1
DAMPAK PERILAKU TIDAK ASSERTIVE PESERTA DIDIK DALAM BERINTERAKSI DI KELAS X SMA NEGERI 1 PASAMAN Tia Ayu Putri Aulia1, Rahma Wira Nita2, Septya Suarja2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT This research is motivated by the presence of learners who do not dare to express opinions or feelings at the time of study. The purpose of this study to describe: (1) The impact of assertive behavior of learners seen from the passive attitude, (2) The impact of assertive behavior of learners seen from aggressive attitude. This research is quantitative descriptive research. The population of this study are students of class X SMA Negeri Pasaman. The sampling technique was done by purposive random sampling with the number of samples in this study were 28 students. Technique used to analyze data by using program Microsoft Exel 2007. The instrument used is questionnaire. While for data analysis used technique percentage. The result of this research reveals that in general the impact of the behavior is not assertive learners in interaction in class X is in enough category. The result of the research based on sub-variables are: (1) the impact of assertive behavior of learners seen from the passive attitude is in enough category (2) the impact of assertive behavior of learners in interaction in view of aggressive attitude is in enough category. Based on the findings of this study recommended to the relevant parties that learners to further improve the behavior of nonassertive learners in interacting in class X SMA 1 Pasaman. Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude
PENDAHULUAN Pendidikan formal di sekolah mengembangkan emosional,
kecerdasan
kecerdasan
spritual
kecerdasan
peranan
penting
untuk
yang
sangat
mempersiapkan
generasi muda yang bermutu dan
berfikir, dan
memiliki
berkualitas
lain
tinggi
penerus bangsa ini,
yang
menjadi
kualitas atau
sebagainya serta diiringi dengan
kemampuan itulah
kreatifitas yang tinggi. Semua ini
hidup dan berkembang secara baik.
hanya dapat diperoleh melalui dunia
Sebagian besar dari kemampuan itu
pendidikan,
harus dipelajari seperti komunikasi.
artinya
pendidikan 1
individu dapat
2
Pada prinsipnya sebagai makhluk
sementara individu yang bersifat
sosial antara individu yang satu
agresif dapat dilihat dari individu
dengan
pasti
yang berbicara keras, menghina dan
membutuhkan kerja sama dalam
kasar, menilai dirinya lebih tinggi
berinteraksi.
dari pada orang lain, dan menyakiti
yang
lainnya
Albert dan Emmons (2008:45) asertivitas adalah suatu kemampuan
orang lain untuk tidak menyakiti dirinya.
untuk mengkomunikasikan apa yang
Corey 2001 (Hartono, 2012:
diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan
129) assertive sangat berguna bagi
kepada orang lain. Dengan demikian,
mereka
perilaku assertive secara keseluruhan
mengungkapkan kemarahan atau rasa
merupakan keterampilan seseorang
tersinggung,
untuk mengungkapkan baik secara
kesopanan
verbal
akan
selalu mendorong orang lain untuk
kebutuhan pada dirinya yang berupa
mendahuluinya, memiliki kesulitan
ide, gagasan serta harapan-harapan,
untuk mengatakan tidak, dan merasa
sekalipun
tidak punya hak untuk memiliki
maupun
yang
nonverbal
bersifat
negatif
namun penyampaiannya secara tegas
tidak
mampu
menunjukkan yang
berlebihan
dan
perasaan dan pikirannya sendiri.
serta tanpa menyakiti perasaan orang lain.
