PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VIII SMP BUNDA PADANG Yudi Suprianto1, Khairudin2, Karmila Suryani1, 1) Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected] Abstrac The research objective was to determine whether the study results apply ICT students learning cooperative learning model Numbered Heads Together tip better than ICT learning outcomes of students learning to apply conventional learning in class VIII SMP BUNDA Padang. The learning process Information and Communication Technology in class VIII SMP BUNDA Padang still centered on the teacher and the majority of students do not dare to submit the question during the learning process. This has an impact on learning outcomes of students' ICT low. Efforts to do to overcome that by implementing cooperative learning model Numbered Heads Together. This type of research is experimental research. The population in this study were all students of class VIII SMP BUNDA Padang school year 2014/2015. The sample consisted of two randomly selected class is class VIII.3 (experimental) and class VIII.1 (control). Based on the analysis of the data obtained in the experimental class learning outcomes has an average value of 84.95 and the control class has an average value of 70.94. Based on the data analysis of the student's final test obtained t = 5.714 and ttabel = 2,018.Karena thitung> ttabel then the hypothesis is accepted. So it can be concluded that the ICT learning outcomes of students who apply cooperative learning model Numbered Heads Together is better than ICT learning outcomes of students who apply conventional learning. Keywords: Learning, Numbered Heads Together, Information Technology and Communications. ranyameningkatkankualitas 1. PENDAHULUAN Pendidikanmemegangperananpenting dalamperkembanganilmupengetahuandante knologi
guru
teknologiinformasidankomunikasi
(TIK),
melengkapisaranadanprasaranapendidikan,
yang menyiapkanbukupegangansiswadan
guru,
mencakupseluruhaspekkehidupanmasyaraka
sertamenyempurnakankurikulum.Namunber
tsehinggameningkatkankualitasbangsa.Pend
bagaiusaha
idikanmenghasilkansumberdayamanusia
telahdilakukantersebutbelummemperlihatka
yang
nhasil
berwawasanluas,
yang
yang yang
memuaskan.Hal
memilikikreatifitastinggidanmampubersaing
initerlihatdaribanyaksiswamendapatkannilai
denganbangsa lain dalam era globalisasi.
rendah.
Berbagaiusahadilakukanolehpemerint
Berdasarkanhasilobservasi
yang
ahuntukmeningkatkanmutupendidikandianta penulislakukan di kelas VIII SMP BUNDA 1
Padangpadatanggal
6
Februari
2015, simasalah yang ada, misalnyamenerapkan
terlihatbahwapadasaatpembelajaranberlangs
model
unghanyasebagiankecilsiswa
lebihmengutamakankeaktifansiswadan
yang
pembelajaran
lain
yang
aktifdalamkegiatanbelajar.Pembelajaran
memberi
TIK
kesempatansiswauntukmengembangkanpote
dikelasmasihberlangsungsatuarah,
sehingga
proses
pembelajaran
TIK
nsinyasecaramaksimal.
dikelasterpusatpada guru.
Salah
Pembelajaran
satu
model
yang pembelajarankooperatif
cenderungterpusatpada
yang
guru
dapatmeningkatkanhasilbelajarsiswasertame
mengakibatkankurangnyaaktivitassiswadala
ngoptimalkanpembagiankerjadalamkelompo
mpembelajaran
knyaadalahpembelajarankooperatiftipeNum
TIK.Aktivitassiswahanyadudukmendengark
bered Heads Together. Dalam model
anpenjelasan
pembelajarankooperatiftipeNumbered
guru,
lalumencatatdanmengerjakanlatihan.Apabil
Heads
asiswamengalamikesulitandalammengerjaka
siswalebihbertanggungjawabterhadaptugas
nsoal,hanyasedikitsiswa
yang yang
Together diberikan,
beranibertanyakepada guru, sedangkan yang
karenasiswadibentukdalambeberapakelomp
lainnyamaluataumerasatakutuntukbertanya.
