PERKEMBANGAN INFLASI ACEH
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Hingga pertengahan tahun 2013, inflasi tahunan Aceh berada pada tren yang meningkat. Realisasi inflasi tahunan Aceh pada triwulan laporan sebesar 3,45% (yoy) dengan inflasi triwulanan sebesar 1,77% (qtq).
Meski tercatat terus mengalami peningkatan, namun inflasi Aceh masih lebih rendah dibanding inflasi nasional yang mencapai 5,9% (yoy) dan masih menjadi yang terendah di Pulau Sumatera.
Tekanan inflasi Aceh masih bersumber dari kelompok bahan makanan terutama harga bumbu-bumbuan yang masih bertahan tinggi akibat aturan
pembatasan
impor
hortikultura
yang
diperparah
dengan
ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan BBM bersubsidi.
Realisasi inflasi tahunan di kedua kota pantauan yaitu Banda Aceh dan Lhokseumawe sama-sama mengalami kenaikan dengan nilai berturut-turut sebesar 3,26% dan 3,65% (yoy).
2.1.
KONDISI UMUM PERKEMBANGAN INFLASI ACEH Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Aceh
% 5.0
3.45
4.0 2.68
3.0
1.77
2.0
2.22
1.0
1.23
0.16
0.0 1
2
3
4
5
-1.0
6
7
8
9
10
11
12
2012
1
2
3
4
5
6
2013
-2.0 -3.0 Inflasi Bulanan (mtm)
Inflasi Triwulanan (qtq)
Inflasi Tahunan (yoy)
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Inflasi Aceh yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di dua kota pada triwulan II tahun 2013 tercatat sebesar 1,77% (qtq), menurun bila dibandingkan posisi triwulan sebelumnya yang sebesar 2,68% (qtq). Secara tahunan, realisasi inflasi tahunan di Provinsi Aceh tersebut memperlihatkan tren yang makin menanjak sejak akhir tahun 2012 lalu. Namun demikian, bila dibandingkan dengan realisasi inflasi tahunan nasional yang dihitung dari 66 kota pantauan, yang sebesar 5,9% (yoy), realisasi inflasi Provinsi Aceh tercatat jauh lebih rendah.
28
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Tahunan
Peningkatan inflasi hingga tengah
Aceh dan Nasional (yoy)
tahun ini masih berumber dari
yoy,%
Aceh (2 kota pantauan) Nas (66 kota pantauan)
6.0
5.90
5.90
5.0
tekanan
inflasi
pembatasan
3.46
bulan Mei yang kemudian kembali stabil seiring dengan terjadinya
3.0
2.22
kesetimbangan harga baru dan
2.0
penambahan masuknya
1.0
0.22 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
pasokan
beberapa
dengan komoditas
impor yang dilonggarkan aturan
0.0 2
impor
hortikultura masih terasa hingga
4.0
1
kelompok
bahan makanan. Dampak dari aturan
4.30
di
1
2
3
2012
4
5
6
pembatasannya per Juni 2013.
2013
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Isu rencana kenaikan BBM yang sudah beredar
jauh
sebelum
Gambar 2.3. Perbandingan Inflasi Tahunan
akhirnya
di Pulau Sumatera (yoy)
diputuskan berlaku pada 22 Juni 2013 turut
menstimulus
kenaikan
10.0
harga
9.0
Aceh
termasuk
8.0
Sumut
perumahan.
7.0
Sumbar
6.0
Riau
5.0
Jambi
4.0
Sumsel
dari penurunan harga emas perhiasan
3.0 2.0
Bengkulu
akibat terjun bebasnya harga emas
berbagai
barang
lainnya,
barang-barang
terkait
Sementara
di
kelompok
itu,
sandang
sisi
lain,
yang
deflasi
bersumber
dunia telah menarik inflasi Aceh. Hal secara
agregat
tidak
Babel
0.0
tersebut menyebabkan inflasi tahunan Aceh
Lampung
1.0 Jan
Feb
Apr
May
Jun
Kepri
2013
terlalu
setinggi realisasi inflasi seluruh provinsi
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
lain di pulau Sumatera.
