HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG ZAT-ZAT ADITIF (ADDITIVES) PADA MAKANAN DAN KEBIASAAN HIDUP (LIVING HABITS) SISWA DENGAN PERILAKU MENJAGA KESEHATANNYA (Relationship Between Knowledge about Substance Additives in Food and Habits of Life Students with Keeping Health) Oscar Taoriq, Purwati Kuswarini
[email protected] Program Studi Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya
ABSTRACT This study aims to; (1) determine the relationship between knowledge of additives on food by behavior maintain their health, (2) determine the relationship between living habits with behavioral maintain their health, (3) Knowing the relationship between knowledge of additives and living habits students together with behavioral health care. This research was conducted in November-April 2016 at SMK Tamtama 1 Sidareja. The method used is descriptive method correlational. The sampling based on proportionale random sampling, which is 30% of the population 12 ed grade that as many as 65 student. Techniques of analysis using simple linear regression test and double the 5% significance level. The first conclusion that there is a relationship between knowledge of additives on food with health keeping conduct, obtained the correlation coefficient(r) of 0,156 at a significance level of 5%, with a contribution of 2,4%, thus this study implies that the higher knowledge of additive on food, it will be an positive influence on behavior is to maintain good health. Secondly, there is a relationship between the habit of life keeping students with behavioral health, obtained the correlation coeffecients (r) of 0,08 at a significance level of 5%, with a contribution of 0,8%. Thus, this study implies that the living habits, it will be a positives influence on behavior is to maintain good health. Third, there is no relationship between knowledge of additives on food and habits of life students with behavior maintaining health, obtained coefficient multiple co rrelation (R) of 0,184 at a significance level of level 5%, with a contribution of 3,4%. So, the knowledge of additives on food and habits of life students, it will not affect the behavior is to maintain good health. Keywords: Additives in food, living habits and the behavior ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang zat-zat aditif (additives) pada makanan dengan perilaku menjaga kesehatannya, (2) Mengetahui hubungan antara kebiasaan hidup (living habits)
1
siswa dengan perilaku menjaga kesehatannya, (3) Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang zat aditif (additives) dan kebiasaan hidup (living habits) siswa yang secara bersama-sama dengan perilaku menjaga kesehatannya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-April 2016 di SMK Tamtama 1 Sidareja. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional. Sampel dalam penelitian berdasarkan proportionale random sampling, yaitu 30% dari populasi kelas XII sebanyak 65 siswa. Teknik analisis menggunakan Uji regresi linier sederhana dan ganda pada taraf signifikansi 5%. Kesimpulan yang pertama terdapat hubungan antara pengetahuan tentang zat-zat aditif (additives) pada makanan dengan perilaku menjaga kesehatannya, diperoleh koefesien korelasi (r) sebesar 0,156 pada taraf signifikansi 5%, dengan kontribusi sebesar 2,4%, Sehingga, penelitian ini mengandung makna bahwa makin tinggi pengetahuan tentang zat-zat aditif ( additives) pada makanan, maka akan berpengaruh positif terhadap Perilaku menjaga kesehatannya. Kedua, terdapat hubungan antara kebiasaan hidup (living habits) siswa dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya, diperoleh koefesien korelasi (r) sebesar 0,08 pada taraf signifikansi 5%, dengan kontribusi sebesar 0,8%. Maka, penelitian ini mengandung makna bahwa kebiasaan hidup (living habits), maka akan berpengaruh positif terhadap perilaku menjaga