1
PUTUSAN. Nomor : 275/Pdt.G/2010/PA.Prg BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Pinrang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan, atas perkara waris yang diajukan oleh: 1. xxx, lahir pada tanggal 02 Mei 1965 / umur 44 tahun, Agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di Jl. xxx, Pinrang, Kabupaten Pinrang, sebagai penggugat I; 2. xxx, lahir pada tanggal 31 Desember 1969 / umur 39 tahun, Agama Islam, pekerjaan PNS pada xxxx,
bertempat tinggal
di xxx, Pinrang, Kabupaten Pinrang, sebagai
penggugat II; 3. xxx, Agama Islam, pekerjaan Urt., bertempat tinggal di xxx, Pinrang, Kabupaten Pinrang, sebagai penggugat III; Dalam hal ini diwakili oleh xxx dan xxx keduanya Advokat dan Pengacara / Penasihat Hukum, berkantor/berkedudukan di Kompleks xxx, Kabupaten Pinrang. Berdasarkan surat kuasa khusus Nomor xx/PA.Prg/2010 tanggal 9 Juni 2010. Melawan 1. xxx, umur 32 tahun, Agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Kompleks Perumahan xxx, Kelurahan xxx, Kecamatan xxx, Kabupaten Pinrang, yang selanjutnya disebut sebagai tergugat I; 2. xxx, umur 30 tahun, Agama Islam, pekerjaan usaha bengkel, bertempat tinggal di Jl. xxx, Kelurahan xxx, Kecamatan xxx, Kabupaten Pinrang, yang selanjutnya disebut sebagai tergugat II; 3. xxx, umur 23 tahun Agama Islam, pekerjaan guru swasta, bertempat tinggal di Jl. xxx, Kabupaten Pinrang, yang selanjutnya disebut sebagai tergugat III; 4. xxx, umur 22 tahun Agama Islam, pekerjaan usaha bengkel, bertempat tinggal di Jl. xxx, Kabupaten Pinrang, yang selanjutnya disebut sebagai tergugat IV; 5. xxx, umur 58 tahun Agama Islam, pekerjaan urusan rumah tangga, bertempat tinggal di Jl. xx, Kabupaten Pinrang, yang selanjutnya disebut sebagai tergugat V. Dalam hal ini tergugat I bertindak sebagai diri sendiri dan selaku wakil/kuasa dari tergugat II, tergugat III, tergugat IV dan tergugat V. Pengadilan Agama tersebut. Telah mempelajari berkas perkara . Telah mendengar kedua belah pihak Talah memeriksa dan mendengar bukti-bukti yang berkaitan dengan perkara ini.
2
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Menimbang, penggugat dalam surat gugatannya bertanggal 9 Juni 2010 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pinrang Kelas I B dengan nomor : 275/Pdt.G/2010/PA.Prg. tanggal 9 Juni 2010 mengemukakan sebagai berikut: 1. Bahwa xxx meninggal dunia pada tanggal 18 Nopember 2006 di Pinrang karena sakit, dan semasih hidupnya xxx ia telah menikah atau kawin sebanyak 2 (dua) kali yaitu : xxx menikah/kawin dengan xxx (isteri pertama). xxx menikah/kawin dengan xxx (sebagai isteri kedua). 2. Bahwa xxx menikah (kawin) dengan isteri pertamanya (xxx) pada tahun 1964, dalam perkawinannya (pernikahannya) antara xxx dengan xxx (istreri pertamanya) mereka dikaruniai 2 (dua) orang anak kandung yaitu : xxx (penggugat I), dan xxx (penggugat II). 3. Bahwa kemudian pada tahun 1973, xxx menikah atau kawin lagi dengan xxx sebagai isteri kedua dari xxx. OLeh karena xxx telah menikah dengan xxx, karenanya xxx (isteri pertama) xxx tidak mau dimadu, karenanya antara xxx (xx) dengan xxx (penggugat III) cerai hidup pada tahun 1973 itu pula. 4.
Bahwa dalam pernikahannya (perkawinannya) antara xx dengan xxx (istri keduanya) mereka dikaruniai 4 (empat) orang anak kandung yaitu : xxx (tergugat I) xxx (tergugat II) xxx (tergugat III) xxx (Tergugat IV)
5. Bahwa xxx, disamping meninggalkan 6 (enam) orang anak dan seorang janda sebagai ahli waris sah alm. xxx sebagaimana yang disebutkan di atas, juga almarhum xxx (xxx) meninggalkan harta warisan yaitu berupa : Sebuah rumah batu permanent berukuran ± 4 × 20 M2 (kurang lebih 4 × 20 meter persegi) berikut tanahnya, yang terletak di Jalan xxx (Nomor lama) dan Nomor 16 (Nomor baru), Kelurahan xx, Kecamatan xx, Kabupaten Pinrang, dengan batas-batas sebagai berikut : - Pada sebelah utara terdapat jalan xxx - Pada sebelah timur terdapat rumah xxx - Pada sebelah selatan terdapat rumah xx - Pada sebelah barat terdapat rumah xx
3
6. Bahwa harta warisan yang diuraikan pada bagian No. 5 (lima) di atas yang selanjutnya dalam gugatan kewarisan ini disebut sebagai harta obyek sengketa atau obyek sengketa. 7. Bahwa rumah batu permanent berikut tanahnya (harta obyek sengketa) tersebut adalah merupakan harta bersama (harta gono-gini) antara almarhum xxx dengan penggugat III (xxx) yaitu ibu kandung penggugat I dan II ), karena harta obyek sengketa tersebut nanti diperoleh (didapat) dan dibangun atau didirikan oleh xxx dan penggugat III setelah xxx terikat dengan tali ikatan perkawinan yang sah dengan penggugat III ( xxx). 8. Bahwa, oleh karena harta obyek sengketa tersebut adalah merupakan harta bersama (gono-gini) antara alm. xxx dengan penggugat III (xxx) yang belum pernah dibagi antara alm. xxx dengan penggugat III (ex istri pertama xxx), demikian pula harta sengketa tersebut yang menjadi bagian atau hak alm. xxx adalah belum pernah dibagi waris secara sah menurut hukum kewarisan (hukum faraid) antara para ahli waris sah dari alm xxxx. Meskipun penggugat I dan II telah berupaya menghubungi dan menemui para tergugat baik secara langsung maupun dengan perantaraan sanak keluarga, dengan maksud para penggugat yakni agar tergugat-tergugat mau dan bersedia membagi bagi harta obyek sengketa tersebut serta memberikan dan menyerahkan kepada penggugat I dan II yang menjadi bagian atau hak para penggugat secara musyawarah dan kekeluargaan dengan baik-baik. Akan tetapi tergugat-tergugat tidak mau, dan bahkan tergugat-tergugat tersebut justru marah-marah kepada penggugat-penggugat sehingga karenanya usaha para penggugat tersebut adalah tidak membuahkan hasil. Dengan demikian telah jelas, bahwa tergugat-tergugat adalah sengaja merugikan penggugatpenggugat. 9. Bahwa, oleh karena harta obyek sengketa tersebut adalah merupakan harta bersama (gono-gini) antara alm. xxx dengan penggugat III (xxx) yang belum pernah dibagi antara alm. xxx dengan penggugat III (ex istri pertamanya), demikian pula harta sengketa tersebut yang menjadi bagian atau hak alm. xxx adalah belum pernah dibagi waris secara sah menurut hukum kewarisan (hukum faraid) antara ahli waris sah dari alm. xxx atau sebagaimana yang diuraikan pada No. 8 (delapan) di atas, Karenanya adalah wajar dan patut bilamana penggugat I, II, dan III meminta dan memohon kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Agama Pinrang, agar segala macam suratsurat yang ada di dalam penguasaan (tangan) tergugat-tergugat apakah itu berupa Akta Jual beli ataukah Akta Hibah (pemberian), surat kontrak ataupun surat-surat lainnya baik atas nama tergugat-tergugat atau atas nama orang lain yang erat hubungannya atau keterkaitannya dengan harta obyek sengketa a quo adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum apapun serta tidak mengikat kepada penggugatpenggugat.
