noice), dan dapat
mencerminkan
kinerja
keuangan
perusahaan yang sesungguhnya (Chandrarin, 2003 dalam Djamaluddin, dkk, 2008). Salah satu penyebab rendahnya kualitas laba akuntansi
adalah
dikarenakan
adanya
manajemen laba dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi (Schipper,1989 dalam Djamaluddin, dkk, 2008).
Dalam
peraturan
perpajakan
Indonesia mengharuskan perhitungan laba fiskal berdasarkan metode akuntansi yang menjadikan
dasar
akuntansi,
sehingga
perhitungan dalam
laba
pembuatan
laporan keuangan tidak perlu melakukan dua kali pembukuan berdasarkan kedua tujuan pelaporan tersebut. Perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal ditandai dengan adanya koreksi fiskal (positif dan negatif) atas
laba
akuntansi.
Hampir
semua
perhitungan laba akuntansi yang dihasilkan harus mengalami koreksi fiskal untuk mendapatkan
Penghasilan
Kena
Pajak
(PKP), karena tidak semua ketentuan dalam SAK digunakan atau diperbolehkan sebagai pengurang dalam peraturan perpajakan, dengan
kata
lain
banyak
ketentuan
perpajakan yang tidak sama dengan SAK (Djamaluddin, 2008 : 56), dalam SAK semua
pengeluaran
dikapitalisasi mempunyai
untuk
atau
biaya
boleh
dibebankan,
kecukupan
bukti
asal (valid)
sedangkan menurut UU perpajakan yang diperbolehkan sebagai pengeluaran / biaya (deductible expences) adalah biaya yang mempunyai hubungan langsung atau dengan istilah 3 M yaitu memperoleh, menagih dan memelihara pendapatan / penghasilan ).
Page 4
di
membuktikan bahwa book tax-differences
Volatilitas Arus Kas Volatilitas merupakan ukuran arus
tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.
kas yang dapat naik atau turun dengan cepat. Arus kas dalam periode jangka pendek adalah prediktor arus kas yang lebih baik dibandingkan
dengan
laba
atas
arus
Bedasarakan
berbagai
hasil
penelitian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
kas.Volatilitas dapat didefinisikan sebagai
H1 : book-tax difference berpengaruh
fluktuasi dari return-return suatu sekuritas
terhadap persistensi laba.
atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu (Tumirin, 2003) . Volatilitas arus
Pengaruh Volatilitas Arus Kas terhadap Persistensi Laba
kas adalah derajat penyebaran arus kas atau kas
Untuk mengukur persitensi laba
perusahaan (Dechow dan Dichev,2002).
dibutuhkan informasi arus kas yang stabil
Untuk
laba
yaitu yang mempumyai volitiltas yang kecil.
dibutuhkanlah informasi arus kas yang
Jika arus kas berfluktuasi tajam maka
stabil, dalam artian mempunyai volatilitas
sangatlah sulit untuk memprediksi arus kas
kecil. Jika arus kas berfluktuasi tajam maka
di masa yang akan datang Variabel ini sudah
sangatlah sulit untuk memprediksi arus kas
digunakan
di masa yang akan datang.
mengukur
Pengembangan Hipotesis
mendapatkan hasil bahwa valatilitas arus kas
Pengaruh Book Tax-Differences terhadap
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
Persistensi Laba
persistensi laba. Hal ini senada dengan
indeks
penyebaran
distribusi
mengukur
arus
kualitas
Berdasarkan penelitan sebelumnya
penelitian
oleh
Fanani
persistensi
yang
(2010)
dalam
laba
yang
dilakukan
yang dilakukan oleh Hanlon (2005) dan
Hayati (2013). Hasil
Wijayanti
statistik
dengan yang didapat oleh Sulastri (2014)
membuktikan bahwa book tax-differences
dan Titik (2010) yaitu volatilitas arus kas
secara
tidak
(2006)
signifikan
secara
berpengaruh
terhadap
persistensi laba. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djamaluddin dkk
(2008
)
yang
secara
statistik
berpengaruh
ini
oleh
bertentangan
signifikan
positif terhadap persistensi laba. Bedasarakan
berbagai
hasil
penelitian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
Page 5
dan
H2 : Volatilitas arus kas berpengaruh
dapat dikompensasi ke masa depan
terhadap persistensi laba.
