ANALISIS PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN EKONOMI MATERI AKUNTANSI KELAS XI DI SMA NEGERI 1 DRIYOREJO GRESIK Choirul Anwar Luqman Hakim Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang alat evaluasi yang digunakan dan alasan pemilihan alat evaluasi pada mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas XI di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik, kelayakan alat evaluasi yang dibuat dan respon siswa terhadap penggunaan alat evaluasi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi, wawancara, telaah ahli dan angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru akuntansi di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik lebih sering menggunakan teknik tes subyektif dan soal tersebut dikatakan layak secara teoritik (kualitatif) tetapi secara empiris (kuantitatif) soal tersebut dikatakan tidak layak. Dari hasil analisis respon siswa diketahui bahwa soal yang diberikan guru akuntansi sudah sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran , penggunaan bahasa yang mudah , ada petunjuk mengerjakan soal dan kecukupan waktu mengerjakan. Kata kunci : Alat, Evaluasi, Akuntansi, dan SMA
ABSTACT This study aims to find out about the use of evaluation tools and evaluation tools for the selection of accounting material of economic subject of XI grades of SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik, feasibility evaluation tools are made and students' response to the use of the evaluation tool. This research is a descriptive study using a quantitative approach. Data was collected using the method of documentation, interviews, review of expert and student questionnaire responses. The results showed that accounting teacher at SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik more often use a subjective test techniques and is said to be worth about theoretical (qualitative) but the empirical (quantitative) is said to be worth about. From the analysis of student responses is known that a given problem is in conformity with the accounting teacher materials and learning objectives, the use of language that is easy, no instructions work on the problems and the adequacy of working time. Keywords: Tool, Evaluation, Accounting and SMA
1
PENDAHULUAN Tantangan
perkembangan
Pendidikan nasional yang berkualitas
pendidikan di Indonesia pada masa yang akan
salah satunya dapat dilihat dari keluarannya
datang semakin besar dan kompleks. Hal ini
(output-nya) yang bermutu, yakni dilihat dari
disebabkan antara lain adanya perubahan
lulusan bermutu yang diakui di tingkat
tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan
nasional, regional dan internasional. Dalam
kuantitas pendidikan itu sendiri. Tantangan dan
konteks ini, pendidikan nasional yang lulusan
perkembangan pendidikan tersebut juga sudah
bermutu merupakan keharusan. Sebab, tanpa
dibaca
menghasilkan
dan
dan
diantisipasi
oleh
Departemen
lulusan
bermutu,
program
Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang
pendidikan bukan dipandang sebagai inestasi
dituangkan
sumber
dalam
“Rencana
Strategis
daya
manusia
yang
dapat
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-
meningkatkan daya saing bangsa, melainkan
2009
dipandang sebagai pemborosan dilihat dari
Menuju
Pembangunan
Pendidikan
Nasional Jangka Panjang 2025.”
segi biaya, tenaga, dan waktu.
Pemerintah, dalam hal ini menteri
Guna
memastikan
ketercapaian
pendidikan nasional telah menerbitkan berbagai
standar nasional pendidikan yang berorientasi
peraturan agar menyelenggarakan pendidikan di
pada
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
diupayakan sistem evaluasi yang bermutu dan
Indonesia
(NKRI),
dapat
kredibel sebagaimana diamanatkan dalam
memenuhi
standar
Hal
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tersebut sebagai konsekuensi atas terbitnya
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XVI
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
tentang evaluasi, akreditasi dan sertifikasi,
Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan
pasal 57, butir 1, bahwa evaluasi dilakukan
pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang
dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas
Upaya
ini
paling
tidak
minimal
tertentu.
dilakukan
pemerintah
output
pendidikan
bermutu
harus
penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-
mengingat kualitas pendidikan di indonesia
pihak yang berkepentingan.
sangat rendah seperti yang ditulis oleh Latief
Peraturan
Pemerintah
Republik
2011 Indeks Pendidikan Indonesia Menurun
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
(http//www.education.kompas.com)
bahwa
Standar Nasional Pendidikan dalam bab 1
Human Development Report (HDR), United
tentang ketentuan umum, pasal 1 memberikan
Nation Development Programme (UNDP)
pengertian penilaian adalah proses sistematis
melaporkan
Indeks
meliputi
(Education
deskripsi
verbal),
analisis,
interpretasi
Development Index) untuk semua (education
informasi
untuk
membuat
keputusan.
for all) di Indonesia menurun dari peringkat 65
Ditambahkannya
pada 2010 ke peringkat 69 pada 2011.
penilaian di kelas adalah (1) belajar tuntas, (2)
Pembangunan
pada
tahun
Pendidikan
2011
2
pengumpulan
yang
informasi
menjadi
(angka,
ciri-ciri
otentik,
(3)
berdasarkan
berkesinambungan,
acuan
(4)
Pada kenyataannya tidak semua guru
kriteria /patokan, (5)
memiliki
menggunakan berbagai cara & alat penilaian. Peraturan
Menteri
kemampuan
mengevaluasi
pembelajaran dengan baik dan tidak semua
Pendidikan
guru juga memahami arti pentingnya sebuah
Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
evaluasi bagi kemajuan siswanya padahal
Standar
kemampuan melakukan evaluasi pembelajaran
Penilaian
Nasional
memberikan
patokan dalam penilaian pembelajaran di
merupakan kemampuan
dasar yang mutlak
sekolah. Berdasarkan kebijakan peraturan
harus dimiliki setiap guru atau calon guru.
penilaian tersebut pihak sekolah beserta para
SMA Negeri 1 Driyorejo adalah
guru memiliki kewenangan membuat dan
sekolah yang berada pada tingkat kecamatan di
mengembangkan
kabupaten
penilaian
Penilaian
hasil
tindakan
dalam
pembelajaran.
belajar merupakan
Gresik
yang
terpilih
sebagai
suatu
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
keputusan
(sekolah Adiwiyata ) tingkat Nasional, dimana
berdasarkan kriteria tertentu terhadap hasil
hal ini memiliki keterkaitan fungsi didalam
dari suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan
usaha pembinaan dan peningkatan kualitas
(hasil belajar) yang telah dilakukan oleh
sumber
seseorang atau sekelompok orang dengan
masyarakat luas guna menjawab tantangan
menggunakan alat penilaian.
global. Dalam segi akademik sekolah ini juga
memberikan
Kegiatan evaluasi
daya
manusia
seiring
tuntutan
apapun jenisnya
meluluskan muridnya dalam ujian nasional
selalu berhubungan dengan alat evaluasi.
