SIGI TENTANG PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 3 JOMBANG Gressi Achdia Septia Pradana Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Unesa Susanti Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Unesa Abstrak Permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu rendahnya kualitas guru dalam menjalankan perannya. Peran penting dari guru adalah melakukan proses evaluasi terhadap siswa. Instrumen yang digunakan dalam proses evaluasi adalah alat evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alat evaluasi yang digunakan di SMA Negeri 3 Jombang dan alasan guru menggunakan alat evaluasi tersebut, kemudian kelayakan dari alat evaluasi tersebut, dan sikap siswa pada saat pelaksanaan penggunaan alat evaluasi serta respon siswa tentang penggunaan alat evaluasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa jenis alat evaluasi yang digunakan oleh guru akuntansi di SMA Negeri 3 Jombang berbentuk tes uraian dan pilihan ganda. Kelayakan secara kualitatif menunjukan kriteria sangat layak. Secara kuantitatif Paket B mempunyai validitas, reliabiliitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran yang lebih tinggi dibandingkan Paket A. Sikap siswa dari hasil pengamatan menunjukan sikap yang tenang dan jujur dalam pelaksanaan evaluasi dari tahap I,II, dan III, kemudian respon siswa terhadap pelaksanaan alat evaluasi sangat baik. Kata Kunci: Alat Evaluasi Abstract Problems of education in Indonesia, one of which is the poor quality of teachers in their role. An important role of the teacher is doing evaluation processes on students. The instruments used in the process of evaluation is the evaluation tools. The purpose of this study is to know the evaluation tools used in SMA Negeri 3 Jombang such as its kind and its appropriateness. Besides, it is also to know how the students’ attitude and response toward the use and the implementation of the evaluation tools itself. This research is a descriptive study. Based on the results of the research it is known that The accounting teacher in SMA Negeri 3 Jombang used the evaluation tools in the form of essay and multiple choice tests. Feasibility of qualitatively showed that very decent. Quantitatively, Paket B has higher validity, reliability, level of difficulty and discrimination than Paket A.. From the observation during the evaluation, the students are calm and honest from the first until the third evaluation. The students’ response toward the implementation of the evaluation tools itself is very good. Key words: Evaluation Tools
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk PENDAHULUAN
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Yang Maha Esa.
Pendidikan Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa
Tujuan dalam Undang – undang ini belum
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
sepenuhnya tercapai, hal ini bisa dilihat dari
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia seperti
bangsa
yang tercantum dalam Education For All (EFA)
yang
bermartabat
dalam
rangka
1
Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis,
Pembelajaran
merupakan
suatu
proses
Armed Conflict and Education yang dikeluarkan
terjadinya kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan
oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan
Kebudayaan
Bangsa-Bangsa
pembelajaran. Tercapainya tujuan pembelajaran ini
(UNESCO) yang diluncurkan di New York pada hari
bisa dilihat dengan mengadakan suatu tes kepada
senin tanggal 1 Maret 2011, indeks pembangunan
siswa. Tes disini merupakan salah satu alat untuk
pendidikan atau Education Development Index
melakukan
(EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934.
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek.
Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69
Dalam
dari 127 negara di dunia (Azharmind, 2012).
kecakapan siswa, minat, motivasi dan sebagainya.
Perserikatan
Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dikarenakan
masih
banyak
pengukuran,
pembelajaran
yaitu
objek
alat
ini
untuk
bisa
berupa
Karakteristik tes yang baik menurut Arikunto (2009:
permasalahan-
57) adalah memenuhi lima persyaratan yaitu
permasalahan pendidikan di Indonesia antara lain
validitas, realibitas, objektivitas, praktikabilitas, dan
yaitu rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas
ekonomis.
guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya
Setelah
diadakannya
pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan
evaluasi. Evaluasi disini digunakan sebagai alat
kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan. Dari
penilai hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran,
sekian banyak permasalahan-permasalahan tersebut
evaluasi harus dilakukan secara terus menerus.
hal utama yang perlu diperhatikan adalah kualitas
Evaluasi itu lebih dari hanya sekedar untuk
guru, karena tercapainya tujuan pendidikan itu
menentukan angka keberhasilan belajar. Yang
bergantung pada kualitas guru dalam menjalankan
paling penting adalah sebagai dasar untuk umpan
perannya.
balik (feed back) dari proses belajar mengajar yang
pekerjaan
profesional,
dikenal
sebagai
suatu
artinya
pekerjaan
atau
adalah
tugas
selanjutnya
guru
guru
tes,
prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan
Jabatan
seorang
suatu
melakukan
dilaksanakan. Oleh karena itu kemampuan guru menyusun
alat
dan
melaksanakan
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
merupakan
menjadi
menyelenggarakan proses belajar mengajar secara
sumber
penghasilan
kehidupan
yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
bagian
dari
evaluasi
kemampuan
keseluruhan.
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
Dalam pelaksanaannya seringkali guru
serta memerlukan pendidikan profesi (UU RI No.14
memberikan
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1). Peran
mengukur kemampuan siswa dan hanya menghitung
utama guru sebagai pendidik profesional meliputi
jawaban yang benar atau salahnya saja yang
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
nantinya akan menjadi tolak ukur nilai kemampuan
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
siswa tersebut. Padahal, seharusnya tes tidak hanya
Peran-peran tersebut merupakan tanggungjawab
untuk mengukur kemampuan siswa tetapi juga harus
mental dari seorang guru. Peran dari seorang guru
menjadi
dapat dilihat pada saat proses pembelajaran. 2
tes
bahan
kepada
evaluasi
siswa
bagi
hanya
guru
untuk
tentang
pemahaman siswa akan pembelajaran yang telah
suatu
proses
evaluasi
terhadap
tes-tes
yang
dilaksanakan (Ginanjar, 2013).
diberikan oleh guru mengakibatkan nilai yang
SMA Negeri 3 Jombang merupakan salah
diperoleh oleh siswa itu tidak bisa maksimal atau
satu sekolah yang terbaik di wilayah jombang.
dibawah standart nilai KKM yang sudah ditentukan.
Untuk menarik siswa yang mempunyai kecerdasan
KKM merupakan kriteria paling rendah untuk
yang tinggi mulai tahun ajaran 2007/2008 dibuka
peserta didik mencapai ketuntasan. Hal ini berarti
kelas
dapat
untuk mencapai ketuntasan belajar siswa harus
menyelesaikan program belajar lebih awal dari
mampu memperoleh nilai terendah sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan, hanya ditempuh dalam
KKM yang sudah ditentukan oleh guru. Apabila
waktu 2 tahun. Selain itu mulai tahun ajaran
siswa tidak mampu mendapatkan nilai pada batas
2003/2004 dibuka kelas khusus yaitu kelas Olahraga
nilai KKM, siswa perlu melewati proses remedial.
dan Seni yang masuk dikelas ini adalah anak-anak
Remedial adalah suatu bentuk khusus pembelajaran
yang mempunyai prestasi di bidang olahraga dan
untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian
seni.
atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi siswa
Akselerasi
yaitu
kelas
yang
Dilihat dari segi akademiknya SMA Negeri
(Soedjanarto dkk, 2009:143).