yang
Namun
pada
kenyataannya
masih banyak peserta didik yang Zatrow 1987 (Nursalim, 2005:
127)
menyebutkan
bertindak
tidak
mengalami
kesulitan dan
dalam
orang
yang
berinteraksi
berkomunikasi
assertive
dapat
dengan orang lain. Lemah dalam
menjadi pasif dan agresif, dapat
berkomunikasi
dilihat perilaku pasif adalah individu
mengungkapkan
akan
membuat individu merasa tertekan
terlihat
berbicara,
ragu-ragu
melihat
memberi
kearah
persetujuan
dalam lain, tanpa
memperhatikan perasaannya sendiri, tidak
mampu
dan
dan
dikucilkan
gagal
dalam
pendapat
akan
oleh
teman
sebayanya. Menurut Gerungan (2002:58)
mengekspresikan
Interaksi teman sebaya adalah suatu
pendapat, dan menilai dirinya lebih
bentuk hubungan antara dua atau
rendah
lebih anak dimana anak yang satu
dari
pada
orang
lain,
3
mempengaruhi,
mengubah,
atau
berani mengemukakan pendapat atau
memperbaiki kelakuan anak yang
perasaannya
lain atau sebaliknya dan hubungan
adanya peserta didik yang tidak
ini terjadi antara anak yang memiliki
berani menjawab pertanyaan guru
usia
pada saat belajar,
relatif
sama
atau
sebaya.
pada
Dimana teman sebaya merupakan
didik
anak-anak
mengungkapkan
yang
belajar
saat
belajar,
adanya peserta
yang
tidak
berani
keinginan
memformulasikan dan menyatakan
kebutuhannya
pendapat mereka, menghargai sudut
dan adanya peserta didik yang lebih
pandang
mengutamakan perasaan orang lain
teman
menegosiasikan
sebaya,
solusi
atas
dari
dalam
dan
pada
berinteraksi,
mengeutamakan
perselisihan secara kooperatif, dan
perasaannya sendiri, hal tersebut
mengubah standar perilaku yang
sesuai dengan hasil wawancara yang
diterima oleh semua.
peneliti lakukan terhadap guru BK
Berdasarkan dapat
ditarik
uraian suatu
tersebut
dimana adanya peserta didik yang
kesimpulan
tidak mampu untuk mempertahankan
bahwa interaksi teman sebaya adalah
atau
suatu hubungan sosial antar individu
kepentingan
yang mempunyai tingkatan usia yang
peserta
hampir sama, serta di dalamnya
mengambil
terdapat keterbukaan, tujuan yang
adanya peserta didik yang tidak mau
sama,
kalah dalam berpendapat, adanya
kerjasama
hubungan
dan
bersangkutan
serta
frekuensi
individu akan
hasil
dapat
pribadinya,
didik
yang
adanya
tidak
keputusan
bisa
sendiri,
saling
kepada teman, adanya peserta didik
observasi
yang menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain. Berdasarkan latar belakang yang
masih
dikemukakan di atas, maka peneliti
banyaknya peserta didik yang tidak
tertarik untuk melakukan penelitian
assertive dalam berinteraksi dengan
tentang
teman
Assertive
sebaya,
melihat
maupun
peserta didik yang berbicara keras
selama mengikuti PLBK sekolah peneliti
hak
yang
mempengaruhi satu sama lainnya. Berdasarkan
membela
seperti
adanya
ditemukan peserta didik yang tidak
Dampak
Perilaku
Tidak
Peserta Didik dalam
4
Berinteraksi di Kelas X SMA Negeri
sebagai alat menemukan keterangan
1 Pasaman.
mengenai apa yang ingin diketahui.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah pada
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 03-07 Juli 2017 di SMA Negeri 1 Pasaman.
penelitian ini adalah :
Menurut
1. Dampak perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi
Sugiyono
(2014:80)
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
dilihat dari sikap pasif di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman.
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
2. Dampak perilaku tidak assertive
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini
peserta didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap agresif di kelas
adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pasaman yang berjumlah 28 orang. Mengingat populasi dalam
X SMA Negeri 1 Pasaman.
penelitian ini berjumlah 28 orang. Berdasarkan batasan di atas, maka
rumusan
penelitian
ini
masalah adalah
dalam
bagaimana
Maka untuk pengambilan sampel digunakan teknik purposive random sampling, yaitu pengambilan sampel secara
dampak perilaku assertive peserta didik dilihat dari sikap pasif dan
keseluruhan
atau
semua
populasi dijadikan yaitu pemilihan sampel
sesuai
dengan
yang
dikehendaki peneliti dengan teknik
agresif?
purposive random sampling yaitu METODE PENELITIAN Penelitian
peserta didik di kelas X SMA Negeri
yang
dilakukan
penelitian
deskriptif
kuantitatif.
