PERKEMBANGAN INFLASI ACEH
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Pada Desember 2011, inflasi1 tahunan Aceh tercapai di angka 3,43% (yoy), jauh lebih rendah dibanding inflasi Desember 2010 yang sebesar 5,86% (yoy).
Penurunan tekanan inflasi terutama disebabkan oleh penurunan harga emas perhiasan dan cukup stabilnya harga cabe merah yang tahun lalu menjadi penyebab rapor merah pada inflasi Desember 2010.
2.1.
INFLASI BANDA ACEH Tabel 2.1. Perkembangan Harga Rata-rata Beberapa Komoditas di Pasar Peunayong Kota Banda Aceh
NO NAMA BAHAN POKOK & JENISNYA 1 BERAS * PTN * Arias (Aladin) * Blang Bintang 2 GULA PASIR SHS I : * DN * LN 3 MINYAK GORENG * Bimoli Botol * Tanpa Merek (Malinda) 4 DAGING : * Daging Sapi Murni * Daging Ayam Broiler * Daging Ayam Kampung 5 TELUR * Ayam Broiler * Ayam Kampung 6 CABE MERAH BESAR * Biasa 7 BAWANG MERAH 8 IKAN ASIN TERi No. 1
Agust-11 Sep-11
Rata2 Tw.IIIRata2 Tw.IV- Keterangan Perubahan Okt-11 Nop-11 Des-11 2011 2011 Harga Tw.III - Tw.IV
SATUAN
Jul-11
Kg Kg Kg
10.021 9.248 7.300
10.176 9.200 7.300
10.200 9.200 7.300
10.132 10.200 10.200 10.392 9.216 9.208 9.339 9.485 7.300 7.542 7.600 7.631
10.264 meningkat untuk 9.344 seluruh jenis beras 7.591
Kg Kg
10.759 10.759
11.000 11.000
11.000 11.000
10.920 11.000 11.000 11.000 10.920 11.000 11.000 11.000
11.000 11.000
meningkat tipis
1000 ML/Bd 15.000 Kg 10.000
15.000 10.000
15.000 10.667
15.000 15.000 15.000 15.000 10.222 10.808 10.000 10.154
15.000 10.321
stabil meningkat tipis
Kg Kg Kg
91.034 21.321 45.207
86.400 16.472 40.000
85.926 19.133 41.704
87.787 85.000 88.036 85.000 18.975 18.127 16.825 17.000 42.304 42.000 41.536 41.000
86.012 17.317 41.512
menurun menurun menurun
Kg Kg
17.414 21.279
16.469 20.312
15.866 21.222
16.583 15.866 15.183 15.769 20.938 22.192 27.893 26.654
15.606 25.580
menurun meningkat
Kg Kg Kg
13.103 17.655 50.000
17.360 16.600 55.000
26.000 17.111 54.926
18.821 30.615 35.393 39.385 17.122 17.923 17.000 16.077 53.309 55.000 55.000 60.000
35.131 17.000 56.667
meningkat tajam menurun tipis meningkat
Sumber: Disperindagkop & UKM Prov. Aceh, diolah Pantauan harga berbagai jenis bahan pokok di pasar Peunayong, Banda Aceh selama Oktober hingga Desember 2011 menunjukkan kecenderungan harga yang bervariasi. Gambar 2.1. Disagregasi Inflasi Kota Banda Aceh 20
%,yoy 15
10
5
0
-5
Inflasi IHK Volatile
Core Adm Price
-10 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009
2010
2011
Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
1
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. 32
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Gambar 2.3. Kontribusi Komponen Disagregasi Inflasi Banda Aceh 8 7
%,yoy
6
5 4 3 2 1 0 (1)
Adm Price
Volatile
Core
(2) 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 2010 Sumber: BPS Prov Aceh (diolah menggunakan pendekatan sub kelompok)
2011
Kelompok Volatile Food (VF)2
Pada Oktober 2011, VF mengalami deflasi sebesar 0,35% (mtm) atau sebesar 9,50% (yoy). Komoditas VF yang mengalami penurunan harga cukup signifikan adalah sub kelompok ikan diawetkan (teri), sayur-sayuran (cabe rawit dan cabe hijau), ikan segar (bandeng, udang basah, kembung dan dencis), serta beras. Namun, penurunan tersebut tidak terlihat pada rata-rata harga hasil survei pantauan harga yang dilakukan Disperindagkop Aceh di pasar Peunayong, pasar terbesar di Banda Aceh. Hal ini diperkirakan disebabkan karena survei yang menjadi dasar penghitungan inflasi oleh BPS juga dilakukan di beberapa pasar lain. Komoditas yang terpantau mengalami penurunan harga pada survei tersebut hanya bawang merah. Perkiraan penyebab penurunan harga adalah kembali normalnya jumlah permintaan yang diimbangi dengan normalnya pasokan. -
Ikan teri yang mengalami penurunan harga disebabkan karena pasokan yang menurun. contributor utama ikan teri yang dipasarkan di Banda Aceh berasal dari Medan karena jumlah nelayan lokal yang memproduksi ikan teri sangat terbatas (informasi diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh pada rapat TPID).