4
10. Bahwa penggugat I, II, dan III khawatir dengan adanya gugatan ini tergugat I, II, II, IV, dan V berupaya mengalihkan atau menjual baik sebagian maupun keseluruhan dari obyek sengketa tersebut kepada orang lain atau kepada pihak ketiga, sehingga nantinya akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan putusan (eksekusi) bilamana nantinya gugatan para pengugat dikabulkan, karenanya penggugat-penggugat meminta dan memohon agar terhadap harta obyek sengketa a quo diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) atasnya. 11. Bahwa untuk menghindari jangan sampai tergugat-tergugat membangkan dan/atau tidak mau melaksanakan isi putusan perkara ini, karenanya adalah wajar dan patut bilamana penggugat-penggugat memohon dan meminta kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Agama Pinrang yang memeriksa cdan mengadili perkara ini, kiranya tergugat-tergugat dibebani kewajiban secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwang som) dalam setiap hari kepada para penggugat sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dalam setiap hari tergugat-tergugat lalai menjalankan isi putusan perkara ini, terhitung sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap atau pasti s/d dilaksanakannya isi putusan perkara ini secara utuh dan tuntas oleh tergugat-tergugat. Bahwa berdasarkan hal-hal dan dalil-dalil yang dikemukakan di atas, maka dengan ini penggugat-penggugat dengan segala kerendahan hati memohon kepada Yth. Bapak Ketua/Majelis Hakim Pengadilan Agama Pinrang kiranya berkenan memeriksa, mengadili dan memutuskan perkara ini, dengan menyatakan sebagai berikut : Primair : 1. Menerima dan mengabulkan gugatan penggugat-penggugat (xxx dkk) untuk seluruhnya; 2. Menyatakan sah dan berharga menurut hukum dan Undang-Undang terhadap sita jaminan (conservatoir beslag) yang diletakkan atas harta obyek sengketa yang disebutkan pada posita gugatan ini di atas. 3. Menetapkan, bahwa xxx telah meninggal dunia pada tanggal 18 Nopember 2006; 4. Menetapkan, bahwa xxx semasa hidupnya ia xxx telah menikah (kawin) sebanyak 2 (dua) kali, yakni : (1) pada tahun 1964 xxx menikah/kawin dengan xxx (istri pertama), dan (2) pada tahun 1973 xxx menikah/kawin dengan xxx (sebagai istri kedua); 5. Menetapkan, bahwa xxx telah cerai hidup dengan istri pertamanya (penggugat III) tersebut pada tahun 1973; 6. Menetapkan bahwa : a. xxx (penggugat I), dan b. xxx (penggugat II) c. xxx (tergugat I) d. xxx (tergugat II)
yaitu xxxx
5
e. xxx (tergugzt III) f. xxx(tergugat IV) g. xxxx (tergugat V) istri kedua (janda) alm. xxx 7. Menetapkan menurut hukum, bahwa rumah batu permanent beserta tanahnya yaitu obyek sengketa yang disebutkan pada bagian Nomor 5 (lima) posita gugatan ini di atas, adalah merupakan harta bersama (harta gono gini) antara alm. xxx dengan xxx (penggugat III). 8. Menetapkan menurut hukum ½ (seperdua) bagian dari harta obyek sengketa tersebut adalah bagian penggugat III (xxx), dan ½ (seperdua) bagian lainnya dari harta sengketa tersebut adalah bagian alm. xxx; 9. Menetapkan menurut hukum, bahwa harta obyek sengketa tersebut di atas
yang
menjadi bahagian alm xxx tersebut adalah merupakan harta peninggalan almarhum xxx yang belum pernah dibagi waris secara sah menurut hukum kepada segenap ahli waris sah alm. xxx tersebut. 10. Menetapkan menurut hukum dan Undang-Undang besarnya bahagian masing-masing ahli waris sah dari alm. xxx dari harta obyek sengketa tersebut yang menjadi bagian atau hak almarhum xxx tersebut. 11. Menghukum kepada tergugat-tergugat atau kepada siapa saja yang mendapat hak dari padanya untuk menyerahkan ½ (seperdua) bagian dari harta obyek sengketa tersebut kepada penggugat
III (xxx) yang menjadi bagiannya atau haknya dalam keadaan
kosong, utuh, aman dan bebas dari segala ikatan hukum apapun. 12. Menghukum kepada tergugat-tergugat atau kepada siapa saja yang mendapat hak dari padanya untuk menyerahkan harta obyek sengketa angka tersebut yang menjadi bagian (hak) alm. xxx kepada penggugat-penggugat dalam keadaan kosong, utuh, aman dan bebas dari segala ikatan hukum apapun, sesuai dengan besarnya bahagiannya (haknya) dan atau kepada segenap ahli waris sah dari almarhum xxx tersebut, sesuai dengan besarnya bahagiannya (haknya) masing-masing, atau apabila tidak dapat dibagi secara natura (riil), mohon dijual lelang dan hasil penjualannya dibagi kepada seluruh ahli waris sah dari alm. xxx, sesuai dengan haknya atau sesuai dengan besarnya bahagian masing-masing ahli waris sah tersebut. 13. Menyatakan, bahwa segala macam surat-surat yang ada di dalam tangan/penguasaan tergugat-tergugat apakah itu Akta Jual Beli ataukah Akta Hibah (pemberian), surat kontrak atau pun surat-surat lainnya baik atas nama orang lain yang erat hubungannya atau keterkaitannya dengan harta obyek sengketa a quo adalah tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum apapun serta tidak mengikat kepada penggugatpenggugat.
6
14. Menghukum pula tergugat-tergugat secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwang som) sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dalam perharinya kepada para penggugat dalam setiap hari tergugat-tergugat lalai menjalankan isi putusan perkara ini, terhitung mulai sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum yang tetap atau pasti s/d dilaksanakannya putusan perkara ini secara utuh dan tuntas oleh para tergugat. 15. Menghukum kepada tergugat-tergugat secara tanggung renteng untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam perkara ini; 16. Menyatakan, bahwa putusan perkara ini dapat dijalankan atau dilaksanakan terlebih dahulu ( Uit Voerbard bij Voorraad), meskipun tergugat-tergugat meyatakan upaya hukum verzet, banding dan kasasi; Atau bilamana Pengadilan Agama Pinrang berpendapat lain, mohon putusan yang seadiladilnya (ex aequo et bono). Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, kuasa para penggugat dan tergugat I sekaligus mewakili tergugat II, tergugat III, tergugat IV dan tergugat V datang menghadap selanjutnya majelis hakim berupaya mendamaikan kedua belah pihak akan tetapi tidak berhasil. Bahwa, kemudian kedua belah pihak telah menempuh proses mediasi dan telah dimediasi oleh Drs. M. Natsir sebelum ditunjuk sebagai pengganti ketua majelis, namun mediator melaporkan bahwa mediasi dinyatakan gagal. Bahwa selanjutnya dibacakan surat gugatan para penggugat yang oleh kuasa para penggugat menambah dan memperbaiki mengenai umur dan pekerjaan para tergugat sebagaimana dituangkan dalam duduk perkara dimuka, kemudian kuasa para penggugat tetap pada gugatannya. Bahwa atas gugatan para penggugat tersebut, para tergugat mengajukan jawaban sebagai berikut: Dalam Eksepsi : 1. Bahwa pertama-tama dan utama perkenankan kami selaku para tergugat dengan ini secara tegas menolak seluruh dalil-dalil gugatan para penggugat sebagaimana yang tercantum dalam surat gugatannya itu kecuali apa yang diakuinya itu sepanjang pengakuannya tidak merugikan para tergugat tersebut; 2. Bahwa setelah para tergugat membaca secara cermat segala dalil/alasan dalam surat gugatan para penggugat terutama mengenai batas yang sekiranya dijadikan objek sengketa yang menurut versi para penggugat adalah harta gono-gini maka surat gugatan penggugat tersebut adalah kabur alias tidak jelas ( abscoor libel), dimana dalam surat gugatan pada sebelah selatan adalah atas nama xxx, pada hal kenyataannya berbatas dengan rumah xxx dan xxx, bukan atas nama xxx. Dengan demikian para tergugat
7
memohon kepada Bapak/Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memutuskan bahwa surat gugatan penggugat tidak dapat diterima karena kabur (abscoor libel) sehingga tidak memenuhi persyaratan formil suatu gugatan ; 3. Bahwa demikianpun juga, membaca secara cermat surat gugatan para penggugat baik dalam posita maupun dalam petitum maka
nampak
dengan jelas adanya
overlepping/kontradiksi alias terjadi pertentangan dengan dalil gugatannya sendiri sehingga menyebabkan gugatan itu tidak jelas (abscoor libel) dan gugatan semacam ini adalah gugatan yang kabur dan tidak memenuhi persyaratan formil suatu gugatan, sebab dalam surat gugatan penggugat terlihat jelas atas nama xxx sebagai penggugat III yang menurut versi penggugat katanya objek sengketa itu didapat sewaktu bersama dengan almarhum xxx, namun disisi lain dalam petitum gugatan penggugat (primair No. 6), penggugat III bukanlah sebagai ahli waris sebagaimana dalam petitumnya tersebut. Dengan demikian para tergugat memohon kepada Bapak/Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memutuskan bahwa surat gugatan penggugat tidak dapat diterima karena kabur (abscoor libel) serta kontradiksi sehingga dengan demikian surat gugatan semacam ini tidaklah memenuhi persyaratan formil suatu gugatan; 4. Bahwa demikianpun juga apabila Majelis Hakim memperhatikan surat gugatan para penggugat tersebut maka nampak bahwa surat gugatan itu adalah kabur atau tidak jelas alias bertentangan dengan petitumnya sendiri, hal ini dapat dilihat dalam petitum penggugat No. 5,6 dan 7 sangat sangat tidak jelas bahkan bertentangan, dimana dalam petitum No. 5 penggugat memohon agar ditetapkan xxx telah cerai hidup dengan istri pertamanya (penggugat III) pada tahun 1973, namun dalam petitum No. 6 sama sekali penggugat III bukanlah sebagai ahli waris dari xxx, sedangkan dalam petitum No. 7 penggugat
kembali
digugat/dituntutnya
memohon
menetapkan
agar
objek
sengketa
yang
adalah merupakan harta bersama (gono-gini) antara alm xxx
dengan xxx (penggugat III). Dengan demikian surat gugatan semacam ini adalah tidak jelas/kabur dan kontradiksi, sehingga karenanya sangatlah beralasan hukum untuk ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima; 5. Bahwa demikianpun juga apabila Majelis Hakim memperhatikan secara cermat surat gugatan para penggugat tersebut maka nampak bahwa surat gugatan itu adalah surat gugatan yang kontradiksi atau saling overlepping, dimana dalam petitumnya sendiri No. 5,6,7,8 dan 9 sangat sangat bertentangan, dimana disatu sisi pada petitumnya No. 6 sama sekali penggugat III bukan sebagai ahli waris dari alm xxxx, namun dalam petitum selanjutnya penggugat memohon agar ditetapkan ½ bagian harta tersebut adalah bagian penggugat III ( xxx ), dan ½ bagian lainnya adalah bagian alm xxx. Dengan demikian para tergugat memohon agar Majelis Hakim Yang Mulia yang
8