(carry for ward) menjadi pengurang biaya pajak tangguhan dan diakui
METODE PENELITIAN
sebagai aset pajak tangguhan sehingga
Populasi dan Sampel Populasi
yang
akan
pengamatan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013. Pemilihan rentang waktu selama tiga tahun bertujuan agar penelitian hanya berfokus pada rentang waktu tersebut. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah suatu metode pengambilan sampel non probabilita yang disesuaikan
dengan
kriteria
dapat
menjadi
tertentu.
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam penentuan sampel penelitian ini adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten dan lengkap dari tahun 2011 - 2013 dan tidak di-delisting selama periode pengamatan penelitian.
mengaburkan
arti
book
tax
differences (Hanlon, 2005). 4.
Memiliki kelengkapan informasi yang dibutuhkan terkait dengan indikatorindikator perhitungan yang dijadikan variabel pada penelitian ini.
Defenisi
Operasional
Variabel
dan
Pengukuran. Persistensi Laba Persistensi laba adalah property laba yang menjelaskan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba yang diperoleh saat ini sampai masa mendatang. Definisi persistensi laba menurut Penman ( 2007 ) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang yang diimplikasi oleh inovasi laba tahun berjalan. Proksi persistensi ini adalah nilai koefisien dari model regresi laba tahunan dengan
rumus
sebagai
berikut:
2. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah, karena penelitian Book Tax Difference
dilakukan di Indonesia. 3. Perusahaan tidak mengalami kerugian dalam laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal selama tahun pengamatan. Alasannya adalah kerugian Page 6
Book tax differences (BTD) sebagai proksi discretionary accrual merupakan selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal yang hanya berupa perbedaan temporer, dan
ditunjukkan
oleh
akun
beban
pajak
tangguhan (deferred tax expense benefit) dibagi dengan total aset. Volatilitas Arus Kas
PL BTD VOK α β1 - β2 e
= Persistensi laba = Book tax-differences = Volatilitas arus kas = Konstanta = Koefisien arah regresi = Term error
Volatilitas arus kas adalah derajat penyebaran arus kas atau indeks penyebaran
ANASISIS DATA DAN PEMBAHASAN
distribusi arus kas perusahaan (Dechow dan
Deskripsi Sampel Penelitian
Dichev,2002). Untuk mengukur kualitas
Sampel penelitian dalam penelitian ini
laba dibutuhkanlah informasi arus kas yang
adalah
perusahaan
stabil, dalam artian mempunyai volatilitas
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
kecil. Jika arus kas berfluktuasi tajam maka
tahun 2011 sampai 2013. Data sekunder
sangatlah sulit untuk memprediksi arus kas
yang digunakan berupa data dari laporan
di masa yang akan datang.
tahunan
Dengan rumus :
keuangan (financial statement) perusahaan
(annual
manufaktur
yang
manufaktur
report)
dan
dipublikasikan
yang
laporan
pada
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id. = Volatilitas arus kas perusahaan j
Perusahaan
manufaktur
dipilih
dengan menggunakan metode purposive
tahun t = Standar deviasi aliran kas opersi
sampling, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
perusahaan j tahun t Total Aktifa jt = Total Aktifa Perusahaan j
Berdasarkan
proses
seleksi
sampel yang telah dilakukan, dari 136 perusahaan manufaktur yang terdafar di
tahun t
Bursa Efek Indonesia dikurangi dengan 77 Untuk
menganalisis
pengaruh
antar
variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan
analisis
regresi
berganda.
