PERKEMBANGAN INFLASI ACEH
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Perkembangan inflasi tahunan Provinsi Aceh pada triwulan I-2012
bergerak searah dengan tren inflasi nasional yang kembali menanjak yaitu mencapai 3,67% (yoy), naik dari sebelumnya 3,43% pada triwulan IV-2011. Inflasi bulanan Aceh tercatat masih fluktuatif dimana pada Januari 2012
mencapai 0,49% (mtm), bergerak turun menjadi deflasi 0,31% (mtm) pada bulan Februari dan kembali mengalami inflasi pada bulan Maret 2012 sebesar 0,48% (mtm). Fluktuasi harga berbagai komoditas ikan segar (tongkol, kembung,
rambe, bandeng dan cumi-cumi) dan bumbu-bumbuan (cabe merah, bawang merah), yang pasokannya sangat dipengaruhi oleh curah hujan menjadi penyebab volatile-nya inflasi Aceh. Banda Aceh mengalami inflasi tahunan sebesar 3,22% (yoy), atau paling
rendah dibanding inflasi tahunan seluruh kota pantauan
inflasi
di
Sumatera Utara dan Aceh. Sementara inflasi tahunan kota Lhokseumawe kembali meningkat pada
triwulan I-2012 yaitu mencapai 4,15% (yoy).
2.1.
PERKEMBANGAN INFLASI ACEH
Perkembangan inflasi tahunan Provinsi Aceh yang diwakili oleh dua kota pantauan, yaitu kota Banda Aceh dan kota Lhokseumawe pada triwulan I-2012 bergerak searah dengan tren inflasi nasional yang kembali menanjak. Inflasi Aceh pada triwulan I-2012 mencapai 3,67% (yoy), naik dari sebelumnya 3,43% pada triwulan IV-2011. Sementara laju inflasi nasional meningkat dari 3,79% pada triwulan IV-2011 menjadi 3,97% di triwulan I-2012. Dengan kenaikan ini, inflasi Aceh masih berada di bawah inflasi nasional sekaligus berada pada kisaran target inflasi nasional yang sebesar 4,5±1% (yoy). Gambar 2.1. Perbandingan Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Wilayah Sumatera Utara dan Aceh
14
yoy,%
Nasional P.Siantar
Banda Aceh Medan
Lhokseumawe P.Sidempuan
Sibolga
12 10 8 6 4 2 0 I
II
III 2010
IV
I
II
III 2011
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
24
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
IV
I 2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Bila dilihat secara detail, inflasi bulanan Aceh tercatat masih fluktuatif di triwulan laporan. Inflasi bulanan yang pada Januari 2012 mencapai 0,49% (mtm), bergerak turun menjadi deflasi 0,31% (mtm) pada bulan Februari dan kembali mengalami inflasi pada bulan Maret 2012 sebesar 0,48% (mtm). Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh fluktuatifnya harga berbagai komoditas ikan segar (tongkol, kembung, rambe, bandeng dan cumi-cumi) dan bumbu-bumbuan (cabe merah, bawang merah), yang pasokannya sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Laju inflasi tahunan di hampir seluruh kota di Provinsi tetangga bergerak searah dengan inflasi nasional. Pada triwulan I-2012, inflasi tahunan terendah di pulau Sumatera terjadi di kota Tanjung Pinang (2,73%) sedangkan inflasi tahunan tertinggi terjadi di kota Pangkal Pinang (5,15%). Di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang mencakup Provinsi Sumatera Utara dan Aceh terlihat bahwa selama triwulan I2012, inflasi kota-kota di wilayah ini cenderung lebih rendah dibanding inflasi nasional kecuali inflasi kota Pematang Siantar, Padang Sidempuan dan inflasi kota Lhokseumawe. Tabel 2.1. Inflasi Tahunan Aceh Berdasar Kelompok Barang dan Jasa