3 Jombang merupakan salah satu SMA yang
Berdasarkan latar belakang di atas penulis
memiliki prestasi akademik yang cukup bagus. Hal
tertarik umtuk menganalisis alat evaluasi pelajaran
ini dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional 2012
Akuntansi yang dipakai oleh guru SMA Negeri 3
untuk jumlah nilai seluruh mata pelajaran kelompok
Jombang. Sehingga penelitian ini berjudul “Sigi
IPS (Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi), SMA
Tentang Penggunaan Alat Evaluasi Pada Mata
Negeri 3 Jombang masuk dalam peringkat ketiga se-
Pelajaran Ekonomi Materi Akuntansi Kelas XI IPS
kabupaten Jombang.
di SMA Negeri 3 Jombang”.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
Berdasarkan latar belakang di atas maka
seorang pengajar Akuntansi di SMA Negeri 3
dapat dirumuskan masalah adalah sebagai berikut:
Jombang, jenis alat evaluasi yang digunakan yaitu
(1) alat evaluasi apa sajakah yang digunakan oleh
berupa tes dan sering diberikan kepada siswa. Tes
guru dan mengapa guru menggunakan alat evaluasi
digunakan adalah Ulangan Harian, UTS, dan UAS.
tersebut dalam pembelajaran akuntansi kelas XI IPS
Waktu untuk pemberian ulangan harian ditentukan
di SMA Negeri 3 Jombang?, (2) bagaimana
oleh guru. UTS dan UAS merupakan program
kelayakan alat evaluasi yang dibuat oleh guru mata
sekolah,
waktu
pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di
pelaksanaannya adalah pihak kurikulum sekolah
SMA Negeri 3 Jombang?, (3) bagaimana respon dan
tersebut
sikap siswa terhadap pelaksanaan alat evaluasi pada
sehingga
yang
yang
penetapan
menentukan
disesuaikan
dengan
kalender pendidikan.
mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI
Di SMA Negeri 3 Jombang ini untuk mata
IPS di SMA Negeri 3 Jombang?
pelajaran akuntansi setelah dilakukan pemberian tes,
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tidak semua tes yang telah diberikan kepada siswa
tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui
dilakukan proses evaluasi. Dengan tidak adanya
alat evaluasi apa saja yang digunakan oleh guru dan
3
alasan guru menggunakan alat evaluasi tersebut
biasa disebut juga dengan istilah “instrumen”.
pada mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas
Dengan demikian maka alat evaluasi juga dikenal
XI IPS di SMA Negeri 3 Jombang, (2) untuk
dengan instrumen evaluasi. (Arikunto, 2009:26).
mengetahui kelayakan dari alat evaluasi yang dibuat
Dengan pengertian tersebut maka alat evaluasi
oleh guru mata pelajaran ekonomi materi akuntansi
dikatakan
kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Jombang, dan (3)
sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti
untuk mengetahui respon dan sikap siswa terhadap
keadaan yang dievaluasi.
baik
apabila
mampu
mengevaluasi
pelaksanaan alat evaluasi pada mata pelajaran
Dalam menggunakan alat tersebut evaluator
ekonomi materi akuntansi kelas XI IPS di SMA
menggunakan cara atau teknik yang dikenal dengan
Negeri 3 Jombang.
teknik evaluasi. Teknik evaluasi menurut Arikunto
Diharapkan
penelitian
ini
dapat
(2009:26) ada dua yaitu teknik non-tes dan teknik
memberikan manfaat terhadap (1) bagi penulis yaitu
tes. Teknik non-tes adalah teknik pengumpulan data
dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu dalam
yang tidak menggunakan alat-alat baku, dengan
mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari dengan
demikian tidak bersifat mengukur dan tidak
kenyataan yang ada di lapangan tentang alat
diperoleh angka-angka sebagai hasil pengukuran.
evaluasi, (2) bagi guru yaitu dapat digunakan
Teknik ini hanya bersifat mendeskripsikan atau
sebagai referensi dalam pemilihan alat evaluasi dan
memberikan gambaran. Tes merupakan suatu alat
menganalsisnya dalam pembelajaran akuntansi,
pengumpul informasi tetapi dibanding dengan alat-
kemudian (3) bagi SMA Negeri 3 Jombang
alat yang lain, tes ini bersifat lebih resmi karena
penelitian ini diharapkan penelitian ini mampu
penuh dengan batasan-batasan.
memberikan informasi kepada sekolah khususnya
Macam-macam tes dapat ditinjau dari
SMA Negeri 3 Jombang dan para pengajar untuk
beberapa segi yaitu sebagai berikut. Menurut
pelaksanaan
dapat
Arikunto (2009:33), tes yang dari fungsinya sebagai
bagi
alat pengukur dibagi menjadi tiga yaitu (1) tes
Universitas Negeri Surabaya yaitu dapat digunakan
diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk
sebagai bahan bacaan di perpustakaan, dapat
menentukan secara kelemahan-kelamahan yang
bermanfaat bagi pembaca dalam merencanakan
dihadapi siswa sehingga dari kelemahan-kelemahan
proses belajar mengajar serta bermanfaat bagi
guru akan memikirkan cara untuk mengatasinya.
peneliti lain yang melakukan penelitian dengan
Tes diagnostik ini juga bertujuan untuk menemukan
kajian yang lebih mendalam.
jawaban atas pertanyaan apakah peserta didik sudah
meningkatkan
proses mutu
evaluasi
sehingga
pendidikan,
dan
dapat menguasai pengetahuan yang merupakan dasar atau landasan untuk menerima pengetahuan
KAJIAN PUSTAKA
selanjutnya. Materi yang ditanyakan dalam tes Dalam pengertian umum, alat adalah suatu
diagnostik ini pada umumnya ditekankan pada
dapat
mempermudah
bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai
pengalaman sulit dipahami oleh siswa. (2)Tes
tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat”
Formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan
yang
digunakan
untuk
4
untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta
dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat
didik terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran
lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada
yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti
suara, hobi, atau kesenangan. (5) Tes hasil belajar
proses pembelajaran dalam waktu tertentu. Tes
adalah
formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah
mengungkapkan tingkat pencapaian atau prestasi
perjalanan program pengajaran, yaitu pada setiap
belajar.
kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan
tes
yang
biasa
digunakan
untuk
Menurut Arifin (2012:118), berdasarkan
terakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah,
banyaknya
tes formatif ini biasa dikenal dengan ulangan harian.
dikelompokkan menjadi tes perseorangan dan tes
Materi dari tes formatif ini biasanya ditekankan
kelompok. Berdasarkan waktu yang disediakan bagi
pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan.
testee, tes terdiri atas power test dan speed test.
Butir-butir soalnya terdiri atas butir soal yang
Power test adalah tes yang tidak ada pembatasan
mudah dan yang susah. Tujuan dari tes sumatif
waktu bagi testee, sedangkan speed test adalah tes
adalah untuk memperbaiki tingkat penguasaan
yang membatasi waktu pengerjaan tes bagi testee.
peserta didik dan sekaligus juga untuk memperbaiki
Berdasarkan bentuk respon, tes dikelompokkan
proses pembelajaran. (3) Tes Sumatif adalah tes
menjadi verbal tes dan non-verbal tes. Verbal test
yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan
adalah tes yang menghendaki jawaban (respon)
program pengajaran selesai diberikan. Tes Sumatif
yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata
ini disamakan dengan ulangan umum yang biasanya
atau kalimat, baik secara lisan maupun secara
dilaksanakan pada tiap akhir semester. Tujuan dari
tulisan, sedangkan non-verbal tes adalah tes yang
diadakannya
menghendaki jawaban (respon) dari testee bukan
tes
sumatif
ini
adalah
untuk
mengetahui kedudukan dari siswa.