Analisis data pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
perusahaan yang tidak memenuhi kriteria diperoleh 59 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel. Statistik Deskriptif Analisis deskriptif dalam penelitian
PL= α+ β1BTD+β2VOK+e
ini disajian untuk memberikan informasi Page 7
mengenai
karakteristik
variabel-variabel
penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan Eviews versi 3.0 diperoleh hasil hitungan sebagai berikut:
N
Min
Max
Mean
Std. Deviasi
PRST
177
0.1
1.07
0.3335
0.17696
BTD
177
12.6 7
1.28
-5.3362
2.00409
VOK
177
-7.55
1.94
-3.1347
1.36181
Hasil Uji Normalitas Pada penelitian ini untuk menguji data terdistribusi normal atau tidak menggunakan alat uji Kolmogorov-Smirnov (KS) dengan
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Penelitian
Hasil Uji Asumsi Klasik
pengamatan nilai residual. Jika nilai Asymp. (2-tailed) > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa data telah terdistribusi normal. Berikut adalah hasil pengujian normalitas pada tabel dibawah ini :
Sumber : data sekunder yang diolah Eviews
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
3.0 Variabel
Cut Off
Asymp. (2-tailed)
Simpulan
bahwa nilai n berjumlah 177. Hal ini
PRST
0,05
0,397
Normal
menunjukan jumlah sampel sebanyak 177
BTD
0,05
0,131
Normal
VOK
0,05
0,051
Normal
Berdsarkan tabel 4.2 dapat diketahui
perusahaan dengan lama waktu pengamatan selama 3 tahun. Variabel persistensi laba
Sumber : data sekunder diolah SPSS 16.0
memiliki nilai minimum 0,1 dan nilai maksimum 1,07. Nilai rata-rata (mean)
Hasil dari perhitungan Kolmogorof
persistensi laba 0,3335 dan standar deviasi
Smirnov Test Dari tabel 4.3 diatas dapat kita
sebesar 0,17696 sedangkan untuk variabel
lihat bahwa nilai Asymp. (2-tailed) > 0.05
book tax differences memiliki nilai terendah
dengan nilai Asymp. (2-tail) masing-masing
-12,67 dan nilai tertinggi 1,28. Nilai rata-
variabel lebih besar dari alpha (α) sebesar
rata (mean) book tax differences -5,3362 dan
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data
standar deviasi 2,00409 serta variabel
telah terdistribusi dengan normal.
volatilitas arus kas memiliki nilai terendah 7,55 dan nilai tertinggi 1,94. Nilai rata-rata (mean) volatilitas arus kas -3,1347 dan standar deviasi 1,36181.
Hasil Uji Multikolonieritas Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi
diantara
variabel
independen. Di dalam model tidak terdeteksi gejala multikolinearitas bila nilai koefisien korelasi yang diperoleh berada dibawah Page 8
0,80.
Pengujiannya
dilakukan
dengan
menggunakan person correlation. Berikut
Tabel 4.5 Hasil Pengujian autokorelasi
tabel hasil pengolahan uji multikolonieritas : Tabel 4.4 Hasil Pengujian Multikolonieritas Keterangan
Koefisien
PRSTBTD PRSTVOK BTD- VOK
0.198365
Cut Off 0.80
0.100214
0.80
0.218118
0.80
Koefisien
Probability
Kesimpulan
1.458274
0.022339
Tidak terjadi
DurbinWatson
Kesimpulan Tidak terjadi Multikolonieritas Tidak terjadi Multikolonieritas Tidak terjadi Multikolonieritas
autokorelasi
Sumber : hasil data sekunder diolah menggunakan Eviews 3.0
Sumber : data sekunder yang diolah Eviews 3.0
Dari hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar
1.458274.
Hasil
tersebut
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat
menunjukan bahwa -2 ≤ 1.458274≤ +2,
dilihat bahwa variabel persistensi laba, book
sehingga dapat disimpulkan bahwa model
tax differences, dan volatilitas arus kas
regresi pada penelitian ini terbebas dari
memiliki nilai koefisien korelasi dibawah
masalah
0.80. Maka dapat
pengolahan
variabel
disimpulkan bahwa
persistensi
laba,
book
tax
autokorelasi data
lebih
dan lanjut
tahapan dapat
dilaksanakan.
differences, dan volatilitas arus kas terbebas Hasil Uji Heteroskedastisitas
dari masalah multikolinieritas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
Hasil Uji Autokorelasi
apakah model regresi terjadi ketidaksamaan
Suatu mode regresi yang baik adalah
varians dan residual satu pengamatan ke
model regresi yang bebas dari autokorelasi.
pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi
Uji Durbin-Watson dapat digunakan untuk
ada atau tidaknya heterokedastisitas dalam
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi.
penelitian ini menggunakan uji White.