memeriksa perkara ini berkenan memutuskan untuk menolak atau setidak-tidaknya tidak menerima gugatan para penggugat tersebut ; 6. Bahwa gugatan yang diajukan oleh oleh para penggugat adalah gugatan yang keliru dan salah alamat, karena yang digugat adalah masalah sengketa hak kepemilikan yang secara hukum harus diajukan ke peradilan umum in Casu Pengadilan Negeri, bukan ke Pengadilan Agama, sehingga dengan demikian gugatan tersebut beralasan hukum untuk dinyatakan tidak dapat diterima; 7. Bahwa gugatan para penggugat tersebut harus pula dinyatakan tidak dapat diterima karena tidak memenuhi persyaratan formil suatu gugatan, dengan alasan bahwa masih ada pihak yang harus dilibatkan dalam perkara ini yaitu saudara almarhum xxx atas nama xxx, dimana orang yang bersangkutanlah yang telah menjual tanah/objek sengketa yang dituntut para penggugat tersebut; Dalam Pokok Perkara 1. Bahwa segala dalil dan dalih yang dikemukakan dalam eksepsi tersebut di atas tetap pula dipergunakan dalam pokok perkara ini selama mempunyai hubungan yang erat serta hal itu tidak merugikan para tergugat; 2. Bahwa pertama-tama dan yang utama perkenankan kami selaku para tergugat dengan secara tegas membantah seluruh dalil-dalil gugatan para penggugat sebagaimana yang tercantum dalam surat gugatannya itu, kecuali yang dengan tegas diakuinya sepanjang hal itu tidak merugikan para tergugat; 3. Bahwa dengan membaca secara cermat/teliti surat gugatan para penggugat itu, pada point 1, 2, 3 dan 4, adalah benar adanya ; 4. Bahwa kembali membaca secara cermat gugatan para penggugat pada point 5, dan 6, yang pada pokoknya menyatakan bahwa selain ahli waris yang ditinggalkan tersebut, juga meninggalkan harta warisan gono-gini bersama dengan penggugat III (xxx) berupa sebuah rumah berikut tanahnya (yang sekarang dijadikan objek sengketa), adalah pernyataan yang sama sekali tidak beralasan hukum alias tidak benar dan keliru, sebab objek tanah maupun rumah tersebut adalah hak milik sah tergugat I (xxx), dan bukan harta gono-gini antara penggugat III xxx dengan almarhum xxx; 5. Bahwa adalah tidak benar dan tidak berdasar hukum sekiranya para penggugat menyatakan bahwa objek sengketa itu adalah harta bersama (gono-gini) antara almarhum xxx dengan xxx (penggugat III), sebab objek sengketa itu secara hukum sesungguhnya adalah berasal dari almarhum xxx yaitu orang tua xxxx, dan objek sengketa itu sudah ada jauh sebelum penggugat III kawin dengan almarhum xxx dan kemudian almarhum xxx baru pada tahun 1976 memberikan tanah/objek sengketa itu kepada almarhum xxx (yaitu orang tua para penggugat I, II, dan para tergugat I, II, III, dan IV, dengan demikian sangat tidak beralasan hukum dan keliru sekiranya para
9
penggugat menyatakan bahwa objek sengketa berupa tanah dan rumah itu adalah harta bersama (gono-gini) antara almarhum xxx dengan xxx (penggugat III), dan hal ini akan dibuktikan kelak pada persidangan pembuktian nantinya; 6. Bahwa demikian pun kiranya adalah sangat keliru dan sama sekali tidak benar dalil gugatan penggugat pada point 7 yang pada pokoknya menyatakan, bahwa rumah batu permanent berikut tanahnya merupakan harta bersama (gono-gini) antara almarhum xxx dengan penggugat III, yaitu ibu kandung penggugat I dan II yang diperoleh/didapat dan dibangun sewaktu bersama penggugat III saat terikat perkawinan, pada hal tanah/harta yang dijadikan objek sengketa itu secara hukum adalah milik xxx (tergugat I ), dan harta /objek sengketa itu dulunya berasal atau milik dari orang tua almarhum xxx yang bernama xxx (almarhum). Dengan demikian maka jelas bahwa harta/objek sengketa yang digugat para penggugat tersebut bukan harta bersama (gono-goni) dan karena bukan harta gono-gini maka secara hukum gugatan tersebut harus ditolak atau setidaktidaknya dinyatakan tidak dapat diterima; 7. Bahwa perlu kami sampaikan kepada Bapak/Majelis Hakim Yang Mulia, bahwa pada tahun 1976 atau tepatnya tanggal 19 Oktober 1976, oleh xxx almarhum saat itu memberikan tanah/objek sengketa kepada anaknya yang bernama xxx yaitu orang tua para penggugat I dan II serta ayah dari tergugat I, II, III dan IV setelah cerai dengan penggugat III, dan dengan adanya pemberian atas tanah/objek sengketa lalu xxx bersama dengan tergugat V (xxx) hidup bahagia sampai dengan meninggalnya xxx Pada tahun 2006. 8. Bahwa selanjutnya perlu juga kami sampaikan kepada Majelis Hakim Yang Mulia Yang memeriksa perkara ini, bahwa sekitar tahun 1984, orang tua tergugat I, II, III dan IV dan orang tua para penggugat I dan II yaitu xxx mengalami jatuh sakit (strok) yang sebahagian tubuhnya mengalami kelumpuan dan pada saat itu xxx sempat dibawah dan di rawat di rumah sakit selama 4 (empat) bulan lamanya, dan tidak ada satupun pihak dari isteri pertamanya yang mau membantu merawat xxx sejak itu, apalagi memberikan bantuan biaya pengobatan, sehingga dalam keadaan sakit itu isteri xxx yaitu xxx (tergugat V) sempat bingun mencari biaya pengobatan yang sangat mahal sedangkan pekerjaan sehari-hari xxx ini hanya jual-jualan campuran, sehingga kebetulan ada saudara kandung dari xxx yaitu atas nama xxx memberikan solusi/saran sekiranya bagaimana kalau tanah/objek sengketa itu dijual saja demi untuk membiayai pengobatan xxx dan atas saran tersebut oleh tergugat V (xxx) atau isteri xxx serta anakanaknya menyetujui saran itu, sehingga objek sengketa itu lalu dijual kepada seseorang yang bernama xxx yang kebetulan ada hubungan keluarga dengan tergugat V sendiri, sehingga biaya pengobatan selama 4 (empat) bulan lamanya di rumah sakit tersebut dapat tertutupi. Dengan demikian maka secara hukum objek sengketa yang menurut
10
versi para penggugat adalah harta gono-gini antara xxx dengan penggugat III adalah sungguh-sungguh keliru, dan perlu diketahui para penggugat bahwa sekiranya itu adalah gono-gini maka secara hukumpun tanah/objek sengketa itu bukan lagi harta gono-gini, sebab telah terjadi peralihan hak/telah dijual kepada orang; 9. Bahwa selanjutnya sekembalinya dari rumah sakit (di Makassar), lalu xxx (tergugat V) kembali ke Pinrang bersama dengan suaminya (xxx) dan sewaktu di Pinrang almarhum xxx bersama dengan xxx (tergugat V) saat itu tidak lagi mempunyai rumah karena tanah/objek sengketa itu telah dijualnya kepada xxx maka mau tidak mau oleh xxx bersama suaminya akhirnya sempat mengontrak sebuah rumah sekitar 1 (satu) tahun lamanya dan xxx tetap melanjutkan pekerjaannya dulu yaitu jual-jualan termasuk jual minyak tanah dan bensin; 10. Bahwa selama kurang lebih satu tahun lamanya kontrak rumah oleh xxx (isteri xxx) lalu secara kekeluargaan kembali mendatangi pihak pembeli rumah dulu yaitu atas nama xxx dan memohon kepada keluarganya itu (xxx) sekiranya tanah/rumah objek sengketa yang pernah dijualnya itu diperkenankan dibeli kembali, dan setelah mengalami proses panjang akhirnya xxx bersedia menjual kembali rumah/objek sengketa itu yang walaupun hanya dibayar secara mencicil saja sampai akhirnya lunas. Bahwa dengan demikian secara hukum harta/objek sengketa itu yang menurut versi para penggugat adalah harta bersama (gono-gini) adalah tidak benar dan tidak berdasar hukum; 11. Bahwa selanjutnya setelah xxx dirawat beberapa bulan lamanya di rumah sakit dan dengan melalui proses penyembuhan beberapa tahun lamanya akibat strok/kelumpuan, dan berkat dorongan, kesetiaan serta perawatan yang dilakukan isteri II xxx yaitu xxx (tergugat V) akhirnya xxx sudah sehat yang walaupun masih menggunakan tongkat jika berjalan; 12. Bahwa pada tahun 1994 atau tepatnya tanggal 27 Januari 1994 oleh xxx lalu menghibahkan obyek sengketa itu kepada tergugat I (xxx) berdasarkan Akta Hibah Nomnor : xx/PPAT/1994 tertanggal 27 Januari 1994 yang dibuat dihadapan pejabat yang berwenang untuk itu, dan untuk jelasnya akan dibuktikan pada saatnya nanti. 13. Bahwa selanjutnya atas dasarnya lahirnya Akta Hibah tersebut, lalu terbitlah sertifikat Hak Milik (perobahan) atas nama dulunya xxx menjadi atas nama xxx (tergugat I), sebagaimana dalam sertifikat hak milik nomor : 460, dan hal itu akan dibuktikan juga pada saatnya; 14. Bahwa dengan demikian, sekiranya para penggugat mernyatakan bahwa tanah/objek sengketa itu adalah harta gono-gini antara almarhum xxx dengan penggugat III (xxx) adalah pernyataan yang sangat tidak berdasar hukum dan pernyataan yang sangatsangat tidak benar/keliru. Karena itu mohon kepada yang mulia majelis hakim berkenan menolak gugatan para penggugat tersebut;
Comment [u1]: Comment [u2R1]:
11
15. Bahwa oleh karena harta/objek sengketa itu bukan harta gono-gini antara xxx dengan penggugat III akan tetapi merupakan hak milik tergugat I maka secara hukum tidak ada alasan apapun untuk membagi harta tersebut, demikian pula tidak ada alasan hukum untuk mengadakan conservatoir beslag atas harta/objek sengketa a quo; 16. Bahwa demikian pun juga, kerena harta/objek sengketa itu adalah hak milik tergugat I maka sangat tidak beralasan hukum sekiranya para tergugat di bebani membayar uang paksa (dwang soom) sebesar Rp.200.000,- setiap harinya Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana telah di kemukakan tersebut di atas, para tergugat dengan segala kerendahan hati memohon Ketua/Majelis hakim yang memeriksa perkara ini berkenan dan seraya memutuskan sebagai berikut : Dalam Eksepsi 1. Menerima eksepsi para tergugat seluruhnya 2. Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat di terima 3. Menghukum
para
penggugat
membayar
seluruh
biaya-biaya
perkara
yang
muncul/timbul dalam perkara ini; Dalam Pokok Perkara 1. Menolak gugatan para penggugat untuk seluruhnya 2. Menhukum para penggugat membayar seluruh biaya yang muncul/timbul dalam perkara ini; Atau apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, dan semoga putusan yang adil menurut hukum. Bahwa atas jawaban para tergugat tersebut, kuasa para penggugat mengajukan replik pada pokoknya sebagai berikut : Dalam Eksepsi : - bahwa gugatan para penggugat tidak kabur karena di rumah xxx tinggal juga keluarganya yang berrnama xxx dan xxx dan xxx tidak berada pada posisi sebelah selatan; - bahwa obyek sengketa tersebut adalah harta bersama antara xxx dan xxx, dibeli pada tahun 1969 dari xxx dan pada tahun 1990 xxx dan xxx membangun rumah batu permanent. - bahwa pada tahun 1972 xxx tinggalkan rumah tersebut karena tidak tahan melihat suaminya (xxx) berselingkuh dengan xxx kemudian pada tahun 1973 xxx menikah dengan xxx (tergugat V) karenanya pada tahun 1973 itu juga xxx bercerai dengan xxxx - bahwa benar xxx bukan ahli waris dari xxx tetapi xxx (penggugat III) menuntut harta bersama dengan xxx.
