PEMETAAN PENGGUNAAN BAHAN AJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 18 SURABAYA NANIK MUSTAIDAH Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNESA Drs. Joni Susilowobiwo, M.Pd Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNESA ABSTRACT The study is backgrouded by the low quality of education in Indonesia which is caused by some factors, such as the issue of uncomplitely facilities. It is the teaching material. This study is purposed to know the using of teaching material in eleventh social class SMA Negeri 18 Surabaya and decent of it in the teaching activity. The approach of study is descriptive study with quantity approach. The study instrument are using interview and expert review of sheet questionnaires. The result of expert review is obtained based on scored accounted of likert scale. The result of this study said the teaching material applied in SMA Negeri 18 Surabaya is LKS printing of Kharisma. The result of a teaching material’s expert said that a teaching material in Kharisma LKS has decented to be used in learning teaching process. Keyword : Teaching Material ABSTRAK Penelitian in dilatarbelakangi oleh rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu permasalahan sarana dan prasarana yang tidak memadai. Sarana yang dimaksud adalah bahan ajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahan ajar materi akuntansi di kelas XI IPS SMA negeri 18 Surabaya dan kelayakan bahan ajar yang digunakan tersebut dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian ini menggunakan wawancara dan angket lembar telaah ahli bahan ajar. Hasil skor persentase telaah ahli diperoleh berdasarkan perhitungan skor menurut skala Likert. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa Bahan ajar yang digunakan di SMA Negeri 18 Surabaya adalah bahan ajar cetak LKS “Kharisma”. Hasil telaah ahli bahan ajar menyatakan bahwa bahan ajar LKS “Kharisma” dalam kategori layak untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kata Kunci : Bahan Ajar
1
Masalah pendidikan dewasa ini semakin
menjadi
kompetensi
dan
indikator
Tidak
kompetensi sebagai pedoman penilaian
mengherankan mengingat pendidikan
dalam penentuan kelulusan peserta didik
adalah milik
dari satuan pendidikan dan standar isi
masyarakat.
perhatian.
standar
dan tanggung jawab Kedudukan
pendidikan
yang telah disahkan pemerintah.
sangat strategis menuju arah tercapainya peningkatan
kualitas
sumber
Berdasarkan Survey United Nations
daya
Educational, Scientific and Cultural
manusia. Berbagai upaya dihimpun dan
Organization
dikerahkan
(UNESCO),
terhadap
untuk
mencapai
kualitas pendidikan di Negara-negara
kualitas
pendidikan,
berkembang di Asia Pacific, Indonesia
terutama pendidikan formal di sekolah-
menempati peringkat 10 dari 14 negara.
sekolah.
daya
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
untuk
oleh Political Economic Risk Consultant
menghasilkan manusia yang beriman
(PERC), mengatakan bahwa kualitas
dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur,
pendidikan di Indonesia ada di peringkat
berkepribadian,
cerdas,
ke-12 dari 12 negara di Asia dan posisi
tangguh, kreatif, terampil dan beretos
kita berada di bawah Vietnam. Tidak
kerja sebagaimana diamanatkan GBHN
cukup dari hasil survei PERC, data yang
(GBHN
dilaporkan oleh The World Economic
peningkatan
Peningkatan
manusia
artinya
usaha
mandiri,
1998).
diantaranya
sumber
Perbaikan
dengan
tersebut
pengembangan
Forum
Swedia
pada
tahun
2000,
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
mengatakan Indonesia memiliki daya
(KTSP)
saing rendah, yaitu hanya menduduki
sebagai
pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
peringkat
ke-37
dari
negara.
KTSP merupakan kurikulum yang
Rendahnya
dikembangkan sesuai dengan satuan
pendidikan
pendidikan, potensi sekolah atau daerah,
penyebab utama terjadinya masalah
karakteristik sekolah atau daerah, sosial
pendidikan. Hal ini bisa disebabkan
budaya
dan
dengan faktor keefektifitas pendidikan
KTSP
yang rendah di kalangan pendidik dan
dikembangkan berdasarkan pada Standar
peserta yang tidak memiliki tujuan
Isi
pendidikan yang jelas, sehingga tidak
masyarakat
karakteristik
(SI)
peserta
dan
setempat, didik.
Standar
KTSP
dikembangakan dengan memperhatikan
mendapatkan
2
kualitas
57
di
dan
Indonesia
gambaran
mutu menjadi
yang
jelas
dalam proses belajar mengajar. Masalah
terpadu. Bahan ajar tersebut berfungsi
pendidikan di Indonesia tidak hanya
sebagai pedoman bagi guru dan siswa
sebatas dari rendahnya kualitas dan
yang
mutu pendidikan, tetapi ada masalah
aktivitasnya dalam proses pembelajaran
pendidikan yang tidak kalah pentingnya.
serta
Masalah – masalah tersebut, diantaranya
pencapaian/penguasaan
adalah tujuan pendidikan di Indonesia,
pembelajaran.
