HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PENJAMAH MAKANAN DENGAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN DI WARUNG MAKAN KAWASAN PANTAI MALALAYANG KOTA MANADO Jilfer Poli, Henry Palandeng, J. Sinolungan Bidang Minat Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Background: Foodborne disease is one of the most public health problem and the most burdening been found in modern times. Food and beverage hygiene conditions among others influenced by hygiene and cooking utensil cutlery for use in the preparation of food and beverages. Methods: This Study uses an analytic survey with cross sectional approach. The total samples in this study were 81 samples. Acquisition of data through sampling and stroked tools on glass plates by using questionnaires and interviews. The statistical tests were used to analyze the correlation between variable using Spearman Rank tests. Result: The results showed 39.1% of food handlers have a good knowledge, 56.1% of food handlers have a fairly good knowledge of food handlers and 4.8% had poor knowledge. 19.5% of food handlers have a good attitude, 22% of food handlers have a pretty good attitude and 58.5% of food handlers have unfavorable attitude. 31.7% penjamah action with good food, 36.6 penjamah food with good action and 31.7% penjamah food with less good action. Of the 82 samples examined swab tool, respectively 41 and 41 on the glass plate, all samples showed bacteria exceed the amount specified number of more than 100 Koloni/cm2. Conclusion: Test results indicate that there is no relationship between the behavior of food handlers figures eating bacteria on equipment food stalls Malalayang coastal city of Manado. Keywords: The behavior of food handlers, Figures Germs
RINGKASAN Latar Belakang: Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat yang paling banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai di zaman modern ini. Keadaan higiene makanan dan minuman antara lain dipengaruhi oleh higiene alat masak dan alat makan yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 82 sampel. Pengambilan data melalui pengambilan sampel usap alat pada piring dan gelas dan wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji satatistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel menggunakan uji Spearman Rank. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan 39,1% penjamah makanan memiliki pengetahuan yang baik, 56,1% penjamah makanan memiliki pengetahuan yang cukup baik dan 4,8% penjamah makanan memiliki pengetahuan yang kurang baik. 19,5 % penjamah makanan memiliki sikap yang baik, 22% penjamah makanan memiliki sikap yang cukup baik dan 58,5% penjamah makanan memiliki sikap yang kurang baik. 31,7% penjamah makanan melakukan tindakan dengan baik, 36,6 penjamah makanan melakukan tindakan dengan cukup baik dan 31,7% penjamah makanan melakukan tindakan dengan kurang baik. Dari 82 sampel alat usap yang diperiksa masing-masing 41 pada gelas dan 41 pada piring, semua sampel menunjukkan melebihi jumlah angka kuman yang ditentukan yaitu lebih dari 100 Koloni/cm2. Kesimpulan: Hasil uji menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku penjamah makanan dengan angka kuman pada peralatan makan di warung makan kawasan pantai Malalayang Kota Manado. Kata Kunci: Perilaku Penjamah Makanan, Angka Kuman
PENDAHULUAN
Kecamatan Malalayang yang akan menjadi tempat
Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu
penelitian (Dinkes Kota Manado, 2011).
permasalahan kesehatan masyarakat yang paling
Keadaan higiene makanan dan minuman
banyak dan paling membebani yang pernah dijumpai
antara lain dipengaruhi oleh higiene alat masak dan
di zaman modern ini. Penyakit bawaan makanan ini
alat
terjadi akibat buruknya teknik penanganan makanan
penyediaan makanan dan minuman. Alat makan
dan terjadi kontaminasi pada saat disajikan di tempat
merupakan salah satu faktor yang memegang peranan
pengelolaan makanan. Tempat-tempat umum memiliki
di dalam menularkan penyakit, sebab alat makan yang
potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit,
tidak bersih dan mengandung mikroorganisme dapat
pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan
menularkan penyakit lewat makanan, sehingga proses
lainnya.
