BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian secara umum telah dan akan terus memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah, baik secara langsung dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, maupun kontribusi tidak langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan sinergitas dengan sektor lain.
Pembangunan pertanian merupakan upaya peningkatan kualitas hidup
masyarakat
tani,
yang
dicapai
melalui
inovasi
teknologi,
pengembangan
produktivitas tenaga kerja, pembangunan sarana dan prasarana ekonomi, serta penataan dan pengembangan kelembagaan pertanian. Sumber daya manusia bersama-sama dengan sumber daya alam, teknologi dan kelembagaan merupakan faktor utama yang secara sinergis menggerakkan pembangunan pertanian untuk mencapai peningkatan produksi pertanian dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Struktur perekonomian Kabupaten Lebak menunjukan bahwa pertanian merupakan sektor dominan dalam memberikan konstribusi pembangunan, namun berdasarkan hasil evaluasi atas pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan sampai saat ini, masih banyak persoalan mendasar yang harus dipecahkan dan memerlukan penanganan yang cermat dan tepat, seperti perubahan iklim global, terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air, kecilnya status dan luas kepemilikan lahan, belum optimalnya sistem perbenihan dan perbibitan, terbatasnya akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani, masih rawannya ketahanan pangan serta koordinasi kerja antar sektor terkait pembangunan pertanian yang belum dilaksanakan secara optimal. Dinas Pertanian Kabupaten Lebak menyusun Rencana Strategis Tahun 2014– 2019 sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan dengan menyelaraskan pada rencana pembangunan 5 tahun di Kabupaten Lebak yaitu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019. Selain itu dokumen perencanaan ini juga mengacu pada rencana
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
1
pembangunan pertanian secara nasional melalui Rencana Strategis Kementerian Pertanian Republik Indonesia 2010-2014 serta mengacu pada dokumen Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Tahun 2010-2015. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 sebagai landasan dalam pembangunan pertanian telah memposisikan kawasan perdesaan yang merupakan basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sebagai wilayah yang sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan berkelanjutan. Fakta empiris menunjukkan bahwa pembangunan sektor pertanian di pedesaan mempunyai peran yang sangat urgen dan nyata. Sebagai upaya merespon landasan dan fakta empiris
tersebut,
pembangunan
sektor
pertanian
dilaksanakan
dengan
memperhatikan potensi pertanian yang berbeda-beda dari setiap wilayah di Kabupaten Lebak. Bertitik tolak dari pola pikir tersebut pendekatan program-program utama sektor pertanian diupayakan agar sesuai dengan kondisi daerah di Kabupaten Lebak sehingga pembangunan pertanian di tingkat pedesaan dapat lebih optimal. Hal ini ditandai dengan adanya program pertanian yang berlandaskan pada potensi daerah yang berbeda-beda sebagaimana Visi Misi Bupati/ Wakil Bupati Lebak terpilih yaitu dengan adanya pengembangan sentra-sentra produksi unggulan, sebagai salah satu upaya memunculkan kekhasan dari masing-masing wilayah yang ada di Kabupaten Lebak. Pengembangan
sentra-sentra
produk
komoditas
unggulan
disesuaikan
berdasarkan kesesuaian lahan, agroklimat, sosial budaya masyarakat dan permintaan pasar. Sedangkan untuk penetapan lokasinya disesuaikan berdasarkan capaian produksi komoditas unggulan di setiap kecamatan. Penetapan lokasi terdiri dari penetapan lokasi inti dan lokasi penyangga, sehingga fokus pengembangan sentrasentra produk unggulan terfokus pada wilayah tertentu. Namun hal ini bukan berarti wilayah-wilayah yang tidak termasuk dalam sentra produk unggulan tidak ada pembangunan
pertanian
sama
sekali,
tetapi
tetap
dikembangkan
dengan
pengembangan ke arah pembentukan wilayah-wilayah penyangga baru.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
2
Dalam rangka memaksimalkan pengembangan sentra-sentra produk unggulan sampai dengan pemasaran, maka perlu mengacu kepada kerangka-kerangka agribisnis dalam pengelolaannya sehingga produk unggulan yang ada di Kabupaten Lebak mampu bersaing dengan produk-produk unggulan dari daerah lain. Berdasarkan kerangka agribisnis, maka paling tidak ada 7 (tujuh) kriteria dalam menentukan komoditas unggulan sektor pertanian sebagai berikut ; 1) Mempunyai tingkat kesesuaian agroekologi yang tinggi, dalam hal ini lebih ditekankan kepada kelengkapan infrastruktur, misalnya lembaga penyaluran sarana produksi. 2) Mempunyai orientasi pasar yang jelas. Orientasi pasar dikelompokan ke dalam ; (a) pasar wilayah propinsi; (b) pasar antar pulau; (c) pasar dunia (ekspor). 3) Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menciptakan nilai tambah (pendapatan) dan kesempatan kerja.
Hal ini dimaksudkan agar
pengembangan komoditas tersebut mampu mengatasi persoalan mendasar di sektor
pertanian,
yaitu
rendahnya
produktivitas
dan
banyaknya
pengangguran, utamanya pengangguran tak kentara. 4) Mempunyai
kemampuan
dalam
meningkatkan
ketahanan
pangan
masyarakat berpendapatan rendah. Walaupun konsep ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan/kemudahan (akses) terhadap pangan yang berlandaskan pada kemampuan daya beli sehingga instrumen untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi untuk wilayah tertentu yang terpencil atau aksesibilitasnya buruk, maka ketahanan pangan harus di terjemahkan ke dalam konsep ketersediaan pangan di rumah tangga atau lokalita. 5) Mendapat dukungan kebijakan pemerintah. Hal ini penting karena tidak semua infrastruktur dapat disediakan oleh investor. 6) Merupakan komoditas yang telah diusahakan oleh masyarakat setempat. Hal ini mencerminkan bahwa secara sosial komoditas yang diusahakan dapat diterima oleh masyarakat. 7) Mempunyai kelayakan ekonomi. Kriteria ini harus dipenuhi agar usaha tersebut dapat menarik banyak investor.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
3
Kriteria dalam penetapan komoditas unggulan ini hendaknya dijadikan acuan dalam penetapan dan pengelolaan sentra-sentra produk unggulan di Kabupaten Lebak agar program yang nanti akan dicanangkan tepat sasaran serta dapat mencapai hasil yang optimal. Tidak kalah pentingnya dengan pengembangan sentra-sentra produk unggulan, issu yang sekarang sedang berkembang di Kabupaten Lebak, bahkan di tingkat provinsi maupun nasional adalah mengenai peningkatan ketahanan pangan masyarakat. Jumlah penduduk yang belum sebanding dengan kecukupan pangan dan wilayah yang relatif luas dapat menimbulkan beberapa permasalahan seperti 1) Masih banyak terdapat daerah rawan pangan; 2) Masih kurangnya jaminan keamanan pangan; 3) Pangan belum terdistribusi dengan baik dan terjangkau oleh lapisan masyarakat; 4) Diversifikasi pangan masih terbatas. Permasalahan-permasalahan tersebut semakin kompleks karena belum ditangani secara khusus dan terfokus, hal ini dikarenakan tidak adanya wadah khusus yang menangani permasalahanpermasalahan ketahanan pangan di Kabupaten Lebak. Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagai dinas teknis hubungannya dengan ketahanan pangan berupaya membantu masyarakat petani dalam hal meningkatkan produksi taninya baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi maupun dalam hal diversifikasi pertanian. Semua itu dalam rangka memperoleh kecukupan pangan yang diperlukan setiap waktu sesuai syarat sehat dalam kehidupan sehari-hari, baik jumlah, jenis, ragam dan mutu gizinya. Untuk itu diperlukan kondisi ketahanan pangan yang baik dengan unsur utamanya adalah ketersediaan produk pertanian dan kemampuan daya beli masyarakat. Oleh sebab itu maka indikator ketahanan pangan adalah; tersedianya bahan pangan yang cukup; tersebar merata di seluruh daerah sampai ke tingkat rumah tangga; tersedia sepanjang waktu; dan terjangkau oleh daya beli masyarakat. Indikator ketahanan pangan ini harus ditangani oleh berbagai pihak atau instansi di Kabupaten Lebak yang memiliki kewenangan sesuai indikator di atas, sehingga penanganan permasalahan ketahanan pangan dapat dilakukan secara menyeluruh serta terkoordinasi dengan baik.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
4
Keberhasilan pembangunan pertanian melalui Pengembangan Sentra Produk Unggulan maupun Peningkatan Ketahanan Pangan, sebagian besar tergantung kepada faktor dan kebijaksanaan yang berada di luar kewenangan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, diantaranya adalah : -
Kebijakan makro ekonomi (moneter, fiskal, inflasi, prioritas pembangunan dan ketenagakerjaan);
-
Kebijakan pengembangan infrastruktur dan sarana publik (irigasi, jalan pertanian, energi, komunikasi, air bersih);
-
Kebijaksanaan
kelembagaan
pelayanan
(informasi,
kredit
dan
pengembangan SDM); -
Kebijaksanaan pengadaan dan penyediaan sarana produksi pertanian, terutama benih, pupuk dan pestisida.
Oleh sebab itu diperlukan upaya koordinasi antar instansi terkait sesuai peran dan tugas pokok serta fungsinya masing-masing agar pembangunan pertanian di Kabupaten Lebak dapat tercapai secara adil dan merata. Substansi dari Dokumen Rencana Strategis (Renstra) ini, diarahkan untuk dapat mengukur capaian kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Lebak beserta pegawainya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD serta dijabarkan dalam Dokumen Rencana Strategis (Renstra). Kemudian Dokumen Rencana Strategis (Renstra) ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD), Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja (DPA-SKPD) serta penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Oleh karena itu, Rencana Strategis (Renstra) ini akan memuat Program dan Kegiatan Indikatif sektor pertanian yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, dengan menguraikan berbagai Program
yang diusulkan rencana indikatif
pendanaannya melalui APBD Kabupaten Lebak dan/ atau sumber-sumber dana lainnya.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
5
1.2. Landasan Hukum Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014– 2019 merupakan resultansi aspirasi masyarakat pertanian yang telah diselaraskan dengan Visi dan Misi Bupati Lebak tahun 2014–2019 dan telah sejalan dengan beberapa landasan hukum berikut ini : 1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4) Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 5) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
6
7) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 11) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 13) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 14) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 15) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
7
16) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 17) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintah
Daerah
Provinsi
dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 20) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 21) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 22) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 23) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 24) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 83.1/Permentan/RC.110/12/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014;
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
8
25) Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Banten Tahun 2012-2017; 26) Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Tata Pemerintahan Daerah dan Pengelolaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Lebak; 27) Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lebak; 28) Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Lebak; 29) Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 19 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2005–2025; 30) Peraturan
Daerah
Kabupaten
Lebak
Nomor 2 Tahun
2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak; 31) Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019; 32) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
1.3. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 adalah untuk menjadi acuan dan pedoman dalam menentukan arah pembangunan pertanian di Kabupaten Lebak yang akan dijabarkan dalam bentuk Rencana Kinerja (Renja) Dinas Pertanian Kabupaten Lebak beserta sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama 5 (lima) tahun ke depan. Konsekuensi logis atas hal ini mengakibatkan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Lebak harus menjadi landasan utama bagi semua dokumen perencanaan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian, yang meliputi Renja–SKPD, RKA–SKPD dan DPA–SKPD.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
9
Tujuan penyusunan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut : 1) Mewujudkan Visi dan Misi Bupati/ Wakil Bupati terpilih pada sektor pertanian Tahun 2014-2019. 2) Pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan (multistakeholders) pelaku pembangunan pertanian di Kabupaten Lebak.