Badan
Hukum
Pendidikan
(BHP),
akan
mengarahkan
sebagai
alat
semua
evaluasi hasil
Sebuah bahan ajar
yang baik
masalah kurikulum, penyelenggaraan
menurut BSNP adalah bahan ajar yang :
ujian nasional, Sarana dan prasarana
(1) Minimal mengacu pada sasaran yang
yang
akan dicapai peserta didik, dalam hal ini
tidak
memadai,
kesempatan
pendidikan yang tidak merata, dan
adalah
komoditas politik.
kompetensi dasar, artinya buku/bahan
Sarana dan prasarana yang tidak memadai
serta
kompetensi
dan
ajar harus memperhatikan komponen
efektifitas,
kelayakan isi, (2) Berisi informasi, pesan
efisiensi, dan standardisasi pengajaran
dan pengetahuan yang dituangkan dalam
adalah salah satu faktor yang akan
bentuk
dibahas dalam penelitian ini. Sarana dan
dikomunikasikan
prasarana yang dimaksud adalah bahan
secara logis dan mudah diterima sesuai
ajar.
dengan tahap kognitif siswa, artinya
Dalam
masalah
standar
website
Diknas
tertulis
dikemukakan pengertian bahwa, bahan
sebuah
ajar
memperhatikan
merupakan
seperangkat
yang
dapat
kepada
buku/bahan
pembaca
ajar
harus
komponen
materi/substansi pembelajaran (teaching
kebahasaannya, (3) Berisi konsep –
material) yang disusun secara sistematis,
konsep yang disajikan secara mekanik,
menampilkan
interaktif
sosok
utuh
dari
dan
mampu
mendorong
kompetensi yang akan dikuasai siswa
terjadinya proses berfikir kritis, kreatif,
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
inovatif dan kedalaman berfikir serta
bahan ajar memungkinkan siswa dapat
metakognisi dan evaluasi diri. Sebuah
mempelajari suatu kompetensi atau KD
buku/bahan ajar harus memperhatikan
secara runtut dan sistematis sehingga
komponen penyajian, yang berisi teknik
secara akumulatif mampu menguasai
penyajian dan pendukung penyajian
semua kompetensi secara utuh dan
materi, (4) Secara fisik tersaji dalam
3
wujud tampilan yang menarik dan
yang digunakan oleh guru akuntansi
menggambarkan
kelas XI adalah jenis bahan ajar cetak
pelajaran.
ciri
Dengan
khas
buku
perkataan
lain
yang
berupa
LKS
(Lembar
Kerja
untuk
buku
buku/bahan ajar harus memenuhi syarat
Siswa).
kegrafikan.
penunjang lain guru membebaskan para
Dalam penelitian kelayakan dan
Sedangkan
siswa untuk membeli sendiri, tanpa
penggunaan bahan ajar ini peneliti
memberikan
patokan
buku
memilih SMA Negeri 18 Surabaya
akuntansi yang harus dipakai.
paket
sebagai objek penelitian. SMA Negeri
Menurut guru akuntansi kelas XI
18 Surabaya merupakan sekolah negeri
IPS SMA Negeri 18 Surabaya bahan
yang bertempat di bagian selatan kota
ajar LKS akuntansi membantu guru
Surabaya, tepatnya beralamat di Jalan
dalam penyampaian materi ke siswa
Bibis Karah No 09 Surabaya SMA
pada
Negeri 18 dulunya merupakan sekolah
berlangsung. Pernyataan sebagian siswa
proyek
kelas XI IPS SMA Negeri 18 Surabaya
penelitian
pendidikan
IKIP
saat
kegiatan
Surabaya yang diberi nama Proyek
juga
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP).
pernyataan guru akuntansi kelas XI IPS
SMA Negeri 18 memiliki 7 kelas di
SMA Negeri 18 Surabaya. Menurut para
setiap tingkatannya, dimana pada tingkat
siswa LKS akuntansi yang saat ini
kelas XI kelas dibagi menjadi 3 kelas
mereka pakai membantu mereka dalam
untuk IPS dan 4 untuk kelas IPA. SMA
memahami
Negeri
memberikan
Meskipun bahan ajar LKS akuntansi
kurikulum akuntansi pada kelas XI yang
yang digunakan di SMA Negeri 18
dimulai pada semester genap. Peneliti
Surabaya telah mendapat respon yang
telah
pendahuluan
positif dari para pengguna, yaitu pihak
dengan mewawancarai guru ekonomi
guru dan siswa kelas XI IPS SMA
akuntansi kelas XI dan beberapa siswa
Negeri 18 Surabaya, bahan ajar LKS
kelas
studi
Akuntansi belum dapat dikatakan dalam
pendahuluan yang dilakukakan, peneliti
kategori layak dan baik untuk digunakan
mendapatkan
tentang
dalam kegiatan pembelajaran. Bahan
penggunaan bahan ajar yang digunakan
ajar LKS Akuntansi yang digunakan di
oleh guru akuntansi kelas XI. Bahan ajar
SMA
18
Surabaya
melakukan
XI
IPS.
studi
Dari
informasi
hasil
4
berbanding
pembelajaran
Negeri
lurus
pelajaran
18
dengan
akuntansi.