ok,
Siswakurangtermotivasidalammenyelesa ikansoal-soal
yang
masing-
masinganggotakelompokdiberinomorkepala
diberikanoleh yang
guru.Ketikadiberisoallatihanhanyabeberapa
bertujuanuntukmelihatperubahankemampua
orang
nsiswa.Setiapkelompoksalingbekerjasamada
saja
yang
mengerjakan,
selebihnyahanyamenunggujawabandaritema
nmembagikan
nnyalaludicatatkedalambukulatihanmereka,
dalammenyelesaikanpertanyaan
yang
tanpamencaridanmemahaminya.Ketikadisur
diberikan
guru
uholeh
danmemastikansetiapanggotakelompokmen
guru
menuliskanjawabankepapantulisdengantida kmembawabukulatihan,makasiswatidakma
ide-ide
getahuijawabannya. Penerapan model pembelajaran yang
mpumengerjakannya.Hal
digunakanmembutuhkanperangkatpembelaj
inimengakibatkanrendahnyahasilbelajarsisw
aranuntukmendukungpelaksanaandari
a.
model pembelajarantersebut.Olehkarenaitu, Berdasarkanpermasalahandiatas,
diperlukansuatuperangkatpembelajaranguna
makadiperlukansuatutindakanuntukmengata
2
membantu guru memfasilitasisiswadalam
memberi tanggapan atas jawaban dari
proses pembelajaran.
kelompok
Pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered Heads Together dikembangkan
yang
mempresentasikan
jawabannya. 5.
Begitu
seterusnya,
hingga
semua
oleh Spencer Kagan (1992).Menurut Lie
kelompok mendapatkan kesempatan
(2010:
memberikan
untuk mempresentasikan hasil jawaban
kesempatan kepada siswa untuk saling
kelompok mereka dan kelompok yang
membagikan
lain menanggapinya dengan aktif dan
59)
“teknik
ini ide-ide
dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat”.
interaktif. 6.
Menurut
Hamid
(2011:
219)
pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Terakhir, guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan dan pembelajaran tersebut.
Heads Together dilakukan dengan enam
Berdasarkan langkah-langkah Hamid
langkah sebagai berikut :
di atas, maka langkah-langkah dalam
1.
Siswa dibagi dalam kelompok dan
penelitian yang peneliti lakukan adalah,
setiap siswa dalam kelompok tersebut
siswa dibagi dalam beberapa kelompok,
mendapat nomor kelompok.
setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang,
Guru memberikan tugas yang berkaitan
dan setiap anggota kelompok diberi nomor
dengan materi pelajaran yang akan
kepala 1 sampai 4.Kelompok dibentuk
disampaikan
secara heterogen berdasarkan kemampuan
2.
dan
masing-masing
kelompok mengerjakannya
bersama
kelompoknya. 3.
Setiap
akademik, mulai dari siswa berkemampuan tinggi,
kelompok
mendiskusikan
anggota
4.
dengan
siswa
Guru menjelaskan materi kepada
dapat
siswa dan memberi pertanyaan-pertanyaan
mengetahui
tentang materi pada hari ini kepada seluruh
jawaban yang mewakili dari kelompok
siswa,kemudian guru memerintahkan siswa
tersebut.
untuk
Untuk membahas hasil dari kelompok
pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan.
tersebut,
Setelah
mengerjakannya
guru
kelompok
sampai
berkemampuan akademik rendah.
jawaban yang benar dan memastikan tiap
sedang,
atau
memanggil
nomor
mendiskusikan siswa
jawaban
berdiskusi
kemudian
guru
dari secara
kelompok tertentu untuk membahas
berkelompok
memilih
jawaban mereka, kemudian memanggil
sebuah kartu secara acak yang berisikan
nomor kelompok yang lain untuk
nomor kelompok dan nomor kepala dari
3
kotak yang telah disediakan, nomor yang
digunakan teknik random sampling yaitu
terpilih
pengambilan sampel secara acak.
bertanggung
jawab
untuk
mempresentasikan jawaban yang telah di
Setelah
diketahui
diskusikan di dpean kelas. Kemudian guru mempunyai
bahwa
kesamaan
populasi
rata-rata,
maka
menunjuk salah satu anggota kelompok lain dilakukan pemilihan sampel secara acak untuk menanggapi jawaban dari pertnyaan
dengan menggunakan undian atau lot.Dari
yang telah dipresentasikan. Kegiatan ini pengundian
pertama
terpilih
kelas
ditetapkan
sebagai
kelas
dilakukan secara bergantian, hingga semua
VIII.3yang
kelompokmendapatkan kesempatan untuk
eksperimen dan dari pengundian kedua
mempresentasekan materi yang telah di
terpilih kelas VIII.1 yang ditetapkan sebagai
diskusikan dan kelompok lain menanggapi
kelas kontrol.