1.4. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra Provinsi, dan dengan Renja SKPD. 1.2. Landasan Hukum Memuat penjelasan tentang Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD. 1.3. Maksud dan Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renstra SKPD. 1.4. Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.
BAB II.
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK
Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja sumber daya yang
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
10
dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui Renstra SKPD ini. 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon di bawah Kepala SKPD. Uraian tentang struktur organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD (proses, prosedur, mekanisme). 2.2. Sumber Daya Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia, asset/ modal, dan unit usaha yang masih operasional. 2.3. Kinerja Pelayanan SKPD Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/ target Renstra SKPD periode sebelumnya menurut indikator kinerja pelayanan SKPD yang telah diratifikasi oleh pemerintah. 2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra SKPD Provinsi, hasil telaahan terhadap RTRW, dan analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan.
BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
11
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi SKPD yang terkait dengan visi, misi serta program Bupati dan Wakil Bupati terpilih. 3.3. Telaahan Renstra Kementerian Pertanian dan Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten. Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktorfaktor pendukung dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra Kementerian Pertanian ataupun Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi. 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS. 3.5. Penentuan Isu-isu Strategis Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari : 1. Gambaran pelayanan SKPD; 2. Sasaran jangka menengah pada Renstra Kementerian Pertanian 3. Sasaran jangka menengah pada Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten 4. Implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD 5. Implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD. 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
12
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang.
BAB V.
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
BAB VI.
INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian in dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII.
PENUTUP.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
13
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK
2.1.
Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dasar hukum pembentukan SKPD Dinas Pertanian Kabupaten Lebak adalah
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Lebak, dimana Dinas Pertanian Kabupaten Lebak memiliki Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi sebagaimana di bawah ini. Dinas Pertanian mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Dinas Pertanian mempunyai fungsi sebagai berikut : a.
Pelaksanaan pembinaan kewenangan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang ditetapkan oleh Bupati;
b. Penyusunan rencana pembangunan, pengawasan dan pengendalian di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura; c. Penyusunan hasil pemantauan, evaluasi dan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten; d. Penyusunan standar pembibitan/ pembenihan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten; e. Penyusunan Program Diklat sumber daya manusia/ aparat pertanian yang meliputi teknis fungsional, keterampilan dan kejuruan; f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan perijinan serta usaha pertanian; g. Pelaksanaan kebijakan di bidang pertanian yang ditetapkan oleh Bupati; h. Penyelenggaraan usaha pengelolaan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura; i. Pelaksanaan pengkajian penerapan teknologi pertanian yang meliputi teknologi pertanian tanaman pangan dan hortikultura di tingkat usaha tani;
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
14
j. Pengelolaan administrasi
umum meliputi ketatalaksanaan, keuangan,
kepegawaian, peralatan dan perlengkapan Dinas; k. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). Tugas dan fungsi masing-masing unit kerja adalah sebagai berikut : 1.
Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan Dinas dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura serta Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Pemerintah Daerah. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Kepala Dinas mempunyai fungsi : a. Pengkajian, perencanaan dan perumusan kebijakan di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura; b. Pembuatan program kerja dalam rangka pelaksanaan kegiatan tugasnya; c. Pelaksanaan hubungan kerjasama dengan semua instansi, baik Pemerintah maupun swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas dibawah koordinasi Bupati; d. Pengkoordinasian dan pengendalian semua kegiatan Dinas; e. Pemberian informasi kepada masyarakat yang berhubungan dengan bidang tugas dinas; f. Pemeliharaan dan peningkatan terus menerus kemampuan berprestasi para pegawai dalam lingkungan dinas; g. Pemberian informasi, saran dan pertimbangan mengenai pertanian tanaman pangan dan hortikultura kepada Bupati sebagai bahan untuk menentukan kebijakan atau membuat keputusan; h. Membangun dan mengerjakan serta memeliharan sarana dan prasarana sesuai bidang tugasnya; i. Pertanggungjawaban tugas Kepala Dinas secara teknis administratif kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
15
2.
Sekretariat Sekretariat Dinas Pertanian Kabupaten Lebak mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan, kepegawaian, perlengkapan dan umum. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi : a. Penyelnggaraan urusan administrasi umum di lingkungan Dinas; b. Pelaksanaan
dan
penyusunan
pedoman
serta
petunjuk
tatalaksana
administrasi umum; c. Penyelenggaraan
pengelolaan
administrasi
keuangan,
kepegawaian,
perlengkapan dan umum; d. Penyelenggaraan urusan rumah tangga Dinas; e. Pelaksanaan terciptanya tertib administrasi, tertib hukum bagi seluruh satuan organisasi Dinas Pertanian; f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. 3.
Bidang Pengolahan dan Pemasaran Usaha Pertanian (P2U) Bidang Pengolahan dan Pemasaran Usaha Pertanian (P2U) mempunyai tugas melaksanakan teknis operasional di bidang pertanian tanaman pangan yang meliputi penanganan panen dan pasca panen, pemasaran hasil produksi pertanian serta kemitraan usaha dan kelembagaan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Usaha Pertanian (P2U) mempunyai fungsi : a.
Penyelenggaraan dan pelaksanaan pembinaan penerapan penanganan panen dan pasca panen;
b.
Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis kegiatan informasi pemasaran;
c.
Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis pembinaan kelembagaan dan usahatani agribisnis.
4.
Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian mempunyai tugas melaksanakan teknis operasional di bidang sarana dan prasarana pertanian yang meliputi sarana produksi pertanian, pengelolaan tata guna lahan dan air serta perbenihan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian mempunyai fungsi :
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
16
a. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pembinaan sarana dan prasarana pertanian berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas; b. Pelaksanaan dan penyelenggaraan bimbingan teknis di bidang sarana dan prasarana pertanian; c. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis kegiatan tata guna lahan dan air; d. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis pemanfaatan sarana pertanian; e. Pelaksanaan pembinaan serta pengembangan produksi benih/ bibit padi/ palawija/ hortikultura melalui pengembangan Balai Benih dan atau penangkar benih. 5.
Bidang Produksi Pertanian Bidang Produksi Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan teknis operasional di bidang produksi pertanian yang meliputi produksi padi, dan palawija, hortikultura, biofarmaka dan tanaman hias serta perlindungan tanaman. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Produksi Pertanian mempunyai fungsi : a. Penyiapan paket teknologi dan melaksanakan pembinaan serta penerapan teknologi produksi tanaman padi-palawija; b. Pelaksanaan pembinaan serta mengembangkan produksi padi, palawija, hortikultura, biofarmaka dan tanaman hias; c. Pelaksanaan pembinaan dan upaya perlindungan tanaman serta pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) komoditas tanaman padi, palawija dan hortikultura.
6.
Bidang Perencanaan dan Evaluasi Bidang Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pengelolaan data dan statistik serta evaluasi dan penyusunan laporan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Perencanaan dan Evaluasi mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan dan penyusunan petunjuk teknis kegiatan untuk merumuskan dan menyusun rencana program kerja dinas; b. Pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyiapan data serta menyampaikan informasi program kerja dinas;
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
17
c. Pelaksanaan pemantauan dan pengendalian kegiatan program kerja dinas; d. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan dinas. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagaimana Perda Kabupaten Lebak No. 10 Tahun 2007 adalah sebagai berikut : I. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak II. Sekretariat : 1. Sub Bagian Umum; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Kepegawaian. III. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Usaha Pertanian (P2U) : 1. Seksi Penanganan Panen dan Pasca Panen; 2. Seksi Pemasaran Hasil Produksi Pertanian; 3. Seksi Kemitraan Usaha dan Kelembagaan. IV. Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian : 1. Seksi Sarana Produksi Pertanian; 2. Seksi Tata Guna Lahan dan Air; 3. Seksi Perbenihan. V. Bidang Produksi Pertanian : 1. Seksi Produksi Padi dan Palawija; 2. Seksi Produksi Hortikultura, Biofarmaka dan Tanaman Hias; 3. Seksi Perlindungan Tanaman. VI. Bidang Perencanaan dan Evaluasi : 1. Seksi Perencanaan; 2. Seksi Data dan Statistik; 3. Seksi Evaluasi dan Pelaporan. VII.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
18
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK
Kepala Dinas Kepala UPTD Sekretaris
Kasubag Umum
Kasubag Keuangan
Kasubag Kepegawaian
Kabid Sarana dan Prasarana Pertanian
Kabid Produksi Pertanian
Kabid Pengolahan dan Pemasaran Usaha Pertanian (P2U)
Kabid Perencanaan dan Evaluasi
Kasi Sarana Produksi Pertanian
Kasi Produksi Padi dan Palawija
Kasi Penanganan Panen dan Pasca Panen
Kasi Perencanaan
Kasi Tata Guna Lahan dan Air
Kasi Hortikultura, Biofarmaka dan Tanaman Hias
Kasi Kemitraan Usaha dan Kelembagaan
Kasi Evaluasi dan Pelaporan
Kasi Perbenihan
Kasi Perlindungan Tanaman
Kasi Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
Kasi Data dan Statistik
UPTD
Gambar 1.1. Struktur Organisasi pada Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
2.2.
Sumberdaya Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
2.2.1. Sumberdaya Manusia 1)
Penduduk Penduduk Kabupaten Lebak pada tahun 2012 berjumlah 1.239.660 orang
yang terdiri dari laki laki 635.951 orang dan perempuan 603.709 orang. Jumlah
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
19
Kepala Keluarga (KK) ada
341.137 KK. Dari jumlah KK tersebut sebanyak
178.416 KK adalah Kepala Keluarga Tani (KKT). Sebagian besar sumber pendapatan penduduk di pedesaan berasal dari usaha dibidang pertanian, maka peranan sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan juga peternakan dalam upaya meningkatkan pendapatan para petani di pedesaan perlu terus ditingkatkan. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Lebak setiap tahun terus meningkat, sudah barang tentu akan berimplikasi pada jumlah angkatan kerja di pedesaan.