kesehatannya. Ketiga, tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang zat-zat aditif (additives) pada makanan dan kebiasaan hidup (living habits) siswa dengan perilaku menjaga kesehatannya, diperoleh koefesien korelasi ganda (R) sebesar 0,184 pada taraf signifikansi 5%, dengan kontribusi sebesar 3,4%. Jadi, makin tinggi pengetahuan tentang zat-zat aditif (additives) pada makanan dan kebiasaan hidup (living habits) siswa, maka tidak akan berpengaruh dengan perilaku menjaga kesehatannya. Kata kunci : Aditif pada makanan, Kebiasaan hidup, dan Perilaku menjaga kesehatan PENDAHULUAN Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil yang saling mempengaruhi (Multiple Overlapping) dan interaksi beberapa faktor Fisik, Biologi, dan Lingkungan Budaya. Jadi jumlah makanan dan zat-zat gizi yang tersedia bergantung pada keadaan lingkungan seperti iklim, tanah, irigasi, penyimpanan, transportasi dan tingkat ekonomi dari penduduk. Disamping itu, budaya juga berpengaruh seperti kebiasaan memasak, prioritas makanan dalam keluarga, distribusi dan pantangan makanan bagi golongan rawan gizi. Menurut Jelliffe (1966), faktor ekologi yang berhubungan dengan penyebab malnutrisi diantaranya konsumsi makanan, pengaruh budaya, dan sosial ekonomi
2
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan malnutrisi. Dalam hal sikap terhadap makanan, masih banyak terdapat pantangan, tahayul, tabu dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah. Disamping itu jarak kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam keluarga. Faktor sosial ekonomi yang sangat mempengaruhi seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan harga makanan. Pengaruh industrialisasi membawa banyak perubahan pada pola pangan berbagai penduduk. Pola pangan secara berangsur berubah, menjadi makanan yang beraneka ragam. Makanan pokok tidak menjadi hal yang utama, dengan perkembangan teknologi pangan menyebabkan berbagai pangan dapat diperoleh sepanjang musim, melalui teknik pengeringan, pengalengan, pendinginan dan radiasi. Penganekaragaman konsumsi pangan pada dasarnya merupakan perubahan perilaku manusia dalam memilih pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor ekonomi, hal ini banyak dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di pasar/tempat-tempat makan dalam bentuk
yang mudah diolah,
mempunyai daya simpan, bersih, aman serta memenuhi cita rasa (Indrawi) dalam hal kemasan, bentuk, rupa, rasa, tekstur, dan suhu. Hal ini perlu disesuaikan dengan kebiasaan makan serta perkembangan sistem sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat. Untuk inilah sangat diperlukan pengembangan teknologi pangan yang tepat guna, untuk mengubah berbagai bahan pangan menjadi bahan pangan siap olah. Dalam bahasa yang sederhana, zat aditif diartikan sebagai bahan-bahan yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah yang kecil/sedikit, yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki cita rasa, penampakan, tekstur, flavour, serta agar tahan lebih lama saat disimpan. Menurut BPOM zat aditif adalah bahan tambahan pangan yang dipakai untuk menghambat dan mencegah proses fermentasi, penguraian, atau pengasaman, serta proses perusakan lainya yang terjadi pada bahan pangan yang disebabkan oleh
3
mikroorganisme. Awalnya zat aditif dibuat dari bahan tumbuh-tumbuhan yang disebut zat aditif alami. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan bertambahnya kebutuhan akan pangan, ketersediaan zat aditif alami yang terbatas tidak mampu mencukupi kebutuhan manusia. Itu sebabnya, industri-industri yang memproduksi makanan, banyak memanfaatkan zat aditif sintesis yang dibuat dari zat-zat kimia. Dengan diizinkannya penggunaan zat aditif dalam industri makanan oleh pemerintah lewat BPOM, serta dijual bebas dan digunakan oleh masyarakat secara luas, menjadi satu pertanda bahwa zat aditif boleh dikonsumsi sepanjang tidak berlebihan atau sesuai dengan aturan yang tercantum pada etiket penggunaan. Kebiasaan hidup adalah suatu pilihan sederhana yang sangat tepat untuk dijalankan. Hidup dengan pola makan, pikiran, kebiasaan dan lingkungan yang sehat. Sehat dalam arti kata mendasar adalah segala hal yang kita kerjakan memberikan yang baik bagi tubuh. Menurut Kotler, pola hidup sehat yaitu gambaran dari aktivitas/kegiatan yang didukung oleh keinginan dan bagaimana pikiran menjalaninya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Makanan yang sehat menjadi pertimbangan yang sangat penting, tidak bisa disebut sebagai kebiasaan hidup sehat jika pada kenyataannya masih rutin mengkonsumsi makanan berpengawet, minuman bersoda, mengandung banyak pemanis dan pewarna buatan. Konsumsi makanan yang memenuhi standar kesehatan yaitu makanan yang harus bisa memenuhi kebutuhan tubuh. Namun belum banyak yang memperhatikan tentang makanan, bahkan banyak makanan yang berbahaya bagi kesehatan sangat diminati, seperti makanan yang mengandung pengawet dan cepat saji. Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia. Pengetahuan tidak saja didapat dari sekolah tetapi bisa juga dari lingkungan sekitar melalui proses belajar dan pengalaman. Namun apabila kita hendak mengungkapkan apa sebenarnya pengetahuan, disinilah letak kesulitan dan bahkan dapat dikatakan misterius, dan memang pengetahuan adalah misteri yang ada pada diri manusia Dari pernyataan tersebut diatas penulis terdorong untuk meneliti dan mengkaji tentang Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Zat Aditif (Additives)
4
Pada Makanan Dan Kebiasaan Hidup (Living Habits) Siswa Dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya (Studi Pada Siswa SMK Tamtama 1 Sidareja Kabupaten Cilacap). Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel
pengetahuan tentang zat-zat
aditif (Additives) dan
variabel kebiasaan hidup (Living Habits) siswa dengan variabel perilaku menjaga kesehatannya pada SMK Tamtama 1 Sidareja Kabupaten Cilacap tahun ajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di lingkungan SMK Tamtama 1 Sidareja jalan Jenderal Ahmad Yani No. 31 Telpon (0280) 523854 Sidareja, Kode Pos 53261, Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan survey kepada siswa kelas XII program studi Akuntansi, Teknik Listrik, Teknik Pengelasan, Teknik Pemesinan serta Teknik Komputer dan Jaringan. Waktu yang dilaksanakan untuk kegiatan penelitian ini selama enam bulan mulai November sampai dengan April 2016. Penelitian ini termasuk penelitian survey dengan menggunakan metode deskriptif korelasional, karena penelitian ini bertujuan untuk: (1) Membuat deskripsi mengenai kejadian-kejadian faktual yang mendetail dari obyek yang sedang dipelajari dan (2) Melihat apakah antara variabel pengetahuan tentang zat-zat aditif pada makanan ( variabel X1) dan variabel kebiasaan hidup siswa ( variabel X2) dengan variabel Perilaku menjaga kesehatannya ( variabel Y) terdapat hubungan atau tidak? Jika ada, berapa besar kekuatan hubungan itu? Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut Keterangan:
X1
X1 = Pengetahuan Y
X2 = Kebiasaan hidup Y = Perilaku kesehatannya
X2
Gambar 3.1 Desain Penelitian 5
Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMK Tamtama 1 Sidareja. Sampel diambil menggunakan metode Proportionale Random Sampling, sebanyak 30% dari populasi kelas XII yaitu 65 siswa. Tabel. 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Dari Tiap Program Studi Di SMK Tamtama 1 Sidareja Kabupaten Cilacap No
Program Studi
Jumlah Populasi
Jumlah Sampel (30%)
1 2 3
Teknik Listrik Teknik Las Teknik Komputer dan Jaringan
16 23 31
5 7 9
4 5
Akuntansi Teknik Pemesinan
32 112
10 34
214
65
Jumlah
