PERKEMBANGAN INFLASI ACEH
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Inflasi Aceh pada triwulan I tahun 2013 tercatat sebesar 2,68% (qtq), jauh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang minus 0,86% (qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi di awal triwulan tahun
inflasi tersebut mengawali
2013 sebesar 2,22% (yoy) melonjak
tinggi dibandingkan posisi akhir tahun 2012 yang hanya 0,22%.
Namun demikian, inflasi Aceh berada pada tren yang jauh lebih rendah dibanding inflasi nasional yang mencapai 5,9% (yoy), serta merupakan yang terendah di Pulau Sumatera diikuti inflasi provinsi Kepulauan Riau yang sebesar 3,89% (yoy).
Peningkatan inflasi Aceh bersumber dari tekanan inflasi sisi supply akibat aturan pembatasan impor hortikultura.
Inflasi kota Banda Aceh naik dari 0,05% di triwulan IV tahun 2012 menjadi 1,29% (yoy), sementara inflasi kota Lhokseumawe naik dari 0,39% menjadi 3,19% (yoy).
2.1.
KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Aceh 8.0
%
6.0
4.0
2.68
2.0
2.22 0.50 0.22
0.0
0.16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011
-2.0
Inflasi Bulanan (mtm)
2012
Inflasi Triwulanan (qtq)
-0.86 2013
Inflasi Tahunan (yoy)
-4.0
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Inflasi Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di dua kota pada triwulan I tahun 2013 tercatat sebesar 2,68% (qtq), jauh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang minus 0,86% (qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi di awal triwulan tahun
inflasi tersebut mengawali
2013 sebesar 2,22% (yoy) melonjak tinggi dibandingkan posisi
akhir tahun 2012 yang hanya 0,22%. Peningkatan inflasi pada periode laporan terkait dengan tekanan inflasi dari sisi supply akibat aturan pembatasan impor hortikultura yang menyebabkan lonjakan harga berbagai komoditas 26
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
impor yang dibatasi. Di sisi lain, turunnya harga beras sejalan dengan datangnya musim panen serta koreksi tajam harga emas dunia telah menahan lonjakan inflasi Aceh sehingga inflasi triwulan I tahun 2013 tidak terbang bebas. Seperti terlihat pada grafik di bawah, inflasi Aceh berada pada tren yang jauh lebih rendah dibanding inflasi nasional. Inflasi nasional terus meningkat mencapai 5,9% (yoy) di akhir triwulan I tahun 2013, jauh lebih tinggi dari inflasi Aceh yang hanya 2,19%. Dibandingkan dengan seluruh provinsi di pulau Sumatera, inflasi Aceh juga berada di tren yang paling rendah, diikuti inflasi provinsi Kepulauan Riau yang sebesar 3,89% (yoy). Lima dari sepuluh provinsi di pulau Sumatera mengalami inflasi yang lebih tinggi dibanding inflasi nasional dengan catatan tertinggi dipegang oleh provinsi Bangka Belitung dengan inflasi sebesar 8,8% (yoy). Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Aceh dan
Gambar 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan di
Nasional (yoy)
Pulau Sumatera (yoy)
yoy,%
Aceh (2 kota pantauan)
Nas (66 kota pantauan)
8.0 7.0
5.90
6.0
yoy,%
Aceh
9.0
Sumut
8.0
Sumbar
7.0
Riau
6.0
4.30
5.0
10.0
Jambi
5.0
4.0
Sumsel
4.0
3.0
2.19
2.0
3.0 2.05 2.0
Lampung
1.0
1.0
0.21
Kepri III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2012
Babel
0.21
0.0
0.0 2011
Bengkulu
2.19
IV
I
2012
2013
2013
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Tabel 2.1. Perbandingan Inflasi Kumulatif (ytd)
(kumulatif-ytd) Aceh mencapai 2,9%, jauh
2013 Banda Aceh Lhokseumawe
1 1.22 1.74
2 1.58 3.97
3 1.45 4.44
Aceh Medan Nasional
1.48 1.21 5.37
2.74 2.02 6.16
2.90 2.45 6.83
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
Hingga bulan Maret 2013, laju inflasi kalender lebih
rendah
dibanding
inflasi
kumulatif
Nasional yang sudah mencapai 6,83% (ytd), namun Medan
lebih yang
tinggi
dibanding
sebesar
inflasi
2,45%
kota (ytd).
Diperkirakan hingga akhir tahun 2013, inflasi Aceh akan berada di kisaran 5% (yoy).