menjadi
lima
mengikuti
tes,
tes
Macam tes berdasarkan bentuk jawaban
(Arifin,2012:118). (1) Tes intelegensi adalah tes
peserta didik terdiri dari tiga macam yaitu tes
yang dilaksanakan untuk mengungkapkan atau
tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. (1) Tes tertulis
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. (2) Tes
adalah tes yang mengajukan butir-butir pertanyaan
kemampuan adalah tes yang dilaksanakan dengan
dalam bentuk tertulis dan testee memberikan
tujuan untuk mengungkapkan kemampuan dasar
jawaban
atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee. (3) Tes
(Arifin,2012:125). Tes tertulis ini terdiri dari dua
sikap adalah salah satu jenis tes yang dipergunakan
bentuk yaitu subjektif dan objektif. Subjektif
untuk
atau
(uraian) dapat digunakan untuk mengukur kegiatan-
kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk
respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik
objektif. Disebut bentuk uraian, karena menuntut
berupa
peserta
individu-individu
sebagai
berupa tindakan atau tingkah laku.
berikut
mengungkapkan
yaitu
yang
berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan
Tes berdasarkan dari aspek psikologi, tes dibagi
orang
predisposisi
maupun
objek-objek
juga
dalam
didik
bentuk
untuk
menguraikan,
tertentu. (4) Tes kepribadian adalah tes yang
mengorganisasikan
dilaksanakan untuk mengungkapkan ciri-ciri khas
dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik,
5
dan
tertulis
menyatakan
jawaban
dan gaya yang berbeda satu dengan lainnya. Bentuk
pada program-program tertentu (SD, SMP, SMA).
uraian sering disebut bentuk subjektif karena
Pengertian standar dalam tes lebih dimaksudkan
pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor
bahwa tes tersebut dikerjakan oleh semua siswa
subjektivitas guru. Objektif ini sering disebut tes
dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam
dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah
batasan waktu yang sama pula.
dan skornya antara 1 atau 0. Tes objektif terdiri atas beberapa
bentuk
menjodohkan,
benar-salah,
dan
melengkapi
pilihan atau
Ciri tes standar adalah penyusunan tes
ganda,
standar biasanya dilakukan oleh sebuah tim yang
jawaban
sengaja
dibentuk,
seleksi
bahan
dan
tujuan
singkat. (2) Tes lisan adalah tes yang mengajukan
didasarkan pada kurikulum atau buku-buku teks
pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lisan dan siswa
yang dipakai secara nasional, tes diuji cobakan
juga memberikan jawaban dalam bentuk lisan,
kepada sejumlah siswa, hasilnya dianalisis, yaitu
sesuai dengan kata-katanya sendiri dengan perintah
analisis butir soal untuk mencari koefisien taraf
dan pertanyaan yang diberikan.(3) Tes perbuatan
kesukaran dan daya pembeda, tes bersifat seragam
adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik
dan dipergunakan di semua sekolah. Jadi, tes ini
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan.
lebih bersifat nasional dan dipakai berkali, tes
Tes berbuatan ini biasanya disebut sebagai tes
standar didasarkan pada tujuan umum yang
praktik.
diharapkan dapat merangkum semua tujuan khusus Berdasarkan penyusunaannya tes dibedakan
yang disusun oleh guru di berbagai sekolah, tes
menjadi dua yaitu tes buatan guru dan tes standar.
standar biasanya telah dilengkapi dengan sebuah
Tes buatan guru adalah Tes ini dibuat oleh guru
manual yang berisi petunjuk-petunjuk penting
kelas itu sendiri. Tes tersebut dimaksudkan untuk
tentang pelaksanaan tes, penskoran, dan penafsiran
mengukur tingkat keberhasilan siswa mencapai
terhadap hasil tes. Manual juga memuat keterangan
tujuan setelah berlangsungnya proses pembelajaran
tentang proses standardisasi seperti kegiatan uji
yang dikelola oleh guru kelas yang bersangkutan,
coba, analisis hasil, revisi, dan juga informasi
penyusunan butir-butir tes harus mendasarkan diri
tentang tingginya taraf kesahihan dan ketepercayaan
kepada tujuan (khusus) dan deskripsi bahan yang
tes.
telah diajarkan, pada umumnya tes buatan guru
Menurut
Widoyoko
(2012;71),
untuk
tidak diuji cobakan terlebih dahulu karena berbagai
menghasilkan butir soal pilihan ganda yang baik
hal, baik yang menyangkut
waktu,
dalam penyusunannya ini perlu memperhatikan hal-
kesempatan, tenaga, biaya, dan juga kemampuan
hal sebagai berikut. (1) Inti permasalahan harus
guru itu sendiri untuk menganalisisnya. Tes standar
dicantumkan dalam rumusan pokok soal, sehingga
ini sebenarnya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
dengan
tes
keduanya
menentukan jawaban sebelum dilanjutkan membaca
mengandung sifat ketumpangtindihan. Tes standar
pilihan jawaban. (2) Hindari pengulangan kata-kata
adalah tes standar yang berupa prestasi. Pengertian
yang sama dalam pilihan jawaban. (3) Hindari
standar dapat diartikan sebagai suatu tingkat
rumusan kata yang berlebihan. (4) Kalau pokok soal
kemampuaan tertentu yang harus dimiliki siswa
merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka
bakat
dan
prestasi
masalah
walaupun
6
membaca
pokok
soal
siswa
dapat
kata-kata yang melengkapi harus diletakkan pada
penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes
ujung pernyataan, bukan di tengah kalimat. (5)
sumatif. (3) menyusun kisi-kisi tes juga disebut
Susunan alternative jawaban dibuat teratur dan
sebagai tabel spesifikasi tes merupakan tabel matrik
sederhana. (6) Semua pilihan jawaban harus
yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat.
homogeny dan dimungkinkan sebagai jawaban
Kisi-kisi ini merupakan acuan bagi penulis soal,
benar. (7) Hindari jawaban yang benar selalu ditulis
sehingga
lebih panjang dari jawaban yang salah. (8) Hindari
menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya
adanya petunjuk pada jawaban yang benar. (9)
relatif
Gunakan tiga atau lebih alternative pilihan jawaban.
mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu menulis standar
(10) Pokok soal tidak menggunakan makna yang
kompetensi dan kompetensi dasar, menentukan
tidak pasti. (11) Pokok soal dalam pernyataan yang
indicator, membuat daftar pokok bahasan dan
positif.
subpokok bahasan yang akan diujikan, menentukan
siapapun
sama.
yang
menulis
soal
Langkah-langkah
akan
dalam
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
jumlah butir soal tiap pokok bahasan dan subpokok
penyusunan tes bentuk uraian adalah sebagai berikut.
bahasan. Kisi-kisi dapat disusun terpisah antara tes
(1) Butir soal tes meliputi ide-ide pokok dari materi
objektif dan tes uraian, namun bisa juga satu kisi-
yang diujikan, dan kalau mungkin disusun soal yang
kisi memuat dua bentuk tes objektif dan tes uraian.
bersifat komprehensif yang mampu mewakili materi
Langkah selanjutnya yaitu (b) memilih
pokok dalam mata pelajaran yang diujikan. (2)
bentuk tes, pemilihan bentuk tes yang tepat
Sebaiknya butir soal tidak mengambil kalimat-
ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu
kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan.
yang tersedia untuk memeriksa lembar jawaban tes,
(3) Pada waktu penyusunan butir soal sudah
cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran
dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman
yang
penskorannya.
didasarkan pada cakupan materi ujian dan kelelahan
(4)
Hendaknya
diusahakan
diajukan.
menentukan
butir soal disusun sedemikian rupa sehingga mudah
menggunakan waktu 90 sampai 150 menit. (d)
dipahami oleh peserta tes.