Sampai dengan saat ini mata pencaharian utama
masyarakat di Kabupaten Lebak diantaranya adalah disektor pertanian (13,63 %) seiring dengan perkembangan waktu jumlah tersebut telah menurun dari tahun yang lalu karena sudah beralih ke indtri pengolahan, perdagangan, hotel dll. Oleh karena itu usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui pengembangan agribisnis dan argoindustri bidang pertanian dan peternakan merupakan salah satu alternatif yang penting untuk di kembangkan di pedesaan, guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani agar dapat hidup layak dan dapat memenuhi kebutuhan pokok, sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Berikut ini data jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama di Kabupaten Lebak pada tahun 2012, disajikan pada Tabel 2.1. berikut ini. Tabel 2.1. Data Jumlah Penduduk Diatas Usia 10 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Lapangan Pekerjaan Pertanian Industri Pengolahan Perdagangan, Hotel dan Restoran Jasa-jasa Lainnya Jumlah
Jumlah (orang) 418,325 90.603 630.363 501.831 726.987
Persentase (%) 13.63 25,77 20,55 16,36 23,69
475,258
100
Sumber : Lebak Dalam Angka 2012
2)
Administrasi Pemerintahan Kabupaten Lebak memiliki luas wilayah 304.472 Km
2
dengan jumlah
penduduk 1.239.660 jiwa, 341.137 KK, terdiri dari 28 Kecamatan yang meliputi 340 desa, dan 5 kelurahan. Data administrasi Pemerintahan di Kabupaten Lebak tahun 2013 dapat di lihat pada Tabel 2.2. berikut ini.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
20
Tabel 2.2. Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Kabupaten Lebak Tahun 2013 No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
3)
Kecamatan 2 Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak Warunggunung Cikulur Maja Curugbitung Sajira Cipanas Lebak Gedong Cimarga Leuwidamar Bojongmanik Cirinten Muncang Sobang Cileles Gunungkencana Banjarsari Malingping Wanasalam Cijaku Cigemblong Panggarangan Cihara Bayah Cilograng Cibeber Jumlah
Desa
Kelurahan
3 11 7 15 12 13 14 10 15 14 6 17 12 9 10 12 10 12 12 20 14 13 10 9 11 9 11 10 22 340
4 5 5
Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Untuk menunjang kelancaran dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dalam pelaksanaannya didukung oleh 112 orang, terdiri dari PNS Struktural sebanyak 83 Orang dan Tenaga Kerja Sukarelawan (sukwan) sebanyak 29 orang. Ada pula tenaga PNS Propinsi Banten yang dipekerjakan (DPK) di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak yaitu Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (PPOPT) sebanyak 25 orang. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
21
Tabel 2.3. Data Keadaan Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2013 Berdasarkan Kedudukannya Kedudukan
Status Kepegawaian
Menduduki Jabatan
Jumlah (Orang)
PNS PNS PNS PNS PNS -
Eselon II Eselon III Eselon IV a. Pelaksana -
1 5 15 22 8
I. Tk.Kabupaten : Kepala Dinas Sekretaris dan Kepala Bidang Kepala seksi dan Subag Staf/Pelaksana Fungsional Penyuluh CPNSD Sukwan Jumlah (I) II. Tk.Kecamatan : Ka. UPTD Staf/Pelaksana TKS
51 PNS PNS -
Eselon IV a. -
Jumlah (II) Jumlah (I + II) Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
29 11 21 61 112
Jumlah Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebanyak 112 orang, yang bertugas di tingkat Kabupaten (Kantor Dinas Pertanian) sebanyak : 51 orang dan di ditingkat Kecamatan dan lapangan sebanyak 61 orang, terdiri dari Kepala UPTD, Pelaksana Teknis, dan sukwan /TKS. Keadaan Pegawai Dinas Pertanian kabupaten Lebak berdasarkan tingkat dan jenjang pendidikannya yaitu yang berpendidikan Strata 2 (S2) 4 orang, Strata 1 (S1) dan Diploma IV (D.IV) sebanyak 45 orang, Diploma III 11 orang dan SMA 22 orang. Dari data di atas terlihat bahwa jajaran pegawai Dinas Pertanian masih perlu ditambah jumlahnya dan terus ditingkatkan jenjang pendidikannya dalam rangka peningkatan SDM pertanian, yang tentunya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja yang lebih baik. 4)
Petani dan Kelompok Tani Secara umum pembinaan dan penyuluhan pertanian di Kabaupaten Lebak
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petani dan
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
22
keluarganya, agar dapat meningkatkan kemampuan, peranan dan peran serta petani beserta keluarganya sebagai subjek pembangunan pertanian dalam upaya mencapai pertanian yang tangguh dan mandiri. Dengan demikian upaya dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian harus di fokuskan di pedesaan, terutama dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam penerapan teknologi melalui kegiatan penyuluhan pertanian dan perluasan lapangan kerja.
Dalam rangka menunjang pembangunan dibidang pertanian dan
sangat erat kaitannya dengan kondisi petani, baik dari tingkat pengetahun, sikap dan keterampilan, sosial budaya, maupun dari aspek pemilikan lahan dan modal usaha tani, karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi usaha tani. Oleh karena itu, peningkatan kemampuan petani dan keluarganya perlu terus ditingkatkan. Penduduk Kabupaten Lebak pada tahun 2012 berjumlah 1.239.660 orang yang terdiri dari laki laki
635.951 orang dan perempuan 603.709 orang. Jumlah
Kepala Keluarga (KK) ada
341.137 KK. Dari jumlah KK tersebut sebanyak
178.416 KK adalah Kepala Keluarga Tani (KKT). Sebagian diantaranya sudah tergabung dalam wadah kelompok tani dengan rata-rata anggota masing-masing kelompoknya berjumlah 20 – 25 orang. Pengelompokan petani yang tergabung dalam wadah kelompok tani tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam pembinaan, transfer teknologi dan penyampaian informasi sejalan dengan laju perkembangan teknologi pembangunan pertanian. Pembentukan kelompok tani ini dimaksudkan untuk memudahkan pembinaan kepada para petani, dan sekaligus kelompoktani tersebut berfungsi sebagai kelas belajar, atau wahana kerja sama dan sebagai unit produksi, terutama dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan usahatani. Kelompok tani adalah mitra kerja penyuluh, atau penyuluh swadaya sebagai penggerak dan pemrakarsa dalam rangka mentransfer teknologi pertanian kepada anggota kelompoknya berupa percontohan-percontohan atau model usaha tani yang menerapkan teknologi baru. Jumlah Kelompok Tani di Kabupaten Lebak pada tahun 2013 sebagai berikut ini.
Kelompok Tani Dewasa
:
-
Kelompok Pemula
:
823 kelompok
-
Kelompok Lanjut
:
689 kelompok
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
23
-
Kelompok Madya
:
97 kelompok
-
Kelompok Utama
:
5 kelompok
JUMLAH
: 1.614 kelompok
Kelompok Wanita Tani (KWT)
:
55 kelompok
Kelompok Tani Pemuda
:
74 kelompok
Gabungan Kelompok Tani
: 342 kelompok
5)
Kelembagaan Perbenihan Di Kabupaten Lebak terdapat 2 (dua) Balai Benih Induk (BBI) Padi dan
Palawija.
Balai Benih tersebut
yaitu Balai Benih Induk (BBI) Bojongleles di
Kecamatan Cibadak memproduksi benih padi,
BBI Cilimus di Kecamatan
Malingping memproduksi benih padi. BBI sebagian besar memproduksi tanaman Padi, namun ke depan akan diusahakan untuk pengembangan penangkaran benih palawija serta hortikultura. Kabupaten Lebak mempunyai beberapa instalansi perbenihan di sentra-sentra produksi dan penangkar benih yang tersebar di tiap kecamatan. Data Balai Benih di Kabupaten Lebak disajikan pada Tabel 2.4. di bawah ini. Tabel 2.4. Balai Benih Induk (BBI) dan Instalasi Benih Padi, Palawija dan Hortikultura di Kabupaten Lebak Tahun 2013 NO 1.
2.
Nama BBI Padi - Palawija BBI Padi-Palawija
Lokasi Bojong Leles Kecamatan Cibadak Cilimus Kecamatan Malingping
Jumlah :
LUAS LAHAN (HA) Sawah Darat Jumlah
Komoditi
5
1
6
Padi
2
1
3
Padi
7
2
9
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
Balai Benih Induk (BBI) sebagaimana tersebut di atas merupakan institusi perbenihan milik Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dan telah menjadi Unit Pelaksana Teknis Daearah (UPTD), diharapkan mampu untuk mencukupi kebutuhan bibit / benih terutama benih padi yang berkualitas untuk keperluan para petani khususnya di Kabupaten Lebak. Produksi rata-rata yang dapat dicapai di lahan sawah Balai Benih pada tahun 2013 yaitu 5,88 ton/ha. Produksi di BBI tahun 2013 belum
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
24
mampu mencukupi keperluan benih padi sebagaimana yang diharapkan. Untuk mencukupi keperluan para petani akan benih tersebut, mendatangkan dari luar daerah bekerjasama dengan PT. Shang Hyang Sri dan PT. Pertani melalui bantuan BLBU serta menumbuhkan dan membina kelompok-kelompok tani penangkar benih. Fasilitas yang dimiliki oleh UPT Benih selain lahan sebagaimana tersebut di atas, juga telah diperbaiki gudang prosesing benih serta lantai jemur. 6)
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Berdasarkan laporan yang diterima bahwa pada tahun 2013 telah terjadi
bencana alam berupa kebanjiran dan serangan OPT yang menyebabkan terjadinya kerusakan areal pertanaman padi di beberapa wilayah di Kabupaten Lebak.
Areal
pertanaman padi yang terkena bencana alam tersebut seluas 4.299 ha, terdiri bencana kebanjiran seluas 2.307 ha, dan kerusakan pertanaman yang diakibatkan oleh adanya serangan OPT seluas 1.992 ha dengan intensitas serangan rata-rata 5-10%. Hal ini tidak terlalu berakibat pada menurunnya produksi tahun 2013, juga karena cepatnya penanggulangan serangan OPT melalui bantuan pestisida. Luas areal pertanaman padi yang rusak akibat bencana alam berupa kebanjiran dan serangan OPT tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.5. berikut ini. Tabel 2.5. Bencana Alam Kekeringan, dan Kerusakan Tanaman yang Diakibatkan oleh OPT di Lahan Sawah Selama Tahun 2013 Organisme Pengganggu Tanaman
Kekeringan/ Kebanjiran No.
