Siti Aminah, Melalui Penerapan Metode Media Gambar...
91
MELALUI PENERAPAN METODE MEDIA GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI IPA MATERI ALAT INDERA MANUSIA PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I TAHUN 2014/2015 DI SDN 2 KERJO KECAMATAN KARANGAN TRENGGALEK
Oleh: Siti Aminah SDN 2 Kerjo, Karangan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan prestasi beljaran siswa kelas I pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan media gambar semester I tahun 2014/2015 di SDN 2 Kerjo kecamatan Karangan Trenggalek. Media Gambar yaitu Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Media Gambar ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Obyek bagi penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV semester I SDN 2 Kerjo Trenggalek tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 12 orang. Dengan diterakannya model belajar media gambar terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar siswa hal ini terbukti dengan prosentase ketuntasan belajar siswa secara signifikan setelah mendapatkan perlakuan dari tiap siklus, yaitu sebelum siklus hinga berakhir siklus adalah 41,67%, 58,33%, dan 100% dengan nilai rata-rata sebelum siklus sampai siklus II sebagai berikut : 65,83,69,17 dan 83,33. Kata Kunci: Prestasi Belajar, IPA, Media Gambar
Prestasi Belajar dapat diartikan sebagai suatu hasil yang dicapai setelah ia melalui suatu proses belajar yang berwujud angka simbolsimbol yang menyatakan kemampuan siswa dalam suatu materi pelajaran tertentu. Tinggi rendahnya prestasi belajar yang dapat dicapai oleh siswa merupakan pencerminan dari kualitas lembaga pendidikan. Untuk mengenali dan memahami makna dari kata prestasi belajar , dapat dilihat dari kutipan berikut: “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar dalam bentuk simbul, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu“ (Muhammad Fathurrohman, 2012:119). James Q whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah, yang menyatakan bahwa: “Belajar sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman (Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 12). Pendapat ini mengartikan kegiatan belajar sebagai suatu aktifitas; latihan dan pengalaman sebagai faktor yang mengubah tingkah laku manusia. Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan belajar harus banyak latihan. Semakin sering dilatih semakin cepat menguasai konsep yang dipelajari. Menurut H. Abu Ahmadi, Widodo Supriyono (1990:130), "Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Dan sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai siswa melalui proses belajar yang berwujud angka atau simbol
92
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
yang menyatakan kemampuan siswa dalam suatu materi pelajaran tertentu. Di dalam proses belajar itupun ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain: Faktor stimulus belajar, faktor metode belajar, dan faktor individual.(Abu Ahmadi dan Widodo Supriyanto 1990: 131). Berikut ini diuraikan secara garis besar mengenai ketiga macam faktor tersebut: (1) Faktor-faktor Stimulus Belajar, yaitu segala hal diluar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar stimulus dalam hal ini mencakup material, penguasaan serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima dan dipelajari oleh siswa. (2) Faktor-faktor Metode Belajar. Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan bagi proses belajar. (3) Faktor-faktor individual, faktor indivual ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Adapun faktor individual ini menyangkut hal sebagai berikut: (a) Motivasi; (b) Kondisi kesehatan rohani; (c) Pengalaman sebelumnya, Dengan telah diketahuinya bermacammacam prestasi belajar, dan faktor-faktor belajar yang mempengaruhi siswa maka dapat disimpulkan bahwa siswa masing-masing memunyai cara belajar dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan latar belakang mereka masing-masing dan tentunya akan mengakibatkan prestasi belajar yang diperoleh mereka berbeda. Lebih lanjut dikatakan sebagai berikut: “Pengembangan kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merespon secara pro aktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan desentralisai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keterkaitan (relevansi)
program, pembelajaran dengan keadaan dan kebutuhan setempat. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip alam, kemampuan bekerja dan bersikap ilmiah sekaligus mengembangkan kepribadian Indonesia yang kuat dan berakhlaq mulia.” (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 2004:2). Menurut Silbernam (2006), strategi pembelajaran langsung melalui berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan. Guru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dengan materi pelajaran apapun. (https://ekorubiyanto84. wordpress.com/2013/01/18/model-pembelajaran-langsung) Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Media Gambar ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Media Gambar adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembela-
Siti Aminah, Melalui Penerapan Metode Media Gambar...
jaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam menggunakan Power Point atau software yang lain. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Media Gambar adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (2) Menyajikan materi sebagai pengantar; (3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi; (4) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis; (5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; (6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi
93
yang ingin dicapai; (7) Kesimpulan/ rangkuman. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Media Gambar: Kelebihannya meliputi: (1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa; (2) Melatih berpikir logis dan sistematis; (3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir; (4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik; (5) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas. Kekurangan meliputi: (1) Memakan banyak waktu; (2) Banyak siswa yang pasif; (3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas; (4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain; (5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai Model pembelajaran Media Gambar adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif Media Gambar adalah sebagai berikut: (1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya; (2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama; (3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya; (4) Setiap anggota
94
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi; (5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya; (6) Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Media Gambar adalah sebagai berikut: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (2) Menyajikan materi sebagai pengantar; (3) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi; (4) Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar secara logis; (5) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut; (6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai; (7) Kesimpulan/rangkuman. IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasangagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Sekolah Dasar ( 1994:73). Fungsi dari pembelajaran IPA: (a) Memberi pengetahuan mengenai berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (b) Mengembangkan ketrampilan proses; (c)
Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari; (d) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (e) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan seharihari maupun untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. Tujuan pembelajaran IPA, yaitu: (a) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (b) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar; (c) Mempunyai minat untuk mengenal dan mernpelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar; (d) Bersikap ingin tahu, tekun, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri; (e) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari; (f) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditentukan dalam kehidupan sehari-hari. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran Media Gambar, yaitu suatu metode penelitian yang didasarkan pada hasil pertimbangan dari peneliti itu sendiri guna memperoleh data yang diperlukan. Penelitian ini bertempat di Kelas IV SDN 2 Kerjo Trenggalek. Waktu penelitian adalah rentang waktu untuk me-
Siti Aminah, Melalui Penerapan Metode Media Gambar...
lakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Obyek bagi penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV semester I SDN 2 Kerjo Trenggalek tahun pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 12 siswa. Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu: (1) Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan Pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar; (2) Rencana Pelajaran (RP), yaitu merupakan perangkat Pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran; (3) Lembar Kegiatan Siswa, adalah lembar kegiatan yang dipergunakan siswa dan digunakan peneliti untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen; (4) Tes, disusun berdasarkan tujuan Pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPA. Dalam penelitian ini, rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan pencapaian skor hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: Presentase ketuntasan individual KB
= T x 100 % T1 KB = presentase ketuntasan individual T = jumlah skor yang dicapai siswa T1 = jumlah skor ideal (Trianto, 2010: 241)
95
KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) KKM ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun pelajaran.KKM yang telah ditetapkan pada pelajaran Kewirausahaan di SDN 2 Kerjo adalah 75. Untuk catatan lapangan ini bisa memuat hasil pengamatan, penafsiran, persepsi, perasaan, reaksi, sikap atau tingkah laku. Sehingga dengan adanya catatan lapangan ini, diharapkan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan ini. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
Presentase ketuntasan kelas
P
% X= X1 x 100 % N %X = presentase ketuntasan kelas X1 = jumlah siswa yang tuntas individual N = jumlah seluruh siswa
HASIL DAN PEMBAHASAN
PraSiklus Peneliti bersama kolaborator penelitian mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas IV SDN 2 Kerjo yaitu tentang ren-
96
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
dahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Alat Indera Manusia. Hal ini disebabkan oleh pemilihan model penbelajaran IPA yang tidak tepat. Drai hasil observasi awal terekam bahwa guru banyak melakukan kegiatan ceramah dengan sesekali melakukan kegiatan Tanya jawab. Fokus dari pertanyaan masih tertuju pada siswa yang tampak mengantuk dan tidak konsentrasi. Dalam pembelajaran siswa tampak tegang, karena takut bila tiba-tiba ada pertanyaan dari guru dan tidak bisa menjawab. Pada kegiatan ini peneliti memutuskan untuk menerapkan metode media gambar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 67,00 dengan ketuntasan 50,00%.