Pengawasan
pencucian alat makan sangat berarti dalam membuang
terhadap
tempat-tempat
atau
pemeriksaan
umum
sanitasi
dilakukan
untuk
sisa
makan
yang
makanan
dipergunakan
dari
peralatan
proses
yang
menyokong
dan
melepaskan
mewujudkan lingkungan tempat-tempat umum yang
pertumbuhan
bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari
mikroorganisme yang hidup (Adam & Moetarjemi,
kemungkinan
2004).
penularan penyakit
dan
gangguan
kesehatan lainnya (WHO, 2002).
mikroorganisme
dalam
Penjamah makanan adalah orang yang secara
Berdasarkan Laporan Badan Pengawas Obat dan
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan
Makanan (BPOM) Nasional kasus keracunan tahun
melalui
2010 yang disebabkan oleh makanan menduduki
pengolahan, pengangkuatan sampai dengan penyajian
peringkat
(Depkes, 2003a).
kelima
sebanyak
592
kasus.
Kasus
dari
tahap
persiapan,
pembersihan,
keracunan pangan yang terjadi di Jakarta pada anak
Kawasan pantai Malalayang
merupakan salah satu
sekolah dasar tahun 2010 sebesar
13,5%. Data
tempat wisata yang ramai dikunjungi oleh banyak
surveilans KLB (Kejadian Luar Biasa) keracunan
wisatawan, baik wisatawan dalam negeri maupun
pangan tahun 2010 terdapat 163 kejadian dan
wisatawan luar negeri. Kawasan pantai Malalayang
bedasarkan jenis pangannya diketahui jajanan pangan
juga terletak di dekat jalan trans sulawesi, sehingga
berkontribusi terhadap kasus keracunan sebesar 13,5%
memungkinkan banyak wisatawan berkunjung untuk
(Suwondo, 2004). Menurut Dinas Kesehatan Kota
beristirahat sejenak dari perjalanannya. Hal ini tentu
Manado (2011), penyakit diare menempati posisi ke
menjadi kesempatan bagi para pemilik warung makan
sembilan dalam 10 penyakit menonjol di Kota Manado
yang ada di sekitar kawasan pantai Malalayang untuk
yaitu sebanyak 2.089 kasus (0,004%). Melihat laporan
menawarkan hidangan siap saji bagi para wisatawan
tersebut menunjukkan bahwa kontaminasi makanan
yang berkunjung. Dengan melihat belum adanya
oleh agen penyakit di Kota Manado masih cukup
penelitian di kawasan pantai Malalayang mengenai
tinggi. Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan
hubungan antara perilaku penjamah makanan dengan
Kota Manado 2011 terungkap bahwa baru sebagian
angka kuman pada peralatan makan, maka penulis
tempat pengelolaan makanan yang dinilai memenuhi
tertarik untuk melakukan penelitian hubungan antara
syarat kesehatan. Dari total 343 restoran dan rumah
perilaku penjamah makanan dengan angka kuman pada
makan yang telah diperiksa, hanya 264 (76,97%) saja
peralatan makan di warung makan kawasan pantai
yang dikategorikan sehat. Sebagian tempat makan
Malalayang Kota Manado.
yang tidak memenuhi syarat kesehatan itu berada di
Berdasarkan hal diatas, maka tujuan umum peneltian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara perilaku
penjamah makanan dengan angka kuman pada peralatan makanan di warung makan kawasan pantai Malalayang Kota Manado.
METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional
Pendidikan Terakhir Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total
Jumlah
%
4 5 14 18 41
9,8 12,2 34,1 43,9 100
analitik dengan pendekatan penelitian cross sectional Berdasarkan
di warung makan kawasan pantai Malalayang Kota
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 70 warung makan. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan ketidaktelitian
diatas
menunjukkan
pendidikan responden terbanyak yaitu lulusan SMA 18
Manado pada bulan Mei-Juli 2013.
kelonggaran
tabel
karena
kesalahan
orang (43,9%), lulusan SMP 14 orang (34,1%), lulusan SD 5 orang (12,2%), dan tidak sekolah sebanyak 4 orang (9,8%).
pengambilan sampel yang ditolerir sebesar 0,1 didapat 41 warung makan. Pengambilan sampel dilakukan
2. Analisis Univariat a. Pengetahuan Penjamah Makanan
dengan cara simple random sampling.
Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total
Jumlah 2 39 41
% 4,9 95,1 100
Tingkat Pengetahuan Kurang Cukup Baik Total
Jumlah
%
2 23 16 41
4,8 56,1 39,1 100
Tabel 4.4 menunjukkan tingkat pengetahuan responden yang kurang sebanyak 2 orang (4,8%), pengetahuan responden yang cukup sebanyak 23 orang
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
(56,1%) dan pengetahuan responden yang baik
sebagian besar responden (95,1%) memiliki jenis
sebanyak 16 orang (39,1%).
kelamin perempuan, dan sebagian kecil (4,9%)
b. Sikap Penjamah Makanan Tabel 4.5 Distribusi Tentang Sikap Responden
memiliki jenis kelamin laki-laki. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan
tabel
diatas
dapat
dilihat
kelompok umur responden antara 20-35 tahun dan 36-
Sikap
Jumlah
%
Kelompok Umur 20 -35 36 - 50 > 50
Jumlah 17 17 7
% 41,5 41,5 17,0
Total
41
100
24 9 8 41
58,5 22 19,5 100
50 tahun sama-sama berjumlah 17 orang (41,5%) dan kelompok umur >50 tahun berjumlah 7 orang (17,0%). Tabel
4.3
Pendidikan
Distribusi
Responden
Berdasarkan
Kurang Cukup Baik Total
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan sikap responden yang kurang sebanyak 24 orang (58,5%) , sikap responden yang cukup sebanyak 9 orang (22%)
dan sikap responden yang baik sebanyak 8 orang (19,5%).
c.
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3
-
14 (100) 14 (100) 13 (100)
14 (100) 14 (100) 13 (100)
Tindakan Penjamah Makanan Tabel 4.6 Distribusi Tindakan Responden
Tindakan Kurang Cukup Baik Total
Jumlah 13 15 13 41
% 31,7 36,6 31,7 100
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat pada cluster 1 dan cluster 2 memiliki hasil yang sama yaitu 14 sampel (100%) dengan hasil pemeriksaan angka kuman > 100 koloni/cm2 sementara angka kuman ≤ 100 koloni/cm2 tidak ada sampel. Sedangkan pada
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan tindakan responden yang kurang sebanyak 13 orang (31,7%), tindakan responden yang cukup sebanyak 15 orang (36,6%) dan tindakan responden yang baik sebanyak
cluster 3 terdapat 13 sampel (100%) dengan hasil pemeriksaan angka kuman > 100 koloni/cm2 sementara ≤ 100 koloni/cm2 tidak ada sampel.
13 orang (31,7%).
d.
PEMBAHASAN
Angka Kuman Pada Peralatan Makan
1. Pengetahuan Responden
Tabel 4.7 Distribusi Cemaran Angka Kuman Pada Gelas Cemaran Angka Kuman Pada Gelas Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3
makanan diketahui bahwa sebanyak 2 responden
Angka Kuman (Koloni/cm2) ≤ 100 Koloni/cm2 N (%) -
Berdasarkan data distribusi pengetahuan penjamah
Total N (%)
> 100 Koloni/cm2 N (%) 14 (100) 14 (100) 13 (100)
(4,8%) berpengetahuan kurang baik, 23 responden (56,1%) berpengetahuan cukup baik dan 16 responden (39,1%) berpengetahuan baik. Penelitian lain juga
14 (100) 14 (100) 13 (100)
dilakukan
oleh
Budiyono
dkk.
(2008)
yang
menunjukkan bahwa pengetahuan penjamah makanan tentang sanitasi dikatakan tidak baik ada sebanyak 23 orang (63,9%), sedangkan 13 orang (36,1%) memiliki pengetahuan baik. Dengan hasil tersebut maka dapat
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat
pada
dikatakan bahwa sebagian besar penjamah makanan
cluster 1 dan cluster 2 memiliki hasil yang sama yaitu
yang berada di Kawasan Pantai Malalayang Kota
14 sampel (100%) dengan hasil pemeriksaan angka
Manado baru memiliki pengetahuan yang cukup baik
kuman > 100 koloni/cm sementara angka kuman ≤
tentang sanitasi. Berdasarkan hasil wawancara ada
100 koloni/cm2 tidak ada sampel. Sedangkan pada
beberapa
cluster 3 terdapat 13 sampel (100%) dengan hasil
mengenai sanitasi peralatan makan tapi ada beberapa
2
2
penjamah
makanan
yang
sudah
tahu
pemeriksaan angka kuman > 100 koloni/cm sementara
penjamah makanan juga yang tidak tahu seperti
≤ 100 koloni/cm tidak ada sampel.
