112
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
PENERAPAN METODE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA BIDANG STUDI IPA MATERI KESEIMBANGAN EKOSISTEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER I TAHUN 2014/2015 DI SDN 1 KEDUNGSIGIT KECAMATAN KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK
Oleh: Kasimun SDN 1 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek
Abstrak. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi pokok Keseimbangan Ekosistem pada siswa kelas VI semester I SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan rotating trio exchange. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi Keseimbangan Ekosistem tahun 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 14. Peneliti disini adalah sebagai guru kelas VI di SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September sampai bulan Oktober 2014. Dalam menerapkan rotating trio exchange dalam pembelajaran IPA, guru terlebih dahulu membagi kelas dalam 3 kelompok kecil. Setiap kelompok diberi tugas yang sama untuk memecahkan masalah. Setiap kelompok diberi nomor kode nol, 1 dan 2. Pada pergantian pertanyaan siswa diminta berpindah tempat dengan cara siswa bernomor nol tetap diam di tempat, siswa bernomor 1 bergeser ke kanan dan siswa bernomor dua bergeser ke kiri sampai pertanyaan yang diberikan oleh guru habis. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengamati, menganalisis, mengidentifikasi setaip permasalahan. Setelah diterapkannya metode ini terjadi peningkatan nilai rata-rata: nilai rata-rata siklus I 72,14 dengan ketuntasan belajar 71,43% siklus kedua nilai rata-rata 79,29 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%. Kata Kunci: IPA, Rotating trio exchange, Keseimbangan Ekosistem
IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasangagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, Kurikulum Sekolah Dasar (FIP IKIP Malang 2012: 45).
Fungsi dari mata pelajaran IPA yang diberikan di Sekolah Dasar adalah: (a) Memberi pengetahuan mengenai berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari; (b) Mengembangkan ketrampilan proses; (c) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari; (d) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfa-
Kasimun, Penerapan Metode Rotating Trio Exchange...
atannya bagi kehidupan sehari-hari; (e) Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya yang lebih tinggi. (Depdiknas, 2012: 100) Tujuan pembelajaran IPA, meliputi: (a) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari; (b) Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan gagasan tentang alam sekitar; (c) Mempunyai minat untuk mengenal dan mernpelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar; (d) Bersikap ingin tahu, tekun, kritis, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri; (e) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditentukan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi berdasarkan hasil catatan lapangan yang dilakukan oleh peneliti, prestasi belajar IPA masih sangat rendah. Padahal IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk dalam daftar ujian nasional. Hasil ini dipertegas dari hasil pengamatan catatan lapangan yang diperleh peneliti yang menunjukkan bahwa aktivitas pembelajaran yang tidak aktif, guru dalam menjelaskan tidak menggunakan benda nyata sehingga siswa sulit untuk memahami penjelasan guru. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan banyak melakukan kegiatan dikte. Kegiatan pembelajaran IPA hendaknya memberikan pengalaman nyata bagi siswa. Kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan dengan diskusi dan tugas yang ber-
113
kaitan dengan materi IPA, hal ini akan lebih berkesan dan bermakna bagi siswa. Tanpa disadari, sering diucapkan kata “prestasi” baik itu dalam kegiatan maupun dalam pendidikan. Dalam kenyataannya prestasi yang diperoleh tiap-tiap orang tidak sama, karena kemampuan seseorang itu tidak sama. Sehingga pada hakikatnya belajar dalam aktifitas yang menghasilkan perubahan individu yang belajar yang mana perubahan itu pada pokoknya diperoleh kemampuan yang baru dan berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha perubahan tingkah laku tersebut. Menurut WJS. Purwadarminta dalam “Kamus Umum Bahasa Indonesia” mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau dilakukan (Poerwadarminta, 2011:768). Bentuk prestasi belajar itu tidak bisa dipandang dari nilai yang diperoleh dari hasil ulangan saja, tetapi prestasi dapat dilihat dari segi yang lain. Simon Bloom dalam buku “Supervisi Pendidikan“ menjelaskan bahwa bentuk prestasi belajar mencakup tiga mantra, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 2011:68). Dalam kegiatan prestasi belajar dan mengajar tentu saja akan dipengaruhi oleh beberapa hal dalam pencapaian tujuannya. Terlebih bagi seorang pelajar, banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil belajarnya tersebut. Menurut Sumadi Suryabrata, hasil prestasi belajar akan dipengaruhi oleh faktor luar yang terdiri dari lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam yang terdiri dari atas fisiologis dan psikologis. (Moh. Rofai, 2012: 7). Berpijak pada permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan menerapan Metode Rotating trio exchange
114
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode Rotating trio exchange ini termasuk salah satu strategi model pembelajaran langsung yang dapat di terapkan pada semua mata pelajaran. Metode ini merupakan cara siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan beranggotakan tiga orang. Penerapan tehnik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang ini diarahkan pada materi pelajaran (kompetensi dasar) yang akan diajarkan di kelas. Metode Rotating trio exchange ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan dengan sebagian (dan biasanya memang tidak semua) teman kelas mereka. Pertukaran pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan diajarkan dikelas. Metode Rotating trio exchange dalam hal ini di bentuk tiga orang, yang diberi nomer 0,1,2. mereka diberi pertanyaan yang sama untuk didiskusikan. Setelah selesai permasalahanya, anggota kelompok dirotasi. No.nol tetap ditempat sedangkan nomer 1 pindah searah jarum jam dan nomer 2 kearah sebaliknya, sehingga akan terbentuk trio yang baru atau bercampur dengan anggota kelompok lain. Kemudian diberi permasalahan baru lagi dengan persoalan yang lebih sulit. Menurut Ngalim Purwanto (2011) belajar melalui tukar belajar disejajarkan dengan belajar mengarahkan diri (self directed learning) dan belajar private (private learning). Definisi paling pas yaitu seseorang yang mempelajari materi tertentu atau keahlian bersama dengan orang lain yang mau menjadi pembelajar atau sumber belajar Model belajar learning exchange pada prinsipnya memiliki berbagai kesamaan dengan konsep model belajar lainya. Learning exchange sebagai sebuah model belajar yang lebih menekankan pada konteks
dinamika kelompok secara prinsipil mendasarkan pada konteks perubahan sikap. (Pedomo Hadinoto, 2012:69) Pelaksanaan tehnik merotasi pertukaran pendapat kelompok tiga orang dapat dilakukan sebagai berikut: (a) Guru menyusun pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu siswa untuk mulai mendiskusikan materi pelajaran. Guru menggunakan pertanyaan yang tidak memiliki jawaban benar-salah; (b) Guru membagi siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Mengatur kelompok trio tersebut didalam kelas agar guru dapat melihat dengan jelas trio yang disisi kanan dan sisi kirinya. Guru membentuk formasi kelompok-kelompok trio secara keseluruhan bias berbentuk melingkar atau persegi; (c) Guru memberikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama untuk masing-masing trio) untuk segera dibahas; (d) Guru memilih pertanyaan yang paling ringan (tingkat kesulitanya tergolong mudah)untuk memulai pertukaran pendapat kelompokkelompok trio. Tiap-tiap siswa didalam kelompok harus mendapat giliran menjawab pertanyaan; (e) Setelah siswa berdiskusi (dalam waktu yang cukup), guru meminta masing-masing kelompok untuk memberikan angka 0,1, atau 2 kepada tiap-tiap anggotanya; (f) Guru meminta siswa yang bernomor 1 untuk pindah ke kelompok trio satu searah jarum jam. Siswa yang bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua searah jarum jam. Siswa yang bernomer 0 (nol) untuk tetap ditempat duduknya karena ia adalah anggota tetap dari kelompok trio mereka. (pertukaran kelompok trio terjadi pada saat guru akan memberikan pertanyaan yang baru dengan menaikkan tingkat kesulitan soal), dan seterusnya; (g) Guru meminta kepada para siswa untuk mengangkat tangan tinggi-tinggi,
Kasimun, Penerapan Metode Rotating Trio Exchange...