Menurut
Margono
(Darmawan,
2013:37)
penelitian
termasuk
kuantitatif menemukan
yaitu
suatu
pengetahuan
proses yang
menggunakan data berupa angka
1 Pasaman yang berjumlah 28 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Riduwan (2012:85) data interval
adalah
data
yang
menunjukkan jarak antara satu data
5
dengan
data
mempunyai
yang bobot
lain yang
dan sama.
Menurut Bungin (2011:132) sumber
Dilihat dari Sikap Pasif di Kelas X SMA Negeri 1 Pasaman Hasil
penelitian
yang
data ada dua yaitu: a) Data primer
dilakukan pada peserta didik di
adalah data yang diperoleh langsung
kelas X SMA Negeri 1 Pasaman
dari sumber data pertama dilokasi
dapat diketahui bahwa dampak
penelitian atau objek penelitian. Data
perilaku tidak assertive peserta
primer diperoleh dari Peserta didik
didik dalam berinteraksi dilihat
Kelas X di SMA Negeri 1 Pasaman.
dari sikap pasif adalah 17 dari 28
b) Data sekunder adalah data yang
orang peserta didik berada pada
diperoleh dari sumber kedua atau
kategori cukup, 7 dari 28 orang
sumber sekunder dari data yang kita
peserta didik berada pada kategori
butuhkan. Data sekunder diperoleh
sangat banyak, 4 dari 28 orang
dari guru BK SMA Negeri 1
peserta didik berada pada kategori
Pasaman.
sedikit, 0 dari 28 orang peserta
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengadministrasikan questioner
(angket).
didik berada pada kategori sangat banyak dan sangat sedikit. Jadi
dapat
disimpulkan
Untuk
dampak perilaku tidak assertive
mengumpulkan data yang berkaitan
peserta didik dalam berinteraksi di
dengan
ini
kelas X SMA Negeri 1 Pasaman
digunakan atau disusun instrument
dilihat dari sikap pasif tergolong
dalam bentuk angket.
pada kategori cukup.
masalah
peneliti
a) Individu
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini adalah untuk melihat
dampak
assertive
peserta
perilaku
tidak
didik
dalam
berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman. 1. Dampak Perilaku Tidak Assertive Peserta Didik dalam Berinteraksi
akan
Terlihat
Ragu
dalam Berbicara. Dampak perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi pada aspek individu akan terlihat ragu dalam berbicara diketahui bahwa 14 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori cukup, 13 dari 28 orang peserta didik
6
berada
pada
sangat
kemampuan berkomunikasi yang
banyak, 1 dari 28 orang peserta
efektif sangat diperlukan untuk
didik berada pada kategori sedikit,
menyampaikan ide, gagasan dan
0 dari 28 orang peserta didik
pengetahuan kepada orang lain.
berada
pada
kategori
kategori
sangat
banyak dan sangat sedikit. Menurut
Terkait dengan pandangan di atas
Bovee
maka
dapat
disimpulkan
1998
dampak perilaku tidak assertive
(Zulkarnain, 2013:62) komunikasi
peserta didik dalam berinteraksi di
sebagai
dan
kelas X SMA Negeri 1 Pasaman
menerima pesan, serta dikatakan
tergolong pada kategori cukup,
efektif jika pesan tersebut dapat
maka perlu peningkatan terhadap
dimengerti
menstimulasi
perilaku assertive peserta didik
tindakan atau mendorong orang
untuk tidak ragu dalam berbicara
lain
karna
proses mengirim
untuk
dan
bertindak
sesuai
dengan pesan tersebut.