Surabaya
dapat
dikatakan layak apabila sudah dapat memenuhi
4
kriteria
Dalam
komponen
Standar
Nasional
Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15)
kelayakan menurut BSNP. Untuk itu
dikemukakan
berdasarkan
dan
kurikulum operasional yang disusun dan
informasi penggunaan bahan ajar yang
dilaksanakan oleh masing – masing
di dapat, peneliti mengambil judul untuk
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP
penelitian
dilakukan
studi
ini
pendahuluan
adalah
“Pemetaan
bahwa
oleh
KTSP
satuan
adalah
pendidikan
Penggunaan Bahan Ajar pada Mata
dengan memperhatikan dan berdasarkan
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di
standar kompetensi serta kompetensi
SMA Negeri 18 Surabaya”.
dasar yang dikembangkan oleh Badan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dirumuskan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
permasalahannya
(Mulyasa,2008:20).
adalah (1) Bahan ajar akuntansi apa saja
KTSP disusun dan dikembangkan
yang saat ini digunakan dan mengapa
berdasarkan Undang-Undang No 20
para guru kelas XI IPS di SMA Negeri
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
18 Surabaya menggunakan bahan ajar
Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2, sebagai
tersbut?, dan (2) Bagaimana kelayakan
berikut : (1) Pengembangan kurikulum
bahan ajar akuntansi yang digunakan
mengacu
guru kelas XI IPS di SMA Negeri 18
Pendidikan untuk mewujudkan Tujuan
Surabaya?
Pendidikan Nasional, dan (2) kurikulum
Penelitian ini bertujuan untuk untuk
pada
Standar
Nasional
pada semua jenjang dan jenis pendidikan
(1) mengetahui bahan ajar akuntansi
dikembangkan
yang saat ini digunakan guru dan alasan
diversifikasi
guru kelas XI IPS menggunakan bahan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta
ajar
didik. (Mulyasa,2008:20).
tersebut
di
SMA Negeri
18
Surabaya dan (2) mengetahui kelayakan
dengan sesuai
prinsip
dengan
satuan
PENGERTIAN BAHAN AJAR
bahan ajar akuntansi yang digunakan
Bahan ajar adalah sebuah persoalan
guru kelas XI IPS di SMA Negeri 18
pokok yang tidak bisa dikesampingkan
Surabaya.
dalam satu kesatuan pembahasan yang
KURIKULUM TINGKAT SATUAN
utuh tentang cara pembuatan bahan ajar
PENDIDIKAN (KTSP)
(Prastowo,2012:16). Bahan ajar adalah seperangkat
5
sarana
atau
alat
pembelajaran yang berisikan materi
istilah tersebut. Menurut National Centre
pembelajaran,
–
for Competency Based Training (2007),
batasan, dan cara mengevaluasi yang
bahan ajar adalah segala bentuk bahan
didesain secara sistematis dan menarik
yang digunakan untuk membantu guru
dalam rangka mencapai tujuan yang
atau instruktur dalam melaksanakan
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi
proses pembelajaran di kelas. Bahan
atau
yang dimaksud bisa berupa bahan
metode,
subkompetensi
batasan
dengan
segala
kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi,
tertulis maupun tak tertulis.
2008). Menurut pandangan dari ahli
ALUR ANALISIS PENYUSUNAN
lainnya mengatakan bahwa Bahan ajar
BAHAN AJAR
adalah seperangkat materi pelajaran
Dasar
penyusunan
bahan
ajar
yang mengacu pada kurikulum yang
disesuaikan dengan SK dan KD yang
digunakan (dalam hal ini adalah silabus
akan dicapai. Selanjutnya KD akan
perkuliahan, silabus mata pelajaran,
diuraikan
atau
dijabarkan
menjadi
dan/atau silabus mata diklat tergantung
indikator
–
indikator.
Setelah
pada
yang
menguraikan indikator – indikator yang
rangka
ingin dicapai guru dapat menentukan
jenis
pendidikan
diselenggarakan)
dalam
mencapai
kompetensi
standar
dan
materi
pembelajaran.
kompetensi dasar yang telah ditentukan
pembelajaran
(Lestari, 2013:2).
menentukan
Suatu
kegiatan
guru
dapat
pembelajaran.
Dalam hal ini kegiatan pembelajaran
dirancang dan ditulis dengan kaidah
akan menentukan bahan ajar yang akan
instruksional karena akan digunakan
digunakan oleh guru. Sehingga dapat
oleh
dan
diketahui apakah bahan ajar tersebut
pembelajaran.
sesuai dengan kegiatan pembelajaran
menunjang
untuk proses
ajar
tersebut
materi
hendaknya
guru
bahan
Dari
membantu
Dampak positif dari bahan ajar adalah
yang telah ditentukan.
guru akan mempunyai lebih banyak
BENTUK BAHAN AJAR
waktu untuk membimbing siswa dalam
Bahan ajar tidaklah sama dengan
proses
sumber belajar. Sebab, bahan ajar
Untuk memahami maksud bahan
memiliki berbagai jenis dan bentuk.
ajar, kita dapat menelusuri pandangan
Namun
dari beberapa ahli tentang pengertian
membuat bebrapa kategori untuk macam
6
demikian,
para
ahli
telah
– macam bahan ajar tersebut. Prastowo
dan
(2010:40)
kelompok.
mengemukakan
beberapa
fungsi
dalam
pembelajaran
kriteria yang menjadi acuan dalam
KRITERIA PEMILIHAN BAHAN
membuat klasifikasi bahan ajar, yaitu
AJAR
berdasarkan bentuknya, cara kerjanya, dan
sifatnya.