pembelajaran dengan berdoa bersama; (b) Guru mulai mengabsen siswa; (c) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru menyampaikan materi pengantar mengenai alat indera manusia; (b) Guru mempersiapkan gambar-gambar yang berhubungan dengan alat indera manusia; (c) Guru menujuk siswa secara bergantian untuk maju ke depan kelas; (d) Guru meminta siswa untuk menyebutkan nama-nama dari alat indera berserta fungsinya; (e) Untuk menguji kepahaman siswa guru memberikan soal evaluasi pada siswa; (f) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama. (3) Kegiatan akhir meliputi guru dan siswa menutup kegiatan pembelajaran dnegan berdoa bersama
Siklus I
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh seorang pengamat. Sebagai pengamat adalah guru kelas II SDN 2 Kerjo. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah pada Tabel 1 berikut. Berdasarkan hasi nilai evaluasi siswa pada siklus I dapata diketahui bahwa nilai rata-rata siswa mencapai 69,17 dengan ketuntasan belajara sebesar 58,33%. Pada hasil siklus I ini peneliti masih belum cukup puas dikarenakan masih belum mencapai ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 85% maka dari itu perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus berikutnya.
Tahap Perencanaan Terdekteksinya permasalahan yang muncul pada kegiatan pembelajaran IPA maka tahap selanjutnya peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran yan telah diadopsi dengan model pembelajaran Media Gambar, LKS, soal tes formatif dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan model pembelajaran Media Gambar, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pelaksanaan Pelaksanan tindakan perbaikan pembelajaran menyesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang. Adapun diskripsi dari scenario pembelajaran siklus I sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru membuka kegiatan
Pengamatan
Siti Aminah, Melalui Penerapan Metode Media Gambar... Tabel 1. Hasil Evaluasi Belajar Siklus I
70
T
70
T
pil dan bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias. Selanjutnya peneliti mempersiapkan perangkat Pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran, LKS, soal tes dan alatalat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan model pembelajaran Media Gambar dan lembar observasi guru dan siswa.
90 90 60
T T
Pelaksanaan
70
T
60 830 69.17
7 58.33
No.
Nama Siswa
Skor
1 2 3 4 5
Ilham Ichwanu Aldi Alisia Putri Nadifatuzzahra Dia Putriana Prihaneni Kukuh Dwi Siswanto Muwafiq Ali Luqman Novia Fadhila Ramadhani P Pandum Pangestu Lenggono Sasqia Marcel Ynda Wisnu Hadi Nugraha Arizka Nur Indasari Faisal Sandi Akbar Pradana Insan Budiman Jumlah Rata-rata
60 60 70 70 60
6 7 8 9 10 11 12
97
Keterangan T TT TT TT T T TT
TT TT 5 41.67
Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut: (a) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu; (b) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan tujuan Pembelajaran; (c) Siswa kurang begitu antusias selama Pembelajaran berlangsung. Siklus II Perencanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya rencana perbaikan untuk dilakukan pada siklus II. Adapun fokus dalam pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: (1) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan; (2) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan Pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan; (3) Guru harus lebih teram-