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
27
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.2.
PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN (MTM)
Laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan I tahun 2013 diwarnai dengan inflasi yang berada di atas rata-rata inflasi bulanan pada periode yang sama di tahun 2012, bahkan jauh lebih tinggi dibanding rata-rata inflasi di sepanjang triwulan IV tahun 2012. Rata-rata inflasi bulanan selama periode laporan adalah 0,89% (mtm), rata-rata inflasi bulanan pada triwulan I tahun 2012 adalah 0,22% (mtm), sementara rata-rata inflasi pada triwulan akhir tahun 2012 hanya minus 0,29% (mtm). Bila dicermati berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata inflasi kelompok Bahan Makanan tercatat jauh lebih tinggi dibanding kelompok lain. Lonjakan harga bumbu-bumbuan (bawang putih, bawang merah dan cabe merah) dan harga buah-buahan impor (apel, anggur, jeruk) yang menstimulus turut naiknya harga buah-buahan lokal menjadi penyumbang dominan terjadinya inflasi di awal tahun 2013 ini. Di sisi lain, rata-rata inflasi terendah, bahkan terkoreksi terjadi di kelompok Sandang yang disebabkan oleh pengaruh dari faktor eksternal yaitu turun tajamnya harga emas di pasar internasional sebagai dampak meningkatnya kepercayaan investor terhadap pemulihan gejolak perekonomian global. Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm) 2012 Jan
Feb
Mar
Ratarata
2012 Okt
Nov
Des
Ratarata
2013 Jan
Feb
Mar
Ratarata
UMUM
0.50 -0.31
0.48
0.22 -0.51 -0.85
0.50 -0.29
1.48
1.02
0.16
0.89
Bahan Makanan
1.50 -1.56
1.29
0.41 -2.06 -2.95
1.60 -1.14
4.79
2.81
0.30
2.63
Makanan jadi, minuman, rokok
0.23
0.17
0.26
0.22 -0.06
0.12 0.10
0.05
0.08
0.44
0.56
0.36
Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar -0.22 -0.08 Sandang 0.08 Kesehatan
0.27
0.17
0.07
0.23
0.40 0.14
0.26
0.15
0.35 -0.03 0.16
0.67 -0.13
0.15
0.53 -0.63 -0.19 -0.10 -0.10 -0.80 -0.86 -0.59
0.04 -0.01
0.04
0.41
Pendidikan, rekreasi, olahraga
0.28
0.10
0.00
0.13
0.21 -0.02
Transpor, komunikasi, jasa keu.
0.11
0.18
0.03
0.11
0.18
0.11 0.08 0.13
0.00 0.01
0.20
0.04
0.19
0.48
0.24
0.11 -0.01
0.21
0.01
0.07
0.07
0.02
0.10
0.04
0.00
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Laju inflasi di bulan Januari sebesar 1,48% (mtm), terutama bersumber dari kenaikan harga di subkelompok bumbu-bumbuan, daging dan hasilhasilnya serta subkelompok sayursayuran
yang
masuk
dalam
kelompok Bahan Makanan. Laporan cuaca
yang
kurang
mendukung,
Gambar 2.4. Inflasi Kelompok Bahan Makanan - Januari 14.00 12.00 yoy,% 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 -2.00
13.01 8.29
7.45
5.63 1.31
4.91 1.90
angin kencang dengan ombak yang tinggi di perairan Aceh selama bulan Januari membuat harga berbagai jenis ikan hasil tangkapan masih
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
bertahan tinggi.
28
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
3.05 1.10
-0.84 -0.42
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Gambar 2.5. Inflasi Kelompok Bahan Makanan - Februari
subkelompok bumbu-bumbuan makin
19.57
20.00
meningkat.
mtm,% 15.00
bawang
8.96
10.00 5.00
Pada bulan Februari dan Maret, inflasi
1.38 -2.31
-0.97
putih
akibat
pasokan
pembatasan
impor memberikan andil inflasi dalam
3.49 -1.57 0.08
Tersendatnya
-0.17 0.12
0.80
0.00
dua
bulan
berturut-turut
hingga
0,012% dan 0,08% di Banda Aceh serta
-5.00
0,06%
dan
0,129
di
kota
Lhokseumawe.
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
Seperti diketahui bersama, produksi
Gambar 2.6. Inflasi Kelompok Bahan Makanan - Maret
bawang putih dalam negeri hanya mampu
memenuhi
5%
8.00
kebutuhan
nasional, sehingga selebihnya harus ke
2.00
Indonesia adalah China, India dan
0.00
bawang
putih
terbesar
4.77
4.00
diimpor dari luar negeri. Negara asal impor
6.35
mtm,% 6.00
Malaysia.