Bahan
ajar
Menurut
Arif
dan
Napitupulu
menurut
(1997), ada beberapa prinsip yang mesti
bentuknya dibedakan menjadi empat
kita pegang dalam memilih bahan ajar.
macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar
Pertama, isi bahan ajar hendaklah sesuai
dengar, bahan ajar pandang dengar, dan
dengan tujuan pembelajaran. Kedua,
bahan ajar interaktif.
bahan ajar hendaklah sesuai dengan
FUNGSI DAN MANFAAT BAHAN
kebutuhan peserta didik, baik dalam
AJAR
bentuk maupun tingkat kesulitannya.
Menurut kepada persoalan utama,
Ketiga, bahan ajar hendaklah betul –
yaitu tentang pentingnya pembuatan
betul baik dalam penyajian faktualnya.
bahan ajar, maka ada dua klasifikasi
Keempat, bahan ajar hendaklah benar –
utama fungsi bahan ajar sebagaimana
benar menggambarkan latar belakang
diuraikan berikut ini (Andi Prastowo
dan usasana yang dihayati oleh peserta
2012:24) :
didik. Kelima, bahan ajar hendaklah
a.
Fungsi bahan ajar menurut pihak
mudah dan ekonomis penggunaannya.
yang memanfaatkaan bahan ajar
Keenam, lingkungan dimana bahan ajar
Berdasarkan pihak – pihak yang
digunakan harus tepat sesuai dengan
menggunakan bahan ajar, fungsi bahan
jenis media yang digunakan.
ajar dapat dibedakan menjadi dua
KELAYAKAN
macam, yaitu fungsi bagi pendidik dan
MENURUT BSNP
fungsi bagi peserta didik. b.
BAHAN
AJAR
Kelayakan bahan ajar menurut
Fungsi bahan ajar menurut strategi
Badan Standar Nasional Pendidikan
pembelajaran yang digunakan
(BSNP) terdiri dari beberapa kriteria,
Berdasarkan strategi pembelajaran
yaitu
komponen
kelayakan
yang digunakan, fungsi bahan ajar dapat
komponen
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
penyajian, dan komponen kegrafikan.
fungsi dalam pembelajaran klasikal,
(http://bsnp-indonesia.org/id/
fungsi dalam pembelajaran individual,
content/ .../Naskah akademik.pdf)
7
kebahasaan,
isi,
komponen
bsnp/wp-
terpadu
MENYUSUN PETA BAHAN AJAR
menggambarkan
hubungan
Setelah proses analisis kebutuhan
bahwa antara kekayaan dan sumber
bahan ajar selesai dilaksanakan, kita
pembiayaan pada suatu perusahaan akan
akan mengetahui jumlah bahan ajar yang
selalu
harus kita siapkan dalam satu semester
Kekayaan yang dimaksud adalah harta
tertentu. Maka, langkah yang perlu kita
(aktiva), sementara sumber pembiayaan
lakukan berkutnya adalah menyusun
adalah
peta kebutuhan bahan ajar. Hal ini
ekuitas (modal).
penting kita lakukan mengingat peta
PENELITIAN TERDAHULU
memiliki
nilai
kewajiban
yang
(utang)
sama.
ditambah
bahan ajar memiliki banyak kegunaan.
Untuk mendukung penelitian ini,
Menurut Diknas (2004), paling tidak ada
ada beberapa temuan yang dihasilkan
tiga
peta
dari penelitian sebelumnya. Penelitian
kebutuhan bahan ajar, yakni untuk
yang dilakukan oleh Pujiati dengan judul
mengetahui jumlah bahan ajar yang
“ Pengembangan Bahan Ajar Praktikum
harus ditulis, mengetahui sekuensi atau
Pengantar Akuntansi untuk Mahasiswa
urutan bahan ajar (urutan bahan ajar ini
Jurusan
sangat diperlukan dalam menentukan
penelitian
prioritas penulisan), dan menentukan
mengembangkan produk berupa bahan
sifat bahan ajar.
ajar pratikum pengantar akuntansi untuk
kegunaan
penyusunan
Jika peta kebutuhan bahan ajar
Akuntansi”
mahasiswa
ini
.
Tujuan
adalah
jurusan
dari untuk
akuntansi
telah dibuat, maka tahap berikutnya
berdasarkan prosedur yang sistematis.
(sebagai bagian akhir) adalah menyusun
Hasil dari penelitian dan pengembangan
bahan ajar menurut struktur bentuk
tersebut menyatakan bahwa pemberian
bahan ajar masing – masing. Dengan
bahan ajar sangat besar pengaruhnya
demikian, perlu dipahami bahwa masing
terhadap hasil belajar mahasiswa.
– masing bentuk bahan ajar memiliki
Penelitian yang dilakukan oleh
struktur yang berbeda – beda. Maka dari
Tatang
itu,
“Pengembangan Bahan Ajar Melalui
harus
dipahami
struktur
dari
Mulyana
berbagai bentuk bahan ajar tersebut.
Penelitian
Desain”.
PERSAMAAN AKUNTANSI
penelitian
tersebut
Persamaan
akuntansi
dengan
Tujuan adalah
judul
dari untuk
adalah
mengembangkan bahan ajar yang sesuai
persamaan yang secara global dan
dengan tuntutan kurikulum matematik
8
2006 melalui penelitian desain. Metode
demografi teknik, karena rerata nilai
dalam penelitian ini terdiri dari tiga fase,
yang diperoleh mahasiswa pada tes-
yakni desain permulaan (preliminary
akhir (57,76), lebih tinggi dari pada
design), eksperimen (experiment), dan
rerata nilai yang diperoleh pada tes awal
analisis tinjauan (retrospective analysis).