berbicara,
manusia
membutuhkan orang lain untuk
Pada dasarnya setiap orang dapat
karena
namun
tidak
semua orang dapat berbicara baik dan komunikatif di depan umum.
memenuhi kebutuhannya. b) Melihat
Kearah
Lain
Saat
Berbicara. Dampak
perilaku
tidak
Berbicara adalah cara seseorang
assertive peserta didik dalam
berkomunikasi dengan orang lain
berinteraksi pada aspek melihat
untuk
sesuatu
kearah lain saat berbicara adalah
yang diinginkan, Seperti didalam
14 dari 28 orang peserta didik
sebuah aktivitas
belajar tentu
berada pada kategori cukup, 12
antara individu satu dengan yang
dari 28 orang peserta didik berada
lainnya melakukan komunikasi.
pada kategori sangat banyak, 2
Berkomunikasi dengan orang lain
dari 27 orang peserta didik berada
merupakan situasi yang hampir
pada kategori sedikit, dan 0 dari
terjadi
proses
28 orang peserta didik berada
komunikasi
pada kategori sangat banyak dan
menyampaikan
diseluruh
kehidupan,
menentukan kualitas kehidupan manusia,
dan
memiliki
sangat sedikit.
7
Menurut
pandangan
Bull
adalah 23 dari 28 orang peserta
(Saam, 2013:14) mengemukakan
didik berada pada kategori sedikit,
komunikasi nonverbal meliputi
5 dari 28 orang peserta didik
intonasi
berada
dan
tekanan
suara,
pada
kategori
sangat
ekspresi wajah, gerakan tubuh,
banyak, 0 dari 28 orang peserta
tatapan,
didik berada pada kategori sangat
jarak
antar
individu.
Dalam hubungan antar manusia,
banyak,
bila komunikasi nonverbal sering
Menurut Redd 1980 (Nursalim,
digunakan untuk mengungkapkan
2005:130)
ide, pikiran, atau perasaan maka
direkomendasikan untuk individu
hal
yang
tersebut
akan
memberi
banyak,
cukup.
assertive
mengalami
kecemasan
dampak positif terhadap kualitas
interpersonal,
hubungan mereka, dan sebaliknya.
menolak tindakan orang lain, dan
Terkait dengan pandangan di
memiliki kesulitan berkomunikasi
atas
maka
dapat
disimpulkan
dampak perilaku tidak assertive
tidak
mampu
dengan orang lain. Menurut pandangan di atas
peserta didik dalam berinteraksi di
dapat
kelas X SMA Negeri 1 Pasaman
perilaku tidak assertive peserta
pada aspek melihat kearah lain
didik dalam berinteraksi di kelas
saat berbicara tergolong pada
X SMA Negeri 1 Pasaman pada
kategori
perlu
aspek memberi persetujuan tanpa
peningkatan terhadap maka perlu
memperhatikan perasaan sendiri
peningkatan
perilaku
tergolong pada kategori sedikit,
assertive peserta didik dalam
maka perlu peningkatan terhadap
berinteraksi pada aspek melihat ke
perilaku assertive peserta didik
arah lain saat berbicara.
dalam berinteraksi di kelas pada
cukup,
c) Memberi
maka
terhadap
persetujuan
tanpa
memperhatikan perasaan sendiri Dampak assertive memberi
perilaku
peserta
pada
persetujuan
tidak aspek tanpa
memperhatikan perasaan sendiri
disimpulkan
dampak
aspek memberi persetujuan tanpa memperhatikan perasaan sendiri. d) Tidak Mampu Mengekspresikan Pendapat Dampak
perilaku
tidak
assertive peserta pada aspek tidak
8
mampu
mengekspresikan
maka perlu peningkatan terhadap
pendapat adalah 18 dari 28 orang
perilaku assertive peserta didik
peserta didik berada pada kategori
dalam berinteraksi di kelas pada
banyak, 8 dari 28 orang peserta
aspek
didik berada pada kategori sangat
mengeksperesikan pendapat.