secara 100% dalam kurun waktu tiga tahun
Peranan
untuk
berturut-turut. Dan setiap tahunnya mengalami
setelah
kenaikan nilai pada jurusan IPS termasuk pada
alat evaluasi ini
mengetahui
kemajuan
adalah siswa
menempuh pendidikan selama jangka waktu
mata pelajaran ekonomi.
tertentu. Dalam hal ini, guru memiliki
Hasil pengamatan awal penulis yang
kewajiban untuk menyusun soal evaluasi
dilakukan dengan cara wawancara kepada
tersebut.
guru akuntansi
Dalam
menyusun
alat
atau
SMA Negeri 1 Driyorejo
soal
diketahui bahwa alat evaluasi yang digunakan
evaluasi, guru atau penyusun soal harus
dalam mata pelajaran akuntansi adalah dalam
memperhatikan objek yang akan ditanyakan
bentuk tertulis yang diimplementasikan dalam
dalam soal evaluasi itu. Ada sembilan langkah
bentuk ulangan harian dengan nilai rata-rata 78
yang harus ditempuh dalam mengembangkan
pada ulangan harian pertama. Akan Tetapi
tes hasil belajar yaitu : (a) menyusun
tidak
spesifikasi tes, (b) menulis soal tes, (c)
diberlakukan
menelaah soal tes, (d) melakukan uji coba tes,
dikarenakan adanya kompetensi dasar yang
(e) menganalisis butir soal, (f) memperbaiki
saling berkaitan dalam materi akuntansi.
tes, (g) merakit tes, (h) melaksanakan tes, (i)
Apabila nilai siswa belum mencapai nilai
menafsirkan hasil tes (Mardapi, 2008: 88-97). 3
semua
kompetensi ulangan
dasar
harian.
Hal
akan ini
KKM 75 maka siswa akan dilakukan remidial
Negeri Surabaya, Dapat memberikan referensi
secara klasikal.
baru mengenai keadaan penggunaan alat
Oleh karena itu mengingat esensi
evaluasi
penilaian yang merupakan rangkaian kegiatan
sehingga
dalam usaha untuk memperoleh, menganalisis,
pemilihan
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
pengembangan alat evaluasi. (4) Bagi Peneliti,
belajar peserta didik yang dilakukan secara
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman
sistematis dan berkesinambungan, sehingga
dan pengetahuan baru bagi peneliti dalam
dapat menjadi informasi yang bermakna dalam
membut alat evaluasi yang layak diterapkan.
pengambilan
keputusan
sehingga
Pelajaran
dapat
yang
dijadikan
bersangkutan dasar
pengadaan
dalam
penelitian
Evaluasi Pembelajaran Nourman
berjudul “Analisis Penggunaan Alat Evaluasi Mata
sekolah
peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian yang
Pada
di
Ekonomi
merumuskan
Materi
E.
Groundland
(1976)
sebagai
berikut:
evaluasi
Akuntansi Kelas XI di SMA Negeri 1 Driyorejo
“evaluation….a
systematic
process
of
Gresik”.
determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils”(evaluasi
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) yang
adalah suatu proses yang sistematik untuk
digunakan pada mata pelajaran ekonomi
membuat suatu keputusan sampai sejauh mana
materi akuntansi kelas XI di SMA Negeri 1
tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh
Driyorejo Gresik, (2) Untuk mengetahui
siswa). Sedangkan pendapat Sudijono (2011:2)
kelayakan alat evaluasi yang digunakan pada
bahwa
mata pelajaran ekonomi materi akuntansi kelas
Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan
XI di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik, (3)
pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang
Untuk
dalam
telah ditentukan. (2) Usaha untuk memperoleh
penggunaan alat evaluasi pada mata pelajaran
informasi berupa umpan balik (feed back) bagi
ekonomi materi akuntansi kelas XI di SMA
penyempurnaan pendidikan.
Untuk
mengetahui
alat
mengetahui
respon
evaluasi
siswa
evaluasi
pendidikan
adalah:
(1)
Kesimpulan yang dapat diambil
Negeri 1 Driyorejo Gresik. dapat
melalui beberapa konsep pengertian di atas
memberikan manfaat praktif antara lain : (1)
Evaluasi Pembelajaran adalah suatu proses
Bagi Guru, Sebagai masukan untuk mengkaji
sistematis
kembali
menafsirkan,
Penelitian
ini
penggunaan
diharapkan
alat
evaluasi
yang
yang
mengukur,
dan
menelaah,
mempertimbangkan
disesuaikan dengan kriteria pemilihan alat
sekaligus memberikan umpan balik (feed
evaluasi yang baik dan karakteristik pelajaran
back) untuk mengetahui tingkat pencapaian
serta materi pelajaran. (2) Bagi Siswa, Hasil
terhadap tujuan pembelajaran yang telah
belajar siswa diukur dengan alat evaluasi yang
ditetapkan serta digunakan sebagai informasi
tepat sehingga diharapkan adanya peningkatan
untuk membuat keputusan.
dalam pembelajaran. (3) Bagi Universitas 4
Tujuan dan Fungsi Evaluasi
keterpaduan, keterampilan siswa, koherensi,
Arifin
pedagogis, dan akuntabilitas.
(2009:14) menyatakan bahwa secara
umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah Teknik Evaluasi
untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi
Menurut Arikunto (2009:31) teknik
sistem pembelajaran, baik yang menyangkut
evaluasi terdiri dari dua, yaitu teknik tes dan
tentang tujuan, materi, metode, media, sumber
teknik non tes. Teknik tes meliputi tes lisan,
belajar, lingkungan maupun sistem penilaian
tes tertulis dan tes perbuatan. Tes lisan
itu sendiri.
dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di
Menurut Purwanto (2010:5) fungsi
kelas yang dilakukan pada saat pembelajaran
evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran
di
dapat dikelompokkan menjadi menjadi empat
dengan jawaban menggunakan perbuatan atau
keberhasilan
tindakan.