2.47 1.13
-1.36 -3.28 0.48
-3.75
-1.64 -0.56
0.24
-2.00 -4.00
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Gambar 2.7 Inflasi Kelompok Makanan Jadi - Maret
mtm,%
2.36
2.50
sub
kelompok ditengarai
Tembakau. disebabkan
Hal oleh
dampak kenaikan cukai rokok pada awal
0.00
tahun 2013 yang mulai direspon dengan
0.06
adanya
kenaikan
harga
seluruh
rokok.
0.00 -0.50
dari kelompok Makanan Jadi, terutama tersebut
1.50
0.50
Februari dan Maret, inflasi juga bersumber pada
2.00
1.00
Selain kelompok Bahan Makanan, di bulan
Makanan Minuman Tembakau Jadi yang Tidak dan Beralkohol Minuman Beralkohol
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
29
jenis
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.3.
PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULANAN (QTQ) Tabel 2.3. Inflasi dan Sumbangan Inflasi Triwulanan Aceh (qtq) 2012
qtq,%
I
II
2013
III
IV
I
Sumbangan qtq I-12
II-12
III-12
IV-12
I-13
UMUM
0.67
0.56
-0.14
-0.86
2.68
0.67
0.56
-0.14
-0.86
2.68
Bahan makanan
1.21
0.85
-2.54
-3.43
8.06
0.37
0.26
-0.76
-1.00
2.48
Makanan jadi dll
0.66
1.00
0.99
0.16
1.08
0.12
0.19
0.18
0.03
0.20
Perumahan dll
0.22
0.09
0.27
0.77
0.47
0.05
0.02
0.06
0.17
0.10
Sandang
0.46
-0.15
3.06
-0.29
-1.75
0.04
-0.02
0.31
-0.03
-0.17
Kesehatan
0.11
0.64
0.24
0.60
0.72
0.00
0.03
0.01
0.03
0.03
Pendidikan dll
0.38
0.26
2.01
0.32
0.20
0.01
0.01
0.07
0.01
0.01
Transportasi dll
0.32
0.08
0.64
0.20
0.12
0.03
0.01
0.07
0.02
0.01
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
Perkembangan
IHK
secara
triwulanan
tercatat
sebesar
2,68%
(qtq),
meningkat
tajam
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami deflasi 0,86% (qtq). Inflasi bersumber dari seluruh kelompok Barang dan Jasa kecuali kelompok Sandang yang justru mengalami deflasi. Penurunan harga emas dunia menjadi pendorong terjadinya deflasi pada kelompok Sandang sejalan dengan proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang memangkas permintaan emas sebagai alat investasi dan dibukanya kembali bank di Siprus diperkirakan tela h meredakan kecemasan investor terhadap krisis utang Eropa. Gambar 2.8. Inflasi Triwulanan
Gambar 2.9. Pertumbuhan Harga Emas
Kelompok Sandang (qtq)
Triwulanan di Pasar Internasional
qtq,%
-4.67 -0.05
1.00
0.15
0.08
qtq,% 45.0
38.75
40.0 35.0
-4.00
Barang Pribadi dan Sandang Lain
-3.00
Sandang Anakanak
-2.00
Sandang Wanita
-1.00
Sandang Laki-laki
0.00
29.50
30.0
27.77
25.0 20.0
24.39
22.28
22.89
26.34
21.93
24.53
15.0 10.0
-2.75
0.0 -5.0
-5.00
-10.0
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
2.05
6.87
5.0
I
II
III
2010
IV
I
II
III
2011
IV
I
II
III
2012
-3.53 IV
I 2013
Sumber : Bloomberg, diolah
Sumbangan terbesar inflasi triwulanan bersumber dari kelompok Bahan Makanan, terutama pada subkelompok Bumbu-bumbuan dan Buah-buahan. Penurunan pasokan menjadi penyebab kenaikan harga pada subkelompok tersebut. Seperti telah disebutkan sebelumnya, aturan pembatasan
30
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
impor hortikultura telah melambungkan harga berbagai komoditi impor yang dibatasi tersebut dengan dampak ikutan berupa naiknya harga berbagai komoditi substitusinya. Gambar 2.10. Inflasi Triwulanan
Gambar 2.11. Sumbangan Inflasi Triwulanan
Kelompok Bahan Makanan (qtq)
Kelompok Bahan Makanan (qtq)
43.7
Bahan Makanan…