Tabel 2.1. Perbandingan Inflasi Kumulatif (ytd)
Hingga bulan Juni 2013, laju inflasi
2013 Banda Aceh Lhokseumawe
1 1.22 1.74
2 1.52 3.56
3 1.39 4.03
4 1.69 4.12
5 1.50 5.04
6 3.28 5.77
Aceh Medan Nasional
1.48 1.21 1.03
2.51 2.02 1.79
2.68 2.45 2.43
2.87 3.20 2.32
3.22 3.55 2.30
4.49 4.88 3.35
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
Mar
kalender
(kumulatif-ytd)
Aceh
mencapai
4,49%,
lebih
sedikit
rendah dibanding inflasi kumulatif kota Medan yang sudah mencapai 4,88% (ytd), namun tercatat lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang sebesar 3,35% (ytd).
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
29
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.2.
PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN (MTM)
Laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan II tahun 2013 diwarnai dengan inflasi yang berada di atas rata-rata inflasi bulanan pada periode yang sama di tahun 2012, namun sedikit lebih rendah dibanding rata-rata inflasi di sepanjang triwulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan selama periode laporan adalah 0,59% (mtm), rata-rata inflasi bulanan pada triwulan II tahun 2012 adalah 0,19% (mtm), sementara rata-rata inflasi pada triwulan lalu sebesar 0,89% (mtm). Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Bulanan Aceh (mtm) 2012 Apr UMUM Bahan Makanan
Mei
Jun
2013
Ratarata
Jan
Feb
Mar
2013
Ratarata
Apr
Mei
Jun
Ratarata
0.03 -0.73
1.27
0.19
1.48
1.02
0.16
0.89
0.19
0.34
1.23
0.59
-0.12 -2.33
3.38
0.31
4.79
2.81
0.30
2.63
0.94
0.78
2.86
1.53 0.22
Makanan jadi, minuman, rokok
0.29
0.29
0.43
0.33
0.08
0.44
0.56
0.36
0.14
0.14
0.37
Perumahan, air, listrik, gas, b.bakar
0.16 -0.07
0.01
0.03
0.15
0.35 -0.03
0.16
0.08
0.51
0.04
0.21
-0.46 -0.46
0.77
-0.05 -0.10 -0.80 -0.86 -0.59
-1.50
-1.05 -0.31
-0.96
Sandang
0.05
0.08
0.51
0.21
0.04
0.19
0.48
0.24
-0.05
0.03
0.13
0.04
-0.02
0.26
0.03
0.09 -0.01
0.21
0.01
0.07
0.19
0.16
0.18
0.18
0.02
0.01
0.05
0.03
0.02
0.10
0.04
0.01
0.02
3.00
1.01
Kesehatan Pendidikan, rekreasi, olahraga Transpor, komunikasi, jasa keu.
0.00
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Bila
dicermati
kelompok rata
berdasarkan
pengeluaran,
inflasi
kelompok
Gambar 2.4. Inflasi Kelompok Bahan Makanan - April
rata-
mtm,% 12.00
Bahan
10.00
Makanan masih tercatat jauh
8.00
lebih tinggi dibanding kelompok lain.
Lonjakan
buahan
harga
impor
menstimulus
6.00
buah-
bumbu-
bumbuan
(terutama
bawang
3.11
0.00
harga buah-buahan lokal serta harga
1.93
2.00
naiknya
kenaikan
3.27
4.00
yang
turut
10.51
-2.00
-1.86
-0.85 -0.49 -0.62
-0.56
-1.87
0.05
putih, bawang merah dan cabe merah)
akibat
pembatasan
impor
hortikultura
masih
menjadi penyumbang tekanan
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
inflasi tertinggi di bulan April. Di sisi lain, panen raya yang sedang terjadi hampir di seluruh sentra gabah di Aceh membuat harga beras anjlok. Angin timur yang bersahabat dengan nelayan juga membuat pasokan ikan segar melimpah sehingga harga komoditi di sub kelompok tersebut stabil cenderung turun. Penurunan harga secara drastis juga terjadi di komoditi emas perhiasan sebagai dampak ikutan dari melemasnya harga emas dunia.
