PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, INVESTASI SWASTA DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI SUMATERA BARAT PADA ERA DESENTRALISASI FISKAL Indriyani1, Erni Febrina Harahap2, Nurul Huda2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta 2 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta Padang Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] 1
Abstract
Increasing of population will be increase the labor, the addition of the areas will be encouraged the production. Growth of the population (labor force) is accompanied by the availability of jobs will be increase economic out put. Analysis of the date used for this research used multiple linear regression analysis method. Using partial test (t test), simultaneous test (F test) and test the coefficient of determination (R2). Classical assumption test by using normality test, multicollinearity test, autocorrelation test and heteroskidastity test. The data used in this research is GDP West Sumatera Province, local revenue, private investment and employment. The result of local revenue and labor have positive and significant impact on GDP West Sumatera Province, while private investment have positive impact and not significant to GDP West Sumatera Province. Keyword : GDP, local revenue, private investment, and labor. Pendapatan asli Daerah (PAD)
Pendahuluan Otonomi Daerah merupakan salah
merupakan sumber pendapatan daerah
satu bentuk dari program pemerintah yang
yang dapat dijadikan sebagai salah satu
dibuat
tolok ukur bagi kinerja perekonomian
dengan
tujuan
agar
dapat
menyelesaikan permasalahan daerah dalam
suatu
mengelola informasi kedaerahan, membuat
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintah daerah berada dalam posisi
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang
lebih baik, untuk memobilisasi sumber
Nomor
daya secara
untuk
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
pencapaian tujuan pembangunan daerah.
Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan
Kebijakan
otonomi
Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan
daerah dapat dilakukan dengan baik
yang diperoleh daerah yang dipungut
(Kuncoro, 2004).
berdasarkan
mandiri
serta
desentralisasi
dan
daerah.
33
Berdasarkan
Tahun
peraturan
2004
daerah
Undang-
tentang
sesuai
dengan peraturan perundang-undangan,
1
meliputi: Pajak Daerah, Retribusi daerah,
bersifat kuantitatif dan biasanya di ukur
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dengan
dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang sah.
domestik bruto.
Menurut Sadono Sukirno (2005)
Dampak
kegiatan investasi memungkinkan suatu
Swasta dan Tenaga Kerja di provinsi
kemakmuran
sumatera barat sebagai berikut :
masyarakat. Peranan ini bersumber dari
Data PDRB, PAD, Investasi Swasta dan Tenaga
tiga fungsi penting dari kegiatan investasi,
Kerja di Provinsi Sumatera Barat
yakni (1) investasi merupakan salah satu
sehingga
dari
pengeluaran
kenaikan
meningkatkan
diberlakukannya
PDRB, Pendapatan Asli Daerah, Investasi
meningkatkan pendapatan nasional dan
komponen
Tahun
PDRB (Juta)
PAD (Ribu)
Investasi Swasta (Juta)
agregat,
investasi
permintaan
produk
ekonomi, dapat dilihat dari perkembangan
kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
taraf
data
desentralisasi fiskal pada pertumbuhan
masyarakat terus menerus meningkatkan
meningkatkan
menggunakan
Tenaga Kerja (Orang)
2006
Rp.31.562.318,6
Rp.374.433.098 Rp.1.654.868 2.051.800
akan
2007
Rp.33.471.906,73
Rp.445.591.302 Rp.2.206.012 2.106.711
agregat,
2008
Rp.35.511.100
Rp.512.650.147 Rp.2.224.253 2.127.512
2009
Rp.37.408.890
Rp.535.411.294 Rp.2.935.126 2.172.002
2010
Rp.39.602.250
Rp.552.991.062 Rp.3.758.984 2.194.040
pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal
Sumber : BPS Sumatera Barat dalam angka (2006-2010).
sebagai akibat investasi akan menambah
Berdasarkan data yang diperoleh di
kapasitas produksi; (3) investasi selalu
BPS Sumatera Barat diketahui bahwa
diikuti
perkembangan PDRB Sumatera Barat
oleh
perkembangan
teknologi.