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data melalui instrumen, sebagai berikut; 1) Tes pengetahuan siswa tentang tentang zat-zat aditif (Additives) pada makanan. Instrumen ini digunakan untuk mengukur pengetahuan pada proses kognitif yakni mengingat (Remember), Memahami (Understand) dan menerapkan (Applying) dalam Tingkat pengetahuan; Faktual, Konseptual dan Prosedural 2) Angket tentang kebiasaan hidup (Living Habits). Instrumen ini digunakan untuk mengukur variabel kebiasaan hidup siswa sehari-hari disekolah. 3) Angket tentang Perilaku menjaga kesehatannya. Instrumen ini digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa SMK berperilaku untuk menjaga kesehatannya. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah; 1) Tes Pilihan Ganda tentang pengetahuan zat-zat Aditif (Additives) 2) Angket mengenai Kebiasaan hidup (Living Habits) siswa 3) Angket mengenai Perilaku menjaga Kesehatan. Teknik Analisis Data
6
Data yang dari penelitian ini diolah menggunakan program SPSS 20.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1 Pengetahuan Tentang Zat-zat Aditif pada Makanan Dari hasil pengelolaan data diperoleh hasil, rentang skor berkisar 0 sampai dengan 30 dan skor tengah adalah 15. Skor yang dapat dicapai oleh responden adalah skor terendah 7 dan skor tertinggi 20, dengan perolehan rata-rata sebesar 11,57 dan simpangan baku sebesar 2,861. Hasil pengelompokan skor dapat dilihat pada tabel 4.1 dan histogram dibawah ini;
25 20 15 10 5 0 kurang sekali
kurang
cukup
baik
baik sekali
1
2
3
4
5
Gambar 4.1 Histogram skor Pengetahuan tentang zat aditif pada makanan Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden terbanyak berada pada kelompok cukup sebanyak 21 orang (32,308%) dan paling sedikit berada pada kelompok kurang sekali sebanyak 4 orang (6,154%). Maka pengetahuan tentang zat-zat aditif pada makanan, untuk siswa SMK termasuk kategori cukup. 2 Kebiasaan Hidup Siswa Hasil pengolahan data kebiasaan hidup, diperoleh skor berkisar 30 sampai dengan 150 dan skor tengah adalah 90. Skor yang dapat dicapai oleh responden adalah skor terendah 80 dan skor tertinggi 111, dengan perolehan rata-rata sebesar 94,52 dan simpangan baku sebesar 6,71. Hasil pengelompokan skor Kebiasaan Hidup siswa dapat dilihat pada tabel 4.2 dan histogram dibawah ini.
7
25 20 15 10 5 0 kurang sekali
kurang
cukup
baik
baik sekali
1
2
3
4
5
Gambar 4.2 Histogram skor Kebiasaan Hidup Siswa Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden terbanyak berada pada kelompok baik sebanyak 22 orang (33,84%) dan paling sedikit berada pada kelompok kurang sekali sebanyak 4 orang (6,15%). Dengan demikian, Kebiasaan Hidup siswa SMK termasuk kategori Baik. 3 Perilaku Menjaga Kesehatan Hasil pengolahan data kebiasaan hidup, diperoleh rentang skor berkisar 30 sampai dengan 150 dan skor tengah adalah 90. Skor yang dapat dicapai oleh responden adalah skor terendah 68 dan skor tertinggi 119, dengan perolehan ratarata sebesar 98,29 dan simpangan baku sebesar 8,46. Hasil pengelompokan skor Perilaku Menjaga Kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.3 dan histogram berikut ini; 25 20 15 10 5 0 kurang sekali
kurang
cukup
baik
baik sekali
1
2
3
4
5
Gambar 4.3 Histogram skor Perilaku Menjaga Kesehatan
8
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa jumlah responden terbanyak berada pada kelompok cukup sebanyak 23 orang (35,28%) dan paling sedikit berada pada kelompok kurang sekali sebanyak 3 orang (4,62%). Dengan demikian, kualitas kebiasaan hidup siswa, untuk siswa SMK termasuk kategori cukup Pengujian Hipotesis Berikut ini disajikan hasil pengujian terhadap tiga hipotesis yang diajukan pada penelitian ini; 1. Hubungan antara Pengetahuan tentang zat-zat aditif (Additives)
pada
makanan dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya. Hipotesis alternatif yang diajukan adalah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang zat-zat aditif (Additives) pada makanan (X1) dengan perilaku menjaga kesehatannya. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapat harga α sebesar 92,967 dan koefesien arah regresi = 92,967 + 0,460
.