12
- bahwa perkara ini termasuk yurisdiksi absolut Pengadilan Agama sesuai dengan pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dengan demikian gugatan para penggugat tidak salah jalur atau tidak salah kamar. - bahwa xxx tidak pernah menjual obyek sengketa tersebut dan xxx tidak mempunyai hak atas obyek sengketa tersebut dengan demikian dalil-dalil gugatan para penggugat tidak mengidap obscuur libel. Dalam pokok perkara. - bahwa obyek sengketa tersebut bukan milik tergugat I melainkan harta bersama penggugat III dengan xxx dan bukan dari xxx dan xxx tidak pernah memberikan harta obyek sengketa tersebut kepada xxx. - bahwa xxx memang pernah dirawat inap di rumah sakit tetapi biayanya dibayarkan dari gaji xxx sendiri bukan dari hasil penjualan obyek sengketa. - bahwa memang benar xxx dan xxx pernah meninggalkan rumah obyek sengketa dan mengontrak tetapi bukan karena obyek sengketa telah dijual melainkan karena tergugat V ada persoalan besar yang berhubungan dengan “aib“ yang mencoreng muka keluarga sehingga xxx dan tergugat V disuruh keluarga xxx meninggalkan obyek sengketa namun keluarga xxx merasa iba dan kasihan melihat xxx sehingga xxx kembali tinggal di obyek sengketa dan tidak ada yang marah-marah lagi. - bahwa sekiranya benar obyek sengketa telah dihibahkan oleh xxx kepada tergugat I padahal tidak benar, maka hibah tersebut tidak sah dan batal demi hukum sebab bukan milik sendiri xxx tetapi harta bersamanya dengan xxx (penggugat III) dan tidak mendapat persetujuan xxx demikian pula balik nama dalam sertifikat yang dilakukan oleh tergugat I yang didasarkan pada akta hibah juga tidak sah dan batal demi hukum. - bahwa penggugat II sebagai Pegawai Negeri Sipil tidak pernah lupa menjenguk dan mengantarkan biaya kepada ayah kandung xxx hingga wafatnya. Bahwa atas replik para penggugat tersebut, para tergugat mengajukan duplik pada pokoknya sebagai berikut : Dalam Eksepsi - bahwa para tergugat menyatakan tetap pada dalil-dalil eksepsinya. Dalam pokok perkara - bahwa para tergugat pula tetap pada jawabannya. - bahwa pernyataan para penggugat bahwa xxx disuruh pergi oleh keluarga xxx kemudian merasa kasihan diminta kembali lagi adalah pernyataan keliru karena meskipun ada persoalan keluarga itu karena xxx bercerai dengan penggugat III dan kawin dengan tergugat V. - bahwa seseorang berhak menghibahkan hartanya demikian pula xxx tidak perlu minta persetujuan penggugat III karena harta tersebut dari orang tua xxx.
13
- bahwa hibah tersebut dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang dan xxx dalam keadaan sehat sehingga hibah tersebut adalah sah. - bahwa karena obyek sengketa merupakan milik tergugat I maka tidak beralasan hukum untuk diletakkan sita jaminan, demikian pula tidak beralasan hukum tergugat dibebani dwang som sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah), setiap hari. - bahwa tidak benar penggugat II selalu memberikan gajinya kepada xxx pada saat sakit secara kontinyu dan kalaupun diberikan adalah sesuatu yang wajar sebagai pengabdian anak kepada orang tuanya. Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya, kuasa para penggugat mengajukan bukti-bukti berupa : A. Bukti Tertulis yaitu : 1. Fotokopi surat nikah sementara nomor xxx/1964 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Pinrang tanggal 8 Mei 1964, diberi kode P 1. 2. Fotokopi surat keterangan An. xxx yang dikeluarkan oleh Kepala Lingkungan xxx, Kelurahan xxx, Kecamatan xxx, Kabupaten Pinrang tanggal 16 Desember 2010, diberi kode P 2. 3. Fotokopi surat pernyataan yang dibuat oleh xxx tanggal 1 Februari 2011, diberi kode P 3. 4. Fotokopi surat pernyataan yang dibuat oleh xxx tanggal 1 Februari 2011, diberi kode P 4. 5. Fotokopi surat pernyataan yang dibuat oleh xxx tanggal 20 Februari 2011, diberi kode P 5. Bukti P. 1 sampai dengan P. 5 tersebut telah dimeterai cukup, distempel pos dan telah dicocokkan dengan aslinya, ternyata cocok. B. Saksi dibawah sumpah di persidangan masing-masing : Saksi kesatu : xxx, pada pokoknya menerangkan : - bahwa, saksi mengenal para penggugat karena saksi adalah ipar sepupu satu kali penggugat. - bahwa xxx telah meninggal dunia dan semasa hidupnya dua kali menikah yaitu dengan xxx dan xxx - bahwa xxx dengan xxx dikaruniai dua anak sedangkan xxx dikaruniai empat orang anak. - bahwa setahu saksi xxx telah menceraikan istri pertamanya kemudian menikah dengan istri keduanya. - bahwa saksi tidak tahu pemilik tanah dan rumah yang ditempati istri kedua xxx sekarang tetapi yang jelas rumah tersebut telah ada setelah perkawinan xxx dengan istri pertamanya.
14
- bahwa istri kedua xxx menempati rumah tersebut sejak istri pertama meninggalkan rumah tersebut yaitu sudah sepuluh tahun lebih. - bahwa saksi ketahui batas-batasnya dulu yaitu sebelah utara jalan xxx,
Timur
rumah xxx, Selatan xxx, Barat saksi tidak tahu. - bahwa keduanya tidak sepaham mengenai pembagian rumah tersebut dan saksi telah membantu menyelesaikan tetapi tidak berhasil. Saksi kedua, xxx pada pokoknya menerangkan ; - bahwa saksi mengenal para penggugat karena bertetangga sejak lahir. - bahwa orang tua para penggugat dan tergugat telah meninggal dunia tiga tahun yang lalu. - bahwa xxx semasa hidupnya dua kali menikah yaitu dengan xxx dan xxx. - bahwa saksi tidak tahu mengenai pernikahan xxx dengan xxx dan tidak tahu apa pernah bercerai. - bahwa saksi mengetahui anak-anak dari xxx dan xxx. - bahwa saksi tahu harta yang dipersengketakan antara penggugat dengan tergugat. berupa rumah dan tanahnya dengan batas-batas sebelah utara jalanan, timur xxx, selatan rumah xxx/xx dan barat xxx (mengontrak). - bahwa tanah dan rumah tersebut kemungkinan dibeli oleh xxx bersama dengan xxx karena rumah itu sudah ada baru xxx kawin dengan xxx, begitu pula yang pertama saksi lihat menempati rumah tersebut adalah xxx dan xxx bersama anak-anaknya. - bahwa saksi tidak pernah mendengar langsung adanya pembelian xxx atas tanah dan rumah tersebut karena waktu itu saksi masih kecil. - bahwa saksi melihat adanya perubahan rumah tersebut ada bangunan gardu kecil (tempat jualan). Saksi ketiga : xxx, pada pokoknya menerangkan : - bahwa saksi mengenal para penggugat dan tergugat karena saksi pernah bertetangga dengan xxx sejak kecil hingga tahun 1985 saksi meninggalkan Pinrang. - bahwa xxx telah meninggal dunia dan semasa hidupnya dua kali menikah yaitu dengan xxx dan xxx dan saksi mengenal anak-anak xxx dari xxx dan hanya satu anaknya dari xxx yang saksi tahu yaitu xxx. - bahwa pada waktu xxx menikah dengan xxx, belum bercerai dengan xxx. - bahwa pada waktu xxx bersama dengan xxx, keduanya membeli sepetak tanah dari xxx, saksi lupa waktunya dan tidak tahu harganya, tanah tersebut di dekat rumah orang tua xxx dan masih ada tanah lain xxx di dekat tanah yang dibeli xxx . - bahwa pada waktu xxx membeli tanah tersebut. Ada rumah kayu diatasnya dan setelah itu xxx dan xxx membangun rumah batu dan saksi lihat.