-
Harga sayur-sayuran mengalami penurunan karena kembali normalnya pasokan dari beberapa sentra sayur baik dari Aceh (Takengon) maupun dari Sumut.
-
Pasokan ikan segar kembali normal karena nelayan sudah kembali melaut setelah melewati hari raya Idul Fitri dan cuaca yang cukup bersahabat di perairan Aceh.
-
Sementara penurunan harga beras masih disebabkan oleh datangnya musim panen di beberapa sentra beras di Aceh (seperti Aceh Utara dan Aceh Besar).
Pada November 2011, VF mengalami inflasi sebesar 0,68% (mtm) atau sebesar 3,7% (yoy). Komoditas VF yang mengalami peningkatan harga cukup signifikan adalah cabe merah, beras, daging sapi dan daging ayam. Perkiraan penyebab perubahan harga adalah :
2
Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food) yaitu inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan internasional. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
33
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
-
Peningkatan harga cabe merah masih terus terjadi karena pasokan yang dilaporkan terbatas akibat sifat komoditas yang mudah busuk terutama di musim hujan dan hasil produksi cabe merah yang juga mengalami penurunan. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas cabe hijau.
-
Harga beras kembali meningkat meski di beberapa sentra produksi beras dilaporkan telah panen. Peningkatan harga ini lebih disebabkan karena sentimen pedagang yang tidak mau menurunkan harga karena hasil produksi gabah di musim gadu tidak sebanyak produksi di musim rendengan.
-
Sebagai daerah dengan penduduk mayoritas Muslim, harga daging sapi Aceh melonjak naik dalam rangka perayaan hari raya Kurban. Begitu juga dengan harga daging ayam yang mayoritas masih dipasok dari Medan.
-
Sementara pasokan ikan segar yang cukup akibat tambahan pasokan dari Medan (informasi dari pengusaha ikan di Lampulo, TPI terbesar di Banda Aceh pada rapat tim teknis TPID bulan November lalu) menyebabkan harga ikan turun.
Sementara pada Desember 2011, VF mengalami inflasi sebesar 2,1% (mtm) atau sebesar 2,56% (yoy). Komoditas VF yang mengalami peningkatan harga cukup signifikan adalah beras dan berbagai komoditas pada sub kelompok ikan segar. Perkiraan penyebab peningkatan harga adalah : -
Harga beras kembali seiring dengan minimnya hasil produksi gabah di musim panen gadu (musim hujan) dan masuknya musim tanam.
-
Sementara pasokan ikan segar menurun akibat sulitnya nelayan melaut di kala ombak tinggi dan hujan yang terus menerus terjadi disertai angin kencang. Kondisi nelayan Aceh yang mayoritas masih merupakan nelayan tradisional dengan kapal berkapasitas kecil (dibawah 5GT) menjadi kendala pasokan ikan segar hasil tangkapan berfluktuasi tergantung musim dan cuaca.