(yoy,%) UMUM
I-11
II-12
III-11
IV-11
I-12
6,11
5,39
6,98
3,43
3,66
12,15
8,54
13,51
3,13
4,75
Makanan jadi
2,51
3,96
3,15
3,03
3,32
Perumahan
2,86
4,06
2,99
2,90
2,76
Sandang
9,03
6,93
12,69
8,13
7,74
Kesehatan
6,79
7,72
7,63
7,98
1,47
Pendidikan
3,99
3,29
2,56
2,86
3,12
Transpor
0,49
0,69
0,85
0,69
0,71
Bahan makanan
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Secara umum hampir seluruh kelompok barang dan jasa mengalami peningkatan laju inflasi tahunan di triwulan laporan kecuali kelompok perumahan, kelompok sandang, dan kelompok kesehatan. Meski kembali meningkat, inflasi kelompok Bahan Makanan tercatat di angka yang jauh lebih rendah dibanding inflasi tahunan kelompok tersebut pada triwulan I hingga triwulan III-2011. Tekanan inflasi akibat shock bahan makanan yang terjadi sejak akhir 2010 sudah pulih sejalan dengan cukupnya pasokan, terutama pasokan komoditas beras. Menurut Bulog Aceh, stok cadangan beras Aceh aman hingga beberapa bulan ke depan, yang salah satunya akibat masuknya impor beras Bulog sebanyak 35.000 ton pada September hingga awal tahun 2012 lalu.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
25
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.2.
PERKEMBANGAN INFLASI KOTA BANDA ACEH
Inflasi tahunan kota Banda Aceh di triwulan laporan terpantau lebih rendah bila dibandingkan posisi triwulan IV-2011 lalu. Pada triwulan I-2012, kota ini mengalami inflasi tahunan sebesar 3,22% (yoy), atau paling rendah dibanding inflasi tahunan seluruh kota pantauan inflasi di Sumatera Utara dan Aceh. Secara historis, inflasi tahunan kota Banda Aceh pasca berakhirnya kegiatan rehab rekon di pertengahan tahun 2009 memang tercatat lebih rendah dibanding inflasi tahunan kota-kota lain di Sumbagut. Gambar 2.2. Inflasi Tahunan Kota Banda Aceh yoy,% 6,0
5,22 4,64
5,0 4,0
Gambar 2.3. Inflasi Bulanan Kota Banda Aceh
4,45
4,64
2,5
mtm,%
2,0
1,74
1,89 1,16
1,5
3,60
3,32
3,11
1,0
3,22
0,47
0,41
0,5
3,0
1
2
3
4
-0,5
Inflasi Tahunan
1,0
9
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
2012
-0,28
-1,01
-1,5
0,0 6
5
-0,39 2011
-1,0
0,49
0,02
-0,28
-0,23
0,0 2,0
3
0,91
0,52
0,47
12
3
2010
6
9 2011
12
3 2012
Inflasi Bulanan
-1,92
-2,0 -2,5
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Melanjutkan tren penurunan inflasi di akhir tahun 2011 lalu, pada Januari 2012, kota Banda Aceh mengalami inflasi tipis 0,02% (mtm), hingga kemudian terkoreksi cukup dalam yakni deflsi 0,28% (mtm) di Februari, namun kemudian kembali meningkat mencapai 0,41% (mtm) di akhir triwulan I-2012. Mencermati pergerakan inflasi kelompok barang dan jasa, dapat dilihat bahwa kelompok Bahan Makanan memberikan pengaruh besar pada terbentuknya inflasi dan deflasi kota tersebut. Penurunan harga komoditi beras dengan bobot inflasi sebesar 4,94% telah menjadi penyeimbang kenaikan harga berbagai komoditi di sub kelompok ikan segar yang memiliki bobot inflasi mencapai 7,35% sehingga inflasi kota Banda Aceh tidak terkerek terlalu tinggi. Tabel 2.2. Inflasi Kota Banda Aceh Berdasar Kelompok Barang dan Jasa Kelompok Barang & Jasa UMUM
Bobot
Inflasi Tahunan 2012
Inflasi Bulanan 2012
Jan
Jan
Feb
Mar
Feb
Mar
100,00
1,58
0,83
3,22
0,02
-0,27
0,41
Bahan makanan
25,22
-1,26
-4,19
4,21
0,60
-1,68
1,11
Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau
17,17
3,14
3,26
3,72
0,08
0,18
0,35
Perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar
25,37
2,37
2,52
2,33
-0,61
0,15
0,19
Sandang
7,52
9,09
9,49
8,59
-0,12
0,95
-0,12
Kesehatan
3,81
0,77
0,89
0,83
-0,10
0,00
-0,01
Pendidikan, rekreasi, olahraga
4,27
0,77
0,55
0,82
-0,08
0,14
-0,06
16,64
-0,18
0,04
-0,19
0,05
0,32
0,03
Transportasi, komunikasi, jasa keuangan
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Sejak akhir Januari, produksi dan distribusi bahan pangan secara nasional maupun regional mulai membaik, sehingga mendorong turunnya harga bahan pangan pada triwulan I-2012. Kebijakan pemerintah untuk melakukan operasi pasar dan melakukan impor beras dari luar negeri turut membantu
26
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
turunnya harga bahan pangan. Penyaluran Raskin Aceh yang dilaksanakan di 528 titik dan diperuntukkan bagi 4,6 juta jiwa penerima Raskin juga cukup membantu pengamanan ketersediaan beras bagi masyarakat berpendapatan rendah. Selain itu, upaya membantu stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok di Aceh khususnya masyarakat menengah ke bawah juga dilakukan oleh 21 BUMN yang tergabung dalam Forum BUMN se-Aceh, yakni dengan mengadakan pasar murah seperti yang sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Komoditas utama yang dijual dalam pasar murah tersebut adalah beras, minyak goreng, dan gula pasir. Pada tahun 2012 ini, BUMN Peduli Aceh telah menyiapkan anggaran Rp. 5,67 miliar untuk mensubsidi 70% dari 81.000 paket seharga Rp. 100.000 per paket. Di sisi lain, tekanan permintaan pada triwulan ini masih relatif stabil. Meski, daya beli masyarakat cenderung membaik sejalan dengan mulai turunnya harga bahan makanan (lihat pantauan harga berbagai jenis bahan pokok di pasar Peunayong, Banda Aceh di bawah) ditambah adanya faktor kenaikan UMP, namun permintaan masyarakat tidak mengalami peningkatan yang berarti. Tabel 2.3. Perkembangan Harga Rata-rata Beberapa Komoditas di Pasar Peunayong Kota Banda Aceh Growth I-12
SATUAN
Rata2 I-11
Rata2 II-11
Rata2 III-11
Rata2 IV-11
Rata2 I-12
* PTN
Kg
10.094
9.817
10.132
10.264
10.287
1,92
0,22
* Arias (Aladin)
Kg
9.295
9.093
9.216
9.344
9.351
0,60
0,07
* Blang Bintang
Kg
7.948
6.984
7.300
7.591
8.226
3,49
8,36
2
Gula pasir
Kg
11.602
10.679
10.920
11.000
11.409
(1,66)
3,72
3
Minyak goreng : 1000 ML/Bd
13.254
15.000
15.000
15.000
14.333
8,14
(4,44)
Kg
11.634
10.115
10.222
10.321
11.747
0,96
13,82
* Daging Sapi Murni
Kg
79.348
82.143
87.787
86.012
89.653
12,99
4,23
* Daging Ayam Broiler
Kg
20.558
18.303
18.975
17.317
22.162
7,80
27,97
* Daging Ayam Kampung
Kg
41.253
42.474
42.304
41.512
43.349
5,08
4,42
* Ayam Broiler
Kg
16.020
14.606
16.583
15.606
16.152
* Ayam Kampung
Kg
36.534
22.533
20.938
25.580
30.057
(17,73)
17,50
6
C abe merah
Kg
34.743
12.427
18.821
35.131
21.978
(36,74)
(37,44)
7
Bawang merah
Kg
22.787
15.692
17.122
17.000
13.324
(41,53)
(21,62)
8
Ikan asin teri
Kg
52.482
42.727
53.309
56.667
66.313
26,35
17,02
NO 1
Nama
* Tanpa Merek (Malinda)
5
qtq
Beras
* Bimoli Botol
4
yoy
Daging :
Telur : 0,82
3,49
Sumber: Disperindagkop & UKM Prov. Aceh, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
27
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.3.