Berikut hasil pngolahan uji auto korelasi
Berikut hasil pengolahan data dengan uji
pada tabel dibawah ini :
White :
Page 9
Dependen Variabel Persistensi Laba Sumber : hasil data sekunder diolah menggunakan Eviews 3.0
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Keterangan
Obs*Rsquared 17.21915
Book tax differences Volatilitas arus kas
Probability
Kesimpulan
0.05
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Dari tabel hasil uji regresi diatas dapat dilihat bahwa nilai R2 sebesar 0.042754 atau 4,27%. Hal ini menunjukan bahwa
Sumber : hasil data sekunder diolah
4,27% persistensi laba dipengaruhi oleh
menggunakan Eviews 3.0
book tax differences dan volatilitas arus kas.
Berdasarkan
hasil
pengujian
heteroskedastisitas dengan menggunakan uji White diperoleh nilai probability observasi R-squared
sebesar
17,21915.
Nilai
Sedangkan
95,73%
persistensi
laba
dipengaruhi oleh ole variabel-variabel lain yang tidak merupakan variabel independen pada penelitian ini.
probability Obs*R-squared 17,21915 > 0.05,
Dari hasil uji statistik F, diperoleh
maka dapat disimpulkan bahwa variabel-
nilai F – Prob sebesar 0,022339. Hasil uji
variabel dalam model regresi pada penelitian
statistic F dengan nilai probability sebesar
ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
0,022339 lebih besar dari alpha sebesar
atau terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
0.05 dengan ini dapat menjelaskan bahwa
Pengujian Hipotesis dan Pembahasannya
keseluruhan model regresi sudah layak atau
Hasil regresi variabel book tax differences dan volatilitas arus kas sebagai
fit
untuk
melihat
pengaruh
variabel
independen terhadap variabel dependen.
variabel independen terhadap persistensi
Hasil Pengujian Pengaruh Book Tax
laba sebagai variabel dependen dapat dilihat
Differences Terhadap Persistensi Laba
pada tabel berikut ini : Berdasarkan Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi
hasil
pengujian
hipotesis pada tabel 4.7 diatas, book tax differences memiliki nilai koefisien regresi
Keterangan
Koefisien Regresi
Probability
Kesimpulan
Kesimpulan Hipotesis
BTD
0.016364
0.0158
Signifikan
Diterima
0.4325
Tidak Signifikan
Ditolak
VOK
0.007769
R2
0.042754
F – Prob
0.022339
positif
sebesar
signifikannya kesalahan
0,016364
0,0158
sebesar
dan
dengan 0,05.
nilai tingkat
Hasil
ini
menunjukan bahwa nilai signifikan 0,0158 lebih kecil dari alpha 0,05 dengan demikian Page 10
hipotesis pertama (H1) diterima dan dapat
besar sampel yang tergolong book tax
disimpulkan bahwa
book tax differences
diffrences memiliki perbadaan temporer dari
berpengaruh signifikan terhadap persistensi
kedua hal di atas. Peraturan perpajakan yang
laba.
tidak mengakui penyisihan piutang tak Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil
penelitian
Suwandika
dan
yang
dilakukan
oleh
(2013)
serta
Astika
penelitian yang dilakukan oleh Wiryandari (2008) yang mendapatkan hasil bahwa book tax differences berpengaruh positif dan signifikan terhadap persistensi laba. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Djamaluddin dkk (2008 ) yang secara
statistik
membuktikan
bahwa
perbedaan laba akuntasi dengan laba fiskal tidak berpengaruh terhadap persistensi laba.
tertagih
dapat
membuat
manajemen
memanfaatkan hal tersebut. Piutang tak tertagih
akan
diakui
oleh
peraturan
perpajakan ketika daftar piutang tak tertagih yang dimiliki wajib pajak diserahkan kepada dirjen pajak dan piutang tersebut pada laporan laba rugi komersial telah diakui sebagai beban. Terealisasinya beban pajak tangguhan dimasa depan oleh kedua hal tersebut
mengakibatkan
beban
pajak
tangguhan dapat mengurangi laba akuntansi sehingga akan menyebabkan book tax differences berpengaruh pada persistensi
Berdasarkan hasil pengujian ini
laba.