15
- bahwa saksi tahu xxx membeli tanah tersebut dari tetangga dan xxx sendiri, waktu itu xxx belum menikah dengan xxx. - Bahwa xxx dan xxx menempati rumah tersebut kemudian xxx menikah dengan xxx - bahwa batas-batas rumah tersebut adalah utara jalan Murtalak Timur, Timur rumah xxx/xxx, Selatan dan Barat saksi tidak tahu pemiliknya. - bahwa xxx menempati rumah tersebut agak lama nanti sekitar tahun 1983 xxx meninggalkan rumah tersebut kerumah orang tuanya karena xxx menikah dengan perempuan yang bernama xxx - Bahwa yang menempati rumah tersebut sekarang adalah xxx beserta anaknya. Saksi keempat, xxx pada pokoknya menerangkan ; - bahwa saksi mengenal xxx karena pernah bertetangga sekitar tahun 1970, selama 2 tahun. - bahwa xxx telah meninggal dunia sejak kurang lebih satu tahun yang lalu dan semasa hidupnya dua kali menikah yaitu dengan xx dan xx - bahwa saksi mengenal anak xxx dengan xxx namun saksi tidak tahu anak-anaknya dari xxx - bahwa xxx meninggalkan harta berupa tanah dan rumah di Simpang Lima, Jalan Murtalak Timur. - Bahwa saksi tidak tahu luasnya, yang saksi tahu agak panjang dan berdekatan rumah xxx. - bahwa saksi tahu tanah dan rumah tersebut milik xxx karena xxx dan xxx membeli dari xxx kemudian dibangun rumah batu. - bahwa saksi tahu dari tetangga dan xxx - bahwa saksi telah bertetangga dengan xxx sekitar satu tahun baru xxx dan xxx membeli rumah tersebut. Sekitar tahun 1970 an. - bahwa awalnya xxx dan xxx menempati rumah tersebut kemudian dengan xxx karena xxx pergi sebab sakit hati xxx menikah lagi. Bahwa atas keterangan saksi-saksi penggugat tersebut, kuasa penggugat membenarkan sedangkan tergugat menyatakan tidak benar xxx pergi karena xxx datang dan tidak benar batas rumah sebelah selatan adalah lorong tetapi milik xxx dan rumah tersebut bagian depan dibangun pada saat xxx dan xxx sedangkan belakang setelah bersama dengan xxx Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya, para tergugat mengajukan buktibukti berupa : A. Bukti tertulis, yaitu : 1. Fotokopi surat keterangan pemberian dari xxx kepada xxx tanggal 19 Oktober 1976, diberi kode T.1.
16
2. Fotokopi surat keterangan perjanjian antara xxx dengan xxx tanggal 30 Agustus 1976, diberi kode T.2. 3. Fotokopi Akta Hibah Nomor xx/PPAT/1994 tanggal 27 Januari 1994, diberi kode T.3. 4. Fotokopi sertifikat hak milik Nomor 460 tanggal 4 Januari 1980 diberi meterai cukup namun tidak dicocokkan dengan aslinya karena dalam jaminan PT. Bank Danamon Indonesia, diberi kode T.4. 5. Fotokopi tanda bukti serah terima jaminan tanah dan bangunan
Nomor
xx/DSP/SEMM/BSTJ/2007 dikeluarkan oleh PT. Bank Danamon Indonesia tanggal 24 September 2007, tidak dicocokkan dengan aslinya tanpa bermeterai, diberi kode T.5. 6. Fotokopi surat pernyataan xxx tanggal 16 Februari 2001, diberi kode T.6. Bukti T.1, T.2, T.3, dan T.6. telah dimeterai cukup dan telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok. B. Saksi-Saksi dibawah sumpah di persidangan masing-masing : Saksi kesatu, xxx, pada pokoknya menerangkan : - bahwa saksi mengenal tergugat karena sepupu dua kali. - bahwa xxx semasa hidupnya tiga kali menikah yaitu dengan xxx, xxx, dan xxx, dengan xxx telah bercerai dan tidak mendapat keturunan, dan dengan xxx dikaruniai dua orang anak dan dengan xxx dikaruniai empat orang anak. - bahwa xxx meninggalkan tanah dan rumah di Simpang Lima, saksi tidak tahu asal usul tanah dan rumah tersebut dan saksi tidak tahu yang membangun rumah di atas tanah tersebut. - bahwa tanah dan rumah tersebut ditempati xxx bersama anak-anaknya. - bahwa saksi tahu tanah dan rumah tersebut telah dijual oleh xxx kepada suami saksi yang bernama xxx alias xxx - bahwa saksi tidak tahu harga tanah dan rumah tersebut dan tidak menanyakan kepada suami saksi karena sangat mempercayai suami saksi. - bahwa xxx menjual rumahnya karena dalam keadaan sakit dan yang menjualkan adalah xxx yaitu saudara kandung xxx . - bahwa saksi tidak pernah tinggal di rumah tersebut setelah dibeli dan xxx bersama anaknya menguasai kembali karena xxx meminta untuk membeli kembali dan suami saksi menjual kembali ke xxx karena tidak mempunyai lagi tempat tinggal. - bahwa beberapa bulan saja xxx membeli kembali tanah dan rumah tersebut dan pada waktu itu sudah bercerai dengan xxxx - bahwa saksi tidak tahu harga belinya karena dicicil dan saksi tahu dibeli kembali dari cerita suami saksi dan tanah tersebut sekarang sudah lunas.
17
Saksi kedua xxx, pada pokoknya menerangkan ; - bahwa saksi mengenal tergugat karena sering kerumah paman saksi yang bertetangga dengan tergugat. - bahwa saksi mengenal pula xxx dan xxx dan mengenal pula istri pertama xxx yaitu xxx - bahwa pemilik tanah yang dipersengketakan adalah xxx merupakan pemberian dari orang tuanya. - bahwa saksi tidak tahu luasnya. - bahwa saksi tahu miliknya xxx dari cerita paman saksi yang bernama xxx dan saksi lihat xxx yang kuasai. - bahwa tanah dan rumah tersebut sudah ada pada saat xxx dan xxx dan rumah dibangun pada tahun 1970 an. - bahwa batas-batas tanah tersebut adalah utara Jl. xxx, timur rumah xxx, selatan Lorong, barat saksi tidak tahu. - bahwa yang menguasai tanah dan rumah tersebut sekarang adalah xxx bersama anakanaknya. - bahwa xxx dengan xxx pernah menempati rumah tersebut sebelum xxx menikah dengan xxx - bahwa tanah tersebut awalnya hanya sebagian dibanguni rumah dan bagian belakang kosong. - bahwa saksi hanya dengar rumah tersebut pernah dijual dan yang membeli adalah orang xxx namun saksi lupa namanya. - bahwa saksi tidak pernah melihat rumah kayu diatas tanah tersebut dan saksi tidak kenal xxx tetapi yang dikenal adalah xxx Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut tergugat membenarkan sedangkan kuasa penggugat akan menanggapi keterangan saksi kesatu dalam kesimpulan dan membantah keterangan saksi kedua bahwa yang dikatakan saksi xxx bukan xxx sebab xxx sudah meninggal dunia sedangkan xxx masih hidup. Bahwa majelis hakim telah melakukan pemeriksaan setempat pada obyek sengketa pada tanggal 16 Maret 2011 dan ditemukan sebuah rumah batu seluas 72,22 m2 ditambah bangunan gardu seluas 5,17 m2 atau total bangunan seluas 82,39 m2 yang berdiri diatas tanah seluas 89,70 m2 terletak di Jalan. xxx Nomor 16, Kelurahan xxx, Kecamatan xxx, Kabupaten Pinrang, dengan batas-batas sebelah : - Utara
: Jalan xxx
- Timur
: Rumah xxx
- Selatan
: Rumah xxx
- Barat
: Rumah xxx
18
Bahwa selanjutnya kuasa para penggugat mengajukan kesimpulan secara tertullis bertanggal 24 Maret 2011 sedang tergugat 1 sekaligus mewakili tergugat II, tergugat III, tergugat IV dan tergugat V mengajukan pula kesimpulan tertulis bertanggal 23 Maret 2011 sebagaimana tertera dalam berita acara perkara ini. Bahwa
untuk singkatnya uraian putusan, majelis hakim menunjuk berita acara
persidangan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini. TENTANG HUKUMNYA. Dalam eksepsi Menimbang, bahwa maksud dan tujuan eksepsi para tergugat sebagaimana terurai dimuka. Menimbang, bahwa tergugat I sekaligus mewakili tergugat II, III, IV dan V telah mengajukan eksepsi baik eksepsi tentang kewenangan Pengadilan Agama Pinrang dalam memeriksa perkara ini maupun eksepsi lainnya dan mengenai eksepsi para tergugat mengenai kewenangan Pengadilan Agama Pinrang dalam memeriksa perkara aquo, majelis hakim berpedoman kepada putusan sela yang telah dijatuhkan pada tanggal 21 Oktober 2010 yang amarnya antara lain menyatakan eksepsi para tergugat tidak dapat diterima dan Pengadilan Agama Pinrang berwenang mengadili perkara ini sehingga sepanjang eksepsi tersebut tidak dipertimbangkan lagi. Menimbang, bahwa selanjutnya para tergugat dalam eksepsinya yang lain pada pokoknya menyatakan : - bahwa gugatan para penggugat kabur karena batas obyek sengketa sebelah selatan bukan rumah xxx tetapi rumah xx/xx dan xx - bahwa penggugat III (istri pertama xxx) tidak dimasukkan sebagai ahli waris sedangkan dalam petitum yang lainnya, penggugat III menuntut harta bersama sehingga terjadi kontradiksi antara posita dan petitum. - Bahwa saudara xxx yaitu xxx tidak dilibatkan sementara obyek sengketa telah dijual oleh Bakri sehingga gugatan penggugat kurang pihak. Menimbang, bahwa kemudian para penggugat pada pokoknya mendalilkan : - bahwa gugatan para penggugat tidak kabur, batas obyek sengketa tetap sebagaimana dalil gugatan para penggugat karena di rumah xxx, tinggal juga xxx/xxx dan xxx bukan dalam posisi sebelah selatan. - bahwa gugatan para penggugat tidak kontradiksi karena obyek sengketa adalah harta bersama xxx dan xxx, sehingga penggugat III memang bukan ahli waris xxx tetapi penggugat III hanya menuntut harta bersama dengan suaminya. - bahwa gugatan para penggugat sudah lengkap dan tidak kabur karena xxx tidak pernah menjual obyek sengketa.