Kecamatan
(Ha) Tanam Panen (Ha) (Ha)
Penggerek Batang (Ha)
Hama Putih Palsu (Ha)
1
Rangkasbitung
164
-
41
91
2
Kalanganyar
26
5
32
1
3
Cibadak
4
Warunggunung
5
Cikulur
6
Maja
7
BLB /
Tikus (Ha)
WB C (Ha)
Ganjur (Ha)
6
-
-
-
13
-
-
-
-
-
24
-
2
-
-
14
-
-
-
17
-
6
-
-
121
-
14
-
127
-
35
8
12
1 13
1
Tungro (Ha)
Kresek (Ha)
Blas (Ha)
Siput Murbei (Ha)
-
-
2
-
-
15
-
-
-
-
-
58
-
60
16
5
48
181
-
23
-
-
Curugbitung
-
-
15
1
7
3
-
1
-
4
-
8
Sajira
-
-
4
3
7
-
-
-
5
12
-
44
65
3
27
-
9
Cipanas
-
-
53
-
40
-
-
-
10
Lebak Gedong
-
-
2
4
21
-
-
-
11
Cimarga
19
6
-
22
15
-
10
8
9
-
12
Leuwidamar
25
-
24
-
9
2
-
-
-
-
-
13
Bojongmanik
-
-
-
-
9
-
-
-
-
-
-
14
Cirinten
33
-
0
-
12
-
-
-
-
-
-
15
Muncang
-
-
20
-
17
-
-
-
25
1
-
14
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
25
16
Sobang
-
-
8
6
-
4
-
-
-
-
17
Cileles
214
1
17
-
-
17
-
7
-
-
-
18
Gunungkencana
120
9
35
-
9
6
4
-
7
9
10
19
Banjarsari
179
32
44
-
-
-
-
-
31
1
-
20
Malingping
489
-
53
11
19
46
17
-
8
-
-
21
Wanasalam
249
317
43
-
5
59
-
-
17
8
-
22
Cijaku
25
45
44
-
-
6
4
-
6
25
-
23
Cigemblong
-
-
50
-
-
6
4
-
6
23
-
24
Panggarangan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
25
Cihara
-
-
38
10
-
31
32
-
14
-
-
26
Bayah
15
11
2
-
-
-
-
-
-
-
-
27
Cilograng
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
28
Cibeber Jumlah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1747
560
628
165
200
272
243
18
263
184
21
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 2013
Dari data di atas terlihat bahwa OPT utama yang banyak menyerang pada pertanaman padi dengan intensitas serangan tertinggi selama tahun 2013 (Januari– Desember 2013) adalah Penggerek batang yaitu seluas 628 ha dengan intensitas serangan 1,32 % dan WBC seluas 272 ha dengan intensitas serangan 0,57 %. Dilihat dari intensitas serangan secara rata-rata masih aman dan dapat dikendalikan. Salah satu upaya untuk mengantisipasi gangguan Organisme Pengganggu Tanaman tersebut dan OPT lainnya adalah dengan melaksanakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu cara pendekatan atau cara berpikir yang logis tentang pengendalian OPT yang dilaksanakan pada pertimbangan ekologis dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Sasaran PHT adalah produktivitas
pertanian tinggi dan mantap; pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat; populasi OPT dan kerusakan tanaman yang disebabkan oleh OPT secara ekonomis tidak merugikan; dan mengurangi resiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Persediaan bahan dan alat pengendalian OPT pada Dinas Pertanian Kabupaten Lebak yang dikelola dan dikendalikan oleh seksi Perlintan dengan tujuan untuk membantu para petani dalam pengendalian daerah sumber serangan OPT apabila terjadi eksplosif.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
26
Di
tingkat
Kecamatan
ditempatkan
Petugas
Pengamat
Organisme
Pengganggu Tanaman (PPOPT). Mereka adalah PNS Propinsi Banten yang diperbantukan di tingkat Kabupaten. Jumlah PPOPT di Kabupaten Lebak ada 14 orang, petani pengamat sebanyak 9 orang, regu pengendalian hama ada 336 regu, kelompok SL-PHT dan alumni SL-PHT serta peralatan yang ada seperti hand sprayer dan emposan tikus, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.6. berikut. Tabel 2.6. Data Petugas PPOPT dan Petani Pengamat OPT NO.
KECAMATAN
PETUGAS PPOPT
PETANI PENGAMAT
(ORANG)
(ORANG) 1
1
Rangkasbitung
1
2
Kalanganyar
1
3
Cibadak
-
1
4
Warunggunung
-
1
5
Cikulur
-
1
6
Maja
1
-
7
Curugbitung
1
-
8
Sajira
-
1
9
Cipanas
-
1
10
Lebak Gedong
11
Cimarga
-
1
12
Leuwidamar
1
-
13
Bojongmanik
-
1
14
Cirinten
15
Muncang
1
-
16
Sobang
17
Cileles
1
-
18
Gunungkencana
-
1
19
Banjarsari
2
-
20
Malingping
1
-
21
Wanasalam
22
Cijaku
1
-
23
Cigemblong
24
Panggarangan
1
-
25
Cihara
26
Bayah
1
-
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
27
27
Cilograng
28
Cibeber Jumlah
1
-
14
9
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 7)
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian adalah system Pendidikan di luar sekolah bagi petani
dan anggota keluarganya, agar berubah prilakunya untuk bertani lebih baik, berusaha tani lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera dan bermasyarakat lebih baik. Tujuan Penyuluhan pertanian adalah mengubah prilaku petani dan anggota keluarganya, yaitu mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilannya.
Hal ini
merupakan pintu gerbang terjadinya penghayatan dan penerapan (adopsi) pembaharuan (inovasi) dari pertanian yang disuluhkan. Penyuluhan Pertanian mempunyai misi, yaitu (1) bertani lebih baik (better farming); (2) berusaha tani lebih menguntungkan (better business); (3) hidup lebih sejahtera (better living); dan (4) memebentuk masyarakat tani yang lebih sejahtera (better community). 8)
Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) merupakan salah satu alternatif dan
cara dalam memasyarakatkan penggunaan alat dan mesin Pertanian (Alsintan) diantaranya alat/mesin panen dan pasca panen. Kelompok UPJA sebagaimana dimaksud mempunyai fungsi melaksanakan sebagian tugas pokok Dinas Pertanian di bidang Pelayanan Jasa Alsintan. Data Alsintan di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 2.7. berikut ini.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
28
Tabel 2.7. Jumlah dan Jenis Alsintan di Kabupaten Lebak No.
Kecamatan
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
2 Rangkasbitung Cibadak Warunggunung Cikulur Maja Curugbitung Sajira Cipanas Muncang Sobang Leuwidamar Cimarga Bojongmanik Cileles Gunungkencana Banjarsari Malingping Wanasalam Cijaku Panggarangan Bayah Cilograng Cibeber Kalanganyar Lebak Gedong Cihara Cigemblong Cirinten Dikelola oleh dinas BBI Jumlah
30
Jenis Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Traktor Hand Pompa Power Hand RMU Roda 4 Traktor Air Thresher Sprayer (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) (unit) 3 4 5 6 7 8 37 29 1 6 8 38 48 2 6 6 1 26 13 1 6 5 18 21 1 6 4 16 11 1 6 5 22 15 6 14 20 10 1 6 7 38 15 3 6 3 13 21 1 6 4 16 11 1 6 5 13 11 1 6 5 9 28 1 6 5 17 5 1 6 6 51 16 1 6 5 50 10 1 6 8 14 7 2 6 6 29 13 4 7 13 26 16 7 7 18 10 7 1 6 5 13 6 3 4 7 9 18 1 4 5 5 2 1 4 2 7 7 1 4 3 27 4 6 2 16 6 2 20 1 4 1 3 8 4 3 16 7 6 3 3 4
1 580
8 368
37
158
151
APPO Pedal (unit) Thresher (unit) 9 10 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 9
20 32
Drayer (unit) 11 1 1 1 3 1 2 6 8 2 2 27
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 2013
9)
Kelompok P3A (Mitra Cai) Organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Mitra Cai di Kabupaten
Lebak tercatat ada 514 kelompok. Dilihat dari segi kualitas kiranya cukup menggembirakan, namun apabila ditinjau dari aktivitasnya masih diperlukan peningkatan dalam pembinaan, karena aktivitasnya belum sebagaimana yang diharapkan. Data terakhir rekapitulasi perkembangan P3A Mitra Cai di Kabupaten Lebak sampai akhir 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.8. berikut ini.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
29
Tabel 2.8. Perkembangan Kelompok P3A Mitra Cai di Kabupaten Lebak Tahun 2013
1.
Sudah Berkembang
Kelompok P3A Mitra Cai 125
2.
Sedang Berkembang
106
3.
Belum Berkembang
283
Jumlah :
514
No.
Aktivitas/Kegiatan
Keterangan
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
2.2.2. Aset yang Dikelola Aset yang dikelola oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lebak mulai dari bangunan gedung kantor, kendaraan dinas, peralatan kantor, peralatan elektronik dan lain-lain. Aset-aset tersebut adalah sebagai berikut : (1). Kendaraan Kendaraan merupakan alat transportasi dan mobilitas dalam melaksanakan tugas/pekerjaan rutin dinas dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Kendaraan dinas yang ada di Dinas Pertanian Kabupaten Lebak tahun 2013 baik kendaraan roda 4 maupun kendaraan roda 2 dirasakan masih sangat kurang, sedangkan mobilitas pembinaan kegiatan pertanian berada di pedesaan dan jangkauan pembinaan cukup jauh. Keadaan kendaraan dinas yang ada pada Dinas Pertanian Kabupaten Lebak tahun 2013 disajikan pada Tabel 2.9. berikut ini. Tabel 2.9.