30
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Gambar 2.5. Inflasi Kelompok Bahan Makanan - Mei
Kenaikan sebagai
19.32
20.00
harga dampak
bumbu-bumbuan pembatasan
impor
hortikultura masih terjadi di bulan Mei,
mtm,% 15.00
dengan tekanan yang lebih besar. Di
10.00
sisi lain, meski di pertengahan bulan
5.00
-0.05
-0.58
Mei, ombak tinggi dan angin kencang
0.32
-3.26 0.00 -0.16 -5.00
kerap terjadi di perairan Aceh dan
-0.12
0.38
-2.79
-1.58
-4.38
membuat
nelayan
enggan
melaut
namun secara rata-rata, harga berbagai jenis
ikan
segar
di
Provinsi
Aceh
tercatat lebih rendah dari harga bulan Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
sebelumnya. Hal ini karena stok ikan segar tidak hanya dipasok dari perairan Aceh, namun juga dipasok dari Medan.
Menurunnya pasokan ikan akibat cuaca
ekstrim,
Gambar 2.6. Inflasi Kelompok Bahan Makanan - Juni
turut
mtm,% 8.00
meningkatnya harga daging sapi ikan,
4.00
terganggunya panen cabe merah
2.00
utama
di Bener Meriah dan Takengon serta
peningkatan
Juni bila dibandingkan rata-rata
-4.00
bulan
tersebut
sebelumnya
sumber
tekanan
pada
-6.41
-8.00
pada
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
bulan Juni 2013.
2.3.
1.34 0.37
-6.00
menjadi
inflasi
2.17
1.09 1.45
-0.18 -2.00
komoditi
3.88
0.00
rata-rata
harga emas perhiasan di bulan harga
6.13
6.00
dan daging ayam ras sebagai substitusi
6.32 6.02
PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULANAN (QTQ) Tabel 2.3. Inflasi dan Sumbangan Inflasi Triwulanan Aceh (qtq) qtq,%
2012 II
2013
III
IV
I
Sumbangan qtq II
II-12
III-12
IV-12
I-13
II-13
UMUM
0.56
-0.14
-0.86
2.68
1.77
0.56
-0.14
-0.86
2.68
1.77
Bahan makanan
0.85
-2.54
-3.43
8.06
4.64
0.26
-0.76
-1.00
2.48
1.47
Makanan jadi dll
1.00
0.99
0.16
1.08
0.66
0.19
0.18
0.03
0.20
0.12
Perumahan dll
0.09
0.27
0.77
0.47
0.64
0.02
0.06
0.17
0.10
0.14
-0.15
3.06
-0.29
-1.75
-2.85
-0.02
0.31
-0.03
-0.17
-0.26
Kesehatan
0.64
0.24
0.60
0.72
0.11
0.03
0.01
0.03
0.03
0.00
Pendidikan dll
0.26
2.01
0.32
0.20
0.53
0.01
0.07
0.01
0.01
0.02
Transportasi dll
0.08
0.64
0.20
0.12
3.04
0.01
0.07
0.02
0.01
0.33
Sandang
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
31
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
Perkembangan
IHK
secara
triwulanan
tercatat
menurun
menjadi
sebesar
1,77%
(qtq),
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,68% (qtq). Inflasi bersumber dari seluruh kelompok Barang dan Jasa kecuali kelompok Sandang yang dalam tiga triwulan berturut-turut masih mengalami deflasi. Penurunan harga emas dunia menjadi pendorong terjadinya deflasi pada kelompok Sandang sejalan dengan proses pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Membaiknya tingkat pengangguran di Amerika merupakan penyebab utama penguatan Dollar AS. Dengan membaiknya ekonomi Amerika tersebut, The Fed tetap mempertahankan kebijakan Quantitative Easing yang telah dijalankannya yang kemudian berimbas pada penurunan harga emas. Gambar 2.7. Inflasi Triwulanan
Gambar 2.8. Pertumbuhan Harga Emas
Kelompok Sandang (qtq)
Triwulanan di Pasar Internasional $/Oz
qtq,%
qtq,%
Harga Emas Dunia Pertumbuhan triwulanan
2.00 2,000
0.00 Apr
Mei
Jun
1,600
-2.00
Sandang Laki1,200 laki
-4.00
Sandang Wanita
-6.00
Sandang Anak-anak
-8.00
-8.46
-10.00
-9.46
50 38.75
Sandang
-8.87
24.5326.34
40 30
22.8921.93
20 6.87
800
-2.75
10
2.05 -3.53
400
0
-12.27
0
-20 I
II
III
IV
I
II
2011
-12.00
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
III
IV
I
II
2012
2013
Sumber : Bloomberg, diolah
Gambar 2.9. Inflasi Triwulanan Kelompok
Gambar 2.10. Sumbangan Inflasi Triwulanan
Bahan Makanan (qtq)
Kelompok Bahan Makanan (qtq)
1.43
%
1.60
1.20 0.80
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
32
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
Bahan Makanan…
Lemak dan Minyak
Bumbu - bumbuan
Buah - buahan
Kacang - kacangan
Sayur-sayuran
Telur, Susu dan…
-0.40
Ikan Diawetkan
0.00
Ikan Segar
0.40 Daging dan Hasil-…
30.77
Padi-padian, Umbi-…
35.0 30.0 25.0 qtq,% 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 -5.0
-10
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Sumbangan terbesar inflasi triwulanan bersumber dari kelompok Bahan Makanan, terutama pada subkelompok Bumbu-bumbuan. Penurunan pasokan menjadi penyebab kenaikan harga pada subkelompok
tersebut.