19
Menimbang, bahwa dari jawab menjawab tersebut, majelis hakim menilai bahwa eksepsi para tergugat bahwa gugatan para penggugat kabur (error) baik kabur karena batasbatas obyek sengketa keliru ataupun salah orang atau pihak-pihaknya kurang ataupun lainnya, eksepsi tersebut sudah menyangkut pokok perkara dan sangat berkaitan dengan pembuktian sehingga eksepsi tersebut akan dipertimbangkan bersama dengan pokok perkara. Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut majelis hakim berpendapat dalil-dalil eksepsi para tergugat dinyatakan tidak dapat diterima. Dalam Pokok Perkara. Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan para penggugat sebagaimana terurai di muka. Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2008, maka kepada para pihak telah menempuh upaya mediasi dan telah dimediasi oleh Drs. M. Natsir sebelum ditunjuk sebagai ketua majelis pengganti dalam perkara ini, namun mediator melaporkan bahwa mediasi dinyatakan gagal dan selanjutnya majelis hakim telah pula berupaya mendamaikan kedua belah pihak akan tetapi tidak berhasil. Menimbang, bahwa dari jawab menjawab antara kedua belah pihak ternyata sebagian dalil-dalil gugatan para penggugat diakui oleh para tergugat sebagai berikut : - bahwa xxx alias xxx telah meninggal dunia pada tanggal 18 Nopember 2006 dan semasa hidupnya dua kali menikah yaitu dengan xxx dan xxx - bahwa xxx dengan xxx dikaruniai dua orang anak yaitu penggugat I dan penggugat II sedangkan xxx dengan xxx dikaruniai empat orang anak yaitu tergugat I, II, III dan IV. - bahwa xxx telah bercerai hidup dengan xxx sehingga pada saat xxx meninggal dunia hanya meninggalkan seorang istri (xxx) dan enam orang anak. - bahwa obyek sengketa berupa tanah dan rumah batu permanent diatasnya, dikuasai oleh para tergugat. Menimbang, bahwa namun demikian tergugat membantah sebagian dalil-dalil gugatan para penggugat sedangkan para penggugat tetap pada dalil-dalilnya bahwa obyek sengketa berupa tanah dan sebuah rumah batu permanent adalah harta bersama antara xxx dengan xxx dibeli dari xxx, yang belum pernah dibagi baik kepada xxx (mantan istri xxx) sebagai harta bersama maupun kepada segenap ahli waris xxx, sehingga penguasaan para tergugat serta segala surat-surat yang mengatasnamakan obyek sengketa tersebut bukan harta bersama xxx dengan xxx adalah tidak sah dan melawan hukum. Menimbang, bahwa sementara itu para tergugat mendalilkan bahwa obyek sengketa adalah milik tergugat I atas dasar hibah dari xxx dengan xxx, bukan harta bersama xxx dengan xxx karena jauh sebelum xxx menikah dengan xxx, obyek sengketa telah ada dari orang tua xxx (xxx) yang memberikan obyek sengketa tersebut kepada xxx kemudian dijual
20
oleh Saudara xxx yaitu xxx untuk biaya pengobatan xxx sewaktu sakit, setelah itu obyek sengketa tersebut dibeli kembali xxx dengan xxx kemudian xxx menghibahkan kepada tergugat I sehingga penguasaan tergugat I atas obyek sengketa tersebut adalah sah dengan tidak melawan hukum. Menimbang, bahwa dengan demikian maka pokok sengketa perkara ini adalah : 1. Apakah obyek sengketa adalah harta bersama xxx dengan xxx yang dibeli dari xxx ataukah harta bawaan xxx dari orang tuanya (xxx) ? 2. Apakah obyek sengketa telah dijual oleh xxx atas nama xxx ke Supu kemudian dibeli kembali oleh xxx dengan xxx dan sekarang menjadi milik tergugat I atas dasar hibah dari xxx dan xxx ? Menimbang, bahwa untuk mengetahui lebih jelas pokok masalah tersebut, maka berdasar ketentuan Pasal 283 R.Bg kepada para pihak dibebani untuk membuktikan dalildalilnya, khusus kepada para penggugat dibebani untuk membuktikan bahwa obyek sengketa adalah harta bersama antara xxx dengan xxx sedangkan para tergugat dibebani untuk membuktikan bahwa apakah obyek sengketa adalah harta bawaan xxx yang telah dijual kemudian dibeli kembali oleh xxx bersama xxx dan telah dihibahkan kepada tergugat I dan kepada para penggugat dibebani untuk membuktikan dalil-dalilnya terlebih dahulu. Menimbang, bahwa kuasa para penggugat telah mengajukan bukti P.1 sampai dengan P.5 dan 4 orang saksi, bukti-bukti tersebut telah memenuhi syarat formil pembuktian sehingga bukti-bukti tersebut dapat diterima dan akan dipertimbangkan lebih lanjut. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 berupa surat keterangan nikah sementara, majelis hakim menilai bukti tersebut hanya surat biasa bukan merupakan akta autentik yang menerangkan adanya perkawinan xxx dengan xxx karena dalil-dalil mengenai adanya perkawinan xxx dengan xxx telah diakui oleh para tergugat sehingga harus dipandang telah terbukti dan tidak perlu dibuktikan lagi, maka bukti tersebut majelis mengesampingkan. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 berupa surat keterangan Kepala Lingkungan Garessi, xxx , P.3 berupa surat pernyataan xxx, P4 berupa surat pernyataan xxx dan P.5 berupa surat pernyataan xxx, bukti P.2, P.4 dan P.5 hanya merupakan surat-surat biasa dan tidak memiliki nilai pembuktian yang sempurna sekedar pernyataan biasa oleh masing-masing yang membuat bahwa obyek sengketa adalah milik xxx dengan xxxx dibeli dari xxx demikian pula bukti P.3 merupakan surat biasa yang berisi penyangkalan bahwa xxx tidak pernah menandatangani surat pemberian xxx kepada xxx karena tidak tahu baca tulis, keempat bukti tersebut hanya merupakan bukti awal yang akan dipertimbangkan lebih lanjut jika didukung oleh bukti-bukti yang lainnya. Menimbang, bahwa berdasar keterangan saksi I dan II para penggugat masingmasing bernama xxx dan xxx yang pada pokoknya menerangkan bahwa obyek sengketa
21
telah ada pada saat xxx dengan xxx suami istri sedangkan keterangan saksi III dan IV para penggugat masing-masing bernama xxx dan xxx pada pokoknya menerangkan bahwa xxx dan xxx membeli tanah dari xxx kemudian keduanya membangun rumah batu di atas tanah tersebut, keterangan saksi para penggugat tersebut saling bersesuaian dan mendukung dalildalil para penggugat dan bersesuaian pula dengan bukti P.2, P.3, P.4. P.5 bahwa obyek sengketa telah ada pada saat xxx dengan xxx suami istri dan dibeli oleh xxx dengan xxx dari xxx sedangkan rumahnya dibangun bersama xxx dengan xxx. Menimbang, bahwa selanjutnya T.1 sekaligus mewakili T II, III, IV dan V pula mengajukan bukti yaitu T.1 sampai dengan T.6 dan dua orang saksi, bukti-bukti tersebut secara formil dapat diterima meskipun bukti T.4 tidak dicocokkan dengan aslinya namun bukti T.5 menerangkan adanya asli bukti T.4 tersebut yang sedang dalam agunan di PT. Bank Danamon dengan demikian bukti T.4 dapat dinyatakan telah dicocokkan dengan aslinya. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.1 berupa surat keterangan pemberian dari xxx dan T.2 berupa surat keterangan perjanjian xx memberi tanah kepada xxx Kedua bukti tersebut hanya merupakan surat-surat biasa dan jika ditelusuri kedua bukti tersebut masingmasing menerangkan adanya tanah seluas 24 X 2 m, bukti T.1 bersesuaian dengan dalil para tergugat bahwa obyek sengketa berasal dari xxx (orang tua xxx) namun tidak sesuai dengan luas yang dimaksud oleh para tergugat sedangkan bukti T.2 justru bertentangan dengan dalil tergugat karena bukti tersebut menerangkan adanya tanah tersebut seluas 24 X 2 m berasal dari xxx dan mengenai dalil-dalil tersebut akan dipertimbangkan lebih lanjut setelah mempertimbangkan keseluruhan bukti-bukti tergugat. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.3 berupa Akta Hibah, T.4 dan T.5 berupa sertifikat hak milik terhadap obyek sengketa yang diagungkan di PT. Bank Danamon, bukti-bukti tersebut bersesuaian dan mendukung dalil-dalil tergugat bahwa harta obyek sengketa telah dihibahkan oleh xxx kepada T I yang oleh T I telah disertifikatkan dan sekarang telah diagunkan di PT. Bank Danamon. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti T.6 berupa surat pernyataan xxx bahwa dirinya tidak pernah menjual tanah ke xxx, bukti tersebut hanya merupakan surat biasa yang diperuntukkan oleh tergugat untuk membantah dalil penggugat bahwa xxx membeli tanah dari xxx, bukti T.6 tersebut berbeda nama yang dimaksud oleh para penggugat dan dibantah oleh para tergugat. Penggugat menyatakan xxxx, sementara itu tergugat menyatakan xxx dan tidak ada bukti lain yang menerangkan kedua nama tersebut sama atau alias maka majelis berpendapat bukti tersebut tidak relevan dalam perkara ini sehingga untuk bukti T.6 tersebut majelis mengesampingkan. Menimbang, bahwa keterangan dua orang saksi tergugat masing-masing bernama xxx dan xxx, keterangan saksi pertama tersebut pada pokoknya menerangkan bahwa suami