Kelompok Inti3
Di Oktober 2011, kelompok Core mengalami deflasi sebesar 0,33% (mtm) atau sebesar 2,96% (yoy). Penyebab utama deflasi tersebut adalah penurunan harga emas dunia yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan harga emas perhiasan.
Kelompok Core mengalami inflasi sebesar 0,27% (mtm) atau sebesar 3,11% (yoy) pada November 2011. Penyebab utama inflasi tersebut adalah kembali meningkatnya harga emas dunia yang secara signifikan mempengaruhi perkembangan harga emas perhiasan di Banda Aceh.
Kelompok Core kembali mengalami deflasi sebesar 0,04% (mtm) atau sebesar 2,61% (yoy) di Desember 2011. Penyebab utama deflasi disebabkan akibat koreksi harga emas dunia yang tentunya mempengaruhi perkembangan harga emas perhiasan di Banda Aceh. Selain itu, deflasi juga disebabkan oleh penurunan harga berbagai barang sandang terutama di minggu terakhir bulan Desember 2011 yang ditandai dengan banyaknya “Sale” di berbagai toko busana di Banda Aceh.
3
Inflasi Inti yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran; lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang dan ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen.
34
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Kelompok Administered Prices4
Kelompok Administered Price mengalami inflasi tipis pada Oktober 2011. Kelompok ini mencatat 0,02% (mtm) atau 3,96% (yoy). Inflasi terdeteksi terjadi akibat kenaikan harga bensin yang disinyalir disebabkan karena pasokan bensin yang terlambat di beberapa SPBU di Banda Aceh. Namun, sepanjang informasi yang diperoleh, hal tersebut hanya terjadi sesaat.
Kelompok Administered Price (AP) mengalami inflasi sebesar 2,18% (mtm) atau sebesar 7,09% (yoy) pada Desember 2011. Komoditas AP yang mengalami peningkatan harga adalah elpiji 12 kg. Perkiraan penyebab peningkatan harga adalah : -
Pasca dihentikannya subsidi minyak tanah di kota Banda Aceh dan Aceh Besar per 1 Juli 2011 lalu, masyarakat pengguna mitan yang memperoleh gas 3kg mulai beralih menggunakan elpiji 12 kg dengan alasan harga yang lebih efisien (perbandingan harga dengan jumlah kg elpiji yang diperoleh), kemudahan memperoleh elpiji 12 kg dan rasa aman menggunakan tabung elpiji 12kg dibanding elpiji 3kg.
-
Disisi lain jatah pasokan elpiji 12 kg yang berkisar 20 ton per hari untuk kota Banda Aceh belum berubah sehingga sempat terjadi kelangkaan elpiji 12 kg hingga beberapa hari di pertengahan bulan Desember lalu. Meski kemudian pasokan kembali normal, harga elpiji 12 kg sempat bertahan di atas harga Rp.80.000,- per tabung 12 kg dari seharusnya di kisaran Rp.75.000 – Rp.80.000,- per tabung 12 kg.
2.2. INFLASI LHOKSEUMAWE Gambar 2.5. Disagregasi Inflasi Lhokseumawe
Gambar 2.6. Kontribusi Komponen Disagregasi Inflasi Lhokseumawe
Kelompok Volatile Food (VF)
Pada Oktober 2011, VF mengalami deflasi sebesar -0,05% atau sebesar 19,56% (yoy). Inflasi VF pada tersebut lebih rendah dari rata-rata historikal sebesar 0,21% (mtm) selama tahun 2011. Komoditas VF strategis yang mengalami penurunan harga terutama komoditas beras dan cabe merah
Kemudian pada November 2011, VF mengalami deflasi sebesar 1,81% atau sebesar 12,42% (yoy). Meski deflasi, komoditas beras dan cabe merah tetap terpantau tinggi.
4
Inflasi Komponen Harga yang diatur oleh Pemerintah (Administered Prices) yaitu inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll. KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
35
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Sementara pada Desember 2011, VF mengalami inflasi sebesar 0,54% atau sebesar 3,86% (yoy). Inflasi tersebut lebih tinggi dari rata-rata historikal sebesar 0,33% (mtm) selama tahun 2011. Komoditas VF strategis yang mengalami kenaikan harga terutama komoditas beras, udang basah, ikan tongkol, ikan bandeng dan cabe hijau.