program pengajaran. (3) Untuk keperluan
Sedangkan teknik non tes dalam
Bimbingan dan Konseling (BK). (4) Untuk pengembangan
dan
akhir
unjuk kerja adalah tes yang dilaksanakan
belajar selama jangka waktu tertentu. (2)
keperluan
di
jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes
setelah mengalami dan melakukan kegiatan
tingkat
atau
dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun
dan perkembangan serta keberhasilan siswa
mengetahui
berlangsung
pembelajaran. Tes tertulis adalah tes yang
fungsi, yaitu: (1) Untuk mengetahui kemajuan
Untuk
kelas
evaluasi menurut Arikunto (2009:26) meliputi
perbaikan
skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok,
kurikulum sekolah yang bersangkutan.
wawancara, pengamatan, dan riwayat hidup. Subjek Evaluasi Yang evaluasi
dimaksud
adalah
orang
dengan yang
Karakteristik Alat Evaluasi Yang Baik
sebjek
Alat Evaluasi yang baik memiliki ciri-
melakukan
ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah
pekerjaan evaluasi Arikunto (2009:19)
antara lain : (1) Validitas, sebuah tes dapat Sasaran Evaluasi
dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur
Objek atau sasaran evaluasi adalah
apa yang hendak diukur. (2) Reliabilitas
segala sesuatu yang menjadi titik pusat
adalah tingkat atau derajat konsistensi dari
pengamatan karena penilai menginginkan
suatu instrumen. (3) Obyektifitas, objektivitas
informasi tentang sesuatu tersebut (Arikunto,
suatu tes sangat ditentukan oleh kualitas
2009:20).
persamaan skor yang diperoleh dari tes tersebut meskipun hasil tes itu dinilai oleh
Prinsip-Prinsip Evaluasi
beberapa orang penilai. (4) Kepraktisan, Suatu
Menurut Daryanto (2005: 19-21), terdapat
beberapa
prinsip
yang
tes dikatan memilik kepraktisan yang baik jika
perlu
tes tersebut bersifat praktis dan memiliki
diperhatikan dalam melakukan evaluasi, yaitu
kemungkinan yang besar untuk menggunakan 5
tes itu. (5) Ekonomis adalah pelaksanaan tes
Analisis Homogenitas Soal
tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya
Homogenitas
tidaknya
butir
soal
yang mahal, tenaga yang banyak, dan wkatu
diketahui
yang lama (Arikunto, 2009:58-62).
korelasi antara skor tiap butir soal dengan skor
dengan
menghitung
koefisien
total. Perhitungan dilakukan sebanyak butir Analisis Reliabilitas Reliabilitas
soal dalam tes bersangkutan (Arifin, 2009:280) berkenaan
dengan
pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
METODE
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah
Jenis penelitian yang digunakan dalam
ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan reliabel
penulisan penelitian ini adalah deskriptif
jika selalu memberikan hasil yang sama bila
dengan pendekatakan kuantitatif. Penelitian
diteskan pada kelompok yang sama pada
deskriptif menurut Nazir (2002:63) suatu
waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin,
metode
2009:258).
manusia, suatu set kondisi suatu sistem
dalam
meneliti
suatu
kelompok
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada Analisis Kelayakan Butir Soal
masa sekarang untuk membuat deskriptif,
Analisis kelayakan butir soal terdiri dari
:
(1)
Analisis
tingkat
gambaran atau lukisan secara sistematis,
kesukaran,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-
perhitungan tingkat kesukaran soal adalah
sifat
pengukuran seberapa besar derajat kesukaran
fenomena
suatu soal (Arifin, 2009:266). (2) Analisis
kompetensi
berdasarkan
yang
menurut Sugiyono (2010:14) dapat diartikan
menguasai
kriteria
Data
mempelajari implikasi. Penelitian kuantitatif
menguasai kompetensi dengan peserta didik kurang
diselidiki.
menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun
mampu membedakan peserta didik yang sudah
atau
yang
secara
sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan,
pengukuran sejauh mana suatu butir soal
belum
hubungan-hubungan
dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif
Daya Beda, perhitungan daya pembeda adalah
yang
serta
sebagai metode penelitian yang berlandaskan
(Arifin,
pada filsafat positivisme, digunakan untuk
2009:273)
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
Analisis Pengecoh
dilakukan secara random, pengumpulan data
Pada soal bentuk pilihan-ganda ada
menggunakan instrument penelitian, analisis
alternatif jawaban (opsi) yang merupakan
data bersifat kuantitatif/ statistic.
pengecoh. Butir soal yang baik, pengecohnya
Populasi dalam penelitian ini adalah
akan dipilih secara merata oleh peserta didik
seluruh kelas siswa kelas XI IPS di SMA
yang menjawab salah (Arifin, 2009:279)
Negeri 1 Driyorejo yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah 54 siswa. Mengingat jumlah populasi yang terlalu kecil maka peneliti 6
menggunakan populasi untuk dijadikan sampel
menggunakan metode deskriptif kuantitatif,
penelitian atau dikanel dengan istilah sampel
yaitu
jenuh.
mengenai objek yang akan diteliti dan
dengan
memberikan
pengambaran
Penelitian ini akan dilaksanakan di
menafsirkan data yang telah diperoleh serta
SMA Negeri 1 Driyorejo yang beralamat di
memberikan penjelasan dalam bentuk kalimat
Jalan Tenaru Driyorejo Gresik. Waktu yang
yang mudah dipahami dari hasil penelitian.
dibutuhkan kurang lebih selama dua bulan
Analisis data terdiri dari analisis kuantitatif
yaitu pada bulan Mei sampai juni 2013 untuk
dan analisis kualitatif.
observasi
penggunaan
alat
evaluasi
dan
Dalam
penelitian
ini
penulis
dokumentasi alat evaluasi yang digunakan
menggunakan teknik pengumpulan data yang
yang
terdiri dari : (1) wawancara, Pada penelitian ini
kemudian
diuji
kelayakannya.
Rancangan penelitian meliputi: (1) studi
pendahuluan,
dilakukan
peneliti
untuk
melakukan
berstruktur.
wawancara
Wawancara
hanya
tidak
dilakukan
mendapatkan informasi yang dibutukan oleh
secara garis besar tentang alasan narasumber
peneliti. Dalam melakukan observasi di SMA
dalam hal ini guru akuntansi menggunakan
Negeri 1 Driyorejo Gresik untuk memperoleh
alat evaluasi tersebut sebagai alat dalam
izin penelitian dari sekolah serta wawancara
melaksanakan evaluasi. (2) Dokumentasi,
awal dengan guru mata pelajaran untuk
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini
mendapatkan informasi mengenai alat evaluasi
digunakan untuk mengetahui alat evaluasi
yang digunakan di SMA Negeri 1 Driyorejo
yang digunakan dalam kegiatan evaluasi mata
Gresik.