Menulis soal tes, penulisan soal dilakukan setelah
yang
perlu
diperhatikan
umumnya
tes
tes
peserta
langkah
Pada
panjang
pertanyaannya bervariasi. (5) Hendaknya rumusan
Menurut Widoyoko (2012:88), sembilan
tes.
(c)
tertulis
langkah pertama, yaitu menyusun spesifikasi tes
dalam
dilakukan. Penulisan soal merupakan langkah
mengembangkan tes hasil belajar adalah sebagai
menjabarkan
berikut. (a) menyusun spesifikasi tes, yaitu yang
pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan
berisi
keseluruhan
perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. (e)
karakteristik yang mudah dimiliki suatu tes.
Menelaah soal tes, setelah soal dibuat, perlu
Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam
dilakukan telaah atas soal tersebut. Hal ini
menulis soal. Penyusunan spesifikasi tes meliputi
dilakukan untuk memperbaiki soal apabila terjadi
sebagai berikut (1) Menentukan tujuan tes, ditinjau
kesalahan atau kekurangan. (f) Melakukan uji coba
dari segi tujuannya ada empat macam tes yang
tes, uji coba dilakukan untuk memperbaiki kualitas
banyak digunakan di lembaga pendidikan, yaitu tes
soal. Melalui uji coba ini dapat memperoleh data
uraian
yang
menunjukan
7
indikator
menjadi
pertanyaan-
empirik. (g) Menganalisis butir soal tes, berdasarkan
Penelaahan butir soal bentuk uraian, aspek-
hasil uji coba perlu dilakukan analisis butir soal
aspek yang dinilai adalah (1) soal sesuai dengan
yang telah disusun. Melalui analisis butir soal ini
indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk
dapat diketahui antara lain validitas, reliabilitas,
Uraian), (2) batasan pertanyaan dan jawaban yang
tingkat kesukaran, daya pembeda, pengecoh. (h)
diharapkan sudah sesuai, (3) materi yang ditanyakan
Memperbaiki tes, tes ini biasanya dilakukan untuk
sesuai
memperbaiki butir soal yang masih belum baik. (i)
kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi), (4) isi
Merakit tes, hal ini sangat penting karena walaupun
materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis
butir soal yang disusun telah baik, tetapi jika
sekolah atau tingkat kelas, (5) menggunakan kata
penyusunannya sembarangan dapat menyebabkan
tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian,
soal tersebut menjadi tidak baik. (j) Melaksanakan
(6)
tes, tes yang telah disusun diberikan kepada peserta
mengerjakan soal, (7) ada pedoman penskorannya,
untuk diselesaikan. Pelaksanaan tes dilakukan
(8) tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya
sesuai
disajikan dengan jelas dan terbaca, (9) rumusan
dengan
waktu
yang
ditentukan.
(k)
dengan
ada
kompetensi
petunjuk
coal
yang
(urgensi,
jelas
komunikatif,
relevasi,
tentang
Menafsirkan hasil tes, hasil tes menghasilkan data
kalimat
kuantitatif berupa skor. Skor yang diperoleh siswa
menggunakan bahasa Indonesia yang baku, (11)
kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu
tidak
rendah, menengah, dan tinggi.
menimbulkan
menggunakan
(10)
butir
cara
kata/ungkapan
penafsiran
ganda
atau
soal
yang salah
Menurut Suprananto (2012:165), kriteria
pengertian, (12) tidak menggunakan bahasa yang
alat evaluasi yang baik dapat dilihat dari analisis
berlaku setempat/tabu, (13) rumusan soal tidak
secara kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
mengandung
kualitatif ada dua teknik yang dapat digunakan
menyinggung perasaan siswa.
untuk
menganalisis
butir
soal
yaitu
kata/ungkapan
yang
dapat
teknik
Penelaahan soal bentuk pilihan ganda,
moderator dan teknik panel. Teknik moderator
aspek-aspek yang perlu diperhatikan adalah (1) soal
merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya
sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk
terdapat satu orang penengah. Berdasarkan teknik
bentuk pilihan ganda, (2) materi yang ditanyakan
ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-
sesuai
sama dengan beberapa ahli, seperti guru yang
kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi), (3)
mengajarakan materi, ahli materi, penyusun atau
pilihan jawaban homogen dan logis, (4) hanya ada
pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa,
satu kunci jawaban, (5) pokok soal dirumuskan
dan orang yang memiliki latar belakang psikologi.
dengan singkat, jelas, dan tegas, (6) rumusan pokok
Teknik berikutnya adalah teknik panel yaitu suatu
soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan
teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah
yang diperlukan saja, (7) pokok soal tidak memberi
penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya materi
petunjuk kunci jawaban, (8) pokok soal bebas dan
konstruksi, bahasa atau budaya, kebenaran kunci
pernyataan yang bersifat negatif ganda, (9) pilihan
jawaban penskoran.
jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi
dengan
kompetensi
(urgensi,
relevasi,
materi, (10) gambar, grafik, tabel, diagram, atau 8
sejenisnya jelas dan berfungsi, (11) panjang pilihan
dan siswa yang belum mengusai materi yang
jawaban relatif sama, (12) pilihan jawaban tidak
diujikan.
menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas
Rumus:
salah/benar" dan sejenisnya, (13) pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan
𝐷𝑃 =
urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya, (14) butir soal tidak bergantung pada jawaban soal
𝐵𝐴−𝐵𝐵 1 𝑁 2
Atau 𝐷𝑃 =
2 (𝐵𝐴−𝐵𝐵) 𝑁
Sumber: Suprananto,2012:176
sebelumnya, (15) menggunakan bahasa yang sesuai 3. Keandalan
dengan kaidah bahasa Indonesia, (16) menggunakan
Keandalan (Reliability) adalah ketepatan
bahasa yang komunikatif, (17) tidak menggunakan
atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau
bahasa yang berlaku setempat/tabu, (18) pilihan
alat evaluasi dikatakan andal jika dapat dipercaya,
jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang
konsisten, atau stabil dan produktif. Jadi, yang
sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian. Analisis
secara
kuantitatif
dipentingkan disini ialah ketelitiannya: sejauh
adalah
mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya
penelaahan butir soal didasarkan data empirik. Data
kebenarannya.
empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan.
Faktor-faktor
Analisis kuantitatif dilakukan didasarkan pada lembar
jawaban
dari
siswa.
Aspek
yang
mempengaruhi
keandalan suatu alat evaluasi adalah luas-
yang
tidaknya suatu sampling yang diambil artinya
diperhatikan dalam analisis ini adalah tingkat
semakin luas suatu sampling, maka tes semakin
kesukaran, daya pembeda (DP), Validitas, dan
andal, perbedaan bakat dan kemampuan siswa
Reliabilitas Skor Tes.
yang di evaluasi. Semakin variabel kemampuan peserta tes, berarti makin tinggi keandalan
1. Tingkat Kesukaran
koefisien tes. Tes yang diberikan kepada
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab
benar
suatu
soal
pada
beberapa tingkat kelas yang berbeda lebih tinggi
tingkat
keandalannya daripada yang hanya diberikan
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
kepada beberapa kelas yang sama karena tingkat
dalam bentuk indeks.
kelas
Rumus:
yang
berbeda
akan
menghasilkan
achievement yang lebih luas, suasana ketika 𝑇𝐾 =
berlangsung testing, seperti tenang, gaduh,
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙) (𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠)
banyak gangguan, pengetes yang marah - marah dapat mengganggu pengerjaan tes sehingga
Sumber: Suprananto,2012:174
dengan demikian mempengaruhi pula hasil dan
2. Daya Pembeda
keandalan tes.