sehingga siswa yang telah berpindah bias menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi kelompok trio yang sepenuhnya baru. Mulaialah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru; (h) Guru menaikkan tingkat kesulitan atau pertanyaan apabila akan memulai babak baru. Guru bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang dimiliki dan waktu untuk berdiskusi harus tersedia dengan cukup. Guru hendaknya selalu menggunakan langkah-langkah atau prosedur rotasi yang sama. Contoh: pada waktu terjadi pertukaran trio sebanyak tiga rotasi, maka tiap siswa akan bertemu dengan enam siswa yang lain Faktor Pendukung Dalam Penerapan Metode Rotating trio exchange Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA materi pokok Keseimbangan Ekosistem pada siswa kelas VI semester I SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan rotating trio exchange. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi IPA materi Keseimbangan Ekosistem tahun 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 14. Peneliti disini adalah sebagai guru kelas VI di SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September sampai bulan Oktober 2014 Prosedur siklus penelitian yang dilakukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampu-
115
an bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (1) Perencanaan (Planning); (2) Pelaksanaan (Action); (3) Observasi (Observation); (4) Refleksi (Reflection). Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas VI SDN 1 Kedungsigit Kecamatan Karangan Kabupaten Trenggalek adapun penyebab timbulnya masalah tersebut adalah: (a) Siswa takut untuk bertanya/mengemukakan pendapat; (b) Takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik; (c) Siswa malu bertanya; (d) Siswa tidak memahami kosep yang diajarkan; (e) Pertanyan guru tidak dimengerti siswa; (f) Merasa kesulitan pada bidang studi IPA; (g) Merasa takut ditertawakan oleh teman-temannya bila pertanyaan yang diajukan salah/jelek. Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini diperlukan alat bantu sebagai berikut: (1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran diskusi dan tugas; (2) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh tim action research; (3) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka
116
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga; (4) Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru; (5) Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus; (6) Dokumentasi digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian. Untuk mendapatkan data hasil penelitian maka digunakan beberapa instrumen antara lain: (1) Lembar rencana pembelajaran terhadap kegiatan belajar mengajar; (2) Lembar analisis hasil penilaian dalam kegiatan belajar mengajar; (3) Lembar soal atau kisi-kisi ulangan. Metode pengumpulan data terdiri dari: (1) Tes. Skor hasil tes siswa dalam mengerjakan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa. Data berupa hasil tes tulis siswa juga dianalisis dengan acuan terhadap ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar yang digunakan adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 70% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal jika 85% dari banyaknya siwa kelas tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya 70% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai; (2) Observasi, dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui adanya pe-
ningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sekaligus guru bidang studi IPA dan teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi. Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir; (3) Angket digunakan untuk mendeteksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan setelah dilakukan tindakan pada siklus terakhir. Angket yang diberikan memiliki pernyataan yang positif dengan jumlah 10 pernyataan. Setiap jawaban “ya” diberi skor 2, jawaban “tidak” diberi skor 1, dan apabila tidak menjawab diberi skor 0; (4) Catatan Lapangan (fieldnote). Pencatatan lapangan dimaksudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data yang ada. Dengan demikian diharapkan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar perlu diadakan analisis data. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan kelas ini yaitu penelitian kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif. Menganalisis data dilakukan setelah dilakukan pengamatan peneliti dan teman kolaborasi dilakukan, kemudian dimasukkan ke dalam tabel tabulasi dan diolah dengan menggunakan pengalaman peneliti ditentukan nilai keaktifan siswa setiap siklus dan nilai formatif per siklus berdasarkan standar minimal ketuntasan belajar. Untuk nilai ulangan harian, nilai yang telah diperoleh dikonsultasikan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
Kasimun, Penerapan Metode Rotating Trio Exchange...
