Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi
6. URUSAN PERINDUSTRIAN Penyelenggaraan program dan kegiatan Urusan Perindustrian pada
tahun 2012 telah dialokasikan anggaran belanja langsung APBD sebesar Rp5.261.173.000,00
dan
telah
direalisasikan
sebesar
Rp5.114.083.900,00 atau 97,20%. Anggaran tersebut untuk membiayai program dan kegiatan urusan perindustrian yang dilaksanakan oleh SKPD / UPT pada : 1) Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2) Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam.
Program pokok urusan perindustrian yang dilaksanakan tahun 2012
dijelaskan sebagai berikut:
a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah Program ini dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan alokasi APBD
tahun 2012 sebesar Rp1.000.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp944.480.400,00 atau 94,45%.
Program ini juga dilaksanakan oleh UPT Balai Pendidikan Dan
Pelatihan Industri Kayu Dan Logam dengan alokasi anggaran sebesar
Rp1.248.100.000,00 dan terealisasi sebesar Rp1.241.941.600,00 atau 99,51%.
Hasil pelaksanaan program adalah terlaksananya kegiatan-
kegiatan:
1) Pembinaan Industri Kecil dan Menengah dalam Memperkuat Jaringan
Klaster Industri dengan anggaran sebesar Rp350.000.000,- terealisasi
sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp342.019.300,- atau 97,72% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
2) Perencanaan dan Penyusunan Program Industri dan Perdagangan dengan anggaran Rp150.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan
Desember 2012 sebesar Rp128.079.050,- atau 85,39% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
3) Monitoring dan Evaluasi Program dengan anggaran sebesar Rp100.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012
sebesar Rp90.198.200,- atau 90,20% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
393
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 4) Pengembangan Sistem Pendataan IKM Bagi Aparatur dengan anggaran sebesar Rp100.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp94.995.000,- atau 95% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
5) Grand Desain Daerah Berbasis Agro Industri dengan anggaran
sebesar Rp300.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp289.188.850,- atau 96,40% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
6) Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Produk Mesin dan Logam dengan anggaran sebesar Rp540.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp538.989.800,- atau 99,81% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
7) Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Produk Meubel Kayu dengan
anggaran sebesar Rp540.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp538.713.800,- atau 99,76% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
8) Peningkatan Kelayakan/Hasil Produk Alsintan (Test Report) dengan
anggaran sebesar Rp168.100.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp164.238.000,- atau 97,70% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
b. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan alokasi APBD TA 2012 sebesar Rp1.107.358.000,00 dan telah terealisasi sebesar Rp1.077.652.200,00 atau 97,32%. Hasil pelaksanaan program adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan:
1) Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri dengan anggaran
sebesar Rp295.290.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp283.770.000,- atau 96,10% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
2) Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri dengan anggaran
sebesar Rp712.068.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp700.602.800,- atau 98,39% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
394
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 3) Perluasan Penerapan Standar Untuk Mendorong Daya Saing dengan
anggaran sebesar Rp100.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp93.279.200,- atau 93,28% (keuangan) dan
c.
realisasi fisik kegiatan 100%.
Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial. Program ini dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan alokasi APBD TA 2012
sebesar
Rp200.000.000,00
dan
telah
terealisasi
sebesar
Rp172.362.600,00 atau 86,19%. Hasil pelaksanaan program adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan:
1) Pembentukan Sentra Industri Kecil dengan anggaran sebesar
Rp.200.000.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012
sebesar Rp.172.362.600,- atau 86,18% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
d. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi. Program ini dilaksanakan oleh UPT Balai Pendidikan Dan
Pelatihan Industri Kayu Dan Logam dengan alokasi APBD TA 2011 sebesar
Rp1.705.751.000,00
dan
terealisasi
sebesar
Rp1.677.647.100,00 atau 98,35%. Hasil pelaksanaan program adalah terlaksananya kegiatan-kegiatan:
1) Peningkatan Sumber Daya Manusia Operator Mesin dan Logam
dengan anggaran sebesar Rp329.135.000,- terealisasi sebesar sampai dengan bulan Desember 2012 Rp313.744.000,- atau (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
95,32%
2) Peningkatan Sumber Daya Manusia Operator Meubel Kayu dengan
anggaran sebesar Rp303.480.000,- terealisasi sampai dengan bulan Desember 2012 sebesar Rp294.258.700,- atau 96,96% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
3) Pelatihan Pengembangan Inovasi Mesin dan Logam Bagi Pengusaha
Perajin se Kalsel dengan anggaran sebesar Rp535.950.000,terealisasi
sampai
dengan
bulan
Desember
2012
sebesar
Rp533.439.800,- atau 99,53% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
395
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 4) Pelatihan Pengembangan Inovasi Meubel Kayu Bagi Pengusaha
Perajin se Kalsel dengan anggaran sebesar Rp537.150.000,terealisasi
sampai
dengan
bulan
Desember
2012
sebesar
Rp536.204.600,- atau 99,82% (keuangan) dan realisasi fisik kegiatan 100%.
Capaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Kalimantan Selatan bila dilihat dari sasaran Rencana Strategis (Renstra) dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yaitu : 1.
Meningkatnya
pertumbuhan
pertumbuhan unit
Sektor
industri
dengan
usaha rata–rata 3% per tahun
indikator
telah terealisasi
dengan adanya Penambahan Unit Usaha sebanyak 1.992 bh atau 3,19%
dari 60.432 bh unit usaha pada tahun 2011 menjadi 62.424 bh pada
tahun 2012. Untuk lebih jelas data tersebut dapat dilihat pada tabel 3.29. berikut:
No.
Tabel 3.29. Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2011 S/D 2012 (s/d bulan Nov) Tahun
Uraian 2011
1
Unit Usaha (buah)
2
Tenaga Kerja (orang)
3
2012
%
+
60.432
62.424
1.992
3,19
177.759
179..658
1.899
1,06
Nilai Investasi (Rp. 000,-)
6.562.145.043
6.592.924.941
30.779.898
0,47
4
Nilai Produksi (Rp. 000,-)
7.649.683.018
8.803.430.931
1.153.747.913
13,1
5
Nilai Bahan Baku (Rp. 000,-)
5.343.404.290
6.335.474.151
992.069.861
15,7
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Pertumbuhan industri terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh iklim usaha yang semakin kondusif dan pergerakan investasi di sektor usaha mikro
dan kecil yang mulai membaik ,disisi lain eksploitasi Sumber Daya Alam dan sumber daya terbarukan (buatan) semakin terkendali dan terarah untuk menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
396
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi Meningkatnya jumlah unit usaha dan Peningkatan Daya Saing Produk
Industri Kecil dan Menengah merupakan implikasi Pelaksanaan Program
Pembinaan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah melalui Kegiatan-kegiatan : a.
Pembinaan Industri Kecil Menengah dalam memperkuat jaringan kluster industri
dengan kegiatan antara lain; Pelatihan Cara
Berproduksi yang baik dan benar (GMP), Pelatihan Label dan Kemasan b.
dan Pelatihan Manajemen Usaha.
Pengembangan Sistem Pendataan IKM Bagi Aparatur. Sistem Pendataan industri kecil dan menegah masih terkendala sarana dan
prasarana pendukung terutama di satuan organisasi Kabupaten/Kota , disamping
rekruitmen
petugas/aparat
pengelola
data
di
kabupaten/kota yang terus berubah-ubah mengikuti Sistem Mutasi c.
d.
pegawai yang bergerak cepat dan sering terjadi.
Grand Desain Daerah Berbasis Agro Industri I buku Grand Desain
Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Poduk meubel kayu ( UPT KAYU LOGAM) Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Poduk meubel kayu 4 Paket dengan jumlah peserta setiap pelatihan 20 orang selama
15 hari bertempat di Balai Pendidkaan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam di Amuntai
Pelatihan diversifikasi Produk Meubel Kayu Kombinasi Aluminium dan kaca
Pelatihan Pengembangan produk meubel berbasis kayu kelapa
Pelatihan Pengembangan Teknis Pembuatan Meubel Kayu system ukir
Pelatihan e.
Pengembangan
Kombinasi Fiber
Teknis
Pembuatan
meubel
Kayu
Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Poduk meubel kayu 4 Paket dengan jumlah peserta setiap pelatihan 20 orang selama 15 hari
Pelatihan Pengembangan Diversifikasi Poduk Mesin dan Logam 4
Paket dengan jumlah peserta setiap pelatihan 20 orang selama 15 hari
bertempat di Balai Pendidkaan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam di Nagara.
Pelatihan Pengembangan Produk Mesin Pemipil Jagung Pelatihan Pengembangan Produk Mesin Hammer Mill
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
397
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi Pelatihan Pengembangan Produk Pengolahan Mesin Organik (Kompos)
Pelatihan Pengembangan Produk Mesin Pellet
f.