Data Inventarisasi Kendaraan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kecamatan/Kab. 2 Kantor Kabupaten Rangkasbitung Kalanganyar Cibadak Warunggunung Cikulur Maja Curugbitung Sajira Cipanas
Jenis Kendaraan (buah/unit) Roda 4 Roda 2 Roda 2P4K 3 4 5 5 14 2 0 3 0 0 2 0 0 2 1 0 2 0 0 2 0 0 2 0 0 3 1 0 3 0 0 2 1
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
30
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Lebak Gedong 0 Cimarga 0 Leuwidamar 0 Bojongmanik 0 Cirinten 0 Muncang 0 Sobang 0 Cileles 0 Gunungkencana 0 Banjarsari 0 Malingping 0 Wanasalam 0 Cijaku 0 Cigemblong 0 Panggarangan 0 Cihara 0 Bayah 0 Cilograng 0 Cibeber 0 UPT Balai Benih 1 Cibadak Jumlah 6 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 1 3 2 2 3 2 2 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
76
8
(2) Peralatan Kantor Peralatan kantor adalah sarana kerja untuk melaksanakan kegiatan rutinitas dinas dalam rangka pembinaan dan pelayanan kepada masyarakat. Peralatan kantor tersebut berupa komputer, printer, mesin tik, lemari, filling cabinet, meja, kursi, dan lain-lain. Data peralatan kantor Dinas Pertanian Kabupaten Lebak pada tahun 2013 disajikan pada Tabel 2.10 di bawah ini. Tabel 2.10. Data Barang Inventarisasi Peralatan Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2013 No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Barang 2 Komputer Printer Lemari Perpustakaan Lemari arsip kayu Lemari arsir plastik Lemari arsip besi Telephone Faximili TV
Jumlah (buah/unit) 3 20 27 12 13 1 1 1
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
31
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Emplipire Speaker kecil Wearless OHP Mesin Tik Kulkas Brankas Kipas angin Meja Biro Meja ½ biro Meja rapat Kursi tamu Kursi putar Kursi lipat Kursi kayu RPH (3.195 M2) Kursi plastik Kantor Dinas Pertanian Perumahan Kepala Dinas Pertanian (320 M2) Pasar Hewan (6.400 M2) Pos IB (30 M2)
31
Balai Benih Bojongleles : - Rumah Dinas (8x6 M2) - Gudang (12x8 M2) - Lantai Jemur A (20x15 M2) - Lantai Jemur B (20x15 M2) - Lahan sawah (6 ha) - Lahan darat (1 ha) - Hand traktor (2 unit) - Blower - Mesin pembuat kompos - Timbangan duduk - Hand Sprayer - Pompa aiar (2 inc) - Pompa air (6 inc) - Kantor - Rumah jaga Gudang BBI Cilimus Malingping: -Perumahan (72 M2) -Lantai jemur (112 M2) -Timbangan 500 kg -Traktor -Lahan Sawah -Lahan Darat -Gudang - Lantai jemur BBI Sukatani Malingping : - Gudang/Kantor/R.Pertemuan (24x8 M) - Bangunan perumahan (6x7 M2) - Kolam (50x20 M) - Kebun Induk mangga - Lahan pekarangan (0,3 ha) - Lahan Pembibitan (0,6 ha) - Traktor - Pompa air - Hand sprayer - Cangkul, garpu
32
33
1 1 2 3 2 2 17 6 12 7 6 28 63 160 1 1 1 1 1 60.000 meter2 10.000 Meter2 2 1 1 1 2 1 1 Unit 1 1 1 1 2 20.000 Metr2 6.000 Metter2 1 120 Meter2 1 1 10.000 Meter2 3.000 Meter2 6.000 Meter -
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
32
- Gunting stek - Pisau okulasi
-
Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 2.2.3. Sumber Daya Alam Wilayah Kabupaten Lebak meliputi areal seluas 304.472 Km2, terdiri dari 28 Kecamatan yang meliputi 5 kelurahan dan 340 desa. Masing – masing wilayah mempunyai ciri khusus baik dari segi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Sumber daya alam dapat dibedakan berdasarkan topografi, jenis tanah, iklim, jenis penggunaan tanah/lahan dan lain lain. Berdasarkan Fisiografi Kabupaten Lebak dapat dikatagorikan ke dalam 3 strata wilayah pembangunan, yaitu : 1) Wilayah pembangunan Lebak Utara; Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Rangkasbitung, Kalanganyar, Warunggunung, Cikulur, Cibadak, Cimarga, Cipanas, Lebak Gedong, Sajira, Maja dan Curugbitung. Daerah ini ditujukan untuk wilayah perdagangan dan industri hasil pertanian, baik industri hulu maupun hilir. 2) Wilayah pembangunan Lebak Selatan; yang meliputi Kecamatan Malingping, Wanasalam, Panggarangan, Cihara, Bayah, Cilograng dan Cibeber. Daerah ini merupakan daerah yang berpotensi untuk pengembangan dataran tinggi dan sedang, dimana keadaan usaha tani padi sawah dan darat hampir berimbang keadaannya, dengan hasil yang beraneka ragam. 3) Wilayah Kabupaten Lebak bagian tengah lebih dominan melaksanakan usaha tani di lahan kering (darat) dan usaha tani di lahan sawah lebih sedikit. Usaha tani yang dilaksanakan terutama komoditas buah-buahan. Wilayah tersebut
meliputi Kecamatan
Banjarsari,
Bojongmanik,
Cijaku, Cigemblong,
Cirinten,
Cileles,
Gunungkencana,
Muncang,
Sobang
dan
Leuwidamar. 1)
Letak Geografis dan Topografi Letak geografis Kabupaten Lebak di sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten. Pandeglang, sebelah Utara Kabupaten Serang dan Tanggerang, sebelah Timur Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, dan sebelah Selatan dibatasi oleh
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
33
Samudera Hindia. Terletak pada 105°25’ –106°30’ Bujur Timur (BT) dan 6°18’ – 7°00’ Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah 3.044,72 Km2 atau 304.472 ha. Keadaan tofografi Kabupaten Lebak sangat beragam, secara umum merupakan dataran bergelombang dengan gunung antara 0 –100 m dari permukaan laut (dpl).
yang ketinggiannya berkisar
Keadaan tofografi tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut : Ketinggian 0 – 200 m dpl. berada di wilayah sepanjang patai selatan Ketinggian 201 – 500 m dpl. berada di wilaya Lebak tengah Ketinggian 501 – 1000 m berada di Lebak Timur dengan puncaknya Gunung Sanggabuana dan Gunung Halimun. 2)
Jenis Tanah Jenis tanah di Kabupaten Lebak bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lainnya.
Jenis tanah yang ada di kabupaten Lebak antara lain
Alluvial, latosol,
podsolik Merah Kuning, Regosol, Rezina dan Litosol. Dilihat dari sifat morfologisnya yang didasarkan kepada azas terjadinya tanah dan reaksi tanah, tanaman dan aktivitas manusia, maka tanah di Kabupaten Lebak bisa dibagai menjadi 9 jenis tanah (soil group). Perbedaan jenis tanah tersebut akan sangat berpengaruh terhadap jenis usahatani yang dilaksanakan pada tanah tersebut. Sebaran tiap jenis tanah yang ada di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 2.11. berikut ini. Tabel 2.11. Sebaran Jenis Tanah dan Penggunaan Menurut Jenisnya di Kabupaten Lebak NO 1 2
3)
Luas Ha % 119.996 41,26
Jenis Tanah Latosol Podsolik Merah Kuning
3
Aluvial
4
Regosol, Rezina
Litosal
dan
Penggunaannya
135.000
47,20
Padi, Palawija, Kopi, Coklat, Lada, buah-buahan, Sayuran dan ubi kayu Ladang, Hutan, Perkebunan Karet
18.300
6,4
Padi, Palawija, Perikanan darat
14.700
5,14
Kedelai, Kacang tanah, Karet, Kelapa, Kelapa sawit, Coklat, dan Teh
Iklim Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah adalah
curah hujan. Keadaan curah hujan di Kabupaten Lebak menurut klasifikasi Oldeman di Kabupaten Lebak terdapat 3 tipe agroklimat, yaitu tipe agroklimat D2, C2, dan B2.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
34
Perhitungan tipe agroklimat ini didasarkan pada panjangnya periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut. Bulan Basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan lebih dari 200 mm, dan bulan kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm, sedangkan antara bulan basah dan bulan kering termasuk bulan lembab (BL). TIPE AGROKLIMAT D2 Tipe agroklimat D2, dalam hubungannya dengan pertanian tanaman pangan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
Hanya mungkin tanam padi 1 kali dan palawija 1 kali
Apabila ada persediaan air irigasi dapat tanam padi 2 kali
Biasanya produktivitas padi cukup tinggi karena intensitas radiasi mata hari cukup tinggi. Tipe agroklimat D2, dengan bulan basah berturut-turut selama 6 bulan basah
dan bulan kering berturut-turut 3 bulan, meliputi Kecamatan Leuwidamar, Bojongmanik, Cimarga, Cibadak dan Rangkasbitung (Lebak Tengah) dapat dilihat pada Tabel 2.12. berikut ini. Tabel 2.12. Data Curah Hujan Rata-Rata Tahun 2013 (Kecamatan Leuwidamar, Bojongmanik, Cimarga, Cibadak dan Rangkasbitung/Lebak Tengah) Rata-rata Curah Hujan Bulan
(2013)
Keterangan
Mm
Hh
Januari
450,5
22
Bulan Basah
Pebruari
157
12
Bulan Lembab
Maret
187
7
Bulan Lembab
April
186
11
Bulan Lembab
Mei
228
10
Bulan Basah
Juni
77
8
Bulan Kering
Juli
31,5
4
Bulan Kering
Agustus
106,5
5
Bulan Lembab
303
9
Bulan Basah
348,5
10
Bulan Basah
September Oktober
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
35
Nopember
216
13
Bulan Basah
Desember
240
11
Bulan Basah
Jumlah CH dalam 1 tahun
2.531
-
Jumlah HH dalam 1 tahun
-
122
Jumlah BB berturut-turut dalam 1 tahun
-
-
Jumlah BK berturut-turut dalam 1 tahun
-
-
4)
Keadaan Lahan Keadaan lahan di Kabupaten Lebak seluas 304.472,00 ha, terdiri dari lahan
sawah seluas 47.750 ha dan lahan darat seluas 256.722 ha. Dengan rincian yaitu Lahan sawah yang beririgasi seluas 23.592 ha, tadah hujan seluas 24.151 ha dan rawa pasang surut 7 ha. Tabel 2.13. Data Luas Lahan di Kabupaten Lebak dan Penggunaannya Tahun 2013 No. I 1 2 3 4
II 1 2 3 4 5 6 7 III
Jenis Lahan (Topologi)/ Jenis Irigasi dan Penggunaannya
Luas Areal (Ha)
LAHAN SAWAH : Irigasi Tadah hujan Pasang surut Lebak
23.592 24.151 7 47.750
Jumlah : Lahan Pertanian Bukan Sawah LAHAN KERING Tegal/Kebun Ladang/Huma Perkebunan Ditanam Pohon/Hutan Rakyat Penggembalaan/Padang Rumput Sementara tidak diusahakan Lainnya (Tambak, kolam, empang, hutan negara dll.) Jumlah (II)
54.487 34.413 32.052 37.197 1.669 5.231 42.344 204.393
Lahan Bukan Pertanian (Jalan, Kantor, Sungai dll.)
52.329
Jumlah Lahan Sawah dan Darat (I,II,III) :
304.472
Sumber Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dari Luas baku lahan darat/kering di Kabupaten Lebak seluas 204.393 ha, seluas 88.900 ha merupakan lahan pertanian dan seluas 115.493 ha, merupakan tanah negara bidang kehutanan dan perkebunan, perikanan dan yang lainnya.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
36
Berdasarkan topografinya lahan pertanian di Kabupaten Lebak ada yang termasuk wilayah dataran tinggi dan ada yang termasuk wilayah dataran rendah baik lahan sawah maupun lahan darat, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.14. di bawah ini. Tabel 2.14. Jenis Lahan sawah dan Lahan Darat Berdasarkan Topografinya Jenis Lahan
Ketinggian dari permukaan laut (dpl) < 500 m
> 500 m
Jumlah
Lahan Sawah
23.592
24.158
47.750
Lahan Kering
101.573
155.149
256.722
Jumlah
125.165
179.307
304.472
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Lahan merupakan salah satu faktor produksi yang ketersediannya merupakan salah satu syarat untuk dapat berlangsungnya proses produksi usaha tani, baik usaha tani padi, palawija, maupun
hortikultura.