Seperti
telah
disebutkan
sebelumnya,
aturan
pembatasan
impor
hortikultura telah melambungkan harga berbagai komoditi impor yang dibatasi tersebut.
2.4.
PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN (YOY)
Secara tahunan, inflasi triwulan laporan yang sebesar 3,45% (yoy) berada pada tren yang terus meningkat sejak akhir tahun 2012. Sumbangan inflasi tahunan tertinggi bersumber dari inflasi kelompok Bahan Makanan yang sebesar 2,03%. Tabel 2.4. Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) menurut Kelompok Pengeluaran 2012
yoy,%
2013
Sumbangan YoY
II
III
IV
I
II
UMUM
4.56
2.06
0.22
2.22
3.45
4.56
2.06
0.22
2.22
3.45
Bahan makanan
8.76
1.75
-3.95
2.56
6.42
2.69
0.53
-1.15
0.79
2.03
Makanan jadi dll
-2.03
3.33
2.84
3.27
2.92
-0.38
0.62
0.54
0.61
0.54
Perumahan dll
-7.12
1.53
1.36
1.61
2.16
-1.58
0.34
0.31
0.36
0.47
Sandang
11.39
2.32
3.07
0.80
-1.92
1.11
0.23
0.31
0.08 -0.18
3.41
1.38
1.60
2.21
1.67
0.14
0.06
0.07
0.09
0.07
-7.07
2.92
2.99
2.81
3.08
-0.25
0.11
0.11
0.10
0.11
-18.03
1.03
1.24
1.05
4.03
-1.95
0.11
0.14
0.11
0.44
Kesehatan Pendidikan dll Transportasi dll
II-12
III-12
IV-12
I-13
II-13
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Bila dibedah lebih dalam, sebenarnya tren kenaikan terjadi pada kelompok vollatile food dan kelompok administered prices dengan porsi kontribusi yang relatif berimbang. Seperti telah disebutkan di atas, inflasi kelompok vollatile food didorong oleh naik tajamnya kenaikan harga subkelompok Bumbu-bumbuan akibat aturan pembatasan impor hortikultura. Sementara itu, pendorong inflasi kelompok administered prices bersumber dari kebijakan kenaikan cukai rokok dan ekspektasi kenaikan BBM bersubsidi.
10
Gambar 2.11 Disagregasi Inflasi Tahunan
Gambar 2.12 Kontribusi Disagregasi Inflasi
Provinsi Aceh
Provinsi Aceh
yoy,%
5
8 6.12
6
5.94
4
3.45
2
1.07
0 1
-2
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12
2012
1
2
3
4
5
-8
4 3 2 1 0
2013
1 -1
-4 -6
6
Inflasi IHK
Core
Volatile
Adm Price
-10
yoy,%
-2
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 1
2012
2
3
4
5
6
2013
Core
Volatile
Adm Price
-3 -4
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
33
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
2.5.
PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA
Inflasi tahunan di kedua kota yang menjadi pantauan IHK Provinsi Aceh menunjukkan kenaikan. Inflasi kota Banda Aceh naik tajam dari 1,29% di triwulan awal tahun menjadi 3,26% (yoy), sementara inflasi kota Lhokseumawe naik dari 3,19% menjadi 3,65% (yoy). Dari dua kota tersebut, tercatat bahwa inflasi kota Lhokseumawe hampir selalu lebih tinggi dibanding inflasi kota Banda Aceh. Tabel 2.5 Inflasi 2 Kota di Provinsi Aceh
qtq,% yoy,% II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 II-12 III-12 IV-12 I-13 II-13 -0.09 0.44 -0.46 1.39 1.86 3.28 1.67 0.05 1.29 3.26
Banda Aceh Lhokseumawe
1.23 -0.73 -1.28
4.03
1.67
5.92
2.47
0.39
3.19
3.65
Sumber: BPS Prov. Aceh, diolah Padahal bila dilihat dari sudut kedekatan dengan produsen berbagai bahan pangan seperti Sumatera Utara, idealnya inflasi di kota Lhokseumawe lebih rendah dibanding inflasi kota Banda Aceh. Tampaknya terdapat permasalahan yang lebih kompleks terkait dengan kemudahan distribusi dalam perdagangan antar daerah di Lhokseumawe dengan daerah pemasoknya. Namun demikian hipotesis ini memerlukan penelitian lapangan lebih lanjut sehingga penyebab cukup tingginya persistensi inflasi di Lhokseumawe dan besarnya gap antara inflasi kedua kota dapat diketahui penyebabnya. Tabel 2.6 Inflasi Kota Banda Aceh qtq,% II-12
I-13
yoy,%
Sumbangan qtq II-12
II-13 II-12 I-13 II-13
I-13
Sumbangan yoy II-13 II-12 I-13 II-13
UMUM
-0.09
1.39
1.86 -0.09
1.39
1.86
UMUM
3.28
1.29
3.26
3.28
1.29
3.26
Bahan makanan
-0.31
4.73
5.08 -0.09
1.32
1.46
Bahan makanan
5.98
0.28
5.70
1.68
0.08
1.64
0.20
1.15
0.99
0.03
0.20
0.06
Makanan jadi dll
3.24
3.01
3.83
0.57
0.54
0.68
Perumahan dll
-0.10
0.31
0.73
0.00
0.07
0.02
Perumahan dll
1.37
0.84
1.67
0.33
0.20
0.39
Sandang
-0.61 -2.10 -3.17 -0.06 -0.20 -0.24
Sandang
6.93
0.40 -2.18
0.67
0.04 -0.20
Makanan jadi dll
Kesehatan
0.47
0.73 -0.14
0.02
0.03
0.00
Kesehatan
0.88
2.74
2.11
0.04
0.12
0.09
Pendidikan dll
0.20
0.14
0.42
0.01
0.01
0.01
Pendidikan dll
1.80
2.89
3.11
0.07
0.11
0.12
Transportasi dll
0.17
0.05
3.04
0.02
0.01
0.05
Transportasi dll
-0.10
1.70
4.60 -0.01
0.22
0.59
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah Secara triwulanan, kota Banda Aceh mengalami inflasi sebesar 1,86% (qtq), meningkat tipis dari triwulan lalu yang sebesar 1,39%. Sementara itu, kota Lhokseumawe justru mengalami penurunan inflasi triwulanan yaitu dari 4,03% menjadi 1,67% (qtq). Sumbangan tertinggi inflasi triwulanan di kedua kota bersumber dari kelompok Bahan Makanan dan sebaliknya penahan inflasi triwulanan berasal dari koreksi (deflasi) kelompok Sandang.