responden yang tidak tahu mengenai pemakaian alat
Tabel 4.8 Distribusi Cemaran Angka Kuman Pada
yang kedap air sebanyak 28 orang (68,2%). Reponden
Piring
yang tidak tahu mengenai pemakaian alat makan yang
2
2
Cemaran Angka Kuman Pada Gelas
Angka Kuman (Koloni/cm ) ≤ 100 Koloni/cm2 N (%)
> 100 Koloni/cm2 N (%)
Total N (%)
memiliki ukiran sebanyak 32 orang (78%). Padahal menurut Depkes (2003), peralatan yang kontak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan
zat beracun yang melebihi ambang batas sehingga
(35,5%) yang tindakan sanitasinya kurang baik, 15
membahayakan kesehatan. Peralatan tidak boleh rusak,
rumah makan (48,4%) tindakan sanitasinya cukup baik
gompel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran
dan 5 rumah makan (16,1%) tindakan sanitasinya baik.
terhadap makanan. Responden yang tidak tahu mengenai
pengeringan
harus
menggunakan
lap
sebanyak 25 orang (60,9%).
4. Angka Kuman Peralatan Makan A. Angka Kuman Pada Gelas 30000
2. Sikap Responden
25000
Berdasarkan hasil penelitian sikap penjamah
20000
makanan tentang sanitasi di dapat sebanyak 24 orang
15000
(58,5%) memiliki sikap kurang baik, sebanyak 9 orang
10000
(22%) memiliki sikap cukup baik dan sebanyak 8
5000
orang (19,5%) memiliki sikap yang baik. Penelitian
0
lain yang dilakukan oleh Meikawati dkk. (2010)
cluster I cluster II cluster III
1
3
5
7
9
11 13
menunjukkan sikap penjamah makanan yang baik
Diagram 1. Angka Kuman pada Gelas yang berada
sebanyak 10 orang (50%) dan sikap penjamah
pada setiap Cluster
makanan yang tidak baik sebanyak 10 orang (50%). Ini
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan angka
menunjukkan bahwa sikap para penjamah makanan
kuman pada peralatan makan khususnya gelas yang
yang berada di warung makan kawasan Pantai
diambil dari masing-masing warung makan kawasan
Malalayang Kota Manado masih kurang baik. Sikap
Pantai Malalayang Kota Manado, dapat diketahui
yang kurang baik tersebut dapat dilihat dari penelitian
bahwa sanitasi peralatan makan tergolong tidak baik.
yaitu responden yang menjawab tidak setuju tentang
Hal ini dapat dilihat pada diagram 1 dimana semua
mencuci tangan sebelum memegang peralatan makan
cluster ditemukan angka kuman pada gelas di seluruh
sebanyak 21 orang (51,2%). Responden yang tidak
warung makan yang telah diperiksa semuanya (41
setuju mengenai perendaman alat makan sebelum
warung makan) melebihi nilai ambang batas yaitu
dicuci sebanyak 27 orang (65,8%).
berada pada angka > 100 koloni/cm2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningsih (2009) yang
3. Tindakan Responden
melakukan penelitian tentang Hubungan Higiene
Berdasarkan penelitian mengenai tindakan
Sanitasi dan Perilaku Penjamah Makanan
dengan
pencucian peralatan makan maka dapat diketahui
Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan di Warung
bahwa warung makan
yang memiliki tindakan
Makan Wilayah Desa Caturtunggal Kecamatan Depok
pencucian peralatan makan yang kurang baik sebanyak
Kabupaten Sleman, menemukan bahwa sebesar 70%
13 warung makan (31,7%), cukup baik sebanyak 15
atau 28 warung dari total 40 warung makan yang
warumg makan (36,6%) dan yang baik sebanyak 13
diteliti angka kumannya sudah melebihi nilai ambang
warung makan (31,7%). Hal ini menunjukkan belum
batas, sedangkan yang berada di bawah nilai ambang
baiknya penerapan sanitasi pada warung makan yang
batas sebanyak 12 warung makan (30%).
ada di Kawasan Pantai Malalayang Kota Manado. Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Puspita (2013) yang melaksanakan penelitian di sepanjang jalan Kota Manado, dimana terdapat 11 rumah makan
B. Angka Kuman Pada Piring
piring
yang
menyatakan
bahwa
tidak
terdapat
35000
hubungan antara pengetahuan penjamah makanan
30000
dengan
25000
angka
kuman
pada
peralatan
makan.