Produktivitas lahan tersebut sangat
dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah, topografi, tekstur tanah, ketersediaan air, unsur hara dan iklim yang cocok. Luas Lahan yang diusahakan di bidang pertanian seluas 138.881 hektar, terdiri dari lahan sawah seluas 47.750 ha dan lahan darat seluas 91.131 ha (terdiri dari lahan tegal/kebun, ladang/huma, Pekarangan dan sementara tidak diusahakan). Sebagian besar dari lahan tersebut merupakan lahan pertanian yang produktif, meskipun masih ada beberapa bagian yang belum dimanfaatkan secara optimal. Lahan sawah yang bisa ditanami padi lebih dari 2 kali ada 38.891 ha dan lahan sawah yang hanya bisa ditanami 1 kali seluas 5.610 ha . Areal sawah yang 2 kali tanam bisa ditingkatkan menjadi 3 kali tanam (IP 300) asalkan pengairannya terjamin, peralatan pengolahan dan tenaga kerjanya tersedia. Demikian juga lahan sawah yang hanya bisa tanam satu kali (sawah tadah hujan), lahan ini bisa ditingkatkan menjadi tanam 2 kali (IP.200) dengan meningkatkan pengairan, bisa dengan sistem pompanisasi bagi areal yang tersedia sumber airnya, dengan membangun sumur resapan, pompa air dangkal serta pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi pedesaan. Untuk lebih jelasnya pencapaian Indeks Pertanaman lahan
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
37
sawah dan lahan darat pada tahun 2013 di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 2.15. berikut ini. Tabel 2.15. Tingkat Pemanfaatan Lahan di Kabupaten Lebak Luas Tanam dan Panen (Ha, Pohon, M2) Komoditi
Lahan Sawah Tanam
Lahan Darat
Panen
Tanam
Panen
Padi
86.630
91.037
7.334
12.998
Jagung
54
13
1.245
330
Kedelai
1.180
778
3.387
2.363
Kacang Tanah
32
29
611
536
Kacang Hijau
29
29
164
169
Ubi Kayu
-
-
1.305
1.337
Ubi Jalar
30
33
575
461
Talas
-
-
6
10
- Cabe Besar
-
-
1.832
1.970
- Kacang Panjang
-
-
461
1.1120
- Terung
-
-
88
228
- Mentimun
-
-
486
1.125
- Petsai/Sawi
-
-
23
23
- Cabe Rawit
-
-
79
339
-
-
0,26
0,67
-
-
(6.161 phn)
(63.119 Phn)
Sayuran
- Jamur -
Sayuran
lainnya
(Jamur,Tomat,
Kangkung ,Bayam)
Buncis,
Buah-buahan - Durian
61,61 Ha
631,19 Ha (90.197 phn)
- Mangga
-
-
(2.151 phn)
- Manggis
-
-
(17.234 phn)
- Rambutan
-
-
- Pisang
-
-
Tanaman Biofarmaka
-
-
21,51 Ha
Tanaman Hias
-
-
901,97 Ha (81.390 phn)
172,34 Ha
813,90 Ha
(2.470 phn)
(222.237 phn)
24,70 Ha
2.222,37 Ha
(314.020 rumpun)
(7.313.799 rumpun)
3.140,20 Ha
73.137,99 Ha
(1.187.751 M2)
(2.966.185 M2)
118,78 Ha
296,62 Ha
(5.398 M2)
(176.769 M2)
0,54 Ha
17,68 Ha
JUMLAH
87.955
21.136
Baku lahan Pertanian yang diusahakan
47.750
91.131
Indeks Pertanaman (%)
184,20
23,28
Sumber Data : Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
Lahan yang digunakan untuk pertanian tanaman pangan (padi, palawija, buah-buahan, sayuran, tanaman obat dan tanaman hias) teridiri dari lahan sawah dan
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
38
lahan darat yang tingkat pemanfaatannya dapat dihitung dengan Indeks Pertanaman. Apabila Indek Pertanaman (IP) telah mencapai 300 % berarti pemanfaatan lahan sudah optimal, namun bila IP masih dibawah 300 % maka pemanfaatan lahan tersebut masih perlu ditingkatkan. Perhitungan IP adalah Luas pertanaman dibagi luas lahan baku yang ada dikali seratus. Untuk tanaman buah-buahan dalam satuan pohon, untuk tanaman hias dan tanaman obat dalam satuan meter persegi. Untuk perhitungan IP-nya dikonversikan kedalam hektar terlebih dahulu dengan memperhitungkan jarak tanam. Jarak tanam buah-buahan dihitung rata-rata 10 x 12 meter atau 100 pohon/ha, sedangkan untuk tanaman obat-obatan dan tanaman hias dalam satuan meter persegi dikalikan 10.000. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 2.15 di atas Indek Pertanaman pada lahan sawah baru mencapai 184,20, artinya secara keseluruhan lahan sawah pada tahun 2013 hanya dapat ditanami 1 kali dan baru 84 % dari luas lahan baku yang sudah bisa tanam 2 kali. Hal ini dipengaruhi terutama oleh keadaan musim, tahun 2013 merupakan tahun ekstrim (basah) sehingga hampir seluruh lahan sawah bisa ditanami padi, palawija dan sayuran 2 kali setahun. 5)
Penggunaan Lahan Pertanian dan Mutasi Lahan Pertanian Tahun 2013 Di Kab. Lebak Sumber daya lahan pertanian di Kabupaten Lebak berupa lahan pertanian
yang produktif sebagian telah mengalami perubahan fungsi.
Perubahan tersebut
sebagai akibat dari adanya desakan kawasan pemukiman penduduk, industri, sarana transportasi dan sebagainya yang setiap tahun terus bertambah. Disisi lain terjadi pula penambahan areal sawah yang berasal dari lahan kering yang dibangun oleh masyarkat secara swadaya dengan luasan yang sangat terbatas dan sumber air sederhana.
2.2.4. Unit Usaha yang Masih Operasional Unit usaha yang dikelola oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sampai saat ini adalah Balai Benih Induk (BBI) Bojongleles. Bentuk usahanya adalah menyediaan Benih Unggul Berlabel komoditas padi sawah yang senantiasa menjadi salah satu pemasok kebutuhan Benih Unggul di Kabupaten Lebak. Sehubungan
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
39
dengan usaha ini, BBI Bojongleles dibebani PAD yang besarannya disesuaikan dengan jumlah produksi benih unggul bermutu yang dapat diproduksi oleh BBI Bojongleles setiap tahunnya.
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tingkat capaian kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Lebak berdasarkan sasaran/ target Renstra periode sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.16. dan Tabel 2.17. Berdasarkan data pada Tabel 2.16. diketahui bahwa untuk komoditas Padi, kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dalam meningkatkan produksi padi dari tahun ke tahun menunjukkan hasil yang menggembirakan. Bahkan dapat melampaui target yang sudah ditetapkan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi yaitu : peningkatan produktivitas melalui kegiatan Pengembangan Intensifikasi Tanama padi, palawija, kegiatan sekolah lapangan pertanian tanaman terpadu (SL-PTT) yang sudah dilaksanakan mulai tahun 2008-2013. Melalui SL-PTT petani dapat belajar langsung di lapangan dalam menerapkan berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas padi tinggi untuk menunjang peningkatan produktivitas dan pendapatan petani secara berkelanjutan. Melalui SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia (benih, tanah, air dan sarana produksi lainnya) secara terpadu dalam melakukan budidaya di tanah usahataninya berdasarkan kondisi spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih trampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka pencapaian sasaran produksi yang ditetapkan. Disamping itu, peningkatan produksi maupun produktivitas juga didukung oleh pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas alat mesin pertanian pra-panen, panen dan pasca panen. Namun pada tahun 2011 dapat kita lihat bawa produksi padi menurun dibandingkan dengan tahun 2010, hal ini disebabkan karena musim kering yang panjang, sehingga lahan-lahan pertanian mengalami puso dan petani gagal mendapatkan panen.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
40
Sedangkan untuk komoditas palawija, kita dapat lihat bahwa produksi palawija mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena berkurangnya luas tanam komoditas palawija dikarenakan para petani lebih memilih menanami sawahnya dengan padi dibandingkan oleh tanaman palawija. Selain itu kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi juga mempengaruhi keinginan petani untuk menanam tanaman palawija. Untuk komoditas hortikultura kondisi capaiannya lebih baik dari komoditas palawija. Hal ini disebabkan selain meningkatnya pengetahuan petani tentang cara pengolahan komoditas hortikultura, pendapatan yang menjanjikan dari usaha tani komoditas hortikutura pun lebih menggoda para petani untuk berusahatani di bidang hortikultura dibandingkan berusaha tani komoditas palawija. Berdasarkan data pada Tabel 2.17, diketahui bahwa rasio antara realisasi dan anggaran selama lima tahun kebelakang menunjukkan hasil yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari persentase realisasi penyerapan anggaran rata-rata diatas 90%. Penajaman prioritas dan fokus kegiatan program yang dilandasi oleh analisis keadaan, analisis potensi sumberdaya yang akurat, sinergitas program antar dinas / instansi terkait pada setiap tingkatan mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota sampai ke tingkat lapangan, serta sejalan dengan tuntutan kebijaksanaan pembangunan ekonomi daerah maupun nasional merupakan faktor-faktor pendukung dalam pencapaian realisasi anggaran tersebut.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
41
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
42
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
43
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
44
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 2.4.1. Analisa Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Penilaian keserasian, keterpaduan, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak terhadap sasaran Rencana Strategis Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten disajikan pada Tabel 2.18. Tabel 2.18. Komparasi Capaian Sasaran Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Lebak terhadap sasaran Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra Dinas Pertanian Dan Peternakan provinsi Banten No
(1) 1.
Indikator Kinerja
(2) Peningkatan Produksi - Padi - Palawija - Hortikultura
Capaian Sasaran Renstra Sasaran Renstra Sasaran Renstra Dinas Pertanian Kementerian Dinas Pertanian dan Peternakan Pertanian Kabupaten Provinsi Banten Lebak (3) (4) (5) 2%/tahun 2%/tahun 2%/tahun
-
3,56 %/tahun 10,02 %/tahun 20,05 %/tahun
Berdasarkan data pada Tabel 2.18. dapat dilihat bahwa tingkat capaian Sasaran Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Lebak masih jauh di bawah sasaran Renstra Kementerian Pertanian. Hal ini memperlihatkan bahwa kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Lebak perlu untuk lebih ditingkatkan lagi. Bila dilihat dari indikator kinerja yang digunakan, terlihat adanya keserasian, keterpaduan, sinkronisasi dan sinergitas pada indikator peningkatan produksi tanaman pangan.
2.4.2. Analisa Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Berdasarkan RTRW pemanfaatan ruang kawasan pertanian dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan sebagai berikut : a.
Tetap terjaganya kualitas lingkungan.
b.
Terciptanya pertumbuhan perekonomian wilayah yang berbasiskan perekonomian lokal.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
45
c.
Pengembangan kualitas dan kuantitas produksi pertanian agar dapat mencapai optimal.
Kawasan tanaman pangan di Kabupaten Lebak juga diarahkan untuk dipertahankan sebagai kawasan lahan pertanian berkelanjutan dengan luas sebesar 40.170 Ha berupa pertanian pangan lahan basah. Pemanfaatan ruang kawasan pertanian ini meliputi kawasan peruntukan pertanian pangan lahan basah dan kawasan peruntukan pertanian pangan lahan kering. Tabel 2.19. Rencana Kawasan Peruntukan Pertanian Pangan di Kabupaten Lebak Tahun 2013-2033 No
Rencana Kawasan Pertanian Pertanian Pangan Lahan Basah
1.
Pertanian Pangan Lahan Kering
2.