berlaku pada pembelajaran tersebut dan untuk bidang studi IPA nilai KKM sebesar 70. Sedangkan hasil belajar yang menunjukkan kemampuan siswa dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Siklus Pada kegiatan pra tindakan, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa, dan kolaborator penelitian melakukan observasi dengan menggunakan format catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan terekam bahwa siswa takut untuk bertanya/ mengemukakan pendapat, takut dimarahi, guru apabila pertanyaan yang diajukan tidak baik, siswa malu bertanya, siswa tidak memahami kosep yang diajarkan, merasa kesulitan pada bidang studi IPA, merasa takut ditertawakan oleh teman-temannya bila pertanyaan yang diajukan salah/jelek. Dengan dmeikian pembelajaran IPA di kelas menjadi pasif, sehingga prestasi belajar siswa tidak maksimal. Hasil pengamatan ini dijadikan dasar penggunan metode trio exchange oleh guru dalam pembelajaran IPA. Siklus I Planning (Perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan rotating trio exchange; (b) Menyusun petunjuk kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian Action (Pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Pertemuan pertama pada tanggal 17 Sep-
117
tember 2014. Pada pukul 10.00 WIB, peneliti melakukan kegiatan pendahuluan; (b) Peserta didik diminta mencermati gambar hutan yang sedang ditebangi; (c) Pada pukul 10.15 WIB, peneliti melakukan kegiatan inti pembelajaran; (d) Siswa diminta untuk menentukan sendiri anggota kelompoknya; (e) Peserta didik diminta menyebutkan kebutuhan-kebutuhan manusia; (f) Guru memberi pengarahan bahwa manusia banyak memenuhi kebutuhannya melalui hutan; (g) Guru meminta peserta didik untuk mengidetifikasi perilaku manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem dengan memberikan 3 nomor kartu. Kartu diberi nomor 0, 1 dan 2; (h) Guru memberikan pertanyaan pertama untuk didiskusikan bersama dengan 3 anggotanya. Kemudian guru meminta siswa yang bernomor nol untuk tetap diam di tempat duduknya, siswa bernomor 1 bergeser ke kanan dan siswa bernomor 2 bergeser ke kanan. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompok barunya. Hal ini dilakukan sampai pertanyaan dari guru habis; (i) Pukul 11.25 WIB, peneliti melakukan kegiatan penutup; (j) Memberi penghargaan kepada peserta didik yang bersedia melakukan kegiatan belajar bersama-sama; (k) Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa (a) Pertemuan kedua pada tanggal 24 September 2014 pukul 10.00 WIB peneliti melakukan kegiatan pendahuluan; (b) Peserta didik diminta mengingat kembali perilaku manusia yang dapat merusak ekosistem; (c) Pukul 10.15 WIB, peneliti melakukan kegiatan inti; (d) Guru meminta peserta didik menyebutkan berbagai jenis pupuk buatan dan pestisida yang digunakan dalam pertanian; (e) Guru memberikan pertanyaan pertama untuk didiskusikan bersama dengan 3 anggotanya. Kemudian guru meminta siswa
118
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
yang bernomor nol untuk tetap diam di tempat duduknya, siswa bernomor 1 bergeser ke kanan dan siswa bernomor 2 bergeser ke kanan. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompok barunya. Hal ini dilakukan sampai pertanyaan dari guru habis; (f) Pukul 11.25 peneliti melakukan kegiatan penutup; (g) Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang bersedia melakukan kegiatan belajar bersama-sama. Observasi (Pengamatan) Hasil pengamatan aktifitas siswa adalah bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan rotating trio exchange pada siklus I tanpak siswa masih ragu saat menyampaikan pendapatnya, saat diskusi kelompok siswa berkemampuan tinggi lebih dominan dari siswa bekemampuan rendah. Aktifitas guru yang diamati antara lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partsisipasi aktif siswa dan lain-lain. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif; (d) Ketuntasan belajar siswa masih dibawah ketuntasan belajar yang telah direncanakan. Siklus Kedua Planning (Perencanaan) Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, dengan materi yang sama yaitu tentang ke-
seimbangan ekosistem. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Action (Pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut. Pertemuan pertama pada tanggal 8 Oktober 2014. Pada pukul 10.00 WIB, (a) peneliti melakukan kegiatan pendahuluan; (b) Peserta didik diminta mencermati gambar tanaman kapas, toga, padi, dan karet; (c) Guru meminta siswa untuk menempati posisi kelompoknya sesuai dengan nama yang disebutkan oleh guru; (d) Pada pukul 10.15 WIB, peneliti melakukan kegiatan inti pembelajaran; (e) Guru meminta peserta didik untuk mengidetifikasi bahan utama kebutuhan manusia dengan memberikan 3 nomor kartu. Kartu diberi nomor 1, 2 dan 3; (f) Guru memberikan pertanyaan pertama untuk didiskusikan bersama dengan 3 anggotanya. Kemudian guru meminta siswa yang bernomor nol untuk tetap diam di tempat duduknya, siswa bernomor 1 bergeser ke kelompok trio satu searah jarum jam dan siswa bernomor 2 ke kelompok trio searah jarum jam. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompok barunya. Hal ini dilakukan sampai pertanyaan dari guru habis; (g) Pukul 11.25 WIB, peneliti melakukan kegiatan penutup; (h) Memberi penghargaan kepada
Kasimun, Penerapan Metode Rotating Trio Exchange...