(30,42).
Penelitian yang dilakukan oleh Hari Anggit
Cahyo
Pengembangan
Wibowo Bahan
dkk
Ajar
Adanya
hubungan
yang
signifikan antara tingkat pemahaman
“
materi
perkuliahan
dengan
prestasi
Fisika
belajar
mahasiswa,
karena
r-hitung
Berbasis React (Relating, Experiencing,
(0,396) lebih besar dari r-tabel (0,361)
Applying, Cooperating, Transfering).
pada taraf signifikan 5% dan N=30.
Penelitian ini mengembangkan bahan
METODE PENELITIAN
ajar fisika berbasis model pembelajaran
Pada penelitian ini, jenis penelitian
REACT untuk siswa SMA kelas XI.
yang
Dalam penelitian tersebut diperoleh nilai
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
rata – rata 3,48 yang berarti tergolong
Yaitu salah satu jenis penelitian yang
dalam kategori layak. Berdasarkan hasil
tujuannya untuk menyajikan gambaran
analisis data uji coba terbatas diperoleh
lengkap mengenai setting sosial atau
nilai rata – rata 3,27 yang berarti
hubungan antara fenomena yang diuji.
tergolong
Penelitian
kategori
layak.
Dapat
digunakan
ini
adalah
penelitian
dilakukan
disimpulkan bahwa bahan ajar fisika
beberapa
berbasis model pembelajaran REACT
penelitian ini adalah Studi Pendahuluan,
pada pokok bahasan fluida untuk siswa
Studi Kepustakaan, Studi Lapangan, dan
SMA kelas XI adalah layak dan dapat
Analisisdata. Teknik pengumpulan data
diujicobakan
meliputi quisioner, dokumentasi dan
lebih
luas
agar
bisa
digunakan dalam pembelajaran.
tahapan,
melalui
tahapan
dalam
wawancara.
Penelitian yang dilakukan oleh
Untuk
menjawab
rumusan
Trisnaningsih “Pengembangan Bahan
pertanyaan pertama teknik analisis data
Ajar untuk Meningkatkan Pemahaman
yang digunakan adalah teknik analisis
Materi Mata Kuliah Demografi Teknik”.
deskriptif. Selanjutnya untuk menjawab
Dalam penelitian tersebut menyatakan
rumusan masalah yang kedua akan
adanya
menggunakan
peningkatan
pemahaman
mahasiswa terhadap materi mata kuliah
teknik
analisis
data
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif,
9
yaitu
menghitung
jawaban
yang
HASIL ANALISA DATA
diperoleh dari pengisian angket telaah
Peneliti
melakukan
wawancara
ahli yang digunaan untuk mengetahui
terhadap responden pertama, yaitu guru
hasil kelayakan bahan ajar akuntansi
akuntansi Dra. Umu Imaroh. Beliau
kelas XI SMA Ngeri 18 Surabaya. Data
mengajar
yang diperoleh akan dianalisis dengan
untuk seluruh kelas XI IPS. Wawancara
menggunakan teknik prosentase sebagai
dilakukan
berikut :
Wawancara hanya dilakukan sebanyak
mata
pelajaran
diluar
jam
akuntansi
pelajaran.
satu kali, yaitu pada hari Senin tanggal 13 Mei 2013. Hasil dari wawancara Keterangan :
tersebut guru menyatakan bahwa bahan
K
: prosentase kriteria kelayakan
ajar yang digunakan adalah bahan ajar
F
: jumlah keseluruhan jawaban
cetak yang berjenis LKS. Bahan ajar
responden N
LKS tersebut dengan label “Kharisma”,
: skor tertinggi dalam lembar
digunakan satu semester yaitu pada
observasi 1
R
: jumlah
semester 2 dan siswa wajib untuk pertanyaan
dalam
memiliki bahan ajar tersebut. Bahan ajar
lembar observasi
LKS “Kharisma” selalu dibawa guru
: Jumlah Responden
pada saat proses pembelajaran dan
Dari hasil perhitungan tenik analisis
membantu guru dalam penyampaian
data diatas akan diperoleh kesimpulan
materi. Adapun proses pemilihan bahan
tentang kelayakan bahan ajar akuntansi
ajar tersebut adalah guru akuntansi kelas
dengan kriteria yang dapat dilihat pada
XI IPS mempelajari
tabel dibawah ini :
Setiap bahan ajar yang ditawarkan
Tabel Kriteria Interpretasi Skor
oleh marketing dari beberapa penerbit
Pendapat Siswa
yang datang ke sekolah. Dan pada
Prosentase
Kriteria
akhirnya guru memilih bahan ajar LKS
0% - 25%
Sangat Tidak Layak
“Kharisma untuk siswa kelas XI IPS
26% - 50%
Tidak Layak
SMA Negeri 18 Surabaya. Alasan guru
51% - 75%
Layak
memilih bahan ajar tersebut karena
76% - 100%
Sangat Layak
materi
Riduwan,2011:15
yang
terdapat
dalam
“Kharisma” tersebut lebih banyak
10
LKS
Tabel Rekapitulasi Telaah Bahan Ajar LKS “Kharisma” KD 1 No
KD 2
KD 3
KD 4
KD 5
KD 6
KD 7
Komponen %
1.