Penulis
pelajaran ekonomi materi akuntansi di kelas
dengan
XI SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik. Data yang
membaca dan mempelajari teori dan konsep
di dokumentasikan berupa silabus, serta file
yang relevan yang akan digunakan sebagai
alat evaluasi dalam bentuk ulangan harian,
referensi atau bahan acuan dan landasan teori
ulangan
tentang evaluasi pembelajaran. (3) Studi
semester. (3) Telaah Ahli Alat Evaluasi,
Lapangan, Studi lapangan dilakukan bertujuan
Telaah ahli alat evaluasi digunakan untuk
untuk meninjau objek peneliti secara langsung
menilai
guna mendapatkan data mengenai kondisi
digunakan pada mata pelajaran ekonomi
yang berkaitan dengan permasalahan yang
materi akuntansi kelas XI di SMA Negeri 1
akan diteliti yaitu mengambil data penelitian
Driyorejo Gresik. (4) Angket, Angket dalam
berupa soal (termasuk kunci jawaban) dan
penelitian ini akan diberikan kepada siswa.
lembar nilai siswa, mencari tahu tentang
Angket yang digunakan merupakan angket
alasan evaluator memilih teknik dan bentuk tes
tertutup. Angket disusun untuk mengetahui
dan penyebaran angket respon siswa terhadap
respon siswa terhadap kegiatan evaluasi dan
penggunaan alat evaluasi. (4) Analisis Data,
alat evaluasi yang digunakan.
(2)
melakukan
Studi
kepustakaan,
penelitian
pustaka
Data yang diperoleh akan diolah dengan 7
tengah
semester,
kelayakan
alat
dan
evaluasi
ulangan
yang
Instrument penelitian yang digunakan
Sumber: Arikunto (2009: 171)
dalam penelitian ini adalah angket untuk ahli
Keterangan:
alat evaluasi dengan menggunakan skala
R11
= reabilitas instrumen
Guttman dan angket respon siswa dengan
k
= jumlah faktor
menggunakan skala likert.
= jumlah varian factor yang ada = varians total
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Analisis Kualitas Butir Soal
peneliti adalah sebagai berikut:
Analisis kelayakan butir soal terdiri dari
Untuk menjawab rumusan masalah
analisis tingkat kesukaran dan daya beda
yang pertama, peneliti menggunakan teknik wawancara yang akan diolah dengan analisis
Tingkat kesukaran
deskriptif untuk mengetahui alat evaluasi yang
Dalam menentukan mudah atau sukarnya
digunakan di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik
suatu soal jika dinyatakan dalam bentuk
dan alasan penggunaan alat evaluasi tersebut.
bilangan disebut indeks kesukaran (difficulty
Untuk menjawab rumusan masalah
index), besarnya indeks antara 0,00 sampai
yang kedua, peneliti menggunakan teknik dokumentasi.
Dokumen
yang
dengan 1,0 (Arikunto, 2009: 207). Pada
di
umumnya tingkat kesukaran diberi symbol P
dokumentasikan berupa soal ulangan yang
yang berarti Proporsi. Berikut adalah rumus
kemudian dilakukan telaah terhadap soal
untuk menghitung tingkat kesukaran suatu
tersebut kepada ahli alat evaluasi untuk
soal:
mengetahui kelayaan alat evaluasi tersebut secara teoritik (kualitatif). Sedangkan untuk analisis kelayakan secara empiris (kuantitatif) peneliti
mengunakan
analisis
Sumber: Arikunto (2009: 208)
reliabilitas,
Keterangan:
analisis kualitas butir soal, analisis pengecoh,
P = Indeks Kesukaran
dan analisis homogenitas soal.
B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh peserta tes
Analisis Reliabilitas Daya pembeda
Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas terhadap butir
Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu
soal yang terdapat pada alat evaluasi yang
soal, maka semakin mampu soal tersebut
digunakan. Keputusan reliabilitas dilakukan
membedakan anak yang pandai dengan yang
dengan mengonfirmasi koefisien reliabilitas
kurang pandai (Purwanto, 2010: 102).
hasil perhitungan dengan kriteria batas tertentu (Purwanto, 2010). Sumber: Purwanto (2010: 102)
8
Keterangan:
Untuk menjawab rumusan masalah
D
= Daya Pembeda
yang ketiga, peneliti menggunakan teknik
BA
= Jumlah siswa kelompok
angket. Hasil dari angket akan diolah dengan
atas yang menjawab benar BB
analisis kuantitatif yaitu menggunakan skala
= Jumlah siswa kelompok
likert berskala 4 tingkat.
bawah yang menjawab benar JA
Adapun
= Seluruh siswa kelompok atas
langkah-langkah
untuk
menganalisis data ketiga rumusan masalah diatas adalah :
Analisis Pengecoh Analisis data kuantitatif
Pengecoh dianggap baik bila jumlah peserta didik yang memilih pengecoh itu sama
Teknik analisis data dalam penelitian
atau mendekati jumlah ideal (Arifin, 2009:
ini
adalah
279). Indeks pengecoh dihitung dengan rumus:
menggunakan (Sugiyono,
statistik skala
deskriptif likert.
2010:134)
dengan
Skala
likert,
digunakan
untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi Sumber : Arifin (2009 : 279)
seseorang atau sekelompok orang tentang
Keterangan:
fenomena social. Dalam penelitian ini skala
IP
= Indeks pengecoh
likert dipakai dalam angket respon siswa.