dapat dijelaskan bahwa book tax diffrences dapat
menunjukan
adanya
intervensi
manajemen dengan memamfaatkan celah
Hasil Pengujian Pengaruh Volatilitas Arus Kas Terhadap Persistensi Laba
yang ada dalam standar akuntansi keuangan
Berdasarkan
hasil
pengujian
untuk menentukan besarnya laba akuntansi,
hipotesis pada tabel 4.7 diatas, volatilitas
intervensi yang dimaksud bahwa manajemen
arus kas memiliki nilai koefisien regresi
memiliki kewenangan yang besar untuk
positif
menentukan
besarnya
sebesar
0,007769
yang
signifikannya
beban
pajak
kesalahan
pemulihan
atau
menunjukan bahwa nilai signifikan 0,4325
penyisihan piutang tak tertagih, pemulihan
lebih besar dari alpha 0,05 dengan demikian
atau penyisihan atas imbalan kerja karyawan
hipotesis pertama (H1) ditolak dan dapat
(Suwandika dan Astika, 2013). Sebagian
disimpulkan bahwa volatilitas arus kas tidak
tangguhan
timbulnya
seperti
Page 11
sebesar
dengan
nilai
pos-pos
mengakibatkan
0,4325
dan
0,05.
tingkat
Hasil
ini
berpengaruh signifikan terhadap persistensi
persistensi laba. Sehingga hipotesis kedua
laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan
(H2) pada penelitian ini ditolak.
hasil penelitian yang dilakukan oleh Titik (2010) yang menemukan bahwa volatilitas
Keterbatasan penelitian dan Saran
arus kas kas berpengaruh positif namun
Penelitian ini tidak terlepas dari
tidak signifikan terhadap persistensi laba.
beberapa keterbatasan yang melekat dalam
Hal ini ditunjukan oleh nilai signifikan
penyusunan penelitian ini. Berikut beberapa
0,4325 lebih besar dari alpha 0,05 namun
keterbatasan dalam penelitian ini serta saran
penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
untuk penelitian selanjutnya :
penelitian Fanani (2010) dan Hayati (2013) yang secara statistik membuktikan bahwa volatilitas arus kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap persistensi laba.
dibutuhkan informasi arus kas yang stabil, yaitu yang mempunyai voaltilitas yang kecil. Jika arus kas berfluktuasi tajam maka sangat sulit untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang yang digunakan sebagai penentu kualitas dari suatu laba (Dechow dan Dichev, 2002).
ini
selanjutnya
menggunakan
selain
perusahaan
perusahaan
manufaktur sebagai objek penelitian seperti perusahaan non manufaktur, perusahaan jasa keuangan dan non keuangan. b. Penelitian ini mengukur variabel book tax differences menggunakan proksi pajak
hasil
penelitian
dan
pembahasannya pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : Book tax berpengaruh
positif
dan
signifikan terhadap persistensi laba. Dengan kata lain hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini diterima. Volatilitas arus kas berpengaruh
signifikan
terhadap Page 12
tangguhan.
selanjutnya
menggunakan
Berdasarkan
menggunakan
penelitian sehingga disarankan untuk
penelitian
Kesimpulan
hanya
perusahaan manufaktur sebagai objek
beban
PENUTUP
tidak
Penelitian
penelitian
Untuk mengukur persistensi laba
differences
a.