Selain menjelaskan mengenai PAD dan
selama
investasi swasta penulis juga menjelaskan
mengalami peningkatan. Pada tahun 2006
tentang tenaga kerja,tenga kerja yaitu
perkembangan PDRB Provinsi Sumatera
setiap orang yang mampu melakukan
Barat sebesar Rp. 31.562.318,60 Juta, dan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan
pada akhir tahun 2010 PDRB Provinsi
jasa baik untuk memenuhi kebutuhannya
Sumatera Barat meningkat mencapai nilai
sendiri maupun untuk masyarakat.
sebesar Rp. 39.602.250,00 Juta. Hal ini
perekonomian
sampai
2010
Barat menunjukkan ke arah pembangunan
adalah peningkatan dalam kemampuan suatu
2006
membuktikan bahwa Provinsi Sumatera
Selanjutnya pertumbuhan ekonomi
dari
periode
ekonomi yang teguh.
dalam
Selanjutnya perkembangan PAD di
memproduksi barang-barang dan jasa.
Provinsi
Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi
Sumatera
Barat
mengalami
peningkatan dari tahun 2006 sampai 2010.
lebih menunjukkan pada perubahan yang 2
Pada tahun 2006 perkembangan PAD di
Uji koefisien regresi (t statistik)
Provinsi Sumatera Barat sebesar Rp.
melihat
374.433.098,00 Ribu, dan pada akhir tahun
independen secara individual terhadap
2010 perkembangan PAD di Provinsi
variabel dependen.
Rp.
552.991.062,00
Sedangkan
perkembangan
Ribu.
dimana:
realisasi
t test=Nilai t yang dihitung bi= Elastisitas variabel (i)
Barat juga mengalami peningkatan dari
se(bi)= Standar error (i)
tahun 2006 sampai 2010. Pada tahun 2006
dengan ketentuan :
perkembangan investasi swasta yang telah
1. t hitung < t tabel
direalisasikan di Provinsi Sumatera Barat
hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa
1.654.868,00 juta, dan pada
alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada
akhir tahun 2010 besar investasi swasta di Provinsi
Sumatera
Rp.3.758.984,00
Barat Juta.
hubungan yang berarti antara variabel
mencapai
bebas dengan variabel terikat.
Kemudian
2. t hitung > t tabel
perkembangan Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat
hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa
yang termasuk dalam
alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat
angkatan kerja tahun 2006 sebanyak 2.051.800 jiwa, meningkat
variabel
t test = 1 + 𝑠𝑒(𝑏𝑖 )
Investasi Swasta di Provinsi Sumatera
sebesar Rp.
antara
𝑏𝑖
Sumatera Barat meningkat mencapai nilai sebesar
pengaruh
hubungan yang berarti antara variabel
menjadi
bebas dengan variabel terikat.
2.106.711 jiwa pada tahun 2007, dan pada
Pengujian R2 atau koefisien dete-
tahun 2008 terjadi peningkatan kembali
rminasi berguna untuk melihat seberapa
jumlah angkatan kerja di kabupaten/ Kota
besar proporsi sumbangan seluruh variabel
Provinsi Sumatera Barat menjadi sebanyak
bebas terhadap naik turunnya variabel
2.127.512 jiwa. Hingga akhir tahun 2010
tidak bebas.
jumlah angkatan kerja mencapai sebanyak
R2 =
2.194.040 jiwa.
𝑥1𝑦1 𝑥12
𝑦12
Dimana: Metodologi Penelitian Metode
dalam
Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1,
penelitian ini adalah metode analisis
suatu R2 sebesar 1 berarti ada kecocokan
regresi
linear
yang
R2 = Koefisien determinasi digunakan
berganda
dan
dapat
sempurna, sedangkan yang bernilai 0
dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:
berarti tidak ada hubungan antara variabel
Y = f(X1, X2,X3) ..................................