Daya pembeda soal adalah kemampuan
4. Validitas
suatu butir soal dapat membedakan antara siswa
Validitas
yang telah menguasai materi yang ditanyakan
merupakan
syarat
terpenting
dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi
9
dikatakan mempunyai validitas tinggi jika teknik
Teknik pengumpulan data yang digunakan
atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya
oleh peneliti adalah sebagai berikut. (1) Wawancara
akan diukur.
yang dilakukan oleh peneliti ditujukan untuk guru
Rumus.
akuntansi kelas XI IPS. Wawancara dilakukan pada
x 'y ' x '2 y '2
r
tanggal 17 Mei 2013. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Teknik pengumpulan data berupa wawancara ini
(Sumber : Arikunto, 2009:70)
digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang alasan guru menggunakan alat evaluasi tersebut,
METODE PENELITIAN
kemudian mencari informasi tentang pelaksanaan Peneliti menggunakan metode penelitian
evaluasi di kelas XI IPS, dan informasi-informasi
deskriptif dalam penelitian ini. Metode deskriptif
lain yang berhubungan dengan penggunaan alat
adalah
status
evaluasi. (2) Angket yang digunakan dalam
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
penelitian ini yaitu berupa lembar telaah dan angket
suatu sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa
respon siswa. Lembar telaah ini akan ditelaah oleh
pada
Dalam
para ahli alat evaluasi yang terdiri dari dua dosen
penelitian ini, peneliti ingin mendeskripsikan
pendidikan akuntansi. Lembar telaah ini bersumber
penggunaan alat evaluasi pada mata pelajaran
dari Petunjuk Teknis Analisis Butir Soal dari
akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Jombang.
Direktorat PSMA. Lembar telaah ini digunakan
Metode deskriptif dipilih oleh peneliti karena
untuk mendapatkan data tentang kelayakan alat
dianggap
evaluasi yang digunakan oleh guru akuntansi kelas
suatu
masa
metode
dalam
sekarang
tepat
meneliti
(Nazir,2005:54).
dalam
menggambarkan
permasalahan dalam penelitian ini.
XI di SMA Negeri 3 Jombang. Angket respon siswa
Lokasi dalam penelitian yang diambil oleh
ini diperuntukan bagi siswa kelas XI IPS 2 yang
peneliti yaitu SMA Negeri 3 Jombang, yang terletak
menjadi sampel dalam penelitian ini. Angket ini
di Jln. Dr. Sutomo 75 Jombang. Waktu pelaksanaan
digunakan untuk mendapatkan data berupa respon
penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai
siswa tentang penggunaan alat evaluasi yang ada di
dengan selesai.
SMA Negeri 3 Jombang. Angket ini disebarkan
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas
pada saat selesainya pelaksanaan Ulangan Harian
XI IPS di SMA Negeri 3 Jombang yang terdiri dari
K.D 5.7 di kelas XI IPS 2. (3) Dokumentasi dalam
tiga kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS
penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi
3. Teknik sampel yang digunakan dalan penelitian
dan sebagai acuan hasil pembahasan. Dokumentasi
ini
yang
adalah
simple
random
sampling.
Dalam
diperoleh
dalam
penelitian
ini
adalah
penelitian ini yang menjadi sampel adalah kelas XI
perangkat pembelajaran akuntansi kelas XI IPS di
IPS 2. Sampel ini dipilih karena anggota populasi
SMA Negeri 3 Jombang selama satu tahun yaitu
mempunyai
pada tahun ajaran 2012/2013, macam-macam alat
perlakuan
yang
sama
dalam
pembelajaran.
evaluasi yang digunakan oleh guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS, Lembar Jawaban Siswa, 10
Profil sekolah dari SMA Negeri 3 Jombang dan
oleh ahli. Lembar telaah ini menggunakan penilaian
lain-lain. (4) Observasi, dalam penelitian ini peneliti
dengan skala guttman. Hasil penilaian dari skala
menggunakan teknik observasi untuk melihat sikap
Guttman akan dianalisis dengan menggunakan
siswa pada saat proses evaluasi dan pada saat
rumus sebagai berikut.
penggunaan alat evaluasi yang dibuat oleh guru mata
pelajaran
akuntansi.
Observasi
ini
K
dilaksanakan pada saat ulangan harian mata
(Sumber: Riduwan, 2010:15)
pelajaran akuntansi K.D 5.7 di kelas XI IPS 2.
Dari hasil analisis rata-rata yang diperoleh
Observasi ini dilakukan oleh dua orang pengamat.
dari lembar telaah tentang kesimpulan kelayakan
Teknik analisis yang digunakan dalam
alat evaluasi, selanjutnya akan dibandingkan
penelitian ini adalah analisis deskriptif. Untuk
dengan dengan kriteria interpretasi sesuai dengan
menjawab rumusan masalah pertama tentang jenis
hasil yang diperoleh.
alat evaluasi dan alasan guru menggunakan alat evaluasi
F 100% NI R
Tabel 3.1 Kriteria Interpretasi
dalam pembelajaran akuntansi kelas XI
Penilaian
IPS di SMA Negeri 3 Jombang menggunakan teknik
Kriteria Interpretasi
analisis deskriptif. Jenis alat evaluasi dideskripsikan 0% - 20%
Sangat Tidak Layak
21% - 40%
Tidak Layak
41% - 60%
Cukup Layak
evaluasi yang ada di SMA Negeri 3 Jombang.
61% - 80%
Layak
Alasan
81% - 100%
Sangat Layak
melalui hasil wawancara dan dokumentasi. Hasil wawancara
dan
dokumentasi
ini
kemudian
dideskripsikan oleh peneliti sebagai gambaran alat
guru
dideskripsikan
menggunakan dengan
hasil
alat
evaluasi
wawancara
(Sumber: Riduwan, 2010:15)
yang
Pada teknik analisis deskriptif kuantitatif
dilakukan oleh peneliti kepada guru akuntansi. membandingkan
diperoleh dari hasil perhitungan secara kuantitatif
dengan teori-teori tentang alat evaluasi, yang
menurut PSMA. Dalam analisis secara kuantitatif
kemudiaan disimpulkan dan diberikan saran oleh
ini
peneliti.
kuantitatif ini terdiri dari empat kategori yaitu
Selanjutnya
dianalisis
dengan
menggunakan
sotfware
Anates.