proksi
Untuk
disarankan lain
dalam
mengukur book tax differences seperti menggunakan proksi manfaat pajak tangguhan seperti yang digunakan oleh Hanlon (2005). c. Pada penelitian ini variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen hanya menggunakan variabel book tax differences dan volatilitas arus kas.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan
laba seperti besaran akrual, volatilitas
menggunakan
penjualan, tingkat hutang dan siklus
variabel
lain
untuk
melihat pengaruhnya terhadap persitensi DAFTAR PUSTAKA Andi Suwandika , I Made dan Putra Astika, Ida Bagus, 2014,Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi-Laba Fiskal dan Tingkat Hutang pada Persistensi Laba, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Bali. Asma, Tuti Nur, 2013, Pengaruh Aliran Kas dan Perbedaan antara LabaAkuntansi dengan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang, Padang. Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Jilid dua, Salemba Empat, Jakarta Dechow P. and I. Dichev. 2002. The Quality of Accruals and Earning: The Role of Accrual Estimation Errors. The Accounting Review 77. Suplement: 35-59. Djamaluddin, H.T. Wijayanti, dan Rachmawati, 2008, Analisis Perbedaan Antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Aliran Kas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.11, No.1, Hal: 52-74. Fanani, Zaenal. 2010. Analisis FaktorFaktor Penentu Persistensi Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 7,Universitas Airlangga
Page 13
operasi. Hanlon, M. 2005. The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash Flow When Firms Have Large Book-tax Differences. The Accounting Review 80 (March).pp 137-166. Harnanto, 2003. Akuntansi Intermediate. Yogyakarta: BPFE. Healy, P.M., and J.M. Wahlen. 1999. A Review of The Earnings Management Literature and Its Implications for Standard Setting, Accounting Horizons.13(4). p. 365383. Jonas, G, dan J, Blanchet, 2000, Assesing Quality of Financial Reporting, Accounting Horizons, 14 (3), pp: 190-215 Leonardo, Antonius, 2007, Laba Kena Pajak Sebagai Analisis Untuk Mengukur Kualitas Laba Perusahaan Studi Kasus Pada PT Great River Internasional Tbk.Tesis, Depok, Universitas Indonesia. Lestari, Budi, 2011, Analisi Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba. Skripsi, Semarang, Universitas Diponegoro. Lipe, Robert, 1986, “ The Information Contained in The Components of Earnings”, Journal of Accounting Research, Vol.24 ( Supplement 1986 ). Martani, D, dan A.E. Persada, 2009, Pengaruh Book Tax Gap Terhadap
Persistensi Laba, Jurnal Akuntansi Universitas Indonesia, Jakarta. Penman, S. H., 2001, Financial Statement Analysis and Security Valuation Second Edition, Singapore: Mc Graw Hill. Purwanti, Titik, 2010, Analisis Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual, Volatilitas Penjualan, Leverage, Siklus Operasi, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Kualitas Laba, Skripsi Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Resmi, Siti, 2005. Perpajakan: Teori Dan Kasus. Jakarta: Edisi Kedua, Salemba Empat. Richardson. Scott. A, Richard G. Sloan, et all. 2005. Accrual Reliability,Earnings Persistence and Stock Prices. Journal of Accounting and Economics, vol 39 , pp.437–485. Sabridal, Hayati, Okta, 2014, Pengaruh Volatilitas Arus Kas dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba, Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Padang, Padang. Sanjaya, I Putu Sugiartha, 2008, Auditor Eksternal , Komite Audit dan Manajemen Laba, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11. Scott,
William R. 2009. Accounting Theory, Canada:Prentice-Hall.
Financial 5th Ed.
Sloan, R.G. 1996. Do Strock Prices Fully Reflect Information in Accruals and Cash About Future Earnings?. The Accounting Review. Vol. 71. No. 3. Hal 289-315.
Page 14
Soemarso S.R, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Satu Edisi Lima, jakarta, Soewito, 2009, Materi Pajak Penghasilan Brevet A-B, Jakarta, LP3AB. Subramanyam, K.R ,John J .Wild. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kesepuluh , Buku Satu . Jakarta: Salemba Empat. Sulastri, Afri, Desra, 2014, Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Besaran Akrual dan Tingkt Hutang Terhadap Persistensi Laba, e-jurnal Universitas Negeri Padang. Suwardjono, 2006, Teori Akuntansi Perekayasaan dan Pelaporan Keuangan, Yogyakarta: BPFE. Tumirin, 2003, Analisis Variabel Akuntansi Kuartalan, Variabel Pasar, Arus Kas Operasi Yang Mempengaruhi BidAsk Spread. Thesis. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Wijayanti, H.T., 2006, Analisis Pengaruh Perbedaan antara Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual, dan Arus Kas, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang. Wiryandari, S.A., dan Yulianti, 2008, Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi dan Laba Pajak dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba, Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang. www.tempo.com www.idx.com
Page 15