DISAGREGASI INFLASI KOTA BANDA ACEH
2.3.1.
Kelompok Volatile Food (VF)1
Pada Januari 2012, kelompok VF mengalami inflasi sebesar 0,45% (mtm) atau sebesar minus 1,43% (yoy). Bila dibandingkan dengan bulan lalu, komoditas VF yang masih bertahan tinggi adalah berbagai ikan segar, daging ayam ras, telur ayam ras dan daging sapi. Perkiraan penyebab peningkatan harga adalah : 1.
Lonjakan harga ikan segar masih disebabkan oleh keterbatasan hasil tangkapan ikan karena meski curah hujan sudah jauh berkurang, angin kencang dan ombak tinggi di perairan Aceh masih menjadi kendala bagi kapal berkapasitas dibawah 5GT untuk melaut.
2.
Kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras di Banda Aceh yang mayoritas masih dipasok dari Medan lebih disebabkan oleh peningkatan harga kedua komoditas tersebut dari produsen Medan.
3.
Menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang biasa dirayakan selama hampir empat bulan oleh masyarakat Aceh (Februari hingga pertengahan Mei) yang selalu ditandai dengan Kenduri Maulid di berbagai meunasah, masjid bahkan diselenggarakan di rumah-rumah penduduk dengan menu wajib masakan daging sapi mulai mengkatrol harga daging sapi.
4.
Sementara bila dibandingkan secara tahunan, komoditas VF yang terkoreksi cukup dalam adalah cabe merah dan bawang merah yang pada periode yang sama tahun lalu mengalami lonjakan akibat keterbatasan pasokan. Dimana kemudian saat ini yang terjadi adalah sebaliknya. Gambar 2.4
Gambar 2.5 Kontribusi Komponen Disagregasi
Disagregasi Inflasi Banda Aceh
Inflasi Banda Aceh
20
7
%,yoy
%,yoy
6
15
5 10
4 3
5
2 0
1 0
-5
Inflasi IHK Volatile
Core Adm Price
(1)
Adm Price
-10
Volatile
Core
(2) 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2009
2010
2011
Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
2012
5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2009
2010
2011
Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
Di Februari 2012, kelompok VF terkoreksi cukup dalam menjadi deflasi sebesar minus 1,82% (mtm) atau sebesar minus 4,4% (yoy) yang disebabkan penurunan harga di berbagai komoditas ikan segar (tongkol, kembung, cumi-cumi, bandeng), bumbu-bumbuan (cabe merah, jeruk nipis) dan sayur-sayuran (cabe hijau, buncis, kangkung, wortel) serta buah-buahan (jeruk, salak). Perkiraan penyebab penurunan harga adalah kecukupan pasokan, yaitu : 1.
Pantauan terhadap pasokan berbagai ikan segar di pasar ikan Peunayong (pasar terbesar) dan TPI Lampulo di Banda Aceh cukup melimpah.
2.
Menurut pedagang ikan, maraknya penyelenggaran Kenduri Maulid di Banda Aceh yang menggunakan daging sapi dan daging ayam sebagai lauk utama sedikit menurunkan permintaan ikan segar.
3.