= 0,460 Bentuk persamaan regresinya
Gambar 4.4 Hubungan antara Pengetahuan tentang zat-zat aditif pada makanan (Additives) pada makanan dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya Kekuatan hubungan antara variabel pengetahuan tentang zat-zat aditif pada makanan (X1) dengan Perilaku menjaga kesehatannya (Y) pada Koefesien determinasi
= 0,024. Hal ini berarti variabel pengetahuan tentang
zat-zat aditif pada makanan memberikan sumbangan sebesar 2,4% terhadap Perilaku menjaga kesehatan, sisanya oleh variabel lain yang tidak diteliti.
9
Nilai koefesien korelasi
= 0,156. Uji signifikansi terhadap
koefesien r menggunakan Uji-t, didapat thitung = 21,187 dan ttabel dengan db = 63 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,669. Ternyata thitung > ttabel ini berarti koefesien korelasi tersebut signifikan. Maka Hipotesis alternative (Ha) diterima, yaitu Terdapat hubungan hubungan antara variabel pengetahuan tentang zat-zat aditif pada makanan (X1) dengan Perilaku menjaga kesehatannya (Y). 2.
Hubungan antara Kebiasaan Hidup (Living Habits) Siswa
dengan
Perilaku Menjaga Kesehatannya. Hipotesis alternatif yang diajukan adalah terdapat hubungan antara Kebiasan Hidup (Living Habits) siswa (X2) dengan Perilaku menjaga kesehatannya (Y). Dari hasil pengolahan data, didapat harga α = 87,654 dan koefesien arah regresi
= 0,113. Persamaan regresinya
= 87,654 + 0,113
Gambar 4.5 Hubungan antara Kebiasaan Hidup (Living Habits) dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya Kekuatan hubungan antara variabel kebiasaan hidup siswa (X2) dengan Perilaku menjaga kesehatannya (Y) pada Koefesien determinasi
=
0,008. Hal ini berarti variabel kebiasaan hidup siswa memberikan sumbangan sebesar 0,8%
terhadap Perilaku menjaga kesehatan, sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh nilai koefesien korelasi = 0,089. Uji signifikansi terhadap keberartian koefesien korelasi menggunakan
Uji-t, didapat thitung = 5,848 dan ttabel dengan db = 63 pada taraf signifikansi 5%
10
sebesar 1,669. Ternyata thitung
>
ttabel
ini berarti koefesien korelasi tersebut
signifikan. Berdasarkan hasil pengolahan di atas, maka Hipotesis alternative (H a) diterima, yaitu Terdapat hubungan hubungan antara variabel Kebiasaan hidup (X2) dengan Perilaku menjaga kesehatannya (Y) 3.