Analisis
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
Pada rumusan masalah kedua tentang
kesukaran.
kelayakan dari alat evaluasi pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Jombang
Pada rumusan masalah ketiga tentang sikap
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif
dan respon siswa pada saat penggunaan alat evaluasi,
dan kuantitatif dari hasil dokumentasi. Deskriptif
menganalisisnya menggunakan teknik deskriptif
kualitatif diperoleh dari hasil instumen berupa
dengan cara menggunakan angket dan observasi
lembar telaah yang diperoleh dari Direktorat PSMA
sebagai teknik pengumpulan datanya. Teknik
yang terdiri dari tiga aspek meliputi aspek materi,
angket digunakan untuk menjawab rumusan tentang
aspek kontruksi, dan aspek bahasa/budaya. Lembar
respon siswa pada penggunaan alat evaluasi yang
telaah ini nantinya akan dilakukan proses telaah
diterimanya. Teknik observasi digunakan untuk
11
menjawab rumusan tentang sikap siswa pada saat
Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) ini
penggunaan alat evaluasi.
disajikan dalam bentuk pilihan ganda. Menurut Arifin (2012:135) soal pilihan ganda termasuk dalam bentuk tes objektif. Soal tes bentuk pilihan
HASIL DAN PEMBAHASAN
ganda ini dapat digunakan untuk mengukur hasil Jenis
Alat
Evaluasi
dan
Alasan
belajar yang kompleks dan berkenaan dengan aspek
Guru
ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan
Menggunakan Alat Evaluasi tersebut. Berdasarkan data hasil analisis tentang jenis
evaluasi. Ulangan Akhir Semester dapat juga
alat evaluasi yang digunakan di SMA Negeri 3
dikategorikan sebagai tes sumatif, karena tes
Jombang pada mata pelajaran ekonomi materi
sumatif ini menurut waktunya diberikan pada akhir
akuntansi kelas XI IPS, alat evaluasi yang
semester (Arikunto,2009;45). Pada pelaksaanaan
digunakan adalah bentuk uraian dan pilihan ganda.
Ulangan
Menurut Arikunto (2009:26) uraian dan pilihan
pelajaran akuntansi di kelas XI IPS membuat soal
ganda termasuk dalam jenis teknik tes. Dalam
dengan
teknik tes, soal uraian dan pilihan ganda termasuk
menganggap kondisi kelas sangat kondusif dengan
kategori tes tertulis (Arifin, 2012:125). Soal uraian
jumlah siswa kurang lebih sebanyak 20 siswa dalam
sering juga disebut sebagai bentuk subjektif,
satu kelas sehingga pengawasan lebih mudah
kemudian untuk soal pilihan ganda sering disebut
dilaksanakan.
Akhir
bentuk
Semester
pilihan
(UAS),
ganda,
guru mata
karena
guru
sebagai soal objektif. Dalam penelitian ini soal bentuk uraian
Kelayakan Alat Evaluasi
diberikan pada waktu Ulangan Harian (UH) dan Ulangan
Tengah
Semester
(UTS).
Menurut Suprananta (2012:165), kriteria
Menurut
kelayakan alat evaluasi yang baik dapat dilihat dari
Arikunto (2009:38) Ulangan harian dan UTS
analisis secara kualitatif dan juga analisis kuantitatif.
termasuk dalam jenis tes formatif. Tujuan dari tes
Analisis kuantitatif ini bersifat subjektif
formatif ini adalah untuk memperbaiki tingkat
yang
didasarkan
dari
hasil
telaah.
Menurut
penguasaan peserta didik dan sekaligus juga
Suprananto (2012:165), pada prinsipnya analisis
memperbaiki proses belajar. Guru menggunakan
butir soal yang dilakukan secara kualitatif ini
soal bentuk uraian pada saat Ulangan Harian (UH)
dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes
dan Ulangan Tengah Semester (UTS) karena guru
tertulis, perbuatan, dan sikap). Dalam penelitian ini
mencoba menyesuaikan kondisi kelas pada saat
peneliti hanya menemukan tes tertulis yang
pelaksanaan evaluasi. Kondisi dari kelas pada saat
digunakan oleh guru akuntansi kelas XI IPS. Tes
pelaksanaan Ulangan Harian (UH) dan Ulangan
tertulis ini disajikan dalam bentuk uraian dan pilihan
Tengah Semester (UTS) adalah siswa berada dalam
ganda.
kelas yang sama, sehingga dengan soal berbentuk
Dalam penelitian ini yang dilakukan analisis
uraian siswa mampu mengerjakan dengan jujur dan
secara kualitatif adalah Ulangan Harian semester
mampu memudahkan guru dalam memberikan
ganjil dan genap, Ulangan Tengah Semester (UTS)
pengawasan terhadap proses pelaksanaan evaluasi.
semester genap, serta Ulangan Akhir Semester 12
(UAS) semester ganjil. Dalam setiap ulangan harian
menunjukan bahwa guru tidak memperhatikan
dan ulangan tengah semester menggunakan dua
aspek penting dalam penyusunan soal.
paket soal yaitu paket A dan paket B.
Soal-soal yang ada dalam penelitian ini
Dilihat dari ketiga aspek yang ditelaah yaitu
tidak terdapat kisi-kisi soal. Kisi-kisi merupakan
materi,
aspek
acuan bagi penulis soal, sehingga soal yang dibuat
bahasa/budaya dengan dua paket soal A dan B, pada
memiliki isi dan tingkat kesulitan yang relative
Ulangan Harian I K.D 5.2 memiliki kriteria layak
sama. Kisi-kisi ini harus memperhatikan standar
dengan prosentase sebesar 80%, kemudian pada
kompetensi dan kompetensi dasar, kesesuaian
Ulangan Harian II K.D 5.4 dan 5.5 memiliki kriteria
dengan indikator, daftar pokok bahasan dan
sangat layak dengan persentase untuk
paket A
subpokok bahasan yang akan diujikan, dan jumlah
sebesar 87.5% dan paket soal B mamiliki persentase
butir soal tiap pokok bahasan dan subpokok bahasan
sebesar 84.1%. Pada Ulangan Akhir Semester
(Widoyoko, 2012:90). Hal ini menunjukan bahwa
Ganjil (UAS) mempunyai rata-rata kelayakan
guru tidak menyesuaikan soal-soal yang dibuat
sebesar 91,6%, artinya soal UAS memiliki kriteria
dengan kisi-kisi soal.
aspek
aspek
kontruksi,
dan
sangat layak.
Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel
Pada soal Ulangan Harian I K.D 5.6 untuk
4.5, menunjukan bahwa soal Ulangan Harian K.D
A
rata-rata
5.2 dengan indikator menerapkan rumus persamaan
kelayakannya sebanyak 83.3% dengan kriteria
akuntansi dan aturan debit/kredit sesuai dengan
sangat layak. Pada soal Ulangan Tengah Semester
indikator pencapaian yang ada didalam silabus.
(UTS) memiliki kriteria sangat layak dengan
Untuk soal Ulangan Harian K.D 5.4 dan K.D 5.5,
persentase Paket A sebesar 81,6%dan
indikator pencapaian yang diharapkan dari soal ini
paket
dan
paket
B
persentase
paket B
sebesar 82,2%. Pada Ulangan Harian K.D 5.7
yaitu
memiliki persentase kelayakan sebesar 79.16%
memindahbukukan (posting) jurnal ke buku besar
untuk paket A dan B dengan kriteria layak.
juga menunjukkan indikator yang sama pada silabus
Berdasarkan dari analisis hasil telaah pada setiap tes
yang dibuat oleh guru. Pada Ulangan Akhir
yang
siswa,
Semester, soal yang dibuat runtut sesuai dengan
mununjukkan semua jenis tes yang diberikan oleh
indikator pada silabus K.D 5.2, K.D 5.4, dan K.D
guru sangat layak digunakan dilihat dari aspek
5.5.
diberikan
oleh
guru
kepada
materi, kontruksi, dan bahasa/budaya.
menjurnal
transaksi
keuangan
dan
Pada Ulangan Harian K.D 5.6 terdapat dua
Dari hasil telaah soal-soal yang diberikan
soal yang mewakili indikator pencapaian menyusun
oleh guru tersebut menunjukan sangat layak, akan
daftar sisa dan menyusun jurnal penyesuaian,
tetapi terdapat kekurangan pada semua soal yang
sedangkan di dalam silabus siswa hendaknya juga
diberikan yaitu pada aspek kontruksi tidak terdapat
mampu menyusun kertas kerja dan menyusun
pedoman penskoran yang jelas. Menurut Widoyoko
laporan
(2012:83), pedoman penyusunan soal yang baik itu
ketidaksesuaian antara indikator dalam soal yang
harus ada pedoman penskoran yang jelas. Hal ini
dibuat oleh guru dengan indikator pencapaian yang
keuangan.