P
= Jumlah peserta didik yang memilih
Adapun rumus yang digunakan untuk
pengecoh
mencari presentase tersebut adalah sebagai
N
= Jumlah Pesera didik yang ikut tes
B
= Jumlah peserta didik yang menjawab
benar
pada
berikut:
setiap
soal n
= Jumlah alternatif pilihan (opsi)
Keterangan:
1
= Bilangan tetap
P
= Persentase
F
= Frekuensi
N
= Jumlah frekuensi
Analisis Homogenitas Soal Homogenitas diketahui
dengan
tidaknya menghitung
butir
soal
Sumber : Riduwan (2008: 15)
koefisien
Setelah dihitung besarnya persentase
korelasi antara skor tiap butir dengan skor total
rata-rata setiap butir indikator maka presentasi
(Arifin, 2009 : 280-281). Skor setiap butir soal
diintrepetasikan sebagai berikut:
adalah 1 atau 0, sedangkan skor total tiap peserta didik akan bervariasi. dikatakan
homogen
apabila
Dari tabel kriteria skor maka alat
Butir soal
evaluasi yang digunakan guru akuntansi dapat
koefisien
dikatakan layak apabila rata-rata persentase
korelasinya sama atau diatas batas signifikan
dari angket siswa rata-rata ≥ 61%
( harga kritik korelasi).
kriteria kuat (Riduwan. 2008:15). 9
dengan
Sedangkan untuk angket telaah ahli,
Pelajaran Ekonomi Materi Akuntansi Kelas
peneliti menggunkan skala Guttman yaitu kala
XI di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik
yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti
Rumusan masalah pertama tentang
jawaban benar - salah, ya - tidak, pernah -
jenis alat evaluasi yang digunakan oleh guru
tidak pernah, positif - negative, tinggi - rendah,
akuntansi kelas XI di SMA Negeri 1 Driyorejo
baik - buruk, dan seterusnya ( Sugiyono, 2010:
Gresik dan alasan penggunaan alat evaluasi
96).
tersebut dilakukan dengan cara wawancara. Adapun hasil wawancara yang dilakukan
Analisis Data Kualitatif Analisis
data
peneliti dapat dilihat pada tabel berikut. kualitatif
dalam
Tabel 1
penelitian ini digunakan untuk menganalisis hasil
wawancara.
Menurut
Rekapitulasi Penggunaan Teknis Tes dan
Sugiyono
Bentuk Tes setiap Kompetensi Dasar
(2010:338-345) teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahap yang dilakukan dalam tiga komponen berurutan yaitu: Pertama, Data reduction atau reduksi data: merangkum memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Kedua, Data display atau penyajian data: penyajian data dalam bentuk diagram, tabel, grafik, pie chart, dan sejenisnya. Ketiga, Verification: langkah terakhir ini merupakan suatu kesimpulan yang dapat
Sumber : Data diolah (2013)
ditarik oleh peneliti dari masalah dan rumusan
Guru
masalah yang disajikan.
Penggunaan
penelitian Alat
mampu
mengembangkan kegiatan pembelajaran di bidangnya termasuk kemampuan penilaian
HASIL DAN PEMBAHASAN Data
profesional
tentang
Evaluasi
dalam Proses Pembelajaran (BSNP ,2006:16).
Analisis
Pada
Setelah dilakukan analisis terhadap hasil
Mata
wawancara kepada guru akuntansi maka
Pelajaran Ekonomi Materi Akuntansi Kelas XI
diketahui bahwa alat evaluasi yang sering
di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik, peneliti
dipakai dalam akuntansi adalah alat evaluasi
dapatkan melalui wawancara, telaah ahli, dan
dengan teknik tertulis dengan bentuk tes
angket respon siswa.
subyektif atau tes uraian, hal ini bisa dilihat
Jenis Alat Evaluasi Yang digunakan dan
pada pada soal ulangan KD 5.1, soal ulangan
Alasan Pemilihan Alat Evaluasi Pada Mata
KD 5.2, soal ulangan KD 5.3, soal ulangan KD 10
5.6 dan soal ulangan KD 5.7 . Menurut
dan ulangan kenaikan kelas. Hal ini dilakukan
Arikunto (2009:162) tes subyektif merupakan
karena ada aturan yang mengikat dari kepala
sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan
sekolah untuk semua guru. Menurut Arifin
jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian
(2009 : 138) soal tes bentuk pilihan ganda
kata-kata.
dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
Tes subyektif pada umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan
yang
yang lebih kompleks dan berkenaan dengan
mengandung
aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis,
permasalahan, uraian atau penjelasan sebagai
sintesis, dan evaluasi.
jawaban (Arikunto, 2009 : 162). Ciri khas dari
Kelebihan menggunaka tes obyektif
tes ini adalah siswa bebas memberikan
bentuk pilihan ganda adalah mengandung
jawabannya, siswa bebas memilih pendekatan
lebih banyak segi-segi yang positif , lebih
yang dianggap tepat dalam menyelesaikan
mudah dan cepat cara memeriksanya karena
permasalahan
siswa
dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat
menyususn dan mengorganisasikan jawaban
kemajuan teknologi, pemeriksaanya dapat
sendiri,
dilakukan orang lain, dan tidak ada unsur
yang
serta
ditanyakan
memberikan
penekanan-
penekanan terhadap berbagai aspek jawaban.
subyektif
Dalam
pemeriksaan (Arikunto, 2009 :164-165).
akuntansi
menekankan
subyektif
dalam
Pemilihan bentuk tes yang tepat
mengkontruksi
ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes,
pemikiran siswa dalam menganalisis soal dan
waktu yang tersedia untuk memeriksa lembar
meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa
jawaban
terhadap konsep akuntansi itu sendiri.
karakteristik mata pelajaran yang diujikan hal
yang
penyelesaian
lebih
mempengaruhi
soal-soal
praktek
pada
tes
yang
bersifat
tes,
cakupan
materi
tes,
dan
Menurut guru akuntansi SMA Negeri
ini sejalan dengan peraturan dari BNSP dalam
1 Driyorejo, alasan pemelihan tes subyektif ini
Arifin (2009 : 54) bahwa teknik penilaian
untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
disesuaikan
materi yang telah disampaikan disamping itu
pelajaran serta jenis informasi yang ingin
akuntansi adalah materi pelajaran yang cara
diperoleh dari peserta didik.
mengerjakannya
memiliki
prosedur
dan
dengan
karakteristik
mata
Akuntansi merupakan suatu siklus
sistematis yang baku sehingga menuntut siswa
yang
untuk memiliki ketelitian yang tinggi. Dan
pengidentifikasian transaksi keuangan sampai
melalui jenis tes ini guru bisa mengetahui
penyusunan laporan keuangan. Untuk dapat
kelemahan dan kesalahan yang dilakukan oleh
menyusun laporan keuangan harus diadakan
siswa untuk kemudian dilakukan perbaikan
pembelajaran yang lebih didominasi latihan -
pada materi yang dirasa memiliki tingkat
latihan pengerjaan kasus-kasus agar diperoleh
kesulitan tinggi oleh siswa.
keterampilan yang diharapkan.