Penyebab kenaikan harga pada komoditas beras selama triwulan IV-2011 adalah dampak akibat tingginya curah hujan. Saat hujan, petani yang panen cenderung langsung menjual gabah dengan harga rendah kepada pengumpul karena petani tidak memiliki gudang penyimpanan gabah yang memadai, sehingga persediaan beras makin terbatas. Begitu pula dengan komoditas ikan tongkol, ikan bandeng, udang basah dan cabe hijau. Komoditas dimaksud mengalami kelangkaan pasokan dan peningkatan permintaan komoditas menjelang akhir tahun. Kelangkaan ikan segar disebabkan karena menurunnya hasil tangkapan nelayan (musim dimana ikan lebih sedikit) dan keengganan nelayan untuk melaut ketika hujan yang terus menerus disertai ombak tinggi dan angin kencang.
Kelompok Inti
Secara bulanan, inflasi kelompok inti tercatat sebesar -0,20% (mtm) pada Oktober 2011, menurun daripada bulan sebelumnya yang sebesar 0,37%. Sementara, secara tahunan inflasi inti tercatat sebesar 3,68% (yoy). Tekanan inflasi kelompok inti berasal dari komoditas sandang khususnya emas perhiasan. Secara bulanan, emas perhiasan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1028%. Untuk bulan Oktober 2011, menurut pantauan BPS, harga emas telah turun dari Rp485.750,- pada bulan September 2011 menjadi Rp475.000,- pada bulan Oktober 2011.
Pada November 2011, inflasi kelompok inti tercatat sebesar 0,24% (mtm), sementara, secara tahunan inflasi inti tercatat sebesar 3,65% (yoy). Tekanan inflasi kelompok inti masih berasal dari komoditas sandang khususnya emas perhiasan. Secara bulanan emas perhiasan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,1028%. Untuk bulan November 2011, menurut pantauan BPS, harga emas meningkat dari Rp480.775,- pada bulan Oktober 2011 menjadi Rp488.775,- pada bulan November 2011.
Sementara itu, pada Desember 2011, inflasi kelompok inti tercatat sebesar -0,07% (mtm) atau secara tahunan tercatat sebesar 3,42% (yoy). Tekanan inflasi kelompok inti berasal dari komoditas sandang khususnya emas perhiasan. Secara bulanan emas perhiasan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,0426%. Untuk bulan Desember 2011, menurut pantauan BPS, harga emas meningkat dari Rp480.775,pada bulan November 2011 menjadi Rp479.581,- pada bulan Desember 2011.
Kelompok Administered Prices
Tekanan inflasi kelompok administered prices menurun pada Oktober 2011 disebabkan oleh penurunan pada kelompok transportasi (angkutan antar kota). Komoditas angkutan antar kota memberikan sumbangan inflasi sebesar -0.0567%. Penurunan tarif angkutan antarkota terjadi karena masyarakat kurang menggunakan transportasi umum ke daerah-daerah tertentu dan/atau adanya persaingan jenis angkutan yang mulai marak.
Namun, tekanan kembali meningkat pada November 2011 yang disebabkan oleh peningkatan pada kelompok transportasi (angkutan antarkota). Komoditas angkutan antarkota memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.05%. Peningkatan tarif angkutan antarkota terjadi karena penetapan tarif bus kecil (L300) oleh pemerintah daerah. Kenaikan tarif terjadi untuk tarif Medan – Lhokseumawe dan Lhokseumawe Banda Aceh. Tarif yang diambil oleh pengusaha otomotif adalah tarif tertinggi yang ditetapkan peraturan pemerintah daerah dimaksud.
Peningkatan masih terjadi pada Desember 2011 yang sebesar 0.01%.
36
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Tabel 2.5. Sumbangan Komoditas terhadap Inflasi Lhokseumawe selama triwulan IV-2011
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012
37
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
-
38
HAL INI SENGAJA DIKOSONGKAN -
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN 1-2012