Hubungan antara Pengetahuan tentang zat-zat aditif (Additives) pada makanan dan Kebiasaan Hidup (Living Habits) siswa dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya. Hipotesis alternatif yang diajukan adalah terdapat hubungan antara
Pengetahuan tentang zat-zat aditif (Additives) (X1) pada makanan dan Kebiasaan Hidup (Living Habits) siswa (X2) dengan Perilaku menjaga kesehatannya (Y). Berdasarkan hasil pengolahan data, didapat harga α sebesar 80,941 dan koefesien arah regresi 80,941 + 0,125
= 0,125 dan + 0.478
= 0,478 Bentuk persamaan regresinya
=
. Kekuatan hubungan antara variabel Pengetahuan
tentang zat-zat aditif (X1) pada makanan dan Kebiasaan hidup siswa (X2) pada Koefesien determinasi
= 0,034. Hal ini berarti kedua variable baik X1 dan X2
memberikan sumbangan sebesar 3,4 % terhadap Perilaku menjaga kesehatan, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh nilai koefesien korelasi
= 0,184. Uji signifikansi terhadap keberartian koefesien korelasi menggunakan
Uji-F, didapat Fhitung = 1.091 dan Ftabel dengan db1 = 2 dan db2 = 62 pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,15. Ternyata Fhitung < Ftabel, atau DW = 1,654, dan VIF = 1.004 (VIF< 2). ini berarti koefesien korelasi tersebut signifikan. Berdasarkan hasil pengolahan di atas, maka Hipotesis nol (Ho) diterima, yaitu Tidak Terdapat Hubungan antara Pengetahuan tentang zat-zat aditif (Additives) pada makanan pada makanan dan Kebiasaan Hidup (Living Habits) siswa dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya. Pembahasan 1 Pengetahuan Tentang Zat-Zat Aditif Pada Makanan Beberapa produk pangan terutama produk yang bersifat bubuk sering kali ditemukan di lingkungan sekolah. Produk tersebut, selain praktis murah, dan mudah didapat menyebabkan para pedagang disekitar lingkungan SMK Tamtama 1
11
Sidareja selalu tersedia dan dikonsumsi oleh semua siswa ketika istirahat, selesai praktik dan olah raga. Dalam produk pangan tersebut, jelas mengandung zat-zat aditif yang sengaja ditambahkan untuk meningkatkan mutu. Zat-zat aditif yang ada pada makanan dan minuman yang beredar disekitar lingkungan sekolah berupa pengawet dan pemanis. Siswa SMK Tamtama 1 Sidareja memiliki pengetahuan yang memadai tentang zat-zat aditif pada makanan dari pembelajaran Kimia dan informasi kandungan zat-zat aditif dan pengaruhnya melalui majalah, brosur, tabloid, label makanan, dan gadget mereka. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan yang dimiliki dari tingkat faktual, konseptual dan prosedural memiliki apresiasi yang “Cukup” yakni 32,308% dari populasi. Pengetahuan tentang zat-zat aditif pada makanan merupakan variabel bebas ( X1), yang diukur melalui tes tersebut dihubungkan dengan perilaku menjaga kesehatan (Y) ternyata memiliki pengaruh yang positif namun lemah, yaitu 2,4%. Hal ini disebabkan karena faktor lain sebesar 97,6% diantaranya adalah kurangnya sosialisasi atau promosi kesehatan, Korban Iklan, Ketersediaan Produk makanan/minuman, Kecepatan saji dan daya beli lemah. Pengetahuan yang diperoleh siswa, diawali dari pendidikan dan anjuran di keluarganya, terutama peran ibu untuk mendidik dan mengasuhnya agar menjadi manusia berkualitas (Liliana, 2016). Upaya pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
terhadap
perilaku
menjaga
kesehatan
dengan
diterbitkannya intruksi Presiden No. 8 tahun 1999 telah dicanangkan Gerakan Nasional Penanggulangan Masalah Pangan dan Gizi, yang diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga, pemberdayaan masyarakat cakupan kualitas, kualitas pencegahan dan penanggulangan masalah pangan dan gizi di masyarakat, pemantapan kerjasama lintas sektor dalam pemantauan dan penanggulangan masalah gizi melalui SKPG ( Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi) dan mutu pelayanan kesehatan (Sunita, A 2002). Selain itu, terdapat hasil penelitian lain, yakni didapatkan hubungan positif serta signifikan antara kesadaran kesehatan dan sikap konsumen pada makanan
12