dengan aktif dan interaktif. Terakhir, guru
Variabel adalah objek penelitian atau apa
memberikan kesimpulan terhadap jalannya
yang
pembahasan dan pembelajaran tersebut.
penelitian.Variabel bebas dalam penelitian
2.
ini adalah perlakuan yang diberikan pada
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Menurut Arikunto (2010: 9) “eksperimen
adalah
suatu
cara
untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
oleh
mengeliminasi menyisihkan
atau
peneliti
dengan
mengurangi
faktor-faktor
lain
atau yang
mengganggu”. Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian.
Menurut
Sudjana
(2005:6)
“Populasi adalah seluruh sumber data yang memungkinkan memberi informasi berguna bagi masalah pendidikan”. Agar sampel yang diambil dapat mewakili dan menggambarkan sifat serta karakteristik dari populasi maka menentukan sampel
menjadi
sampel
titik
penelitian
perhatian
yaitu
suatu
pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh setelah perlakuan yang diberikan. Prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga tahap
yaitu
tahap
persiapan,
tahap
pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Pada tahap persiapan, peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, seperti : menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan instrumen penelitian yaitu soal tes akhir yang diberikan pada setiap pertemuan. Selanjutnya tahap pelaksanaan,
4
pada tahap ini pembelajaran yang diberikan
kemampuan. Tes yang diberikan adalah tes
kepada dua kelas sampel berdasarkan
berbentuk uraian, karena kemampuan siswa
standar
proses,
perlakuan
dapat dilihat dari hasil tes uraian. Penilaian
terhadap
kedua
berbeda.
yang dilakukan dengan menggunakan rubrik
sedangkan sampel
ini
Perlakuan diberikan penulis pada kelas penskoran untuk mengukur kemampuan eksperimen
dengan
menerapkan
siswa. Agar instrumenyang digunakan baik,
pembelajaran kooperatif tipe numbered dilakukan uji coba soal dan analisis soal uji heads
together.
Pada
kelas
kontrol,
coba. Analisis soal untuk mengetahui
menerapkan pembelajaran konvensional.
validitas, realibilitas, daya beda dan tingkat
Terakhir yaitu pada tahap ini dilakukan
kesukaran soal,dari hasil diatas maka
analisis data yang didapat selama penelitian
diperoleh soal-soal tes akhir.
kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Suatu
Menganilisis data dengan melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis memliki syarat
validitas
Uji
normalitasdilakukandengan
dikatakan
apabila
mengukur
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. dengan
tes
tes
tujuan materi
memenuhi
tersebut
khusus
mampu
yang
pembelajaran.
sesuai Untuk
memperoleh instrumen tes yang valid, maka
menggunakan rumus Liliefors. Selanjutnya,
instrumen
uji
kurikulum, dan disusun berpedoman kepada
homogenitas
dilakukan
dengan
tes
dibuat
menggunakan uji F. Setelah melakukan uji
ketercapaian indikator.
normalitas dan uji homogenitas, kemudian
Reliabilitas
melakukan uji hipoesis yang bertujuan untuk
berdasarkan
merupakan
ukuran
ketepatan alat penelitian dalam mengukur
mengetahui apakah terdapat suatu yang diukur. Reabilitas soal dihitung
perbedaan dari hasil belajar kelas sampel
denganmenggunakan rumus.