Tes obyektif bentuk pilihan ganda hanya dilakukan pada ulangan tengah semester 11
terdiri
dari
tahapan
tahapan
dari
Kelayakan Alat Evaluasi Yang digunakan
Untuk menguji kelayakan alat evaluasi
Pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi
yang digunakan pada mata pelajaran ekonomi
Akuntansi Kelas XI di SMA Negeri 1
materi akuntansi kelas XI di SMA Negeri 1
Driyorejo Gresik
Driyorejo Gresik, peneliti menggunakan dua
Analisis kelayakan soal tes dilakukan
analisis yaitu analisis kelayakan secara teoritik
dengan dua cara yaitu dengan analisis secara
(kualitatif) dan analisis kelayakan secara
teoritik (kualitatif) dan analisis secara emprik
empiris (kuantitatif). Analisis kelayakan secara teoritik
(kuantitaif).
dilakukan dengan cara telaah ahli alat evaluasi Analisis Kelayakan Soal Tes secara Teoritik
yang meliputi tiga aspek yang ditelaah seesuai
(Kualitatif)
dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007
Analisis kelayakan soal tes secara
instrumen
penilaian
meliputi
indikator
teoritik (kualitatif) dilakukan dengan cara
substansi, konstruksi, dan bahasa. Substansi
telaah ahli oleh dosen fakultas ekonomi yang
adalah merepresentasikan kompetensi yang
ahli dalam bidang evaluasi untuk menjawab
dinilai. Dari tabel diatas rata-rata substansi
rumusan masalah kedua tentang kelayakan alat
setiap kompetensi dasar yang mencakup KD
evaluasi yang dibuat oleh guru akuntansi kelas
5.1, KD 5.2, KD 5.3, KD 5.6, dan KD 5.7
XI di SMA Negeri 1 Driyorejo. Berdasarkan
mencapai 100% dengan kategori sangat layak.
telaah ahli tersebut, peneliti mendapatkan data
Konstruksi
tentang tingkat kelayakan butir soal setiap
teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
kompetensi dasar. Adapun data tersebut adalah
digunakan. Dalam indiktor ini hasil yang
sebagai berikut.
diperoleh dari telaah ahli menunjukkan bahwa
adalah
memenuhi
persyaratan
Tabel 2
KD 5.1 mencapai 50 % dengan kategori cukup
Rekapitulasi Telaah Ahli Seluruh
layak sedangkan untuk KD 5.2, KD 5.3, KD
Kompetensi Dasar.
5.6, dan KD 5.7 mencapai 75% dengan kategori layak. Bahasa yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Dalam indikator bahasa untuk KD 5.1 memperoleh 97,78% dengan kategori sangat layak sedangkan untuk KD 5.2, KD 5.3, KD 5.6, dan KD 5.7 mencapai 100% dengan kategori sangat layak. Tes kelayakan secara teoritik soal ulangan tengah semester dan soal ulangan kenaikan kelas yang dalam bentuk pilihan
Sumber : Data diolah (2013)
ganda memiliki skor penilaian yang sama yaitu 12
100% untuk substansi dengan kriteria sangat
analisis pengecoh dan analisis homogenitas
layak, 90% untuk kontruksi dengan kriteria
soal. Analisis kelayakan soal tes empiris (
sangat layak dan 100% untuk bahasa/budaya
kuantitatif ) ini hanya dilakukan pada ulangan
dengan kriteria sangat layak.
kenaikan kelas.
Berdasarkan uraian-uraian singkat terhadap Analisis Reliabilitas
deskripsi data di muka dapat diungkapkan beberapa kelemahan yang terdapat dalam soal
Analisis reliabilitas digunakan untuk
yang dibuat oleh guru akuntansi SMA Negeri
mengukur ketetilitan dan dapat dipercayanya
1 Driyorejo.
Pertama , semua soal yang
suatu tes dengan kriteria yang telah ditetapkan.
dibuat tidak ada pedoman penskoran. Hal ini
Analisis reliabilitas dihitung dengan rumus
tidak sesuai dengan standar penilaian pendidik
KR-20 dengan bantuan program Anates. Hasil
menurut BNSP yaitu Pendidik membuat
analisis soal ulangan kenaikan kelas pada mata
instrumen berdasar kisi-kisi yang telah dibuat
pelajaran ekonomi materi akuntansi di SMA
dan dilengkapi dengan pedoman penskoran
Negeri 1 Driyorejo Gresik memiliki reliabilitas
sesuai
0,02 dengan kriteria sangat rendah, hal ini
dengan
teknik
penilaian
yang
berdasarkan patokan bahwa apabila 𝑟11 ≥ 0,70
digunakan. Kedua, dalam membuat soal guru
maka soal yang diujikan memiliki reliabilitas
tidak membuat kisi-kisi padahal langkah awal
yang tinggi, tetapi apabila 𝑟11 < 0,70 maka
dalam mengembangkan tes adalah penyusunan
soal yang diujikan memiliki reliabilitas yang
spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut ini :
rendah atau tidak reliable (Sudijono, 2011:
(a) menentukan tujuan tes, (b) menyusun kisi-
209).
kisi tes, (c) memilih bentuk tes, dan (d)
Tingkat Kesukaran Soal
menentukan panjang tes (Mardapi, 2008 :88) Ketiga, dilakukan
dari
oleh
alat
hasil
telaah
evaluasi,
Tabel 3
yang
Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal
penelaah
Ulangan Kenaikan Kelas
memberikan komentar bahwa jumlah soal yang dibuat terlalu sedikit dan sederhana serta pada
kompetensi
dasar
mendeskripsikan
akuntansi sebagai sistem informasi , soal yang diberikan hanya memuat C1 pada taksonomi Bloom. Sumber : Data diolah (2013) Analisis Kelayakan Soal Tes secara Empiris
Berdasarkan
(Kuantitatif)
tabel
diatas
dapat
diketahui bahwa tingkat kesukaran soal yang
Analisis kelayakan soal tes secara
dibuat oleh guru akuntansi sebagian besar
empiris (kuantitatif) dilakukan dengan cara
memiliki kriteria sedang dengan prosentase
analisis reliabilitas, analisis kualitas butir soal,
60% dan jumlah soal mencapai 9 buah soal 13
sedangkan untuk kriteria sukar mencapai 13,33
6,66%. Dari data tersebut soal yang dapat
% dengan jumlah soal 2 buah soal dan untuk
diterima sebesar 46,66% dan soal yang
kriteria mudah terdapat 4 buah soal dengan
diperbaiki mencapai 53, 34% artinya secara
prosentase 26,67%.