Pelaksanan tindakan pada siklus II selain mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran juga memberikan focus pada penyelesaian kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I. Adapun diskripsi dari scenario pembelajaran siklus II sebagai berikut: (1) Kegiatan awal, meliputi: (a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama; (b) Guru mulai mengabsen siswa; (c) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. (2) Kegiatan inti, meliputi: (a) Guru menyampaikan materi pengantar kelainan pada alat indera; (b) Guru mempersiapkan gambar-gambar yang berhubungan dengan kelainan pada alat indera manusia; (c) Guru menujuk siswa secara bergantian untuk maju ke depan kelas; (d) Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar dan menyebutkan kelainan pada gambar yang di tujuk oleh guru serta cara merawat alat indra pada gambar tersebut; (e) Untuk menguji kepahaman siswa, guru memberikan soal evaluasi pada siswa; (f) Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama. Kegiatan akhir, meliputi: Guru dan siswa menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama. Pengamatan Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru
98
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016
kelas II di SDN 2 Kerjo. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Evaluasi Belajar Siklus II Keterangan No. Nama Siswa Skor T TT 1 Ilham Ichwanu Aldi 80 T 2 Alisia Putri Nadifatuzzahra 70 T 3 Dia Putriana Prihaneni 80 T 4 Kukuh Dwi Siswanto 80 T 5 Muwafiq Ali Luqman 70 T Novia Fadhila Ramadhani 6 100 T P Pandum Pangestu 7 70 T Lenggono 8 Sasqia Marcel Ynda 100 T 9 Wisnu Hadi Nugraha 100 T 10 Arizka Nur Indasari 80 T Faisal Sandi Akbar 11 100 T Pradana 12 Insan Budiman 70 T Jumlah 1000 12 0 Rata-rata 83.33 100.00 0.00
Berdasarkan pada hasil nilai siswa pada siklus II diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada siklus II mencapai
83,33 dengan ketuntasan 100% dan sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan peneliti. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan model pembelajaran Media Gambar. Refleksi Dari hasil pengamatan dapat direfleksikan bahwa kendala pembelajaran yang muncul pada siklus I telah teratasi pada siklus II, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Prestasi Hasil belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Media Gambar memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sebelum siklus, siklus I dan II) yaitu masing-masing 50,00%, 58,33%, dan 100%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Beikut ini peneliti tampilkan grafik perkembangan prestasi belajar siswa.
Gambar 1. Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Siswa
Siti Aminah, Melalui Penerapan Metode Media Gambar...
PENUTUP Kesimpulan Dalam melaksanakan pembelajaran Media Gambar, siswa diajak untuk menemukan dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Guru mempersiapkan media pembelajaran yang menarik berupa gambar Alat Indera Manusia, lembar kerja siswa yang disusun secara sistematis dan konstruktif. Guru memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dalam kegiatan diskusi kelompok. Gru jug amemberikan motivasi dalam kegiatan unjuik kerja melalui presentasi. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penguatan dan penghargaan kepada siswa yang aktif berupa sebuah pin
99
kecil.Dengan diterakannya model belajar inquiri terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar siswa hal ini terbukti dengan prosentase ketuntasan belajar siswa secara signifikan setelah mendapatkan perlakuan dari tiap siklus, yaitu sebelum siklus hinga berakhir siklus adalah 41,67%, 58,33%, dan 100%. Saran Dalam melaksanakan metode Pembelajaran, guru perlu mempersiapkan materi beserta media Pembelajarannya dengan matang. Metode Pembelajaran Media Gambar perlu diteliti dan dikembangkan lebih lanjut sebagai upaya untuk mencari konsep ideal Pembelajaran.
DAFTAR RUJUKAN Abu Ahmadi dan Widodo Suriyono. 1990. Psikologi Belajar. Solo: Rineka
https://ekorubiyanto84.wordpress.com/2013/ 01/18/model-pembelajaran-langsung
Djamarah, Syaiful Bahri.2011. Psikologi Belajar: Jakarta: Rineka Cipta
…….. 2004. Kurikulum Ilmu Pengetahuan Alam. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Fathurrohman, Muhammad.2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:Teras