independen dan dependen. 3
Untuk
menguji
tidaknya
yang Best Linear Unbiased Estimator
pengaruh seluruh variable bebas terhadap
(BLUE), di mana nilai penaksir tak bias,
variable terikat :
mempunyai varians yang minimum. OLS
𝑅2
ada
𝑘−1
harus ditunjang oleh seperangkat asumsi
F test =1−𝑅 2 (𝑛−𝑘)
yang harus dipenuhi agar tercapai hasil
Dimana ;
yang optimum. Menurut Gujarati (2003)
F test = Nilai F yang dihitung R2
= Koefisisien Determinasi
k
= Jumlah variable
n
= Jumlah tahun pengamatan
bahwa asumsi-asumsi dalam MRLK yang perlu diuji adalah : Uji
dengan ketentuan: 1. F hitung< Ftabel
normalitas
bertujuan
untuk
menguji apakah
dalam model regresi
variabel
dan
terikat
variabel
bebas,
Hipotesa nol (Ho) diterima dab hipotesa
keduanya mempunyai distribusi normal
alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak ada
atau tidak. Model regresi yang baik adalah
hubungan yang berarti antara variabel
yang mempunyai distribusi normal atau
bebas dengan variabel terikat.
mendekati normal. Ada beberapa metode untuk mengetahui normal atau tidak suatu
2. F hitung > F tabel Hipoteas nol (Ho) ditolak dan hipotesa
data.
alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat
menggunakan Kolmogorov-Smirnov(K-S).
hubungan yang berarti antara variabel
akan
tingkat kekeliruan 5% (0,05), maka dapat
Ordinary Least Square (OLS) memerlukan Model
ini
jika nilai probabilitas lebih besar dari
Analisis data dengan menggunakan
dalam
penelitian
Dasar pengambilan keputusannya,
bebas dengan variabel terikat.
asumsi-asumsi
Dalam
disimpulkan bahwa nilai residual dari
Regresi
model
Linear Klasik (MRLK) digunakan dalam
regresi
berdistribusi
normal.(Suliyanto, 2011).
penelitian ini. OLS merupakan model yang untuk
Pendeteksian multikolinearitas ber-
mempelajari hubungan di antara variabel
tujuan untuk mengetahui apakah dalam
ekonomi.
model regresi ditemukan adanya korelasi
paling
popular
digunakan
antar
Metode ini dianggap mempunyai
variabel
regresi
(independent
sifat-sifat yang dapat diunggulkan oleh
variables).
karena secara teknis sangat mudah dalam
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
perhitungan dan penarikan interpretasinya.
variabel bebas. Jika variabel bebas saling
Di samping itu, karena sifat penaksir OLS
berkorelasi, maka variabel-variabel ini 4
Model
bebas
yang baik
tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
multikolinieritas mudah terdiagnosa, tapi
variabel-variabel bebas yang nilai korelasi
dalam situasi lain tidak.
antar sesama variabel bebas sama dengan
Apabila
nol. Untuk mendeteksi ada atau tidak ada
berikut :
sebagai berikut :
1) Mengeluarkan salah satu atau lebih
a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu
variabel
estimasi model regresi empiris sangat
kolonieritas.
mengeluarkan
tinggi, tetapi secara individual variabel-
Namun
variabel-variabel
dari
model membawa dampak kesalahan
variabel bebas banyak yang tidak
spe-sifikasi model.
variabel
2) Meningkatkan ukuran sampel.
terikat.
3) Mengkaji ulang modelnya.
b) Menganalisis matrik korelasi variabelvariabel bebas. Jika antar variabel bebas ada
multi-
diperbaiki dengan beberapa cara sebagai
dapat dilakukan dengan beberapa cara
mempengaruhi
masalah
kolinearitas, maka menurut Gujarati dapat
multikolinearitas di dalam model regresi
signifikan
terjadi
korelasi
yang
cukup
4) Memanfaatkan informasi sebelumnya
tinggi
tentang beberapa parameter.
(umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan
indikasi
adanya
5) Transformasi variabel.
multi-
kolinearitas. Tidak adanya korelasi
Pendeteksian autokorelasi bertujuan
yang tinggi antar variabel bebas tidak
mengetahui apakah dalam model regresi
berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas
dapat
linear
disebabkan
ada
korelasi
pengganggu
karena adanya efek kombinasi dua atau
pada
antara periode
kesalahan t
dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1
lebih variabel bebas.