22
saksi pernah membeli obyek sengketa dari xxx namun saksi tidak tahu harga belinya dan xxx membeli kembali namun saksi juga tidak tahu harga jualnya, dan keterangan saksi kedua tidak tahu menahu tentang pembelian dan penjualan kembali obyek sengketa saksi hanya tahu bahwa obyek sengketa telah ada pada saat xxx dengan xxx. Menimbang, bahwa berdasar keterangan kedua saksi tersebut, majelis menilai keterangan kedua saksi tersebut tidak mendukung dalil-dalil tergugat bahwa obyek sengketa adalah harta bawaan xxx dan telah dijual dan dibeli kembali oleh xxx karena hanya saksi pertama tergugat yang mengetahui obyek sengketa telah dijual dan dibeli kembali namun saksi tersebut pula tidak tahu menahu mengenai harga jual dan belinya kembali dengan demikian keterangan saksi tersebut tidak dapat dijadikan bukti awal adanya penjualan dan pembelian kembali obyek sengketa tersebut dan keterangan saksi kedua tergugat tersebut pula tidak mempunyai nilai bukti kesaksian karena keterangannya hanya berdasar keterangan orang lain sehingga kedua bukti saksi tergugat tersebut, majelis mengesampingkan. Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti yang diajukan oleh para tergugat tersebut, majelis berpendapat bahwa dalil-dalil bantahan para tergugat bahwa obyek sengketa adalah berasal dari harta bawaan xxx pada pokoknya tidak didukung oleh buktibukti tergugat. Menimbang, bahwa selanjutnya mengenai dalil-dalil bantahan para tergugat bahwa obyek sengketa telah dijual oleh xxxx ke xxxx kemudian dibeli kembali oleh xxx dengan xxx, dalil-dalil tersebut pula tidak didukung oleh bukti-bukti para tergugat. Menimbang, bahwa mengenai dalil tergugat bahwa xxx dan xxx setelah membeli kembali obyek sengketa tersebut telah menghibahkan kepada tergugat I dalil tersebut didukung oleh bukti T.3, namun demikian meskipun terbukti adanya hibah xxx kepada tergugat I, bahkan tergugat I telah mensertifikatkan sebagaimana bukti T.4, namun yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini yang seharusnya dibuktikan oleh para tergugat adalah asal kepemilikan obyek sengketa tersebut apakah harta bawaan xxx dan atau harta bawaannya dengan xxx sehingga dapat dibenarkan adanya pengalihan/penghibahan yang dilakukan oleh xxx dan karena hal tersebut tidak dapat dibuktikan oleh para tergugat, maka bukti adanya hibah dan sertifikat terhadap obyek sengketa tersebut atau bukti T.3 dan T.4 meskipun merupakan Akta Autentik namun dalam perkara ini dinyatakan tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian karena alas hak yang digunakan dalam penerbitan aktaakta/bukti-bukti tersebut tidak berdasar hukum sehingga bukti T.3 dan T.4 dikesampingkan. Menimbang, bahwa karena dalil-dalil tergugat tidak didukung oleh bukti-bukti tergugat sementara dalil-dalil penggugat telah didukung oleh
bukti-bukti penggugat
sehingga dalil-dalil penggugat tersebut dinyatakan sebagai fakta hukum.
23
Menimbang, bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan setempat yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2011 terdapat selisih mengenai luas dan sebagian batas-batas sebagaimana dalil-dalil gugatan para penggugat, bahkan ditemukan adanya tambahan bangunan berupa gardu kecil di depan rumah tersebut dan karena kedua belah pihak sepakat mengenai letak obyek sengketa, maka majelis hakim berpendapat bahwa terhadap hasil pemeriksaan setempat tersebut majelis berpedoman dan menjadikan sebagai dasar pengambilan putusan dalam perkara ini. Menimbang, bahwa berdasar pembuktian tersebut dihubungkan dengan dalil-dalil penggugat dan tergugat serta hal-hal yang terungkap di persidangan, maka majelis dapat mengemukakan fakta-fakta sebagai berikut : - bahwa xxx telah meninggal dunia pada tanggal 18 Nopember 2006 dan semasa hidupnya dua kali menikah yaitu dengan xxx dan xxx - bahwa xxx dengan xxx dikaruniai dua orang anak sedangkan dengan xxx dikaruniai empat orang anak. - bahwa xxx telah bercerai dengan xxx pada tahun 1973. - bahwa xxx meninggalkan seorang istri bernama xxx dan enam orang anak. - bahwa xxx meninggalkan harta bersama yang diperoleh pada saat xxx dengan xx suami istri dengan jalan membeli tanah kemudian membangun rumah di atas tanah tersebut. - bahwa tanah dan rumah tersebut sebagaimana obyek sengketa yang terletak di xxx, Kelurahan xxx, Kecamatan xxx, Kabupaten Pinrang dengan luas tanah 89,70 m2 dan luas bangunan rumah 72,22 m2 ditambah bangunan gardu seluas 5,17 m2 dan dengan batas-batas sebelah utara, xxx; Timur rumah xxx; Selatan rumah xxx; Barat rumah xxx, adalah harta bersama antara xxx dengan xxx - bahwa obyek sengketa tersebut dikuasai oleh para tergugat dan belum dibagi antara xxx dengan xxx maupun kepada segenap ahli waris almarhum xxx Menimbang, bahwa berdasar fakta-fakta tersebut, maka majelis hakim dapat menetapkan bahwa xxx
meninggal dunia pada tanggal 18 Nopember 2006 dan
meninggalkan seorang istri bernama xxx dan enam orang anak masing-masing xxx, xxx, xxx, xxx, xxx, xxx Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut pula bahwa obyek sengketa diperoleh xxx dengan xxx dan telah mengalami penambahan bangunan, berupa gardu pada saat xxx dengan xxx suami istri majelis hakim menilai bahwa meskipun tambahan gardu tersebut dibangun pada saat xxx dengan xxx, namun karena rumah tersebut telah ada dan dibangun pada saat xxx dengan xxx, maka majelis hakim berpendapat bahwa bangunan gardu tersebut juga dikategorikan sebagai harta yang dioperoleh xxx dengan xxx oleh karena xxx dengan xxx selama ini telah pula menikmati harta obyek sengketa sehingga
24
bangunan gardu tersebut telah cukup sebagai pengganti atas bangunan obyek sengketa yang selama ini dikuasai oleh I Tija kemudian oleh tergugat I. Menimbang, bahwa oleh karena obyek sengketa diperoleh xxx dengan xxx maka berdasar ketentuan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Jo. Pasal 1 huruf f Kompilasi Hukum Islam maka dapat ditetapkan bahwa obyek sengketa adalah harta bersama xxx dengan xxx. Menimbang, bahwa karena xxx dengan xxx telah cerai hidup maka berdasar ketentuan Pasal 97 Kompilasi Hukum Islam janda atau duda berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan dan karena tidak pula terbukti adanya perjanjian perkawinan antara xxx dengan xxx, maka xxx berhak mendapat seperdua bagian dari obyek sengketa tersebut dan seperdua lainnya merupakan bagian xxx Menimbang, bahwa selanjutnya xxx telah meninggal dunia, maka separoh bagian dari obyek sengketa tersebut merupakan harta peninggalan xxx yang harus dibagi kepada segenap ahli warisnya dan separoh bagian adalah hak xxx sebagai harta bersama. Menimbang, bahwa mengenai bagian msing-masing ahli waris almarhum xxx, yaitu istri (xxx), berdasar ketentuan Pasal 180 Kompilasi Hukum Islam istri mendapat 1/8 bagian dan untuk anak-anak xxx berdasar ketentuan Pasal 176 Kompilasi Hukum Islam pada pokoknya menerangkan bahwa anak laki-laki dan anak perempuan mendapat bagian sisa dengan perbandingan anak laki-laki mendapat dua bagian berbanding satu bagian anak perempuan. Menimbang, bahwa dengan demikian majelis hakim akan menetapkan bagian masing-masing ahli waris xxx sebagai berikut : - Untuk istri (xxx) mendapat 1/8 X 8 = 1 - Untuk 6 orang anak mendapat sisa (ashabah) 7/8 X 8 = 7. Menimbang, bahwa oleh karena angka 1 dan 7 tidak dapat dibagi habis oleh para anak-anak xxx, sehingga untuk mendapatkan angka terendah yang dapat dibagi habis, maka angka yang tidak dapat dibagi habis tersebut dikalikan secara seimbang berdasarkan bagian dasar masing-masing dan pada akhirnya diperoleh angka sebagai asal masalah dalam pembagian ini yaitu 80. Menimbang, bahwa dengan demikian pembagiannya adalah sebagai berikut : 1. xxx (istri) mendapat 10/80 bagian. 2. xxx (anak laki-laki) mendapat 14/80 bagian. 3. xxx (anak laki-laki) mendapat 14/80 bagian. 4. xxx (anak perempuan) mendapat 7/80 bagian. 5. xxx (anak laki-laki) mendapat 14/80 bagian. 6. xxx (anak perempuan) mendapat 7/80 bagian. 7. xxx (anak laki-laki) mendapat 14/80 bagian.