Kelayakan Isi
73,61
73,61
73,61
73,61
73,61
73,61
73,61
2.
Penyajian
75
75
75
75
75
75
75
3.
Kebahasaan
91,6
91,6
91,6
91,6
91,6
91,6
91,6
4.
Kegrafikan
75,93
75,93
75,93
75,93
75,93
75,93
75,93
Sumber : data primer diolah peneliti merujuk ke praktek, yaitu banyak latihan
Peneliti menggunakan dua ahli
soal. Materi yang ada di dalamnya juga
bahan ajar, yaitu Bapak Drs. Eko
telah sesuai dengan kurikulum yang
Wahjudi M.Si dan Bapak Drs. H.
berlaku dan di dalam LKS “Kharisma”
Hartojo M.BA.
telah
ada
pernyataan
Standar
Berdasarkan hasil tabulasi KD 5.1
Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
hingga
Meskipun LKS “Kharisma” telah sesuai
kelayakan isi pada bahan ajar LKS
dengan
“Kharisma” dijumlah secara keseluruhan
kurikulum
dan
sudah
ada
KD
Standar Kompetensi dan Kompetensi
diperoleh
Dasarnya,
skor
untuk
nilai
komponen
106
dengan
materi
yang
persentase sebesar 73,61% kategori
ajar
LKS
layak. Komponen penyajian dijumlah
“Kharisma” kurang mendukung atau
secara keseluruhan diperoleh skor nilai
lengkap. Sehingga guru harus mencari
84
sumber lain untuk mengembangkan
kategori layak. Komponen kebahasaan
materi LKS.
telaah
disajikan
penjabaran
5.7
dalam
bahan
dengan persentase sebesar 75%
dijumlah
secara
keseluruhan
Peneliti ingin mengetahui sejauh
diperoleh nilai 22 dan persentase sebesar
mana kelayakan bahan ajar LKS tersebut
91,6% kategori sangat layak. Komponen
berdasarkan kriteria kelayakan bahan
kegrafikan
ajar menurut BSNP. Oleh karena itu
keseluruhan diperoleh nilai 328 dan
bahan ajar tersebut ditelaah oleh ahli
persentase sebesar 75,93% kategori
bahan ajar. Ahli bahan ajar tersebut
layak.
adalah dosen fakultas ekonomi UNESA.
11
telaah
dijumlah
secara
hanya bagi guru namun juga bagi siswa.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara yang
Sehingga dalam pemilihan bahan ajar
dilakukan oleh peneliti bahan ajar yang
yang akan digunakan dalam proses
digunakan di SMA Negeri 18 Surabaya
pembelajaran
adalah jenis bahan ajar cetak yang
sembarangan. Dasar pemilihan bahan
berbentuk
ajar yang harus benar – benar dipahami.
LKS.
Menurut
Prastowo
(2012 : 17) bahan ajar merupakan segala
Menurut
pun
Arif
diharapkan
dan
tidak
Napitupulu
bahan (informasi, alat, maupun teks)
(1997), ada beberapa prinsip yang harus
yang disusun secara sistematis, yang
dipegang dalam memilih bahan ajar.
menampilkan
dari
Pertama, isi bahan ajar hendaklah sesuai
kompetensi yang akan dikuasai peserta
dengan tujuan pembelajaran. Kedua,
didik dan digunakan dalam proses
bahan ajar hendaklah sesuai dengan
pembelajaran
tujuan
kebutuhan peserta didik, baik dalam
penelaahan
bentuk maupun tingkat kesulitannya.
implementasi pembelajaran. Misalnya,
Ketiga, bahan ajar hendaklah betul –
buku pelajaran, modul, handout, LKS,
betul aik dalam penyajian faktualnya.
model atau maket, bahan ajar audio,
Keempat, bahan ajar hendaklah benar –
bahan ajar interaktif, dan sebagainya.
benar menggambarkan latar belakang
perencanaan
sosok
utuh
dengan dan
Banyak macam bahan ajar, namun
dan suasana yang dihayati oleh peserta
yang digunakan guru hanya satu jenis
didik. Kelima, bahan ajar hendaklah
bahan ajar saja yaitu bahan ajar cetak
mudah dan ekonomis penggunaannya.
LKS. Guru akuntansi kelas XI IPS SMA
Keenam, bahan ajar hendaklah cocok
Negeri
18
Surabaya
juga
dengan gaya belajar peserta didik.
bahwa
LKS
Ketujuh, lingkungan dimana bahan ajar
“Kharisma” adalah bahan ajar yang
digunakan harus tepat sesuai dengan
selalu
jenis media yang digunakan.
mengungkapkan
dibawa
pada
saat
proses
pembelajaran dan karena materi di
Dalam hal ini pemilihan bahan ajar
dalamnya banyak latihan soal para siswa
di SMA Negeri 18 Surabaya dirasa
jadi lebih mudah untuk memahami kasus
sudah sesuai dengan prinsip pemilihan
dalam soal menghitung akuntansi. Hal
bahan ajar. Pasalnya pemilihan bahan
tersebut membuktikan bahwa bahan ajar
ajar di SMA Negeri 18 Surabaya
memiliki peranan yang penting tidak
didasarkan pada isi buku tersebut mulai
12
dari
standar
maupun
perluasan
wawasan;
kompetensi dasar yang kemudian latihan
kelayakan
penyajian
soal. Guru tidak pernah melewatkan
teknik penyajian, pendukung penyajian,
untuk melihat jenis latihan soal yang
penyajian pembelajaran, dan koherensi
ada.