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
Menurut Gujarati (2003) bahwa
ada
problem
autokorelasi.
pada dasarnya tidak ada alat diagnosa
Autokorelasi muncul karena observasi
multikolinearitas yang memberi jawaban
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
lengkap
kolonieritas.
sama lainnya. Masalah ini timbul karena
Masalah multikolinearitas adalah masalah
kesalahan pengganggu tidak bebas dari
derajat dan merupakan fenomena spesifik
satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini
sampel. Dalam beberapa situasi, mungkin
sering ditemukan pada data runtun waktu
atas
masalah
(time 5
series)
karena
gangguan
pada
seseorang individu/ kelompok cenderung mempengaruhi
pada
individu/kelompok
gangguan
yang
sama
1) Metode Cohran-Orcut.
Metode ini
pada
dilakukan dengan cara mentransformasi
pada
persamaan utama dengan koefisien ρ
periode berikutnya.
dari autoregressive dalam error term.
Uji LM akan menghasilkan statistik Breusch-Godfrey.
Pengujian
Proses penaksiran dilakukan hingga mendapatkan nilai ρ yang paling baik.
Breusch-
Godfrey (BG Test) dilakukan dengan
Transformasi
meregres variabel pengganggu ut. Hal ini
dilaksanakan berdasarkan nilai yang
akan
terbaik.
dilakukan
dengan
autoregresive
model sebagai berikut : U
t
2) Metode
1 u t 1 2 u t 2 ...... n u 1 n t
model
Hidreth
regresi
Lu.
Metode
awal
ini
mentransformasi model utama dengan nilai koefisien ρ mulai dari 0,1 sampai
Dasar pengambilan keputusan adalah
dengan 1,0 untuk
mentransformasi
angka statistik F atau apabila ukuran
modelnya. Hasil terbaik dipilih dengan
sampel besar dapat menggunakan dasar
melihat
statistik 2 yang diperoleh dari ((n-
regresi-regresi tersebut.
2
square
terkecil
dari
2
p)R )p. Secara manual, jika (n-p) * 2
sum
2
3) Metode Durbin Watson. Metode ini
2
R atau χ hitung lebih besar dari χ tabel,
mentransformasi model utama dengan
maka hipotesis nol yang menyatakan
nilai koefisien ρ yang dihtung dari 1-d/2
bahwa tidak ada autokorelasi dalam model
(d adalah DW Statistik).
ditolak. Tetapi jika (n-p) * R2 atau χ2 hitung lebih kecil dari χ2 tabel, maka
Dalam penelitian ini metode yang
hipotesis nol yang menyatakan bahwa
digunakan adalah metode Durbin Watson.
tidak
Heteroskedastisitas
ada
autokorelasi
dalam
model
muncul
apa
bila
diterima. Uji ini menggunakan dasar
kesalahan atau residual dari model yang
hipotesis nol bahwa semua koefisien
diamati tidak memiliki varians yang
autoregressive
sama
konstan dari satu observasi lainnya. Jika
dengan nol. Dengan kata lain tidak
varians dari residual satu pengamatan ke
terdapat autokorelasi pada setiap order
pengamtan lain konstan, maka disebut
pengamatan.
homokedastisitas. Untuk menguji model
secara
simultan
regresi Apabila terjadi autokorelasi, menurut
yang
heteroskedastisida
Gujarati (2003) dapat diatasi dengan
digunakan atau
tidak,
terdapat dapat
dilakukan dengan uji park, uji whaite, uji
beberapa cara yaitu : 6
glejtser, dan uji brusch-pagan-godfrey
Koefisien dari
(Gujarati, 2003)
adalah 0,414 dan nilai tersebut adalah positif, maka peningkatan investasi swasta
Dalam penelitian ini untuk men-
berpengaruh
getahui adanya heteroskedastisitas di-
signifikan
akan
secara
model
empiris
yang
PDRB
meningkatkan
PDRB
Provinsi
Sumatera Barat sebesar Rp.0,414 juta.