Hal
ini
menunjukan
ada
ada pada silabus. Pada Ulangan Tengah Semester,
13
soal yang dibuat runtut sesuai dengan K.D 5.6
3 menunjukan korelasi sebesar 0,932 dan 0,867,
dengan indikator pencapaian menyusun daftar
artinya sangat signifikan. Pada butir soal 2
sisa/neraca saldo dan menyusun jurnal penyesuaian.
menujukan korelasi sebesar 0,635 yang artinya
Pada soal Ulangan Harian K.D 5.7 menunjukan
korelasi ini bersifat signifikan.
kesesuaian indikator pencapaian dalam soal dengan
Menurut Arikunto (2009:75) ada lima
indikator yang ada di dalam silabus yaitu praktik
interpretasi
menyususn laporan keuangan secara lengkap.
kriterianya sangat tinggi, 0,600-0,800 kriteria tinggi,
Berdasarkan analisis tersebut menunjukan
0,400-0,600
dari
validitas
kriterianya
yaitu
cukup,
0,800-1,00
0,200-0,400
bahwa tes yang dibuat oleh guru sudah memenuhi
kriterianya rendah, dan 0,00-0,200 kriterianya
indikator dalam silabus meskipun tidak terdapat
sangat rendah. Jadi, pada paket paket A untuk butir
kisi-kisi soal dalam penyusunaannya. Menurut
soal 1 memiliki 0,453 dengan korelasi cukup, butir
Widoyoko (2012:88), langkah-langkah yang perlu
soal 2 memiliki validitas sebesar 0,159 dengan
diperhatikan dalam mengembangkan tes yaitu
korelasi sangat rendah dan pada butir soal 3
menyusun
tes,
memiliki korelasi sebesar 0,955 artinya sangat
menelaah soal tes, melakukan uji coba tes,
tinggi. Pada paket B, butir soal 1 dan butir soal 3
menganalisis butir soal tes, memperbaiki tes,
menunjukan korelasi sebesar 0,932 dan 0,867,
merakit tes, melaksanakan tes, dan menafsirkan
artinya sangat tinggi. Pada butir soal 2 menujukan
hasil
korelasi sebesar 0,635 yang artinya korelasi ini
tes.
spesifikasi
Ini
tes,
menulis
menunjukan
soal
bahwa
dalam
pelaksanaannya guru tidak memperhatikan secara detail
langkah-langkah
yang
benar
tinggi.
dalam
Pada paket A memiliki reliabilitas 0,06 dan
perumusan soal.
untuk paket B memiliki reliabilitas sebesar 0,61.
Analisis kuantitatif ini didasarkan pada data
Menurut Suprananto (2012:177) apabila semakin
empirik berupa lembar jawaban siswa. Data empirik
tinggi reliabilitas suatu tes (mendekati 1) maka akan
ini merupakan data yang bersifat akurat. Analisis
semakin tinggi pula keajegan atau ketepatannya.
secara kuantitatif ini bertujuan untuk melihat
Jadi, bila dilihat dari hasil reliabilitas yang diperoleh
peningkatan mutu butir soal yang bersangkutan
oleh oleh kedua paket soal tersebut, maka yang
(Suprananto,2012;173).
hasil
mendekati ketepatannya adalah paket soal B karena
software AnatesV4, ada empat komponen yang
koefisien reliabilitasnya sebesar 0,61 ini berarti
menjadi analisa dalam analisis kuantitatif butir soal
mendekapi angka 1 dibandingkan dengan koefisien
uraian yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda,
yang diperoleh paket A.
Sesuai
dengan
dan tingkat kesukaan.
Daya pembeda untuk paket soal A, pada
Menurut hasil dari perhitungan dengan
butir soal 1 dan butir soal 2 memiliki daya pembeda
Anates, pada paket A untuk butir soal 1 dan butir
sebesar 0,08 dan 0,04 ini berarti soal tersebut sangat
soal 2 memiliki validitas sebesar 0,453 dan 0,159
tidak memuaskan. Pada butir soal 3 menunjukan
dengan tidak ada signifikansi. Pada butir soal 3
daya pembeda sebesar 0,90. Menurut Suprananto
memiliki korelasi sebesar 0,955 artinya sangat
(2009:177), apabila range daya pembeda antara
signifikan. Pada paket B, butir soal 1 dan butir soal
0,40-1,00 maka kategorinya sangat memuaskan. 14
Jadi, soal pada butir soal 3 kategorinya sangat
mudah sedangakan untuk paket B sebesar 0,45
memuaskan karena memiliki daya pembeda sebesar
dengan kriteria sedang.
0,90. Pada paket B untuk butir soal 1 dan butir soal 3 memiliki daya pembeda yang sangat memuaskan
Sikap dan Respon Siswa Tentang Penggunaan
yaitu sebesar 0,77 dan 1,32, kemudian untuk butir
Alat Evaluasi Pengamatan sikap siswa ini melalui tiga
soal 2 memiliki kategori daya pembeda yang
tahap yaitu pada tahap I (0-30 menit), tahap II (30-
memuaskan yaitu sebesar 0,36. range
60 menit), dan tahap III (60-90 menit). Sikap siswa
tingkat kesukaran 0,7-1,0 mempunyai kategori
ini dapat dilihat dari aspek yang diamati oleh
mudah, kemudian 0,3-0,7 mempunyai kategori
observer yaitu aspek pertama siswa mampu
sedang, dan 0,0-0,3 mempunyai kategori sulit. Pada
menunjukan sikap tenang (tidak gaduh) selama
soal paket A, butir soal 1 dan butir soal 2
proses evaluasi berlangsung dan aspek kedua siswa
mempunyai tingkat kesukaran sebesar 0,95 dan 0,98,
menunjukan sikap jujur dalam mengerjakan soal.
Menurut
Suprananto
(2009:175)
artinya kedua butir soal tersebut memiliki kategori
Pada tahap I (0-30 menit) menunjukan
sangat mudah. Butir soal 3 memiliki tingkat
sebagian besar sikap siswa tenang dan jujur,
kesukaran sebesar 0,55, artinya memiliki kategori
kemudian pada tahap II (30-60 menit) keadaaan
sedang. Pada paket B, ketiga butir soal memiliki
kelas mulai gaduh, dan pada tahap III (60-90 menit)
kategori sedang dengan tingkat kesukaran sebesar
sebagian besar siswa kembali tenang. Berdasarkan
0,57 untuk butir soal 1 dan butir soal 2 sebesar 0,48,
hasil rekapitulasi dari ketiga tahap tersebut,
kemudian pada butir soal 3 sebesar 0,31.