25
Menimbang, bahwa karena total pembagian harta warisan yang dibagi oleh para ahli waris xxx sama dengan 80/80 bagian dan itu adalah merupakan jumlah separoh dari obyek sengketa, maka separohnya yang merupakan harta gonogini antara xxx dengan penggugat III (istri I) dan masih bergabung dengan obyek sengketa adalah juga sejumlah 80/80 bagian sehingga total pembagian secara keseluruhan adalah 80/80 + 80/80 = 160/160. Menimbang, bahwa dengan demikian maka pembagian akhirnya adalah sebagai berikut : 1. xxx (harta bersama) memperoleh 80/160 x 160 = 80 bagian. 2. xxx (istri) memperoleh 10/160 x 160 = 10 bagian. 3. xxx (anak laki-laki) memperoleh 14/160 x 160 = 14 bagian. 4. xxx (anak laki-laki) memperoleh 14/160 x 160 = 14 bagian. 5. xxx (anak perempuan) memperoleh 7/160 x 160 = 7 bagian. 6. xxx (anak laki-laki) memperoleh 14/160 x 160 = 14 bagian. 7. xxx (anak perempuan) memperoleh 7/160 x 160 = 7 bagian. 8. xxx (anak laki-laki) memperoleh 14/160 x 160 = 14 bagian. Menimbang, bahwa karena harta obyek sengketa dikuasai oleh para tergugat, maka majelis hakim berpendapat bahwa patut apabila para tergugat dihukum untuk menyerahkan seperdua obyek sengketa kepada xxx (penggugat III) dan seperdua lainnya diserahkan kepada para ahli waris xxx sesuai bagian masing-masing ahli waris dalam keadaan kosong, apabila tidak dapat dibagi secara natura, maka akan dijual lelang dan hasil penjualan lelang tersebut diserahkan kepada para ahli waris xxx sesuai dengan bagiannya masing-masing. Menimbang, bahwa para penggugat pula memohon agar diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta obyek sengketa dengan dalil-dalil bahwa para penggugat khawatir pihak tergugat akan mengalihkan obyek sengketa ke pihak lain, Setelah majelis hakim memperhatikan dalil-dalil para tergugat, majelis hakim berpendapat tidak terdapat petunjuk para tergugat akan mengalihkan harta obyek sengketa kepada pihak ketiga atau pihak lain, dengan demikian kekhawatiran para penggugat tersebut tidak beralasan hukum, maka permohonan sita jaminan para penggugat dinyatakan ditolak. Menimbang, bahwa selanjutnya para penggugat meminta pula agar para tergugat dihukum untuk membayar uang paksa (Dwang Som) sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) perhari jika para tergugat lalai dalam menjalankan putusan sejak berkekuatan hukum tetap, majelis hakim berpendapat meskipun permintaan tersebut dibenarkan dalam praktek peradilan namun karena perkara ini menyangkut perdata khusus kekeluargaan dan lebih diutamakan untuk penyelesaian perkara secara kekeluargaan, musyawarah, mufakat dengan demikian majelis memandang tidak terlalu relevan dengan kewenangan Pengadilan Agama, maka permohonan tersebut dinyatakan ditolak.
26
Menimbang, bahwa demikian pula para penggugat memohon agar perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu (uit voorbaar bij voorraad) meskipun para tergugat menyatakan upaya hukum lainnya, majelis berpendapat permohonan para penggugat tersebut tidak beralasan hukum, maka permohonan tersebut dinyatakan ditolak. Menimbang, bahwa berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut, gugatan para penggugat dikabulkan sebagian ditolak selebihnya. Menimbang, bahwa dalam perkara ini tidak ada pihak yang dinyatakan kalah dan menang, maka berdasar ketentuan Pasal 192 ayat (2) R.Bg.biaya perkara dibebankan kepada para penggugat dan para tergugat secara tanggung renteng. Memperhatikan segala ketentuan hukum yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini. MENGADILI
Dalam Eksepsi: - Tidak menerima eksepsi para tergugat. Dalam Pokok Perkara : 1. Mengabulkan gugatan para penggugat untuk sebagian dan menolak untuk sebagian. 2. Menetapkan bahwa xxx telah meninggal dunia pada tanggal 18 Nopember 2006. 3. Menetapkan xxx adalah istri pertama xxx yang telah cerai hidup. 4. Menetapkan ahli waris almarhum xxx adalah sebagai berikut : a. xxx (istri). b. xxx (anak laki-laki). c. xxx (anak laki-laki). d. xxx (anak perempuan). e. xxx (anak laki-laki). f. xxx (anak perempuan). g. xxx (anak laki-laki). 5. Menetapkan obyek sengketa berupa tanah perumahan seluas 89.70 meter bujur sangkar beserta rumah batu yang berdiri di atasnya seluas 82,29 meter bujur sangkar, terletak di Jl. xxx, Kelurahan xxx, Kecamatan xxx, Kabupaten Pinrang dengan batas-batas : - Sebelah utara
: xxx
- Sebelah timur
: rumah xxx
- Sebelah selatan
: rumah xxx
- Sebelah barat
: rumah xxx
Adalah harta bersama antara almarhum xxx dengan xxx 6. Menetapkan seperdua bagian dari obyek tersebut untuk xxx dan seperdua bagian untuk para ahli waris almarhum xxx
27
7. Menetapkan bagian masing-masing yang berhak atas obyek tersebut sebagai berikut : a. xxx memperoleh 80 bagian. b. xxx memperoleh 10 bagian. c. xxx memperoleh 14 bagian. d. xxx memperoleh 14 bagian. e. xxx memperoleh 7 bagian. f. xxx memperoleh 14 bagian. g. xxx memperoleh 7 bagian. h. xxx memperoleh 14 bagian. 8. Menghukum kepada para tergugat yang menguasai obyek sengketa untuk menyerahkan bagian masing-masing kepada yang berhak sebagaimana yang telah ditetapkan di atas dalam keadaan kosong tanpa beban apapun dan apabila tidak dapat dibagi secara natura, maka harus dijual lelang dan hasil penjualan lelang tersebut diserahkan kepada masingmasing yang berhak sebesar sebagaimana yang ditetapkan di atas. 9. Menghukum kepada para penggugat dan para tergugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini secara tanggung renteng sejumlah Rp. 3.041.000,- (tiga juta empat puluh satu ribu rupiah) Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan majelis pada hari Kamis tanggal 14 April 2011 M. bertepatan tangga 10 Jumadil Awal 1432 H. oleh kami Drs. M. Natsir sebagai hakim ketua majelis, Drs. H. Moh. Hasbi, MH. Dan Dra. Hj. Nurlinah K, SH. masing masing sebagai hakim anggota yang dibantu oleh Drs. H. Hamzah Appas, SH.,MH. Selaku panitera pengganti, putusan mana oleh ketua majelis telah diucapkan pada hari itu juga dalam sidang yang terbuka untuk umum yang dihadiri oleh tergugat tanpa dihadiri oleh penggugat.
Hakim anggota
Ketua majelis
ttd. Drs. H. Moh. Hasbi, MH.
td. Drs. M. Natsir.
td. Dra. Hj. Nurlinah K. SH.
Panitera pengganti
ttd. Drs. H. Hamzah Appas, SH.,MH.
28
Perincian Biaya : -
Pendaftaran
: Rp. 30.000,-
-
ATK
: Rp. 50.000,-
-
Panggilan
: Rp. 1.650.000,-
-
Pemeriksaan setempat
: Rp. 1.300.000,-
-
Redaksi
: Rp. 5.000,-
-
Materai
: Rp. 6.000,Jumlah
Rp. 3.041.000.-
(Tiga juta empat puluh satu ribu rupiah)