Total (Ha)
40,170.11
44,083.24
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang pada Periode Perencanaan Berkenaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Progam Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Peternakan, Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan
Wilayah Pengembangan 28 Kecamatan di Kabupaten Lebak
Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian
28 Kecamatan di Kabupaten Lebak kecuali Kecamatan Bojongmanik, Cipanas, Rangkasbitung, Sobang dan Wanassalam
Dengan masuknya luas lahan pertanian berkelanjutan sebesar 40.170 Ha dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak tahun 2013-2033, maka harus ditindaklanjuti dengan dibuatnya Peraturan Daerah mengenai Kawasan Lahan Pertanian Berkelanjutan dimana Perda ini menjadi dasar dalam menjaga luas lahan pertanian yang semakin hari semakin berkurang dengan adanya alih fungsi lahan. Data luas areal pertanian yang masih dipertanyakan tingkat akurasi dan legalitasnya harus secepat mungkin dilakukan pembenahan dengan melakukan pendataan ulang luas areal lahan pertanian di Kabupaten Lebak, terutama pada areal lahan sawah. Apabila pembenahan data luas areal sawah tidak segera dilakukan, hal ini dikhawatirkan dapat mengganggu tingkat akurasi perencanaan yang akan dibuat ke depan.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
46
BAB. III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK
3.1.
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Terdapat beberapa permasalahan yang mempengaruhi pelayanan Dinas
Pertanian Kabupaten Lebak diantaranya adalah : a) Rendahnya kualitas SDM kelompok tani. b) Tingginya resiko kerentanan yang dihadapi petani dan pelaku usaha di perdesaan. c) Lemahnya kelembagaan dan posisi tawar petani yang berakibat pada panjangnya tataniaga. d) Lahan penguasaan petani semakin sempit sehingga pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan. e) Masih rendahnya sistem alih teknologi dan desiminasi pengolahan produk pertanian. f)
3.2.
Terjadinya alih fungsi lahan pada lahan-lahan pertanian.
Telaahan Visi, Misi, dan Program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Telaahan terhadap visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati terpilih di
Kabupaten Lebak dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1.
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati
VISI : Menuju Kabupaten Lebak yang Maju dan Berdaya Saing Melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan Misi Tujuan Permasalahan Pelayanan Faktor Penghambat Pendorong Meningkatkan Meningkatkan a) Rendahnya kualitas SDM a. Semakin a. Inovasi dan perekonomian perekonomian kelompok tani. tingginya alih introduksi masyarakat yang kokoh b) Tingginya resiko fungsi lahan. teknologi pertanian berbasis berbasis kerentanan yang dihadapi b. Menurunnya b. Peningkatan ekonomi ekonomi petani dan pelaku usaha di kesuburan tanah kualitas dan kerakyatan kerakyatan perdesaan. (lahan) pertanian. kuantitas SDM c) Lemahnya kelembagaan c. Kerusakan Pertanian dan posisi tawar petani infrastruktur c. Konsolidasi yang berakibat pada jaringan irigasi. UPTD, SKPD dan
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
47
panjangnya tataniaga. d) Lahan penguasaan petani semakin sempit sehingga pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi kebutuhan. e) Masih rendahnya sistem alih teknologi dan desiminasi pengolahan produk pertanian. f) Terjadinya alih fungsi lahan pada lahan-lahan pertanian.
3.3.
d. Meluasnya areal yang potensial terkena gangguan bencana alamkekeringan/ kebanjiran. e. Mahalnya agroinput (sarana produksi dan alat mesin pertanian f. Penerapan teknologi pertanian terbatas
Kementerian Pertanian d. Optimalisasi Sistem Perbenihan e. Dukungan Anggaran yang memadai f. Kebijakan Pembangunan Pertanian yang tepat manfaat dan sasaran
Telaahan Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Strategis
Kementerian Pertanian
Republik Indonesia Tahun 2010 – 2014, permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak berdasarkan Sasaran Renstra Kementerian Pertanian Republik Indonesia beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No
1 1.
Sasaran jangka menengah Renstra K/L 2 Pertumbuhan Komoditas Pangan: a. Padi = 3,56%/thn b. Jagung = 10,02%/thn c. Kedelai 20,05%/thn d. Kacang Tanah 10,20 %/thn e. Kacang Hijau = 4,55%/thn f. Ubi Kayu = 4,55%/thn g. Ubi Jalar = 6,78%/thn h. Hortikultura (Sayuran, b. Buah-buahan, Tanaman c. Hias dan Tanaman d. Obat) = 5,55 %/thn
Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 3 a. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global b. Kurangnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air. c. Status dan luas kepemilikan lahan petani sangat terbatas. d. Menurunnya kesuburan tanah (lahan) pertanian. e. Sistem perbenihan dan perbibitan belum berjalan optimal. f. Keterbatasan akses petani terhadap
Faktor Penghambat
Pendorong
4 a. Keterbatasan alokasi anggaran pembangunan pertanian b. Semakin tingginya alih fungsi lahan c. Menurunnya kesuburan lahan pertanian d. Kerusakan infrastruktur jaringan irigasi e. Menurunnya minat generasi muda terhadap sektor pertanian TPH f. Aksesibilitas petani terhadap sarana produksi dan permodalan
5 a. Komitmen pimpinan serta jajarannya dalam peningkatan produksi dan produktivitas b. UU No. 41 Thn 2009 tentang Lahan Pertanian Abadi c. Peningkatan kuantitas dan kualitas Sumberdaya Manusia Pertanian d. Revitalisasi infrastruktur pertanian e. Penerapan teknologi ramah
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
48
g.
h.
i.
j.
k.
3.4.
permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian. Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian. Makin berkembangnya Hama dan penyakit tanaman (Organisme Pengganggu Tanaman) Kondisi infrastruktur jalan ke sentra produksi belum memadai
terbatas g. Tingkat kehilangan hasil masih tinggi h. Keterbatasan jumlah petugas lapangan (penyuluh, POPT)
lingkungan
Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Berdasarkan telaahan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lebak tahun 2013 – 2033 permasalahan pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak beserta faktor penghambat dan faktor pendorong keberhasilan pembangunan pertanian dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No
1 1.
Rencana Tata Ruang Wilayah terkait Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 2 a. Pertanian Pangan Lahan Basah b. Pertanian Pangan Lahan Kering
Permasalahan Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 3 a. Alih fungsi lahan masih menjadi permasalahan di Kabupaten Lebak
Faktor Penghambat
Pendorong
4 a. Belum ditidaklanjutinya UU No. 41 Thn 2009 tentang Lahan Pertanian Abadi dengan Perda
5 a. Dijadikannya RTRW sebagai dasar sementara mencegah terjadinya alih fungsi lahan di Kabupaten Lebak
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
49
3.5.
Penentuan Isu-isu Strategis Berdasarkan hasil review faktor-faktor pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten
Lebak yang meliputi analisa Renstra Kementrian Pertanian Republik Indonesia, analisa Renstra Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, analisa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan analisa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), maka dapat ditentukan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagai berikut : a. Terjadinya alih fungsi lahan pertanian. b. Peningkatan ketahanan pangan masyarakat. c. Bencana Kekeringan dan kebanjiran. d. Produktivitas tanaman pertanian masih rendah di beberapa wilayah. e. Kesejahteraan petani masih rendah dan tingkat kemiskinan relatif tinggi.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
50
BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Memperhatikan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan, dan ketersediaan teknologi maju di Kabupaten Lebak yang sangat menunjang dalam pembangunan pertanian tanaman pangan, serta mengacu pada Visi Kabupaten Lebak yaitu “Menuju Kabupaten Lebak Yang Maju dan Berdaya Saing Melalui Pemantapan Pembangunan Perdesaan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan”, maka Dinas Pertanian Kabupaten Lebak menetapkan visi yaitu : “Terwujudnya Pertanian di Kabupaten Lebak yang Berwawasan Agribisnis dan Memiliki Daya Saing Menuju Kemandirian Pangan Masyarakat”. Penjabaran makna dari visi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut: Pertanian
:
Seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumber daya alam hayati dalam
agro
ekosistem
yang
sesuai
dan
berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat. Berwawasan Agribisnis
:
Cara pandang pelaku usaha pertanian yang meliputi suatu sistem yang utuh mulai sub-sistem penyediaan pertanian;
sarana
produksi
sub-sistem
dan
usahatani;
peralatan sub-sistem
pengolahan atau agroindustri dan sub-sistem pemasaran. Agar sub-sistem ini bekerja dengan baik maka diperlukan dukungan sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana serta subsistem pembinaan.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
51
Daya Saing
:
Menggambarkan
kondisi
daerah
dimana
komoditas pertanian memiliki kualitas dan kuantitas
yang
mampu
bersaing
dengan
komoditas dari luar daerah. Kemandirian Pangan
:
Kemampuan produksi pangan dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup ditingkat rumahtangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal.
Masyarakat
:
Sekelompok
orang
yang
membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Untuk dapat mewujudkan visi dengan cara mendorong efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, maka ditetapkan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, yang didalamnya mengandung tujuan serta sasaran yang ingin dicapai. Misi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan produksi komoditas strategis padi, palawija, dan hortikultura untuk pemenuhan akses rumah tangga terhadap pangan. 2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian. 3. Meningkatkan keamanan pangan produk pertanian. 4. Memfasilitasi akses terhadap informasi, teknologi, permodalan, sarana prasarana dan pemasaran bagi masyarakat untuk mendukung pengembangan system dan usaha agribisnis. 5. Mengembangkan sentra produksi komoditas unggulan pertanian dengan memperhatikan potensi daerah yang berwawasan lingkungan.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
52
Penjelasan dari misi di atas adalah sebagai berikut : Misi Misi 1 :
Penjelasan
Meningkatkan produksi komoditas Meningkatnya strategis
padi,
hortikultura akses
palawija,
untuk
rumah
dan tanaman
produksi
pangan,
komoditas
palawija
dan
pemenuhan hortikultura dengan cara meningkatkan
tangga
terhadap luas
pangan.
tanam
produktivitas
serta
meningkatkan
sehingga
menghasilkan
komoditas yang bermutu baik kualitas maupun kuantitas. Misi 2 :
Meningkatkan nilai tambah dan Menghasilkan komoditas pertanian yang daya saing produk pertanian.
mempunyai nilai tambah produk untuk dapat bersaing dengan komoditas impor.
Misi 3 :
Meningkatkan keamanan pangan Menghasilkan komoditas pertanian yang produk pertanian.
sehat,
bergizi
dan aman untuk
di
konsumsi. Misi 4 :
Memfasilitasi
akses
terhadap Meningkatnya
akses
informasi
dan
informasi, teknologi, permodalan, penerapan
teknologi
serta
sarana
sarana prasarana dan pemasaran prasarana
pertanian
dalam
usaha
bagi masyarakat untuk mendukung agribisnis.