Lemak dan Minyak
Bumbu - bumbuan
-0.04 0.00
Buah - buahan
Sayur-sayuran
0.03 0.02
0.38 0.02
Kacang - kacangan
0.080.08
0.24
Telur, Susu dan…
1.1
0.41
Ikan Diawetkan
-2.6 -0.9
4.1
Ikan Segar
12.5 12.9
Daging dan Hasil-…
1.3
5.1 2.3 5.1
1.58 1.60 1.40 1.20 1.00 0.80 0.60 0.40 0.20 0.00 -0.20
Padi-padian, Umbi-…
45.0 40.0 35.0 30.0 qtq,% 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 -5.0
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Gambar 2.12. Pertumbuhan Harga Triwulanan Cabe Merah dan Bawang Merah 250
qtq,%
Cabe merah Bawang merah
200 150
96.46
100
50
63.5
0
I
II
III
-50
IV
I
II
III
IV
2011 2012
2011
I
2013
-100
Sumber : Disperindagkop & UKM Aceh, diolah
Sementara
itu
rendahnya
inflasi
pada
sub
kelompok
padi-padian
didukung
oleh
mulai
berlangsungnya panen di beberapa sentra produksi gabah di Aceh yang mendorong penurunan harga gabah di level petani. Berdasarkan informasi di lapangan, tingkat curah hujan yang lebih baik pada triwulan ini turut mendukung keberhasilan panen di Aceh. Selain itu, tibanya panen raya kelompok padi-padian turut mempengaruhi tren penurunan beberapa harga komoditi lainnya sejak Maret 2013.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
31
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.4.
PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN (YOY)
Secara tahunan, inflasi triwulan laporan (2,22%) naik tajam dibanding inflasi triwulan lalu (0,22%), namun tercatat lebih rendah dibanding inflasi tahunan pada triwulan I tahun 2012 yang mencapai 3,67%. Sumbangan inflasi tahunan tertinggi bersumber dari inflasi kelompok Bahan Makanan dan Makanan Jadi yang berturut-turut menyumbang sebesar 0,79% dan 0,61%. Tabel 2.4. Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) menurut Kelompok Pengeluaran 2012
yoy,%
2013
Sumbangan YoY
II
III
IV
I
UMUM
4.56
2.06
0.22
2.22
4.56
2.06
0.22
2.22
Bahan makanan
8.76
1.75
-3.95
2.56
2.69
0.53
-1.15
0.79
Makanan jadi dll
-2.03
3.33
2.84
3.27
-0.38
0.62
0.54
0.61
Perumahan dll
-7.12
1.53
1.36
1.61
-1.58
0.34
0.31
0.36
Sandang
11.39
2.32
3.07
0.80
1.11
0.23
0.31
0.08
3.41
1.38
1.60
2.21
0.14
0.06
0.07
0.09
-7.07
2.92
2.99
2.81
-0.25
0.11
0.11
0.10
-18.03
1.03
1.24
1.05
-1.95
0.11
0.14
0.11
Kesehatan Pendidikan dll Transportasi dll
II-12
III-12
IV-12
I-13
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Seperti telah disebutkan di atas, inflasi kelompok Bahan Makanan didorong oleh naik tajamnya kenaikan harga subkelompok Bumbu-bumbuan dan Buah-buahan akibat aturan pembatasan hortikultura. Sementara pendorong inflasi di kelompok Makanan Jadi adalah kebijakan kenaikan cukai rokok.
20.0
Gambar 2.13 Disagregasi Inflasi Tahunan
Gambar 2.14 Kontribusi Disagregasi Inflasi
Provinsi Aceh
Provinsi Aceh
%,yoy
%,yoy
18.0
11.0
16.0
Volatile Foods
9.0
14.0
Adm Price
7.0
12.0
5.0
10.0
15.0
10.0
5.0 3.0
0.0
1.0 (1.0)
(5.0)
Inflasi IHK (rhs)
Core
Adm Price
Volatile Foods
(3.0)
(10.0)
(5.0) 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 2009
2010
2011
2012
2013
%,yoy
13.0
Core
8.0
6.0 4.0 2.0 0.0 1234567891011212345678910112123456789101121234567891011212345678910112123 2008
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
32
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
2009
2010
2011
2012
2013
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.5.
PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA
Inflasi tahunan di kedua kota yang menjadi pantauan IHK Provinsi Aceh menunjukkan kenaikan. Inflasi kota Banda Aceh naik dari 0,05% di triwulan IV tahun 2012 menjadi 1,29% (yoy), sementara inflasi kota Lhokseumawe naik dari 0,39% menjadi 3,19% (yoy). Dari dua kota tersebut, tercatat bahwa inflasi kota Lhokseumawe hampir selalu lebih tinggi dibanding inflasi kota Banda Aceh. Tabel 2.5 Inflasi 2 Kota di Provinsi Aceh
qtq,% yoy,% II-12 III-12 IV-12 I-13 II-12 III-12 IV-12 I-13 -0.09 0.44 -0.46 1.39 3.28 1.67 0.05 1.29 1.23 -0.73 -1.28 4.03 5.92 2.47 0.39 3.19
Banda Aceh Lhokseumawe
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
Padahal bila dilihat dari sudut kedekatan dengan produsen berbagai bahan pangan seperti Sumatera Utara, idealnya inflasi di kota Lhokseumawe lebih rendah dibanding inflasi kota Banda Aceh. Tampaknya terdapat permasalahan yang lebih kompleks terkait dengan kemudahan distribusi dalam perdagangan antar daerah di Lhokseumawe dengan daerah pemasoknya. Namun demikian hipotesis ini memerlukan penelitian lapangan lebih lanjut sehingga penyebab cukup tingginya persistensi inflasi di Lhokseumawe dan besarnya gap antara inflasi kedua kota dapat diketahui penyebabnya. Tabel 2.6 Inflasi Kota Banda Aceh qtq,% IV-12
I-13
Sumbangan qtq IV-12
yoy,%
I-13
IV-12
UMUM
-0.46
1.39
-0.46
1.39
UMUM
Bahan makanan
-2.33
4.73
-0.63
1.32
Makanan jadi dll
0.30
1.15
0.05
Perumahan dll
I-13
Sumbangan yoy IV-12
I-13
0.05
1.29
0.05
1.29
Bahan makanan
-4.24
0.28
-1.15
0.08
0.20
Makanan jadi dll
2.45
3.01
0.44
0.54
Perumahan dll
0.26
0.84
0.06
0.20
Sandang
3.27
0.40
0.32
0.04
0.37
0.31
0.09
0.07
-0.54
-2.10
-0.05
-0.20
Kesehatan
1.08
0.73
0.05
0.03
Kesehatan
1.88
2.74
0.08
0.12
Pendidikan dll
0.04
0.14
0.00
0.01
Pendidikan dll
2.73
2.89
0.11
0.11
Transportasi dll
0.39
0.05
0.05
0.01
Transportasi dll
2.06
1.70
0.27
0.22
Sandang
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Secara triwulanan, kota Banda Aceh mengalami inflasi sebesar 1,39% (qtq), naik tajam dari akhir tahun lalu yang sempat terkoreksi dalam (-0,46%). Sementara kota Lhokseumawe mengalami inflasi triwulanan yang lebih tinggi sebesar 4,03% (qtq), melonjak dari triwulan sebelumnya yang sebesar minus 1,28% (qtq). Sumbangan tertinggi inflasi triwulanan di kedua kota bersumber dari kelompok Bahan Makanan dan sebaliknya penahan inflasi triwulanan berasal dari koreksi (deflasi) kelompok Sandang.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
33
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Tabel 2.7 Inflasi Kota Lhokseumawe qtq,% IV-12
yoy,%
Sumbangan qtq
I-13
IV-12
IV-12
I-13
Sumbangan yoy
I-13
IV-12
I-13
UMUM
-1.28
4.03
-1.28
4.03
UMUM
0.39
3.19
0.39
3.19
Bahan makanan
-4.55
11.52
-1.55
3.98
Bahan makanan
-3.64
4.90
-1.24
1.69
Makanan jadi dll
0.02
0.99
0.00
0.20
Makanan jadi dll
3.26
3.54
0.67
0.72
Perumahan dll
2.49
2.39
0.50
0.48
Perumahan dll Sandang Kesehatan Pendidikan dll Transportasi dll
1.18
0.62
0.24
0.12
0.03
-1.30
0.00
-0.13
Sandang
2.79
1.32
0.28
0.13
-0.06
0.70
0.00
0.03
Kesehatan
1.21
1.48
0.05
0.06
0.60
0.26
0.02
0.01
Pendidikan dll
3.25
2.73
0.10
0.09
0.02
Transportasi dll
0.35
0.34
0.03
0.03
-0.02
0.20
0.00
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Box. 1 Dampak Pemberlakuan Kebijakan Impor Hortikultura Pada triwulan I-2013, baik secara nasional maupun regional inflasi komoditi hortikultura (sayur-sayuran dan buah-buahan) mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan. Secara nasional, pada kurun waktu Februari – Maret 2013 beberapa komoditi hortikultura menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi. Beberapa komoditas holtikutura yang menjadi penyumbang inflasi diantaranya adalah bawang merah, jeruk, anggur, apel, melon, pepaya, wortel, dan pisang. Bahkan, pada bulan Februari dan Maret 2013, inflasi sub kelompok bumbu-bumbuan merupakan sub kelompok yang mengalami inflasi tertinggi pada kelompok bahan makanan. Perkembangan IHK
Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy,%)
Sub Kelompok Bumbu-bumbuan dan Buah-buahan IHK
IHK
300 250
155
50
14
40
12
30
10
140
20 10
8
135
-
130
(10)
145
150 100
Pasca Pemberlakuan Pembatasan Impor Hortikultura (Sep-2012)
50 -
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2011 Bumbu-Bumbuan (axis kiri)
2012
2013
Buah-Buahan (axis kanan)
yoy,% 16
160
150 200
Sub Kelompok Bumbu-bumbuan dan Buah-buahan yoy,% 60
125 120
(20) (30) (40) (50)
6
4 2 5
6
7
8
9
2012 Buah-Buahan (axis kanan)
10
11
12
1
2
3
2013
(2) (4)
Bumbu-Bumbuan (axis kiri)
Sumber : BPS Provinsi Aceh
Di Provinsi Aceh, perkembangan harga komoditi hortikultura juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal ini merupakan kosekuensi dari karakteristik Provinsi Aceh yang bukan merupakan daerah produsen komoditi hortikultura. Pasokan komoditi hortikultura di Provinsi Aceh sangat bergantung terhadap pasokan dari Provinsi Sumatera Utara dan provinsi lainnya. Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk kedua sub kelompok yaitu sub kelompok
34
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
bumbu-bumbuan dan sub kelompok buah-buahan mengalami kenaikan di sepanjang triwulan I2013 pasca ditetapkannya kebijakan Pemerintah terkait dengan pembatasan impor komoditi hortikultura. Sementara itu, perkembangan inflasi tahunan (yoy) untuk kedua sub kelompok tersebut juga menunjukkan tren yang meningkat pasca kebijakan pembatasan impor komoditi hortikultura. Kebijakan pembatasan impor komoditi hortikultura ditetapkan Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No.60 Tahun 2012 yang ditanda tangani pada tanggal 21 September 2012. Pada peraturan tersebut, Pemerintah menerbitkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bertujuan agar setiap komoditi hortikultura yang diimpor memenuhi keamanan pangan serta bertujuan untuk membangun dan mengembangkan produk hortikultura lokal. Ketentuan RIPH mengatur impor 13 jenis komoditas hortikultura yang dilarang masuk yaitu kentang, kubis, wortel, cabai, pisang, nanas, mangga, melon, pepaya, durian, anggrek, krisan, dan heliconia serta 7 komoditas yang dibatasi yaitu bawang bombay, bawang merah, bawang putih, jeruk, anggur, apel, dan lengkeng. Namun demikian, upaya untuk membangun dan mengembangkan komoditas hortikultura lokal melalui kebijakan pembatasan impor hortikultura masih belum mempertimbangkan kemampuan produksi komoditi hortikultura lokal. Hal ini ditunjukkan dengan tren meningkatnya harga komoditi hortikultura di berbagai daerah. Tingginya harga komoditas hortikultura juga dibarengi dengan pasokan yang semakin terbatas seiring dengan dibatasinya pelabuhan masuk komoditi hortikultura yang dapat diimpor melalui 4 Pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan (Medan), Pelabuhan Laut (Makasar), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), dan Bandara Soekarno Hatta.
Di Provinsi Aceh, kemampuan produksi komoditi hortikultura lokal sangat terbatas berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Aceh untuk produksi bawang merah pada tahun 2012 tercatat sebesar 26 ton sementara perkiraan kebutuhan bawang merah untuk konsumsi masyarakat Provinsi Aceh sebesar 30,5 ribu ton. Sehingga untuk komoditi bawang merah ketergantungan pasokan dari luar wilayah sangat besar.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013
35
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
--- HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN ---
36
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN i-2013