menunjukan bahwa pada aspek 1 menunjukan rata-
Apabila dilihat dari hasil dari anates
rata persentase tertinggi 62,16% atau sebanyak 23
menunjukan bahwa Paket B mempunyai tingkat
siswa mampu menunjukan sikap tenang (tidak
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
gaduh) selama proses evaluasi berlangsung pada
kesukaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan
tahap I,II, dan III. Pada aspek 2 sebanyak 25 siswa
paket A. Hal ini dapat dilihat dari hasil keempat
atau persentase sebesar 67,57% mampu menunjukan
komponen yang diteliti, pada Paket A rata-rata
sikap jujur dalam mengerjakan soal selama proses
validitasnya sebesar 0,523 dengan korelasi cukup,
evaluasi berlangsung dari tahap I,II, dan III. Hal ini
sedangkan pada Paket B sebesar 0,811 dengan
menunjukan bahwa pada saat pelaksanaan Ulangan
korelasi sangat tinggi. Reliabilitas pada paket A
Harian II K.D 5.7, sebagian besar siswa dari kelas
sebesar 0,06 dan paket B sebesar 0,61. Untuk hasil
XI IPS 2 mampu menunjukan sikap tenang (tidak
daya pembeda pada masing-masing paket soal
gaduh)
adalah 0,34 untuk paket A dengan kriteria
berlangsung.
dan
jujur
selama
proses
evaluasi
memuaskan dan paket B sebesar 0,81 dengan
Berdasarkan dari hasil respon siswa, pada
kriteria sangat memuaskan. Tingkat kesukaran pada
setiap item pertanyaan sebagian besar siswa
masing-masing paket adalah paket A memiliki
memberikan respon sangat setuju dan setuju. Pada
tingkat kesukaran sebesar 0,83 ini berarti kriterianya
item 1 persentase tertinggi 51,35% menjawab sangat setuju, hal ini menunjukan bahwa sebanyak 19
15
siswa sangat setuju jika soal yang diberikan guru
akuntansi kelas XI IPS di SMA Negeri 3 Jombang
telah sesuai dengan materi yang diterima. Pada item
berbentuk tes tertulis yang terdiri dari soal tes uraian
kedua dengan persentase tertinggi sebesar 62,16%
dan pilihan ganda. Untuk yang berbentuk uraian
menjawab setuju, berarti sebanyak 23 siswa setuju
digunakan pada waktu Ulangan Harian dan Ulangan
bahwa soal yang diberikan guru telah sesuai dengan
Tengah Semester (UTS), agar memudahkan guru
tujuan pembelajaran. Pada item 3 sebanyak 40,54%
dalam
atau sebanyak 15 siswa menjawab setuju, hal ini
disesuaikan dengan kondisi kelas.Soal berbentuk
menunjukan bahwa guru membuat soal dengan
pilihan ganda digunakan pada saat Ulangan Akhir
bahasa yang mudah dipahami. Pada aspek 4
Semester (UAS), karena kondisi kelas sangat
sebanyak 17 siswa dengan prosentase 45,95
kondusif dengan jumlah siswa kurang lebih 20
menganggap soal yang diberikan terdapat petunjuk
siswa pada setiap kelas. (2) Secara kualitatif alat
mengerjakan. Pada aspek 5 sebanyak 18 siswa
evaluasi yang digunakan oleh guru pada mata
dengan persentase 48,65% merasa setuju bahwa
pelajaran ekonomi materi akuntansi sangat layak,
waktu yang diberikan guru dalam proses evaluasi
kemudian secara kuantitatif pada Ulangan Harian II
cukup untuk mengerjakan soal yang diterima.
K.D 5.7 memiliki kriteria jelek dilihat dari validitas,
memberikan
pengawasan
yang
telah
Apabila dilihat dari penjelasan diatas,
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.
menunjukan bahwa soal yang diberikan oleh guru
(3) Sikap siswa pada saat pelaksanaan evaluasi
kepada siswa mendapatkan respon positif dari
menunjukan bahwa
kelima item pertanyaan yang terdapat di dalam
mengikuti proses evaluasi mempunyai sikap tenang
angket. Kelima pernyataan itu adalah Soal yang
(tidak gaduh) dan jujur selama mengikuti proses
diberikan guru telah sesuai dengan materi yang
evaluasi dari tahap I,II, dan III. Respon siswa pada
diterima, soal yang diberikan guru telah sesuai
penggunaan alat evaluasi tersebut menunjukan
dengan
yang
respon yang positif dapat dilihat dari hasil angket
digunakan dalam soal mudah dipahami, soal yang
menunjukan sebagian besar siswa menjawab setuju
diberikan oleh guru terdapat petunjuk mengerjakan
untuk kelima item pertanyaan.
tujuan
pembelajaran,
bahasa
sebagian besar siswa yang
soal, dan waktu yang diberikan guru dalam proses evaluasi cukup untuk mengerjakan soal yang telah
Saran
diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
menunjukan respon sebagian besar siswa dengan
di lapangan, maka peneliti memberikan saran dalam
menjawab sutuju untuk kelima item pertanyaan.
penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Guru hendaknya menguji kelayakan secara kualitatif dengan memperhatikan aspek materi, kontruksi, dan
PENUTUP
bahasa/budaya dari soal yang dibuat sebelum melakukan proses evaluasi terhadap siswa. Selain
Simpulan Pada penelitian ini dilihat dari hasil analisis
itu, guru hendaknya juga melakukan analisis secara
dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
kuantitatif dengan menghitung tingkat validitas,
berikut. (1) Alat evaluasi yang digunakan oleh guru
reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran 16
yang dilihat dari hasil lembar jawaban siswa,
Riduwan.
sehingga guru dapat mengetahui kelayakan dari soal
2010.
Skala
Pengukuran
Variabel-
variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
yang dibuat. (2) Guru akuntansi di SMA Negeri 3
Sudijono,
Jombang untuk kelas XI IPS hanya satu orang guru
Anas.
2005.
Pengantar
Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
yang mengajar di tiga kelas yang berbeda yaitu Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R
kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3. Oleh karena
& D. Bandung : Alfabeta
itu, hendaknya guru membuat soal yang bervariasi untuk diberikan kepada siswa antara lain dengan
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
membedakan soal yang akan diberikan untuk siswa
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
di kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3.
Bandung: Alfabeta Suprananto,
DAFTAR PUSTAKA
Pengukuran
dan
Supranata, Sumarna. 2005. Penulisan Tes Tertulis.
Mengajar. Bandung : Sinar Algensindo
Bandung: Rosdakarya
Alam. 2007. Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI.
Suliyanto. 2007. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta :
Jakarta : Erlangga
Andi.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
Soedjanarto, Dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar.
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Surabaya : UNIPRESS
Azharmind. 2012. Kualitas Pendidikan Indonesia,
Tim. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian
(http//Azharmind.blogspot.com,
Skripsi Universitas Negeri Surabaya. Surabaya :
diakses 25 April 2013).
UNESA University Press
Gerungan. 2002. Psikologi Sosial. Jakarta : Refika
Uno, Hamzah dan Koni, Satria. 2012. Assessment
Aditama.
Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Angkasa
Jusup, Haryono. 2005. Dasar – dasar Akuntansi.
Undang - Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Bandung :
Nadzir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor :
Citra Utama
Ghalia Indonesia
Undang – Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang
Petunjuk Teknis Analisa Butir Soal, Direktorat
Guru dan Dosen. 2005 Bandung : Citra Utama
PSMA 2010
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Evaluasi Program
Purwanto, Ngalim. 2003. Prinsip-Prinsip dan Teknik
2012.
Penilaian Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ali, Mohammad. 2010. Guru Dalam Proses Belajar
(Online),
Kusaeri.
Evaluasi
Pengajaran.
Bandung
Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar
:
Permadja Karya
17