keruntutan alur pikir;
Hal
kompetensi
ini
dikarenakan
guru
yang
meliputi
Komponen
menganggap dalam proses pembelajaran
kelayakan
akuntansi latihan soal menjadi poin
kesesuaian
dengan
penting untuk membuat para siswa
perkembangan
peserta
menjadi terbiasa dalam mengerjakan
komunikatif;
soal
lebih
kegrafikan yang meliputi ukuran buku,
memotivasi siswa untuk terus berlatih
desain kulit buku, desain isi buku, dan
memecahkan
dalam
kualitas kertas. Bahan ajar yang baik
guru
harus dapat memenuhi kriteria layak
mengabaikan faktor penjelasan materi.
untuk keempat kriteria tersebut. Dalam
Di
pembahasan ini didasarkan pada tabel
–
soal
akuntansi
masalah
pembelajaran.
dalam
dan
Namun
LKS
“Kharisma”
tidak
bahasa
Komponen
yang
tingkat didik
Komponen
kelayakan
4.5
memudahkan guru dan siswa tentang
mendeskripsikan secara keseluruhan dari
referensi
KD
dapat
diacu
terkait
5.1
4.11
dan
dilengkapi petunjuk – petunjuk yang
yang
sampai
meliputi
hingga
yang
KD
5.7
akan
dengan
dengan materi yang dipelajari, padahal
perolehan skor rata – rata untuk
penjelasan materi yang terdapat di dalam
komponen kelayakan isi sebesar 73,61%
LKS “Kharisma” tidak begitu lengkap.
kategori layak, komponen kelayakan
Bahan ajar
yang digunakan di
penyajian sebesar 75% kategori layak,
sekolah seharusnya harus memenuhi
komponen kelayakan bahasa 91,67%
kelayakan bahan ajar menurut Badan
kategori sangat layak, dan yang terakhir
Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
komponen kelayakan kegrafikan 75,93%
Adapun
beberapa
kategori
menurut
BSNP
kriteria untuk
penilaian mengukur
layak.
Skor
keseluruhan 75,84%
rata
–
rata
dengan kategori
kelayakannya yaitu kriteria Komponen
layak. Skor dari hasil pengolahan data
kelayakan isi yang meliputi kesesuaian
telaah ahli tersebut bisa dikatakan bahan
uraian materi dengan SK dan KD,
ajar yang digunakan dalam lingkungan
keakuratan materi, kemutakhiran materi,
pendidikan
mendorong
keingintahuan,
dan
13
SMA Negeri 18 berada
dalam taraf yang layak digunakan dalam
menurut
proses pembelajaran yang ada.
meliputi (1) kelengkapan materi, (2)
Presentase tertinggi yang diperoleh dari beberapa komponen
kelayakan
isi
dari
BSNP
keluasan materi, (3) kedalaman materi,
yang ada
(4)
memberikan
pengenalan
etika
adalah komponen kebahasaan. Dalam
profesi dan karakter bangsa, (5) cakupan
komponen ini penilaian yang diperoleh
jenis soal latihan, (6) keakuratan konsep
91,67% dengan kategori sangat layak.
dan definisi, (7) kesesuaian contoh, (8)
Bahasa yang baik dalam sebuah bahan
ketelitian contoh soal dan soal latihan,
ajar menurut BSNP dapat dilihat dari
(9) kesesuaian gambar, diagram, dan
beberapa indikator yang ada antara lain
ilutrasi, (10) keakuratan sumber gambar,
(1) kesesuaian dengan perkembangan
diagram, dan ilustrasi, (11) keakuratan
peserta didik, (2) komunikatif, (3)
istilah, (12) kesesuaian pustaka dengan
dialogis dan interaktif, (4) lugas, (5)
materi, (13) keakuratan acuan pustaka,
koherensi keruntutan alur berpikir, (6)
(14)
kesesuaian
perkembangan
dengan
kaiadah
Bahasa
kesesuaian
materi standar
dengan akuntansi,
Indonesia, dan (7) penggunaan isilah
peraturan dan perundang – undangan
dan symbol yang konsisten. Hal ini
yang masih berlaku, (15) contoh soal
dapat terlihat dari sisi kebahasaan.
dan kasus aktual di Indonesia, (16)
Bahasa yang digunakan dalam LKS
kemutakhiran pustaka, (17) mendorong
“Kharisma” ini komunikatif dan lugas
rasa ingin tahu, (18) materi lain yang
sehingga
relevan.
siswa
dengan
mudah
memahami materi yang ada di dalam
Di dalam LKS “Kharisma” ini
LKS.
terdapat kekurangan. Glosarium, daftar
Persentase terendah dimiliki oleh
indeks (subjek dan pengarang), dan
komponen kelayakan isi dalam bahan
daftar pustaka masih kurang merujuk.