peserta didik yang bersedia melakukan kegiatan belajar bersama-sama; (i) Kegiatan pembelajaran ditutup dengan doa. Pertemuan kedua pada tanggal 15 Oktober 2014 pukul 10.00 WIB (a) peneliti melakukan kegiatan pendahuluan; (b) Peserta didik diminta mengingat kembali perilaku manusia yang dapat merusak ekosistem; (c) Pukul 10.15 WIB, peneliti melakukan kegiatan inti; (d) Guru memberikan pertanyaan pertama untuk didiskusikan bersama dengan 3 anggotanya. Kemudian guru meminta siswa yang bernomor nol untuk tetap diam di tempat duduknya, siswa bernomor 1 bergeser ke kelompok trio satu searah jarum jam dan siswa bernomor 2 ke kelompok trio searah jarum jam. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk didiskusikan bersama kelompok barunya. Hal ini dilakukan sampai pertanyaan dari guru habis; (e) Pukul 11.25 peneliti melakukan kegiatan penutup. (f) Guru memberi penghargaan kepada peserta didik yang bersedia melakukan kegiatan belajar bersama-sama. Observasi (Pengamatan) Hasil pengamatan aktifitas siswa adalah bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan rotating trio exchange pada siklus II adalah siswa sudah mulai Aktivitas Guru
119
terbiasa dengan kegiatan diskusi. Aktifitas guru yang diamati antara lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasaan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partisipasi aktif siswa dan lain-lain. Refleksi Dari hasil observasi ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya sudah baik; (b) Motivasi guru terhadap siswa meningkat. Hasil pengamatan aktifitas guru adalah persentase aktifitas guru dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan rotating trio exchange sebesar 56,25%. Aktifitas guru yang diamati antara lain: melakukan kegiatan apersepsi, penguasan terhadap materi pembelajaran, menumbuhkan partsisipasi aktif siswa dan lain-lain. Aktifitas guru dalam pembelajaran ini termasuk dalam kategori “cukup baik”, pada siklus II meningkat sebesar 70,00%. Hasil pengamatan aktifitas siswa pada Tabel 2 adalah bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran menggunakan rotating trio exchange pada siklus I memperoleh nilai aktivitas sebesar 71,88% berarti kegiatan pembelajaran ini termasuk dalam kategori “cukup baik” meningkat 75,00% berarti kegiatan pembelajaran ini termasuk dalam kategori “baik”.