Namun, meski permintaan daging sapi sedikit meningkat, harga daging sapi masih terpantau normal.
1
Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) yaitu inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. 28
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
4.
Kenaikan justru terjadi pada daging ayam ras karena mayoritas komoditas tersebut masih dipasok dari Sumatera Utara.
Sementara pada Maret 2012, kelompok VF kembali mengalami inflasi sebesar 1,22% (mtm) atau sebesar 3,94% (yoy) yang kembali disebabkan oleh peningkatan harga berbagai ikan segar (bandeng, kembung, tongkol, dencis dan cumi-cumi), cabe merah, dan buah-buahan (jeruk, salak). Perkiraan penyebab kenaikan harga adalah berkurangnya pasokan, yaitu : 1.
Pasokan ikan segar berkurang karena penurunan hasil tangkapan ikan akibat cuaca yang kurang bersahabat (hujan dan angin kencang kerap terjadi di perairan Aceh sepanjang Maret 2012).
2.
Curah hujan yang tinggi juga berdampak pada menurunnya pasokan cabe merah dari Bener Meriah, Takengon dan Sumut.
3. 2.3.2.
Kenaikan jeruk dan salak lebih disebabkan karena berakhirnya musim panen kedua komoditi tersebut. Kelompok Inti2
Kelompok Inti terus mengalami inflasi sepanjang triwulan I-2012 meski di angka yang rendah. Di awal tahun 2011, kelompok Core mengalami inflasi tipis sebesar 0,09% (mtm) atau sebesar 1,97% (yoy) akibat kenaikan harga ikan teri, kopi, gula pasir, rokok dan cat tembok. Kemudian kembali meningkat tipis mencapai 0,35% (mtm) atau sebesar 2,16% (yoy) di Februari 2012. Penyebab utama inflasi tersebut adalah kenaikan harga emas perhiasan yang secara otomatis meningkatkan harga emas perhiasan. Sementara pada Maret 2012, inflasi kelompok Core sedikit menurun menjadi sebesar 0,1% (mtm) atau sebesar 2,23% (yoy) akibat kenaikan harga gula pasir yang memang biasa terjadi di bulan Januari – Mei akibat penurunan hasil produksi, kenaikan harga beton, papan, semen serta kenaikan komoditi sandang wanita dan sandang anak. 2.3.3.
Kelompok Administered Prices3
Pada Januari 2012, kelompok Administered Price (AP) mengalami deflasi sebesar 0,87% (mtm) atau 5,65% (yoy). Komoditas AP yang mengalami penurunan harga adalah bahan bakar rumah tangga (elpiji 12 kg dan minyak tanah). Penurunan kedua komoditas tersebut diperkirakan disebabkan karena terjaganya pasokan elpiji 12 kg yang sempat langka bulan lalu serta makin berkurangnya pengguna minyak tanah sejak pemberlakuan konversi minyak tanah ke gas sejak Juli 2011 lalu. Selanjutnya, pada Februari 2012, kelompok AP mengalami inflasi sebesar 0,22% (mtm) atau sebesar 5,69% (yoy) akibat peningkatan harga mobil, bensin dan batu baterai dengan inflasi masing-masing berturut-turut 1,32%; 0,087% dan 5,11%. Inflasi kelompok AP masih berlanjut di Maret 2012 meski menurun yaitu sebesar 0,1% (mtm) atau 5,38% (yoy). Komoditas AP yang mengalami peningkatan harga adalah bensin yang mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm). Hal ini merupakan imbas rencana kenaikan BBM pada 1 April. Namun, kenaikan tersebut masih tergolong wajar karena berdasarkan info anekdotal yang dihimpun, tidak terjadi kendala pasokan BBM di Banda Aceh. Meski sempat terjadi antrean di beberapa SPBU di Banda Aceh, namun hal tersebut hanya terjadi di tanggal 30-31 Maret 2012.