34
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
Tabel 2.7 Inflasi Kota Lhokseumawe qtq,% II-12
I-13
Sumbangan qtq
yoy,%
I-13 II-12 I-13 II-13
II-12
I-13
Sumbangan yoy I-13 II-12 I-13 II-13
UMUM
1.23
4.03
1.67
1.23
4.03
1.67
UMUM
5.92
3.19
3.65
5.92
3.19
3.65
Bahan makanan
2.03 11.52
4.20
0.67
3.98
1.46
Bahan makanan 11.67
4.90
7.13
3.86
1.69
2.48
Makanan jadi dll
1.87
0.99
0.30
0.39
0.20
0.06
Makanan jadi dll
3.71
3.54
1.94
0.78
0.72
0.40
Perumahan dll
0.29
0.62
0.54
0.06
0.12
0.11
Perumahan dll
1.58
2.39
2.64
0.32
0.48
0.52
Sandang
0.45 -1.30 -2.43
0.04 -0.13 -0.24
Sandang
5.33
1.32 -1.59
0.54
0.13 -0.16
Kesehatan
0.88
0.70
0.47
0.04
0.03
0.02
Kesehatan
2.48
1.48
1.07
0.10
0.06
0.04
Pendidikan dll
0.33
0.26
0.64
0.01
0.01
0.02
Pendidikan dll
6.01
2.73
3.05
0.19
0.09
0.10
-0.02
0.20
3.03
0.00
0.02
0.24
Transportasi dll
1.60
0.34
3.41
0.13
0.03
0.27
Transportasi dll
Sumber : BPS Provinsi Aceh, diolah
Box. 1 Laporan Survei Harga Daging Sapi Pemantauan Tradisi Meugang di Kota Banda Aceh 2013 Tradisi “meugang” setiap menjelang Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha yang berupa pembelian daging sapi baik untuk konsumsi keluarga masing-masing, maupun untuk dihantarkan kepada kerabat telah mendorong lonjakan permintaan yang tentunya diikuti dengan lonjakan harga. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas mencapai dan memelihara kestabilan nilai Rupiah, Bank lndonesia menyelenggarakan quick survey untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan harga daging sapi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harganya pada tanggal 9 Juli 2013, bertepatan dengan meugang hari pertama. Survei insidentil ini dilaksanakan di dua pasar di Banda Aceh, yaitu pasar Peunayong dan pasar Beurawe dengan melibatkan 20 pedagang berusia di atas 20 tahun sebagai responden. Beberapa fakta yang berhasil diperoleh dalam survei tersebut antara lain adalah : 1. Rata-rata harga daging sapi pada saat Meugang tahun 2013 adalah sebesar Rp.122.500,-. Nilai tersebut naik 18,4% hingga 34,7% dari harga sebelum Meugang yang berkisar antara Rp.80.000,- hingga Rp.100.000,-. 2. Menurut pedagang, lonjakan harga lebih disebabkan karena permintaan daging lembu (sapi) di pasaran meningkat tajam, sementara stok lembu kampung cenderung meningkat tipis. Namun demikian, beberapa pedagang mengakui bahwa harga perolehan sapi dari petani ataupun pedagang besar tidak mengalami kenaikan yang berarti. 3. Daging sapi yang beredar di masyarakat berasal dari sapi lokal yang dibeli dari pedagang besar atau dibeli dari desa yang juga berasal dari Provinsi Aceh dengan detail 20% berasal dari Sibreh, Aceh Besar, dan Lambaro, sementara sisanya berasal dari Aneuk galong, Meureubo, Lamjame, Cot Keueng, Laweung, dan Lambhuk. 4. Sebagian pedagang yang berjualan di pasar Peunayong dan Beurawe merupakan pedagang dadakan yang memanfaatkan saat Meugang untuk berjualan daging sapi. Hal ini cukup
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013
35
BAB 2 Perkembangan Inflasi Aceh
terkonfirmasi dari sedikitnya rata-rata jumlah sapi yang dijual oleh pedagang-pedagang tersebut yaitu hanya 1,5 ekor sapi untuk setiap penjual. 5. Sebagian besar pedagang memperoleh sapi baik dari petani maupun pedagang besar adalah menggunakan sistem kredit. 6. Preferensi masyarakat Aceh adalah membeli daging sapi lokal sehingga meski harga daging sapi impor lebih rendah, masyarakat tetap memilih daging sapi lokal. Berdasarkan fakta-fakta yang ditemui di lapangan tersebut, dipandang perlu dan penting untuk melakukan pendataan produksi sapi (pasokan) pada daerah-daerah produsen (asal) sapi sekaligus melakukan pengontrolan harga transaksi yang terjadi pada daerah-daerah tersebut. Hal ini dilakukan untuk secara tidak langsung turut memberikan batasan marjin normal yang diterima pedagang. Peran-peran pemerintah daerah dalam rangka pengendalian harga daging sapi saat meugang dapat lebih difokuskan dengan cara memberikan pasokan daging sapi bersubsidi dan mengatur harga penjualan daging sapi sehingga terjangkau masyarakat kurang mampu.
36
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH | TRIWULAN II-2013