statistik, hal ini menunjukan bahwa dalam data
terhadap
swasta meningkat sebesar Rp.1 Juta, maka
apabila koefisien parameter beta dari tersebut
positif
Provinsi Sumatera Barat. Jika investasi
lakukan dengan uji park, dalam uji park,
persamaan
investasi swasta
diestimasi
Koefisien dari Tenaga Kerja adalah
terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya,
14,236 dan nilai tersebut positif, maka
jika parameter beta tidak terdapat beta
peningkatan Tenaga kerja berpengaruh
tidak signifikan secara statistik, maka
positif terhadap PDRB Provinsi Sumatera
dapat disimpulkan bahwa model regresi
Barat. Jika Tenaga Kerja meningkat
tidak terdapat heteroskedastisitas.
sebesar 1 orang, maka PDRB Provinsi Sumatera Barat akan meningkat sebesar
Hasil Dan Pembahasan
Rp.14,236 Juta.
Persamaan regresi linear berganda
Dari perhitungan Nilai R square
diperoleh hasil sebagai berikut :
adalah 0,959. Variasi
Y = -1218161,925 + 0,056 X1 + 0,414 X2 + 14,236 X3 t-hitung= t-tabel
(17,893)
(1,377)
naik turunya
pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera
(17,662)
Barat dapat dijelaskan oleh
= 1,662
PAD,
F- hitung= 703,997
Investasi, Tenaga Kerja Sebesar 95,90
F-tabel
persen sedangkan 04,10 persen dijelaskan
= 2,705
2
R = 0,959
oleh variabel-variabel lain di luar model.
α= 5%
Koefisien dari nilai PAD adalah
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
0,056 dan nilai tersebut positif, maka
nilai t-hitung untuk Pendapatan Asli
peningkatan PAD
berpengaruh positif
Daerah 17,893 dan t-tabel dengan tingkat
terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat.
kepercayaan 95% (α =5%) , df = 91
Artinya setiap kenaikan PAD
sebesar
diperoleh 1,662. Terlihat t- tabel lebih
Rp.1 ribu , maka PDRB Provinsi Sumatera
kecil dari t-hitung, maka H0 ditolak, Ha
Barat akan meningkat sebesar Rp.0,056
diterima yang berarti bahwa Pendapatan
Juta.
Asli Daerah (PAD) berpengaruh signifikan
7
terhadap PDRB Provinsi Sumatera Barat
dengan derajat kepercayaan sebesar 95%.
pada tingkat kepercayaan 95%.
Adalah F0,025,(3)(91) = 2,705. Sedangkan Fhitung sebesar 703,997. karena
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
lebih besar dari F-tabel (703,997>2,705).
nilai t-hitung Investasi Swasta sebesar 1,377
dan
t-tabel
dengan
F-hitung
Ini berarti bahwa PAD, Investasi Swasta,
tingkat
dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan
kepercayaan 95% (α =5%) , df = 91
dalam menjelaskan perkembangan PDRB
diperoleh 1,662. Terlihat t- tabel lebih
Provinsi Sumatera Barat.
kecil dari t-hitung, maka Ho diterima, Ha ditolak yang berarti Investasi Swasta
Dalam penelitian ini, normalitas
berpengaruh tidak signifikan terhadap
diuji dengan menggunakan Kolmogorov-
PDRB Provinsi Sumatera Barat.
Smirnov
maka dapat disimpulkan bahwa nilai
Sumatera Barat tidak merata sehingga
residual dari model regresi berdistribusi
kontribusinya bagi penunjang ekonomi
normal (Suliyanto,2011).
tidak efektif, disamping itu dengan tidak tersebut
juga
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
mengakibatkan pembangunan infratsruktur
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
yang seharusnya bisa menunjang kegiatan ekonomi
tidak
bisa
berjalan
dengan
95
Normal Parameters (a,b)
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
t-tabel
dengan
Mean
,0
Std. Deviation
nilai t-hitung untuk Tenaga Kerja sebesar dan
Standardized Residual
N
sebagaimana mestinya jadi terhalang.