Pengetahuan responden yang cukup baik (56,1%)
20000
cluster I
15000
cluster II
10000
cluster III
mengenai penerapan sanitasi dalam pekerjaannya tidak berhubungan
dengan
keberadaan
kuman
pada
5000
peralatan makan, karena pengetahuan responden yang
0
cukup baik mengenai sanitasi tersebut belum terwujud 1
3
5
7
9
11 13
dalam tindakan yang akhirnya dapat membuat angka
Diagram 2. Angka Kuman pada Piring yang berada
kuman pada peralatan makan melebihi nilai ambang
pada setiap Cluster
batas. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan angka
yang dilakukan oleh Akhmadi (2004) yang melakukan
kuman pada peralatan makan khususnya piring yang
penelitian tentang Pengetahuan Penjamah Makanan,
diambil dari masing-masing warung makan kawasan
Cara Pencucian Alat Makan dan Angka Kuman Alat
Pantai Malalayang Kota Manado, dapat diketahui
Makan di Rumah Makan Kota Pontianak, dimana
bahwa sanitasi peralatan makan tergolong tidak baik.
terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
Hal ini dapat dilihat pada diagram
penjamah makanan dengan angka kuman peralatan
dimana semua
cluster ditemukan angka kuman pada piring di seluruh
makan.
warung makan yang telah diperiksa semuanya (41
pengetahuan dengan angka kuman tidak menunjukkan
warung makan) melebihi nilai ambang batas yaitu
adanya hubungan yang sistematis antara pengetahuan
berada pada angka > 100 koloni/cm2. Hasil penelitian
penjamah makanan tentang sanitasi dengan angka
yang dilakukan oleh Cahyaningsih (2009) yang
kuman peralatan makan pada warung makan di
melakukan penelitian tentang Hubungan Higiene
kawasan pantai Malalayang Kota Manado.
Sanitasi dan Perilaku Penjamah Makanan
Pada
penelitian
ini,
keterkaitan
antara
dengan
Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan di Warung
6.
Hubungan Antara Sikap Penjamah Makanan
Makan Wilayah Desa Caturtunggal Kecamatan Depok
Dengan Angka Kuman Pada Peralatan Makan di
Kabupaten Sleman, menemukan bahwa sebesar 70%
Rumah Makan Kawasan Pantai Malalayang Kota
atau 28 warung dari total 40 warung makan yang
Manado.
diteliti angka kumannya sudah melebihi nilai ambang
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji
batas, sedangkan yang berada di bawah nilai ambang
Spearman Rank dengan bantuan program SPSS
batas sebanyak 12 warung makan (30%).
version 20 for windows menghasilkan nilai probabilitas (p value) sebesar 0,702 pada gelas dan 0,934 pada
5. Hubungan Antara Pengetahuan Penjamah Makanan
piring
yang
menyatakan
bahwa
tidak
terdapat
Dengan Angka Kuman Pada Peralatan Makan di
hubungan antara sikap penjamah makanan dengan
Rumah Makan Kawasan Pantai Malalayang Kota
angka kuman pada peralatan makan. Sikap yang
Manado.
kurang baik dari responden (58,5%) tidak berpengaruh
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji
terhadap tercemarnya kuman pada peralatan makan.
Spearman Rank dengan bantuan program SPSS
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Cahyaningsih
version 20 for windows menghasilkan nilai probabilitas
(2009) yang melakukan penelitian tentang Hubungan
(p value) sebesar 0,542 pada gelas dan 0,440 pada
Higiene Sanitasi dan Perilaku Penjamah Makanan
dengan Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan di
dari 100 koloni/cm2 bisa disebabkan berbagai faktor
Warung
seperti:
Makan
Wilayah
Desa
Caturtunggal
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, dimana tidak
A. Air
ada
perilaku
Menurut Rahayu dkk (2011) kontaminasi bakteri pada
penjamah makanan dengan kualitas bakteriologi
pangan dan peralatan makan biasanya berasal dari
peralatan makan di warung makan wilayah Desa
kontaminasi air yang digunakan.