organik dengan mediator gaya hidup sehat pada pegawai Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Yogyakarta (Sukma, P 2014) 2 Kebiasaan Hidup Siswa SMK Tamtama 1 Sidareja menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar dengan pola 2 kelompok, yaitu dimulai jam 07.15 sampai 12.15 dilanjutkan jam 13.00 sampai jam 17.00. Survey dilakukan ketika siswa istirahat dari semua kegiatan yang diadakan selama jam tersebut. Hasil pengolahan angket menunjukan bahwa kebiasaan hidup siswa SMK Tamtama 1 Sidareja masuk dalam kategori “Baik” yakni 33,84% dari populasi. Kebiasaan hidup siswa merupakan variabel bebas (X2) yang diukur melalui angket berisi tentang pernyataan seputar kebiasaan sehari-hari di sekolah dan dihubungkan dengan perilaku menjaga kesehatan (Y), menghasilkan pengaruh positif dan lemah, yaitu 0.8%. Faktor lain yang mempengaruhi sebanyak 99,2% diantaranya Minat, Pandangan-pandangan siswa terhadap info menjaga kesehatan, dan budaya. Aspek sosial budaya adalah fungsi dalam masyarakat yang berkembang secara continue sehingga diserap oleh siswa sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat (Sunita A, 2002). Kebiasaan hidup sehat berpegang pada prinsip menjaga kesehatan, memiliki ciriciri mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, gula dan garam (Suharjana, 2010) 3 Perilaku Menjaga Kesehatan Hasil pengolahan angket perilaku menjaga kesehatan terbanyak berada pada kelompok cukup sebanyak 35,28% dan kualitas kebiasaan hidup siswa SMK Tamtama 1 Sidareja termasuk kategori cukup. Perilaku menjaga kesehatan dalam penelitian ini berperan sebagai variabel terikat (Y) dengan obyek penelitian adalah siswa kelas XII SMK yang lebih mengutamakan kompetensi kejuruannya, oleh karena itu kesehatan adalah modal dasar kesuksesannya. Hasil output SPSS dari 2 variabel bebas memberikan pengaruh 3,34% terhadap perilaku menjaga kesehatan (Y), nilai ini menunjukan bahwa hubungan tersebut sangat lemah dan Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga hipotesis yang diajukan ditolak, yaitu tidak terdapat hubungan antara pengetahuan zat-zat aditif pada
13
makanan dan kebiasaan hidup dengan perilaku menjaga kesehatannya. Pengetahuan yang dimilik siswa tentang makanan yang seimbang adalah makanan-makanan yang harus dikonsumsi memiliki kandungan gizi sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Makanan seimbang yang dimaksud haruslah memiliki kandungan zat gizi yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin (Sutomo, B 2009). Kebiasaan hidup serba cepat menuntut segala sesuatu instan, termasuk siswa dalam mengonsumsi makanan. Makanan instan cenderung mengandung zat aditif, contohnya buah-buah berformalin dan jajanan kaki lima seperti Siomay, Cuanki, Tahu, Bakso Tusuk, Cimol, Cilok, Sosis, dan Terasi yang mengandung Rhodamin, yakni pewarna tekstil ( I News TV, 2016). Kecuali peran biologis, yaitu memenuhi rasa lapar, makanan mempunyai peranan sosio-kultural yaitu fungsi kenikmatan atau gastronomik, menyatakan jati diri, religi atau magis, komunikasi, status ekonomi, dan kekuasaan (Hautvast, 1980). Beberapa hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi karena respon yang lemah terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan kebiasaan, penyakit, dan faktor kesehatan lainnya seperti lingkungan, makanan dan minuman. Seiring dengan argumennya Notoatmojo Soekidjo (2010:24) yaitu; a.
Healthy Behavior yaitu perilaku orang sehat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Disebut juga perilaku preventif ( tindakan atau Upaya mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang lain: kecelakaan dan promotif (tindakan atau kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya)
b.
Health Seeking Behavior, yaitu Perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya. Disebut juga perilaku kuratif dan rehabilitative yang mencakup kegiatan; 1) mengenali gejala penyakit, 2) upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan mengobati sendiri atau mencari pelayanan ( tradisional, professional atau alternative), 3) Patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan (compliance) atau kepatuhan.