Peningkatan kelayakan/ Hasil produk Alsintan (Test Report) sebanyak
4 unit mesin yaitu mesin Pompa Axial, Mesin Hydro Teller (Kura-kura Ninja), Mesin Pemipil jagung dan mesin Power Thereser (Perontok Padi) (UPT KAYU LOGAM)
2.
Meningkatnya Kemampuan Teknologi industri dengan indikator jumlah pengusaha IKM yang mengikuti pelatihan sebanyak 256 orang pertahun, hanya terealisir sebanyak 217 orang. Kondisi ini terjadi akibat pada
perencanaan awal seharusnya melebihi target sebesar 331 orang, tetapi
karena salah satu kegiatan pendukungnya yaitu Perluasan Penerapan
Standar Produk Industri dengan sasaran 75 orang perajin IKM dihapus (drop) dengan alasan Pengalihan Program , maka target tersebut untuk
tahun 2012 belum terpenuhi. Pencapaian ini didukung oleh kegiatankegiatan : a.
Pembinaan Kemampuan Teknologi sebanyak 59 orang yang terdiri
dari Pelatihan Desain Sulam Bordir, Pelatihan Pengembangan Produk
Fashion dari Sasirangan dan Pembinaan Sumber Daya IKM Sulam b.
Bordir di Bukit Tinggi (Sumatera Barat).
Pengembangan dan Pelayanan Teknologi Industri sebanyak 130 orang yang terdiri dari pelatihan Pengembangan Produk Perhiasan
Berbasis Bahan Baku Perak,Pelatihan Desain Kemasan Berbasis
Anyaman, Pelatihan Heat Treatmeant Bagi IKM Logam, Pelatihan Pembuatan
Mesin
Pengolah
Tepung
Bahan
Pewarna
Alam
Sasirangan, Peningkatan SDM Cor Logam ke Jawa Tengah,
Peningkatan SDM IKM Kerajinan Perak ke Bali, Peningkatan SDM IKM Alsintan keYogyakarta dan Peningkatan wawasan Industri Kapal c. 3.
Kayu ke Sulawesi Selatan
Perluasan Penerapan Standar untuk mendorong Daya Saing sebanyak 28 orang
Meningkatnya Kemampuan Operator Kapasitas IPTEK Sistem Produksi dengan indikator Jumlah Operator IKM yang Mengikuti Pelatihan
sebanyak 81 orang per tahun dan telah terealisir 92 orang, ini berarti
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
398
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi sasaran tercapai 113% atau lebih besar dari target yang telah ditetapkan,
hal ini dicapai melalui Program Peningkatan Kapasitas Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Sistem Produksi yang operasionalnya didukung oleh kegiatan kegiatan :
a. Peningkatan Sumber Daya Manusia Operator Mesin dan Logam sebanyak 8 orang selama 10 hari di BPT LIK Sidoardjo, MIDC Bandung
dan UD Rekayasa Jogyakarta Demo ALSINTAN 3 Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Tapin Selama 3 hari dengan jumlah peserta sebanyak 60 orang
b. Peningkatan Sumber Daya Manusia Operator Meubel Kayu sebanyak 3 orang selama 10 hari di UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Pasuruan
Jawa Timur, RARAART SHOP AND HANDY CRAFT CENTER Mataram
Nusa Tenggara Barat Mataram dan TEMBESU CINDO Industri Kerajinan Kayu ukir Palembang Sumatera Selatan
c. Pelatihan Pengembangan Inovasi Mesin dan Logam Bagi Pengusaha Perajin se Kalsel sebanyak 80 orang selama 15 hari bertempat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam di Nagara -
Pelatihan Peningkatan Teknologi Pompa Axial
Pelatihan Peningkatan Teknologi Hydroteller ( Kura kura Ninja ) Pelatihan Peningkatan Teknologi Mesin Hand Tracktor
Pelatihan Peningkatan Teknologi Mesin Power Thereser (Perontok Padi )
d. Pelatihan Pengembangan Inovasi Meubel Kayu Bagi Pengusaha Perajin se Kalsel sebanyak 80 orangan selama 15 hari bertempat di Balai Pendidkan dan Pelatihan Industri Kayu dan Logam di Amuntai -
Pelatihan Peningkatan Teknologi Finising
Pelatihan Peningkatan Teknologi Proses dan Desain Pelatihan Teknis Sistem Knock Down
Pelatihan Peningkatan Teknologi Cat Deco
4. Pola pembangunan industri dengan pendekatan pembinaan melalui
sentra industri, memungkinkan pembentukan sentra-sentra industri potensial di Kabupaten/Kota sesuai potensi Sumber Daya Alam setempat
dan pola kehidupan masyarakat yang cenderung dapat memanfaatkannya
untuk kegiatan usaha produktif. Berdasar fakta inilah maka target minimal membentuk 2 (dua) sentra potensi di Kabupaten/Kota dapat
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
399
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi tercapai setiap tahunnya pada tahun 2012 bisa tercapai target 26 sentra industri potensial dengan rincian pada Tabel 3.30. berikut : Tabel 3.30. Tabel Sentra Industri Potensial Tahun 2012
No.