17,662
pengambilan
besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05),
yang direalisasikan di kabupaten/ kota di
realisasi
Dasar
keputusannya, jika nilai probabilitas lebih
Hal ini dikarenakan investasi swasta
meratannya
(K-S).
Most Extreme Differences
tingkat
,98391316
Absolute
,062
kepercayaan 95% (α =5%) , df = 91
Positive
,062
diperoleh 1,662. Terlihat t- tabel lebih
Negative
-,053
kecil dari t-hitung, maka H0 ditolak, Ha
Kolmogorov-Smirnov Z
,609
diterima yang berarti bahwa Tenaga Kerja
Asymp. Sig. (2-tailed)
,852
berpengaruh signifikan terhadap PDRB
Sumber : Data diolah
Provinsi Sumatera Barat. Uji
F-
hitung/statistik
Berdasarkan secara
terlihat
serempak ditunjukan oleh perbandingan Fhitung dengan F-tabel. F-tabel (F
bahwa
hasil
output
sig.(2-tailed)
diatas sebesar
0,852>0,05. Oleh karena itu Ho diterima.
α/2 k-1(n-k),
8
Hal ini berarti nilai residual terstandarisasi
Dari Uji ini bertujuan untuk melihat
dinyatakan menyebar secara normal.
apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
Model regresi yang baik seharusnya
periode t dengan kesalahan periode t-1
tidak terjadi korelasi diantara variabel
(sebelumnya). Model regresi yang baik
independen. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas
dilakukan
adalah yang bebas dari autokorelasi.
dengan
Masalah autokorelasi umumnya terjadi
memperhatikan nilai matriks korelasi yang
pada regresi yang datanya time series.
dihasilkan pada saat pengolahan data serta
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi
nilai VIF (Variance Inflation Factor)dan
dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Tolerance-nya. Nilai dari VIF yang kurang
Durbin Watson. secara umum panduan
dari 10 dan tolerance yang lebih dari 0,10
mengenai angka Durbin-Watson dapat
maka menandakan bahwa tidak terjadi
diambil patokan sebagai berikut:
adanya gejala multikolinearitas. Sehingga
(Andryan Setya Dharma, 2010).
dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terkena multikolinieritas.
Keputusan
tidaknya
Autokorelasi adalah:
Uji Multikolinearitas Model Tolerance PAD 0,512 Investasi Swasta 0,538 Tenaga Kerja 0,523 Sumber : data diolah
ada
1. Bila nilai DW berada di antara du
VIF 1,953 1,859 1,911
sampai dengan 4-du, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya tidak ada autokorelasi
Dari ketentuan yang ada bahwa jika
2. Bila nilai DW lebih kecil dari dl,
nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,10 maka
koefisien autokorelasi lebih besar dari
tidak terjadi gejala multikolinearitas dan
nol. Artinya ada autokorelasi positif
nilai yang didapat dari perhitungan adalah
3. Bila nilai DW terletak di antara dl dan du, maka tidak dapat disimpulkan
sesuai dengan ketetapan nilai VIF dan tolerance, dan dari hasil analisis diatas
Hasil Durbin Watson Test
dapat diketahui nilai toleransi semua
Dw Dl Du 2,01 1,601 1,731 0 5 6 Sumber : Data diolah
variabel independen (PAD, Investasi, dan Tenaga Kerja) lebih dari 0,10 dan nilai VIF
kurang
dari
10.
Maka
dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas
9
4-Dl 2,398 5
4-Du 2,268 4
Tabel di atas memperlihatkan bahwa
pertumbuhan
nilai D-W berada di antara Du < DW < 4-
ekonomi
di
Provinsi
Sumatera Barat.
Du (1,7316<2,010< 2,2684), maka dapat
Kesimpulan Dan Saran
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
Berdasarkan hasil penemuan empiris
autokorelasi pada persaman tersebut.
yang diperkuat oleh hasil perhitungan Uji Heteroskedastisitas
statistik,
maka
penulis
mengambil
kesimpulan sebagai berikut : Scatterplot
1.