Caturtunggal Kecamatan Depok Kabupaten Sleman.
B. Pengeringan Peralatan Makan
hubungan
yang
signifikan
antara
Peralatan yang sudah didesinfeksi harus ditiriskan 7.
Hubungan Antara Tindakan Penjamah Makanan
pada rak-rak anti karat sampai kering sendiri dengan
Dengan Angka Kuman Pada Peralatan Makan di
bantuan sinar matahari atau sinar buatan dan tidak
Rumah Makan Kawasan Pantai Malalayang Kota
boleh dilap dengan kain karena akan terjadi
Manado
kontaminasi (Depkes, 2003).
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji
C. Penyimpanan Peralatan Makan
Spearman Rank dengan bantuan program SPSS
Penyimpanan peralatan makan pada tempat yang
version 20 for windows menghasilkan nilai probabilitas
lembab dan berkarat dengan keadaan basah akan
(p value) sebesar 0,522 pada gelas dan 0,697 pada
menimbulkan kontaminasi terhadap peralatan makan
piring
tersebut (Depkes, 2003b).
yang
menyatakan
bahwa
tidak
terdapat
hubungan antara tindakan penjamah makanan dengan angka kuman pada peralatan makan. Tindakan
Kesimpulan
responden yang cukup baik (36,6%) tidak berdampak
Berdasarkan hasil penelitian makan diperoleh hasil
pada cara penanganan alat makan yang masih melebihi
sebagai berikut:
nilai ambang batas.
1. Sebanyak
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan
Lintogareng
(2013)
responden
(39,1%)
memiliki
pengetahuan yang baik, sementara responden
yang
yang memiliki pengetahuan yang cukup baik
Antara
sebanyak 23 responden (56,1%) sedangkan
Pengetahuan Penjamah Makanan Tentang Sanitasi dan
responden yang memiliki pengetahuan yang
Tindakan Pencucian Peralatan Makan dengan Angka
kurang baik sebanyak 2 responden (4,8%).
melakukan
oleh
16
penelitian tentang Hubungan
Kuman Peralatan Makan pada Kantin di Lingkungan
2. Sebanyak 8 responden (19,5%) memiliki sikap
Universitas Sam Ratulangi, dimana terdapat hubungan
yang baik, sementara responden yang memiliki
yang bermakna antara tindakan pencucian peralatan
sikap yang cukup baik sebanyak 8 responden
makan dengan angka kuman peralatan makan. Pada
(22%) sedangkan responden yang memiliki sikap
penelitian ini keterkaitan antara tindakan dengan angka
yang kurang baik
kuman tidak menunjukkan adanya hubungan antara
(58,5%).
sebanyak 24 responden
tindakan penjamah makanan dengan angka kuman
3. Sebanyak 13 responden (31,7%) melakukan
pada peralatan makan di warung makan Kawasan
tindakan yang baik, sementara responden yang
Pantai Malalayang Kota Manado.
melakukan tindakan yang cukup baik sebanyak 15 responden (36,6) sedangkan responden yang
Sebagian
besar
penjamah
makanan
melakukan
tindakan sanitasi dengan cukup baik, namun hasil pemeriksaan angka kuman pada peralatan makan lebih
melakukan tindakan yang kurang baik sebanyak 13 responden (31,7%).