1.
Kabupaten / kota Banjarmasin
Jumlah Peserta 2 (dua)
2.
Banjarbaru
2 (dua)
4.
Tapin
2 (dua)
3.
5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13
Banjar
2 (dua)
Hulu Sungai Selatan Hulu Sungai Tengah
2 (dua)
Balangan
2 (dua)
Tanah Laut
2 (dua)
2 (dua)
Hulu Sungai Utara
2 (dua)
Tabalong
2 (dua)
Tanah Bumbu Kotabaru
Barito Kuala
2 (dua) 2 (dua) 2 (dua)
Komoditi
1. Ukiran Kayu Ulin 2. Meubel kayu
1. Makanan 2. Sasirangan 1. Kerajinan Airguci 2. Kerupuk 1. Keramik Hias 2. Kupiah jangang
1. Dodol 2. Kerupuk Ubi kayu 1. Keripik Singkong 2. Meubel kayu
1. Kerajinan Anyaman Purun 2. Kerajinan Anyaman Eceng Gondok 1. Bata Merah 2. Pandai Besi 1. Batu Bata 2. Anyaman bambu 1. Kerupuk Ikan 2. manisan Terong 1. Kerajinan Anyaman Keta 2. Galangan kapal Kayu 1. Keripik Singkong 2. Kerajinan pandan Laut 1. Keripik Jahe dan Minuman Sehat 2. Kerajinan.Anyaman Purun Danau
Lokasi
Kec.Banjarmasin tengah Kec.Banjarmasin Utara Kec.landasan Ulin Kec.Liang anggang Kec.Martapura Timur Kec.Martapura Timur Kec.Tapin selatan Kec.candi laras Selatan Kec.sungai raya Kec.angkinang Kec.Labuan Amas utara Kec.Pandawan Kec.Amuntai Tengah Kec.Amuntai Tengah Kec.Paringin Kec.batu mandi Kec.Murung Pudak Kec.banua Lawas Kec.Panyipatan Kec.Pelaihari Kec.mantewe Kec.Kusan hilir Kec.Pulau Laut utara Kec.Pulau Laut Utara Kec.Anjir Muara Kec.Bakumpai
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan
1) Kurang lancar dan tidak validnya data dan laporan perkembangan industri dari Kab/Kota serta kurangnya konsistensi dan kompetensi petugas pendataan.
2) Tidak adanya tembusan dalam proses penerbitan ijin usaha industri sehingga perkembangan industri kab/kota sulit dimonitoring.
3) Banyaknya kab/kota yang tidak memiliki rencana pengembangan IKM dalam peta panduan.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
400
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 4) Kualitas SDM yang masih relatif rendah karena tidak didukung oleh tingkat pendidikan yang memadai.
5) Masih lemahnya daya saing industri hal ini disebabkan industri belum didukung basis kegiatan produksi, perdagangan dan jaringan distribusi yang kuat. b. Solusi 1) Memperkuat jaringan klaster industri melalui sinergi program pemerintah pusat, provinsi dan kab/kota.
2) upgrading mental enterprenership pengusaha/perajin.
3) Pemantapan dan peningkatan pola pembinaan industri melalui pendekatan klaster, OVOP dan sentra.
4) Mendorong
peningkatan
kemampuan
pelaku
membangun jaringan usaha dan jaringan pemasaran.
industri
dalam
5) Harmonisasi aturan.
6) Melakukan reorientasi fungsi dan tujuan program pembinaan dan pengembangan industri antara pemerintah pusat, provinsi dan kab.kota.
7) Mendorong percepatan hilirisasi industri melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif.
LPPD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012
401