cukup, 2 dari 28 orang peserta didik berada pada kategori sangat banyak, 0 dari 28 orang peserta
tidak
mampu
e) Menilai Dirinya Lebih Rendah Dari Pada Orang Lain Dampak
perilaku
didik berada pada kategori sedikit
assertive
dan sangat sedikit.
menilai dirinya lebih rendah dari
Menurut
Alberti
peserta
pada
tidak aspek
dan
pada orang lain adalah 28 dari 28
Emmons 1975 (Nursalim, 2005:
orang peserta didik berada pada
126) sikap assertive merupakan
kategori sangat banyak, 0 dari 28
perilaku
memungkinkan
orang peserta didik berada pada
seseorang untuk bertindak sesuai
kategori sangat banyak, cukup,
dengan
sedikit, dan sangat.
yang
keinginan,
mempertahankan
diri
tanpa
Menurut Masllow (2003: 84)
merasa cemas, mengekspresikan
melihat harga diri sebagai sesuatu
perasaan secara jujur dan nyaman,
yang merupakan kebutuhan setiap
dimana individu tersebut mampu
orang dan terasa mulai tingkat
untuk
yang rendah sampai yang tinggi.
mengekspresikan
pendapatnya
secara
langsung,
Kebutuhan
untuk
dihargai
di
jujur, dan terbuka kepada orang
dalam kehidupan bermasyarakat
lain.
mempunyai pengaruh yang besar Menurut pandangan di atas
dapat
disimpulkan
dampak
terhadap perilaku seseorang dalam mendorong
untuk
melakukan
perilaku tidak assertive peserta
bermacam-macam
didik dalam berinteraksi di kelas
mendapatakan penghargaan dari
X SMA Negeri 1 Pasaman pada
orang lain.
aspek
tidak
mampu
mengeksperesikan
pendapat
tergolong pada kategori banyak,
hal
demi
Menurut pandangan di atas dapat
disimpulkan
dampak
perilaku tidak assertive peserta
9
didik dalam berinteraksi di kelas
dari sikap pasif tergolong pada
X SMA Negeri 1 Pasaman pada
kategori cukup.
aspek menilai dirinya lebih rendah
Dampak
perilaku
tidak
dari pada orang lain tergolong
assertive peserta didik dalam
pada
banyak,
berinteraksi di kelas X SMA
maka perlu peningkatan terhadap
Negeri 1 Pasaman dilihat dari
perilaku assertive peserta didik
sikap
dalam berinteraksi di kelas pada
berikut:
kategori
sangat
menilai dirinya lebih rendah dari pada orang lain.
agresif
adalah
sebagai
a) Individu Yang Berbicara Keras Dampak
perilaku
tidak
2. Dampak Perilaku Tidak Assertive
assertive peserta didik dalam
Peserta Didik Dalam Berinteraksi
berinteraksi pada individu yang
Dilihat Dari Sikap Agresif di kelas X
berbicara keras yaitu 28 dari 28
SMA Negeri 1 Pasaman.
orang peserta didik berada pada
Hasil
penelitian
yang
kategori sangat sedikit, 0 dari 28
dilakukan pada peserta didik di
orang peserta didik berada pada
kelas X SMA Negeri 1 Pasaman
kategori sangat banyak, banyak,
dapat diketahui bahwa dampak
cukup, dan sedikit.
perilaku tidak assertive peserta
Alberti
dan
Emmons
didik dalam berinteraksi dilihat
(2008:45) mendefinisikan bahwa
dari sikap agresif adalah 17 dari
asertivitas
28 orang peserta didik berada
kemampuan
pada kategori cukup, 7 dari 28
mengkomunikasikan
orang peserta didik berada pada
diinginkan,
kategori banyak, 4 dari 28 orang
dipikirkan
peserta didik berada pada kategori
namun dengan tetap menjaga dan
sedikit, 0 dari 28 orang peserta
menghargai
didik berada pada kategori sangat
perasaan pribadi dan pihak lain.