Secara
umum
Investasi
Swasta, dan Tenaga Kerja secara
Dependent Variable: PDRB
bersama-sama Regression Studentized Residual
PAD,
berpengaruh sig-
nifikan terhadap PDRB Provinsi
2
Sumatera Barat. Hasil ini diperkuat 0
oleh pengujian F-test, dimana Fhitung lebih besar dari F-tabel
-2
(703,997>
2,705)
pada
tingkat
kepercayaan 95% dan didukung
-4 -2
0
2
dengan perolehan nilai koefisien
4
Regression Standardized Predicted Value
Determinasi (R2) sebesar 95,90 yang berarti PDRB Provinsi Sumatera Barat Sumber : Data diolah
dipengaruhi
variabel
tersebut
oleh
ketiga
yaitu
PAD,
dengan
Investasi Swasta, dan Tenaga Kerja
dapat
sebesar 04,10 persen dan sisanya
diketahui bahwa titik-titik yang menyebar
sebesar 10,10 persen merupakan
secara acak baik diatas maupun dibawah
faktor-faktor
angka nol, pada sumbu Y serta tidak
pengaruhi PDRB Provinsi Sumatera
membentuk
Barat.
Dari mengunakan
hasil
analisis
SPSS
15
pola
atau
diatas
kecenderungan 2.
tertentu pada diagram plot, sehingga dapat
lain
yang
mem-
Pada pengujian parsial (Uji t-test)
mengidentifikasikan tidak terjadi adanya
masing-masing variabel independen
heteroskedastisitas dan model regresi layak
(
digunakan
menunjukkan pengaruh positif dan
untuk
memprediksi
PAD,
dan
Tenaga
kerja
)
signifikan terhadap PDRB Provinsi 10
Sumatera kepercayaan investasi
Barat
pada
95%. Swasta
_______. 2006-2011. Padang Pariaman Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
tingkat Sementara
berpengaruh
________. 2006-2011. Pasaman Barat Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik
negatif dan tidak signifikan terhadap PDRB Provinsi Sumatera
_______. 2006-2011. Pasaman Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
Barat pada tingkat kepercayaan 95%.
DAFTAR PUSTAKA
_______. 2006-2011. Payakumbuah Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik. 2006-2011. Agam Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
_______. 2005-2011. Pesisir Selatan Dalam Angka 2007. Padang: Badan Pusat Statistik.
_______. 2006-2011. Bukittinggi Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
________. 2006-2011. Sijunjung Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
________. 2006-2011. Dharmasraya Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
________. 2006-2011. Solok Dalam Angka 2012. Padang ; Badan Pusat Statistik.
________. 2006-2011. Kep Mentawai Dalam Angka . Padang: Badan Pusat Statistik.
_______. 2006-2011. Solok Selatan Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
________. 2006-2011. Kota Padang Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
_________. 2006-2011. Sumatera Barat Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik .
________. 2006-2011. Kota Pariaman Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
________.2006-2011. Tanah Datar Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
_______. 2006-2011. Kota Sawahlunto Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
Gujarati, Damodar N. 2003, Basic Econometrics, Fifth Edition. McGraw Hill, USA.
_______. 2006-2011. Kota Solok Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
Kuncoro, M. 2004. Otonomi Daerah: Reformasi, Perencanaan, Stretegi dan Peluang. Penerbit Erlangga. Jakarta.
________. 2006-2011. Lima Puluah Kota Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
Parhah/Kontribusi_Desentralisasi_Fiskal_ Terhadap_Pertumbuhan_Ekonom.P df. Diakses tanggal 4 Juli 2011.
________. 2006-2011. Padang Pajang Dalam Angka. Padang: Badan Pusat Statistik.
11
Pujiati., Amin. 2008. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Di Karesidenan Semarang Di Era Desentraliasi Fiskal. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Kajian Ekonomi Negara Berkembang. Hal:61-70. Republik Indonesia. 2004. UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Setyadharma, Andryan. 2010. “Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 16.0”. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Semarang. Sukirno, Sadono. 2005. Makro Ekonomi Modem: Perkembangan Pemikiran dari Klasik hingga Keynesian Baru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Suliyanto., 2011. Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS. Andi Yogyakarta. Yogyakarta. http://www.jbs.co.id
12