akibat dari diberikan perlakuan pada kelas
𝑛
2
𝜎𝑖 =
( 𝑥𝑖) 𝑁
𝑥𝑖 2 −
2
eksperimen, maka digunakan uji kesamaan
𝑟11 =
dua rata-rata hasil belajar kedua kelas
Tingkat kesukaran butir soal untuk
𝑛−1
1−
𝜎𝑖2 𝜎𝑖2
𝑁
sampel, dengan statistik penguji. Pada mengetahui tingkat kesukaran soal yang penelitian ini sampel terdistribusi normal berbentuk tes uraian digunakan rumus yang dan kedua kelompok data homogen, maka digunakan uji t. Untuk memeperoleh data tentang kemampuan siswa, penulis menggunakan alat pengumpulan data berbentuk tes hasil
dikemukaan oleh Depdiknas (2008:9) yaitu: jumlah skor siswa pada suatu soal jumlah siswa yang megikuti tes mean T= skor maksimal yang telah ditetapkan pada pedoman penskoran
Mean =
5
Setelah didapatkan tingkat kesukaran dihitunglah
daya
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
pembedanya.untuk
mengetahui indeks daya pembeda item soal berbentuk tes uraian digunakan rumus yang dikemukakan oleh Depdiknas (2008:13) yaitu:
Pada
bab
menguraikan
ini
hasil
penulis
akan
penelitian
dan
pembahasan dari penelitian yang dilakukan. Pada
hasil
penelitian
dibahas
adalah
deskripsi data dan analisis data. Data
DP mean kelompok atas − mean kelompok bawah = skor maksimum soal
diperoleh dari instrument yang digunakan yaitu hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar.
Teknik analisis data yang digunakan
Data hasil belajar siswa diperoleh
adalah uji kesamaan dua rata-rata dengan
setelah tes hasil belajar dilaksanakan pada
melakukan uji t. Uji kesamaan rata-rata dua kedua kelas sampel. Siswa yang mengikuti pihak dengan menggunakan rumus yang tes akhir pada kedua kelas sampel terdiri dikemukaan oleh Sudjana (2005:239), 𝑥 1 −𝑥 2
𝑡= 𝑆 𝑛 1 −1
𝑆12 +
1 1 + 𝑛1 𝑛2
𝑛 2 −1
dari 31 orang siswa pada kelas eksperimen
dengan𝑆 =
dan 31 orang siswa pada kelas kontrol. Nilai rata-rata, simpangan baku, dan
𝑆22
variansi hasil belajar kedua kelassampel
𝑛 1 +𝑛 2 −2
dimana𝑋1 adalah nilai rata-rata kelas eksperimen, X2 adalah nilai rata-rata kelas kontrol, S2adalah adalah
Variansi,
S1adalah standar deviasi kelas eksperimen,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1: Data Tes Hasil Belajar Kelas Sampel Kelas
S2adalah: standar deviasi kelas kontrol, S adalah standar deviasi gabungan, n1adalah jumlah siswa kelas eksperimen, n2 adalah jumlah
siswa
kelas
thitungdibandingkan
kontrol.Harga
dengan
Eksperi men Kontrol
Jum lah Sis wa 22 22
xi 84, 95 70, 94
Si 9,1 2 9,9 7
s 2i 83,0 9 99,4 6
xmaks xmin 0,09 0,09 01
0,0 0 0,0 010
Sesuai dengan KKM yang ditetapkan
ttabelyang di SMP BUNDA Padang untuk bidang studi
terdapat dalam tabel distribusi t. Kriteria
Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas
pengujian
VIII yaitu 75, maka dari hasil tes akhir
tidak
berartijika:−𝑡1−1
ada 2𝛼
perbedaan
< 𝑡 < 𝑡1−1
2𝛼
yang
dan ada siswa kelas sampel dapat diklasifikasikan
perbedaan yang berarti jika mempunyai
seperti tabel berikut:
harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan
Tabel 2: Persentase Jumlah Siswa yang
derajat kebebasan dk = (n1 + n2) – 2.
Mencapai Ketuntasan Belajar
6
Kelas Eksper imen Kontro l
MencapaiKetuntasa nNilai≥75
TidakMencapaiKet untasanNilai<75
20 orang (90,91%)
2 orang (9,091%)
11 orang (59,09%)
=
3108.21 42
terlihat bahwa
=
74,005
hasil
= 8,6026
7 orang (31,82%)
Dari tabel tersebut persentase
21 83,09 + 21 64,92 42
=
ketuntasan
belajar
Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas
Selanjutnya digunakan rumus uji t-test
eksperimen
sebagai berikut:
terhadap
materi
pelajaran
x1 − x2
Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah t = S
baik, dari pada kelas kontrol. Analisis
tes
akhir
adalah
hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi. Setelah dilakukan analisis data diketahui data
hasil
kemampuan
n1
=
8,6026
normal
kelas
dan
homogen,
sudah
memiliki
sehingga
berdistribusi
variansi
= 5,714 Kemudian
dapat
dihitung harga simpangan baku gabungan kedua kelas itu, yaitu:
=
Hargat tabel
dengan melihat tabel distribusi t dengan
n1 − 1 S1 + n2 − 1 S2 n1 + n2 − 2
distribusi t maka dilakukan interpolasi:
dilakukan t x = t 0 +
Dari data yang diperoleh terlebih dahulu
S=
dihitung
yang
pengujian hipotesis dengan rumus t-test.