4. Semua warung makan (41 warung makan)
2. Bagi pengelola atau pemilik warung makan agar
memiliki angka kuman peralatan makan yang
menyediakan sarana pencucian alat makan yang
tidak memenuhi syarat atau melebihi ambang
memenuhi syarat kesehatan.
batas. 5. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan penjamah makanan dengan angka kuman pada gelas
di
warung
makan
kawasan
pantai
Malalayang Kota Manado. 6. Tidak terdapat hubungan antara sikap penjamah makanan dengan angka kuman pada gelas di warung makan kawasan pantai Malalayang Kota Manado. 7. Tidak
terdapat
hubungan
antara
tindakan
penjamah makanan dengan angka kuman pada gelas
di
warung
makan
kawasan
pantai
Malalayang Kota Manado. 8. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan penjamah makanan dengan angka kuman pada piring
di
warung
makan
kawasan
pantai
Malalayang Kota Manado. 9. Tidak terdapat hubungan antara sikap penjamah makanan dengan angka kuman pada piring di warung makan kawasan pantai Malalayang Kota Manado. 10. Tidak
terdapat
hubungan
antara
tindakan
penjamah makanan dengan angka kuman pada piring
di
warung
makan
kawasan
pantai
Malalayang Kota Manado.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang didapat maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Manado agar menyelenggarakan penyuluhan atau pelatihan kepada penjamah makanan dan pengelola warung makan tentang sanitasi makanan dan peralatannya serta cara pencucian alat makan yang memenuhi syarat.
DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2013. Inspeksi Sanitasi Kesehatan Lingkungan. (online) (http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/07/a ngka-kuman-peralatan-makanan.html diakses tanggal 18 juli 2013). Adam
M, Moetarjemi Y, 2004. Dasar-dasar keamanan makanan untuk petugas kesehatan. Jakarta: EGC. Akhmadi Z, 2004. Pengetahuan Penjamah Makanan, Cara Pencucian Alat Makan dan Angka Kuman Alat Makan di Rumah Makan Kota Pontianak. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Budiyono, 2008. Tingkat Pengetahuan dan Praktik Penjamah Makanan Tentang Hygiene dan Sanitasi Makanan Pada Warung Makan di Tembalang Kota Semarang. Semarang: Vol. 4, No. 1 Cahyaningsih Chairini Tri. 2009. Hubungan higiene sanitasi dan perilaku penjamah makanan dengan kualitas bakteriologis peralatan makan di warung makan. Yogyakarta: Vol. 25, No. 4, Hal. 180-188 Chandra B, 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003a. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 715 Tahun 2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta (online), (http://www.hukor.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 6 Maret 2013). Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003b. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Jakarta (online), (http://dinkes-sulsel.go.id/ diakses pada tanggal 6 Maret 2013) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Higiene-Sanitasi Makanan dan Minuman. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Depkes RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Kumpulan Modul Kursus Hygiene Sanitasi Makanan & Minuman. Jakarta: Sub Direktorat Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Depkes RI.
Dinas Kesehatan Kota Manado. 2011. Laporan Tahunan. Manado. Fitriani S, 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Lintoggareng R, 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Penjamah Makanan Tentang Sanitasi dan Tindakan Pencucian Peralatan Makan dengan Angka Kuman Peralatan Makan Pada Kantin di Lingkungan Universitas Sam Ratulangi. Manado: Vol. 2, No. 1 Januari 2013. Maulana H, 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Meikawati W, 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Peugas Penjamah Makanan dengan Praktek Higiene dan Sanitasi Makanan di Unit Gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo. Semarang: Vol 6, No 1 Murray, P.R. 1995. Manual of Clinical Microbiology. American Society for Microbiology, Washington, D.C. Nasir Abd, Muhith Abdul, Ideputri M. E, 2011. Buku Ajar: Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo S, 2007a. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo S, 2007b. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. Puskesmas Minanga, 2011. Profil Puskesmas Minanga. Manado. Puspita I, 2013. Hubungan Praktik Higiene Sanitasi Penjamah Makanan Terhadap Cemaran Escherichia coli Pada Makanan Gado-Gado di Sepanjang Jalan Kota Manado. Manado: Vol. 1, No. 7 Agustus 2013 Sarudji D, 2010. Kesehatan Lingkungan. Bandung: CV. Karya Putra Darwati. Saksono L, 2007. Pengantar Sanitasi Makanan. Bandung: PT. Alumni. Suwondo A. 2004. Makalah Food Borne Disease Sebagai Salah Satu Sinyal Kontaminasi dan Bahan Toksik Pada Pangan, Seminar Nasional Pangan dan Kesehatan. Universitas Dipanegoro. Semarang Suyono B, 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat Dalam Konteks Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. WHO, 2002. Penyakit Bawaan Makanan. Jakarta : EGC