ajar yaitu dengan presentase 73,61%
Sehingga guru dan siswa mengalami
kategori layak. Hal ini dibuktikan
kesulitan untuk mencari referensi bahan
dengan
dari
ajar penunjang lain. Namun dalam LKS
materi akuntansi, yang banyak disajikan
ini penyajian materi dapat memudahkan
adalah latihan soal. Namun komponen
siswa
kelayakan isi LKS “Kharisma” masih
akuntansi, karena lebih banyak disajikan
termasuk ke dalam kriteria yang baik
latihan soal yang dapat merangsang
kurangnya
penjelasan
14
untuk
memahami
materi
keaktifan siswa dalam menganalisis
memilih bahan ajar dan menyusun bahan
kasus.
ajar
Oleh
karena
itu
dapat
yang
sesuai
dengan
kegiatan
disimpulkan bahwa LKS “Kharisma”
pembelajaran yang terjadi, dan (3)
layak digunakan sebagai bahan ajar
sebaiknya guru dalam memilih bahan
dalam proses pembelajaran berlangsung.
ajar lebih mengutamakan kualitas dari
SIMPULAN DAN SARAN
isi bahan ajar bukan berdasarkan harga.
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Dari data-data yang telah dianalisis oleh
peneliti,
maka
dapat
Aneahira. 2008. Masalah Pendidian di
ditarik
Indonesia.(online),(http://www.aneahira.
kesimpulan sebagai berikut : (1) Bahan
com/masalah-pendidikan-di-
ajar yang digunakan di SMA Negeri 18
indonesia.htm, diakses tanggal 4
Surabaya adalah bahan ajar cetak yang
Mei 2013).
berjenis LKS. Bahan ajar tersebut adalah LKS “Kharisma”. Materi yang terdapat
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
di dalam LKS “Kharisma” telah sesuai
Penelitian
Suatu
Pendekatan
kurikulum yang berlaku dan di dalam
Praktik Edisi 2010. Yogyakarta :
LKS “Kharisma” telah ada pernyataan
Rineka.
SK KD yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran, dan (2) ditinjau dari hasil
BSNP.
2006.
Panduan
Kurikulum
Satuan
Pendidikan
lembar kelayakan bahan ajar, LKS
Tingkat
“Kharisma” mendapatkan kategori layak
(KTSP). Jakarta : BP. Dharma
pada setiap komponennya, yaitu dalam
Bakti.
segi komponen kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan. Maka LKS
Bsnp.
2007.
Standart Sarana
dan
“Kharisma” dapat dikatakan layak untuk
Prasarana. (online). (http://bsnp-
dipakai dalam kegiatan pembelajaran.
indonesia.org/id/?page_id=109/,
Saran
diakses tanggal 4 Mei 2013)
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti
dapat
memberikan
saran
Darmadi,
Hamid.
2011.
Metode
sebagai berikut : (1) sebaiknya guru
penelitian Pendidikan. Bandung :
menggunakan lebih dari satu bahan ajar,
Alfabeta.
(2) sebaiknya guru lebih kreatif untuk
15
Diknas. 2006. Pengertian Bahan Ajar. www.diknas.go.id.
/jep/article/view/609/466. diakses
(online).
tanggal 29 Maret 2013).
Diakses tanggal 4 Mei 2013. Riduwan. Dikti. 2010. Alur Analisis Penyusunan Bahan
Ajar.
2003.
Dasar
–
Dasar
Statistika. Bandung : Alfabeta.
(online).
www.dikti.go.id/files/atur/KTSP-
Sudijono,
Anas.
2009.
Pengantar
SMK/11.ppt. Diakses tanggal 23
Evaluasi Pendidikan. Jakarta :
Juli 2013.
Rajawali Pers.
Lestari , Ika. 2013. Pengembangan
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Bahan Ajar Berbasis Kompetensi.
Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Padang : Akademika Permata. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Mulyana, Tatang. 2012. Pengembangan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bahan Ajar Melalui Penelitian
Bandung : Alfabeta.
Desain. (online). Vol1, No.2, (http://ejournal.stkipsiliwangi.ac.i
Trisnaningsih.
2007.
Pengembangan
d/index.php/infinity/article/view/5
Bahan Ajar untuk Meningkatkan
4/29. diakses tanggal 29 Maret
Pemahaman Materi Mata Kuliah
2013).
Demografi Teknik. (online). Vol 4 No
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif
2,
(http://fkip.unila.ac.id/jurnal/.
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
diakses tanggal 29 Maret 2013).
Jogjakarta : Diva Press. Ivan. 2010. Permasalahan Pendidikan Pujiati. 2007. Pengembangan Bahan Ajar
Pratikum
Akuntansi
untuk
di
Indonesia.
(online).
Pengantar
http://van88.wordpress.com/maka
Mahasiswa
lah-permasalahan-pendidikan-di-
Jurusan Akuntansi. (online). Vol
indonesia/. Diakses tanggal 4 Mei
4
2013.
No.
2,
(http://journal.uny.ac.id/index.php
16
Wibowo,
Hari
Pengembangan Fisika
dkk.
2012.
Bahan
Berbasis
Ajar Model
Pembelajaran REACT ( Relating Experiencing
Appliying
Cooperating Transferring) pada Pokok Bahasan Fluida untuk Siswa Kelas XI. (online), Vol 1, No
1.
(http://jurnal-
online.um.ac.id/article/do/detailarticle/1/35/441,diakses
tanggal
29 Maret 2013).
17