KESIMPULAN 1.
Ada hubungan antara Pengetahuan tentang zat-zat aditif (Additives) pada makanan dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya,
diperoleh
koefesien
14
korelasi (r) sebesar 0,156 pada taraf signifikansi 5%, dengan kontribusi sebesar 2,4%. Dengan demikian, penelitian ini mengandung makna bahwa makin tinggi pengetahuan tentang zat-zat aditif pada makanan, maka akan berpengaruh positif terhadap Perilaku menjaga kesehatannya. 2.
Ada hubungan antara Kebiasaan Hidup (Living Habits) siswa dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya, diperoleh koefesien korelasi (r) sebesar 0,08 pada taraf signifikansi 5%, dengan kontribusi sebesar 0,8%. Dengan demikian, penelitian ini mengandung makna bahwa kebiasaan hidup (Living Habits), maka akan berpengaruh positif terhadap Perilaku menjaga kesehatannya.
3.
Tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan tentang zat-zat aditif (Additives) pada makanan dan Kebiasaan Hidup (Living Habits) siswa dengan Perilaku Menjaga Kesehatannya, diperoleh koefesien korelasi ganda (R) sebesar 0,184 pada taraf signifikansi 5%, dengan kontribusi sebesar 3,4%. Dengan demikian, penelitian ini memberikan
pengertian bahwa makin tinggi pengetahuan
tentang zat-zat aditif pada makanan dan Kebiasaan Hidup (Living Habits) siswa, maka akan berpengaruh kecil terhadap Perilaku menjaga kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita, (2002) Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia: Jakarta Abata, Qorry’Aina (2014) Alergi Makanan, Al-Furqon: Madiun Departemen Kesehatan RI. 1989, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/MenKes/Per/IX/1998. Tentang Bahan Tambahan Makanan Yang dilarang, Jakarta Departemen Kesehatan RI. 1989, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/MenKes/Per/IX/1976. Tentang Bahan Tambahan Makanan Yang dilarang, Jakarta Estiasih, Teti, dkk (2015) Komponen Minor & Bahan Tambahan Pangan, Bumi Aksara: Kasali. R,(2005)
Jakarta. Gaya Hidup, [Online]
tersedia http://Repository USU
ac.id/bitstream /123456789 /35690 / 3 / 2011.pdf.17.04 [29/09/2015] Liliana, (2016) Iklan Perindo, I News TV
15
--------, (2016) Bahaya Jajanan dan Buah Berformalin, Prime Up date, I News TV Noor Nasry Nur, ( 2010) Epidemiologi, Rineka Cipta:Jakarta Notoatmojo
Soekidjo
(2010)
Perilaku
Kesehatan,
[Online]
tersedia
http://eprint.uny.ac.id/7507/2/.pdf. 10.00 [30/12/2015] Ritonga, MR (2011) Gaya Hidup Modern, [Online] tersedia http://Repository USU ac.id/bitstream /123456789 /55563 / 3 / 2011.pdf. 15.00 [04/02/2016] Rohman, Abdul (2013) Analisis Makanan, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Santjaka, Aris (2008) Biostatistik, bidang Kesehatan, Global Internusa: Purwokerto Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk ( 2010) Penilaian Status gizi, EGC: Jakarta Sugiyono (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta: Bandung Susanto, A (2014) Filsafat Ilmu, PT. Bumi Aksara: Jakarta Sudarmadji, S., Haryono, B dan Suhardi (2003) Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Penerbit Liberty, Yogyakarta Trihendradi, C (2009) 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS, CV.Andi: Yogyakarta Widodo. Ari, (2005) Taksonomi Tujuan Pembelajaran, Didaktis. 4(2), 61-69: UPI Bandung Winarno, F.G (2004) Kimia Pangan dan Gizi, penerbit Gramedia, Jakarta
16
17
18