2
Inflasi Inti yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran; lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen. 3
Inflasi Komponen Harga yang diatur oleh Pemerintah (Administered Prices) yaitu inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
29
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.4.
PERKEMBANGAN INFLASI KOTA LHOKSEUMAWE
Gambar 2.6. Inflasi Tahunan Kota Lhokseumawe
Gambar 2.7. Inflasi Bulanan Kota Lhokseumawe
yoy,% 10,0 9,0
2,5
mtm,%
2,0
1,79
1,88
8,0
1,5
7,0 6,0
0,95
1,0
5,0
3,0 2,0
Lhokseumawe
1,0
Nasional 3
6
9
12
3
6
2010
9
0,44
0,07
0,0 1
2
3
-0,27 4
5
-0,5
0,0 12
2011
6
7
0,28 8
9
10
11
12
-0,17
2011
2012
1
2
3
2012
-0,35
-1,0
3
0,55
0,15
0,5
4,0
1,00
0,77
-1,22
-1,13
Inflasi Bulanan
-1,5
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Inflasi tahunan kota Lhokseumawe kembali meningkat pada triwulan I-2012 yaitu mencapai 4,15% (yoy) dari 3,55% (yoy) pada triwulan lalu. Secara historis, inflasi Lhokseumawe seringkali lebih tinggi dibanding inflasi nasional dan tercatat lebih fluktuatif. Seperti pada triwulan laporan, inflasi bulanan Lhokseumawe di Januari 2012 adalah sebesar 1% (mtm) - salah satu yang tertinggi di Indonesia - kemudian pada bulan berikutnya menjadi deflasi 0,35% (mtm) dan naik kembali mencapai 0,55% (mtm) di Maret 2012. Seperti yang terjadi di Banda Aceh, fluktuasi kelompok Bahan Makanan dengan bobot hingga 30,11% memberikan andil terbesar dalam pembentukan inflasi dan deflasi kota Lhokseumawe. Tabel 2.4. Inflasi Kota Lhokseumawe Berdasar Kelompok Barang dan Jasa
Kelompok Barang & Jasa UMUM
Bobot
Inflasi Tahunan 2012 Jan
Feb
Mar
Inflasi Bulanan 2012 Jan
Feb
Mar
100,00
2,75
2,32
4,15
1,00
-0,35
0,55
Bahan makanan
30,11
1,09
-0,22
5,35
2,44
-1,43
1,47
Makanan jadi, minuman, rokok, tembakau
20,73
3,03
2,84
2,87
0,39
0,15
0,18
Perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar
20,68
3,03
3,39
3,24
0,18
0,40
0,14
Sandang
9,77
7,20
7,69
6,81
-0,02
0,31
-0,15
Kesehatan
4,58
3,22
2,13
2,18
0,34
0,09
0,00
Pendidikan, rekreasi, olahraga
3,37
5,94
5,76
5,67
0,65
0,06
0,06
10,76
1,74
1,73
1,70
0,18
0,02
0,02
Transportasi, komunikasi, jasa keuangan Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
2.5.
DISAGREGASI INFLASI KOTA LHOKSEUMAWE
2.5.1.
Kelompok Volatile Food
Pada Januari 2012, klompok VF mengalami inflasi sebesar 2,35% atau sebesar 1,05% (yoy) akibat kenaikan harga terutama pada komoditas beras, udang basah, ikan tongkol, ikan bandeng dan daging ayam. Peningkatan harga pada komoditas beras terjadi karena telah selesainya masa panen. Pada bulan ini permintaaan tidak sesuai dengan pasokan yang ada. Selain itu, Komoditas ikan tongkol, ikan bandeng dan udang basah terpengaruh oleh kondisi cuaca. Adapun untuk komoditas daging ayam ras dipengaruhi oleh kelangkaan komoditas. Kenaikan harga komoditas daging ayam ras dimulai dari harga produsen yang cukup tinggi sehingga harga pada konsumen akhir meningkat signifikan.