Yang
didukung
dengan
pengembangan system dan usaha kemudahan akses pemasaran sehingga agribisnis.
petani dapat memasarkan hasil produksi yang berkualitas serta mempermudah akses permodalan untuk pelaku agribisnis
Misi 5 :
Mengembangkan sentra produksi Meningkatnya sentra produksi komoditas komoditas dengan
unggulan
pertanian unggulan
memperhatikan
daerah lingkungan.
yang
pertanian
didaerah-daerah
potensi dengan penerapan teknologi tepat guna
berwawasan yang dapat diterapkan dan dimanfaatkan guna
meningkatkan
kuantitas
produksi
kualitas melalui
dan sistem
pertanian yang berwawasan lingkungan
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
53
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Sasaran merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan memberikan fokus pada penyusunan kegiatan yang bersifat spesifik, terinci, terukur dan dapat dicapai. Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 4.1.
4.3. Strategi dan Kebijakan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Strategi dan kebijakan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
54
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
55
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
56
BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tanggal 15 Mei 2006. 5.1. Program Kerja Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi pengembangan pertanian di Kabupaten Lebak dilaksanakan melalui beberapa program, dengan Klasifikasi, Kode dan Daftar Program menurut Urusan Pemerintah Daerah sebagai berikut : 2.01.01. Urusan Pilihan Pertanian 2.01.01.16. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian 2.01.01.18. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian 2.01.01.20. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan 01.2.01.01.01. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 01.2.01.01.02. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 01.2.01.01.03. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan Program–program tersebut di atas merupakan kegiatan yang mendorong petani agar berusaha sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi yang mengutamakan efisiensi dan kualitas. Program–program ini dapat dijadikan sarana untuk pencapaian kondisi ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga dalam jumlah cukup dan mutu yang baik dari waktu kewaktu untuk dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Program ini merupakan aktivitas pemberdayaan masyarakat dalam rangka mengembangkan sentra-sentra produk unggulan di Kabupaten Lebak yang difasilitasi oleh pemerintah dengan fokus kegiatan bertumpu pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Rencana Program ini pada dasarnya merupakan kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi usahatani dan rehabilitasi lahan pertanian untuk mewujudkan pertanian yang maju, efektif dan efisien.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
57
5.2. Rencana Kegiatan Tahun 2014-2019 Untuk menunjang tercapainya Sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2014–2019 ini, ada beberapa Rencana Kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Lebak sebagai berikut : 1)
Peningkatan ketersediaan beras dan komoditas palawija dalam rangka menjaga ketahanan pangan di Kabupaten Lebak. Dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan konsumsi per kapita penduduk Kabupaten Lebak terhadap beras dan komoditas palawija.
2)
Peningkatan keamanan pangan melalui pertanian organik. Diharapkan pada tahun 2019 dapat tercipta komunitas petani organik di Kabupaten Lebak yang dapat memasok kebutuhan akan produk pertanian organik di Kabupaten Lebak, bahkan di luar Kabupaten Lebak
3)
Pengembangan Sentra Produksi Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura terutama komoditas Pisang, dimana Dinas Pertanian Kabupaten Lebak memiliki tanggung jawab dalam hal ketersediaan komoditas pisang di daerah sentra produk unggulan pisang di kecamatan Cilograng dan Bayah serta kecamatan penyangganya Panggarangan, Cibeber, Cihara, Lebakgedong, Banjarsari, Malingping, Wanasalam, Cigemblong, Muncang dan Cijaku. Selain pisang sebagai komoditas unggulan yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak, komoditas-komoditas hortikultura lainnya seperti durian, manggis, rambutan dan mangga serta komoditas sayuran masih tetap menjadi perhatian Dinas Pertanian Kabupaten Lebak untuk terus dikembangkan.
4)
Pendataan areal lahan pertanian berkelanjutan yang difokuskan pada lahan sawah agar diperoleh luas lahan yang akurat dan tepat sesuai data riil di tingkat kecamatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan dibuatnya Peraturan Daerah tentang Kawasan Pertanian yang Berkelanjutan
Rencana kegiatan utama tersebut dijabarkan melalui Program dan Kegiatan sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagai berikut :
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
58
A. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 1. Kegiatan Penyusunan Renstra SKPD 2. Kegiatan Penyusunan Renja SKPD B. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 1. Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Masyarakat C. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian 1. Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan 2. Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian 3. Kegiatan Pemantauan dan Analisis Akses Harga Pangan 4. Kegiatan Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija 5. Kegiatan Pembangunan Pertanian pada Lahan Kering 6. Kegiatan Pengembangan Perbenihan/ Perbibitan 7. Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan 8. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian 9. Kegiatan Operasional BBI Bojongleles 10. Kegiatan PAP Dana Tugas Pembantuan 11. Kegiatan PAP Dana Alokasi Khusus 12. Kegiatan Penyediaan dan Perbaikan Infrastruktur dalam Mendukung Pengembangan Agribisnis D. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian 1.
Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna
E. Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan 1. Kegiatan Penyusunan Kebijakan Pencegahan Alih Fungsi Lahan Pertanian F. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan 1. Kegiatan Penelitian dan pengembangan pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan 2. Kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian/ perkebunan unggul daerah 5.3.
Indikator Kinerja Tolok ukur kinerja pembangunan Kabupaten Lebak khusus bidang pertanian
sektor tanaman pangan dan hortikultura selama periode waktu 2014-2019, ditetapkan indikator kinerja pembangunan pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura. Indikator kinerja tersebut merupakan implementasi dari target indikator kinerja yang
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
59
ada pada misi ke-3 Kabupaten. Indikator Kinerja pembangunan sektor pertanian adalah sebagai berikut. Tabel 5.1. Indikator Kinerja Utama Pembangunan Sektor Pertanian Tahun 2014-2019 No
Indikator
1
2
Tahun 2013 3
2014 4
Target Capaian Setiap Tahun 2016 2017 2018 6 7 8
2015 5
2019 8
Indikator Sasaran :
1
1. Daerah Rawan pangan
-
5 kec
4 kec
2. Sentra Kawasan Unggulan
-
-
-
539,349
550,136
31,932
- Palawija (Ton) - Hortikultura (Ton)
3
5.4.
2 kec
1 kec
0 kec
2
3
4
5
561,139
572,361
583,809
595,485
607,395
32,571
33,222
33,886
34,564
35,256
35,961
166,708
170,042
173,443
176,912
180,450
184,059
187,740
36
37
38
39
40
41
42
2
2
2
2
2
2
Meningkatnya ketersediaan pangan pokok dan non pokok - Padi (Ton GKP)
2
3 kec
Jumlah Sarana dan Prasarana Pertanian (Unit) Jumlah Sarana dan Prasarana Pengelolaan Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan (Unit)
-
Kelompok Sasaran Kelompok sasaran yang mendapatkan pelayanan dari Dinas Pertanian adalah
para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani/ Gabungan Kelompok Tani yang sudah terdaftar atau dikukuhkan oleh Bupati Lebak, kelompok wanita tani maupun petani kecil yang tidak tergabung dalam kelompok apapun. Selain itu pondok pesantren yang berusaha di bidang pertanian juga menjadi sasaran pelayanan Dinas Pertanian. Jadi kelompok sasaran yang mendapatkan pelayanan dari Dinas Pertanian adalah seluruh masyarakat petani yang ada dan berdomisili di wilayah Kabupaten Lebak. Dalam kegiatan pembangunan pertanian, Dinas Pertanian juga menggandeng Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Lebak sebagai mitranya dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Lebak. 5.5.
Pendanaan Indikatif Kegiatan pembangunan pertanian sektor tanaman pangan dan hortikultura di
Kabupaten Lebak ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah
memfasilitasi
sebesar-besarnya
partisipasi
masyarakat
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
dengan 60
mendayagunakan keterpaduaan kegiatan yang dibiayai oleh APBN, APBD, Swasta dan sumber-sumber dana pembangunan lainnya. Implementasi pembangunan perlu adanya dukungan pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Satuan Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Lebak guna tercapainya program pembangunan selama kurun waktu 2014–2018. Rencana Pendanaan Indikatif Kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak 2014-2018 dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Rencana Pendanaan Indikatif Kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Rencana Pagu Indikatif 8,161,117,000 9,854,513,500 10,883,678,700 11,472,908,500 12,466,771,400 13,375,814,750
Pertumbuhan 20.75 % 10.44 % 5.41 % 8.66 % 7.29 %
Untuk lebih jelasnya Rencana Program, Kegiatan Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 adalah sebagaiman tergambar dalam Tabel 5.3. di bawah ini.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
61
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
62
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
63
BAB VI. INDIKATOR KINERJA DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Indikator Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Lebak disusun dengan mengacu kepada Tujuan dan Sasaran RPJMD Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 dengan memperhatikan keterkaitan Tujuan dan Sasaran tersebut dengan Tugas Pokok dan Fungsi pada Dinas Pertanian Kabupaten Lebak.
6.1. Tujuan dan Sasaran berdasarkan RPJMD Tujuan dan Sasaran RPJMD yang sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut ini. a. Tujuan : Meningkatkan perekonomian yang kokoh berbasis ekonomi kerakyatan. b. Sasaran : Meningkatkan status ketahanan pangan daerah dan pengembangan perekonomian masyarakat. 6.2. Indikator Kinerja Indikator Kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Lebak yang sesuai dengan Tujuan dan sasaran di atas adalah sebagai berikut : 1.
Meningkatnya ketersediaan pangan pokok dan non pokok
2.
Persentase tingkat kehilangan hasil
3.
Tersedianya infrastruktur pengairan, akses transportasi.
4.
Pengembangan benih/ bibit bermutu
5.
Lahan Pertanian Berkelanjutan
6.
Perencanaan pembangunan pertanian
7.
Meningkatnya sarana dan prasarana pengolahan komoditas pertanian
8.
Menurunkan Luas serangan OPT
9.
Meningkatnya kelompok tani Sekolah Lapang-Pengendalian Hama Terpadu
10. Tersedianya Informasi Harga Pangan Pokok di Kabupaten Lebak 11. Meningkatnya sarana pengolahan dan pengairan lahan pertanian 12. Peningkatan Produksi Komoditas Hortikultura
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
64
Indikator Kinerja SKPD Dinas Pertanian sebagaimana Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019 adalah sebagaimana Tabel 6.1 di bawah ini.
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
65
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
66
BAB VII. PENUTUP
Keberhasilan
Pembangunan
Pertanian
di
Kabupaten
Lebak
dalam
mewujudkan Visi Kabupaten Lebak “MENUJU KABUPATEN LEBAK YANG MAJU DAN BERDAYA SAING MELALUI PEMANTAPAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN”, yang diturunkan dengan visi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak
“TERWUJUDNYA
PERTANIAN DI KABUPATEN LEBAK YANG BERWAWASAN AGRIBISNIS DAN
MEMILIKI DAYA
SAING
MENUJU
KEMANDIRIAN
PANGAN
MASYARAKAT.” perlu didukung oleh : 1) Komitmen Kepala Daerah yang Kuat dan Demokrasi; 2) Komitmen Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak beserta jajarannya yang kuat dan demokratis; 3) Konsistensi Kebijakan Pemerintah; 4) Keberpihakan pada masyarakat, sektor swasta dan dunia usaha; dan 5) Peran serta masyarakat dan dunia usaha secara aktif.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi upaya kita ini guna mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, Amin.
KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN LEBAK
DEDE SUPRIATNA, S.ST NIP. 196001161986031007
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
67
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
68
Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Tahun 2014-2019
69