banyak dan sangat sedikit. Jadi
Dengan
demikian,
dapat
assertive
secara
disimpulkan
dampak
adalah
suatu untuk apa
dirasakan, kepada
dan
orang
hak-hak
yang
lain
serta
perilaku keseluruhan
perilaku tidak assertive peserta
merupakan
didik dalam berinteraksi di kelas
seseorang untuk mengungkapkan
X SMA Negeri 1 Pasaman dilihat
keterampilan
10
baik
secara
verbal
maupun
individu akan menghina, memaki,
nonverbal akan kebutuhan pada
membentak
dirinya yang berupa ide atau
kasar selanjutnya agresif fisik
gagasan serta harapan-harapan,
yaitu
sekalipun
negatif
menggunakan kemampuan fisik
namun penyampaiannya secara
seperti memukul, dan menendang
tegas
untuk menyakiti orang lain.
itu
serta
bersifat
tanpa
menyakiti
perasaan orang lain.
disimpulkan
kata-kata
dimana
individu
Menurut pandangan di atas
Menurut pandangan di atas dapat
dengan
dapat
disimpulkan
dampak
dampak
perilaku tidak assertive peserta
perilaku tidak assertive peserta
didik dalam berinteraksi di kelas
didik dalam berinteraksi di kelas
X SMA Negeri 1 Pasaman pada
X SMA Negeri 1 Pasaman pada
aspek
aspek berbicara keras tergolong
tergolong pada kategori sedikit.
pada kategori sangat sedikit,
Verbal)
kasar
Dari Pada Orang Lain Dampak
perilaku
dan
c) Menilai Dirinya Lebih Tinggi
b) Menghina dan Kasar (Fisik dan
Dampak
menghina
perilaku
tidak
tidak
assertive peserta didik dalam
assertive peserta didik dalam
berinteraksi pada menilai dirinya
berinteraksi pada Menghina dan
lebih tinggi dari pada orang lain
Kasar (Fisik dan Verbal) adalah
adalah 15 dari 28 orang peserta
20 dari 28 orang peserta didik
didik berada pada kategori cukup,
berada pada kategori sedikit, 8
7 dari 28 orang peserta didik
dari 28 orang peserta didik berada
berada pada kategori banyak, 6
pada kategori banyak, 0 dari 28
dari 28 orang peserta didik berada
orang peserta didik berada pada
pada kategori sedikit, 0 dari 28
kategori sangat banyak, cukup,
orang peserta didik berada pada
dan sangat sedikit.
kategori sangat banyak dan sangat
Menurut Moore dan Fine (2007: 04) membagi agresif dalam
sedikit. Lazarus
1996
(Nursalim,
dua bentuk yaitu secara verbal dan
2005: 132) mengemukakan tujuan
secara fisik, dimana agresif fisik
assertive
adalah
untuk
11
mengkoreksi perilaku yang tidak
DAFTAR PUSTAKA
layak dengan mengubah respon-
Alberti, R.dan Emmons, M. (2002). Your Perfect Right. Penerjemah Buditjahya. Jakarta: Media Komputindo.
respon emosional yang salah dan mengeleminasi
pemikiran
irasional. Menurut pandangan di atas dapat
disimpulkan
dampak
Ali, Moh dan Asrori, Moh. (2004). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman pada aspek menilai dirinya lebih tinggi dari pada orang lain berada pada kategori cukup. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
mengenai
dampak
Corey Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama. Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Desmita. (2014). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dampak perilaku tidak assertive peserta didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap pasif di kelas X
Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gelora Aksara Pratama. Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Perss.
SMA Negeri 1 Pasaman berada pada kategori cukup. 2. Dampak perilaku tidak assertive
Nursalim Mochamad. (2005). Strategi Konseling. : Unessa University Press.
peserta didik dalam berinteraksi dilihat dari sikap agresif di kelas X SMA Negeri 1 Pasaman berada pada kategori cukup.
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.