30
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
25
Gambar 2.8
Gambar 2.8 Kontribusi Komponen Disagregasi
Disagregasi Inflasi Lhokseumawe
Inflasi Lhokseumawe
Inflasi IHK (yoy)
%,yoy
Core
Adm Price
Volatile Foods
8
20
Adm Price
9
Volatile Food
Core
%,yoy
7 6
15
5 4
10
3 5
2 1
0
0 -5 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2009
2010
2011
2012
(1) 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 2009
2010
2011
Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
Sumber: BPS (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
Kemudian pada Februari 2012, kelompok VF mengalami deflasi sebesar -1,44% atau sebesar 0,24% (yoy) terutama akibat penurunan harga cabe merah, cabe hijau dan cabe rawit. Selain itu, subkelompok ikan segar ikut menyumbang inflasi melalui komoditas ikan bandeng. Walaupun terkendala dengan curah hujan yang meningkat, penurunan permintaan telah menyebabkan harga komoditas mengalami penurunan. Khusus untuk komoditas bumbu-bumbuan, komoditas dari sentra produksi seperti dari Kabupaten Aceh Tengah, Sigli, dan wilayah Sumatera Utara memenuhi pasar di Kota Lhokseumawe sehingga memberikan pengaruh pada penurunan harga di pasar. Sementara pada Maret 2012, kelompok VF kembali mengalami inflasi sebesar 1,44% atau sebesar 5,24% (yoy) terutama akibat kenaikan harga ikan tongkol, bandeng, udang basah, jeruk nipis dan cabe merah. Keterbatasan pasokan ikan segar akibat kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab kenaikan harga. 2.5.2.
Kelompok Inti
Secara bulanan, inflasi kelompok inti pada Januari 2012 tercatat sebesar 0,29% (mtm), meningkat daripada bulan sebelumnya yang sebesar -0,07%. Sementara, secara tahunan inflasi inti tercatat sebesar 3,64% (yoy). Tekanan inflasi kelompok inti berasal dari komoditas pendidikan, rekreasi dan olah raga khususnya buku tulis bergaris. Secara bulanan buku tulis bergaris memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0230%. Pada Februari 2012, inflasi kelompok inti tercatat sebesar 0,15% (mtm) atau sebesar 3,54% (yoy) akibat kenaikan harga emas perhiasan. Pada bulan ini, emas memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0316%. Meningkatnya harga emas perhiasan disebabkan oleh meningkatnya harga emas dunia. Sementara itu, pada Maret 2012, inflasi kelompok inti tercatat sebesar 0,13% (mtm) atau sebesar 3,45% (yoy) terutama akibat kenaikan harga semen. Harga semen meningkat karena kendala pasokan. Adapun untuk komoditas emas yang selama beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan, mulai menurun. Emas memberikan sumbangan inflasi sebesar -0,0299% dengan pergerakan harga dari Rp501.589,- menjadi Rp477.165,-.
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
31
2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.5.3.
Kelompok Administered Prices
Tekanan inflasi kelompok AP meningkat pada Januari 2011 yang mencapai 0,35% (mtm). Komoditas yang memiliki andil pada bulan ini adalah rokok kretek dengan andil inflasi sebesar 0,0370%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan tarif bea dan cukai yang diatur oleh pemerintah. Kenaikan harga terjadi pada produk rokok Mild dan rokok Marlboro. Peningkatan laju inflasi kembali terjadi pada Februari 2012 yang mencapai 0,44% (mtm). Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi di bulan ini adalah bahan bakar rumah tangga (gas tabung 12 kg) dengan andil sebesar 0,0665%. Sementara pada Maret 2012, tidak terdapat perubahan harga pada kelompok AP. Kelompok ini tidak mengalami gangguan selama bulan Maret 2012 terutama dengan dibatalkannya kenaikan BBM oleh pemerintah.
32
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012