Tabel 1 Rekapitulasi Aktivitas Guru No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator
Guru membuat RPP Alokasi waktu yang digunakan sesuai rencana Materi yang diberikan sesuai dengan RPP Guru melakukan pengaturan ruangan Guru melaksanakan kegiatan belajar yang menyenangkan Guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran Guru membimbing siswa dalam diskusi Guru merangsang interaksi antar siswa Guru mengunakan bahasa yang komunikatif saat proses proses belajar berlangsung 10 Guru memberikan pertanyaan yang relevan Jumlah Rata-rata
P1 2 2 2 2 2 2 2 2
Siklus I P1 Jumlah 2 4 3 5 2 4 3 5 3 5 3 5 2 4 3 5
P1 3 3 3 3 3 3 2 2
Siklus II P2 Jumlah 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 6 3 5 3 5
2
2
4
2
3
5
2
2
4 45 56.25
2
3
5 56 70.00
120
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Aktivitas Siswa Tabel 2 Rekapitulasi Aktivitas Siswa No
Nama Siswa
1 Anisaul Fitriana 2 Anggi Pangestu Dio C 3 Bagus Yoga Saputra 4 Bima Luhung Pambudi 5 Erni Duyah Wahyuni 6 Hilma Amalia Fistanti 7 Hamni Abdi Vauzi 8 Moh. Yoga Ferdiansyah 9 Maryatus Zulfa 10 Nurlinda Edi Saputra 11 Reza Aprilida Saputra 12 Rinatra Bangun Dirja 13 Risky Hendrawandata 14 Kevin Andian Syarif Jumlah Rata-rata
A 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3
B 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Siklus I C D 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
NA 75 69 69 75 69 75 69 69 75 75 69 69 75 75 1006 71,88
A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
B 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Siklus II C D 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
NA 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 1050 75,00
Prestasi belajar siswa Tabel 3 Perkembagan Prestasi Belajar Siswa No
Nama Siswa
1 Anisaul Fitriana 2 Anggi Pangestu Dio C 3 Bagus Yoga Saputra 4 Bima Luhung Pambudi 5 Erni Duyah Wahyuni 6 Hilma Amalia Fistanti 7 Hamni Abdi Vauzi 8 Moh. Yoga Ferdiansyah 9 Maryatus Zulfa 10 Nurlinda Edi Saputra 11 Reza Aprilida Saputra 12 Rinatra Bangun Dirja 13 Risky Hendrawandata 14 Kevin Andian Syarif Jumlah Rata-Rata
Nilai 70 70 60 60 60 100 100 80 70 70 70 60 70 70 1010 72,14
Dari Tabel 3 terlihat bahwa siklus pertama nilai rata-rata 72,14 dengan ketuntasan belajar 71,43% siklus kedua nilai ratarata 79,29 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%. Dengan demikian metode pembelajaran yang diterpakn oleh guru terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk dapat lebih jelasnya pe-
%Ketuntasan T TT T T TT TT TT T T T T T T TT T T 10 4 71,43 28,57
Nilai 80 80 70 70 70 100 100 90 80 80 80 70 70 70 1110 79,29
%Ketuntasan T TT T T T T T T T T T T T T T T 14 0 100,00 0,00
nulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 1. PENUTUP Kesimpulan Dalam menerapkan rotating trio exchange dalam pembelajaran IPA, guru terlebih dahulu membagi kelas dalam 3 ke-
Kasimun, Penerapan Metode Rotating Trio Exchange...
lompok kecil. Setiap kelompok diberi tugas yang sama untuk memecahkan masalah. Setiap kelompok diberi nomor kode nol, 1 dan 2. Pada pergantian pertanyaan siswa diminta berpindah tempat dengan cara siswa bernomor nol tetap diam di tempat, siswa bernomor 1 bergeser ke kanan dan siswa bernomor dua bergeser ke kiri sampai pertanyaan yang diberikan oleh guru habis. Guru memberikan kesempatansiswa untuk mengamati, menganalisis, mengidentifikasi setaip permasalahan. Setelah diterapkannya metode ini terjadi peningkatan nilai rata-rata: nilai ratarata siklus I 72,14 dengan ketuntasan belajar 71,43% siklus kedua nilai rata-rata 79,29 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 100,00%.
121
Saran Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan rotating trio exchange. Memperdalam pengetahuan yang berkaitan dengan model pembelajaran rotating trio exchange. Meningkatkan kualitas kolaborasi antar anggota sehingga masukan atau input dari para kolaborator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.
Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar dan Ketuntasan Siswa
DAFTAR RUJUKAN ……….. 2012. Pedoman Pembuatan Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Depdiknas Dosen FIP UM Malang. 2012. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan Nasional. Ngalim Purwanto, MP. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pedomo Hadinoto, H, dkk. 2012. Kesulitan Belajar dan Gangguan Bicara. Semarang: Baridan Penerbit Universitas Diponegoro. Poerwadarminto, WJS. 2011. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka. Winkel. 2011. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.