keseluruhan soal ulangan kenaikan kelas
Tingkat kesukaran butir soal dapat
belum mampu membedakan antara siswa yang
diketahui melalui proportional correct yang
pandai dengan siswa yang kurang pandai.
dihitung dengan program Anates. Adapun hasil Analisis Pengecoh
dari analisis tersebut menunjukkan sebagian besar soal yang dibuat guru akuntansi kelas XI
Fungsi pengecoh dalam soal ulangan
di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik adalah
kenaikan kelas memilki pengecoh yang kurang
sedang. Penelitian ini juga selaras dengan
baik hal bisa dilihat perbandingan antara
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
jumlah soal yang diterima dengan jumlah soal
Ata Nayla Amalia dan Ani Widayati bahwa
yang ditolak memiliki prosentase yang hampir
butir soal yang baik adalah butir soal yang
mendekati yaitu 33,34% : 29, 33% dengan
memiliki tingkat kesukaran sedang.
jumlah soal yang direvisi sebanyak 17,33%. Efektivitas penggunaan pengecoh atau
Daya Pembeda
distractor
dapat
diketahui
melalui
nilai
Tabel 4
proportional endorsing. Suatu butir soal dapat
Rekapitulasi Daya Pembeda Soal Ulangan
dikategorikan sebagai soal yang baik apabila
Kenaikan Kelas
distractor atau pengecohnya dapat berfungsi dengan baik. Distractor yang berfungsi dengan baik ditandai dengan dipilih oleh sedikitnya 5% dari peserta tes (Sudijono , 2011: 411). Dari perhitungan dengan menggunkan Anates diketahui bahwa pengecoh dapat berfungsi minimal dua soal dalam setiap soalnya.
Sumber : Data diolah (2013) Daya
diketahui
sebelumnya yang dilakukan oleh Finda Lestari
indeks
bahwa butir soal yang baik pengecohnya akan
diskriminasi. Adapun hasil dari analisis daya
dipilih secara merata oleh peserta didik yang
pembeda soal yang dilakukan dengan program
menjawab salah, sebaliknya butir soal yang
Anates adalah sebagian besar soal berada
kurang baik pengecohnya dipilih secara tidak
kriteria jelek, baik dan dibuang yaitu sebanyak
merata.
dengan
beda
melihat
soal
Penelitian ini juga selaras dengan penelitian
besar
dapat kecilnya
4 buah soal dengan prosentase 26,67%, untuk krtiria
cukup
sebanyak
2
soal
Analisis Homogenitas Soal
dengan
prosentase 13,33% dan untuk kriteria baik
Analisis homogenitas menunjukkan
sekali sebanyak 1 soal dengan prosentanse
bahwa dari 15 soal yang dibuat hanya satu soal 14
yang signifikan artinya soal yang dibuat
tersebut sehingga guru tidak bisa mengujikan
memilki homogenitas rendah. Butir soal yang
kembali soal-soal yang sudah dianggap layak
tidak homogen kemungkinan besar menukur
pada tes formatif di tes sumatif.
aspek lain diluar materi/bahan yang diajarkan,
Kedua,
guru
akuntansi
tidak
karena tidak sesuai dengan kompetensi yang
melakukan analisis butir soal secara empiris
telah ditetapkan (Arifin, 2009:281).
pada setiap kompetensi dasarnya padahal
Dari hasil pemaparan diatas dapat
tujuan analisis
butir soal adalah untuk
diketahui bahwa secara teoritik (kualitatif) soal
mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar
bisa dikatakan layak meskipun soal tidak
diperoleh soal yang bermutu untuk digunakan.
dilengkapi dengan kisi-kisi sedangkan secara
Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga
empiris (kuantitatif) soal belum bisa dikatakan
untuk membantu meningkatkan tes melalui
layak karena uji kelayakan menunjukkan soal
revisi atau membuang soal yang tidak efektif
tersebut memiliki nilai yang rendah.
serta untuk mengetahui informasi diagnostik
Perbedaan hasil analisis kelayakan
pada peserta didik apakah mereka sudah atau
disebabkan adanya parameter yang berbeda
belum memahami materi yang telah diajarkan.
dalam uji kelayakan dua metode tersebut.
Respon Siswa Terhadap Pengunaan Alat
Parameter kualitatif atau teoritis berkaitan
Evaluasi Pada Mata Pelajaran Ekonomi
dengan verifikasi soal, khususnya konstruksi
Materi Akuntansi Kelas XI di SMA Negeri
dan kandungan isi materi soal ujian. Hal yang
1 Driyorejo Gresik
ditekankan adalah penilaian dari aspek materi,
Tabel 5
konstruksi, dan bahasa. Sedangkan parameter
Rekapitulasi Prosentase Distribusi Angket
kuantitatif atau empiris berkaitan dengan
Respon Siswa
metode penelaahan butir soal yang didasarkan pada data empiris yang diperoleh melalui respons
siswa,
kemudian
dianalisis
berdasarkan tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian fungsi pengecoh (distractor). Ketidaklayakan soal secara empiris atau kuantitaif disebabkan antara lain : pertama, adanya perbedaan teknik tes yang digunakan pada soal formatif dengan teknik tes soal secara sumatif. Pada saat tes formatif guru menggunakan soal berbentuk subyektif sedangkan
pada
saat
sumatif
Sumber : Data diolah (2013)
guru
Respon
siswa
digunakan
untuk
menggunakan soal berbentuk obyektif pilihan
mengetahui standar perencanaan penilaian
ganda. Hal ini bisa menyebabkan perbedaan
yang dibuat oleh guru akuntansi. Dari hasil
uji kelayakan secara empiris pada dua jenis tes
analisis respon siswa diketahui bahwa soal 15
yang diberikan guru akuntansi sudah sesuai
Penggunaan bahasa memiliki peranan
dengan materi dan tujuan pembelajaran yang
penting dalam pembuatan soal. Bahasa yang
mana soal tersebut juga sudah bagus dari segi
mudah dipahami dapat menyampaikan pesan
bahasa dan petunjuk mengerjakan soal yang
kepada pembaca soal sesuai dengan apa yang
akhirnya soal tersebut mampu dikerjakan
yang ingin disampaikan oleh pembuat soal
siswa tepat waktu.
begitupun
Soal yang baik adalah soal yang
sebaliknya.