2
1
+ 22
dengan taraf nyata α = 0,05dk = n1 + n2 − 2 = 42, karena tidak ada yang memenuhi dalam
hipotesis
menggunakan uji t. Kedua
1 22
siswa
yang homogen. Dengan demikian dapat uji
2
85 − 70,18
berdistribusi normal dan memiliki varianasi dilakukan
1
+n
untuk
menguji hipotesis penelitian. Untuk menguji
bahwa
1
x − x0 t − t0 x1 − x0 1
α = 0,05 x0 = 40 → 𝑡0 = 2,02 𝑥1 = 60 → 𝑡1 = 2,00 x = 42
2
22 − 1 83,09 + 22 − 1 64,92 22 + 22 − 2
f 21 = 2,02 +
42 − 40 (2,00 − 2,02) 60 − 40
= 2,02 − 0,002 = 2,018
7
Hargat hitung
t
kepercayaan
1 2
1− a;dk
=t
0,975;60
salah satu alternatif bagi guru untuk
Sehingga rata-rata hasil belajar TIK siswa kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar TIK siswa kelas kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar TIK siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together lebih baik dari pada hasil pembelajaran
yang
konvensional
menerapkan pada
kelas
VIIISMP BUNDA Padang. 4.
meningkatkan hasil belajar tik siswa.
Ternyata
= 2,018.
2.
Karena penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP BUNDA Padang dengan
siswa
Heads
0,05 diperoleh
H0: μ1 = μ2 ditolak.
TIK
Numbered
Togetheragar dapat digunakan sebagai
diperoleh t hitung > t tabel maka hipotesis
belajar
tipe
pada
dengandk = n1 + n2 − 2 = 42 taraf
kooperatif
dibandingkan dengan t tabel
materi
perangkat
pengolah angka maka penulis berharap juga dapat dikembangkan pada materi lain
yang
sesuai
dengan
strategi
pembelajaran ini dalam jangka waktu yang lebih lama. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Penelitian
Suharsimi.
2010.
Prosedur
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2012.
PENUTUP
lunak
Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dari uraian dan hasil pengujian yang telah dipaparkan pada bab IV diatas
Asma, Nur. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.
2005, diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar Diknas, tik siswa yang menerapkan model Kurikulumberbasis pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Panduan
Khusus Kompetensi
SMP/Madrasah
Heads Togetherpada taraf kepercayaan 95% Tsanawiyah, Jakarta, Pusat Kurikulum lebih baik dari pada siswa yang Departemen Pendidikan Nasional. menggunakan pembelajaran konvensional pada
siswa
kelas
VIII
BUNDAPadang.
SMP Depdiknas. 2008. Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Depdiknas.
Dari hasil penelitian dan kesimpulan
Djaafar, Tengku Zahara. 2001. Kontribusi
yang penulis berikan, maka penulis dapat
Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil
menyarankan hal-hal sebagai berikut:
Belajar. Padang: UNP.
1.
Kegiatan menerapkan
dengan Febrika, Melzi. 2009.Perbandingan Hasil pembelajaran Belajar Matematika Siswa yang
pembelajaran model
8
Menggunakan LKS dengan yang Tidak Pada Pembelajaran Kooperatif di kelas VII SMPN 26 Padang. Padang: Universitas Bung Hatta. Hamid,
Moh.
Kegiatan
Sholeh.2011.
Mendesain
Belajar-Mengajar
Menghibur
Metode
Begitu
Edutainment.
Jogjakarta: DIVA Press. Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang kelas. Jakarta: Grasindo. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta: Diva Press. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press. Sudjana.
2005.
Metoda
Statistika.
Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran
Matematika
Kontemporer.Bandung: UPI.
9