Peraturan
Menteri
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007
mencakup seluruh materi yang diajarkan
tentang
Standar
Penilaian
karena hal ini akan berpengaruh terhadap
rumusan kalimat soal harus komunikatif,
kemampuan siswa untuk menjawab soal
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
tersebut. Apabila soal yang diberikan tidak
benar (baku), tidak menimbulkan penafsiran
sesuai dengan materi yang diberikan secara
ganda, tidak menggunakan
otomatis siswa tidak mampu mengerjak soal
berlaku setempat/tabu dan tidak mengandung
tersebut. Ruang lingkup materi yang diukur
kata/ungkapan yang menyinggung perasaan
harus sesuai dengan silabus/kurikulum yang
peserta didik. Dalam tes yang dibuat oleh guru
digunakan agar derajat kesesuaian dapat
akuntansi,
diperoleh secara optimal (Arifin, 2009:99).
tersebut
Dari soal yang dibuat guru akuntansi SMA
Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun
Negeri 1 Driyorejo kesesuain soal dengan
2007 dengan hasil responden 69% menjawab
materi yang diajarkan sudah baik hal ini di
setuju dan 13% menjawab sangat setuju.
bahasa sudah
yang
sesuai
Pendidikan,
bahasa
digunakan dengan
yang
guru
Peraturan
buktikan dengan penilaian responden yang
Petunjuk mengerjakan soal harus ada
mencapai 72% menjawab setuju dan 24%
dalam setiap soal, hal ini dimaksudkan agar
menjawab sangat setuju.
siswa tidak binggung dalam mengerjakan soal
Disamping itu soal yang baik harus
sesuai yang diinginkan oleh pembuat soal.
juga sesuai dengan tujuan pembelajaran
Dari data yang diperoleh dilapangan melalui
supaya tujuan pembelajaran yang disampaikan
angket respon siswa didapatkan data 50%
pada awal pembelajaran dapat tercapai. Dari
siswa menjawab setuju dan 22% siswa
tabel diatas didapatkan 61% setuju dan 19%
menjawab sangat setuju. Dan yang tidak kalah
sangat setuju bahwa guru membuat soal sesuai
penting adalah waktu untuk mengerjakan soal
dengan tujuan pembelajaran. Menurut Arifin
tersebut. Guru harus mampu menyesuaian
(2009:98) untuk mengukur pencapaian target
teknik tes yang digunakan, bentuk tes yang
dalam indikator, sebaiknya disusun dibuat
digunakan dengan banyaknya soal yang
butir soal dalam format khusus. Hal ini
diberikan.
bermanfat untuk menimbang apakah rumusan
karakter yang mendekati matematika sehingga
indikator sudah benar atau belum, dan apakah
membutuhkan
sudah konsisten antara indikator dengan butir
mengerjakan soal. Dan dari angket respon
soal.
siswa didapatkan 52% siswa menjawab setuju 16
Mengingat
cukup
akuntansi
waktu
memiliki
dalam
dan 30 % siswa menjawab sangat setuju
menambah variasi dalam penggunaan alat
artinya waktu yang diberikan guru untuk
evaluasi, misalnya dengan tes lisan. (2)
mengerjakan soal sudah cukup bagi siswa.
Sebaiknya guru sebelum membuat soal harus membuat kisi-kisi terlebih dahulu agar soal
SIMPULAN DAN SARAN
yang
dibuat
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. (3) Dalam
Simpulan telah
membuat soal sebaiknya guru melengkapinya
dilakukan oleh penulis di SMA Negeri 1
dengan pedoman penskoran agar siswa bisa
Driyorejo Gresik yang mengkaji tentang
membedakan soal yang memiliki skor tinggi
Analisis Penggunaan Alat Evaluasi Pada Mata
dan skor rendah. (3) Sebaiknya pihak sekolah
Pelajaran Ekonomi Materi Akuntansi Kelas XI
juga ikut berperan aktif dalam memperhatikan
di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik
pelaksanaan
Dari
hasil
penelitian
yang
dapat
evaluasi
pembelajaran
yang
disimpulkan sebagai berikut : (1) Alat evaluasi
dilakukan oleh guru dengan mengontrol setiap
yang digunakan oleh guru akuntansi kelas XI
laporan
di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik yaitu
berpartisipasi dalam peningkatan kompetensi
menggunakan teknik tertulis dengan bentuk tes
guru akuntansi dalam pelaksanaan evaluasi
subyektif atau uraian. Untuk teknik tes tertulis
pembelajaran.
hasil
evaluasi
dan
juga
ikut
dengan bentuk tes obyektif pilihan ganda hanya dilakukan pada ulangan tengah semester DAFTAR RUJUKAN
dan ulangan kenaikan kelas. (2) Kelayakan butir soal pada setiap kompetensi dasar yang ditelaah oleh ahli alat evaluasi secara teoritik
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
adalah “sangat layak” meskipun tanpa kisi-kisi soal sedangkan secara empiris adalah “tidak
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta : Bumi Aksara.
layak”. (3) Respon siswa tehadap penggunaan alat evaluasi adalah setuju bahwa soal yang
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta
diberikan sudah sesuai dengan materi yang diajarkan dan dengan tujuan pembelajaran serta bahasa dan petunjuk soal sudah jelas sehingga waktu yang diberikan sudah cukup untuk mengerjakan soal tersebut.
Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Saran
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Berdasarkan peneliian yang dilakukan peneliti
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
di SMA Negeri 1 Driyorejo Gresik, maka dapat dikemukakan beberapa saran peneliti sebagai
berikut
:
(1)
Guru
sebaiknya 17
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Nasional. Gronlund, E. N. & Robert L. Linn. 1976.Measuremen and Evaluation in Teaching. New York: Machmillan Publishing Company Latief. 2011. Indeks pendidikan indonesia menurun. Online. http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/ 02/18555569/indeks.pendidikan.indonesia .menurun, diakses 20 Februari 2013. Lestari, Finda. (2007). Analisis Butir Soal Ujian Ekonomi Akuntansi Kelas XI dan XII ISSemester Gasal SMA Negeri Cirebon Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Yogyakarta: UNY. Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Purnomo, Arif. 2007. Kemampuan Guru Dalam Merancang Tes Berbentuk Pilihan Ganda Pada Mata Pelajaran IPS Untuk Ujian Akhir Sekolah (UAS). Lembaran Imu Kependidikan Jilid 36, no. 1, Juni 2007. diakses 20 februari 2013 Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya Nazir, Moh. 2002. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Riduwan. 2008. skala pengukuran variable penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2008. Statistic untuk penelitian. Bandung; Alfabeta Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada.
18